ABSTRAK
MELALUI METODE VISUALISASI UNTUK PENINGKATAN GERAK DASAR LEMPAR LEMBING
PADA SISWA KELAS 5 SD NEGERI TAMAN ASRI KECAMATAN BARADATU KABUPATEN WAY KANAN
TAHUN 2011 / 2012
Oleh MARZUKI
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar lempar lembing pada siswa kelas 5 SD Negeri Taman Asri Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), dengan subjek penelitian adalah siswa kelas 5 SD Negeri Taman
Asri tahun pelajaran 2011/2012. Instrumen yang dipakai adalah penilaian kualitas gerak dasar lempar lembing dengan rentang nilai 1-3. Teknik analisis data menggunakan prosentasi ketuntasan belajar setiap siklusnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pada siklus pertama dengan penggunaan metode visualisasi berupa gambar-gambar rangkaian gerak dasar lempar lembing cara memegang lembing, membawa lembing, teknik awalan, langkah silang diperoleh ketuntasan sebanyak 7 orang siswa (46,67 %) 2) pada siklus kedua dengan penggunaan metode visualisasi berupa gambar gambar saat pelepasan lembing dan gerakan lanjutan diperoleh ketuntasan belajar siswa sebanyak 12 orang siswa (80 %) sehingga pada siklus kedua pembelajaran telah berhasil atau tuntas.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat, setiap manusia
membutuhkan pendidikan sampai kapanpun dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan menjadi terbelakang. Dengan demikian
pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang
luhur dan moral yang baik. Selain itu, pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang sangat besar artinya bagi pembangunan generasi
penerus bangsa. Dengan demikian pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi nasib kehidupan bangsa, karena berkaitan langsung dengan pembangunan kualitas sumber daya manusia.
Berkaitan dengan pendidikan tersebut, maka tujuan pendidikan dapat
disalurkan melalui pembelajaran Pendidikan Jasmani. Pendidikan Jasmani merupakan bagian dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yang
Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, guru diharapkan
mengajar berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama dan
lain-lain) serta pembiasaan hidup sehat. Pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani terdapat bermacam-macam pokok bahasan yang diajarkan di
sekolah di antaranya permainan bola besar, permainan bola kecil, atletik, senam, bela diri, aktivitas aquatik, kesehatan, aktivitas luar kelas
(outdoor). Dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Jasmani melalui
materi pembelajaran tersebut, seorang guru dapat memberikan berbagai pendekatan agar siswa termotivasi dan tertarik untuk mengikuti
pembelajaran.
Salah satu materi pembelajaran yang diajarkan ditingkat sekolah dasar
adalah lempar lembing. Materi pembelajaran lempar lembing merupakan salah satu materi pokok pembelajaran dalam atletik nomor lempar. Di
tingkat sekolah dasar, pembelajaran lempar lembing diajarkan melalui proses pengenalan keterampilan gerak dasar lempar lembing yang terdiri
dari beberapa tahap pelaksanaan gerak, yaitu tahap awalan, tahap pelaksanaan dan tahap gerak lanjutan.
Berdasarkan pengalaman penulis selama mengajar di SD Negeri Taman Asri penulis menemui beberapa kendala dalam proses pembelajaran
lempar lembing dengan baik dan benar. Hal ini diketahui dari hasil
penilaian yang dilakukan oleh penulis saat mengajar, ternyata masih banyak siswa yang belum mampu mencapai nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang telah ditentukan, yaitu 65. Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan penulis saat proses pembelajaran lempar
lembing, hanya terdapat 1 dari 15 orang siswa yang dikatakan tuntas dalam pembelajaran gerak dasar lempar lembing.
Dari hasil penilaian tersebut, penulis melakukan penelusuran mengenai kendala yang dialami siswa dalam proses pembelajaran lempar lembing di
sekolah tersebut. Berdasarkan hasil penelusuran tersebut, dapat diperoleh informasi bahwa sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan dalam melaksanakan keterampilan gerak dasar lempar lembing secara
keseluruhan, terutama pada pelepasan lembing dan gerakan lanjutan. Selain itu, siswa merasa kesulitan dalam memegang lembing karena
bentuk dan ukuran lembing yang digunakan berukuran standar sehingga tidak sesuai dengan tingkat pertumbuhan siswa.
Jika dilihat dari ketersediaan alat pembelajaran yang ada di sekolah tersebut masih sangat terbatas karena di sekolah tersebut hanya terdapat 1
buah lembing dengan ukuran standar, sehingga proses pembelajaran lempar lembing yang terjadi tidak efektif dan efisien.
lempar lembing pada siswa. Dengan menggunakan metode visualisasi
diharapkan dapat memberikan kontribusi yang cukup tinggi untuk dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar lempar lembing siswa kelas 5 SD
Negeri Taman Asri Kecamatan Baradatu tahun pelajaran 2011/2012 dan diharapkan dapat memperbaiki kualitas keterampilan gerak dasar lempar
lembing siswa tersebut sejak dini.
Bertitik tolak dari latar belakang masalah tersebut, penulis akan melakukan
penelitian yang berjudul “Melalui Metode Visualisasi Untuk Peningkatkan Kemampuan Gerak Dasar Lempar Lembing Pada Siswa Kelas 5 SD
Negeri Taman Asri Kecamatan Baradatu Kabupatan Way Kanan Tahun Pelajaran 2011/2012”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis mengidentifikasikan masalah yang ada sebagai berikut :
1. Kurangnya kemampuan siswa dalam melaksanakan rangkaian
gerak dasar lempar lembing secara keseluruhan terutama pada tahap awalan, pelepasan lembing dan gerakan lanjutan di SD Negeri Taman Asri Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan.
2. Rendahnya hasil belajar keterampilan gerak dasar lempar lembing di SD Negeri Taman Asri Kecamatan Baradatu Kabupaten Way
3. Kurang memadainya sarana dan prasarana lempar lembing di
sekolah di SD Negeri Taman Asri Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan.
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis berfokus pada Peningkatan Gerak Dasar Lempar Lembing Dengan Menggunakan Metode Visualisasi Pada Siswa
Kelas 5 SD Negeri Taman Asri Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan Tahun Ajaran 2011-2012.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah, maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
“Apakah dengan menggunakan metode visualisasi dapat meningkatkan
hasil belajar keterampilan gerak dasar lempar lembing pada siswa kelas 5 SD Negeri Taman Asri Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2011/2012”.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka penelitian
“Untuk meningkatkan gerak dasar lempar lembing dengan
menggunakan Metode Visualisasi pada siswa kelas 5 SD Negeri Taman Asri Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan”.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Bagi peneliti
Peneliti mendapatkan data secara empiris mengenai metode yang
dapat digunakan dalam pembelajaran lempar lembing. 2. Bagi guru
Guru mendapatkan bahan pemikiran dalam memilih metode dalam pembelajaran lempar lembing.
3. Bagi siswa
Meningkatkan dan memperbaiki gerak dasar lempar lembing pada siswa.
4. Sekolah
Sebagai bahan referensi bagi pembina sekolah mengenai penggunaan
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Pendidikan Jasmani
Pendidikan jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk jasmani mengandung pengertian bahwa jasmani merupakan tujuan akhir
dari proses pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan melalui aktivitas jasmani mengandung pengertian bahwa
tujuan pendidikan dapat dicapai melalui aktivitas jasmani. Tujuan pendidikan ini umumnya menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga aspek tersebut dapat dibentuk melalui aktivitas
jasmani yang berupa gerak jasmani atau olahraga.
Aktivitas jasmani harus dikelola secara sistematis, dipilih sesuai karakteristik peserta didik, tingkat kematangan, kemampuan
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik sehingga mampu meningkatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas
jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup
diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan seluruh ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif setiap siswa. Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa
untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien dan efektif. (Departemen
Pendidikan Nasional, 2004)
Pendidikan Jasmani menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan, mencoba kegiatan yang sesuai minat anak dan menggali potensi dirinya. Melalui Pendidikan Jasmani anak-anak menemukan
saluran yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya akan gerak, menyalurkan energi yang berlebihan agar tidak mengganggu
keseimbangan perilaku dan mental anak, menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna dan merangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial dan moral.
B. Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan
sebagai objek dari kegiatan pengajaran. Belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktifitas belajar. Sedangkan belajar adalah suatu perubahan yang relatif
permanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktik atau latihan. (Nana Sujana. 1991: 5)
(stimulus) dan impuls untuk berbuat (respons). Ada tiga aspek penting
dalam belajar, yaitu hukum kesiapan, hukum latihan dan hukum pengaruh.
1. Hukum kesiapan
Berarti bahwa individu akan belajar jauh lebih efektif dan cepat bila
ia telah siap atau matang untuk belajar dan seandainya ada kebutuhan yang dirasakan. Ini berarti dalam aktivitas pendidikan jasmani guru seharusnyalah dapat menentukan materi-materi yang
tepat dan mampu dilakukan oleh anak. Guru harus memberikan pemahaman mengapa manusia bergerak dan cara melakukan gerakan
secara aman, efisien dan efektif. Sehingga kegiatan belajar akan memuaskan.
2. Hukum latihan
Jika seseorang ingin memperoleh hasil yang lebih baik, maka ia harus berlatih. Sebagai hasil dari latihan yang terus-menerus akan diperoleh kekuatan, tetapi sebagai hasil tidak berlatih akan
memperoleh kelemahan. Kegiatan belajar dalam pendidikan diperoleh dengan melakukan. Melakukan berulang-ulang tidak
berarti mendapatkan kesegaran atau keterampilan yang lebih baik. Melalui pengulangan yang dilandasi dengan konsep yang jelas tentang apa yang harus dikerjakan dan dilakukan secara teratur akan
menghasilkan kemajuan dalam pencapaian tujuan yang dikehendaki. Ini berarti guru harus menerapkan latihan atau pengulangan dengan
dengan memperhatikan pula fase pertumbuhan dan perkembangan
anak.
3. Hukum pengaruh
Bahwa seseorang individu akan lebih mungkin untuk mengulangi pengalaman yang memuaskan daripada
pengalaman-pengalaman yang mengganggu. Hukum ini seperti yang berlaku pada pendidikan jasmani mengandung arti bahwa setiap usaha seharusnya diupayakan untuk menyediakan situasi-situasi agar siswa mengalami
keberhasilan serta mempunyai pengalaman yang menyenangkan dan memuaskan. Guru harus merencanakan model-model pembelajaran
yang menarik dan menyenangkan, akan lebih baik jika disesuaikan dengan fase pertumbuhan dan perkembangan anak, pada usia remaja, anak akan menyukai permainan, bermain dengan
kelompok-kelompok dan menunjukkan prestasinya sehingga mendapat pengakuan diri dari orang lain.
C. Hasil Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru,
tindakan mengajar diakhiri dengan evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya puncak proses belajar. Maka sesuai
indikator gerak dasar, mulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan
gerakan lanjutan (followthough).
Menurut Romiszowski (1981:6) dalam Lutan (1988:10) bahwa hasil belajar merupakan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tentang
bidang yang dipelajari. Hasil belajar sebagai hasil perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah yakni, ranah kognitif, afektif, dan ranah
psikomotor.
Adapun penjelasan dari ketiga ranah tersebut adalah sebagai berikut : a. Ranah kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, evaluasi. Ketiga kemampuan pertama, yaitu pengetahuan, pemahaman dan aplikasi, digolongkan sebagai tingkat kognitif rendah, selanjutnya ketiga ketiga kemampuan lainnya yaitu, analisis,
sintesis dan evaluasi disebut sebagai tingkat kognitif tinggi. b. Ranah afektif meliputi: penerimaan, perhatian, penanggapan,
penyesuaian, penghargaan dan penyatuan.
c. Ranah psikomotor meliputi: peniruan, penggunaan, ketelitian,
koordinasi, dan naturalisasi.
Gagne dan Briggs (1978) dalam Lutan (1988) mengatakan bahwa hasil belajar adalah gambaran kemampuan yang diperoleh seseorang setelah mengikuti proses belajar yang dapat diklasifikasikan ke dalam lima
kategori yaitu: keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, keterampilan motorik dan sikap. Pendidikan jasmani adalah
pengalaman tersebut akan terbentuk perubahan dalam aspek jasmani dan
rohani anak.
Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang melibatkan interaksi antara peserta didik dengan lingkungan yang dikelola melalui aktivitas
jasmani secara sistematik menuju pembentukan manusia seutuhnya. Artinya dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus
mempertimbangkan keseluruhan kepribadian anak, sehingga pengukuran proses dan produk memiliki kedudukan yang sama penting. Aktivitas jasmani diartikan sebagai kegiatan peserta didik untuk meningkatkan
keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang mencakup kognitif, afektif dan sosial, sehingga melalui kegiatan pendidikan jasmani
diharapkan anak didik dapat tumbuh dan berkembang sehat dan segar jasmaninya, serta perkembangan pribadinya secara harmonis.
Berdasarkan aspek yang ada dalam Pendidikan Jasmani itu sendiri, maka dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud hasil belajar Pendidikan
Jasmani adalah adanya peningkatan keterampilan yang menyangkut kognitif, afektif dan terutama psikomotor setelah anak melakukan
aktivitas jasmani, sehingga pada akhirnya tercapailah kebugaran jasmani yang menunjang pelaksanaan aktivitasnya.
D. Gerak
Proses belajar gerak berlangsung dalam suatu rangkaian kejadian dari
dan ingatan. Dengan demikian tugas utama peserta didik dalam proses
belajar gerak adalah menerima dan menginterprestasikan informasi tentang gerakan-gerakan yang akan dipelajari kemudian mengolah dan
menginformasikan informasi tersebut sedemikian rupa sehingga memungkinkan realisasi gerakan secara optimal dalam bentuk
keterampilan. Pengertian gerak adalah kegiatan atau proses perubahan tempat atau posisi ditinjau dari titik pandang tertentu, tanpa memikirkan gerak transkusi atau rotasi maka dengan itu dapat ditentukan jarak dan
arah dari titik pangkalnya. Jadi pengertian gerak adalah perpindahan dari satu tempat ketempat lain sesuai dengan tujuan tertentu.
E. Model pembelajaran Visualisasi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut guru agar
mampu menggunakan mediaalat bantu yang dapat disediakan oleh sekolah dan sekurang-kurangnya guru dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana akan tetapi dapat membantu
dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Dari bermacam-macam teknik mengajar, ada yang menekankan pada peranan guru yang utama dalam pelaksanaan penyajian materi, tetapi adapula yang menekankan pada media hasil teknologi modern seperti
Hamalik dalam Azhar Arsyad (2005: 15) mengemukakan bahwa
pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran
pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu efektivitas proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran saat itu.
Hamalik (1986) dalam Azhar Arsyad (2005) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar-mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa
pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi
pelajaran saat itu. Disamping membangkitkan motivasi dan minat siswa, juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data
dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.
Menurut Amir Hamzah (1988: 26) penekanan media belajar terdapat
pada visual dan audio. Klasifikasi alat-alat audio visual adalah sebagai
1. Alat-alat audio, yaitu alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi atau suara.
Contoh : tape recorder dan radio.
2. Alat-alat visual, yaitu alat-alat yang dapat diperlihatkan rupa atau bentuk,
yang kita kenal sebagai alat peraga. Alat-alat visual atau alat peraga ini terbagi atas:
a. Alat visual dua dimensi
1. Alat-alat visual dua dimensi pada bidang yang tidak
transparan. Contoh : gambar di atas kertas atau karton, gambar
yang diproyeksikan dengan OHP, lembaran balik, wayang beber, grafik, diagram, bagan, poster, gambar hasil cetak
saring dan foto.
2. Alat-alat dua dimensi pada bidang yang transparan. Contoh : slaid, filmstrip, lembaran transparan untuk OHP.
b. Alat visual tiga dimensi disebut tiga dimensi karena mempunyai ukuran panjang, lebar dan tinggi. Contoh : benda asli, model, contoh barang atau specimen, alat tiruan sederhana atau mock-uo.
Termasuk di dalamnya diorama, pameran dan bak pasir. 3. Alat-alat audio-visual, yaitu alat-alat yang dapat menghasilkan rupa
dan suara dalam satu unit. Contoh : film bersuara dan televise.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode visualisasi dengan
F. Atletik
Atletik merupakan cabang olahraga tertua, karena gerakan-gerakan
dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari sejak dahulu. Atletik meliputi nomor perlombaan jalan cepat, lari, lompat, dan lempar.
Menurut sejarah, bangsa Yunani yang pertama kali menyelenggarakan
perlombaan atletik. Hal ini dapat dilihat dari karya pujangga Yunani purba yang bernama Homerus. Atletik itu sendiri berasal dari bahasa
Yunani “ athlos”, yang artinya lomba. Pada waktu itu, cabang olahraga
atletik dikenal dengan penthatlon atau panca lombadan dechatlon atau
dasa lomba.
Pada tahun 776 SM Yunani mengadakan Olimpiade, dan juara pentathlon atau pnca lomba dinyatakan sebagai juara Olimpiade.
Olimpiade modern dilaksanakan atas prakarsa seorang Prancis yang bernama Baron Peire Loherbin pada tahun 1896 bertempat di Athena,
Yunani. Dalam Olimpiade tersebut nomor atletik merupakan tambang medali yang diperebutkan.
G. Lempar Lembing
Lempar lembing adalah salah satu nomor lempar yang ada dalam
4M
30°
Sektor lemparan30 m
Gambar 1. Lapangan lempar lembing
Penjelasan gambar a. Lintasan awal
Lintasan awal harus dibatasi dengan garis 5 cm dan lebar 4 meter, panjang lintasan minimal 30 meter
b. Lengkung lempar
Lengkung harus dibuat dari kayu atau metal yang dicat putih dengan lebar 5 cm datar dengan tanah keliling dan merupakan
busur ( Lengkungan ) dari lingkaran yang berjari-jari 8 m. Garis 1,5 m dibuat dari titik temu garis lintasan awalan dengan lengkung lemparan, menyiku keluar
c. Sektor lemparan
Dibentuk dua garis dibuat dari titik pusat lengkung lempar dengan sudut 30 derajat memotong kedua ujung lengkung
lemparan, tebal garis sektor lemparan 5 cm.
Ada tiga bagian lembing, mata lembing terbuat dari metal,
badan lembing dari kayu atau metal, dan tali pegangan lembing terletak melilit pada titik gravitasi lembing yang terletak pada
titik pusat pada gravitasi lembing.
Panjang lembing untuk putera :260 - 270 m dan berat 800 g
Panjang lembing untuk puteri : 220 – 230 m dan berat 600 g
Gambar 2. Gambar Lembing
H. Kerangka Fikir
Berdasarkan kajian pustaka yang diuraikan, dapat diketahui bahwa dengan menggunakan metode visualisasi yang di desain secara
menarik dan sederhana dapat mempermudah siswa dalam melakukan rangkaian pembelajaran gerak dasar yang diajarkan dalam setiap materi pembelajaran pendidikan jasmani. Begitu pula yang terjadi
dalam proses pembelajaran gerak dasar lempar lembing pada siswa di SD Negeri Taman Asri, dengan menggunakan metode visualisasi,
maka siswa akan merasa tertarik dalam melaksanakan proses
karena mereka tidak merasa terbebani dengan menggunakan lembing
yang memiliki karakteristik bentuk dan ukuran yang sederhana. Oleh karena itu, dengan menggunakan metode visualisasi diharapkan dapat
membantu siswa dalam proses memperbaiki mutu hasil pembelajaran siswa itu sendiri dalam melaksanakan keterampilan gerak dasar lempar
lembing dalam atletik.
I. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara yang harus diuji lagi kebenarannya melalui penelitian ilmiah. Dalam penelitian ini
peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut :
“Jika pembelajaran keterampilan gerak dasar lempar lembing diajarkan
dengan menggunakan metode dengan alat gambar-gambar di atas
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan membutuhkan data-data yang valid, agar isi dari penelitian bisa dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Untuk mendapatkan data yang valid, hasil data yang diperoleh dalam penelitian harus dianalisa dengan menggunakan metode penelitian yang logis dan rasional agar tingkat validitas data
bisa dipertanggungjawabkan. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK (Penelitian Tindakan Kelas)
adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas (Arikunto, 2007: 51).
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan berdasarkan masalah yang benar-benar nyata muncul dari dunia tanggung jawab
peneliti/pendidik yaitu dalam pembelajaran. Masalah yang diteliti harus datang dari guru itu sendiri dan kemudian dicari pemecahannya.
Menurut Purwadi dalam Basrowi (2006: 6) mengatakan bahwa PTK merupakan cara yang cukup potensial dalam hal membantu
memecahkan masalah guru dalam menjalankan profesinya sekaligus
Adapun pelaksanaan penelitian tindakan kelas menggunakan siklus
sebagai berikut:
Gambar 3. Spiral Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan dengan tahapan sebagai berikut :
a. Tahap perencanaan
Dalam tahap penelitian ini terlebih dahulu melakukan perencanaan
atau membuat program yang akan diteliti sehingga dalam pelaksanaanya teratur dan sesuai dengan program yang sudah dibuat.
b. Tahap melakukan tindakan
Tahap ini merupakan inti dari pelaksanaan penelitian secara keseluruhan , dengan melakukan implementasi dari program yang telah dibuat sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
c. Tahap pengamatan ( Observasi )
diperhatikan dalam hal ini adalah hasil-hasil pekerjaan yang
otentik.
d. Tahap refleksi
Tahap ini adalah tahapan terakhir dari siklus yang penulis
rencanakan dalam penelitian ini, dengan berisikan penjelasan tentang tingkat keberhasilan atau kegagalan yang telah terjadi setelah adanya penelitian.
B. Pelaksanaan Tindakan
Pada penelitian ini peneliti melaksanakan penelitian sampai dua siklus ( enam kali pertemuan) kemudian di antara setiap siklusnya
direncanakan kegiatan tindakan yang berbeda pada setiap siklusnya, akan tetapi setiap siklus saling berkaitan, setiap proses penelitian
merupakan tindakan lanjutan dari siklus penelitian sebelumnya.
A. Tes Awal
A. Siklus I
1. Rencana :
- Menyediakan perangkat pembelajaran, RPP, dan lembar penilaian.
- Menyiapkan sarana dan prasarana untuk proses
pembelajaran
- Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran pada
siklus pertama dengan diawali mengabsen siswa, pemanasan, peregangan.
2. Tindakan:
- Guru menjelaskan gerakan rangkaian gerak dasar lempar
lembing dengan menggunakan gambar-gambar gerakan rangkaian lempar lembing.
- Guru menjelaskan tentang tata cara melakukan gerak dasar lempar lembing dan memberikan contoh gerakan secara langsung.
- Guru sebagai peraga memberikan contoh cara memegang lembing, membawa lembing, dan awalan.
- Guru menginstruksikan pada siswa untuk melakukan gerak dasar lempar lembing seperti di gambar dan yang di
praktikan oleh guru.
- Guru memberi instruksi kepada siswa untuk melakukan gerakan tersebut secara berulang-ulang.
3. Observasi
Setelah diberikan tindakan maka peneliti melakukan
4. Refleksi
Refleksi dilakukan setelah pelaksanaan dan observasi
B. Siklus kedua
1. Rencana :
- Menyediakan perangkat pembelajaran, RPP, dan lembar
penilaian.
- Menyiapkan gambar tentang gerak dasar lempar lembing dari gerak langkah silang, saat pelepasan lembing, dan gerakan
lanjutan
- Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses
pembelajaran dan instrumen yang diperlukan dalam mengevaluasi tindakan.
- Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran pada siklus
kedua dengan diawali apersensi, pemanasan dan peregangan
2. Tindakan:
- Guru menjelaskan kepada siswa tentang rangkaian gerakan
lempar lembing dengan menggunakan media gambar yang telah disiapkan
- Guru sebagai peraga memberikan contoh tentang gerak dasar
- Membagi siswa dalam dua kelompok laki-laki dan perempuan,
kemudian diberikan tugas untuk melakukan lemparan secara bergantian.
- Guru memberi instruksi kepada siswa untuk melakukan lemparan secara berulang-ulang.
3. Observasi
Setelah melakukan tindakan peneliti melakukan tes
keterampilan gerak dasar lempar lembing kepada siswa secara
individu dengan menggunakan instrumen yang disiapkan berupa lembar penilaian gerak dasar lempar lembing. Hal ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai rangkaian gerak dasar lempar lembing yang telah diajarkan.
4. Refleksi
Dari data hasil observasi kemudian diskor, analisis, dan disimpulkan.
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa SD Negeri Taman Asri
D. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Taman Asri Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan .
2. Waktu Pelaksanaan
a. Lama waktu penenlitian yang dilakukan dalam penelitian ini satu bulan dan terdapat 2 Siklus, satu siklusnya dilaksanakan 3x pertemuan dan 1 kali tes
b. Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal 8 Mei sampai dengan 9 Juni 2012
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik tes. Teknik
ini akan peneliti uraikan sebagai berikut:
Teknik tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk
Tabel. 2. Lembar instrumen penilaian gerak dasar lempar lembing.
No
Komponen Gerak Dasar Lempar Lembing Lari akselerasi secara relax, kecepatan lari terkontrol dan berirama sejauh 15 meter langkah dan pandangan mata lurus ke depan menghadap sektor lemparan.
Posisi lengan kanan tetap stabil dan lembing
dipegang secara horizontal di atas bahu dan dibawa setinggi kepala
Lengan kanan mulai diluruskan saat langkah pertama dan kedua, lengan kiri rileks dan tetap menjaga keseimbangan, posisi badan condong ke belakang, kepala menghadap arah lemparan dan ujung mata lembing dekat dengan kepala, pandangan mata kearah sektor lemparan
2
Pelaksanaan
Setelah langkah panjang posisi badan miring menyamping ke arah sektor lemparan dan gerakan kaki langkah silang
Tangan yang membawa lembing lurus ke belakang. Lengan kanan yang memegang lembing tetap
diluruskan, lengan kiri didekatkan dengan badan dan pandangan mata kearah sektor lemparan. Kaki kiri ditempatkan di posisi garis depan secara
kokoh, lutut kanan dan pinggang didorong secara aktif ke depan, bahu ditarik ke depan dan tubuh ikut bergerak ke depan dan lembing terlepas dari tangan, pandangan mata tetap kearah sektor lemparan.
3
Gerakan lanjutan
Memutar pinggang ke depan sehingga posisi tubuh kembali menghadap ke sektor lemparan
Mengangkat kaki ke depan seiring memutarnya pinggang ke depan
F. Teknik Analisi Data
Setelah data dikumpulkan melalui tindakan setiap siklusnya, selanjutnya data dianalisis melalui perhitungan kuantitatif
menggunakan rumus sebagai berikut :
ƒ
P = X 100 % N
Keterangan :
P = Presentasi keberhasilan
F = Jumlah siswa yang melakukan gerak dengan benar
N = Jumlah sampel
Siswa yang dikatakan tuntas apabila ketuntasan belajar telah mencapai
nilai ≥ 65 atau persentase ketercapaian 65 % secara perorangan. Dalam
penelitin ini dikatakan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa, jika jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus atau setiap pergantian siklus
terjadi persentase peningkatan hasil belajar siswa.
G. Uji Hipotesis
Di dalam penelitian ini tingkatan selanjutnya adalah uji hipotesis dimana
jawaban sementara dilakukan pengujian dalam bentuk praktik di lapangan dan apabila penelitian ini dilakukan tingkat keberhasilan siswa sudah melebihi 50 % maka penelitian ini dihentikan, karena penelitian ini sudah
V. SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
bahwa :
1. Metode viualisasi berupa gambar – gambar visualisasi dapat memperbaiki gerak dasar lempar lembing pada siswa kelas 5 SD Negeri Taman Asri
Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan.
2. Metode viualisasi berupa gambar – gambar visualisasi dapat
meningkatkan gerak dasar lempar lembing pada siswa kelas 5 SD Negeri Taman Asri Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan.
B.Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah :
1. Peneliti mengetahui upaya penggunaan metode belajar yang tepat untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar lempar lembing.
2. Siswa-siswi kelas 5 SD Negeri Taman Asri Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan Tahun Ajaran 2011/2012, agar selalu berupaya
3. Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Taman Asri Kecamatan Baradatu
Kabupaten Way Kanan Tahun Ajaran 2011/2012, dapat mencoba strategi pembelajaran dengan menggunakan metode visualisasi.
4. Sekolah SD Negeri Taman Asri Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan Tahun Ajaran 2011/2012, agar memperhatikan bahwa model
KECAMATAN BARADATU KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2011 / 2012
Oleh MARZUKI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
KECAMATAN BARADATU KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2011 / 2012
Oleh MARZUKI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
DAFTAR ISI
E. Model Pembelajaran Visualisasi ... 13
V. SIMPULAN DAN SARAN ... 35
A. Simpulan ... 35
B. Saran ... 35
DAFTAR PUSTAKA ... 36
DAFTAR PUSTAKA
Abdoellah, Arma dan Manaji, Agus. 1994. Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Arikunto, Suharsimi dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. PT Aksara : Jakarta.
Azhar Arsyad. 2005. Media Pengajaran. Jakarta Raja Grafindo Persada
Basrowi. 2006. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Jenggala Pustaka Utama. Kediri
Dimyati, Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. PT. Asdi Mahasatya. Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum Pendidikan Jasmani. Jakarta. Heru Sulistianta. 2011. Atletik For All. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Lutan 1998, Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.
Lutan, Rusli dan Agung Suherman.2000. Perencanaan Pembelajaran Penjaskes. Jakarta Erlangga.
Muller, Harald. 2000. Pedoman Mengajar; Lari, Lompat, Lempar. Alih Bahasa oleh Suyono Danusayogo. Pendidikan Pelatihan dan Sistem Sertifikasi IAAF. Jakarta
Roji. 2004. Buku Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SMP. Jakarta. PT. Gelora Angkasa Pratama. Erlangga.
Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2005. Kamus besar bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Format Penilaian Gerak Dasar Lempar Lembing... 27 2. Hasil PTK Pembelajaran Gerak Dasar Lempar Lembing ... 29 3. Analisis Prosentase Tes Awal Kemampuan Gerak Dasar Lempar
Lembing... 30 4. Analisis Prosentase Tes Siklus 1 Kemampuan Gerak Dasar
Lempar Lembing Siklus -1 ... 31 5. Analisis Prosentase Tes Siklus 2 Kemampuan Gerak Dasar
MOTTO
“
Jangan melakukan sesuatu yang engkau
tidak mampu melakukannya
”
”
Pergunakanlah waktumu untuk berusaha
memperbaiki sesuatu yang kamu bisa
perbaiki
”
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Penguji : Drs. Usman Adam, M.Pd ………
Penguji Utama : Drs. Akor Sitepu, M.Pd ………..
2. Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP 19600315 198503 1 003
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : MARZUKI
NPM : 1013143006
Tempat, Tanggal Lahir : Baradatu (Way Kanan), 02 Mei 1978
Alamat : Jl. Banjar Agung Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan
dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Melalui Metode Visualisasi Untuk Peningkatan Gerak Dasar Lempar Lembing Pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Taman Asri Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan Tahun 2011 / 2012 “ adalah benar hail karya tulis berdasarkanpenelitian yang dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 2012 s/d 9 Juni 2012. Skripsi ini bukan hasil menjiplak dan atau hasil karya orang lain.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya dan apabila ternyata di kemudian hari tidak benar saya bersedia menerima sanksi akademik dan dituntut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Bandar Lampung,15 Februari 2013
Judul Skripsi : MELALUI METODE VISUALISASI UNTUK PENINGKATAN GERAK DASAR LEMPAR LEMBING PADA SISWA KELAS 5 SD NEGERI TAMAN ASRI KECAMATAN BARADATU KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2011 / 2012
Nama Mahasiswa : MARZUKI
Nomor Pokok Mahasiswa : 1013143006
Program Studi : Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Menyetujui
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Komisi Pembimbing
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Baradatu Kabupaten Way Kanan, pada tanggal 02 Mei 1978. Anak kedua dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Idris Johan dan Ibu Siti
Amrin.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sekolah dasar di SD Negeri Lembasung Blambangan Umpu selesai tahun 1991/1992, kemudian menempuh pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Paket B, lulus pada
tahun 1998/1999 dan melanjutkan Sekolah Menengah Kejuruan di SMK YP 17 Baradatu 2001/2002.
Pada tahun 2001 penulis menjadi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Diploma II Pendidikan Jasmani dan Kesehatan yang ditepuh melalui jalur Tes Reguler lulus tahun 2003. Tahun awal tahun 2004 diterima sebagai guru bantu dan 2009 diterima sebagai
SANWACANA
Assalamualaikum, wr. wb
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan dan melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW yang mulia.
Skripsi dengan judul “Melalui Metode Visualisasi Uuntuk Peningkatan Gerak Dasar Lempar Lembing Pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Taman Asri Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2011/2012” adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar S1 Penjaskes Dalam Jabatan di Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung
2. Drs. Baharudin Risyak, M.Pd selaku Ketua Jurusan lmu Pendidikan dan segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung.
3. Drs. Usman Adam, M.Pd selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, motivasi serta kepercayaan kepada penulis. 4. Drs. Akor Sitepu, M.Pd selaku Pembahas terima kasih atas saran dan
kritiknya yang telah memberikan banyak masukan dan pengarahan selama masa studi
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP UNILA yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi
penulis.
8. Teman-teman S1 Penjaskes Dalam Jabatan angkatan 2010, terima kasih atas persaudaraan yang telah terjalin sampai sekarang dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penyelesaiantugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamualaikum Wr, Wb.
Bandar Lampung, Agustus 2012 Penulis