• Tidak ada hasil yang ditemukan

MELALUI METODE VISUALISASI UNTUK PENINGKATAN GERAK DASAR LEMPAR LEMBING PADA SISWA KELAS 5 SD NEGERI TAMAN ASRI KECAMATAN BARADATU KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2011 / 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MELALUI METODE VISUALISASI UNTUK PENINGKATAN GERAK DASAR LEMPAR LEMBING PADA SISWA KELAS 5 SD NEGERI TAMAN ASRI KECAMATAN BARADATU KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2011 / 2012"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

MELALUI METODE VISUALISASI UNTUK PENINGKATAN GERAK DASAR LEMPAR LEMBING

PADA SISWA KELAS 5 SD NEGERI TAMAN ASRI KECAMATAN BARADATU KABUPATEN WAY KANAN

TAHUN 2011 / 2012

Oleh MARZUKI

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar lempar lembing pada siswa kelas 5 SD Negeri Taman Asri Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), dengan subjek penelitian adalah siswa kelas 5 SD Negeri Taman

Asri tahun pelajaran 2011/2012. Instrumen yang dipakai adalah penilaian kualitas gerak dasar lempar lembing dengan rentang nilai 1-3. Teknik analisis data menggunakan prosentasi ketuntasan belajar setiap siklusnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pada siklus pertama dengan penggunaan metode visualisasi berupa gambar-gambar rangkaian gerak dasar lempar lembing cara memegang lembing, membawa lembing, teknik awalan, langkah silang diperoleh ketuntasan sebanyak 7 orang siswa (46,67 %) 2) pada siklus kedua dengan penggunaan metode visualisasi berupa gambar gambar saat pelepasan lembing dan gerakan lanjutan diperoleh ketuntasan belajar siswa sebanyak 12 orang siswa (80 %) sehingga pada siklus kedua pembelajaran telah berhasil atau tuntas.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan

(2)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat, setiap manusia

membutuhkan pendidikan sampai kapanpun dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan menjadi terbelakang. Dengan demikian

pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang

luhur dan moral yang baik. Selain itu, pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang sangat besar artinya bagi pembangunan generasi

penerus bangsa. Dengan demikian pendidikan memegang peranan yang sangat penting bagi nasib kehidupan bangsa, karena berkaitan langsung dengan pembangunan kualitas sumber daya manusia.

Berkaitan dengan pendidikan tersebut, maka tujuan pendidikan dapat

disalurkan melalui pembelajaran Pendidikan Jasmani. Pendidikan Jasmani merupakan bagian dari sistem pendidikan secara keseluruhan, yang

(3)

Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, guru diharapkan

mengajar berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama dan

lain-lain) serta pembiasaan hidup sehat. Pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani terdapat bermacam-macam pokok bahasan yang diajarkan di

sekolah di antaranya permainan bola besar, permainan bola kecil, atletik, senam, bela diri, aktivitas aquatik, kesehatan, aktivitas luar kelas

(outdoor). Dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Jasmani melalui

materi pembelajaran tersebut, seorang guru dapat memberikan berbagai pendekatan agar siswa termotivasi dan tertarik untuk mengikuti

pembelajaran.

Salah satu materi pembelajaran yang diajarkan ditingkat sekolah dasar

adalah lempar lembing. Materi pembelajaran lempar lembing merupakan salah satu materi pokok pembelajaran dalam atletik nomor lempar. Di

tingkat sekolah dasar, pembelajaran lempar lembing diajarkan melalui proses pengenalan keterampilan gerak dasar lempar lembing yang terdiri

dari beberapa tahap pelaksanaan gerak, yaitu tahap awalan, tahap pelaksanaan dan tahap gerak lanjutan.

Berdasarkan pengalaman penulis selama mengajar di SD Negeri Taman Asri penulis menemui beberapa kendala dalam proses pembelajaran

(4)

lempar lembing dengan baik dan benar. Hal ini diketahui dari hasil

penilaian yang dilakukan oleh penulis saat mengajar, ternyata masih banyak siswa yang belum mampu mencapai nilai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yang telah ditentukan, yaitu 65. Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan penulis saat proses pembelajaran lempar

lembing, hanya terdapat 1 dari 15 orang siswa yang dikatakan tuntas dalam pembelajaran gerak dasar lempar lembing.

Dari hasil penilaian tersebut, penulis melakukan penelusuran mengenai kendala yang dialami siswa dalam proses pembelajaran lempar lembing di

sekolah tersebut. Berdasarkan hasil penelusuran tersebut, dapat diperoleh informasi bahwa sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan dalam melaksanakan keterampilan gerak dasar lempar lembing secara

keseluruhan, terutama pada pelepasan lembing dan gerakan lanjutan. Selain itu, siswa merasa kesulitan dalam memegang lembing karena

bentuk dan ukuran lembing yang digunakan berukuran standar sehingga tidak sesuai dengan tingkat pertumbuhan siswa.

Jika dilihat dari ketersediaan alat pembelajaran yang ada di sekolah tersebut masih sangat terbatas karena di sekolah tersebut hanya terdapat 1

buah lembing dengan ukuran standar, sehingga proses pembelajaran lempar lembing yang terjadi tidak efektif dan efisien.

(5)

lempar lembing pada siswa. Dengan menggunakan metode visualisasi

diharapkan dapat memberikan kontribusi yang cukup tinggi untuk dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar lempar lembing siswa kelas 5 SD

Negeri Taman Asri Kecamatan Baradatu tahun pelajaran 2011/2012 dan diharapkan dapat memperbaiki kualitas keterampilan gerak dasar lempar

lembing siswa tersebut sejak dini.

Bertitik tolak dari latar belakang masalah tersebut, penulis akan melakukan

penelitian yang berjudul “Melalui Metode Visualisasi Untuk Peningkatkan Kemampuan Gerak Dasar Lempar Lembing Pada Siswa Kelas 5 SD

Negeri Taman Asri Kecamatan Baradatu Kabupatan Way Kanan Tahun Pelajaran 2011/2012”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka penulis mengidentifikasikan masalah yang ada sebagai berikut :

1. Kurangnya kemampuan siswa dalam melaksanakan rangkaian

gerak dasar lempar lembing secara keseluruhan terutama pada tahap awalan, pelepasan lembing dan gerakan lanjutan di SD Negeri Taman Asri Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan.

2. Rendahnya hasil belajar keterampilan gerak dasar lempar lembing di SD Negeri Taman Asri Kecamatan Baradatu Kabupaten Way

(6)

3. Kurang memadainya sarana dan prasarana lempar lembing di

sekolah di SD Negeri Taman Asri Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan.

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis berfokus pada Peningkatan Gerak Dasar Lempar Lembing Dengan Menggunakan Metode Visualisasi Pada Siswa

Kelas 5 SD Negeri Taman Asri Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan Tahun Ajaran 2011-2012.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah, maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

“Apakah dengan menggunakan metode visualisasi dapat meningkatkan

hasil belajar keterampilan gerak dasar lempar lembing pada siswa kelas 5 SD Negeri Taman Asri Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2011/2012”.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka penelitian

(7)

“Untuk meningkatkan gerak dasar lempar lembing dengan

menggunakan Metode Visualisasi pada siswa kelas 5 SD Negeri Taman Asri Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan”.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Bagi peneliti

Peneliti mendapatkan data secara empiris mengenai metode yang

dapat digunakan dalam pembelajaran lempar lembing. 2. Bagi guru

Guru mendapatkan bahan pemikiran dalam memilih metode dalam pembelajaran lempar lembing.

3. Bagi siswa

Meningkatkan dan memperbaiki gerak dasar lempar lembing pada siswa.

4. Sekolah

Sebagai bahan referensi bagi pembina sekolah mengenai penggunaan

(8)

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk jasmani mengandung pengertian bahwa jasmani merupakan tujuan akhir

dari proses pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan melalui aktivitas jasmani mengandung pengertian bahwa

tujuan pendidikan dapat dicapai melalui aktivitas jasmani. Tujuan pendidikan ini umumnya menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Ketiga aspek tersebut dapat dibentuk melalui aktivitas

jasmani yang berupa gerak jasmani atau olahraga.

Aktivitas jasmani harus dikelola secara sistematis, dipilih sesuai karakteristik peserta didik, tingkat kematangan, kemampuan

pertumbuhan dan perkembangan peserta didik sehingga mampu meningkatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas

jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,

mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup

(9)

diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan

perkembangan seluruh ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif setiap siswa. Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa

untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien dan efektif. (Departemen

Pendidikan Nasional, 2004)

Pendidikan Jasmani menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan, mencoba kegiatan yang sesuai minat anak dan menggali potensi dirinya. Melalui Pendidikan Jasmani anak-anak menemukan

saluran yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya akan gerak, menyalurkan energi yang berlebihan agar tidak mengganggu

keseimbangan perilaku dan mental anak, menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna dan merangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial dan moral.

B. Belajar

Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan

sebagai objek dari kegiatan pengajaran. Belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktifitas belajar. Sedangkan belajar adalah suatu perubahan yang relatif

permanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari praktik atau latihan. (Nana Sujana. 1991: 5)

(10)

(stimulus) dan impuls untuk berbuat (respons). Ada tiga aspek penting

dalam belajar, yaitu hukum kesiapan, hukum latihan dan hukum pengaruh.

1. Hukum kesiapan

Berarti bahwa individu akan belajar jauh lebih efektif dan cepat bila

ia telah siap atau matang untuk belajar dan seandainya ada kebutuhan yang dirasakan. Ini berarti dalam aktivitas pendidikan jasmani guru seharusnyalah dapat menentukan materi-materi yang

tepat dan mampu dilakukan oleh anak. Guru harus memberikan pemahaman mengapa manusia bergerak dan cara melakukan gerakan

secara aman, efisien dan efektif. Sehingga kegiatan belajar akan memuaskan.

2. Hukum latihan

Jika seseorang ingin memperoleh hasil yang lebih baik, maka ia harus berlatih. Sebagai hasil dari latihan yang terus-menerus akan diperoleh kekuatan, tetapi sebagai hasil tidak berlatih akan

memperoleh kelemahan. Kegiatan belajar dalam pendidikan diperoleh dengan melakukan. Melakukan berulang-ulang tidak

berarti mendapatkan kesegaran atau keterampilan yang lebih baik. Melalui pengulangan yang dilandasi dengan konsep yang jelas tentang apa yang harus dikerjakan dan dilakukan secara teratur akan

menghasilkan kemajuan dalam pencapaian tujuan yang dikehendaki. Ini berarti guru harus menerapkan latihan atau pengulangan dengan

(11)

dengan memperhatikan pula fase pertumbuhan dan perkembangan

anak.

3. Hukum pengaruh

Bahwa seseorang individu akan lebih mungkin untuk mengulangi pengalaman yang memuaskan daripada

pengalaman-pengalaman yang mengganggu. Hukum ini seperti yang berlaku pada pendidikan jasmani mengandung arti bahwa setiap usaha seharusnya diupayakan untuk menyediakan situasi-situasi agar siswa mengalami

keberhasilan serta mempunyai pengalaman yang menyenangkan dan memuaskan. Guru harus merencanakan model-model pembelajaran

yang menarik dan menyenangkan, akan lebih baik jika disesuaikan dengan fase pertumbuhan dan perkembangan anak, pada usia remaja, anak akan menyukai permainan, bermain dengan

kelompok-kelompok dan menunjukkan prestasinya sehingga mendapat pengakuan diri dari orang lain.

C. Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru,

tindakan mengajar diakhiri dengan evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya puncak proses belajar. Maka sesuai

(12)

indikator gerak dasar, mulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan

gerakan lanjutan (followthough).

Menurut Romiszowski (1981:6) dalam Lutan (1988:10) bahwa hasil belajar merupakan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tentang

bidang yang dipelajari. Hasil belajar sebagai hasil perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah yakni, ranah kognitif, afektif, dan ranah

psikomotor.

Adapun penjelasan dari ketiga ranah tersebut adalah sebagai berikut : a. Ranah kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,

sintesis, evaluasi. Ketiga kemampuan pertama, yaitu pengetahuan, pemahaman dan aplikasi, digolongkan sebagai tingkat kognitif rendah, selanjutnya ketiga ketiga kemampuan lainnya yaitu, analisis,

sintesis dan evaluasi disebut sebagai tingkat kognitif tinggi. b. Ranah afektif meliputi: penerimaan, perhatian, penanggapan,

penyesuaian, penghargaan dan penyatuan.

c. Ranah psikomotor meliputi: peniruan, penggunaan, ketelitian,

koordinasi, dan naturalisasi.

Gagne dan Briggs (1978) dalam Lutan (1988) mengatakan bahwa hasil belajar adalah gambaran kemampuan yang diperoleh seseorang setelah mengikuti proses belajar yang dapat diklasifikasikan ke dalam lima

kategori yaitu: keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, keterampilan motorik dan sikap. Pendidikan jasmani adalah

(13)

pengalaman tersebut akan terbentuk perubahan dalam aspek jasmani dan

rohani anak.

Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang melibatkan interaksi antara peserta didik dengan lingkungan yang dikelola melalui aktivitas

jasmani secara sistematik menuju pembentukan manusia seutuhnya. Artinya dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus

mempertimbangkan keseluruhan kepribadian anak, sehingga pengukuran proses dan produk memiliki kedudukan yang sama penting. Aktivitas jasmani diartikan sebagai kegiatan peserta didik untuk meningkatkan

keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang mencakup kognitif, afektif dan sosial, sehingga melalui kegiatan pendidikan jasmani

diharapkan anak didik dapat tumbuh dan berkembang sehat dan segar jasmaninya, serta perkembangan pribadinya secara harmonis.

Berdasarkan aspek yang ada dalam Pendidikan Jasmani itu sendiri, maka dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud hasil belajar Pendidikan

Jasmani adalah adanya peningkatan keterampilan yang menyangkut kognitif, afektif dan terutama psikomotor setelah anak melakukan

aktivitas jasmani, sehingga pada akhirnya tercapailah kebugaran jasmani yang menunjang pelaksanaan aktivitasnya.

D. Gerak

Proses belajar gerak berlangsung dalam suatu rangkaian kejadian dari

(14)

dan ingatan. Dengan demikian tugas utama peserta didik dalam proses

belajar gerak adalah menerima dan menginterprestasikan informasi tentang gerakan-gerakan yang akan dipelajari kemudian mengolah dan

menginformasikan informasi tersebut sedemikian rupa sehingga memungkinkan realisasi gerakan secara optimal dalam bentuk

keterampilan. Pengertian gerak adalah kegiatan atau proses perubahan tempat atau posisi ditinjau dari titik pandang tertentu, tanpa memikirkan gerak transkusi atau rotasi maka dengan itu dapat ditentukan jarak dan

arah dari titik pangkalnya. Jadi pengertian gerak adalah perpindahan dari satu tempat ketempat lain sesuai dengan tujuan tertentu.

E. Model pembelajaran Visualisasi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut guru agar

mampu menggunakan mediaalat bantu yang dapat disediakan oleh sekolah dan sekurang-kurangnya guru dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana akan tetapi dapat membantu

dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Dari bermacam-macam teknik mengajar, ada yang menekankan pada peranan guru yang utama dalam pelaksanaan penyajian materi, tetapi adapula yang menekankan pada media hasil teknologi modern seperti

(15)

Hamalik dalam Azhar Arsyad (2005: 15) mengemukakan bahwa

pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan

motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran

pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu efektivitas proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran saat itu.

Hamalik (1986) dalam Azhar Arsyad (2005) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar-mengajar dapat

membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa

pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi

pelajaran saat itu. Disamping membangkitkan motivasi dan minat siswa, juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data

dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.

Menurut Amir Hamzah (1988: 26) penekanan media belajar terdapat

pada visual dan audio. Klasifikasi alat-alat audio visual adalah sebagai

(16)

1. Alat-alat audio, yaitu alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi atau suara.

Contoh : tape recorder dan radio.

2. Alat-alat visual, yaitu alat-alat yang dapat diperlihatkan rupa atau bentuk,

yang kita kenal sebagai alat peraga. Alat-alat visual atau alat peraga ini terbagi atas:

a. Alat visual dua dimensi

1. Alat-alat visual dua dimensi pada bidang yang tidak

transparan. Contoh : gambar di atas kertas atau karton, gambar

yang diproyeksikan dengan OHP, lembaran balik, wayang beber, grafik, diagram, bagan, poster, gambar hasil cetak

saring dan foto.

2. Alat-alat dua dimensi pada bidang yang transparan. Contoh : slaid, filmstrip, lembaran transparan untuk OHP.

b. Alat visual tiga dimensi disebut tiga dimensi karena mempunyai ukuran panjang, lebar dan tinggi. Contoh : benda asli, model, contoh barang atau specimen, alat tiruan sederhana atau mock-uo.

Termasuk di dalamnya diorama, pameran dan bak pasir. 3. Alat-alat audio-visual, yaitu alat-alat yang dapat menghasilkan rupa

dan suara dalam satu unit. Contoh : film bersuara dan televise.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode visualisasi dengan

(17)

F. Atletik

Atletik merupakan cabang olahraga tertua, karena gerakan-gerakan

dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari sejak dahulu. Atletik meliputi nomor perlombaan jalan cepat, lari, lompat, dan lempar.

Menurut sejarah, bangsa Yunani yang pertama kali menyelenggarakan

perlombaan atletik. Hal ini dapat dilihat dari karya pujangga Yunani purba yang bernama Homerus. Atletik itu sendiri berasal dari bahasa

Yunani “ athlos”, yang artinya lomba. Pada waktu itu, cabang olahraga

atletik dikenal dengan penthatlon atau panca lombadan dechatlon atau

dasa lomba.

Pada tahun 776 SM Yunani mengadakan Olimpiade, dan juara pentathlon atau pnca lomba dinyatakan sebagai juara Olimpiade.

Olimpiade modern dilaksanakan atas prakarsa seorang Prancis yang bernama Baron Peire Loherbin pada tahun 1896 bertempat di Athena,

Yunani. Dalam Olimpiade tersebut nomor atletik merupakan tambang medali yang diperebutkan.

G. Lempar Lembing

Lempar lembing adalah salah satu nomor lempar yang ada dalam

(18)

4M

30°

Sektor lemparan

30 m

Gambar 1. Lapangan lempar lembing

Penjelasan gambar a. Lintasan awal

Lintasan awal harus dibatasi dengan garis 5 cm dan lebar 4 meter, panjang lintasan minimal 30 meter

b. Lengkung lempar

Lengkung harus dibuat dari kayu atau metal yang dicat putih dengan lebar 5 cm datar dengan tanah keliling dan merupakan

busur ( Lengkungan ) dari lingkaran yang berjari-jari 8 m. Garis 1,5 m dibuat dari titik temu garis lintasan awalan dengan lengkung lemparan, menyiku keluar

c. Sektor lemparan

Dibentuk dua garis dibuat dari titik pusat lengkung lempar dengan sudut 30 derajat memotong kedua ujung lengkung

lemparan, tebal garis sektor lemparan 5 cm.

(19)

Ada tiga bagian lembing, mata lembing terbuat dari metal,

badan lembing dari kayu atau metal, dan tali pegangan lembing terletak melilit pada titik gravitasi lembing yang terletak pada

titik pusat pada gravitasi lembing.

Panjang lembing untuk putera :260 - 270 m dan berat 800 g

Panjang lembing untuk puteri : 220 – 230 m dan berat 600 g

Gambar 2. Gambar Lembing

H. Kerangka Fikir

Berdasarkan kajian pustaka yang diuraikan, dapat diketahui bahwa dengan menggunakan metode visualisasi yang di desain secara

menarik dan sederhana dapat mempermudah siswa dalam melakukan rangkaian pembelajaran gerak dasar yang diajarkan dalam setiap materi pembelajaran pendidikan jasmani. Begitu pula yang terjadi

dalam proses pembelajaran gerak dasar lempar lembing pada siswa di SD Negeri Taman Asri, dengan menggunakan metode visualisasi,

maka siswa akan merasa tertarik dalam melaksanakan proses

(20)

karena mereka tidak merasa terbebani dengan menggunakan lembing

yang memiliki karakteristik bentuk dan ukuran yang sederhana. Oleh karena itu, dengan menggunakan metode visualisasi diharapkan dapat

membantu siswa dalam proses memperbaiki mutu hasil pembelajaran siswa itu sendiri dalam melaksanakan keterampilan gerak dasar lempar

lembing dalam atletik.

I. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara yang harus diuji lagi kebenarannya melalui penelitian ilmiah. Dalam penelitian ini

peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut :

“Jika pembelajaran keterampilan gerak dasar lempar lembing diajarkan

dengan menggunakan metode dengan alat gambar-gambar di atas

(21)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan membutuhkan data-data yang valid, agar isi dari penelitian bisa dipertanggungjawabkan

kebenarannya. Untuk mendapatkan data yang valid, hasil data yang diperoleh dalam penelitian harus dianalisa dengan menggunakan metode penelitian yang logis dan rasional agar tingkat validitas data

bisa dipertanggungjawabkan. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas (Arikunto, 2007: 51).

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan berdasarkan masalah yang benar-benar nyata muncul dari dunia tanggung jawab

peneliti/pendidik yaitu dalam pembelajaran. Masalah yang diteliti harus datang dari guru itu sendiri dan kemudian dicari pemecahannya.

Menurut Purwadi dalam Basrowi (2006: 6) mengatakan bahwa PTK merupakan cara yang cukup potensial dalam hal membantu

memecahkan masalah guru dalam menjalankan profesinya sekaligus

(22)

Adapun pelaksanaan penelitian tindakan kelas menggunakan siklus

sebagai berikut:

Gambar 3. Spiral Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan dengan tahapan sebagai berikut :

a. Tahap perencanaan

Dalam tahap penelitian ini terlebih dahulu melakukan perencanaan

atau membuat program yang akan diteliti sehingga dalam pelaksanaanya teratur dan sesuai dengan program yang sudah dibuat.

b. Tahap melakukan tindakan

Tahap ini merupakan inti dari pelaksanaan penelitian secara keseluruhan , dengan melakukan implementasi dari program yang telah dibuat sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.

c. Tahap pengamatan ( Observasi )

(23)

diperhatikan dalam hal ini adalah hasil-hasil pekerjaan yang

otentik.

d. Tahap refleksi

Tahap ini adalah tahapan terakhir dari siklus yang penulis

rencanakan dalam penelitian ini, dengan berisikan penjelasan tentang tingkat keberhasilan atau kegagalan yang telah terjadi setelah adanya penelitian.

B. Pelaksanaan Tindakan

Pada penelitian ini peneliti melaksanakan penelitian sampai dua siklus ( enam kali pertemuan) kemudian di antara setiap siklusnya

direncanakan kegiatan tindakan yang berbeda pada setiap siklusnya, akan tetapi setiap siklus saling berkaitan, setiap proses penelitian

merupakan tindakan lanjutan dari siklus penelitian sebelumnya.

A. Tes Awal

A. Siklus I

1. Rencana :

- Menyediakan perangkat pembelajaran, RPP, dan lembar penilaian.

(24)

- Menyiapkan sarana dan prasarana untuk proses

pembelajaran

- Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran pada

siklus pertama dengan diawali mengabsen siswa, pemanasan, peregangan.

2. Tindakan:

- Guru menjelaskan gerakan rangkaian gerak dasar lempar

lembing dengan menggunakan gambar-gambar gerakan rangkaian lempar lembing.

- Guru menjelaskan tentang tata cara melakukan gerak dasar lempar lembing dan memberikan contoh gerakan secara langsung.

- Guru sebagai peraga memberikan contoh cara memegang lembing, membawa lembing, dan awalan.

- Guru menginstruksikan pada siswa untuk melakukan gerak dasar lempar lembing seperti di gambar dan yang di

praktikan oleh guru.

- Guru memberi instruksi kepada siswa untuk melakukan gerakan tersebut secara berulang-ulang.

3. Observasi

Setelah diberikan tindakan maka peneliti melakukan

(25)

4. Refleksi

Refleksi dilakukan setelah pelaksanaan dan observasi

B. Siklus kedua

1. Rencana :

- Menyediakan perangkat pembelajaran, RPP, dan lembar

penilaian.

- Menyiapkan gambar tentang gerak dasar lempar lembing dari gerak langkah silang, saat pelepasan lembing, dan gerakan

lanjutan

- Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses

pembelajaran dan instrumen yang diperlukan dalam mengevaluasi tindakan.

- Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran pada siklus

kedua dengan diawali apersensi, pemanasan dan peregangan

2. Tindakan:

- Guru menjelaskan kepada siswa tentang rangkaian gerakan

lempar lembing dengan menggunakan media gambar yang telah disiapkan

- Guru sebagai peraga memberikan contoh tentang gerak dasar

(26)

- Membagi siswa dalam dua kelompok laki-laki dan perempuan,

kemudian diberikan tugas untuk melakukan lemparan secara bergantian.

- Guru memberi instruksi kepada siswa untuk melakukan lemparan secara berulang-ulang.

3. Observasi

Setelah melakukan tindakan peneliti melakukan tes

keterampilan gerak dasar lempar lembing kepada siswa secara

individu dengan menggunakan instrumen yang disiapkan berupa lembar penilaian gerak dasar lempar lembing. Hal ini dilakukan

dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai rangkaian gerak dasar lempar lembing yang telah diajarkan.

4. Refleksi

Dari data hasil observasi kemudian diskor, analisis, dan disimpulkan.

C. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa SD Negeri Taman Asri

(27)

D. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Taman Asri Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan .

2. Waktu Pelaksanaan

a. Lama waktu penenlitian yang dilakukan dalam penelitian ini satu bulan dan terdapat 2 Siklus, satu siklusnya dilaksanakan 3x pertemuan dan 1 kali tes

b. Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal 8 Mei sampai dengan 9 Juni 2012

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik tes. Teknik

ini akan peneliti uraikan sebagai berikut:

Teknik tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk

(28)

Tabel. 2. Lembar instrumen penilaian gerak dasar lempar lembing.

No

Komponen Gerak Dasar Lempar Lembing

 Lari akselerasi secara relax, kecepatan lari terkontrol dan berirama sejauh 15 meter langkah dan pandangan mata lurus ke depan menghadap sektor lemparan.

 Posisi lengan kanan tetap stabil dan lembing

dipegang secara horizontal di atas bahu dan dibawa setinggi kepala

 Lengan kanan mulai diluruskan saat langkah pertama dan kedua, lengan kiri rileks dan tetap menjaga keseimbangan, posisi badan condong ke belakang, kepala menghadap arah lemparan dan ujung mata lembing dekat dengan kepala, pandangan mata kearah sektor lemparan

2

Pelaksanaan

 Setelah langkah panjang posisi badan miring menyamping ke arah sektor lemparan dan gerakan kaki langkah silang

 Tangan yang membawa lembing lurus ke belakang.  Lengan kanan yang memegang lembing tetap

diluruskan, lengan kiri didekatkan dengan badan dan pandangan mata kearah sektor lemparan.  Kaki kiri ditempatkan di posisi garis depan secara

kokoh, lutut kanan dan pinggang didorong secara aktif ke depan, bahu ditarik ke depan dan tubuh ikut bergerak ke depan dan lembing terlepas dari tangan, pandangan mata tetap kearah sektor lemparan.

3

Gerakan lanjutan

 Memutar pinggang ke depan sehingga posisi tubuh kembali menghadap ke sektor lemparan

 Mengangkat kaki ke depan seiring memutarnya pinggang ke depan

(29)

F. Teknik Analisi Data

Setelah data dikumpulkan melalui tindakan setiap siklusnya, selanjutnya data dianalisis melalui perhitungan kuantitatif

menggunakan rumus sebagai berikut :

ƒ

P = X 100 % N

Keterangan :

P = Presentasi keberhasilan

F = Jumlah siswa yang melakukan gerak dengan benar

N = Jumlah sampel

Siswa yang dikatakan tuntas apabila ketuntasan belajar telah mencapai

nilai ≥ 65 atau persentase ketercapaian 65 % secara perorangan. Dalam

penelitin ini dikatakan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa, jika jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus atau setiap pergantian siklus

terjadi persentase peningkatan hasil belajar siswa.

G. Uji Hipotesis

Di dalam penelitian ini tingkatan selanjutnya adalah uji hipotesis dimana

jawaban sementara dilakukan pengujian dalam bentuk praktik di lapangan dan apabila penelitian ini dilakukan tingkat keberhasilan siswa sudah melebihi 50 % maka penelitian ini dihentikan, karena penelitian ini sudah

(30)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan

bahwa :

1. Metode viualisasi berupa gambar – gambar visualisasi dapat memperbaiki gerak dasar lempar lembing pada siswa kelas 5 SD Negeri Taman Asri

Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan.

2. Metode viualisasi berupa gambar – gambar visualisasi dapat

meningkatkan gerak dasar lempar lembing pada siswa kelas 5 SD Negeri Taman Asri Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan.

B.Saran

Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah :

1. Peneliti mengetahui upaya penggunaan metode belajar yang tepat untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar lempar lembing.

2. Siswa-siswi kelas 5 SD Negeri Taman Asri Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan Tahun Ajaran 2011/2012, agar selalu berupaya

(31)

3. Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Taman Asri Kecamatan Baradatu

Kabupaten Way Kanan Tahun Ajaran 2011/2012, dapat mencoba strategi pembelajaran dengan menggunakan metode visualisasi.

4. Sekolah SD Negeri Taman Asri Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan Tahun Ajaran 2011/2012, agar memperhatikan bahwa model

(32)

KECAMATAN BARADATU KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2011 / 2012

Oleh MARZUKI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(33)

KECAMATAN BARADATU KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2011 / 2012

Oleh MARZUKI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

(34)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(35)

DAFTAR ISI

E. Model Pembelajaran Visualisasi ... 13

(36)

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 35

A. Simpulan ... 35

B. Saran ... 35

DAFTAR PUSTAKA ... 36

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Abdoellah, Arma dan Manaji, Agus. 1994. Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. PT Aksara : Jakarta.

Azhar Arsyad. 2005. Media Pengajaran. Jakarta Raja Grafindo Persada

Basrowi. 2006. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Jenggala Pustaka Utama. Kediri

Dimyati, Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. PT. Asdi Mahasatya. Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum Pendidikan Jasmani. Jakarta. Heru Sulistianta. 2011. Atletik For All. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Lutan 1998, Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.

Lutan, Rusli dan Agung Suherman.2000. Perencanaan Pembelajaran Penjaskes. Jakarta Erlangga.

Muller, Harald. 2000. Pedoman Mengajar; Lari, Lompat, Lempar. Alih Bahasa oleh Suyono Danusayogo. Pendidikan Pelatihan dan Sistem Sertifikasi IAAF. Jakarta

Roji. 2004. Buku Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SMP. Jakarta. PT. Gelora Angkasa Pratama. Erlangga.

(38)

Tim Penyusun Kamus Bahasa Pusat. 2005. Kamus besar bahasa Indonesia. Penerbit Balai Pustaka. Jakarta.

(39)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Format Penilaian Gerak Dasar Lempar Lembing... 27 2. Hasil PTK Pembelajaran Gerak Dasar Lempar Lembing ... 29 3. Analisis Prosentase Tes Awal Kemampuan Gerak Dasar Lempar

Lembing... 30 4. Analisis Prosentase Tes Siklus 1 Kemampuan Gerak Dasar

Lempar Lembing Siklus -1 ... 31 5. Analisis Prosentase Tes Siklus 2 Kemampuan Gerak Dasar

(40)

MOTTO

Jangan melakukan sesuatu yang engkau

tidak mampu melakukannya

Pergunakanlah waktumu untuk berusaha

memperbaiki sesuatu yang kamu bisa

perbaiki

(41)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Penguji : Drs. Usman Adam, M.Pd ………

Penguji Utama : Drs. Akor Sitepu, M.Pd ………..

2. Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP 19600315 198503 1 003

(42)

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : MARZUKI

NPM : 1013143006

Tempat, Tanggal Lahir : Baradatu (Way Kanan), 02 Mei 1978

Alamat : Jl. Banjar Agung Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan

dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Melalui Metode Visualisasi Untuk Peningkatan Gerak Dasar Lempar Lembing Pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Taman Asri Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan Tahun 2011 / 2012 “ adalah benar hail karya tulis berdasarkanpenelitian yang dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 2012 s/d 9 Juni 2012. Skripsi ini bukan hasil menjiplak dan atau hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya dan apabila ternyata di kemudian hari tidak benar saya bersedia menerima sanksi akademik dan dituntut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Bandar Lampung,15 Februari 2013

(43)

Judul Skripsi : MELALUI METODE VISUALISASI UNTUK PENINGKATAN GERAK DASAR LEMPAR LEMBING PADA SISWA KELAS 5 SD NEGERI TAMAN ASRI KECAMATAN BARADATU KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2011 / 2012

Nama Mahasiswa : MARZUKI

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013143006

Program Studi : Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Menyetujui

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Komisi Pembimbing

(44)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Baradatu Kabupaten Way Kanan, pada tanggal 02 Mei 1978. Anak kedua dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Idris Johan dan Ibu Siti

Amrin.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sekolah dasar di SD Negeri Lembasung Blambangan Umpu selesai tahun 1991/1992, kemudian menempuh pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Paket B, lulus pada

tahun 1998/1999 dan melanjutkan Sekolah Menengah Kejuruan di SMK YP 17 Baradatu 2001/2002.

Pada tahun 2001 penulis menjadi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Diploma II Pendidikan Jasmani dan Kesehatan yang ditepuh melalui jalur Tes Reguler lulus tahun 2003. Tahun awal tahun 2004 diterima sebagai guru bantu dan 2009 diterima sebagai

(45)

SANWACANA

Assalamualaikum, wr. wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan dan melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judul “Melalui Metode Visualisasi Uuntuk Peningkatan Gerak Dasar Lempar Lembing Pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Taman Asri Kecamatan Baradatu Kabupaten Way Kanan Tahun Pelajaran 2011/2012” adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar S1 Penjaskes Dalam Jabatan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung

2. Drs. Baharudin Risyak, M.Pd selaku Ketua Jurusan lmu Pendidikan dan segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung.

3. Drs. Usman Adam, M.Pd selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, motivasi serta kepercayaan kepada penulis. 4. Drs. Akor Sitepu, M.Pd selaku Pembahas terima kasih atas saran dan

kritiknya yang telah memberikan banyak masukan dan pengarahan selama masa studi

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP UNILA yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi

(46)

penulis.

8. Teman-teman S1 Penjaskes Dalam Jabatan angkatan 2010, terima kasih atas persaudaraan yang telah terjalin sampai sekarang dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu penyelesaiantugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamualaikum Wr, Wb.

Bandar Lampung, Agustus 2012 Penulis

Gambar

Gambar 1. Lapangan lempar lembing
Gambar 2. Gambar Lembing
Gambar 3. Spiral Penelitian Tindakan Kelas
Tabel.  2. Lembar instrumen penilaian gerak dasar lempar lembing.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui nilai konstanta waktu penyimpanan ( k ) dan nilai faktor berat relatif/penimbang ( x ), sehingga kita dapat menghitung

a. Budidaya jamur tiram dapat memanfaatkan limbah organik yang banyak melimpah ditengah masyarakat dengan harga relatif murah dan mudah didapat.. Budidaya jamur

untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Ahli Madya (Amd) dan menyelesaikan Program Studi DIII Teknik Mesin Produksi Universitas Sebelas Maret Surakarta..

Bahan bakar biodiesel yang digunakan dalam penelitian ini adalah campuran minyak biji canola dengan solar yang menggunakan mesin diesel satu silinder TD-115 dan

Tujuan dari penelitian skripsi ini ada 2 yaitu tujuan umum untuk mengetahui adakah perbedaan perkembangan motorik halus antara anak yang sekolah di TK full day dengan anak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelesaian perkara pidana terhadap anak melalui diversi telah dilakukan pada tingkat penyidikan, sebagian besar berhasil dan ada

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN.. ABSTRAK

Permasalahan yang timbul yaitu banyak sekali perkawinan yang batal karena dinikahkan oleh seorang wali muhakkam karena tidak adanya wali nasab dan agar perkawinan