• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAMRENCANA KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROGRAMRENCANA KERJA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

KURIKULUM SMPN 3 SAKETI

(DOKUMEN 1)

Disusun oleh :

Tim Pengembangan Kurikulum SMPN 3 SAKETI

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG

DINAS PENDIDIKAN

(2)

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG

DINAS PENDIDIKAN

SMP NEGERI 3 SAKETI

Jl.Desa Sodong-Kadubera Km.3,5 Desa Langensari Kec. Saketi, 42273

LEMBARAN PENGESAHAN

KURIKULUM SMPN 3 SAKETI 2013/2014

Saketi, Juli 2013 Mengetahui Kepala Sekolah Ketua Komite

ENDI EFENDI AINA MULYANA, M.PD

NIP. 197102222000031003

Mengetahui, Mengetahui,

Kepala Dinas Pendidikan Pengawas

Pembina

Kabupaten Pandeglang

ABDUL AZIS, SH

_________________________

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemberlakuan Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan pendidikan yang sebelumnya bersifat sentralistik berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi pengelolaan pendidikan dengan dilakukannya penyempurnaan kurikulum ini mengacu pada Undang – undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu pasal 3 tentang fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional dan pasal 35 ayat 1 tentang standar nasional pendidikan berkenaan dengan standar isi, proses, dan kompetensi lulusan.

Desentralisasi pengelolaan pendidikan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan disesuaikan dengan kondisi daerah, sehingga perlu segera dilaksanakan, mengingat mutu pendidikan kita di segala jenjang dan satuan pendidikan terus merosot. Dari berbagai analisis diyakini bahwa salah satu faktor penyebab masalah tersebut adalah terpusatnya pengambilan keputusan dalam bidang pendidikan sehingga sering terjadi kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi daerah atau sekolah setempat.

Bentuk kebijakan dari desentralisasi pengelolaan pendidikan adalah lahirnya manajemen berbasis sekolah (MBS) di mana warga sekolah diberi kewenangan lebih besar dalam pengambilan keputusan mengenai pengelolaan pendidikan, seperti dalam pengelolaan kurikulum, baik dalam arti penjabaran lebih lanjut “Kurikulum Nasional” maupun pelaksanaannya di sekolah.

(4)

sekolah disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi daerah. Dengan demikian, daerah atau sekolah memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan menentukan hal-hal yang akan diajarkan, pengelolaan pengalaman belajar, cara mengajar, dan menilai keberhasilan suatu proses pembelajaran.

Menghadapi globalisasi dan modernisasi yang sedang bergulir dewasa ini pengelolaan pendidikan senantiasa harus tanggap dan mampu menyusun strategi demi terwujudnya pendidikan yang bermakna, efisien, relevan, dan bermanfaat, serta berdaya saing tinggi. Untuk menyikapi hal tersebut, satuan pendidikan di SMP Negeri 3 Saketi berupaya menyusun strategi yang dapat menghasilkan out put pendidikan yang berkualitas yang dilandasi Keimanan dan Ketakwaan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Strategi pengelolaan pendidikan ini akan berjalan dengan baik apabila mempertimbangkan kondisi yang mempengaruhinya yaitu faktor sosial, ekonomi, keadaan geografis, keamanan, perkembangan Iptek, dan lain-lain. Berikut ini berbagai gambaran hasil analisis faktor kondisi tersebut.

SMP Negeri 3 Saketi berada di Kabupaten Pandeglang Propinsi Banten. Letak sekolah berada di lingkungan pemukiman warga masyarakat dan berbatasan dengan perkebunan kelapa Sawit PTPN IX Bojong Datar, dan merupakan salah satu sekolah yang dikembangkan dari sekolah Satu Atap (Satap) SD-SMP Langensari 2 dan mengalami perubahan pada pada tahu 2007 menjadi SMP Negeri 3 Saketi melalui SK Bupati Pandeglang Nomor 02 Tahun 2007 tanggal 08-02-2007.

(5)

desa-desa lain mulai bertambah. Hai ini juga sebagai gambaran perkembangan kesadaran penduduk akan pentingnya pendidikan semakin tinggi.

Warga masyarakat yang bersekolah di SMP Negeri 3 Saketi memiliki pandangan bahwa SMP Negeri 3 Saketi memiliki pelayanan yang memadai dari berbagai bidang dan didukung lingkungan yang kondusif untuk kegiatan belajar siswa. Sehingga, harapan yang diinginkan warga adalah keluaran (out put) siswa yang bermutu. Dari berbagai tinjauan aspek-aspek yang telah ada, optimalisasi potensi yang dimiliki oleh SMP Negeri 3 Saketi diberdayakan agar harapan warga masyarakat dan siswa dapat terwujud.

Kondisi ekonomi masyarakat sebagian besar termasuk kategori ekonomi lemah, dengan profesi sebagaian besar sebagai petani sehingga partisipasi masyarakat dalam membantu sekolah masih jauh dari harapan bahkan ada yang sama sekali tidak mampu memberikan sumbangan. Mata pencaharian masyarakat antara lain berprofesi sebagai pedagang, petani, buruh, PNS, dan wiraswasta.

Kondisi nyata di SMP Negeri 3 Saketi masih belum sepenuhnya memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM). SPM yang belum terpenuhi terkait dengan ketersediaan akses pendidikan, peningkatan pelayanan mutu pendidikan, dan peningkatan mutu implementasi MBS. Selain itu belum terpenuhinya kualifikasi tenaga kependidikan yang memadai. Ketersediaan akses pendidikan berkaitan dengan kecukupan sarana dan prasarana pendidikan untuk peningkatan mutu layanan bagi siswa. Dalam bidang sarana pendidikan, peralatan pendidikan yang dimiliki oleh SMP Negeri 3 Saketi belum memenuhi SPM misalnya; sarana peribadatan, peralatan untuk kegiatan olah raga, peralatan laboratorium IPA, Perpustakaan, alat peraga IPS, Kesenian, Matematika dan lain sebagainya.

(6)

Laboratorium Bahasa, Laboratorium Komputer, Ruang Keterampilan, dll. Juga masih diperlukan penambahan ruang kelas baru disamping untuk mempersiapkan kebutuhan program moving kelas juga untuk memenuhi kekurangan yang sementara ini tersedia 6 ruang kelas yang dibutuhkan.

Peningkatan mutu pendidikan terkait dengan upaya untuk meningkatkan mutu proses belajar dan hasil belajar siswa. Dalam bidang mutu proses, sekolah masih perlu mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), mengembangkan strategi pembelajaran, pengembangan berbagai teknik penilaian, peningkatan profesionalisme guru,dan pengembangan alat penilaian.

Dalam peningkatan mutu implementasi MBS SMP Negeri 3 Saketi masih perlu meningkatakan kerjasama dengan berbagai instansi terkait, orang tua siswa, masyarakat, dan komite sekolah. Juga berupaya melaksanakan pedoman pengelolaan sekolah dengan tertib, dan melaksanakan pengawasan baik internal mapun eksternal. Dalam hal pengadaan dana, sekolah masih memerlukan dana yang cukup besar yang terkait dengan keperluan investasi pendidikan dan dana operasional sekolah baik yang bersumber dari APBN, APBD, dan Masyarakat terutama Orang Tua Siswa.

Pada masa yang akan datang, kondisi pendidikan di SMP Negeri 3 Saketi diharapkan mampu menjadi sekolah rintisan SSN, bahkan mudah-mudahan menjadi sekolah SSN pada akhirnya menjadi SBI. Sejak dini SMP Negeri 3 Saketi i berupaya memberikan pelayanan secara optimal melalui ketersediaan berbagai sarana prasarana, tenaga pendidik, dan tata usaha serta kondisi lingkungan yang memadai, kondusif dan nyaman. Dengan demikian layanan pendidikan diberikan secara optimal, transparan, akuntabel, demokratis, efisien, efektif sehingga berdampak pada output (keluaran) yang bermutu, bermoral tinggi, dan memliki life skill tinggi dan daya saing tinggi.

(7)

meningkatkan pencitraan publik melalui kinerja yang baik, dengan inayah Allah cita-cita atau tujuan akan terwujud.

B. Landasan Hukum

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003., tentang Sistem Pendidikan Nasional. Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Ketentuan di dalam PP 19/2005 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (5), (13), (14),(15); Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8); Pasal

4. Permendiknas No. 20/2008 tentang Standar Penilaian,

5. Permendiknas No. 24 / 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana 6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 Tentang

Standar Isi. Standar Isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Termasuk dalam SI adalah : kerangka dasar dan struktur kurikulum, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiapsemester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan dasar dan menengah.

(8)

lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagaimana yang ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 23 Tahun 2006.

8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 06 Tahun 2008 Tentang Perubahan Permendiknas No. 24 tahun 2006

C. Tujuan Pengembangan KTSP

KTSP disusun sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran maupun kegiatan ekstrakurikuler untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan di SMP Negeri 3 Saketi.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik. Oleh sebab itu, kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dari kedelapan Standar Nasional Pendidikan tersebut, Standar Isi (SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Penilaian Pendidikan, Standar Sarana dan Prasarana, dan Standar Proses merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

D. Prinsip Pengembangan KTSP

(9)

4. Menyeluruh dan berkesinambungan 5. Belajar sepanjang hayat

6. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

BAB II

VISI, MISI , TUJUAN DAN PROFIL SEKOLAH

A.

Tujuan Pendidikan Dasar

Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

B. VISI SEKOLAH :

“AKBAR” (Aktif, Kreatif,Bersih, Antusias, Religius)

C. MISI SEKOLAH

1. Mendorong aktifitas dan kreatifitas secara optimal kepada seluruh komponen sekolah terutama para siswa

2. Mengoptimalkan pembelajaran dalam rangka meningkatkan keterampilan siswa supaya mereka memiliki prestasi yang dapat dibanggakan.

3. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga keceerdasan siswa terus diasah agar terciptanya kecerdasan intelektual dan emosional yang mantap.

4. Antusias terhadap perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

5. Menimbulkan penghayatan yang dalam dan pengalaman yang tinggi terhadap ajaran agama (Religi) sehinggan tercipta kematangan dalam befikir dan bertindak.

(10)

 Mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional

 Mewujudkan Visi dan Misi Sekolah

 Mewujudkan SMP Negeri 3 Saketi menjadi Sekolah potensial

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus SMP Negeri 3 Saketi merupakan penjabaran dari visi dan misi sekolah agar komunikatif dan dapat diukur dengan tujuan sebagai berikut:

 Memiliki pemahaman dan landasar akhlakul karimah yang merupakan implementasi keimanan dan ketaqwaan.

 Memiliki kualifikasi pengajar yang telah layak sesuai dengan bidangnya, kualifikasi minimal S1.

 Memiliki sarana/prasarana fasilitas sekolah yang lengkap sesuai standar.

 Menghasilkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

 Meningkatkan kesejahteraan personil sekolah.

 Berbudaya lingkungan.

 Meningkatkan kerjasama dan disiplin seluruh warga sekolah.

 Membimbing siswa agar tekun beribadah dalam kehidupannya sehari-hari.

 Memberikan pendidikan yang seimbang (kognitif, afektif, dan psikomotor ) melalui pembelajaran maupun kegiatan ekstrakurikuler dan pembiasaan.

 Membiasakan untuk hidup sehat jasmani, rohani, maupun pikiran.

(11)

 Mendidik siswa untuk bersikap jujur, amanah, berani, bertanggung jawab serta cinta tanah air.

 Menciptakan suasana lingkungan yang menyenangkan dan nyaman

 Memberikan pelayanan pendidikan secara optimal.

 Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM) yang ada di sekolah.

 Memperbaiki dan melengkapi seluruh sarana dan prasarana sekolah secara bertahap dan berkelanjutan.

 Menyusun RAPBS/RKAS dan merealisasikannya secara transparan, dengan prinsip-prinsip efektif, efesien dan kauntabel.

 Mendorong peran serta masyarakat yang lebih besar dalam membantu kegiatan pendidikan di sekolah ini.

 Mengoptimalkan peran Komite Sekolah dalam peningkatan mutu pelayanan dan pengawasan pendidikan.

(12)

BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. STRUKTUR KURIKULUM

Komponen Kelas dan Alokasi Waktu

VII VIII IX

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 2 2 2

2 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4

4. Bahasa Inggris 4 4 4

5. Matematika 4 4 4

6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4

7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4

8. Seni Budaya 2 2 2

9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

2 2 2

10.Teknologi Informasi dan Komunikasi

2 2 2

B. Muatan Lokal

1. BTQ 2 2 2

2. Bahasa Sunda 2 2 2

C. Pengembangan Diri: 2*) 2*) 2*)

(13)

1. MATA PELAJARAN WAJIB

Mata pelajaran pelajaran wajib dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini adalah Pendidikan Agama, PKn, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya, Pendidikan Jasmani, dan Teknologi informasi dan komunikasi.

2. MUATAN LOKAL

Muatan lokal yang wajib diikuti oleh peserta didik adalah Baca Tulis Al – Qur’an (BTQ) sedangkan muatan lokal pilihan adalah Bahasa Sunda.

3. KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI

Pengembangan diri diarahkan kepada memberikan pelayanan untuk peserta didik baik individu / kelompok agar berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar dan karir; melalui proses pembiasaan, pemahaman diri, dan lingkungan serta pemanfaatannya untuk mencapai kesempurnaan perkembangan diri.

Kegiatan pengembangan diri yang dilaksanakan di SMP Negeri 3 Saketi dibagi menjadi dua macam, yaitu kegiatan pengembangan diri terprogram dan kegiatan pengembangan diri tidak terprogram

1. Kegiatan pengembangan diri terprogram a. Pramuka

b. Pencak Silat

2. Kegiatan pengembangan diri tidak terprogram, terdiri dari:

a. Kegiatan Rutin :Upacara, Senam

b. Kegiatan Spontan: Membiasakan : -salam, - membuang sampah pada tempatnya, - membiasakan berpakaian rapih membiasakan senyum.

c. Kegiatan Keteladanan : memberi contoh berpakaian rapih, tepat waktu, tidak merokok, hidup sederhana.

(14)

Pengaturan beban belajar didasarkan pada sistem paket seperti yang ditetapkan oleh BSNP.

Rincian :

1) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum.

2) Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur 10 s/d 30 Jam Pelajaran per mata pelajaran per semester.

5. KETUNTASAN BELAJAR

1 Pendidikan Agama 76 76 78 78 80 80

2 Pendidikan Kewarganegaraan 76 76 78 78 80 80

3 Bahasa dan Sastra Indonesia 78 78 80 80 85 85

(15)

1. Kenaikan Kelas

a. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Siswa dinyatakan naik kelas, apabila yang bersangkutan telah mencapai kriteria ketuntasan minimal pada semua indikator, hasil belajar (HB), Kompetensi Dasar (KD), dan Standar Kompetensi (SK) pada semua mata pelajaran.

b. Siswa dinyatakan harus mengulang di kelas yang sama apabila memperoleh nilai kurang dari kategori baik (55) pada kelompok mata pelajaran agama, peserta didik tidak menuntaskan KD dan SK lebih dari 3 mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran sampai pada batas akhir tahun ajaran, dan angka ketidakhadiran lebih dari 20%,

c. Jika karena alasan yang kuat, misalnya karena gangguan kesehatan fisik, emosi atau mental sehingga tidak mungkin berhasil dibantu mencapai kompetensi yang ditargetkan.

d. Ketika mengulang di kelas yang sama, nilai siswa untuk semua indikator, KD, dan SK yang ketuntasan belajar minimumnya sudah dicapai, minimal sama dengan yang dicapai pada tahun sebelumnya.

2. Kelulusan

Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 pasal 62 ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:

a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan;

c. Lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; dan

(16)

7. PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP (LIFE SKILL)

(17)

BAB IV

(18)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) berisi komponen yang harus dilaksanakan dan dicapai dalam proses belajar mengajar yang meliputi visi, misi dan tujuan sekolah; struktur dan muatan kurikulum, kalender pendidikan, silabus dan RPP.

2. Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), disusun dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi sekolah, peserta didik dan lingkungan.

B. Saran

1. Sejalan dengan otonomi sekolah dan manajemen berbasis sekolah, maka Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), hendaklah menjadi pedoman dan arah dalam pengelolaan sekolah terutama pengelolaan proses belajar dan mengajar guna tercapainya tujuan yang sudah ditetapkan secara efektif dan efisien.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Paper Ini Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Yang Diampu Ibu

Empat kelompok pengguna (user groups) yang di identifikasi dalam gambar, juga mengindikasikan berbagai jenis sistem yang paling sesuai bagi masing-masing tingkat pengguna.Termasuk

Model I-S yang dibangun berdasar penilaian konsumen tentang tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan terhadap kualitas layanan telekomunikasi seluler menempatkan 2

Secara praktis penelitian ini memberikan kontribusi berupa pemahaman bahwa pada TPI yang ada di Kabupaten Batang harus bisa memberikan kualitas layanan, citra TPI yang

Hasil yang dari pengabdian ini adalah optimalisasi potensi wisata dengan dibuatnya penunjuk arah menuju tempat wisata, penambahan spot untuk swafoto di Air Terjun

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengukur tingkat Kinerja Kelompok Tani dalam Program Penguataan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) di Kecamatan Makarti Jaya,

penangkar benih, tata cara budidaya yang tepat, dalam tata cara budidaya. teknik aeroponik yaitu dapat dilakukan sepanjang tahun

selanjutnya disingkat SSRD adalah surat yang digunakan oleh Wajib Retribusi untuk melakukan pembayaran atau penyetoran Retribusi yang terutang ke Kas Daerah atau