• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Buku Informasi Mengenai Prinsip Dasar Menyerang Dan Bertahan Sepak Bola Modern Untuk Pembinaan Usia Dini Tim Nasional Sepak Bola Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Buku Informasi Mengenai Prinsip Dasar Menyerang Dan Bertahan Sepak Bola Modern Untuk Pembinaan Usia Dini Tim Nasional Sepak Bola Indonesia"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN BUKU INFORMASI MENGENAI PRINSIP DASAR MENYERANG DAN BERTAHAN SEPAK BOLA MODERN UNTUK PEMBINAAN USIA DINI TIM NASIONAL SEPAK BOLA INDONESIA

DK 38315/Tugas Akhir Semester II 2014-2015

Oleh:

Tonny Martono Putra 51911040

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)
(3)
(4)

iii KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT. Sehingga laporan ini dapat terselesaikan. Laporan pengantar tugas akhir yang berisi tentang uraian penelitian berjudul Perancangan Buku Informasi Mengenai Prinsip Dasar Menyerang Dan Bertahan Sepak Bola Modern Untuk Pembinaan Usia Dini Tim Nasional Sepak Bola Indonesia, sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan S1 pada Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia.

Akhir kata dengan segala keterbatasan dan keikhlasan hati, penulis mengucapkan banyak terimakasih. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua yang membutuhkan dan menjadi amal baik bagi penyusunnya. Amien.

Bandung, Agustus 2015

(5)

iv ABSTRAK

PERANCANGAN BUKU INFORMASI MENGENAI PRINSIP DASAR MENYERANG DAN BERTAHAN SEPAK BOLA MODERN UNTUK PEMBINAAN USIA DINI TIM NASIONAL SEPAK BOLA INDONESIA

Oleh:

Tonny Martono Putra 51911040

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Sepak bola merupakan fenomena global yang dialami seluruh negara di dunia. Olahraga yang sangat disukai di Indonesia selain dari olah raga bulu tangkis. Ini terlihat pada antusias masyarakat Indonesia saat menyaksikan setiap pertandingan sepak bola, terlebih dalam mendukung tim nasional sepak bola Indonesia.

Tim nasional sepak bola Indonesia terasa belum mampu untuk bersaing dalam kompetisi sepak bola dunia. PSSI membuat program pembinaan usia dini untuk meningkatkan prestasi Tim nasional sepak bola Indonesia. Akan tetapi masyarakat kurang memahami informasi tentang bagaimana tingkatan dan prinsip dasar sepak bola modern pada pembinaan usia dini.

Strategi untuk menangani masalah ini dengan membuat buku informasi yang bertujuan memberikan informasi penting tentang bagaimana tingkatan dan prinsip dasar sepak bola modern untuk pembinaan usia dini. Menggunakan desain visual dengan konsep menarik bertemakan sepak bola sehingga mudah untuk dimengerti.

Penelitian ini penting untuk diteliti agar masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Bandung lebih mengerti tentang tingkatan dan prinsip dasar sepak bola modern pada pembinaan usia dini.

(6)

v

ABSTRACT

DESIGN OF INFORMATION BOOK ABOUT BASIC PRINCIPLES OF

MODERN FOOTBALL ON ATTACK AND DEFEND FOR EARLY AGE

DEVELOPMENT NATIONAL SOCCER TEAM OF INDONESIA

By:

Tonny Martono Putra 51911040

Study Programme Visual Communications Design

Football is a global phenomenon experienced by all countries in the world. Very popular sport in Indonesia besides badminton. It can be seen in the enthusiastic Indonesian people when they watch every football match, especially supporting the national soccer team of Indonesia.

The national soccer team of Indonesia still not capable to compete in the world football competition. PSSI creating early age development programs to improve achievement the national soccer team of Indonesia. But Indonesian people do not really understand about leveling and basic principles of modern football for early age development.

The strategy to solve this problems is creating information book which the purpose is to give important information about leveling and basic principles of modern football for early age development. Using visual design that have interesting concept with soccer theme which can make it is easy to understand.

This research is important to investigate, so that Indonesian people especially Bandung citizen would be more understand about leveling and basic principles of modern football for early age development.

(7)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORIGINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 2

I.3 Rumusan Masalah ... 3

I.4 Batasan Masalah ... 3

I.5 Tujuan Perancangan ... 3

BAB II MEDIA DAN TIM NASIONAL SEPAK BOLA INDONESIA II.1 Tim Nasional Sepak Bola Indonesia ... 4

II.1.1 PSSI... 4

(8)

vii BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan ... 20

III.1.1 Tujuan Komunikasi ... 20

III.1.2 Pendekatan Komunikasi... 20

III.1.3 Materi Pesan... 21

III.1.4 Gaya Bahasa... 22

III.1.5 Khalayak Sasaran Perancangan ... 22

III.1.6 Strategi Kreatif ... 23

III.1.7 Strategi Media ... 23

III.1.8 Strategi Distribusi ... 24

III.1.9 Pertimbangan Dasar Distribusi ... 25

III.2 Konsep Visual ... 25

BAB IV TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA IV.1 Media Utama ... 31

IV.1.1 Struktur Informasi ... 31

IV.1.2 Pembuatan Sketsa ... 32

IV.1.3 Proses Digitalisasi ... 32

(9)

viii

IV.2.7 Flyer ... 39

IV.2.6 X-Banner ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 41

(10)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah.

Sepak bola merupakan olahraga yang sangat disukai di Indonesia selain dari olah raga bulu tangkis. Hal ini terlihat pada antusias masyarakat Indonesia dalam menyaksikan setiap pertandingan sepak bola, terlebih dalam mendukung tim nasional sepak bola Indonesia.

Tim nasional sepak bola Indonesia adalah tim yang mewakili Indonesia di kompetisi sepak bola Internasional. Tim ini dikendalikan oleh Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang telah menjadi anggota Asosiasi Federasi Sepak bola Internasional (FIFA) semenjak tahun 1952 dan merupakan anggota dari Konfederasi Sepak bola Asia (AFC) serta menjadi pelopor pembentukan Federasi Sepak bola Asia (AFF). Sebelum kemerdekaan pada 1945, Indonesia mengikuti Piala Dunia FIFA 1938 di Perancis dengan menggunakan nama tim nasional sepak bola Hindia Belanda. (Irpani, 2014, h.31-38).

Sudah sekian lama Indonesia merdeka, sudah sekian tahun pula Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) didirikan. Namun Indonesia terasa belum mampu untuk bersaing dalam kompetisi sepak bola dunia. Tujuan utama dari tim nasional sepak bola Indonesia yaitu mengikuti dan memenangkan Piala Dunia FIFA yang sampai saat sekarang ini masih belum tercapai.

Program yang dilaksanakan persatuan sepak bola Indonesia untuk meningkatkan prestasi tim nasional sepak bola Indonesia adalah pembinaan usia dini. Dengan pembagian kelompok dari umur; 5-8 tahun; 9-12 tahun; 13-14 tahun; 15-20 tahun, untuk memaksimalkan potensi calon pemain tim nasional sepak bola Indonesia. (Scheunemann, 2014, h.65-68).

(11)

2 pembagian tingkatan pembinaan usia dini dan kriteria seorang pemain dapat dikategorikan berada dalam tingkat kelompok umurnya.

Pembinaan usia dini dengan menerapkan sepak bola modern dilakukan pemain sejak dini yang berpusat pada kerjasama tim sehingga alur permainan menjadi cepat, baik saat menyerang ataupun bertahan. Penerapan sepak bola modern ini belum tersosialisasikan dengan baik, dimana seorang calon pemain tim nasional sepak bola Indonesia setidaknya sudah mengetahui prinsip dasar menyerang dan bertahan sepak bola modern.

Masa depan sepak bola Indonesia berpusat pada bibit baru dengan menciptakan pemain-pemain berkualitas yang memiliki potensi maksimal dan mau memperkaya pengetahuannya mengenai perkembangan sepak bola, seperti halnya prinsip-prinsip dasar sepak bola modern yang diantaranya; menjaga jarak antar pemain, menutup dan membuka ruang gerak, mendouble lawan, komunikasi antar pemain, kiper sebagai libero, umpan datar dan tegas, umpan terobosan, umpan crossing, dan penyelesaian akhir. Prinsip dasar ini mudah untuk diucapkan, akan tetapi sulit untuk menerapkannya. Oleh karena itu peran masyarakat diperlukan dalam kontribusinya untuk mengetahui prinsip dasar sepak bola modern dalam pembinaan usia dini tim nasional Indonesia.

Penelitian ini penting untuk diteliti agar masyarakat Indonesia khususnya wilayah Bandung tidak hanya mengetahui keberadaan tim nasional sepak bola Indonesia saja, tetapi juga memahami pembagian tingkatan pembinaan usia dini dan prinsip dasar sepak bola modern yang dilakukan PSSI.

I.2. Identifikasi Masalah.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dikemukakan identifikasi masalah dalam penyusunan penelitian ini, yaitu:

(12)

3  Kurang sosialisasi mengenai prinsip dasar menyerang dan bertahan sepak bola

modern kepada masyarakat.

I.3. Rumusan Masalah.

Dari penjelasan yang telah disebutkan sebelumnya, maka terdapat rumusan masalah sebagai berikut:

 Bagaimana merancang buku mengenai tingkatan pembinaan usia dini dalam

pembentukan pemain tim nasional sepak bola Indonesia?

 Bagaimana merancang visualisasi media informasi mengenai prinsip dasar

menyerang dan bertahan sepak bola modern untuk pembinaan usia dini tim nasional sepak bola Indonesia sesuai dengan karakter usia 9-12 tahun?

I.4. Batasan Masalah.

Dari rumusan masalah di atas maka batasan masalah hanya dibatasi pada tingkatan pembinaan usia dini pada umur 5-20 tahun dengan prinsip dasar menyerang dan bertahan sepak bola modern di Indonesia yang bersumber dari tulisan Timo Scheunemann dalam bukunya AYO INDONESIA.

I.5. Tujuan Perancangan.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

 Memberikan informasi mengenai program pembinaan usia dini dalam

pembentukan pemain tim nasional sepak bola Indonesia kepada masyarakat.  Mensosialisasikan prinsip dasar menyerang dan bertahan sepak bola modern

(13)

4 BAB II

MEDIA DAN TIM NASIONAL SEPAK BOLA INDONESIA

II.1. Tim Nasional Sepak Bola Indonesia.

Tim nasional sepak bola Indonesia adalah tim yang mewakili Indonesia di kompetisi sepak bola Internasional. Tim ini dikendalikan oleh Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang telah menjadi anggota Asosiasi Federasi Sepak bola Internasional (FIFA).

Gambar II.1 Logo Resmi PSSI Sumber: http://pssi.org/ (23 April 2015)

II.1.1. PSSI.

(14)

5 pemain pribumi (etnis Tionghoa) dengan menggunakan nama tim nasional sepak bola Hindia Belanda. Ketika Belanda meninggalkan tanah air, PSSI dijadikan bagian badan olahraga buatan Jepang yaitu Tai Iku Kai. Setelah kemerdekaan, Persatoean Sepak raga Seloeroeh Indonesia bangkit pada tahun 1949 dalam kongres di Solo dan berganti nama menjadi Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia. PSSI mendaftarkan diri menjadi anggota FIFA dan resmi menjadi anggota pada 1 November 1952, dan diterima menjadi anggota AFC (Asian Football Confederation) serta menjadi pelopor pembentukan AFF (Asean Football Federation) pada tahun yang sama. (Irpani, 2014, h.31-38).

II.1.2. Pembinaan Usia Dini

Pembinaan usia dini adalah sebuah program yang dilaksanakan persatuan sepak bola Indonesia untuk meningkatkan prestasi tim nasional sepak bola Indonesia. Dengan pembagian kelompok dari umur; 5-8 tahun; 9-12 tahun; 13-14 tahun; 15-20 tahun, untuk memaksimalkan potensi calon pemain tim nasional sepak bola Indonesia. (Scheunemann, 2014, h.65-68).

a. Tingkat Pemula.

Pembinaan pada anak umur 5-8 tahun dengan penekanan/tujuan latihan agar pemain banyak mendapatkan kesempatan untuk menggiring bola (dribbling) dan penyelesaian akhir (shooting).

Tabel II.1 Program Latihan Tingkat Pemula (U-5 – U-8)

INFORMASI UMUM

Sesi per Minggu 2 sesi Jumlah Pemain per Sesi 12 pemain Durasi Latihan 60-70 menit

Durasi Pertandingan 30-40 menit (2 x 15-20 menit) Luas Lapangan 30-35 m x 20-25 m

Ukuran Gawang 5 m x 2 m

Ukuran Bola Ukuran 3 (U-5 dan U-6) Ukuran 4 (U-7 dan U-8)

(15)

6 Pemanasan

(5-10 menit)

Berbagai latihan mengolah bola guna mengembangkan teknik dasar yang dilakukan dalam kecepatan rendah (santai).

Latihan Fisik (10-15 menit)

Latihan untuk mengembangkan kecepatan, kelincahan dan kemampuan dasar motorik.

Teknik Mudah (10-15 menit)

Latihan teknik tanpa lawan yang terus diulang dalam kecepatan tinggi.

Teknik Sulit (10 menit)

Latihan teknik dengan atau tanpa lawan yang menggabungkan beberapa macam teknik sekaligus serta membutuhkan kemampuan taktis.

Game

(20-25 menit)

Permainan lapangan kecil (40 m x 20m) 5 lawan 5 untuk menambah pengertian bermain bersama.

Pendinginan (5-10 menit)

Latihan teknik santai seperti juggling yang dipermudah tingkat kesulitannya.

Latihan dibagi dalam dua kelompok: 1) 5 dan 6 tahun; 2) 7 dan 8 tahun.

Sumber: Timo Scheunemann (23 April 2015)

b. Tingkat Dasar.

Pembinaan pada anak umur 9-12 tahun dengan penekanan/tujuan latihan agar pemain melakukan kontrol bola dan operan secara akurat (passing).

Tabel II.2 Program Latihan Tingkat Dasar (U-9 – U-12)

INFORMASI UMUM

Sesi per Minggu 3 sesi

Jumlah Pemain per Sesi 14-18 pemain Durasi Latihan 75-90 menit

(16)

7 Pemanasan

(5-10 menit)

Permainan dinamis dan menyenangkan, peregangan, latihan umpan dan penguasaan bola.

Latihan Fisik (10-15 menit)

Latihan untuk mengembangkan kelincahan, kecepatan, koordinasi dan keseimbangan.

Latihan Teknik (20 menit)

Latihan teknik tanpa lawan untuk memperbaiki kualitas teknik dilanjutkan dengan latihan teknik dengan lawan agar lebih nyata (sesuai pertandingan) dan mengandung aspek taktis.

Latihan Taktik (15 menit)

Berbagai permainan lapangan kecil untuk mengasah pemahaman bertahan/menyerang, penguasaan bola, kombinasi membangun serangan dari belakang, serta penyelesaian akhir.

Game (25 menit)

Permainan 8 vs 8 atau 9 vs 9 dengan menekankan kecepatan bermain.

Pendinginan (5-10 menit)

Latihan teknik santai diakhiri peregangan dan evaluasi singkat dari pelatih.

Latihan dibagi dalam dua kelompok: 1) 9 dan 10 tahun; 2) 11 dan 12 tahun.

Sumber: Timo Scheunemann (23 April 2015)

c. Tingkat Menengah (13-14 tahun).

Pembinaan pada anak umur 13-14 tahun dengan penekanan/tujuan latihan agar pemain mempraktikan beberapa kombinasi permainan dan mendapatkan banyak kesempatan melakukan penyelesaian akhir (shooting).

Tabel II.3 Program Latihan Tingkat Menengah (U-12 – U-14)

INFORMASI UMUM

Sesi per Minggu 3-4 sesi Jumlah Pemain per Sesi 16-22 pemain Durasi Latihan 90-100 menit

Durasi Pertandingan 70 menit (2 x 35 menit) Luas Lapangan 105 m x 68 m

(17)

8 Latihan Fisik

(15-20 menit)

Latihan untuk mengembangkan kelincahan berbagai macam kecepatan.

Latihan Teknik (10-20 menit)

Latihan teknik tanpa lawan untuk memperbaiki kecepatan menggiring bola dilanjutkan dengan latihan teknik dengan lawan untuk menciptakan suasana kompetisi.

Latihan Taktik (20 menit)

Penggunaan lapangan kecil untuk meningkatkan kecepatan bermain dan lapangan besar untuk memperbaiki pemahaman pemain tentang bermain bersama sebagai sebuah kesatuan.

Game (25 menit)

Permainan 9 vs 9 atau 11 vs 11, dengan menekankan kecepatan bermain dan kecepatan dalam transisi serta banyak melakukan pergerakan tanpa bola.

Pendinginan (5 menit)

Peregangan dilakukan dengan pelan-pelan dan evaluasi singkat dari pelatih.

Latihan dijadikan satu kelompok.

Sumber: Timo Scheunemann (23 April 2015)

d. Tingkat Mahir (15-20 tahun).

Pembinaan pada anak umur 15-20 tahun dengan penekanan/tujuan latihan agar pemain menguasai prinsip bertahan saat menghadapi 1 lawan 1 atau saat mendobel lawan.

Tabel II.4 Program Latihan Tingkat Mahir (U-15 – U-20)

INFORMASI UMUM

Sesi per Minggu 4-5 sesi Jumlah Pemain per Sesi 18-22 pemain Durasi Latihan 90-120 menit

Durasi Pertandingan 8-90 menit (2 x 40-45 menit) Luas Lapangan 105 m x 68 m

(18)

9 Latihan Fisik

(10-25 menit)

Latihan fisik yang bermaterikan berbagai latihan kecepatan kekuatan, tenaga dan daya eksplosivitas.

Latihan Teknik (10-20 menit)

Kemampuan teknik pada tingkat ini dikembangkan lewat permainan lapangan kecil dan/atau latihan teknik dengan lawan.

Latihan Taktik (20-30 menit)

Penggunaan seluruh lapangan atau sebagian lapangan untuk memperbaiki pebgertian taktis pemain. Latihan harus realistis berdasarkan situasi dan kondisi yang sering terjadi saat pertandingan. Game

(25-40 menit)

Permainan 11 vs 11,dengan penekanan pada semua materi latihan yang diberikan sejak awal latihan.

Pendinginan (5 menit)

Latihan teknik ringan diakhiri dengan peregangan dan evaluasi dari pelatih.

Latihan dibagi dalam tiga kelompok: 1) 15 dan 16 tahun; 2) 17 dan 18 tahun ; dan 3) 19 dan 20 tahun.

Sumber: Timo Scheunemann (23 April 2015)

e. Tingkat Senior.

Pembinaan pada pemain umur 21 tahun ke atas yang memiliki fisik dan mental serta pemikiran yang kuat dan lengkap. Semua bagian dari latihan dikombinasikan dan diorganisasikan dengan tujuan untuk digunakan oleh pemain lebih cepat pada saat yang dibutuhkan disituasi tertentu. Kecepatan dan kekuatan adalah poin penting dari latihan yang dijalani oleh tingkat ini.

Karakteristik latihan pemain pada tingkat senior dan metode pelatihan harus disesuaikan pada tipe para pemain dan tingkat kompetisi yang diikuti.

II.1.3. Prinsip Sepak Bola Modern.

(19)

10 a. Prinsip Bertahan.

 “Turun” (membentuk formasi bertahan di belakang bola) atau disebut juga

menutup.

Saat lawan menguasai bola, posisi tim secara keseluruhan harus mengerucut (kembali ke formasi awal) untuk mengantisipasi serangan lawan secara mendadak.

 Mendobel/mentripel lawan (2 vs 1 atau 3 vs 1 atau 4 vs 1).

Menghadang lawan dengan dua pemain yang disebut juga dengan mendobel lawan. Bertujuan merebut bola secepatnya, agar pemain lawan tidak mempunyai ruang untuk mengoper secara leluasa.

 Menjaga jarak antar pemain.

Dalam keadaan bertahan, posisi antar pemain dalam lini berjarak antara 10 sampai 15 meter. Dengan begitu setiap pemain dapat menjaga daerah pertahanan masing-masing terhadap pemain lawan yang melakukan penyerangan.

 Komunikasi! (Saling melatih!).

Komunikasi antar pemain dalam permainan sepak bola sangat penting, agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam keadaan bertahan atau menyerang.

 Kiper berfungsi ganda sebagai libero.

(20)

11 b. Prinsip Menyerang.

 Cepat membuka.

Pergerakan pemain ke ruang kosong untuk menghasilkan kesempatan melakukan operan yang lebih baik.

 Bola datar dan tegas.

Mengoper bola yang menyusuri rumput di lapangan dengan kekuatan tendangan tidak berlebihan atau tidak kekurangan tenaga. Agar serangan yang dibangun dapat berjalan dengan cepat.

 Umpan Terobosan.

Operan bola yang jauh dari posisi teman 1 tim, untuk menembus pertahanan lawan yang belum kembali ke posisinya.

 Umpan Crossing atau umpan silang.

Operan bola dari sisi lebar lapangan ke arah sisi tengah daerah gawang lawan, dengan tujuan memberi kesempatan pada teman satu tim untuk menciptakan gol.

 Tidak bertele-tele dan penyelesaian akhir.

Usaha yang diciptakan bersama untuk menembus pertahanan lawan dengan tujuan mencetak gol. Penyelesaian dalam satu serangan diakhiri dengan tembakan penuh keyakinan oleh penyerang ke arah gawang lawan.

II.1.4. Respon Masyarakat.

(21)

12 atau tidak dengan pemain tim nasional sepak bola Indonesia, dan mengetahui atau tidak mengenai pembinaan tingkatan umur yang dilaksanakan oleh tim nasional sepak bola Indonesia. Serta yang terakhir adalah dari media apa mengetahui informasi mengenai tim nasional sepak bola Indonesia tersebut. Data yang diperlukan untuk penelitian ini dikumpulkan dengan menyebarkan kuisioner kepada 50 mahasiswa. Pada 50 kuisioner yang disebar yang dapat dianalisis adalah seluruhnya (100%).

II.1.4.1. Komposisi Responden.

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada responden berdasarkan jenis kelamin, 40 orang (80%) responden adalah mahasiswa pria sedangkan 10 orang lainnya (20%) adalah mahasiswi wanita. Komposisi responden berdasarkan jenis kelamin dapat terlihat dari table berikut:

Tabel II.5 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber: Pribadi (23 April 2015)

Menurut hasil kuisioner yang dibagikan kepada target audiens yakni mahasiswa di Bandung didapatkan hasil sebagai berikut:

No Jenis Kelamin Responden Jumlah Persentasi

1 Mahasiswa Pria 40 orang 80 %

2 Mahasiswi Wanita 10 orang 20 %

(22)

13 Gambar II.2 Diagram tingkat mengetahui Timnas Indonesia

Sumber: Pribadi (23 April 2015)

Seperti yang terlihat pada diagram bahwa 100% (50 orang) dari responden yakni mahasiswa dan mahasiswi mengetahui adanya tim nasional sepak bola Indonesia.

Gambar II.3 Diagram tingkat mengetahui prestasi Timnas Indonesia Sumber: Pribadi (23 April 2015)

Menurut hasil kuisioner 40% (20 orang) dari responden yakni mahasiswa dan mahasiswi mengetahui prestasi tim nasional sepak bola Indonesia, sedangkan 60% (30 orang) tidak mengetahuinya. Dengan rincian 62,5% (25 orang) mahasiswa pria tidak mengetahui prestasi tim nasional sepak bola Indonesia sedangkan mahasiswi wanita 50% (5 orang) mengetahuinya.

DIAGRAM MENGETAHUI TIMNAS INDONESIA

Mengetahui Tidak Mengetahui

DIAGRAM MENGETAHUI PRESTASI TIMNAS

(23)

14 Gambar II.4 Diagram mengetahui pemain Timnas Indonesia

Sumber: Pribadi (23 April 2015)

Menurut hasil kuisioner 74% (37 orang) dari responden yakni mahasiswa dan mahasiswi mengetahui pemain tim nasional sepak bola Indonesia, sedangkan 26% (13 orang) tidak mengetahuinya. Dengan rincian 20% (8 orang) mahasiswa pria tidak mengetahui pemain tim nasional sepak bola Indonesia sedangkan mahasiswi wanita 50% (5 orang) mengetahuinya.

Gambar II.5 Diagram mengetahui pembinaan Timnas Indonesia Sumber: Pribadi (23 April 2015)

DIAGRAM MENGETAHUI PEMAIN TIMNAS

Mengetahui Tidak Mengetahui

DIAGRAM MENGETAHUI PEMBINAAN

TIMNAS

(24)

15 Menurut hasil kuisioner 84% (42 orang) dari responden yakni mahasiswa dan mahasiswi tidak mengetahui pembinaan tim nasional sepak bola Indonesia, sedangkan 16% (8 orang) mengetahuinya. Dengan rincian 12,5% (5 orang) mahasiswa pria dan 30% (3 orang) mahasiswi wanita mengetahui pembinaan tim nasional sepak bola Indonesia.

Gambar II.6 Diagram media informasi Timnas Indonesia Sumber: Pribadi (23 April 2015)

Menurut hasil kuisioner dapat diketahui 30% (15 orang) mendapatkan informasi dari media televisi, 28% (14 orang) dari media internet, 22% (11 orang) dari media koran, 14% (7 orang) dari media majalah, dan 6% (3 orang) mendapatkan informasi mengenai tim nasional sepak bola Indonesia dari media buku.

II.1.4.2. Kesimpulan Riset yang Telah Dilakukan.

Dengan adanya hasil kuisioner di atas diketahui bahwa sebagian besar target audiens kurang mengetahui mengenai pembinaan usia dini tim nasional sepak bola Indonesia. Sehingga dibutuhkan media informasi yang dapat menjelaskan mengenai pembinaan tim nasional sepak bola Indonesia, sehingga target audiens dapat menambah pengetahuan dan memotivasi mereka untuk berkontribusi dan mendukung tim nasional sepak bola Indonesia.

DIAGRAM JENIS MEDIA

(25)

16 II.2. Media.

II.2.1. Pengertian Media.

Cangara (2014) menjelaskan “media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak” ( h.137).

Dengan kata lain, media adalah alat saluran komunikasi yang bertindak sebagai perantara sumber dengan penerima pesan yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang memiliki arti atau maksud tertentu.

II.2.2. Macam-Macam Media.

Menurut Cangara dalam bukunya PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI. Adapun macam-macam media informasi dan kelebihan serta kekurangannya sebagai berikut: (h.137-141).

 Media elektronik:

Media elektronik adalah media informasi yang dibuat (diproduksi) dan disampaikan kepada khalayak sasaran (pembaca) melalui barang elektronik.

Media elektronik terbagi dalam 2 kelompok besar yaitu media yang hanya bisa didengar (audio) contohnya adalah radio, dan media yang selain bisa didengar juga dilihat (audio-visual) contohnya televisi, internet dan komputer.

Jenis media ini isinya disebarluaskan melalui suara atau gambar dengan menggunakan teknologi elektro.

Kelebihan media informasi elektronik : sudah dikenal masyarakat, mengikutsertakan semua panca indera, bias menampilkan gerak dan suara, sebagai alat diskusi dapat diulang-ulang.

(26)

17  Media cetak:

Media cetak adalah kumpulan berbagai media informasi yang dibuat (diproduksi) dan disampaikan kepada khalayak sasaran (pembaca) melalui tulisan (cetakan) dan seringkali disertai gambar sehingga dapat dilihat dan dibaca. Contoh media informasi cetak adalah flyer (selebaran), surat kabar, majalah, tabloid, jurnal, poster, brosur, foto, buku dll.

Kelebihan media informasi cetak adalah tahan lama, mencakup banyak orang, biaya tidak mahal, tidak perlu listrik, dapat dibawa kemana-mana, dapat mengungkit rasa keindahan, menambah keinginan belajar.

Kekurangan media informasi cetak : media ini tidak dapat menggunakan efek suara dan gerak, mudah terlipat.

II.2.3. Fungsi Media.

Ada empat fungsi media: (sanjaya, 2012, h.88-89).  Fungsi menjelaskan

 Fungsi menjual gagasan  Fungsi pembelajaran  Fungsi administratif

II.3. Analisa.

(27)

18 II.4. Target Audiens.

Perancangan media informasi ini ditujukan pada anak-anak dengan rincian sebagai berikut :

Demografi

 Kelompok usia 9-12 tahun.

Anak usia 9-12 tahun dijadikan target audiens karena mereka lebih memiliki kepekaan terhadap pengetahuan yang besar dan kebutuhan sosial dalam berkomunikasi yang tinggi dibandingkan tingkat usia lainnya.

 Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama.

 Status ekonomi sosial kalangan ekonomi menengah bawah.

Status ekonomi sosial kalangan ekonomi menengah bawah dijadikan target audiens karena kalangan ini kurang begitu mengetahui tim nasional sepak bola Indonesia, namun lebih memiliki rasa keingintahuan dibandingkan kalangan diatasnya.

Psikografi

 Karakteristik : Ceria, Aktif  Gaya Hidup : Suka Bermain

 Kepribadian : Keingintahuan tinggi.

Geografi

 Di seluruh Indonesia khususnya kota Bandung.

II.5. Resume yang mengarah pada solusi perancangan.

(28)

19 bakat dan minat putera-puteri bangsa dalam membangun tim nasional sepak bola Indonesia dengan mengetahui tingkatan pembinaan usia dini, prinsip dasar menyerang dan bertahan sepak bola modern dalam pencarian bibit pemain baru untuk masa depan tim nasional sepak bola Indonesia yang lebih baik.

(29)

20 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1. Strategi Perancangan.

Strategi Perancangan yang bertujuan sebagai media informasi ini yaitu dengan menampilkan konsep desain visual yang menarik. Dengan menggunakan visual yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari yang bertujuan untuk menambah pengetahuan target audiens tentang program pembinaan usia dini. Dengan tampilan visual yang dibuat dengan pendekatan karakter anak-anak dan menyesuaikan dengan temanya yakni sepak bola yang akan ditampilkan yaitu tingkatan pembinaan usia dini beserta karakter pemainnya dan prinsip dasar menyerang dan bertahan sepak bola modern. Selain itu, elemen-elemen lain juga dibuat berdasarkan pendekatan visual sesuai dengan target audiensnya.

Strategi perancangan merupakan penyampaian pesan secara informatif dan komunikatif sehingga dapat diterima dengan baik oleh target audiens. Sebagai pendukung dalam memenuhi tujuan perancangan dibutuhkan strategi perancangan yang meliputi:

III.1.1. Tujuan Komunikasi.

Perancangan ini bertujuan untuk menginformasikan program pembinaan usia dini dalam pembentukan pemain tim nasional sepak bola Indonesia. Dan mensosialisasikan prinsip dasar menyerang dan bertahan sepak bola modern untuk pembinaan usia dini tim nasional sepak bola Indonesia kepada target audiens.

III.1.2. Pendekatan Komunikasi.

(30)

21 III.1.2.1. Pendekatan Visual.

Pendekatan visual yang dilakukan dalam perancangan media ini adalah dengan penggambaran ilustrasi vector dengan gaya realisme atau ikonik dari gambar yang sebenarnya. Penggunaan warna-warna yang cerah seperti; merah, putih, hijau, biru, dan kuning agar mendapatkan perhatian dan ketertarikan bagi target audiens, dengan tujuan agar dapat memahami dan mengerti isi pesan yang ingin disampaikan.

Gambar III.1 Referensi Visual Berebut Bola Sumber:

http://www1.pictures.zimbio.com/gi/Wayne+Rooney+Bastian+Schweinsteiger+Germany +4PLviSFsSy2l.jpg (4 Juni 2015)

III.1.2.2. Pendekatan Verbal.

Pemilihan gaya bahasa sangat berpengaruh terhadap pesan yang akan disampaikan sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh audiens. Bahasa Indonesia dipilih agar pembaca (baik target audiens ataupun bukan) mengerti isi dari informasi. Bahasa Indonesia yang dipilih adalah bahasa Indonesia yang baik dan benar (formal) mengingat target audiensnya merupakan anak-anak diseluruh Indonesia.

III.1.3. Materi Pesan.

Materi pesan yang akan diberikan pada masyarakat sebagai berikut:

(31)

22  Karakteristik pemain dalam kelompok umur 5-8 tahun, 9-12 tahun, 14-15

tahun, dan 15-20 tahun.

 Prinsip dasar menyerang dan bertahan sepak bola modern melalui ilustrasi.

III.1.4. Gaya Bahasa.

Gaya bahasa yang digunakan adalah gaya bahasa formal disesuaikan dengan target audiens di seluruh Indonesia. Pada narasi visual akan dimasukan beberapa kosa kata berbahasa Inggris, supaya meransang rasa ingin tahu, dan akan mambutuhkan peran orangtua untuk menjelaskan kepada anak dan menjadi sebagai media untuk mempererat hubungan anak dengan orangtua.

III.1.5. Khalayak Sasaran Perancangan.

Komunikasi banyak dilakukan melalui media gambar dan dibantu narasi visual. Karena informasi yang akan ditampilkan mengenai pembinaan usia dini tim nasional sepak bola Indonesia maka narasi visual akan dibuat sedikit lebih sedikit, disesuaikan dengan psikologi target audiens. Anak-anak lebih tertarik terhadap gambar, karena visual akan meransang daya berimajinasi anak untuk menerima pesan yang ingin disampaikan dari gambar tersebut.

Target Audiens.

Geografis.

Wilayah pemasaran diseluruh kota besar di Indonesia, tahap pertama dilakukan uji coba pemasaran di Bandung dikarenakan Bandung merupakan salah satu kota kedua terbesar di Indonesia. Diharapkan bisa menjadi gambaran untuk kota-kota besar lainnya.

Demografis.

Jenis kelamin : Laki – laki

Umur : 9 – 12 tahun.

Pendidikan anak : Sekolah dasar – Sekolah menengah pertama

Bahasa : Indonesia

(32)

23 Psikografis.

Karakteristik : Ceria, Aktif Gaya hidup : Suka bermain

Kepribadian : Keingintahuan yang tinggi.

III.1.6. Strategi Kreatif.

Strategi kreatif merupakan ide yang dikeluarkan untuk menarik perhatian target audiens, sehingga memunculkan keinginan memiliki buku informasi mengenai prinsip dasar menyerang dan bertahan sepak bola modern untuk pembinaan usia dini tim nasional sepak bola indonesia.

Ilustrasi pemain dengan menggunakan gaya lukisan cat minyak untuk menarik perhatian target audiens yang masih memiliki kebiasaan menggambar. Serta ilustrasi seluruh lapangan dengan menampilkan keadaan awal dan keadaan akhir dari prinsip menyerang dan bertahan sepak bola modern agar target audiens lebih mengerti dengan isi pesan yang diinformasikan.

III.1.7. Strategi Media.

Strategi media meliputi, media utama, media pendukung dan media promosi yang merupakan satu kesatuan untuk mencapai hasil yang diharapkan.

III.1.7.1. Media Utama.

Pemilihan media utama yang digunakan sebagai media informasi ini adalah media informasi yang dapat dengan mudah diakses sesuai dengan karakteristik target audiens. Maka dipilihlah buku ilustrasi yang merupakan sebuah media cetak berisi informasi yang dikemas dengan tampilan yang menarik.

(33)

24 III.1.7.2. Media Pendukung.

Media pendukung berguna untuk menarik minat target audiens dan memberikan identitas kepemilikan media utama. Bersifat membujuk dan mempengaruhi target audiens untuk memiliki media utama. Beberapa media pendukung yang digunakan seperti:

Media promosi lebih ditujukan kepada target market yang menjadi sasaran. Bersifat memberikan informasi, membujuk dan mempengaruhi target market untuk membeli media utama. Beberapa media promosi yang digunakan seperti:

 Poster.

Penempatan media poster ditempatkan dimana lokasi tempat penjualan media utama dan tempat-tempat yang banyak dikunjungi segmentasi audience yang menjadi sasaran seperti toko buku dan sekolah.

Flyer.

Flyer diberikan lansung kepada target market, pemilihan lokasi ditempat yang banyak didatangi target market seperti sekolah dasar.

X-banner.

Ditempatkan di sebelah atau pada tempat yang menjual media utama untuk meberikan penegasan keberadan media utama seperti toko buku.

III.1.8. Strategi Distribusi.

Strategi distribusi untuk menyalurkan produk kepada konsumen dan memaksimalkan efesiensi promosi dilakukan melalui beberapa cara penjualan:  Pendistribusian kesekolah-sekolah.

(34)

25  Pendistribusian kedistributor retail.

Pendistribusian melalui distributor retail seperti toko buku.

III.1.9. Pertimbangan Dasar Distribusi.

Atas dasar pertimbangan distribusi dangan pihak dan instansi yang terkait, maka kebijakan penyebaran diserahkan kepada pihak yang terkait, demi kelancaran dan efektifitas penyebaran pada target audiens. Media utama ini seharga Rp. 50.000,00 perhitungan yang disesuaikan dengan biaya produksi, biaya promosi dan daya beli target market.

III.2. Konsep Visual.

Konsep visual yang digunakan dalam perancangan buku informasi mengenai prinsip dasar menyerang dan bertahan sepak bola modern untuk pembinaan usia dini tim nasional sepak bola Indonesia adalah dengan menampilkan prinsip-prinsip dasar menyerang dan bertahan sepak bola modern menggunakan media gambar dan narasi visual. Karena dalam olahraga sepak bola mengutamakan kerjasama tim yang berjumlah sebelas orang, oleh karena itu akan ditampilkan gambaran seluruh lapangan dalam pertandingan dengan perbandingan situasi awal dan situasi akhir.

Menggunakan gaya ilustrasi realisme dan penggunaan warna-warna yang dibuat semirip mungkin dengan objek aslinya, sehingga menimbulkan ketertarikan yang berlanjut pada penyampaian pesan yang terkandung dalam buku informasi mengenai prinsip dasar menyerang dan bertahan sepak bola modern untuk pembinaan usia dini tim nasional sepak bola Indonesia.

III.2.1. Format Desain.

(35)

26 Gambar III.2 Referensi Format Desain

Sumber: https://ensiklopediasepakbola.wordpress.com (4 Juni 2015)

III.2.2. Tata Letak (layout).

Dalam desain tata letak tidak dikenal aturan-aturan yang berlaku secara menyeluh atau yang bersifat universal, dikarenakan tujuan dan target audiens yang berbeda-beda. (Kusrianto, 2007, h.276).

Penempatan gambar dan penempatan narasi visual disesuaikan dengan menggunakan ukuran tipografi 12 point, agar mudah terlihat saat dibaca.

Gambar III.3 Referensi Layout

(36)

27 III.2.3. Huruf.

Huruf yang digunakan dalam media informasi ini yaitu memakai huruf berkarakter menyenangkan, semangat, serta positif disesuaikan dengan target audience. Jenis huruf yang digunakan:

(37)

28 digunakan untuk menampilkan banyak hal serta berfungsi antara lain (Kusrianto, 2007, h.110):

 Memberikan gambaran tokoh atau karakter.

 Menampilkan beberapa contoh bentuk yang diterangkan dalam suatu buku.  Menampilkan langkah-demi langkah pada sebuah instruksi dalam panduan

teknik.

 Dan lain sebagainya.

Ilustrasi pada perancangan buku informasi pembinaan usia dini ini bertemakan olahraga. Studi ilustrasi pun dilihat dari beberapa referensi, seperti:

Gambar III.4 Referensi Ilustrasi Berebut Bola Sumber: bobo.kidnesia.com (4 Juni 2015)

(38)

29 Ilustrasi yang digunakan adalah realisme atau ikonik dari gambar yang sebenarnya, dengan visual dua dimensi serta elemen-elemen grafis pendukung lainnya, seperti garis, bentuk dan tipografi atau huruf.

Gambar III.6 Referensi Ilustrasi Realisme Panen Padi

Sumber: https://ilustrasiceritasurosenarobotik.wordpress.com/tag/realisme/ (4 Juni 2015)

III.2.5. Warna.

Molly E. Holzschlag (seperti dikutip Kusrianto, 2007) masing-masing warna mampu memberikan respons secara psikologis kepada pemirsanya sebagai berikut:

Warna Respons Psikologis yang mampu ditimbulkan Merah Kekuatan, bertenaga, kehangatan

Biru Kepercayaan, keamanan, teknologi Hijau Alami, kesehatan, pembaruan Kuning Optimis, harapan, filosofi

Putih Suci, bersih, kecermatan, tanpa dosa

(39)

30 Warna yang digunakan pada media ini banyak menggunakan warna yang cerah. Maksud penggunaan warna ini adalah untuk mendapatkan efek psikologis bagi target audiens sehingga memberikan suasana nyaman dan hangat. Dua peruntukan penggunaan yaitu kode warna CMYK untuk kebutuhan cetak sedangkan RBG untuk kebutuhan digital atau tampilan pada layar monitor. Adapun penggunaan warna sebagai berikut:

(40)

31 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI DAN APLIKASI MEDIA

IV.1. Media Utama.

Media utama berupa buku informasi dengan narasi visual. Isi pada buku informasi berjudul SERANG DAN BERTAHAN ini memiliki 31 halaman.

IV.1.1. Struktur Informasi.

Dalam pembuatan buku informasi ini, proses pertama dalam pembuatan adalah penentuan isi halaman dalam buku informasi SERANG DAN BERTAHAN. Agar informasi yang diberikan mendetail, buku informasi ini memiliki 3 bab dalam 31 halaman:

1. Pendahuluan.

2. Pembinaan Usia Dini.

3. Prinsip Dasar Sepak Bola Modern a. Bertahan.

 Menjaga Jarak Antar Pemain  Menutup Ruang

(41)

32 IV.1.2. Pembuatan Sketsa.

Setelah pembagian struktur informasi, dilanjutkan pada proses sketsa yang bertujuan untuk gambaran visual secara ilustrasi. Sebelum masuk pada proses digital, berikut adalah salah satu dari beberapa gambaran sketsa dalam buku informasi SERANG DAN BERTAHAN:

Gambar IV.1 Sketsa Karakter Sumber: Pribadi (4 Juni 2015)

IV.1.3. Proses Digitalisasi.

Proses pengubahan atau jiplakan gambar sketsa menjadi digital dilakukan menggunakan program Adobe Photoshop.

(42)

33 Gambar IV.3 Proses Digitalisasi Lapangan

Sumber: Pribadi (4 Juni 2015)

IV.1.4. Proses Layout.

Proses layout adalah proses menentukan posisi gambar dan memasukan visual teks ke dalam buku informasi SERANG DAN BERTAHAN. Proses layout dikerjakan dengan menggunakan program Adobe Indesign.

(43)

34 IV.1.5. Finishing.

Proses dimana tahap terakhir pengemasan dalam bentuk buku dan siap dipasarkan. Berikut adalah hasil akhir pembuatan media utama.

 Ukuran : 22 cm x 21 cm  Bahan : Softcover

- Cover : Artpaper 260 gram. - Isi : Artpaper 150 gram.  Produksi : Print offset

(44)

35 IV.2. Media Pendukung.

Media pendukung berguna untuk menarik minat target audiens dan memberikan indentitas kepemilikan media utama. Bersifat membujuk dan mempengaruhi target audiens untuk membeli media utama. Beberapa media pendukung yang digunakan.

IV.2.1. Stiker.

Stiker adalah media pendukung yang diberikan gratis pada pembeli, bertujuan untuk memberikan identitas kepemilikan buku Serang dan Bertahan.

 Ukuran : 8 cm x 3 cm  Bahan : Quantac Glossy.  Produksi : Print Offset.

Gambar IV.6 Stiker Sumber: Pribadi (4 Juni 2015)

IV.2.2. Kalender.

Kalender adalah media pendukung yang diberikan gratis pada promosi tertentu seperti hadiah kuis, pembelian media utama dalam jumlah tertentu yang diproduksi dengan jumlah terbatas.

(45)

36 Gambar IV.7 Kalender

Sumber: Pribadi (4 Juni 2015)

IV.2.3. Pembatas Buku.

Pembatas buku adalah media pendukung yang diberikan gratis kepada pembeli, bertujuan untuk memberikan identitas kepemilikan buku Serang dan Bertahan.  Ukuran : 4 cm x 20 cm

 Bahan : Artpaper 310 gram  Produksi : Print Offset.

(46)

37 IV.2.4. Gantungan Kunci.

Gantungan kunci adalah media pendukung yang diberikan gratis pada promosi tertentu seperti hadiah kuis, pembelian media utama dalam jumlah tertentu yang diproduksi dengan jumlah terbatas.

 Ukuran : Diameter 5,8 cm  Bahan : Acrylic.

 Produksi : Print Grafir.

Gambar IV.9 Gantungan Kunci Sumber: Pribadi (4 Juni 2015)

IV.2.5. Pin.

Pin adalah media pendukung yang diberikan gratis kepada pembeli, bertujuan untuk memberikan identitas kepemilikan buku Serang dan Bertahan.

 Ukuran : Diameter 5,8 cm

 Bahan : Pin.

 Produksi : Cetak dan Press.

(47)

38 IV.2.6. Poster.

Poster merupakan media pendukung yang berfungsi sebagai media promosi kepada masyarakat. Penempatan poster ditempatkan di papan informasi di setiap sekolah dasar, dan papan informasi di toko buku.

 Ukuran : 29.7 cm x 42 cm (A3)  Bahan : Artpaper 210 gram.  Produksi : Print Offset.

(48)

39 IV.2.7. Flyer.

Media Promosi ini disebarkan disekolah-sekolah yang diberikan lansung kepada target market.

 Ukuran : 21 cm x 10 cm  Bahan : Artpaper 150 gram.  Produksi : Print Offset.

(49)

40 IV.2.8. X-Banner.

Media pendukung ini sangat dibutuhkan sebagai media informasi kepada target audiens tentang keberadaan media utama, media ini diletakan pada area komersil dimana tempat yang menjual Buku Serang dan Bertahan.

 Ukuran : 60 cm x 160 cm  Bahan : Flexi Frontlite Korea.  Produksi : Print Offset.

(50)

41 DAFTAR PUSTAKA

Buku

Cangara, Hafied. 2014. PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada

Irpani, Edi. 2014. Fenomena Gila Bola. Bandung. OASEBUKU

Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta. Andi Sanjaya, Wina. 2012. MEDIA KOMUNIKASI PEMBELAJARAN. Jakarta.

KENCANA PRENADAMEDIA GROUP

Scheunemann, Timo. 2014. AYO INDONESIA Kurikulum dan Pedoman Dasar Sepak Bola Indonesia. Jakarta. Gramedia

Tabrani, Primadi. 2013. Pilihan Tulisan 1972-2013 MASALAH PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA INDONESIA TERUTAMA SEPAK BOLA. Bandung. ITB

Internet

MetroTV. (2015, 11 April). Pembentukan Karakter Pemain Usia Muda Demi Menggapai Asa. http://bola.metrotvnews.com/read/2015/01/05/340688 /pembentukan-karakter-pemain-usia-muda-demi-menggapai-asa.

(51)
(52)

46 RIWAYAT HIDUP

Nama : Tonny Martono Putra.

Tempat, Tanggal Lahir : Bukittinggi, 11 Maret 1989.

Alamat : Jln. Pasir Turi No. 8, Sukaluyu, Bandung.

Telp/HP : 085314265007.

Email : tonny.tonok@gmail.com.

Website : http://tonnymputra.com. Jenis Kelamin : Laki-Laki.

Agama : Islam.

Status : Belum Menikah.

Riwayat Pendidikan

 2004 – 2007 : SMAN 4 Bukittinggi.  2007 – 2010 : Universitas Negeri Padang.  2011 – 2015 : Universitas Komputer Indonesia.

Pengalaman Kerja

 Januari 2011 – Sekarang : Freelancer Designer.

 Mei – Juli 2014 : Designer CV. Pass17, Bandung.

Gambar

Gambar II.1 Logo Resmi PSSI
Tabel II.1 Program Latihan Tingkat Pemula (U-5 – U-8)
Tabel II.2 Program Latihan Tingkat Dasar (U-9 – U-12)
Tabel II.3 Program Latihan Tingkat Menengah (U-12 – U-14)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berikut adalah data impor produk peralatan telepon Hungaria dari dunia.. Berikut beberapa negara eksportir dari kawasan Asia selain China

Juga jelas dari (10.18) bahwa sistem dapat mentoleransi penurunan entropi dalam proses perubahan keadaan yang membuat suku kedua positif jika suku pertama cukup lebih

Proses transformasi dan perubahan struktural di Indonesia di tandai dengan adanya peningkatan pesat sektor industri manufaktur dan penurunan yang cukup pesat dari sektor

Seiring dengan perkembangan zaman memunculkan sebuah fenomena baru dimana terjadinya sebuah pergeseran stratifikasi sosial dalam konteks kepemimpinan dimana pada

Komponen-komponen sebagaimana yang disebutkan di atas merupakan sarana pendidikan yang mutlak harus ada dan mempunyai standar, di samping prasarana yang lainnya, sebagai penunjang

Berdasarkan hasil penelitian diketahui siswa yang memiliki motivasi tinggi baik dengan penerapan Index Card Match pada kelas X- 4 maupun konvensional pada kelas

Memperhatikan prosedur-prosedur tersebut, dokter seharusnya memperhatikan batasan kerja yang diseskripsikan pada bab ini dalam melaksanakan tindakan persiapan, mengalihkan

Adapun hasil penelitian mengenai pengaruh metode pengajaran bahasa Arab terhadap minat belajar bahasa Arab siswa SMP Unismuh Makassar, dapat disimpulkan