SEJARAH PEMBANGUNAN MASJID AL-OSMANI
MEDAN LABUHAN DAN GAYA ARSITEKTURNYA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH :
RAHMAD AFANDI NIM : 308321057
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Sujud syukur dan alhamdulilah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, tidak lupa penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, tidak lupa penulis mengucapkan Shalawat dan salam atas junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya keluar dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna baik isi, teknik penulisan, maupun ilmiahnya, mengingat keterbatasan pengetahauan kemampuan dan pengalaman. Oleh sebab itu dengan kerendahan hati, penulis mengharapakan saran dan kritikan yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini penulis telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak berupa moril maupun materil. Maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih serta penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:
Kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom MPd selaku Rektor Unimed, beserta jajaran stafnya.
Kepada Bapak Dr. Restu. M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial beserta stafnya .
Terima kasih ucapan kepada Dosen Pembimbing Skripsi Drs. Ponirin M.Si yang telah memberikan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Buat Pak Phil Ichwan Azhari M.S yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama peneliti mengikuti perkuliahan.
Ucapan terima kasih sebesar-besarnyaa kepada seluruh dosen Jurusan pendidikan Sejarah yang telah membagi ilmu dan pengalamannya kepada Penulis.
Salam Jas Merah untuk rekan-rekan seperjuangan Ekstensi 2008 yang juga sama-sama dengan penulis dalam mengikuti perkuliahan Jurusan pendidikan Sejarah.
Dan ucapan terima kasih banyak buat Pak Ahmad Fahruni beserta seluruh anggota BKM Masjid Al-Osmani Medan Labuhan yang telah memberikan waktunya dan informasi kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada keluarga besar yang telah membimbing Penulis, dan juga untuk semua orang yang pernah membantu Penulis dalam mencapai cita-cita.
Medan, 15 Juni 2015
i ABSTRAK
RAHMAD AFANDI. NIM. 308321057. Sejarah Pembangunan Masjid Al-Osmani Medan Labuhan dan Gaya Arsitekturnya. Skripsi Jurusan Pendidikan Sejarah. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Medan. 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang berdiri dan berkembangnya Masjid Al-Osmani Medan Labuhan. Mengetahui simbol dan makna yang ada pada arsitektur Masjid Al-Osmani Medan Labuhan di Kota Medan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah, yaitu suatu metode yang digunakan dalam pengumpulan sumber-sumber sejarah ( heuristik ), baik itu sumber primer maupun sekunder. Sedang untuk menghimpun data yang dibutuhkan dalam penelitian Masjid ini, maka teknik yang digunakan adalah observasi, wawancara dan penelaahan buku-buku ( literatur ) yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Dari hasil penelitian dapatlah diketahui bahwa pendirian Masjid Al-Osmani Medan Labuhan ini berada di Depan Istana Sultan ke 7, biaya awal pembangunan dibantu oleh masyarakat sekitar dan juga dana yang didapat dari bantuan rakyat sultan. Pada tahun 1870-1872 Masjid mengalamai peromabakan besar-besaran dengan mengganti bahan menjadi permanen dan diserahkan pembangunan Masjid ini kepada Arsitek asal Jerman yang juga sebagai pemilik perusahaan kontraktor pembangunan yang berkantor di Medan dan Bukit Tinggi.
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Pembatasan Masalah ... 3
D. Perumusan Masalah ... 3
E. Tujuan Penelitian ... 4
F. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Konseptual ... 5
1. Perpaduan Arsitektur ... 5
2. Makna Simbol ... 8
3. Melayu, China, India, Timur – Tengah dan Spanyol ... 12
4. Masjid Al – Osmani ... 16
5. Gambar Umum medan Labuhan ... 18
B. Kerangka Berpikir ... 21
Peta Medan Labuhan ... 24
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Heuristik ... 25
B. Sumber Data ... 25
v
D. Tehnik Analisis Data ... 26
BAB VI. PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 28
1. Latar Belakang berdiri Dan Berkembangnya Masjid Al – Osmani di Medan Labuhan ... 28
1.a. Sejarah singkat berdirinya Masjid Al – Osmani ... 28
1.b. Perkembangan Masjid Lama Gang Bengkok ... 30
2. Simbol dan Makna yang ada pada arsitektur Masjid Al – Osmani ... 34
3. Perpaduan Budaya Arsitektur Melayu, China, India, Timur – Tengah dan Spanyol pada Masjid Al – Osmani Medan labuhan ………... 64
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 67
B. Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA... 70
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masjid Raya Al Osmani ini terletak di kawasan Jalan Yos Sudarso KM
17.5 Kelurahan Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan, Medan, didirikan
oleh Sultan Deli VII Osman Perkasa Alam, bukan hanya merupakan bangunan
yang berfungsi sebagai tempat ibadah saja. Tetapi pada dasarnya Masjid Raya
Al- Osmani merupakan perpaduan kebudayaan antara etnis Cina, Timur Tengah,
India, Spanyol dan etnis lokal yang ada di kota Medan yaitu etnis Melayu.
Masjid ini dinamakan Al Osmani karena didirikan oleh Sultan Deli VII
Osman Perkasa Alam di tahun 1854 dengan menggunakan bahan kayu pilihan.
Kemudian pada 1870 hingga1872 masjid yang terbuat dari bahan kayu itu
dibangun menjadi permanen oleh anak Sultan Osmani, yakni Sultan Mahmud
Perkasa Alam yang juga menjadi Raja Deli kedelapan.
Hingga kini, selain digunakan sebagai tempat beribadah, masjid itu juga
dipakai sebagai tempat peringatan dan perayaan hari besar keagamaan dan tempat
pemberangkatan menuju pemondokan jamaah haji yang berasal dari Medan utara.
Di masjid ini juga terdapat lima makam raja deli yang dikuburkan yakni Tuanku
Panglima Pasutan (Raja Deli IV), Tuanku Panglima Gandar Wahid (Raja Deli V),
Sultan Amaluddin Perkasa Alam (Raja Deli VI), Sultan Osman Perkasa Alam,
2
Ketika pertama kali dibangun pada tahun, ukuran Masjid Al-Osmani
hanya 16 x 16 meter dengan material utama dari kayu. Pada tahun 1870, Sultan
Deli VIII Mahmud Al Rasyid melakukan pemugaran besar-besaran terhadap
bangunan masjid yang diarsiteki arsitek asal Jerman, GD Langereis. Selain
dibangun secara permanen, ukurannya juga diperluas menjadi 26 x 26 meter.
Renovasi itu selesai tahun 1872.
Mesjid yang telah di renovasi ini ternyata didasarkan pada kombinasi
arsitektur empat Negara itu misalnya pada pintu masjid berornamen China, ukiran
bangunan bernuansa India, dan arsitektur bernuansa Eropa, dan
ornamen-ornamennya bernuansa Timur - Tengah. Rancangannya unik, bergaya India
dengan kubah tembaga bersegi delapan. Kubah yang terbuat dari tembaga
tersebut beratnya mencapai 2,5 ton.
Masjid Al-Osmani didominasi warna kuning, dengan warna kuning
keemasan yang merupakan warna kebanggaan Suku Melayu, warna tersebut
diartikan atau menunjukkan kemegahan dan kemuliaan. Kemudian dipadu dengan
warna hijau yang filosofnya menunjukkan keislaman.
Dari uraian diatas dapat dilihat Perpaduan Budaya Arsitektur , China,
Timur Tengah, India dan Spanyol pada Masjid Al Osmani di kecamatan Medan
Labuhan. Dimana bangunan Masjd ini mampu memberikan warna lain tentang
kebudayaan di Medan yang multi etnis. Bukan hanya itu saja Masjid Al Osmani
juga menunjukan simbol keberagaman antar umat di kota Medan.
Adapun alasan peneliti memilih judul “Sejarah Pembangunan Masjid Al
– Osmani dan Gaya Arsitekturnya” karena peneliti merasa bahwa perlu kiranya
Al-3
Osmani yang merupakan salah satu aset peninggalan sejarah dan cagar budaya
yang dilindungi pemerintah Kota Medan. Selain itu peneliti menganggap
perkembangan Masjid Al – Osmani juga turut mempengaruhi perkembangan
budaya di Kota medan pada saat ini sehingga patut untuk dikaji.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dikemukakan
identifikasi masalah sebagai berikut :
1. Latar belakang berdirinya Masjid Al Osmani
2. Peranan masjid Al Osmani dalam perkembangan budaya di Medan
Labuhan.
3. Sejarah perkembangan Masjid Al Osmani di Medan Labuhan
4. Perpaduan budaya arsitektur Melayu, China, India, Timur-Tengah dan
Spanyol di Medan labuhan.
5. Simbol dan makna arsitektur Melayu, China, India, Timur-Tengah dan
Spanyol di Medan Labuhan.
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitin ini, peneliti membatasi permasalahan pada perpaduan
Budaya Arsitektur Melayu, China, Timur-Tengah, India dan Spanyol pada Masjid
Al Osmani di medan Labuhan.
D. Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah :
1. Bagaimana latar belakang berdiri dan berkembangnya Masjjd Al Osmani
4
2. Bagaimana bentuk-bentuk arsitektur yang ada di masjid Al-Osmani di
Medan Labuhan.
3. Bagaimana latar belakang terbentuknya berbagai arsitektur di mesjid.
4. Bagaimana arti makna dari berbagai arsitektur Masjid Al Osmani di
Medan Labuhan.
E. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui latar belakang berdiri dan berkembangnya Masjid Al
Osmani.
2. Untuk mengetahui sejarah dan makna yang ada pada arsitektur pada
Masjid Al Osmani.
3. Untuk mengetahui perpaduan budaya arsitektur Melayu, China, Timur
Tengah, India dan Spanyol pada Masjid Al Osmani di Medan Labuhan.
F. Manfaat penelitian
Dengan tercapainya hasil penelitian yang dilaksanakan diharapkan mampu
memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Memberikan pengetahuan kepada peneliti dan pembaca tentang Perpaduan
budaya asritektur Melayu, China, Timur-Tengah, India dan Spanyol pada
Masjid Al Osmani di Medan Labuhan.
2. Memberi wawasan kepada peneliti tentang penulisan sebuah karya ilmiah.
3. Sebagai penambah perbendaharaan perpustakaan Universitas Negeri
67
Bab V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Masjid Al-Osman yang juga dikenal oleh sebagian besar masyarakat Kota
Medan dengan sebutan Masjid Labuhan merupakan bukti kejayaan Islam di tanah
Deli. Masjid yang terletak sekitar 20 kilometer sebelah utara Kota Medan ini
merupakan salah satu peninggalan sejarah Kerajaan Melayu Deli pada abad ke -19
Masehi. Terletak di Jalan Kelurahan Yos Sudarso, Kelurahan Pekan Labuhan,
Kecamatan Medan Labuhan.
Masjid tertua di Kota Medan ini dibangun pada tahun 1854 oleh Raja Deli
ke tujuh, yakni Sultan Osman Perkasa Alam dengan menggunakan bahan kayu
pilihan. Kemudian pada tahun 1870-1872 Masjid yang terbuat dari bahan kayu
itu dibangun menjadi permanen oleh anak Sultan Osman, yakni Sultan Mahmud
Perkasa Alam yang menjadi Raja Deli kedelapan. Di tahun 1870-1872, Sultan
Dei VIII Sultan Mahmud Perkasa Alam merenovasi bangunan Masjid. Dengan
mempercayakan arsitek asal Jerman, GD Langeirs, seluruh bangunan Masjid pun
dirombak ukuran diperluas menjadi 26X26 meter, bahan-bahan material yang
didatang kan dari Eropa ( Belanda ) .
Simbol dan makna pada Arsitektur Masjid Al-Osmani terdapat pada wujud
arsitektur Masjid, berupa atap atau kubah gaya India, seperti bunga teratai yang
menunjukan simbol kemegahan atas kekuasaan sang penguasa. Pola
‘vertikal-horizontal’ pada Masjid Al-Osmani ditampilkan secara tegas melalui perwujudan
68
kegiatan keagamaan maupun kegiatan umat secara umum, yang tercermin dari
pengorganisasian ruangnya.
Ornamen Melayu pada Masjid Al-Osmani terdiri dari luar masjid tampak
pada dibawah kubah yang berukiran kupu-kupu, plafon umbai-umbai, yaitu ukiran
kayu berwarna putih berjenis lebah bergantung, awan petang terletak di samping
bawah kubah utama yang menjuntai, di dinding Masjid bulu merak dan juga
pucuk rebung. Sementara itu ornamen pada dinding dalam Masjid, berbentuk
bunga cengkeh bersusun, ornamen pada kubah dalam Masjid berbentuk daun
pakis serta hijau dedaunan dan ornamen pada kaca Masjid berbentuk itik pulang
petang, bunga ketola dan bunga kundur. Pemilihan ornamen-ornamen ini bukan
tanpa makna. Lebah Begantung, pelambang kesetiaan, punya faedah yang
banyak, rajin, tawar penyakit, begagan, beturai, bersyahadat, namun apa bila
musuh menjual pantang tak dibeli dan selalu mendatangkan kebaikan.
Perpaduan budaya Arsitektur China, India, Timur-Tengah dan Spanyol
pada Masjid Al-Osmani Medan Labuhan merupakan percampuran dari budaya
lokal dan berbagai pengaruh interior yang datang ke Indonesia. Hal ini
disebabkan oleh sifat Masyarakat Melayu yang terbuka juga lebih cenderung
untuk menerima budaya yang datang dari luar seperti budaya dari Cina, India,
Timur-Tengah dan Eropa. Hal ini berimbas pada perwujudan interior. Selain
terjadinya akulturasi, konsep perancangan interior Masjid Al-Osmani Medan
Labuhan berdasarkan atas pertimbangan aktivitas ritual yang sesuai dengan ajaran
Islam. Demikian juga orientasi ruang interior yang bersumbu ( garis ) dari Timur
69
B. SARAN
Adapun saran-saran yang diajukan sesuai dengan hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Bangunan bersejarah merupakan simbol unik dari warisan sejarah suatu
masyarakat maupun kota, yang mencerminkan karakter masyarakat dan kota
pada masa lalu. Dalam membangkitkan kesadaran akan pentingnya sebuah
bangunan bersejarah yang merupakan warisan dari masa lalu, untuk itulah
melalui penulisan skripsi ini peneliti menyarankan sebagai masyarakat
Indonesia khususnya Medan, sebaiknya kita melestarikan warisan sejarah
yang merupakan aset sejarah yang tak ternilai harganya. Pelestarian warisan
sejarah akan membuka sebuah bagian dalam sejarah dahulu yang tercermin
dari warisan sejarah tersebut dan akan membangkitkan sebuah kesadaran baru
70
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rochym. 1983 .
Masjid Dalam karya Arsitektur Nasional Indonesia
, Angkasa
Bandung.
Abdul Rochym .1983 .
Sejarah Arsitektur Islam
. Angkasa Bandung.
A. Bagoes P. Wiryomartono. 1995.
Seni Bangunan dan Bina Kota di Indonesia
Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka utama.
Koenjaraningrat . 1990
. Pengantar Ilmu Antroplogi
Jakarta, Prenada.
Kuntowijoyo. 1995.
Pengantar Ilmu Sejarah.
Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya
__________ 1988.
Ensiklopedia Nasional Indonesia.
Jakarta: PT.Cipta Adi Pustaka.
Mahyudin Al Mudra. 2003.
Ornamen-ornamen Melayu
, Adi Citra
Mahjudin Al-Mudara,SH. 2003
. Rumah Adat Melayu
, Adi Citra Karya Nusa
Maulana M, Ali.1977.
Islamolog
i. Jakarta : Darul Kutubil Islamiyah
Mulyono . 1983 .
Simbolisme dan Mistikisme Dalam Wayang
. Jakarta Agung
Ratih Baiduri. 2012.
Masjid Raya AL Ma’shun Medan (Tinjauan Arsitektural dan
Ornamental)
. Casa Mesra Publisher.
Soekmono.1973.
Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 3.
Yogyakarta : Kanisius.
Tariq Suwaidan. 2015.
Dari Puncak Andalusia
. Jakarta: Zaman
71
Tugiyono Ks Dkk, 2001.
Peninggalan Situs dan Bangunan Bercorak Islam di Indonesia
Jakarta : PT. Mutiara Sumber Martono.
YB. Mangunwijaya. 1995.
Wastu Citra
PT Gramedia Pustaka Utama.
Yulianto Sumalyo . 1997 .
Dalam Arsitektur Modern Akhir Abad XIX dan Abad XX
Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.
www.file.upi.edu.com diakses pada sabtu, 5 Juli 2014