• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN DI KELAS VIII SMP KARTIKA I 2 MEDAN T.A 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN DI KELAS VIII SMP KARTIKA I 2 MEDAN T.A 2014/2015."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN DI KELAS VIII SMP KARTIKA I-2 MEDAN T.A 2014/2015

Oleh : Ratna Julia 4113111062

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah memberikan berkah kesehatan, rahmat, serta karunia-Nya kepada penulis hingga skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Course Review Horay Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Lingkaran di Kelas VIII SMP Kartika I-2 Medan T.A. 2014/2015” ini selesai disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Medan.

Pada kesempatan ini penulis hendak menyampaikan banyak terima kasih kepada

Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan

waktunya untuk memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal sampai dengan

selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak

Drs. M. Panjaitan, M.Pd, Bapak Pardomuan NJM. Sinambela, S.Pd., M.Pd, dan Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku dosen–dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran hingga selesainya penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga kepada Bapak Drs. W.L Sihombing, M.Pd

selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran kepada

penulis selama masa-masa perkuliahan, juga kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd

selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA

UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku ketua jurusan Matematika FMIPA UNIMED

dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku sekretaris jurusan Matematika FMIPA UNIMED

serta Bapak Drs. Zul Amry, M.Si., Ph.D selaku ketua Prodi Pendidikan Matematika FMIPA

UNIMED dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA

UNIMED yang sudah memberikan ilmu dan arahan selama penyusunan skripsi ini.

Terima kasih juga kepada Kepala Sekolah SMP Kartika I-2 Medan, Ibu Dra.

Marhamati yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian, Bapak

Ritawan, S.Pd.I selaku guru bidang studi matematika yang telah meluangkan waktunya dan

para guru SMP Kartika I-2 Medan beserta siswa–siswi kelas VIII-2 yang telah membantu

penulis dalam melaksanakan penelitian.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih dari lubuk hati yang paling dalam kepada

(4)

v

senantiasa diberikannya kepada penulis sejak lahir sampai sekarang, semoga Allah senantiasa

memberikan kesehatan dan umur yang panjang kepada beliau. Tak lupa penulis juga

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada sosok lelaki panutan yang begitu

kuat perjuangan dan pengorbanannya, Ayahanda tercinta Alm. Tarmun yang telah kembali ke

pangkuan Ilahi, semoga Allah menempatkan beliau pada tempat yang seindah-indahnya di

surga-Nya.

Penulis juga berterima kasih kepada kakak-kakak tersayang Intan Kurnia Fitriani, Jenni

Monica, Mukmil Amrillah, dan Ade Franita yang telah membantu, mendukung, dan menjadi

kakak terbaik atas kasih sayangnya selama ini. Untuk keponakan tersayang Kasyfi Hirzi

Amrillah, terima kasih telah menjadi pelipur lara membuat penulis tersenyum dan semangat

dalam penyusunan skripsi ini.

Untuk sahabat-sahabatku tersayang, Dhina Etman dan Nenni Triana yang selalu hadir

dalam suka maupun duka. Terima kasih penulis ucapkan atas semangatnya, bantuannya, kasih

sayangnya, dan doanya, semoga persahabatan ini selalu dilindungi Allah. Untuk yang terkasih,

Yoga Dhanu Pratama, terima kasih atas cinta, sayang, semangat, doa, bantuan dan kehangatan

yang diberikan selama ini, dan penulis harapkan selamanya. Begitu pula kepada teman-teman

seperjuangan, keluarga besar Dik-A Matematika 2011 yang selalu saling memberi semangat,

doa dan dukungannya. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam

penulisan skripsi ini.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini,

namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa,

untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi

kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu

pendidikan dan juga dapat dijadikan sebagai salah satu sumber referensi bagi peneliti

selanjutnya yang berminat meneliti hal yang sama.

Medan, Juni 2015

Penulis,

Ratna Julia

(5)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN DI KELAS VIII SMP KARTIKA I-2 MEDAN T.A. 2014/2015

Ratna Julia (4113111062)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe course review horay dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan lingkaran di kelas VIII SMP Kartika I-2 Medan T.A 2014/2015. Subjek dalam penelitian ini adalah 36 siswa kelas VIII-2 SMP Kartika I-2 Medan dan objek penelitian ini adalah upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay pada pokok bahasan lingkaran. Instrumen yang digunakan adalah tes, observasi, dan wawancara. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus, setiap siklus dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan.

Dari hasil tes diagnostik diperoleh nilai rata-rata sebesar 42,22 dan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 7 siswa (19,44%) dan tidak tuntas sebanyak 29 siswa (80,56%). Hasil belajar siswa berdasarkan hasil tes diagnostik masih tergolong sangat rendah. Untuk itu dilaksanakan proses pembelajaran pada siklus I dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe course review horay untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi lingkaran. Proses pelaksanaan pembelajaran pada siklus I meliputi pengerjaan LAS oleh kelompok, tanya jawab, dan dilanjutkan dengan permainan kotak hore untuk menguji pemahaman siswa menggunakan soal serta nyanyian yel-yel bagi siswa yang menjawab dengan benar. Di akhir siklus diberikan tes hasil belajar I dan diperoleh bahwa terjadi peningkatan hasil belajar pada tes hasil belajar I dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 62,61 dan sebanyak 19 siswa mencapai ketuntasan belajar (52,78%).

Dikarenakan pencapaian pada siklus I belum memenuhi kriteria ketuntasan belajar klasikal, maka penelitian dilanjutkan ke siklus II. Hasil refleksi pada siklus I digunakan sebagai acuan dalam pemberian tindakan di siklus II dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada siklus II dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay. Perbaikan-perbaikan dilakukan dengan meningkatkan pengelolaan pembelajaran, meningkatkan keaktifan siswa, membentuk kelompok baru berdasarkan hasil tes hasil belajar I, menggunakan waktu seefektif mungkin serta memberikan pengawasan yang lebih kepada siswa. Hasil tes hasil belajar II menunjukkan peningkatan jumlah siswa yang tuntas menjadi 31 siswa (86,11%) dengan nilai rata-rata sebesar 78,67. Pencapaian ini telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar klasikal, maka penelitian dikatakan berhasil.

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN i

RIWAYAT HIDUP ii

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR GAMBAR viii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR LAMPIRAN x

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 10

1.3. Batasan Masalah 10

1.4. Rumusan Masalah 10

1.5. Tujuan Penelitian 10

1.6. Manfaat Penelitian 11

1.7. Defenisi Operasional 11

BAB II TINJAUAN TEORITIS 13

2.1. Tinjauan Teoritis 13

2.1.1. Pengertian Belajar 13

2.1.2. Pengertian Pembelajaran 14

2.1.3. Hasil Belajar Matematika 15

2.1.4. Model Pembelajaran 17

2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) 19 2.1.5.1 Tujuan Pembelajaran Kooperatif 21 2.1.5.2Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif 22 2.1.6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay 24

2.1.6.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Course Review Horay 25

2.1.6.2 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Course Review Horay 29

2.2 Materi Pelajaran 30

2.3 Teori Belajar yang Mendukung 37

2.4 Penelitian yang Relevan 38

2.5 Kerangka Konseptual 39

2.6 Hipotesis Tindakan 41

BAB III METODE PENELITIAN 42

3.1. Jenis Penelitian 42

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 42

3.3. Subjek dan Objek Penelitian 42

(7)

vii

3.3.2 Objek Penelitian 42

3.4. Prosedur Penelitian 43

3.5. Alat Pengumpul Data 48

3.5.1 Tes 48

3.5.2 Observasi 48

3.5.3 Wawancara 49

3.5.4 Dokumentasi 49

3.6 Analisis Data 49

3.7 Indikator Keberhasilan 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 55

4.1. Siklus I 55

4.1.1. Hasil Penelitian pada Siklus I 55

4.1.1.1. Permasalahan I 55

4.1.1.2. Perencanaan Tindakan I 57

4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 58

4.1.1.4. Observasi I 62

4.1.1.5. Analisis Data I 63

4.1.1.5.1 Analisis Data Observasi I 63

4.1.1.5.2 Analisis Data Tes Hasil Belajar I 68

4.1.1.5.3 Hasil Wawancara I 72

4.1.1.6. Refleksi I 74

4.2. Siklus II 76

4.2.1. Hasil PenelitianSiklus II 76

4.2.1.1. Permasalahan II 76

4.2.1.2. Perencanaan Tindakan II 76

4.2.1.3. Pelaksanaan Tindakan II 78

4.2.1.4. Observasi II 82

4.2.1.5. Analisis Data II 83

4.2.1.5.1 Analisis Data Observasi I I 83

4.2.1.5.2 Analisis Data Tes Hasil Belajar I I 88

4.2.1.5.3 Hasil Wawancara II 92

4.2.1.6. Refleksi II 93

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 94

4.3.1 Observasi Proses Pembelajaran 94

4.3.2 Peningkatan Hasil Belajar 95

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 98

5.1. Kesimpulan 98

5.2. Saran 98

(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1. Kesalahan Siswa Menentukan Keliling Lingkaran 5 Gambra 1.2. Kesalahan Siswa Menentukan Luas Lingkaran 6 Gambar 1.3. Kesalahan Siswa Menerapkan Rumus Keliling

Lingkaran pada Soal Cerita 6

Gambar 1.4. Kesalahan Siswa Menerapkan Rumus Luas Lingkaran

pada Soal Cerita 7

Gambar 2.1. Lingkaran P 31

Gambar 2.2. Jari-jari Lingkaran 31

Gambar 2.3. Busur Lingkaran 31

Gambar 2.4. Diameter Lingkaran 32

Gambar 2.5. Tali Busur Lingkaran 32

Gambar 2.6. Apotema 33

Gambar 2.7. Juring Lingkaran 33

Gambar 2.8. Tembereng 33

Gambar 2.9. Luas Lingkaran 34

Gambar 2.10. Sudut Pusat Lingkaran 35

Gambar 2.11. Sudut Keliling ABC 35

Gambar 2.12. Juring AOB 36

Gambar 2.13. Luas Tembereng 36

(9)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 (Siklus I) 103 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 (Siklus I) 109 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 (Siklus II) 114 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 4 (Siklus II) 120

Lampiran 5 Soal Kotak Horay 1 126

Lampiran 6 Kunci Jawaban Kotak Horay 1 127

Lampiran 7 Soal Kotak Horay 2 128

Lampiran 8 Kunci Jawaban Kotak Horay 2 130

Lampiran 9 Soal Kotak Horay 3 133

Lampiran 10 Kunci Jawaban Kotak Horay 3 134

Lampiran 11 Soal Kotak Horay 4 135

Lampiran 12 Kunci Jawaban Kotak Horay 4 136

Lampiran 13 Lembar Aktivitas Siswa 1 (LAS 1) 138 Lampiran 14 Lembar Aktivitas Siswa 2 (LAS 2) 144 Lampiran 15 Lembar Aktivitas Siswa 3(LAS 3) 148 Lampiran 16 Lembar Aktivitas Siswa4 (LAS 4) 153

Lampiran 17 Alternatif Penyelesaian LAS 1 160

Lampiran 18 Alternatif Penyelesaian LAS 2 163

Lampiran 19 Alternatif Penyelesaian LAS 3 165

Lampiran 20 Alternatif Penyelesaian LAS 4 167

Lampiran 21 Kisi-Kisi Tes Diagnostik 169

Lampiran 22 Lembar Validasi Tes Diagnostik 170

Lampiran 23 Soal Tes Diagnostik 173

Lampiran 24 Alternatif Tes Hasil Belajar I 174 Lampiran 25 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar I 176 Lampiran 26 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar I 177

Lampiran 27 Soal Tes Hasil Belajar I 180

Lampiran 28 Alternatif Tes Hasil Belajar I 182 Lampiran 29 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar II 185 Lampiran 30 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar II 186

Lampiran 31 Soal Tes Hasil Belajar II 189

Lampiran 32 Alternatif Tes Hasil Belajar II 191 Lampiran 33 Pedoman Penskoran Tes Diagnostik 194 Lampiran 34 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I 196 Lampiran 35 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar II 199

Lampiran 36 Lembar Observasi Guru 202

Lampiran 37 Lembar Observasi Siswa 214

Lampiran 38 Wawancara siklus I 222

Lampiran 39 Wawancara siklus II 224

Lampiran 40 Nilai Tes Diagnostik 226

Lampiran 41 Nilai Tes Hasil Belajar I 228

Lampiran 42 Nilai Tes Hasil Belajar II 230

(10)

xi

Lampiran 44 Dokumentasi 233

Jadwal Kegiatan Penelitian

Surat Keterangan Telah Mengadakan Observasi dari Sekolah Surat Izin Penelitian dari FMIPA

(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Oleh karena itu, pendidikan

merupakan faktor yang sangat penting bagi suatu negara. Maju mundurnya proses

pembangunan suatu bangsa di segala bidang sangat ditentukan Sumber Daya

Manusia (SDM) yang dimiliki oleh warga negaranya. Untuk itu, pemerintah telah

mengatur Sistem Pendidikan Nasional dalam suatu undang-undang.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31

ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan

pendidikan dan ayat (3) menegaskan bahwa Pemerintah mengusahakan dan

menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan

dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa

yang diatur dengan undang-undang. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia

No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 disebutkan

bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung

jawab.

Mengingat fungsi dan tujuan pendidikan nasional, perubahan atau

perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi. Perubahan

ini diperlukan untuk mensukseskan pendidikan. Sehingga perubahan dalam arti

perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai

(12)

2

untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Salah satu upaya yang

dilakukan ialah dengan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep dan

wawasan baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan

berkembang seiring dengan pesatnya perkembangan IPTEK. Semua perbaikan

yang dilakukan dalam dunia pendidikan diharapkan dapat meningkatkan

persentase hasil belajar siswa, salah satunya yaitu meningkatkan aspek kognitif

siswa.

Berkaitan dengan proses belajar mengajar, guru memiliki peranan

langsung dalam mengelola proses pembelajaran di dalam kelas. Kualitas

seorang guru dituntut untuk meningkatkan mutu pendidikan. Seperti yang

diungkapkan oleh Kepala PPPPTK Matematika, Prof. Dr. rer.nat. Widodo, M.S

(2014) (http://p4tkmatematika.org/2014/12/diklat-guru-matematika-smakabupaten

-berau/) :

Kualitas guru perlu ditingkatkan mengingat guru memegang peran penting dalam dunia pendidikan. Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, namun juga sebagai perencana, penilai, dan pengembang sumber daya baik dalam hal implementasi kurikulum maupun kegiatan belajar mengajar di kelas. Para guru dituntut tidak hanya menguasai kompetensi-kompetensi yang melekat pada mereka seperti kompetensi akademik, pedagogik, kepribadian, dan sosial. Mereka hendaknya juga memiliki kinerja yang baik yang dapat diamati dari kompetensi yang dimiliki ditambah dengan prestasi yang telah dicapai.

Salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah ialah matematika.

Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi yang

berperan penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

Matematika juga mempunyai peranan penting dalam pendidikan. Hal ini terbukti

bahwa pelajaran matematika ada di setiap jenjang pendidikan dari sekolah dasar

sampai perguruan tinggi. Peran penting matematika juga dinyatakan oleh NRC

(National Research Council, 1989:1) (https://fadjarp3g.files.wordpress.com/2009/

10/09-apamat_limas_.pdf) dari Amerika Serikat dengan pernyataan :

(13)

3

tepat. Bagi suatu negara, matematika akan menyiapkan warganya untuk bersaing dan berkompetisi di bidang ekonomi dan teknologi.

Namun ternyata, fakta di lapangan belum menunjukkan hasil yang

memuaskan. Berdasakan survey Programme Internationale For Student

Assesment (PISA) tahun 2012, pencapaian prestasi matematika di Indonesia

berada di peringkat nomor dua dari bawah seperti yang dikemukakan oleh Kepala

PPPPTK Matematika, Prof. Dr. rer.nat. Widodo, M.S, “Berdasar survey PISA tahun 2012 yang berkenaan dengan pencapaian prestasi matematika, Indonesia

menempati urutan ke 64 dari 65 negara yang disurvei”. (http:// p4tkmatematika. org /2014 /12 /diklat -guru- matematika- sma- kabupaten berau/).

Hal ini tentu saja memprihatinkan bagi seluruh pendidik dan tenaga

kependidikan. Rendahnya mutu pendidikan matematia Indonesia juga didapat dari

hasil Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) seperti

dilansir oleh republika.co.id (http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduacti

on/14/02/27/n1nns0-kemana-arah-pendidikan-indonesia) :

Menurut hasil TIMSS 2011, peringkat anak-anak Indonesia bertengger di posisi 38 dari 42 negara untuk prestasi matematika, dan menduduki posisi 40 dari 42 negara untuk prestasi sains. Rata-rata skor prestasi matematika dan sains berturut-turut adalah 386 dan 406, masih berada signifikan di bawah skor rata-rata internasional.

Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut

Ahmad Fauzy (2013), faktor yang menyebabkan rendahnya prestasi matematika

ialah:

Lemahnya penguatan matematika pelajar Indonesia, menurut saya disebabkan sejumlah faktor. Dua diantaranya karena pengaturan kelas yang monoton dimana murid hanya menghadap ke papan tulis, dan pembelajaran kelas kurang dinamis. Rutinitas seperti inilah, yang membuat siswa menjadi bosan belajar matematika.

(http://nasional.sindonews.com/read/804091/15/pembelajaran matematik a-di-indonesia-masuk-peringkat-rendah-1384111047)

Sampai saat ini indikator pencapaian ketuntasan belajar siswa ialah Ujian

Nasional (UN) agar dapat melanjutkan ke satuan pendidikan yang lebih tinggi.

(14)

4

rendahnya nilai matematika. Sebagaimana yang di-posting dalam artikel

pendidikan matematika oleh Universitas Ahmad Dahlan (2011) (http://pmat.uad.a

c.id/category/artikel-pendidikan-matematika):

Kenyataan setiap UN (Ujian Nasional) rata-rata siswa yang tidak lulus adalah mata pelajaran matematika. Hal tersebut merupakan masalah bagi pengajar untuk memilih metode mengajar yang menarik perhatian siswa untuk belajar sehingga menimbulkan minat dan motivasi bagi siswa untuk berprestasi yang juga akan mendukung terhadap hasil belajar matematika. Pada kenyataannya guru-guru banyak yang menyatakan penyebab rendahnya hasil pembelajaran matematika di Indonesia ini adalah siswa kurang mampu memahami materi yang bersifat abstrak, siswa kurang mampu mengaitkan pengetahuan-pengetahuan yang telah mereka miliki, hal tersebut mengakibatkan siswa kurang bersemangat untuk mengikuti pelajaran matematika.

Selain itu, salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar

matematika adalah sebagian besar siswa menganggap matematika pelajaran yang

sangat sulit sebagaimana yang diungkapkan oleh Abdurrahman (2009:202) “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang

studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan

belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”.

Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 15 Januari

2015 terhadap salah seorang guru mata pelajaran matematika kelas VIII SMP

Kartika I-2 Medan, Bapak Ritawan S.Pd.I, beliau mengatakan bahwa :

Sebagian siswa tidak menyukai matematika, mereka merasa pelajaran matematika itu sulit. Siswa kesulitan dalam mengaplikasikan soal ke dalam rumus-rumus matematika. Hal ini dikarenakan kebiasaan siswa yang lebih suka menggunakan cara menghafal untuk menguasai materi yang sedang dipelajari. Saya biasanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan ekspositori saat proses belajar mengajar di kelas. Untuk materi lingkaran, hasil belajar siswa sebelumnya masih banyak yang berada di bawah KKM, sebagian besar siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal tentang luas lingkaran, panjang busur, luas juring, dan tembereng.

Pada saat proses pembelajaran berlangsung di kelas VIII-2 tahun ajaran

2014/2015 peneliti melihat bahwa guru lebih mendominasi dalam proses

(15)

5

melakukan tanya jawab dengan guru, serta interaksi antar siswa yang sangat

minim. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang bervariasi,

sehingga pembelajaran terkesan kaku, monoton, dan tidak menyenangkan yang

membuat siswa menjadi pasif dan bosan dalam belajar. Pembelajaran yang

demikian akan membuat siswa jenuh, padahal performansi guru dalam kegiatan

pembelajaran berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran.

Materi lingkaran adalah salah satu materi yang diajarkan di jenjang

Sekolah Menengah Pertama. Materi lingkaran merupakan salah satu aspek yang

diujikan dalam Ujian Nasional Matematika SMP. Soal tentang materi lingkaran

selalu keluar setiap tahunnya, antara lain tentang soal hubungan-hubungan sudut

pusat, panjang busur, dan luas juring. Untuk mengetahui permasalahan dan

kesulitan belajar serta hasil belajar siswa kelas VIII-2 SMP Kartika I-2 Medan

tahun ajaran 2014/2015, peneliti memberikan tes diagnostik kepada 36 orang

siswa kelas tersebut (15 Januari 2015). Hasil tes tersebut menunjukkan

kelasalahan jawaban siswa dalam menyelesaikan soal lingkaran yang pernah

dipelajari di tingkat sekolah dasar, seperti berikut ini:

Sebanyak 11 orang siswa (sekitar 30,56%) salah menentukan keliling

lingkaran. Hal ini dikarenakan kebanyakan siswa hanya menghafal rumus saja

sehingga siswa kesulitan dalam mengaplikasikan informasi yang ada pada soal ke

dalam rumus keliling lingkaran seperti berikut.

(16)

6

Sebanyak 21 siswa (sekitar 58,33%) salah menghitung luas lingkaran.

Kebanyakan siswa tidak memahami konsep lingkaran dan salah menuliskan

rumus luas lingkaran seperti terlihat pada lembar jawaban siswa berikut:

Gambar 1.2. Kesalahan Siswa Menentukan Luas Lingkaran

Sebanyak 16 siswa (sekitar 44,44%) tidak dapat menerapkan rumus

keliling lingkaran dalam soal cerita dikarenakan siswa tidak mengerti yang

dimaksudkan soal sehingga kebanyakan yang salah karena tidak menjawab sama

sekali. Berikut salah satu lembar jawaban siswa yang kurang tepat dalam

menjawab.

Gambar 1.3. Kesalahan Siswa Menerapkan Rumus Keliling Lingkaran pada Soal Cerita

Sebanyak 36 siswa (100%) siswa tidak dapat menerapkan rumus luas

lingkaran dalam soal cerita. Hal ini dikarenakan siswa tidak memahami yang

(17)

7

rumus luas lingkaran sehingga semua siswa tidak dapat menjawab dengan benar,

seperti pada lembar jawaban siswa berikut ini :

Gambar 1.4. Kesalahan Siswa Menerapkan Rumus Luas Lingkaran pada Soal Cerita

Dari hasil tes tersebut diperoleh bahwa hanya 7 siswa sekitar 17,78% yang

tuntas belajarnya mencapai KKM (nilainya ≥ 70). Sedangkan sisanya sebanyak 29 siswa sekitar 82,22% tidak tuntas. Nilai rata-rata seluruh siswa yang diperoleh

ialah 42,22. Jika dikategorikan berdasarkan tingkat kemampuan siswa, tidak ada

seorang pun siswa yang termasuk kategori kemampuan tinggi, sebanyak 11 siswa

dengan kemampuan sedang, sebanyak 5 orang siswa dengan kemampuan rendah,

dan sebanyak 20 siswa dengan kemampuan sangat rendah.

Berdasarkan observasi pembelajaran dan hasil tes tersebut dapat dikatakan

bahwa hasil belajar siswa kelas VIII-2 SMP Kartika I-2 Medan tahun ajaran

2014/2015 masih tergolong rendah. Rendahnya nilai siswa tersebut mungkin

dilatarbelakangi oleh pembelajaran matematika di sekolah yang masih

menggunakan pembelajaran yang monoton dan kaku. Pada prosesnya guru

menerangkan materi dengan metode ceramah, bertanya kepada siswa, siswa

mendengarkan kemudian mencatat hal yang dianggap penting. Guru kurang

melibatkan siswa dalam pembelajaran. Hal ini tentu berakibat informasi yang

didapat kurang begitu melekat dan membekas pada diri siswa. Untuk itu

diperlukan suatu pembelajaran yang dapat membuat siswa senang untuk belajar

matematika, agar dapat menarik perhatian siswa sehingga kesan sulit dan

(18)

8

Salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi rendahnya hasil

belajar matematika siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif. Belajar kooperatif bukanlah sesuatu yang baru. Hampir setiap guru

pernah menggunakan model pembelajaran ini dalam kegiatan belajar mengajar,

misalnya siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok untuk membahas soal-soal

yang diberikan guru. Artzt & Newman (dalam Trianto, 2011:56) menyatakan

bahwa “Dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap

anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan

kelompoknya”.

Beberapa ahli menyatakan bahwa model ini tidak hanya unggul dalam

membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk

menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerja sama, dan membantu teman.

(Trianto, 2011:56).

Penerapan model kooperatif ini didukung oleh teori Vygotsky. Suprijono

(2010:55) menyatakan bahwa:

Dukungan teori konstruktivisme sosial Vygotsky telah meletakkan arti penting model pembelajaran kooperatif. Kostruktivisme sosial Vygotsky menekankan bahwa pengetahuan dibangun dan dikonstruksi secara mutual. Vygotsky menekankan peserta didik mengkonstruksi pengetahuan melalui interaksi sosial dengan orang lain. Keterlibatan dengan orang lain membuka kesempatan bagi mereka mengevaluasi dan memperbaiki pemahaman.

Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran yang

lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih

menekankan kepada proses kerjasama dalam kelompok. Salah satu tipe model

pembelajaran kooperatif adalah tipe Course Review Horay. Dalam hal ini

peneliti menginginkan adanya variasi dan inovasi penggunaan model

pembelajaran kooperatif lain yang jarang diterapkan di SMP Kartika I-2 Medan

yaitu menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay.

Darmawati (2011:42) mengemukakan bahwa :

(19)

9

siswa dengan menggunakan lembar jawaban berkotak yang mampu memupuk semangat belajar siswa untuk saling bekerja sama dan bertanggung jawab dalam kelompok, hingga pada akhirnya setiap siswa dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.

Model pembelajaran ini mendorong siswa lebih berperan aktif dalam

belajar serta tetap dalam bimbingan guru untuk keefektifan dari proses belajar.

Model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay ini digunakan untuk

mengetes kemampuan pemahaman siswa menggunakan soal dimana jawaban

dituliskan pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi nomor dan untuk siswa

atau kelompok yang mendapatkan jawaban yang benar secara vertikal, horizontal,

atau diagonal terlebih dahulu harus berteriak “hore” atau menyanyikan yel-yel yang telah disepakati dan disukai kelompoknya sehingga tercipta suasana yang

mampu menghidupkan kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Seperti yang

dikemukakan Suprijono (dalam Widyani, dkk, 2014:4) menyatakan bahwa: “Model pembelajaran kooperatif tipe course review horay merupakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan

menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar maka siswa

tersebut diwajibkan berteriak ‘hore’ atau yel-yel lainnya yang disukai”.

Melalui pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay diharapkan

dapat melatih siswa dalam menyelesaikan soal-soal dan masalah dalam

pembentukan kelompok kecil. Dari beberapa hasil penelitian yang berkaitan

dengan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay menunjukkan

bahwa pembelajaran tersebut dapat mengoptimalkan keaktifan siswa, keefektifan

belajar dan menjadikan suasana belajar yang menyenangkan dan menarik

perhatian siswa untuk belajar yang pada akhirnya berpengaruh baik pada hasil

belajar siswa.

Berdasarkan uraian permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Course Review Horay Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

(20)

10

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Siswa menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit.

2. Hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Kartika I-2 Medan masih

rendah.

3. Guru lebih mendominasi dalam proses pembelajaran sedangkan siswa hanya

sebagian kecil yang mendengarkan, mencatat penjelasan dari guru, dan

minimnya interaksi antar siswa.

4. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang bervariasi.

1.3. Batasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah, maka masalah dalam penelitian ini

dibatasi pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review

Horay untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan lingkaran di

kelas VIII SMP Kartika I-2 Medan tahun ajaran 2014/2015.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan, maka

permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah apakah penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay dapat meningkatkan

hasil belajar siswa pada pada pokok bahasan lingkaran di kelas VIII SMP Kartika

I-2 Medan tahun ajaran 2014/2015?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif

tipe Course Review Horay pada pokok bahasan lingkaran di kelas VIII SMP

(21)

11

1.6. Manfaat Penelitian

Setelah melakukan penelitian diharapkan hasil penelitian ini dapat

memberikan manfaat yang berarti yaitu:

1. Bagi siswa, diharapkan dapat membantu dalam memahami pembelajaran

matematika dan sebagai usaha untuk meningkatkan hasil belajar matematika

siswa khususnya pada pokok bahasan lingkaran.

2. Bagi guru sekolah, sebagai pertimbangan khususnya bagi guru matematika

untuk menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam proses

belajar-mengajar.

3. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka

perbaikan kualitas pembelajaran dan membantu pihak sekolah menjalin

komunikasi yang positif dengan siswa.

4. Bagi peneliti, sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan pegangan bagi

peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebigai calon pengajar dimasa

yang akan datang.

5. Bagi pembaca maupun penulis lain yang berminat melakukan penelitian yang

sejenis, dapat menjadi bahan informasi dan perbandingan.

1.7. Definisi Operasional

1. Model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay dalam penelitian ini

adalah salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif dengan pengujian terhadap

kemampuan pemahaman siswa menggunakan soal dimana jawaban dituliskan

pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi nomor secara acak dan untuk

kelompok yang mendapatkan jawaban yang benar secara vertikal, horizontal,

atau diagonal terlebih dahulu harus berteriak “hore” atau menyanyikan yel-yel yang telah disepakati.

2. Hasil belajar siswa dalam penelitian ini adalah skor yang diperoleh siswa

melalui tes yang diberikan setelah melalui proses kegiatan belajar untuk

mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.

3. Meningkatnya hasil belajar artinya terjadinya peningkatan rata-rata skor kelas

(22)

12

4. Penelitian dikatakan berhasil apabila tercapainya ketuntasan belajar siswa

(23)

98 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pembelajaran kooperatif tipe course review horay dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada pokok bahasan lingkaran di kelas VIII SMP Kartika I-2

Medan tahun ajaran 2014/2015.

2. Hasil observasi pembelajaran termasuk dalam kategori sangat baik. Terjadi

peningkatan hasil observasi dari siklus I ke siklus II. Pelaksanaan pembelajaran

berdasarkan hasil observasi guru pada siklus I sebesar 2,59 meningkat pada

siklus II menjadi 3,26. Selanjutnya, pelaksanaan pembelajaran berdasarkan

observasi siswa pada siklus I sebesar 2,49 meningkat pada siklus II yaitu 3,36.

3. Tingkat penguasaan rata-rata siswa pada siklus I mengalami peningkatan di

siklus II dengan tingkat penguasaan sedang.

4. Meningkatnya hasil belajar, yaitu meningkatnya nilai rata-rata tes hasil belajar

kelas sebesar 16,06 dan meningkatnya jumlah siswa yang tuntas sebanyak 12

siswa (33,33%) dari siklus I ke siklus II.

5. Tercapainya ketuntasan belajar siswa secara klasikal karena sebanyak 31 siswa

dari 36 siswa ( 85%) memperoleh nilai  70 di siklus II.

5.2.Saran

Adapun saran-saran yang diajukan peneliti berdasarkan hasil penelitian,

pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut :

1. Model pembelajaran kooperatif tipe course review horay dapat diterapkan

sebagai salah satu alternatif oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran di

kelas karena model pembelajaran ini dapat menghidupkan suasana kelas dan

tidak kaku sehingga siswa merasa tertarik untuk terjun ke dalam pembelajaran

(24)

99

memperhatikan kelemahan-kelemahan selama penelitian untuk meminimalkan

kelemahan yang ada.

2. Guru diharapkan membentuk kelompok siswa yang anggotanya heterogen

terdiri dari siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah agar pembagian

kelompok merata dan semua anggota aktif berinteraksi dalam berdiskusi.

3. Bagi peneliti lanjutan yang berminat meneliti hal yang sejenis agar lebih

menekankan pada proses pembelajaran serta melakukan perbaikan-perbaikan

guna mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada dalam proses pelaksanaan

pembelajaran pada penelitian ini agar hasil yang dicapai lebih baik lagi.

4. Kepada peneliti selanjutnya yang berminat agar dapat melakukan penelitian

yang sama di sekolah-sekolah lain pada materi yang berbeda agar dapat

dijadikan sebagai studi perbandingan guna meningkatkan kualitas pendidikan

(25)

100

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta: Jakarta.

Arikunto, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara: Jakarta.

Dahar, Ratna Wilis. 2011. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Erlangga: Bandung.

Darmawati, dkk. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Course Review Horay (CRH) Untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII.1 SMP Negeri 2 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Biogenesis. Vol. 8, Nomor 1, Juli 2011. Universitas Riau: Pekanbaru.

Emrina, Eliska. 2013. Konstruktivisme. http://eliskaemrina.blogspot.com /2013/04/ konstruktivisme.html. (diakses 10 Januari 2015)

Keswara, Ratih. 2013. Pembelajaran Matematika di Indonesia Masuk Peringkat Rendah. http://nasional.sindonews.com/read/804091/15/pembelajaran-matematika-di-indonesia-masuk-peringkat-rendah-1384111047.27 (diakses januari 2015)

Kusmami, Menik. 2013. Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Pkn Pada Siswa Kelas V Sd Negeri Kaligangsa Kulon 01 Kabupaten Brebes. Skripsi. FKIP Universitas Negeri Semarang. http://lib.unnes.ac.id /18102/1/1401409403.pdf. (diakses Desember 2014)

Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Grasindo: Jakarta.

Mahanani, Eli Pri, dkk. 2013. Keefektifan Model Course Review Horay Berbantuan Powerpoint Pada Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa. Unnes Journal of Mathematics Education, November 2013: Semarang.

Pembelajaran Kooperatif. 2014. http://id.wikipedia.org /wiki/Pembelajaran kooperatif. (diakses 10 januari 2015)

(26)

101

Rahaju, Endah Budi, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Matematika Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta.

Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Guru/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Kencana Prenada Media Group: Jakarta.

Sapa’at, Asep. 2014. Kemana Arah Pendidikan Indonesia?. http://www.republika

co.id/berita/pendidikan/eduaction/14/02/271nns0-kemana-arah-pendidikan-indonesia. (diakses 27 januari 2015)

Shadiq, Fajar. 2009. Apa dan Mengapa Matematika Begitu Penting?. (https://fadjarp3g .files.wordpress.com/2009/10/09-apamat_limas_.pdf) (diakses27 januari 2015)

Sijabat, Noveyani. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Course Review Horay (CRH) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa di Kelas X SMA Swasta Teladan Pematangsiantar T.A. 2011/2012. Skripsi. FMIPA UNIMED: Medan.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta: Jakarta.

Sugandi, Eko dan Sri Rahayu. 2012. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat Melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Course Review Horay pada Siswa Kelas X Akutansi 1 SMK Negeri 1 Surabaya Tahun Ajaran 2011/1012. Seminar Nasional Pendidikan Matematika Aplikasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Matematika Surabaya, 05 Mei 201: Surabaya.

Supriadi, Didi dan Deni Darmawan. 2012. Komunikasi Pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya: Bandung.

Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Pustaka Belajar: Yogyakarta.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana Prenada Media Group: Jakarta.

(27)

102

Universitas Ahmad Dahlan. Pendidikan Matematika. http://pmat.uad.ac.id /category /artikel- pendidikan-matematika. (diakses 28 Januari 2015)

Uno, Hamzah. B. 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar ynag Kreatif dan Efektif. Bumi Aksara: Jakarta.

Gambar

Gambar 1.1. Kesalahan Siswa Menentukan Keliling Lingkaran
Gambar 1.2. Kesalahan Siswa Menentukan Luas Lingkaran
Gambar 1.4. Kesalahan Siswa Menerapkan Rumus Luas Lingkaran pada   Soal Cerita

Referensi

Dokumen terkait

PLN menugaskan LIT/TR untuk melakukan pengujian dan sertifikasi laik operasi instalasi pemanfaatan tenaga listrik yang selanjutnya dilakukan penyalaan oleh

Predictors: (Constant), Debt to total asset ratio, Ukuran Perusahaan, Ukuran KAP. Predictors: (Constant), Debt to total asset ratio, Ukuran Perusahaan, Ukuran KAP

Prosiding ini terdiri dari 39 makalah yang berupa hasil kajian ataupun hasil penelitian pendidikan yang terkait dengan pembelajaran aktif dan/atau pengembangan

Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunan metode pembelajaran everyone is a teacher here dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal cerita

Pada penelitian ini akan didapatkan tentang hubungan gaya kepemimpinan, budaya organisasi, dan motivasi kerja terhadap peningkatan kinerja karyawan pada lingkup

Rata-rata skor terendah dipilih menjadi bobot (power) terbaik dari hasil perhitungan skor yang digunakan dalam proses interpolasi metode IDW dengan nilai kesalahan terkecil.

Pokja Barang/Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya pada Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Aceh Barat Daya akan melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi kepada penerbit

Untuk mengantisipasi kemajuan di bidang industri, maka diperlukan suatu ilmu ergonomi yang bermanfaat untuk menganalisa perancangan dan pengembangan sistem kerja..