PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN DI KELAS VIII SMP KARTIKA I-2 MEDAN T.A 2014/2015
Oleh : Ratna Julia 4113111062
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah memberikan berkah kesehatan, rahmat, serta karunia-Nya kepada penulis hingga skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Course Review Horay Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Lingkaran di Kelas VIII SMP Kartika I-2 Medan T.A. 2014/2015” ini selesai disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Medan.
Pada kesempatan ini penulis hendak menyampaikan banyak terima kasih kepada
Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sejak awal sampai dengan
selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak
Drs. M. Panjaitan, M.Pd, Bapak Pardomuan NJM. Sinambela, S.Pd., M.Pd, dan Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku dosen–dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran hingga selesainya penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga kepada Bapak Drs. W.L Sihombing, M.Pd
selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran kepada
penulis selama masa-masa perkuliahan, juga kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd
selaku Rektor UNIMED, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan FMIPA
UNIMED, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku ketua jurusan Matematika FMIPA UNIMED
dan Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, selaku sekretaris jurusan Matematika FMIPA UNIMED
serta Bapak Drs. Zul Amry, M.Si., Ph.D selaku ketua Prodi Pendidikan Matematika FMIPA
UNIMED dan seluruh Bapak, Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA
UNIMED yang sudah memberikan ilmu dan arahan selama penyusunan skripsi ini.
Terima kasih juga kepada Kepala Sekolah SMP Kartika I-2 Medan, Ibu Dra.
Marhamati yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian, Bapak
Ritawan, S.Pd.I selaku guru bidang studi matematika yang telah meluangkan waktunya dan
para guru SMP Kartika I-2 Medan beserta siswa–siswi kelas VIII-2 yang telah membantu
penulis dalam melaksanakan penelitian.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih dari lubuk hati yang paling dalam kepada
v
senantiasa diberikannya kepada penulis sejak lahir sampai sekarang, semoga Allah senantiasa
memberikan kesehatan dan umur yang panjang kepada beliau. Tak lupa penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada sosok lelaki panutan yang begitu
kuat perjuangan dan pengorbanannya, Ayahanda tercinta Alm. Tarmun yang telah kembali ke
pangkuan Ilahi, semoga Allah menempatkan beliau pada tempat yang seindah-indahnya di
surga-Nya.
Penulis juga berterima kasih kepada kakak-kakak tersayang Intan Kurnia Fitriani, Jenni
Monica, Mukmil Amrillah, dan Ade Franita yang telah membantu, mendukung, dan menjadi
kakak terbaik atas kasih sayangnya selama ini. Untuk keponakan tersayang Kasyfi Hirzi
Amrillah, terima kasih telah menjadi pelipur lara membuat penulis tersenyum dan semangat
dalam penyusunan skripsi ini.
Untuk sahabat-sahabatku tersayang, Dhina Etman dan Nenni Triana yang selalu hadir
dalam suka maupun duka. Terima kasih penulis ucapkan atas semangatnya, bantuannya, kasih
sayangnya, dan doanya, semoga persahabatan ini selalu dilindungi Allah. Untuk yang terkasih,
Yoga Dhanu Pratama, terima kasih atas cinta, sayang, semangat, doa, bantuan dan kehangatan
yang diberikan selama ini, dan penulis harapkan selamanya. Begitu pula kepada teman-teman
seperjuangan, keluarga besar Dik-A Matematika 2011 yang selalu saling memberi semangat,
doa dan dukungannya. Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam
penulisan skripsi ini.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini,
namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi
kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu
pendidikan dan juga dapat dijadikan sebagai salah satu sumber referensi bagi peneliti
selanjutnya yang berminat meneliti hal yang sama.
Medan, Juni 2015
Penulis,
Ratna Julia
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN DI KELAS VIII SMP KARTIKA I-2 MEDAN T.A. 2014/2015
Ratna Julia (4113111062)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe course review horay dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan lingkaran di kelas VIII SMP Kartika I-2 Medan T.A 2014/2015. Subjek dalam penelitian ini adalah 36 siswa kelas VIII-2 SMP Kartika I-2 Medan dan objek penelitian ini adalah upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay pada pokok bahasan lingkaran. Instrumen yang digunakan adalah tes, observasi, dan wawancara. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus, setiap siklus dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan.
Dari hasil tes diagnostik diperoleh nilai rata-rata sebesar 42,22 dan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 7 siswa (19,44%) dan tidak tuntas sebanyak 29 siswa (80,56%). Hasil belajar siswa berdasarkan hasil tes diagnostik masih tergolong sangat rendah. Untuk itu dilaksanakan proses pembelajaran pada siklus I dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe course review horay untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi lingkaran. Proses pelaksanaan pembelajaran pada siklus I meliputi pengerjaan LAS oleh kelompok, tanya jawab, dan dilanjutkan dengan permainan kotak hore untuk menguji pemahaman siswa menggunakan soal serta nyanyian yel-yel bagi siswa yang menjawab dengan benar. Di akhir siklus diberikan tes hasil belajar I dan diperoleh bahwa terjadi peningkatan hasil belajar pada tes hasil belajar I dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 62,61 dan sebanyak 19 siswa mencapai ketuntasan belajar (52,78%).
Dikarenakan pencapaian pada siklus I belum memenuhi kriteria ketuntasan belajar klasikal, maka penelitian dilanjutkan ke siklus II. Hasil refleksi pada siklus I digunakan sebagai acuan dalam pemberian tindakan di siklus II dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada siklus II dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe course review horay. Perbaikan-perbaikan dilakukan dengan meningkatkan pengelolaan pembelajaran, meningkatkan keaktifan siswa, membentuk kelompok baru berdasarkan hasil tes hasil belajar I, menggunakan waktu seefektif mungkin serta memberikan pengawasan yang lebih kepada siswa. Hasil tes hasil belajar II menunjukkan peningkatan jumlah siswa yang tuntas menjadi 31 siswa (86,11%) dengan nilai rata-rata sebesar 78,67. Pencapaian ini telah memenuhi kriteria ketuntasan belajar klasikal, maka penelitian dikatakan berhasil.
vi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN i
RIWAYAT HIDUP ii
ABSTRAK iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR LAMPIRAN x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 10
1.3. Batasan Masalah 10
1.4. Rumusan Masalah 10
1.5. Tujuan Penelitian 10
1.6. Manfaat Penelitian 11
1.7. Defenisi Operasional 11
BAB II TINJAUAN TEORITIS 13
2.1. Tinjauan Teoritis 13
2.1.1. Pengertian Belajar 13
2.1.2. Pengertian Pembelajaran 14
2.1.3. Hasil Belajar Matematika 15
2.1.4. Model Pembelajaran 17
2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) 19 2.1.5.1 Tujuan Pembelajaran Kooperatif 21 2.1.5.2Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif 22 2.1.6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay 24
2.1.6.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Course Review Horay 25
2.1.6.2 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Course Review Horay 29
2.2 Materi Pelajaran 30
2.3 Teori Belajar yang Mendukung 37
2.4 Penelitian yang Relevan 38
2.5 Kerangka Konseptual 39
2.6 Hipotesis Tindakan 41
BAB III METODE PENELITIAN 42
3.1. Jenis Penelitian 42
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 42
3.3. Subjek dan Objek Penelitian 42
vii
3.3.2 Objek Penelitian 42
3.4. Prosedur Penelitian 43
3.5. Alat Pengumpul Data 48
3.5.1 Tes 48
3.5.2 Observasi 48
3.5.3 Wawancara 49
3.5.4 Dokumentasi 49
3.6 Analisis Data 49
3.7 Indikator Keberhasilan 53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 55
4.1. Siklus I 55
4.1.1. Hasil Penelitian pada Siklus I 55
4.1.1.1. Permasalahan I 55
4.1.1.2. Perencanaan Tindakan I 57
4.1.1.3. Pelaksanaan Tindakan I 58
4.1.1.4. Observasi I 62
4.1.1.5. Analisis Data I 63
4.1.1.5.1 Analisis Data Observasi I 63
4.1.1.5.2 Analisis Data Tes Hasil Belajar I 68
4.1.1.5.3 Hasil Wawancara I 72
4.1.1.6. Refleksi I 74
4.2. Siklus II 76
4.2.1. Hasil PenelitianSiklus II 76
4.2.1.1. Permasalahan II 76
4.2.1.2. Perencanaan Tindakan II 76
4.2.1.3. Pelaksanaan Tindakan II 78
4.2.1.4. Observasi II 82
4.2.1.5. Analisis Data II 83
4.2.1.5.1 Analisis Data Observasi I I 83
4.2.1.5.2 Analisis Data Tes Hasil Belajar I I 88
4.2.1.5.3 Hasil Wawancara II 92
4.2.1.6. Refleksi II 93
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 94
4.3.1 Observasi Proses Pembelajaran 94
4.3.2 Peningkatan Hasil Belajar 95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 98
5.1. Kesimpulan 98
5.2. Saran 98
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1.1. Kesalahan Siswa Menentukan Keliling Lingkaran 5 Gambra 1.2. Kesalahan Siswa Menentukan Luas Lingkaran 6 Gambar 1.3. Kesalahan Siswa Menerapkan Rumus Keliling
Lingkaran pada Soal Cerita 6
Gambar 1.4. Kesalahan Siswa Menerapkan Rumus Luas Lingkaran
pada Soal Cerita 7
Gambar 2.1. Lingkaran P 31
Gambar 2.2. Jari-jari Lingkaran 31
Gambar 2.3. Busur Lingkaran 31
Gambar 2.4. Diameter Lingkaran 32
Gambar 2.5. Tali Busur Lingkaran 32
Gambar 2.6. Apotema 33
Gambar 2.7. Juring Lingkaran 33
Gambar 2.8. Tembereng 33
Gambar 2.9. Luas Lingkaran 34
Gambar 2.10. Sudut Pusat Lingkaran 35
Gambar 2.11. Sudut Keliling ABC 35
Gambar 2.12. Juring AOB 36
Gambar 2.13. Luas Tembereng 36
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 (Siklus I) 103 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 (Siklus I) 109 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 (Siklus II) 114 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 4 (Siklus II) 120
Lampiran 5 Soal Kotak Horay 1 126
Lampiran 6 Kunci Jawaban Kotak Horay 1 127
Lampiran 7 Soal Kotak Horay 2 128
Lampiran 8 Kunci Jawaban Kotak Horay 2 130
Lampiran 9 Soal Kotak Horay 3 133
Lampiran 10 Kunci Jawaban Kotak Horay 3 134
Lampiran 11 Soal Kotak Horay 4 135
Lampiran 12 Kunci Jawaban Kotak Horay 4 136
Lampiran 13 Lembar Aktivitas Siswa 1 (LAS 1) 138 Lampiran 14 Lembar Aktivitas Siswa 2 (LAS 2) 144 Lampiran 15 Lembar Aktivitas Siswa 3(LAS 3) 148 Lampiran 16 Lembar Aktivitas Siswa4 (LAS 4) 153
Lampiran 17 Alternatif Penyelesaian LAS 1 160
Lampiran 18 Alternatif Penyelesaian LAS 2 163
Lampiran 19 Alternatif Penyelesaian LAS 3 165
Lampiran 20 Alternatif Penyelesaian LAS 4 167
Lampiran 21 Kisi-Kisi Tes Diagnostik 169
Lampiran 22 Lembar Validasi Tes Diagnostik 170
Lampiran 23 Soal Tes Diagnostik 173
Lampiran 24 Alternatif Tes Hasil Belajar I 174 Lampiran 25 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar I 176 Lampiran 26 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar I 177
Lampiran 27 Soal Tes Hasil Belajar I 180
Lampiran 28 Alternatif Tes Hasil Belajar I 182 Lampiran 29 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar II 185 Lampiran 30 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar II 186
Lampiran 31 Soal Tes Hasil Belajar II 189
Lampiran 32 Alternatif Tes Hasil Belajar II 191 Lampiran 33 Pedoman Penskoran Tes Diagnostik 194 Lampiran 34 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar I 196 Lampiran 35 Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar II 199
Lampiran 36 Lembar Observasi Guru 202
Lampiran 37 Lembar Observasi Siswa 214
Lampiran 38 Wawancara siklus I 222
Lampiran 39 Wawancara siklus II 224
Lampiran 40 Nilai Tes Diagnostik 226
Lampiran 41 Nilai Tes Hasil Belajar I 228
Lampiran 42 Nilai Tes Hasil Belajar II 230
xi
Lampiran 44 Dokumentasi 233
Jadwal Kegiatan Penelitian
Surat Keterangan Telah Mengadakan Observasi dari Sekolah Surat Izin Penelitian dari FMIPA
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Oleh karena itu, pendidikan
merupakan faktor yang sangat penting bagi suatu negara. Maju mundurnya proses
pembangunan suatu bangsa di segala bidang sangat ditentukan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang dimiliki oleh warga negaranya. Untuk itu, pemerintah telah
mengatur Sistem Pendidikan Nasional dalam suatu undang-undang.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31
ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga Negara berhak mendapatkan
pendidikan dan ayat (3) menegaskan bahwa Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan
dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
yang diatur dengan undang-undang. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 disebutkan
bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Mengingat fungsi dan tujuan pendidikan nasional, perubahan atau
perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi. Perubahan
ini diperlukan untuk mensukseskan pendidikan. Sehingga perubahan dalam arti
perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai
2
untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Salah satu upaya yang
dilakukan ialah dengan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep dan
wawasan baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan
berkembang seiring dengan pesatnya perkembangan IPTEK. Semua perbaikan
yang dilakukan dalam dunia pendidikan diharapkan dapat meningkatkan
persentase hasil belajar siswa, salah satunya yaitu meningkatkan aspek kognitif
siswa.
Berkaitan dengan proses belajar mengajar, guru memiliki peranan
langsung dalam mengelola proses pembelajaran di dalam kelas. Kualitas
seorang guru dituntut untuk meningkatkan mutu pendidikan. Seperti yang
diungkapkan oleh Kepala PPPPTK Matematika, Prof. Dr. rer.nat. Widodo, M.S
(2014) (http://p4tkmatematika.org/2014/12/diklat-guru-matematika-smakabupaten
-berau/) :
Kualitas guru perlu ditingkatkan mengingat guru memegang peran penting dalam dunia pendidikan. Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, namun juga sebagai perencana, penilai, dan pengembang sumber daya baik dalam hal implementasi kurikulum maupun kegiatan belajar mengajar di kelas. Para guru dituntut tidak hanya menguasai kompetensi-kompetensi yang melekat pada mereka seperti kompetensi akademik, pedagogik, kepribadian, dan sosial. Mereka hendaknya juga memiliki kinerja yang baik yang dapat diamati dari kompetensi yang dimiliki ditambah dengan prestasi yang telah dicapai.
Salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah ialah matematika.
Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi yang
berperan penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
Matematika juga mempunyai peranan penting dalam pendidikan. Hal ini terbukti
bahwa pelajaran matematika ada di setiap jenjang pendidikan dari sekolah dasar
sampai perguruan tinggi. Peran penting matematika juga dinyatakan oleh NRC
(National Research Council, 1989:1) (https://fadjarp3g.files.wordpress.com/2009/
10/09-apamat_limas_.pdf) dari Amerika Serikat dengan pernyataan :
3
tepat. Bagi suatu negara, matematika akan menyiapkan warganya untuk bersaing dan berkompetisi di bidang ekonomi dan teknologi.
Namun ternyata, fakta di lapangan belum menunjukkan hasil yang
memuaskan. Berdasakan survey Programme Internationale For Student
Assesment (PISA) tahun 2012, pencapaian prestasi matematika di Indonesia
berada di peringkat nomor dua dari bawah seperti yang dikemukakan oleh Kepala
PPPPTK Matematika, Prof. Dr. rer.nat. Widodo, M.S, “Berdasar survey PISA tahun 2012 yang berkenaan dengan pencapaian prestasi matematika, Indonesia
menempati urutan ke 64 dari 65 negara yang disurvei”. (http:// p4tkmatematika. org /2014 /12 /diklat -guru- matematika- sma- kabupaten berau/).
Hal ini tentu saja memprihatinkan bagi seluruh pendidik dan tenaga
kependidikan. Rendahnya mutu pendidikan matematia Indonesia juga didapat dari
hasil Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) seperti
dilansir oleh republika.co.id (http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduacti
on/14/02/27/n1nns0-kemana-arah-pendidikan-indonesia) :
Menurut hasil TIMSS 2011, peringkat anak-anak Indonesia bertengger di posisi 38 dari 42 negara untuk prestasi matematika, dan menduduki posisi 40 dari 42 negara untuk prestasi sains. Rata-rata skor prestasi matematika dan sains berturut-turut adalah 386 dan 406, masih berada signifikan di bawah skor rata-rata internasional.
Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut
Ahmad Fauzy (2013), faktor yang menyebabkan rendahnya prestasi matematika
ialah:
Lemahnya penguatan matematika pelajar Indonesia, menurut saya disebabkan sejumlah faktor. Dua diantaranya karena pengaturan kelas yang monoton dimana murid hanya menghadap ke papan tulis, dan pembelajaran kelas kurang dinamis. Rutinitas seperti inilah, yang membuat siswa menjadi bosan belajar matematika.
(http://nasional.sindonews.com/read/804091/15/pembelajaran matematik a-di-indonesia-masuk-peringkat-rendah-1384111047)
Sampai saat ini indikator pencapaian ketuntasan belajar siswa ialah Ujian
Nasional (UN) agar dapat melanjutkan ke satuan pendidikan yang lebih tinggi.
4
rendahnya nilai matematika. Sebagaimana yang di-posting dalam artikel
pendidikan matematika oleh Universitas Ahmad Dahlan (2011) (http://pmat.uad.a
c.id/category/artikel-pendidikan-matematika):
Kenyataan setiap UN (Ujian Nasional) rata-rata siswa yang tidak lulus adalah mata pelajaran matematika. Hal tersebut merupakan masalah bagi pengajar untuk memilih metode mengajar yang menarik perhatian siswa untuk belajar sehingga menimbulkan minat dan motivasi bagi siswa untuk berprestasi yang juga akan mendukung terhadap hasil belajar matematika. Pada kenyataannya guru-guru banyak yang menyatakan penyebab rendahnya hasil pembelajaran matematika di Indonesia ini adalah siswa kurang mampu memahami materi yang bersifat abstrak, siswa kurang mampu mengaitkan pengetahuan-pengetahuan yang telah mereka miliki, hal tersebut mengakibatkan siswa kurang bersemangat untuk mengikuti pelajaran matematika.
Selain itu, salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar
matematika adalah sebagian besar siswa menganggap matematika pelajaran yang
sangat sulit sebagaimana yang diungkapkan oleh Abdurrahman (2009:202) “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan bidang
studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa, baik yang tidak berkesulitan
belajar dan lebih-lebih bagi siswa yang berkesulitan belajar”.
Dari hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 15 Januari
2015 terhadap salah seorang guru mata pelajaran matematika kelas VIII SMP
Kartika I-2 Medan, Bapak Ritawan S.Pd.I, beliau mengatakan bahwa :
Sebagian siswa tidak menyukai matematika, mereka merasa pelajaran matematika itu sulit. Siswa kesulitan dalam mengaplikasikan soal ke dalam rumus-rumus matematika. Hal ini dikarenakan kebiasaan siswa yang lebih suka menggunakan cara menghafal untuk menguasai materi yang sedang dipelajari. Saya biasanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan ekspositori saat proses belajar mengajar di kelas. Untuk materi lingkaran, hasil belajar siswa sebelumnya masih banyak yang berada di bawah KKM, sebagian besar siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal tentang luas lingkaran, panjang busur, luas juring, dan tembereng.
Pada saat proses pembelajaran berlangsung di kelas VIII-2 tahun ajaran
2014/2015 peneliti melihat bahwa guru lebih mendominasi dalam proses
5
melakukan tanya jawab dengan guru, serta interaksi antar siswa yang sangat
minim. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang bervariasi,
sehingga pembelajaran terkesan kaku, monoton, dan tidak menyenangkan yang
membuat siswa menjadi pasif dan bosan dalam belajar. Pembelajaran yang
demikian akan membuat siswa jenuh, padahal performansi guru dalam kegiatan
pembelajaran berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran.
Materi lingkaran adalah salah satu materi yang diajarkan di jenjang
Sekolah Menengah Pertama. Materi lingkaran merupakan salah satu aspek yang
diujikan dalam Ujian Nasional Matematika SMP. Soal tentang materi lingkaran
selalu keluar setiap tahunnya, antara lain tentang soal hubungan-hubungan sudut
pusat, panjang busur, dan luas juring. Untuk mengetahui permasalahan dan
kesulitan belajar serta hasil belajar siswa kelas VIII-2 SMP Kartika I-2 Medan
tahun ajaran 2014/2015, peneliti memberikan tes diagnostik kepada 36 orang
siswa kelas tersebut (15 Januari 2015). Hasil tes tersebut menunjukkan
kelasalahan jawaban siswa dalam menyelesaikan soal lingkaran yang pernah
dipelajari di tingkat sekolah dasar, seperti berikut ini:
Sebanyak 11 orang siswa (sekitar 30,56%) salah menentukan keliling
lingkaran. Hal ini dikarenakan kebanyakan siswa hanya menghafal rumus saja
sehingga siswa kesulitan dalam mengaplikasikan informasi yang ada pada soal ke
dalam rumus keliling lingkaran seperti berikut.
6
Sebanyak 21 siswa (sekitar 58,33%) salah menghitung luas lingkaran.
Kebanyakan siswa tidak memahami konsep lingkaran dan salah menuliskan
rumus luas lingkaran seperti terlihat pada lembar jawaban siswa berikut:
Gambar 1.2. Kesalahan Siswa Menentukan Luas Lingkaran
Sebanyak 16 siswa (sekitar 44,44%) tidak dapat menerapkan rumus
keliling lingkaran dalam soal cerita dikarenakan siswa tidak mengerti yang
dimaksudkan soal sehingga kebanyakan yang salah karena tidak menjawab sama
sekali. Berikut salah satu lembar jawaban siswa yang kurang tepat dalam
menjawab.
Gambar 1.3. Kesalahan Siswa Menerapkan Rumus Keliling Lingkaran pada Soal Cerita
Sebanyak 36 siswa (100%) siswa tidak dapat menerapkan rumus luas
lingkaran dalam soal cerita. Hal ini dikarenakan siswa tidak memahami yang
7
rumus luas lingkaran sehingga semua siswa tidak dapat menjawab dengan benar,
seperti pada lembar jawaban siswa berikut ini :
Gambar 1.4. Kesalahan Siswa Menerapkan Rumus Luas Lingkaran pada Soal Cerita
Dari hasil tes tersebut diperoleh bahwa hanya 7 siswa sekitar 17,78% yang
tuntas belajarnya mencapai KKM (nilainya ≥ 70). Sedangkan sisanya sebanyak 29 siswa sekitar 82,22% tidak tuntas. Nilai rata-rata seluruh siswa yang diperoleh
ialah 42,22. Jika dikategorikan berdasarkan tingkat kemampuan siswa, tidak ada
seorang pun siswa yang termasuk kategori kemampuan tinggi, sebanyak 11 siswa
dengan kemampuan sedang, sebanyak 5 orang siswa dengan kemampuan rendah,
dan sebanyak 20 siswa dengan kemampuan sangat rendah.
Berdasarkan observasi pembelajaran dan hasil tes tersebut dapat dikatakan
bahwa hasil belajar siswa kelas VIII-2 SMP Kartika I-2 Medan tahun ajaran
2014/2015 masih tergolong rendah. Rendahnya nilai siswa tersebut mungkin
dilatarbelakangi oleh pembelajaran matematika di sekolah yang masih
menggunakan pembelajaran yang monoton dan kaku. Pada prosesnya guru
menerangkan materi dengan metode ceramah, bertanya kepada siswa, siswa
mendengarkan kemudian mencatat hal yang dianggap penting. Guru kurang
melibatkan siswa dalam pembelajaran. Hal ini tentu berakibat informasi yang
didapat kurang begitu melekat dan membekas pada diri siswa. Untuk itu
diperlukan suatu pembelajaran yang dapat membuat siswa senang untuk belajar
matematika, agar dapat menarik perhatian siswa sehingga kesan sulit dan
8
Salah satu solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi rendahnya hasil
belajar matematika siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif. Belajar kooperatif bukanlah sesuatu yang baru. Hampir setiap guru
pernah menggunakan model pembelajaran ini dalam kegiatan belajar mengajar,
misalnya siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok untuk membahas soal-soal
yang diberikan guru. Artzt & Newman (dalam Trianto, 2011:56) menyatakan
bahwa “Dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap
anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan
kelompoknya”.
Beberapa ahli menyatakan bahwa model ini tidak hanya unggul dalam
membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerja sama, dan membantu teman.
(Trianto, 2011:56).
Penerapan model kooperatif ini didukung oleh teori Vygotsky. Suprijono
(2010:55) menyatakan bahwa:
Dukungan teori konstruktivisme sosial Vygotsky telah meletakkan arti penting model pembelajaran kooperatif. Kostruktivisme sosial Vygotsky menekankan bahwa pengetahuan dibangun dan dikonstruksi secara mutual. Vygotsky menekankan peserta didik mengkonstruksi pengetahuan melalui interaksi sosial dengan orang lain. Keterlibatan dengan orang lain membuka kesempatan bagi mereka mengevaluasi dan memperbaiki pemahaman.
Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran yang
lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih
menekankan kepada proses kerjasama dalam kelompok. Salah satu tipe model
pembelajaran kooperatif adalah tipe Course Review Horay. Dalam hal ini
peneliti menginginkan adanya variasi dan inovasi penggunaan model
pembelajaran kooperatif lain yang jarang diterapkan di SMP Kartika I-2 Medan
yaitu menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay.
Darmawati (2011:42) mengemukakan bahwa :
9
siswa dengan menggunakan lembar jawaban berkotak yang mampu memupuk semangat belajar siswa untuk saling bekerja sama dan bertanggung jawab dalam kelompok, hingga pada akhirnya setiap siswa dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
Model pembelajaran ini mendorong siswa lebih berperan aktif dalam
belajar serta tetap dalam bimbingan guru untuk keefektifan dari proses belajar.
Model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay ini digunakan untuk
mengetes kemampuan pemahaman siswa menggunakan soal dimana jawaban
dituliskan pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi nomor dan untuk siswa
atau kelompok yang mendapatkan jawaban yang benar secara vertikal, horizontal,
atau diagonal terlebih dahulu harus berteriak “hore” atau menyanyikan yel-yel yang telah disepakati dan disukai kelompoknya sehingga tercipta suasana yang
mampu menghidupkan kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Seperti yang
dikemukakan Suprijono (dalam Widyani, dkk, 2014:4) menyatakan bahwa: “Model pembelajaran kooperatif tipe course review horay merupakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan
menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab benar maka siswa
tersebut diwajibkan berteriak ‘hore’ atau yel-yel lainnya yang disukai”.
Melalui pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay diharapkan
dapat melatih siswa dalam menyelesaikan soal-soal dan masalah dalam
pembentukan kelompok kecil. Dari beberapa hasil penelitian yang berkaitan
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay menunjukkan
bahwa pembelajaran tersebut dapat mengoptimalkan keaktifan siswa, keefektifan
belajar dan menjadikan suasana belajar yang menyenangkan dan menarik
perhatian siswa untuk belajar yang pada akhirnya berpengaruh baik pada hasil
belajar siswa.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Course Review Horay Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
10
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Siswa menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit.
2. Hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Kartika I-2 Medan masih
rendah.
3. Guru lebih mendominasi dalam proses pembelajaran sedangkan siswa hanya
sebagian kecil yang mendengarkan, mencatat penjelasan dari guru, dan
minimnya interaksi antar siswa.
4. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang bervariasi.
1.3. Batasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah, maka masalah dalam penelitian ini
dibatasi pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review
Horay untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan lingkaran di
kelas VIII SMP Kartika I-2 Medan tahun ajaran 2014/2015.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan, maka
permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah apakah penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada pada pokok bahasan lingkaran di kelas VIII SMP Kartika
I-2 Medan tahun ajaran 2014/2015?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif
tipe Course Review Horay pada pokok bahasan lingkaran di kelas VIII SMP
11
1.6. Manfaat Penelitian
Setelah melakukan penelitian diharapkan hasil penelitian ini dapat
memberikan manfaat yang berarti yaitu:
1. Bagi siswa, diharapkan dapat membantu dalam memahami pembelajaran
matematika dan sebagai usaha untuk meningkatkan hasil belajar matematika
siswa khususnya pada pokok bahasan lingkaran.
2. Bagi guru sekolah, sebagai pertimbangan khususnya bagi guru matematika
untuk menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam proses
belajar-mengajar.
3. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka
perbaikan kualitas pembelajaran dan membantu pihak sekolah menjalin
komunikasi yang positif dengan siswa.
4. Bagi peneliti, sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan pegangan bagi
peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebigai calon pengajar dimasa
yang akan datang.
5. Bagi pembaca maupun penulis lain yang berminat melakukan penelitian yang
sejenis, dapat menjadi bahan informasi dan perbandingan.
1.7. Definisi Operasional
1. Model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay dalam penelitian ini
adalah salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif dengan pengujian terhadap
kemampuan pemahaman siswa menggunakan soal dimana jawaban dituliskan
pada kartu atau kotak yang telah dilengkapi nomor secara acak dan untuk
kelompok yang mendapatkan jawaban yang benar secara vertikal, horizontal,
atau diagonal terlebih dahulu harus berteriak “hore” atau menyanyikan yel-yel yang telah disepakati.
2. Hasil belajar siswa dalam penelitian ini adalah skor yang diperoleh siswa
melalui tes yang diberikan setelah melalui proses kegiatan belajar untuk
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
3. Meningkatnya hasil belajar artinya terjadinya peningkatan rata-rata skor kelas
12
4. Penelitian dikatakan berhasil apabila tercapainya ketuntasan belajar siswa
98 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pembelajaran kooperatif tipe course review horay dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada pokok bahasan lingkaran di kelas VIII SMP Kartika I-2
Medan tahun ajaran 2014/2015.
2. Hasil observasi pembelajaran termasuk dalam kategori sangat baik. Terjadi
peningkatan hasil observasi dari siklus I ke siklus II. Pelaksanaan pembelajaran
berdasarkan hasil observasi guru pada siklus I sebesar 2,59 meningkat pada
siklus II menjadi 3,26. Selanjutnya, pelaksanaan pembelajaran berdasarkan
observasi siswa pada siklus I sebesar 2,49 meningkat pada siklus II yaitu 3,36.
3. Tingkat penguasaan rata-rata siswa pada siklus I mengalami peningkatan di
siklus II dengan tingkat penguasaan sedang.
4. Meningkatnya hasil belajar, yaitu meningkatnya nilai rata-rata tes hasil belajar
kelas sebesar 16,06 dan meningkatnya jumlah siswa yang tuntas sebanyak 12
siswa (33,33%) dari siklus I ke siklus II.
5. Tercapainya ketuntasan belajar siswa secara klasikal karena sebanyak 31 siswa
dari 36 siswa ( 85%) memperoleh nilai 70 di siklus II.
5.2.Saran
Adapun saran-saran yang diajukan peneliti berdasarkan hasil penelitian,
pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut :
1. Model pembelajaran kooperatif tipe course review horay dapat diterapkan
sebagai salah satu alternatif oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran di
kelas karena model pembelajaran ini dapat menghidupkan suasana kelas dan
tidak kaku sehingga siswa merasa tertarik untuk terjun ke dalam pembelajaran
99
memperhatikan kelemahan-kelemahan selama penelitian untuk meminimalkan
kelemahan yang ada.
2. Guru diharapkan membentuk kelompok siswa yang anggotanya heterogen
terdiri dari siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah agar pembagian
kelompok merata dan semua anggota aktif berinteraksi dalam berdiskusi.
3. Bagi peneliti lanjutan yang berminat meneliti hal yang sejenis agar lebih
menekankan pada proses pembelajaran serta melakukan perbaikan-perbaikan
guna mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada dalam proses pelaksanaan
pembelajaran pada penelitian ini agar hasil yang dicapai lebih baik lagi.
4. Kepada peneliti selanjutnya yang berminat agar dapat melakukan penelitian
yang sama di sekolah-sekolah lain pada materi yang berbeda agar dapat
dijadikan sebagai studi perbandingan guna meningkatkan kualitas pendidikan
100
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta: Jakarta.
Arikunto, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara: Jakarta.
Dahar, Ratna Wilis. 2011. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Erlangga: Bandung.
Darmawati, dkk. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Course Review Horay (CRH) Untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII.1 SMP Negeri 2 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Biogenesis. Vol. 8, Nomor 1, Juli 2011. Universitas Riau: Pekanbaru.
Emrina, Eliska. 2013. Konstruktivisme. http://eliskaemrina.blogspot.com /2013/04/ konstruktivisme.html. (diakses 10 Januari 2015)
Keswara, Ratih. 2013. Pembelajaran Matematika di Indonesia Masuk Peringkat Rendah. http://nasional.sindonews.com/read/804091/15/pembelajaran-matematika-di-indonesia-masuk-peringkat-rendah-1384111047.27 (diakses januari 2015)
Kusmami, Menik. 2013. Keefektifan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Terhadap Aktivitas Dan Hasil Belajar Pkn Pada Siswa Kelas V Sd Negeri Kaligangsa Kulon 01 Kabupaten Brebes. Skripsi. FKIP Universitas Negeri Semarang. http://lib.unnes.ac.id /18102/1/1401409403.pdf. (diakses Desember 2014)
Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Grasindo: Jakarta.
Mahanani, Eli Pri, dkk. 2013. Keefektifan Model Course Review Horay Berbantuan Powerpoint Pada Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa. Unnes Journal of Mathematics Education, November 2013: Semarang.
Pembelajaran Kooperatif. 2014. http://id.wikipedia.org /wiki/Pembelajaran kooperatif. (diakses 10 januari 2015)
101
Rahaju, Endah Budi, dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Matematika Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII Edisi 4. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta.
Riyanto, Yatim. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Guru/Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Kencana Prenada Media Group: Jakarta.
Sapa’at, Asep. 2014. Kemana Arah Pendidikan Indonesia?. http://www.republika
co.id/berita/pendidikan/eduaction/14/02/271nns0-kemana-arah-pendidikan-indonesia. (diakses 27 januari 2015)
Shadiq, Fajar. 2009. Apa dan Mengapa Matematika Begitu Penting?. (https://fadjarp3g .files.wordpress.com/2009/10/09-apamat_limas_.pdf) (diakses27 januari 2015)
Sijabat, Noveyani. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Course Review Horay (CRH) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa di Kelas X SMA Swasta Teladan Pematangsiantar T.A. 2011/2012. Skripsi. FMIPA UNIMED: Medan.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta: Jakarta.
Sugandi, Eko dan Sri Rahayu. 2012. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan dan Pertidaksamaan Kuadrat Melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Course Review Horay pada Siswa Kelas X Akutansi 1 SMK Negeri 1 Surabaya Tahun Ajaran 2011/1012. Seminar Nasional Pendidikan Matematika Aplikasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Matematika Surabaya, 05 Mei 201: Surabaya.
Supriadi, Didi dan Deni Darmawan. 2012. Komunikasi Pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya: Bandung.
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Pustaka Belajar: Yogyakarta.
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana Prenada Media Group: Jakarta.
102
Universitas Ahmad Dahlan. Pendidikan Matematika. http://pmat.uad.ac.id /category /artikel- pendidikan-matematika. (diakses 28 Januari 2015)
Uno, Hamzah. B. 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar ynag Kreatif dan Efektif. Bumi Aksara: Jakarta.