Pengembangan wisata bahari dalam pengelolaan sumberdaya pulau-pulau kecil berbasis kesesuaian dan daya dukung (Studi kasus Pulau Sebesi Provinsi Lampung)
Teks penuh
Gambar
Dokumen terkait
Bila kita berbicara tentang wisata bahari khususnya untuk kegiatan snorkeling dan selam, maka tantangan terbesar dalam mengelola suatu objek wisata bahari adalah bagaimana
Sebagai salah satu wilayah di Kawasan Timur Indonesia (KTI), Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki potensi yang cukup besar untuk pengembangan kegiatan wisata bahari. Diantara
Pengelolaan kawasan pesisir ber- dasarkan karakteristik sumber daya alam dibagi menjadi tiga kegiatan wisata yaitu rekreasi pantai, snorkeling dan selam dapat
Dalam penelitian ini, penentuan lokasi zonasi wisata pantai dan snorkeling di Pulau Pahawang dilakukan dengan mempertimbangkan kegiatan rekreasi atau pariwisata eksisiting
Diving, snorkeling pada objek wisata ini sangat menarik dan juga menjadi tujuan utama para wisatawan dalam melakukan wisata bahari, hal ini harus dilihat menjadi
Parameter yang digunakan untuk menentukan kelas kesesuaian ekowisata bahari kategori wisata diving, terdiri dari 6 parameter antara lain, kecerahan perairan, tutupan
Dahuri (2003) menyatakan bahwa pengelolaan terpadu pada prinsipnya pengelolaan yang dapat mengakomodasi adanya spektrum zonasi dari wilayah pesisir dan lautan
Analisis SWOT pengembangan wisata bahari Pulau Pasaran Wisata Bahari Pulau Pasaran Peluang Opportunity - Adanya trend wisata alam - Pasar wisata bahari dan ekowisata terbuka luas -