PELUANG DAN TANTANGAN BANK SYARIAH MANDIRI
MEMBUKA CABANG DI TIMOR LESTE
Oleh:
SYARIF HIDAYATULLAH
NIM. 105046103498
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT(EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hail karya saya
maka saya bersedia menerima saksi yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta 5 Agustus 2010
KATA PENGANTAR
Segala puja teriring puji syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT,
yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini yang merupakan salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan masa kuliah di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Shalawat dan salam semoga tercurah kepada seorang reformis sejati,
pembawa risalah suci yakni Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah
membawa umat manusia keluar dari kegelapan jahiliyah menuju jalan yang
diridhoi oleh Allah AWT.
Penulis menyadari bahwa selama penulisan skripsi ini, penulis
mendapatkan banyak bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, baik
secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, dari lubuk hati yang paling dalam
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Prof.Dr.H.Komarudin Hidayat M.A, selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. Bapak Prof.Dr. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM., selaku Dekan
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatulllah Jakarta
3. Ibu Dr. Euis Amalia, M. Ag., selaku Ketua Program Studi Muamalat
Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
4. Bapak H. Ah. Azharuddin Latif, M.Ag, M.H selaku sekretaris Program
Studi Muamalat Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Dr. H. Afifi Fauzi Abbas, MA. selaku dosen pembimbing, terima
kasih atas segala ilmu, bimbingan dan kemudahan yang telah bapak
berikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah
membalas setiap kebaikan untuk bapak dan segenap keluarga.
6. Bapak H. Mubarok dan seluruh pegawai kerjasama luar negeri
Departemen Agama, terima kasih untuk bantuan beasiswa dan segala
kemudahan yang telah diberikan
7. Seluruh Dosen FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan ilmunya semasa kuliah
8. khususnya kepada Kedua orang tua saya, “papi & mami” yang selalu
menjadi semanagat tuk terus menjadi yang terbaik dan selalu dapat
menjadi contoh dalam menghadapi kerasnya kehidupan.
9. Kakak ku tersayang yang selalu dan selalu mendukungku dalam segala hal
dan juga tak pernah lelah tuk terus menasihatiku
10.“Bidadari kecilku Athien himura” yang selalu ada di setiap detikku, yang
slalu menghiasi hariku dengan semangat dan senyumnya. Terima kasih tuk
semua hal yang telah kau beri.
11.Sahabat seperjuanganku Jamaludin Soares, Ali Rhoda dan Shiraj Buziek.
terima kasih atas persahabatan yang terjalin selama ini, semoga
12.Untuk saudara dan saudariku Timor Leste, teruslah berjuang dan menuntut
ilmu sebanyak-banyaknya. Semoga kelak kita kan merasakan manfaatnya.
13.Kawan-kawan PSA, terima kasih untuk kebersamaannya, semoga kelak
kita kan bertemu lagi dalam kesempatan yang berbeda
14.Kawan-kawan UKM FLAT dan mahasiswa International terima kasih
untuk pengalaman dan kebersamaannya.
15.Semua teman, saudara, dan orang-orang di sekitar saya yang tidak dapat
saya sebut satu persatu. Semoga Allah membalas semua kebaikan yang
telah kalian berikan.
Akhirnya, kepada Allah SWT jualah penulis serahkan segalanya, semoga
amal kebajikan mereka diterima di sisi-Nya, Penulis berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Akhir kata, semoga sekecil apapun kebaikan yang telah kita lakukan, akan
menjadi investasi kekal di akhirat kelak. Amin…..
Jakarta, 5 Agustus 2010
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………...……….... iv
DAFTAR ISI ………. vii
BABI: PENDAHULUAN …………...……… 1
A. Latar Belakang Masalah ……….……... 1
B. Identifikasi Masalah………. 9
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……..……… 9
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ………..……… 9
E. Review Terdahulu... 10
F. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan ……...………...…... 11
G. Sistematika Penulisan ………...…………. 14
BAB II: LANDASAN TEORI……… 16
A. Pengertian Analisis SWOT………..………17
B. Tujuan Analisis SWOT………..…………. 18
C. Fungsi Analisis SWOT………..…………. 18
D. Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT………..…… ..18
E. Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT………. 20
BAB III: GAMBARAN UMUM TIMOR LESTE……… 24
A. Sekilas Negara Timor Leste………... 24
B. Letak Geografis dan Demografis……….………….…. 25
C. Ekonomi dan Sosial………...……….…………... 27
BAB IV: BANK SYARIAH MANDIRI DI TIMOR LESTE ……… 35
A. Faktor Internal ……….……….. 35
1. Strength ……….………. 35
2. Weakness………... 38
B. Faktor Eksternal……….……… 41
1. Opportunity ………... 41
2. Threat……….……….. 45
C. Alternatif Strategi………... 48
D. Analisis Akhir………. 61
BAB V: PENUTUP………...…...…… 63
A. Kesimpulan………. 63
B. Saran-Saran………..……... 65
BAB I
PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah
Perbankan syari‟ah disebut juga perbankan islam adalah suatu sistem
perbankan dimana yang dikembangkannya adalah hukum syariah Islam.
Usaha pembentukan sistem ini didasari oleh larangan dalam agama islam
untuk memungut maupun meminjam dengan sistem bunga atau yang disebut
dengan riba, serta larangan Investasi untuk usaha – usaha yang diketegorikan
haram. Aktivitas antar manusia termasuk aktivitas ekonomi terjadi melalui apa
yang diistilahkan oleh ulama dengan mu'amalah. Pesan utama Al-Quran
dalam mu'amalah keuangan atau aktivitas ekonomi adalah:
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman. Janganklah kamu memakan harta sesama kamu dengan jalan yang bathil, melainkan hanya dengan perniagaan berdasarkan suka-sama suka. ( Qs. An-nisa ayat 29 )
Pendirian Bank Islam yang beroperasi berdasarkan sistem bagi hasil sebagai
alternatif pengganti system bunga pada bank-bank konvensional, merupakan
peluang umat Islam untuk memanfaatkan jasa bank seoptimal mungkin. Hal
perbankan dengan tenang, tanpa keraguan, serta dapat memobilisasi dana
masyarakat untuk membiayai pembangunan umat.
Hal ini tidak hanya dapat dirasakan oleh umat Islam saja, tetapi juga
oleh umat non muslim. Karena bank Islam terbukti menjadi sarana penunjang
pembangunan ekonomi yang baik dan dapat beroperasi secara sehat, karena di
dalam operasinya terkandung nisbah bersama antara nasabah dengan bank.
Selain itu bank Islam dinilai mampu untuk berdampingan secara
serasi dan berkompetisi secara sehat dan wajar dengan bank konvensional
yang telah ada, karena bank Islam tidak bersifat eksklusif untuk umat Islam
saja, tetapi tidak ada larangan bagi umat non Muslim untuk melakukan
hubungan dengan bank Islam. Bahkan pengelolaannyapun bisa dilakukan
oleh orang non muslim, seperti yang terjadi pada bank Islam di London,
Luxemburg, Switzerland, dan bank-bank Islam di Pakistan1
Perbankan Islam merupakan salah satu dari sedikit bidang
perdagangan international dimana filosofi keagamaannya betul-betul
mendikte persyaratan-persyaratan hubungan bisnis. Produk-produk dan
pelayanan keuangan Islam didasarkan pada prinsip pembagian keuntungan
(bagi hasil), agar tidak melanggar larangan Islam atas riba. Ciri penting dari
perbankan Islam adalah dilarangnya pembayaran bunga oleh Al-Quran, kitab
1
suci Islam. Secara umum, hukum Islam menuntut agar resiko harus dibagi
antara pemberi modal (shohibul-mal) dan pengusaha (tujjar)2
Sebagaimana halnya dengan Bank Konvensional, Bank Syariah juga
memiliki peran sebagai lembaga perantara (intermediary) antara
satuan-satuan kelompok masyarakat atau unit-unit ekonomi yang mengalami
kelebihan dana/surplus unit dengan unit-unit yang lain yang mengalami
kekurangan dana/defisit unit. Melalui bank, kelebihan dana-dana tersebut
dapat disetorkan kepada pihak-pihak yang memerlukan dan memberikan
manfaat kepada kedua belah pihak.
Bank melaksanakan peran tersebut melalui kegiatannya sebagai
peminjam dan pemberi pinjaman. Para pemilik dana tertarik untuk
menyimpan dana di bank berdasarkan tingkat bunga yang dijanjikan,
demikian pula bank memberikan pinjaman kepada pihak-pihak yang
memerlukan dana berdasarkan kemampuan mereka membayar tingkat bunga
tertentu. Sehingga hubungan antara bank dengan nasabahnya adalah
hubungan antara debitur dengan kreditur.
Sedangkan dalam bank syariah, hubungan antara bank syariah dengan
nasabahnya bukan hubungan antara debitur dan kreditur, melainkan hubungan
kemitraan antara penyandang dana (sohibul mal) dengan pengelola dana
(mudharib). Oleh karena itu tingkat laba bank syariah bukan saja berpengaruh
terhadap tingkat bagi hasil para pemegang saham, tetapi juga berpengaruh
2
terhadap bagi hasil yang dapat diberikan kepada nasabah penyimpan dana.
Dengan demikian kemampuan manajemen untuk melakukan fungsinya
sebagai penyimpan harta pengusaha dan pengelola investasi yang baik
(professional investment manager) akan sangat menentukan kualitas
usahanya sebagai lembaga intermediary dan kemampuannya menghasilkan
laba.3
Berbicara mengenai perkembangan ekonomi, perbankan, dan suatu
Negara, maka dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu negara
dapat ditandai dengan pertumbuhan industri perbankan yang ada dalam
negara tersebut. Semakin berkembang industri perbankan maka semakin baik
pula pertumbuhan ekonomi negara itu sendiri.
Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan
pengolahan sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu
serta dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga
perekonomian bahu-membahu mengelola dan menggerakan semua potensi
ekonomi agar berdaya dan berhasil guna secara optimal. Lembaga keuangan,
khususnya lembaga perbankan mempunyai peranan yang sangat strategis
dalam menggerakkan roda perekonomian suatu Negara.
Secara ringkas kegiatan bank sebagai lembaga keuangan dapat dilihat
dalam gambar berikut ini.4
3 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2005) h. 46
Fungsi Utama Bank
Bank bagi masyarakat yang hidup di negara-negara maju seperti
negara-negara di Eropa, Amerika, dan Jepang sudah merupakan suatu
kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Bank merupakan mitra dalam rangka
memenuhi semua kebutuhan keuangan mereka sehari-hari. Bank dijadikan
sebagai tempat untuk melakukan berbagai transaksi yang berhubungan
dengan keuangan seperti: tempat mengamankan uang, melakukan investasi,
pengiriman uang, melakukan pembayaran, ataupun melakukan penagihan.5
Keberadaan jasa perbankan dalam masyarakat memang lebih
menguntungkan terutama pada sektor perekonomian, di mana para pelaku
ekonomi lebih leluasa dalam menjalankan proses kegiatan ekonominya untuk
menunjang kelangsungan hidup. Usaha jasa perbankan dalam masyarakat
yang mengedepankan pelayanan yang baik demi memperoleh kepercayaan
dari masyarakat sebagai nasabahnya akan menghadapi berbagai macam
keadaan atau pandangan yang timbul dari masyarakat sebagai ungkapan
kepuasan atau ketidakpuasannya akan pelayanan yang diterimanya dari pihak
bank yang dipercayainya.
5
Kasmir, Pemasaran Bank (Jakarta, PT. Persada Media, 2004) h. 7. BANK
Salah satu Bank yang memberikan pelayanan yang maksimal dan
merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia adalah Bank Mandiri yang
berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program
restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia6.
Pada bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah yaitu, Bank Bumi
Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank
Pembangunan Indonesia, bergabung menjadi Bank Mandiri. Sejarah keempat
bank tersebut dapat ditelusuri lebih dari 140 tahun yang lalu. Keempat Bank
tersebut telah turut membentuk riwayat perkembangan dunia perbankan di
Indonesia.
Tidak heran jaringan yang dimiliki sudah merambah mancanegara.
Salah satunya berada di negara tetangga terbaru yaitu Timor Leste,
Pembukaan Kantor Cabang Bank Mandiri di Dili Timor Leste merupakan peristiwa penting bagi hubungan perdagangan antara Timor Leste dan Indonesia. Kantor Cabang ini akan memegang peranan yang penting untuk memfasilitasi pertukaran informasi mengenai kesempatan perdagangan dan jasa-jasa perbankan antara kedua negara.7
Bank Mandiri pun memiliki anak perusahaan yaitu Bank Syariah
Mandiri yang mulai beroperasi pada hari Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau
tanggal 1 November 1999. Kelahiran Bank Syariah Mandiri merupakan buah
usaha bersama dari para perintis bank syariah di PT Bank Susila Bakti dan
6
Bank Mandiri Artikel diakses pada 20 juli 2010 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Mandiri
7
Bank Mandiri Timor Leste Artikel diakses pada 20 juli dari http://phx.corporate
Manajemen PT Bank Mandiri yang memandang pentingnya kehadiran bank
syariah dilingkungan PT Bank Mandiri (Persero).8
Kini, Perbankan Syariah telah mengalami perkembangan yang cukup
pesat dan menyebar ke banyak Negara-negara Barat. The Islamic bank
International of Denmark tercatat sebagai bank syariah pertama yang
beroperasi di Eropa, yakni pada tahun 1983 di Denmark.9
Kini, bank-bank besar dari Negara-negara barat, seperti Citibank,
ANZ bank, Chase manhattan bank, dan Jardine Fleming telah pula membuka
Islamic windows agar dapat memberikan jasa-jasa perbankan yang sesuai
dengan syariat Islam.10
Dewasa ini, menurut International Association of Islamic Bank,
jumlah bank-bank Islam di seluruh Dunia Islam, yang mencakup 40
negara-negara Muslim mauopun non-Muslim sudah lebih dari 176 bank yang
mengoperasikan total 22.639 cabang local dan luar negeri.11
Sistem yang diterapkan Bank Syariah telah terbukti ampuh dalam
menghadapi goncangan krisis moneter, karena dalam bank syariah tidak
mengenal bunga yang rentan terhadap hal tersebut. Bank syariah juga dapat
membendung laju inflasi melalui kebijakan uang yang ketat, karena dari awal
bank syariah menerapkan secara selektif penyaluran Pembiayaannya, bahkan
8
Sejarah Bank Syariah Mandiri Artikel diakses pada 28 juli http://danasyariah.wordpress.com/2009/07/17/sejarah-bank-syariah-mandiri/
9
Erick Trolle-Schultz, “How the First Islamic Bank Was Established in Europe,” dalam Butterworths Editorial Staff, Islamic Banking and Finance, (London:1986).h.43-52
10
Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta, PT Grafindo Persada, 2004) h. 24.
11
disertai dengan bimbingan kepada nasabah peminjam. Dan yang terpening
adalah bank syariah dapat mendorong masyarakat untuk memproduktifkan
hartanya dalam kegiatan produksi (sektor riil), sehingga ketika uang tersebut
berputar di sector riil maka tingkat pendapatan maupun perekonomian
masyarakat akan semakin membaik.
Konsep bank islam yang lebih mengutamakan kegiatan produksi dan
perdagangan serta kebersamaan dalam hal investasi menghadapi resiko usaha
akan memberikan sumbangan yang besar kepada perekonomian suatu Negara,
khususnya dalam menggiatkan investasi, penyediaan kesempatan kerja dan
pemerataan pendapatan.12
Melihat situasi dan kondisi Negara Timor Leste yang masih dalam
masa pertumbuhan, dimana produksi dalam negeri masih sangat rendah dan
masih belum meratanya tingkat kemandirian masyarakat dalam menjalankan
roda-roda ekonomi. Maka solusi adanya perbankan syariah diharapkan dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat Timor Leste untuk mengembangkan
sector riil dan akhirnya dapat memulihkan ekonomi masyarakat secara
keseluruhan.
Berdasarkan kenyataan inilah, penulis ingin meneliti lebih jauh
mengenai peluang dan tantangan Bank Syariah mandiri untuk juga membuka
cabang di Timor Leste. Dengan mengambil topik peluang dan tantangan Bank
Syariah Mandiri membuka cabang di Timor Leste.
12
B. Identifikasi Masalah
1. Belum adanya Bank Syariah di Timor Leste
2. Kurangnya pemahaman masyarakat Timor Leste terhadap Bank Syariah
3. Belum adanya Undang-undang resmi Negara tentang perbankan.
C. Pembatasan dan Perumusan masalah
Berdasarkan identifikasi diatas dan untuk mencegah terjadinya
pembahasan yang meluas, selain itu juga untuk menghemat biaya, tenaga, dan
waktu. maka skripsi ini hanya akan membahas masalah kemungkinan
berdirinya Bank Syariah Mandiri di Timor Leste ditinjau dari berbagai aspek
dan faktor yang mempengaruhinya.
Sehingga dapat dirumuskan permasalahanya sebagai berikut:
a. Dimana letak kekuatan, kelemahan, peluang, dan Tantangan Bank Syariah
Mandiri untuk membuka cabang di Timor Leste.
b. Seberapa besar kemungkinan pembukaan bank Syariah di Timor Leste
khususnya Bank Syariah Mandiri
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penulisan skripsi ini yaitu: Untuk mengetahui peluang dan
tantangan dibukanya cabang Syariah Mandiri di Timor Leste.
Adapun manfaat dari hasil penelitian dari penulisan skripsi ini secara
praktis maupun ilmiah adalah sebagai berikut:
a. Bagi penulis, yaitu memperoleh data yang signifikan terhadap masalah
yang diteliti, juga menambah wawasan dan pengetahuan mengenai analisis
b. Bagi Bank Mandiri, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi
informasi yang bermanfaat dan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam
merumuskan kebijakan guna mengembangkan Bank Syariah Mandiri di
Timor Leste.
c. Bagi Masyarakat Muslim Timor Leste, tulisan ini diharapkan dapat
memberikan informasi singkat mengenai perbankan syariah dan dapat
menjadi salah satu sumber bacaan yang dapat di pertimbangkan untuk
menjadi nasabah Bank Mandiri khususnya Bank Syariah Mandiri jika
kelak perbankan Syariah dibuka di Tomor Leste.
d. Bagi Fakultas Syariah, diharapkan tulisan ini dapat menambah khazanah
perpustakaa tentang ekonomi Islam khususnya dalam dunia perbankan
Syariah.
E. Review Studi Terdahulu
Penulis dalam melakukan penelitian ini telah membaca skripsi
terdahulu yang dilakukan oleh: Washfie Saal, 2009. “ Islamic Banking in
South Africa Problem and Solution” Kosentrasi Perbankan Syariah, Fakultas
Syariah dan hukum, Universitas Syariah Hidayatullah Jakarta. Pada skripsi ini,
pembahasan yang dibahas antara lain mengenai bank syariah di Afrika
Selatan, hukum perbankan yang berlaku di Afrika Selatan, peluang dan
tantangan yang dihadapi bank syariah di Afrika Selatan dan solusi dari
permasalahan tersebut.
Dengan adanya penelitian terdahulu, maka penulis pun tertarik untuk
Negara, khususnya negara Timor Leste. Karena Bank Syariah adalah sesuatu
yang masih baru di negara Timor Leste.
persamaan skripsi penulis dan skripsi yang dilakukan oleh Washfie
Saal pada studi terdahulu adalah bahwa penelitian ini sama-sama dilakukan di
Negara yang minoritas Muslim dan belum terdapat Undang-Undang resmi
mengenai perbankan Syariah. Sedangkan perbedaannya adalah bahwa Timor
Leste adalah negara yang baru berkembang, sehingga di negara Timor Leste
belum berdiri satupun Bank Syariah. hal ini menjadi sangat menarik apabila
melihat perkembangan yang terjadi di afrika selatan dimana muslimnya adalah
minoritas namun mereka dapat mengembangkan Bank Syariah dengan cukup
baik, sehingga yang menjadi pertanyaan adalah apakah hal ini dapat
diterapkan di negara Timor Leste yang juga berpenduduk minoritas muslim.
Kelebihan dari skripsi ini adalah penelitian ini dilakukan di suatu
negara yang belum memiliki landasan mengenai ekonomi syariah dan masih
sangat baru dengan adanya wacana pendirian bank syariah, penelitian ini juga
menitikberatkan pada Analisis SWOT terhadap Pendirian Bank Syariah di
suatu negara yang mana Hal ini dilakukan untuk mengetahui posisi suatu bank
Syariah dan untuk menentukan strategi yang harus dilakukan bank syariah di
masa datang.
F. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan
a. Metode penelitian
. Metode penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif
berdasarkan fakta yang diperoleh di lapangan13, dan bersifat kualitatif,
yakni penelitian yang menghasilkan deskripsi berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari fenomena yang diteliti atau dari perilaku yang diamati.14
Dalam penelitian kualitatif ini penulis menggunakan metode
analisis SWOT15, yaitu identifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam faktor-faktor internal adalah kekuatan (strength) dan kelemahan
(weakness), sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam faktor-faktor
eksernal adalah peluang (opportunity) dan rintangan (threat)
Tujuan analisis ini adalah untuk merumuskan strategi serta
pemahaman yang jelas mengenai suatu permasalahan sehingga dapat
memformulasikan tindakan nyata yang konkrit.16
Langkah penyusunan analisis SWOT berikutnya yaitu dengan
menggunakan dua cara yang telah lazim digunakan, yaitu dengan
menggunakan pendekatan kualitatif ala MATRIKS SWOT yang
dikembangkan Kearns dan Analisis SWOT secara kuantitatif yang
dikembangkan Pearce dan Robinson.
Dalam analisis SWOT ini, jenis data yang digunakan terdiri atas
sumber data premier dan sumber data sekunder. Data premier yang
13
Suharsimi Ari Kunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta, PT Rineka Cipta,1993), cet ke-2 h.309
14
Lexy J Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (bandung, PT Remaja Rosda Karya, 2001), h.3
15Swot singkatan dari “Strength” (Kekuatan), “Weakness” (Kelemahan), “Opportunity” (Peluang), “Threat” (Rintangan)
16
digunakan disini berupa pernyataan yang didapat dari hasil wawancara
langsung dengan Manager Bank Mandiri Timor Leste yang berisi
mengenai opini-opini serta perkembangan situasi perbankan di Timor leste
yang mana hasil wawancara ini kemudian penulis olah lebih lanjut
kedalam analisis SWOT.
Selain hasil wawancara, data premier yang penulis gunakan yaitu
berupa dokumen regulasi Undang-undang perbankan di Timor Leste yang
penulis dapat melalui penelitian ke Bank Central Timor Leste, yang mana
regulasi tersebut adalah berupa regulasi Undang-undang transisi
international pemerintahan Timor Leste, dimana Regulasi tersebut
menjelaskan mengenai tata cara perizinan dan pendirian suatu bank di
Timor leste.
Sedangkan data sekunder yang digunakan adalah berbagi tulisan
yang berkaitan dengan penelitian ini, baik langsung maupun tidak
langsung, seperti buku Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan karya Ir
Adiwarman A. Karim, Perbankan Syariah Prinsip,Praktik, dan Prospek
karya John R Presley, Dasar-Dasar Perbankan, karya Kasmir, data
statistik yang penulis dapat melalui penelitian ke pusat Statistik Nasional
Negara Timor Leste yang berisi tentang statistik Negara Timor Leste
secara demografi, Geografi, social dan ekonomi, Laporan singkat
pembangunan ekonomi dan sosial Timor Leste yang berisi tentang
perkembangan Timor Leste yang penulis dapat melalui penelusuran
Setelah data diolah kemudian diambil suatu kesimpulan secara
umum, yang mana Kesimpulan akhir tergantung pada besarnya
kumpulan-kumpulan catatan lapangan, pengkodean, penyimpanan dan metode
analisis yang penulis lakukan.
b. Teknik Penulisan
Adapun dalam penyusunan skripsi ini penulis mengacu kepada
teknik penulisan, yakni berpedoman pada prinsip-prinsip yang telah diatur
dalam “Buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta 2007”.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan para pembaca dalam memahami materi-materi
yang terdapat dalam skripsi ini, penulis membuat sistematika penulisan
menjadi lima bab, dimana tiap-tiap bab terbagi lagi menjadi beberapa sub-bab.
Kemudian tiap-tiap sub-bab mempunyai sub-sub bab sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN: Dalam bab ini penulis menjelaskan sekaligus
menempatkan skripsi ini pada kerangka dasar dengan memaparkan
latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, review studi tedahulu, metode
penelitian dan teknik penulisan, serta sistematika penulisan.
BAB II GAMBARAN UMUM TIMOR LESTE: Dalam bab ini
menguraikan secara singkat negara Timor Leste, letak geografis
BAB III HASIL PENELITIAN: Dalam bab ini memuat tentang hasil
penelitian mengenai peluang dan tantangan Bank Syariah Mandiri
untuk membuka cabang di Timor Leste dengan menganalisa factor
internal dan factor eksternal yang meliputi kekuatan, kelemahan,
peluang, dan tantangan. Atau yang lebih dikenal dengan analisis
SWOT
BAB IV PENUTUP: Dalam bab kelima ini merupakan akhir dari seluruh
rangkaian pembahasan skripsi ini. Bab ini berisi kesimpulan dan
BAB II.
LANDASAN TEORI
A. Pengertian analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang
dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman
(threat)17
Analisis SWOT mengarahkan analisis stratejik dengan cara memfokuskan
perhatian pada kekuatan (strenght), kelemahan (weakness), peluang
(opportunity), dan ancaman (threat) yang merupakan hal yang kritis bagi
keberhasilan perusahaan dengan melalukan identifikasi secara hati-hati pada
faktor keberhasilan kritis (critical success factors)18
Analisis SWOT secara sederhana dipahami sebagai pengujian terhadap
kekuatan dan kelemahan internal sebuah organisasi, serta peluang dan
ancaman lingkungan eksternalnya. SWOT adalah perangkat umum yang
didesain dan digunakan sebagai langkah awal dalam proses pembuatan
keputusan dan sebagai perencanaan strategis dalam berbagai terapan.
Proses pengambilan keputusan strategi selalu berkaitan dengan
pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan, dengan
17
FreddyRangkuti, Analisis SWOT teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta:PT, Gramedia Pustaka Utama, Februari 2006), cet. Ke-12, h. 19.
18
demikian perencanaan strategi harus menganalisis faktor-faktor perusahaan
(kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada satu
ini.
Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(strenght) dan peluang (opportunity), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threat).
Faktor eksternal adalah faktor lingkungan luar perusahaan baik langsung
maupun tidak langsung. Faktor eksternal ini dapat berdampak positif ataupun
negatif bagi perusahaan, artinya ada yang memberikan peluang dan ada juga
yang memberikan ancaman.19. faktor internal adalah lingkungan yang berada
dari dalam perusahaan itu sendiri. Faktor inilah yang menunjukan adanya
kekuatan maupun kelemahan perusahaan itu sendiri, baik yang sudah lampau,
kini maupun yang akan datang.20
B. Tujuan Analisis SWOT
Untuk mengetahui kelemahan dan menciptakan kelemahan itu menjadi
suatu kekuatan, serta mencoba menghilangkan ancaman untuk dijadikan
peluang. maka perlunya identifikasi terhadap peluang dan ancaman yang
dihadapi serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan melalui
telaah terhadap lingkungan usaha dan potensi sumber daya perusahaan dalam
menetapkan sasaran dan merumuskan strategi perusahaan yang realistis dalam
mewujudkan visi dan misinya.
19
Amin, dkk, Manajemen Strategik, (Jakarta:Harvarindo, 2003), hal.27 20
Maka tujuan analisis SWOT pada perusahaan adalah untuk membenarkan
faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan yang telah di analisis.
Sehingga apabila terdapat kesalahan, perusahaan itu harus mengolah,
mempertahankan, serta memanfaatkan peluang yang ada secara baik begitu
juga pihak perusahaan harus mngetahui kelemahan yang dihadapi agar
menjadi kekuatan serta mengatasi ancaman menjadi peluang.
C. Fungsi Analisis SWOT
Yaitu untuk menganalisa mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi internal
perusahaan, serta analisa mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi
perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi eksternal
perusahaan.
D. Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT
Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh
Kearns menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor
eksternal(Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah
faktor internal(Kekuatan dan Kelamahan). Empat kotak lainnya merupakan
kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemuan antara
faktor-faktor internal dan eksternal21.
21
Matriks SWOT Kearns
EKSTERNAL
INTERNAL
OPPORTUNITY THREATS
STRENGHT
A
Comparative Advantage
B
Mobilization
WEAKNESS
C
Divestment/Investment
D
Damage Control
Sumber: Hisyam, 1998
Keterangan:
Sel A: Comparative Advantages
Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga
memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebih
cepat.
Sel B: Mobilization
Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus dilakukan
upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk
memperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu
Sel C: Divestment/Investment
Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar.
Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang
yang tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karena
kekuatan yang ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang
diambil adalah (melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain)
atau memaksakan menggarap peluang itu (investasi).
Sel D: Damage Control
Sel ini merupaka kondisi yang paling lemah dari semua sel karena merupakan
pertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan karenanya
keputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi organisasi. Strategi
yang harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian) sehingga
tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.
E. Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT
Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif
melalui perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan
Robinson (1998) agar diketahui secara pasti posisi organisasi yang
sesungguhnya22.
Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
1. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor serta jumlah
total perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-W-O-T;
Menghitung skor (a) masing-masing point faktor dilakukan secara saling
22
bebas (penilaian terhadap sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau
mempengeruhi penilaian terhadap point faktor lainnya. Pilihan rentang
besaran skor sangat menentukan akurasi penilaian namun yang lazim
digunakan adalah dari 1 sampai 5, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang
paling rendah dan 5 berarti skor yang paling tinggi.
Perhitungan bobot (b) masing-masing point faktor dilaksanakan secara
saling ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu point faktor adalah
dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan point faktor
lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai yang telah
didapat (rentang nilainya sama dengan banyaknya point faktor dibagi
dengan banyaknya jumlah point faktor).
2. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan
faktor O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai
atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya
menjadi nilai atau titik pada sumbu Y;
3. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran
Kuadran I (positif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan
berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat
dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar
pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
Kuadran II (positif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun
menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan
adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda
organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya
bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasi disarankan
untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.
Kuadran III (negatif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat
berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab,
strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang
Kuadran IV (negatif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan
menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah
Strategi Bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada pada pilihan
dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk meenggunakan
strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin
terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi
BAB III
GAMBARAN UMUM TIMOR LESTE
A. Sekilas Negara Timor Leste.23
Sejarah Timor Leste berawal dari kedatangan orang Australoid dan
Melanesia. Orang dari Portugal mulai berdagang di pulau Timor pada awal
abad ke-16 dan menjajahnya pada pertengahan abad itu juga. Setelah terjadi
beberapa bentrokan dengan Belanda, maka dibuatlah perjanjian pada tahun
1859 di mana Portugal memberikan bagian barat pulau itu. Jepang menguasai
Timor Leste pada tahun 1942 sampai 1945, namun setelah mereka kalah
dalam Perang Dunia II Portugal kembali menguasainya.
Timor Leste menjadi bagian dari Indonesia tahun 1976 sebagai
provinsi ke-27 namun setelah referendum yang diadakan pada tanggal 30
Agustus 1999, di bawah perjanjian yang disponsori oleh PBB antara
Indonesia dan Portugal, mayoritas penduduk Timor Leste memilih merdeka
dari Indonesia.
Republik Demokratik Timor Leste (juga disebut Timor Lorosa‟e) yang
sebelum merdeka bernama Timor Timur adalah sebuah negara kecil di sebelah
utara Australia dan bagian Timur pulau Timor. Selain itu wilayah negara ini
juga meliputi pulau Kambing atau Atauro, Jaco, dan enklave Oecussi-Ambeno
di Timor Barat.
23
Timor Leste secara resmi merdeka pada tanggal 20 Mei 2002. Sebelum
merdeka negara tersebut bernama Provinsi Timor Timur, ketika menjadi
anggota PBB, pemerintah Timor Leste memutuskan untuk memakai nama
Portugis “Timor-Leste” sebagai nama resmi negara mereka.
B.Letak Geografis dan Demografis Geografi.24
Republik Demokratik Timor Leste terletak di Asia Tenggara. terletak di
sebelah Tenggara Indonesia, paling ujung Timur Kepulauan Nusa Tenggara,
negara kepulauan. Bagian Baratnya berbatasan dengan Timor Barat Indonesia
dan bagian Selatannya berhadapan dengan Australia dengan dipisahkan oleh
Laut Timor.
Menurut situs resmi pemerintah, negara Timor Leste terdiri dari total
area sekitar 14.604 km2 (5.638 mi2). Wilayah negara ini mencakup bagian
Timur Pulau Timor, pulau Jaco dan Atauro, serta distrik Oecussi yang
merupakan distrik yang berada di Timor Indonesia.
Pulau Timor adalah pulau terbesar dan paling Timur dari Kepulauan
Sunda Kecil di kepulauan Indonesia. Pegunungan dengan puncak tertinggi
terjadi pada puncak Mai Tata Lau kisaran Ramelau (2.964 m) dan puncak
Bicau dari Bian Mate (2316m). Pantai selatan membentuk sebuah dataran yang
24
Andrea K. Molnar, “EAST TIMOR: AN INTRODUCTION TO THE HISTORY, POLITICS AND CULTURE OF SOUTHEAST ASIA‟S YOUNGEST NATION” Artikel di akses
pada 27 mei 2010 dari
luas sedangkan dataran tinggi mencirikan pantai Utara, Timor Timur saat ini
dibagi menjadi 13 distrik: termasuk Lautem, Viqueque, Baucau, Manatuto,
Aileu, Manufahi, Ainaro, Ermera, Liquica, Dili, Bobonaro, Cova Lima dan
Oecussi (Ambeno).
Timor Leste memiliki banyak pegunungan. Hutannya lebat dan di pantai
terdapat dataran dan lembah. Garis pantai sepanjang 735 kilometer,
Pegunungan dan perbukitan merupakan 3/4 luas total wilayahnya. Dataran dan
lembah tergolong iklim padang rumput tropis dan daerah lain tergolong iklim
hutan hujan tropis. Suhu rata-rata sepanjang tahun 26 derajat celsius. Desember
sampai Maret tahun mendatang merupakan musim hujan, April sampai
November adalah musim kemarau. Curah hujan rata-rata sepanjang tahun 2
ribu milimeter.
Demografi25
Populasi Timor Leste terhitung Desember Tahun 2008 adalah sekitar 1.080.742 orang. Penduduk setempat menganut agama Kristen aliran Roma
sebanyak 96,1%, agama Kristen aliran Protestan 2,6%, agama Islam 0,9 %,
agama Hindu 0,3% dan agama Budha 0,1%.
Bahasa Tetum dan bahasa Portugal adalah bahasa resmi. Bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris adalah bahasa kerja. Bahasa Tetum sebagai
bahasa umum dan bahasa etnis utama.
25
Terdapat sekitar 16 bahasa asli yang digunakan masyarakat Timor
Leste, di mana bahasa Tetun, Galole, Mambae, dan Kemak dituturkan oleh
sejumlah penduduk. Bahasa Tetun sebagian dipengaruhi oleh bahasa-bahasa
Eropa yang dibawa ke pulau ini selama lebih dari 400 tahun.
Harapan hidup rata-rata untuk pria adalah 55 tahun dan untuk wanita 58
tahun. Populasi juga mencakup sebagian kecil orang yang bukan merupakan
etnis Timor Leste: termasuk pedagang Cina dan Arab serta orang Indonesia
yang menikah dengan orang Timor Leste.
C. Ekonomi dan Sosial
Sejak kemerdekaan, Timor-Leste telah mencapai kemajuan luar biasa
dalam menciptakan lembaga-lembaga negara yang mutlak untuk menjalankan
perekonomian. meskipun, prestasi ekonomi dalam arti pertumbuhan,
penciptaan lapangan kerja, dan mengurangi kemiskinan masih dalam tahap
perkembangan.
Dengan prospek terbatas untuk investasi swasta segera, belanja
pemerintah merupakan sumber pertumbuhan ekonomi utama dalam jangka
pendek. Dengan meningkatnya pendapatan minyak bumi, negara tidak lagi
begitu terbatas seperti semula di bidang investasi dan belanja publik.
Timor-Leste sekarang mempunyai surplus anggaran dan ekstern yang
besar dan akumulasi tabungan dalam dana minyak bumi yang jauh lebih cepat
daripada yang dibayangkan semula. Ini memberi landasan sumber daya
Pertumbuhan pendapatan minyak bumi berarti belanja anggaran yang
“lestari” – belanja yang dapat berlangsung selamanya – sekarang diperkirakan
lebih dari US$ 300 juta per tahun. Angka ini sangat mungkin akan bertumbuh
begitu sumber daya dari pangsa Timor pada lapangan Greater Sunrise mulai
mengalir, akan tetapi bisa bervariasi sesuai dengan harga enerji dunia.26
Pada bulan Juni 2005, Parlemen Nasional dengan suara bulat
menyetujui pembentukan suatu Dana Minyak untuk mengatur pendapatan
minyak bumi dan melestarikan nilai kekayaan minyak Timor-Leste untuk
generasi mendatang. Hingga saat ini, Dana dari minyak bumi yang
merupakan aset Negara Timor Leste yang hanya berpenduduk satu juta orang
tersebut adalah sebesar US $ 5,8 miliar per maret 2010.27 Dana minyak ini
akan dikelola secara bijaksana, dan diinvestasikan secara aman dalam bentuk
asset-asset keuangan dengan resiko yang rendah di luar negeri yang mana
dalam hal ini dana minyak tersebut di investasikan di pasar keuangan
Amerika yang dikenal dengan U.S Treasury market28.
26
Kelompok Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia, berkonsultasi dengan Mitra-Mitra Pembangunan, Laporan singkat pembangunan ekonomi dan social Timor Leste (Timor Leste: Kelompok Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia, berkonsultasi dengan Mitra-Mitra Pembangunan, 2007), h.16.
27
Petroleum Fund of Timor-Leste (Quarterly Report) artikel diakses pada 27 mei 2010 dari http://www.bancocentral.tl/Download/Publications/Quarterly_report19_en.pdf
28
D. Agama.29
Menurut sebuah laporan tahun 2005 Bank Dunia, 98 persen penduduk
beragama Katolik, 1 persen Protestan, dan kurang dari 1 persen Muslim.
Sebagian besar warga juga mempertahankan beberapa sisa-sisa dari
kepercayaan animisme dan praktek, yang mereka telah anggap lebih sebagai
budaya daripada agama.
Jumlah Protestan dan Muslim menurun secara signifikan setelah bulan
September 1999 karena setelah jejak pendapat, banyak dari mereka
meninggalkan negara itu pada tahun 1999.
Negara ini memiliki populasi Muslim yang signifikan selama
pendudukan Indonesia. Sebagian besar terdiri dari etnis imigran dari
pulau-pulau Indonesia. Ada juga beberapa etnis Timor yang masuk Islam, serta
sejumlah keturunan Arab Muslim yang tinggal di negara sementara itu berada
di bawah otoritas Portugis.
Gereja Katolik Roma di Timor Leste adalah bagian dari Gereja
Katolik Roma di seluruh dunia, di bawah pimpinan rohani Paus dan Kuria di
Roma. Ada lebih dari 900.000 umat Katolik di Timor Timur, warisan dari
statusnya sebagai bekas koloni Portugis. Sejak kemerdekaannya dari
Indonesia, Timor Leste menjadi negara kedua yang mayoritas Katolik di Asia
(setelah Filipina) - sekitar 96% dari populasi adalah Katolik Roma.30
29“Religion in East Timor”
artikel diakses pada 27 mei 2010 dari
http://en.wikipedia.org/wiki/Religion_in_East_Timor
30
Karena mayoritas penduduk beragama Katolik, maka kini terdapat
tiga keuskupan (diosis) yaitu: Diosis Dili, Diosis Baucau dan Diosis Maliana
yang baru didirikan pada tanggal 30 Januari2010 oleh PausBenediktus XVI.
Gereja Katolik adalah lembaga keagamaan yang dominan, dan imam
dan uskup yang diberikan penghargaan tertinggi dalam masyarakat lokal.
Sikap terhadap Protestan dan masyarakat Muslim umumnya ramah di ibukota
Dili. Meskipun agama Katolik adalah dominan di Timor Leste, namun Tidak
ada agama resmi negara, pelanggaran diskriminasi berdasarkan keyakinan
agama relative jarang terjadi di Timor Leste, Konstitusi Timor Leste
memberikan kebebasan beragama bagi seluruh rakyatnya , dan pemerintah
secara umum menghormati hak ini didalam prakteknya.
Meskipun Konstitusi berlaku efektif pada tahun 2002, pemerintah terus
menegakkan hukum Indonesia dan beberapa Administrasi Transisi PBB di
Timor Leste (UNTAET) peraturan belum digantikan oleh Konstitusi atau
undang-undang nasional. Konstitusi memberikan kebebasan hati nurani,
agama, dan ibadah untuk semua orang dan menetapkan bahwa tak seorang
Berikut ini adalah tabel data statistik Timor Leste:
Tabel 1. Geografi Timor Leste.31
31
Tabel 1.2 Ekonomi.32
32
BAB IV
BANK SYARIAH MANDIRI DI TIMOR LESTE
A. Faktor Internal 1. Strength
Dalam hal ini bank perlu melihat terlebih dahulu kekuatan yang
dimiliki, meskipun kekuatan itu tidak sepenuhnya merupakan keunggulan
bersaing, namun yang terpenting bagi bank adalah memiliki kekuatan yang
relative lebih besar untuk faktor mikro dibandingkan dengan pesaingnya.
Kekuatan ini bisa saja berupa ketersediaan dana yang cukp besar, memiliki
tenaga kerja yang terampil dan professional, dan lain-lain.
Adapun strength Bank Syariah Mandiri untuk membuka cabang di
Timor Leste adalah:
a. Sistem yang lebih adil dan menenteramkan bagi umat
Sepintas tidak ada perbedaan antara menabung di bank
konvensional dan bank syariah. Namun seandainya dicermati ada
sejumlah keunggulan jika menabung di bank syariah. Keunggulan itu
bersumber pada sistemnya yang lebih adil dan menenteramkan bagi umat.
Antara lain dalam konsep hubungan bank dan penabung, di bank
konvensional bank menjadi debitor dan penabung menjadi kreditor. Atas
dasar simpan-pinjam bank membayar bunga kepada penabung dengan
tingkat bunga yang sudah ditentukan, tak peduli berapa keuntungan yang
Di perbankan syariah si penabung merupakan mitra bank sekaligus
investor bagi bank itu. Sehingga sebagai investor ia berhak menerima hasil
investasi bank itu. Hasil yang diperoleh penabung naik dan turun secara
proporsional, mengikuti perolehan banknya. Muamalah berdasarkan
konsep kemitraan dan kebersamaan dalam profit dan risk itu akan lebih
mewujudkan ekonomi yang lebih adil dan transparan. 33
Keunggulan lain yang tak kalah menarik adalah perbankan syariah
mampu memberikan early warning system atau peringatan dini bahaya.
Ketika perolehan bagi hasilnya terus merosot, penabung bank syariah
memperoleh isyarat bahwa sesuatu yang buruk terjadi pada banknya
sehingga ia dapat mengantisipasinya
b. Tahan krisis
Dalam sistem keuangan syariah, uang hanyalah sebagai alat tukar
dan bukan sebagai komoditas. Sebagai alat tukar uang tidak akan
menghasilkan nilai tambah apapun kecuali apabila dikonversi menjadi
barang atau jasa. Dengan demikian setiap transaksi keuangan harus
dilatarbelakangi dengan sektor riil.
Ketidak terkaitan antara sektor moneter dan riil ini mengakibatkan
persoalan serius. Beban bunga yang tinggi tidak akan mungkin mampu
ditanggung oleh para pengusaha. Namun karena pengusaha memerlukan
33
likuiditas kredit bunga tinggi terpaksa diambil. Tahap berikutnya bank
tersebut mengalami kredit macet, karena para pengusaha tidak mampu
membayar beban yang harus ditanggungnya. Selanjutnya, bank-bank yang
mengalami kredit macet yang besar itu terancam eksistensinya, karena di
satu pihak bank harus membayar bunga deposito yang tinggi, sedangkan di
sisi lain pendapatannya menurun drastis karena kredit macet. Oleh
karenanya, negative spread yang diderita bank-bank itu sangat besar yaitu
sekitar 20%, sehingga modal dari sebagian besar bank telah habis dimakan
non performing loan dan negative spread.34
Akibat dari hal ini dari Bulan Juli 1997 sampai dengan 13 Maret
1998, pemerintah telah menutup tidak kurang dari 55 bank di samping
mengambil alih 11 bank (bank take over) dan 9 bank lainnya dibantu
melakukan rekapitalisasi.35
Ketika banyak bank konvensional yang mengalami negative
spread dan mengalami kesulitan likuiditas, Bank syariah mampu melewati
krisis ekonomi ini dengan baik tanpa mengalami gejolak yang berarti. Hal
ini menunjukkan bank syariah tidak akan mengalami gejolak yang berarti
apabila terjadi krisis ekonomi, karena segala aktivitas perbankan syariah
selalu mempunyai sandaran sektor riil.
34
Zainul Arifin, Memahami Bank Syariah, Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek, (Cet. 3; Jakarta: AlvaBet, 2000), h. 129
35
c. Memiliki Aset yang cukup baik.
Sejak berdiri pada 1 November 1999, Bank Syariah Mandiri telah
banyak mencapai kinerja yang mumpuni. Hal yang paling menonjol adalah
dari pertumbuhan aset. Aset BSM per april 2010 secara compounded
annual growth rate (CAGR) tumbuh 49,03% menjadi Rp 24,2 triliun. Dari
sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), BSM tumbuh 68,46 %
pertahun dan Pembiayaan BSM tumbuh 54,69% per tahun. Adapun pangsa
pasar BSM terhadap industri perbankan syariah per Mei 2010 adalah
sebagai berikut: Aset 34,62%, DPK 39,51% (Giro 44,71%, Tabungan,
43,07%, dan Deposito 36,545%), dan Pembiayaan 34,93%.36
Adapun peningkatan aset tersebut berasal dari meningkatnya Dana
Pihak ketiga (DPK) yang dihimpun BSM. Selama Maret 2010, BSM
berhasil menghimpun DPK sebesar Rp 21,027 triliun, naik sebesar 36
persen dari posisi Maret 2009 sebesar Rp 15,461 triliun.37
2. Weakness
Disamping meneliti keunggulannya, Bank harus merinci apa saja
kelemahan-kelemahannya. Hal ini supaya dapat diatasi terlebih dahulu
sebelum bank terjun di arena persaingan. Jika mungkin kelemahan itu
dihilangkan, dan jika tidak mungkin, harus ditutup dengan nilai lebih yang
dimiliki bank. Kelemahan ini misalnya pangsa pasar yang masih sempit,
36
Tiap Tahun Aset BSM Tumbuh 49,03% Artikel diakses pada 24 juli 2010 dari http://www.syariahmandiri.co.id/2010/07/tiap-tahun-aset-bsm-tumbuh-4903/
37
adanya batasan-batasan dari peraturan pemerintah atau undang-undang,
dan lain-lain.
Adapun weaknes dari bank Mandiri Syariah untuk membuka
cabang di Timor Leste yaitu:
a. Rendahnya SDM
Harus diakui secara jujur, bahwa sumber daya insani perbankan
syariah yang profesional, amanah, dan berkualitas belum sepenuhnya
tersedia. Insan perbankan yang berkualifikasi syariah handal masih jarang.
Nampaknya, sebagian besar SDM terutama level menengah ke atas masih
hasil didikan ekonomi konvensional. Padahal, yang dibutuhkan bukan
hanya menguasai ekonomi/perbankan modern, tetapi sekaligus paham
fiqih (syariah) serta mampu berinovasi dalam menyelesaikan „pernak
-pernik‟ persoalan bank syariah yang sistemnya masih baru.
Di Indonesia, kebutuhan SDM perbankan syariah dalam lima tahun
ke depan diperkirakan 40.000 orang. Sementara saat ini, data terakhir
tahun 2009 mencatat SDM bank syariah masih sebanyak 3.271 orang.38
Training, workshop, seminar, studi banding, serta berbagai
pembinaan lain untuk meningkatkan kompetensi SDM harus mendapat
perhatian serius. Khususnya di Negara Timor Leste jika kelak Bank
Syariah Berdiri.
38
b. Minoritas
Islam adalah agama minoritas di Timor Leste, Menurut sebuah
laporan tahun 2005 Bank Dunia, 98 persen penduduk beragama Katolik, 1
persen Protestan, dan kurang dari 1 persen adalah Muslim39, Hal ini sedikit
banyak akan mempengaruhi pasar bagi perbankan syariah karena
sebagaimana diketahui Bank Syariah masih dianggap kebanyakan orang
adalah identik dengan orang Islam, terutama bagi Negara baru seperti
Timor Leste yang masih kurang akan pendidikan dan pemahaman tentang
Perbankan Syariah.
c. Sinisme masyarakat
Tidak terelakkan, masih ada masyarakat yang memandang dengan
senyum sinis. Terjadi mis-persepsi, seolah bank syariah itu ekslusif (untuk
umat Islam), sistem bagi hasil kurang menguntungkan dan susah
prosesnya. Oleh karena itu bank syariah perlu mempromosikan dirinya
secara simpatik dan memikat. Berusaha mengubah mindset mereka dan
yang penting mampu menampilkan sosok bank syariah yang profesional,
berkualitas dan menguntungkan.40
d. Belum adanya UU yg baku41
39“
Religion in East Timor” artikel diakses pada 27 mei 2010 dari
http://en.wikipedia.org/wiki/Religion_in_East_Timor
40
Bank Syariah, Antara Peluang dan Tantanganartikel diakses pada 24 juli 2010 dari http://pena-deni.blogspot.com/2007/07/bank-syariah-antara-peluang-dan.html
41
Timor Leste masih menggunakan UU administrasi transisi
international tahun 2000 atau UNTAET42 dalam menjalankan kebijakan
perbankannya, yang mana dalam regulasi tentang perizinan dan
pengawasan perbankan, tidak menjelaskan secara jelas mengenai tata cara
pendirian bank syariah atau bank yang tidak berbasis bunga, meskipun
dalam UU ini pun tidak melarang akan hal tersebut. Sehingga ada
kemungkinan Bank Syariah dapat berdiri akan tetapi belum terdapat
payung hukum yang kuat untuk menopangnya.
Tabel 2. analisis internal / IFAS43 KEKUATAN perizinan dan Pengawasan Perbankan (Timor Leste: Banking and Payments Authority of Timor -Leste, 2009)
43
1. Opportunity
Peluang pemasaran Bank adalah arena yang menarik untuk
kegiatan pemasaran Bank dimana bank tersebut meraih keunggulan dalam
bersaing. Dalam hal ini Peluang harus dicari dan diraih. Banyak bank yang
cerdik, mengukur kekuatan dan kelemahan bisnisnya untuk meraih
peluang yang sesuai dengan kekuatannya dan sukses karena didukung oleh
adanya kerjasama yang baik antar bagian (internal) bank itu sendiri. Hal
penting dalam suatu analisis lingkungan yaitu bagaimana memperoleh
informasi adanya peluang-peluang baru.
Adapun opportunity Bank Syariah Mandiri untuk membuka cabang
di Timor Leste yaitu:
a. Negara Muda
Timor Leste secara resmi merdeka pada tanggal 20 Mei 200244, dan
sebagai Negara muda tentunya masih banyak peluang bisnis, industri dan
perdagangan yang dapat dilakukan di Negara ini, salah satunya adalah
sektor perbankan dan khususnya perbankan syariah. Di Timor-Leste
sekarang ini terdapat tiga buah bank swasta, antara lain, Banco Nacional
Ultramarino berasal dari Portugal, Bank Mandiri berasal dari Indonesia
dan Bank ANZ berasal dari Australia45. Oleh karena itu apabila ditinjau
dari sudut pandang ini maka peluang berdirinya perbankan syariah di
44„Sejarah Timor Leste”
Artikel diakses pada 27 mei 2010 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Timor_Leste
45“Bank asing di Timor Leste
Negara ini masihlah sangat besar, karena potensi pasarnya masih sangat
besar.
b. Berkembangnya Bank Syariah di Dunia International
Dewasa ini perbankan syariah telah mengalami perkembangan
yang cukup pesat dan menyebar ke banyak negara-negara Barat. The
Islamic bank International of Denmark tercatat sebagai bank syariah
pertama yang beroperasi di Eropa, yakni pada tahun 1983 di Denmark.46
Kini, bank-bank besar dari Negara-negara barat, seperti Citibank,
ANZ bank, Chase Manhattan Bank, dan Jardine Fleming telah pula
membuka Islamic windows agar dapat memberikan jasa-jasa perbankan
yang sesuai dengan syariat Islam.47
Menurut International Association of Islamic Bank, jumlah
bank-bank Islam di seluruh Dunia Islam, yang mencakup 40 negara-negara
Muslim maupun non-Muslim sudah lebih dari 176 bank yang
mengoperasikan total 22.639 cabang lokal dan luar negeri.48
c. Bank Mandiri telah berdiri di Timor Leste
Perilaku konsumen pada dasarnya merupakan proses memilih,
membeli dan menggunakan produk untuk memenuhi kebutuhan. Dalam
46
Erick Trolle-Schultz, “How the First Islamic Bank Was Established in Europe,” dalam Butterworths Editorial Staff, Islamic Bankng and Finance, (London:1986).h.43-52
47
Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta, PT Grafindo Persada, 2004) h. 24.
48
hal ini, Keputusan konsumen dalam memilih sebuah produk dipengaruhi
oleh banyak faktor, baik dari dalam diri sendiri, maupun dari luar diri atau
lingkungannya.
Terdapat empat faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen, yaitu pengaruh situasional (situational influences), pengaruh
psikologis (psychological influences), pengaruh sosio-budaya
(sociocultural influences), dan pengaruh bauran pemasaran (marketing mix
influences). Dari keempat faktor tersebut, faktor psikologis merupakan
faktor yang muncul dari dalam diri konsumen. Faktor psikologis disini
dapat juga berpengaruh kepada pemilihan Brand yang menurut mereka
adalah Brand yang bagus49.
Citra (brand image) sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik
faktor yang berkaitan dengan produk itu sendiri, faktor lingkungan
maupun faktor psikologi konsumen.50 Ketika konsumen mempunyai
kepercayaan yang tinggi terhadap suatu merek, maka ia akan sangat
terlibat dan sangat selektif dalam keputusan pemilihannya. Sehingga hal
ini Berarti jika konsumen yakin bahwa merek “X” sebagai merek yang
berkualitas, maka apapun yang berhubungan dengan merek “X” pasti juga
akan diyakini sebagai sesuatu yang berkualitas.
Maka apabila Bank Syariah Mandiri hadir di Timor Leste maka
keberadaannya akan dapat diterima dengan cukup baik di Negara tersebut
49
Berkowitz Eric N, Marketing, 3rd ed., (Boston: Homewood, 1997), h. 117.
karena secara psikologi mereka telah menganggap Bank Mandiri sebagai
Bank yang yang dikenal dengan Baik oleh masyarakat Timor Leste.
2. Threat
Dalam mengembangkan keunggulan atau kekuatannya untuk
meraih kesempatan pasti terdapat banyak hambatan dan tantangan yang
harus dihadapi, hambatan tersebut tidak menguntungkan dan dapat
mengancam kedudukan bank apabila tidak diantisipasi dengan aktifitas
pemasaran yang terpadu.51
Adapun threat bank syariah Mandiri untuk membuka cabang di
Timor Leste yaitu:
a. Rendahnya Tingkat Pendidikan52
Pendidikan adalah salah satu hak yang harus diperoleh setiap warga
negara. Agar semua warga negara bisa memperolehnya maka pemerintah
atau negara mempunyai kewajiban untuk menciptakan mekanisme dan
sistem yang baik kepada semua warga negaranya untuk bisa mengakses
dunia pendidikan mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai pada Perguruan
Tinggi.
Negara Timor Leste sudah membebaskan biaya-biaya sekolah
Negeri mulai dari level SD sampai SMA dan hal tersebut sudah tertuang
51
Murti Sumarni, Manajemen Pemasaran Bank (Jakarta: Liberi 2002) h. 75-76 52
dalam Konstitusi dan buku Perencanaan Pembangunan Nasional. Artinya
masyarakat Timor Leste baik yang berekonomi lemah bisa bersekolah
sampai pada level SMA. Namun meskipun demikian pendidikan
merupakan salah satu masalah yang dihadapi Negara Timor Leste.53
Namun meskipun demikian, Timor Leste adalah Negara yang
berpenduduk minoritas Islam, oleh karena itu tingkat pendidikan dan
pemahaman mereka tentang Islam sangat kurang, khususnya mengenai
perbankan syariah oleh karena itu Beberapa kendala serius yang harus
yang dihadapi oleh perbankan syari‟ah dalam perkembangannya salah
satunya yaitu pendidikan dan Pemahaman masyarakat yang masih
minim54
b. kurangnya sosialisasi
berdasarkan hasil observasi penulis di lapangan, Sosialisasi
perbankan syariah masih sangat kurang. Masyarakat luas di berbagai
segmen masih terlalu banyak belum mengerti sistem, konsep, filosofi,
produk, keuntungan dan keunggulan bank syariah.
Dalam hal ini setidaknya ada 3 kategori nasabah, yakni loyalis
syariah, loyalis konvensional dan pasar mengambang (floating market).
Persoalan pada pasar mengambang adalah ada yang sudah tahu tapi belum
paham, sudah paham tapi belum percaya, sudah percaya tapi belum
sepenuhnya berpartisipasi. Proses sosialisasi perlu dilakukan secara
53
Republik Democratica De Timor Leste, Ministerio Das Financas Direccao-geral De Analise e Pesquisa Direccao Nacional de Estatistica,Edisi 2008, hal. 16
54
continue. Promosi yang gencar dan menarik dengan memanfaatkan
berbagai media, baik media below the line (event-event, seminar,
brochure, spanduk, umbul-umbul) maupun media above the line (televisi,
radio, koran, majalah). Promosi via televisi nampaknya masih jarang.
Padahal promosi lewat media ini cukup efektif untuk pembentukan branch
image dan branch awareness. Yang perlu digarisbawahi bahwa, sosialisasi
dan promosi itu harus mampu membentuk image dan dapat mengubah
pilihan pasar mengambang pada bank syariah. 55
c. Harus memulai dari nol
Membangun perbankan syariah seperti membangun jaringan
transportasi kereta api yang harus dimulai dari membuat rel. Karena
menciptakan satu landasan ekonomi syariah, harus dimulai dari nol, Maka
kemungkinan disana-sini masih diperlukan pengaturan peraturan
pelaksanaan untuk pembinaan dan pengawasannya.56
Wacana mengenai Bank Syariah adalah sesuatu yang baru di Timor
Leste, oleh karena itu ada banyak rintangan dan masalah yang harus
dihadapi untuk mewujudkannya. Untuk mensiasati hal ini Bank Mandiri
dapat terlebih dahulu membuka Islamic windows untuk melihat seberapa
besar pangsa pasar masyarakat yang tertarik dengan perbankan syariah di
Timor Leste.
d. Isu politik
55
Adiwarman, Karim, Ekonomi Islam, Suatu Kajian Kontemporer, (Jakarta:GIP 2001) h. 77
56
Timor Leste sebagai negara yang mayoritas penduduknya adalah
beragama non muslim, maka Perbankan Islam bisa menjadi isu politik
besar. Akan ada pihak-pihak yang berusaha menghalangi berkembangnya
bank Islam ini semata-mata hanya karena tidak suka apabila umat islam
bangkit dari keterbelakangan ekonominya. Mereka tidak mau tahu, bahwa
bank Islam itu jelas-jelas bermanfaat untuk semua orang tanpa pandang
bulu. Isu eksklusivisme mungkin akan dilontarkan untuk mencegah
berkembangnya bank Islam.57
2. sudah berdirinya Bank Mandiri
di Timor Leste
EFAS = Faktor-Faktor strategis eksternal suatu perusahaan (eksternal strategic Factor Analysis Summary)
59