• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Respon Masyarakat Kota Medan Terhadap Impelementasi Nilai-Nilai Islam Dan Pelayanan Pada Rumah Sakit Islam Malahayati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Respon Masyarakat Kota Medan Terhadap Impelementasi Nilai-Nilai Islam Dan Pelayanan Pada Rumah Sakit Islam Malahayati"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS RESPON MASYARAKAT KOTA MEDAN

TERHADAP IMPELEMENTASI NILAI-NILAI ISLAM DAN

PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT ISLAM MALAHAYATI

OLEH

ZAINUDIN

100501027

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon masyarakat kota medan terhadap implementasi Nilai-nilai Islam dan pelayanan pada Rumah Sakit Islam Malahayati. Pengaruh respon masyarakat diperoleh dengan tanggapan responden yaitu pasien atau keluarga pasien mengenai alasan yang mempengaruhi respon masyarakat terdadap implementasi dan pelayanan pada rumah sakit Islam Malahayati, dapat mengguakan tabulasi data, gambar dan tabel.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampling nonprobabilitas dan penelitian ini menggunakan teknik sampel yang berbentuk “Accidental sampling atau convencience sampling”, serta teknik pengelolahan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji validitas, uji reliabilitas, uji spearman, dan pengelolahan data ini menggunakan SPSS.

Dari analisis yang diperoleh dapat diketahui bahwa implementasi nilai-nilai Islam berhubungan posotif terhadap respon masyarakat yaitu diketahui bahwa N atau jumlah data responden sebanyak 30, kemudian nilai sig (2-tailed) adalah 0,046 < 0,05 dan begitu juga dengan pelayanan, di mana kepuasan pelayanan juga berhubungan positif terhadap respon masyarakat kota medan yaitu diketahui bahwa N atau jumlah data responden sebanyak 30, kemudian nilai sig (2-tailed) adalah 0,000 < 0,01.

(3)

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine respons of medan city society towards Islamic values and service at the Islamic Hospital Malahayati. The influence of the public response retrieved from respondents which are patient or the patient's family that affect public response towards implementation and service at the Islamic hospital Malahayati, can be seen uses the data tabulation, images and chart tables. The sampling technique in this study using nonprobabilitas sampling techniques and this research using technique sample form of "Accidental sampling or sampling convencience", as well as data process techniques used in this research are validity test, realibilities test, spearman test, and this data processing using SPSS application.

From the analysis obtained can be seen that the implementation of Islamic values is positively related towards public response known as N or the amount of respondents data were 30, then sig value (2-tailed) was 0.046 <0.05 and so is the service, where service satisfaction also positively related towards Medan society response known that N or the amount of respondents data were 30, then the value of sig (2-tailed) was 0.000 <0.01.

(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini yang berjudul “analisis respon masyarakat kota medan terhadap impelementasi

nilai-nilai Islam dan pelayanan Rumah Sakit Islam malahayati”. Berkat

karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir yang harus di

tempuh untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari

berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan

bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :

1. Abangda Abdul Hakim Lubis yang paling berjasa terhadap pendidikan penulis

selama ini, mengkin tanpa dia penulis tidak dapat menjadi sekarang ini, dan

kepada ibu-ibu Z66 (nama kelompok) yang tidak bisa penulis sebutkan satu per

satu yang selama ini membantu pendanaan penulis.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec, Ak. Selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Ketua Departemen Ekonomi

Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan

Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen

Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara.

4. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D selaku Ketua Program Studi Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan

Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi

(5)

5. Ibu Ilyda Sudardjat, S.Si, M.Si selaku dosen pembimbing penulis yang telah

membimbing penulis, memberikan saran, pengarahan, petunjuk-petunjuk, dan

masukan yang sangat berarti dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Irsyad Lubis, SE. M.Soc.Sc, Ph.D selaku dosen pembanding I dan Ibu

Dra. Raina Linda Sari, M.Si selaku dosen pembanding II, yang telah banyak

memberikan masukan dan saran kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Dosen dan pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan ilmu

dan perhatiannya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan hingga

penyelesaian skripsi ini.

8. Teman-teman penulis yang selalu kasih suport, ejekan yang secara tidak

langsung memberi semangat buat penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

dikarenakan keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan penulis. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk

penyempurnaan penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap semoga skripsi ini

bermanfaat bagi pihak yang membacanya.

Medan, April 2015

Penulis

ZAINUDIN

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTARAK... i

ABSTRACK... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Perumusan Masalah... 7

1.3 Tujuan penelitian... 7

1.4 Manfaat Penelitian... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ilmu Ekonomi dalam Sudut Pandang Islam... 9

2.2 Pengertian Pelayanan... 14

2.2.1 Pelayanan Kesehatan... 15

2.3 Rumah Sakit... 20

2.3.1 Pengertian Rumah Sakit... 20

2.3.2 Fungsi dan Tugas Rumah Sakit... 21

2.4 Sejarah Rumah Sakit dimasa Peradaban Islam 21 2.5 Respon Masyarakat... 26

2.6 Penelitian Terdahulu... 28

2.7 Kerangka Konseptual... 30

2.8 Hipotesis... 30

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 31

3.2 Lokasi Penelitian... 31

3.3 Jenis dan Sumber Data... 32

3.4 Defenisi Operasional... 32

3.5 Tehnik Pengumpulan Data... 33

3.6 Pemilihan Sampel... 33

3.7 Metode Analisis Data dan Pengelolahan... 35

3.8 Skala Pengukuran Variabel... 37

(7)

4.1 Gambaran Umum... 39

4.1.1 Kota Medan... 39

4.2 Sejarah berdirinya Rumah Sakit Islam (RSI) Malahayati... 41

4.2.1 Fasilitas atau pelayanan kesehatan... 43

4.2.2 Struktur organisasi RSI Malahayati... 45

4.2.3 Visi, Misi, dan Motto RSI Malahayati... 46

4.3 Uji validitas, uji reliabilitas, dan uji spearman... 46

4.3.1 Uji validitas... 46

4.3.2 Uji reliabelitas... 48

4.3.3 Uji spearman... 49

4.4 Profil dan Deskripsi Responden... 51

4.4.1 Data responden berdasarkan jenis kelamin... 51

4.4.2 Data responden berdasarkan tingkat umur... 53

4.4.3 Data responden berdasarkan pendidikan 54 4.4.4 Data responden berdasarkan jenis pekerjaan... 55 dan tingkat pendidikan... 60

4.4.8 Jawaban respoden terhadap implementasi nilai-nilai Islam pada RSI. Malahayati... 62

4.4.9 Jawaban responden terhadap kepuasan pelayanan pada RSI. Malahayati... 66

4.4.10 Jawaban responden terhadap respon masyarakat pada RSI. Malahayati... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 73

5.2 Saran... 74 DAFTAR PUSTAKA

(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

4.1 Hasil uji Validitas... 47

4.2 Hasil uji Reliabilitas... 48

4.3 Hasil uji Spearman antara implementasi nilai-nilai dan respon masyarakat... . 49

4.4 Hasil uji spearman antara kepuasan pelayanan dan respon masyarakat... . 50

4.5 Data responden berdasarkan Jenis Kelamin... 52

4.6 Data responden berdasarkan Tingkat Umur... 53

4.7 Data responden berdasarkan Tingkat pendidikan... 54

4.8 Data responden berdasarkan Jenis Pekerjaan... 56

4.9 Data responden menurut tingkat pendapatan per bulan 57 4.10 Data responden berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin.. 59

4.11 Data responden berdasarkan Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan... .. 60

4.12 Jawaban responden mengenai implementasi nilai-nilai Islam... .. 62

4.13 Jawaban responden mengenai kepuasan pelayanan... 66

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual... 30

4.1 Data responden menurut Jenis Kelamin... 52

4.2 Data responden menurut Tingkat Umur... 54

4.3 Data responden berdasarkan Tingkat pendidikan... 55

4.4 Data responden berdasarkan Jenis Pekerjaan... 57

(10)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon masyarakat kota medan terhadap implementasi Nilai-nilai Islam dan pelayanan pada Rumah Sakit Islam Malahayati. Pengaruh respon masyarakat diperoleh dengan tanggapan responden yaitu pasien atau keluarga pasien mengenai alasan yang mempengaruhi respon masyarakat terdadap implementasi dan pelayanan pada rumah sakit Islam Malahayati, dapat mengguakan tabulasi data, gambar dan tabel.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampling nonprobabilitas dan penelitian ini menggunakan teknik sampel yang berbentuk “Accidental sampling atau convencience sampling”, serta teknik pengelolahan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji validitas, uji reliabilitas, uji spearman, dan pengelolahan data ini menggunakan SPSS.

Dari analisis yang diperoleh dapat diketahui bahwa implementasi nilai-nilai Islam berhubungan posotif terhadap respon masyarakat yaitu diketahui bahwa N atau jumlah data responden sebanyak 30, kemudian nilai sig (2-tailed) adalah 0,046 < 0,05 dan begitu juga dengan pelayanan, di mana kepuasan pelayanan juga berhubungan positif terhadap respon masyarakat kota medan yaitu diketahui bahwa N atau jumlah data responden sebanyak 30, kemudian nilai sig (2-tailed) adalah 0,000 < 0,01.

(11)

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine respons of medan city society towards Islamic values and service at the Islamic Hospital Malahayati. The influence of the public response retrieved from respondents which are patient or the patient's family that affect public response towards implementation and service at the Islamic hospital Malahayati, can be seen uses the data tabulation, images and chart tables. The sampling technique in this study using nonprobabilitas sampling techniques and this research using technique sample form of "Accidental sampling or sampling convencience", as well as data process techniques used in this research are validity test, realibilities test, spearman test, and this data processing using SPSS application.

From the analysis obtained can be seen that the implementation of Islamic values is positively related towards public response known as N or the amount of respondents data were 30, then sig value (2-tailed) was 0.046 <0.05 and so is the service, where service satisfaction also positively related towards Medan society response known that N or the amount of respondents data were 30, then the value of sig (2-tailed) was 0.000 <0.01.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Dalam konstitusi organisasi kesehatan dunia “World Health Organization”

(WHO) tahun 1948 tertulis bahwa “Health is a fudamenal human right”, yang mengandung suatu kewajiban untuk menyehatkan yang sakit dan mempertahankan

yang sehat. Hal ini melandasi pemikiran bahwa sehat sebagai hak asasi manusia dan

sehat sebagai investasi.

Dalam Pasal 28 H ayat (1): “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin,

bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta

berhak memperoleh pelayanan kesehatan”.

Menurut UU RI No.23 Tahun 1992, yang dimaksud dengan keadaan sehat

adalah keadaan meliputi kesehatan badan, rohani (mental), dan sosial dan bukan

hanya keadaan bebas penyakit, cacat, dan kelemahan sehingga dapat hidup produktif

secara sosial ekonomi.

Menurut WHO rumah sakit adalah keseluruhan dari organisasi dan medis,

berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif

maupun rehabilitatif, dimana output layananya menjangkau pelayanan keluarga dan

lingkungan, rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta

(13)

Rumah Sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan

kegiatan pelayanan berupa pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, pelayanan

rawat darurat yang mencangkup pelayanan medis dan penunjang medis, serta dapat

dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. (Ditjen.Bina

Pelayanan Medik Depkes RI, edisi tahun 2005).

Setiap rumah sakit baik umum maupun khusus, berusaha untuk memberikan

pelayanan, perawatan, dan kenyamanan yang terbaik bagi pasien, sehingga pasien

dapat menjalani proses pengobatan sampai pasien sembuh. Tetapi apabila dalam

pengobatan tersebut terdapat kendala dalam penanganan, maka pasien akan

mendapatkan rujukan dari rumah sakit umum untuk mendapatkan penanganan

pengobatan kerumah sakit yang lebih lengkap dalam hal ketenagaan medis, fasilitas,

pelayanan kesehatan yang sepesifik (sub spesialis) dan peralatan yang lebih canggih.

Perbedaan antara rumah sakit umum dan khusus yaitu terletak pada pelayanan

dimana rumah sakit umum adalah Rumah sakit yang memberikan pelayanan

kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit ,sedangkan Rumah Sakit Khusus

adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau jenis

penyakit tertentu, berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur dan organ atau jenis

penyakit. Sedangkan Rumah Sakit Islam tersebut bisa terdapat dirumah sakit umum

maupun khusus, hanya saja perbedaannya di sisi agama. Dimana Rumah Sakit Islam

(14)

Islam adalah agama yang diturunkan sebagai rahmat bagi alam semestra,

yakni agama yang membimbing umat manusia untuk mencapai kebahagian hidup di

dunia dan akhirat. Disamping itu, Islam juga mengajarkan kepada pemeluknya untuk

hidup sesuai tuntunan bagi tata hidup dan kehidupan, baik yang berkenaan dengan

hablum minallah (hubungan manusia dengan tuhannya) maupun hablum minannas

(hubungan manusia dengan manusia atau Mu’amalah) (Kurde, 2006: xvii). Islam

juga sebagai petunjuk dan pedoman yang mengandung hukum-hukum sempurna

untuk dipergunakan dalam menyelenggarakan tata cara kehidupan manusia.

Mu’amalah merupakan kegiatan manusia yang berperan sebagai khalifah dimuka

bumi dengan cara interaksi anatar manusia, misalnya dalam hal kegiatan ekonomi.

Sarana pelayanan kesehatan di era globalisasi ini, merupakan meningkatnya

kualitas jasa yang ditawarkan kepada masyarakat. Hal ini disebabkan karena kualitas

jasa dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai keunggulan kompetitif.

Impementasi kualitas jasa yang dilakukan oleh sarana kesehatan dengan cara

memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien dengan tujuan menciptakan

kepuasan pasien.

Dengan berkembangnya jumlah rumah sakit di Sumatera Utara khususnya

Medan masyarakat memiliki banyak pilhan untuk menentukan rumah sakit mana

yang akan mereka pilih. Masyarakat akan memilih rumah sakit yang mereka pandang

memberikan kepuasan maksimal bagi mereka. Oleh karena itu diharapkan setiap

rumah sakit hendaknya berorientasi pada kepuasan pasien untuk dapat bersaing

(15)

yang dilayani yaitu pasien, maka banyak sekali manfaat yang diperoleh suatu rumah

sakit bila mengutamakan kepuasan pasien. Diantaranya yaitu terciptanya citra positif

dan nama baik rumah sakit karena pasien yang puas tersebut akan memberitahukan

kepuasannya kepada orang lain. Hal ini secara tidak langsung, dan berbagai pihak

yang berkepentingan dengan rumah sakit, seperti perusahaan asuransi akan lebih

menaruh kepercayaan pada rumah sakit yang mempunyai citra positif.

Salah satu bidang prioritas nasional yang bersifat strategis adalah bidang

kesehatan,salah satu isu penting dalam bidang kesehatan adalah masalah pelayanan

publik rumah sakit tinggi kualitasnya,maka pembangunan dibidang kesehatan akan

dapat meningkat.Di samping itu,jika kultur pelayanan publik yang dibangun oleh

manajemen rumah sakit baik,maka pembangunan karekter bangsa dalam memberi

pelayanan akan dapat diwujudkan.Pada gilirannya masyarakat akan memperoleh

manfaat pelayanan publik yang besar dalam bidang kesehatan.

Istilah pelayanan publik,menurut UU No.25 Tahun 2009,adalah kegiatan atau

rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan bagi setiap warganegara dan penduduk atas

barang,jasa dan pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara

pelayanan publik.

Prinsip pelayanan,sebagaimana telah ditetapkan dalam keputusan Menteri

PAN Nomor:63/KEP/M.PAN/7/2003,yang kemudian dikembangkan menjadi 14

unsur yang”relevan”,”valid”,dan “reliabel”,sebagai unsur minimal yang harus ada

(16)

1. Prosedur pelayanan,yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan pada

masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan.

2. Persyaratan pelayanan,yaitu persyaratan teknis dan administratif yang

diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya.

3. Kejelasan petugas pelayanan,yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang

memberikanpelayanan (nama, jabatan, serta kewenangan dan tanggung

jawabnya).

4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam

memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai

ketentuan yang berlaku.

5. Tanggung jawab petugas pelayanan yaitu kejelasan wewenang dan tanggung

jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan.

6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan keterampilan

yang dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada

masyarakat.

7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam

waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggra pelayanan.

8. Keadilan mendapat pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak

membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani.

9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta

(17)

10.Kewajaran biaya pembayaran, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap

besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan.

11. Kepastian biaya pelayaan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan

dengan biaya yang ditetapkan.

12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkam.

13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang

bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada

penerima pelayanan.

14. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanaan lingkungan unit

penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga

masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap

resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.

UU No.25 Tahun 2009 mewajibkan kepada para penyelenggara pelayanan

untuk menyusun dan pendapatkan standar pelayanan. Dalam Pasal 21 UU ini

dijelaskan bahwa komponen standar pelayanan sekurang-kurangnya meliputi: (1)

dasar hukum; (2) persyaratan; (3) sistem mekanisme; (4) jangka waktu penyelesaian;

(5) biaya/tarif; (6) produk pelayanan; (7) sarana , prasarana, dan fasilitas; (8)

kompetensi pelaksanaan; (9) pengawasan internal; (10) penanganan,saran,dan

masukan; (11) jumlah pelaksanaan; (12) jaminan pelayanan; (13) jaminan keamanan

dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmen untuk memberikan rasa

(18)

Variabel pengaruh yang khas yang dikaji dalam penelitian ini adalah

nilai-nilai keagamaan, khususnya nilai-nilai-nilai-nilai Islam. Islam merupakan satu sistem aqidah,

syariah, dan akhlak. Nilai-nilai Islam anatar lain adalah persamaan derajat

antarmanusia, semangat persaudaraan, tanggung jawab, orientasi pada kebaikan,

keadilan, kejujuran, amanah, pengabdian/ibadah, keikhlasan, kebersihan,

mendahulukan melaksanakan kewajiban, memberikan pertolongan, berakhlak mulia,

prinsip toleransi, musyawarah, dan kedamaian.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah berhubungan Implementasi/penerapan nilai-nilai Islam di RS. Islam

Malahayati dengan respon masyarakat kota medan ?

2. Apakah berhubungan kualitas pelayanan dari RS. Islam Malahayati dengan

respon masyarakat kota medan?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Menjelaskan Implementasi/penerapan nilai-nilai Islam di RS. Islam

Malahayati.

2. Menjelaskan kualitas pelayanan dari RS. Islam Malahayati.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat/kegunaan dari hasil penelitian ini yaitu :

1. Bagi penulis yaitu sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan

syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Program Studi Ekonomi

(19)

2. Bagi mahasiswa, sebagai informasi pendukung untuk melakukan penelitian

lebih lanjut mengenai Implementasi nilai-nilai Islam dalam pelayanan RS.

Islam.

3. Bagi masyarakat, untuk membantu masyarakat agar mengetahui Implementasi

nilai-nilai Islam dalam pelayanan RS.Islam masih ada atau tidak di Kota

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ilmu Ekonomi dalam Sudut Pandang Islam

Sejak adanya kehidupan manusia dipermukaan bumi, hajat untuk hidup

secara kooperatif di antara manusia telah dirasakan dan telah diakui sebagai faktor

esensial agar dapat survive dalam kehidupan. Seleruh anggota manusia bergantung

kepada yang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Ketergantungan mutualistik dalam

kehidupan individu dan sosial diantara manusia telah melahirkan sebuah proses

evolusi gradual dalam pembentukan sistem pertukaran barang dan pelayanan.

Dengan semakain berkembanganya peradabaan manusia dari zaman ke zaman,

sistem pertukaraan ini berevolusi dari aktivitas yang sederhana kepada aktivitas

ekonomi yang modern.

Bisnis atau berusaha sebagai bagian dari aktivitas ekonomi selalu memegang

peranan vital di dalam kehidupan manusia sepanjang masa, sehingga kepentingan

ekonomi akan mempengaruhi tingkah laku bagi semua tingkat individu,sosial,

regional, nasioanal, dan internasional. Umat Islam telah lama terlibat dalam aktivitas

ekonomi, yakni sejak 15 abad silam. Fenomena tersebut bukanlah suatu hal yang

aneh, karena Islam menganjurkan umatnya untuk melakukan kegiatan bisnis

(berusaha) guna memenuhi kebutuhan sosial-ekonomi mereka. Rasulullah SAW

(21)

Al Qur’an sebagai Kitab Suci Umat Islam bukan hanya mengatur masalah

ibadah yang bersifat ritual, tetapi juga memberikan petunjuk yang sempurna

(komprehensif) dan abadi (universal) bagi seluruh umat manusia. Al Qur’an

mengandung prinsp-prinsip dan petunjuk-petunjuk yang fundamental untuk setiap

permasalahan manusia, termasuk masalah-masalah yang berhubungan dengan

aktivitas ekonomi. Prinsip-prinsip ekonomi yang ada dalam berbagai ayat di Al

Qur’an dilengkapi dengan sunah-sunah dari Rasulullah melalui berbagai bentuk Al

Hadits dan diterangkan lebih rinci oleh para fuqaha pada saat kejayaan Dinul

Islamiyah baik dalam bentuk Al Ijma dan Al Qiyas.

Namun sejak abad ke 15 hingga pertengahan abad ke 20 Masehi, kontribusi

Islam dalam pemikiran ekonomi seakan hilang ditelan peradaban dunia sehingga

tidak ditemukan buku-buku sejarah pemikiran Ekonomi Islam. Adalah sebuah ironi,

bahwa Adam Smith, yang dikenal sebagai “Bapak Ilmu Ekonomi”, dalam bukunya “The Wealth of Nations” (tahun 1766), menjelaskan bahwa perekonomian yang maju ketika itu adalah perekonomian Arab yang dipimpin Muhammad dan Para

Khalifa ur Rasyidin (dalam buku tersebut disebut sebagai Mahomet and his immediate successors. Lebih ironis lagi, jika kita simak ternyata judul buku Adam Smith tersebut merupakan saduran dari buku Imam Abu Ubayd, yaitu “Al-Amwal”

(22)

Ironi lainnya adalah ketika Samuelson dalam buku Economics edisi 7, menyebutkan bahwa asal muasal Ilmu Ekonomi adalah Bible (injil), tidak satupun ekonom (pakar ekonomi) yang bereaksi. Sementara itu, ketika Ilmuwan Islam

mengangkat kembali Ilmu Ekonomi Islam dengan Al Qur’an dan Hadits sebagai

sumber rujukan utama, sebagian besar ekonom, termasuk ekonom muslim, spontan

bereaksi menentang keberadaan Ekonomi yang berdasarkan ajaran Syariah Islam

tersebut.

Sementara itu, seorang ilmuawan Barat, C.C. Torrey dalam disertasinya yang berjudul “The Commersial Theological terms in the Koran” menyatakan bahwa Al Qur’an menggunakan terminology bisnis sedenikian ekstensif. Ia menemukan 20

macam terminology bisnis dalam Al Qur’an serta diulangi sebanyak 370 kali dalam

berbagai ayat (Mustaq Ahmad,1995). Penggunaan terminology bisnis (ekonomi)

yang sedemikian banyak, menunjukkan sebuah manifestasi adanya spirit bersifat

komersial dalam Al Qur’an.

Jika kita simak dengan seksama, menurut Adiwarman Karim (2002), ilmu

ekonomi merupakan warisan peradaban manusia yang dapat diibaratkan sebagai

bangunan bertingkat, dimana setiap kaum telah memberikan kontribusi pada

zamannya masing-masing dalam mendirikan bangunan tersebut. Oleh karena itu,

dalam upaya mengembangkan pemikiran Ekonomi Islam, para Ulama yang

merupakan guru kaum muslimin tidak menolak pemikiran para filosof dan ilmuwan

(23)

Ekonomi Islam saat ini, berusaha mengembangkan Ekonomi Islam sesuai dengan

dalil Naqli dan dalil Aqli, meskipun pengaruh pemikiran Ekonom Barat masih terasa.

Kegiatan Sosial-Ekonomi (muamalah) dalam Islam mempunyai cangkup luas

dan fleksibel, serta tidak membedakan antara Muslim dan Non Muslim. Kenyataan

ini tersirat dalam suatu ungkapan yang diriwayatkan oleh Syyidina Ali, yaitu “dalam bidang muamalah, kewajiban mereka adalah kewajiban kita dan hak mereka adalah

hak kita”. Dalam segenap aspek kehidupan bisnis transaksi, dunia Islam mempunyai

sistem perekonomian yang berbasiskan nilai-niali dan prinsip-prinsip Syariah yang

bersumber dari Al Qur’an dan Hadits serta dilengkapi dengan Ijma dan Qiyas.

Sistem perekonomian Islam, saat ini lebih dikenal dengan istilah Sistem Ekonomi

Syariah. Sistem Ekonomi Syariah mempunyai beberapa tujuan, yakni:

1. Kesejahteraan Ekonomi dalam kerangka norma moral Islam (dasar pemikiran

QS. Al Baqarah ayat 2 7 168, Al Maidah ayat 87-88, Al Jumu’ah ayat 10)

2. Membentuk masyarakat dengan tatanan sosial yang solid, berdasarkan

keadilan dan persaudaraan yang universal (QS. Al Hujuraat ayat 13, Al

Maidah ayat 8, Asy Syu’raa ayat 183)

3. Mencapai distribusi pendapatan dan kekayaan yang adil dan merata (QS. Al

An’am ayat 165, An’Nahl ayat 71, Az Zukhruf ayat 32)

4. Menciptakan kebebasan individu dalam konteks kesejahteraan sosial (QS. Ar

(24)

Ekonomi Syariah yang merupakan bagian dari sistem perekonomian Syariah,

memiliki karakteristik dan nilai-nilai yang berkonsep kepada “amar ma’ruf nahi mungkar” yang berarti mengerjakan yang benar dan meninggalkan yang dilarang. Ekonomi Syariah dapat dilihat dari 4 sudut pandang yaitu:

1. Ekonomi Illahiyah (Ketuhanan)

Ekonomi Ketuhanan mengandung arti bahwa manusia diciptakan oleh Allah

untuk memenuhi perintah-Nya yakni ibadah, dan dalam mencari kebutuhan

hidupnya, manusia harus berdasarkan aturan-aturan (Syariah) dengan tujuan

utama untuk mendapatkan Ridho Allah.

2. Ekonomi Ahlaq

Ekonomi Ahlaq mengandung arti bahwa kesatuan antara Ekonomi dan Aklaq

harus berkaitan dengan sektor produksi, distribusi, dan konsumsi. Dengan

demikian seorang Muslim tidak bebas mengerjakan apa saja yang diinginkan

atau yang menguntungkan tanpa memperdulikan orang lain.

3. Ekonomi Kemanusiaan

Ekonomi Kemanusiaan mengandung arti bahwa Allah memberikan predikat

“khalifa” hanya kepada manusia, karena manusia diberi kemampuan dan

perasaan yang memungkinkan ia melaksanakan tugasnya. Melalui perananya

(25)

4. Ekonomi Keseimbangan

Ekonomi Keseimbangan adalah pandangan Islam terhadap hak individu dan

masyarakat diletakkan dalam neraca keseimbangan yang adil tentang dunia

dan akhirat, jiwa dan raga, akal dan hati, perumpamaan dan kenyataan, iman

dan kekuasaan. Ekonomi yang moderat tidak menzalimi masyarakat,

khususnya kaum lemah sebagaimana yang terjadi pada masyarakat kapitalis.

Disamping itu, Islam juga tidak menzalimi hak individu sebagaimana yang

dilakukan oleh kaum sosialis, tetapi Islam mengakui hak individu dan

masyarakat secara berimbang.

Dengan demikian, dapat dilihat bahwa Sistem Ekonomi Islam mempunyai

konsep yang lengkap dan seimbang dalam segala hal kehidupan, namun penganut

ajaran Islam sendiri, sering kali tidak menyadari hal itu. Hal itu terjadi karena masih

berpikir dengan kerangka Ekonomi Kapitalis, karena berabad-abad dijajah oleh

bangsa Barat, dan juga bahwa pandangan dari Barat selalu lebih hebat, Padahal tanpa

disadari ternyata di dunia Barat sendiri telah banyak negara mulai mendalami sistem

perekonomian yang bersiskan Syariah.

2.2 Pengertian Pelayanan

Pelayanan adalah suatau kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam

interaksi lngsung antara seseorang dengan orang lain mesin secara fisik,dan

menyediakan kepuasan pelanggan, pelayanan juga dapat diartikan sebagai usaha

(26)

Konsep pelayanan,menurut Gronroos (1990:27), bermakna sebagai berikut :

“Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat

tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi

antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan

pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan

konsumen/pelanggan.”

Tolak ukur pelayanan dapat dilihat dari beberapa aspek. Menurut McDonald

& Lowton(1977),tolak ukur pelayanan menyangkut efisiensi dan efektivitas.Menurut

Salim & Woodward (1992), tolak ukur meliputi ekonomi,efesiensi,efektivitas,dan

keadilan. Menurut Lenvine(1990), tolak ukur pelayanan dapt dilihat dari segi

responsivitas dan akuntabilitas. Menurut Zeithami, Parasuraman & Berry(1990),

tolak ukur pelayanan ada 10 yakni: ketampakan fisik, reabilitas, responsivitas,

kompetensi, kesopanan, kredibilitas, keamanan, akses,komunikasi,dan pengertian.

2.2.1 Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan yang

diberikan kepada klien oleh suatu tim multi disiplin. Pelayanan kesehatan pada masa

kini sudah merupakan industri jasa kesehatan utama dimana setiap rumah sakit

bertanggung jawab terhadap penerima jasa pelayanan kesehatan. Keberadaan dan

kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan ditentukan oleh nilai-nilai dan harapan

dari penerima jasa pelayanan tersebut. Disamping itu, penekanan pelayanan kepada

kualitas yang tinggi tersebut harus dapat tercapai dengan biaya yang dipertanggung

(27)

Kualitas pelayanan rumah sakit, menurut Ware,Jr.,at al (1977), harus ukur

dari kepuasan pasien. Dimensi utama kepuasan pasien meliputi: (1) jumlah

perawatan yang diberikan kepada pasien; (2) kompetensi dan standar penanganan

pasien; (3) berkaitan dengan banyak hak yang diterima oleh pasien; (4) berkaitan

dengan pembayaran; (5) berkaitan dengan fasilitas fisik; (6) berkaitan dengan

ketersediaan; (7) berkaitan dengan keberlangsungan; (8) berkaitan dengan

kemanfaatan.

Penelitian-penelitian mengenai kepuasan masyarakat atas pelayanan

kesehatan banyak dihubungkan dengan faktor kepegawaian, faktor sarana, keuangan,

dan lain-lain. Hensen et.al(2008) meneliti pelayanan kesehatan di Afganistan.

Mereka menggunakan pendekatan Balanced Score Card,dimana variabel-variabel meliputi staff (health worker satisfaction dan salary payment current), capacity for service provision (equipment functionality,durg avalilability, family planning availability, laboratory functionality, meeting minimum staff guidelines,

infrasrtucture, patient records, monitoring of TB treatment).

Chao-Chan (2011), meneliti mengenai dampak of hospital brand image pada sikap dan perilaku pasien rumah sakit. Survei yang dilakukan bertujuan untuk

(28)

Mark G. Dugaan (2000), meneliti mengenai pelayanan rumah sakit yang

dimiliki oleh perusahaan (private for profit), organisasi sosial (private non for profit),

dan pelayanan bagi orang miskin. Variabel pengaruh yang dikaji adalah masalah

keuangan (financial) dari ketiga bentuk rumah sakit tersebut.

Metode yang dikembangkan oleh Zeithalm, Parasuman, dan Berry (1990)

banyak dipakai sebagai landasan konsep penelitian tentang kepuasan pasien di

banyak tempat. Model ini menyebutkan bahwa pertanyaan mendasar yang cukup

sensitif umtuk mengukur pengalaman konsumen mendapatkan pelayanan tercakup

dalam lima dimensi kualitas pelayanan yaitu : realiability (kehandalan), yaitu

kemampuan menampilkan pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan akurat,

responsivenes (ketanggapan), yaitu kemampuan untuk membantu konsumen dan

meningkatkan kecepatan pelayanan, assurance (jaminan kepastian), yaitu kompetensi

yang dimiliki sehingga memberikan rasa aman, bebas dari bahaya, resiko atau

keraguan dan kepastian yang mencangkup pengetahuan perilaku , dan sikap yang

dapat dipercaya, emphaty (perhatian) yaitu sifat dan kemampuan untuk memberikan

perhatian penuh kepada pasien, kemudahan melakukan kontak dan komunikasi yang

baik, tangible (wujud nyata) yaitu penampilan fisik dari fasilitas, peralatan, sarana

informasi atau komunikasi dan petugas atau pegawai (Zeithalm, Parasuman, dan

Berry, 1990 dalam Suryawati, 2004).Lima dimensi kualitas pelayanan tersebut dapat

(29)

Tujuan pelayanan kesehatan adalah tercapainya derajat kesehtan masyarakat

yang memuaskan harapan dan kebutuhan derajat masyarakat (consumer satifaction), melalui pelayanan yang efektif oleh pemberi pelayanan (provider satisfaction), pada institusi pelayanan yang diselenggarakan secara efisien (institutional satisfaction). Interaksi ketiga pilar utama pelayanan kesehatan yang serasi, selaras, dan seimbang.

Merupakan paduan dari kepuasan tiga pihak, dan ini merupakan pelayanan kesehatan

yang memuaskan (satisfactory healty care) (Ahamad Djojosugito,2001).

Menurut Ahmad Djojosugito (2001) ada 4 aspek yang mempengaruhi mutu

pelayanan kesehatan antara lain :

1. Jumlah petugas

Jumlah petugas merupakan salah satu aspek yang menunjang pelayanan

kepada pasien dirumah sakit. Keadaan petugas yang kurang menyebabkan

penyelenggaraan pelayanan dilaksanakan tidak maksimal dan kurang

memenuhi kepuasan pasien atas pelayanan yang diberikan.Selain itu, petugas

sendiri akan mengalami kewalahan dalam menjalankan tugasnya yang pada

nantinya akan menurunkan tingkat kemampuan kerja yang diberikan petugas

pasien di rumah sakit.

2. Ketanggapan petugas

Ketanggapan petugas berhubungan dengan aspek kesigapan dari petugas

dalam memenuhi kebutuhan pasien akan pelayanan yang diinginkan. Tingkat

(30)

salah satu aspek yang mempengaruhi penilaian pasien atas mutu pelayanan

yang diselenggarakan.

3. Kehandalan petugas

Kehandalan berhubungan dengan tinggat kemampuan dan ketrampilan yang

dimiliki petugas dalam menyelenggarakan dan memberikan pelayanan

kepada pasien di rumah sakit. Tingkat kemampuan dan ketrampilan yang

kurang dari tenaga kesehatan tentunya akan memberikan pelayanan yang

kurang memenuhi kepuasan pasien sebagai standar penilaian terhadap mutu

pelayanan.

4. Ketersediaan dan kelengkapan fasilitas

Fasilitas merupakan sarana bantu bagi instansi dan tenaga kesehatan dalam

menyelenggarakan pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Keadaan fasilitas

yang memadai akan membantu terhadap penyelenggaraan pelayanan kepada

pasien.

Menurut Djunaidi,et al (2006) kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan dapat

dilihat dari lima dimensi antara lain :

1) Tangibles (bukti langsung), yaitu meliputi fasilitas fisik, pegawai, dan sarana komunikasi.

2) Relibility (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan dan sesuai dengan yang telah dijanjikan.

(31)

4) Assurance (jaminan), yaitu mencangkup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya maupun resiko.

5) Empaty, yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.

2.3 Rumah Sakit

2.3.1. Pengertian Rumah sakit

Beberapa pengertian rumah sakit yang dikemukan oleh para ahli,diantaranya :

a. Menurut Assosiation of Hospital Care (1947), Rumah sakit adalah pusat dimana pelayanan kesehatan masyarakat, pendidikan serta penilaian

kedokteran diselenggarakan.

b. Menurut American Hospital Asosiation (1974), Rumah sakit adalah suatau alat organisasi yang terdiri dari tenaga medis profesional yang terorganisir

serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan

kedokteran, asuhan keperawatan, yang berkesinambungan, diagnosis serta

pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.

c. Menurut Wolper dan Pena (1997), Rumah sakit adalah tempat dimana orang

sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana

pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat dan tenaga profesi

(32)

2.3.2.Fungsi dan Tugas Rumah sakit

A. Fungsi Rumah Sakit

Permankes RI No.159b/MenKes/Per/1998,fungsi rumah sakit adalah :

1) Menyelenggarakan dan menyediakan pelayanan medik, penunjang medik,

rehabilitas, pencegahan dan peningkatan kesehatan.

2) Menyediakan tempat pendidikan dan atau latihan tenaga medik dan

paramedik.

3) Sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi bidang

kesehatan.

B. Tugas Rumah Sakit

Tugas rumah sakit melaksanakan pelayanan kesehatan dengan mengutamakan

kegiatan penyembuhan penderita dan pemulihan keadaan cacat badan dan jiwa

yang dilaksanakan secara terpadu dengan upaya peningkatan (promotif) dan

pencegahan (preventif) serta melaksanakan upaya rujukan.

2.4 Sejarah Rumah Sakit dimasa Peradaban Isalam

Peradaban Islam dikenal sebagai peradaban yang bukan hanya memiliki

kepedulian penuh terhadap kebutuhan rohani manusia,namun juga kebutuhan

jasmaninya.Maka, berdirilah rumah sakit merupakan usaha perawatan jasmani yang

diperlukan untuk menciptakan kehidupan yang berkualitas dan memenuhi hak tubuh

(33)

Islam menolak penyebaran penyakit dan mendesak untuk mencari perawatan

medis. Sistem kesehatan dalam peradaban Islam terbangun diatas pondasi yang kuat

berdasarkan petunjuk kenabian, sehingga dunia pun mengambil manfaat dari

peradaban Islam dengan berdirinya rumah sakit dan sekolah medis beserta

dokter-dokter lulusannya yang menjadi kebanggan dunia atas kontribusi mereka terhadap

ilmu kedokteran.

Peran institusi kesehatan dalam peradaban Islam terwujud dalam pemberian

layanan kesehatan pada pasien, terutama yang miskin dan yang membutuhkan

melalui rumah sakit. Rumah sakit tidak hanya menyediakan layanan pengobatan

pasien yang dirawat di rumah juga. Rumah sakit juga menyebar keseluruh dunia

Islam dan menjadi sumber kebahagian dan keyakinan bagi masyarakat di semua

kelas akan terjamin kesehatan mereka. Pasien mendapat pengobatan,perawatan

penuh,pakaian dan rumah sakit. Selain itu, banyak rumah skit yang berfungsi sebagai

pusat pendidikan kedokteran disamping fungsi dasarnya merawat pasien dan

memastikan kenyamanan meraka. Dan derdirinya rumah sakit pertama di dunia dan

kontribusi terbesar peradaban Islam dalam bidang kesehatan. Tepatnya sembilan

abad sebelum peradaban lain mengembangkan bidang ini.

Rumah sakit pertama dalam peradaban Islam adalah rumah sakit yang khusus

menangani penyakit kusta. Rumah sakit ini didirikan oleh Khalifah Umayyah

Al-Walid bin Abdul-Malik yang ,memerintah pada tahun 86-96 H/ 705-715 M. Selain

(34)

sebagai basis ilmu pengetahuan dan kedokteran,sementara rumah sakit pertama di

Eropa didirikan di Paris lebih dari 9 abad kemudian.

Ruamh sakit dulu dikenal dengan sebutan “ Bimaristan “ yang dalam bahasa persi berarti “ rumah pasien “ dan tidak hanya dibangun permanen dipusat-pusat

kota, namun era Saljuk Sultan Mahmud yang memerintah pada periode 511-525 H/

1117-1131 M, terdapat rumah sakit keliling yang berupa konvoi sejumlah besar unta

yang dilengkapi dengan alat terapi dan obat-obatan, dan disertai oleh sejumlah

dokter. Konvoi ini berkeliling desa-desa terpencil, padang pasir dan pegunungan

sehingga bisa mencapai setiap sudut negara Islam.

Dikota-kota besar,beberapa rumah skit besar dibangun. Termasuk diantaranya

rumah sakit Al-A’dudi di Bangdad yang paling terkenal, yang didirikan pada tahun

371 H, Ruamh Sakit Al-Nuri di Damaskus yang didirikan pada tahun 549 H/1154 M,

Ruamh Sakit Al-Mansuri di Kairo,yang didirikan pada 683 H/1284 M. Dan di

Cordoba saja ada lebih dari lima puluh rumah sakit dibangun.

Beberapa rumah sakit besr terbagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan

spesialisasi. Ada bagian penyakit perut, dertomologi, oftalmologi, penyakit

psikologis tulang dan patah tulang.

Rumah sakit tidak hanya tempat untuk perawatan medis, tetapi juga menjadi

tampat kajian bahan-bahan dasar komposisi obat. Rumah Sakit Islam mempenyai

perpustakaan besar berisi sejumlah besar buku-buku farmakologi, anatomi, fisiologi,

dan ilmu lainnya yang berkaitan dengan bidang kedokteran. Sebagai contoh,

(35)

dari seratus ribu buku. Selain perpustakaan, peternakan besar didirikan didekat

rumah sakit, dimana tananam obat dan rempah-rempah ditanam untuk memasok

kebutuhan bahan dasar obat-obatan rumah sakit.

Pada masa itu, langkah-langkah preventif sudah diambil rumah sakit untuk

mencegah infeksi. Pasien diminta menyerahkan pakaian mereka sebelum memasuki

rumah sakit dan mengambil pakaian baru secara gratis dalam rangka untuk mencegah

infeksi melalui pakaian yang mereka kenakan ketika mereka tertangkap penyakit.

Selain itu, setiap pasien memasuki bangsal khusus sesuai dengan penyakitnya, dan

dia tidak diizinkan untuk memasuki bangsal lain untuk mencegah infeksi baru.

Bahkan setiap pasien berhak atas sprei kasur yang baru.

Jika kita bandingkan antara rumh sakit tersebut dan rumah sakit yang

didirikan di Paris beberapa abad setelah Rumah Sakit Islam didirikan, kita akan

menemukan bahwa pasien Rumah Sakit di Paris dipaksa untuk tinggal di satu

lingkungan, terlepas dari sifat penyakit mereka. Kadang-kadang, tiga atau empat atau

bahkan lima pasien terpaksa tidur di satu tempat tidur. Jadi, anda dapat menemukan

pasien cacar tidur disamping pasien-pasien patah tulang atau disamping seorang

wanita yang melahirkan. Selain itu, dokter dan perawat tidak bisa masuk bangsal

tanpa mengenakan masker wajah untuk menghindari bau jamur dari bangsal mereka.

Orang mati dipindahkan diluar bangsal 24 jam setelah kematian mereka. Kita bisa

membayangkan bagaimana hal ini berbahaya untuk pasien lainnya.

(36)

1) Rumah Sakit Al-A’dudi

Rumah Sakit ini didirikan oleh A’dud-al-Dawlah ibn Buwayh di 371 H/ 981

M di Bangdad.Dua puluh empat dokter bekerja dirumah sakit itu pada awal

didirikan,namun jumlah itu jauh meningkat kemudian. Rumah Sakit ini

memiliki perpustakaan besar, apotek dan dapur, di samping sejumlah besar

staf dan penyapu yanhg bekerja di rumah sakit itu. Selain itu, dokter bekerja

dalam dua sip dalam melayani pasien. Jadi,dalam 24 jam sehari ada dokter di

rumah sakit.

2) Rumah Sakit Al-Nuri di Damaskus

Rumah Sakit ini didirikan oleh Sultan Al-Adil Nur al-Din Mahmud pada

tahun 549 H/1154 M. Rumah Sakit ini menjadi salah satu rumah sakit

terbesar karena terus bekerja untul waktu yang sangat lama. Bahkan

menerima pasien sampai tahun 1317 H/1899 M, yaitu hampir delapan ratus

tahun.

3) Besar Rumah Sakit Al-Maansuri Hospital The Al-Mansuri

Rumah Sakit ini didirikan oleh Raja Al-Mansur Syaf al-Din Qalawun di

Kairo pada 683 H/1284 M. Rumah Sakit ini memiliki kualitas

akurasi,organisasi dan kebersihan. Selain juga mampu menampung lebid dari

empat ribu pasien setiap hari.

4) Rumah Sakit Marakesh

Rumah Sakit ini didirikan oleh Al-Mansur Abu Yusuf Ya’qub, Raja Dinasti

(37)

Rumah sakit ini memadukan antara keunggulan kualitas dan keindahan.

Semua jenis pohan dan tanaman ditanam dirumah sakit, serta memiliki empat

danau buatan kecil. Rumah sakit itu sangat maju dalam hal lemampuan

medis, obat modrern dan dokter terampil.

2.5 Respon Masyarakat

Respon adalah suatu reaksi baik posirif maupun negatif yang diberikan oleh

masyarakat (Poewadarminta, 1987: 1012). Respon akan timbul setalah seseorang tau

kelompok orang terlebih dahulu merasakan kehadiran suatu objek dan dilaksanakan,

kemudian menginterprestasikan objek yang dirasakan tadi. Berarti dalam hal ini

respon pada dasarnya adalah proses pemahaman terhadap apa yang terjadi

dilingkungan dengan manusia dab tingkah lakunya.

Terdapat 2 jenis yang mempengaruhi respon yaitu :

a) Variabel Struktural, yaitu faktor yang terkandung dalam ransangan fisik.

b) Variabel fungsional, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri si pengamat

misalnya kebutuhan suasana hati, pengalaman masa lalu (Wirawan, 1991 :47)

Secara umum dapat dikatakan bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi respon

seseorang yaitu :

1) Diri orang yang bersangkutan yang melihat dan berusaha memberikan

interprestasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi oleh sikap, motif,

kepentingan dan harapannya.

2) Sasaran respon tersebut, berupa orang, benda atau pariwisata. Sifat-sifat

(38)

Dengan kata lain gerakan, seuara, ukuran, tindak lanjut dan ciri-ciri lain dari

sasaran respon turut menentukan cara pandang orang.

3) Faktor situasi, respon dapat dilihat secara kontekstual yang berarti dalam

situasi mana respon itu timbul pula mendapatkan perhatian. Situasi

merupakan faktor yang turut berperan dalam pembentukan atau tanggapan

seseorang (Wirawan, 1991 :35). Respon seseorang terhadap suatu objek juga

dipengaruhi oleh sejauh mana pemahaman terhadap objek respon tersebut.

Suatu objek respon yang belum jelas atau belum nampak sama sekali tidak

mengkin akan memberikan makna.

Seseorang dilihat respon posotifnya melalui tahap kognisi, afeksi, dan

psikomotorik. Sebaliknya, seseorang tersebut dapat dilihat respon negatifnya bila

informasi yang didengar atau perubahan suatu objek tidak mempengaruhi

tindakanya, atau malah menghindar atau membenci objek tersebut. Respon

ditegaskan oleh Daryl Beum sebagai tingkah laku balas atau sikap yang menjadi tingkah laku terwujud. Lebih lanjut respon merupakan proses pengorganisasian

ransang, dimana dalam alam pikiran manusia, diorganisasikan dan kemudian

ditimbulkan melalui interprestasi dari objek yang menerima ransang tersebut.

Dollard dan Miller mengemukakan bahwa bahasa memegang peranan penting dalam pembentukan respon masyarakat. Respon-respon tertentu terikat

dengan kata-kata. Dan oleh karna itu ucapan dapt berfungsi sebagai mediator atau

menetukan pikiran mana yang bekerja. Artinya sosialisasiyang mempengaruhi

(39)

respon masyarakat. Apakah respon tersebut terbentuk respon positif maupun negatif,

sangat tergantung pada soisalisasi dari objek yng akan direspon.

2.6 Penelitian Terdahulu

Dr. Ulung Pribadi (2012) Nilai-nilai Agama dan Pelayanan Publik (studi

kasus di RS Muhammadiyah Yogyakarta). Unit analisis penelitian ini adalah

penerapan nilai-nilai Islam dan pengaruhnya pada kualitas pelayanan rumah sakit.

Sumber datanya adalah para informan dan responden penelitian. Cara memperoleh

sumber data informan penelitian ini dilakukan melalui teknik key-person dari para pejabat dan staf rumah sakit itu. Karena karakteristik populasi relatif homogen, maka

cara memperoleh sumber data responden penelitian ini dilakukan melalui teknik

simple random-sampling dari para pasien pada rumah sakit itu.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah on-line data (internet), bahan dokumenter, wawancara mendalam (in-depth interview), dan survei. Dalam penelitian ini, sample yang diambil, pada bulan Juli 2012, adalah 170 (dari populasi

berjumlah 300 pasien per bulan). Teknik analisis datanya dilakukan dengan

menggunakan teknik statistik. Teknik statistik yang digunakan untuk analisis data

dan menguji hipotesis, untuk hipotesis asosiatif, dengan data berbentuk interval

(instrumennya menggunakan skala Likert), maka pengujian hipotesis menggunakan

teknik statistik Korelasi Product Moment

Hasil Penelitian Menunjukkan bahwa pelayanan rumah sakit Muhammadiyah

Yogyakarta mempunyai hubungan anatara nilai-nilai Islam dan pelayanan

(40)

Agung Utama (2003) yang menganalisis Pengaruh Persepsi Kualitas

Pelayanan terhadap Kepuasan pelanggan Rumah Sakit Umum Cakra Husada Klaten.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan purposive sampling dan

convenience sampling. Responden yang dipilih sebagai sampel dalam penelitian ini

sebesar 50 pasien. Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan

metode survey, dengan rnenggunakan daftar kuesioner yang disampaikan langsung

kepada responden. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan mengunjungi ruang

rawat jalan rumah sakit Cakra Husada Klaten. Sedangkan pengumpulan data

sekunder dilakukan dengan cara dokumentasi, yakni dengan mengunjungi Unit

Record. Medik RSU Cakra Husada Klaten untuk mendapatkan data tentang jumlah

pasien rawat inap selama tahun 2003.

Hasil analisis deskriptif menunjukkan pelanggan (pasien) RSU Cakra Husada

Klaten memiliki persepsi yang memuaskan atas kualitas pelayanan yang diterimanya

(dirasakan) yang meliputi dimensi tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa kelima dimensi kualitas pelayanan yang terdiri dari tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan

empathy memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan (pasien)

RSU Cakra Husada Klaten baik secara individual, maupun secara serempak atau

bersama-sama. Hal ini ditunjukkan oleh nilai probabilitas signifikansi t dan f nya

sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Hasil analisis tersebut juga menunjukkan

(41)

kepuasan pelanggan (pasien) RSU Cakra Husada Klaten diantara kelima dimensi

persepsi kualitas pelayanan pada Rumah Sakit tersebut.

2.7 Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Dari Kerangka Pemikiran diatas saya dapat menjelaskan bahwa Implementasi

nilai-nilai Islam dan pelayanan dari Rumah Sakit Islam Malahayati tersebut

berhubungan terhadap respon masyarakat.

Pelayanan dari rumah sakit Islam malahayati

Respon masyarakat Implementasi nilai-nilai

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian adalah langkah dan prosedur yang dilakukan untuk

memecahkan permasalahan dengan cara pengumpulan data atau informasi yang

empiris dan menguji hipotesis penelitian, namun tidak semua penelitian memerlukan

adanya hipotesis sehingga tidak diperlukan adanya pengujian.

3.1 Jenis Penelitian

Metode Penelitian Deskriptif

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif. Menurut Nawawi (2003 : 64) metode deskriptif yaitu metode-metode

penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang

bersifat aktual pada saat penelitian dilakukan, kemudian menggambarkan fakta-fakta

tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interprestasi

yang rasional dan akurat.

Dengan demikian penelitian ini akan menggambarkan fakta-fakta dan

menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta dan menjelaskan

keadaan dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada dan mencoba

menganalisis kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan dikota Medan, dam para masyarakat yang

sanak saudaranya masih/pernah dirawat di Rumah sakit Islam Malahayati Medan.

(43)

3.3 Jenis dan Sumber Data a. Data Primer

Data primer ialah merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek

penelitian perorangan, kelompok dan organisasi. Data primer dapat berbentuk

opini subjek secara individual atau kelompok, dan hasil observasi terhadap

karakteristik benda (fisik), kejadian, kegiatan dan hasil pengujian tertentu

(Ruslan,2008:29&138). Masyarakat yang diteliti sebagai objek penelitian berupa tindakan dan kata-kata. Pengumpulan data primer menggunakan daftar

pertanyaan yang telah dipersiapkan yang diperoleh melalui penyebaran

kuesioner, observasi dan wawancara langsung dengan objek penelitian.

3.4 Defenisi Operasional

I. Impelementasi nilai-nilai Islam yang tidak melenceng dari ajaran

Islam, yang saya maksudkan disini yaitu Impelementasi yang

dilakukan dirumah sakit Islam. Apakah benar dirumah sakit Islam

khususnya Medan sudah menerapkan nilai-nilai Islam yang diajarkan

oleh Agama Islam atau hanya lebel saja yang terikat dinamanya

rumah sakit tersebut.

II. Pelayanan dari Rumah Sakit Islam Malahayati tersebut haruslah

berasaskan keIslaman dikarenakan rumah sakit tersebut sudah

membawa tulisan Islam dinama Rumah Sakit tersebut. Jadi pelayanan

(44)

3.5 Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Kuesioner dan Wawancara, yaitu kuesioner merupakan tehnikpengumpulan

data dengan memberikan pertanyaan tertulis kepada responden. Wawancara

merupakan tehnik pengumpulan data melalui tatap muka langsung yang

menggunakan pertanyaan untuk mendapatkan data dan keterangan yang lebih

akurat (Ruslan,2008:23).

2) Riset perpustakaan (Library research) yaitu dilakukan mencari data atau

informasi riset melalui membaca jurnak ilmiah, buku-buku refrensi dan

bahan-bahan publikasi yang tersedia diperpustakaan (Ruslan, 2008:31)

3.6 Pemilihan sampel

Sampel adalah meneliti sebagian-sebagian elemen tertentu suatu populasi

(Ruslan,2008:139). Jadi dibutuhkan sebagian dari populasi yang mewakili

keseluruhan objek penelitian tanpa mengurangi mutu penelitian yaitu penelitian

sampel. Melalui pendekatan statistik, maka saya mengambil sampel dari masyarakat

sebanyak 30 orang dimana sampel tersebut ialah yang masyarakat yang pernah atau

masih berobat di Rumah Sakit Islam Malahayati baik itu pasien langsung maupun

keluarga pasien tersebut. Oleh sebab itu saya mengambil sampel dengan teknik

sampling secara nonprobabilitas.

Teknik Sampling Secara Nonprobabilitas

Teknik sampling nonprobabilitas adalah teknik pengambilan sampel yang

(45)

Beberapa jenis atau cara penarikan sampel secara nonprobabilitas adalah sebagai

berikut :

a) Purposive Sampling atau judgmental sampling yaitu penarikan sampel

secara purposif merupakan cara penarikan sample yang dilakukan

memilih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti.

b) Snow ball sampling (penarikan sampel secara bola salju) yaitu

penarikan sampel pola ini dilakukan dengan menentukan sampel

pertama. Sampel berikutnya ditentukan berdasarkan informasi dari

sampel pertama, sampel ketiga ditentukan berdasarkan informasi dari

sampel kedua, dan seterusnya sehingga jumlah sampel semakin besar,

seolah-olah terjadi efek bola salju.

c) Quota sampling (penarikan sampel secara jatah) yaitu teknik sampling

ini dilakukan dengan aras dasar jumlah atau jatah yang telah

ditetukan. Biasanya yang tdijadikan sampel penelitian adalah subjek

yang mudah ditemui sehingga memudahkan pula proses pengumpulan

data.

d) Accidental sampling atau convenience sampling yaitu dalam

penelitian bisa saja terjadi diprolehnya sampel yang tidak

direncanakan terlebih dahulu, melainkan secara kebetulan, yaitu unit

atau subjek tersedia bagi peneliti saat pengumpulan data dilakukan.

Proses diperolehnya sampel semacam ini disebut sebagai penarikan

(46)

Dari teknik sampling secara nonprobabilitas diatas saya mengambil teknik

sampel yang berbentuk “Accidental sampling atau convenience sampling” karena teknik ini cocok untuk pengambilan sampel yang saya teliti.

3.7 Metode Analisis Data dan Pengelolahan Data

Dalam penelitian in penulis menggunakan program pengelolahan data SPSS

16,0 descriptive analysis, untuk mengeloh data dalam penulisan skripsi ini. Metode yang digunakan metode analisis deskriptif.

a) Uji Validitas

Validitas adalah dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketetapan

alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur. Semakin tinggi

validitas suatu alat test, maka alat tersebut semakin menunjukkan apa yang

sebenarnya diukur. Validitas berhubungan erat dengan keakuratan sebuah kuesioner

yang dibuat pada saat penelitian. Paling tidak akan dapat dilakukan dalam

menetapkan validitas suatu instrument pengukuran adalah menghasilkan derajat yang

tinggi dari kedekatan data yang diperoleh dengan apa yang kita yakin dalam

pengukuran (Umar, 2000:58). Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu

mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti

secara tepat.

1. Jika rhitung > rtabel, maka pertanyaan dinyatakan valid.

(47)

b) Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah sesuatu instrument yang merujuk kepada konsistensi

hasil perekaman data (pengukuran) kalau instrument itu digunakan oleh

kelompok yang berbeda dalam waktu yang bersamaan atau berlainan.

(Suryabrata,2004:58). Dilakukannya pengujian reliabilitas ini bertujuan untuk

mengetahui konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran suatu instrument.

Hasil pengujian tersebut merupakan ukuran yang besar dari sesuatu yang

diukur. Reliabilitas berhubungan erat dengan konsistensi jawaban kuesioner.

Dalam penelitian ini reliabilitas diukur menggunakan metode Alpha Cronbach dengan menggunakan program SPSS 16,0 descriptive anlysis, nilai dari alpha yang diperoleh akan dibandingkan dengan rtabel. Apabila nilai alpha

lebih besar daripada rtabel, maka instrumen tersebut dapat disebut reliabel.

Indikator pengukuran reliabilitas yang dibuat oleh J.P. Gurlford dengan taraf

kepercayaan 95% degan kriteria rhitung < rtabel adalah sebagai berikut:

1. Realibilitas sangat rendah, jika 0,00 < rhitung < 0,20

2. Realibilitas rendah, jika 0,20 < rhitung < 0,40

3. Realibilitas sedang/cukup, jika 0,40 < rhitung < 0,60

4. Realibilitas tinggi, jika 0,60 < rhitung < 0,80

(48)

c) Uji Spearman

Koefisien korelasi spearman merupakan statistik nonparametrik.

Statistik ini merupakan suatu ukuran asosiasi atau hubungan yang dapat

digunakan pada kondisi satu atau dua variabel yang diukur adalah skala

ordinal (berbentuk rangking).

Dasar pengambilan keputusan dalam Uji Spearman yaitu :

 Jika nilai sig < 0,05 maka, dapat disimpulkan bahwa dapat

korelasiyang signifikan antara variabel yang dihubungkan.

 Jika nilai sig > 0,05 maka, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

korelasi yang signifikan antara variabel yang dihubungkan.

Adapun kriteria penafsiran adalah sebagai berikut

• 0,00 sampai 0,20 artinya : hampir tidak ada korelasi

• 0,21 sampai 0,40 artinya : korelasi rendah

• 0,41 sampai 0,60 artinya : korelasi sedang

• 0,61 sampai 0,80 artinya : korelasi tinggi

• 0,81 samapai 1,00 artinya : korelasi sempurna

3.8 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan

untuk panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur (Sugiyono, 2001:84).

(49)

Ada 5 (lima) alternatif yang digunakan dalam pemberian skor dengan nilai

sebagai berikut :

• Sangat tidak benar kenyataanya = 1

• Tidak benar kenyataanya = 2

• Agak benar kenyataanya = 3

• Benar kenyataanya = 4

(50)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 GAMBAAN UMUM

4.1.1 Kota Medan

Deskripsi Kota Medan sebagai gambaran keadaan secara geografis, lokasi,

batas wilayah jumlah penduduk dan lainnya. Kota Medan adalah ibukota provinsi

Sumatera Utara. Kota Medan dipimpin oleh seorang walikota. Wilayah Kota Medan

secara administratif terdiri dari 21 Kecamatan yait

kelurahan/desa yang terbagi dalam 2000 lingkungan. (Kota Medan

Kota Medan merupakan salah satu Daerah Tingkat II yang terletak di provinsi

Sumatera Utara dan sekaligus merupakan Ibu Kota dari provinsi Sumatera Utara.

Luas Kota Medan 26,510 hektar (265,10 km) atau 3,6% dari luas keseluruhan

Provinsi Sumatera Utara dengan jumlah penduduk 2.122.804 jiwa pada tahun 2012.

Secara geografis, Kota Medan terletak pada 3,30°-3,43° LU dan 98,35°-98,44° BT.

Untuk itu topografinya Kota Medan cenderung miring ke Utara dan berada pada

ketinggian 2.5-37.5 meter di atas permukaan laut. Kota Medan juga didukung dan

(51)

berada tidak jauh dari pemerintahan Kota Binjai (±22 Km). Kabupaten Deli Serdang

merupakan salah satu daerah yang kaya dengan sumber daya alam khususnya di

bidang perladangan, perhutanan dan pertanian. Keadaan ini menjadikan Kota Medan

secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang

sejajar serta saling menguntungkan dan saling memperkuat dengan daerah-daerah

sekitarnya. Kota Medan dilintasi berbagai sungai yang berpotensi sebagai saluran

pembuangan air hujan untuk mengatasi banjir dan air limbah. Sedikitnya terdapat 10

sungai yang melintasinya, antara lain : Sungai Belawan, Sungai Deli, Sungai Badera,

Sungai Putih, Sungai Babura, Sungai Sikambing, Sungai Sulang-Saling, Sungai

Kera, Sungai Batuan dan Sungai Percut. Sebelah barat dan timur Kota Medan

berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang. (Kota Meda

diakses 24 september 2014).

Penduduk Kota Medan memiliki ciri penting yaitu memiliki unsur agama,

suku etnis, budaya dan adat istiadat. Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari

jumlah Masjid, Gereja dan Vihara Tionghoa yang banyak tersebar di seluruh Kota

Medan. Hal ini menunjukkan karakter dari masyarakat Kota Medan bersifat terbuka

karena banyaknya masyarakat Kota Medan yang memiliki perbedaan baik dari segi

agama, budaya, maupun adat istiadat. (Kota Meda

September 2014).

Letak geografis Kota Medan sangat strategis sehingga melalui transportasi

laut maupun udara, Kota Medan berkembang menjadi pintu gerbang bagi kegiatan

(52)

transportasi laut dan udara juga memungkinkan Kota Medan untuk berhubungan

secara langsung dengan wilayah-wilayah lain di Sumatera Utara, pulau Sulawesi,

wilayah Nasional Indonesia, bahkan ke negara-negara tetangga. Struktur

perekonomian Kota Medan didominasi oleh 4 (empat) lapangan usaha utama yaitu

Industri Pengolahan, Perdagangan, Hotel dan Restoran, Pengangkutan dan

Telekomunikasi, serta Keuangan, Persewaan dan Jasa. Keempat sektor ini

memberikan kontribusi terhadap perekonomian daerah. (www. PemkoMedan.go.id)

4.2 Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Islam Malahayati Medan

Pada tahun 1970-an terdapat sebuah bangunan milik Yayasan Kerukunan

Aceh bersama dengan Dewan Pimpinan Pusat Aceh Sepakat Sumatera Utara yang

terletak di Jalan Dipenogoro no.4 Medan. Selama ini, bangunan ini hanya digunakan

sebagai tempat pertemuan-pertemuan yang sifatnya tidak rutin sehingga timbul

pemikiran untuk memanfaatkannya dengan mendirikan komplek rumah sakit.

Dalam rapat menentukan nama rumah sakit, nama Malahayati terpilih

menjadi nama rumah sakit ini. Tulisan Malahayati diartikan sebagai Mal al hayati, “kekayaan dari hidup” yaitu kekayaan hidup paling berharga yaitu kesehatan.

Sedangkan Laksamana Malahayati diartikan sebagai srikandi, yang memimpin armada Aceh dalam pertempuran melawan Portugis pada abad ke-16. Malahayati

sebagai Diplomat (Kepala Protokol) dalam perundingan-perundingan dengan utusan

Belanda Inggris.

Setelah 6 bulan melakukan persiapan dan dirasa sudah cukup, maka tepat

(53)

Akte Notaris: Kusmulyanto dengan akte: No.42 tanggal 10 Mei 1973. Pengelolahan

oleh sebuah yayasan bukan sebuah PT., CV., atau Firma atau badan usaha lain adalah

sebuah pemikiran bahwa Rumah Sakit Islam Malahayati Medan nantinya tetap

sebagai usaha nonprofit. Dengan pengertian jika nanti ada keuntungan yang

dihasilkan, maka keuntungan tersebut akan digunakan untuk perluasan dan

peningkatan kegiatan-kegiatan rumah sakit itu sendiri.

Pada tanggal 14 April 1974 dilakukan peletakan batu pertama pembangunan

kamar bedah sebagai tanda dimulainya pembangunan kamar bedah sebagai tanda

dimulainya pembanguan Rumah Sakit Islam Malahayati. Pada tanggal 14 Januari

1975, Gubernur Sumatera Utara H.Marah Halim Harahap meresmikan rumah sakit

ini yang diberi nama Rumah Sakit Islam Malahayati dengan dipimpin oleh Dokter

Djadar Siddik yang masih dilengkapi perlengkapan sederhana.

Hanya berselang beberapa bulan dari peletakan batu pertama pada tanggal 13

Agustus 1974 Yayasan mulai membuka poliklinik yang diresmikan oleh Kepala

Dinas Kesehatan Kotamadya Medan.

Setahun kemudian Rumah Sakit Islam Malahayati sudah dapat menunjukkan

eksistensinya di masyarakat dan dapat berdiri sendiri serta melengkapi peralatan

kedokteran sendiri dan meneruskan pembangunan fasilitas rumah sakit. Tanggal 9

Mei 1976 fasilitas kamar bedah dan laboratorium diresmikan pemakaiannya oleh

Walikota Medan H.Saleh Arifin, menyusul pula pembangunan paviliun yang juga

mendapat bantuan dari para donatur dan masyarakat. Diresmikan kemudian

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas
Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabelitas
Tabel 4.3 Hasil Uji Spearman antara Implementasi Nilai-nilai Islam dan Respon
+7

Referensi

Dokumen terkait

I. Untuk menghitung elevasi bangunan aptmg terhadap MWL akibat kopel heaving dan pitching maka digunakan Teori Strip, dimana sebuah benda terapung dibagi secara

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Tim Penanggung Jawab Operasional

[r]

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Istimewa Jogjakarta (Berita Negara Republik Indonesia Tahun

However, to find out the fatigue life of unmodified and BRA modified asphalt mixtures, this study used classical and energy ratio concepts, and control strain mode during the

Atas segala Limpahan Rahmat, Inayah dan Hidayah-Nya, kami Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan Pasekan Kabupaten Indramayu dalam Pemilihan Gubernur dan

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan Desiyanti (2015) bahwa faktor yang sangat berpengaruh terhadap kejadian pernikahan dini adalah peran orang tua dalam

Therefore, in this study we reported an evaluation of using UV-Visible spectroscopy in combination with SIMCA (soft independent modelling of class analogies) and