SKRIPSI
ANALISIS RESPON MASYARAKAT KOTA MEDAN
TERHADAP IMPELEMENTASI NILAI-NILAI ISLAM DAN
PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT ISLAM MALAHAYATI
OLEH
ZAINUDIN
100501027
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon masyarakat kota medan terhadap implementasi Nilai-nilai Islam dan pelayanan pada Rumah Sakit Islam Malahayati. Pengaruh respon masyarakat diperoleh dengan tanggapan responden yaitu pasien atau keluarga pasien mengenai alasan yang mempengaruhi respon masyarakat terdadap implementasi dan pelayanan pada rumah sakit Islam Malahayati, dapat mengguakan tabulasi data, gambar dan tabel.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampling nonprobabilitas dan penelitian ini menggunakan teknik sampel yang berbentuk “Accidental sampling atau convencience sampling”, serta teknik pengelolahan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji validitas, uji reliabilitas, uji spearman, dan pengelolahan data ini menggunakan SPSS.
Dari analisis yang diperoleh dapat diketahui bahwa implementasi nilai-nilai Islam berhubungan posotif terhadap respon masyarakat yaitu diketahui bahwa N atau jumlah data responden sebanyak 30, kemudian nilai sig (2-tailed) adalah 0,046 < 0,05 dan begitu juga dengan pelayanan, di mana kepuasan pelayanan juga berhubungan positif terhadap respon masyarakat kota medan yaitu diketahui bahwa N atau jumlah data responden sebanyak 30, kemudian nilai sig (2-tailed) adalah 0,000 < 0,01.
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine respons of medan city society towards Islamic values and service at the Islamic Hospital Malahayati. The influence of the public response retrieved from respondents which are patient or the patient's family that affect public response towards implementation and service at the Islamic hospital Malahayati, can be seen uses the data tabulation, images and chart tables. The sampling technique in this study using nonprobabilitas sampling techniques and this research using technique sample form of "Accidental sampling or sampling convencience", as well as data process techniques used in this research are validity test, realibilities test, spearman test, and this data processing using SPSS application.
From the analysis obtained can be seen that the implementation of Islamic values is positively related towards public response known as N or the amount of respondents data were 30, then sig value (2-tailed) was 0.046 <0.05 and so is the service, where service satisfaction also positively related towards Medan society response known that N or the amount of respondents data were 30, then the value of sig (2-tailed) was 0.000 <0.01.
KATA PENGANTAR
Segala puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini yang berjudul “analisis respon masyarakat kota medan terhadap impelementasi
nilai-nilai Islam dan pelayanan Rumah Sakit Islam malahayati”. Berkat
karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir yang harus di
tempuh untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara.
Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari
berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :
1. Abangda Abdul Hakim Lubis yang paling berjasa terhadap pendidikan penulis
selama ini, mengkin tanpa dia penulis tidak dapat menjadi sekarang ini, dan
kepada ibu-ibu Z66 (nama kelompok) yang tidak bisa penulis sebutkan satu per
satu yang selama ini membantu pendanaan penulis.
2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec, Ak. Selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Ketua Departemen Ekonomi
Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan
Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen
Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara.
4. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D selaku Ketua Program Studi Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan
Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi
5. Ibu Ilyda Sudardjat, S.Si, M.Si selaku dosen pembimbing penulis yang telah
membimbing penulis, memberikan saran, pengarahan, petunjuk-petunjuk, dan
masukan yang sangat berarti dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Irsyad Lubis, SE. M.Soc.Sc, Ph.D selaku dosen pembanding I dan Ibu
Dra. Raina Linda Sari, M.Si selaku dosen pembanding II, yang telah banyak
memberikan masukan dan saran kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Dosen dan pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan ilmu
dan perhatiannya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan hingga
penyelesaian skripsi ini.
8. Teman-teman penulis yang selalu kasih suport, ejekan yang secara tidak
langsung memberi semangat buat penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
dikarenakan keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk
penyempurnaan penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pihak yang membacanya.
Medan, April 2015
Penulis
ZAINUDIN
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTARAK... i
ABSTRACK... ii
KATA PENGANTAR... iii
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Perumusan Masalah... 7
1.3 Tujuan penelitian... 7
1.4 Manfaat Penelitian... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ilmu Ekonomi dalam Sudut Pandang Islam... 9
2.2 Pengertian Pelayanan... 14
2.2.1 Pelayanan Kesehatan... 15
2.3 Rumah Sakit... 20
2.3.1 Pengertian Rumah Sakit... 20
2.3.2 Fungsi dan Tugas Rumah Sakit... 21
2.4 Sejarah Rumah Sakit dimasa Peradaban Islam 21 2.5 Respon Masyarakat... 26
2.6 Penelitian Terdahulu... 28
2.7 Kerangka Konseptual... 30
2.8 Hipotesis... 30
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 31
3.2 Lokasi Penelitian... 31
3.3 Jenis dan Sumber Data... 32
3.4 Defenisi Operasional... 32
3.5 Tehnik Pengumpulan Data... 33
3.6 Pemilihan Sampel... 33
3.7 Metode Analisis Data dan Pengelolahan... 35
3.8 Skala Pengukuran Variabel... 37
4.1 Gambaran Umum... 39
4.1.1 Kota Medan... 39
4.2 Sejarah berdirinya Rumah Sakit Islam (RSI) Malahayati... 41
4.2.1 Fasilitas atau pelayanan kesehatan... 43
4.2.2 Struktur organisasi RSI Malahayati... 45
4.2.3 Visi, Misi, dan Motto RSI Malahayati... 46
4.3 Uji validitas, uji reliabilitas, dan uji spearman... 46
4.3.1 Uji validitas... 46
4.3.2 Uji reliabelitas... 48
4.3.3 Uji spearman... 49
4.4 Profil dan Deskripsi Responden... 51
4.4.1 Data responden berdasarkan jenis kelamin... 51
4.4.2 Data responden berdasarkan tingkat umur... 53
4.4.3 Data responden berdasarkan pendidikan 54 4.4.4 Data responden berdasarkan jenis pekerjaan... 55 dan tingkat pendidikan... 60
4.4.8 Jawaban respoden terhadap implementasi nilai-nilai Islam pada RSI. Malahayati... 62
4.4.9 Jawaban responden terhadap kepuasan pelayanan pada RSI. Malahayati... 66
4.4.10 Jawaban responden terhadap respon masyarakat pada RSI. Malahayati... 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 73
5.2 Saran... 74 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
4.1 Hasil uji Validitas... 47
4.2 Hasil uji Reliabilitas... 48
4.3 Hasil uji Spearman antara implementasi nilai-nilai dan respon masyarakat... . 49
4.4 Hasil uji spearman antara kepuasan pelayanan dan respon masyarakat... . 50
4.5 Data responden berdasarkan Jenis Kelamin... 52
4.6 Data responden berdasarkan Tingkat Umur... 53
4.7 Data responden berdasarkan Tingkat pendidikan... 54
4.8 Data responden berdasarkan Jenis Pekerjaan... 56
4.9 Data responden menurut tingkat pendapatan per bulan 57 4.10 Data responden berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin.. 59
4.11 Data responden berdasarkan Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan... .. 60
4.12 Jawaban responden mengenai implementasi nilai-nilai Islam... .. 62
4.13 Jawaban responden mengenai kepuasan pelayanan... 66
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual... 30
4.1 Data responden menurut Jenis Kelamin... 52
4.2 Data responden menurut Tingkat Umur... 54
4.3 Data responden berdasarkan Tingkat pendidikan... 55
4.4 Data responden berdasarkan Jenis Pekerjaan... 57
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon masyarakat kota medan terhadap implementasi Nilai-nilai Islam dan pelayanan pada Rumah Sakit Islam Malahayati. Pengaruh respon masyarakat diperoleh dengan tanggapan responden yaitu pasien atau keluarga pasien mengenai alasan yang mempengaruhi respon masyarakat terdadap implementasi dan pelayanan pada rumah sakit Islam Malahayati, dapat mengguakan tabulasi data, gambar dan tabel.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampling nonprobabilitas dan penelitian ini menggunakan teknik sampel yang berbentuk “Accidental sampling atau convencience sampling”, serta teknik pengelolahan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji validitas, uji reliabilitas, uji spearman, dan pengelolahan data ini menggunakan SPSS.
Dari analisis yang diperoleh dapat diketahui bahwa implementasi nilai-nilai Islam berhubungan posotif terhadap respon masyarakat yaitu diketahui bahwa N atau jumlah data responden sebanyak 30, kemudian nilai sig (2-tailed) adalah 0,046 < 0,05 dan begitu juga dengan pelayanan, di mana kepuasan pelayanan juga berhubungan positif terhadap respon masyarakat kota medan yaitu diketahui bahwa N atau jumlah data responden sebanyak 30, kemudian nilai sig (2-tailed) adalah 0,000 < 0,01.
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine respons of medan city society towards Islamic values and service at the Islamic Hospital Malahayati. The influence of the public response retrieved from respondents which are patient or the patient's family that affect public response towards implementation and service at the Islamic hospital Malahayati, can be seen uses the data tabulation, images and chart tables. The sampling technique in this study using nonprobabilitas sampling techniques and this research using technique sample form of "Accidental sampling or sampling convencience", as well as data process techniques used in this research are validity test, realibilities test, spearman test, and this data processing using SPSS application.
From the analysis obtained can be seen that the implementation of Islamic values is positively related towards public response known as N or the amount of respondents data were 30, then sig value (2-tailed) was 0.046 <0.05 and so is the service, where service satisfaction also positively related towards Medan society response known that N or the amount of respondents data were 30, then the value of sig (2-tailed) was 0.000 <0.01.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar BelakangDalam konstitusi organisasi kesehatan dunia “World Health Organization”
(WHO) tahun 1948 tertulis bahwa “Health is a fudamenal human right”, yang mengandung suatu kewajiban untuk menyehatkan yang sakit dan mempertahankan
yang sehat. Hal ini melandasi pemikiran bahwa sehat sebagai hak asasi manusia dan
sehat sebagai investasi.
Dalam Pasal 28 H ayat (1): “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, serta
berhak memperoleh pelayanan kesehatan”.
Menurut UU RI No.23 Tahun 1992, yang dimaksud dengan keadaan sehat
adalah keadaan meliputi kesehatan badan, rohani (mental), dan sosial dan bukan
hanya keadaan bebas penyakit, cacat, dan kelemahan sehingga dapat hidup produktif
secara sosial ekonomi.
Menurut WHO rumah sakit adalah keseluruhan dari organisasi dan medis,
berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif
maupun rehabilitatif, dimana output layananya menjangkau pelayanan keluarga dan
lingkungan, rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan tenaga kesehatan serta
Rumah Sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan
kegiatan pelayanan berupa pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, pelayanan
rawat darurat yang mencangkup pelayanan medis dan penunjang medis, serta dapat
dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. (Ditjen.Bina
Pelayanan Medik Depkes RI, edisi tahun 2005).
Setiap rumah sakit baik umum maupun khusus, berusaha untuk memberikan
pelayanan, perawatan, dan kenyamanan yang terbaik bagi pasien, sehingga pasien
dapat menjalani proses pengobatan sampai pasien sembuh. Tetapi apabila dalam
pengobatan tersebut terdapat kendala dalam penanganan, maka pasien akan
mendapatkan rujukan dari rumah sakit umum untuk mendapatkan penanganan
pengobatan kerumah sakit yang lebih lengkap dalam hal ketenagaan medis, fasilitas,
pelayanan kesehatan yang sepesifik (sub spesialis) dan peralatan yang lebih canggih.
Perbedaan antara rumah sakit umum dan khusus yaitu terletak pada pelayanan
dimana rumah sakit umum adalah Rumah sakit yang memberikan pelayanan
kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit ,sedangkan Rumah Sakit Khusus
adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau jenis
penyakit tertentu, berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur dan organ atau jenis
penyakit. Sedangkan Rumah Sakit Islam tersebut bisa terdapat dirumah sakit umum
maupun khusus, hanya saja perbedaannya di sisi agama. Dimana Rumah Sakit Islam
Islam adalah agama yang diturunkan sebagai rahmat bagi alam semestra,
yakni agama yang membimbing umat manusia untuk mencapai kebahagian hidup di
dunia dan akhirat. Disamping itu, Islam juga mengajarkan kepada pemeluknya untuk
hidup sesuai tuntunan bagi tata hidup dan kehidupan, baik yang berkenaan dengan
hablum minallah (hubungan manusia dengan tuhannya) maupun hablum minannas
(hubungan manusia dengan manusia atau Mu’amalah) (Kurde, 2006: xvii). Islam
juga sebagai petunjuk dan pedoman yang mengandung hukum-hukum sempurna
untuk dipergunakan dalam menyelenggarakan tata cara kehidupan manusia.
Mu’amalah merupakan kegiatan manusia yang berperan sebagai khalifah dimuka
bumi dengan cara interaksi anatar manusia, misalnya dalam hal kegiatan ekonomi.
Sarana pelayanan kesehatan di era globalisasi ini, merupakan meningkatnya
kualitas jasa yang ditawarkan kepada masyarakat. Hal ini disebabkan karena kualitas
jasa dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai keunggulan kompetitif.
Impementasi kualitas jasa yang dilakukan oleh sarana kesehatan dengan cara
memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien dengan tujuan menciptakan
kepuasan pasien.
Dengan berkembangnya jumlah rumah sakit di Sumatera Utara khususnya
Medan masyarakat memiliki banyak pilhan untuk menentukan rumah sakit mana
yang akan mereka pilih. Masyarakat akan memilih rumah sakit yang mereka pandang
memberikan kepuasan maksimal bagi mereka. Oleh karena itu diharapkan setiap
rumah sakit hendaknya berorientasi pada kepuasan pasien untuk dapat bersaing
yang dilayani yaitu pasien, maka banyak sekali manfaat yang diperoleh suatu rumah
sakit bila mengutamakan kepuasan pasien. Diantaranya yaitu terciptanya citra positif
dan nama baik rumah sakit karena pasien yang puas tersebut akan memberitahukan
kepuasannya kepada orang lain. Hal ini secara tidak langsung, dan berbagai pihak
yang berkepentingan dengan rumah sakit, seperti perusahaan asuransi akan lebih
menaruh kepercayaan pada rumah sakit yang mempunyai citra positif.
Salah satu bidang prioritas nasional yang bersifat strategis adalah bidang
kesehatan,salah satu isu penting dalam bidang kesehatan adalah masalah pelayanan
publik rumah sakit tinggi kualitasnya,maka pembangunan dibidang kesehatan akan
dapat meningkat.Di samping itu,jika kultur pelayanan publik yang dibangun oleh
manajemen rumah sakit baik,maka pembangunan karekter bangsa dalam memberi
pelayanan akan dapat diwujudkan.Pada gilirannya masyarakat akan memperoleh
manfaat pelayanan publik yang besar dalam bidang kesehatan.
Istilah pelayanan publik,menurut UU No.25 Tahun 2009,adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warganegara dan penduduk atas
barang,jasa dan pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.
Prinsip pelayanan,sebagaimana telah ditetapkan dalam keputusan Menteri
PAN Nomor:63/KEP/M.PAN/7/2003,yang kemudian dikembangkan menjadi 14
unsur yang”relevan”,”valid”,dan “reliabel”,sebagai unsur minimal yang harus ada
1. Prosedur pelayanan,yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan pada
masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan.
2. Persyaratan pelayanan,yaitu persyaratan teknis dan administratif yang
diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya.
3. Kejelasan petugas pelayanan,yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang
memberikanpelayanan (nama, jabatan, serta kewenangan dan tanggung
jawabnya).
4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam
memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai
ketentuan yang berlaku.
5. Tanggung jawab petugas pelayanan yaitu kejelasan wewenang dan tanggung
jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan.
6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan keterampilan
yang dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada
masyarakat.
7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam
waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggra pelayanan.
8. Keadilan mendapat pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak
membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani.
9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta
10.Kewajaran biaya pembayaran, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap
besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan.
11. Kepastian biaya pelayaan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan
dengan biaya yang ditetapkan.
12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkam.
13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang
bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada
penerima pelayanan.
14. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanaan lingkungan unit
penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga
masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap
resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.
UU No.25 Tahun 2009 mewajibkan kepada para penyelenggara pelayanan
untuk menyusun dan pendapatkan standar pelayanan. Dalam Pasal 21 UU ini
dijelaskan bahwa komponen standar pelayanan sekurang-kurangnya meliputi: (1)
dasar hukum; (2) persyaratan; (3) sistem mekanisme; (4) jangka waktu penyelesaian;
(5) biaya/tarif; (6) produk pelayanan; (7) sarana , prasarana, dan fasilitas; (8)
kompetensi pelaksanaan; (9) pengawasan internal; (10) penanganan,saran,dan
masukan; (11) jumlah pelaksanaan; (12) jaminan pelayanan; (13) jaminan keamanan
dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmen untuk memberikan rasa
Variabel pengaruh yang khas yang dikaji dalam penelitian ini adalah
nilai-nilai keagamaan, khususnya nilai-nilai-nilai-nilai Islam. Islam merupakan satu sistem aqidah,
syariah, dan akhlak. Nilai-nilai Islam anatar lain adalah persamaan derajat
antarmanusia, semangat persaudaraan, tanggung jawab, orientasi pada kebaikan,
keadilan, kejujuran, amanah, pengabdian/ibadah, keikhlasan, kebersihan,
mendahulukan melaksanakan kewajiban, memberikan pertolongan, berakhlak mulia,
prinsip toleransi, musyawarah, dan kedamaian.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah berhubungan Implementasi/penerapan nilai-nilai Islam di RS. Islam
Malahayati dengan respon masyarakat kota medan ?
2. Apakah berhubungan kualitas pelayanan dari RS. Islam Malahayati dengan
respon masyarakat kota medan?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Menjelaskan Implementasi/penerapan nilai-nilai Islam di RS. Islam
Malahayati.
2. Menjelaskan kualitas pelayanan dari RS. Islam Malahayati.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat/kegunaan dari hasil penelitian ini yaitu :
1. Bagi penulis yaitu sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan
syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Program Studi Ekonomi
2. Bagi mahasiswa, sebagai informasi pendukung untuk melakukan penelitian
lebih lanjut mengenai Implementasi nilai-nilai Islam dalam pelayanan RS.
Islam.
3. Bagi masyarakat, untuk membantu masyarakat agar mengetahui Implementasi
nilai-nilai Islam dalam pelayanan RS.Islam masih ada atau tidak di Kota
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ilmu Ekonomi dalam Sudut Pandang IslamSejak adanya kehidupan manusia dipermukaan bumi, hajat untuk hidup
secara kooperatif di antara manusia telah dirasakan dan telah diakui sebagai faktor
esensial agar dapat survive dalam kehidupan. Seleruh anggota manusia bergantung
kepada yang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Ketergantungan mutualistik dalam
kehidupan individu dan sosial diantara manusia telah melahirkan sebuah proses
evolusi gradual dalam pembentukan sistem pertukaran barang dan pelayanan.
Dengan semakain berkembanganya peradabaan manusia dari zaman ke zaman,
sistem pertukaraan ini berevolusi dari aktivitas yang sederhana kepada aktivitas
ekonomi yang modern.
Bisnis atau berusaha sebagai bagian dari aktivitas ekonomi selalu memegang
peranan vital di dalam kehidupan manusia sepanjang masa, sehingga kepentingan
ekonomi akan mempengaruhi tingkah laku bagi semua tingkat individu,sosial,
regional, nasioanal, dan internasional. Umat Islam telah lama terlibat dalam aktivitas
ekonomi, yakni sejak 15 abad silam. Fenomena tersebut bukanlah suatu hal yang
aneh, karena Islam menganjurkan umatnya untuk melakukan kegiatan bisnis
(berusaha) guna memenuhi kebutuhan sosial-ekonomi mereka. Rasulullah SAW
Al Qur’an sebagai Kitab Suci Umat Islam bukan hanya mengatur masalah
ibadah yang bersifat ritual, tetapi juga memberikan petunjuk yang sempurna
(komprehensif) dan abadi (universal) bagi seluruh umat manusia. Al Qur’an
mengandung prinsp-prinsip dan petunjuk-petunjuk yang fundamental untuk setiap
permasalahan manusia, termasuk masalah-masalah yang berhubungan dengan
aktivitas ekonomi. Prinsip-prinsip ekonomi yang ada dalam berbagai ayat di Al
Qur’an dilengkapi dengan sunah-sunah dari Rasulullah melalui berbagai bentuk Al
Hadits dan diterangkan lebih rinci oleh para fuqaha pada saat kejayaan Dinul
Islamiyah baik dalam bentuk Al Ijma dan Al Qiyas.
Namun sejak abad ke 15 hingga pertengahan abad ke 20 Masehi, kontribusi
Islam dalam pemikiran ekonomi seakan hilang ditelan peradaban dunia sehingga
tidak ditemukan buku-buku sejarah pemikiran Ekonomi Islam. Adalah sebuah ironi,
bahwa Adam Smith, yang dikenal sebagai “Bapak Ilmu Ekonomi”, dalam bukunya “The Wealth of Nations” (tahun 1766), menjelaskan bahwa perekonomian yang maju ketika itu adalah perekonomian Arab yang dipimpin Muhammad dan Para
Khalifa ur Rasyidin (dalam buku tersebut disebut sebagai Mahomet and his immediate successors. Lebih ironis lagi, jika kita simak ternyata judul buku Adam Smith tersebut merupakan saduran dari buku Imam Abu Ubayd, yaitu “Al-Amwal”
Ironi lainnya adalah ketika Samuelson dalam buku Economics edisi 7, menyebutkan bahwa asal muasal Ilmu Ekonomi adalah Bible (injil), tidak satupun ekonom (pakar ekonomi) yang bereaksi. Sementara itu, ketika Ilmuwan Islam
mengangkat kembali Ilmu Ekonomi Islam dengan Al Qur’an dan Hadits sebagai
sumber rujukan utama, sebagian besar ekonom, termasuk ekonom muslim, spontan
bereaksi menentang keberadaan Ekonomi yang berdasarkan ajaran Syariah Islam
tersebut.
Sementara itu, seorang ilmuawan Barat, C.C. Torrey dalam disertasinya yang berjudul “The Commersial Theological terms in the Koran” menyatakan bahwa Al Qur’an menggunakan terminology bisnis sedenikian ekstensif. Ia menemukan 20
macam terminology bisnis dalam Al Qur’an serta diulangi sebanyak 370 kali dalam
berbagai ayat (Mustaq Ahmad,1995). Penggunaan terminology bisnis (ekonomi)
yang sedemikian banyak, menunjukkan sebuah manifestasi adanya spirit bersifat
komersial dalam Al Qur’an.
Jika kita simak dengan seksama, menurut Adiwarman Karim (2002), ilmu
ekonomi merupakan warisan peradaban manusia yang dapat diibaratkan sebagai
bangunan bertingkat, dimana setiap kaum telah memberikan kontribusi pada
zamannya masing-masing dalam mendirikan bangunan tersebut. Oleh karena itu,
dalam upaya mengembangkan pemikiran Ekonomi Islam, para Ulama yang
merupakan guru kaum muslimin tidak menolak pemikiran para filosof dan ilmuwan
Ekonomi Islam saat ini, berusaha mengembangkan Ekonomi Islam sesuai dengan
dalil Naqli dan dalil Aqli, meskipun pengaruh pemikiran Ekonom Barat masih terasa.
Kegiatan Sosial-Ekonomi (muamalah) dalam Islam mempunyai cangkup luas
dan fleksibel, serta tidak membedakan antara Muslim dan Non Muslim. Kenyataan
ini tersirat dalam suatu ungkapan yang diriwayatkan oleh Syyidina Ali, yaitu “dalam bidang muamalah, kewajiban mereka adalah kewajiban kita dan hak mereka adalah
hak kita”. Dalam segenap aspek kehidupan bisnis transaksi, dunia Islam mempunyai
sistem perekonomian yang berbasiskan nilai-niali dan prinsip-prinsip Syariah yang
bersumber dari Al Qur’an dan Hadits serta dilengkapi dengan Ijma dan Qiyas.
Sistem perekonomian Islam, saat ini lebih dikenal dengan istilah Sistem Ekonomi
Syariah. Sistem Ekonomi Syariah mempunyai beberapa tujuan, yakni:
1. Kesejahteraan Ekonomi dalam kerangka norma moral Islam (dasar pemikiran
QS. Al Baqarah ayat 2 7 168, Al Maidah ayat 87-88, Al Jumu’ah ayat 10)
2. Membentuk masyarakat dengan tatanan sosial yang solid, berdasarkan
keadilan dan persaudaraan yang universal (QS. Al Hujuraat ayat 13, Al
Maidah ayat 8, Asy Syu’raa ayat 183)
3. Mencapai distribusi pendapatan dan kekayaan yang adil dan merata (QS. Al
An’am ayat 165, An’Nahl ayat 71, Az Zukhruf ayat 32)
4. Menciptakan kebebasan individu dalam konteks kesejahteraan sosial (QS. Ar
Ekonomi Syariah yang merupakan bagian dari sistem perekonomian Syariah,
memiliki karakteristik dan nilai-nilai yang berkonsep kepada “amar ma’ruf nahi mungkar” yang berarti mengerjakan yang benar dan meninggalkan yang dilarang. Ekonomi Syariah dapat dilihat dari 4 sudut pandang yaitu:
1. Ekonomi Illahiyah (Ketuhanan)
Ekonomi Ketuhanan mengandung arti bahwa manusia diciptakan oleh Allah
untuk memenuhi perintah-Nya yakni ibadah, dan dalam mencari kebutuhan
hidupnya, manusia harus berdasarkan aturan-aturan (Syariah) dengan tujuan
utama untuk mendapatkan Ridho Allah.
2. Ekonomi Ahlaq
Ekonomi Ahlaq mengandung arti bahwa kesatuan antara Ekonomi dan Aklaq
harus berkaitan dengan sektor produksi, distribusi, dan konsumsi. Dengan
demikian seorang Muslim tidak bebas mengerjakan apa saja yang diinginkan
atau yang menguntungkan tanpa memperdulikan orang lain.
3. Ekonomi Kemanusiaan
Ekonomi Kemanusiaan mengandung arti bahwa Allah memberikan predikat
“khalifa” hanya kepada manusia, karena manusia diberi kemampuan dan
perasaan yang memungkinkan ia melaksanakan tugasnya. Melalui perananya
4. Ekonomi Keseimbangan
Ekonomi Keseimbangan adalah pandangan Islam terhadap hak individu dan
masyarakat diletakkan dalam neraca keseimbangan yang adil tentang dunia
dan akhirat, jiwa dan raga, akal dan hati, perumpamaan dan kenyataan, iman
dan kekuasaan. Ekonomi yang moderat tidak menzalimi masyarakat,
khususnya kaum lemah sebagaimana yang terjadi pada masyarakat kapitalis.
Disamping itu, Islam juga tidak menzalimi hak individu sebagaimana yang
dilakukan oleh kaum sosialis, tetapi Islam mengakui hak individu dan
masyarakat secara berimbang.
Dengan demikian, dapat dilihat bahwa Sistem Ekonomi Islam mempunyai
konsep yang lengkap dan seimbang dalam segala hal kehidupan, namun penganut
ajaran Islam sendiri, sering kali tidak menyadari hal itu. Hal itu terjadi karena masih
berpikir dengan kerangka Ekonomi Kapitalis, karena berabad-abad dijajah oleh
bangsa Barat, dan juga bahwa pandangan dari Barat selalu lebih hebat, Padahal tanpa
disadari ternyata di dunia Barat sendiri telah banyak negara mulai mendalami sistem
perekonomian yang bersiskan Syariah.
2.2 Pengertian Pelayanan
Pelayanan adalah suatau kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam
interaksi lngsung antara seseorang dengan orang lain mesin secara fisik,dan
menyediakan kepuasan pelanggan, pelayanan juga dapat diartikan sebagai usaha
Konsep pelayanan,menurut Gronroos (1990:27), bermakna sebagai berikut :
“Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat
tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi
antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan
pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan
konsumen/pelanggan.”
Tolak ukur pelayanan dapat dilihat dari beberapa aspek. Menurut McDonald
& Lowton(1977),tolak ukur pelayanan menyangkut efisiensi dan efektivitas.Menurut
Salim & Woodward (1992), tolak ukur meliputi ekonomi,efesiensi,efektivitas,dan
keadilan. Menurut Lenvine(1990), tolak ukur pelayanan dapt dilihat dari segi
responsivitas dan akuntabilitas. Menurut Zeithami, Parasuraman & Berry(1990),
tolak ukur pelayanan ada 10 yakni: ketampakan fisik, reabilitas, responsivitas,
kompetensi, kesopanan, kredibilitas, keamanan, akses,komunikasi,dan pengertian.
2.2.1 Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan yang
diberikan kepada klien oleh suatu tim multi disiplin. Pelayanan kesehatan pada masa
kini sudah merupakan industri jasa kesehatan utama dimana setiap rumah sakit
bertanggung jawab terhadap penerima jasa pelayanan kesehatan. Keberadaan dan
kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan ditentukan oleh nilai-nilai dan harapan
dari penerima jasa pelayanan tersebut. Disamping itu, penekanan pelayanan kepada
kualitas yang tinggi tersebut harus dapat tercapai dengan biaya yang dipertanggung
Kualitas pelayanan rumah sakit, menurut Ware,Jr.,at al (1977), harus ukur
dari kepuasan pasien. Dimensi utama kepuasan pasien meliputi: (1) jumlah
perawatan yang diberikan kepada pasien; (2) kompetensi dan standar penanganan
pasien; (3) berkaitan dengan banyak hak yang diterima oleh pasien; (4) berkaitan
dengan pembayaran; (5) berkaitan dengan fasilitas fisik; (6) berkaitan dengan
ketersediaan; (7) berkaitan dengan keberlangsungan; (8) berkaitan dengan
kemanfaatan.
Penelitian-penelitian mengenai kepuasan masyarakat atas pelayanan
kesehatan banyak dihubungkan dengan faktor kepegawaian, faktor sarana, keuangan,
dan lain-lain. Hensen et.al(2008) meneliti pelayanan kesehatan di Afganistan.
Mereka menggunakan pendekatan Balanced Score Card,dimana variabel-variabel meliputi staff (health worker satisfaction dan salary payment current), capacity for service provision (equipment functionality,durg avalilability, family planning availability, laboratory functionality, meeting minimum staff guidelines,
infrasrtucture, patient records, monitoring of TB treatment).
Chao-Chan (2011), meneliti mengenai dampak of hospital brand image pada sikap dan perilaku pasien rumah sakit. Survei yang dilakukan bertujuan untuk
Mark G. Dugaan (2000), meneliti mengenai pelayanan rumah sakit yang
dimiliki oleh perusahaan (private for profit), organisasi sosial (private non for profit),
dan pelayanan bagi orang miskin. Variabel pengaruh yang dikaji adalah masalah
keuangan (financial) dari ketiga bentuk rumah sakit tersebut.
Metode yang dikembangkan oleh Zeithalm, Parasuman, dan Berry (1990)
banyak dipakai sebagai landasan konsep penelitian tentang kepuasan pasien di
banyak tempat. Model ini menyebutkan bahwa pertanyaan mendasar yang cukup
sensitif umtuk mengukur pengalaman konsumen mendapatkan pelayanan tercakup
dalam lima dimensi kualitas pelayanan yaitu : realiability (kehandalan), yaitu
kemampuan menampilkan pelayanan yang dijanjikan dengan segera dan akurat,
responsivenes (ketanggapan), yaitu kemampuan untuk membantu konsumen dan
meningkatkan kecepatan pelayanan, assurance (jaminan kepastian), yaitu kompetensi
yang dimiliki sehingga memberikan rasa aman, bebas dari bahaya, resiko atau
keraguan dan kepastian yang mencangkup pengetahuan perilaku , dan sikap yang
dapat dipercaya, emphaty (perhatian) yaitu sifat dan kemampuan untuk memberikan
perhatian penuh kepada pasien, kemudahan melakukan kontak dan komunikasi yang
baik, tangible (wujud nyata) yaitu penampilan fisik dari fasilitas, peralatan, sarana
informasi atau komunikasi dan petugas atau pegawai (Zeithalm, Parasuman, dan
Berry, 1990 dalam Suryawati, 2004).Lima dimensi kualitas pelayanan tersebut dapat
Tujuan pelayanan kesehatan adalah tercapainya derajat kesehtan masyarakat
yang memuaskan harapan dan kebutuhan derajat masyarakat (consumer satifaction), melalui pelayanan yang efektif oleh pemberi pelayanan (provider satisfaction), pada institusi pelayanan yang diselenggarakan secara efisien (institutional satisfaction). Interaksi ketiga pilar utama pelayanan kesehatan yang serasi, selaras, dan seimbang.
Merupakan paduan dari kepuasan tiga pihak, dan ini merupakan pelayanan kesehatan
yang memuaskan (satisfactory healty care) (Ahamad Djojosugito,2001).
Menurut Ahmad Djojosugito (2001) ada 4 aspek yang mempengaruhi mutu
pelayanan kesehatan antara lain :
1. Jumlah petugas
Jumlah petugas merupakan salah satu aspek yang menunjang pelayanan
kepada pasien dirumah sakit. Keadaan petugas yang kurang menyebabkan
penyelenggaraan pelayanan dilaksanakan tidak maksimal dan kurang
memenuhi kepuasan pasien atas pelayanan yang diberikan.Selain itu, petugas
sendiri akan mengalami kewalahan dalam menjalankan tugasnya yang pada
nantinya akan menurunkan tingkat kemampuan kerja yang diberikan petugas
pasien di rumah sakit.
2. Ketanggapan petugas
Ketanggapan petugas berhubungan dengan aspek kesigapan dari petugas
dalam memenuhi kebutuhan pasien akan pelayanan yang diinginkan. Tingkat
salah satu aspek yang mempengaruhi penilaian pasien atas mutu pelayanan
yang diselenggarakan.
3. Kehandalan petugas
Kehandalan berhubungan dengan tinggat kemampuan dan ketrampilan yang
dimiliki petugas dalam menyelenggarakan dan memberikan pelayanan
kepada pasien di rumah sakit. Tingkat kemampuan dan ketrampilan yang
kurang dari tenaga kesehatan tentunya akan memberikan pelayanan yang
kurang memenuhi kepuasan pasien sebagai standar penilaian terhadap mutu
pelayanan.
4. Ketersediaan dan kelengkapan fasilitas
Fasilitas merupakan sarana bantu bagi instansi dan tenaga kesehatan dalam
menyelenggarakan pelayanan kepada pasien di rumah sakit. Keadaan fasilitas
yang memadai akan membantu terhadap penyelenggaraan pelayanan kepada
pasien.
Menurut Djunaidi,et al (2006) kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan dapat
dilihat dari lima dimensi antara lain :
1) Tangibles (bukti langsung), yaitu meliputi fasilitas fisik, pegawai, dan sarana komunikasi.
2) Relibility (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan dan sesuai dengan yang telah dijanjikan.
4) Assurance (jaminan), yaitu mencangkup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya maupun resiko.
5) Empaty, yaitu meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
2.3 Rumah Sakit
2.3.1. Pengertian Rumah sakit
Beberapa pengertian rumah sakit yang dikemukan oleh para ahli,diantaranya :
a. Menurut Assosiation of Hospital Care (1947), Rumah sakit adalah pusat dimana pelayanan kesehatan masyarakat, pendidikan serta penilaian
kedokteran diselenggarakan.
b. Menurut American Hospital Asosiation (1974), Rumah sakit adalah suatau alat organisasi yang terdiri dari tenaga medis profesional yang terorganisir
serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan
kedokteran, asuhan keperawatan, yang berkesinambungan, diagnosis serta
pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.
c. Menurut Wolper dan Pena (1997), Rumah sakit adalah tempat dimana orang
sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana
pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat dan tenaga profesi
2.3.2.Fungsi dan Tugas Rumah sakit
A. Fungsi Rumah Sakit
Permankes RI No.159b/MenKes/Per/1998,fungsi rumah sakit adalah :
1) Menyelenggarakan dan menyediakan pelayanan medik, penunjang medik,
rehabilitas, pencegahan dan peningkatan kesehatan.
2) Menyediakan tempat pendidikan dan atau latihan tenaga medik dan
paramedik.
3) Sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi bidang
kesehatan.
B. Tugas Rumah Sakit
Tugas rumah sakit melaksanakan pelayanan kesehatan dengan mengutamakan
kegiatan penyembuhan penderita dan pemulihan keadaan cacat badan dan jiwa
yang dilaksanakan secara terpadu dengan upaya peningkatan (promotif) dan
pencegahan (preventif) serta melaksanakan upaya rujukan.
2.4 Sejarah Rumah Sakit dimasa Peradaban Isalam
Peradaban Islam dikenal sebagai peradaban yang bukan hanya memiliki
kepedulian penuh terhadap kebutuhan rohani manusia,namun juga kebutuhan
jasmaninya.Maka, berdirilah rumah sakit merupakan usaha perawatan jasmani yang
diperlukan untuk menciptakan kehidupan yang berkualitas dan memenuhi hak tubuh
Islam menolak penyebaran penyakit dan mendesak untuk mencari perawatan
medis. Sistem kesehatan dalam peradaban Islam terbangun diatas pondasi yang kuat
berdasarkan petunjuk kenabian, sehingga dunia pun mengambil manfaat dari
peradaban Islam dengan berdirinya rumah sakit dan sekolah medis beserta
dokter-dokter lulusannya yang menjadi kebanggan dunia atas kontribusi mereka terhadap
ilmu kedokteran.
Peran institusi kesehatan dalam peradaban Islam terwujud dalam pemberian
layanan kesehatan pada pasien, terutama yang miskin dan yang membutuhkan
melalui rumah sakit. Rumah sakit tidak hanya menyediakan layanan pengobatan
pasien yang dirawat di rumah juga. Rumah sakit juga menyebar keseluruh dunia
Islam dan menjadi sumber kebahagian dan keyakinan bagi masyarakat di semua
kelas akan terjamin kesehatan mereka. Pasien mendapat pengobatan,perawatan
penuh,pakaian dan rumah sakit. Selain itu, banyak rumah skit yang berfungsi sebagai
pusat pendidikan kedokteran disamping fungsi dasarnya merawat pasien dan
memastikan kenyamanan meraka. Dan derdirinya rumah sakit pertama di dunia dan
kontribusi terbesar peradaban Islam dalam bidang kesehatan. Tepatnya sembilan
abad sebelum peradaban lain mengembangkan bidang ini.
Rumah sakit pertama dalam peradaban Islam adalah rumah sakit yang khusus
menangani penyakit kusta. Rumah sakit ini didirikan oleh Khalifah Umayyah
Al-Walid bin Abdul-Malik yang ,memerintah pada tahun 86-96 H/ 705-715 M. Selain
sebagai basis ilmu pengetahuan dan kedokteran,sementara rumah sakit pertama di
Eropa didirikan di Paris lebih dari 9 abad kemudian.
Ruamh sakit dulu dikenal dengan sebutan “ Bimaristan “ yang dalam bahasa persi berarti “ rumah pasien “ dan tidak hanya dibangun permanen dipusat-pusat
kota, namun era Saljuk Sultan Mahmud yang memerintah pada periode 511-525 H/
1117-1131 M, terdapat rumah sakit keliling yang berupa konvoi sejumlah besar unta
yang dilengkapi dengan alat terapi dan obat-obatan, dan disertai oleh sejumlah
dokter. Konvoi ini berkeliling desa-desa terpencil, padang pasir dan pegunungan
sehingga bisa mencapai setiap sudut negara Islam.
Dikota-kota besar,beberapa rumah skit besar dibangun. Termasuk diantaranya
rumah sakit Al-A’dudi di Bangdad yang paling terkenal, yang didirikan pada tahun
371 H, Ruamh Sakit Al-Nuri di Damaskus yang didirikan pada tahun 549 H/1154 M,
Ruamh Sakit Al-Mansuri di Kairo,yang didirikan pada 683 H/1284 M. Dan di
Cordoba saja ada lebih dari lima puluh rumah sakit dibangun.
Beberapa rumah sakit besr terbagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan
spesialisasi. Ada bagian penyakit perut, dertomologi, oftalmologi, penyakit
psikologis tulang dan patah tulang.
Rumah sakit tidak hanya tempat untuk perawatan medis, tetapi juga menjadi
tampat kajian bahan-bahan dasar komposisi obat. Rumah Sakit Islam mempenyai
perpustakaan besar berisi sejumlah besar buku-buku farmakologi, anatomi, fisiologi,
dan ilmu lainnya yang berkaitan dengan bidang kedokteran. Sebagai contoh,
dari seratus ribu buku. Selain perpustakaan, peternakan besar didirikan didekat
rumah sakit, dimana tananam obat dan rempah-rempah ditanam untuk memasok
kebutuhan bahan dasar obat-obatan rumah sakit.
Pada masa itu, langkah-langkah preventif sudah diambil rumah sakit untuk
mencegah infeksi. Pasien diminta menyerahkan pakaian mereka sebelum memasuki
rumah sakit dan mengambil pakaian baru secara gratis dalam rangka untuk mencegah
infeksi melalui pakaian yang mereka kenakan ketika mereka tertangkap penyakit.
Selain itu, setiap pasien memasuki bangsal khusus sesuai dengan penyakitnya, dan
dia tidak diizinkan untuk memasuki bangsal lain untuk mencegah infeksi baru.
Bahkan setiap pasien berhak atas sprei kasur yang baru.
Jika kita bandingkan antara rumh sakit tersebut dan rumah sakit yang
didirikan di Paris beberapa abad setelah Rumah Sakit Islam didirikan, kita akan
menemukan bahwa pasien Rumah Sakit di Paris dipaksa untuk tinggal di satu
lingkungan, terlepas dari sifat penyakit mereka. Kadang-kadang, tiga atau empat atau
bahkan lima pasien terpaksa tidur di satu tempat tidur. Jadi, anda dapat menemukan
pasien cacar tidur disamping pasien-pasien patah tulang atau disamping seorang
wanita yang melahirkan. Selain itu, dokter dan perawat tidak bisa masuk bangsal
tanpa mengenakan masker wajah untuk menghindari bau jamur dari bangsal mereka.
Orang mati dipindahkan diluar bangsal 24 jam setelah kematian mereka. Kita bisa
membayangkan bagaimana hal ini berbahaya untuk pasien lainnya.
1) Rumah Sakit Al-A’dudi
Rumah Sakit ini didirikan oleh A’dud-al-Dawlah ibn Buwayh di 371 H/ 981
M di Bangdad.Dua puluh empat dokter bekerja dirumah sakit itu pada awal
didirikan,namun jumlah itu jauh meningkat kemudian. Rumah Sakit ini
memiliki perpustakaan besar, apotek dan dapur, di samping sejumlah besar
staf dan penyapu yanhg bekerja di rumah sakit itu. Selain itu, dokter bekerja
dalam dua sip dalam melayani pasien. Jadi,dalam 24 jam sehari ada dokter di
rumah sakit.
2) Rumah Sakit Al-Nuri di Damaskus
Rumah Sakit ini didirikan oleh Sultan Al-Adil Nur al-Din Mahmud pada
tahun 549 H/1154 M. Rumah Sakit ini menjadi salah satu rumah sakit
terbesar karena terus bekerja untul waktu yang sangat lama. Bahkan
menerima pasien sampai tahun 1317 H/1899 M, yaitu hampir delapan ratus
tahun.
3) Besar Rumah Sakit Al-Maansuri Hospital The Al-Mansuri
Rumah Sakit ini didirikan oleh Raja Al-Mansur Syaf al-Din Qalawun di
Kairo pada 683 H/1284 M. Rumah Sakit ini memiliki kualitas
akurasi,organisasi dan kebersihan. Selain juga mampu menampung lebid dari
empat ribu pasien setiap hari.
4) Rumah Sakit Marakesh
Rumah Sakit ini didirikan oleh Al-Mansur Abu Yusuf Ya’qub, Raja Dinasti
Rumah sakit ini memadukan antara keunggulan kualitas dan keindahan.
Semua jenis pohan dan tanaman ditanam dirumah sakit, serta memiliki empat
danau buatan kecil. Rumah sakit itu sangat maju dalam hal lemampuan
medis, obat modrern dan dokter terampil.
2.5 Respon Masyarakat
Respon adalah suatu reaksi baik posirif maupun negatif yang diberikan oleh
masyarakat (Poewadarminta, 1987: 1012). Respon akan timbul setalah seseorang tau
kelompok orang terlebih dahulu merasakan kehadiran suatu objek dan dilaksanakan,
kemudian menginterprestasikan objek yang dirasakan tadi. Berarti dalam hal ini
respon pada dasarnya adalah proses pemahaman terhadap apa yang terjadi
dilingkungan dengan manusia dab tingkah lakunya.
Terdapat 2 jenis yang mempengaruhi respon yaitu :
a) Variabel Struktural, yaitu faktor yang terkandung dalam ransangan fisik.
b) Variabel fungsional, yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri si pengamat
misalnya kebutuhan suasana hati, pengalaman masa lalu (Wirawan, 1991 :47)
Secara umum dapat dikatakan bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi respon
seseorang yaitu :
1) Diri orang yang bersangkutan yang melihat dan berusaha memberikan
interprestasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi oleh sikap, motif,
kepentingan dan harapannya.
2) Sasaran respon tersebut, berupa orang, benda atau pariwisata. Sifat-sifat
Dengan kata lain gerakan, seuara, ukuran, tindak lanjut dan ciri-ciri lain dari
sasaran respon turut menentukan cara pandang orang.
3) Faktor situasi, respon dapat dilihat secara kontekstual yang berarti dalam
situasi mana respon itu timbul pula mendapatkan perhatian. Situasi
merupakan faktor yang turut berperan dalam pembentukan atau tanggapan
seseorang (Wirawan, 1991 :35). Respon seseorang terhadap suatu objek juga
dipengaruhi oleh sejauh mana pemahaman terhadap objek respon tersebut.
Suatu objek respon yang belum jelas atau belum nampak sama sekali tidak
mengkin akan memberikan makna.
Seseorang dilihat respon posotifnya melalui tahap kognisi, afeksi, dan
psikomotorik. Sebaliknya, seseorang tersebut dapat dilihat respon negatifnya bila
informasi yang didengar atau perubahan suatu objek tidak mempengaruhi
tindakanya, atau malah menghindar atau membenci objek tersebut. Respon
ditegaskan oleh Daryl Beum sebagai tingkah laku balas atau sikap yang menjadi tingkah laku terwujud. Lebih lanjut respon merupakan proses pengorganisasian
ransang, dimana dalam alam pikiran manusia, diorganisasikan dan kemudian
ditimbulkan melalui interprestasi dari objek yang menerima ransang tersebut.
Dollard dan Miller mengemukakan bahwa bahasa memegang peranan penting dalam pembentukan respon masyarakat. Respon-respon tertentu terikat
dengan kata-kata. Dan oleh karna itu ucapan dapt berfungsi sebagai mediator atau
menetukan pikiran mana yang bekerja. Artinya sosialisasiyang mempengaruhi
respon masyarakat. Apakah respon tersebut terbentuk respon positif maupun negatif,
sangat tergantung pada soisalisasi dari objek yng akan direspon.
2.6 Penelitian Terdahulu
Dr. Ulung Pribadi (2012) Nilai-nilai Agama dan Pelayanan Publik (studi
kasus di RS Muhammadiyah Yogyakarta). Unit analisis penelitian ini adalah
penerapan nilai-nilai Islam dan pengaruhnya pada kualitas pelayanan rumah sakit.
Sumber datanya adalah para informan dan responden penelitian. Cara memperoleh
sumber data informan penelitian ini dilakukan melalui teknik key-person dari para pejabat dan staf rumah sakit itu. Karena karakteristik populasi relatif homogen, maka
cara memperoleh sumber data responden penelitian ini dilakukan melalui teknik
simple random-sampling dari para pasien pada rumah sakit itu.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah on-line data (internet), bahan dokumenter, wawancara mendalam (in-depth interview), dan survei. Dalam penelitian ini, sample yang diambil, pada bulan Juli 2012, adalah 170 (dari populasi
berjumlah 300 pasien per bulan). Teknik analisis datanya dilakukan dengan
menggunakan teknik statistik. Teknik statistik yang digunakan untuk analisis data
dan menguji hipotesis, untuk hipotesis asosiatif, dengan data berbentuk interval
(instrumennya menggunakan skala Likert), maka pengujian hipotesis menggunakan
teknik statistik Korelasi Product Moment
Hasil Penelitian Menunjukkan bahwa pelayanan rumah sakit Muhammadiyah
Yogyakarta mempunyai hubungan anatara nilai-nilai Islam dan pelayanan
Agung Utama (2003) yang menganalisis Pengaruh Persepsi Kualitas
Pelayanan terhadap Kepuasan pelanggan Rumah Sakit Umum Cakra Husada Klaten.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan purposive sampling dan
convenience sampling. Responden yang dipilih sebagai sampel dalam penelitian ini
sebesar 50 pasien. Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan
metode survey, dengan rnenggunakan daftar kuesioner yang disampaikan langsung
kepada responden. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan mengunjungi ruang
rawat jalan rumah sakit Cakra Husada Klaten. Sedangkan pengumpulan data
sekunder dilakukan dengan cara dokumentasi, yakni dengan mengunjungi Unit
Record. Medik RSU Cakra Husada Klaten untuk mendapatkan data tentang jumlah
pasien rawat inap selama tahun 2003.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan pelanggan (pasien) RSU Cakra Husada
Klaten memiliki persepsi yang memuaskan atas kualitas pelayanan yang diterimanya
(dirasakan) yang meliputi dimensi tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa kelima dimensi kualitas pelayanan yang terdiri dari tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan
empathy memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan (pasien)
RSU Cakra Husada Klaten baik secara individual, maupun secara serempak atau
bersama-sama. Hal ini ditunjukkan oleh nilai probabilitas signifikansi t dan f nya
sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Hasil analisis tersebut juga menunjukkan
kepuasan pelanggan (pasien) RSU Cakra Husada Klaten diantara kelima dimensi
persepsi kualitas pelayanan pada Rumah Sakit tersebut.
2.7 Kerangka Konseptual
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Dari Kerangka Pemikiran diatas saya dapat menjelaskan bahwa Implementasi
nilai-nilai Islam dan pelayanan dari Rumah Sakit Islam Malahayati tersebut
berhubungan terhadap respon masyarakat.
Pelayanan dari rumah sakit Islam malahayati
Respon masyarakat Implementasi nilai-nilai
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode Penelitian adalah langkah dan prosedur yang dilakukan untuk
memecahkan permasalahan dengan cara pengumpulan data atau informasi yang
empiris dan menguji hipotesis penelitian, namun tidak semua penelitian memerlukan
adanya hipotesis sehingga tidak diperlukan adanya pengujian.
3.1 Jenis Penelitian
Metode Penelitian Deskriptif
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif. Menurut Nawawi (2003 : 64) metode deskriptif yaitu metode-metode
penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang
bersifat aktual pada saat penelitian dilakukan, kemudian menggambarkan fakta-fakta
tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya diiringi dengan interprestasi
yang rasional dan akurat.
Dengan demikian penelitian ini akan menggambarkan fakta-fakta dan
menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta dan menjelaskan
keadaan dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada dan mencoba
menganalisis kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan dikota Medan, dam para masyarakat yang
sanak saudaranya masih/pernah dirawat di Rumah sakit Islam Malahayati Medan.
3.3 Jenis dan Sumber Data a. Data Primer
Data primer ialah merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek
penelitian perorangan, kelompok dan organisasi. Data primer dapat berbentuk
opini subjek secara individual atau kelompok, dan hasil observasi terhadap
karakteristik benda (fisik), kejadian, kegiatan dan hasil pengujian tertentu
(Ruslan,2008:29&138). Masyarakat yang diteliti sebagai objek penelitian berupa tindakan dan kata-kata. Pengumpulan data primer menggunakan daftar
pertanyaan yang telah dipersiapkan yang diperoleh melalui penyebaran
kuesioner, observasi dan wawancara langsung dengan objek penelitian.
3.4 Defenisi Operasional
I. Impelementasi nilai-nilai Islam yang tidak melenceng dari ajaran
Islam, yang saya maksudkan disini yaitu Impelementasi yang
dilakukan dirumah sakit Islam. Apakah benar dirumah sakit Islam
khususnya Medan sudah menerapkan nilai-nilai Islam yang diajarkan
oleh Agama Islam atau hanya lebel saja yang terikat dinamanya
rumah sakit tersebut.
II. Pelayanan dari Rumah Sakit Islam Malahayati tersebut haruslah
berasaskan keIslaman dikarenakan rumah sakit tersebut sudah
membawa tulisan Islam dinama Rumah Sakit tersebut. Jadi pelayanan
3.5 Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Kuesioner dan Wawancara, yaitu kuesioner merupakan tehnikpengumpulan
data dengan memberikan pertanyaan tertulis kepada responden. Wawancara
merupakan tehnik pengumpulan data melalui tatap muka langsung yang
menggunakan pertanyaan untuk mendapatkan data dan keterangan yang lebih
akurat (Ruslan,2008:23).
2) Riset perpustakaan (Library research) yaitu dilakukan mencari data atau
informasi riset melalui membaca jurnak ilmiah, buku-buku refrensi dan
bahan-bahan publikasi yang tersedia diperpustakaan (Ruslan, 2008:31)
3.6 Pemilihan sampel
Sampel adalah meneliti sebagian-sebagian elemen tertentu suatu populasi
(Ruslan,2008:139). Jadi dibutuhkan sebagian dari populasi yang mewakili
keseluruhan objek penelitian tanpa mengurangi mutu penelitian yaitu penelitian
sampel. Melalui pendekatan statistik, maka saya mengambil sampel dari masyarakat
sebanyak 30 orang dimana sampel tersebut ialah yang masyarakat yang pernah atau
masih berobat di Rumah Sakit Islam Malahayati baik itu pasien langsung maupun
keluarga pasien tersebut. Oleh sebab itu saya mengambil sampel dengan teknik
sampling secara nonprobabilitas.
• Teknik Sampling Secara Nonprobabilitas
Teknik sampling nonprobabilitas adalah teknik pengambilan sampel yang
Beberapa jenis atau cara penarikan sampel secara nonprobabilitas adalah sebagai
berikut :
a) Purposive Sampling atau judgmental sampling yaitu penarikan sampel
secara purposif merupakan cara penarikan sample yang dilakukan
memilih subjek berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti.
b) Snow ball sampling (penarikan sampel secara bola salju) yaitu
penarikan sampel pola ini dilakukan dengan menentukan sampel
pertama. Sampel berikutnya ditentukan berdasarkan informasi dari
sampel pertama, sampel ketiga ditentukan berdasarkan informasi dari
sampel kedua, dan seterusnya sehingga jumlah sampel semakin besar,
seolah-olah terjadi efek bola salju.
c) Quota sampling (penarikan sampel secara jatah) yaitu teknik sampling
ini dilakukan dengan aras dasar jumlah atau jatah yang telah
ditetukan. Biasanya yang tdijadikan sampel penelitian adalah subjek
yang mudah ditemui sehingga memudahkan pula proses pengumpulan
data.
d) Accidental sampling atau convenience sampling yaitu dalam
penelitian bisa saja terjadi diprolehnya sampel yang tidak
direncanakan terlebih dahulu, melainkan secara kebetulan, yaitu unit
atau subjek tersedia bagi peneliti saat pengumpulan data dilakukan.
Proses diperolehnya sampel semacam ini disebut sebagai penarikan
Dari teknik sampling secara nonprobabilitas diatas saya mengambil teknik
sampel yang berbentuk “Accidental sampling atau convenience sampling” karena teknik ini cocok untuk pengambilan sampel yang saya teliti.
3.7 Metode Analisis Data dan Pengelolahan Data
Dalam penelitian in penulis menggunakan program pengelolahan data SPSS
16,0 descriptive analysis, untuk mengeloh data dalam penulisan skripsi ini. Metode yang digunakan metode analisis deskriptif.
a) Uji Validitas
Validitas adalah dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketetapan
alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur. Semakin tinggi
validitas suatu alat test, maka alat tersebut semakin menunjukkan apa yang
sebenarnya diukur. Validitas berhubungan erat dengan keakuratan sebuah kuesioner
yang dibuat pada saat penelitian. Paling tidak akan dapat dilakukan dalam
menetapkan validitas suatu instrument pengukuran adalah menghasilkan derajat yang
tinggi dari kedekatan data yang diperoleh dengan apa yang kita yakin dalam
pengukuran (Umar, 2000:58). Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti
secara tepat.
1. Jika rhitung > rtabel, maka pertanyaan dinyatakan valid.
b) Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah sesuatu instrument yang merujuk kepada konsistensi
hasil perekaman data (pengukuran) kalau instrument itu digunakan oleh
kelompok yang berbeda dalam waktu yang bersamaan atau berlainan.
(Suryabrata,2004:58). Dilakukannya pengujian reliabilitas ini bertujuan untuk
mengetahui konsistensi atau keteraturan hasil pengukuran suatu instrument.
Hasil pengujian tersebut merupakan ukuran yang besar dari sesuatu yang
diukur. Reliabilitas berhubungan erat dengan konsistensi jawaban kuesioner.
Dalam penelitian ini reliabilitas diukur menggunakan metode Alpha Cronbach dengan menggunakan program SPSS 16,0 descriptive anlysis, nilai dari alpha yang diperoleh akan dibandingkan dengan rtabel. Apabila nilai alpha
lebih besar daripada rtabel, maka instrumen tersebut dapat disebut reliabel.
Indikator pengukuran reliabilitas yang dibuat oleh J.P. Gurlford dengan taraf
kepercayaan 95% degan kriteria rhitung < rtabel adalah sebagai berikut:
1. Realibilitas sangat rendah, jika 0,00 < rhitung < 0,20
2. Realibilitas rendah, jika 0,20 < rhitung < 0,40
3. Realibilitas sedang/cukup, jika 0,40 < rhitung < 0,60
4. Realibilitas tinggi, jika 0,60 < rhitung < 0,80
c) Uji Spearman
Koefisien korelasi spearman merupakan statistik nonparametrik.
Statistik ini merupakan suatu ukuran asosiasi atau hubungan yang dapat
digunakan pada kondisi satu atau dua variabel yang diukur adalah skala
ordinal (berbentuk rangking).
Dasar pengambilan keputusan dalam Uji Spearman yaitu :
Jika nilai sig < 0,05 maka, dapat disimpulkan bahwa dapat
korelasiyang signifikan antara variabel yang dihubungkan.
Jika nilai sig > 0,05 maka, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
korelasi yang signifikan antara variabel yang dihubungkan.
Adapun kriteria penafsiran adalah sebagai berikut
• 0,00 sampai 0,20 artinya : hampir tidak ada korelasi
• 0,21 sampai 0,40 artinya : korelasi rendah
• 0,41 sampai 0,60 artinya : korelasi sedang
• 0,61 sampai 0,80 artinya : korelasi tinggi
• 0,81 samapai 1,00 artinya : korelasi sempurna
3.8 Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan
untuk panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur (Sugiyono, 2001:84).
Ada 5 (lima) alternatif yang digunakan dalam pemberian skor dengan nilai
sebagai berikut :
• Sangat tidak benar kenyataanya = 1
• Tidak benar kenyataanya = 2
• Agak benar kenyataanya = 3
• Benar kenyataanya = 4
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 GAMBAAN UMUM4.1.1 Kota Medan
Deskripsi Kota Medan sebagai gambaran keadaan secara geografis, lokasi,
batas wilayah jumlah penduduk dan lainnya. Kota Medan adalah ibukota provinsi
Sumatera Utara. Kota Medan dipimpin oleh seorang walikota. Wilayah Kota Medan
secara administratif terdiri dari 21 Kecamatan yait
kelurahan/desa yang terbagi dalam 2000 lingkungan. (Kota Medan
Kota Medan merupakan salah satu Daerah Tingkat II yang terletak di provinsi
Sumatera Utara dan sekaligus merupakan Ibu Kota dari provinsi Sumatera Utara.
Luas Kota Medan 26,510 hektar (265,10 km) atau 3,6% dari luas keseluruhan
Provinsi Sumatera Utara dengan jumlah penduduk 2.122.804 jiwa pada tahun 2012.
Secara geografis, Kota Medan terletak pada 3,30°-3,43° LU dan 98,35°-98,44° BT.
Untuk itu topografinya Kota Medan cenderung miring ke Utara dan berada pada
ketinggian 2.5-37.5 meter di atas permukaan laut. Kota Medan juga didukung dan
berada tidak jauh dari pemerintahan Kota Binjai (±22 Km). Kabupaten Deli Serdang
merupakan salah satu daerah yang kaya dengan sumber daya alam khususnya di
bidang perladangan, perhutanan dan pertanian. Keadaan ini menjadikan Kota Medan
secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang
sejajar serta saling menguntungkan dan saling memperkuat dengan daerah-daerah
sekitarnya. Kota Medan dilintasi berbagai sungai yang berpotensi sebagai saluran
pembuangan air hujan untuk mengatasi banjir dan air limbah. Sedikitnya terdapat 10
sungai yang melintasinya, antara lain : Sungai Belawan, Sungai Deli, Sungai Badera,
Sungai Putih, Sungai Babura, Sungai Sikambing, Sungai Sulang-Saling, Sungai
Kera, Sungai Batuan dan Sungai Percut. Sebelah barat dan timur Kota Medan
berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang. (Kota Meda
diakses 24 september 2014).
Penduduk Kota Medan memiliki ciri penting yaitu memiliki unsur agama,
suku etnis, budaya dan adat istiadat. Keanekaragaman etnis di Medan terlihat dari
jumlah Masjid, Gereja dan Vihara Tionghoa yang banyak tersebar di seluruh Kota
Medan. Hal ini menunjukkan karakter dari masyarakat Kota Medan bersifat terbuka
karena banyaknya masyarakat Kota Medan yang memiliki perbedaan baik dari segi
agama, budaya, maupun adat istiadat. (Kota Meda
September 2014).
Letak geografis Kota Medan sangat strategis sehingga melalui transportasi
laut maupun udara, Kota Medan berkembang menjadi pintu gerbang bagi kegiatan
transportasi laut dan udara juga memungkinkan Kota Medan untuk berhubungan
secara langsung dengan wilayah-wilayah lain di Sumatera Utara, pulau Sulawesi,
wilayah Nasional Indonesia, bahkan ke negara-negara tetangga. Struktur
perekonomian Kota Medan didominasi oleh 4 (empat) lapangan usaha utama yaitu
Industri Pengolahan, Perdagangan, Hotel dan Restoran, Pengangkutan dan
Telekomunikasi, serta Keuangan, Persewaan dan Jasa. Keempat sektor ini
memberikan kontribusi terhadap perekonomian daerah. (www. PemkoMedan.go.id)
4.2 Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Islam Malahayati Medan
Pada tahun 1970-an terdapat sebuah bangunan milik Yayasan Kerukunan
Aceh bersama dengan Dewan Pimpinan Pusat Aceh Sepakat Sumatera Utara yang
terletak di Jalan Dipenogoro no.4 Medan. Selama ini, bangunan ini hanya digunakan
sebagai tempat pertemuan-pertemuan yang sifatnya tidak rutin sehingga timbul
pemikiran untuk memanfaatkannya dengan mendirikan komplek rumah sakit.
Dalam rapat menentukan nama rumah sakit, nama Malahayati terpilih
menjadi nama rumah sakit ini. Tulisan Malahayati diartikan sebagai Mal al hayati, “kekayaan dari hidup” yaitu kekayaan hidup paling berharga yaitu kesehatan.
Sedangkan Laksamana Malahayati diartikan sebagai srikandi, yang memimpin armada Aceh dalam pertempuran melawan Portugis pada abad ke-16. Malahayati
sebagai Diplomat (Kepala Protokol) dalam perundingan-perundingan dengan utusan
Belanda Inggris.
Setelah 6 bulan melakukan persiapan dan dirasa sudah cukup, maka tepat
Akte Notaris: Kusmulyanto dengan akte: No.42 tanggal 10 Mei 1973. Pengelolahan
oleh sebuah yayasan bukan sebuah PT., CV., atau Firma atau badan usaha lain adalah
sebuah pemikiran bahwa Rumah Sakit Islam Malahayati Medan nantinya tetap
sebagai usaha nonprofit. Dengan pengertian jika nanti ada keuntungan yang
dihasilkan, maka keuntungan tersebut akan digunakan untuk perluasan dan
peningkatan kegiatan-kegiatan rumah sakit itu sendiri.
Pada tanggal 14 April 1974 dilakukan peletakan batu pertama pembangunan
kamar bedah sebagai tanda dimulainya pembangunan kamar bedah sebagai tanda
dimulainya pembanguan Rumah Sakit Islam Malahayati. Pada tanggal 14 Januari
1975, Gubernur Sumatera Utara H.Marah Halim Harahap meresmikan rumah sakit
ini yang diberi nama Rumah Sakit Islam Malahayati dengan dipimpin oleh Dokter
Djadar Siddik yang masih dilengkapi perlengkapan sederhana.
Hanya berselang beberapa bulan dari peletakan batu pertama pada tanggal 13
Agustus 1974 Yayasan mulai membuka poliklinik yang diresmikan oleh Kepala
Dinas Kesehatan Kotamadya Medan.
Setahun kemudian Rumah Sakit Islam Malahayati sudah dapat menunjukkan
eksistensinya di masyarakat dan dapat berdiri sendiri serta melengkapi peralatan
kedokteran sendiri dan meneruskan pembangunan fasilitas rumah sakit. Tanggal 9
Mei 1976 fasilitas kamar bedah dan laboratorium diresmikan pemakaiannya oleh
Walikota Medan H.Saleh Arifin, menyusul pula pembangunan paviliun yang juga
mendapat bantuan dari para donatur dan masyarakat. Diresmikan kemudian