UTARA, JAKARTA TIMUR, PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015
Skripsi
Oleh: Safira Anindita 1111101000027
PEMINATAN EPIDEMIOLOGI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN EPIDEMIOLOGI
Skripsi, 29 September 2015
Safira Anindita, NIM : 1111101000027
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Usia Menopause pada Wanita di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara, Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015
xii + 87 halaman + 7 tabel + 2 gambar + 2 lampiran
ABSTRAK
Latar Belakang: Bertambahnya Usia Harapan Hidup menyebabkan wanita Indonesia, khususnya DKI Jakarta, lebih lama berada pada masa menopause. Setiap wanita memiliki usia menopause yang berbeda. Wanita di Negara berkembang, seperti Indonesia, memiliki usia menopause yang lebih cepat dibandingkan dengan Negara maju. Mengidentifikasi faktor yang terkait dengan usia menopause sangat penting untuk dilakukan karena usia menopause memiliki kaitan dengan risiko timbulnya beberapa penyakit kronik seperti penyakit kardiovaskular, kanker payudara, kanker endomentrium dan osteoporosis.
Tujuan: Diketahuinya prevalensi menopause, rata-rata usia menopause dan faktor-faktor yang berhubungan dengan usia menopause pada wanita di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara, Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta
Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita berusia 30 tahun keatas di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara. Jumlah sampel sebanyak 226 orang yang dipilih berdasarkan teknik simple random sampling. Uji T test Independen dan ANOVA merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan usia menopause.
Hasil: Prevalensi menopause adalah sebesar 42,85%. Rata-rata usia menopause adalah sebesar 49,17 tahun. Hasil analisis bivariat menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara faktor sosio-demografi (tahun lahir dan status perkawinan), faktor reproduksi (paritas, usia menarche dan riwayat penggunaan kontrasepsi oral) dan faktor gaya hidup (merokok) dengan usia menopause.
Kesimpulan: Wanita nulipara, usia menarche yang lebih cepat, mengkonsumsi kontrasepsi oral dan merokok berhubungan dengan usia menopause yang lebih cepat. Oleh sebab itu sangat perlu dilakukan sosialisasi mengenai faktor-faktor yang berubungan dengan menopause, terutama pada wanita usia subur.
Kata Kunci : Usia Menopause, Faktor Reproduksi, Faktor Gaya Hidup
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES PUBLIC HEALTH MAJOR
EPIDEMIOLOGY
Undergraduate Thesis, September 29, 2015
Safira Anindita, NIM : 1111101000027
Factors Associated with Age at Menopause in Women at RW 01, Utan Kayu Utara, East Jakarta, Jakarta City 2015
xii + 87 pages + 7 tabel + 2 pictures + 2 attachments
ABSTRACT
Background: Increased life expectancy made women in Indonesia, especially in Jakarta, live longer with menopause. Every woman has a different age of menopause. Women in developing countries, such as Indonesia, have earlier age at menopause than women in developed countries. Identifying factors associated with age at menopause are important because age at menopause has been associated with risk of onset of several chronic diseases, such as cardiovascular diseases, breast and endometrial cancers and osteoporosis.
Objective: To find out the prevalence of menopause, average age at menopause and the associated factors in women at RW 01, North Utan Kayu, East Jakarta, Jakarta City
Methods: This study used a cross-sectional study design. The population in this study were all women aged 30 years and older. A total sample of 226 women selected by simple random sampling technique. Independent T test and ANOVA test used to determine the factors associated with age at menopause.
Results: The prevalence of menopause is 42.85%. The average age at menopause was 49.17 years. Results of bivariate analysis stated that there is a significant relationship between sociodemographic factors (birth decade dan marital status), reproductive factors (parity, age of menarche and use of oral contraceptives) and lifestyle factor (smoking) with age at menopause.
Conclusion: Nulliparous women, early menarche, oral contraceptives users and smokers are associated with age at menopause. Therefore, it is very important to dissemination of the factors that associated with age at menopause, especially in women of reproductive age.
Keywords: age at menopause, reproductive factors, lifestyle Factors
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Judul Skripsi
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA
MENOPAUSE PADA WANITA DI RW 01 KELURAHAN UTAN KAYU
UTARA, JAKARTA TIMUR, PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2015
Telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Jakarta, Agustus 2015
Disusun Oleh:
Safira Anindita
NIM. 1111101000027
PEMINATAN EPIDEMIOLOGI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Pembimbing I
Hoirun Nisa, M.Kes, Ph.D NIP. 197904272005012005
Pembimbing II
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Safira Anindita
NIM : 1111101000027
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 4 Oktober 1993 Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Waringin No. 2 RT 03 RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara Kecamatan Matraman Jakarta Timur
Telepon : 085692405336
E-mail : safiraanindita@yahoo.com
PENDIDIKAN
1997-1999 : TK Alabror
1999-2005 : SD Mutiara 17 Agustus Bekasi 2005-2008 : SMPN 1 Bekasi
2008-2011 : SMAN 30 Jakarta
2011-sekarang : Peminatan Epidemiologi, Program Studi
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
PENGALAMAN ORGANISASI
Paduan Suara SMPN 1 Bekasi Paduan Suara SMAN 30 Jakarta PASIFIK (Paduan Suara FKIK)
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, pencipta dan pemelihara alam semesta yang kekal dan abadi. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan hamba Allah yang suci. Alhamdulillah pada akhirnya skripsi yang berjudul “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Usia Menopause pada Wanita Di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara, Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015” ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca sehingga menjadi inisiasi untuk melakukan penelitian berikutnya. Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Orangtua yang tidak pernah berhenti memberikan dukungan moral serta materi sehingga peneliti bersemangat dalam menyelesaikan proposal skripsi; 2. Hoirun Nisa, M.Kes, Ph.D dan Fase Badriah, SKM, M.Kes, Ph.D selaku
dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan saran, arahan dan motivasi;
3. Keluarga besar Abdul Rachim yang selalu mendukung dan memberikan dukungan moral maupun materi dalam menyelesaikan proposal skripsi ini; 4. Muhammad Iqbal yang senantiasa memberikan dukungan semangat dan doa
5. Putri Anggraini, Anjar Nofiani, Desi Pusparini, Alfica Agus, Denok Ariska dan seluruh teman-teman Epidemiologi 2011 yang selalu bersedia menjadi tempat bertanya dan senantiasa memberikan semangat;
6. Rahma Yusfarani, Dwi Nurvita, Putri Handayani, Sarah Islamia, Putri Dwi Karina, Nadita Anggiasari, Unique Gita dan seluruh teman-teman Program Studi Kesehatan Masyarakat angkatan 2011 yang selalu memberikan semangat dan doa satu sama lain;
7. Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyusun proposal skripsi ini, dimana tidak bisa dituliskan satu per satu.
Skripsi ini tentunya tidak terlepas dari kekurangan dan keterbasan, sehingga peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Jakarta, 26 September 2015
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
ABSTRACT ... iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN ... v
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR BAGAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Pertanyaan Penelitian... 5
D. Tujuan Penelitian ... 5
1. Tujuan Umum ... 5
2. Tujuan Khusus ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
1. Bagi Puskesmas Kelurahan Utan Kayu Utara ... 6
2. Bagi Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Timur ... 7
3. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 7
F. Ruang Lingkup ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
A. Pengertian Menopause ... 8
B. Mekanisme Terjadinya Menopause ... 9
C. Gejala Menopause ... 11
D. Dampak Menopause ... 14
E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Usia Menopause ... 15
1) Faktor Sosio-Demografi ... 15
3) Faktor Gaya Hidup ... 24
F. Kerangka Teori ... 27
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 27
A. Kerangka Konsep... 28
B. Definisi Operasional ... 30
C. Hipotesis ... 37
BAB IV METODE PENELITIAN ... 38
A. Desain Penelitian ... 38
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38
C. Populasi dan Sampel ... 38
D. Pengumpulan Data ... 42
E. Instrumen Pengumpulan Data... 42
F. Manajemen Data ... 42
G. Analisis Data ... 44
BAB V HASIL ... 47
A. Prevalensi Menopause dan Rata-rata Usia Menopause pada Wanita di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara Jakarta Timur Tahun 2015 ... 47
B. Frekuensi dan Hubungan antara Faktor Sosio-Demografi dengan Usia Menopause pada Wanita di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara Jakarta Timur Tahun 2015 ... 47
C. Frekuensi dan Hubungan antara Faktor Reproduksi dengan Usia Menopause pada Wanita di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara Jakarta Timur Tahun 2015 ... 49
D. Frekuensi dan Hubungan antara Faktor Gaya Hidup dengan Usia Menopause pada Wanita di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara Jakarta Timur Tahun 2015 ... 52
BAB VI PEMBAHASAN ... 54
A. Keterbatasan Penelitian ... 54
B. Prevalensi Menopause dan Rata-rata Usia Menopause pada Wanita di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara Jakarta Timur Tahun 2015 ... 54
C. Frekuensi Faktor Sosio-Demografi pada Wanita di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara Jakarta Timur Tahun 2015 ... 56
E. Hubungan antara Faktor Gaya Hidup dengan Usia Menopause pada Wanita
di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara Jakarta Timur Tahun 2015 ... 75
BAB VII PENUTUP ... 78
DAFTAR PUSTAKA ... 81
LAMPIRAN ... 86
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 30
Tabel 4.1 Kode Variabel ... 43
Tabel 5.1 Prevalensi Kejadian Menopause dan Rata-rata Usia Menopause ... 47
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Hubungan Faktor Sosio-Demografi dengan Usia Menopause pada Wanita di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara Jakarta Timur Tahun 2015... 48
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Hubungan antara Faktor Reproduksi dengan Usia Menopause pada Wanita di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara Jakarta Timur Tahun 2015... 50
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Hubungan antara Faktor Gaya Hidup dengan Usia Menopause pada Wanita di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara Jakarta Timur Tahun 2015... 52
DAFTAR BAGAN Bagan 2.1 Kerangka Teori ... 27
1
A. Latar Belakang
Usia harapan hidup penduduk Indonesia pada tahun 2012 berhasil meningkat sebesar 0,87 tahun, dari 69 tahun pada tahun 2008 menjadi 69,87 tahun pada tahun 2012. Provinsi dengan Usia Harapan Hidup paling tinggi adalah Provinsi DKI Jakarta dengan usia harapan hidup sebesar 73,49 tahun (Depkes, 2013). Meningkatnya usia harapan hidup menandakan bahwa semakin meningkat risiko penyakit degeneratif dan semakin panjang wanita hidup pada masa menopause. Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2010 menyatakan bahwa sebanyak 2,9% wanita usia 10-59 tahun di Indonesia telah memasuki masa menopause (Litbangkes, 2010).
Menopause merupakan risiko berkembangnya penyakit kardiovaskular. Jumlah estrogen yang sedikit di dalam tubuh memiliki efek yang merugikan pada fungsi kardiovaskular dan metabolisme tubuh sehingga masa menopause merupakan faktor risiko berkembangnya penyakit kardiovaskular (Sharma, 2008). Selain itu, menopause juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan stres. Penelitian di India menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara status menopause dengan kejadian stres (Mukherjee dkk., 2012).
Penelitian Svejme (2012) membuktikan bahwa wanita yang mengalami menopause usia dini memiliki risiko sebanyak 1,83 kali untuk mengalami osteoporosis pada umur 77 tahun dan sebanyak 1,68 kali berisiko mengalami patah tulang (Svejme dkk., 2012). Usia terjadinya menopause yang lebih lambat (late menopause) meningkatkan risiko kejadian kanker payudara, kanker endomentrium dan ovarian (Gold dkk., 2001) (Forman dkk., 2013).
pertama melahirkan dengan usia menopause, bahwa wanita yang pertama kali melahirkan dibawah 20 tahun akan mengalami menopause yang lebih lambat. Selanjutnya, hasil penelitian kohort di Belanda membuktikan bahwa
penggunaan kontrasepsi oral dengan dosis tinggi selama ≥ 3 tahun
meningkatkan risiko sebesar 1,12 kali untuk mengalami menopause yang lebih cepat dibandingkan wanita yang tidak menggunakan kontrasepsi oral (Vreis dkk., 2001).
Faktor lain yang berhubungan dengan menopause adalah faktor gaya hidup. Penelitian Meschia menyatakan bahwa perokok memiliki usia menopause yang lebih cepat dibandingkan dengan bukan perokok (Meschia dkk., 2000). Penelitian Hardy menyatakan bahwa wanita yang merokok berisiko sebanyak 1,63 kali untuk terjadinya menopause lebih awal dibandingkan dengan wanita bekas perokok (Hardy dkk., 2000). Selanjutnya, penelitian Schoenaker (2014) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara aktivitas fisik yang tinggi terjadinya menopause yang lebih cepat.
dibandingkan pria yaitu sebesar 50,2%, dengan proporsi wanita usia 30 tahun keatas terbanyak yaitu di RW 01.
RW 01 merupakan RW dengan proporsi penduduk wanita sebesar 59,84% dari jumlah penduduk. Sebanyak 48,7% dari jumlah wanita berada pada usia 30 tahun keatas, dimana pada usia tersebut wanita mulai memasuki masa menopause sehingga rentan terhadap penyakit kardiovaskular dan osteoporosis. Belum konsistennya faktor-faktor yang berhubungan dengan usia menopause sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian menopause pada wanita di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara, Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta.
B. Rumusan Masalah
mengenai usia menopause dan masih tidak konsistennya faktor-faktor yang berhubungan dengan usia menopause maka penelitian ini perlu untuk dilakukan.
C. Pertanyaan Penelitian
1. Berapakah prevalensi wanita menopause dan rata-rata usia menopause di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara, Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta?
2. Bagaimanakah frekuensi dan hubungan antara faktor sosio-demografi (tahun lahir, status perkawinan, status pendidikan dan status pekerjaan) dengan usia menopause pada wanita di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara, Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta?
3. Bagaimanakah frekuensi dan hubungan antara faktor reproduksi (paritas, usia menarche, usia pertama kali melahirkan dan riwayat penggunaan kontrasepsi oral) dengan usia menopause pada wanita di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara, Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta?
4. Bagaimanakah frekuensi dan hubungan antara faktor gaya hidup (merokok dan aktivitas fisik) dengan usia menopause pada wanita di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara, Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya prevalensi wanita menopause dan rata-rata usia menopause di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara, Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta
b. Diketahuinya frekuensi dan hubungan antara faktor sosio-demografi (tahun lahir, status perkawinan, status pendidikan dan status pekerjaan) dengan usia menopause pada wanita di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara, Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta
c. Diketahuinya frekuensi dan hubungan antara faktor reproduksi (paritas, usia menarche, usia pertama kali melahirkan dan riwayat penggunaan kontrasepsi oral) dengan usia menopause pada wanita di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara, Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta
d. Diketahuinya frekuensi dan hubungan antara faktor gaya hidup (merokok dan aktivitas fisik) dengan usia menopause pada wanita di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara, Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Puskesmas Kelurahan Utan Kayu Utara
2. Bagi Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Timur
Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai masukan dan informasi mengenai prevalensi wanita menopause serta sebagai identifikasi awal wanita yang berisiko mengalami morbiditas di masa yang akan datang serta sebagai dasar perencanaan kesehatan terutama kesehatan reproduksi.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Menambah bukti dan informasi mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan usia menopause yang diharapkan dapat sebagai masukan untuk penelitian berikutnya.
F. Ruang Lingkup
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Menopause
The Council of Alfiliated Menopause Societies (CAMS) menyatakan menopause merupakan penghentian menstruasi secara permanen yang bukan merupakan penyakit melainkan proses alamiah sebagai akibat dari berkurangnya produksi ovarium yang dihasilkan oleh hormon seksual. Menopause dapat dinyatakan ketika seorang wanita tidak mengalami siklus menstruasi selama 12 bulan berturut-turut (Kalb, 2007).
Menurut World Health Organization (WHO), menopause adalah pemberhentian siklus menstruasi secara permanen yang disebabkan oleh hilangnya aktivitas folikel ovarium yang dinyatakan apabila mengalami amenorrhea (tidak menstruasi) selama 12 bulan (WHO, 1996). Fase menopause dibagi menjadi dua yaitu perimenopause dan postmenopause. Perimenopause merupakan fase transisi menuju menopause dimana mulai terjadi perubahan hormon dan terjadi siklus menstruasi secara tidak teratur. Sedangkan postmenopause merupakan fase dimana wanita tidak mengalami menstruasi lebih dari 12 bulan (Martin, 2013). Prematur menopause merupakan menopause yang terjadi pada usia < 40 tahun,
sedangkan menopause dini terjadi pada usia ≤ 45 tahun dan menopause
1. Natural Menopause
Natural menopause merupakan sebuah proses alamiah dari berhentinya periode menstruasi. Proses tersebut biasa terjadi pada wanita berusia antara 48 dan 55 tahun sebagai akibat tidak adanya hormon yang dihasilkan oleh ovarium, dengan kata lain, ovarium sudah tidak lagi memproduksi hormon (Kalb, 2007).
2. Induced Menopause
Induced menopause terjadi ketika seseorang berhenti menstruasi diakibatkan karena operasi pengangkatan ovarium (hysterectomy) atau pemberhentian fungsi ovarium akibat kemoterapi, radiasi, terapi obat, atau proses pengobatan lainnya. Induced menopause dapat terjadi pada usia kapan saja karena merupakan hasil dari sebuah kondisi fisik yang tidak diharapkan (Kalb, 2007).
B. Mekanisme Terjadinya Menopause
dari perkembangan janin. Kemudian, oogenia akan berkembang menjadi oocytes (hampir sepenuhnya menjadi sel kelamin) (Martin, 2013).
3. Pembentukan oocytes berhenti pada saat janin perempuan berusia lima bulan dan tidak dapat melanjutkan memproduksi oocytes pada saat lebih dari lima bulan di dalam uterus. Pada saat transisi menuju masa menopause terjadi proses degenerasi dan resorpsi 3,4 sampai 7 juta sel sehingga akan menjadi kurang dari 1000 folikel yang tersisa (Martin, 2013).
4. Oogonia yang semula berjumlah 7 juta, mengalami penurunan sehingga hanya menghasilkan sekitar 2 juta oocytes pada saat lahir dan menjadi sekitar 400.000 pada awal pubertas. Folikel dan oocytes, yang merupakan unit perkembangan, merosot sebelum ovulasi (Martin, 2013). Sedikitnya jumlah folikel menyebakan penurunan jumlah sel granulosa. Sedikitnya sel granulosa menyebabkan menurunnya produksi Anti-mullerian Hormone (AMH) dan inhibin. Rendahnya jumlah inibin pada fase luteal dan fase awal folekular menyebabkan peningkatan secara prematur follicle-stimulating hormone (FSH). Fase folikular (dari onset awal menstruasi sampai terjadinya ovulasi) menjadi singkat. Dengan demikian, peningkatan awal fase FSH dan estradiol dan siklus menstruasi yang menjadi singkat dapat diamati pada wanita yang telah berkurang ovarium cadangannya (Steiner, 2011).
Inibin bekerja secara khusus untuk meregulasi FS, maka kadar FSH meningkat secara tidak proporsional teradap LH (Heffner dan Schust, 2006).
A. Gejala Menopause
Setiap wanita akan mengalami gejala menopause yang berbeda-beda dengan tingkat keparahan yang juga berbeda. Saat menopause, terjadi kekurangan hormon estrogen yang menyebabkan beberapa wanita mengalami gejala. Beberapa gejala akan muncul di awal sekitar usia 40 tahun, beberapa pada pertengahan dan beberapa muncul pada saat akhir (Hess, 2008) . Adapun gejala-gejala menopause yaitu:
1. Gejala Awal Menopause
Ketidakteraturan siklus menstruasi dan amenorrhea (tidak menstruasi) merupakan karakteritik yang biasa terjadi pada wanita menuju usia menopause. Gejala umum yang sering muncul pada saat awal terjadinya menopause yaitu perasaan mudah lelah dan perasaan nyeri pada bagian otot dan sendi (Hess, 2008). Kebanyakan wanita juga akan merasakan rasa panas (hot flashes), yaitu perasaan panas yang muncul secara tiba-tiba melalui bagian atas tubuh dan disertai dengan kemerahan dari leher dan wajah, berkeringat diikuti dengan perasaan menggigil (Whitney, 2005).
gejala yang sering dialami (Hess, 2008). Berkurangnya hormon estrogen menyebabkan vagina menjadi lebih kering dan tipis, sehingga menyebabkan rasa sakit saat berhubungan seksual, hal terebut juga mempengaruhi keinginan sesorang untuk melakukan hubungan seksual (Whitney, 2005).
Penurunan kemampuan dalam berpikir, mengingat dan ketajaman mental (perubahan kognitif) juga biasa terjadi pada masa awal terjadinya menopause.Selain itu perasaan depresi dan penurunan gairah seksual juga biasa terjadi. Penurunan gairah seksual dapat terjadi dikarenakan penurunan jumlah estrogen. Namun, hal tersebut bukan hanya dipengaruhi oleh hormon seksual tetapi juga dipengaruhi oleh image diri, kelelahan dan juga kekeringan pada vagina. Sebaliknya, banyak wanita yang mengaku gairah seksual meningkat dikarenakan tidak perlu menghawatirkan akan terjadi kehamilan (Hess, 2008).
2. Gejala Pertengahan Menopause
Saat menopause berlangsung, gejala-gejala pada saat awal seperti perubahan faktor kognitif, gangguan saat tidur dan penurunan libido menjadi lebih meningkat. Lalu, memungkinkan untuk timbulnya gejala lain seiring semakin berkurangnya estrogen yang dapat mempengaruhi fungsi tubuh dan organ lain (Hess, 2008).
tipis, dan penurunan elastisitas sehingga sering menyebabkan kesakitan ketika melakukan hubungan seksual. Dalam beberapa kasus, wanita menopause akan mengalami peningkatan debit dan minor infeksi vagina, seperti infeksi ragi atau vaginitis nonspesifik yang terjadi akibat dinding vagina yang menjadi lebih kering dan tipis (Hess, 2008).
Penipisan jaringan kandung kemih akan menyebabkan tekanan panggul serta menyebabkan kandung kemih kehilangan kemampuannya untuk sepenuhnya kosong saat buang air kecil. Sehingga, tanpa disengaja urin akan keluar saat tertawa, bersin, batuk, atau bahkan selama berolahraga (Whitney, 2005).
3. Gejala Akhir Menopause
Pada masa ini, biasanya wanita menopause akan mengalami pengaruh yang signifikan terhadap kesehatan jangka panjang, gaya hidup, dan kehidupan secara keseluruhan, seperti:
a. Proses Kognitif
berkurangnya sirkulasi darah di otak, menyebabkan demensia dan bahkan penyakit Alzheimer.
b. Sistem Kardiovaskular
Penurunan estrogen berhubungan terhadap meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular. Estrogen memberikan pengaruh positif pada kesehatan dan vitalitas pembuluh darah serta dapat memberikan pengaruh pada tingkat kolesterol dan lipid.
c. Kepadatan tulang
Kepadatan tulang akan secara signifikan menurun pada saat menopause. Pengeroposan tulang akan terus berlanjut sepanjang masa menopause yang diakibatkan oleh penurunan estrogen dalam tubuh. Penurunan kepadatan tulang tersebut diduga dapat menyebabkan peningkatan risiko osteoporosis dan fraktur tulang.
B. Dampak Menopause
Menopause merupakan hal alamiah, namun kejadian menopause dapat berisiko terhadap beberapa penyakit seperti osteoporosis dan kardiovaskular. Sedikitnya jumlah estrogen dalam tubuh memiliki efek yang merugikan pada fungsi kardiovaskular dan metabolisme tubuh sehingga masa menopause merupakan faktor risiko berkembangnya penyakit kardiovaskular (Sharma, 2008).
Penelitian Svejme (2012) membuktikan bahwa wanita menopause usia dini memiliki risiko sebanyak 1,83 kali untuk mengalami osteoporosis pada umur 77 tahun, sebanyak 1,68 kali berisiko mengalami patah tulang dan sebanyak 1,59 kali berisiko mengalami kematian (Svejme dkk., 2012). Usia terjadinya menopause yang lebih lambat (late menopause) meningkatkan risiko kejadian kanker payudara, kanker endomentrium dan ovarian (Gold dkk., 2001) (Forman dkk., 2013).Hal ini berhubungan dengan adiposa yang terdapat pada wanita menopause. Konsentrasi estradiol yang beredar meningkat seiring dengan peningkatan indeks massa tubuh yang terjadi pada wanita menopause sehingga menyababkan kanker payudara.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Usia Menopause
1) Faktor Sosio-Demografi
a. Tahun Lahir
Hasil penelitian yang dilakukan pada wanita eropa menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tahun lahir dengan usia menopause. Namun, dalam penelitiannya, Dratva menyatakan hal sebaliknya bahwa wanita yang lahir lebih awal mengalami menopause lebih cepat dibandingkan dengan wanita yang lahir lebih lambat (Dratva dkk., 2009).
Namun, mekanisme hubungan antara tahun lahir dengan usia menopause sulit untuk dijelaskan. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan adanya faktor lain seperti pengaruh dari usia menarche dan faktor gaya hidup atau dapat juga terjadi karena penggunaan hormone terapi pada masa perimenopause (Delavar dan Hajiahmadi, 2011).
b. Status Perkawinan
Sievert dalam penelitiannya mengenai hubungan status perkawinan dan usia menopause menjelaskan bahwa hubungan status perkawinan dengan usia menopause mungkin disebabkan oleh aktivitas seksual. Wanita yang aktif secara seksual minimal seminggu sekali menunjukkan kadar estrogen yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang kurang aktif secara seksual (Sievert dkk., 2001). Namun, hal tersebut berbeda dengan hasil penelitian Kaczmarek di Polandia bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara status perkawinan dengan menopause (Kaczmarek, 2007).
c. Status Pendidikan
Sebaliknya, Hasil penelitian Al Deen menyatakan hal berbeda bahwa tidak terdapat hubungan antara status pendidikan dengan usia menopause (Al Deen dan Sadik, 2009). Penelitian Bansal et al juga menyatakan hal serupa bahwa tidak ditemukannya hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan usia menopause. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan tingkat pendidikan merupakan salah satu dari faktor sosial ekonomi yang dapat berpengaruh terhadap usia menopause melalui pola dan kualitas dari pola makan, paritas dan IMT, namun pengaruh secara pasti dari tingkat pendidikan masih belum jelas (Tehrani dkk., 2014).
d. Status Pekerjaan
Status pekerjaan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi usia menopause. Penelitian di Iraq menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara status pekerjaan dengan usia menopause (Al Deen dan Sadik, 2009). Hasil penelitian Gold menyatakan bahwa wanita yang tidak bekerja berhubungan dengan kejadian menopause yang lebih awal dibandingkan dengan wanita yang bekerja (Gold dkk., 2001).
berhubungan langsung dengan usia menopause, melainkan berhubungan melalui pola gaya hidup dan reproduksi seseorang.
2) Faktor Reproduksi
a. Paritas
Paritas merupakan jumlah kehamilan terdahulu yang telah berhasil dilahirkan dan mencapai batas viabilitas, tanpa memperhitungkan jumlah anak (Oxorn, 2010). Paritas dibagi menjadi empat kategori, yaitu cukup bulan, prematur, aborsi, dan kelahiran hidup (Haws, 2008). Paritas sering dikaitkan dengan masalah-masalah reproduksi, salah satunya adalah usia menopause.
Penelitian Pathak menyatakan bahwa wanita dengan paritas yang lebih sedikit cenderung akan mengalami menopause pada usia dini dibandingkan dengan wanita dengan jumlah paritas yang lebih banyak (Pathak dkk, 2010). Hal tersebut didukung oleh penelitian Delavar bahwa wanita yang tidak memiliki anak akan mengalami menopause lebih awal (Delavar, 2010).
penelitian Bragg, yang dilakukan pada wanita sejak lahir hingga dewasa muda, menyatakan bahwa pada wanita dengan paritas lebih banyak yang lebih tinggi memiliki kadar Anti-Mullerian Hormone yang sedikit dibandingkan dengan paritas rendah (Bragg, 2012).
Wanita dengan paritas tinggi, memiliki jumlah kumulatif siklus menstruasi yang lebih rendah dibandingkan dengan wanita yang tidak memiliki anak. Dengan demikian, dapat mempengaruhi jumlah cadangan oosit yang lebih banyak dan paparan hormon estrogen yang lebih lama sehingga wanita yang memiliki paritas banyak cenderung akan mengalami menopause pada usia yang lebih lambat (Dorjgochoo et al., 2008).
b. Usia Menarche
Usia menarche merupakan usia saat pertama kali mengalami menstruasi. Menarche merupakan pertanda awal mulanya fungsi ovarium untuk berovulasi dan menandakan terjadinya pubertas pada seorang wanita. Usia terjadinya menarche seringkali dihubungkan dengan masalah kesehatan terutama kesehatan reproduksi. Beberapa penelitian seringkali menyatakan bahwa terdapat hubungan antara usia menarche dengan usia terjadinya menopause.
Penelitian di Polandia menyatakan bahwa wanita dengan usia menarche yang lebih awal akan mengalami menopause 0,3 tahun lebih cepat dibandingkan dengan wanita dengan usia menarche yang lebih lama (Kaczmarek, 2007). Namun, penelitian di wilayah rural Turki menyatakan bahwa usia menarche kurang dari 13 tahun mencegah terjadinya menopause dini (Vehid dkk., 2006).
lahir, meningkat pada masa kanak-kanak dan puncaknya pada saat remaja, kemudian menurun secara bertahap berdasarkan usia (Bragg dkk., 2012).
Namun demikian, hubungan antara usia menopause dengan usia menarche masih tidak konsisten. Hasil penelitian Henderson menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia menarche dengan usia terjadinya menopause (Henderson dkk., 2008). Kaczmarek (2007) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa hal ini dapat disebabkan oleh pola hidup pada saat awal kehidupan seseorang yang mempengaruhi fungsi ovarium, seperti pola diet pada saat anak-anak dan remaja, beban kerja, keseimbangan energi dan stress (Kaczmarek, 2007).
c. Usia Pertama Melahirkan
Hasil penelitian Dorjgochoo menyatakan terdapat hubungan antara usia pertama melahirkan dengan usia menopause, bahwa wanita yang pertama kali melahirkan di bawah 20 tahun akan mengalami menopause yang lebih lambat (Dorjgochoo dkk., 2008). Hasil tersebut didukung oleh hasil penelitian Al-Deen yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara usia pertama melahirkan dengan usia menopause (Al-Deen dan Sadik, 2009).
usia menopause antara wanita yang pertama melahirkan pada usia < 20 tahun dan wanita yang melahirkan pada usia ≥ 20 tahun (Delavar dan Hajiahmadi, 2011). Hasil penelitian lain yaitu penelitian mengenai usia menopause dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada 7183 wanita di Polandia, menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia menopause dengan usia pertama melahirkan (Kaczmarek, 2007). Dengan demikian, hasil penelitian mengenai usia menopause dengan usia pertama melahirkan masih belum konsisten sehingga perlu untuk diteliti.
d. Penggunaan Kontrasepsi Oral
Kontrasepsi merupakan suatu upaya mencegah pertemuan sel telur dengan sperma untuk mencegah kehamilan dengan memakai cara, alat atau obat-obatan (BKKBN, 2011). Terdapat beberapa pilihan penggunaan alat kontrasepsi, salah satunya adalah penggunaan kontrasepsi oral (pil KB). Kontrasepsi oral dapat mencegah kehamilan dengan cara mengkonsumsi obat tersebut setiap hari pada wanita usia subur. Namun, penggunaan kontrasepsi oral sering dikaitkan dengan gangguan reproduksi salah satunya adalah pengaruhnya terhadap usia menopause.
bahwa penggunaan kontrasepsi oral berhubungan dengan usia menopause (Gold dkk., 2001). Hasil penelitian tersebut diperkuat oleh penelitian Vries bahwa penggunaan kontrasepsi
oral dengan dosis tinggi (≥50 μg) selama ≥ 3 tahun
meningkatkan risiko sebesar 1,12 kali untuk mengalami menopause yang lebih cepat dibandingkan dengan wanita yang tidak menggunakan kontrasepsi oral dan pengguna kontrasepsi oral dosis yang lebih rendah (≤50 μg) (Vreis dkk., 2001).
Vreis menjelaskan dalam penelitiannya bahwa penggunaan kontrasepsi oral dalam dosis yang tinggi dapat menekan FSH sehingga meningkatkan kadar radikal bebas oksidatif pada sel granulosa. Jika hal itu terjadi, akan terjadi apoptosis folikel yang dikarenakan oleh aktivasi endonuklease. Selain itu, penggunaan kontrasepsi oral akan mempercepat penipisan follicles pool dengan menurunkan konsentrasi gonadotropin, sehingga memungkinkan perkembangan spontan folikel primordial menjadi tahap akhir perkembangan folikel (Vreis, 2001).
3) Faktor Gaya Hidup
a. Merokok
menopause yang lebih lambat (Gold, 2013).Penelitian Hardy menyatakan bahwa wanita yang merokok berisiko sebanyak 1,31 kali untuk mengalami perimenopause lebih awal dan sebanyak 1,63 kali berisiko mengalami menopause lebih awal dibandingkan dengan wanita bekas perokok (Hardy, 2000).
Hasil penelitian Waylen menyatakan bahwa kadar serum ihibitan B pada wanita perokok semakin kecil dibandingkan dengan bekas perokok dan bukan perokok yang menyebabkan penuaan pada ovarian menjadi lebih cepat (Waylen, 2010). Schoenake dalam penelitiannya menjelaskan bahwa merokok berhubungan dengan produksi hormone dan metabolism, termasuk ekspresi gen CYP1A2 dan pengurangan kadar serum estrogen, meningkatnya konsentrasi 2-hydroxyestrogen dan meningkatnya kuantitas dari androgen. Semua itu dapat berpengaruh terhadap efek anti-estrogen yang dapat menyebabkan menopause menjadi lebih cepat (Schoenaker, 2014).
Meskipun demikian, penelitian mengenai dampak merokok terhadap menopause masih tidak konsisten.Penelitian Delavar menyatakan tidak ada hubungan antara merokok dengan menopause (Delavar dan Hajiahmadi, 2010).
b. Aktivitas Fisik
D. Kerangka Teori
Bagan 2.1
Kerangka Teori
Ket: = faktor sosio-demografi = faktor reproduksi = faktor gaya hidup
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Berdasarkan kerangka teori yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat dibentuk suatu kerangka konsep untuk dapat mendeskripsikan variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu:
Bagan 3.1
Kerangka Konsep
Berdasarkan gambar diatas, dijelaskan bahwa variabel-variabel yang diteliti hubungannya dengan usia menopause adalah tahun lahir, status perkawinan, status pendidikan, status pekerjaan, paritas, usia menarche, usia
Usia Menopause
- Faktor Sosio-Demografi
1. Tahun Lahir 2. Status Perkawinan 3. Status Pendidikan 4. Status Pekerjaan
- Faktor Reproduksi
1. Paritas
2. Usia Menarche 3. Usia Pertama
Melahirkan
4. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi Oral
- Faktor Gaya Hidup
pertama kali melahirkan, penggunaan kontrasepsi oral, merokok dan aktivitas fisik. Sedangkan variabel lainnya tidak diteliti.
Konsumsi alkohol tidak diteliti dalam penelitian ini dikarenakan konsumsi alkohol di Indonesia tidak terlalu banyak seperti di Negara-negara lain sehingga hasilnya akan homogen. Selain itu, hasil penelitian Mikkelsen menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara konsumsi alkohol dengan usia menopause (Mikkelsen, 2006). Penelitian Mikkelsen (2006) dan Kinney (2006) menemukan bahwa tidak terdapat hubungan asosiasi antara konsumsi kafein dengan menopause (Mikkelsen, 2006; Kinney, 2006).
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional
No
Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Skala
Ukur
Variabel Dependen
1. Menopause Berhentinya menstruasi selama 12 bulan berturut-turut atau lebih yang bukan disebabkan karena operasi atau penyakit.
(WHO, 1996)
Wawancara menggunakan kuesioner
Kuesioner 0. Menopause
1. Belum Menopause
Ordinal
2. Usia menopause Usia terakhir mengalami menstruasi setelah tidak mengalami menstruasi selama
Wawancara menggunakan kuesioner
Kuesioner Tahun
No
Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Skala
Ukur
12 bulan berturu-turut
Variabel Independen
1. Tahun Lahir Tahun saat responden dilahirkan
Wawancara menggunakan kuesioner
Kuesioner 0. 1940-an 1. 1950-an 2. 1960-an 3. 1970-an
(Tehrani dkk, 2014)
Ordinal
2. Status perkawinan
Status hubungan antara pria dan wanita dalam ikatan suami istri yang sah
Wawancara menggunakan kuesioner
Kuesioner 0. Belum menikah 1. Janda
2. Berpasangan (Mikkelsen dkk., 2007)
Ordinal
3. Status pendidikan
Pendidikan formal terakhir yang telah di tempuh oleh
Wawancara menggunakan
Kuesioner 0. Rendah (tamat SD sampai SMP)
No
Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Skala
Ukur
responden kuesioner 1. Menengah (tamat SMA)
2. Tinggi (diploma, S1, S2, S3) (Kaczmarek dkk., 2007)
4. Status pekerjaan Kegiatan yang dilakukan responden baik di rumah maupun di luar rumah dan memperoleh penghasilan
Wawancara menggunakan kuesioner
Kuesioner 0. Bekerja 1. Tidak bekerja
Ordinal
5. Paritas Jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh responden baik lahir hidup ataupun lahir mati
Wawancara menggunakan kuesioner
Kuesioner 0. Tidak pernah 1. 1 - 2
2. ≥ 3
(Nagel dkk,, 2005)
Ordinal
6. Usia menarche Umur ketika pertama kali mengalami menstruasi
Wawancara menggunakan
Kuesioner 0. < 14 tahun 1. ≥ 14 tahun
No
Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Skala
Ukur
kuesioner (Kaczmarek dkk., 2007)
7. Usia pertama melahirkan
Usia yang dihitung melalui tanggal lahir responden dikurangi dengan tanggallahir anak pertama
Wawancara menggunakan kuesioner
Kuesioner 0. < 20 tahun
1. 20 sampai 29 tahun 2. ≥ 30 tahun
(Al-Deen dan Fatih, 2009)
Ordinal
8. Riwayat penggunaan kontrasepsi oral
Riwayat penggunaan suatu cara pencegahan kehamilan melalui oral, seperti pil KB
Wawancara menggunakan kuesioner
Kuesioner 0. Pernah (menggunakan kontrasepsi oral secara teratur ≥ 3 bulan)
1. Tidak pernah (menggunakan kontrasepsi oral secara teratur < 3 bulan) 2. Tidak pakai KB (tidak
No
Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Skala
Ukur
pernah menggunakan alat kontrasepsi atau
menggunakan kontrasepsi alamiah)
9. Status Merokok Kebiasaan menghisap batang rokok dalam kehidupan responden
Wawancara menggunakan kuesioner
Kuesioner 0. Merokok (≥100 batang rokok seumur hidup dan merokok setiap hari atau beberapa hari saat penelitian berlangsung)
1. Pernah merokok (≥100 batang rokok seumur hidup dan sudah tidak merokok saat penelitian berlangsung)
No
Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Skala
Ukur
2. Tidak merokok (tidak pernah merokok 100 batang seumur hidup)
(CDC, 2014) 11. Aktivitas fisik Kegiatan fisik yang
dilakukan sehari-hari meliputi bekerja, berpergian, dan olahraga
Wawancara menggunakan kuesioner
Kuesioner 0. Rendah (tidak melakukan aktivitas fisik atau tidak memenuhi kriteria tingkat aktivitas fisik sedang maupun tinggi)
1. Sedang (skor total MET individu ≥600 MET menit/minggu atau >5 hari/minggu beraktivitas
No
Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Skala
Ukur
fisik)
2. Tinggi (skor total MET individu sebesar ≥3000 MET atau >7 hari/minggu
C. Hipotesis
1. Terdapat hubungan antara faktor sosio-demografi (tahun lahir, status perkawinan, status pendidikan dan status pekerjaan) dengan usia menopause pada wanita di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara, Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta
2. Terdapat hubungan antara faktor reproduksi (paritas, usia menarche, usia pertama kali melahirkan dan penggunaan kontrasepsi oral) dengan usia menopause pada wanita di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara, Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi analitik dengan desain studi cross-sectional, dimana peneliti mengukur paparan dan outcome dalam waktu yang sama.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juni 2015 di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara, Kota Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita berusia 30 tahun keatas di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara, Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta. RW 01 terdiri dari 12 RT dengan total populasi sebesar 436 orang.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini yaitu wanita berusia 30 tahun keatas di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara, Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi seperti berikut:
a. Kriteria Inklusi
2. Wanita berusia 30 tahun keatas
b. Kriteria Eksklusi
1. Menopause yang disebabkan oleh operasi (histerektomi, pengangkatan ovarium) dan terapi pengobatan (surgical menopause).
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampel acak sederhana (simple random sampling). Pengambilan sampel acak sederhana merupakan pengambilan sampel sedemikian rupa sehingga setiap individu mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Berikut ini adalah perhitungan besar sampel untuk penelitian ini:
a. Estimasi Proporsi dengan presisi mutlak
Keterangan:
n = Besar sampel d= Presisi
P = proporsi (Safitri, 2009)
= (diperoleh berdasarkan derajat kepercayaan yang diinginkan yaitu 95%)
N=Jumlah populasi Maka:
b. Uji Hipotesis Beda Rata-Rata Pada 2 Kelompok Independen
n=
[
]
n = besar sampel minimum
= derajat kemaknaan α pada uji 2 sisi (two tail), yang digunakan adalah 5%
= nilai z pada kekuatan uji (power) 1-β, yang digunakan adalah 80%
= perkiraan varians
= jumlah sampel pada kelompok 1
= jumlah sampel pada kelompok 2
Pada umumnya nilai tidak diketahui sehingga diperkirakan dari varians gabungan:
= standar deviasai pada kelompok 1
= standar deviasi pada kelompok 2
= jumlah sampel kelompok 1
Maka:
Tabel 4.1
Perhitungan sampel
Kategori Sumber n1 n2 n
Status Merokok Delavar dan Hajiahmadi, 2011
47,7 46,1 730 10 3,3 4,9 68
Usia menarche Delavar dan Hajiahmadi, 2011
47,8 45,4 562 178 4,9 4,8 65
Paritas Delavar dan Hajiahmadi, 2011
47,8 45,8 601 28 4,8 5,7 78
Status Perkawinan
Delavar dan Hajiahmadi, 2011
47,8 43,8 655 85 4,8 5,4 23
Usia pertama melahirkan
Al Deen dan Sadik, 2009
47,8 43,3 111 79 4,8 2,5 13
Estimasi proporsi digunakan untuk mengetahui prevalensi menopause di RW 01. Berdasarkan hasil perhitungan sampel, didapatkan sampel sebesar 205, dengan estimasi faktor non respon sebesar 10% maka jumlah sampel menjadi 226 orang. Sedangkan, uji hipotesis beda rata-rata pada 2 kelompok independen digunakan untuk menguji perbedaan antara 2 rata-rata pada kelompok independen. Berdasarkan perhitungan uji hipotesis, didapatkan jumlah n terbesar adalah 78, dengan estimasi faktor non respon sebesar 10% maka jumlah sampel menjadi 86 orang.
yaitu sebanyak 436 orang yang merupakan populasi target. Kemudian, pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan tabel bilangan random. Setelah dipilih secara random dua digit angka belakang untuk sampel pertama, kemudian dilakukan pengambilan sampel di bawahnya dan sampingnya secara konsisten untuk sampel berikutnya hingga memenuhi jumlah sampel.
D. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu wawancara dengan menggunakan kuesioner. Sebelumnya, peneliti miminta persetujuan responden untuk berpartisipasi dalam penelitian dengan memberikan informed concent, dimana responden bersedia menjadi partisipan tanpa paksaan dan setiap informasi yang telah diberikan oleh responden terjamin kerhasiaannya. Data yang dikumpulkan berupa status menopause, tahun lahir, usia saat menopause, alamat, status perkawinan, status pendidikan, status pekerjaan, paritas, usia menarche, usia pertama kali melahirkan, penggunaan kontrasepsi oral, merokok dan aktivitas fisik.
E. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang telah diuji validitas dan reabilitasnya. Kuesioner terkait dengan aktivitas fisik diadopsi dari International Physical Activity Questionnaire (IPAQ).
F. Manajemen Data
1. Editing
Proses ini meliputi pengecekan data terhadap lembaran kuesioner yang dilakukan selama proses pengumpulan data yang bertujuan untuk memastikan semua variabel, baik variabel independen (tahun lahir, status perkawinan, status pendidikan, status pekerjaan, paritas, usia menarche, usia pertama kali melahirkan, penggunaan kontrasepsi oral, merokok dan aktivitas fisik) maupun variabel dependen (usia menopause) terisi. Selama proses tersebut dilakukan penyuntingan data oleh peneliti agar data yang salah atau meragukan dapat langsung ditelusuri kembali kepada responden yang bersangkutan.
2. Coding
[image:55.595.136.518.171.659.2]Proses pengkodean dilakukan terhadap setiap variabel yang ada dalam penelitian ini untuk memudahkan peneliti dalam mengolah data. Berikut ini merupakan kode variabel penelitian:
Tabel 4.2Kode Variabel
Variabel Kode
Identitas Responden IR1-IR5
Status Menopause V1-V5
Faktor Sosio-demografi VA1-VA3
Faktor Reproduksi VB1-VB6
3. Entry
Data yang sudah dikode kemudian dimasukkan dalam program software statistik untuk dilakukan analisis data. Data yang di entry dalam penelitian ini adalah nama responden, alamat, nomor telepon, status menopause, usia menopause, tahun lahir, usia saat menopause, status perkawinan, status pendidikan, status pekerjaan, paritas, usia menarche, usia pertama kali melahirkan, penggunaan kontrasepsi oral, merokok dan aktivitas fisik.
4. Cleaning
Pembersihan data atau pengecekan kembali dilakukan untuk memastikan tidak ada kesalahan dalam melakukan pengkodean ataupun pada saat melakukan entry data. Variabel yang dilakukan pengecekan adalah nama responden, alamat, nomor telepon, status menopause, tahun lahir, usia menopause, status perkawinan, status pendidikan, status pekerjaan, paritas, usia menarche, usia pertama kali melahirkan, penggunaan kontrasepsi oral, merokok dan aktivitas fisik. Proses ini dilakukan dengan cara melakukan tabulasi frekuensi dari setiap variabel baik variabel independen maupun variabel dependen penelitian agar terlihat apabila terdapat data yang tidak sesuai.
G. Analisis Data
1. Analisis Univariat
serta untuk mengetahui proporsi variabel-variabel lainnya seperti usia, status perkawinan, status pendidikan, status pekerjaan, paritas, usia menarche, usia pertama kali melahirkan, penggunaan kontrasepsi oral, merokok dan aktivitas fisik.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat perlu dilakukan untuk melihat hubungan antara faktor dependen dengan faktor independen. Dalam penelitian ini dilakukan analisis bivariat untuk mengetahui adakah hubungan antara paritas, usia menarche, usia pertama kali melahirkan, penggunaan kontrasepsi oral, merokok dan aktivitas fisik dengan usia menopause.
Analisis bivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji T independen dan ANOVA. Uji T independen dilakukan untuk mengatahui perbedaan rata-rata antara dua kelompok yang independen (Hastono, 2007). Uji T independen dilakukan pada variabel status pekerjaan, untuk melihat hubungannya dengan usia menopause. Sedangkan, uji ANOVA dilakukan untuk melihat perbedaan rata-rata lebih dari dua kelompok (Hastono, 2007). Uji ANOVA dilakukan pada variabel tahun lahir, status perkawinan, status pendidikan, paritas, usia menarche, usia pertama melahirkan, riwayat penggunaan kontrasepsi oral, status merokok dan aktivitas fisik.
Adanya kemaknaan hubungan antara dua variabel diketahui dengan melihat nilai p-value dengan membandingkan nilai p dengan α
(Alpha). Nilai α yang digunakan adalah sebesar 5%. Ho ditolak apabila
yang satu dengan kelompok yang lain. Sedangkan, Ho gagal ditolak
apabila p > α, yang artinya tidak terdapat perbedaan usia menopause
BAB V
HASIL
A. Prevalensi Menopause dan Rata-rata Usia Menopause pada Wanita di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara Jakarta Timur Tahun 2015
[image:59.595.133.508.216.519.2]Berdasarkan tabel 5.1, diketahui bahwa dari keseluruhan sampel yang berjumlah 210 orang, 90 orang (42,85%) diantaranya telah mengalami menopause secara alamiah.
Tabel 5.1
Prevalensi Kejadian Menopause dan Rata-rata Usia Menopause
Variabel Jumlah (n) Persentase (%)
Status Menopause
Menopause 90 42,85
Belum Menopause 120 57,15
Jumlah 210 100
Usia Menopause
Mean ± SD 49,17 ± 3,918
Jumlah 90 100
Usia menopause paling cepat adalah pada usia 39 tahun dan usia paling lambat adalah usia 56 tahun. Tabel 5.1 menunjukkan bahwa rata-rata usia menopause pada wanita menopause di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara Jakarta Timuradalah 49,17 tahun.
B. Frekuensi dan Hubungan antara Faktor Sosio-Demografi dengan Usia Menopause pada Wanita di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara Jakarta Timur Tahun 2015
dimana semakin muda tahun lahir, maka menopause menjadi lebih cepat. Hasil uji bonferroni menyatakan bahwa terdapat perbedaan rata-rata usia menopause antara kelompok 1940-an dan 1960-an (p-value: 0,023), kelompok 1940-an dan 1970-an value: 0,000), kelompok 1950-an dan 1960-an (p-value: 0,010), kelompok 1950-an dan 1970-an (p-(p-value: 0,000), kelompok 1960-an dan 1970-an (p-value: 0,000).
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi dan Hubungan Faktor Sosio-Demografi dengan Usia Menopause pada Wanita di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara
Jakarta Timur Tahun 2015
Variabel Responden Menopause Rata-rata Usia Menopause ± Standar
Deviasi
P Value
N % N %
Tahun Lahir
1940-an 4 1,9 4 4,4 53,50 ± 2,517 0,000
1950-an 27 12,9 27 30 50,96 ± 3,447
1960-an 93 44,3 56 62,2 48,50 ± 3,247
1970-an 86 40,9 3 3,3 39,67 ± 0,577
Jumlah 210 100 90 100
Status Perkawinan
Menikah 172 81,9 68 75,6 49,68 ± 4,031 0,042
Janda 23 11,0 11 12,2 48,64 ± 3,613
Belum menikah 15 7,1 11 12,2 46,55 ± 2,252
Jumlah 210 100 90 100
Status Pendidikan
Rendah 56 26,7 26 28,9 50,85 ± 2,428 0,740
Menengah 76 36,2 32 35,6 49,72 ± 4,199
Tinggi 78 37,1 32 35,6 47,25 ± 3,902
Jumlah 210 100 90 100
Status Pekerjaan
Tidak bekerja 111 52,9 45 50,0 50,11 ± 3,406 0,076
Bekerja 99 47,1 45 50,0 48,22 ± 4,199
Jumlah 210 100 90 100
dibandingkan wanita yang menikah dan janda. Terdapat hubungan yang signifikan antara status perkawinan dengan usia menopause (Tabel 5.2). Hasil uji bonferroni menyatakan bahwa terdapat perbedaan bermakna rata-rata usia menopause pada kelompok yang menikah dan belum menikah (p-value: 0,041).
Sebagian besar dari keseluruan responden (37,1%) berpendidikan tinggi dan sebesar 35,6% dari responden yang menopause berpendidikan tinggi. Diketahui bahwa wanita yang memiliki pendidikan tinggi mengalami usia menopause yang lebih cepat (47,25 tahun) dibandingkan dengan wanita berpendidikan rendah dan menengah. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia menopause dengan status pendidikan (Tabel 5.2).
Tabel 5.2 menyatakan bahwa sebagian besar dari keseluruhan responden merupakan ibu rumah tangga (tidak bekerja) yaitu sebanyak 52,9%, sedangkan pada responden yang menopause sebanyak 50% merupakan ibu rumah tangga. Wanita yang tidak bekerja mengalami usia menopause yang lebih lambat (50,11 tahun) dibandingkan dengan wanita yang bekerja. Tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara usia menopause dengan status pekerjaan.
C. Frekuensi dan Hubungan antara Faktor Reproduksi dengan Usia Menopause pada Wanita di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara Jakarta Timur Tahun 2015
Berdasarkan tabel 5.3, diketahui bahwa sebagian besar responden (49,7%) memiliki paritas 1-2 dan sebagian besar responden yang menopause (46,8%)
memiliki paritas ≥ 3. Diketahui bahwa wanita yang memiliki paritas ≥ 3
[image:61.595.130.514.161.520.2]dengan wanita yang memiliki paritas 0 dan 1-2. Hasil uji statistik menyatakan bahwa terdapat perbedaan rata-rata usia menopause diantara ketiga keompok paritas (p-value: 0,000). Hasil uji bonferroni menunjukkan adanya perbedaan rata-rata usia menopause pada kelompok paritas 0 dan ≥ 3 (p-value: 0,004), 1-2 dan ≥ 3 (p-value: 0,000).
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi dan Hubungan antara Faktor Reproduksi dengan Usia Menopause pada Wanita di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara Jakarta Timur
Tahun 2015
Variabel Responden Menopause Rata-rata Usia
Menopause ± Standar Deviasi
P Value
N % N %
Paritas*
0 9 4,6 6 7,59 46,33 ± 1,966 0,000
1-2 97 49,7 36 45,6 48,00 ± 3.586
≥3 89 45,6 37 46,8 51,54 ± 3.595
Jumlah 195 100 79 100
Usia Menarche
< 14 tahun 132 62,9 50 55,6 47,50 ± 3,501 0,000
≥ 14 tahun 78 37,1 40 44,4 51,25 ± 3,410
Jumlah 210 100 90 100
Usia pertama melahirkan**
< 20 tahun 27 12,9 14 19,2 48,07 ± 3,792 0,173
20 – 29 tahun 140 66,7 50 68,5 50,32 ± 3,700
≥ 30 tahun 19 9,0 9 12,3 49,56 ± 5,364
Jumlah 186 100 73 100
Riwayat Penggunaan Kontrasepsi Oral*
Pernah 81 41,5 40 50,6 48,20 ± 3,376 0,006
Tidak Pernah 73 37,4 28 35,4 50,96 ± 4,678
Tidak pakai KB 41 21,0 11 13,9 50,73 ± 2,240
Jumlah 195 100 79 100
* 15 orang dari seluruh responden belum menikah, 11 orang dari yang menopause belum menikah
** 24 orang dari seluruh responden belum menikah dan memiliki paritas 0, 17 orang dari yang menopause belum menikah dan memiliki paritas 0
yang mengalami menarche lebih dahulu mengalami menopause lebih cepat (47,75 tahun) dibandingkan dengan wanita yang mengalami menarche pada usia yang lebih tus. Hasil uji statistik menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia menarche dengan usia menopause (p-value: 0,000). Hasil uji bonferroni menyatakan bahwa terdapat perbedaan rata-rata usia menopause pada kelompok menarche usia 15-16 tahun dan 10-12 tahun (p-value: 0,001), usia 15-16 dan 13-14 tahun (p-value: 0,005).
Sebagian besar dari keseluruhan responden (66,7%) memiliki usia pertama melahirkan yaitu 20-29 tahun dan sebesar 68,5% dari responden yang menopause melahirkan pada usia 20-29 tahun. Diketahui bahwa wanita yang pertama kali melahirkan pada usia < 20 tahun, mengalami menopause yang lebih cepat (48 tahun) dibandingkan kelompok lainnya. Namun, tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara usia pertama kali melahirkan dengan usia menopause (p-value: 0,173).
kontrasepsi oral dan tidak pernah menggunakan kontrasepsi oral (p-value: 0,012).
D. Frekuensi dan Hubungan antara Faktor Gaya Hidup dengan Usia Menopause pada Wanita di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara Jakarta Timur Tahun 2015
[image:64.595.101.526.219.690.2]Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa sebagian besar dari keseluruhn responden (93,8%) tidak merokok. Demikian juga halnya pada responden yang menopause, sebagian besar (87,8%) berstatus tidak merokok. Diketahui bahwa wanita yang berstatus merokok mengalami menopause pada usia yang lebih cepat (45,67) dibandingkan dengan wanita yang merokok dan pernah merokok. Berdasarkan hasil uji statistik, diketahui bahwa terdapat hubungan antara status merokok dengan usia menopause (p-value: 0,042). Hasil uji bonferroni menyatakan adanya perbedaan rata-rata usia menopause pada kelompok yang merokok dan tidak merokok (p-value: 0,057).
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi dan Hubungan antara Faktor Gaya Hidup dengan Usia Menopause pada Wanita di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara Jakarta Timur
Tahun 2015
Variabel Responden Menopause Rata-rata Usia
Menopause ± Standar Deviasi
P Value
N % n %
Status merokok
Merokok 8 3,8 6 6,7 45,67 ± 4,967 0,042
Pernah merokok 5 2,4 5 5,5 47,60 ± 4,561
Tidak merokok 197 93,8 79 87,8 49,53 ± 3,693
Jumlah 210 100 90 100
Aktifitas Fisik
Rendah 22 10,5 9 10,0 46,89 ± 4.512 0,185
Sedang 108 51,4 44 48,9 49,39 ± 3,712
Tinggi 80 38,1 37 41,1 49,46 ± 3,941
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan yang merupakan keterbatasan dalam penelitian dan dapat mempengaruhi hasil penelitian. Adapun keterbatasan penelitian yaitu:
1. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, dimana pengukuran faktor risiko dan masalah kesehatan dilakukan pada satu waktu sehingga tidak dapat menjelaskan hubungan sebab-akibat
2. Lingkup penelitian yang sangat kecil yaitu lingkup RW, sehingga tidak dapat digeneralisasikan pada populasi yang lebih besar (validitas eksternal)
3. Potensi adanya bias informasi yang bersumber dari recall terkait usia menarche dan usia menopause sehingga berpotensi terhadap kesalahan estimasi nilai tersebut
B. Prevalensi Menopause dan Rata-rata Usia Menopause pada Wanita di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara Jakarta Timur Tahun 2015
Hasil penelitian di Singapura menyatakan hasil yang hampir serupa dengan hasil penelitian ini, dimana prevalensi menopause adalah sebesar 42,5% (Loh dkk, 2005). Selain itu hasil serupa juga ditemukan pada penelitian di Baghdad yang menyatakan dari 500 sampel dalam penelitiannya, 200 (42%) diantaranya sudah menopause (Al Deen dan Sadik, 2009). Sedangkan, prevalensi menopause pada penelitian ini lebih kecil dibandingkan dengan hasil penelitian di India dengan prevalensi wanita menopause sebesar 55,55% (Bansal dkk., 2014).
Rata-rata usia menopause (Standar Deviasi) pada wanita di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara Jakarta Timur adalah 49,17 tahun (3,918). Hasil penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan hasil penelitian Yohanis di Makassar Indonesia yang menyatakan bahwa rata-rata usia menopause adalah 49,98 tahun (Yohanis, 2013). Rata-rata usia menopause pada hasil penelitian ini lebih tinggi dibandingkan dengan hasil penelitian di Singapura (49 tahun) (Loh dkk., 2005), dan China (48 tahun) (Fuh dkk., 2001). Namun, hampir sama dengan hasil penelitian di Korea (49,2 tahun) (Park dkk., 2002) walaupun perbedaan rata-rata usia menopause tidak terlalu signifikan.
Menopause merupakan suatu proses pemberhentian siklus menstruasi secara permanen yang disebabkan oleh hilangnya aktivitas folikel ovarium yang dinyatakan apabila mengalami amenorrhea (tidak menstruasi) selama 12 bulan (WHO, 1996). Wanita biasanya mengalami menopause pada usia 50 sampai 52 tahun (Yohanis dkk., 2013). Wanita yang tinggal di daerah perkotaan memiliki usia menopause yang lebih cepat dibandingkan dengan di pedesaan. Hasil penelitian Kaur menyatakan bahwa wanita yang tinggal di daerah rural memiliki usia rata-rata menopause yang lebih cepat (48,5 tahun) dibandingkan dengan wanita yang tinggal di daerah urban (49,30 tahun) (Kaur, 2009).
Adanya perbedaan usia menopause dapat terjadi dikarenakan adanya perbedaan letak geografi, status ekonomi, budaya dan penggunaan metode penelitian (Al Deen dan Sadik, 2009). Namun, dapat disimpulkan bahwa Negara maju memiliki usia menopause yang lebih lambat dibandingkan dengan Negara berkembang.
C. Frekuensi Faktor Sosio-Demografi pada Wanita di RW 01 Kelurahan Utan Kayu Utara Jakarta Timur Tahun 2015
1. Tahun Lahir
Hasil penelitian yang dilakukan di Iraq mendukung hasil penelitian ini bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tahun lahir dengan usia menopause. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa semakin muda tahun lahir maka semakin cepat usia menopause seseorang (p-value: 0,00001) (Al Deen dan Sadik, 2009). Selain itu, hasil penelitian lain yang serupa yaitu penelitian yang dilakukan pada wanita di Shanghai, dengan p value sebesar < 0,01 menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tahun lahir dengan rata-rata usia menopause (Dorjgochoo et al., 2008).
Hasil penelitian yang dilakukan pada wanita Eropa menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tahun lahir dengan usia menopause. Namun, dalam penelitiannya, Dratva dan Hajiahmadi (2009) menyatakan hal sebaliknya bahwa wanita yang lahir lebih awal mengalami menopause lebih cepat dibandingkan dengan wanita yang lahir lebih lambat. Hal tersebut menyatakan bahwa terdapat tren sebaliknya. Penelitian di Inggris juga menyatakan hal yang sama bahwa rata-rata usia menopause meningkat seiring dengan berjalannya waktu. Hal tersebut dapat disebabkan karena mulai efektifnya penggunaan hormon terapi pada wanita pada masa perimenopause sehingga usia menopause menjadi mundur (Nichols dkk, 2006)
McKinnley (1996) juga tidak menemukan hubungan yang signifikan antara tahun lahir dengan usia menopause.
Hasil penelitian yang tidak konsisten ini dapat disebabkan oleh perbedaan letak geografi dan juga budaya. Selain itu terdapat juga pengaruh dari faktor lain seperti usia menarche dan faktor gaya hidup. Perkembangan modern menyebabkan wanita pada generasi muda memiliki usia menarche yang lebih cepat. seperti hasil penelitian di Cina yang menyatakan bahwa adanya tren penurunan usia menarche, dimana semakin muda generasi maka usia menarche akan lebih cepat (Song et al, 2015). Hal tersebut tentu dapat mempengaruhi usia menopause, dimana wanita yang mengalami menarche lebih cepat akan mengalami menopause yang lebih cepat juga (Meschia dkk., 2000) (Kaczmarek, 2007).
Hasil penelitian Nichols dkk yang bertujuan untuk mengetahui tren sekular rata-rata usia menopause menemukan bahwa pada wanita yang lahir pada tahun-tahun belakangan memiliki proporsi merokok yang lebih tinggi, memiliki indeks massa tubuh yang lebih tinggi,