• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembinaan Yang Dilakukan Guru PAI Dalam Mengatasi Kesulitan Siswa Membaca Al-Qur'an Di MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang-Tangerang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembinaan Yang Dilakukan Guru PAI Dalam Mengatasi Kesulitan Siswa Membaca Al-Qur'an Di MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang-Tangerang"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

ST/by//>?t!//

PEMBINAAN YANG DILAKUKAN GURU PAI DALAM

MENGATASI KESULITAN SISWA MEMBACA AL-QUR'AN

DI MTs AL-MURSYIDIYYAH PAMULANG-TANGERANG

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S. Pd.I)

Oleh:

ォャョウゥヲゥセM[。ウゥ@ : ... .

Wiwin Hidayati

204011002749

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAJ(ULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSATIS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDA YATULLAH

(2)

PEMBINAAN YANG DILAKUKAN OLEH GURU PAI

DALAM MENGATASI KESULITAN SISW A MEMBACA AL-QUR' AN

DI MTs AL-MURSYIDIYYAH PAMULANG TANGERANG

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas llmu Tarbiyah Dan Keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)

Oleh

WIWINIDDAYATI NIM 2040 I I 002749

Di Bawah Bimbingan,

. DR. H. Aziz Fahrurrozi MA NIP 150 202 343

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

Skripsi berjudul: "Pembinaan Yang Dilakukan Guru PAI Dalam Mengatasi Kesulitan Siswa Membaca Al-Qur'an di MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang-Tangerang" oleh Wiwin Hidayati, diajukan kepada Fakultas Ilnrn Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatnllah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Uj ian Munaqosah pada tanggal 10 Maret 2009 dihadapan Dewan Penguj i.

Karena itu penulis berhak memperoleh gelar SJ (S.Pd.I) dalam program Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 10 Maret 2009

Panitia Ujian Munaqosah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi)

Dr. AF. Wibisono, M.A. NIP. 150 236 009

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi) Drs. Sapindin Shiddig, M.Ag. NIP. 150 299 477

Penguji I

Prof. Dr. H. Rif'at Syaugi Nawawi. MA NIP. 150 202 339

Penguji II

Dr, Anshorl LAL, MA. NIP. 150 271 246

Mengetahui

Tanggal Tanda Tangan

セ@

.;

... ..

Nセ@

QイSセᄋM

... .

(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

I. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata satu Pendidikan Agama Islam pada Fakultas llmu Tarbiyah dan keguruan di Universitas

Islam Negeri Syarifl-lidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Jurusan Pendidikan

Agama Islam pada Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan di Universitas

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau

merupakan hasil jiplakan orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di Jurusan Pendidikan Agama Islam pada Fakultas llmu

Tarbiyah dan Kegururuan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

(5)

"Pembinaan Yang Dilakukan Guru PAI Dalam Mengatasi Kesulitan Siswa

Membaca Al-Qur'an di MTs. Al-Mursyidiyyah Pamulang-Tangerang"

Dari judul tersebut penulis ingin mengetahui ketercapaian pembinaan yang

dilakukan guru PAI dalam mengatasi kesulitan siswa membaca Al-Qur'an di MTs.

Al-Mursyidiyyah, pembinaan artinya upaya pendidikan baik formal maupun

informal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur dan

bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan,

mengembangkan suatu dasar kepribadian secara seimbang, utuh dan selaras. Dari pengertian berarti pembinaan disini adalah upaya pembinaan yang diberikan

seorang ahli (guru agama, qari) kepada siswa dengan maksud agar dapat

meningkatkan kualitas baca Al-Qur'an sesuai dengan tata cara ilmu tajwid.

Untuk memudahkan data, fakta dan informasi yang akan mengungkapkan

dan menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini penulis menggunakan metode

deskriptif analisis melalui penelitian lapangan, penulis observasi langsung ke

kelas I MTs. Al-Mursyidiyyah dan memberikan beberapa pertanyaan (angket)

mengenai Pembinaan Yang Dilakukan Guru PAI Dalam Mengatasi Kesulitan

Siswa Membaca Al-Qur'an.

Hasil dari penelitian yang penulis lakukan adalah sudah cukup baik karena

50 % siswa MTs. Al-Mursyidiyyah sudah masuk ke dalam KBM (Kelulusan

Belajar Maksimal). Berarti menandakan bahwa pembinaan yang dilakukan guru

PAI dalam mengatasi kesulitan siswa membaca Qur'an di MTs.

Al-Mursyidiyyah sudah berhasil. Semoga kualitas baca Al-Qur'an pada siswa MTs.

Al-Mursyidiyyah yang akan datang lebih baik dan sempurna. Amin ya

(6)

Segala puji bagi Allah swt atas segala nikmat-Nya, yang telah melimpahkan kasih sayang, Pemberi segala potensi dalam diri manusia, yang

Maha Pemurah lagi Maha Mulia, yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, yang Menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya dan menerbitkan surya

hati para wali, kekasih-Nya.

shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi

Muhammad saw., pemimpin para rasul, pancaran sinar nurbuwahnya menerangi

jalan bagi setiap umatnya yang hendak menuju perjumpaan kehadhirat Ilahi. Dan

semoga salam sejatera juga buat para keluarga, sahabat dan para pengikut beliau

sampai akhir zaman.

Alhamdulillah berkat bantuan dan petunjuk dari semua pihak baik secara

moril meupun materil, penulis dapat menyelesaikan penelitian ini walaupun msih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu dengan selesainya skripsi ini, penulis tidak

lupa mengucapkan terima kasih kepada:

I. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Seketaris Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

4. Prof. Dr. H. Aziz Fachrurrozi, M.A. dosen pembimbing skripsi.

5. Drs. Ahmad Syatiri selaku Kepala MTs Al-Mursyidiyyah

Pamulang-Tangerang yang telah memberikan izin dalam penelitian skripsi.

6. Semua pihak yang ada di MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang yang tidak

dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu sehingga penelitian

skripsi dapat diselesaikan.

7. Pimpinan para petugas perpustakaan Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah memberikan fasilitas dan pelayanan untuk mendapatkan buku-buku

(7)

Ayah masih sempat berpesan hikmah pada lbu untuk penulis. Terima

kasih banyak untuk !bu tercinta yang senantiasa takjemu siang dan malam

berdoa dan memberikan kasih sayang serta perhatian kepada penulis.

9. Kakak-kakakku tercinta lip Nasripah dan Suami, Nengsih dan Suami,

Rojudin dan lstri, Abdul Syukur dan lstri sebagai menejemen keuangan

penulis, khususnya Mas Khamami Zada MA dan lstri (Kakak, Encum

Miftafriah) yang sudah banyak membantu dari awal Perkuliahan sampai

selesnl, telnh me111bel'iknn fhsllltns, motlvnsi sertEt perhatlait dan kaslh

sayangnya demi tercapainya citi-cita penulis.

I 0. Keponakanku yang imut dan manja, Chania, Kartika, Andri, Nabilah, Fitri,

Ridwan, Rospi, Arya, Bayu, dan Aliyah. Sebagai penghibur dikala penulis

suntuk.

11. Tidak lupa terima kasihku untuk seseorang (D.A) yang senantiasa

memberikan semangat dan canda tawanya kepada penulis.

12. Keluarga Besar H. Aliyasa (Alm) dan Keluarga Besar H. Kulsum (Alm).

I 3. Sahabatku Yanti Kusmawati, !is Prisnawati, Abdul Hadi, Ust. Nurafif,

Afidah, Ani W yang tak akan terlupa pesan dan kesannya bagi penulis.

14. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan Jurusan

Pendidikan Agama Islam, khususnya kelas B angkatan 2004 yang tidak

dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah yang Mahamulia senantiasa melimpahkan rahmat-Nya

dan semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi penulis dan umumnya bagi para

pembaca. Amin.

Jakarta, Maret 2009

(8)

LEMBAR COVER

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... .

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... ii

LEMBARPERNYATAAN ...•... iii

ABSTRAKu1uu1uuuu1uuuu1uuu11u11u11•1uu11u1u1011111uuu101uuo11u111uu1uu111uuu iV KATA PENGANTAR... v

DAFTAR 181... vi

DAFT AR TABEL... viii

BABI PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... . B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah... 7

C. Tujuan Penelitian dan Signifikansi Penelitian ... 8

BAB II KERANGKA TEORI A. Pembinaan Guru PAI... 9

a. Pengertian Pembinaan... 9

b. Pengertian Guru P Al ... 10

c. Fungsi dan Tujuan PAI... 13

B. Membaca Al-Qur'an ... 16

1. Penge1tian Membaca... 16

2. Keutamaan Membaca Al-Qur'an... 18

3. Adab Seorang Muslim Terhadap Al-Qur'an ... 20

4. Adab Membaca Al-Qru'an ... 20

5. Penguasaan Membaca Al-Qur'an ... 21

C. Al-Qur' an... 22

a. Pengertian Al-Qur'an... 22

b. Fungsi Al-Qur' an... 24

(9)

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Siswa Membaca

Al-Qur'an ... 32

F. Upaya Pembinaan Membaca Al-Qur'an... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

B. Populasl dan Sumpel ... 36

C. Teknik Pengumpulan Data... 37

D. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN A. Gambaran Umum Pondok MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang-Tangerang... 42

B. Visi, Misi dan Tujuan MTs Al-Mursyidiyyah... 44

C. Keadaan Guru ... 46

D. Data Sampel ... 51

E. Interpretasi Data ... 53

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... ... ... 67

B. Saran-saran ... 68

DAFT AR PUSTAKA

(10)

Tabel 2 Kegiatan Mingguan Kepsek MTs Al-Mursyidiyyah ... 47

Tabel 3 Perhatian Siswa Terhadap Pembelajaran Guru Al-Qur'an ... 54

Tabel 4 Tanggapan Siswa Tentang Ilmu Tajwid ... 56

Tabel 5 Tanggapan Siswa Tentang Sarana di Sekolah ... 57

Tnbel 6 Tnnggnpnn Slswn Tentnng Wnktu ynng Dibel'iknn ... 57

Tabel 7 Frekuensi Siswa Membaca Al-Qur'an... 58

Tabel 8 Kemampuan Siswa dalam Membaca dan Memahami Al-Qur'an... 58

Tabel 9 Keaktifan dan Pengetahuan Siswa... 60

Tabel IO Sikap Siswa Terhadap Pengajaran Guru Al-Qur'an ... 62

Tabel 11 Perasaan/sikap Kemampuan Siswa dalam Membaca Al-Qur'an ... 63

Tabel 12 Sikap Siswa Terhadap Membaca Al-Qur'an ... 64

Tabel 13 Mina! Siswa dalam Belajar Membaca Al-Qur'an ... 65

[image:10.595.95.463.110.552.2]
(11)

A. Latar Belakang Masalah

Kitab suci Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. itu

merupakan suatu rahmat bagi seluruh alam. Satu-satunya mukjizat yang kekal

sepanjang masa. Di dalamnya berisi kandungan wahyu Ilahi yang menjadi

petunjuk, pedoman hidup, serta pelajaran bagi siapa saja yang mengimaninya

dan mengamalkannya. Selain itu Kitab Suci Al-Qur'an juga merupakan kitab

suci yang terakhir diturunkan Allah, yang isinya telah mencakup seluruh

pokok syari'at yang ada pada kitab-kitab sebelumnya. Karena itu, setiap orang

yang membaca Al-Qur'an dengan hati khusu' clan mengharapkan ridiia dari

Allah swt, niscaya akan bertambahlah keimanan dan kecintaannya.1

Allah menurunkan Al-Qur'an untuk dibaca dengan penuh perenungan,

untuk ddiperhatikan dengan penuh kecermatan, agar bahagia dengan

senantiasa mengingatnya, pahami pengertiannya yang paling baik, yakin,

berusaha menegakkan semua perintah dan larangannya, bisa memetik berbagai

buah pengetahuan yang bermanfaat yang dapat mengantarkan menuju Allah

lewat pohon-pohonnya, serta Jewat taman dan bunganya. la merupakan kitab

suci-Nya yang menjadi petunjukjalan-Nya yang ingin mengenal-Nya. 2

1

M. Misbachut Munir .• Pedon1an lagu-lagu Tilawali/ Qur'an(Surabaya: Apollo, 1997), Cet 3. h. 189.

2A1nru Muhr1111n1nd l<halid, Afe111intn dan t\,lencintai C'ara lvlenik111ati Sa/at, Doa, Zikir,

(12)

Demikian juga dengan perintah membaca Al-Qur'an, sungguh banyak

ayat Al-Qur'an dan Hadits Rasulullah saw yang menunjukan kelebihan

membaca dan mempelajari Al-Qur'an diantaranya adalah. QS Fathir (35) ayat

29-30.

"Sesungguhnya orang-orang yang membaca kitab Allah, mendirikan shalat, dan menajkahkan sebagian rezeki yang kami

berikan secara diam-diam dan terang-terangan, mereka

mengharapkan perniagaan yang tidak akan rugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahalanya dari karunia-Nya, sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penerima

Syukur." (QS Fathir/35: 29-30)

Bagi umat Islam sudah pasti meyakininya, bahwa membaca Al-Qur'an

saja sudah termasuk amal ibadah yang mulia dan mendapat pahala yang

berlipat ganda, karena yang dibacanya itu adalah kalamullah. Sebaik-baik

bacaan bagi orang mu km in, baik dalam keadaan suka maupun duka, juga bisa

menjadi obat penawar bagi jiwa yang resah, tidak tenang, gelisah maupun

penyakit-penyakit dhahir atau batin lainnya.

Kemampuan membaca Al-Qur'an merupakan ha! yang sangat penting

dan urgen di kalangan umat Islam, dalam pengajaran Al-Qur'an tidak dapat

disamakan dengan pengajaran membaca dan menulis di sekolah dasar, karena

dalam pengajaran Al-Qur'an, anak-anak belajar huruf-huruf dan kata-katanya

tidak mereka paham artinya, apalagi umumnya anak-anak hanya belajar

membaca, tidak menuliskannya. Karena wujud penge11iannya tidak di pahami

mereka, gambaran penge11ian tidak dapat diperlihatkan. Mereka belajar

kata-kata yang mati, mereka be I ajar simbol huruf (bunyi) dan kata-kata-kata-kata yang tidak

(13)

digunakan dalam kchidupan sehari-hari. Hal ini mungkin dapat mempersulit

clan memperlambat berhasilnya pengajaran Al-Qur'an itu. Meskipun demikian,

orang (anak) Islam mesti belajar membaca Al-Qur'an, karena kepandaian

membaca AI-Qur'an itu merupakan kebutuhan sehari-hari bagi kehidupan

seorang muslim dalam kegiatan pengalaman ajaran agamanya.3

Pemahaman terhadap Al-Qur'an bukan hanya dijadikan untuk

memperoleh pengetahuan teoritis saja, tetapi harus diaplikasikan ke dunia

pendidikan dalam arti praktik adalah suatu proses pemindahan pengetahuan

ataupun pengembangan potensi-potensi yang dimiliki subjek didik untuk

menct1pni perkembungnn secaru optinrnl, scrtn membuduyakan manusla

melalui proses transformasi nilai-nilai yang utama.4

Dalam ha! ini, membaca Al-Qur'an merupakan suatu ilmu yang

mengandung seni, clan Al-Qur' an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada

Nabi Muhammad saw. Oleh karena itu, sebagai suatu mu'jizat, maka

membacanya dianggap sebagai suatu ibadah dan ia juga merupakan sumber

ilmu yang mengandung banyak teori keilmuan.

Ha dist:

セ@

kl

セ@

.'iii

JJ'-1.J .::... :

セ@

O...ic

.'iii

セNj@

セ@

t+ll

:i...L..

I <ft I

セ@

( <'1-

o..il.;) NNNLセ@

'J

セ@ -...4AJ1 ('-9:1 セ|N[@

:U\l

ul..fali..9.fai

:Jft.!

セNNY@

"Dari Abi Ummamah a!-Bahi/i ra ia berkata : saya mendengar Nabi bersabda "Baca/ah sekalian Al-Qur'an karena sesungguhnya Al-Qur'an (yang dibaca) akan mendapatkan syafaat I peno/ong bagi para

membacanya di hari kiamat (HR Muslim).

Baik dari dalil Al-Qur'an maupun hadits, mNabi saw. bersabda,

"Diserukan kepada pembaca Al-Qur'an, 'Baca, naik, dan lemberikan

penjelasan dan keterangan bahwa orang-orang yang selalu membaca kitan

3

Znkiah Daradjat. A4etodik Khu.vu Pe11f!/!iaro11 Aga111a ls/run. (.l<1karta: PT. Bumi Aksara, 200 I) Cot 2, h. 91-92.

4

H.M Chatib 'f'hoha, Kapita Selekta Pendidikan /s/an1, ( Yogya: Pustaka Pelajar, 1996),

(14)

Allah, mempunyai kedudukan yang mulia, baik di dunia maupun di akhirat

kelak.

Peran budaya membaca sangat besar dalam membentuk suatu

masyarakat yang berpendidikan dan berperadaban. Dalam kehidupan manusia

membaca merupakan salah satu fungsi yang paling penting dan dapat

dikatakan bahwa semua proses belajar diawali dari membaca, ha! ini tidak lain

karena dengan membaca manusia dapat memperoleh berbagai ilmu

pengetahuan, baik itu pengetahuan umum maupun pengetahuan agama.

Begitu pula dalam ajaran Islam, menempatkan budaya membaca pada

posisi yang penting dan mulia, lebih-lebih dengan perintah membaca

Al-Qur'an, yang dilaukan hanya semata-mata karena Allah (niat beribadah kepada

Allah), maka tiada balasan yang setimpal kecuali balasan pahala. Seruan untuk

membaca Al-Qur'an termaktub dalam finnan Allah yang pertama kali

diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dalam surat Al-'Alaaq ayat 1-5.

l i... ... ... ... .. ,.. ,.. ...- 11 i ...

.lLjj

l.}I

セ@

セ@

cX

セセiセ@

Q

Jlb.

<.>;ul

セNI@

セセ@

l.}I

qセN^ゥ@

L

セセQセ@

セLZィゥセセ@

<.>;JI

セイヲGQ@

( 0-1: Lセ@ / JWi)

"Baca/ah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia Te/ah menciptakan manusia dari segumpal darah. Baca/ah, dan Tuhanmulah yang maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak

diketahuinya." (Q.S. Al-'Alaaq/96 :1-5).

Kewajiban kita terhadap Al-Qur'an; pertama, harus mempunyai wirid

(bacaan) tetap dari Al-Qur'an yang tidak kau tinggalkan sampai khatam.

Karena itu perlu bertahap. Tadinya tidak membaca Al-Qur'an. Lalu memegang

mushaf dan merasa bahwa Al-Qur'an perlu dibaca. lni adalah langkah yang

baik. Kedua, harus belajar membaca Al-Qur'an. Ketiga, hendaknya tergugah

dengan Al-Qur'an dan maknanya, serta kalbumu tergetar ketika mendengar

(15)

diturunkan kepadamu. Keempat, mengulang hafalan. Kelima, kewajiban

terakhir terhadap Al-Qur'an adalah mengamalkannya.5

Untuk menjelaskan persoalan tersebut secara rinci, meninggalkan

Al-Qur'an ada dalam enam bentuk:

I. Tidak mendengar dan membacanya

2. Tidak merenungkan maknanya serta apa yang Allah tuju.

3. Tidak mengamalkan Al-Qur'an.

4. Tidak menjadikannya sebagai obat. Padahal ia adalah obat, entah obat bagi depresi jiwa, kerisauan dan kegelisahan yang menimpa manusia, dan sebagalnya. Al-Qur'an merupakan obat bagi setiap penyakit kalbu.

5. Tidak berhukum padanya, baik dalam skala masyarakat maupun individu.

6. Merasa malu dengan Al-Qur'an. Malu dengan teman-teman karena takut

diejek.6

Tidak menafikkan bahwa ada umat yang masih komitmen dan

konsisten terhadap Al-Qur'an, namun ada juga yang menjadikan Al-Qur'an tidak lebihnya sebagai nyanyian yang disuarakan dan di bacakan dengan

merdu bahkan diperlombakan atau menjadikannya sebagai sarana mencari kehidupan dunia dengan menjualnya dengan harga murah.

Kenyataan ini pun berimplikasi juga di kalangan pelajar dalam dunia

pendidikan formal, yang merasa enggan atau malas untuk membaca

Al-Qur'an. Ketika di institusi pendidikan sekolah, khususnya yang bernuansakan

Islam, baik dari tingkat pendidikan dasar sampai perguruan tinggi, mereka di

berikan pelajaran mengenai pendidikan Al-Qur'an sebagai tuntunan bagi

kehidupan, karena Al-Qur'an merupakan salah satu bagian dari rukun yang wajib diamalkan.

Di MTs Al-Mursyidiyyah, sebagai akibat dari otonomi daerah yang

berimplikasi juga terhadap otonomi pendidikan, maka pihak pengelola

yayasan mengambil suatu kebijakan adalah membahas masalah Al-Qur'an

dengan menjadikannya sebagai salah satu bidang studi.

5 A1nru Muhan1111ad Khalid, A1e111inta dan lvtencintai Hセ。イ。@ Menik111ati Sa/at, Doa, Zikir,

Hqji. dan Baca Quran. h. 247-265.

6

(16)

Bidang studi yang dijadikan scbagai bidang studi bertujuan supaya

lebih menambah dan mengembangkan pengetahuan siswa-siswa dalam mempelajari ilmu-ilmu agama yang dirasakan sedikit sekali waktu belajar

pendidikan agama, apalagi mereka yang berlatar belakang sekolah um um.

Dengan dasar itulah, pihak sekolah merasa perlu menambah jam

pelajaran khusus untuk bidang studi Al-Qur'an yang cliharapkan berpengaruh

siswa-siswinya mampu memahami bidang studi Al-Qur'an clan diharapkan berpengaruh dalam upaya mengatasi kesulitan membaca Al-Qur'an, baik ketika belajar di sekolah maupun diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk 111erealisasiku11 semuu itu tentu tidak mudah, maka terlebih dahulu perlu diperhatikan oleh setiap pendidik bahwa dalam kegiatan belajar

mengajar harus memperhatikan faktor kesulitan membaca, yang merupakan

salah satu dari sekian banyak faktor penghambat dari proses belajar.

Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan pada kesempatan

ini, sebelumnya pun telah dilakukan penelitian skripsi yang berkaitan dengan

kesulitan dalam membaca Al-Qur'an yang telah diteliti pada sekolah berbeda

oleh Siti Tarwiyah dengan judul "Peranan Guru PAI dalam Mengatasi

Kesulitau Baca-Tulis Al-Qur'an di AMP Parung-Bogor" pada tahun

2006-2007. namun pada kesempatan ini, penelitian yang penulis lakukan lebih

mengarahkan kepada "Pcmbinaan yang Dilakukan olch Guru dalam

Mengatasi Kesulitan Siswa Membaca Al-Qur'an di

Pamulang-Tangerang."

Melihat fenomena yang ada di MTs Al-Mursyidiyyah, penulis merasa

tertarik untuk meneliti fenomena di atas dan dituangkan dalam sebuah judul

yaitu: "PEMBINAAN GURU PAI DALAM MENGATASI KESULITAN

SISWA MEMBACA AL-QUR'AN DI MTs AL-MURSYIDIYYAH

PAMULANG-TANGERANG." (Studi Kasus pada Siswa Kelas 1 MTs

(17)

B. Identifikasi, Pembatasan dan Peerumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :

I. Upaya pembinaan yang dilakukan guru PAI dalam mengatasi kesultan siswa membaca Al-Qur'an di MTs Al-Mursyidiyyah.

2. Faktor-faktor yang menyulitkan siswa dalam membaca Al-Qur'an.

3. Tindak lanjut yang dilakukan guru PAI diam mengatasi kesulitan membaca Al-Qur'an pada siswa.

2. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari perluasaan dan salah tafsir terhadap judul penelitian penulis memberi batasan sebagai berikut :

Pembinaan yang dimaksud dalam skripsi ini adalah upaya mengatasi kesulitan membaca Al-Qur'an yang dihadapi siswa di MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang-Tangerang, dan faktor-faktor yang dimaksud adalah faktor yang menyulitkan bagi siswa dalam membaca Al-Qur'an serta usaha atau tndak lanjut yang dilakukan guru dalam mengatasu kesulitan siswa membaca Al-Qur'an.

3. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, penulis merumuskan masalah yang akan diteliti adalah:

a. Bagaimana cara mengatasi kesulitan siswa membaca Al-Qur'an di MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang-Tangerang?

(18)

C. Tujuau dau Siguifikausi Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran secara umum mengenai pembinaan yang dilakukan guru PAI dalam mengatasi kesulitan siswa membaca Al-Qur'an dan upaya yang dilkukan guru PAI dalam mengatasi kesulitan siswa membaca Al-Qur'an.

2. Signifikansi Penelitian

a. Dapat berdaya guna bagi pihak pengelola pendidikan dalam mengembangkan kegiatan belajar mengajar bidang studi Al-Qur'an demi peningkatan kualitas pendidikan yang lebih baik di masa yang akan datang.

b. Sebagai bahan alternatif bagi guru agama dalam mengatasi kesulitan membaca Al-Qur'an

(19)

A. Pembinaan Baca Al-Qnr'an

1. Pengertian Pembinaan

177.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Balai Pustaka menjelaskan bahwa, pembinaan berasal dari kata kerja "bina" yang berarti pelihara, mendirikan/mengusahakan supaya lebih baik, lebih maju, lebih sempurna. Sedangkan kata "pembinaan" berarti "proses/usaha dan kegiatan yang dilakukan secara berhasil guna memperoleh basil yang lebih baik." 1

Dalam pengertian lain pembinaan adalah "suatu upaya, usaha kegiatan yang terus menerus untuk memperbaiki, meningkatkan, menyempurnakan dan mengembangkan kemampuan untuk mencapai tujuan."2

Pembinaan baca Al-Qur'an berarti sebagai serangkaian usaha bantuan kepada siswa dalam membaca Al-Qur'an, untuk meningkatkan hasil yang lebih baik

Sedangkan menurut Zakiah Daradjat "pembinaan adalah upaya pendidikan baik formal maupun informal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teretur dan bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan, mengembangkan suatu dasar kepribadian secara seimbang, utuh dan selaras."3

1

Dcpdikbud, Ka11111s U1111un Bahasa Indonesia, (Jakarta: Oalai Pustaka, 1988), Cet. 1, h.

2

Depag, Proyek Penerangan Bitnbingan Khutbah, Bi111binga11 Rohani pada Dar111a

Wanita, (Jakarta: Depag. 1984). h. 8.

(20)

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembinaan baca Al-Qur'an adalah serangkaian bantuan yang berwujud Jayanan tilawatil qur 'an, dimana layanan tersebut diberikan oleh orang ahli ( qari, guru agama) kepada siswa dengan maksud agar dapat meningkatkan kualitas baca Al-Qur'an sesuai clengan tata cara ilmu tajwid.

2. Pengertian Guru PAI

Dalam dunia penclidikan guru adalah sosok manusia yang mempunyai tanggung jawab berat dan besar yaitu membawa siswanya puda satu taraf kematangan tertentu.

Sejalan dengan ini adalah Allah swt mengisyaratkan dalam Al-Qur'an surat Al-Mujadilah ayat 11.

"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengelahuan beberapa derajal. dan Allah

Maha mengetahui apa yang kamu ke1jakan. "(Q.S. Al-Mujaadilah/58: 11)

Guru merupakan salah satu faktor pendidikan yang sangat berperan, karena guru itulah yang akan bertanggung jawab dalam upaya membina dan membimbing perilaku anak didik guna pembentukan pribadinya, terlebih-lebih guru agama, karena mempunyai tanggungjawab terhadap pembinaan sikap siswa yang sesuai dengan ajaran agama Islam juga bertanggungjawab kepada Allah.

(21)

Yang pertama pengertian guru. Dari segi bahasa guru sebagaimana

yang dijelaskan oleh W.J.S Poerwadaminta, bahwa guru adalah orang

yang mendidik.4

Menurut Ora. Ny, Roestiyah N. K, guru adalah "seorang tenaga

profesional yang dapat menjadikan peserta didik mampu merencanakan

menganalisis dan menyimpulkan masalah yang dihadapi. "5

Suwarno mengutip dalam bukunya yang berjudul Pengantar Umum

Pendidikan, menurut S. Brodjonegor dalam usaha menerangkan

pengertian, mengadakan analisa terhadap istilah yang mengandung arti

mendldlk:

a. Pedagogiek atau teori pendidikan berasal dari perkataan pais yang bera1ii anak, dan agogos yang berarti penuntun. Pada jaman Yunani Kuna, seorang anak yang pergi kesekolah diantar oleh seorang yang disebut gogos. Ia mengantar si anak, membawakan alat-alatnya dan setelah sekolah ditutup, gogos membawa anak pulang kerumah. Dalam lingkungan keluarga gogos diberi tugas pula mengamat-amati sang anak. Maka oleh karena itu paedagogiek berarti; Ilmu menuntun anak.

b. Ovoeding (bahasa Belanda) pad permulaannya berarti "membesarkan" dengan makanan, jadi membesarkan anak dalam jasmaniah. Akam tetapi Iambat laun "tindakan memberikan" ini dikenakan juga pada pertumbuhan rohani anak, jadi pertumbuhan pikiran, perasaan dan kemauan anak dan pula pertumbuhan wataknya. Dalam arti yang luas, opvoeding berarti tindakan untuk membesarkan anak dalam arti geostelyk (kebatinan, jawa)

c. Panggualwentah (bahasa Jawa) berarti mengolah, jadi mengobah kejiwaannya, ialah mematangkan perasaan, pikiran kemauan dan watak sang anak (mengenai pemberian pengetahuan dipergunakan istilah onderwijs atau pengajaran).

d. Dalam bahasa Romawi (termasuk bahasa Inggris) ada istilah "educare"

= mengeluarkan dan menuntun. Istilah ini menunjukkan

tindakan untuk merealisasikan "inne1jik aanleg" atau potensi anak, yang dibawa waktu dilahirkan di dunia. Jadi educare berarti "membangunkan" kekuatan terpendam atau mengaktiveet kekuatan potensiil yang dimiliki anak.

e. Erziichung (perkataan Jerman) hampir sama aiiinya dengan educare, jadi mengeluarkan dan menuntun.6

4

W.J.S. Poerwadaminta, Kan1us Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), Cet. Ke-12. h. 250.

5

Ny. Rocstiyah N.K .. 1\-fa.va/ah-A-fasa/ah //11111 ;.:t'guruan, (Jakarta: Bina Aksarn, 1989).

(22)

Dari kelima istilah tersebut di alas S. Brodjonegoro merumuskan

pengertian pendidikan sebagai berikut :

Pendidikan/mendidik adalah tuntunan kepada manusia yang belum

dewasa untuk menyiapkan agar dapat memenuhi sendiri tugas hidupnya

atau dengan secara singkat: Pendidikan adalah tuntunan kepada

pertumbuhan manusia mulai lahir sampai tercapainya kedewasaan, dalam

arti jasmaniah dan rohaniah.7

Dengan demikian dalam prakteknya usaha pendidikan atau usaha

sadar untuk membimbing pertumbuhan dan perkembangan anak didik

tersebut harus dilakukakan melalui bimbingan, pengajaran dan latihan atau

pembiasaan dan diarahkan dalam rangka mengembangkan kepribadian dan

kemampuan peserta didik ke tingkat kedewasaan; dan hal ini dilakukan di

dalam atau di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.8 Sedangkan

penge11ian pendidikan agama adalah usaha-usaha secara sistematis dan

pragmatis dalam membantu anak didik agar supaya mereka sesuai dengan

ajaran agama lslam.9

Pendidikan agama Islam secara formal dalam kurikulum berbasis

kompetensi disebutkan bahwa:

"Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami dan menghayati

hingga beriman, bertakwa dan berakhlak mulia, dalam mengamalkan

ajaran agama iSlam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur'an dan

hadits. Melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta

penggunaan pengalaman. Dibarengi tuntutan untuk menghormati

penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar

ummat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan

persatuan bangsa." 10

6

Suwarno, Pengantar U11111111 Pendidikan, (.lakarla: PT rincka Cipta, 1992), Cet 2. h. 1-2.

7

Su\varno, Pe11gantar l/1n11111 Pend;dikan. h. 3. 11

Su\varno, Pengantar U11111111 Pendidikan, h. 3-4.

9

Zuhairini dkk., Methodik Kh11s11 Pendidikan Agama, (Surabaya: Biro llmiah Fakultas Tarbiyah, 1983), h. 27.

10

(23)

Jadi dari beberapa pengertian di atas, penulis dapat mengambil

kesimpulan bahwa pengertian guru pendidikan agama Islam adalah "Yang

mempunyai tugas mengajar I membimbing dan melatih siswa tentang

pendidikan agama Islam dalam kehidupan sehari-hari baik sebagai pribadi,

masyarakat, bangsa dan negara.

3. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Agama Islam

104.

Pendidikan Islam pada dasarnya adalah proses pembentukan watak, sikap dan perilaku islami yang meliputi iman (akidah), Islam (syari'at), dan ihsan (akhlak, etika, dan tasawuf). Tujuan pokoknya adalah mempersiapkan peserta didik agar mampu menjadi khalifah Allah yang akram (mulia) yang bera1ti lebih bertakwa kepada Allah dan yang shalih dalam arti mampu mengelola, mengembangkan dan melestarikan alam.11

Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, sating menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial. Pendidikan budi pekerti dimaksudkan agar peserta didik mulai mengenal, meneladani, dan membiasakan perilaku terpuji.12

Sedangkan menurut Alisuf Sabri fungsi Pendidikan Agama Islam

antara lain sebagai berikut:

I. Sebagai sumber kekuatan agar usaha Pendidikan Agama Islam dapat

berdiri tegak dengan kuat, lestari dan sempurna ujud dan tujuannya.

2. Sebagai landasan kebenaran yang akan dijadikan pedoman untuk

menetapkan kebijaksanaan atau kebijakan pendidikan dan pelaksanaan pendidikan yang memadai agar pendidikan Islam

terlaksana dan tercapai tujuannya seeara selektif sesuai dengan nilai-·1 . . I I 13

ni ai aJaran s am.

11

Sahal Mahfud, Nuansa Fiqih Sosial, (Yogyakarta: LkiS, 1994), Ccl, Ill. h. 316.

12

Standar Kotnpetensi dan Ko1npetensi Dasar Pendidikan Agan1a lslan1. (BNSP. 2006)

(24)

Adapun tujuan pendidikan Agama untuk masing-masing tingkat

sekolah adalah sebagai berikut: 1. Untuk Tingkat Sekolah Dasar

a. Penanaman rasa Agama kepada murid.

b. Menanamkan perasaan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. c. Memperkenalkan ajaran !slam yang bersifat global, seperti

rukun-rukun Iman, rukun-rukun Islam dan lain-lainnya.

d. Membiasakan anak-anak berakhlak mulia, dan melatih anak-anak untuk mempraktekkan ibadah yang bersifat praktis-praktis, seperti shalat, puasa dan lain-lainnya.

e. Membiasakan contoh tauladan yang baik.

2. Untuk Tingkat Sekolah Lanjutan Tingknt Pertama (S.L.T.P.) a. Memberikan ilmu pengetahuan Agama Islam.

b. Memberikan pengertian tentang Agama Islam yang sesuai dengan tingkat kecerdasannya.

c. Memupukjiwa Agama.

d. Membimbing anak agar mereka beramal shaleh dan berakhlak mulia.

3. Untuk Tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (S.L.T.A.)

a. Menyempurnakan Pendidikan Agama yang diberikan di tingkat S.L.T.P.

b. Memberikan pendidikan dan pengetahuan Agama Islam serta berusaha agar mereka mengamalkan ajaran Islam yang telah diterimanya.

4. Untuk Tingkat Universitas

a. Terbentuknya Sarjana Muslim yang taqwa kepada Allah. b. Tertanamnya aqidah lslamiyah pada setiap mahasiswa.

c. Terwujudnya mahasiswa yang taat beribadah dan berakhlak mulia.14

Selain itu, dari sudut pandang yang lain, pendidikan keagamaan

merupakan manifestasi dari upaya peningkatan kualitas kemanusiaan,

sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional, yaitu

mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia

seutuhnya, manusia yang beriman dan takwa kepada Tuhan Yang

Mahaesa, berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,

Hzuhairini, <lkk, !vfethodik Khusus l'eudidikan Aga111a, (Surabaya: Usanu Nasional,

(25)

kesehatan jasmani dan ruhani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta bertanggung jawab.15

Beberapa pendapat para ahli mengenai tujuan pendidikan agama Islam adalah sebgai berikut :

I) Menurut Ahmad D. Marimba dalam buku Al isuf Sabri "tujuan akhir pendidikan Islam adalah identilJsejalan dengan tujuan hidup seseorang musliim, sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur'an Surat Az-Zariyat ayat 56; Surat Bayyinah, ayat 132; dan Surat Ali Imron ayat I 02, yang intinya adalah menjadi seorang hamba Allah yang beriman, bertakwa dan berserah diri sepenuhnya kepada Allah swt atau bera1titerbentuk kepribadian muslim." 16

2) Zakiah Daradjat, dkk: dalam buku Alisuf Sabri mengatakan bahwa "Tujuan umum pendidikan Islam adalah terbentuknya lnsan Kami! dengan Pola Takwa. Insan Kami! denghan pola takwa yang terbentuk dapat mengalami perubahan bertambah atau berkurang karena itu orang yang sudah takwa dalam bentuk lnsan Kami! masih perlu pendidikan sepanjang hayatnya guna pengembangan/peningkatan paling tidak untuk pemeliharaan sehingga Insan kamil yang bertakwa tersebut akhirnya dapat menghadap Tuhan-Nya (mati) dalam keadaan menjadi muslim paripurna (orang yamg berserah diri sepenuhnya kepada Allah swt).17

3) M Arifin, M. Ed: dalam buku Alisuf Sabri berpendapat berdsarkan hasil kongres sedunia tentang pendidikan Islam, tanggal 15-20 Mei 1980 di Islamabad, dikemukakan bahwa; "Pendidikan Islam bertujuan mengembangkan pola kepribadian manusia yang bulat yang mencakup semua aspek baik aspekjasmaniah, aspek spiritual, intelektual, ilmiah maupun hahasa yang yang diperlukan untuk hidup sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Dan pendidikan Islam mendorong agar semua aspek dapat berkembang secara maksimal guna mencapai kesempurnaan hidup. Adapun tujuan akhir pendidikan Islam adalah terbentuknya sikap penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah baik secara perorangan, masyarakat maupun sebagai umat manusia secara keseluruhan. Hal itu sejalan dengan ikrar setiap muslim dalam awal shi;latnya sebagaimana yang diajarkan oleh Allah swt, yang artinya :

15

Sahal Mahfud, 1Vuansa Fiqih Sosial, h. 3 I 6.

16

M. AlisufSabri, !111111 Pendiqfikan, h. 100.

17

(26)

"Sesungguhnya shalatku ibadahku hidup serta matiku hanya untuk Allah, Tuhan sekalian alam."18

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan akhir dari pendidikan kepribadian muslim atau insan kamil dengan pola takwa yaitu terbentuknya pribadi yang beriman, berilmu dan berketerampilan yang senantiasa berupaya mewujudkan dirinya dengan baik secara maksimal guna memperoleh kesumparan hidup karena didorong oleh sikap ketakwaan dan penyerahan dirinya kepada Allah swt agar memperoleh ridho-Nya.

B. Membaca AI-Qur'an

1. Pengertian Mem baca

Menurut Kamus Ilmu Jiwa dan Pendidikan kata baca adalah "ucapan lafaz bahasa lisan menurut peraturan-peraturan tertentu."19 Kata membaca merupakan kata yang berasal dari kata baca yang berarti melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya dilihat.

Menurut Ngalim Purwanto membaca adalah menangkap pikiran perasaan orang Jain dengan perantaraan tulisan dan gambar dari bahasan yang dilisankan.20

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia membaca adalah menyuarakan atau melisankan huruf-huruf (nyaring atau dalam hati saja).21

Membaca dalam Bahasa Arab terambil dari kata "qara'a yang berarti "menghimpun" yaitu apabila kita menyatukan beberapa buah kata menjadi sebuah kalimat kemudian diucapkan, maka pekerjaan ini

18

M.Alisuf Sabri, 1/11111 Pendidikan, h. 100-101.

19

Jalaluddin dun Ali Ahnad Zen, Kan111s lflnu Jiwa dan Pendidikan, (Surabaya: Putra Alma'aril;2005). h. 28.

20

Ngalin1 Punvanto Lian Djaniah J\lin1, !v/etodologi Pengajaran Bahasa Indonesia

diseko!ah dasar, (Jakarta: PT Rosda Jaya Putra, 1997),Cct. I. h. 27.

21

(27)

dinamakan membaca, atau dalam bahasa Al-Qur'an qara 'atahu

qara 'atan. "22

Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa kegiatan membaca

dilakukan melalui penginderaan mata, melafalkan huruf dengan lidah

dan kegiatan kejiwaan melalui perintah otak.

Dalam Al-Qur'an surat Al-'Alaq ayat 1-5, perintah 'iqra'

dikatakan berulang-ulang, karena membaca tidak akan bisa meresap ke

dalamjiwa, tanpa mengulangi berkali-kali dan dibiasakannya.

Membaca mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan ilmu dan teknologi, serta syarat utama dalam

membangun peradaban umat Islam.

Dengan demikian membaca adalah kegiatan yang dilakukan

dengan pengulangan dan pembiasaan diri, untuk menyerap seluruh isi

dan kandungan dalam membaca tersebut.

"Perintah membaca merupakan yang paling berharga yang dapat

diberikan kepada umat manusia. Kegiatan membaca merupakan kegiatan

rutin yang mengantarkan manusia ke derajat yang sempurna dan

keperadaban. "23

Kegiatan dalam membaca Al-Qur'an terdapat empilt macam

tingkatan bacaan, yaitu:

I. Tarti/, yaitu bacaan yang dilakukan dengan perlahan-lahan,

tenang, mengeluarkan tiap-tiap huruf pada tempat keluarnya (makhrajnya), dan memberi semua hak-hak huruf, serta menerangkan maknanya.

2. Tahqiq, yaitu bacaan seperti tartil, namun lebih tenang.

Biasanya bacaan seperti ini digunakan dalam proses belajar mengajar untuk melatih lidah membaca dengan benar.

3. Hadar, yaitu bacaan yang dilakukan dengan cepat dengan tetap

memelihara ketentuan hukum yang berlaku dalam ilmu tajwid.

4. Tadwir, yaitu bacaan tingkat pertengahan antara tartil dan

hadar.

22M. Quraislt Shihab. ti1e111h111uika11Al-Q11r'a11. {l1nndu11g: J'vlizan. 1994). C'ct. JV, h. 167.

(28)

Di antara empat tingkatan bacaan di atas, tingkatan yang paling baik adalah taitil.24

2. Keutamaan Membaca Al-Qur'an

Menurut M. Miscbachul Munir dalam bukunya yang berjudul

Pedoman Lagu-lagu Tilawatil Qur'an bahwa dalam membaca Al-Qur'an

memiliki beberapa keutamaan, tidak semata-mata hanya untuk membuktikan seseorang bisa membaca Al-Qur'an karena ingin dikatakn

sebagai umat Islam, namun sesungguhnya keutamaan membaca Al-Qur'an

diantaranya yaitu:

Pertama,

nilai pahala, kegiatan membaca Al-Qur'an persatu

hurufnya dinilai satu kebaikan dan satu kebaikan dapat dilipatgandakan

hingga sepuluh kebaikan. Bayangkan bila satu ayat atau satu surah saja

mengandung puluhan aksara arab. Sebuah anugerah Allah swt yang

agung. Dalam hadits Riwayat Al-Hakim disebutkan yang a1tinya, "Barang siapa membaca satu hurzif (aksara) dari Al-Qur'an

maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dilipat gandakan

menjadi sepuluh kali padanya, Aku tidak mengatakan a/if lamn miim itu

satu huruf, melainkan a/if satu hzmif, laam satu huruf dan miim satu

huruf.25

Kedua:

obat (terafi) jiwa yang gundah. Membaca Al-Qur'an bukan

saja amal ibadah, namun juga bisa menjadi obat dan penawar jiwa

gelisah, pikiran kusut, nurani tidak tentram dan sebagainya. Allah swt. berfirman:

"' .... JJ ,,, , "'""

セ@ • • • JI I

;;.J..--

セャNNlャN@

-:. ,.

セ@

. I"•

IJ

:

LLセZセᆳ

セ@ セセ@ :JJ , .r-

u

,

• /'"'

セ@

u.JU

, J

(A y :

v

I

I

!.>"' 'i 1)

" Dan Kami turunkan dari al-Qur 'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman ... "

(Q.S. Al-Israa/17: 82)

24

Sirajuddin SA, Tuntunan Me1nbaca Al-Qur'an dengan Tartil, (Jakarta: PT. Mizan Publika, 2005). Cct. I. h. 10.

25

(29)

Ketiga: Memberikan syafa'at. Disaat umat manusia diliputi

kegelisahan pada hari kiamat, Al-Qur'an bisa hadir memberikan

pertolongan bagi orang-orang yang senantiasa membacanya di dunia,

sabda Rasulullah saw.

I セ@ .(\) I

J

セj@ .::... :

J\l

.i..jc .(\) I セj@ セ@

L;.l

I

4..

Lo I c,r.I セ@

NセセGゥ@ セ@

4-.yg.Ji

('-':!

i;t,

\|NNャセ@ ulfa! l..1.) I :

J

Naャセ@ ..9

4c

.ill

(,..i....

olJJ}

"Baca/ah Al-Qur 'an karena sesungguhnya ia pada hari kiamat akan hadir memberikan pertolongan kepada orang-orang yang

membacanya. " (HR. Muslim)

Keempat: Menjadi nur di dunia sekaligus menjadi simpanan di

akhirat. Dengan membaca Al-Qur'an, maka seorang muslim akan ceria

dan berseri-seri ia tampak anggun dan bersahaja karena akrab dan

bergaul dengan kalam tuhan-Nya. Lebih jauh, ia akan dibimbing oleh

kitab suci itu dalam meniti jalan kehidupan yang lurus. Selain itu, di

akhirat membaca Al-Qur'an akan bisa menjadi deposito besar yang

membahagiakan. Sabda Rasulullah saw. "Baca/ah selalu Al-Qur'an, sesungguhnya ia menjadi cahaya baginya di bumi dan menjadi

simpanan bagimu di langit. (HR lbnu Hibban)

Kelima: Malaikat turun memberikan rahmat dan keterangan. Jika

Al-Qur'an di baca, malaikat akan turun memberikan si pembaca dan

ketenangan.

Dengan nilai-nilai keutamaan dan kelebihan ini, orang Islam diserukan rumahnya tidak sunyi dari gema bacaan Al-Qur'an, karena

bacaan Al-Qur'an akan menerangi rumah meliputinya dengan nur Ilahi

(30)

dinyatakan: "Terangilah rumah-rumahmu dengan shalat dan membaca

Al-Qur 'an." (HR. Baihaqi).26

3. Adah seorang muslim terhadap Al-Qur'an

Al-Qur'an adalah kitab Allah swt yang diturunkan sebagai rahmat

untuk semesta alam dan petunjuk kepada seluruh manusia. Mengimani

Al-Qur'an merupakan bagian dari rukun iman, Al-Al-Qur'an adalah kitab suci

yang harus diagungkan dan dimuliakan.

Al-Qur'an berisikan pedoman-pedoman kehidupan menuju jalan yang lurus dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Maka dari itu wajib bagi

seorang muslim untuk beradab terhadap Al-Qur'an.

Adapun beberapa adab penggunaan terhadap Al-Qur'an itu adalah sebagai berikut:

4) Yang paling utama adalah mengimaninya dalam hati. Al-Qur'an adalah kitab umet Islam dan merupakan firman dari Allah untuk semua manusia.

5) Setiap muslim wajib menghormati mushaf (Al-Qur'an) dan meletakkannya di tempat yang suci dan bersih.

6) Seorang muslim wajib menghonnati Al-Qur'an dan memuliakannya.

7) Hendaknya menghormati dengan tangannya dan menfangkatnya lebih tinggi dari pada paha ketika membaca Al-Qur'an.2

4. Adah Membaca Al-Qur'an

Bagi umat Islam, Al-Qur'an adalah kitab suci, kepada Al-Qur'anlah

semua kehidupan mereka dirujukan, oleh karena itu, setiap orang Islam

harus membacanya supaya bisa memahami isinya dan kemudian

mengamalkannya dalam kehidupan.

Membaca Al-Qur'an tidaklah sama dengan membaca sebuah buku,

majalah, surat kabar dan semacamnya, ada adab dan tata cara tertentu

yang mesti dilakukan agar si pembaca bukan hanya mampu membaca,

26

Ah1nad Syarifuddin, A1endidik Anak A4e111baca, 1nenu/is dan A1encintai Al-Qur'an,

(Jakarta: Geina lnsani, 2004), h. 45-48.

27

(31)

tetapi harus memahami dan menyelami ke dalam makna ayat-ayatnya

dengan baik dan benar, sekalipun sekedar membacanya saja sudah

mendapat pahala.

Dalam rangka mencapai kesempurnaan ibadah kita kepada Allah lewat membaca Al-Qur'anul Karim, malrn hendaklah kita perhatikan hal-hal yang berkaitan dengan sopan santunnya (membaca Al-Qur'an sebagai kalam ilahi rabbi). Adapun sopan santun membaca Al-Qur'an atau adab membaca Al-Qur'an adalah:

I) Hendaknya berwudu sebelum membaca Al-Qur'an.

2) Dalam memulai membaca Al-Qur'an hendaknya dimulai denan membaca ta'awwudz, yang berbunyi:

セIQP@ セi@ <)A ..ii\.; j_ic\

3) Dalam membaca Al-Qur'an hendaknya menghadap kiblat. 4) Pada saat membaca Al-Qur'an hendaknya tubuh/badan, pakaian

dan tempat di mana membaca Al-Qur'an haruslah suci.

5) Dalam membaca Al-Qur'an hendaklah ikhlas hanya karena Allah semata.

6) Hendaknya tenang pada saat membaca Al-Qur'an.

7) Pada saat membaca Al-Qur'an hendaknya hatinya tenang. 8) Bila mampu, hendaknya kita meresapi isi ayat yang sedang kita

baca tersebut.28

S. Penguasaan Bacaan Al-Qur'an

Penguasaan bacaan ditempuh secara bertahap dalam lima satuan pelajaran, yaitu dari satuan pelajaran kcdua sampai dengan keenam.

Dalam lima satuan pelajaran itu dipelajari secara bertahap, tanda-tanda

baca: harakat, sukun, tasyid, tanwin dan tanda panjang (mad tabi'i).

Dalam kelima satuan pelajaran itu juga dimantapkan secara

bertahap penguasaan dan hafalan huruf hijaiyyah yang menyertai

penerapan dan praktik penerapan tanda-tanda bacanya. Tahapan

penguasaan huruf hijaiyyah didasarkan pada urutan makhrijul huruf

(tempat asal keluar bunyi hurut), dimulai dengan huruf Alif dan huruf

bibir (seperti ba) sampai dengan huruf dada (ha).

Setiap satuan pelajaran dalam langkah penguasaan bacaan

disusun dengan urutan-urutan:

28

Na11nul Hada, Mahfudli Sahli,

(32)

I) Pengenalan tanda baca.

2) Pengenalan beberapa huruf Hijaiyyah beserta makhrajnya. 3) Penerapan tanda baca dengan transliterasi.

4) Latihan membaca huruf lepas dalam satuan pelajaran kedua dan ketiga. Mulai satuan pelajaran keempat dan seterusnya diperkenalkan proses perangkaian huruf dan membaca yang terdir dari rankaian huruf-huruf.

5) Latihan menu I is dengan meiru contoh-contoh yang disediakan.29

C. Al-Qur'an

1. Pengertian Al-Qur'an

Al-Qur'an berasal dari kata qara 'a (bacaan) dan di dalam kata

qira 'ah terkandung makna: agar selalu diingat.30

Menurut Abdul Wahhab Khallaf lafazh Al-Qur'an dalam bahasa

Arab diambil dari kata (qara'a), seperti lafazh (al-ghuji-aan) juga diambil

dari kata('a/ara). Jadi urutannya,(qara'a, yaqra'a, qara'atan, waqur'anan).

Seperti dalam ayat Al-Qur'an yang berbunyi.

J.... J .. e:-!"' J. ... z... ... ,,.. J,,,. , ,J. .... ,... ,,,.

@1,.ul;.J!

&u

4.WI)

1.:.J-'

®

,.ul;.J!j

Lセ@

1:_1-c

0j

(\A-IV: •VI 4..o \.;iJ 1)

"Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya di dadamu

dan membuatmu pandai membaca. Apabila Kami telah selesai

membacanya, ikutilah bacaannya itu. (Q.S Al-Qiyamah/75: 17-18).

Secara istilah Al-Qur'an ialah firman Allah yang diturunkan kepada

Nabi Muhammad saw. Dengan perantara malaikat Jibril untuk disampaikan kepada manusia yang dituliskan di dalam mushaf, yang

mutawatir penukilannya, dan bersifat mukjizat bagi Nabi Muhammad,

1flnunyun1in,

!1achn1111, / 5 .Ja1u /Jehrjar ,\'t•1uliri Ale111hoca I )an 1\-/e11u/is I h1r11.f aャセqQQイG。ョL@

(Yogyakarla: Tilian llahi, 1997), Cct. I. h. 6.

セPsオ「ィゥ@

As-Shalih, A1e111bahas /!111u-i'111u Al-Qur'an. (.Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001).

(33)

yang harus dibaca, dipahami, diaamalkan isinya oleh manusia agar

tercapai kehidupan yang selamat dan bahagia di dunia dan diakhirat.31 Ada beberapa definisi Al-Qur'an yang lain, seperti dikutif oleh A Mustafa yang dikemukakan oleh para ahli di antaranya.

I) Menurut Abu Zahrah; Al-Qur'an secara sederhana diartikan kitab yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw.

2) Menurut lbnu Syaltut Al-Qur'an adalah lapaz arabi yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw, dinukilkan kepada kita secara mutawatir.

3) Menurut As-Saukani Al-Qur'an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad sw tertulis dalam kitab (mushaf), dinukilkan kepada kita secara mutawatir.

4) Menurut Imam Jalaliddin As·Suyuti definisi Al-Qur'an adalah firman Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw untuk melemahkan pihak-pihak yang menentangnya, walaupun hnya dengan satu surat saja padanya.32

Kitab suci, yaitu Al-Qur'an yang diturunkan secara mukjizat

melalui wahyu, baik berupa makna maupun kata-kata, kepada Nabi

tennulia, Muhammad saw.33

Para ulama ushul menetapkan bahwa Al-Qur'an ialah: "Kitab

(wahyu) Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya Muhammad bin

Abdullah, lafazh dan makna yang ditulis di dalam mushaf, yang

dinukilkan dengan jalan mutawatir dan membacanya suatu perbuatan

ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah.34

Jika dilihat dari beberapa definisi di atas yang diungkapkan oleh

para tokoh, nampak sating melengkapi antara satu dengan yang lainnya.

Adapun pengertian Al-Qur'an menurut penulis adalah "Kalam Allah yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dengan perantara malaikat Jibril

a.s yang dinukilkan kepada generasi sesudahnya secara mutawatir, tertulis

31

Syan1inan Zaini, Wmvasan AIMQur'an Tentang Pembangunan Manusia Seutuhnya, (Jakarta: Radar Jaya Offset, 1996), h. 28.

32

A. Mustafa, sセゥ。イ。ィ@ Al-Qur'an, (Surabaya: Al-lkhlas, 1994), h. 10-11.

Dl\11. Bnqir /\shMShndr, Penga111ar (!shul l"iqh don lls/ud Flqh Perhandingan, (Jakarta:

Pustaka Hidayah, 1993), Cei.3, IL 53.

(34)

dalam mushaf dimulai dari surat al-Fatihah dan ditutup surat an-Nas,

membacanya bernilai ibadah.

2. Fungsi Al-Qur'an

Menurut Rifat Syauki Nawawi dan M. Ali Hasan dalam bukunya berjudul pengantar ilmu tafsir, menyatakan bahwa fungsi Al-Qur'an adalah sebagai berikut:

I) Manhajul hayah (pedoman hid up) bagi manusia dalam mengelola

hidupnya secara baik, dan merupakan rahmat untuk semesta alam, disamping pembela antara yang hak dan bathil, serta penjelas terhadap sesuatu perkara.

2) Sebagai mukjizat nabi Muhammad untuk membuktikan bahwa ia adalah rnsul Allnh.

3) Sebagai hakim yang diberi wewenang oleh Allah memberikan keputusan terakhir mengenai bebrapa masalah yang di perselisihkan di kalangan pemimpin dari berbagai agama, sekaligus sebagai korektor yang meluruskan kepercayaan-kepercayaan.

4) Sebagai pengukuh terhadap kebenaran-kebenaran kitab suci yang pernah di turunkan sebelum Al-Qur'an dan kebenaran para nabi dan rasul sebelum nabi Muhammad saw.35

Fungsi Al-Qur'an bagi manusia oleh Drs. Otong Surasman SQ di bagi

dalam tiga bagian:

1) Fungsi Al-Qur'an bagi manusia di dunia.

Sebagaimana di ketahui dengan jelas, bahwa fungsi Al-Qur'an

adalah sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia, Al-Qur'an adalah

mukj izat yaitu bukti kebenaran terhadap apa-apa yang di bawa oleh

nabi Muhammad saw. Al-Qur'an itu bisa berfungsi sebagai petunjuk

bagi manusia, jika manusia tersebut mau menggali, mengkaji, menelaah, meneliti, memahami, mentadaburi, memikirkan isi kandungan Al-Qur'an.

35

(35)

2) Fungsi Al-Qur'an bagi manusia di alam kubur.

Dalam penantian dialam kubur, manusia terbagi dua golongan, yaitu ada yang mendapatkan nikmat dan ada yang mendapatkan siksa, oleh karena itu agar terhindar dari siksa kubur manusia diberikan petunjuk melalui kitab Allah yakni Al-Qur'anul karim. Al-Qur'an yang dibaca ketika hidup di dunia yang semata-mata di lakukan karena Allah bukan karena ingin di puj i (riya) maka termasuk amal shaleh yang akan menjadi teman dialam kubur menjadi pelipur Iara di kala orang duka.

3) Fungsi Al-Qur'an bagi manusia di akhirat.

Pada hari kiamat itu, bahwa nanti orang-orang yang selalu membaca Al-Qur'an akan mendapat syafaat. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abi Umamah al-Bahiliy, yaitu:

.ii.Ii

..,.L.:>

.lli

J.Jl....J .:... : Jtl

セ@

.ii.Ii

セNI@

セ@

l,ili4...L.i '-'""'

セ@

.4..;..;._,,,,'i

!.J&

NセL@

4...1.,;ili

(".j:/

i;t.;

<\.l\.2

01.)J IJj

i : Jji,

セNNY@

セ@

( F'IJJ)

"'Baca/ah Al-Qur 'an karena sesungguhnya ia pada hari kiamat akan hadir memberikan pertolongan kepda orang-orang yang

membacanya." (HR. Muslim).36

I-ladits ini memberikan penjelasan yang jelas dan mudah di pahami bahwa bagi orang-orang yang selalu membaca Al-Qur'an ketika di dunia, nanti di hari kiamat akan mendapat syafaat atau pertolongan. Namun perlu di pahami bahwa bacaan tersebut harus karena niat yang ikhias dan bacaannya harus baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.

(36)

D. Problematika dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur'an

Dalam memahami bacaan Al-Qur'an dibutuhkan pengajaran dan

metode pembelajaran sebagai alat untuk memudahkan membaca Al-Qur'an.

Pada dasarnya inti dari pengajaran membaca Al-Qur'an adalah suatu usaha

memberikan ilmu pengetahuan tentang membaca Al-Qur'an dengan baik dan

benar sesuai kaidah ilmu tajwid dan nantinya diharapkan dapat memahami,

meresapi dan dapat mengamalkannya.

Menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat menerangkan bahwa pada umumnya isi pengajaran Al-Qur'an meliputi:

I. Pengenalan hurufhijaiyyah, yaitu dari alif sampai ya.

2. Cara membunylkan maslng-maslng hurnf hljalyyah dan slfat-slfat huruf itu dibicarakan dalam ilmu makhraj.

3. Bentuk dan fungsi tanda baca seperti syakal, syaddah, mad dan tanwin, dan sebagainya.

4. Bentuk dan fungsi tanda berhenti baca (waqaf), seperti: waqaf mutlak, waqaf jawaz, dan sebagainya.

5. Cara membaca, melagukan dengan bermacam-macam irama dan bermacam-macam qiraat yang dimuat dalam ilmu qiraat dan ilmu nagham.

6. Adabut tilawah yaitu berisi tata cara dan etika membaca Al-Qur'an sesuai dengan fungsi bacaan itu sebagai ibadah.37

Dari uraian di atas menerangkan bahwa dalam membaca Al-Qur'an

harus sesuai dengan ilmu tajwid "ilmu tajwid dari segi bahasa membaguskan,

sedangkan menurut istilah ialah ilmu yang memberikan segala pengertian

tentang huruf, baik hak-hak huruf (haqqul hmfJ maupun hukum-hukum baru yang I imbul sclclah hak-hak hurur (111us1ahaqqul hwfJ dipenuhi.

Adapun yang dimaksud dcngan hak huruf ialah ciri khas yang lazim

bagi suatu huruf, contohnya bacaan jahr, syiddah, isti'/a, istifaa/, ghunnah,

dan lain-lain. Hal ini merupakan suatu ha! yang lazim bagi ciri khas setiap

huruf dan tidak dapat terlepas daru huruf tersebut. Jika tidak dipenuhi,

sekalipun hanya sebagiannya, terjadilah apa yang dinamakan lahn (keliru dan

menyimpang). Sedangkan mustahak ialah ciri khas huruf yang bersifat

insidental dan bersumberkan dari jati dirinya, contohnya tafkhim yang

(37)

bersumberkan dari isti'la dan tarqiq yang bersumberkan dari istifaal. Demikianlah seterusnya.38

Dengan demikian dalam mengatasi kesulitan siswa membaca Al-Qur'an ilmu tajwid sangat penting. "Tajwid juga bisa berarti mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya serta memberi hak-haknya, seperti jelas, kuat, lemah dan sifat huruf. Adapun tujuan rnempelajari ilmu tajwid adalah untuk dapat membaca ayat-ayat Al-Qur'an secara benar serta dapat rnemelihara lisannya dari kesalahan-kesalahan ketika membaca Al-Qur'an."39

1. l(esulltan Pembelajaran Mcmbncn

a. Fnktor-faktor Kesulitan Membaca Al-Qur'an

Tidak semua orang Islam dapat membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar. Menurut Prof. Dr. Jalaludin adanya kesulitan dalam mempelajari Al-Qur'an dikarenakan beberapa faktor penyebab antara lain40 :

J.Orientasi Be1pikir

Pengaruh modernisasi banyak mempengaruhi arah pemikiran orang. Kemajuan teknologi dengan segala hasil yang disumbangkan bagi kemudahan hidup manusia, banyak mengalihkan perhatian orang untuk lebih erat dengan akan kebendaan. Hal itu rnendorong mereka untuk menuntut ilmu yang diperkirakan dapat membantu ke arah pemikiran pengetahuan praktis dan menunjang prestise kehidupan. Pengetahuan tentang membaca Al-Qur'an dan cara membacanya kalah bersaing di alam pemikiran kebanyakan kaum Muslimin.

38

Qamhaawi, Muhammad ash Shadiq lbnu, //11111 Tajwid, (Bandung: Trigenda Karya, 1995). Cet. I. h. I I.

39

M. Misbachul Munir. Pedoman Lag11-lag11 Ti/awatil Qur'an, (Surabaya: Apollo, 1997),

Ccl. Ill. h. 152.

(38)

ーセセェセセ[セᄋ[[セセセセセセa@

I

2.Kesempatan

i/1111

Tenaga

Arah berpikir yang material telah mendudukan status wajib

belajar Al-Qur'an ke propinsi yang lebih kecil. Pengaruh ini telah

menimbulkan kondisi alasan-alasan. Akibatnya terjadi kelangkaan

penyediaan kesempatan dan kelangkaan tenaga. Waktu yang disediakan

untuk belajar Al-Qur'an sangat sedikit jika dibandingkan dengan waktu mereka gunakan untuk menuntut pengetahuan lain. Akhirnya tenaga

pengajar tersedia tidak sempat berkembang seimbang dengan kebutuhan.

3 .. Metode

Perkembangan teknologi telah merubah kecenderungan masyarakat

untuk menuntut pengetahuan secara lebih mudah dan lebih cepat. Untuk

menampung minat ini dalam berbagai disiplin ilmu para ahli telah

memanfaatkan jasa teknologi dalam media pendidikan baik media

visual, audio visual, komputer dengan cara yang tepat guna. Khusus

dalam pendidikan Al-Qur'an cara ini masih langka dan mahal. Metode

lama dalam bebrapa seginya mungkin sudah kurang serasi dengan

keinginan dan kecenderungan tepat guna ini. Akibatnya metode yang

demikian berangsur kurang diminati.

4.Aksara

Kitab suci Al-Qur'an ditulis dengan aksara dan bahasa Arab. Faktor

ini menyulitkan bagi mereka yang berpendidikan non

pesantren/madrasah karena pengetahuan ini tidak dikembangkan secara

khusus di sekolah umum. Akibatnya pelajar yang berpendidikan umum sebagian besar buta aksara kitab sucinya.

Faktor-faktor diatas menurut Prof. Dr. Jalaluddin banyak

mempengaruhi kecenderungan yang menimbulkan sikap masa bodoh

dan anggapan bahwa belajar membaca Al-Qur'an sulit.

Belajar Al-Qur'an dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu

(39)

yang berlaku dalam tajwid dan qira'at, belajar arti dan maksudnya

sampai mengerti akan maksud yang terkandung di dalamnya, terakhir

belajar menghafalkannya di luar kepala.

Fenomena kesulitan belajar membaca seseorang siswa biasanya

tampakjelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya.

Namun kesulitan belajar membaca juga dapat dibuktikan dengan

munculnya kelainan perilaku (misbehavior) siswa seperti kesukaan

berteriak-teriak di dalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak

masuk sekolah, dan sering minggat dari sekolah.41

Kesulitan membaca dapat dilihat juga dari beberapa faktor di bawah ini.

I. Faktor intern siswa, meliputi gangguan atau kekurangmampuan

psiko-fisik siswa, yakni:

a. Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual/intelegensi siswa;

b. Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap;

c. Yang bersifat psikomotorik (ranah rasa), antara lain seperti terganggunya alat-alat indera pengliha dan pendengar (mata dan telinga).

2. Faktor Ekstern Siswa, meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan

sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor ini dapat dibagi tiga macam.

a. Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan antara ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.

b. Lingkungan perkampungan/masyarakat, contohnya: wilayah perkampungan kumuh (slum area), dan teman sepermainan (peer group) yang nakal.

c. Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti ¥asar, kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah.4

41

Jalaluddin, Metidik Tunjuk Si!ang, (Jakarla: Kalam Mulia, 1998), Cet. 4. h. 6-7.

42!\.lluhibin Syah, M. Ed.

Psiko/ogi Pendidikan, Stl{lfrt Pendekatan Boru, (Bandung: PT

(40)

Berdasarkan dua faktor yang ada di dalam dan di Juar diri siswa tersebut malca penyebab timbulnya kesulitan belajar siswa di sekolah selengkapnya dapat disebutkan sebagai berikut:

a. Rendahnya kemampuan intelek/kecerdasan anak. b. Gangguan-gangguan perasaan/emosi.

c. Kurangnya motivasi dalam belajar. d. Kurangnya kematangan untuk belajar. e. Latar belakang sosial yang tidak menunjang. f. Kebiasaan belajar yang kurang baik.

g. Kemampuan mengingat yang lemah/rendah. h. Terganggunya alat indera.

i. Proses belajar mengajar yang tidak sesuai.

j. Tldak adanya dukungan dari llngkungan belajar.43

b. Cara Mengatasi Kesulitan Membaca Al-Qur'an

1111.

Seringkali ada orang yang membaca buku pelajaran sambil berbaring santai di tempat tidurnya hanya dengan maksud agar dia bisa tidur. Membaca semacam ini adalah bukan aktivitas belajar. Ada pula orang membaca sambil berbaring dengan tujuan belajar. Menurut ilmu jiwa, membaca yang demikian belum dapat dikatakan sebagai belajar.

Menurut Wasty Soemanto membaca untuk keperluan belajar hendaknya dilakukan di meja belajar daripada di tempat tidur, karena dengan sambil tiduran itu perhatian dapat terbagi. Membaca untuk keperluan belajar harus menggunakan set. Membaca dengan set misalnya dengan memulai memperhatikan judul-judul bab, topik-topik utama dengan berorientasi kepada kebutuhan dan tujuan. Kemudian memilih topik yang relevan dengan kebutuhan atau tujuan itu.44

Untuk mengatasi kcsulitan mcmbaca harus meninjau kembali faktor-faktor yang dapat membantu untuk meningkatan kesenangan siswa untuk belajar tanpa melupakan prinsip umum yang telah di bicarakan bahwa siswa mempelajari sesuatu yang menempati tempat yang pertama pentingnya dalam hatinya.

Penentuan tujuan:

43

Muhibin Syah. Psiko/ogi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru, h. 173.

44

(41)

Sernentara ahli j iwa mengatakan: belajar itu adalah kegiatan yang rnengarah kepada ttijuan, yaitu bahwa belajar itu akan lebih baik apabila si anak mernaharni dan mengetahui lebih <lulu apa yang di pelajarinya, malrn langkah pertama yang harus dilakukan dalan setiap pengajaran yang baik adalah rnenolong anak untuk rnenentukan tujuan ternpat di arahkannya kegiatannya.45

Jadi cara mengajarkan membaca Al-Qur'an pada siswa yaitu: hams

bertahap rnulai dari hafalan surat-surat yang pendek lalu mengetahui huruf

sampai rnencapai bandungan kemudian di pelajari ilrnu tajwidnya, karena

belajar Al-Qur'an tanpa ilmu tajwid tidak akan benar.

Selanjutnya melalui bentuk penghargaan. Misalnya, dengan hal berikut:

a. Bentuk isyarat misalnya dengan menggunakan senyurn, raut

rnuka yang manis, dari gurunya.

b. Perkataan misalnya dengan perkataan "bagus sekali selalu belajar

rnembaca Al-Qur'an dengan baik dan raj in.

c. Benda misalnya dengan memberikan alat tulis, Al-Qur'an dan

sebagainya.

Untuk rnernpermudah siswa dalam melaksanakan belajar rnernbaca

Al-Qur'an guna mernciptakan perbuatan taqwa, rnenarnbahkan iman,

hendaknya di penuhi fasilitas dan sasarannya seperti: alat-alat untuk ngaji

misalnya: Al-Qur'an, petunjuk, meja, kursi yang bersih dan sebagainya.

Hal-ha! tersebut memungkinkan siswa dapat kerasan untuk selalu belajar

membaca Al-Qur'an

Secara umurn, cara mengatasi kesulitan membaca pada siswa dapat

dilihat dari kesulitan belajar siswa, banyak langkah-langkah diagnostik yang

dapat ditempuh guru, antara lain yang cukup terkenal adalah prosedur

Gambar

Tabel I Keadaan Guru .....................................................................................
C. Tabel 1 Keadaan Guru
Tabel 3
Tabel 3 Perhatian siswa terhadap pembelajaran guru AI-Qur'an
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan laporan Sekretaris DPRD tadi bahwa dari jumlah Anggota Dewan 35 orang, yang hadir dan telah menandatangani daftar hadir berjumlah 26 orang, maka untuk

LEMBAGA PEMERINTAH NON DEP.. Angka di akhir Tanggal penutupan menunjukkan jumlah kali perpanjangan tanggal penutupan proyek 2). Progres Varian positif menunjukkan penyerapan dana

PLN dapat dikatakan sehat ( terletak pada grade AAA ) yang artinya TS lebih besar dari 95.. Penilaian Kinerja

Al-Qur‟an adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan oleh Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. sebagai salah satu mukjizat kerasulannya. Al- Qur‟an merupakan

Heaven and earth cry out Your name Nations rise up and seek Your face And Your kingdom is established As I live to know You more Now I will never be the same Spirit of God my

Jenis yang paling sedikit ditemui adalah Balanophora dioica yang hanya tersebar di dua lokasi di Gunung Talang, Pada penelitian ini jenis yang hanya di temukan

Teknologi a informasi a dan komunikasi (TIK) telah menjadi suatu kebutuhan dalam a mendukung proses bisnis yang dijalankan oleh suatu organisasi untuk mencapai

Sehingga memungkinkan suatu router akan meneruskan suatu paket dengan hanya melihat label yang melekat pada paket tersebut, sehingga tidak perlu lagi melihat alamat