ST/by//>?t!//
PEMBINAAN YANG DILAKUKAN GURU PAI DALAM
MENGATASI KESULITAN SISWA MEMBACA AL-QUR'AN
DI MTs AL-MURSYIDIYYAH PAMULANG-TANGERANG
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S. Pd.I)
Oleh:
ォャョウゥヲゥセM[。ウゥ@ : ... .Wiwin Hidayati
204011002749
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAJ(ULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSATIS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDA YATULLAH
PEMBINAAN YANG DILAKUKAN OLEH GURU PAI
DALAM MENGATASI KESULITAN SISW A MEMBACA AL-QUR' AN
DI MTs AL-MURSYIDIYYAH PAMULANG TANGERANG
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas llmu Tarbiyah Dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)
Oleh
WIWINIDDAYATI NIM 2040 I I 002749
Di Bawah Bimbingan,
. DR. H. Aziz Fahrurrozi MA NIP 150 202 343
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Skripsi berjudul: "Pembinaan Yang Dilakukan Guru PAI Dalam Mengatasi Kesulitan Siswa Membaca Al-Qur'an di MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang-Tangerang" oleh Wiwin Hidayati, diajukan kepada Fakultas Ilnrn Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatnllah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Uj ian Munaqosah pada tanggal 10 Maret 2009 dihadapan Dewan Penguj i.
Karena itu penulis berhak memperoleh gelar SJ (S.Pd.I) dalam program Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 10 Maret 2009
Panitia Ujian Munaqosah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi)
Dr. AF. Wibisono, M.A. NIP. 150 236 009
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi) Drs. Sapindin Shiddig, M.Ag. NIP. 150 299 477
Penguji I
Prof. Dr. H. Rif'at Syaugi Nawawi. MA NIP. 150 202 339
Penguji II
Dr, Anshorl LAL, MA. NIP. 150 271 246
Mengetahui
Tanggal Tanda Tangan
セ@
.;
... ..
Nセ@
QイSセᄋM
... .
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
I. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata satu Pendidikan Agama Islam pada Fakultas llmu Tarbiyah dan keguruan di Universitas
Islam Negeri Syarifl-lidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Jurusan Pendidikan
Agama Islam pada Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan di Universitas
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil jiplakan orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di Jurusan Pendidikan Agama Islam pada Fakultas llmu
Tarbiyah dan Kegururuan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
"Pembinaan Yang Dilakukan Guru PAI Dalam Mengatasi Kesulitan Siswa
Membaca Al-Qur'an di MTs. Al-Mursyidiyyah Pamulang-Tangerang"
Dari judul tersebut penulis ingin mengetahui ketercapaian pembinaan yang
dilakukan guru PAI dalam mengatasi kesulitan siswa membaca Al-Qur'an di MTs.
Al-Mursyidiyyah, pembinaan artinya upaya pendidikan baik formal maupun
informal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teratur dan
bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan,
mengembangkan suatu dasar kepribadian secara seimbang, utuh dan selaras. Dari pengertian berarti pembinaan disini adalah upaya pembinaan yang diberikan
seorang ahli (guru agama, qari) kepada siswa dengan maksud agar dapat
meningkatkan kualitas baca Al-Qur'an sesuai dengan tata cara ilmu tajwid.
Untuk memudahkan data, fakta dan informasi yang akan mengungkapkan
dan menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini penulis menggunakan metode
deskriptif analisis melalui penelitian lapangan, penulis observasi langsung ke
kelas I MTs. Al-Mursyidiyyah dan memberikan beberapa pertanyaan (angket)
mengenai Pembinaan Yang Dilakukan Guru PAI Dalam Mengatasi Kesulitan
Siswa Membaca Al-Qur'an.
Hasil dari penelitian yang penulis lakukan adalah sudah cukup baik karena
50 % siswa MTs. Al-Mursyidiyyah sudah masuk ke dalam KBM (Kelulusan
Belajar Maksimal). Berarti menandakan bahwa pembinaan yang dilakukan guru
PAI dalam mengatasi kesulitan siswa membaca Qur'an di MTs.
Al-Mursyidiyyah sudah berhasil. Semoga kualitas baca Al-Qur'an pada siswa MTs.
Al-Mursyidiyyah yang akan datang lebih baik dan sempurna. Amin ya
Segala puji bagi Allah swt atas segala nikmat-Nya, yang telah melimpahkan kasih sayang, Pemberi segala potensi dalam diri manusia, yang
Maha Pemurah lagi Maha Mulia, yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang, yang Menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya dan menerbitkan surya
hati para wali, kekasih-Nya.
shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad saw., pemimpin para rasul, pancaran sinar nurbuwahnya menerangi
jalan bagi setiap umatnya yang hendak menuju perjumpaan kehadhirat Ilahi. Dan
semoga salam sejatera juga buat para keluarga, sahabat dan para pengikut beliau
sampai akhir zaman.
Alhamdulillah berkat bantuan dan petunjuk dari semua pihak baik secara
moril meupun materil, penulis dapat menyelesaikan penelitian ini walaupun msih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu dengan selesainya skripsi ini, penulis tidak
lupa mengucapkan terima kasih kepada:
I. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Seketaris Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Prof. Dr. H. Aziz Fachrurrozi, M.A. dosen pembimbing skripsi.
5. Drs. Ahmad Syatiri selaku Kepala MTs Al-Mursyidiyyah
Pamulang-Tangerang yang telah memberikan izin dalam penelitian skripsi.
6. Semua pihak yang ada di MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang yang tidak
dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu sehingga penelitian
skripsi dapat diselesaikan.
7. Pimpinan para petugas perpustakaan Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah memberikan fasilitas dan pelayanan untuk mendapatkan buku-buku
Ayah masih sempat berpesan hikmah pada lbu untuk penulis. Terima
kasih banyak untuk !bu tercinta yang senantiasa takjemu siang dan malam
berdoa dan memberikan kasih sayang serta perhatian kepada penulis.
9. Kakak-kakakku tercinta lip Nasripah dan Suami, Nengsih dan Suami,
Rojudin dan lstri, Abdul Syukur dan lstri sebagai menejemen keuangan
penulis, khususnya Mas Khamami Zada MA dan lstri (Kakak, Encum
Miftafriah) yang sudah banyak membantu dari awal Perkuliahan sampai
selesnl, telnh me111bel'iknn fhsllltns, motlvnsi sertEt perhatlait dan kaslh
sayangnya demi tercapainya citi-cita penulis.
I 0. Keponakanku yang imut dan manja, Chania, Kartika, Andri, Nabilah, Fitri,
Ridwan, Rospi, Arya, Bayu, dan Aliyah. Sebagai penghibur dikala penulis
suntuk.
11. Tidak lupa terima kasihku untuk seseorang (D.A) yang senantiasa
memberikan semangat dan canda tawanya kepada penulis.
12. Keluarga Besar H. Aliyasa (Alm) dan Keluarga Besar H. Kulsum (Alm).
I 3. Sahabatku Yanti Kusmawati, !is Prisnawati, Abdul Hadi, Ust. Nurafif,
Afidah, Ani W yang tak akan terlupa pesan dan kesannya bagi penulis.
14. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan Jurusan
Pendidikan Agama Islam, khususnya kelas B angkatan 2004 yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah yang Mahamulia senantiasa melimpahkan rahmat-Nya
dan semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi penulis dan umumnya bagi para
pembaca. Amin.
Jakarta, Maret 2009
LEMBAR COVER
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... .
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... ii
LEMBARPERNYATAAN ...•... iii
ABSTRAKu1uu1uuuu1uuuu1uuu11u11u11•1uu11u1u1011111uuu101uuo11u111uu1uu111uuu iV KATA PENGANTAR... v
DAFTAR 181... vi
DAFT AR TABEL... viii
BABI PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah ... . B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah... 7
C. Tujuan Penelitian dan Signifikansi Penelitian ... 8
BAB II KERANGKA TEORI A. Pembinaan Guru PAI... 9
a. Pengertian Pembinaan... 9
b. Pengertian Guru P Al ... 10
c. Fungsi dan Tujuan PAI... 13
B. Membaca Al-Qur'an ... 16
1. Penge1tian Membaca... 16
2. Keutamaan Membaca Al-Qur'an... 18
3. Adab Seorang Muslim Terhadap Al-Qur'an ... 20
4. Adab Membaca Al-Qru'an ... 20
5. Penguasaan Membaca Al-Qur'an ... 21
C. Al-Qur' an... 22
a. Pengertian Al-Qur'an... 22
b. Fungsi Al-Qur' an... 24
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Siswa Membaca
Al-Qur'an ... 32
F. Upaya Pembinaan Membaca Al-Qur'an... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 36
B. Populasl dan Sumpel ... 36
C. Teknik Pengumpulan Data... 37
D. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN A. Gambaran Umum Pondok MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang-Tangerang... 42
B. Visi, Misi dan Tujuan MTs Al-Mursyidiyyah... 44
C. Keadaan Guru ... 46
D. Data Sampel ... 51
E. Interpretasi Data ... 53
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... ... ... 67
B. Saran-saran ... 68
DAFT AR PUSTAKA
Tabel 2 Kegiatan Mingguan Kepsek MTs Al-Mursyidiyyah ... 47
Tabel 3 Perhatian Siswa Terhadap Pembelajaran Guru Al-Qur'an ... 54
Tabel 4 Tanggapan Siswa Tentang Ilmu Tajwid ... 56
Tabel 5 Tanggapan Siswa Tentang Sarana di Sekolah ... 57
Tnbel 6 Tnnggnpnn Slswn Tentnng Wnktu ynng Dibel'iknn ... 57
Tabel 7 Frekuensi Siswa Membaca Al-Qur'an... 58
Tabel 8 Kemampuan Siswa dalam Membaca dan Memahami Al-Qur'an... 58
Tabel 9 Keaktifan dan Pengetahuan Siswa... 60
Tabel IO Sikap Siswa Terhadap Pengajaran Guru Al-Qur'an ... 62
Tabel 11 Perasaan/sikap Kemampuan Siswa dalam Membaca Al-Qur'an ... 63
Tabel 12 Sikap Siswa Terhadap Membaca Al-Qur'an ... 64
Tabel 13 Mina! Siswa dalam Belajar Membaca Al-Qur'an ... 65
[image:10.595.95.463.110.552.2]A. Latar Belakang Masalah
Kitab suci Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. itu
merupakan suatu rahmat bagi seluruh alam. Satu-satunya mukjizat yang kekal
sepanjang masa. Di dalamnya berisi kandungan wahyu Ilahi yang menjadi
petunjuk, pedoman hidup, serta pelajaran bagi siapa saja yang mengimaninya
dan mengamalkannya. Selain itu Kitab Suci Al-Qur'an juga merupakan kitab
suci yang terakhir diturunkan Allah, yang isinya telah mencakup seluruh
pokok syari'at yang ada pada kitab-kitab sebelumnya. Karena itu, setiap orang
yang membaca Al-Qur'an dengan hati khusu' clan mengharapkan ridiia dari
Allah swt, niscaya akan bertambahlah keimanan dan kecintaannya.1
Allah menurunkan Al-Qur'an untuk dibaca dengan penuh perenungan,
untuk ddiperhatikan dengan penuh kecermatan, agar bahagia dengan
senantiasa mengingatnya, pahami pengertiannya yang paling baik, yakin,
berusaha menegakkan semua perintah dan larangannya, bisa memetik berbagai
buah pengetahuan yang bermanfaat yang dapat mengantarkan menuju Allah
lewat pohon-pohonnya, serta Jewat taman dan bunganya. la merupakan kitab
suci-Nya yang menjadi petunjukjalan-Nya yang ingin mengenal-Nya. 2
1
M. Misbachut Munir .• Pedon1an lagu-lagu Tilawali/ Qur'an(Surabaya: Apollo, 1997), Cet 3. h. 189.
2A1nru Muhr1111n1nd l<halid, Afe111intn dan t\,lencintai C'ara lvlenik111ati Sa/at, Doa, Zikir,
Demikian juga dengan perintah membaca Al-Qur'an, sungguh banyak
ayat Al-Qur'an dan Hadits Rasulullah saw yang menunjukan kelebihan
membaca dan mempelajari Al-Qur'an diantaranya adalah. QS Fathir (35) ayat
29-30.
"Sesungguhnya orang-orang yang membaca kitab Allah, mendirikan shalat, dan menajkahkan sebagian rezeki yang kami
berikan secara diam-diam dan terang-terangan, mereka
mengharapkan perniagaan yang tidak akan rugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahalanya dari karunia-Nya, sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penerima
Syukur." (QS Fathir/35: 29-30)
Bagi umat Islam sudah pasti meyakininya, bahwa membaca Al-Qur'an
saja sudah termasuk amal ibadah yang mulia dan mendapat pahala yang
berlipat ganda, karena yang dibacanya itu adalah kalamullah. Sebaik-baik
bacaan bagi orang mu km in, baik dalam keadaan suka maupun duka, juga bisa
menjadi obat penawar bagi jiwa yang resah, tidak tenang, gelisah maupun
penyakit-penyakit dhahir atau batin lainnya.
Kemampuan membaca Al-Qur'an merupakan ha! yang sangat penting
dan urgen di kalangan umat Islam, dalam pengajaran Al-Qur'an tidak dapat
disamakan dengan pengajaran membaca dan menulis di sekolah dasar, karena
dalam pengajaran Al-Qur'an, anak-anak belajar huruf-huruf dan kata-katanya
tidak mereka paham artinya, apalagi umumnya anak-anak hanya belajar
membaca, tidak menuliskannya. Karena wujud penge11iannya tidak di pahami
mereka, gambaran penge11ian tidak dapat diperlihatkan. Mereka belajar
kata-kata yang mati, mereka be I ajar simbol huruf (bunyi) dan kata-kata-kata-kata yang tidak
digunakan dalam kchidupan sehari-hari. Hal ini mungkin dapat mempersulit
clan memperlambat berhasilnya pengajaran Al-Qur'an itu. Meskipun demikian,
orang (anak) Islam mesti belajar membaca Al-Qur'an, karena kepandaian
membaca AI-Qur'an itu merupakan kebutuhan sehari-hari bagi kehidupan
seorang muslim dalam kegiatan pengalaman ajaran agamanya.3
Pemahaman terhadap Al-Qur'an bukan hanya dijadikan untuk
memperoleh pengetahuan teoritis saja, tetapi harus diaplikasikan ke dunia
pendidikan dalam arti praktik adalah suatu proses pemindahan pengetahuan
ataupun pengembangan potensi-potensi yang dimiliki subjek didik untuk
menct1pni perkembungnn secaru optinrnl, scrtn membuduyakan manusla
melalui proses transformasi nilai-nilai yang utama.4
Dalam ha! ini, membaca Al-Qur'an merupakan suatu ilmu yang
mengandung seni, clan Al-Qur' an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad saw. Oleh karena itu, sebagai suatu mu'jizat, maka
membacanya dianggap sebagai suatu ibadah dan ia juga merupakan sumber
ilmu yang mengandung banyak teori keilmuan.
Ha dist:
セ@
klセ@
.'iii
JJ'-1.J .::... :セ@
O...ic.'iii
セNj@
セ@
t+ll:i...L..
I <ft Iセ@
( <'1-
o..il.;) NNNLセ@'J
セ@ -...4AJ1 ('-9:1 セ|N[@:U\l
ul..fali..9.fai:Jft.!
セNNY@"Dari Abi Ummamah a!-Bahi/i ra ia berkata : saya mendengar Nabi bersabda "Baca/ah sekalian Al-Qur'an karena sesungguhnya Al-Qur'an (yang dibaca) akan mendapatkan syafaat I peno/ong bagi para
membacanya di hari kiamat (HR Muslim).
Baik dari dalil Al-Qur'an maupun hadits, mNabi saw. bersabda,
"Diserukan kepada pembaca Al-Qur'an, 'Baca, naik, dan lemberikan
penjelasan dan keterangan bahwa orang-orang yang selalu membaca kitan
3
Znkiah Daradjat. A4etodik Khu.vu Pe11f!/!iaro11 Aga111a ls/run. (.l<1karta: PT. Bumi Aksara, 200 I) Cot 2, h. 91-92.
4
H.M Chatib 'f'hoha, Kapita Selekta Pendidikan /s/an1, ( Yogya: Pustaka Pelajar, 1996),
Allah, mempunyai kedudukan yang mulia, baik di dunia maupun di akhirat
kelak.
Peran budaya membaca sangat besar dalam membentuk suatu
masyarakat yang berpendidikan dan berperadaban. Dalam kehidupan manusia
membaca merupakan salah satu fungsi yang paling penting dan dapat
dikatakan bahwa semua proses belajar diawali dari membaca, ha! ini tidak lain
karena dengan membaca manusia dapat memperoleh berbagai ilmu
pengetahuan, baik itu pengetahuan umum maupun pengetahuan agama.
Begitu pula dalam ajaran Islam, menempatkan budaya membaca pada
posisi yang penting dan mulia, lebih-lebih dengan perintah membaca
Al-Qur'an, yang dilaukan hanya semata-mata karena Allah (niat beribadah kepada
Allah), maka tiada balasan yang setimpal kecuali balasan pahala. Seruan untuk
membaca Al-Qur'an termaktub dalam finnan Allah yang pertama kali
diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dalam surat Al-'Alaaq ayat 1-5.
l i... ... ... ... .. ,.. ,.. ...- 11 i ...
.lLjj
l.}I
セ@
セ@
cXセセiセ@
Q
Jlb.
<.>;ul
セNI@
セセ@
l.}I
qセN^ゥ@
L
セセQセ@
セLZィゥセセ@
<.>;JI
セイヲGQ@
( 0-1: Lセ@ / JWi)
"Baca/ah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia Te/ah menciptakan manusia dari segumpal darah. Baca/ah, dan Tuhanmulah yang maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya." (Q.S. Al-'Alaaq/96 :1-5).
Kewajiban kita terhadap Al-Qur'an; pertama, harus mempunyai wirid
(bacaan) tetap dari Al-Qur'an yang tidak kau tinggalkan sampai khatam.
Karena itu perlu bertahap. Tadinya tidak membaca Al-Qur'an. Lalu memegang
mushaf dan merasa bahwa Al-Qur'an perlu dibaca. lni adalah langkah yang
baik. Kedua, harus belajar membaca Al-Qur'an. Ketiga, hendaknya tergugah
dengan Al-Qur'an dan maknanya, serta kalbumu tergetar ketika mendengar
diturunkan kepadamu. Keempat, mengulang hafalan. Kelima, kewajiban
terakhir terhadap Al-Qur'an adalah mengamalkannya.5
Untuk menjelaskan persoalan tersebut secara rinci, meninggalkan
Al-Qur'an ada dalam enam bentuk:
I. Tidak mendengar dan membacanya
2. Tidak merenungkan maknanya serta apa yang Allah tuju.
3. Tidak mengamalkan Al-Qur'an.
4. Tidak menjadikannya sebagai obat. Padahal ia adalah obat, entah obat bagi depresi jiwa, kerisauan dan kegelisahan yang menimpa manusia, dan sebagalnya. Al-Qur'an merupakan obat bagi setiap penyakit kalbu.
5. Tidak berhukum padanya, baik dalam skala masyarakat maupun individu.
6. Merasa malu dengan Al-Qur'an. Malu dengan teman-teman karena takut
diejek.6
Tidak menafikkan bahwa ada umat yang masih komitmen dan
konsisten terhadap Al-Qur'an, namun ada juga yang menjadikan Al-Qur'an tidak lebihnya sebagai nyanyian yang disuarakan dan di bacakan dengan
merdu bahkan diperlombakan atau menjadikannya sebagai sarana mencari kehidupan dunia dengan menjualnya dengan harga murah.
Kenyataan ini pun berimplikasi juga di kalangan pelajar dalam dunia
pendidikan formal, yang merasa enggan atau malas untuk membaca
Al-Qur'an. Ketika di institusi pendidikan sekolah, khususnya yang bernuansakan
Islam, baik dari tingkat pendidikan dasar sampai perguruan tinggi, mereka di
berikan pelajaran mengenai pendidikan Al-Qur'an sebagai tuntunan bagi
kehidupan, karena Al-Qur'an merupakan salah satu bagian dari rukun yang wajib diamalkan.
Di MTs Al-Mursyidiyyah, sebagai akibat dari otonomi daerah yang
berimplikasi juga terhadap otonomi pendidikan, maka pihak pengelola
yayasan mengambil suatu kebijakan adalah membahas masalah Al-Qur'an
dengan menjadikannya sebagai salah satu bidang studi.
5 A1nru Muhan1111ad Khalid, A1e111inta dan lvtencintai Hセ。イ。@ Menik111ati Sa/at, Doa, Zikir,
Hqji. dan Baca Quran. h. 247-265.
6
Bidang studi yang dijadikan scbagai bidang studi bertujuan supaya
lebih menambah dan mengembangkan pengetahuan siswa-siswa dalam mempelajari ilmu-ilmu agama yang dirasakan sedikit sekali waktu belajar
pendidikan agama, apalagi mereka yang berlatar belakang sekolah um um.
Dengan dasar itulah, pihak sekolah merasa perlu menambah jam
pelajaran khusus untuk bidang studi Al-Qur'an yang cliharapkan berpengaruh
siswa-siswinya mampu memahami bidang studi Al-Qur'an clan diharapkan berpengaruh dalam upaya mengatasi kesulitan membaca Al-Qur'an, baik ketika belajar di sekolah maupun diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk 111erealisasiku11 semuu itu tentu tidak mudah, maka terlebih dahulu perlu diperhatikan oleh setiap pendidik bahwa dalam kegiatan belajar
mengajar harus memperhatikan faktor kesulitan membaca, yang merupakan
salah satu dari sekian banyak faktor penghambat dari proses belajar.
Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan pada kesempatan
ini, sebelumnya pun telah dilakukan penelitian skripsi yang berkaitan dengan
kesulitan dalam membaca Al-Qur'an yang telah diteliti pada sekolah berbeda
oleh Siti Tarwiyah dengan judul "Peranan Guru PAI dalam Mengatasi
Kesulitau Baca-Tulis Al-Qur'an di AMP Parung-Bogor" pada tahun
2006-2007. namun pada kesempatan ini, penelitian yang penulis lakukan lebih
mengarahkan kepada "Pcmbinaan yang Dilakukan olch Guru dalam
Mengatasi Kesulitan Siswa Membaca Al-Qur'an di
Pamulang-Tangerang."
Melihat fenomena yang ada di MTs Al-Mursyidiyyah, penulis merasa
tertarik untuk meneliti fenomena di atas dan dituangkan dalam sebuah judul
yaitu: "PEMBINAAN GURU PAI DALAM MENGATASI KESULITAN
SISWA MEMBACA AL-QUR'AN DI MTs AL-MURSYIDIYYAH
PAMULANG-TANGERANG." (Studi Kasus pada Siswa Kelas 1 MTs
B. Identifikasi, Pembatasan dan Peerumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :
I. Upaya pembinaan yang dilakukan guru PAI dalam mengatasi kesultan siswa membaca Al-Qur'an di MTs Al-Mursyidiyyah.
2. Faktor-faktor yang menyulitkan siswa dalam membaca Al-Qur'an.
3. Tindak lanjut yang dilakukan guru PAI diam mengatasi kesulitan membaca Al-Qur'an pada siswa.
2. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari perluasaan dan salah tafsir terhadap judul penelitian penulis memberi batasan sebagai berikut :
Pembinaan yang dimaksud dalam skripsi ini adalah upaya mengatasi kesulitan membaca Al-Qur'an yang dihadapi siswa di MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang-Tangerang, dan faktor-faktor yang dimaksud adalah faktor yang menyulitkan bagi siswa dalam membaca Al-Qur'an serta usaha atau tndak lanjut yang dilakukan guru dalam mengatasu kesulitan siswa membaca Al-Qur'an.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, penulis merumuskan masalah yang akan diteliti adalah:
a. Bagaimana cara mengatasi kesulitan siswa membaca Al-Qur'an di MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang-Tangerang?
C. Tujuau dau Siguifikausi Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran secara umum mengenai pembinaan yang dilakukan guru PAI dalam mengatasi kesulitan siswa membaca Al-Qur'an dan upaya yang dilkukan guru PAI dalam mengatasi kesulitan siswa membaca Al-Qur'an.
2. Signifikansi Penelitian
a. Dapat berdaya guna bagi pihak pengelola pendidikan dalam mengembangkan kegiatan belajar mengajar bidang studi Al-Qur'an demi peningkatan kualitas pendidikan yang lebih baik di masa yang akan datang.
b. Sebagai bahan alternatif bagi guru agama dalam mengatasi kesulitan membaca Al-Qur'an
A. Pembinaan Baca Al-Qnr'an
1. Pengertian Pembinaan
177.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Balai Pustaka menjelaskan bahwa, pembinaan berasal dari kata kerja "bina" yang berarti pelihara, mendirikan/mengusahakan supaya lebih baik, lebih maju, lebih sempurna. Sedangkan kata "pembinaan" berarti "proses/usaha dan kegiatan yang dilakukan secara berhasil guna memperoleh basil yang lebih baik." 1
Dalam pengertian lain pembinaan adalah "suatu upaya, usaha kegiatan yang terus menerus untuk memperbaiki, meningkatkan, menyempurnakan dan mengembangkan kemampuan untuk mencapai tujuan."2
Pembinaan baca Al-Qur'an berarti sebagai serangkaian usaha bantuan kepada siswa dalam membaca Al-Qur'an, untuk meningkatkan hasil yang lebih baik
Sedangkan menurut Zakiah Daradjat "pembinaan adalah upaya pendidikan baik formal maupun informal yang dilaksanakan secara sadar, berencana, terarah, teretur dan bertanggung jawab dalam rangka memperkenalkan, menumbuhkan, mengembangkan suatu dasar kepribadian secara seimbang, utuh dan selaras."3
1
Dcpdikbud, Ka11111s U1111un Bahasa Indonesia, (Jakarta: Oalai Pustaka, 1988), Cet. 1, h.
2
Depag, Proyek Penerangan Bitnbingan Khutbah, Bi111binga11 Rohani pada Dar111a
Wanita, (Jakarta: Depag. 1984). h. 8.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembinaan baca Al-Qur'an adalah serangkaian bantuan yang berwujud Jayanan tilawatil qur 'an, dimana layanan tersebut diberikan oleh orang ahli ( qari, guru agama) kepada siswa dengan maksud agar dapat meningkatkan kualitas baca Al-Qur'an sesuai clengan tata cara ilmu tajwid.
2. Pengertian Guru PAI
Dalam dunia penclidikan guru adalah sosok manusia yang mempunyai tanggung jawab berat dan besar yaitu membawa siswanya puda satu taraf kematangan tertentu.
Sejalan dengan ini adalah Allah swt mengisyaratkan dalam Al-Qur'an surat Al-Mujadilah ayat 11.
"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengelahuan beberapa derajal. dan Allah
Maha mengetahui apa yang kamu ke1jakan. "(Q.S. Al-Mujaadilah/58: 11)
Guru merupakan salah satu faktor pendidikan yang sangat berperan, karena guru itulah yang akan bertanggung jawab dalam upaya membina dan membimbing perilaku anak didik guna pembentukan pribadinya, terlebih-lebih guru agama, karena mempunyai tanggungjawab terhadap pembinaan sikap siswa yang sesuai dengan ajaran agama Islam juga bertanggungjawab kepada Allah.
Yang pertama pengertian guru. Dari segi bahasa guru sebagaimana
yang dijelaskan oleh W.J.S Poerwadaminta, bahwa guru adalah orang
yang mendidik.4
Menurut Ora. Ny, Roestiyah N. K, guru adalah "seorang tenaga
profesional yang dapat menjadikan peserta didik mampu merencanakan
menganalisis dan menyimpulkan masalah yang dihadapi. "5
Suwarno mengutip dalam bukunya yang berjudul Pengantar Umum
Pendidikan, menurut S. Brodjonegor dalam usaha menerangkan
pengertian, mengadakan analisa terhadap istilah yang mengandung arti
mendldlk:
a. Pedagogiek atau teori pendidikan berasal dari perkataan pais yang bera1ii anak, dan agogos yang berarti penuntun. Pada jaman Yunani Kuna, seorang anak yang pergi kesekolah diantar oleh seorang yang disebut gogos. Ia mengantar si anak, membawakan alat-alatnya dan setelah sekolah ditutup, gogos membawa anak pulang kerumah. Dalam lingkungan keluarga gogos diberi tugas pula mengamat-amati sang anak. Maka oleh karena itu paedagogiek berarti; Ilmu menuntun anak.
b. Ovoeding (bahasa Belanda) pad permulaannya berarti "membesarkan" dengan makanan, jadi membesarkan anak dalam jasmaniah. Akam tetapi Iambat laun "tindakan memberikan" ini dikenakan juga pada pertumbuhan rohani anak, jadi pertumbuhan pikiran, perasaan dan kemauan anak dan pula pertumbuhan wataknya. Dalam arti yang luas, opvoeding berarti tindakan untuk membesarkan anak dalam arti geostelyk (kebatinan, jawa)
c. Panggualwentah (bahasa Jawa) berarti mengolah, jadi mengobah kejiwaannya, ialah mematangkan perasaan, pikiran kemauan dan watak sang anak (mengenai pemberian pengetahuan dipergunakan istilah onderwijs atau pengajaran).
d. Dalam bahasa Romawi (termasuk bahasa Inggris) ada istilah "educare"
= mengeluarkan dan menuntun. Istilah ini menunjukkan
tindakan untuk merealisasikan "inne1jik aanleg" atau potensi anak, yang dibawa waktu dilahirkan di dunia. Jadi educare berarti "membangunkan" kekuatan terpendam atau mengaktiveet kekuatan potensiil yang dimiliki anak.e. Erziichung (perkataan Jerman) hampir sama aiiinya dengan educare, jadi mengeluarkan dan menuntun.6
4
W.J.S. Poerwadaminta, Kan1us Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), Cet. Ke-12. h. 250.
5
Ny. Rocstiyah N.K .. 1\-fa.va/ah-A-fasa/ah //11111 ;.:t'guruan, (Jakarta: Bina Aksarn, 1989).
Dari kelima istilah tersebut di alas S. Brodjonegoro merumuskan
pengertian pendidikan sebagai berikut :
Pendidikan/mendidik adalah tuntunan kepada manusia yang belum
dewasa untuk menyiapkan agar dapat memenuhi sendiri tugas hidupnya
atau dengan secara singkat: Pendidikan adalah tuntunan kepada
pertumbuhan manusia mulai lahir sampai tercapainya kedewasaan, dalam
arti jasmaniah dan rohaniah.7
Dengan demikian dalam prakteknya usaha pendidikan atau usaha
sadar untuk membimbing pertumbuhan dan perkembangan anak didik
tersebut harus dilakukakan melalui bimbingan, pengajaran dan latihan atau
pembiasaan dan diarahkan dalam rangka mengembangkan kepribadian dan
kemampuan peserta didik ke tingkat kedewasaan; dan hal ini dilakukan di
dalam atau di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.8 Sedangkan
penge11ian pendidikan agama adalah usaha-usaha secara sistematis dan
pragmatis dalam membantu anak didik agar supaya mereka sesuai dengan
ajaran agama lslam.9
Pendidikan agama Islam secara formal dalam kurikulum berbasis
kompetensi disebutkan bahwa:
"Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami dan menghayati
hingga beriman, bertakwa dan berakhlak mulia, dalam mengamalkan
ajaran agama iSlam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur'an dan
hadits. Melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta
penggunaan pengalaman. Dibarengi tuntutan untuk menghormati
penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar
ummat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan
persatuan bangsa." 10
6
Suwarno, Pengantar U11111111 Pendidikan, (.lakarla: PT rincka Cipta, 1992), Cet 2. h. 1-2.
7
Su\varno, Pe11gantar l/1n11111 Pend;dikan. h. 3. 11
Su\varno, Pengantar U11111111 Pendidikan, h. 3-4.
9
Zuhairini dkk., Methodik Kh11s11 Pendidikan Agama, (Surabaya: Biro llmiah Fakultas Tarbiyah, 1983), h. 27.
10
Jadi dari beberapa pengertian di atas, penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa pengertian guru pendidikan agama Islam adalah "Yang
mempunyai tugas mengajar I membimbing dan melatih siswa tentang
pendidikan agama Islam dalam kehidupan sehari-hari baik sebagai pribadi,
masyarakat, bangsa dan negara.
3. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Agama Islam
104.
Pendidikan Islam pada dasarnya adalah proses pembentukan watak, sikap dan perilaku islami yang meliputi iman (akidah), Islam (syari'at), dan ihsan (akhlak, etika, dan tasawuf). Tujuan pokoknya adalah mempersiapkan peserta didik agar mampu menjadi khalifah Allah yang akram (mulia) yang bera1ti lebih bertakwa kepada Allah dan yang shalih dalam arti mampu mengelola, mengembangkan dan melestarikan alam.11
Pendidikan Agama Islam diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, sating menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial. Pendidikan budi pekerti dimaksudkan agar peserta didik mulai mengenal, meneladani, dan membiasakan perilaku terpuji.12
Sedangkan menurut Alisuf Sabri fungsi Pendidikan Agama Islam
antara lain sebagai berikut:
I. Sebagai sumber kekuatan agar usaha Pendidikan Agama Islam dapat
berdiri tegak dengan kuat, lestari dan sempurna ujud dan tujuannya.
2. Sebagai landasan kebenaran yang akan dijadikan pedoman untuk
menetapkan kebijaksanaan atau kebijakan pendidikan dan pelaksanaan pendidikan yang memadai agar pendidikan Islam
terlaksana dan tercapai tujuannya seeara selektif sesuai dengan nilai-·1 . . I I 13
ni ai aJaran s am.
11
Sahal Mahfud, Nuansa Fiqih Sosial, (Yogyakarta: LkiS, 1994), Ccl, Ill. h. 316.
12
Standar Kotnpetensi dan Ko1npetensi Dasar Pendidikan Agan1a lslan1. (BNSP. 2006)
Adapun tujuan pendidikan Agama untuk masing-masing tingkat
sekolah adalah sebagai berikut: 1. Untuk Tingkat Sekolah Dasar
a. Penanaman rasa Agama kepada murid.
b. Menanamkan perasaan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya. c. Memperkenalkan ajaran !slam yang bersifat global, seperti
rukun-rukun Iman, rukun-rukun Islam dan lain-lainnya.
d. Membiasakan anak-anak berakhlak mulia, dan melatih anak-anak untuk mempraktekkan ibadah yang bersifat praktis-praktis, seperti shalat, puasa dan lain-lainnya.
e. Membiasakan contoh tauladan yang baik.
2. Untuk Tingkat Sekolah Lanjutan Tingknt Pertama (S.L.T.P.) a. Memberikan ilmu pengetahuan Agama Islam.
b. Memberikan pengertian tentang Agama Islam yang sesuai dengan tingkat kecerdasannya.
c. Memupukjiwa Agama.
d. Membimbing anak agar mereka beramal shaleh dan berakhlak mulia.
3. Untuk Tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (S.L.T.A.)
a. Menyempurnakan Pendidikan Agama yang diberikan di tingkat S.L.T.P.
b. Memberikan pendidikan dan pengetahuan Agama Islam serta berusaha agar mereka mengamalkan ajaran Islam yang telah diterimanya.
4. Untuk Tingkat Universitas
a. Terbentuknya Sarjana Muslim yang taqwa kepada Allah. b. Tertanamnya aqidah lslamiyah pada setiap mahasiswa.
c. Terwujudnya mahasiswa yang taat beribadah dan berakhlak mulia.14
Selain itu, dari sudut pandang yang lain, pendidikan keagamaan
merupakan manifestasi dari upaya peningkatan kualitas kemanusiaan,
sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional, yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, manusia yang beriman dan takwa kepada Tuhan Yang
Mahaesa, berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
Hzuhairini, <lkk, !vfethodik Khusus l'eudidikan Aga111a, (Surabaya: Usanu Nasional,
kesehatan jasmani dan ruhani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta bertanggung jawab.15
Beberapa pendapat para ahli mengenai tujuan pendidikan agama Islam adalah sebgai berikut :
I) Menurut Ahmad D. Marimba dalam buku Al isuf Sabri "tujuan akhir pendidikan Islam adalah identilJsejalan dengan tujuan hidup seseorang musliim, sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur'an Surat Az-Zariyat ayat 56; Surat Bayyinah, ayat 132; dan Surat Ali Imron ayat I 02, yang intinya adalah menjadi seorang hamba Allah yang beriman, bertakwa dan berserah diri sepenuhnya kepada Allah swt atau bera1titerbentuk kepribadian muslim." 16
2) Zakiah Daradjat, dkk: dalam buku Alisuf Sabri mengatakan bahwa "Tujuan umum pendidikan Islam adalah terbentuknya lnsan Kami! dengan Pola Takwa. Insan Kami! denghan pola takwa yang terbentuk dapat mengalami perubahan bertambah atau berkurang karena itu orang yang sudah takwa dalam bentuk lnsan Kami! masih perlu pendidikan sepanjang hayatnya guna pengembangan/peningkatan paling tidak untuk pemeliharaan sehingga Insan kamil yang bertakwa tersebut akhirnya dapat menghadap Tuhan-Nya (mati) dalam keadaan menjadi muslim paripurna (orang yamg berserah diri sepenuhnya kepada Allah swt).17
3) M Arifin, M. Ed: dalam buku Alisuf Sabri berpendapat berdsarkan hasil kongres sedunia tentang pendidikan Islam, tanggal 15-20 Mei 1980 di Islamabad, dikemukakan bahwa; "Pendidikan Islam bertujuan mengembangkan pola kepribadian manusia yang bulat yang mencakup semua aspek baik aspekjasmaniah, aspek spiritual, intelektual, ilmiah maupun hahasa yang yang diperlukan untuk hidup sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Dan pendidikan Islam mendorong agar semua aspek dapat berkembang secara maksimal guna mencapai kesempurnaan hidup. Adapun tujuan akhir pendidikan Islam adalah terbentuknya sikap penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah baik secara perorangan, masyarakat maupun sebagai umat manusia secara keseluruhan. Hal itu sejalan dengan ikrar setiap muslim dalam awal shi;latnya sebagaimana yang diajarkan oleh Allah swt, yang artinya :
15
Sahal Mahfud, 1Vuansa Fiqih Sosial, h. 3 I 6.
16
M. AlisufSabri, !111111 Pendiqfikan, h. 100.
17
"Sesungguhnya shalatku ibadahku hidup serta matiku hanya untuk Allah, Tuhan sekalian alam."18
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan akhir dari pendidikan kepribadian muslim atau insan kamil dengan pola takwa yaitu terbentuknya pribadi yang beriman, berilmu dan berketerampilan yang senantiasa berupaya mewujudkan dirinya dengan baik secara maksimal guna memperoleh kesumparan hidup karena didorong oleh sikap ketakwaan dan penyerahan dirinya kepada Allah swt agar memperoleh ridho-Nya.
B. Membaca AI-Qur'an
1. Pengertian Mem baca
Menurut Kamus Ilmu Jiwa dan Pendidikan kata baca adalah "ucapan lafaz bahasa lisan menurut peraturan-peraturan tertentu."19 Kata membaca merupakan kata yang berasal dari kata baca yang berarti melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya dilihat.
Menurut Ngalim Purwanto membaca adalah menangkap pikiran perasaan orang Jain dengan perantaraan tulisan dan gambar dari bahasan yang dilisankan.20
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia membaca adalah menyuarakan atau melisankan huruf-huruf (nyaring atau dalam hati saja).21
Membaca dalam Bahasa Arab terambil dari kata "qara'a yang berarti "menghimpun" yaitu apabila kita menyatukan beberapa buah kata menjadi sebuah kalimat kemudian diucapkan, maka pekerjaan ini
18
M.Alisuf Sabri, 1/11111 Pendidikan, h. 100-101.
19
Jalaluddin dun Ali Ahnad Zen, Kan111s lflnu Jiwa dan Pendidikan, (Surabaya: Putra Alma'aril;2005). h. 28.
20
Ngalin1 Punvanto Lian Djaniah J\lin1, !v/etodologi Pengajaran Bahasa Indonesia
diseko!ah dasar, (Jakarta: PT Rosda Jaya Putra, 1997),Cct. I. h. 27.
21
dinamakan membaca, atau dalam bahasa Al-Qur'an qara 'atahu
qara 'atan. "22
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa kegiatan membaca
dilakukan melalui penginderaan mata, melafalkan huruf dengan lidah
dan kegiatan kejiwaan melalui perintah otak.
Dalam Al-Qur'an surat Al-'Alaq ayat 1-5, perintah 'iqra'
dikatakan berulang-ulang, karena membaca tidak akan bisa meresap ke
dalamjiwa, tanpa mengulangi berkali-kali dan dibiasakannya.
Membaca mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan ilmu dan teknologi, serta syarat utama dalam
membangun peradaban umat Islam.
Dengan demikian membaca adalah kegiatan yang dilakukan
dengan pengulangan dan pembiasaan diri, untuk menyerap seluruh isi
dan kandungan dalam membaca tersebut.
"Perintah membaca merupakan yang paling berharga yang dapat
diberikan kepada umat manusia. Kegiatan membaca merupakan kegiatan
rutin yang mengantarkan manusia ke derajat yang sempurna dan
keperadaban. "23
Kegiatan dalam membaca Al-Qur'an terdapat empilt macam
tingkatan bacaan, yaitu:
I. Tarti/, yaitu bacaan yang dilakukan dengan perlahan-lahan,
tenang, mengeluarkan tiap-tiap huruf pada tempat keluarnya (makhrajnya), dan memberi semua hak-hak huruf, serta menerangkan maknanya.
2. Tahqiq, yaitu bacaan seperti tartil, namun lebih tenang.
Biasanya bacaan seperti ini digunakan dalam proses belajar mengajar untuk melatih lidah membaca dengan benar.
3. Hadar, yaitu bacaan yang dilakukan dengan cepat dengan tetap
memelihara ketentuan hukum yang berlaku dalam ilmu tajwid.
4. Tadwir, yaitu bacaan tingkat pertengahan antara tartil dan
hadar.
22M. Quraislt Shihab. ti1e111h111uika11Al-Q11r'a11. {l1nndu11g: J'vlizan. 1994). C'ct. JV, h. 167.
Di antara empat tingkatan bacaan di atas, tingkatan yang paling baik adalah taitil.24
2. Keutamaan Membaca Al-Qur'an
Menurut M. Miscbachul Munir dalam bukunya yang berjudul
Pedoman Lagu-lagu Tilawatil Qur'an bahwa dalam membaca Al-Qur'an
memiliki beberapa keutamaan, tidak semata-mata hanya untuk membuktikan seseorang bisa membaca Al-Qur'an karena ingin dikatakn
sebagai umat Islam, namun sesungguhnya keutamaan membaca Al-Qur'an
diantaranya yaitu:
Pertama,
nilai pahala, kegiatan membaca Al-Qur'an persatuhurufnya dinilai satu kebaikan dan satu kebaikan dapat dilipatgandakan
hingga sepuluh kebaikan. Bayangkan bila satu ayat atau satu surah saja
mengandung puluhan aksara arab. Sebuah anugerah Allah swt yang
agung. Dalam hadits Riwayat Al-Hakim disebutkan yang a1tinya, "Barang siapa membaca satu hurzif (aksara) dari Al-Qur'an
maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dilipat gandakan
menjadi sepuluh kali padanya, Aku tidak mengatakan a/if lamn miim itu
satu huruf, melainkan a/if satu hzmif, laam satu huruf dan miim satu
huruf.25
Kedua:
obat (terafi) jiwa yang gundah. Membaca Al-Qur'an bukansaja amal ibadah, namun juga bisa menjadi obat dan penawar jiwa
gelisah, pikiran kusut, nurani tidak tentram dan sebagainya. Allah swt. berfirman:
"' .... JJ ,,, , "'""
セ@ • • • JI I
;;.J..--
セャNNlャN@-:. ,.
セ@. I"•
IJ
:
LLセZセᆳセ@ セセ@ :JJ , .r-
u
,• /'"'
セ@u.JU
, J(A y :
v
II
!.>"' 'i 1)" Dan Kami turunkan dari al-Qur 'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman ... "
(Q.S. Al-Israa/17: 82)
24
Sirajuddin SA, Tuntunan Me1nbaca Al-Qur'an dengan Tartil, (Jakarta: PT. Mizan Publika, 2005). Cct. I. h. 10.
25
Ketiga: Memberikan syafa'at. Disaat umat manusia diliputi
kegelisahan pada hari kiamat, Al-Qur'an bisa hadir memberikan
pertolongan bagi orang-orang yang senantiasa membacanya di dunia,
sabda Rasulullah saw.
I セ@ .(\) I
J
セj@ .::... :J\l
.i..jc .(\) I セj@ セ@L;.l
I4..
Lo I c,r.I セ@NセセGゥ@ セ@
4-.yg.Ji
('-':!i;t,
\|NNャセ@ ulfa! l..1.) I :J
Naャセ@ ..94c
.ill
(,..i....
olJJ}"Baca/ah Al-Qur 'an karena sesungguhnya ia pada hari kiamat akan hadir memberikan pertolongan kepada orang-orang yang
membacanya. " (HR. Muslim)
Keempat: Menjadi nur di dunia sekaligus menjadi simpanan di
akhirat. Dengan membaca Al-Qur'an, maka seorang muslim akan ceria
dan berseri-seri ia tampak anggun dan bersahaja karena akrab dan
bergaul dengan kalam tuhan-Nya. Lebih jauh, ia akan dibimbing oleh
kitab suci itu dalam meniti jalan kehidupan yang lurus. Selain itu, di
akhirat membaca Al-Qur'an akan bisa menjadi deposito besar yang
membahagiakan. Sabda Rasulullah saw. "Baca/ah selalu Al-Qur'an, sesungguhnya ia menjadi cahaya baginya di bumi dan menjadi
simpanan bagimu di langit. (HR lbnu Hibban)
Kelima: Malaikat turun memberikan rahmat dan keterangan. Jika
Al-Qur'an di baca, malaikat akan turun memberikan si pembaca dan
ketenangan.
Dengan nilai-nilai keutamaan dan kelebihan ini, orang Islam diserukan rumahnya tidak sunyi dari gema bacaan Al-Qur'an, karena
bacaan Al-Qur'an akan menerangi rumah meliputinya dengan nur Ilahi
dinyatakan: "Terangilah rumah-rumahmu dengan shalat dan membaca
Al-Qur 'an." (HR. Baihaqi).26
3. Adah seorang muslim terhadap Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah kitab Allah swt yang diturunkan sebagai rahmat
untuk semesta alam dan petunjuk kepada seluruh manusia. Mengimani
Al-Qur'an merupakan bagian dari rukun iman, Al-Al-Qur'an adalah kitab suci
yang harus diagungkan dan dimuliakan.
Al-Qur'an berisikan pedoman-pedoman kehidupan menuju jalan yang lurus dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Maka dari itu wajib bagi
seorang muslim untuk beradab terhadap Al-Qur'an.
Adapun beberapa adab penggunaan terhadap Al-Qur'an itu adalah sebagai berikut:
4) Yang paling utama adalah mengimaninya dalam hati. Al-Qur'an adalah kitab umet Islam dan merupakan firman dari Allah untuk semua manusia.
5) Setiap muslim wajib menghormati mushaf (Al-Qur'an) dan meletakkannya di tempat yang suci dan bersih.
6) Seorang muslim wajib menghonnati Al-Qur'an dan memuliakannya.
7) Hendaknya menghormati dengan tangannya dan menfangkatnya lebih tinggi dari pada paha ketika membaca Al-Qur'an.2
4. Adah Membaca Al-Qur'an
Bagi umat Islam, Al-Qur'an adalah kitab suci, kepada Al-Qur'anlah
semua kehidupan mereka dirujukan, oleh karena itu, setiap orang Islam
harus membacanya supaya bisa memahami isinya dan kemudian
mengamalkannya dalam kehidupan.
Membaca Al-Qur'an tidaklah sama dengan membaca sebuah buku,
majalah, surat kabar dan semacamnya, ada adab dan tata cara tertentu
yang mesti dilakukan agar si pembaca bukan hanya mampu membaca,
26
Ah1nad Syarifuddin, A1endidik Anak A4e111baca, 1nenu/is dan A1encintai Al-Qur'an,
(Jakarta: Geina lnsani, 2004), h. 45-48.
27
tetapi harus memahami dan menyelami ke dalam makna ayat-ayatnya
dengan baik dan benar, sekalipun sekedar membacanya saja sudah
mendapat pahala.
Dalam rangka mencapai kesempurnaan ibadah kita kepada Allah lewat membaca Al-Qur'anul Karim, malrn hendaklah kita perhatikan hal-hal yang berkaitan dengan sopan santunnya (membaca Al-Qur'an sebagai kalam ilahi rabbi). Adapun sopan santun membaca Al-Qur'an atau adab membaca Al-Qur'an adalah:
I) Hendaknya berwudu sebelum membaca Al-Qur'an.
2) Dalam memulai membaca Al-Qur'an hendaknya dimulai denan membaca ta'awwudz, yang berbunyi:
セIQP@ セi@ <)A ..ii\.; j_ic\
3) Dalam membaca Al-Qur'an hendaknya menghadap kiblat. 4) Pada saat membaca Al-Qur'an hendaknya tubuh/badan, pakaian
dan tempat di mana membaca Al-Qur'an haruslah suci.
5) Dalam membaca Al-Qur'an hendaklah ikhlas hanya karena Allah semata.
6) Hendaknya tenang pada saat membaca Al-Qur'an.
7) Pada saat membaca Al-Qur'an hendaknya hatinya tenang. 8) Bila mampu, hendaknya kita meresapi isi ayat yang sedang kita
baca tersebut.28
S. Penguasaan Bacaan Al-Qur'an
Penguasaan bacaan ditempuh secara bertahap dalam lima satuan pelajaran, yaitu dari satuan pelajaran kcdua sampai dengan keenam.
Dalam lima satuan pelajaran itu dipelajari secara bertahap, tanda-tanda
baca: harakat, sukun, tasyid, tanwin dan tanda panjang (mad tabi'i).
Dalam kelima satuan pelajaran itu juga dimantapkan secara
bertahap penguasaan dan hafalan huruf hijaiyyah yang menyertai
penerapan dan praktik penerapan tanda-tanda bacanya. Tahapan
penguasaan huruf hijaiyyah didasarkan pada urutan makhrijul huruf
(tempat asal keluar bunyi hurut), dimulai dengan huruf Alif dan huruf
bibir (seperti ba) sampai dengan huruf dada (ha).
Setiap satuan pelajaran dalam langkah penguasaan bacaan
disusun dengan urutan-urutan:
28
Na11nul Hada, Mahfudli Sahli,
I) Pengenalan tanda baca.
2) Pengenalan beberapa huruf Hijaiyyah beserta makhrajnya. 3) Penerapan tanda baca dengan transliterasi.
4) Latihan membaca huruf lepas dalam satuan pelajaran kedua dan ketiga. Mulai satuan pelajaran keempat dan seterusnya diperkenalkan proses perangkaian huruf dan membaca yang terdir dari rankaian huruf-huruf.
5) Latihan menu I is dengan meiru contoh-contoh yang disediakan.29
C. Al-Qur'an
1. Pengertian Al-Qur'an
Al-Qur'an berasal dari kata qara 'a (bacaan) dan di dalam kata
qira 'ah terkandung makna: agar selalu diingat.30
Menurut Abdul Wahhab Khallaf lafazh Al-Qur'an dalam bahasa
Arab diambil dari kata (qara'a), seperti lafazh (al-ghuji-aan) juga diambil
dari kata('a/ara). Jadi urutannya,(qara'a, yaqra'a, qara'atan, waqur'anan).
Seperti dalam ayat Al-Qur'an yang berbunyi.
J.... J .. e:-!"' J. ... z... ... ,,.. J,,,. , ,J. .... ,... ,,,.
@1,.ul;.J!
&u
4.WI)
1.:.J-'
®
,.ul;.J!j
Lセ@1:_1-c
0j
(\A-IV: •VI 4..o \.;iJ 1)
"Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya di dadamu
dan membuatmu pandai membaca. Apabila Kami telah selesai
membacanya, ikutilah bacaannya itu. (Q.S Al-Qiyamah/75: 17-18).
Secara istilah Al-Qur'an ialah firman Allah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad saw. Dengan perantara malaikat Jibril untuk disampaikan kepada manusia yang dituliskan di dalam mushaf, yang
mutawatir penukilannya, dan bersifat mukjizat bagi Nabi Muhammad,
1flnunyun1in,
!1achn1111, / 5 .Ja1u /Jehrjar ,\'t•1uliri Ale111hoca I )an 1\-/e11u/is I h1r11.f aャセqQQイG。ョL@
(Yogyakarla: Tilian llahi, 1997), Cct. I. h. 6.
セPsオ「ィゥ@
As-Shalih, A1e111bahas /!111u-i'111u Al-Qur'an. (.Jakarta: Pustaka Firdaus, 2001).
yang harus dibaca, dipahami, diaamalkan isinya oleh manusia agar
tercapai kehidupan yang selamat dan bahagia di dunia dan diakhirat.31 Ada beberapa definisi Al-Qur'an yang lain, seperti dikutif oleh A Mustafa yang dikemukakan oleh para ahli di antaranya.
I) Menurut Abu Zahrah; Al-Qur'an secara sederhana diartikan kitab yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw.
2) Menurut lbnu Syaltut Al-Qur'an adalah lapaz arabi yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw, dinukilkan kepada kita secara mutawatir.
3) Menurut As-Saukani Al-Qur'an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad sw tertulis dalam kitab (mushaf), dinukilkan kepada kita secara mutawatir.
4) Menurut Imam Jalaliddin As·Suyuti definisi Al-Qur'an adalah firman Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw untuk melemahkan pihak-pihak yang menentangnya, walaupun hnya dengan satu surat saja padanya.32
Kitab suci, yaitu Al-Qur'an yang diturunkan secara mukjizat
melalui wahyu, baik berupa makna maupun kata-kata, kepada Nabi
tennulia, Muhammad saw.33
Para ulama ushul menetapkan bahwa Al-Qur'an ialah: "Kitab
(wahyu) Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya Muhammad bin
Abdullah, lafazh dan makna yang ditulis di dalam mushaf, yang
dinukilkan dengan jalan mutawatir dan membacanya suatu perbuatan
ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah.34
Jika dilihat dari beberapa definisi di atas yang diungkapkan oleh
para tokoh, nampak sating melengkapi antara satu dengan yang lainnya.
Adapun pengertian Al-Qur'an menurut penulis adalah "Kalam Allah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dengan perantara malaikat Jibril
a.s yang dinukilkan kepada generasi sesudahnya secara mutawatir, tertulis
31
Syan1inan Zaini, Wmvasan AIMQur'an Tentang Pembangunan Manusia Seutuhnya, (Jakarta: Radar Jaya Offset, 1996), h. 28.
32
A. Mustafa, sセゥ。イ。ィ@ Al-Qur'an, (Surabaya: Al-lkhlas, 1994), h. 10-11.
Dl\11. Bnqir /\shMShndr, Penga111ar (!shul l"iqh don lls/ud Flqh Perhandingan, (Jakarta:
Pustaka Hidayah, 1993), Cei.3, IL 53.
dalam mushaf dimulai dari surat al-Fatihah dan ditutup surat an-Nas,
membacanya bernilai ibadah.
2. Fungsi Al-Qur'an
Menurut Rifat Syauki Nawawi dan M. Ali Hasan dalam bukunya berjudul pengantar ilmu tafsir, menyatakan bahwa fungsi Al-Qur'an adalah sebagai berikut:
I) Manhajul hayah (pedoman hid up) bagi manusia dalam mengelola
hidupnya secara baik, dan merupakan rahmat untuk semesta alam, disamping pembela antara yang hak dan bathil, serta penjelas terhadap sesuatu perkara.
2) Sebagai mukjizat nabi Muhammad untuk membuktikan bahwa ia adalah rnsul Allnh.
3) Sebagai hakim yang diberi wewenang oleh Allah memberikan keputusan terakhir mengenai bebrapa masalah yang di perselisihkan di kalangan pemimpin dari berbagai agama, sekaligus sebagai korektor yang meluruskan kepercayaan-kepercayaan.
4) Sebagai pengukuh terhadap kebenaran-kebenaran kitab suci yang pernah di turunkan sebelum Al-Qur'an dan kebenaran para nabi dan rasul sebelum nabi Muhammad saw.35
Fungsi Al-Qur'an bagi manusia oleh Drs. Otong Surasman SQ di bagi
dalam tiga bagian:
1) Fungsi Al-Qur'an bagi manusia di dunia.
Sebagaimana di ketahui dengan jelas, bahwa fungsi Al-Qur'an
adalah sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia, Al-Qur'an adalah
mukj izat yaitu bukti kebenaran terhadap apa-apa yang di bawa oleh
nabi Muhammad saw. Al-Qur'an itu bisa berfungsi sebagai petunjuk
bagi manusia, jika manusia tersebut mau menggali, mengkaji, menelaah, meneliti, memahami, mentadaburi, memikirkan isi kandungan Al-Qur'an.
35
2) Fungsi Al-Qur'an bagi manusia di alam kubur.
Dalam penantian dialam kubur, manusia terbagi dua golongan, yaitu ada yang mendapatkan nikmat dan ada yang mendapatkan siksa, oleh karena itu agar terhindar dari siksa kubur manusia diberikan petunjuk melalui kitab Allah yakni Al-Qur'anul karim. Al-Qur'an yang dibaca ketika hidup di dunia yang semata-mata di lakukan karena Allah bukan karena ingin di puj i (riya) maka termasuk amal shaleh yang akan menjadi teman dialam kubur menjadi pelipur Iara di kala orang duka.
3) Fungsi Al-Qur'an bagi manusia di akhirat.
Pada hari kiamat itu, bahwa nanti orang-orang yang selalu membaca Al-Qur'an akan mendapat syafaat. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abi Umamah al-Bahiliy, yaitu:
.ii.Ii
..,.L.:>
.lli
J.Jl....J .:... : Jtl
セ@
.ii.Ii
セNI@
セ@
l,ili4...L.i '-'""'
セ@
.4..;..;._,,,,'i
!.J&NセL@
4...1.,;ili
(".j:/i;t.;
<\.l\.2
01.)J IJj
i : Jji,
セNNY@
セ@
( F'IJJ)
"'Baca/ah Al-Qur 'an karena sesungguhnya ia pada hari kiamat akan hadir memberikan pertolongan kepda orang-orang yang
membacanya." (HR. Muslim).36
I-ladits ini memberikan penjelasan yang jelas dan mudah di pahami bahwa bagi orang-orang yang selalu membaca Al-Qur'an ketika di dunia, nanti di hari kiamat akan mendapat syafaat atau pertolongan. Namun perlu di pahami bahwa bacaan tersebut harus karena niat yang ikhias dan bacaannya harus baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.
D. Problematika dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur'an
Dalam memahami bacaan Al-Qur'an dibutuhkan pengajaran dan
metode pembelajaran sebagai alat untuk memudahkan membaca Al-Qur'an.
Pada dasarnya inti dari pengajaran membaca Al-Qur'an adalah suatu usaha
memberikan ilmu pengetahuan tentang membaca Al-Qur'an dengan baik dan
benar sesuai kaidah ilmu tajwid dan nantinya diharapkan dapat memahami,
meresapi dan dapat mengamalkannya.
Menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat menerangkan bahwa pada umumnya isi pengajaran Al-Qur'an meliputi:
I. Pengenalan hurufhijaiyyah, yaitu dari alif sampai ya.
2. Cara membunylkan maslng-maslng hurnf hljalyyah dan slfat-slfat huruf itu dibicarakan dalam ilmu makhraj.
3. Bentuk dan fungsi tanda baca seperti syakal, syaddah, mad dan tanwin, dan sebagainya.
4. Bentuk dan fungsi tanda berhenti baca (waqaf), seperti: waqaf mutlak, waqaf jawaz, dan sebagainya.
5. Cara membaca, melagukan dengan bermacam-macam irama dan bermacam-macam qiraat yang dimuat dalam ilmu qiraat dan ilmu nagham.
6. Adabut tilawah yaitu berisi tata cara dan etika membaca Al-Qur'an sesuai dengan fungsi bacaan itu sebagai ibadah.37
Dari uraian di atas menerangkan bahwa dalam membaca Al-Qur'an
harus sesuai dengan ilmu tajwid "ilmu tajwid dari segi bahasa membaguskan,
sedangkan menurut istilah ialah ilmu yang memberikan segala pengertian
tentang huruf, baik hak-hak huruf (haqqul hmfJ maupun hukum-hukum baru yang I imbul sclclah hak-hak hurur (111us1ahaqqul hwfJ dipenuhi.
Adapun yang dimaksud dcngan hak huruf ialah ciri khas yang lazim
bagi suatu huruf, contohnya bacaan jahr, syiddah, isti'/a, istifaa/, ghunnah,
dan lain-lain. Hal ini merupakan suatu ha! yang lazim bagi ciri khas setiap
huruf dan tidak dapat terlepas daru huruf tersebut. Jika tidak dipenuhi,
sekalipun hanya sebagiannya, terjadilah apa yang dinamakan lahn (keliru dan
menyimpang). Sedangkan mustahak ialah ciri khas huruf yang bersifat
insidental dan bersumberkan dari jati dirinya, contohnya tafkhim yang
bersumberkan dari isti'la dan tarqiq yang bersumberkan dari istifaal. Demikianlah seterusnya.38
Dengan demikian dalam mengatasi kesulitan siswa membaca Al-Qur'an ilmu tajwid sangat penting. "Tajwid juga bisa berarti mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya serta memberi hak-haknya, seperti jelas, kuat, lemah dan sifat huruf. Adapun tujuan rnempelajari ilmu tajwid adalah untuk dapat membaca ayat-ayat Al-Qur'an secara benar serta dapat rnemelihara lisannya dari kesalahan-kesalahan ketika membaca Al-Qur'an."39
1. l(esulltan Pembelajaran Mcmbncn
a. Fnktor-faktor Kesulitan Membaca Al-Qur'an
Tidak semua orang Islam dapat membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar. Menurut Prof. Dr. Jalaludin adanya kesulitan dalam mempelajari Al-Qur'an dikarenakan beberapa faktor penyebab antara lain40 :
J.Orientasi Be1pikir
Pengaruh modernisasi banyak mempengaruhi arah pemikiran orang. Kemajuan teknologi dengan segala hasil yang disumbangkan bagi kemudahan hidup manusia, banyak mengalihkan perhatian orang untuk lebih erat dengan akan kebendaan. Hal itu rnendorong mereka untuk menuntut ilmu yang diperkirakan dapat membantu ke arah pemikiran pengetahuan praktis dan menunjang prestise kehidupan. Pengetahuan tentang membaca Al-Qur'an dan cara membacanya kalah bersaing di alam pemikiran kebanyakan kaum Muslimin.
38
Qamhaawi, Muhammad ash Shadiq lbnu, //11111 Tajwid, (Bandung: Trigenda Karya, 1995). Cet. I. h. I I.
39
M. Misbachul Munir. Pedoman Lag11-lag11 Ti/awatil Qur'an, (Surabaya: Apollo, 1997),
Ccl. Ill. h. 152.
ーセセェセセ[セᄋ[[セセセセセセa@
I
2.Kesempatan
i/1111Tenaga
Arah berpikir yang material telah mendudukan status wajib
belajar Al-Qur'an ke propinsi yang lebih kecil. Pengaruh ini telah
menimbulkan kondisi alasan-alasan. Akibatnya terjadi kelangkaan
penyediaan kesempatan dan kelangkaan tenaga. Waktu yang disediakan
untuk belajar Al-Qur'an sangat sedikit jika dibandingkan dengan waktu mereka gunakan untuk menuntut pengetahuan lain. Akhirnya tenaga
pengajar tersedia tidak sempat berkembang seimbang dengan kebutuhan.
3 .. Metode
Perkembangan teknologi telah merubah kecenderungan masyarakat
untuk menuntut pengetahuan secara lebih mudah dan lebih cepat. Untuk
menampung minat ini dalam berbagai disiplin ilmu para ahli telah
memanfaatkan jasa teknologi dalam media pendidikan baik media
visual, audio visual, komputer dengan cara yang tepat guna. Khusus
dalam pendidikan Al-Qur'an cara ini masih langka dan mahal. Metode
lama dalam bebrapa seginya mungkin sudah kurang serasi dengan
keinginan dan kecenderungan tepat guna ini. Akibatnya metode yang
demikian berangsur kurang diminati.
4.Aksara
Kitab suci Al-Qur'an ditulis dengan aksara dan bahasa Arab. Faktor
ini menyulitkan bagi mereka yang berpendidikan non
pesantren/madrasah karena pengetahuan ini tidak dikembangkan secara
khusus di sekolah umum. Akibatnya pelajar yang berpendidikan umum sebagian besar buta aksara kitab sucinya.
Faktor-faktor diatas menurut Prof. Dr. Jalaluddin banyak
mempengaruhi kecenderungan yang menimbulkan sikap masa bodoh
dan anggapan bahwa belajar membaca Al-Qur'an sulit.
Belajar Al-Qur'an dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu
yang berlaku dalam tajwid dan qira'at, belajar arti dan maksudnya
sampai mengerti akan maksud yang terkandung di dalamnya, terakhir
belajar menghafalkannya di luar kepala.
Fenomena kesulitan belajar membaca seseorang siswa biasanya
tampakjelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya.
Namun kesulitan belajar membaca juga dapat dibuktikan dengan
munculnya kelainan perilaku (misbehavior) siswa seperti kesukaan
berteriak-teriak di dalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak
masuk sekolah, dan sering minggat dari sekolah.41
Kesulitan membaca dapat dilihat juga dari beberapa faktor di bawah ini.
I. Faktor intern siswa, meliputi gangguan atau kekurangmampuan
psiko-fisik siswa, yakni:
a. Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual/intelegensi siswa;
b. Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap;
c. Yang bersifat psikomotorik (ranah rasa), antara lain seperti terganggunya alat-alat indera pengliha dan pendengar (mata dan telinga).
2. Faktor Ekstern Siswa, meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan
sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor ini dapat dibagi tiga macam.
a. Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan hubungan antara ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.
b. Lingkungan perkampungan/masyarakat, contohnya: wilayah perkampungan kumuh (slum area), dan teman sepermainan (peer group) yang nakal.
c. Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti ¥asar, kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah.4
41
Jalaluddin, Metidik Tunjuk Si!ang, (Jakarla: Kalam Mulia, 1998), Cet. 4. h. 6-7.
42!\.lluhibin Syah, M. Ed.
Psiko/ogi Pendidikan, Stl{lfrt Pendekatan Boru, (Bandung: PT
Berdasarkan dua faktor yang ada di dalam dan di Juar diri siswa tersebut malca penyebab timbulnya kesulitan belajar siswa di sekolah selengkapnya dapat disebutkan sebagai berikut:
a. Rendahnya kemampuan intelek/kecerdasan anak. b. Gangguan-gangguan perasaan/emosi.
c. Kurangnya motivasi dalam belajar. d. Kurangnya kematangan untuk belajar. e. Latar belakang sosial yang tidak menunjang. f. Kebiasaan belajar yang kurang baik.
g. Kemampuan mengingat yang lemah/rendah. h. Terganggunya alat indera.
i. Proses belajar mengajar yang tidak sesuai.
j. Tldak adanya dukungan dari llngkungan belajar.43
b. Cara Mengatasi Kesulitan Membaca Al-Qur'an
1111.
Seringkali ada orang yang membaca buku pelajaran sambil berbaring santai di tempat tidurnya hanya dengan maksud agar dia bisa tidur. Membaca semacam ini adalah bukan aktivitas belajar. Ada pula orang membaca sambil berbaring dengan tujuan belajar. Menurut ilmu jiwa, membaca yang demikian belum dapat dikatakan sebagai belajar.
Menurut Wasty Soemanto membaca untuk keperluan belajar hendaknya dilakukan di meja belajar daripada di tempat tidur, karena dengan sambil tiduran itu perhatian dapat terbagi. Membaca untuk keperluan belajar harus menggunakan set. Membaca dengan set misalnya dengan memulai memperhatikan judul-judul bab, topik-topik utama dengan berorientasi kepada kebutuhan dan tujuan. Kemudian memilih topik yang relevan dengan kebutuhan atau tujuan itu.44
Untuk mengatasi kcsulitan mcmbaca harus meninjau kembali faktor-faktor yang dapat membantu untuk meningkatan kesenangan siswa untuk belajar tanpa melupakan prinsip umum yang telah di bicarakan bahwa siswa mempelajari sesuatu yang menempati tempat yang pertama pentingnya dalam hatinya.
Penentuan tujuan:
43
Muhibin Syah. Psiko/ogi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru, h. 173.
44
Sernentara ahli j iwa mengatakan: belajar itu adalah kegiatan yang rnengarah kepada ttijuan, yaitu bahwa belajar itu akan lebih baik apabila si anak mernaharni dan mengetahui lebih <lulu apa yang di pelajarinya, malrn langkah pertama yang harus dilakukan dalan setiap pengajaran yang baik adalah rnenolong anak untuk rnenentukan tujuan ternpat di arahkannya kegiatannya.45
Jadi cara mengajarkan membaca Al-Qur'an pada siswa yaitu: hams
bertahap rnulai dari hafalan surat-surat yang pendek lalu mengetahui huruf
sampai rnencapai bandungan kemudian di pelajari ilrnu tajwidnya, karena
belajar Al-Qur'an tanpa ilmu tajwid tidak akan benar.
Selanjutnya melalui bentuk penghargaan. Misalnya, dengan hal berikut:
a. Bentuk isyarat misalnya dengan menggunakan senyurn, raut
rnuka yang manis, dari gurunya.
b. Perkataan misalnya dengan perkataan "bagus sekali selalu belajar
rnembaca Al-Qur'an dengan baik dan raj in.
c. Benda misalnya dengan memberikan alat tulis, Al-Qur'an dan
sebagainya.
Untuk rnernpermudah siswa dalam melaksanakan belajar rnernbaca
Al-Qur'an guna mernciptakan perbuatan taqwa, rnenarnbahkan iman,
hendaknya di penuhi fasilitas dan sasarannya seperti: alat-alat untuk ngaji
misalnya: Al-Qur'an, petunjuk, meja, kursi yang bersih dan sebagainya.
Hal-ha! tersebut memungkinkan siswa dapat kerasan untuk selalu belajar
membaca Al-Qur'an
Secara umurn, cara mengatasi kesulitan membaca pada siswa dapat
dilihat dari kesulitan belajar siswa, banyak langkah-langkah diagnostik yang
dapat ditempuh guru, antara lain yang cukup terkenal adalah prosedur