PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK VIRUS KELAS X SMA ARJUNA BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
Oleh FITRIADI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Fitriadi
ABSTRAK
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK VIRUS KELAS X SMA ARJUNA BANDAR LAMPUNG
Oleh FITRIADI
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Penggunaan Model Pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pokok virus kelas X SMA Arjuna Bandar Lampung, mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok virus dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif TGT, dan mengetahui penggunaan model pembelajaran kooperatif TGT terhadap aktivitas belajar siswa.
Fitriadi
Hasil analisis statistik menggunakan uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol pada pretes dan postes diperoleh data L hit < L tab sehingga H0 diterima maka sampel berdistribusi normal. Sedangkan pada N-gain diperoleh data L hit > L tab sehingga H0 ditolak maka sampel berdistribusi tidak normal kemudian
dilanjutkan dengan uji U. Hasil uji U diperoleh data p(0,000<0,05) sehingga H0 ditolak, artinya rata-rata tes akhir pada kelas eksperimen berbeda signifikan dengan kelas kontrol. Hasil uji homogenitas pretes dan postes pada kelas
eksperimen diperoleh F hit < Ftab sehingga Ho diterima, yang berarti bahwa kedua data pretes dan postes tersebut memiliki varians yang sama (homogen).
Aktivitas siswa mengalami peningkatan dari pertemuan I ke pertemuan II, dengan peningkatan rata-rata aktivitas siswa kelas eksperimen sebesar 10,94 %.
Sedangkan peningkatan aktivitas siswa pada kelas kontrol lebih rendah jika dibandingkan dengan aktivitas siswa pada kelas eksperimen. Rata-rata
peningkatan aktivitas pada kelas kontrol pada pertemuan I ke pertemuan II sebesar 2,93%.
Berdasarkan hasil dari penelitian ini di peroleh bahwa: (1) Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok virus kelas X SMA Arjuna Bandar Lampung; (2) Ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok virus kelas X SMA Arjuna Bandar Lampung.
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK VIRUS KELAS X SMA ARJUNA BANDAR LAMPUNG
Oleh FITRIADI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
Judul Skripsi : PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES
TOURNAMENT (TGT) TERHADAP
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK VIRUS KELAS X SMA ARJUNA BANDAR LAMPUNG Nama Mahasiswa : Fitriadi
Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024023
Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Drs. Arwin Achmad, M.Si Rini Rita Marpaung, S.Pd, M.Pd NIP 19570803 198603 1 004 NIP 19770715 200801 2 020
2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
Dr. Caswita, M.Si.
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Arwin Achmad, M.Si
Sekretaris : Rini Rita Marpaung, S.Pd, M.Pd
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 1985031 003
PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Fitriadi
Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024023
Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri,
dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau
ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan
penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.
Bandar Lampung, Yang menyatakan
Fitriadi
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Rantau Temiang Kecamatan Banjit kabupaten
Way kanan pada tanggal 7 Mei 1989, yang merupakan anak kedua
dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Usman dan Ibu Senayati.
Penulis menempuh pendidikan formal dari Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Rantau
Temiang yang diselesaikan pada tahun 2001. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
(SLTP) Negeri 1 Banjit selesai pada tahun 2004, dan Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri 12 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2007. Pada tahun
2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi
Pendidikan Biologi Non Reguler.
Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi pengurus Himpunan
Mahasiswa Eksakta (HIMASAKTA) sebagai Ketua divisi pendidikan dan
Anggota Musyawarah Mahasiswa Jurusan VII P.MIPA, selain itu pernah menjadi
pengurus BEM FKIP sebagai Kepala Dinas Pengabdian Masyarakat.
Pada tahun 2011, penulis melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di
i
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, segala puji hanya milik ALLAH SWT yang telah memberikan kenikmatan yang luar biasa hebatnya, sehingga dengan segala limpahan rahmad dan karunia yang Engkau berikan selama ini hambamu telah menyelesaikan studi strata satu ini dengan ke ikhlasan hati yang paling dalam.
Dengan kerendahan hati kupersembahkan hasil karya ku ini :
Special for ubakku dan umakku Usman S.Pdi dan Senayati S,pd yang selalu aku cintai dan aku sayangi, yang selalu menantikan keberhasilanku, sangat tidak ternilai harganya bagi anak mu ini pengorbanan yang telah ubak dan
umak berikan, semoga anak mu ini dapat mebahagiakan ubak dan umak. Amin ya robb.
Untuk kakang cak ku Oksawihadi S.Pd dan adingku zultri saputra yang aku cintai dan aku sayangi
Untuk niningku Idris (alm), Salim(alm), Sulidup(alm), Soleha, yang selalu mencintaiku..
Untuk mama’anku Imroni terima kasih Atas segala doa, motivasi serta semangat untuk tetap membuatku terus maju dalam menempuh keberhasilan
Untuk ading-adingku M.Mu’arif sidik, Yoga, Febri, Para Pendidikku (Guru-guruku)
Terima kasih atas bimbingan yang engkau berikan pada ku hingga aku dapat melihat dunia dengan ilmu
MOTTO
Sesungguhnya segala urusan (perintah) apabila ALLAH segala sesuatunya,
ALLAH hanya berkata “jadilah” maka jadilah.
(Surat Yaasiin : 82)
”Hidup ini indah jika di nikmati dan menerima keaadaan pada diri”
~ fitriadi ~
“Sekali melangkah ketengahlaman jangan pernah noleh lagi keduahe, tekadkah
hidup nik sukses merantau dibadah jeme, balik badan utuh atau tinggal name”
SANWACANA
Alhamdulillah, puji syukur Penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, dengan
ridhoNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penggunaan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)
Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Virus Kelas
X SMA ARJUNA Bandar Lampung”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unila.
3. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku ketua Program Studi Pendidikan Biologi.
4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembimbing I, yang telah memberikan
bimbingan yang sangat luar biasa, saran, motivasi, bantuan, kesabaran, dan
bimbingannya hingga terselesainya skripsi ini.
5. Rini Rita Marpaung S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing Akademik sekaligus
pembimbing II, yang telah membimbing, memberikan motivasi, arahan dan
saran yang baik sekali.
6. Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed., selaku pembahas, atas segala saran dan
7. Bapak dan ibu dosen pengajar, atas segala bantuan dan ilmu yang telah
diberikan.
8. Drs. Damili,AB, selaku Kepala SMA ARJUNA Bandar Lampung dan Ibu Dwi
Sulistya Ningsih, S.Pd, selaku guru mitra.
9. Keluarga Besarku di Rantau Temiang Endung Hj.Mada, Wak’an Sukran,
Pangcik Isan, We Wati, Bibi Meriyati, Wak Suwa, Wak Rupai, Wak Daryana,
semuanya terima kasih banyak atas semua dukungan dan doanya.
10. Kepada Abah Drs.Tontowi Amsia M.Si yang selalu memberikan support,
charging spirit dan dukungan sangat luar biasa.
11. Keluarga ku di Bandar Lampung Rahman Marlingga., Abang Edi Hariyanto,
S.E., Jacky Arizon A.Md., Pebriani., Azam Sah Roni.
12. Keluarga ku seperjuangan, Achmad Fauzi., Antun Sutarya., Nuris Mukhton.,
A.Rudhia., Aditya Prayoga., Lamudin, Joni Saputra, Alexander Febri.,
Wening S., I Gede Suliwan., Melda Ariyanti., Yulisa Wulandari., terima kasih
untuk persaudaraan kita yang telah kita jalani selama ini, semoga Allah
kekalkan persaudaraan kita. Amin.
13. Kepada Mak Agus Setiawan Jaya Putra yang telah membantu segala urusan
ku, terima kasih atas lelah dan waktunya.
14. Rekan-rekanku di pendidikan Biologi, teman se-angkatan, kakak tingkat, dan
adik tingkat yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
15. Sahabat Ceria BEM FKIP dan Sahabat HIMSAKTA Crew yang selalu
semangat untuk membuat perubahan yang lebih baik.
16. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Penulis,
i
A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) ... 7
B. Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) C. Aktivitas ... 16
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... A. Hasil Penelitian ... 36
1. Hasil belajar ... 36
2. Data Lembar Observasi aktifitas Belajar Siswa ... 38
V. SIMPULAN DAN SARAN ... 46
A. Simpulan ... 46
B. Saran ... 46
DAFTAR PUSTAKA ... 48
LAMPIRAN ... 50
1. Perangkat Pembelajaran ... 51
2. Daftar Pembagian Kelompok TGT ……….. 108
3. Hasil Tournament ………. 110
4. Data Hasil Penelitian ... 114
5. Analisis Statistik Data Hasil Penelitian ... 120
6. Foto-Foto Penelitian ... 127
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
1. Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif... 10
2. Kriteria point penghargaan kelompok ... 14
3. Hubungan antara variabel, instrumen, data penelitian dan analisis data 31
4. Lembar observasi aktivitas siswa ... 31
5. Klasifikasi indeks siswa ... 32
6. Data hasil belajar ... 36
7. Hasil uji nilai pretes, postes dan N-Gain siswa pada kelas eksperimen
dan kontrol ... 37
8. Hasil persentase setiap aspek aktivitas belajar siswa pada kelas
eksperimen dan kontrol... 38
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar
1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 6
2. Desain pretest- postest control tak equivalen ... 24
3. Diagram hasil belajar ... 39
4. Grafik aktivitas siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 44
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya sehingga menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas mengarahkan ke proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang di inginkan. Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan siswa tergantung dua pada dua unsur yang saling mempengaruhi, yakni bakat yang telah dimiliki oleh siswa sejak lahir akan tumbuh berkembang berkat pengaruh lingkungan, dan sebaliknya lingkungan akan lebih bermakna apabila terarah pada bakat yang telah ada, kendatipun tidak dapat ditolak tentang adanya kemungkinan di mana pertumbuhan dan perkembangan itu semata-mata hanya disebabkan oleh faktor bakat saja atau lingkungan saja (Hamalik, 2010:79).
2 teknologi, serta penyempurnaan dan peningkatan berbagai sarana dan prasarana
pendidikan termasuk didalamnya teknik dan strategi pembelajaran, sebagaimana yang tercantum dalam PP/RI No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang
bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat (Anonim, 2005: 15).
Hasil wawancara dan observasi dengan guru biologi di SMA Arjuna Bandar Lampung didapat data bahwa hasil belajar siswa kelas X pada materi pokok virus dengan nilai rata-rata 60, nilai ini di bawah standar KKM yang ditetapkan yaitu 70 sedangkan aktivitas siswa 80% cenderung pasif dan mengutamakan emosional negatif. Rendahnya nilai dan aktivitas siswa sangat dipengaruhi oleh pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran, ketika aktivitas siswa sudah optimal maka otomatis hasil belajar siswa akan lebih baik dan optimal. Guru menggunakan metode diskusi dalam kegiatan belajar-mengajar pada materi virus yang menekankan siswa untuk mencari informasi sendiri. Tetapi yang terjadi hanya 20% siswa yang melakukan diskusi dengan baik dan 80% siswa hanya mengharapkan teman untuk menjawab diskusi tersebut. Maka dengan adanya permasalahan tersebut perlu dicari solusi tentang model yang aktif dan menyenangkan untuk masalah penelitian tersebut.
3 dilakukan siswa dalam pembelajaran. Banyaknya aktivitas yang dilakukan siswa dalam belajar, maka akan semakin baik pembelajaran yang terjadi. Pendapat dari Sardiman (2003:95) dalam proses belajar tidak hanya dibutuhkan pemahaman siswa saja namun juga dibutuhkan aktivitas, karena pada dasarnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar tanpa adanya aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas sangat dibutuhkan dalam proses belajar. Hasil penelitian Purnamasari (2011:55) menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat
meningkatkan penguasaan konsep pada materi pokok dunia tumbuhan kelas X SMA Arjuna Bandar Lampung.
Berdasarkan uraian di atas maka akan dilakukan penelitian dengan judul “Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pokok virus kelas X SMA Arjuna Bandar Lampung tahun ajaran 2012/2013”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok virus? 2. Bagaimanakah pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
terhadap aktivitas belajar siswa?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui penggunaan model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Arjuna Bandar Lampung pada materi pokok virus.
4
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menjadi suatu pengalaman belajar yang menjadi bekal untuk menjadi calon guru yang profesional.
2. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan pembelajaran biologi dengan suatu strategi yang tepat dan sesuai untuk
mengoptimalkan hasil belajar siswa.
3. Bagi siswa dapat meningkatkan hasil belajar Biologi dan yang optimal.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menjaga agar masalah ini lebih terarah dan lebih jelas sehingga tidak terjadi salah penafsiran, maka perlu adanya batasan ruang lingkup penelitian yaitu :
1. Subjek penelitian adalah siswa SMA Arjuna Bandar Lampung kelas X1 dan X2
semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 yang dipilih secara acak yang ditentukan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2. Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah tipe pembelajaran dengan cara membagi siswa dalam suatu kelas menjadi kelompok-kelompok yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen baik kemampuan akademik maupun jenis kelaminnya. Pada akhir pembelajaran diadakan games untuk memastikan seluruh anggota kelompok
menguasai materi atau tidak setelah itu diberikan suatu penghargaan untuk kelompok terbaik.
3. Materi pada penelitian ini pada kompetensi dasar yaitu 2.1 mendeskripsikan ciri-ciri, replikasi, dan peran virus dalam kehidupan.
5 5. Aktivitas yang di amati dalam penelitian ini adalah semua aspek kegiatan pada saat
proses pembelajaran.
F. Kerangka Pikir
Keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran didukung oleh beberapa faktor antara lain model, metode dan pendekatan yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran. Saat ini guru bukanlah berperan sebagai satu-satunya sumber ilmu bagi siswa melainkan sebagai fasilitator yang memfasilitasi siswa dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. Peran guru sebagai fasilitator sangat diperlukan, bagaimana upaya menciptakan lingkungan belajar yang mampu mendorong siswa untuk senang dan bergairah belajar. Hasil belajar yang baik pasti nya di pengaruhi oleh aktivitas yang optimal, terkadang aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran tidak sesuai dengan metode yang digunakan oleh guru. Guru menekankan siswa untuk mencari informasi sendiri namun yang terjadi tidak sesuai dengan harapan, hanya sebagian siswa yang melakukan aktivitas sesuai prosedur sedangkan siswa yang lain cenderung pasif dan melakukan hal-hal negatif. Salah satu cara yang dapat guru lakukan adalah
menggunakan model pembelajaran yang menarik untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal.
6 koridor pergaulan yang sehat. Hasil belajar siswa merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu materi yang
disampaikan. Dengan kata lain, hasil belajar merupakan bukti adanya proses belajar- mengajar antara guru dan siswa. Maka dengan keterampilan guru dalam memilih model pembelajaran sangatlah di butuhkan.
Adapun variabel bebas (X) dari penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran tipe TGT, sedangkan variabel terikat (Y1) adalah hasil belajar dan (Y2) aktivitas
belajar. Hubungan antara variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Keterangan : X = Penerapan model TGT, Y1= Hasil belajar dan Y2 = Aktivitas belajar
Gambar 1. Diagram hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat
G. Hipotesis penelitan
Hipotesis penelitian dalam penelitian ini adalah :
1. Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran tipe TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok virus.
Hi = Ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran tipe TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok virus.
2. Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran tipe TGT untuk meningkatkan aktivitas siswa pada materi pokok virus.
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning)
Menurut Nurhadi (2004: 112), pembelajaran kooperatif adalah pendekatan
pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk
bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan
bersama. Pembelajaran kooperatif menciptakan interaksi yang saling
bergantung positif dan menciptakan masyarakat belajar. Siswa tidak hanya
belajar dari guru, tetapi juga belajar dari sesama siswa.
Menurut Roger dan David Johnson (dalam Amri dan Achmadi, 2010 :
91-92), mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap
cooperative learning, untuk itu harus diterapkan lima unsur model
pembelajaran gotong royong yaitu :
1. Saling ketergantungan positif
Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap
anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa dengan saling ketergantungan sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain dapat mencapai tujuan mereka.
2. Tanggung jawab perseorangan
Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model
pembelajaran cooperative learning, setiap siswa akan merasa
bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Pengajar yang efektif
dalam model pembelajaran cooperative learning membuat persiapan dan
8
3. Tatap muka
Dalam pembelajaran cooperative learning setiap kelompok harus
diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi ini adalah
menghargai perbedaan memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan.
4. Komunikasi antar anggota
Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi, karena keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.
Keterampilan berkomunikasi dalam kelompok juga merupakan proses panjang. Namun, proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa.
5. Evaluasi proses kelompok
Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
Selain lima unsur penting yang terdapat dalam model pembelajaran
kooperatif, model pembelajaran ini juga mengandung prinsip-prinsip yang
membedakan dengan model pembelajaran lainnya. Konsep utama dari belajar
kooperatif munurut Slavin (dalam Trianto, 2009:61), sebagai berikut :
1. Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai
kriteria yang ditentukan.
2. Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya kelompok
tergantung pada belajar individual semua anggota kelompok. Tanggung jawab ini terfokus dalam usaha untuk membantu yang lain dan
memastikan setiap anggota kelompok telah siap menghadapi evaluasi tanpa bantuan yang lain.
3. Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah
membantu kelompoknya dengan cara meningkatkan belajar mereka sendiri. Hal ini memastikan bahwa siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah sama-sama tertantang untuk melakukan yang terbaik dan bahwa kontribusi semua anggota kelompok sangat bernilai.
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara
9
yang terdiri dari 4 sampai 6 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi
oleh guru. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran
dengan setting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan
keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerjasama dan
memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya,
memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu
dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi
teman yang lain. Jadi Pembelajaran kooperatif merupakan model
pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Menurut Arends (dalam Trianto, 2009:65), bahwa pelajaran yang
menggunakan pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan
materi belajar.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi,
sedang, dan rendah.
3. Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,
jenis kelamin yang beragam, dan
4. Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu.
Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif yang diuraikan oleh Arends
(dalam Amri dan Ahmadi, 2010:92) adalah sebagaimana terlihat pada tabel
10
Tabel 1. Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif
Fase Tingkah laku
Fase 1 :
Menyampaikan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
Fase 2 :
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.
Fase 5 :
Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Fase 6 :
Memberikan penghargaan
Guru memberi cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu kelompok.
Pembelajaran kooperatif mempunyai efek yang berarti terhadap penerimaan
yang luas terhadap keragaman ras, budaya dan agama, strata sosial,
kemampuan dan ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif memberikan
peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja
saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui
penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu
sama lain. Selain itu juga pembelajaran kooperatif sangat tepat digunakan
untuk melatihkan keterampilan-keterampilan pilihan kerja sama dan
kolaborasi, dan juga keterampilan-keterampilan Tanya jawab. (Ibrahim dalam
11
B. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
TGT pada mulanya dikembangkan oleh Devries dan Edwards. Dalam TGT,
para siswa dikelompokkan dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang
yang heterogen dan siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota
tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka (Trianto,
2009:83). Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim
mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai
pelajaran (Slavin, dalam Mahmuddin 2009). Secara umum, pembelajaran
kooperatif tipe TGT memiliki prosedur belajar yang terdiri atas siklus regular
dari aktivitas pembelajaran kooperatif.
Model TGT merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif dengan
dibentuk kelompok-kelompok kecil dalam kelas yang terdiri dari tiga sampai
lima siswa yang heterogen baik dalam prestasi akademik, jenis kelamin, ras,
maupun etnis. Dalam TGT ini digunakan tournament akademik, dimana
siswa berkompetisi sebagai wakil dari timnya melawan anggota tim yang lain
yang mencapai atau prestasi yang serupa pada waktu lalu. Siswa memainkan
game ini bersama tiga orang pada “meja-turnamen”, di mana ketiga peserta
dalam satu meja turnamen ini adalah para siswa yang memiliki rekor nilai
IPA terakhir yang sama. Sebuah prosedur “menggeser kedudukan” membuat
permainan ini cukup adil. Peraih rekor tertinggi dalam tiap meja turnamen
akan mendapatkan 60 poin untuk timnya, tanpa menghiraukan dari meja
mana ia mendapatkannya. Ini berarti bahwa mereka yang berprestasi rendah
12
(bermain dengan yang berprestasi tinggi) kedua-duanya memiliki kesempatan
yang sama untuk sukses. Tim dengan tingkat kinerja tertinggi mendapatkan
sertifikat atau bentuk penghargaan tim lainnya.
TGT memiliki dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan
permainan. Teman satu tim akan saling membantu dalam mempersiapkan diri
untuk permainan dengan mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan
masalah-masalah satu sama lain, tetapi sewaktu siswa sedang bermain dalam
game temannya tidak boleh membantu, memastikan telah terjadi tanggung
jawab individual.
Permainan TGT berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu
yang diberi angka. Tiap-tiap siswa akan mengambil sebuah kartu dan
berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka yang tertera.
Turnamen ini memungkinkan bagi siswa untuk menyumbangkan skor-skor
maksimal untuk kelompoknya. Turnamen ini juga dapat digunakan sebagai
review materi pelajaran.
Dalam Implementasinya secara teknis Slavin (2008:170) mengemukakan
empat langkah utama dalam pembelajaran dengan teknik TGT yang
merupakan siklus regular dari aktivitas pembelajaran, sebagai berikut:
Step 1: Pengajaran, pada tahap ini guru menyampaikan materi pelajaran.
Step 2: Belajar Tim, para siswa mengerjakan lembar kegiatan dalam tim
13
Step 3: Turnamen, para siswa memainkan game akademik dalam
kemampuan yang homogen, dengan meja turnamen tiga peserta
(kompetisi dengan tiga peserta).
Step 4: Rekognisi Tim, skor tim dihitung berdasarkan skor turnamen anggota
tim, dan tim tersebut akan direkognisi apabila mereka berhasil
melampaui kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Komponen-komponen dalam TGT adalah penyajian materi, tim, games,
tournament, dan penghargaan kelompok (Kurniasari 2006:19-20).
1. Penyajian materi
Dalam TGT, materi mula-mula dalam penyajian materi. Siswa harus
memperhatikan selama penyajian materi karena dengan demikian akan
membantu mereka mengerjakan kuis dengan baik dan skor kuis mereka
menentukan skor kelompok.
2. Teams (tim) merupakan suatu kelompok kecil yang saling bekerja sama
dalam memecahkan suatu permasalahan. Tim (Teams) dalam metode ini
terdiri dari 4 atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam
hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim
ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan
lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa
mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya, tim
berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya.
3. Games merupakan suatu permainan yang dapat dijadikan sebagai alat untuk
belajar dengan menyenangkan. Games dalam metode ini terdiri atas
14
menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi dikelas dan
pelaksanaan kerja tim. Games tersebut dimainkan diatas meja dengan tiga
orang siswa, yang masing-masing mewakili tim yang berbeda. Kebanyakan
game hanya berupa nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada lembar yang
sama. Seorang siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab
pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut Slavin (2008:166).
4. Tournament adalah sebuah struktur dimana game berlangsung. Biasanya
berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit, setelah guru memberikan
presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap
lembar kegiatan Slavin (2008:166.)
5. Penghargaan kelompok
Tim dimungkinkan mendapat sertifikat atau penghargaan lain apabila skor
rata-rata melebihi kriteria tertentu. Menurut Riyanto (2009:271) penghargaan
yang diberikan kepada kelompok adalah dengan kriteria sebagai berikut :
Tabel 2. Kriteria skor penghargaan kelompok
No Perolehan skor Predikat
1. 30 – 39 Good team
2. 40 – 44 Great team
3. ≥ 45 Super team
Sedangkan pelaksanaan games dalam bentuk turnamen dilakukan dengan
prosedur, sebagai berikut:
1. Guru menentukan nomor urut siswa dan menempatkan siswa pada meja
turnamen (3 orang , kemampuan setara). Setiap meja terdapat 1 lembar
15
2. Siswa mencabut kartu untuk menentukan pembaca I (nomor tertinggi) dan
yang lain menjadi penantang I dan II.
3. Pembaca I menggocok kartu dan mengambil kartu yang teratas.
4. Pembaca I membaca soal sesuai nomor pada kartu dan mencoba
menjawabnya. Jika jawaban salah, tidak ada sanksi dan kartu
dikembalikan. Jika benar kartu disimpan sebagai bukti skor.
5. Jika penantang I dan II memiliki jawaban berbeda, mereka dapat mengajukan
jawaban secara bergantian.
6. Jika jawaban penantang salah, dia dikenakan denda mengembalikan kartu
jawaban yang benar (jika ada).
7. Selanjutnya siswa berganti posisi (sesuai urutan) dengan prosedur yang sama.
8. Setelah selesai, siswa menghitung kartu dan skor mereka diakumulasi dengan
semua tim.
9. Penghargaan sertifikat, Tim Super untuk kriteria atas, Tim Sangat Baik
(kriteria tengah), Tim Baik (kriteria bawah)
10.Untuk melanjutkan turnamen, guru dapat melakukan pergeseran tempat siswa
berdasarkan prestasi pada meja turnamen.
Slavin (dalam Mahmuddin 2009:1), melaporkan beberapa laporan hasil riset
tentang pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap pencapaian belajar siswa
yang secara inplisit mengemukakan keunggulan dan kelemahan pembelajaran
TGT, sebagai berikut:
a. Para siswa di dalam kelas yang menggunakan TGT memperoleh
teman yang secara signifikan lebih banyak dari kelompok rasial
16
b. Meningkatkan perasaan/persepsi siswa bahwa hasil yang mereka
peroleh tergantung dari kinerja dan bukannya pada keberuntungan.
c. TGT meningkatkan harga diri sosial pada siswa tetapi tidak untuk rasa
harga diri akademik mereka.
d. TGT meningkatkan kekooperatifan terhadap yang lain (kerja sama
verbal dan nonberbal, kompetisi yang lebih sedikit)
e. Keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar bersama, tetapi
menggunakan waktu yang lebih banyak.
f. TGT meningkatkan kehadiran siswa di sekolah pada remaja-remaja
dengan gangguan emosional, lebih sedikit yang menerima skors atau
perlakuan lain.
Kekurangan dari model TGT adalah seorang guru sering mengalami kesulitan
dalam mengkondisikan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Selain
itu juga sebuah catatan yang harus diperhatikan oleh guru dalam
pembelajaran TGT adalah bahwa nilai kelompok tidaklah mencerminkan nilai
individual siswa. Dengan demikian, guru harus merancang alat penilaian
khusus untuk mengevaluasi tingkat pencapaian belajar siswa secara
individual.
C. Aktivitas Belajar
Didalam kamus besar bahasa indonesia, aktivitas artinya “kegiatan atau
keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang
17
Dalam proses pembelajaran, penting bagi siswa untuk melakukan berbagai
aktivitas yang relevan. Menurut Djamarah dan Zain (2006:40) menyatakan
bahwa anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan
belajar mengajar. Aktivitas anak didik dalam hal ini, baik secara fisik
maupun secara mental aktif. Inilah yang sesuai dengan konsep CBSA, jadi
tidak ada gunanya melaukan kegiatan belajar mengajar kalau anak didik
hanya pasif. Karena anak didiklah yang belajar maka merekalah yang harus
melakukannya.
Aktivitas fisik ialah pekerja didik giat-aktif dengan anggota badan membuat
sesuatu bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan,
melihat atau pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas psikis(kejiwaan)
adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyak atau banyak berfungsi
dalam rangka pengajaran (Rohani, 2004:6)
Hal ini senada dengan pendapat Hamalik (2001:89), siswa adalah suatu
organisme yang hidup, didalam dirinya beraneka ragam kemungkinan potensi
yang sedang berkembang. Didalam diri siswa terdapat prinsip aktif,
keinginan untuk berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip inilah yang
mengendalikan tingkah laku siswa. Pendidik perlu mengarahkan tingkah laku
siswa menuju ketingkat perkembangan yang diharapkan. Pengarahan yang
dilakukan seorang pendidik terhadap aktivitas siswa hendaknya dapat
mendukung proses belajar siswa tersebut.
Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengar dan mencatat materi pelajaran.
18
siswa dalam proses pembelajaran. Keikutsertaan siswa dalam proses
pembelajaran akan menumbuhkan kegiatan dalam belajar sendiri. Siswa
melakukan belajar sambil bekerja, dengan bekerja siswa akan memperoleh
pengetahuan, pemahan dan aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta
mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat.
Salah satu manfaat aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah siswa
mendapatkan pengalaman sendiri secara langsung sehingga pemahaman yang
didapat dari pengalaman akan lebih lama dalam memori siswa (Hamalik,
2004).
D. Hasil belajar
Abdurrahman (1999: 3) berpendapat bahwa.
“Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi dari tindak belajar dan tindak mengajar yang dilakukan oleh penyaji pembelajaran dan pembelajar”.
Berdasarkan pendapat abdurrahman diatas, dapat dikatakan bahwa hasil
interaksi antara siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebaga pihak yang
mengajar mencerminkan hasil dari suatu proses pembelajaran atau disebut
hasil belajar.
Pendapat Bloom dalam Sardiman (2004: 23)
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar yang meliputi knowledge
(pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan,
meringkas, contoh), analysis (menguraikan, menentukan hubungan),
syntesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru),
evaluation (menilai), dan aplication (menerapkan).
Berdasarkan pendapat-pendapat Bloom diatas hasil belajar ranah kognitif
19
menunjukan perubahan status stabilitas siswa dari segi berpikir bertindak,
berprilaku, berkomunikasi maupun bersosialisasi dalam proses belajar
mengajar.
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi
belajar, sedangkan dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak proses
belajar (Dimyati dan Mujiono, 2002: 3). Suatu proses belajar mengajar
dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan dari proses belajar
mengajar tersebut. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Djamarah
(2006: 105) sebagai berikut:
1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi
tinggi , baik secara individual maupun kelompok.
2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran yang telah dicapai, baik
secara individual maupun kelompok.
Dengan berakhirnya suatu proses pembelajaran, maka siswa memperoleh
hasil belajar. Hasil belajar siswa merupakan suatu hal yang berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu materi yang
disampaikan. Dengan kata lain, hasil belajar merupakan bukti adanya proses
belajar- mengajar antara guru dan siswa. Hasil belajar yang bisa diperoleh
siswa setelah pembelajaran dapat berupa informasi verbal, keterampilan
intelek, keterampilan motorik, sikap, dan siasat kognitif. Gagne (dalam
Dimyati dan Mujiono, 2002: 10) menyatakan kelima hasil belajar tersebut
20
1. Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Pemilihan informasi
ver-bal memungkinkan individu berperanan dalam kehidupan.
2. Keterampilan intelektualadalah kecakapan yang berfungsi untuk
berhu-bungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan
lam-bang. Keterampilan intelek ini terdiri dari diskriminasi jamak, konsep
konkret dan definisi, dan prinsip.
3. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan
akti-vitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep
dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4. Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5. Sikapadalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan
penilaian terhadap obyek tersebut.
Hasil belajar dari ranah kognitif mempunyai hirarki atau tingkatan dalam
pencapaiannya. Adapun tingkat-tingkat yang dimaksud adalah: (1) informasi
non verbal, (2) informasi fakta dan pengetahuan verbal, (3) konsep dan
prinsip, dan (4) pemecahan masalah dan kreatifitas. Informasi non verbal
dikenal atau dipelajari dengan cara penginderaan terhadap objek-objek dan
peristiwa-peristiwa secara langsung. Informasi fakta dan pengetahuan verbal
dikenal atau dipelajari dengan cara mendengarkan orang lain dan dengan
jalan membaca. Semuanya itu penting untuk memperoleh konsep-konsep.
21
Kemudian prinsip-prinsip itu penting di dalam pemecahan masalah atau di
dalam kreativitas (Slameto, 1991:131).
Berdasarkan rumusan Bloom (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002: 23-28)
ranah kognitif terdiri dari 6 jenis perilaku sebagai berikut :
1. Remember, mencakup ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan
tersimpan dalam ingatan.
2. Understand, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang
dipelajari.
3. Apply, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk
menghadapi masalah yang nyata dan baru.
4. Analyze, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam
bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.
5. Evaluate, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa
hal berdasarkan kriteria tertentu.
6. Create, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.
Untuk menilai dan mengukur keberhasilan siswa dipergunakan tes hasil
belajar. Terdapat beberapa tes yang dilakukan guru, diantaranya: uji blok,
ulangan harian, tes lisan saat pembelajaran berlangsung, tes mid semester dan
tes akhir semester. Hasil dari tes tersebut berupa nilai-nilai yang pada
akhirnya digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran yang
terjadi. Tes ini dibuat oleh guru berkaitan dengan materi yang telah diajarkan.
Setiap kegiatan belajar akan berakhir dengan hasil belajar. Hasil belajar setiap
22
hasil belajar terwujud dalam lembar-lembar jawaban soal ulangan atau ujian
dan yang berwujud karya atau benda. Semua hasil belajar tersebut merupakan
bahan yang berharga bagi guru dan siswa. Bagi guru, hasil belajar siswa di
kelasnya berguna untuk melakukan perbaikan tindak mengajar atau evaluasi.
Bagi siswa, hasil belajar tersebut berguna untuk memperbaiki cara-cara belajar
23
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Arjuna Bandar Lampung pada
semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013. Lama penelitian didasarkan pada
alokasi waktu yang ditetapkan pada 2 kali pertemuan 1 Kompetensi Dasar
(KD) 2.1 mendiskripsikan ciri-ciri, replikasi, dan peran virus dalam
kehidupan.
B. Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Arjuna Bandar
Lampung semester ganjil tahun ajaran 2012/2013. Pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Sampel yang diambil
dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas, yaitu kelas X1 sebagai kelas
eksperimen dan X2 sebagai kelas kontrol.
C. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen. Desain yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah group pretest posttest non equivalen.
24
I1 O1 X O2
I2 O1 C O2
Keterangan: I1 = Kelompok eksperimen, I2 = Kelas kontrol,
O1 = Pretest, O2 = Postest, X = Perlakuan TGT, C = Metode diskusi (Dimodifikasi dari Riyanto. 2001: 43).
Gambar 2. Desain pretest postest tak ekuivalen
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan
penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah:
a. Membuat surat izin penelitian ke sekolah tempat diadakannya
penelitian.
b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,
untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.
c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
e. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal pretes/postes berupa soal essay
berjumlah 10 soal.
f. Membuat soal-soal TGT untuk digunakan dalam tournament.
g. Membuat lembar observasi yang akan digunakan untuk melihat
25
h. Membentuk kelompok diskusi pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol yang bersifat heterogen berdasarkan nilai akademik, tinggi,
sedang dan rendah. Setiap kelompok terdiri dari 5 orang siswa. Nilai
diperoleh dari dokumentasi pada guru kelas dan dari hasil pretes
pertama.
i. Melakukan uji ahli pada tiap butir soal yang akan digunakan pada
pretes dan postes.
2. Pelaksanaan Penelitian
Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe TGT untuk kelas eksperimen dan tanpa pembelajaran
kooperatif tipe TGT untuk kelas kontrol yaitu menggunakan metode
diskusi. Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 pertemuan. Pertemuan I
membahas submateri ciri-ciri virus , pertemuan II membahas Replikasi
virus dan peran virus dalam kehidupan. Langkah-langkah
pembelajarannya sebagai berikut:
Kelas eksperimen
Kelas eksperimen adalah kelas yang dilakukan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT Tahap-tahap
kegiatan sebagai berikut :
1. Pendahuluan :
a. Guru memberikan pretes berupa soal essay sebanyak 10 soal
tentang materi virus.
b. Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa dengan maksud
26
c. Memberikan apersepsi untuk menggali pengetahuan awal siswa
dan motivasi untuk memberikan manfaat pembelajaran pada
siswa dalam bentuk pertanyaan dan pernyataan.
2. Kegiatan inti :
a. Presentasi guru
Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari.
b. Membagi siswa menjadi 4 kelompok yang masing-masing
kelompok terdiri dari 4 siswa.
c. Memberikan LKS kepada setiap kelompok
d. Menyiapkan kartu soal untuk digunakan dalam permainan,
e. Pelaksanaan permainan (Tournament).
Dalam pelaksanaan ini terdiri dari langkah-langkah sebagai
berikut :
1) Guru menentukan nomor urut siswa dan menempatkan
siswa pada meja turnamen (4 orang , kemampuan setara).
Setiap meja terdapat 1 lembar permainan, 1 lembar
jawaban, 1 kotak kartu nomor, 1 lembar skor permainan.
2) Siswa mencabut kartu untuk menentukan pembaca (nomor
tertinggi), pemain dan yang lain menjadi penantang I, II,
dan III.
3) Pembaca I akan menggocok kartu mengambil kartu yang
teratas.
4) Pembaca I kemudian membaca soal sesuai nomor pada
27
jawaban salah, tidak ada sanksi dan kartu
dikembalikan. Jika benar kartu disimpan sebagai bukti skor.
5) Jika penantang I, II, dan III memiliki jawaban berbeda,
mereka dapat mengajukan jawaban dengan cara
mengangkat tangan dengan cepat, siapa yang paling cepat
mengangkat tangannya maka dialah yang berhak untuk
menjawab.
6) Jika jawaban penantang salah, maka penantang yang lain
masih mempunyai kesempatan untuk menjawab dan
aturannya sama seperti awal siapa yang paling cepat dia
yang berhak menjawab.
7) Jika jawaban dari penantang masih salah maka permainan
dilanjutkan dengan siswa berganti posisi sesuai urutan
sesuai dengan prosedur yang sama. Begitu seterusnya
sampai 4 kartu permainan terbuka.
8) Setelah selesai, siswa menghitung kartu dan skor mereka
dan diakumulasi dengan semua tim.
3. Kegiatan Penutup :
a. Menghitung skor kelompok untuk memberikan
penghargaan kelompok terbaik.
b. Memberikan penghargaan kepada kelompok siswa yang
berhasil mendapat predikat kelompok sangat bagus yang
dilakukan dalam bentuk pengumuman lisan di depan kelas
28
siswa dan menumbuhkan rasa percaya diri. Penghargaan
sertifikat, Tim Super untuk kriteria atas, Tim Sangat Baik
(kriteria tengah), Tim Baik (kriteria bawah).
c. Setelah permainan selesai kemudian Guru memberikan
postes berupa soal essay sebanyak 10 soal pada pertemuan
ke dua.
Kelas Kontrol
Kelas kontrol adalah kelas yang dilakukan pembelajaran dengan
menggunakan metode diskusi.
1. Pendahuluan
a. Guru memberikan pretes berupa soal essay sebanyak 10 soal
tentang materi virus.
b. Guru menyebutkan tujuan yang harus dicapai oleh siswa pada
materi tersebut.
c. Guru memberikan apersepsi pada setiap pertemuan.
d. Guru memberikan motivasi pada setiap pertemuan diawal
pembelajaran dengan tujuan untuk memotivasi siswa agar
siswa terpacu untuk mengikuti proses pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan materi
b. Guru membagi kelompok siswa yang telah ditentukan.
c. Guru memberikan LKS dan meminta siswa untuk mengerjakan
29
d. Siswa melakukan tanya jawab kepada siswa yang ditunjuk oleh
guru.
e. Guru meluruskan jika terjadi kesalahan atau perbedaan
pendapat.
3. Kegiatan Penutup
a. Guru membuat kesimpulan mengenai materi yang diajarkan.
b. Guru memberikan postes berupa soal essay pada pertemuan
kedua.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Lembar observasi aktivitas siswa
Lembar observasi aktivitas siswa berupa seluruh kegiatan dan aktualisasi
yang dilakukan oleh siswa selama pembelajaran berlangsung.
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
LKS digunakan untuk menuntun siswa. LKS yang dibuat dirancang
sedemikian rupa sehingga membentuk LKS yang produktif untuk
pelaksanaan TGT. LKS di kerjakan oleh siswa dalam berkelompok.
3. Soal TGT
Soal TGT digunakan untuk pelaksanaan Tournament.
4. Soal Pretes dan Postes
Soal pretest dan postes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar
siswa. Bentuk pretes dan postes yang digunakan berupa soal essay
30
F. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data
Jenis data dan tehnik pengambilan data pada penelitian ini adalah:
1) Jenis Data
a) Data Kuantitatif
Data kuantitatif yaitu berupa data hasil belajar siswa pada materi Virus
yang diperoleh dari nilai pretesdan postes. Kemudian dihitung selisih
antara nilai pretes dengan postes dalam bentuk N-gain.
b) Data Kualitatif
Data kualitatif berupa data aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
siswa terhadap penggunaan model pembelajaran TGT.
2) Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut:
a. Hasil Belajar Biologi
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik tes. Untuk
mengukur hasil belajar siswa digunakan tes berupa soal pilihan essay.
Nilai pretes diambil pada pertemuan pertama setiap kelas, baik
eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postesdiambil di akhir
pembelajaran pada pertemuan kedua setiap kelas, baik eksperimen
maupun kontrol. Teknik penskoran nilai pretes dan postesyaitu:
S =N × 100R
b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi aktivitas siswa b
diamati pada saat proses pembelajaran.
kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (
observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan.
Tabel 3. Hubungan antara variabel, instrumen, data penelitian dan analisis data
Lembar observasi yang digunakan dalam pengambilan data aktivitas siswa
pada saat pembelajaran sebagai berikut:
Tabel 4. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No Nama
A. Kemampuan mengemukakan pendapat/ ide
1. Tidak mengemukakan pendapat memjawab pertanyaan
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang
pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati point
yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar
observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan..
Tabel 3. Hubungan antara variabel, instrumen, data penelitian dan analisis data
Variabel Instrumen dan Alat ukur Jenis data
Hasil belajar Tes Nominal dan tes tertulis itas siswa
Lembar observasi yang digunakan dalam pengambilan data aktivitas siswa
saat pembelajaran sebagai berikut:
Tabel 4. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Aspek yang diamati
A B C
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1
Keterangan :
Kemampuan mengemukakan pendapat/ ide
idak mengemukakan pendapat /ide (diam saja) dan tidak memjawab pertanyaan
31
erisi semua aspek kegiatan yang
Setiap siswa diamati point
√ ) pada lembar
Tabel 3. Hubungan antara variabel, instrumen, data penelitian dan
Analisis Data
Uji t
Persentase
Lembar observasi yang digunakan dalam pengambilan data aktivitas siswa
Xi D
2 3
32
2. Mengemukakan pendapat/ ide dan menjawab pertanyaan tetapi tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pokok virus.
3. Mengemukakan pendapat/ide sesuai dan menjawab pertanyaan dengan benar dan sesuai dengan pembahasan pada materi
pokok virus.
B. Kemampuan Bertanya:
1. Tidak mengajukan pertanyaan
2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan pada materi pokok virus.
3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan permasalahan pada materi pokok virus.
C. Bekerjasama dengan teman dalam menyelesaikan tugas kelompok :
1. Tidak bekerjasama dengan teman dalam mengerjakan LKS (diam saja)
2. Bekerjasama dengan anggota kelompok tetapi tidak sesuai dengan permasalahan pada LKS materi pokok virus
3. Bekerjasama dengan semua anggota kelompok sesuai dengan permasalahan pada LKS materi pokok virus
D. Bertukar informasi
1. Tidak berkomunikasi secara lisan dalam bertukar pendapat dengan anggota kelompok (diam saja)
2. Berkomunikasi secara lisan dengan anggota kelompok tetapi tidak sesuai dengan permasalahan virus dalam LKS
3. Berkomunikasi secara lisan dalam bertukar pendapat untuk memecahkan permasalahan pada LKS sesuai dengan materi pokok virus.
Tabel 5. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa
Interval Kategori
0,00 – 29,99 Sangat Rendah
30,00 – 54,99 Rendah
55,00 – 74,99 Sedang
75,00 – 89,99 Tinggi
90,00 – 100,00 Sangat Tinggi
33
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis data
Data hasil belajar siswa diperoleh dari nilai pretes dan postes yang diambil
pada saat sebelum pembelajaran dan nilai postes diambil setelah proses
pembelajaran berlangsung baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas
kontrol. Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu :
S= R x 100 N
Keterangan :
S = Nilai yang diharapkan (dicari)
R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N = Jumlah skor maksimum dari tes
(Purwanto, 2008 : 112)
Nilai pretes dan postes yang telah diperoleh kemudian dihitung selisihnya.
Nilai selisih pretes dan postes disebut sebagai N-gain. Untuk mendapatkan
nilai skor gain menggunakan formula Rulon (dalam Loranz, 2008: 3)
sebagai berikut:
X – Y
Z –Y
Keterangan : X = nilai postes; Y = nilai pretes; Z = skor maksimum.
Setelah diperoleh nilai selisih pretes dan postes (N-gain), selanjutnya data
pretes dan postes kelas eksperimen dan kontrol dianalisis dengan uji t
menggunakan program SPSS versi 15. Sebelum dilakukan uji t
prasyaratnya berupa uji normalitas data dan uji homogenitas data. Adapun
uraianya sebagai berikut :
34
a. Uji Normalitas (Uji Lilliefors)
Uji normalitas data menggunakan uji liliefors yang dilakukan dengan
menggunakan program software SPSS versi 15.
1) Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi normal
2) Kriteria Pengujian
Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk
harga yang lainnya (Nurgiantoro, Gunawan dan Marzuki,
2002:118).
b. Uji Homogenitas (Uji Barlett)
Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan
dengan uji homogenitas yang menggunakan uji Barlett dan diolah
dengan menggunakan program software SPSS versi 17.
1) Hipotesis
Ho : Kedua sampel mempunyai varians yang sama
H1 : Kedua sampel mempunyai varians yang berbeda
2) Kriteria Pengujian
Fhit<Ftab atau probabilitasnya > 0,05 maka H0 terima,
Fhit>Ftab atau probabilitasnya < 0,05 maka H0 tditolak.
2. A. Pengujian Hipotesis (Uji t)
Setelah data dinyatakan normal dan homogen, berikutnya data di uji
35
kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata, kemudian data
dimasukkan dalam uji t. t1 untuk uji kesamaan dua rata-rata, dan t2
untuk uji perbedaan dua rata-rata.
1. Uji Kesamaan Dua Rata-rata
2) Hipotesis
H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama
H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama
1) Kriteria Uji
1. Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima
2. Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak
(Pratisto, 2004:13).
2. Uji Perbedaan Dua Rata-rata
2) Hipotesis
H0 = rata-rata skor gainpada kelompok eksperimen sama dengan
kelompok kontrol.
H1 = rata-rata skor gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi
dari kelompok kontrol.
3) Kriteria Uji :
1. Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima
2. Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak
36
B.Uji Hipotesis dengan Uji U
1. Hipotesis
Ho = Rata-rata N-gain kedua sampel sama
H1= Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama
2. Kriteria Uji
-Jika –Ztabel < Zhitung <Ztabel < atau P-value > 0,05, maka Ho diterima
-Jika Zhitung < -Ztabel atau Zhitung > Ztabel atau P-value < 0,05, maka Ho di
tolak (Martono, 2010 : 158).
I. Pengolahan Data Aktivitas Siswa
Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data
yang diambil melalui observasi. Data tersebut kemudian dianalisis dengan
menggunakan indeks aktivitas siswa dengan menggunakan rumus:
% 100 x n
x
X
iKeterangan :
X = Rata-rata skor aktivitas siswa ∑xi =Jumlah skor yang diperoleh
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dari penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa:
1. Ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok virus
kelas X SMA Arjuna Bandar Lampung
2. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan aktivitas
siswa pada materi pokok virus kelas X SMA Arjuna Bandar Lampung
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, penulis memberikan
beberapa saran sebagai berikut:
Kepada guru biologi hendaknya menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TGTsebagai salah satu alternatif dalam menyampaikan
materi virus karena dapat membuat aktivitas belajar siswa lebih aktif
49
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. 1993. Metode pembelajaran tindakan kelas. Grafindo:Jakarta.
Amri dan L. Kh. Ahmadi. 2010. Kontruksi Pengembangan Pembelajaran
Pengaruhnya Terhadap Mekanisme dan Praktik Kurikulum. Jakarta.
Prestasi Pustakaraya
Anonim. 2004. Undang-undang Tentang SISDIKNAS dan Peraturan
Pelaksanaannya 2000-2004. Jakarta: CV. Tamika Utama.
________2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
Tentang Standar Nasional Pendidikan. CV. Eko Jaya. Jakarta.
Belina, W. W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam
Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian eksperimen pada siswa
kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan
Pendidikan Fisika UPI Bandung. Dalam
http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-0519108-104827/. 13 januari 2011: 08.50
Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta
Djamarah, S. B dan A. Zain. 2006. Strategi belajar mengajar. Rineka Cipta,
Jakarta.
Hakim, Th. 2005. Belajar secara efektif. Puspa swara. Jakarta.
Hamalik, O. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Bumi
Aksara. Jakarta.
Hamalik, O. 2010. Proses belajar mengajar. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Loranz, D. 2008. Gain Score. Google.
50
Mahmuddin. 2009. Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams
Games-Tournament (TGT).
http://mahmuddin.wordpress.com/2009/12/23/strategi-pembelajaran-kooperatif-tipe-teams-games-tournament-tgt/ 20 November 2010 : 20.11
Nurgiantoro, B. Gunawan dan Marzuki. 2002. Statistik Terapan Untuk Penelitian
Ilmu-Ilmu Sosial. Yogyakarta. Gadjah Mada Universty Press
Nurhadi. 2004. Cooperatif Learning. Grasindo. Jakarta.
Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan
Percobaan dengan SPSS 15. Jakarta. Bumi Aksara.
Purnamasari, Y. 2011. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe
Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Penguasaan Konsep Pada
Materi Pokok Dunia Tumbuhan. Skripsi. Bandar Lampung.
Universitas Lampung
Purwanto, M. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung.
PT. Remaja Rosdakarya.
Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta. Kencana Prenada
Media Group.
Rohani, A. 2004. Media Instruksional Edukatif. Rineka Cipta. Jakarta.
Sardiman, A. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Press. Yogjakarta.
Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester. Jakarta.
Bumi Aksara.
Slavin, R.E. 2008. Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik (Alih Bahasa
Nurulita Yusron). Bandung. Penerbit Nusa Media
Sudjana. 1998. Metode Statistika Edisi keenam. Bandung. PT. Tarsito
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta.