• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK VIRUS KELAS X SMA ARJUNA BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK VIRUS KELAS X SMA ARJUNA BANDAR LAMPUNG"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK VIRUS KELAS X SMA ARJUNA BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh FITRIADI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

Fitriadi

ABSTRAK

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK VIRUS KELAS X SMA ARJUNA BANDAR LAMPUNG

Oleh FITRIADI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Penggunaan Model Pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pokok virus kelas X SMA Arjuna Bandar Lampung, mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi pokok virus dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif TGT, dan mengetahui penggunaan model pembelajaran kooperatif TGT terhadap aktivitas belajar siswa.

(3)

Fitriadi

Hasil analisis statistik menggunakan uji normalitas kelas eksperimen dan kelas kontrol pada pretes dan postes diperoleh data L hit < L tab sehingga H0 diterima maka sampel berdistribusi normal. Sedangkan pada N-gain diperoleh data L hit > L tab sehingga H0 ditolak maka sampel berdistribusi tidak normal kemudian

dilanjutkan dengan uji U. Hasil uji U diperoleh data p(0,000<0,05) sehingga H0 ditolak, artinya rata-rata tes akhir pada kelas eksperimen berbeda signifikan dengan kelas kontrol. Hasil uji homogenitas pretes dan postes pada kelas

eksperimen diperoleh F hit < Ftab sehingga Ho diterima, yang berarti bahwa kedua data pretes dan postes tersebut memiliki varians yang sama (homogen).

Aktivitas siswa mengalami peningkatan dari pertemuan I ke pertemuan II, dengan peningkatan rata-rata aktivitas siswa kelas eksperimen sebesar 10,94 %.

Sedangkan peningkatan aktivitas siswa pada kelas kontrol lebih rendah jika dibandingkan dengan aktivitas siswa pada kelas eksperimen. Rata-rata

peningkatan aktivitas pada kelas kontrol pada pertemuan I ke pertemuan II sebesar 2,93%.

Berdasarkan hasil dari penelitian ini di peroleh bahwa: (1) Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok virus kelas X SMA Arjuna Bandar Lampung; (2) Ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok virus kelas X SMA Arjuna Bandar Lampung.

(4)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK VIRUS KELAS X SMA ARJUNA BANDAR LAMPUNG

Oleh FITRIADI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

Judul Skripsi : PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES

TOURNAMENT (TGT) TERHADAP

AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK VIRUS KELAS X SMA ARJUNA BANDAR LAMPUNG Nama Mahasiswa : Fitriadi

Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024023

Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Drs. Arwin Achmad, M.Si Rini Rita Marpaung, S.Pd, M.Pd NIP 19570803 198603 1 004 NIP 19770715 200801 2 020

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.

(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Arwin Achmad, M.Si

Sekretaris : Rini Rita Marpaung, S.Pd, M.Pd

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 1985031 003

(7)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fitriadi

Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024023

Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri,

dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau

ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan

penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Bandar Lampung, Yang menyatakan

Fitriadi

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Rantau Temiang Kecamatan Banjit kabupaten

Way kanan pada tanggal 7 Mei 1989, yang merupakan anak kedua

dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Usman dan Ibu Senayati.

Penulis menempuh pendidikan formal dari Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Rantau

Temiang yang diselesaikan pada tahun 2001. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

(SLTP) Negeri 1 Banjit selesai pada tahun 2004, dan Sekolah Menengah Atas

(SMA) Negeri 12 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2007. Pada tahun

2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi

Pendidikan Biologi Non Reguler.

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi pengurus Himpunan

Mahasiswa Eksakta (HIMASAKTA) sebagai Ketua divisi pendidikan dan

Anggota Musyawarah Mahasiswa Jurusan VII P.MIPA, selain itu pernah menjadi

pengurus BEM FKIP sebagai Kepala Dinas Pengabdian Masyarakat.

Pada tahun 2011, penulis melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di

(9)

i

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, segala puji hanya milik ALLAH SWT yang telah memberikan kenikmatan yang luar biasa hebatnya, sehingga dengan segala limpahan rahmad dan karunia yang Engkau berikan selama ini hambamu telah menyelesaikan studi strata satu ini dengan ke ikhlasan hati yang paling dalam.

Dengan kerendahan hati kupersembahkan hasil karya ku ini :

Special for ubakku dan umakku Usman S.Pdi dan Senayati S,pd yang selalu aku cintai dan aku sayangi, yang selalu menantikan keberhasilanku, sangat tidak ternilai harganya bagi anak mu ini pengorbanan yang telah ubak dan

umak berikan, semoga anak mu ini dapat mebahagiakan ubak dan umak. Amin ya robb.

Untuk kakang cak ku Oksawihadi S.Pd dan adingku zultri saputra yang aku cintai dan aku sayangi

Untuk niningku Idris (alm), Salim(alm), Sulidup(alm), Soleha, yang selalu mencintaiku..

Untuk mama’anku Imroni terima kasih Atas segala doa, motivasi serta semangat untuk tetap membuatku terus maju dalam menempuh keberhasilan

Untuk ading-adingku M.Mu’arif sidik, Yoga, Febri, Para Pendidikku (Guru-guruku)

Terima kasih atas bimbingan yang engkau berikan pada ku hingga aku dapat melihat dunia dengan ilmu

(10)

MOTTO

Sesungguhnya segala urusan (perintah) apabila ALLAH segala sesuatunya,

ALLAH hanya berkata “jadilah” maka jadilah.

(Surat Yaasiin : 82)

”Hidup ini indah jika di nikmati dan menerima keaadaan pada diri”

~ fitriadi ~

“Sekali melangkah ketengahlaman jangan pernah noleh lagi keduahe, tekadkah

hidup nik sukses merantau dibadah jeme, balik badan utuh atau tinggal name”

(11)

SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur Penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, dengan

ridhoNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penggunaan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)

Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Virus Kelas

X SMA ARJUNA Bandar Lampung”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan

dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unila.

3. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku ketua Program Studi Pendidikan Biologi.

4. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembimbing I, yang telah memberikan

bimbingan yang sangat luar biasa, saran, motivasi, bantuan, kesabaran, dan

bimbingannya hingga terselesainya skripsi ini.

5. Rini Rita Marpaung S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing Akademik sekaligus

pembimbing II, yang telah membimbing, memberikan motivasi, arahan dan

saran yang baik sekali.

6. Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed., selaku pembahas, atas segala saran dan

(12)

7. Bapak dan ibu dosen pengajar, atas segala bantuan dan ilmu yang telah

diberikan.

8. Drs. Damili,AB, selaku Kepala SMA ARJUNA Bandar Lampung dan Ibu Dwi

Sulistya Ningsih, S.Pd, selaku guru mitra.

9. Keluarga Besarku di Rantau Temiang Endung Hj.Mada, Wak’an Sukran,

Pangcik Isan, We Wati, Bibi Meriyati, Wak Suwa, Wak Rupai, Wak Daryana,

semuanya terima kasih banyak atas semua dukungan dan doanya.

10. Kepada Abah Drs.Tontowi Amsia M.Si yang selalu memberikan support,

charging spirit dan dukungan sangat luar biasa.

11. Keluarga ku di Bandar Lampung Rahman Marlingga., Abang Edi Hariyanto,

S.E., Jacky Arizon A.Md., Pebriani., Azam Sah Roni.

12. Keluarga ku seperjuangan, Achmad Fauzi., Antun Sutarya., Nuris Mukhton.,

A.Rudhia., Aditya Prayoga., Lamudin, Joni Saputra, Alexander Febri.,

Wening S., I Gede Suliwan., Melda Ariyanti., Yulisa Wulandari., terima kasih

untuk persaudaraan kita yang telah kita jalani selama ini, semoga Allah

kekalkan persaudaraan kita. Amin.

13. Kepada Mak Agus Setiawan Jaya Putra yang telah membantu segala urusan

ku, terima kasih atas lelah dan waktunya.

14. Rekan-rekanku di pendidikan Biologi, teman se-angkatan, kakak tingkat, dan

adik tingkat yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

15. Sahabat Ceria BEM FKIP dan Sahabat HIMSAKTA Crew yang selalu

semangat untuk membuat perubahan yang lebih baik.

16. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Penulis,

(13)

i

A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) ... 7

B. Pembelajaran Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) C. Aktivitas ... 16

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... A. Hasil Penelitian ... 36

1. Hasil belajar ... 36

2. Data Lembar Observasi aktifitas Belajar Siswa ... 38

(14)

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 46

A. Simpulan ... 46

B. Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 48

LAMPIRAN ... 50

1. Perangkat Pembelajaran ... 51

2. Daftar Pembagian Kelompok TGT ……….. 108

3. Hasil Tournament ………. 110

4. Data Hasil Penelitian ... 114

5. Analisis Statistik Data Hasil Penelitian ... 120

6. Foto-Foto Penelitian ... 127

(15)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel

1. Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif... 10

2. Kriteria point penghargaan kelompok ... 14

3. Hubungan antara variabel, instrumen, data penelitian dan analisis data 31

4. Lembar observasi aktivitas siswa ... 31

5. Klasifikasi indeks siswa ... 32

6. Data hasil belajar ... 36

7. Hasil uji nilai pretes, postes dan N-Gain siswa pada kelas eksperimen

dan kontrol ... 37

8. Hasil persentase setiap aspek aktivitas belajar siswa pada kelas

eksperimen dan kontrol... 38

(16)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 6

2. Desain pretest- postest control tak equivalen ... 24

3. Diagram hasil belajar ... 39

4. Grafik aktivitas siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 44

(17)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya sehingga menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat. Pengajaran bertugas mengarahkan ke proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai sebagaimana yang di inginkan. Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan siswa tergantung dua pada dua unsur yang saling mempengaruhi, yakni bakat yang telah dimiliki oleh siswa sejak lahir akan tumbuh berkembang berkat pengaruh lingkungan, dan sebaliknya lingkungan akan lebih bermakna apabila terarah pada bakat yang telah ada, kendatipun tidak dapat ditolak tentang adanya kemungkinan di mana pertumbuhan dan perkembangan itu semata-mata hanya disebabkan oleh faktor bakat saja atau lingkungan saja (Hamalik, 2010:79).

(18)

2 teknologi, serta penyempurnaan dan peningkatan berbagai sarana dan prasarana

pendidikan termasuk didalamnya teknik dan strategi pembelajaran, sebagaimana yang tercantum dalam PP/RI No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang

bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat (Anonim, 2005: 15).

Hasil wawancara dan observasi dengan guru biologi di SMA Arjuna Bandar Lampung didapat data bahwa hasil belajar siswa kelas X pada materi pokok virus dengan nilai rata-rata 60, nilai ini di bawah standar KKM yang ditetapkan yaitu 70 sedangkan aktivitas siswa 80% cenderung pasif dan mengutamakan emosional negatif. Rendahnya nilai dan aktivitas siswa sangat dipengaruhi oleh pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran, ketika aktivitas siswa sudah optimal maka otomatis hasil belajar siswa akan lebih baik dan optimal. Guru menggunakan metode diskusi dalam kegiatan belajar-mengajar pada materi virus yang menekankan siswa untuk mencari informasi sendiri. Tetapi yang terjadi hanya 20% siswa yang melakukan diskusi dengan baik dan 80% siswa hanya mengharapkan teman untuk menjawab diskusi tersebut. Maka dengan adanya permasalahan tersebut perlu dicari solusi tentang model yang aktif dan menyenangkan untuk masalah penelitian tersebut.

(19)

3 dilakukan siswa dalam pembelajaran. Banyaknya aktivitas yang dilakukan siswa dalam belajar, maka akan semakin baik pembelajaran yang terjadi. Pendapat dari Sardiman (2003:95) dalam proses belajar tidak hanya dibutuhkan pemahaman siswa saja namun juga dibutuhkan aktivitas, karena pada dasarnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar tanpa adanya aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas sangat dibutuhkan dalam proses belajar. Hasil penelitian Purnamasari (2011:55) menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat

meningkatkan penguasaan konsep pada materi pokok dunia tumbuhan kelas X SMA Arjuna Bandar Lampung.

Berdasarkan uraian di atas maka akan dilakukan penelitian dengan judul “Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi pokok virus kelas X SMA Arjuna Bandar Lampung tahun ajaran 2012/2013”.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok virus? 2. Bagaimanakah pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

terhadap aktivitas belajar siswa?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui penggunaan model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Arjuna Bandar Lampung pada materi pokok virus.

(20)

4

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menjadi suatu pengalaman belajar yang menjadi bekal untuk menjadi calon guru yang profesional.

2. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan pembelajaran biologi dengan suatu strategi yang tepat dan sesuai untuk

mengoptimalkan hasil belajar siswa.

3. Bagi siswa dapat meningkatkan hasil belajar Biologi dan yang optimal.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menjaga agar masalah ini lebih terarah dan lebih jelas sehingga tidak terjadi salah penafsiran, maka perlu adanya batasan ruang lingkup penelitian yaitu :

1. Subjek penelitian adalah siswa SMA Arjuna Bandar Lampung kelas X1 dan X2

semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 yang dipilih secara acak yang ditentukan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah tipe pembelajaran dengan cara membagi siswa dalam suatu kelas menjadi kelompok-kelompok yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen baik kemampuan akademik maupun jenis kelaminnya. Pada akhir pembelajaran diadakan games untuk memastikan seluruh anggota kelompok

menguasai materi atau tidak setelah itu diberikan suatu penghargaan untuk kelompok terbaik.

3. Materi pada penelitian ini pada kompetensi dasar yaitu 2.1 mendeskripsikan ciri-ciri, replikasi, dan peran virus dalam kehidupan.

(21)

5 5. Aktivitas yang di amati dalam penelitian ini adalah semua aspek kegiatan pada saat

proses pembelajaran.

F. Kerangka Pikir

Keberhasilan dalam suatu proses pembelajaran didukung oleh beberapa faktor antara lain model, metode dan pendekatan yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran. Saat ini guru bukanlah berperan sebagai satu-satunya sumber ilmu bagi siswa melainkan sebagai fasilitator yang memfasilitasi siswa dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. Peran guru sebagai fasilitator sangat diperlukan, bagaimana upaya menciptakan lingkungan belajar yang mampu mendorong siswa untuk senang dan bergairah belajar. Hasil belajar yang baik pasti nya di pengaruhi oleh aktivitas yang optimal, terkadang aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran tidak sesuai dengan metode yang digunakan oleh guru. Guru menekankan siswa untuk mencari informasi sendiri namun yang terjadi tidak sesuai dengan harapan, hanya sebagian siswa yang melakukan aktivitas sesuai prosedur sedangkan siswa yang lain cenderung pasif dan melakukan hal-hal negatif. Salah satu cara yang dapat guru lakukan adalah

menggunakan model pembelajaran yang menarik untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal.

(22)

6 koridor pergaulan yang sehat. Hasil belajar siswa merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu materi yang

disampaikan. Dengan kata lain, hasil belajar merupakan bukti adanya proses belajar- mengajar antara guru dan siswa. Maka dengan keterampilan guru dalam memilih model pembelajaran sangatlah di butuhkan.

Adapun variabel bebas (X) dari penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran tipe TGT, sedangkan variabel terikat (Y1) adalah hasil belajar dan (Y2) aktivitas

belajar. Hubungan antara variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Keterangan : X = Penerapan model TGT, Y1= Hasil belajar dan Y2 = Aktivitas belajar

Gambar 1. Diagram hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat

G. Hipotesis penelitan

Hipotesis penelitian dalam penelitian ini adalah :

1. Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran tipe TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok virus.

Hi = Ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran tipe TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok virus.

2. Ada pengaruh penggunaan model pembelajaran tipe TGT untuk meningkatkan aktivitas siswa pada materi pokok virus.

(23)

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning)

Menurut Nurhadi (2004: 112), pembelajaran kooperatif adalah pendekatan

pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk

bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan

bersama. Pembelajaran kooperatif menciptakan interaksi yang saling

bergantung positif dan menciptakan masyarakat belajar. Siswa tidak hanya

belajar dari guru, tetapi juga belajar dari sesama siswa.

Menurut Roger dan David Johnson (dalam Amri dan Achmadi, 2010 :

91-92), mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap

cooperative learning, untuk itu harus diterapkan lima unsur model

pembelajaran gotong royong yaitu :

1. Saling ketergantungan positif

Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap

anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa dengan saling ketergantungan sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain dapat mencapai tujuan mereka.

2. Tanggung jawab perseorangan

Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model

pembelajaran cooperative learning, setiap siswa akan merasa

bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Pengajar yang efektif

dalam model pembelajaran cooperative learning membuat persiapan dan

(24)

8

3. Tatap muka

Dalam pembelajaran cooperative learning setiap kelompok harus

diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi ini adalah

menghargai perbedaan memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan.

4. Komunikasi antar anggota

Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi, karena keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.

Keterampilan berkomunikasi dalam kelompok juga merupakan proses panjang. Namun, proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa.

5. Evaluasi proses kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

Selain lima unsur penting yang terdapat dalam model pembelajaran

kooperatif, model pembelajaran ini juga mengandung prinsip-prinsip yang

membedakan dengan model pembelajaran lainnya. Konsep utama dari belajar

kooperatif munurut Slavin (dalam Trianto, 2009:61), sebagai berikut :

1. Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai

kriteria yang ditentukan.

2. Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya kelompok

tergantung pada belajar individual semua anggota kelompok. Tanggung jawab ini terfokus dalam usaha untuk membantu yang lain dan

memastikan setiap anggota kelompok telah siap menghadapi evaluasi tanpa bantuan yang lain.

3. Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah

membantu kelompoknya dengan cara meningkatkan belajar mereka sendiri. Hal ini memastikan bahwa siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah sama-sama tertantang untuk melakukan yang terbaik dan bahwa kontribusi semua anggota kelompok sangat bernilai.

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara

(25)

9

yang terdiri dari 4 sampai 6 orang untuk memahami konsep yang difasilitasi

oleh guru. Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran

dengan setting kelompok-kelompok kecil dengan memperhatikan

keberagaman anggota kelompok sebagai wadah siswa bekerjasama dan

memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial dengan teman sebayanya,

memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mempelajari sesuatu

dengan baik pada waktu yang bersamaan dan ia menjadi narasumber bagi

teman yang lain. Jadi Pembelajaran kooperatif merupakan model

pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai

tujuan pembelajaran.

Menurut Arends (dalam Trianto, 2009:65), bahwa pelajaran yang

menggunakan pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan

materi belajar.

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi,

sedang, dan rendah.

3. Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku,

jenis kelamin yang beragam, dan

4. Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu.

Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif yang diuraikan oleh Arends

(dalam Amri dan Ahmadi, 2010:92) adalah sebagaimana terlihat pada tabel

(26)

10

Tabel 1. Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif

Fase Tingkah laku

Fase 1 :

Menyampaikan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Fase 2 :

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.

Fase 5 :

Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Fase 6 :

Memberikan penghargaan

Guru memberi cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu kelompok.

Pembelajaran kooperatif mempunyai efek yang berarti terhadap penerimaan

yang luas terhadap keragaman ras, budaya dan agama, strata sosial,

kemampuan dan ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif memberikan

peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja

saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui

penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu

sama lain. Selain itu juga pembelajaran kooperatif sangat tepat digunakan

untuk melatihkan keterampilan-keterampilan pilihan kerja sama dan

kolaborasi, dan juga keterampilan-keterampilan Tanya jawab. (Ibrahim dalam

(27)

11

B. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

TGT pada mulanya dikembangkan oleh Devries dan Edwards. Dalam TGT,

para siswa dikelompokkan dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang

yang heterogen dan siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota

tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka (Trianto,

2009:83). Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim

mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai

pelajaran (Slavin, dalam Mahmuddin 2009). Secara umum, pembelajaran

kooperatif tipe TGT memiliki prosedur belajar yang terdiri atas siklus regular

dari aktivitas pembelajaran kooperatif.

Model TGT merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif dengan

dibentuk kelompok-kelompok kecil dalam kelas yang terdiri dari tiga sampai

lima siswa yang heterogen baik dalam prestasi akademik, jenis kelamin, ras,

maupun etnis. Dalam TGT ini digunakan tournament akademik, dimana

siswa berkompetisi sebagai wakil dari timnya melawan anggota tim yang lain

yang mencapai atau prestasi yang serupa pada waktu lalu. Siswa memainkan

game ini bersama tiga orang pada “meja-turnamen”, di mana ketiga peserta

dalam satu meja turnamen ini adalah para siswa yang memiliki rekor nilai

IPA terakhir yang sama. Sebuah prosedur “menggeser kedudukan” membuat

permainan ini cukup adil. Peraih rekor tertinggi dalam tiap meja turnamen

akan mendapatkan 60 poin untuk timnya, tanpa menghiraukan dari meja

mana ia mendapatkannya. Ini berarti bahwa mereka yang berprestasi rendah

(28)

12

(bermain dengan yang berprestasi tinggi) kedua-duanya memiliki kesempatan

yang sama untuk sukses. Tim dengan tingkat kinerja tertinggi mendapatkan

sertifikat atau bentuk penghargaan tim lainnya.

TGT memiliki dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan

permainan. Teman satu tim akan saling membantu dalam mempersiapkan diri

untuk permainan dengan mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan

masalah-masalah satu sama lain, tetapi sewaktu siswa sedang bermain dalam

game temannya tidak boleh membantu, memastikan telah terjadi tanggung

jawab individual.

Permainan TGT berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu

yang diberi angka. Tiap-tiap siswa akan mengambil sebuah kartu dan

berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka yang tertera.

Turnamen ini memungkinkan bagi siswa untuk menyumbangkan skor-skor

maksimal untuk kelompoknya. Turnamen ini juga dapat digunakan sebagai

review materi pelajaran.

Dalam Implementasinya secara teknis Slavin (2008:170) mengemukakan

empat langkah utama dalam pembelajaran dengan teknik TGT yang

merupakan siklus regular dari aktivitas pembelajaran, sebagai berikut:

Step 1: Pengajaran, pada tahap ini guru menyampaikan materi pelajaran.

Step 2: Belajar Tim, para siswa mengerjakan lembar kegiatan dalam tim

(29)

13

Step 3: Turnamen, para siswa memainkan game akademik dalam

kemampuan yang homogen, dengan meja turnamen tiga peserta

(kompetisi dengan tiga peserta).

Step 4: Rekognisi Tim, skor tim dihitung berdasarkan skor turnamen anggota

tim, dan tim tersebut akan direkognisi apabila mereka berhasil

melampaui kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

Komponen-komponen dalam TGT adalah penyajian materi, tim, games,

tournament, dan penghargaan kelompok (Kurniasari 2006:19-20).

1. Penyajian materi

Dalam TGT, materi mula-mula dalam penyajian materi. Siswa harus

memperhatikan selama penyajian materi karena dengan demikian akan

membantu mereka mengerjakan kuis dengan baik dan skor kuis mereka

menentukan skor kelompok.

2. Teams (tim) merupakan suatu kelompok kecil yang saling bekerja sama

dalam memecahkan suatu permasalahan. Tim (Teams) dalam metode ini

terdiri dari 4 atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam

hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim

ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan

lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa

mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru menyampaikan materinya, tim

berkumpul untuk mempelajari lembar kegiatan atau materi lainnya.

3. Games merupakan suatu permainan yang dapat dijadikan sebagai alat untuk

belajar dengan menyenangkan. Games dalam metode ini terdiri atas

(30)

14

menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi dikelas dan

pelaksanaan kerja tim. Games tersebut dimainkan diatas meja dengan tiga

orang siswa, yang masing-masing mewakili tim yang berbeda. Kebanyakan

game hanya berupa nomor-nomor pertanyaan yang ditulis pada lembar yang

sama. Seorang siswa mengambil sebuah kartu bernomor dan harus menjawab

pertanyaan sesuai nomor yang tertera pada kartu tersebut Slavin (2008:166).

4. Tournament adalah sebuah struktur dimana game berlangsung. Biasanya

berlangsung pada akhir minggu atau akhir unit, setelah guru memberikan

presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap

lembar kegiatan Slavin (2008:166.)

5. Penghargaan kelompok

Tim dimungkinkan mendapat sertifikat atau penghargaan lain apabila skor

rata-rata melebihi kriteria tertentu. Menurut Riyanto (2009:271) penghargaan

yang diberikan kepada kelompok adalah dengan kriteria sebagai berikut :

Tabel 2. Kriteria skor penghargaan kelompok

No Perolehan skor Predikat

1. 30 – 39 Good team

2. 40 – 44 Great team

3. ≥ 45 Super team

Sedangkan pelaksanaan games dalam bentuk turnamen dilakukan dengan

prosedur, sebagai berikut:

1. Guru menentukan nomor urut siswa dan menempatkan siswa pada meja

turnamen (3 orang , kemampuan setara). Setiap meja terdapat 1 lembar

(31)

15

2. Siswa mencabut kartu untuk menentukan pembaca I (nomor tertinggi) dan

yang lain menjadi penantang I dan II.

3. Pembaca I menggocok kartu dan mengambil kartu yang teratas.

4. Pembaca I membaca soal sesuai nomor pada kartu dan mencoba

menjawabnya. Jika jawaban salah, tidak ada sanksi dan kartu

dikembalikan. Jika benar kartu disimpan sebagai bukti skor.

5. Jika penantang I dan II memiliki jawaban berbeda, mereka dapat mengajukan

jawaban secara bergantian.

6. Jika jawaban penantang salah, dia dikenakan denda mengembalikan kartu

jawaban yang benar (jika ada).

7. Selanjutnya siswa berganti posisi (sesuai urutan) dengan prosedur yang sama.

8. Setelah selesai, siswa menghitung kartu dan skor mereka diakumulasi dengan

semua tim.

9. Penghargaan sertifikat, Tim Super untuk kriteria atas, Tim Sangat Baik

(kriteria tengah), Tim Baik (kriteria bawah)

10.Untuk melanjutkan turnamen, guru dapat melakukan pergeseran tempat siswa

berdasarkan prestasi pada meja turnamen.

Slavin (dalam Mahmuddin 2009:1), melaporkan beberapa laporan hasil riset

tentang pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap pencapaian belajar siswa

yang secara inplisit mengemukakan keunggulan dan kelemahan pembelajaran

TGT, sebagai berikut:

a. Para siswa di dalam kelas yang menggunakan TGT memperoleh

teman yang secara signifikan lebih banyak dari kelompok rasial

(32)

16

b. Meningkatkan perasaan/persepsi siswa bahwa hasil yang mereka

peroleh tergantung dari kinerja dan bukannya pada keberuntungan.

c. TGT meningkatkan harga diri sosial pada siswa tetapi tidak untuk rasa

harga diri akademik mereka.

d. TGT meningkatkan kekooperatifan terhadap yang lain (kerja sama

verbal dan nonberbal, kompetisi yang lebih sedikit)

e. Keterlibatan siswa lebih tinggi dalam belajar bersama, tetapi

menggunakan waktu yang lebih banyak.

f. TGT meningkatkan kehadiran siswa di sekolah pada remaja-remaja

dengan gangguan emosional, lebih sedikit yang menerima skors atau

perlakuan lain.

Kekurangan dari model TGT adalah seorang guru sering mengalami kesulitan

dalam mengkondisikan siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Selain

itu juga sebuah catatan yang harus diperhatikan oleh guru dalam

pembelajaran TGT adalah bahwa nilai kelompok tidaklah mencerminkan nilai

individual siswa. Dengan demikian, guru harus merancang alat penilaian

khusus untuk mengevaluasi tingkat pencapaian belajar siswa secara

individual.

C. Aktivitas Belajar

Didalam kamus besar bahasa indonesia, aktivitas artinya “kegiatan atau

keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang

(33)

17

Dalam proses pembelajaran, penting bagi siswa untuk melakukan berbagai

aktivitas yang relevan. Menurut Djamarah dan Zain (2006:40) menyatakan

bahwa anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan

belajar mengajar. Aktivitas anak didik dalam hal ini, baik secara fisik

maupun secara mental aktif. Inilah yang sesuai dengan konsep CBSA, jadi

tidak ada gunanya melaukan kegiatan belajar mengajar kalau anak didik

hanya pasif. Karena anak didiklah yang belajar maka merekalah yang harus

melakukannya.

Aktivitas fisik ialah pekerja didik giat-aktif dengan anggota badan membuat

sesuatu bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan,

melihat atau pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas psikis(kejiwaan)

adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyak atau banyak berfungsi

dalam rangka pengajaran (Rohani, 2004:6)

Hal ini senada dengan pendapat Hamalik (2001:89), siswa adalah suatu

organisme yang hidup, didalam dirinya beraneka ragam kemungkinan potensi

yang sedang berkembang. Didalam diri siswa terdapat prinsip aktif,

keinginan untuk berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip inilah yang

mengendalikan tingkah laku siswa. Pendidik perlu mengarahkan tingkah laku

siswa menuju ketingkat perkembangan yang diharapkan. Pengarahan yang

dilakukan seorang pendidik terhadap aktivitas siswa hendaknya dapat

mendukung proses belajar siswa tersebut.

Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengar dan mencatat materi pelajaran.

(34)

18

siswa dalam proses pembelajaran. Keikutsertaan siswa dalam proses

pembelajaran akan menumbuhkan kegiatan dalam belajar sendiri. Siswa

melakukan belajar sambil bekerja, dengan bekerja siswa akan memperoleh

pengetahuan, pemahan dan aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta

mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat.

Salah satu manfaat aktivitas siswa dalam pembelajaran adalah siswa

mendapatkan pengalaman sendiri secara langsung sehingga pemahaman yang

didapat dari pengalaman akan lebih lama dalam memori siswa (Hamalik,

2004).

D. Hasil belajar

Abdurrahman (1999: 3) berpendapat bahwa.

“Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi dari tindak belajar dan tindak mengajar yang dilakukan oleh penyaji pembelajaran dan pembelajar”.

Berdasarkan pendapat abdurrahman diatas, dapat dikatakan bahwa hasil

interaksi antara siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebaga pihak yang

mengajar mencerminkan hasil dari suatu proses pembelajaran atau disebut

hasil belajar.

Pendapat Bloom dalam Sardiman (2004: 23)

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar yang meliputi knowledge

(pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan,

meringkas, contoh), analysis (menguraikan, menentukan hubungan),

syntesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru),

evaluation (menilai), dan aplication (menerapkan).

Berdasarkan pendapat-pendapat Bloom diatas hasil belajar ranah kognitif

(35)

19

menunjukan perubahan status stabilitas siswa dari segi berpikir bertindak,

berprilaku, berkomunikasi maupun bersosialisasi dalam proses belajar

mengajar.

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak

mengajar. Dari sisi guru tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi

belajar, sedangkan dari sisi siswa hasil belajar merupakan puncak proses

belajar (Dimyati dan Mujiono, 2002: 3). Suatu proses belajar mengajar

dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan dari proses belajar

mengajar tersebut. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan Djamarah

(2006: 105) sebagai berikut:

1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi

tinggi , baik secara individual maupun kelompok.

2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran yang telah dicapai, baik

secara individual maupun kelompok.

Dengan berakhirnya suatu proses pembelajaran, maka siswa memperoleh

hasil belajar. Hasil belajar siswa merupakan suatu hal yang berkaitan dengan

kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu materi yang

disampaikan. Dengan kata lain, hasil belajar merupakan bukti adanya proses

belajar- mengajar antara guru dan siswa. Hasil belajar yang bisa diperoleh

siswa setelah pembelajaran dapat berupa informasi verbal, keterampilan

intelek, keterampilan motorik, sikap, dan siasat kognitif. Gagne (dalam

Dimyati dan Mujiono, 2002: 10) menyatakan kelima hasil belajar tersebut

(36)

20

1. Informasi verbal adalah kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan

dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Pemilihan informasi

ver-bal memungkinkan individu berperanan dalam kehidupan.

2. Keterampilan intelektualadalah kecakapan yang berfungsi untuk

berhu-bungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan

lam-bang. Keterampilan intelek ini terdiri dari diskriminasi jamak, konsep

konkret dan definisi, dan prinsip.

3. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan

akti-vitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep

dan kaidah dalam memecahkan masalah.

4. Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian gerak

jasmani dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

5. Sikapadalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan

penilaian terhadap obyek tersebut.

Hasil belajar dari ranah kognitif mempunyai hirarki atau tingkatan dalam

pencapaiannya. Adapun tingkat-tingkat yang dimaksud adalah: (1) informasi

non verbal, (2) informasi fakta dan pengetahuan verbal, (3) konsep dan

prinsip, dan (4) pemecahan masalah dan kreatifitas. Informasi non verbal

dikenal atau dipelajari dengan cara penginderaan terhadap objek-objek dan

peristiwa-peristiwa secara langsung. Informasi fakta dan pengetahuan verbal

dikenal atau dipelajari dengan cara mendengarkan orang lain dan dengan

jalan membaca. Semuanya itu penting untuk memperoleh konsep-konsep.

(37)

21

Kemudian prinsip-prinsip itu penting di dalam pemecahan masalah atau di

dalam kreativitas (Slameto, 1991:131).

Berdasarkan rumusan Bloom (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002: 23-28)

ranah kognitif terdiri dari 6 jenis perilaku sebagai berikut :

1. Remember, mencakup ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan

tersimpan dalam ingatan.

2. Understand, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang

dipelajari.

3. Apply, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk

menghadapi masalah yang nyata dan baru.

4. Analyze, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam

bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.

5. Evaluate, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa

hal berdasarkan kriteria tertentu.

6. Create, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.

Untuk menilai dan mengukur keberhasilan siswa dipergunakan tes hasil

belajar. Terdapat beberapa tes yang dilakukan guru, diantaranya: uji blok,

ulangan harian, tes lisan saat pembelajaran berlangsung, tes mid semester dan

tes akhir semester. Hasil dari tes tersebut berupa nilai-nilai yang pada

akhirnya digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan proses pembelajaran yang

terjadi. Tes ini dibuat oleh guru berkaitan dengan materi yang telah diajarkan.

Setiap kegiatan belajar akan berakhir dengan hasil belajar. Hasil belajar setiap

(38)

22

hasil belajar terwujud dalam lembar-lembar jawaban soal ulangan atau ujian

dan yang berwujud karya atau benda. Semua hasil belajar tersebut merupakan

bahan yang berharga bagi guru dan siswa. Bagi guru, hasil belajar siswa di

kelasnya berguna untuk melakukan perbaikan tindak mengajar atau evaluasi.

Bagi siswa, hasil belajar tersebut berguna untuk memperbaiki cara-cara belajar

(39)

23

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Arjuna Bandar Lampung pada

semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013. Lama penelitian didasarkan pada

alokasi waktu yang ditetapkan pada 2 kali pertemuan 1 Kompetensi Dasar

(KD) 2.1 mendiskripsikan ciri-ciri, replikasi, dan peran virus dalam

kehidupan.

B. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Arjuna Bandar

Lampung semester ganjil tahun ajaran 2012/2013. Pengambilan sampel

dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Sampel yang diambil

dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas, yaitu kelas X1 sebagai kelas

eksperimen dan X2 sebagai kelas kontrol.

C. Desain Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen. Desain yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah group pretest posttest non equivalen.

(40)

24

I1 O1 X O2

I2 O1 C O2

Keterangan: I1 = Kelompok eksperimen, I2 = Kelas kontrol,

O1 = Pretest, O2 = Postest, X = Perlakuan TGT, C = Metode diskusi (Dimodifikasi dari Riyanto. 2001: 43).

Gambar 2. Desain pretest postest tak ekuivalen

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan

penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah:

a. Membuat surat izin penelitian ke sekolah tempat diadakannya

penelitian.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian,

untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.

c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).

e. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal pretes/postes berupa soal essay

berjumlah 10 soal.

f. Membuat soal-soal TGT untuk digunakan dalam tournament.

g. Membuat lembar observasi yang akan digunakan untuk melihat

(41)

25

h. Membentuk kelompok diskusi pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol yang bersifat heterogen berdasarkan nilai akademik, tinggi,

sedang dan rendah. Setiap kelompok terdiri dari 5 orang siswa. Nilai

diperoleh dari dokumentasi pada guru kelas dan dari hasil pretes

pertama.

i. Melakukan uji ahli pada tiap butir soal yang akan digunakan pada

pretes dan postes.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran

kooperatif tipe TGT untuk kelas eksperimen dan tanpa pembelajaran

kooperatif tipe TGT untuk kelas kontrol yaitu menggunakan metode

diskusi. Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 pertemuan. Pertemuan I

membahas submateri ciri-ciri virus , pertemuan II membahas Replikasi

virus dan peran virus dalam kehidupan. Langkah-langkah

pembelajarannya sebagai berikut:

Kelas eksperimen

Kelas eksperimen adalah kelas yang dilakukan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT Tahap-tahap

kegiatan sebagai berikut :

1. Pendahuluan :

a. Guru memberikan pretes berupa soal essay sebanyak 10 soal

tentang materi virus.

b. Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa dengan maksud

(42)

26

c. Memberikan apersepsi untuk menggali pengetahuan awal siswa

dan motivasi untuk memberikan manfaat pembelajaran pada

siswa dalam bentuk pertanyaan dan pernyataan.

2. Kegiatan inti :

a. Presentasi guru

Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari.

b. Membagi siswa menjadi 4 kelompok yang masing-masing

kelompok terdiri dari 4 siswa.

c. Memberikan LKS kepada setiap kelompok

d. Menyiapkan kartu soal untuk digunakan dalam permainan,

e. Pelaksanaan permainan (Tournament).

Dalam pelaksanaan ini terdiri dari langkah-langkah sebagai

berikut :

1) Guru menentukan nomor urut siswa dan menempatkan

siswa pada meja turnamen (4 orang , kemampuan setara).

Setiap meja terdapat 1 lembar permainan, 1 lembar

jawaban, 1 kotak kartu nomor, 1 lembar skor permainan.

2) Siswa mencabut kartu untuk menentukan pembaca (nomor

tertinggi), pemain dan yang lain menjadi penantang I, II,

dan III.

3) Pembaca I akan menggocok kartu mengambil kartu yang

teratas.

4) Pembaca I kemudian membaca soal sesuai nomor pada

(43)

27

jawaban salah, tidak ada sanksi dan kartu

dikembalikan. Jika benar kartu disimpan sebagai bukti skor.

5) Jika penantang I, II, dan III memiliki jawaban berbeda,

mereka dapat mengajukan jawaban dengan cara

mengangkat tangan dengan cepat, siapa yang paling cepat

mengangkat tangannya maka dialah yang berhak untuk

menjawab.

6) Jika jawaban penantang salah, maka penantang yang lain

masih mempunyai kesempatan untuk menjawab dan

aturannya sama seperti awal siapa yang paling cepat dia

yang berhak menjawab.

7) Jika jawaban dari penantang masih salah maka permainan

dilanjutkan dengan siswa berganti posisi sesuai urutan

sesuai dengan prosedur yang sama. Begitu seterusnya

sampai 4 kartu permainan terbuka.

8) Setelah selesai, siswa menghitung kartu dan skor mereka

dan diakumulasi dengan semua tim.

3. Kegiatan Penutup :

a. Menghitung skor kelompok untuk memberikan

penghargaan kelompok terbaik.

b. Memberikan penghargaan kepada kelompok siswa yang

berhasil mendapat predikat kelompok sangat bagus yang

dilakukan dalam bentuk pengumuman lisan di depan kelas

(44)

28

siswa dan menumbuhkan rasa percaya diri. Penghargaan

sertifikat, Tim Super untuk kriteria atas, Tim Sangat Baik

(kriteria tengah), Tim Baik (kriteria bawah).

c. Setelah permainan selesai kemudian Guru memberikan

postes berupa soal essay sebanyak 10 soal pada pertemuan

ke dua.

Kelas Kontrol

Kelas kontrol adalah kelas yang dilakukan pembelajaran dengan

menggunakan metode diskusi.

1. Pendahuluan

a. Guru memberikan pretes berupa soal essay sebanyak 10 soal

tentang materi virus.

b. Guru menyebutkan tujuan yang harus dicapai oleh siswa pada

materi tersebut.

c. Guru memberikan apersepsi pada setiap pertemuan.

d. Guru memberikan motivasi pada setiap pertemuan diawal

pembelajaran dengan tujuan untuk memotivasi siswa agar

siswa terpacu untuk mengikuti proses pembelajaran.

2. Kegiatan Inti

a. Guru menjelaskan materi

b. Guru membagi kelompok siswa yang telah ditentukan.

c. Guru memberikan LKS dan meminta siswa untuk mengerjakan

(45)

29

d. Siswa melakukan tanya jawab kepada siswa yang ditunjuk oleh

guru.

e. Guru meluruskan jika terjadi kesalahan atau perbedaan

pendapat.

3. Kegiatan Penutup

a. Guru membuat kesimpulan mengenai materi yang diajarkan.

b. Guru memberikan postes berupa soal essay pada pertemuan

kedua.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Lembar observasi aktivitas siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berupa seluruh kegiatan dan aktualisasi

yang dilakukan oleh siswa selama pembelajaran berlangsung.

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS digunakan untuk menuntun siswa. LKS yang dibuat dirancang

sedemikian rupa sehingga membentuk LKS yang produktif untuk

pelaksanaan TGT. LKS di kerjakan oleh siswa dalam berkelompok.

3. Soal TGT

Soal TGT digunakan untuk pelaksanaan Tournament.

4. Soal Pretes dan Postes

Soal pretest dan postes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar

siswa. Bentuk pretes dan postes yang digunakan berupa soal essay

(46)

30

F. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data

Jenis data dan tehnik pengambilan data pada penelitian ini adalah:

1) Jenis Data

a) Data Kuantitatif

Data kuantitatif yaitu berupa data hasil belajar siswa pada materi Virus

yang diperoleh dari nilai pretesdan postes. Kemudian dihitung selisih

antara nilai pretes dengan postes dalam bentuk N-gain.

b) Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data aktivitas siswa dalam proses pembelajaran

siswa terhadap penggunaan model pembelajaran TGT.

2) Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut:

a. Hasil Belajar Biologi

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik tes. Untuk

mengukur hasil belajar siswa digunakan tes berupa soal pilihan essay.

Nilai pretes diambil pada pertemuan pertama setiap kelas, baik

eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postesdiambil di akhir

pembelajaran pada pertemuan kedua setiap kelas, baik eksperimen

maupun kontrol. Teknik penskoran nilai pretes dan postesyaitu:

S =N × 100R

(47)

b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa b

diamati pada saat proses pembelajaran.

kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (

observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan.

Tabel 3. Hubungan antara variabel, instrumen, data penelitian dan analisis data

Lembar observasi yang digunakan dalam pengambilan data aktivitas siswa

pada saat pembelajaran sebagai berikut:

Tabel 4. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Nama

A. Kemampuan mengemukakan pendapat/ ide

1. Tidak mengemukakan pendapat memjawab pertanyaan

Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang

pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati point

yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar

observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan..

Tabel 3. Hubungan antara variabel, instrumen, data penelitian dan analisis data

Variabel Instrumen dan Alat ukur Jenis data

Hasil belajar Tes Nominal dan tes tertulis itas siswa

Lembar observasi yang digunakan dalam pengambilan data aktivitas siswa

saat pembelajaran sebagai berikut:

Tabel 4. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Aspek yang diamati

A B C

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1

Keterangan :

Kemampuan mengemukakan pendapat/ ide

idak mengemukakan pendapat /ide (diam saja) dan tidak memjawab pertanyaan

31

erisi semua aspek kegiatan yang

Setiap siswa diamati point

√ ) pada lembar

Tabel 3. Hubungan antara variabel, instrumen, data penelitian dan

Analisis Data

Uji t

Persentase

Lembar observasi yang digunakan dalam pengambilan data aktivitas siswa

Xi D

2 3

(48)

32

2. Mengemukakan pendapat/ ide dan menjawab pertanyaan tetapi tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pokok virus.

3. Mengemukakan pendapat/ide sesuai dan menjawab pertanyaan dengan benar dan sesuai dengan pembahasan pada materi

pokok virus.

B. Kemampuan Bertanya:

1. Tidak mengajukan pertanyaan

2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan pada materi pokok virus.

3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan permasalahan pada materi pokok virus.

C. Bekerjasama dengan teman dalam menyelesaikan tugas kelompok :

1. Tidak bekerjasama dengan teman dalam mengerjakan LKS (diam saja)

2. Bekerjasama dengan anggota kelompok tetapi tidak sesuai dengan permasalahan pada LKS materi pokok virus

3. Bekerjasama dengan semua anggota kelompok sesuai dengan permasalahan pada LKS materi pokok virus

D. Bertukar informasi

1. Tidak berkomunikasi secara lisan dalam bertukar pendapat dengan anggota kelompok (diam saja)

2. Berkomunikasi secara lisan dengan anggota kelompok tetapi tidak sesuai dengan permasalahan virus dalam LKS

3. Berkomunikasi secara lisan dalam bertukar pendapat untuk memecahkan permasalahan pada LKS sesuai dengan materi pokok virus.

Tabel 5. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa

Interval Kategori

0,00 – 29,99 Sangat Rendah

30,00 – 54,99 Rendah

55,00 – 74,99 Sedang

75,00 – 89,99 Tinggi

90,00 – 100,00 Sangat Tinggi

(49)

33

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis data

Data hasil belajar siswa diperoleh dari nilai pretes dan postes yang diambil

pada saat sebelum pembelajaran dan nilai postes diambil setelah proses

pembelajaran berlangsung baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas

kontrol. Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu :

S= R x 100 N

Keterangan :

S = Nilai yang diharapkan (dicari)

R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N = Jumlah skor maksimum dari tes

(Purwanto, 2008 : 112)

Nilai pretes dan postes yang telah diperoleh kemudian dihitung selisihnya.

Nilai selisih pretes dan postes disebut sebagai N-gain. Untuk mendapatkan

nilai skor gain menggunakan formula Rulon (dalam Loranz, 2008: 3)

sebagai berikut:

XY

Z –Y

Keterangan : X = nilai postes; Y = nilai pretes; Z = skor maksimum.

Setelah diperoleh nilai selisih pretes dan postes (N-gain), selanjutnya data

pretes dan postes kelas eksperimen dan kontrol dianalisis dengan uji t

menggunakan program SPSS versi 15. Sebelum dilakukan uji t

prasyaratnya berupa uji normalitas data dan uji homogenitas data. Adapun

uraianya sebagai berikut :

(50)

34

a. Uji Normalitas (Uji Lilliefors)

Uji normalitas data menggunakan uji liliefors yang dilakukan dengan

menggunakan program software SPSS versi 15.

1) Hipotesis

Ho : Data berdistribusi normal

H1 : Data tidak berdistribusi normal

2) Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk

harga yang lainnya (Nurgiantoro, Gunawan dan Marzuki,

2002:118).

b. Uji Homogenitas (Uji Barlett)

Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan

dengan uji homogenitas yang menggunakan uji Barlett dan diolah

dengan menggunakan program software SPSS versi 17.

1) Hipotesis

Ho : Kedua sampel mempunyai varians yang sama

H1 : Kedua sampel mempunyai varians yang berbeda

2) Kriteria Pengujian

Fhit<Ftab atau probabilitasnya > 0,05 maka H0 terima,

Fhit>Ftab atau probabilitasnya < 0,05 maka H0 tditolak.

2. A. Pengujian Hipotesis (Uji t)

Setelah data dinyatakan normal dan homogen, berikutnya data di uji

(51)

35

kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata, kemudian data

dimasukkan dalam uji t. t1 untuk uji kesamaan dua rata-rata, dan t2

untuk uji perbedaan dua rata-rata.

1. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

2) Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama

H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama

1) Kriteria Uji

1. Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima

2. Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak

(Pratisto, 2004:13).

2. Uji Perbedaan Dua Rata-rata

2) Hipotesis

H0 = rata-rata skor gainpada kelompok eksperimen sama dengan

kelompok kontrol.

H1 = rata-rata skor gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi

dari kelompok kontrol.

3) Kriteria Uji :

1. Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima

2. Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak

(52)

36

B.Uji Hipotesis dengan Uji U

1. Hipotesis

Ho = Rata-rata N-gain kedua sampel sama

H1= Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama

2. Kriteria Uji

-Jika –Ztabel < Zhitung <Ztabel < atau P-value > 0,05, maka Ho diterima

-Jika Zhitung < -Ztabel atau Zhitung > Ztabel atau P-value < 0,05, maka Ho di

tolak (Martono, 2010 : 158).

I. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data

yang diambil melalui observasi. Data tersebut kemudian dianalisis dengan

menggunakan indeks aktivitas siswa dengan menggunakan rumus:

% 100 x n

x

X

i

Keterangan :

X = Rata-rata skor aktivitas siswa ∑xi =Jumlah skor yang diperoleh

(53)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dari penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa:

1. Ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok virus

kelas X SMA Arjuna Bandar Lampung

2. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan aktivitas

siswa pada materi pokok virus kelas X SMA Arjuna Bandar Lampung

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, penulis memberikan

beberapa saran sebagai berikut:

Kepada guru biologi hendaknya menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe TGTsebagai salah satu alternatif dalam menyampaikan

materi virus karena dapat membuat aktivitas belajar siswa lebih aktif

(54)

49

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. 1993. Metode pembelajaran tindakan kelas. Grafindo:Jakarta.

Amri dan L. Kh. Ahmadi. 2010. Kontruksi Pengembangan Pembelajaran

Pengaruhnya Terhadap Mekanisme dan Praktik Kurikulum. Jakarta.

Prestasi Pustakaraya

Anonim. 2004. Undang-undang Tentang SISDIKNAS dan Peraturan

Pelaksanaannya 2000-2004. Jakarta: CV. Tamika Utama.

________2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005

Tentang Standar Nasional Pendidikan. CV. Eko Jaya. Jakarta.

Belina, W. W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam

Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian eksperimen pada siswa

kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan

Pendidikan Fisika UPI Bandung. Dalam

http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-0519108-104827/. 13 januari 2011: 08.50

Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta

Djamarah, S. B dan A. Zain. 2006. Strategi belajar mengajar. Rineka Cipta,

Jakarta.

Hakim, Th. 2005. Belajar secara efektif. Puspa swara. Jakarta.

Hamalik, O. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Bumi

Aksara. Jakarta.

Hamalik, O. 2010. Proses belajar mengajar. PT. Bumi Aksara. Jakarta.

Loranz, D. 2008. Gain Score. Google.

(55)

50

Mahmuddin. 2009. Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams

Games-Tournament (TGT).

http://mahmuddin.wordpress.com/2009/12/23/strategi-pembelajaran-kooperatif-tipe-teams-games-tournament-tgt/ 20 November 2010 : 20.11

Nurgiantoro, B. Gunawan dan Marzuki. 2002. Statistik Terapan Untuk Penelitian

Ilmu-Ilmu Sosial. Yogyakarta. Gadjah Mada Universty Press

Nurhadi. 2004. Cooperatif Learning. Grasindo. Jakarta.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

Percobaan dengan SPSS 15. Jakarta. Bumi Aksara.

Purnamasari, Y. 2011. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe

Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Penguasaan Konsep Pada

Materi Pokok Dunia Tumbuhan. Skripsi. Bandar Lampung.

Universitas Lampung

Purwanto, M. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung.

PT. Remaja Rosdakarya.

Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta. Kencana Prenada

Media Group.

Rohani, A. 2004. Media Instruksional Edukatif. Rineka Cipta. Jakarta.

Sardiman, A. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Press. Yogjakarta.

Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester. Jakarta.

Bumi Aksara.

Slavin, R.E. 2008. Cooperative Learning, Teori, Riset dan Praktik (Alih Bahasa

Nurulita Yusron). Bandung. Penerbit Nusa Media

Sudjana. 1998. Metode Statistika Edisi keenam. Bandung. PT. Tarsito

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta.

Gambar

Tabel
Gambar 1. Diagram hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat
Tabel 1. Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif
Tabel 2. Kriteria skor penghargaan kelompok
+3

Referensi

Dokumen terkait

Jika dilihat dari data masukan dan struktur algoritma setiap metode, CNN LeNet 5 memiliki arsitektur yang cukup baik karna dapat menangkap setiap piksel masukan

Dengan tinggal selama beberapa waktu di Rumah Betang Buntoi maka kehidupan keseharian masyarakat Dayak Ngaju d i desa Buntoi ini dapat diamati secara lebih

Hal ini disebabkan pada Pulau Pramuka jenis lamun yang ditemukan memiliki morfologi tubuh yang lebih besar dan penutupan yang lebih tinggi dibandingkan dengan Pulau Kelapa

dengan pendekatan jigsaw di SMA Negeri 3 Semarang untuk mengetahui kontribusi pengembangan model pembelajaran berbasis lingkungan dengan. pendekatan jigsaw di

Telah dilakukan penelitian tentang Indeks Bahaya Seismik Regional (regional seismic disaster index) di Pulau Jawa menggunakan data seismik dari tahun 1900 –

Sarung Helm anti air, sebuah solusi bagi mayoritas orang yang sering merasa tidak nyaman saat bepergian karena masih banyak tempat parkir yang kurang akan kenyamanan

1) Percobaan awal, Pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah

Menyadari bahwa manusia dari kodratnya adalah makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri, manusia hanya dapat tumbuh dan berkembang ketika ia mampu membangun relasinya yang baik