Umi Ulfah Utami.
ABSTRAK
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION(GI) UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN SOSIAL DAN HASIL BELAJAR (PTK di Kelas VII C SMPN 2 Kalianda Tahun Pelajaran 2010/2011)
Oleh
Umi Ulfah Utami.
Rendahnya hasil belajar fisika siswa kelas VII–C SMPN 2 Kalianda disebabkan
oleh kurangnya keterampilan sosial siswa. Pembelajaran yang monoton di kelas,
siswa tidak dilibatkan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran membuat siswa
kurang menyukai pelajaran fisika. Dengan diterapkannya model pembelajaran
Group Investigation(GI) dapat memberikan pengalaman bagi siswa agar dapat benar-benar memahami materi yang diberikan karena siswa benar-benar
mengalami proses belajar melalui tahapan pembelajaranGroup Investigation(GI). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (1) cara meningkatkan
keterampilan sosial dan hasil belajar fisika siswa, (2) mengetahui peningkatan
keterampilan sosial belajar fisika siswa, dan (3) mengetahui peningkatan hasil
belajar fisika siswa kelas VII–C SMPN 2 Kalianda Tahun Pelajaran 2010/2011.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diketahui bahwa keterampilan sosial
Umi Ulfah Utami. Hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dengan cara membagi kelompok
berdasarkan kemampuan akademik, siswa yang berkemampuan tinggi akan
mengajari temannya yang berkemampuan rendah. Kemudian guru member
kesempatan kepada siswa untuk merancang eksperimen, melakukan eksperimen,
melakukan pengamatan, dan menyimpulkan hasil eksperimen, guru memberi
penguatan konsep sehingga siswa sudah benar-benar memahami konsepnya.
Apabila siswa sudah memahami konsep, maka pemahaman siswa tentang materi
itu sudah dikuasai sehingga siswa tidak mengalami kesulitan saat dievaluasi.
Berdasarkan hasil analisis keterampilan sosial diketahui bahwa nilai rata-rata
keterampilan sosial siswa siklus I sebesar 61,43dengan kategori “Keterampilan
SosialSedang”, pada siklus II meningkat 6,61 menjadi 68,04 dengan kategori
“Keterampilan SosialSedang”, dan pada siklus III keterampilan sosial siswa
kembali meningkat sebesar 7,50 menjadi 75,54dengan kategori “Keterampilan
SosialSedang”. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I adalah 46,29
dengan kategori“Tidak Tuntas”, kemudian pada siklus II meningkat menjadi
61,43 dengan kategori“Tuntas”, dan pada siklus III rata-rata hasil belajar kembali
meningkat menjadi 70,71 dengan kategori“Tuntas”. Berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran group investigation dapat
meningkatkan keterampilan sosial dan hasil belajar fisika siswa.
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION(GI) UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN SOSIAL DAN HASIL BELAJAR
(PTK di Kelas VII C SMPN 2 Kalianda Tahun Pelajaran 2011/2012)
Oleh
UMI ULFAH UTAMI
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
GROUP INVESTIGATION
UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN SOSIAL DAN HASIL BELAJAR
(PTK di Kelas VII C SMPN 2 Kalianda Tahun Pelajaran 2011/2012)
(Skripsi)
Oleh
UMI ULFAH UTAMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pemikiran ... 17
2. Alur Penelitian Tindakan Kelas... 18
3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas dari Kemmis dan Taggart ... 19
4. Grafik Distribusi Keterampilan Sosial Siswa per Siklus... 48
5. Grafik Distribusi Hasil Belajar Siswa Setiap Siklus ... 52
xi
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI... xi
DAFTAR TABEL... xvi
DAFTAR GAMBAR... xvii
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoretis... 6
1. Pembelajaran Kooperatif Tipe GI... 6
2. Keterampilan Sosial... 9
3. Hasil Belajar ... 12
B. Kerangka Pemikiran ... 15
C. Hipotesis Tindakan ... 17
III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian ... 18
B. Setting Penelitian ... 18
C. Faktor yang Diteliti... 20
D. Prosedur Penelitian ... 20
xii
F. Data dan Metode Pengambilan Data ... 24
G. Teknik Analisis Data ... 25
H. Indikator Kinerja... 28
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 29
1. Siklus I ... 29
a. Perencanaan ... 29
b. Tindakan ... 30
c. Observasi ... 31
d. Refleksi Siklus I... 33
e. Rekomendasi Perbaikan Siklus II... 34
2. Siklus II ... 34
a. Perencanaan ... 34
b. Tindakan ... 35
c. Observasi ... 36
d. Refleksi Siklus II ... 38
e. Rekomendasi Perbaikan Siklus III ... 39
3. Siklus III... 39
a. Perencanaan ... 39
b. Tindakan ... 40
c. Observasi ... 41
d. Refleksi Siklus III ... 43
B. Pembahasan ... 44
1. Deskripsi Minat Belajar Fisika Siswa ... 45
2. Deskripsi Hasil Belajar Fisika Siswa ... 50
3. Deskripsi Pengelolaan Pembelajaran ... 54
V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 59
B. Saran... 60
xiii
LAMPIRAN
1. Kelompok Fisika Kelas VII C ... 61
2. Format Pengamatan Keterampilan Sosial ... 62
3. Rubrikasi Penilaian Keterampilan Sosial... 63
4. Tabel Analisis Keterampilan Sosial Siswa Siklus I ... 64
5. Tabel Analisis Keterampilan Sosial Siswa Siklus II... 65
6. Tabel Analisis Keterampilan Sosial Siswa Siklus III ... 66
7. Tabel Data Keterampilan Sosial Siswa Setiap Siklus ... 67
8. Tabel Analisis Hasil Belajar Fisika Siswa Siklus I... 68
9. Tabel Analisis Hasil Belajar Fisika Siswa Siklus II ... 69
10. Tabel Analisis Hasil Belajar Fisika Siswa Siklus III ... 70
11. Tabel Data Hasil Belajar Siswa Setiap Siklus ... 71
12. Tabel Analisis Pengelolaan Pembelajaran Siklus I... 72
13. Tabel Analisis Pengelolaan Pembelajaran Siklus II ... 74
14. Tabel Analisis Pengelolaan Pembelajaran Siklus III ... 76
15. Tabel Data Pengelolaan Pembelajaran Setiap Siklus... 78
16. Silabus... 79
17. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 86
18. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II... 96
19. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ... 102
20. Lembar Kerja Kelompok I ... 111
21. Lembar Kerja Kelompok II... 118
22. Lembar Kerja Kelompok III ... 120
23. Soal Siklus I ... 124
24. Soal Siklus II... 125
25. Soal Siklus III ... 126
26. Kunci Jawaban Soal Siklus I... 127
27. Kunci Jawaban Soal Siklus II ... 128
28. Kunci Jawaban Soal Siklus III ... 129
29. Surat Izin Penelitian ... 130
30. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian... 131
xiv
32. Daftar Hadir Seminar Hasil... 133
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Tahap PembelajaranGroup InvestigationMenurut Slavin ... 22
2. Contoh Lembar Observasi Keterampilan Sosial Siswa dalam Pembelajaran ... 26
3. Contoh Analisis Keterampilan Sosial Siswa ... 27
4. Distribusi Keterampilan Sosial Siswa pada Siklus I ... 31
5. Distribusi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 32
6. Hasil Pengelolaan Pembelajaran Siklus I ... 32
7. Distribusi Keterampilan Sosial Siswa pada Siklus II ... 36
8. Distribusi Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 37
9. Hasil Pengelolaan Pembelajaran Siklus II... 37
10. Distribusi Keterampilan Sosial Belajar Siswa Siklus III... 41
11. Distribusi Hasil Belajar Siswa Siklus III... 42
12. Hasil Pengelolaan Pembelajaran Siklus III ... 42
13. Rata-Rata Keterampilan Sosial Belajar Siswa Setiap Siklus ... 45
14. Distribusi Keterampilan Sosial Belajar Siswa Setiap Siklus.... 45
15. Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Setiap Siklus ... 50
16. Distribusi Hasil Belajar Siswa Setiap Siklus... 51
PERSEMBAHAN
Dengan menyebut namaMu ya ALLAH telah Engkau limpahkan rahmad dan
karunia yang tiada pernah terputus sehingga telah terselesaikan studi ku ini.
Dari lubuk hati yang paling dalam, akan ku persembahkan karya kecilku ini
untuk:
1. Suamiku tercinta yang telah sabar dalam doa dan harapan yang tulus demi
keberhasilanku, terimakasih yang tak terhingga untuk segalanya
2. Anak-anakku Rahmad, Iin, dan Puan
PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Umi Ulfah Utami.
NPM : 1013071011
Program Studi : Pendidikan Fisika
Jurusan : Pendidikan MIPA
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang telah
diajukan memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan
sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Kalianda, Januari 2012 Yang menyatakan
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Semarang pada tanggal 9 Mei 1968, merupakan anak
keempat dari tujuh bersaudara dari pasangan Bapak Paiman dan Ibu sulastri.
Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN Margosari Semarang Barat tahun 1981,
Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN PGRI 9 Semarang Barat
diselesaikan pada tahun 1984, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas
(SMA) Raden Intan Teluk Betung diselesaikan pada tahun 1987.
Pada tahun 1987 terdaftar sebagai mahasiswa Diploma 2 pada Program Studi
Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(PMIPA) Fakultas Keguruan dan. Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung
melalui jalur SIPENMARU dan selesai pada tahun 1989
Pada tahun 2010 terdaftar sebagai mahasiswa S1 Guru Dalam Jabatan, Program
Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam (PMIPA) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas ridho dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk mencapai gelar
sarjana pendidikan pada program studi pendidikan fisika.
Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini karena adanya bantuan dari
banyak pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila beserta para
pembantu Dekan FKIP Unila yang telah memberikan izin penelitian.
2. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3. Bapak Dr. Hi. Undang Rosidin, M. Pd., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Fisika, Pembahas, sekaligus Pembimbing Akademik atas
bimbingan, arahan, dukungan, dan motivasi kepada penulis selama
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc., selaku Pembimbing I, terima kasih
atas bimbingan dan dukungan yang telah diberikan.
5. Bapak Abdurrahman , M.Si., selaku Pembimbing II, yang tak pernah bosan
memberikan bimbingan, arahan, dukungan, dan motivasi kepada penulis.
6. Bapak/Ibu Dosen di Program Studi Pendidikan Fisika, terima kasih atas ilmu
7. Bapak Drs. Suratno, selaku Kepala SMPN 2 Kalianda yang telah memberi izin
kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
8. Teman-teman di SMPN 2 Kalianda yang selalu memberi semangat.
9. Siswa-siswi SMP Negeri 2 Kalianda khususnya kelas VII–C selaku objek
penelitian.
10. Kedua orang tua, suami, dan anak-anak, serta saudara-saudara tercinta yang
telah memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis.
11. Teman-teman seperjuangan Guru dalam Jabatan Program Studi Pendidikan
Fisika.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis minta maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Akhir
kata, semoga karya ini bermanfaat bagi para pembaca.
Kalianda, Desember 2011 Penulis,
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran Sains di SMPN 2 Kalianda masih menggunakan cara
konvensional, yaitu dengan metode ceramah dan tidak memanfaatkan
laboratorium yang ada. Hal ini membuat siswa tidak terlibat secara aktif
dalam proses pembelajaran. ketidakaktifan siswa menyebabkan hasil belajar
menjadi rendah.
Berdasarkan pengalaman peneliti selama ini, nilai rata-rata mata pelajaran
sains siswa kelas VII C masih rendah, yaitu 58. Nilai ini belum mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Sains, yaitu 68. Ini
menunjukkan hasil belajar siswa relatif rendah dan belum mencapai kriteria
ideal ketuntasan belajar, karena masih terdapat siswa yang tidak tuntas dalam
pelajaran sains.
Pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung adalah pembelajaran
kooperatif, di mana siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan asumsi di atas, maka salah satu model pembelajaran yang diduga
dapat di terapakan dalam pembelajaran sains adalah model pembelajaran
kooperatif tipeGroup Investigation(GI). Dalam model pembelajaran
2 pembelajaran dan siswa akan terbiasa menemukan sendiri maksud dari
materi-materi dalam pembelajaran, tentunya dengan bimbingan guru. Selain
itu, pembelajaran ini juga membiasakan siswa belajar mandiri sehingga siswa
aktif selama proses pembelajaran.
Selama proses pembelajaran di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan
yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami
siswa sebagai peserta didik. Dapat dikatakan juga bahwa keberhasilan dari
suatu proses pembelajaran selalu saja dikaitkan dengan keberhasilan siswa
tersebut dalam belajar, artinya jika hasil belajar yang diperoleh siswa itu baik
dan memenuhi kriteria ketuntasan belajar maka dapat disimpulkan bahwa
proses pembelajaran tersebut berhasil dan apabila hasil belajar yang diperoleh
siswa relatif rendah dan tidak memenuhi kriteria ketuntasan belajar maka
dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran tersebut belum berhasil.
Penerapan berbagai metode pembelajaran dapat meningkatkan kegiatan
pembelajaran siswa seperti aktivitas, minat, motivasi, hasil belajar siswa, dan
lain-lain. Model pembelajaran klasikal atau ceramah dapat membuat siswa
kurang berkembang karena dalam model pembelajaran ini, guru lebih aktif
dari pada siswa. Dalam penyempurnaan kurikulum, saat ini telah
diberlakukan kurikulum yang menuntut adanya perubahan pada strategi
belajar dan pendekatan pembelajaran yaitu Kurikulum Tingkat Satuan
3 Diduga ada beberapa faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa tersebut,
diantaranya adalah kurangnya keterlibatan siswa selama proses belajar dan
rendahnya pemahaman siswa pada mata pelajaran sains. Hal ini terjadi ketika
menjelaskan materi siswa kurang memperhatikan dan sulit untuk memahami
materi yang sedang diajarkan. Untuk mengatasi antusiasme dan keterampilan
sosial siswa yang masih kurang tersebut diperlukan suatu model pengajaran
dan pendekatan yang tepat untuk mengoptimalkan proses pembelajaran.
Model pembelajaran yang diharapkan adalah model pembelajaran yang lebih
melibatkan siswa atau mengedepankan aktivitas siswa sehingga terjadi
keterampilan sosial di dalam aktivitas belajar.
Dengan adanya peningkatan aktivitas siswa tersebut, maka diharapkan
keterampilan sosial dan pencapaian kompetensi dan ketuntasan belajar siswa
juga ikut meningkat. Berdasarkan permasalahan dan pernyataan di atas,
peneliti akan melakukan suatu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul
“Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe GI untuk meningkatkan
keterampilan sosial dan hasil belajar”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka rumusan
masalah penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah meningkatkan keterampilan sosial siswa dengan
4 2. Bagaimanakah meningkatkan hasil belajar siswa menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe GI pada materi kalor?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:
1. Peningkatan keterampilan sosial siswa menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe GI pada materi kalor.
2. Peningkatan hasil belajar siswa menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe GI pada materi kalor.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat:
1. Bagi siswa
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe GI pada materi kalor, dapat
meningkatkan keterampilan sosial dan hasil belajar sains dengan cara yang
menarik karena siswa dilibatkan secara langsung dalam proses
pembelajaran.
2. Bagi guru
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe GI pada materi kalor, dapat
menjadi salah satu model pembelajaran alternatif bagi guru dalam
menyajikan materi sains untuk meningkatkan keterampilan sosial dan hasil
5 E. Ruang Lingkup Penelitian
Agar penelitian ini lebih terarah dan memberikan gambaran yang jelas
mengenai masalah yang akan diteliti, maka ruang lingkup penelitian ini
adalah:
1. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang memungkinkan
siswa untuk bertukar pendapat dengan teman dalam satu kelompok kecil
untuk memecahkan masalah serta menyelesaikan tugas-tugas yang
terstruktur demi mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif tipe
GI merupakan suatu model pembelajaran yang dirancang dengan tahapan:
mengidentifikasi topik dan membagi siswa ke dalam kelompok,
merencanakan tugas, membuat penyelidikan, mempersiapkan tugas akhir,
mempresentasikan tugas akhir, dan evaluasi.
2. Keterampilan sosial merupakan keterampilan yang dimiliki seseorang
untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Keterampilan sosial
mempunyai fungsi sebagai sarana untuk memperoleh hubungan yang baik
dalam berinteraksi dengan orang lain. Keterampilan sosial dalam
penelitian dibatasi pada keterampilan berkomunikasi terdiri dari : aspek
bertanya, menyumbang ide, menjadi pendengar yang baik, berkomunikasi.
3. Hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti
pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif tipe GI yang
dicerminkan pada hasil tes pada setiap akhir siklus yang dibatasi pada
aspek kognitif.
4. Materi pembelajaran yang diberikan pada penelitian tindakan kelas ini
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoretis
1. Pembelajaran Kooperatif TipeGroup Investigation(GI) Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang
memungkinkansiswa untuk bertukar pendapat dengan teman dalam satu
kelompok kecil untuk memecahkan masalah serta menyelesaikan
tugas-tugas yangterstruktur demi mencapai tujuan bersama.
Menurut Lie (2004: 12) bahwa:
Pembelajaran kooperatif atauCooperative Learningadalah sistempengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untukbekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yangterstruktur dengan guru bertindak sebagai fasilitator.
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dalam kelompok kecil
di mana siswa bekerja dalam kelompoknya untuk menyelesaikan suatu
permasalahan.Lebih lanjut, Suherman (2003: 260) menyatakan bahwa:
Pembelajaran Kooperatif mencakup suatu kelompok kecil siswa yang bekerja dalam sebuah tim untuk menyesaikan sebuah
masalah, menyelesikan suatu tugas atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama.
Berdasarkan pendapat Lie dan Suherman, pembelajaran kooperatif dalam
pelaksanaannya siswa belajardalam kelompok kecil, namun tidak ada
7 akademik tinggi dalampenyelesaian tugas kelompok. Hal ini disebabkan
pada modelpembelajaran kooperatif harus menerapkan lima unsur menurut
Lie (2004: 31), yaitu:
Saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, evaluasi proses kelompok. Jika kelima unsur tersebut dilaksanakan dengan baik, maka akan tercipta suasana kerja kelompok yang maksimal.
Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hubungan yang lebih
baikdengan sesama siswa dan memberikan dampak positif terhadap
siswa.Siswa dilatihketerampilan-keterampilan khusus seperti
memahamikonsep, kemampuan bekerja sama, kemampuan berpikir kritis
dan sifattoleran kepada siswa lain. MenurutIbrahim (2000: 18) manfaat
pembelajaran kooperatif adalah:
(1) Meningkatkan pencurahan waktu dan tugas, (2) Rasa harga diri menjadi tinggi, (3) Memperbaiki sikap terhadap ilmu pengetahuan dan sekolah, (4) Memperbaiki kehadiran, (5) Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar, (6) Perselisihan antar pribadi kurang, (7) Sikap apatis kurang, (8) Pemahaman yang lebih
mendalam, (9) Motivasi lebih besar, (10) Hasil belajar lebih tinggi, (11) Meningkatkan budi pekerti, kepekaan dan toleransi.
Berdasarkan pendapat Lie, Suherman, dan Ibrahim di atas dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang
berpusat pada aktivitas siswa di dalam kelompok untuk menggali
informasi di mana guru berperan sebagai fasilitator.Pembelajaran
kooperatif memiliki manfaat yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil
8 GI merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang
menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri
materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan
yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari
melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam
menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi.
Ibrahim (2000: 20) menyatakan:
Dalam penerapan penelitian kelompok ini guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok dengan anggota lima atau enam siswa yang heterogen. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas. Tahap kegiatan yang dilakukan dalam penelitian kelompok yaitu: pemilihan topik, perencanaan kooperatif, implementasi, analisis, sintesis, dan presentasi hasil final.
Sedangkan Slavin dalam Maesaroh (2005: 29) membagi GI menjadi enam
tahap, yaitu identifikasi dan pembagiankelompok, perencanaan tugas,
membuat penyelidikan, mempersiapkan tugas akhir, presentasi, dan
evaluasi.
Enam tahapan kemajuan siswa di dalam model pembelajaran tipe Group Investigation, yaitu (1) mengidentifikasi topik dan membagi siswa ke dalam kelompok, (2) merencanakan tugas, (3) membuat penyelidikan, (4) mempersiapkan tugas akhir, (5)
mempresentasikan tugas akhir, dan (6) evaluasi.
Berdasarkan pendapat Ibrahim dan Slavin di atas, dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran GI adalah pembelajaran secara berkelompok
untuk menyelesaikan suatu permasalahan dalam proses pembelajaran di
9 dalam kelompok, merencanakan tugas, membuat penyelidikan,
mempersiapkan tugas akhir, mempresentasikan tugas akhir, dan evaluasi.
2. Keterampilan Sosial
Nilai-nilai sosial sangat penting bagi anak didik, karena berfungsi sebagai
acuan bertingkah laku terhadap sesamanya, sehingga dapat diterima di
masyarakat. Nilai-nilai itu antara lain, seperti kasih sayang, tanggung
jawab, dan keserasian hidup.
Adapun keterampilan sosial mempunyai fungsi sebagai sarana untuk
memperoleh hubungan yang baik dalam berinteraksi dengan orang lain;
contoh : melakukan penyelamatan lingkungan, membantu orang lain, kerja
sama, mengambil keputusan, berkomunikasi, wirausaha, dan partisipasi.
Gresham & Reschly dalam Gimpel dan Merrell,( 1998 : 1)
mengidentifikasi-kan keterampilan sosial dengan beberapa ciri, antara lain:
(1) Perilaku interpersonal; (2) Perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri; (3) Perilaku yang berhubungan dengan kesuksesan akademis; (4) Penerimaan teman sebaya; (5) dan keterampilan berkomunikasi
Keterampilan ini sangat diperlukan untuk menjalin hubungan sosial yang
baik, berupa pemberian umpan balik dan perhatian terhadap lawan bicara
dan menjadi pendengar yang responsive.Johnson dan Johnson (1999)
mengemukakan ada enam fungsi memiliki keterampilan sosial, yaitu :
(1)perkembangan kepribadian dan identitas; (2) mengembangkan kemampuan kerja, produktivitas, dan kesuksesan karir;
10 fisik; (5) meningkatkan kesehatan psikologis; (6)kemampuan mengatasi stress.
Keterampilan sosial yang perlu dimiliki siswa, menurut John Jarolimek
(1993 : 9), mencakup :
(1) Living and working together; taking turns; respecting the rights of others; being socially sensitive; (2) Learning self-control and self-direction; (3) Sharing ideas and experience with others
Keterampilan sosial itu memuat aspek-aspek keterampilan untuk hidup dan
bekerjasama; keterampilan untuk mengontrol diri dan orang lain;
keterampilan untuk saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya;
saling bertukar pikiran dan pengalaman sehingga tercipta suasana yang
menyenangkan bagi setiap anggota dari kelompok tersebut.
Banyak metode yang digunakan guru sosiologi untuk dapat
mengembangkan keterampilan sosial siswa, menurut Prayitno (1980 : 37 ),
di antaranya yaitu:
“1.Diskusi kelompok : diskusi kelompok besar/kecil; diskusi panel
2. Simposium; ceramah forum; percakapan forum; seminar
3.Role playing( permainan peran ) atau sosiodrama 4. Fish bowl
5. Brainstorming
6. Problem solving dan inkuiri 7. Metode proyek
11 9. Tutorial, dll”
Sementara itu cara-cara berketerampilan sosial yang dapat dikembangkan
kepada siswa adalah sebagai berikut :
1. Membuat rencana dengan orang lain
2. Partisipasi dalam usaha meneliti sesuatu
3. Partisipasi produktif dalam diskusi kelompok
4. Menjawab secara sopan pertanyaan orang lain
5. Memimpin diskusi kelompok
6. Bertindak secara bertanggung jawab
7. Menolong orang lain
Seorang siswa dikatakan mampu berketerampilan sosial ketika ia dapat
berkomunikasi dengan baik sesuai aturan (tata cara) dengan sesamanya di
dalam sebuah kelompok. Jadi, sarana kelompok (wadah) untuk
berkomunikasi merupakan syarat yang harus ada di dalam memroses
keterampilan sosial siswa.
Kelompok yang produktif adalah kelompok yang kaya dengan pencapaian
tujuan kelompok dan kaya dengan pemberian sumbangan terhadap
kebutuhan anggota-anggotanya.Produktivitas kelompok sangat
dipengaruhi oleh semangat kerja kelompok, kebersamaan serta
kepemimpinan dalam kelompok.
Kerjasama yang baik, yang seimbang antar individu-individu dalam suatu
kelompok demokratis tidak ada dengan sendirinya saja, melainkan harus
12 terdapat kerjasama yang efektif, berhasil baik, terdapat beberapa prinsip
dinamika kelompok yang merupakan syarat dari produktivitas kelompok,
yaitu : (1) Suasana; (2) Rasa aman; (3) Kepemimpinan bergilir; (4)
Perumusan tujuan; (5) Fleksibilitas (flexibility); (6) Mufakat (consensus);
(7) Kesadaran kelompok (group awareness); dan (8) Evaluasi yang terus
menerus.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan, bahwa keterampilan sosial
siswa dapat berkembang dengan baik tergantung pada : (1) Interaksi atau
individu dalam suatu kelompok, yaitu bisa terlaksana apabila individu
dalam kelompok telah dibekali dengan berbagai keterampilan sosial di
mana salah satunya adalah: cara berbicara, cara mendengar, cara memberi
pertolongan, dan lain sebagainya; serta (2) Suasana dalam suatu kelompok,
yaitu suasana kerja dalam kelompok itu hendaknya memberi kesan semua
anggota, bahwa mereka dianggap setaraf, khususnya dalam pengembangan
keterampilan sosial.
3. Hasil Belajar
Proses pembelajaran yang telah dilaksanakan tentunya akan memperoleh
suatu hasil yang dikatakan sebagai hasil belajar. Siswa yang mempunyai
daya serap dan kemampuan kognitif tinggi akan memperoleh hasil yang
berbeda dengan seorang siswa yang mempunyai kemampuan kognitif
13 Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi dari tindak belajar dan tindak mengajar yang dilakukan oleh penyaji pembelajaran dan pembelajar.
Keberhasilan proses belajar yang dilakukan dapat diukur dengan tolak
ukur hasil belajar yang diperoleh oleh siswa. Hal tersebut didukung oleh
pendapat Djamarah dan Zain (2006 : 121)
Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar, dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan akhir atau puncak dari proses belajar. Akhir dari kegiatan inilah yang menjadi tolak ukur tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar.
Siswa yang memiliki kemampuan analisis, maka ia akan memecahkan
suatu permasalahan teori tertentu dengan menganalisis pengetahuan yang
dilambangkan dengan kata-kata menjadi buah pikiran. Hal tersebut
didukung oleh pendapat Hamalik (2002 : 19)
Hasil belajar merupakan suatu kemampuan yang didapat dari kegiatan belajar yang merupakan kegiatan kompleks. Dengan memiliki hasil belajar, seseorang akan mampu mengartikan dan menganalisis ilmu pengetahuan yang dilambangkan dengan kata-kata menjadi suatu buah pikiran dalam memecahkan suatu permasalahan tertentu.
Hasil belajar yang dicapai siswa dalam suatu mata pelajaran dapat
diperoleh dengan berusaha mengamati, melakukan percobaan, memahami
konsep-konsep, prinsip-prinsip, serta mampu untuk mengaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari setelah siswa mempelajari pokok bahasan
yang diajarkan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sardiman (2005 : 21)
Hasil belajar dapat diperoleh dari berbagai usaha, misalnya aktif dalam kegiatan pembelajaran, memahami eksperimen yang
14 keilmuan dapat dikatakan bahwa seseorang tersebut memiliki prestasi.
Hasil belajar merupakan prestasi aktual siswa yang dapat didukung dengan
berbagai aktivitas pembelajaran. Hasil belajar yang baik akan diperoleh
dengan usaha yang dilakukan oleh siswa. Hal tersebut didukung oleh
pendapat Keller dalam Mulyono (2002 : 45)
Hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak, sedangkan usaha adalah perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar. Ini berarti bahwa besarnya usaha adalah indikator dari adanya aktivitas, sedangkan hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya usaha yang dilakukan oleh anak.
Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh dari interaksi kegiatan
belajar mengajar.Hasil belajar itu dapat berupa tingkah laku, ranah
berfikir, dan perasaaan. Hal tersebut dikemukakan oleh Anderson dalam
Depdiknas (2004:4)
Karakteristik manusia meliputi cara yang tipikal dari berpikir, berbuat, dan perasaan. Tipikal berpikir berkaitan dengan ranah kognitif, tipikal berbuat berkaitan dengan ranah psikomotor, dan tipikal perasaan berkaitan dengan ranah afektif.Ketiga ranah tersebut merupakan karakteristik manusia dalam bidang pendidikan.Ketiga ranah tersebut merupakan hasil belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan hasil yang telah diperoleh setelah siswa menerima
pengetahuan, dimana hasil belajar mencakup tiga ranah, yaitu kognitif,
15 B. Kerangka Pemikiran
Pembelajaran akan lebih bermakna ketika pembelajaran itu mudah
dipahami dan diingat oleh peserta didik. Salah satu alternatif
pembelajaran yang diduga dapat diterapkan dengan tujuan mudah
dipahami dan diingat oleh peserta didik adalah model pembelajaran
kooperatif tipe GI. Model pembelajaran kooperatif tipe GI merupakan
suatu pembelajaran yang dirancang untuk mengajarkan kepada siswa
bagaimana cara menggali dan menginvestigasi suatu permasalahan yang
menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri
materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan
yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari
melalui internet. Topik tertentu diselesaikan dengan melibatkan siswa.
Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam
berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model GI
dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berpikir mandiri.
Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama
sampai tahap akhir pembelajaran.Selama pengamatan, siswa dibimbing
oleh guru untuk bersama-sama menyelidiki masalah mereka, sumber
belajar yang mereka butuhkan, pembagian tugas, dan bagaimana mereka
mempresentasikan hasil pekerjaan mereka di dalam kelas. Guru berperan
sebagai fasilitator. Selama proses pembelajaran, guru memantau diantara
kelompok-kelompok memperhatikan siswa mengatur pekerjaan dan
16 menemukan kesulitan dalam interaksi kelompok. Guru secara
terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika
diperlukan. Kemudian, para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai
informasi yang diperoleh dan merencanakan agar dapat diringkaskan
dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas. Proses ini akan
meningkatkan aktivitas mereka dalam belajar fisika. Semua kelompok
menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah
dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu
perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Hal ini membantu mereka
untuk lebih memahami materi kalor karena siswa langsung
mempresentasikan apa yang mereka buat dan proses ini diduga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Alur kerangka pemikiran penulis dari penelitian yang akan dilakukan
17
Keterangan:
: Alur tindakan
: Pengaruh tindakan
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka teoretis yang telah diungkapkan di atas, maka hipotesis
tindakan dalam penelitian ini adalah dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe GI pada materi kalor dapat meningkatkan keterampilan sosial
dan hasil belajar fisika siswa pada kelas VII C SMPN 2 Kalianda. Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe GI
Siswa melakukan investigasi dan mempersiapkan tugas
akhir yang akan
dipresentasikan di depan kelas Siswa membuat perencanaan dari masalah yang akan diteliti,
bagaimana proses, dan sumber yang digunakan
Siswa mengidentifikasi topik Pemberian tugas oleh guru
18
III. METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII C SMPN 2 Kalianda Tahun
Pelajaran 2011/2012. Jumlah siswa adalah 35 siswa yang terdiri dari 15 siswa
laki-laki dan 20 siswa perempuan.
B. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII C SMPN 2 Kalianda, Lampung
Selatan semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 menggunakan prosedur
penelitian tindakan kelas dengan proses kajian berdaur ulang yang terdiri dari
empat tahapan, yaitu:
Gambar 2. Alur penelitian tindakan kelas (Aqib, 2007: 30)
Setelah permasalahan diformulasikan, kemudian diterapkan penelitian
tindakan kelas dalam tiga siklus yang langkah-langkahnya diadaptasi dari
rancangan penelitian tindakan kelas pada gambar berikut:
Refleksi Observasi
19
Gambar 3. Siklus Penelitian Tindakan dari Kemmis dan Taggart dalam Arikunto (2008: 48)
Dari gambar di atas, penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus dengan
tahapan-tahapan sebagai berikut :
1. Orientasi lapangan atau kajian teoretis (pencarian dan analisis fakta)
2. Rencana Pembelajaran
3. Pelaksanaan tindakan.
4. Evaluasi kegiatan atau monotoring pelaksanaan dan pengaruhnya
5. Refleksi atau merinci kendala dan pengaruh dari implementasi
6. Tindak lanjut (kembali ke tahap 1 dan seterusnya). ORIENTASI LAPANGAN
atau KAJIAN TEORITIS
SIKLUS 1 SIKLUS 2 SIKLUS 3
20 C. Faktor yang Diteliti
Untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan di atas, ada beberapa
faktor yang akan diteliti pada penelitian ini, yaitu:
(1) Keterampilan sosial siswa dalam pelajaran fisika.
(2) Hasil belajar siswa pada materi kalor.
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini terdiri dari 3 (tiga) siklus belajar dan setiap siklus
dilaksanakan dengan beracuan pada peningkatan yang ingin dicapai.
Pelaksanaan penelitian ini menggunakan prosedur sebagai berikut:
(1) Perencanaan(plan)
(2) Pelaksanaan tindakan(action) (3) Evaluasi(observe)
(4) Refleksi(reflect)
Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas ini untuk setiap siklus akan
dijabarkan sebagai berikut:
1. Siklus Pertama
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah:
(1) Melakukan observasi awal di SMPN 2 Kalianda, Lampung Selatan.
(2) Menentukan model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan
21 (3) Menentukan peringkat akademik siswa berdasarkan data hasil
observasi awal yang nantinya digunakan sebagai pedoman
pembagian kelompok.
(4) Menyesuaikan silabus dengan sintak pembelajaran kooperatif tipe
GI.
(5) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
(6) Membuat Lembar Kerja Kelompok (LKK).
(7) Membuat lembar penilaian keterampilan proses sosial untuk
mengetahui keterampilan sosial siswa.
(8) Membuat lembar soalpost-test.
b. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah ditentukan, yaitu
sesuai dengan sintak model pembelajaran kooperatif tipe GI. Langkah yang dilakukan pada pembelajaran model GI adalah sebagai berikut:
(1) Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal ini guru membagi siswa ke dalam beberapa
kelompok berdasarkan hasil belajarnya, dalam satu kelompok
memiliki hasil belajar yang heterogen. Selanjutnya guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberi
kontribusi apa yang akan mereka selidiki dan meminta mereka
untuk menyelesaikannya. Di akhir pertemuan guru meminta
22 (2) Kegiatan Inti
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan merupakan adaptasi
dari model pembelajaran kooperatif tipe GI menurut Slavin
dalam Maesaroh (2005: 29). Tahapan pembelajarannya dapat
dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Tahap PembelajaranGroup InvestigationMenurut Slavin (2005:29).
Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberi kontribusi apa yang akan mereka selidiki. Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas.
Tahap II
Merencanakan tugas
Kelompok akan membagi sub topik kepada seluruh anggota. Kemudian membuat perencanaan dari masalah yang akan diteliti, bagaimana proses dan sumber apa yang akan dipakai. Tahap III
Membuat penyelidikan
Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan dan mengaplikasikan bagian mereka ke dalam pengetahuan baru dalam mencapai solusi masalah kelompok.
Tahap IV Mempersiapkan tugas akhir
Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang akan dipresentasikan di depan kelas.
Tahap V
Mempresentasikan tugas akhir
Siswa mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok lain tetap mengikuti.
Tahap VI Evaluasi
Soal ulangan mencakup seluruh topik yang telah diselidiki dan
dipresentasikan.
(3) Kegiatan Akhir
Setelah dilakukan presentasi, guru memberikan pertanyaan
yang berhubungan dengan materi yang dipresentasikan kepada
23 (4) Tahap Evaluasi
Pada tahap ini dilaksanakan proses evaluasi terhadap
pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif tipe GI, yaitu keterampilan sosial dan hasil belajar
selama proses pembelajaran. Data keterampilan sosial siswa
diperoleh berdasarkan lembar observasi keterampilan sosial.
Data hasil belajar siswa dilihat dari hasil evaluasi tiap akhir
siklus yang berupa tes hasil belajar tiap siklus.
(5) Tahap Refleksi
Hasil yang didapat pada tiap tahap evaluasi pada setiap siklus
dikumpulkan, dianalisis, dan dibuat kesimpulan sementara.
Hasil analisis dari tiap siklus digunakan untuk merefleksikan
diri, apakah dengan tindakan yang telah dilakukan dapat
meningkatkan keterampilan sosial dan hasil belajar siswa.
Hasil analisis data yang dilaksanakan pada tahap ini akan
digunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus
berikutnya.
2. Siklus Kedua
Pada dasarnya tahap demi tahap pembelajaran pada siklus kedua sama
dengan siklus pertama. Pelaksanaan siklus II ini diawali dengan perbaikan
dan pelaksanaan dari rekomendasi yang dihasilkan pada kegiatan refleksi
24 3. Siklus Ketiga
Tahap demi tahap yang dilaksanakan pada siklus ketiga tidak jauh berbeda
dengan siklus-siklus sebelumnya hanya mengadakan pembaharuan pada
kegiatan yang dirasakan kurang pada siklus sebelumnya dan dilakukan
penekanan pada aspek yang masih rendah ketercapaiannya pada
siklus-siklus sebelumnya untuk ditingkatkan lagi.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah:
(1)Lembar Kerja Kelompok (LKK) yang digunakan untuk membantu guru
dalam proses pembelajaran.
(2)Lembar observasi keterampilan sosial untuk mengetahui keterampilan
sosial siswa.
(3)Lembar tes hasil belajar untuk mendapatkan nilai hasil belajar siswa.
(4)Lembar observasi guru mengajar untuk evaluasi guru dari siklus I ke
siklus berikutnya.
F. Data dan Metode Pengumpulan Data 1. Data
Data yang diperoleh setelah dilakukannya penelitian ini adalah data berupa
data kuantitatif, yaitu data keterampilan sosial dan hasil tes belajar siswa
untuk mengetahui data keterampilan sosial dan hasil belajar yang
25 2. Metode Pengumpulan Data
a. Data Keterampilan Sosial
Data keterampilan sosial diambil melalui lembar observasi
keterampilan sosial selama proses pembelajaran berlangsung.
b. Data Hasil Belajar
Data pemahaman hasil belajar awal siswa, dilakukan dengan
memberikan 5 soal uraian mengenai kalor. Pada penelitian,
pengambilan data hasil belajar siswa dilakukan dengan memberikan
tes di akhir siklus. Materi yang diujikan berdasarkan presentasi yang
telah dilakukan pada setiap siklus.
G. Teknik Analisis Data
Setelah data penelitian diperoleh, selanjutnya dilakukan analisis data sebagai
sebagai berikut:
1. Keterampilan Sosial
Data keterampilan sosial diambil pada setiap pertemuan dengan
menggunakan lembar observasi terhadap keterampilan sosial siswa.
Pengumpulan data keterampilan sosial siswa dilakukan dengan memberi
chek list (√)pada setiap aspek keterampilan sosial yang dilakukan siswa
26 Tabel 2. Contoh lembar observasi keterampilan sosial siswa dalam
pembelajaran
No Nama siswa
Aspek keterampilan sosial yang diamati
1 2 3
Pada masing-masing item keterampilan sosial diberi nilai 1 sampai dengan 4
Prediktor :
A : Bertanya
Bertanya pada guru dan teman tentang materi pelajaran atau peristiwa
alam yang berkaitan dengan materi pelajaran
B : Menyumbang Ide
Mengajukan pendapat /ide yang berkenaan dengan pokok bahasan yang
Dipelajari
C : Menjadi pendengar yang baik
Memberi kesempatan bagi anggota kelompok lain untu mengemukakan
pendapat dalam diskusi kelompok dan mendengarkannya dengan baik
D : Berkomunikasi
Berkomunikasi baik dengan teman dalam diskusi kelompok maupun
dengan guru. Komunikasi yang terjadi berkaitan dengan mata pelajaran
yang dipelajari dengan deskriptor sebagai berikut:
1 = Jika belum terlihat
2 = jika mulai terlihat
3 = jika mulai berkembang
27 Tabel 3. Contoh analisis keterampilan sosial siswa
No Nama siswa Aspek keterampilan sosial Skor Keterampilan sosial ( % )
2. Data Hasil Belajar
Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah data hasil belajar siswa. Data
hasil belajar siswa berupa soal tes tertulis berbentuk uraian. Proses
analisis untuk data hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:
(a) Skor yang diperoleh dari masing-masing siswa adalah jumlah skor dari
setiap soal.
(b) Persentase pencapaian hasil belajar siswa diperoleh dengan rumus:
Nilai hasil belajar siswa adalah:
Nilai hasil belajar siswa per tes = % pencapaian pemahaman konsep
(c) Nilai rata-rata hasil belajar siswa diperoleh dengan rumus:
28 Untuk menentukan ketuntasan hasil belajar siswa disesuaikan dengan
KKM yang berlaku di sekolah yaitu 68. Apabila nilai siswa≥ 68,
maka dikategorikan tuntas.
H. Indikator Kinerja
Indikator kinerja pada penelitian ini adalah:
1) Meningkatnya keterampilan sosial siswa dalam aspek keterampilan
berkomunikasi terhadap pelajaran fisika setelah diterapkannya model
pembelajaran kooperatif tipe GI.
2) Meningkatnya hasil belajar fisika siswa melampaui kriteria ketuntasan
59
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe GI adalah sebagai berikut:
1. Keterampilan sosial siswa dapat ditingkatkan dengan cara memfasilitasi
siswa bekerja di dalam kelompok dan mengomunikasikannya. Dalam
proses ini akan terjadi interaksi di dalam kelas sehingga keterampilan
sosial dapat meningkat. Terjadi peningkatan keterampilan sosial siswa
pada setiap siklusnya. Nilai rata-rata keterampilan sosial siswa selama
pembelajaran pada siklus I adalah 61,43 dengan kategori sedang, pada
siklus II meningkat sebesar 6,65 menjadi 68,04 dengan kategori sedang,
dan pada siklus III keterampilan sosial siswa kembali meningkat sebesar
7,5 menjadi 75,54 dengan kategori sedang
2. Hasil belajar fisika siswa pada setiap siklusnya dapat ditingkatkan melalui
optimalisasi peran individu dalam kelompok untuk melakukan sejumlah
penyelidikan (investigasi) . Pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa
adalah 46,29 dengan kategori tidak tuntas, kemudian pada siklus II
meningkat sebesar 15,14 menjadi 61,43dengan kategori “TidakTuntas”,
dan pada siklus III rata-rata hasil belajar kembali meningkat sebesar 9,28
60 B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan bagi guru atau
guru peneliti yang akan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe GI
harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Guru harus lebih memahami sintak-sintak pada model pembelajaran yang
digunakan agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar.
2. Guru harus mampu menyesuaikan pengelolaan waktu dengan RPP, agar
pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.
3. Guru harus memperhatikan dan memantau kekompakan kelompok belajar
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan agar siswa dapat bekerja sama
dengan baik dan tidak membuat kegaduhan di kelas.
4. Guru harus lebih memotivasi siswa untuk menyelesaikan tugas dengan
baik sehingga siswa dapat memanfaatkan kehadiran guru sebagai
fasilitator.
5. Guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe GI karena
pembelajaran ini dapat meningkatkan keterampilan sosial dan hasil
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. 1999.Metode Pembelajaran Tindakan Kelas. Jakarta: Grafindo Aqib, Zainal. 2006.Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung: Yrama
Widya
Arikunto, Suharsimi. 2008.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Depdiknas. 2004.Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Depdiknas RI Djamarah dan Zain. 2006.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Hamalik, Oemar. 2001.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Ibrahim, Muslimin dan Muhammad Nur. 2000.Pembelajaran Kooperatif.
Surabaya: Universitas Negeri Surabaya
Kiranawati. 2007.Metode Investigasi Kelompok (Group Investigation). [On line] tersedia: http: //gurupkn.wordpress.com/ 2007/11/13/ metode-investigasi-kelompok-group-investigation/. 17/08/2010. 14.05 WIB
Lie, Anita. 2003.Cooperative Learning,MempraktikkanCooperative Learning Di Ruang-ruang Kelas.Jakarta : Grasindo
Maesaroh, Siti. 2005.Efektivitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Group Investigation Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Memes, Wayan. 2001.“Perbaikan Pembelajaran Topik Kalor di SLTP”. (Jurnal). Pendidikan dan Pengajaran KIP Negeri Singaraja. Departemen Pendidikan Nasional RI.
Mulyono. 2002.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Pustaka
Soemanto, Wasty. 1990.Psikologi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta Sardiman, A.M. 2005.Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Raja
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc ……….
Sekretaris : Dr. Abdurrahman, M.Si ……….
Penguji
Bukan Pembimbing : Dr. Undang Rosidin, M.Pd. ……….
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003
Judul Skripsi : IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN SOSIAL DAN HASIL BELAJAR
(PTK di KelasVIII – A SMPN 2 Kalianda)
Nama Mahasiswa : UMI ULFAH UTAMI
Nomor Pokok Mahasiswa : 1013071011
Program Studi : Pendidikan Fisika
Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Drs. I Dewa Putu Nyeneng, M.Sc Dr. Abdurrahman, M.Si
NIP. 19580603 198303 1 002 NIP. 19681210 199303 1 002
2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA