• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS VIII 5 SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 2 PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2009/2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS VIII 5 SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 2 PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2009/2010"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Kukuh Prihandoko

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN

CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) PADA SISWA KELAS VIII 5 SEMESTER GANJIL

SMP NEGERI 2 PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh

KUKUH PRIHANDOKO

Salah satu faktor penyebab masih belum optimalnya hasil belajar IPS ekonomi

siswa kelas VIII 5 SMP Negeri 2 Pringsewu adalah rendahnya aktivitas siswa

dalam proses belajar mengajar, di mana dalam proses tersebut siswa cenderung

kurang aktif dalam belajar. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu alternatif untuk

mengembangkan pembelajaran. Alternatif itu antara lain melalui pendekatan

pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL). Pendekatan dalam

pembelajaran tersebut diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

IPS ekonomi siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) peningkatan

aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan penerapan pendekatan

pembelajaran CTL pada mata pelajaran IPS Ekonomi kelas VIII 5 di SMP Negeri

2 Pringsewu Tahun Pelajaran 2009/2010, dan 2) peningkatan hasil belajar siswa

selama proses pembelajaran dengan penerapan pendekatan pembelajaran CTL

pada mata pelajaran IPS Ekonomi kelas VIII 5 di SMP Negeri 2 Pringsewu Tahun

(2)

Kukuh Prihandoko

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII 5 SMP Negeri 2 Pringsewu semester

ganjil pada pembelajaran kelangkaan, pelaku pasar serta pasar tahun pelajaran

2009/2010, dengan jumlah siswa 37 orang yang terdiri dari 15 orang siswa

laki-laki dan 22 orang siswa perempuan. Penelitian ini menggunakan model penelitian

tindakan kelas dengan empat tahap yaitu (1) perencanaan (planning), (2) tindakan

(acting), (3) observasi (observing), dan (4) refleksi (reflecting). Data penelitian

ini dikumpulkan melalui lembar observasi aktivitas siswa, pengelolaan

pembelajaran, dan hasil belajar siswa yang terdiri dari 3 siklus dan diperoleh dari

tes setiap akhir siklus.

Hasil penelitian dan pengamatan diperoleh: 1) rata-rata aktivitas siswa yang

dikategorikan aktif pada siklus I sebesar 58,11%; pada siklus II sebesar 70,27%;

pada siklus III sebesar 82,43%. Selisih peningkatan setiap siklusnya yaitu dari

siklus I ke siklus II sebesar 12,16%; dari siklus II ke siklus III sebesar 12,16%;

dan dari siklus I ke siklus III sebesar 24,32%. Berdasarkan data yang diperoleh

ternyata aktivitas siswa pada setiap siklusnya mengalami peningkatan;

2) nilai rata-rata kelas siswa pada siklus I adalah 52,57, pada siklus II sebesar

59,73, dan pada siklus III sebesar 68,92. Kemudian persentase siswa yang

memperoleh nilai ≥ 65 pada siklus I adalah 21,62%, siklus II sebesar 37,84%, dan

siklus III sebesar 91,89%. Simpulan dari penelitian ini adalah melalui pendekatan

pembelajaran CTL dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada mata

pelajaran IPS Ekonomi kelas VIII 5 di SMP Negeri 2 Pringsewu Tahun Pelajaran

2009/2010.

(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan pembelajaran dengan

pendekatan kontakstual yang dilakukan di SMP Negeri 2 Pringsewu, maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual pada kelas VIII 5 SMP

Negeri 2 Pringsewu dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada setiap

siklusnya. Rata-rata peningkatan aktivitas belajar siswa yang sesuai

dengan indikator yang diamati pada saat pembelajaran pada siklus I yaitu

sebesar 58,11 %; pada siklus II meningkat sebesar 12,16% sehingga

menjadi 70,27 %, dan meningkat kembali pada siklus III sebesar 12,16%

menjadi 82,43 %.

2. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual pada kelas VIII 5 SMP

Negeri 2 Pringsewu dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada setiap

siklusnya. Rata-rata peningkatan hasil belajar ekonomi siswa pada siklus I

sebesar 52,57; pada siklus II sebesar 59,73 dan pada siklus III sebesar

68,92. Persentase ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 21,62% dan pada

siklus II meningkat sebesar 16,22% sehingga menjadi 37,84% dan

(4)

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka terdapat beberapa saran

yang ingin penulis sampaikan bagi penulis sendiri dan bagi pembaca yang

ingin menerapkannya pada proses pembelajaran sejenis, yaitu:

1. Hendaknya guru IPS ekonomi di SMP Negeri 2 pringsewu dapat

menerapkan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran untuk

meningkatkan aktivitas belajar siswa.

2. Hendaknya guru IPS ekonomi di SMP Negeri 2 pringsewu dapat

menerapkan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Kepada guru IPS ekonomi, hendaknya lebih dapat mengenal karakter

siswanya, kemudian menerapkan pendekatan yang sesuai dengan

(5)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan modal yang sangat penting bagi kemajuan dan

pembangunan suatu bangsa guna meningkatkan daya saing terhadap tantangan

kemajuan zaman saat ini. Dengan majunya pendidikkan maka akan bisa

meningkatkan kualitas sumber daya manusia menjadi lebih baik dan

berkompeten di bidangnya sehingga terwujudnya sumber daya manusia yang

berkualitas dan mempunyai daya saing yang tinggi dengan bangsa lain. Untuk

meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia dapat dimulai

dengan memfokuskan pada bidang pendidikan baik formal, nonformal

maupun informal, khususnya pendidikan dasar 9 tahun pada jenjang SMP.

Karena pendidikan merupakan modal dasar bagi perkembangan diri setiap

orang dan dengan pendidikan pula akan mencetak generasi penerus bangsa

yang produktif yang secara aktif membangun bangsanya kedepan menjadi

sebuah bangsa yang besar dan mempunyai peradaban yang maju.

Melihat fenomena yang semakin mahalnya biaya pendidikan pada saat ini,

mulai dari tingkat dasar sampai dengan tingkat perguruan tinggi semakin

menambah beban hidup masyarakat. Mahalnya biaya pendidikan tersebut

(6)

masyarakat pada umumnya. Banyak sekali anak-anak dikala usia yang

mempunyai keinginan untuk melanjutkan sekolah dan didukung dengan

kemampuan kecerdasan intelegensi yang lumayan tetapi mereka tidak punya

kesempatan untuk bersekolah.

Seiring dengan program dari pemerintah dengan mewajibkan pendidikan dasar

wajib belajar 9 tahun minimal pada jenjang SMP. Hal ini akan mendukung

program pemerintah tentang pemberantasan buta aksara dan mempersiapkan

generasi muda yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sangat

dibutuhkan dalam persaingan ekonomi global. Maka disini pendidikan

khususnya dalam bidang pembelajaran secara formal di sekolah memegang

peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan generasi muda untuk

menyongsong masa depan.

Pengetahuan yang diperoleh disekolah diharapkan dapat diterapkan dalam

kehidupan bermasyarakat. Pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki

hendaknya harus selalu disesuaikan dengan kebutuhan dan dunia kerja pada

saat sekarang ini, sehingga memungkinkan lulusan dari sekolah formal dapat

diterima di dunia kerja dan mampu bersinergi dengan rekan kerjanya yang

telah bekerja lebih dahulu.

Setiap siswa haruslah dibekali pengetahuan yang jelas dan gamblang tentang

dunia kerja sesungguhnya. Sehingga setelah lulus para siswa tidak bingung

lagi dalam memilih pekerjaan jenis pekerjaan yang dipilih hendaknya harus

disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki. Siswa dipersiapkan untuk

(7)

Sehingga guru bertugas untuk mengarahkan dan memberikan penjelasan saja.

Disekolah siswa diajak dan dilatih agar terbiasa untuk mencari sendiri

jawaban atas permasalahan yang dihadapi. Proses seperti ini dilakukan secara

bertahap dan disesuaikan dengan tingkatan perkembangan siswa. Sehingga

dengan sistem pembelajaran yang menggunakan model kontekstual didalam

kelas diharapkan aktivitas belajar akan meningkat, karena siswa akan

cenderung untuk selalu berusaha mencari jawaban sendiri.

Belajar merupakan sebuah proses yang menghasilkan suatu perubahan yang

signifikan dalam perilaku anak dalam kurun waktu tertentu, dimanapun,

dilakukan secara berkelanjutan dan terus menerus sepanjang hayat dan bersifat

tetap. Perubahan dalam belajar seperti sikap dan tingkah laku menuju

kedewasaan didalam cara berfikir dan dalam menghadapi berbagai

permasalahan hidupnya. Sehingga pengetahuan yang diperoleh disekolah

dapat diterapkan didalm kehidupan bermasyarakat. Dan terwujudnya manusia

yang mandiri dan mampu bersaing terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan harus dilaksanakan

didalam sebuah kehidupan manusia. Dengan pembelajaran kita akan dapat

menambah pengetahuan dan pengalaman hidup kita. Sering tanpa kita sadari

kita bisa melakukan suatu hal yang sebelumnya belum pernah kita bayangkan

sekalipun. Tanpa kita sadari kita selalu merasa jenuh bila menghadapi hal

yang itu-itu juga, tanpa adanya perubahan. Rasa bosan dan jenuh inilah yang

(8)

(CTL). Metode ini akan mengajak siswa untuk praktek langsung dengan

terjun kelapangan dengan bekal teori yang didapat oleh guru disekolah.

Karena ingatan kita yang sangat terbatas, semakin banyak kita mengetahui hal

yang kita anggap baru maka semakin banyak pula hal yang akan dilupakan

walaupun telah kita pelajari dan kuasai. Maka dari itu kita harus selalu

mengulang, banyak latihan dan mempraktekanya dalam kehidupan sehari-

hari. Sehingga ilmu itu tidak lupa karena selalu diterapkan dalam kehidupan

bermasyarakat setiap waktu. Jadi kita harus menyeimbangkan antara teori dan

materi yang kita pelajari disekolah dengan mempraktekanya di kehidupan

nyata dirumah.

Belajar merupakan sebuah proses dan sangat erat hubungannya dengan hasil

belajar, karena bila kita berusaha dengan sepenuh hati dan sungguh-sungguh

dalam belajar tentunya hasil belajar yang akan kita peroleh dalam

pembelajaran juga akan baik. Belajar adalah sebuah proses menuju kearah

perubahan yang sifatnya positif dan disertai berkembangnya pengetahuan

keilmuan kita. Belajar bukanlah hanya sebatas menghafal melainkan lebih dari

pada itu, belajar lebih kepada sebuah proses pemahaman kita dalam

memahami suatu hal yang kita anggap menarik menurut kita. Seorang guru

juga tidak boleh merasa cepat bangga dan puas terhadap siswa yang dapat

menghafal diluar kepala materi yang dipelajari dan menganggap tujuan

pengajaran telah tercapai. Sehingga siswa dapat menjawab pertanyaan yang

jawabannya bersifat menghafal materi bukan atas dasar pemahaman.

Kelemahan kita adalah bila semakin banyak kita menghafal maka akan

(9)

Setiap siswa merupakan pribadi yang berbeda dan unik, sehingga guru juga

memperlakukan setiap siswa pasti berbeda. Selain perbedaan dari setiap siswa

dari segi bakat dan minat, mereka juga berbeda latar belakang. Perlakuan

khususnya dalam menilai hasil belajar hendaknya berbeda pula. Karena ada

siswa yang rajin tetapi banyak pula siswa yang kurang rajian dan kurang

semangat dalam belajar. Mereka ada yang suka dan ada juga yang kurang suka

dengan pelajaran ekonomi. Ada sebagian siswa SMP yang beranganggapan

bahwa mata pelajaran ekonomi adalah salah satu mata pelajaran yang

tergolong sulit untuk dimengerti dan dipahami. Hal ini bisa terjadi karena

dipengaruhi oleh dua faktor, faktor dari dalam dan luar diri siswa yang

keduanya saling berhubungan satu sama lain. Faktor dari luar yang

menyebabkan siswa menjadi kurang semangat dalam belajar bisa disebabkan

karena cara mengajar guru yang belum efektif, sehingga nilai siswa dalam

mata pelajaran ekonomi digolongkan masih cukup rendah.

Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara yang dilakukan terhadap

guru bidang studi ekonomi di SMP Negeri 2 Pringsewu kelas VIII5 dapat

diketahui bahwa salah satu penyebabnya adalah proses pembelajaran ekonomi

yang dilakukan oleh guru masih menggunakan metode tradisional dengan

ceramah. Dalam memberikan materi pembelajaran guru lebih menekankan

pada penyampaian informasi berupa materi yang diajarkan, bukan lebih

kepada bagaiman cara menumbuhkan keaktifan dari dalam diri siswa untuk

memecahkan permasalahan dan aktivitas siswa dalam belajar di kelas. Hal

tersebut menyebabkan cara belajar siswa menjadi kurang efektif dan efisien,

(10)

pembelajaran. Selain itu aktivitas belajar sehari-hari siswa dikelas juga

sangatlah terbatas dan bersifat monoton karena siswa hanya mendengarkan

dan mencatat materi yang disampaikan oleh guru didepan kelas. Banyak siswa

yang tidak memperhatikan pelajaran dengan main dengan teman, mengobrol

dan ada yang sampai tidur karena tidak memperhatikan penjelasan dari

gurunya. Pembelajaran belum melibatkan peranan siswa secara aktif didalam

kelas sehingga suasana kelas menjadi kurang hidup karena sumber

pengetahuan siswa hanya guru dan buku pelajaran. Dalam hal ini guru hanya

melihat dari segi kognitif saja dan kurang memperhatikan peran aktif siswa

dalam proses pembelajaran.

Hal ini pada akhirnya membawa dampak terhadap suasana belajar siswa yang

kurang menyenangkan, siswa merasa bosan pada materi yang diberikan oleh

guru. Siswa menjadi kurang bersemangat untuk memperhatikan pelajaran

yang disampaikan guru dan cenderung melakukan hal yang menunjukkan

penolakan sehingga aktivitas-aktivitas belajar di kelas dan hasil belajar yang

diperoleh siswa menjadi kurang optimal.

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan pada siswa kelas

VIII5 SMP Negeri 2 Pringsewu tahun pelajaran 2008/2009, hasil belajar pada

saat Ujian Semester Ganjil dapat dilihat dari hasil perolehan nilai siswa di

(11)
[image:11.595.130.510.85.248.2]

Tabel 1. Nilai Siswa Pada Ujian Semester Kelas VIII5 SMP Negeri 2

Pringsewu Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2008/2009

No Nilai

(0-100) Banyaknya Siswa Persentase

1 90-100 0 0

2 80-89 0 0

3 60-79 11 25

4 50-59 19 43,18

5 00-50 14 31,82

Jumlah 44 100%

Sumber : Guru Mata Pelajaran Ekonomi

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil belajar pada pembelajaran

ekonomi yang diperoleh siswa kelas VIII5 pada ujian semester ganjil masih

rendah nilai rata-rata siswa sebesar 55,70. Jumlah siswa pada kelas VIII5 yang

memperoleh nilai diatas 60 (syarat minimal dikatakan tuntas dalam belajar )

sebanyak 9 siswa dengan persentase 20,45% dan siswa yang memperoleh nilai

dibawah 60 sebanyak 35 siswa dengan persentase 79,55%.

SMP Negeri 2 Pringsewumenetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

sebesar 60. Hal ini berarti siswa belum memenuhi ketuntasan kompetensi

minimal yang ditetapkan oleh guru yaitu 75% siswa memperoleh nilai 60.

Berdasarkan dari uraian di atas, rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa

diduga karena guru menggunakan model pembelajaran yang kurang tepat dan

belum efektif dalam kegiatan pembelajaran. Untuk mencapai hasil

pembelajaran siswa sampai pada titik optimal, maka perlu adanya perbaikan

proses dalam kegiatan pembelajaran oleh guru sehingga memungkinkan dapat

(12)

Salah satu model pembelajaran yang diharapkan akan dapat mengatasi

masalah tersebut dan merupakan jawaban dari berbagai pertanyaan tentang

metode apa yang paling tepat dipakai dalam kegiatan pengajaran disaat

sekarang ini adalah pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching

and Learning (CTL).

Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar di kelas, penulis optimis

dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

guru akan dapat berhasil dalam kegiatan pembelajaran. Pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep pembelajaran

yang membantu guru untuk menghubungkan antara materi ajar dengan situasi

dunia nyata siswa, yang dapat mendorong siswa untuk membuat hubungan

antara pengetahuan yang diperoleh dan dipelajari disekolah dengan

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari para siswa dirumah yang

bertnotabene sebagai bagian dari anggota keluarga dan didalam kehidupan

bermasyarakat. Berawal dari konsepsi ini diharapakan hasil pembelajaran

siswa disekolah akan bisa lebih mengena dan lebih bermakna lagi sesui

dengan tujuan pembelajaran. Proses pembelajarannya akan berlangsung secara

wajar dan alamiah karena siswa akan diajak dan disimulasikan seolah-olah

secara nyata siswa masuk dalam sebuah bentuk kegiatan belajar dimana siswa

akan bekerja dan benar-benar mangalami kenyataan, bukan hanya sekedar

(13)

Dalam pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ini, siswa akan

selalu diarahkan untuk memahami makna dan manfaat dari sebuah proses

belajar. Diharapkan dalam hati siswa akan muncul kesadaran betapa

pentingnya pengetahuan dari proses pembelajaran yang mereka dapatkan

disekolah. Pengetahuan dapat dijadikan sebagai bekal hidup sehingga akan

berguna dikemudian hari bagi kehidupnya dimasa yang akan datang. Dengan

demikian mereka akan menganggap belajar bukan sekedar keharusan

melainkan sebuah kewajiban dan kebutuhan yang wajib dipenuhi sebagai

bekal hidupnya kelak, sehingga siswa tidak merasa terbebani dengan hal yang

mereka anggap tidak begitu penting.

Dalam menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) di

kelas, tugas guru adalah sebagai fasilitator yang membantu dan mengarahkan

siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Tugas guru adalah mengelola

kelas agar supaya menjadi lebih kondusif dan mendukung dalam proses

kegiatan belajar siswa, sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan baik.

Jadi siswa akan dapat menyimpulkan sendiri makna pengetahuan atau

keterampilan dari proses belajar yang mereka peroleh disekolah dan

menerapkan dalam kehidupan bermasyarakat, guru hanya memberikan

berbagai pancingan kepada siswa agar lebih mandiri dalam belajar.

Siswa adalah mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. Siswa butuh

bantuan dan kerjasama dan tidak mampu mengambil keputusan sendiri.

Karena setiap orang pastinya akan berbeda dalam menanggapi suatu

(14)

Jadi dalam pembelajaran hendaknya menerapkan pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL) di kelas karena dapat mendorong siswa untuk

membuat hubungan antara pengetahuan yang diperoleh dan dipelajari

disekolah dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari para siswa.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasi masalah sebagai

berikut:

1. Hasil belajar siswa mata pelajaran ekonomi d SMP N 2 Pringsewu

tergolong masih rendah. Hal ini terlihat dari perolehan nilai rata-rata

siswa sebesar 55,70 pada ujian semester ganjil tahun pelajaran 2008/2009

mengindikasikan bahwa nilai yang diperoleh siswa berada dibawah

rata-rata nilai standar ketuntasan belajar siswa.

2. Guru masih menggunakan metode belajar dengan ceramah, sehingga

proses pembelajaran bersifat monoton dan hanya terpusat pada guru,

sedangkan siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru sehingga tidak

ada umpan balik antara guru dan siswa.

3. Masih rendahnya aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran.

4. Siswa mengalami kesulitan dalam memaknai materi pelajaran yang

dipelajari.

C. Pembatasan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada hal-hal sebagai

(15)

1. Penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam

pembelajaran dibatasi pada kompetensi dasar Kelangkaan Sumber Daya

dan Kebutuhan Manusia, Pelaku Ekonomi dan Pasar.

2. Aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung meliputi :

1) memperhatikan penjelasan guru; 2) mencatat materi; 3) membaca buku;

4) bekerjasama dengan dengan teman satu kelompok;

5) mempresentasikan hasil belajar kelompok di depan kelas; 6) menjawab

pertanyaan dari kelompok lain; 7) merasa bersemangat dalam belajar.

3. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil dari tes formatif yang

diberikan dalam proses pembelajaran pada setiap akhir siklus.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah dengan penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning

(CTL) dalam pembelajaran ekonomi dapat meningkatkan aktivitas belajar

ekonomi siswa kelas VIII5 semester ganjil SMP Negeri 2 Pringsewutahun

pelajaran 2008/2009?

2. Apakah dengan penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning

(CTL) dalam pembelajaran ekonomi dapat meningkatkan hasil belajar

ekonomi siswa kelas VIII5 semester ganjil SMP Negeri 2 Pringsewu tahun

(16)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah, untuk mengetahui :

1. Peningkatan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran ekonomi

kelas VIII5 semester ganjil SMP Negeri 2 Pringsewu tahun pelajaran

2008/2009.

2. Peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran ekonomi

kelas VIII5 semester ganjil SMP Negeri 2 Pringsewu tahun pelajaran

2008/2009.

F. Kegunaan Penelitian

1. Bagi Siswa

Membantu siswa dalam memahami materi pelajaran dan memudahkan

siswa dalam proses pembelajaran yang lebih menyenangkan dengan

mengaitkan materi pelajaran disekolah dengan konteks kehidupan

sehari-hari, sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS ekonomi

siswa.

2. Bagi Guru

Kontribusi positif bagi para guru khususnya guru mata pelajaran ekonomi

sebagai alternatif pilihan strategi pembelajaran yang bisa dipakai yaitu

pembelajaran dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning

(17)

Penelitian ini secara praktis akan dapat memberikan inspirasi tentang

penggunaan model pembelajaran yang efektif guna memperbaiki proses

pembelajaran di kelas agar mempermudah siswa untuk memahami meteri

pelajaran ekonomi yang disampaikan, sehingga aktivitas dan hasil belajar

siswa menjadi lebih baik.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini bermanfaat dalam perbaikan proses belajar mengajar di

dalam kelas.

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini sangat bermanfaat dalam upaya pemberian pelatihan,

pengembangan pengetahuan dan pemahaman tentang pengalaman

mengajar yang lebih baik.

G. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah :

1. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep

belajar yang dapat membantu guru dalam menghubungkan antara materi

pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan

masyarakat.

2. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran, meliputi mendengarkan

penjelasan dari guru, menulis materi yang disampaikan guru, membaca

(18)

soal latihan, berdiskusi dengan kelompok dan bersemangat dalam

mengikuti pembelajaran.

3. Hasil belajar ekonomi siswa, untuk mengetahui sejauh mana tingkat

keberhasilan siswa setelah diberikan pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Bentuk tes yang

dipergunakan yaitu tes tertulis yang akan diberikan pada siswa pada setiap

akhir siklus.

4. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada kelas VIII5 SMP Negeri 2

Pringsewu semester ganjil tahun pelajaran 2008/2009.

5. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam materi pembelajaran tentang

memahami kegiatan pelaku ekonomi di masyarakat dengan materi

pelajaran adalah Kelangkaan Sumber Daya dan Kebutuhan Manusia,

Gambar

Tabel 1. Nilai Siswa Pada Ujian Semester Kelas VIII5 SMP Negeri 2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I diketahui bahwa tindakan yang dilakukan peneliti berupa penerapan metode demonstrasi dengan menggunakan media

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan. © Bella Muhammad Anugrah 2014 Universitas

Dari data yang diperoleh mengenai gambaran variabel bebas, bahwa kegiatan koordinasi yang efektif dilakukan sebesar 72,35% artinya kepala perpustakaan cukup

Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Model pembelajaran bahasa Indonesia yang bagaimanakah yang dapat meningkatkan kemampuan berbicara

Dengan asumsi setiap TKI yang ditempatkan membuka usaha, tingkat pengangguran di Sumatera Utara tahun 2008 berkurang sebesar 20,53%; usaha TKI Puma berperan

Berikut ini adalah Algoritma untuk menyisipkan I TEM ke dalam list, tepat sesudah simpul A, atau jika LOC = NULL, maka I TEM disisipkan sebagai simpul pertama dari list.. Misalkan

Jumlah biaya tetap usaha ayam Broiler sangat bervariasi jika dilihat menurut periode pemeliharaan, semakin lama periode pemeliharaan maka semakin besar biaya

Between the internal auditors and the audit committee must be established appropriate communication processes are well stated by Cohen, et.al (2007) the process