• Tidak ada hasil yang ditemukan

Isolasi dan identifkasi gen laktoferin pada susu kambing kacang berlaktoferin tinggi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Isolasi dan identifkasi gen laktoferin pada susu kambing kacang berlaktoferin tinggi"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

ISOLASI DAN IDENTIFKASI GEN LAKTOFERIN PADA

SUSU KAMBING KACANG BERLAKTOFERIN TINGGI

Rarah Ratih Adjie Maheswari1), Cece Sumantri, Ahmad Farajallah

Kambing kacang merupakan salah satu ternak lokal yang belum tereksplorasi secara optimal. Kambing kacang lebih dikenal sebagai ternak pedaging. Kambing 1kacang memiliki potensi sebagai penghasil susu yang dapat memberikan nilai tambah bagi perekonomian masyarakat. Susu kambing kacang merupakan salah satu sumber laktoferin yang memiliki berbagai manfaat, diantaranya sebagai zat antimikroba. Pemanfaatan susu kambing kacang sebagai sumber laktoferin diharapkan dapat mengatasi kasus infeksi pencernaan yang tinggi pada masyarakat.

Penelitian pada tahun pertama ini bertujuan untuk mengetahui kualitas susu kambing kacang dari peternakan rakyat di kecamatan Jasinga dan Tenjo, kabupaten Bogor serta mengidentifikasi dan mengisolasi laktoferin yang terkandung di dalamnya. Kandungan laktoferin yang tinggi dalam susu akan meningkatkan kualitas susu sebagai pangan fungsional. Laktoferin kolostrum dan susu kambing kacang diidentifikasi dengan metode single radial immunodifusi (SRID) dan

SDS-PAGE. Metode SRID dilakukan dengan mendifusikan whey kolostrum dan susu

kambing kacang ke dalam gel yang mengandung anti-laktoferin (Sigma-Aldrich Co.). Metode SDS-PAGE menggunakan konsentrasi gel akrilamida 7,5%. Pada tahun kedua target penelitian adalah (1) menguji korelasi antara genotipe AA, AB dan BB dengan kadar lakrtoferin, Somatic Cell Count (SCC) dan jumlah bakteri susu (Total

plate count, Coliforrn dan E.coli), serta (2 ) melakukan identifikasi polimorfisme gen

laktoferin melalui (a) isolasi DNA, (b) amplifikasi fragmen gen lactoferin dengan PCR, (c) pemotongan produk PCR dengan enzim ECOR-I (PCR-RFLP), (d) elektroforesis. dan (e) genotyping gen Laktoferin AA, AB dan BB. Penelitian melibatkan Bagian Ilmu Produksi Temak Perah dan Bagian Pemuliaan dan Genetika Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknoiogi Peternakan Fakultas Peternakan, Laboratorium Pascasarjana Departemen Biokimia Fakultas MIPA, Laboratorium Mikrobiologi dan Biokimia Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknoiogi, Laboratoriurn Zoologi FMIPA, Laboratorium Pusat Pengembangan Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor.

Susu kambing kacang asal peternakan rakyat di kecamatan Jasinga dan Tenjo, kabupaten Bogor memiliki komposisi yang masih memenuhi Standar Minimum Susu Segar (BSN, 1998b). Identifikasi laktoferin dapat dilakukan dengan metode

single radial immunodiffusi (SRID) maupun SDS-PAGE. Metode SRID tidak mampu

mengidentifikasi laktoferin dengan konsentrasi rendah di dalam kolostrurn dan susu kambing kacang, sedangkan metode SDS-PAGE lebih akurat untuk mengidentifikasi kandungan laktoferin di dalam kolostrum dan susu kambing kacang. Bobot molekul laktoferin kolostrum dan susu kambing kacang berdasarkan hasil SDS-PAGE adalah 73.144 Da. Kandungan laktoferin pada kolostrum dan susu kambing kacang berdasarkan diameter zona presipitin meningkat sampai 48 jam setelah melahirkan dan turun kembali setelah 48 jam setelah melahirkan.

Referensi

Dokumen terkait

Nilai heritabilitas bobot lahir, bobot 3 bulan dan bobot 6 bulan pada anak kambing kacang masih tergolong rendah, sedangkan untuk nilai korelasi genetik antara sifat bobot

Kesimpulan penelitian ini adalah bobot potong, bobot karkas, dan bobot komponen karkas kambing Kacang lebih rendah daripada Kambing Peranakan Etawa, dan

aureus dari susu kambing tidak hemolitik 80%, koagulase positif 40%, klumping faktor positif 20%, resisten terhadap antibiotik ampisilin dan penisilin 30%, sedangkan resisten

Vektor eigen tertingi yang diperoleh pada persamaan ukuran ternak kambing Kacang jantan, betina serta koreksi dari betina ke jantan di dataran tinggi maupun dataran

Menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998), susu kambing mengacu pada SNI 01-3141-1998 tentang susu segar adalah susu yang berasal dari ambing induk kambing yang sehat dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keragaman gen fekunditas (BMPR1B dan BMP15) pada tiga kambing lokal Indonesia, yaitu kambing Kacang, Samosir dan Muara

Kesimpulan penelitian ini adalah bobot potong, bobot karkas, dan bobot komponen karkas kambing Kacang lebih rendah daripada Kambing Peranakan Etawa, dan

Pemeriksaan hematologi dan urinalisis pada kambing