• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kategori Verba Pada Harian Analisa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kategori Verba Pada Harian Analisa"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

KATEGORI VERBA PADA HARIAN ANALISA

SKRIPSI

Oleh

HERWANTO

NIM 040701025

DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruaan tinggi dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacuh dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang saya perbuat ini tidak benar maka saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar kesarjanaan yang saya peroleh.

Medan, Februari 2009

(3)

KATEGORI VERBA PADA HARIAN ANALISA

HERWANTO

ABSTRAK

(4)

PRAKATA

Puji syukur penulis ucapkan kapada Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik.

Penulis juga mengucapkan terimakasi kepada:

1. Bapak Drs. Syaifuddin, M.A.Ph.D., sebagai Dekan Fakultas Sastra USU.

2. Ibu Dra. Nurhayati Harahap, M.Hum.,sebagai Ketua Departemen Sastra

Indonesia Fakultas Sastra USU yang telah memberikan dukungan kepada

penulis mengikuti perkuliahan di Departemen Sastra Indonesia.

3. Bapak Drs. Parlaungan Ritonga, M.Hum.,sebagai Pembantu Dekan III dan

sekaligus sebagai dosen pembimbing I yang telah banyak dan sabar

memberikan bimbingan serta dukungan selama penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Drs. Hariadi Susilo, M. Si.,sebagai dosen pembimbing II yang telah

membimbing dan memberikan masukan kepada penulis dalam penyelesaian

skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu staf pengajar Departemen Sastra Indonesia Fakultas Sastra USU

yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengajaran selama penulis

mengikuti perkuliahan.

6. Ibu Dra. Sugihana Sembiring, M. Hum.,sebagai dosen pembimbing akademik

yang telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis selama

menjadi mahasiswa.

7. Kakanda kami Ade yang telah banyak memberikan kemudahan kepada penulis

dalam menyelesaikan segala urusan administrasi di Departemen Sastra

(5)

8. Kedua orang tua tercinta, ayahanda Tamirin dan ibunda Misliani yang sangat

setia mendampingi, memberikan doa serta dukungan moral dan material

kepada penulis. Semua ini penulis persembahkan buat ayah dan ibu.

9. Kakanda, abang dan adik penulis yang selalu memberikan semangat dan

motifasi untuk penyelesain skripsi ini.

10. Semua teman di Departemen Sastra Indonesia Fakultas Sastra Indonesia

stambuk 04 dan khususnya Aming, Ori, Riky, Lekmon, dan Nico, terima kasih

sudah menjadi sahabat yang baik buat penulis.

11. Adinda Siti Chadijah Tanjung yang selalu memberikan semangat dan

dorongan hingga skripsi ini selesai.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca yanng sifatnya

membangun.

Akhirnya,penulis berharap skripsi ini dapat menambah wawasan

pengetahuan pembaca.

Medan, Februari 2009

(6)
(7)

2.1.5 Tipe V verba yang menyatakan proses ... 23

2.1.6 Tipe V1 verba yang menyatakan proses-pengalaman ... 24

2.1.7 Tipe V11 verba yang menyatakan proses kepemilikan ... 25

2.1.8 Tipe V111 verba yang menyatakan proses lokatif ... 26

2.1.9 Tipe 1X verba yang menyatakan keadaan ... 28

2.1.10 Tipe X verba yang menyatakan keadaan pengalaman ... 28

2.1.11 Tipe X1 verba yang menyatakan keadaan kepemilikan ... 29

2.1.12 Tipe X11 verba yang menyatakan keadaan lokatif ... 31

2.2 Penggunaan Kategori Verba dalam Harian Analisa ... 31

BAB III SIMPULAN DAN SARAN 3.1 Simpulan ... 40

3.2 Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang dan Masalah

1.1.1 Latar Belakang

Bahasa adalah unsur kebudayaan universal yang memiliki banyak fungsi

dalam kehidupan masyarakat. Di antara banyak fungsi yang dimiliki adalah

sebagai alat komunikasi dan menempati urutan pertama. Sementara komunikasi

bertujuan mentransformasikan ide atau maksud antarsesama yang melakukan

komunikasi itu. Apabila ide atau maksud tidak berhasil disampaikan dalam suatu

komunikasi maka komunikasi itu dianggap tidak efektif atau gagal.

Sekarang ini kita dapat dengan mudah memperoleh informasi mengenai

berbagai macam peristiwa yang terjadi di dalam atau luar negeri melalui media

elektronik atau cetak. Pers sebagai salah satu sarana komunikasi massa memiliki

peranan yang sangat besar dalam pembinaan bahasa. Peranan surat kabar dalam

pembinaan bahasa dapat bersifat positif, namun juga dapat bersifat negatif.

Bahasa pers ialah satu ragam bahasa yang memiliki sifat khas yaitu

singkat, padat, sederhana, lancar, jelas, dan menarik. Hal ini disebabkan adanya

sifat ekonomis yang dibutuhkan oleh surat kabar dan perlu diingat bahwa yang

membaca surat kabar itu tidak hanya masyarakat terpelajar, tetapi sampai kepada

masyarakat bawah. Bahasa yang rumit dan sulit akan menyulitkan pemahaman isi

tulisan (Badudu, 1985:138)

Kridalaksana (dalam Chaer, 1994: 33) mengemukakan bahwa bahasa

adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota

(9)

diri. Bahasa merupakan hasil dari aktifitas manusia. Melalui bahasa akan

terungkap suatu hal yang ingin disampaikan pembicara kepada pendengar, penulis

kepada pembaca, dan penyapa kepada pesapa. Suatu hal tersebut tentu saja berupa

informasi-informasi, baik berupa lisan maupun tulisan.

Studi gramatikal ketegori kata merupakan kajian yang selalu menjadi

pembicaraan dalam buku-buku tata bahasa tradisional, struktural, dan generatif,

karena masalah kategori kata begitu penting dan kompleks sehingga persoalan ini

belum ada kesepakatan di antara para ahli. Secara umum kategori gramatikal

terbagi atas dua kelompok besar, yaitu (1) kelompok yang disebut kata penuh (full

word) dan (2) kelompok yang disebut partikel atau kata tugas (function

word).(Chaer, 1995: 147).

Kategori gramatikal dalam tata bahasa tradisional sudah lazim

dibicarakan. Kategori berarti kelompok atau golongan. Kategori gramatikal berarti

pengelompokan atau penggolongan sesuai kaidah –kaidah.

Verba adalah salah satu kategori kata. Verba pada umumnya menerangkan

suatu tindakan, oleh karena itu verba sering berperan sebagai predikat dalam suatu

kalimat.

Contoh:

Dika menendang bola.

Pada kalimat tersebut kata menendang merupakan verba yang berperan

sebagai predikat. Sesuai dengan kalimat yang di atas kata menendang termasuk

verba tindakan.

Penelitian mengenai verba bukanlah baru pertama kali ini dilakukan.

(10)

verba sebelumnya adalah “Verba Tindak Tutur dalam Bahasa Simalungun” yang

ditelitih oleh Tetty Hariani Nainggolan, seorang mahasiswa Fakultas Sastra

Universitas Sumatera Utara. Dalam penelitiannya, ia mengkaji makna bahasa

yang alami atau asali yang digunakan secara wajar dalam kehidupan sehari-hari

dalam bahasa Simalungun, dengan menggunakan teori Natural Semantik

Metalanguage (NSM). Penelitian di atas berbeda dengan penelitian kali ini.

Penelitian kali ini akan mencoba membahas kategori verba yang terdapat di dalam

surat kabar. Penulis ingin mengetahui penggunaan ketegori verba pada harian

tersebut.

Harian Analisa adalah salah satu harian lokal yang terkemuka di daerah

Sumatera Utara. Harian ini memuat berita yang lengkap meliputi berita utama,

berita olah raga, berita tentang gaya hidup, informasi ekonomi dan keuangan,

kesehatan sampai dengan iklan. Semua termuat dalam harian ini. Di dalam kolom

beritanya itu, penulis merasa tertarik untuk meneliti kategori verba dalam

kalimat-kalimat pada kolom berita pada harian Analisa karena harian ini terbit tiap hari.

Selain itu, harian Analisa mempunyai kalangan pembaca yang cukup banyak di

Sumatera Utara, sehingga harian ini relevan untuk diteliti menjadi objek

penelitian penulis dengan judul: “Kategori Verba pada Harian Analisa”

1.1.2 Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan di atas masalah yang

dibicarakan yakni:

1. Bagaimanakah kategori verba yang terdapat pada harian Analisa edisi

(11)

2. Bagaimanakah penggunaan kategori verba dalam harian Analisa edisi

April 2008?

2.1 Batasan Masalah

Suatu penelitian harus mempunyai batasan masalah. Batasan ini sangat

penting dalam suatu penelitian. Hal ini dimaksudkan agar penelitian tersebut

terarah dan tidak terjadi kesimpangsiuran masalah yang hendak diteliti, serta

tujuan dari penlitian dapat tercapai. Analisa adalah surat kabar yang terbit setiap

hari. Oleh karena itu, penelitian ini dibatasi pada kategori verba yang terdapat

dalam kalimat-kalimat tertulis pada harian Analisa pada kolom tajuk rencana

terbitan bulan April 2008 saja.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dibicarakan, penelitian tentang kategori

verba pada harian Analisa memiliki tujuan yakni:

1. menguraikan kategori verba yang terdapat pada harian Analisa edisi April

2008; dan

2. menguraikan penggunaan kategori verba dalam harian Analisa edisi April

2008.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Setiap penelitian yang dilaksanakan akan memberi manfaat. Adapun

(12)

1. menambah wawasan kebahasaan mengenai penggunaan kategori verba

dalam surat kabar; dan

2. menambah referensi dalam penelitian lainnya yang akan menganalisis

bidang linguistik, khususnya yang ingin meneliti verba dalam surat kabar.

1.4. Metode Penelitian

1.4.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode penelitian adalah cara kerja yang dilakukan untuk mencapai suatu

tujuan. Dalam penelitian diperlukan data yang dijadikan bahan baku untuk

penelitian.

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu metode simak

(Sudaryanto, 1993: 133). Metode simak yaitu suatu metode dengan cara

menyimak suatu bahasa. Adapun teknik yang digunakan dalam metode ini yaitu

teknik sadap. Peneliti membaca, meneliti, mempelajari, dan memeriksa

penggunaan bahasanya. Penulis juga menggunakan pendekatan yang bersifat

kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Kaelan 2005: 5) mengatakan

prosedur kualitatif menghasilkan penelitian yang mengungkapkan data kualitatif

dengan pendekatan yang mengarah pada latar dan individu secara holistik “utuh”

atau memandangnya sebagai suatu kesatuan. Data kualitatif terbagi atas data

primer dan data sekunder. Data primer pada penelitian ini diperoleh dari media

cetak Analisa. Pengumpulan sumber data dalam penelitian ini adalah

kalimat-kalimat tertulis yang terdapat pada harian Analisa.

Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui sumber tertulis

(13)

mengambil informasi tambahan untuk penelitian ini. Selanjutnya, pengumpulan

data dengan memeriksa, membaca, kemudian mencatat data yang dikumpulkan

yang terkait permasalahan yang diteliti.

Selain itu penulis juga menggunakan metode kuantitatif. Menurut

Muclich (1993:4) metode kuantitatif merupakan metode keputusan yang

menggunakan angka. Pemecahan dengan model kuantitatif akan menghasilkan

nilai atau angka untuk variabel keputusan. Dengan perkataan lain, penggunaan

model kuantitatif dalam memecahkan masalah, keputusan-keputusan yang

dihasilkan adalah angka.

Menurut Sudjana (2002:50) frekuensi dinyatakan dengan banyak data

yang terdapat dalam tiap kelas, jadi dalam bentuk absolut. Jika frekuensi

dinyatakan dalam persen, maka diperoleh daftar distribusi frekuensi relatif.

Jadi menggunakan rumus sebagai berikut:

1.4.2 Metode dan Teknik Pengkajian Data

Metode dalam pengkajian kategori verba tersebut dianalisis dengan

menggunakan metode agih (Sudaryanto, 1993: 15). Penggunaan metode agih

dilakukan dengan menggunakan alat penentu berupa bagian dari bahasa yang

bersangkutan itu sendiri. Sedangkan teknik dasar yang digunakan pada penelitian

ini adalah teknik baca markah. Disebut demikian karena cara yang digunakan

pada awal kerja analisis ini adalah membaca markah. Dalam hal ini, yang

dimaksud adalah pemarkah itu (baik secara sintaksis, morfologis, ataupun dengan

(14)

konstituen tertentu; dan kemampuan pembaca membaca pemarkah itu (marker)

berarti kemampuan menentukan kejatian yang dimaksud (Sudaryanto, 1993: 95).

Contoh: Militer India Rabu (7/5) melakukan ujicoba rudal nuklirnya yang

berkemampuan jarak sedang yang bisa menghantam sasaran – sasaran di dalam

negeri China, kata pejabat riset pertahanan India.

Kalimat di atas mengandung kategori verbal. Verbal tersebut ditandai dengan

pemarkah melakukan. Kata melakukan digunakan untuk menunjukkan suatu

perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh subjek.

5. Landasan Teori

5.1 Semantik

Kata semantik (dalam bahasa Inggris: semantics) berasal dari bahasa

Yunani sema (kata benda) yang berarti ‘tanda’ atau ‘lambang’. Kata kerjanya

adalah semaino yang berarti ‘menandai’ atau ‘melambangkan’. Jadi, kata

semantik dapat diartikan sebagai ilmu tentang makna atau tentang arti (Chaer,

1995: 2).

Kata semantik yakni sebagai istilah yang digunakan untuk bidang

linguistik yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan

hal-hal yang ditandainya atau bidang studi linguistik yang mempelajari makna atau

arti.

5.2 Kategori Verba

Menurut Chaer (1995: 154-161) leksem-leksem verba dalam bahasa

(15)

pertanyaan terhadap subjek tempat “verba” menjadi predikat klausanya. Ketiga

pertanyaan itu adalah (1) apa yang dilakukan subjek dalam klausa tersebut, (2) apa

yang terjadi terhadap subjek dalam klausa tersebut, (3) bagaimana keadaan subjek

dalam klausa tersebut. Perhatikan ketiga kalimat berikut!

- Dika menendang bola.

- Gunung itu longsor.

- Tikus mati.

Kalau pertanyaan (1) diajukan pada kalimat pertama kita akan

memperoleh jawaban menendang, jika pertanyaan (2) diajukan kepada kalimat

kedua kita akan memperoleh jawaban longsor, dan jika pertanyaan (3) diajukan

kepada kalimat ketiga maka kita akan memperoleh jawaban mati. Dengan

demikian kata-kata menendang, longsor, dan mati adalah kata-kata yang

termasuk kategori verba. Lalu, sesuai dengan macam pertanyaan yang diajukan,

kata menendang termasuk verba tindakan, kata longsor termasuk verba proses,

dan kata mati termasuk verba keadaan.

Berdasarkan analisis semantik selanjutnya, dan sejalan dengan

Tampubolon (1979, 1988, 1988 b, dalam Chaer, 1994:155), kita dapat

membedakan adanya dua belas tipe verba dasar dalam bahasa Indonesia. Kedua

belas tipe itu adalah sebagai berikut:

Kategori Verba

a. Tipe I adalah verba yang secara semantik menyatakan tindakan, perbuatan, atau

aksi. Tampubolon menyebutkan kata kerja aksi, tetapi di sini disebut verba

(16)

bercirikan makna bernyawa dan bertindak sebagai penggerak tindakan yang

disebutkan oleh verba tersebut. Misalnya, kata makan dan baca pada kalimat

Ketika kami makan dia cuma baca koran saja. Contoh lain adalah makan, baca,

mohon, jemput, mundur, usir, setor.

Secara semantik verba tipe ini pun sebenarnya dapat dibedakan lagi

menjadi verba tindakan yang (I) pelakunya adalah manusia, (2) pelakunya adalah

manusia dan yang tidak manusia, dan (3) pelakunya bukan manusia. Laksem baca

dan tulis adalah verba tindakan yang termasuk kelompok pelakunya manusia,

makan dan minum adalah verba tindakan yang termasuk kelompok pelakunya

manusia dan bukan manusia, sedangkan pagut dan patuk adalah verba tindakan

yang pelakunya bukan manusia. Sebagai ilustrasi perhatikan kalimat-kalimat

berikut yang tidak terterima karena pelakunya secara semantis tidak cocok.

* Kucing itu membaca komik.

* Kakak memagut kaki ibu.

b. Tipe II adalah verba yang menyatakan tindakan dan pengalaman. Pelaku verba

ini adalah sebuah maujud berupa nomina berciri makna bernyawa dan bertindak

sebagai penggerak tindakan yang disebut oleh verba tersebut serta sekaligus dapat

pula sebagai maujud yang mengalami (secara kognitif, emosional, atau

sensasional) tindakan yang dinyatakan oleh verba tersebut. Misalnya leksem (me)

naksir dan (men) jawab pada kalimat berikut:

- Dia menaksir harga mobil bekas itu.

(17)

Pada kalimat pertama dia adalah maujud yang melakukan tindakan itu

dan yang juga sekaligus mengalaminya. Hal yang sama terjadi pula pada kalimat

kedua : Beliau adalah pelakunya dan yang mengalami tindakan itu.

Yang melakukan tindakan dan yang mengalami tindakan tidak harus selalu

berupa maujud yang sama. Hal ini berupa dua maujud yang berbeda. Perhatikan

contoh berikut!

- Pak lurah tanya persoalan itu kepada kami.

Dalam kalimat tersebut Pak lurah adalah pelaku; sedangkan yang

mengalami adalah kami.

Contoh lain: bilang, berbicara, membentuk, membujuk, ancam, dan kenal.

c. Tipe III adalah verba yang menyatakan tindakan dan pemilikan (benafaktif).

Pelaku verba ini adalah maujud berupa nomina berciri makna bernyawa dan

tindakan sebagai penggerak tindakan yang disebutkan oleh verba tersebut,

sedangkan pemilik (bisa juga tidak pemilikan) juga berupa nomina berciri makna

bernyawa. Misalnya kata beli dan bantu dalam kalimat:

- Dika beli mobil dari Pak Fuad.

- Pemerintah bantu para petani.

Dalam kedua kalimat Dika dan pemerintah adalah pelaku, sedangkan pak

Fuad dan para petani adalah pemiliknya ( pak Fuad adalah yang tidak memiliki

lagi dan para petani yang memperoleh pemilikan itu). Acapkali pemilik tidak

direalisasikan dalam suatu kalimat. Misalnya seperti pada kalimat berikut:

- Dika beli mobil baru.

(18)

d. Tipe IV adalah verba yang menyatakan tindakan dan lokasi (tempat). Artinya

tindakan yang dinyatakan oleh verba itu sekaligus “menyatakan” adanya lokasi

(baik tempat asal, tempat berada, maupun tempat tujuan). Pelaku tindakan berupa

nomina berciri makna bernyawa yang dapat mengalami tindakan itu sendiri

maupun tidak. Sedangkan lokasi berupa sebuah frase preposisional. Misalnya kata

pergi dan tiba pada kalimat berikut:

- Nita pergi ke pasar.

- Beliau baru tiba dari Yogyakarta.

Meskipun kehadiran frase ke pasar dan pergi dan tiba itu sendiri jelas

“menyarankan” keharusan hadirnya kedua frase tersebut. Tidak sama dengan

kehadiran frase di restauran pada kalimat Dia sudah makan di restauran yang

mutlak opsional.

Contoh lain: kembali, datang, masuk, pulang, terjun, lari, pindah, jatuh, dan taruh.

e. Tipe V adalah verba yang menyatakan proses. Subjek dalam kalimat ini berupa

nomina umum yang mengalami proses perubahan keadaan atau kondisi. Misalnya,

kata pecah pada kalimat berikut:

- Kaca jendela rumah itu pecah.

Pecah pada kalimat di atas adalah termasuk verba proses, sebab seperti

sudah disebutkan di muka, dapat menjadi jawaban dari pertanyaan “Apa yang

terjadi pada subjek?”.

Contoh lain: terbit, jadi, muncul, tenggelam, mulai, longsor, timbul, bangkit,

(19)

Ada tiga persoalan mengenai verba tipe V ini ( dan juga verba proses

lainnya, tipe VI, tipe VIII). Ketiga persoalan itu adalah:

(I) Proses perubahan yang terjadi pada suatu maujud dapat berlangsung

dalam waktu singkat, tetapi dapat juga dalam waktu yang relatif lama. Oleh

karena itu, ada verba proses yang dapat diberi keterangan “sedang” seperti pada

kata sedang tumbuh, sedang terbit, dan sedang turun; tetapi ada pula yang tidak

diberi keterangan “sedang’ seperti *sedang pecah, *sedang hancur, dan *sedang

luka.

(2) Sebenarnya suatu proses atau perubahan bukan hanya terjadi pada

verba proses saja tetapi ternyata juga pada verba tindakan, sebab sesungguhnya

suatu tindakan akan menyebabkan terjadinya suatu proses. Oleh karena itu, perlu

dipertanyakan : Apa bedanya verba proses dengan verba tindakan itu? Pada verba

proses subjek mengalami perubahan sesuai dengan pertanyaan “Apakah yang

terjadi pada subjek?” Sedangkan pada verba tindakan subjek itu melakukan suatu

aksi, suatu tindakan, atau suatu perbuatan, sesuai dengan pertanyaan ”Apakah

yang dilakukan subjek?”

(3) Kita sering kali sukar untuk membedakan verba proses dengan verba

keadaan (verba tipe IX, X, XI, XII). Misalnya verba pecah pada kalimat di atas,

kalau diuji dengan pertanyaan “Apa yang terjadi pada subjek?” maka jawabannya

adalah subjek itu pecah. Jadi, jelas pecah di sini adalah verba proses. Tetapi kalau

diuji dengan pertanyaan “Bagaimana keadaan subjek?” Maka jawabannya adalah

(20)

f. Tipe VI adalah verba yang menyatakan proses-pengalaman. Subjek dalam

kalimat ini berupa nomina bernyawa yang mengalami suatu proses perubahan

yang dinyatakan oleh verba tersebut. Misalnya leksem bosan pada kalimat

berikut:

- Rupanya kamu sudah bosan padaku.

Pada kalimat di atas, bosan adalah verba proses pengalaman. Sedangkan

kamu adalah maujud yang mengalami proses itu.

Contoh lain: tahan, harap, dan maklum.

g. Tipe VII adalah verba yang menyatakan proses pemilikan. Subjek dalam

kalimat yang menggunakan verba tipe VII ini berupa nomina yang mengalami

suatu proses atau kejadian memperoleh atau kehilangan (kerugian). Misalnya

leksem menang dan kalah pada kalimat berikut:

- PSSI menang 2-0 atas Singapura.

- Dia kalah dua juta rupiah.

Menang dan kalah adalah verba proses pemilikan, sedangkan PSSI dan

Dia adalah maujud yang mengalami peristiwa yang dinyatakan oleh verba

tersebut.

Contoh lain : berlaba, kehilangan, memperoleh dan memiliki.

h. Tipe VIII adalah verba yang menyatakan proses-lokasi. Subjek dalam kalimat

yang menggunakan verba tipe VIII ini berupa nomina yang mengalami suatu

proses perubahan tempat (lokasi). Misalnya leksem tiba dan terbit pada kalimat

(21)

- Pesawat itu baru tiba dari Surabaya.

- Matahari terbit di ufuk timur.

Leksem tiba dan terbit pada kalimat tersebut adalah verba proses-lokasi,

sedangkan leksem pesawat dan matahari adalah maujud yang mengalami proses

perubahan lokasi itu.

Contoh lain: timbul, terbenam, tenggelam, berangkat, pergi, sampai, jatuh, maju,

mundur, hanyut, turun dan naik.

i. Tipe IX adalah verba yang menyatakan keadaan. Subjek dalam kalimat yang

menggunakan verba tipe IX berupa nomina umum yang berada dalam keadaan

atau kondisi yang dinyatakan oleh verba tersebut. Misalnya leksem diam pada

kalimat berikut:

- Adik diam di ruangan sekolah.

Diam pada kalimat di atas adalah verba keadaan, sedangkan leksem

ruangan adalah maujud yang berada dalam keadaan itu.

Kadang-kadang memang agak sulit untuk membedakan verba keadaan

dengan ketegori adjektiva. Oleh karena itu, banyak orang yang menyatukan

kategori ini dalam kelas yang sama (lihat Tampubolon 1979; bandingkan juga

dengan Ramlan, 1985, dalam Chaer, 1994:160). Namun, ada juga yang dapat

membedakan antara keduanya dengan mengajukan alat uji berupa: kalau adjektiva

dapat diimbuhkan prefeks ter- sedangkan verba keadaan tidak dapat (moehono

1988, dalam Chaer, 1994:160). Keterandalan alat uji ini pun masih perlu

(22)

paling, maka contoh yang diberikan tersuka hingga saat ini belum terterima,

tetapi bentuk paling suka bisa diterima.

Contoh lain: lekas, diam, dan gemetar.

j. Tipe X adalah verba yang menyatakan keadaan pengalaman. Subjek dalam

kalimat yang menggunakan verba tipe X ini adalah sebuah nomina yang berada

dalam keadaan kognisi, emosi, atau sensasi. Misalnya tahu pada kalimat berikut:

- Kami tahu hidup di kota memang sukar.

Tahu pada kalimat di atas adalah verba keadaan pengalaman. Pada kalimat

di atas subjek Kami yang mengalami keadaan yang disebut oleh predikat tahu.

Contoh lain: ingat dan mual.

k. Tipe XI adalah verba yang menyatakan keadaan-pemilikan. Subjek dalam

kalimat yang menggunakan verba tipe XI ini adalah sebuah nomina yang

menyatakan memiliki, memperoleh, atau kehilangan sesuatu. Misalnya leksem

punya dan ada pada kalimat berikut:

- Ia sudah punya istri.

- Dia ada uang lima juta.

Punya dan ada pada kalimat di atas adalah verba keadaan pemilikan. Sedangkan

ia dan dia adalah subjek yang berada dalam keadaan memiliki. Menurut

Tampubolon (1979, dalam Chaer, 1994:161) verba dasar yang menyatakan

keadaan pemilikan hanya kedua kata itu saja. Tetapi yang bukan verba dasar

(23)

l. Tipe XII adalah verba yang menyatakan keadaan-lokasi.subjek pada kalimat

yang menggunakan verba tipe XII ini adalah nomina yang berada dalam suatu

tempat atau lokasi. Misalnya leksem hadir dalam kalimat:

- Pak mentri hadir di sana.

Hadir adalah verba yang menyatakan keadaan lokasi. Pak menteri adalah

subjek yang berada di tempat yang disebutkan pada unsur keterangan.

Contoh lain: mengalir, berganti, berhenti,berserakan, bermimpi dan menanjak.

Keseluruhan tipe kategori verbal di atas akan digunakan untuk

(24)

BAB II

KATEGORI VERBA PADA HARIAN ANALISA

2.1 Kategori Verba pada Harian Analisa Edisi April 2008

Berdasarkan konsep yang dikemukakan oleh Chaer (1995) ada dua belas

kategori verba. Maka bentuk-bentuk kategori verba yang terdapat pada harian

Analisa adalah sebagai berikut:

a.Tipe I adalah verba yang secara semantik menyatakan tindakan, perbuatan,

atau aksi.

Contoh:

1) Banyak anak-anak tidak makan hingga meregang nyawa karena ketiadaan

makanan untuk mereka.(6 April 2008, hal 28)

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

pemarkah makan. Kata makan termasuk kategori verba tipe I. Kata makan adalah

verba yang menyatakan tindakan atau perbuatan yakni memasukan sesuatu ke

dalam mulut. Pelaku verba ini adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.

2) Calon-calon yang tidak memenuhi syarat lebih baik mundur dalam pilkada

yang berlangsung di daerah-daerah. (4 April 2008, hal 28)

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

pemarkah mundur. Kata mundur termasuk kategori verba tipe I. Kata mundur

adalah verba yang menyatakan tindakan atau perbuatan yakni perpindahan tempat

ke tempat lain dalam hal ini dari depan ke kebelakang. Pelaku verba ini adalah

(25)

b. Tipe II adalah verba yang menyatakan tindakan dan pengalaman.

Contoh:

3) Jaksa agung membentuk pola 5:3:1 yakni: kejaksaan tinggi diharapkan

dalam tiga bulan harus menyelesaikan lima kasus korupsi, kejaksaan

negeri sebanyak tiga kasus dan cabang kejaksaan negeri satu kasus. (19

April 2008, hal 16)

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

pemarkah membentuk. Kata membentuk termasuk kategori verba tipe II. Kata

membentuk adalah verba yang menyatakan tindakan atau pengalaman yakni

menyusun atau membuat sesuatu menjadi lebih baik. Pelaku verba ini adalah

sebuah wujud nomina yang bernyawa.

4) Pemerintah membujuk masyarakat agar menerima hasil pilgubsu dengan

iklas dan jiwa besar.(18 April 2008, hal 16)

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

pemarkah membujuk. Kata membujuk termasuk kategori verba tipe II. Kata

membujuk adalah verba yang menyatakan tindakan atau pengalaman yakni usaha

untuk menyakinkan seseorang dengan kata-kata manis dan sebagainya bahwa

yang dikatakanya itu benar. Pelaku verba ini adalah sebuah wujud nomina yang

bernyawa.

5) Pernyataan itu jelas sangat mengganggu ketika mereka berbicara tentang

Indonesia terlibat dalam serangan yang nyaris manewaskannya itu. (21

(26)

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

pemarkah berbicara. Kata berbicara termasuk kategori verba tipe IX. Kata

berbicara adalah verba yang menyatakan proses lokasi yakni berkata atau

berkomunikasi dengan dua orang atau lebih. Pelaku verba ini adalah sebuah

wujud nomina yang bernyawa.

c. Tipe III adalah verba yang menyatakan tindakan dan pemilikan

(benafaktif).

Contoh:

6) Dengan menurunkan suku bunga guna meningkatkan daya beli masyarakat

konsumen yang rendah malah menyulut bara inflasi. (9 April 2008, hal 28)

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

pemarkah beli. Kata beli termasuk kategori verba tipe III. Kata beli adalah verba

yang menyatakan tindakan dan pemilikan (benefaktif) yakni memperoleh sesuatu

melalui penukaran atau pembayaran dengan uang. Pelaku verba ini adalah sebuah

wujud nomina yang bernyawa.

7) Melesunya pasar keuangan domestik belakangan ini sebagaimana

tercermin dalam melorotnya IHSG di BEI minta investor pada SUN seri

terakhir akibat sikap investor asing sehubungan dengan

membumbungnya harga komuditi-komuditi internasional serta

ekspektasi infasi global. (9 April 2008, hal28)

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

(27)

verba yang menyatakan tindakan dan pemilikan (benefaktif) yakni berharap

sesuatu kepada seseorang atau instansi agar permintaannya dapat dikabulkan.

Pelaku verba ini adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.

8) Menjelang proses pemilihan kepala daerah Sumatera Utara yang telah

ditetapkan pada 16 April 2008, pemerintah beri kartu pemilih kepada

masyarakat. (10 April 2008, hal 16)

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

pemarkah beri. Kata beri termasuk kategori verba tipe III. Kata beri adalah verba

yang menyatakan tindakan dan pemilikan (benefaktif) yakni menyerahkan atau

membagikan sesuatu kepada orang yang akan ditujukan. Pelaku verba ini adalah

sebuah wujud nomina yang bernyawa.

9) Pengawalan ketat dapat dilakukan oleh instansi yang memiliki

wewenang termasuk lembaga legeslatif. (12 April 2008, hal 16)

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

pemarkah dapat. Kata dapat termasuk kategori verba tipe III. Kata dapat adalah

verba yang menyatakan tindakan dan pemilikan (benefaktif) yakni usaha yang

dilakukan untuk mencapai suatu hasil yang dimaksudkan. Pelaku verba ini adalah

sebuah wujud nomina yang bernyawa.

10) Keadilan iklan silahkan mereka bayar sesuai aturan. (26 April 2008, hal

16)

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

(28)

verba yang menyatakan tindakan dan pemilikan (benefaktif) yakni memberikan

uang untuk menggantikan harga barang yang sudah diterima. Pelaku verba ini

adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.

d. Tipe IV adalah verba yang menyatakan tindakan dan lokasi (tempat).

Contoh:

11) Mereka datang ke tempat-tempat kampanye tersebut bukan berarti

mereka akan memilih orang yang kampanye itu. (3 April 2008, hal 16)

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

pemarkah datang. Kata datang termasuk kategori verba tipe IV. Kata datang

adalah verba yang menyatakan tindakan dan lokasi (tempat) yakni suatu proses

tiba di tempat yang dituju. Pelaku verba ini adalah sebuah wujud nomina yang

bernyawa.

12) Rakyat lebih memilih pindah dan memilih membeli barang-barang yang

murah tapi kualitasnya sama bagusnya. (9 April 2008, hal 28)

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

pemarkah pindah. Kata pindah termasuk kategori verba tipe IV. Kata pindah

adalah verba yang menyatakan tindakan dan lokasi (tempat) yakni suatu proses

beralih atau bertukar tempat ke tempat lain agar mendapatkan hal yang baru.

Pelaku verba ini adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.

13) Stok minyak mingguan terakhir di AS jatuh tajam dari perkiraan, selain

faktor asumsi kenaikan permintaan minyak dari China, India dan pasar

(29)

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

pemarkah jatuh. Kata jatuh termasuk kategori verba tipe IV. Kata jatuh adalah

verba yang menyatakan tindakan dan lokasi (tempat) yakni perpindahan dari suatu

tempat ke tempat lain dalam hal ini dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang

lebih rendah tanpa disengaja. Pelaku verba ini adalah sebuah wujud nomina yang

bernyawa.

14) Pekan lalu Carter memang telah membuat kejutan terhadap pemerintah

AS, Ia masuk ke Timur Tengah mengadakan pertemuan dengan kelompok

Hamas. (28 April 2008, hal 16)

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

pemarkah masuk. Kata masuk termasuk kategori verba tipe IV. Kata masuk

adalah verba yang menyatakan tindakan dan lokasi (tempat) yakni suatu proses

perjalanan menuju wilayah atau menuju ruangan yang dituju. Pelaku verba ini

adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.

15) Presiden diharapkan merangsang kembali agar investor bergairah untuk

berivestasi terutama terkait dalam pembangunan insfrastruktur. (29 April

2008, hal 28)

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

pemarkah kembali. Kata kembali termasuk kategori verba tipe IV. Kata kembali

adalah verba yang menyatakan tindakan dan lokasi (tempat) yakni suatu proses

yang diharapkan bisa mengembalikan seperti keadaan semula atau balik ketempat

(30)

e. Tipe V adalah verba yang menyatakan proses.

Contoh:

16) Dukungan demi dukungan pasti akan muncul tetapi jangan sampai

dukungan itu menciptakan kelompok-kelompok yang saling bersaing

untuk menjatuhkan. (3 April 2008, hal 16)

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

pemarkah muncul. Kata muncul termasuk kategori verba tipe V. Kata muncul

adalah verba yang menyatakan proses yakni proses untuk menampakan diri agar

dapat diketahui oleh orang. Pelaku verba ini adalah sebuah wujud nomina yang

bernyawa.

17) Pilkada khususnya yang akan dilangsungkan mulai pertengahan tahun

2008 ini memasuki era baru. (4 April 2008, hal 28)

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

pemarkah mulai. Kata mulai termasuk kategori verba tipe V. Kata mulai adalah

verba yang menyatakan proses yakni suatu proses mengawali tindakan yang akan

dilakukan untuk mencapai suatu yang diharapkan. Pelaku verba ini adalah sebuah

wujud nomina yang bernyawa.

18) Yang selalu jadi masalah kemudian adalah, siap tidaknya pihak yang

kalah menerima kekalahan itu dengan jiwa besar dan lapang dada. (18

April 2008, hal 16)

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

(31)

verba yang menyatakan proses yakni suatu tindakan yang dikerjakan. Pelaku

verba ini adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.

19) Di masa kepemimpinannya pecah revolusi Islam Iran pimpinan Ayatollah

Khomeini, yang dihiasi dengan pendudukan kedubes AS di Taheran. (28

April 2008, hal 28)

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

pemarkah pecah. Kata pecah termasuk kategori verba tipe V. Kata pecah adalah

verba yang menyatakan proses yakni suatu tindakan yang tidak bersatu lagi,atau

tidak kompak lagi yang kemudian menjadi beberapa bagian. Pelaku verba ini

adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.

f. Tipe VI adalah verba yang menyatakan proses-pengalaman.

Contoh:

20) Kita harap kampanye yang sedang berlangsung di beberapa tempat ini

berjalan dengan aman dan kondusif. (13 April 2008, hal 16)

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

pemarkah harap. Kata harap termasuk kategori verba tipe VI. Kata harap

adalah verba yang menyatakan proses-pengalaman yakni memohon atau meminta

agar keinginan yang diinginkan dapat terkabul. Pelaku verba ini adalah sebuah

wujud nomina yang bernyawa.

21) Investor terutama asing maklum dengan keadaan daerah tersebut. (18

(32)

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

pemarkah maklum. Kata maklum termasuk kategori verba tipe VI. Kata maklum

adalah verba yang menyatakan proses-pengalaman yakni suatu keadaan yang

mengerti dengan kondisi yang sedang terjadi. Pelaku verba ini adalah sebuah

wujud nomina yang bernyawa.

g. Tipe VII adalah verba yang menyatakan proses pemilikan.

Contoh:

22) Pemerintah yang sudah memiliki komitmen yang jelas terhadap UKM

seharusnya tidak menutup mata. (1 April 2008, hal 16)

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

pemarkah memiliki. Kata memiliki termasuk kategori verba tipe VII. Kata

memiliki adalah verba yang menyatakan proses pemilikan yakni suatu keadaan

bahwasanya telah mempunyai sesuatu. Pelaku verba ini adalah sebuah wujud

nomina yang bernyawa.

23) Partai pimpinan Mugabe, ZANU PE, telah dipastikan kehilangan suara

mayoritasnya diparlemen dan bahkan kursi mereka yang diperoleh kalah

dibanding partai PSVangerai. (7 April 2008, hal 28)

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

pemarkah kehilangan. Kata kehilangan termasuk kategori verba tipe VII. Kata

kehilangan adalah verba yang menyatakan proses pemilikan yakni proses

hilangannya sesuatu yang mengakibatkan tidak memiliki lagi. Pelaku verba ini

(33)

24) Langkah Carter berbicara secara resmi dengan Hamas memperoleh

kecaman luas, terutama dari petinggi-petinggi AS. (28 April 2008, hal 28)

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

pemarkah meperoleh. Kata memperoleh termasuk kategori verba tipe VII. Kata

memperoleh adalah verba yang menyatakan proses pemilikan yakni kegiatan

yang dilakukan untuk nmendapatkan sesuatu yang diharapkan dengan usaha dan

kerja keras . Pelaku verba ini adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.

h. Tipe VIII adalah verba yang menyatakan proses-lokasi.

Contoh:

25) Satu lagi diktator dunia turun panggung. (7 April 2008, hal 28)

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

pemarkah turun. Kata turun termasuk kategori verba tipe VIII. Kata turun

adalah verba yang menyatakan proses lokasi yakni proses tindakan bergerak ke

bawah atau bergerak ke tempat yang lebih rendah dari tempat yang semula .

Pelaku verba ini adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.

26) Tindakan yang dilakukan pemerintah untuk menangani kasus korupsi baru

sampai pada tingkat hukuman penjara dan denda berupa uang. (13 April

2008, hal 16)

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

pemarkah sampai. Kata sampai termasuk kategori verba tipe VIII. Kata sampai

adalah verba yang menyatakan proses lokasi yakni suatu keadaan yang dapat

terlaksana atau suatu cita-cita yang diharapkan. Pelaku verba ini adalah sebuah

(34)

27) Naiknya harga BBM menyebabkan timbul masalah baru dalam kalangan

masyarakat miskin. (22 April 2008, hal 16)

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

pemarkah timbul. Kata timbul termasuk kategori verba tipe VIII. Kata timbul

adalah verba yang menyatakan proses lokasi yakni muncul, naik atau keluar hal

yang baru. Pelaku verba ini adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.

28) Jimmy Carter berangkat ke Timur Tengah mendapat kecaman luas,

terutama dari petinggi-petinggi AS maulai dari Menlu hingga sejumlah

anggota Kongres. (28 April 2008, hal 16).

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

pemarkah berangkat. Kata berangkat termasuk kategori verba tipe VIII. Kata

berangkat adalah verba yang menyatakan proses lokasi yakni suatu proses untuk

memulai perjalanan yang akan dituju. Pelaku verba ini adalah sebuah wujud

nomina yang bernyawa.

i. Tipe IX adalah verba yang menyatakan keadaan.

Contoh:

29) Krisis global menyebabkan masyarakat kecil gemetar menghadapi

kehidupan ini karena pendapatan tidak sesuai dengan pengeluaran. (22

April 2008, hal 16)

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

pemarkah gemetar. Kata gemetar termasuk kategori verba tipe IX. Kata gemetar

(35)

karena kedinginan atau ketakutan. Pelaku verba ini adalah sebuah wujud nomina

yang bernyawa.

30) Pemimpin yang terpilih seharusnya jangan diam dan menutup mata,

mereka harus berpihak kepada masyarakat. (18 April 2008, hal 16)

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

pemarkah diam. Kata diam termasuk kategori verba tipe XII. Kata diam adalah

verba yang menyatakan keadaan-lokasi yakni tidak bersuara, tidak berbuat

apa-apa sehingga kegiatan yang direncanakan tidak membuahkan hasil. Pelaku verba

ini adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.

j. Tipe X adalah verba yang menyatakan keadaan pengalaman.

Contoh:

31) Kami tidak tahu apa yang kami hadapi di Irak. (14 April 2008, hal 28)

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

pemarkah tahu. Kata tahu termasuk kategori verba tipe X. Kata tahu adalah

verba yang menyatakan proses lokasi yakni mengerti ketika sudah melihat,

menyaksikan dan mengalami. Pelaku verba ini adalah sebuah wujud nomina yang

bernyawa.

32) Jika kita masih ingat akan gebrakan yang dilakukan oleh sekelompok guru

yang menamakan dirinya komunitas Air Mata Guru maka peristiwa

(36)

SMAN2 Lubuk Pakam sebenarnya tidak mengejutkan kita. (25 April

2008, hal 26)

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

pemarkah ingat. Kata ingat termasuk kategori verba tipe VI. Kata ingat adalah

verba yang menyatakan proses-pengalaman yakni berada dalam pikiran yang di

mana kita tidak lupa akan masa lalu. Pelaku verba ini adalah sebuah wujud

nomina yang bernyawa.

k. Tipe XI adalah verba yang menyatakan keadaan-pemilikan.

Contoh:

33) Dalam keadaan seperti ini seandainya lagi masih ada pembedaan diri, kita

tidak bisa berbuat apa-apa.( 11 April 2008, hal 28)

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

pemarkah ada. Kata ada termasuk kategori verba tipe XI. Kata ada adalah

verba yang menyatakan keadaan-pemilikan yakni telah tersedia sesuatu yang

dimaksud. Pelaku verba ini adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.

34) Jika pihak yang kalah, atau kita sebut belum beruntung seluruhnya mau

menerima kekalahan yang diperolehnya dengan iklas, maka tidak akan

menimbulkan masalah.( 18 April 2008, hal 16)

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

pemarkah beruntung. Kata beruntung termasuk kategori verba tipe XI. Kata

beruntung adalah verba yang menyatakan keadaan-pemilikan yakni bernasib baik

(37)

35) Misi perdamaian mantan Presiden AS Jimy Carter pekan ini ke Timur

Tengah punya keistimewaan tersendiri dibanding misi-misi perdamaian

sejenis yang banyak dilakukan tokoh maupun organisasi internasional.(28

April 2008, hal 28)

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

pemarkah punya. Kata punya termasuk kategori verba tipe XI. Kata punya

adalah verba yang menyatakan keadaan-pemilikan yakni telah memiliki sesuatu.

Pelaku verba ini adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.

36) Ia dianggap sebagai mantan Presiden AS yang paling aktif dan berhasil

dalam misi perdamaian dunia.(28 April 2008, hal 28)

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

pemarkah berhasil. Kata berhasil termasuk kategori verba tipe XI. Kata berhasil

adalah verba yang menyatakan keadaan-pemilikan yakni mendatangkan hasil

dengan segala usaha yang dilakukan. Pelaku verba ini adalah sebuah wujud

nomina yang bernyawa.

l. . Tipe XII adalah verba yang menyatakan keadaan-lokasi.

Contoh:

37) Dalam pemilu kali ini diharapkan hadir pemimpin yang benar-benar

mengerti akan hati rakyat kecil.(18 April 2008, hal 16)

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

(38)

verba yang menyatakan keadaan-lokasi yakni ada, datang sesuatu yang

diharapkan itu ada. Pelaku verba ini adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.

38) Masalah pendidikan khususnya pelaksanbaan UN tidak pernah berhenti

dari kontroversi di republik ini.(25 April 2008, hal 26)

Kalimat di atas mengandung kategori verba. Verba tersebut ditandai dengan

pemarkah berhenti. Kata berhenti termasuk kategori verba tipe XII. Kata

berhenti adalah verba yang menyatakan keadaan-lokasi yakni tidak bergerak,

tidak berjalan dan tidak bekerja atau sama sekali tidak melakukan kegiatan

apapun. Pelaku verba ini adalah sebuah wujud nomina yang bernyawa.

2.2 Penggunaan Kategori Verba dalam Harian Analisa

Berdasarkan konsep yang dikemukakan oleh Sudjana (2002:50)

menggunakan rumus sebagai berikut:

Jadi data yang dikumpulkan dalam penggunaan kategori verba adalah

sebagai berikut:

a.Tipe I adalah verba yang secara semantik menyatakan tindakan, perbuatan, atau

aksi.

Dari data yang diperoleh, penggunaan kategori verba tipe 1 yang terdapat pada

(39)

makan : 3 kata

mundur :1 kata

 

keterangan

jumlah data yang ada = 4

jumlah keseluruhan data = 186

b Tipe II adalah verba yang menyatakan tindakan dan pengalaman.

Dari data yang diperoleh, penggunaan kategori verba tipe 2 yang terdapat pada

harian Analisa atara lain:

membentuk : 2 kata

membujuk :1 kata

berbicara : 5 kata

 

keterangan

jumlah data yang ada = 8

jumlah keseluruhan data = 186

c . Tipe III adalah verba yang menyatakan tindakan dan pemilikan (benafaktif).

(40)

dapat : 36 kata

bayar :1 kata

beli : 1 kata

minta : 2 kata

beri : 1 kata

 

keterangan

jumlah data yang ada = 41

jumlah keseluruhan data = 186

d. Tipe IV adalah verba yang menyatakan tindakan dan lokasi (tempat).

Dari data yang diperoleh, penggunaan kategori verba tipe 4 yang terdapat pada

harian Analisa atara lain:

jatuh : 1 kata

kembali : 2 kata

datang : 3 kata

masuk : 1 kata

pindah : 1 kata

 

keterangan

(41)

jumlah keseluruhan data = 186

 

e. Tipe V adalah verba yang menyatakan proses.

Dari data yang diperoleh, penggunaan kategori verba tipe 5 yang terdapat pada

harian Analisa atara lain:

muncul : 12 kata

jadi : 6 kata

pecah : 1 kata

mulai : 2 kata

 

keterangan

jumlah data yang ada = 21

jumlah keseluruhan data = 186

 

f. Tipe VI adalah verba yang menyatakan proses-pengalaman.

Dari data yang diperoleh, penggunaan kategori verba tipe 6 yang terdapat pada

harian Analisa atara lain:

harap : 8 kata

maklum : 2 kata

 

(42)

jumlah data yang ada = 10

jumlah keseluruhan data = 186

 

g. Tipe VII adalah verba yang menyatakan proses pemilikan.

Dari data yang diperoleh, penggunaan kategori verba tipe 7 yang terdapat pada

harian Analisa atara lain:

memiliki : 7 kata

kehilangan : 3 kata

memperoleh : 4 kata

 

keterangan

jumlah data yang ada = 14

jumlah keseluruhan data = 186

 

h. Tipe VIII adalah verba yang menyatakan proses-lokasi.

Dari data yang diperoleh, penggunaan kategori verba tipe 8 yang terdapat pada

harian Analisa atara lain:

turun : 3 kata

timbul : 1 kata

sampai : 1 kata

(43)

 

keterangan

jumlah data yang ada = 6

jumlah keseluruhan data = 186

 

i. Tipe IX adalah verba yang menyatakan keadaan.

Dari data yang diperoleh, penggunaan kategori verba tipe 9 yang terdapat pada

harian Analisa atara lain:

gemetar : 3 kata

diam : 8 kata

keterangan

jumlah data yang ada = 11

jumlah keseluruhan data = 186

 

j. Tipe X adalah verba yang menyatakan keadaan pengalaman.

Dari data yang diperoleh, penggunaan kategori verba tipe 10 yang terdapat pada

harian Analisa atara lain:

tahu : 4 kata

(44)

keterangan

jumlah data yang ada = 9

jumlah keseluruhan data = 186

 

k. Tipe XI adalah verba yang menyatakan keadaan-pemilikan.

Dari data yang diperoleh, penggunaan kategori verba tipe 11 yang terdapat pada

harian Analisa atara lain:

ada : 42 kata

punya : 2 kata

berhasil : 1 kata

beruntung : 1 kata

 

keterangan

jumlah data yang ada = 46

jumlah keseluruhan data = 186

l. Tipe XII adalah verba yang menyatakan keadaan-lokasi.

Dari data yang diperoleh, penggunaan kategori verba tipe 12 yang terdapat pada

harian Analisa atara lain:

(45)

hadir : 6 kata

 

keterangan

jumlah data yang ada = 8

jumlah keseluruhan data = 186

Tabel.1 Kategori Verba dan Jumlah Verba

No Kategori Verba Jumlah Verba Jumlah Verba (Persen)

1 Tipe I 4 2.15

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa tipe yang paling banyak

digunakan atau yang paling banyak muncul adalah tipe XI sedangkan yang paling

(46)
(47)

BAB III

Simpulan dan Saran

3.1 Simpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan mengenai kategori verba pada harian

Analisa dapat disimpulkan bahwa:

1. Kategori verba pada harian Analisa ada dua belas kategori yaitu:

a. tipe I terdiri dari kata makan dan mundur.

b. tipe II terdiri dari kata membentuk,membujuk dan berbicara.

c. tipe III terdiri dari kata dapat, bayar, minta, beli dan beri.

d. tipe IV terdiri dari kata jatuh, kembali, datang, masuk dan pindah.

e. tipe V terdiri dari kata muncul, jadi, pecah,dan mulai.

f. tipe VI terdiri dari kata harap dan maklum.

g. tipe VII terdiri dari kata memiliki, kehilangan dan memperoleh.

h. tipe VIII terdiri dari kata turun, timbul sampai dan berangkat.

i. tipe IX terdiri dari kata gemetar dan diam.

j. tipe X terdiri dari kata tahu dan ingat.

k. tipe XI terdiri dari kata ada, punya, berhasil dan beruntung.

l. tipe XII terdiri dari kata berhenti dan hadir.

2. Penggunaan kategori verba pada harian Analisa terbitan April 2008 cukup

(48)

banyak digunakan atau yang paling banyak muncul adalah tipe XI sedangkan

tipe yang paling sedikit muncul adalah tipe I.

3.2 Saran

Penulis berharap pihak yang terlibat langsung termasuk pers dalam

menyampaikan suatu informasi kepada masyarakat itu harus memperhatikan

dengan baik bahasa yang digunakan. Secara tidak langsung surat kabar menjadi

sarana pembinaan bahasa. Oleh karena itu, bahasa yang digunakan pers haruslah

bahasa yang baik dan terpelihara agar memberikan pengaruh yang baik terhadap

masyarakat. Pers diharapkan dapat memperhatikan penggunaan kata-kata dengan

(49)

DAFTAR PUSTAKA

Badudu, J.S. 1995. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: PT. Gramedia.

Cahyono, Bambang Yudi. 1995. Kristal-kristal Ilmu Bahasa. Surabaya: Airlangga

University Press.

Chaer, Abdul. 1994. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka

Cipta.

Hadi, Suterisno. 2000. Metodologi Researct. Yogyakarta: Andi.

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Kaelan. 2005. Metode Penelitian Kualitatif: Paradigma Bagi pengembangan

peneklitian Interdisipliner Bidang Filsafat, sosial, budaya, semiotika,

sastra, hukum dan seni. Yogyakarta: Paradigma.

Muclich, M. 1993. Metode Kuantitatif. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI.

Nainggolan, Tetty Hariani. 2006 “Verba Tindak Tutur dalam Bahasa

Simalungun.” Medan: Fakultas Sastra USU.

Parera, J.D. 1990. Teori Semantik. Jakarta: Erlangga.

... 1994. Morfologi Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Ritonga, Parlaungan dkk. 2005. Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa. Medan:

Bartong Jaya.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta

Wacana University Press.

Sujana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Gambar

Tabel.1 Kategori Verba dan Jumlah  Verba
Gambar 1. Grafik Jumlah Kategori Verba dan Jumlah Persen Verba

Referensi

Dokumen terkait

Menyusun kubus menyerupai stupa, digunakan untuk , mengenalkan warna mengenalkan jumlah motorik halus konsentrasi Harga Rp.45.000,- Menara Balok Digunakan untuk :

a. Memastikan jam pelaksanaan praktek kerja dilakukan secara proporsional dengan jam istirahat agar tidak menimbulkan kelelahan sangat yang dapat

LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat) adalah sebuah unit kegiatan yang berfungsi mengelola semua kegiatan penelitian dan pengabdian kepada

Ampul dibuat dari bahan gelas tidak berwarna akan tetapi untuk bahan obat yang peka terhadap cahaya, dapat digunakan ampul yang terbuat dari bahan gelas

diibaratkan seperti teknologi penginderaan jarak jauh menggunakan citra satelit yang digunakan untuk mendeteksi potensi sumber daya alam di suatu titik lokasi,

Kecenderungan lebih banyaknya frase eksosentris direktif yang berfungsi sebagai penanda nomina lokatif di dalam novel ini berkaitan dengan data struktur dan makna

Dari hasil penelitian menggambarkan bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran bervariasi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.Penerapan suatu metode pembelajaran

Berita yang terkait dengan garis atau area ditampilkan dalam bentuk chartlet untuk membantu pelaut mengetahui posisi suatu objek, Contoh : Peletakan kabel laut