• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Manajemen Piutang Pada PT Surya Meubel Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisa Manajemen Piutang Pada PT Surya Meubel Medan"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM DIPLOMA III MEDAN

ANALISA MANAJEMEN PIUTANG PADA

PT SURYA MEUBEL MEDAN

SKRIPSI MINOR

DIAJUKAN OLEH :

RUDY KUSWANDI

052101153

KEUANGAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III

Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……...………. i

DAFTAR ISI ……… ii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………….……..………. 1

B. Perumusan Masalah ………. 2

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……...………. 2

D. Metodologi Penelitian 1. Lokasi Penelitian …….………. 2

2. Sumber Data ………. 3

3. Teknik Pengumpulan Data …..………. 3

4. Metode Analisis ……...………. 4

BAB II : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Profil Perusahaan ……… 5

B. Manajemen piutang ... 13

C. Prosedur piutang ………. ……… 16

D. Sistem manajemen piutang …………. ………….... 22

E. Pengawasan intern perusahaan ……… 25

F. Kebijaksanaan kredit dan resiko yang terjadi dalam piutang perusahaan ………...…… 28

(3)

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan……… 37 B. Saran………. 38

DAFTAR PUSTAKA ………. 41

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap perusahaan pada umumnya bertujuan untuk memperoleh laba dari operasinya dan diharapkan dari operasinya dan diharapkan kelangsungan hidupnya akan dapat terjamin. Laba atau rugi suatu perusahaan akan dapat dilihat setelah kegiatan perusahaan dilaksanakan, yaitu dengan membandingkan antara seluruh pendapatan atas operasi dengan biaya – biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selama melaksanakan kegiatannya.

Laba akan timbul bila pendapatan melebihi jumlah harga pokok penjualan dan biaya – biaya lain. Pendapatan dapat diperoleh dari hasil penjualan atau investasi di luar perusahaan. Oleh karena itu perusahaan akan terus berusaha untuk meningkatkan omzet penjualannya dan menurunkan biaya sekecil mungkin.

Dalam rangka untuk memperbesar volume penjualannya kebanyakan perusahaan besar menjual produknya secara kredit. Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas tetapi menimbulkan piutang langganan dan kemudian pada hari jatuh tempo terjadi aliran kas masuk (Cash in Flows) yang berasal dari pengumpulan piutang tersebut. Dengan demikian maka piutang ( receivables) merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar secara terus menerus. Manajemen piutang merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan yang menjual produknya secara kredit.

(5)

proporsi penjualan secara kredit dari keseluruhan penjualan akan memperbesar jumlah investasi dalam piutang. Dengan besarnya volume penjualan secara kredit setiap tahunnya berarti perusahaan tersebut harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang. Makin besar jumlah piutang berarti makin besar resiko yang dihadapi oleh perusahaan dan kemungkinan akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan tersebut. Resiko tersebut dapat berupa tak tertagih, penundaaan pembayaran oleh pelanggan, penyelewengan bagian penagihan piutang, tetapi di samping itu juga akan memperbesar “profitability” perusahaan.

Dalam penjualan secara kredit, perusahaan dapat menetapkan batas maksimal atau plafound bagi kredit yang diberikan kepada pelanggannya. Makin tinggi plafound yang ditetapkan bagi masing – masing pelanggan, berarti makin besar pula dana diinvestasikan dalam piutang.

Dari uraian diatas dapat dilihat bagaimana pentingnya piutang, sehingga penulis tertarik untuk menulis skripsi minor dengan judul “ANALISA MANAJEMEN PIUTANG PADA PT SURYA MEUBEL MEDAN”

B. Perumusan Masalah

(6)

C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana perusahaan meningkatkan volume penjualan b. Untuk mengetahui apakah piutang merupakan salah satu faktor untuk

meningkatkan volume penjualan. 2. Manfaat Penelitian

a. Bagi perusahaan, dapat digunakan sebagai pertimbangan dan penilaian di dalam penjualan secara kredit di masa yang akan datang.

b. Bagi penulis, Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang manajemen piutang.

c. Bagi pihak lain, dapat digunakan sebagai bahan informasi atas perbandingan mengenai analisa manajemen piutang.

D. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada PT Surya Meubel Medan yang beralamat di Jln. Wahidin No 11 Medan.

2. Sumber Data

Data yang digunakan dalam skripsi minor ini adalah : a. Field Research ( Penelitian Lapangan)

Penelitian yang dilakukan pada objek penelitian secara langsung, dalam hal ini penulis langsung melakukan penelitian ke PT Surya Meubel Medan.

b. Library Research ( Penelitian Kepustakaan)

(7)

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data dan informasi yangdiperlukan, penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

a. Pengamatan (Observasi)

Yaitu pengumpulan data dengan pengamatan langsung sehingga dapat memperoleh gambaran langsung mengenai masalah yang diteliti.

b. Wawancara (Interview)

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan wawancara langsung dengan objek / subjek melalui wawancara dengan pimpinan dan karyawan yang berkepentingan.

4. Metode Analisa

(8)

BAB II

PT.SURYA MEUBEL MEDAN

A. Profil Perusahaan

1. Sejarah singkat perusahaan

PT. Surya Meubel Medan adalah perusahaan swasta yang beroperasi dibidang penjualan barang – barang furniture yang berlokasi di jalan Wahidin No 11 Medan.

PT. Surya Meubel Medan berdiri pada tahun 2004 yang didirikan oleh bapak Surya Angkawidjaja dan bapak Henry. Dimana bapak Surya Angkawidjaja pemilik saham terbesar diperusahaan tersebut sekaligus direktur utama di perusahaan tersebut.

Produk- produk yang dihasilkan PT. Surya Meubel Medan adalah kursi, lemari, meja dan perabot rumah tangga lainnya serta menerima orderan design yang berhubungan dengan perabot rumah tangga. Seiring dengan berjalannya waktu, perusahaan mengalami kemajuan yang cukup baik, kemudian perusahaan mengembangkan usahanya dibidang design interior dan eksterior rumah.

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dari suatu perusahaan merupakan syarat atau alat manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan, semakin berkembang suatu perusahaan maka semakin bertambah kegiatan – kegiatan yang harus dilakukan agar tercapainya tujuan perusahaan sebagaimana yang diharapkan.

(9)

dikelompokkan ke dalam bagian – bagian tertentu sesuai dengan spesialisasinya untuk melaksanakan tugas dan wewenang yang telah diberikan kepadanya. Hal ini dilakukan agar karyawan dapar bekerja secara professional sesuai dengan bidangya sehingga memberikan hasil yang terbaik bagi perusahaan. Berdasrkan hal tersebut, dibutuhkan peranan struktur organisasi dalam mendukung aktivitas perusahaan.

Ada 4 dasar untuk melakukan proses pengorganisasian yaitu : 1. “Pembagian kerja (Division of Work)

2. Pengelompokan pekerjaan (Departmentalization). 3. Penentuan relasi antar bagian dalam organisasi (Hierarchy). 4. Koordinasi (Coordination)”.(Sule, 2005 :152)

(10)

STURUKTUR ORGANISASI

PT. SURYA MEUBEL MEDAN

Sumber: PT. Surya Meubel Medan

DIREKTUR

KEUANGAN PEMASARAN

MANAJER

OPERASIONAL

(11)

Adapun tugas dan tanggung jawab masing – masing bagian pada struktur organisasi PT. Surya Meubel Medan sebagai berikut :

a. Direktur

Adapun tugas dari direktur adalah : 1) Sebagai penyedia dana bagi perusahaan.

2) Merencanakan prospek aktivitas perusahaan ke depan. 3) Menetapkan ketentuan dan prosedur perusahaan.

4) Melakukan pengawasan pada PT. Surya Meubel Medan b. Manajer

Tugas dari manajer adalah :

1) Merencanakan pembelian / pengadaan barang ,suku cadang, peralatan, dan kebutuhan perusahaan lainya untuk operasi perusahaan.

2) Mengatur perencanaan keuangan dan menentukan target penjualan pada perusahaan.

3) Bertanggungjawab atas seluruh kegiatan perusahaan.

4) Memberikan laporan seluruh kegiatan secara berkala kepada direktur. 5) Menerima dan menyeleksi karyawan

c. Bagian keuangan

Tugas dari bagian keuangan adalah :

1) Memeriksa kelengkapan dokumen tagihan dan pembayaran.

2) Memberikan persetujuan dan penolakan terhadap pelanggan yang ingin melakukan pembelian secara kredit.

(12)

4) Mengontrol penggunaan dan pemasukan kas. d. Bagian administrasi

Tugas dari bagian administrasi adalah : 1) Bertanggung jawab penuh terhadap kas.

2) Menerima dan meneruskan informasi dan pelayanan telepon dan tamu 3) Menyelenggarakan absensi karyawan setiap hari.

4) Mempersiapkan dokumen – dokumen penagihan

5) Menerima dan memeriksa laporan setoran setiap harinya atau bertindak sebagai kasir.

e. Bagian operasional

Tugas dari bagian operasional adalah :

1) Melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan perusahaan. 2) Mengontrol persedian yang tersedia di gudang.

3) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kerja bagian umum dan bagian pabrik.

4) Bertugas dalam proses produksi untuk menghasilkan produk – produk yang telah direncanakan dengan biaya – biaya yang tidak melebihi anggaran yang telah di tetapkan.

5) Mengirimkan barang ke pelanggan, menagih piutang dari pelanggan. f. Bagian pemasaran

Tugas dari bagian pemasaran adalah : 1) Mempromosikan produk perusahaan. 2) Menerima order dari pelanggan.

(13)

g. Surveyor

1) Melakukan investigasi pada pelanggan yang ingin melakukan penjualan secara kredit.

2) Menjaga hubungan baik dengan pelanggan.

B. Manajemen Piutang

1. Pengertian manajemen piutang

Hampir semua perusahaan karena sifat usahanya yang menjual barang dan jasa mempunyai piutang. Piutang ini terjadi karena penjualan barang dan jasa tersebut dilakukan secara kredit. Semakin besar jumlah penjualan secara kredit, semakin besar pula piutang yang dimiliki oleh perusahaan. Manajemen piutang merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan yang menjual produknya secara kredit. Sebelum perusahaan menawarkan penjualan secara kredit kepada pelanggan, maka terlebih dahulu perusahaan membuat perencanaan yang matang tentang langkah – langkah yang harus ditempuh dalam mengelola piutangnya.

Dalam pengertian luas, istilah piutang dapat dipergunakan oleh semua pihak atas penyerahan uang, jasa, dan barang kepada pihak lain yang diharapkan akan dikembalikan dikemudian hari. Namun demikian, menurut tujuan akuntansi istilah piutang pada umumnya ditetapkan dalam pengertian yang sempit, yaitu berupa klaim yang diharapkan akan diselesaikan melalui penerimaan kas. Semua piutang yang diharapkan akan tertagih menjadi kas dalam waktu yang tidak lebih dari satu tahun, didalam neraca disajikan sebagai aktiva lancar.

(14)

semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan".

(James AX Stoner, 2000:8).

"Manajemen adalah menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain". (Chuck

Williams, 2001:6)

Jadi manajemen adalah segenap usaha atau perbuatan untuk menggerakkan sekelompok orang dan mengarahkan segala fasilitas dalam suatu usaha kerja sama dalam mencapai tujuan tertentu.

Sedangkan : “Piutang adalah memberikan kebijaksanaan kredit oleh perusahaan pada pelanggannya. Piutang dan inventory umumnya merupakan element –

element current assets yang dominant dibandingkan keseluruhan aktiva

lancar”.(Syafaruddin Alwi, MS 2000:57).

“Piutang meliputi semua tagihan dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya,

termasuk individu, perusahaan, atau organisasi lainnya. Piutang timbul dari

beberapa jenis transaksi, dimana yang paling umum ialah dari penjualan barang

ataupun jasa secara kredit.” (Fess, 2005 : 392)

Dapat disimpulkan bahwa Manajemen Piutang : " Proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengendalikan kekayaan perusahaan yang timbul akibat dari dilaksanakannya politik penjualan kredit dengan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan". 2. Klasifikasi piutang

Berdasarkan perbedaaan – perbedaan karakteristik yang dimiliki, piutang dapat digolongkan berdasarkan :

a. Jangka waktu pembayaran

(15)

c. Bentuk perjanjian

Ad. a. Berdasarkan jangka waktu pembayaran

Piutang berdasarkan jangka waktu pembayaran dapat diklasifikasikan menjadi dua (2) bagian, yaitu :

1) Piutang jangka pendek

Yaitu bentuk piutang yang mempunyai saat jatuh tempo kurang dari satu tahun atau kurang dari satu siklus operasi perusahaan.

Piutang yang dimiliki PT. Surya Meubel Medan termasuk piutang jenis ini karena batas waktu lamanya kredit kurang dari 1 tahun.

2) Piutang jangka panjang

Yaitu meliputi semua piutang yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi. Biasanya satu periode akuntansi tesebut dinyatakan dalam jangka waktu satu tahun dari tanggal neraca.

Piutang jangka panjang akan disajikan dalam neraca sebagai elemen investasi jangka panjang atau dalam harta lain-lain jangka panjang.

Ad. b. Berdasarkan sumber atau sebab terjadinya piutang

Piutang berdasarkan sumber atau sebab terjadinya piutang dapat diklasifikasikan menjadi :

1) Piutang dagang atau piutang usaha

(16)

meskipun bunga atau biaya dapat saja ditambahkan bilamana pembayarannya tidak dilakukan dalam periode tertentu.

Ayat jurnal untuk mengakui piutang dari penjualan barang atau jasa adalah:

Piutang dagang ...……….xxx

Penjualan ………..xxx

Dan ayat jurnal pada saat piutang tertagih adalah Kas ………xxx

Piutang Dagang ……….xxx 2) Piutang non dagang atau piutang lain – lain

Piutang non dagang adalah piutang yang timbul karena transaksi – transaksi selain penjualan barang atau jasa di luar usaha perusahaan. Yang termasuk ke dalam kelompok piutang non dagang adalah :

a) Piutang yang timbul dari transaksi pemberian pinjaman b) Deviden dan piutang bunga

c) Penjualan saham – saham d) Tuntutan atas potongan harga

e) Pembayaran di muka untuk pembelian – pembelian f) Uang iuran untuk modal saham

g) Pembayaran pajak yang terlalu besar Ad. c. Berdasarkan bentuk perjanjianya

(17)

Piutang non wesel adalah meliputi semua piutang yang tidak didukung oleh surat perjanjian tertulis untuk membayar piutang tersebut pada tanggal yang telah ditetapkan.

2) Piutang Wesel

Yaitu suatu janji tertulis yang tidak bersyarat dari seseorang kepada orang lain untuk membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu.

Piutang wesel ini dapat di klasifikasikan lagi menjadi dua yaitu : a) Berdasarkan Bunganya, dapat dibagi menjadi :

(1) Piutang wesel dengan bunga, yaitu piutang wesel yang mencantumkan tingkat bunga yang akan diperoleh oleh kreditur dalam surat perjanjiannya.

Ayat jurnal transaksi terjadinya wesel tagih :

Wesel tagih ………xxx

Piutang Usaha ………xxx

Ayat jurnal untuk mencatat bunga yang di peroleh Piutang bunga ………xxx

Pendapatan bunga ………xxx

Ayat jurnal untuk mencatat penyelesaian wesel pada tanggal jatuh tempo dan bunga

Kas……….xxx

Wesel tagih ………..xxx Pendapatan bunga ………xxx

(18)

Ayat jurnal untuk mencatat wesel diterima Wesel tagih ………..xxx

Piutang usaha ……….xxx

b) Berdasarkan apakah wesel tertentu sudah dijual dengan jaminan untuk dibeli kembali apabila debitur tidak dapat membayar pada saat jatuh tempo, dapat dibagi menjadi :

(1) Piutang wesel biasa, yaitu wesel yang belum dijual.

(2) Piutang wesel yang didiskontokan, yaitu piutang wesel yang dijual dengan perjanjian perusahaan akan membeli kembali apabila pada saat jatuh tempo debitur tidak membayar utangnya.

Adapun jenis – jenis piutang yang terdapat pada PT. Surya Meubel Medan adalah jenis piutang dagang atau piutang usaha, dimana piutang ini terjadi karena perusahaan melakukan penjualan barang secara kredit dengan menggunakan jangka waktu pembayaran dalam jangka pendek yaitu kurang dari satu tahun atau dari satu siklus operasi perusahaan. PT. Surya Meubel Medan juga menggunakan jenis piutang dalam bentuk perjanjian piutang Wesel tanpa bunga, yaitu piutang yang tidak mencantumkan tingkat bunga atas piutang yang sudah ditetapkan kepada pelanggan yang didukung oleh perjanjian dan jaminan piutang baik berupa surat-surat berharga maupun benda-benda lainnya.

C. Prosedur Piutang

(19)

sistematis sampai pada laporan keuangan seperti siklus akuntansi yang umum. Suatu piutang yang timbul dari penjualan barang akan dapat dicatat dengan mendebitkan piutang dan mengkreditkan perkiraan penjualan. Tetapi seandainya piutang tersebut telah dibayar, maka perkiraan piutang akan dikreditkan dan mendebitkan perkiraan kas.

1. Prosedur pencatatan piutang

Pencatatan piutang bertujuan untuk mencatat mutasi piutang yang terjadi pada perusahaan atas setiap debitur. Mutasi piutang terjadi disebabkan oleh adanya penjualan secara kredit, penerimaan kas atau pelunasan piutang oleh debitur, adanya retur penjualan dan adanya penghapusan. Dasar yang digunakan untuk mencatatan piutang adalah faktur aktivitas usaha secara kredit. Faktur yang diterima oleh bagian pembukuan yang akan dicatat ke buku jurnal pendapatan. Setiap hari jurnal pendapatan diposting ke buku pembantu piutang.

Dokumen pokok yang di pergunakan sebagai dasar pencatatan ke dalam kartu piutang adalah :

a. Faktur penjualan

Dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan timbulnya piutang dari transaksi penjualan secara kredit.

b. Bukti kas masuk

Dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan berkurangnya piutang dari transaksi pelunasan piutang oleh debitur.

c. Memo kredit

(20)

Dokumen ini digunakan sebagai pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum.

Sedangkan catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi yang menyangkut piutang dapat berupa :

a. Jurnal penjualan

Catatan ini digunakan untuk mencatat timbulnya piutang dari transaksi penjualan

b. Jurnal retur penjualan

Catatan ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi retur penjualan

c. Jurnal umum

Catatan ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi penghapusan piutang yang tidak dapat di tagih lagi. d. Jurnal penerimaan kas

Catatan ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi penerimaan kas dari debitur.

e. Kartu piutang

Catatan ini digunakan untuk mencatat untuk mutasi dan saldo piutang pada setiap debitur.

2. Prosedur penagihan piutang

Adapun prosedur penagihan piutang adalah :

(21)

b. Bagian administrasi menyerahkan faktur penjualan kebagian pemasaran, agar bagian penjualan segera melakukan penagihan piutang kepada setiap langganan.

c. Setelah piutang dapat ditagih, bagian pemasaran segera menyetorkan semua uang yang diterimanya ke bank dan menerima bukti setoran atau kwitansi sebagai bukti bahwa uang hasil tagihan telah benar-benar disetor.

d. Bagian pemasaran menyerahkan bukti setoran atau kwitansi kepada bagian administrasi untuk diperiksa sehingga faktur penjualan dan bukti setoran atau kwitansi bersama-sama difilekan.

Adapun teknik untuk menagih piutang adalah : a. Melalui surat

Bila mana waktu pembayaran utang dari pelanggan sudah lewat beberapa hari tetapi pelanggan belum juga melakukan pembayaran maka perusahaan dapat mengirimkan surat dengan nada “mengingatkan” (menegur) pelanggan yang belum membayar bahwa utangnya sudah jatuh tempo. Apbila utang tersebut belum juga dibayar maka dikirimkan lagi surat dengan nada yang “keras”.

b. Melalui telephone

(22)

diterima maka mungkin perusahaan akan memberikan perpanjangan sampai jangka waktu tertentu.

c. Dengan mendatangi langsung

Dengan datang langsung ke tempat pelanggan yang belum membayar utangnya cara ini dianggap paling efektif dalam penagihan piutang kepada pelanggan.

d. Tindakan secara hukum

Jika pelanggan tidak mau membayar juga maka cara yang digunakan dengan memperkarakan dengan kasus perdata.

Dalam akuntansi untuk mencatat piutang dapat dilakukan. Dengan dua metode yaitu:

a. Metode konvensional.

Dalam metode ini, pencatatan ke dalam kartu piutang dilakukan atas dasar data yang terdapat dalam jurnal.

b. Metode posting langsung ke dalam kartu piutang

Pencatatan dengan menggunakan metode ini akan meyambungkan pekerjaan posting ke buku pembantu piutang dan membuat surat pernyataan piutang. Posting langsung seperti ini dapat dilakukan setiap hari/setiap periode. Jika posting dilakukan setiap hari, maka faktur yang diperoleh setiap harinya diposting ke surat pernyataan dan buku pembantu.

3.Prosedur pencatatan piutang tak tertagih

(23)

resiko tidak akan tertagih. Beban operasi yang muncul karena tidak tertagihnya piutang dinamakan beban piutang tak tertagih.

Jika seorang debitur gagal untuk membayar utangnya sesuai kontrak penjualan ataupun weselnya belum dibayar saat jatuh tempo, tidak berarti bahwa utang – utang tersebut tidak akan dapat tertagih. Bangkrutnya debitur adalah salah satu petunjuk yang paling signifikan mengenai tidak tertagihnya sebagian atau seluruh piutang. Petunjuk lainnya meliputi penutupan bisnis pelanggan atau gagalnya upaya penagihan setelah dilakukan beberapa kali usaha.

Dalam akuntansi, metode pencatatan piutang tak tertagih ada dua yaitu : a. Metode Penyisihan (Allowance Method)

b. Metode Penghapusan Langsung (Direct Write Off Method) Ad.a. Metode penyisihan (allowance method)

Dalam mengantisipasi jumlah piutang yang tidak dapat tertagih perusahaan melakukan estimasi atau taksiran piutang yang tidak dapat ditagih setiap akhir periode.

Metode penyisian menghindari pengakuan atas beban piutang tak tertagih dilakukan di muka dengan membuat akun beban penyisihan piutang tak tertagih sebelum piutang dihapus. Ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat estimasi ini pada akhir periode :

Beban piutang tak tertagih ………xxx

Penyisihan piutang tak tertagih ……….xxx

Apabila piutang dagang dari pelanggan dapat dipastikan tak tertagih sama sekali, maka piutang tersebut dihapuskan dari akun penyisihan sebagai berikut :

Penyisihan piutang tak tertagih ……….xxx

(24)

Jika piutang yang telah dihapus ternyata dapat ditagih, maka ayat jurnal untuk menimbulkan kembali piutang adalah:

Piutang dagang ……….xxx

Penyisihan piutang tak tertagih ………..xxx

Kas ………..xxx

Piutang usaha ……….xxx

Ad.b. Metode penghapusan langsung (direct write off method) Apabila piutang dagang dari pelanggan dapat dipastikan tak tertagih sama sekali, maka piutang tersebut dihapuskan dari akun penyisihan sebagai berikut : Beban piutang tak tertagih ………xxx

Piutang dagang ………xxx

Jika piutang yang telah dihapus ternyata dapat ditagih, maka ayat jurnal untuk menimbulkan kembali piutang adalah: Piutang dagang ……….xxx

Beban piutang tak tertagih ………..xxx

Kas ………..xxx

Piutang usaha ……….xxx

D. Sistem Manajemen Piutang

(25)

Sistem manajemen piutang dapat dilakukan dengan standard kredit dan syarat kredit. Untuk standard kredit yang optimal, maka perusahaan perlu membandingkannya antara biaya marginal pemberian kredit dengan laba marginal dari peningkatan penjualan. Biaya marginal adalah biaya produksi, biaya penjualan dan biaya kualitas kredit.

Biaya kualitas kredit adalah biaya – biaya yang berkaitan dengan kualitas para pelanggan. Biaya kualitas kredit tersebut antara lain :

1. Kerugian karena piutang ragu – ragu

2. Biaya pemeriksaan dan penagihan yang lebih tinggi.

3. Dana yang lebih besar yang terkait dan tertanam dalam piutang dagang, mengakibatkan biaya modal yang lebih tinggi, karena pelanggan yang kurang layak menerima kredit, menunda pembayaran .

Syarat kredit merupakan syarat yang dibuat oleh suatu perusahaan sebelum perusahaan tersebut memberikan piutang pada pembeli. Oleh karena itu syarat kredit menjelaskan kewajiban pembeli dalam melakukan pembayaran piutang. Ada empat faktor yang mempengaruhi jangka waktu syarat kredit, yaitu :

1. Sifat ekonomi dari produk

(26)

2. Kondisi penjualan

Penjualan yang kurang membutuhkan uang tunai atau syarat kredit yang ditawarkan berjangka pendek.

3. Kondisi pembeli

Kelompok pengecer yang penjualannya tergolong bidang yang mengandung resiko menerima syarat kredit yang lebih longgar tetapi diberikan potongan yang cukup besar untuk merangsang membayar lebih awal.

4. Potongan tunai

Potongan tunai adalah reduksi yang didasarkan atas pembayaran yang dilakukan selama periode waktu tertentu.

Manajemen piutang merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan yang menjual produknya secara kredit. Dalam manajemen piutang, PT. Surya Meubel Medan mencakup beberapa kegiatan - kegiatan piutang yaitu:

1. Perencanaan jumlah dan pengumpulan piutang

Perencanaan jumlah piutang pada waktu yang akan datang disusun berdasarkan budget penjualan dengan memperhatikan persyaratan pembayaran yang ditawarkan perusahaan dan kebiasaan para pelanggan membayar hutangnya. Besarnya rencana piutang dipengaruhi oleh sejumlah resiko piutang yang berupa piutang tak tertagih (piutang ragu – ragu) yang diestimasikan oleh perusahaan. 2. Pengendalian piutang

(27)

a. Penyaringan pelanggan

Untuk menekan serendah mungkin resiko piutang (piutang tak tertagih) maka perlu diadakan penyaringan kepada pelanggan atas piutang. Adapun cara yang dilakukan oleh PT. Surya Meubel Medan adalah memperhatikan hal-hal berikut ini :

Adanya kejujuran pelanggan dalam membayar hutang - hutangnya. 1) Adanya kemampuan pelanggan untuk melunasi hutangnya. 2) Adanya jaminan piutang baik berupa surat-surat penting

maupun benda lainnya. b. Penentuan resiko kredit

Penentuan resiko kredit biasanya dari pengalaman tahun - tahun yang lalu dapat ditentukan besarya piutang tak tertagih, sehingga merupakan informasi bagi manajemen keuangan untuk merencanakan penyediaan cadangan, penghapusan piutang dan pengumpulan piutang pada setiap saat dalam satu periode.

c. Penentuan potongan-potongan (return)

Dalam memberikan rangsangan bagi pelanggan, agar membayar pada waktu yang ditetapkan, maka perlu memberikan potongan-potongan bagi pelanggan yang membayar tepat waktu.

d. Pelaksanaan administrasi yang berhubungan dengan penarikan piutang, yaitu dengan menyerahkan faktur penjualan dan Surat pernyataan piutang kepada pelanggan.

(28)

1) Penyampaian surat-surat tagihan kepada pelanggan yang rnenunggak.

2) Melakukan penagihan secara langsung.

3) Penarikan jaminan baik berupa surat-surat penting maupun benda-benda yang berharga.

3. Penggunaan ratio

Penggunaan ratio yaitu membandingkan tingkat perputaran piutang dengan rata-rata waktu pengumpulan piutang dari perusahaan tertentu dengan perusahaan lain yang sejenis atau dalam kelompok industri. Apabila terdapat perbedaan yang menyolok terhadap kedua ratio tersebut, maka perlu diteliti lebih mendalam kebijaksanaan yang telah dilakukan.

Piutang merupakan bagian dari modal kerja, maka keadaannya akan selalu berputar, dengan kata lain piutang yang akan tertagih pada waktu tertentu akan timbul kembali akibat adanya penjualan kredit dan seterusnya. Perputaran pada piutang tergantung pada panjang pendeknya waktu yang ditentukan dalam, syarat pembayaran kredit. Dimana semakin lama syarat pembayaran kredit, maka semakin lama pula terikatnya modal kerja tersebut dalam piutang yang akibatnya tingkat perputaran piutang dalam satu periode semakin kecil. Sebaliknya, semakin singkat syarat pembayaran kredit maka semakin cepat pula terikatnya modal kerja dalam piutang, yang akibatnya tingkat perputaran piutang dalam satu periode semakin besar pula.

(29)

Dimana : - Penjualan kredit bersih adalah semua penjualan sesudah dikurangi potongan-potongan.

- Rata-rata piutang adalah awal tahun ditambah piutang akhir tahun dan bagi dua.

Rata-rata pengumpulan piutang = 360 hari (dalam I tahun) (receivable turn over) Tingkat perputaran piutang

E. Pengawasan Intern Perusahaan

Pengawasan intern atau pengendalian intern adalah merupakan suatu istilah yang umum didalam akuntansi. Yang dimaksud dengan pengawasan intern dapat dibedakan atas dua pengertian yaitu dari pengertian sempit, pengawasan intern artinya sama dengan internal check yang merupakan ketelitian dalam memeriksa data administrasi yaitu: meliputi pengecekan penjumlahan, baik penjumlahan secara mendatar (cross footing) maupun penjumlahan secara umum (footing). Sedangkan dalam arti luas pengawasan intern dapat diartikan merupakan keseluruhan aktivitas yang dilakukan dan meliputi semua alat-alat yang digunakan manajemen untuk mengadakan pengawasan yang bertujuan untuk melindungi harta perusahaan.

Menurut norma pemeriksaan akuntansi, pengendalian dan pengawasan intern adalah: Semua metode dan ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam suatu perusahaan untuk melindungi harta, miliknya, mencek kecermatan dan keandalan data akuntan, mendorong ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditentukan.

(30)

1. Pengendalian administrasi : yang meliputi tidak hanya terbatas pada organisasi dan semua prosedur dan catatan yang berhubungan dengan semua proses pengambilan keputusan yang mengarah pada otorisasi manajemen pada suatu transaksi.

2. Pengendalian akuntansi meliputi organisasi, semua prosedur dan catatan yang berhubungan dengan pengamanan harta kekayaan, serta dapat dipercayainya catatan keuangan. Pengendalian intern harus disusun sedemikian rupa sehingga jaminan yang memadai bahwa:

a. Transaksi dilaksanakan sesuai otorisasi manajemen, baik yang bersifat umum maupun khusus.

b. Transaksi dibutuhkan sedemikian rupa, sehingga memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi Indonesia atau kriteria lain yang berlaku bagi laporan keuangan dan, untuk menyelenggarakan pertanggungjawaban atas aktivitas perusahaan.

c. Setiap kegiatan yang berkenaan dengan aktiva hanya diperkenankan apabila sesuai dengan otorisasi manajemen.

d. Pertanggungjawaban pencatatan akuntansi aktiva dibandingkan dengan aktiva yang ada dalam selang waktu yang wajar dan bila selisih diambil tindakan penyelesaian yang tepat.

Elemen pokok sistem pengendalian intern adalah :

(31)

b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, hutang, pendapatan dan biaya.

c. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi tiap bagian organisasi.

F.Kebijaksanaan Kredit dan Resiko yang Terjadi dalam Piutang Perusahaan

Besar kecilnya piutang yang dimiliki oleh perusahaan disamping dipengaruhi oleh kondisi perekonomian yang pada umumnya juga dipengaruhi oleh kebijaksanaan perkreditan yang ditentukan oleh perusahaan. Sementara kondisi perekonomian pada umumnya tidak bisa dipengaruhi oleh manajer keuangan, kebijaksanaan perkreditan jelas bisa ditentukan oleh perusahaan.

Dalam menilai kebijaksanaan kredit ini dengan membandingkan resiko dengan profitabilitas. Apabila perusahaan menurunkan standard kreditnya, maka penjualan akan meningkat, yang berarti peningkatan piutang pula, dan ini akan membawa keuntungan yamg lebih besar. Tetapi dengan peningkatan kredit ini perusahaan harus menanggung beban investasi pada piutang yang makin besar dan kemungkinan peningkatan piutang yang tidak bisa terkumpul.

Dalam memberi kredit , faktor – faktor yang perlu dipertimbangkan adalah:

1. Standart kredit atau kualitas pelanggan yang akan diperkenankan memperoleh kredit.

(32)

Faktor – faktor lain dalam hal pemberian kredit yang perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah dengan melakukan penilaian lima (5) C dari calon pelanggannya, yaitu :

1. Character (Karakter), yaitu sifat yang terdapat pada diri seseorang dan mencoba untuk memperkirakan kemungkinan bahwa pelanggan mau memenuhi kewajibannya. Faktor ini sangat penting oleh karena setiap transaksi kredit merupakan suatu janji untuk membayar.

2. Capacity (Kemampuan), yaitu penilaian kemampuan dari pelanggan untuk membayar kredit, kemampuan ini diukur dengan catatan prestasi bisnis pelanggan di masa lampau yang didukung dengan pengamatan lapangan atas bidang usaha yang dimilikinya. 3. Capital (Modal), yaitu penilaian jumlah kekayaan yang tersedia

pada waktu permohonan kredit diajukan. Gunanya sebagai jaminan terhadap kredit yang dipinjam. Oleh karena itu faktor ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh kredit.

4. Collateral (Jaminan), yaitu aktiva yang dijadikan jaminan oleh pelanggan sebagai jaminan kredit yang diberikan oleh perusahaan. 5. Condition of Economic, yaitu penilaian yang berhubungan dengan

(33)

Semua perusahaan pasti akan menemukan kendala, tergantung cara kita dalam mengatasinya. Resiko-resiko yang akan terjadi nantinya sangat perlu menjadi perhatian oleh perusahaan yang memberikan penjualan secara kredit. Banyak sekali kemungkinan-kemungkinan yang sifatnya merugikan dalam pemberian piutang bagi perusahaan. Karena para langganan mempunyai sifat yang umum yaitu bila yang memberi piutang menagih kembali piutangnya, maka ia akan berusaha untuk mengelak atau mentinda membayar tagihan.

Resiko - resiko yang biasa terjadi dalam hal pemberian piutang adalah sebagai berikut :

1. Resiko tidak dibayar seluruh piutang. 2. Resiko tidak dibayar sebagian piutang.

3. Resiko keterlambatan dalam melunasi piutang. 4. Resiko tertanamnya modal piutang.

ad. I. Resiko tidak dibayar seluruh piutang

Bagi perusahaan resiko adalah merupakan akibat yang paling berat. Karena seluruh tagihan yang telah direncanakan akan diterima tetapi, ternyata tidak dapat diterima sebagai uang kas kembali, dan pengorbanan yang telah diberikan ternyata sia-sia apalagi bagi perusahaan yang modalnya terbatas, maka bisa mengakibatkan kegagalan bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Ad. 2 Resiko tidak dibayarnya sebagian piutang

(34)

pembeli tersebut menunjukkan itikadnya yang tidak baik yaitu mulai tidak membayar hutangnya dengan membatalkan atau sengaja tidak mengisi rekeningnya. Alasan yang dibuat pembeli untuk mengelak dari pembayaran hutang-hutangnya ataupun si pelanggan mengalami kesulitan keuangan sehingga tidak dapat membayar lagi, ataupun si pelanggan merasa bahwa nilai barang sekarang yang dimilikinya tidak sesuai lagi dengan harga yang baru sehingga dia menganggap bila hutangnya dibayar pada perusahaan dia sudah merasa rugi. Ad. 3 Resiko keterlambatan di dalam melunasi piutang-piutangnya

Walaupun resiko ini ringan, tetapi juga mempengruhi keuangan perusahaan, karena jelas pemasukan uang dari tagihan tersebut menyalahi jadwal penerimaan kas walaupun akhirnya dapat diterima kembali.

Ad. 4 . Resiko tertanamnya modal dalam piutang

(35)

Setelah melihat resiko yang mungkin terjadi didalam piutang, maka pengelolaan piutang harus dilakukan dengan sebaik-baiknya, agar investasi yang tertanam dalam piutang tidak terlalu besar sehingga dapat merugikan perusahaan .

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi besarnya investasi dalam piutang adalah :

a. Volume penjualan kredit.

b. Syarat pembayaran penjualan kredit. c. Ketentuan tentang pembatasan kredit. d. Kebijaksanaan dalam pengumpulan piutang. e. Kebiasaan membayar dari langganan.

Untuk mencegah penundaan pembayaran piutang, cara yang digunakan oleh PT. Surya Meubel Medan adalah dengan membatasi penjualan secara kredit kepada langganan, khususnya bagi pelanggan yang sering menunda pembayaran hutangnya. Disamping itu juga pihak perusahaan menyeleksi calon pelanggan yang akan diberikan kredit dengan melihat kemampuan dan kejujuran pelanggan dalam melunasi hutang – hutangnya dari bulan sebelumnya.

(36)

BAB III

ANALISA DAN EVALUASI

Berdasarkan uraian yang telah disajikan pada bab sebelumnya, maka pada bab ini penulis memberikan analisa dan evaluasi terhadap manajemen pengawasan piutang dan penerapannya yang telah dilaksanakan PT. SURYA MEUBEL MEDAN.

Sistem manajemen piutang yang digunakan oleh PT. Surya Meubel Medan sudah sangat baik penanganannya karena perusahaan telah melaksanakan kebijakan kredit yang ditetapkan.

Dengan kebijaksanaan pemberian kredit dimaksudkan agar perusahaan mempunyai suatu ukuran untuk menetapkan pembeli yang akan memperoleh kredit, jumlah kredit yang diberikan,jangka waktu dan syarat pembayaran kredit serta kondisi – kondisi yang harus dipenuhi oleh penerima kredit.

Teknik kebijaksanaan penagihan piutang yang dilakukan oleh PT. Surya Meubel Medan hanya dengan dua cara saja untuk melakukan proses penagihan, yaitu dengan cara mengirimkan surat dengan melampirkan bukti transaksi. Cara kedua yaitu dengan mendatangi langsung ke tempat pelanggan untuk menagih utangnya.

(37)

Untuk piutang yang melewati tanggal jatuh tempo, maka dilakukan pemberitahuan setiap waktu kepada debitur melalui surat yang menanyakan kapan pembayaran piutang tersebut dilakukan. Pada umumnya surat tersebut diberikan langsung kepada debitur oleh pihak yang memegang otoritas di perusahaan tersebut.

PT. Surya Meubel Medan menggunakan metode penyisihan dalam mencatat piutang tak tertagih. Untuk mencegah piutang tak tertagih, perusahaan menggunakan kebijaksanaan kredit dengan memberikan persyaratan kredit kepada langganannya untuk membayar utangnya paling lambat 3 bulan. Jika piutang yang telah jatuh tempo diatas 6 bulan disebabkan oleh kebangkrutan, kemalangan dan melarikan diri, maka ditaksir piutang tidak dapat tertagih. Apabila pelanggan berjanji akan membayarnya, maka perusahaan memberikan jangka waktu tambahan untuk membayarnya sampai piutang tersebut benar – benar tidak dapat tertagih lagi barulah pihak manajemen menghapus piutang tersebut. Jika terdapat pembayaran atas piutang yang telah dihapuskan, maka akan dikatakan sebagai pendapatan lain – lain. Hal – hal yang meyimpang dari ketentuan tersebut harus melalui keputusan direktur. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen perusahaan sudah menunjukkan hal yang baik yaitu setiap kegiatan atau persoalan yang akan terjadi sudah dipersiapkan suatu jawaban sebagai solusi dari persoalan atau kegiatan tersebut.

(38)

1. Adanya kejujuran pelanggan dalam membayar hutang - hutangnya. 2. Adanya kemampuan pelanggan untuk melunasi hutangnya.

3. Adanya jaminan piutang baik berupa surat-surat penting maupun benda lainnya.

Hal – hal yang menyangkut tentang pembayaran hutang yang dilakukan pelanggan akan menentukan pembelian secara kredit untuk tahap berikutnya. Jika pelanggan melunasi hutangnya tepat waktu maka PT. Surya Meubel Medan akan memberi pembelian secara kredit untuk tahap berikutnya yang lebih besar. Jika tidak, maka pelanggan tersebut akan diberikan pembelian kredit yang lebih kecil dari semula atau tidak diberikan sama sekali. Hal ini bertujuan untuk memperkecil serta menghindari terjadinya piutang tak tertagih.

Dalam menilai kebijaksanaan kredit yang dilakukan perusahaan, perusahaan membandingkan resiko dengan profitabilitasnya. Apabila perusahaan menurunkan standar kreditnya, maka penjualan akan meningkat, yang berarti peningkatan piutang, dan ini akan membawa keuntungan yang besar tetapi, dengan peningkatan kredit ini perusahaan harus menangung beban investasi pada piutang yang makin besar dan kemungkinan peningkatan piutang yang tidak bisa terkumpul. Maka perusahaan memberikan standar kredit bagi pelanggan yaitu pelanggan harus memberikan laporan keuangannya kepada perusahaan agar dapat diketahui sejauh mana kualitas pelanggan yang memperoleh kredit dari perusahaan, kemudian jangka waktu kredit yang diberikan perusahaan kepada pelanggan dalam melunasi hutangnya yaitu paling lama 1 bulan setelah transaksi.

(39)

mempunyai cara tertentu dalam menjalankan kebijaksanaan yang ditempuh untuk menyelesaikan resiko – resiko yang dihadapi perusahaan tersebut. Untuk mengetahui apakah calon pelanggan atau langganan mampu membayar hutangnya, maka perusahaan PT. Surya Meubel Medan terlebih dahulu mengevaluasi dan mengambil langkah – langkah yang tepat terhadap pelanggan dengan cara mencari informasi baik dari luar maupun dari dalam perusahaan itu sendiri, serta berpedoman pada penilaian 5 C yaitu Character, Capacity, Collateral, Condition of Economic. Menganalisa calon pelanggan tersebut

penting karena dapat mengurangi dan menghindari kerugian pihak perusahaan. Pengendalian internal atas piutang pada PT. Surya Meubel Medan dikatakan baik karena masing – masing fungsi bagian dipisahkan yaitu fungsi persetujuan kredit, fungsi penjualan, fungsi keuangan. Individu yang bertanggung jawab menangani penjualan dipisahkan dari individu yang menangani akuntansi dan persetujuan kredit. Pemisahan fungsi – fungsi ini mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan penyalahgunaan dana.

(40)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas pada bab-bab sebelumnya yang menjelaskan tentang analisa manajemen piutang, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan dan saran tentang Analisa Manajemen piutang pada usaha mebel PT. Surya Meubel Medan.

Adapun yang menjadi kesimpulan dari analisa manajemen piutang yang dapat diperoleh antara lain :

1. PT. Surya Meubel Medan dalam penagihan piutang yang dilakukan sangat baik karena sesuai dengan kebijaksanaan penagihan yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Usaha yang dilakukan pada PT. Surya Meubel Medan untuk menangulangi resiko yang timbul akibat adanya piutang dagang sudah cukup baik. Hal ini terbukti dengan direncanakannya jumlah dan pengumpulan piutang, melakukan penyaringan pelanggan dan juga mengandalkan penilaian 5C (Caracter, Capacity, Collateral, Condition of Economic) terhadap calon

langganan.

3. Pada PT. Surya Meubel Medan pencatatan piutang dengan menggunakan metode posting langsung berdasarkan faktur penjualan.

(41)

dilakukan satu bagian saja dengan tujuan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya penyelewengan

5. PT. Surya Meubel Medan dalam penyaringan pelanggan sudah baik karena sesuai dengan prosedur yang ada yaitu : mengumpulkan informasi terlebih dahulu terhadap calon pembeli, menganalisis calon pembeli tersebut berdasarkan atas informasi yang diperoleh,serta menganalisis efisiensi pengumpulan piutang.

6. PT. Surya Meubel Medan menggunakan jenis piutang dalam bentuk perjanjian piutang wesel tanpa bunga.

7. PT. Surya Meubel Medan dalam hal pencatatan piutang yang telah dihapuskan ternyata dapat ditagih, perusahaan mencatatat sebagai pendapatan lain – lain.

B. SARAN

Adapun sedikit saran yang dapat penulis berikan pada perusahaan agar kegiatan perusahaan dapat berjalan lancar antara lain :

1. Bagian penagihan piutang hendaknya lebih giat dalam melaksanakan penagihan dengan melakukan pendekatan sebaik – baiknya.

2. Proses pencatatan piutang yang sudah dilakukan hendaknya dipertahankan kebaikannya dan jika perlu ditingkatkan untuk menunjang kelangsungan hidup usaha dagang ini.

(42)

4. Sebaiknya diadakan rapat minimal 1 kali dalam sebulan yang berguna untuk membahas masalah – masalah piutang dan mencari solusinya. 5. Perusahaan sebaiknya memberikan sangsi kepada pelanggan yang tidak

dapat membayar utangnya tepat waktu dengan membebankan bunga atas keterlambatannya dalam melunasi utangnya.

6. Pencatatan atas piutang yang telah dihapuskan ternyata dapat ditagih sebaiknya jangan dicatat sebagai pendapatan lain – lain melainkan dicatat dengan menimbulkan kembali piutang yang telah dihapuskan.

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Sahyunan, Manajemen Keuangan I, Cetakan Pertama, Penerbit USU Press, Medan, 2004.

Skousen, Fred K ett all, Akuntansi Keuangan Menengah, Penerbit PT. Dian Mas Cemelang, Jakarta,2001.

Fess, Warren Reeve, Pengantar Akuntansi, Edisi kedua puluh satu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2005.

Keown, Arthur J ett all. Dasar – Dasar Manajemen Keuangan, Edisi Ketujuh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2001.

Nafarin, M, Pengangaran Perusahaan, Edisi Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2007.

Syamsuddin , Lukman , Manajemen Keuangan Perusahaan , Edisi Kelima, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000.

Sundjaja, Ridwan dan Inge Berlian, Manajemen Keuangan, Edisi keempat, Penerbit PT. prenhalindo, Jakarta, 2002.

Sugiharso, Winardi, Prosedur Penelitian, Edisi Keempat, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 2005.

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti berasumsi bahwa hubungan yang signifikan antara lamanya persalinan kala II pada ibu bersalin multigravida terhadap apgar score menit 1 dan menit 5, hal

Penelitian tesis berjudul TATANAN GEOLOGI TELUK CENDERAWASIH DAN KAITANNYA DENGAN EVOLUSI TEKTONIK KEPALA BURUNG, PAPUA ini dilakukan di Black Gold Energy, LLC.,

Angket sering disebut dengan pengumpulan data yang menggunakan pernyataan-pernyataan yang dijawab dan ditulis oleh responden. 18 Metode pengumpulan data dengan angket

Countries are ranked in descending order according to the percentage of students reaching the Advanced International Benchmark. Source: Trend in International Mathematics and

15 Saya mampu mengumpulkan informasi baik melalui online maupun offline yang berkaitan dengan pilihan karir/ studi lanjut atau jurusan diperkuliahan

Masalah sterilisasi kucing masih banyak dibicarakan khususnya oleh orang dewasa, melalui media buku dapat menjadi media menarik yang akan memberikan edukasi mengenai manfaat

Hasil penelitian pasteurisasi dan waktu simpan telur ayam terdapat perbedaan antara telur pasteurisasi dengan telur tanpa pasteurisasi terhadap sifat putih telur

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan melakukan manajemen pajak sekaligus manajemen laba pada saat penurunan tarif pajak, manajemen pajak yang dilakukan