PENGARUH BERBAGAI ASPEK AUDIT INTERN
TERHADAP PENCAPAIAN ANGGARAN PERUSAHAAN
PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI DAERAH SUMATERA
UTARA
TESIS
Oleh
ABDULLAH ARIF NST
077017027/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGARUH BERBAGAI ASPEK AUDIT INTERN TERHADAP
PENCAPAIAN ANGGARAN PERUSAHAAN PERKEBUNAN
KELAPA SAWIT DI DAERAH SUMATERA UTARA
T E S I S
Oleh
ABDILLAH ARIF NST
077017027/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGARUH BERBAGAI ASPEK AUDIT INTERN TERHADAP
PENCAPAIAN ANGGARAN PERUSAHAAN PERKEBUNAN
KELAPA SAWIT DI DAERAH SUMATERA UTARA
T E S I S
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Program Studi Ilmu Akuntansi
Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
ABDILLAH ARIF NST
077017027/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis : PENGARUH BERBAGAI ASPEK AUDIT INTERN TERHADAP PENCAPAIAN ANGGARAN PERUSAHAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI DAERAH SUMATERA UTARA
Nama Mahasiswa :
Abdillah Arif Nst
Nomor Pokok :
077017027
Program Studi :
Ilmu Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof.Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS,MBA,Ak) (Dra.Tapi Anda Sari Lubis.M.Si.Ak)
Anggota Anggota
Ketua Program Studi Direktur
(Prof.Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak) (Prof.Dr.Ir.T. Chairun Nisa B.,M.Sc)
Telah Diuji pada
Tanggal: 12 Agustus 2008
PANITIA PENGUJI TESIS :
Ketua : Prof.Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak.
Anggota : 1. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak.
2. Drs. M. Lian Dalimunthe.M.Ec, Ac
3. Drs. Rasdianto, MA, Ak.
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan suatu studi yang bertujuan untuk menganalisis dan menguji tentang pengaruh berbagai aspek audit intern terhadap pencapaian anggaran perusahaan perkebunan kelapa sawit di daerah Sumatera Utara, untuk membuktikan adanya pengaruh yang signifikan dan positif dari berbagai aspek audit intern terhadap pencapaian anggaran.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian meliputi usia kepala audit intern, pengalaman kerja kepala audit intern, pendidikan kepala audit intern, jumlah staf audit intern, pemakaian alat dalam audit intern, audit manajemen dan penerapan standar audit intern Ukuran yang digunakan pada pencapaian anggaran adalah persentase (%) pencapaian anggaran dari masing-masing pusat pertanggungjawaban dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Jumlah Perusahaan yang dikirim kuesioner dalam penelitian ini berjumlah 43, namun hanya 36 kuesioner yang dikembalikan dan diolah lebih lanjut. Model analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi linier berganda
Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh berbagai aspek audit intern terhadap pencapaian anggaran perusahaan perkebunan kelapa sawit di daerah Sumatera Utara dalam tingkat yang signifikan.
ABSTRACT
This Study is interested to analyze and doing test about the effect of internal audit for achieving the budget target on Pruide Palm Plantation Companies in North Sumatera regions. In addition, it is to have proof existing the effect significantly and positive from various internal audit aspects on achieving the budget target.
Data as collected to this study cover the age of chief internal audit , working experience of chief internal audit , education of chief internal audit, number of staff internal audit, Management Audit and instrument uses for internal audit, standard application for internal audit such as; independence of internal audit, professional expert in auditing, wide working of auditing, implementation for auditing and management of internal audit division. The criterion adopted with the achieving budget target is percentage (%) for achieving budget target of each center of responsibility with the target that has been arranged prior. The results as seen on questioners which are sent to the 36 companies. Analysis modal that used is multiple regression.
This results shows that “ There is a positive relationship between the internal audit aspects on achieving the budget target on cruide palm plantation companies in North Sumatera region”.
KATA PENGANTAR
Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah serta bimbingan-Nya selama mengikuti perkuliahan dan
menyelesaikan tesis ini, yang berjudul ”Pengaruh Berbagai Aspek Audit Intern
Terhadap Pencapaian Anggaran Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit di Daerah
Sumatera Utara”. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan berbagai pihak tidak
mungkin tesis dapat terselesaikan. Untuk ini perkenankan penulis menyampaikan rasa
terima kasih yang tulus kepada :
1. Bapak Prof.Chairuddin P.Lubis, DTM&H, SpA(K), selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada kami untuk
mengikuti dan menyelesaikan pendidikan program magister.
2. Ibu Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B, M.Sc dan Prof.Dr.Ir. Rahim Matondang selaku
direktur dan pembantu direktur 1 sekolah pasca sarjana Universitas Sumatera
Utara, atas kesempatan kami menjadi mahasiswa program magister akuntansi
pada sekolah pasca sarjana Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak selaku ketua program studi
Magister Ekonomi Akuntansi Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Sumatera Utara
atas kesempatan kami untuk menyelesaikan pendidikan program magister
akuntansi.
4. Ibu Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak dan Ibu Dra. Tapi Anda Sari
Lubis, M.Si, Ak selaku pembimbing yang telah memberikan perhatian dan
dorongan melalui bimbingan dan saran dalam penyelesaian tesis ini.
5. Bapak Drs.Rasdianto, MA, Ak, Bapak Drs.M.Lian Dalimunthe MEc.Ac, Ak dan
Ibu Dra.Sri Mulyani, MBA, Ak selaku dosen penguji. Terima kasih atas saran dan
6. Seluruh dosen dan Guru Besar pada Sekolah Pasca Sarjana Ekonomi Akuntansi.
7. Sembah sujud penulis kepada Ibunda tercinta, yang selalu memberikan semangat
kepada penulis, dan Ayahanda tercinta, yang terus mendukung untuk
menyelesaikan studi. Doa dan kasih sayang penulis selalu untuk papa dan mama.
8. Adikku yang tercinta Aulia Arif Nst dan Riski Harmayani, terima kasih atas
bantuannya pada abangda.
9. Terima kasih juga kepada staf administrasi Sekolah Pascasarjana : Ari, Kak
Dori, Kak Yuli, Bang Dedi, Yusna, Kak Atik dan teman – teman seangkatan di
Sekolah Pascasarjana Ilmu Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
10.Khusus Rekan – rekan di Asian Agri Group dan teman – teman lainnya yang pada
kesempatan ini tidak dapat penulis cantumkan namanya satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dengan keterbatasan pengetahuan penulis, maka hasil
penelitian ini masih perlu disempurnakan. Karena itu dengan segala kerendahan
hati penulis memohon segala kritik dan saran demi perbaikan hasil penelitian ini.
Terima kasih.
Medan, 12 Agustus 2008
Penulis,
RIWAYAT HIDUP
1. NAMA : ABDILLAH ARIF NASUTION
2. TEMPAT / TGL LAHIR : MEDAN/06 APRIL 1983
3. PEKERJAAN : --
4. AGAMA : ISLAM
5. ORANG TUA :
a. AYAH : MARIFUL ARIF NASUTION
b. IBU : HASYUNI
6. ALAMAT : KOMPLEK TPI BLOK H NO.4 MEDAN
7. PENDIDIKAN :
a. SD : SD BHAYANGKARI MEDAN
b. SMP : SMP BHAYANGKARI MEDAN
c. SMA : SMU HARAPAN MEDAN
d. S1 : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
2.1. Kerangka Lengkap Standar Audit Intern ... 13
2.2. Penelitian Terdahulu ... 22
3.1. Definisi dan Pengukuran Variabel ... 35
4.1. Ringkasan Hasil Uji Validitas dan Realibilitas ... 40
4.2. Hasil Analisis Koefisien Determinasi ……… 44
4.3. Koefisien Korelasi Antar Variabel ... 45
4.4. Hasil Analisis Koefisien Determinasi dan Uji Keberartian Koefisien Korelasi ……… 46
4.5. Analisis Varians (Anova)... 47
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
2.1. Struktur Organisasi Perusahaan dengan bagian Audit Intern memiliki Tanggung jawab Primer kepada manajemen dan tanggung jawab
sekunder kepada dewan komisaris... 20
2.2 Kerangka Konseptual Pengaruh Berbagai Aspek Audit Intern terhadap
pencapaian anggaran perusahaan perkebunan kelapa sawit di daerah
Sumatera Utara ………... 25
4.1 Uji Normalitas Data ……… 42
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul Halaman
1. Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit menurut Kantor Biro Pusat
Statistik Sumatera Utara ... 60
2. Data Hasil Kuesioner Secara Keseluruhan Variabel... 64
3. Data Hasil Kuesioner Variabel Penerapan Standar Audit Intern... 65
4. Data Hasil Kuesioner Variabel Manajemen Audit ... 69
5. Data Hasil Kuesioner Variabel Pencapaian Anggaran ... 70
6. Output SPSS ... 72
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ………... i
ABSTRACT ………... ii
KATA PENGANTAR ………. iii
RIWAYAT HIDUP ………. v
DAFTAR ISI ………... vi
DAFTAR TABEL ……… viii
DAFTAR GAMBAR ………... ix
DAFTAR LAMPIRAN ………. x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Penelitian ...………... 1
1.2. Perumusan Masalah ..………... 5
1.3. Tujuan Penelitian ... 5
1.4. Manfaat Penelitian ... 5
1.5. Batasan Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 8
2.1. Landasan Teori …...………... 8
2.1.1. Arti dan Tujuan Audit Intern... 8
2.1.2. Ruang Lingkup Audit Intern ... 10
2.1.3. Standar Audit Intern ... 12
2.1.4. Jenis-Jenis Audit Intern ... 14
2.1.5. Kedudukan Bagian Audit Intern Dalam Perusahaan... 16
2.1.6 Anggaran ... 21
2.2. Penelitian Terdahulu ... 22
2.3. Kerangka Konseptual ... 24
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
3.1. Rancangan Penelitian ………... 28
3.2. Populasi dan Sampel ... 28
3.3. Variabel Penelitian ... 29
3.3.1. Klasifikasi Variabel ... 29
3.3.2. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 34
3.4. Lokasi dan Waktu ... 36
3.5. Prosedur Pengambilan Data ... 36
3.6. Model dan Teknik Analisis Data ... 37
3.6.1. Pengujian Kualitas Data... 37
3.6.1.1. Pengujian Keandalan (Test of Realibility)... 37
3.6.2. Pengujian Asumsi Klasik ... 37
3.6.2.1.Pengujian Normalitas ... 37
3.6.2.2.Uji Heterokedastisitas ... 38
3.6.2.3 Uji Autokorelasi... 38
3.6.2.4. Uji Multikolinieritas ... 39
3.6.3. Pengujian Hipotesis ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40
4.1. Pengujian Validitas dan Realibilitas Data... 40
4.2. Pengujian Asumsi Klasik ... 41
4.2.1. Uji Normalitas... ... 41
4.2.2. Uji Heteroskedastisitas... ... 42
4.2.3. Uji Autokorelasi... 43
4.2.4. Uji Multikolinieritas ... 44
4.3. Pengujian Hipotesis ... 45
4.3.1. Uji F (Analisis Varians)... 47
4.3.2 Uji t (Parsial)... 48
4.4. Pembahasan Hasil Analisis ... 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... ... 51
5.1. Kesimpulan... 51
5.2. Keterbatasan Penelitian... 52
5.3. Saran... ... 53
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemilik yang juga sebagai pimpinan perusahaan dapat mengendalikan
langsung hal-hal yang terjadi dalam perusahaan. Setelah perusahaan berkembang
menjadi besar maka partisipasi pemilik tidak lagi dapat dilakukan seperti keadaan
sebelumnya. Dalam keadaan ini ruang lingkup perusahaan bertambah serta menjadi
komplek. Lebih lanjut manajemen dituntut untuk mengamankan harta milik
perusahaan, menentukan perencanaan strategi perusahaan agar tujuan usaha
perusahaan tercapai. Jadi aspek penting manajemen akan berkembang sesuai dengan
luas perusahaan.
Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam
jangka waktu satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan
kuantitatif orang lain. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai perencanaan
laba (profit planning). Dalam perencanaan laba, manajemen menyusun rencana
operasional yang implikasinya dinyatakan dalam laporan laba rugi jangka pendek dan
jangka panjang, neraca kas dan modal kerja yang diproyeksikan di masa yang akan
datang.
Dalam menggambarkan anggaran dan proses penyusunan anggaran, layaknya
sebagai suatu proyek pembangunan gedung berlantai tiga puluh. Untuk membangun
berdasarkan cetak biru (blue print) dan berdasarkan rencana biaya yang dibuat oleh
arsitek. Setiap bulan dibuat anggaran biaya untuk pedoman dalam pelaksanaan
kegiatan pembangunan setiap bagian gedung tersebut, sehingga keseluruhan
pekerjaan gedung tersebut dapat terlaksana sesuai dengan cetak biru (blue print) yang
telah dibuat dengan rencana biaya yang telah disusun sebelum proyek dilaksanakan.
Pengelolaan perusahaan tidak jauh berbeda dengan pengelolaan suatu proyek
pembangunan gedung seperti yang dijelaskan diatas. Untuk jangka waktu tertentu,
misalnya lima sampai sepuluh tahun, manajemen puncak menetapkan kearah mana
perusahaan akan dijalankan. Manajemen puncak menyusun semacam blue print
tentang kondisi yang akan dicapai perusahaan dalam jangka panjang. Blue print ini
berisi tentang program jangka panjang yaitu pangsa pasar, produk dan teknologi
produksi, keuangan, kepegawaian, citra perusahaan, sistem informasi manajemen,
budaya perusahaan dan lain sebagainya. Manajemen mengalokasikan sumber daya
yang ada untuk setiap program yang disusunnya. Untuk menjamin terlaksananya
program tersebut, manajemen menyusun anggaran yang berisi rencana kerja tahunan
dan taksiran nilai sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan rencana kerja
tersebut. Dalam proses penyusunan anggaran tersebut ditunjuk manajer yang
bertanggung jawab dalam pelaksanaan rencana kerja dan dialokasikan berbagai
sumber daya yang diperlukan kepada manajer yang bersangkutan. Anggaran
menjamin pelaksanaan rencana kerja dengan biaya yang sesuai dengan yang
untuk memberikan jaminan pencapaian blue print tentang program jangka panjang,
yang mencakup pangsa pasar, produk dan teknologi produksi, kepegawaian,
keuangan, citra perusahaan, sistem informasi manajemen, budaya perusahaan dengan
biaya sesuai dengan yang dianggarkan sebelumnya.
Staf audit internal (internal audit staff) yang mempunyai tanggung jawab
melaksanakan tugas audit intern merupakan faktor penting dan merupakan alat untuk
menentukan efektifitas prosedur yang telah digariskan, dan apakah prosedur tersebut
ditaati. Audit intern diperlukan untuk menelaah dan menilai kegiatan-kegiatan
perusahaan guna memberikan saran-saran kepada manajemen.
Audit intern adalah suatu fungsi penilaian yang bebas dalam suatu organisasi
guna menelaah atau mempelajari dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan, untuk
memberikan saran-saran kepada manajemen. Tujuan audit intern adalah membantu
semua tingkatan manajemen agar tanggung jawabnya dapat dilaksanakan secara
efektif untuk maksud tersebut audit intern menyajikan analisis-analisis,
penilaian-penilaian, saran-saran, bimbingan-bimbingan dan informasi yang berhubungan
dengan kegiatan yang telah ditelaah, dipelajari dan dinilainya. (Walter G. Kell et.
all.,1988:800)
Dari defenisi diatas maka jelaslah, staf audit intern (pemeriksa internal) perlu
dinamis dan mempunyai orientasi atau pandangan sejarah dan masa yang akan
datang. Hal ini disebabkan karena pemeriksa internal berkedudukan sebagai penilai
yang bebas, maka pemeriksa internal hendaknya benar-benar bebas dalam sikap dan
(measures) yang akan digunakan dalam penilaiannya. Berhasil atau tidaknya suatu
kegiatan didasarkan pada perbandingan atas ukuran-ukuran dan prestasi. Ukuran yang
digunakan tidak hanya terdiri dari anggaran, standard cost, standar kualitas, tetapi
berdasar pertimbangan-pertimbangan bebas dapat digunakan ukuran yang lain (other
measurement). Dalam hal yang terakhir, pemeriksa internal perlu menguasai semua
aspek lingkungan perusahaan. Perhatiannya bukan hanya berhubungan dengan
prosedur-prosedur akuntansi dan keuangan, pengembangan produksi, penjualan dan
pemasaran, teknik dan lain-lain. Hal ini disebabkan tugas-tugas yang dibebankan
kepada pemeriksa internal adalah untuk meneliti keseluruhan kegiatan perusahaan.
Persyaratan standar-standar dari internal auditor meliputi ketetapan tindakan
yang diambil pada laporan audit dan rekomendasi-rekomendasi yang ada dalam
laporan. Standar audit intern tersebut adalah merupakan aspek umum yang
merupakan suatu kriteria atau ukuran tentang bagaimana pemeriksaan intern
dilakukan oleh pemeriksa internal (internal auditor) dalam melaksanakan praktik
audit. Semakin lengkap standar audit intern tersebut dipatuhi oleh pemeriksa internal,
maka akan semakin baik pula praktik audit yang dilakukan, tentunya hasil yang
dicapai juga akan lebih baik. Ini berarti pemrograman, penganggaran, operasi dan
pengukuran, pelaporan dan analisis yang merupakan siklus dalam tahap-tahap proses
pengendalian manajemen akan lebih efektif, sehingga semakin efektif pula
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan
mengambil judul “Pengaruh berbagai aspek audit intern terhadap pencapaian
anggaran pada perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit di daerah Sumatera
Utara”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : Apakah berbagai aspek audit intern berpengaruh terhadap
pencapaian anggaran Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit di daerah Sumatera
Utara secara simultan dan parsial?
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian dapat
dikemukakan sebagai berikut : untuk memperoleh bukti empiris apakah berbagai
aspek audit intern berpengaruh terhadap pencapaian anggaran perusahaan
perkebunan kelapa sawit di daerah Sumatera Utara secara simultan dan parsial.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam peningkatan peranan audit intern dalam meningkatkan
Sedangkan bagi staf audit intern hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan
atau wawasan sehingga dapat meningkatkan kualitas pekerjaannya.
2. Bagi peneliti. Dapat menambah wawasan peneliti, khususnya tentang pengaruh
audit intern terhadap pencapaian target anggaran perusahaan perkebunan kelapa
sawit di daerah Sumatera Utara.
3. Bagi peneliti Selanjutnya. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
acuan untuk penelitian selanjutnya sesuai dengan topik penelitian ini dengan
variabel yang berbeda.
1.5. Batasan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat batasan-batasan yang tujuannya adalah guna
memfokuskan pada pokok permasalahan yang diteliti, dengan adanya pembatasan
bisa memperjelas lingkup penelitian serta alat ukur yang digunakan. Batasan tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Berbagai aspek audit intern didasarkan pada penerapan standar audit intern oleh
pemeriksa internal dalam melaksanakan audit, meliputi :
1. Usia Kepala Audit Intern
2. Pengalaman Kerja Kepala Audit Intern
3. Pendidikan Kepala Audit Intern
5. Pemakaian Alat dalam Audit Intern
6. Penerapan Standar Audit Intern
7. Pelaksanaan Audit Manajemen
Aspek tersebut merupakan variabel independen yang secara hipotesis mempunyai
hubungan positif terhadap pencapaian target anggaran.
b. Pencapaian target anggaran sebagai variabel dependen, dalam penelitian ini
pengukurannya mendasarkan pada teori sistem pengendalian manajemen yang
terdiri atas proses pengendalian dan struktur pengendalian.
Proses pengendalian meliputi perencanaan strategi, penganggaran, operasi dan
pengukuran, analisis dan pelaporan, yang merupakan suatu siklus tak ada
hentinya, sedangkan struktur pengendalian, konsep utamanya adalah pusat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1. Landasan Teori
2.1. 1. Arti dan Tujuan Audit Intern
Kalbers dan Fogarty (1995:65) menyatakan audit intern hanya terdapat dalam
perusahaan yang relatif besar. Dalam perusahaan ini, pimpinan perusahaan
membentuk banyak departemen, bagian, seksi atau satuan organisasi yang lain dan
mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada kepala unit organisasi tersebut.
Pendelegasian wewenang kepada sejumlah unit organisasi inilah yang mendorong
perlunya dibentuk staf audit intern. Pemeriksa intern melayani peranan penting dalam
perusahaan. Pekerjaan mereka berfokus pada peranan tersebut, yang fungsi-fungsi
lain dalam organisasi beroperasi dibawah parameter pengendalian yang ditetapkan
oleh hukum dan kebijakan perusahaan.
Sampai sekarang masih banyak orang yang menganggap audit intern sebagai
suatu kegiatan yang berhubungan dengan verifikasi transaksi dan catatan keuangan
perusahaan. Pekerjaan audit intern tidak terlepas dari kegiatan akuntansi suatu
perusahaan, sehingga audit intern tidak lebih dari audit keuangan yang dilakukan oleh
karyawan perusahaan sendiri.
Ditinjau dari sudut etimologi, anggapan-anggapan tersebut memang ada
benarnya. Dua kata yang membentuk istilah audit intern yang terdiri dari kata audit
Audit dapat diartikan sebagai audit atas data administrasi suatu perusahaan yang
dilakukan untuk meneliti kecermatan data administrasi dan menilai kebenaran laporan
keuangan perusahaan tersebut. Dengan adanya kata intern yang mengikuti kata audit
dapat menunjukkan bahwa kegiatan audit tersebut dilakukan oleh orang dalam
perusahaan sendiri.
Pengertian yang sesungguhnya dari audit intern dikeluarkan oleh Institute of
Internal Auditors (IIA) tercantum dalam Standards for The Professional Practice of
Internal Auditing (2002), menyatakan : Audit Intern adalah suatu aktivitas
independen, yang memberikan jaminan keyakinan serta memberi konsultasi yang
dirancang untuk memberikan suatu nilai tambah serta meningkatkan kegiatan operasi
organisasi. Internal auditing membantu organisasi dalam usaha mencapai tujuannya
dengan cara memberikan suatu pendekatan disiplin yang sistematis untuk
mengevaluasi dan meningkatkan keefektifan manajemen resiko, pengendalian dan
proses pengaturan dan pengelolaan organisasi. Sedangkan menurut Sawyer (2003)
audit Intern adalah suatu fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam suatu
organisasi untuk mengkaji dan mengevaluasi aktifitas organisasi sebagai bentuk jasa
yang diberikan bagi organisasi. Dari defenisi tersebut kelihatan bahwa ruang lingkup
audit intern tidak hanya pada bidang akuntansi dan keuangan saja, akan tetapi dapat
mencakup seluruh kegiatan organisasi. Begitu juga dengan jasa yang merupakan
produk akhir dari audit intern diperuntukkan bagi seluruh anggota organisasi meliputi
Adapun tujuan audit intern, sebagaimana yang dinyatakan oleh IIA yaitu :
Tujuan audit intern adalah membantu anggota organisasi dalam pelaksanaan
tanggung jawab mereka. Untuk itu, audit intern melengkapinya dengan analisis,
penilaian, rekomendasi, konsultasi dan informasi mengenai penelaahan aktifitas
tersebut. (Gil, 1986 : 313). Kutipan diatas bermakna bahwa tujuan audit intern adalah
untuk membantu anggota organisasi dalam melaksanakan tanggung jawab yang
dibebankan kepada mereka agar efektif. Bantuan tersebut diwujudkan dalam bentuk
analisis, penilaian, rekomendasi, konseling, dan informasi yang berhubungan dengan
kegiatan yang diperiksa.
2.1.2. Ruang Lingkup Audit Intern
Woolf (1973:6) menyatakan daur transaksi dari suatu perusahaan melewati
tiga tahap. Tahap pertama adalah tahap perencanaan, yang biasanya berakhir pada
otorisasi dari level tertentu dalam organisasi. Tahap kedua adalah tahap akuntansi,
yaitu tahap pelaksanaan dan pencatatan dalam buku perkiraan. Ini adalah tahap yang
paling sederhana, karena hanya untuk ketepatan dan klasifikasi dari tahap pertama
tadi. Sedangkan tahap yang terakhir adalah tahap penelaahan transaksi, dan tahap ini
menjadi perhatian audit intern. Karyawan yang bertanggung jawab pada tahap ini
tidak mempunyai hubungan dengan karyawan yang mempunyai tanggung jawab pada
tahap pertama dan tahap kedua. Oleh karena itu, audit intern merupakan suatu fungsi
tersendiri dan terpisah dari tanggung jawab otorisasi dan pencatatan, yaitu berkenaan
intern menjadi wewenang dari manajemen perusahaan, sedangkan ruang lingkup
audit intern dalam suatu perusahaan bergantung pada apa fungsi audit intern yang
telah ditentukan oleh manajemen perusahaan, dan mungkin bersama-sama dengan
dewan komisaris.
Pemeriksa Intern harus menelaah keandalan dan integritas informasi keuangan
dan operasi serta cara-cara untuk mengidentifikasi, mengukur, mengelompokkan, dan
melaporkan informasi tersebut. Pemeriksa intern harus menilai sistem yang telah
ditetapkan untuk menjamin kesesuaiannya dengan kebijakan, rencana, prosedur,
hukum, dan peraturan yang mungkin dapat berpengaruh terhadap operasi dan laporan.
Pemeriksa Intern harus menilai cara-cara untuk melindungi harta perusahaan dari
berbagai kemungkinan kehilangan, seperti pencurian, kebakaran, penggelapan, dan
sebagainya. Untuk itu pemeriksa intern harus melakukan verifikasi atas eksistensi
harta perusahaan dengan menggunakan prosedur audit yang sesuai. Pemeriksa intern
harus pula menilai apakah sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis.
Akhirnya pemeriksa intern harus pula menilai operasi atau program untuk
memastikan apakah hasil yang diperoleh dari operasi atau program tersebut sesuai
dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan, dan apakah pelaksanaannya telah
sebagaimana yang direncanakan.
Namun, pemeriksa intern dapat juga menyelenggarakan fungsi yang selain
fungsi pelaporan, seperti yang dikemukakan oleh Greenspan et.al (1994:78),
Pemeriksa Intern secara regular menyelenggarakan berbagai fungsi pelaporan yang
dengan pekerjaan audit, mereka lebih terlibat dengan proses pembuatan keputusan
manajemen, memberi nasehat pembuatan keputusan objektif kepada manajemen
puncak pada penawaran tender, menentukan merger, akuisisi dan sebagainya.
2.1.3. Standar Audit Intern
Pemeriksa intern memerlukan pedoman atau standar dalam menjalankan
fungsinya. Institute of Internal Auditors (IIA) telah menetapkan standar praktek bagi
pemeriksa intern yang mengikat para anggotanya. Standar itu menetapkan ukuran
bagi operasi suatu audit intern yang memberi pengukuran konsisten tentang kinerja
audit. (Sawyer, 1991:39). Kriteria yang ditetapkan dalam standar itu dapat diterapkan
pada semua perusahaan dan bagian audit intern merupakan kekuatan yang dapat
menyatukan pemeriksa intern seluruh dunia; mendorong peningkatan praktek audit
intern; mengenal segala sesuatu yang berkenaan dengan peran baru, objektivitas,
ruang lingkup, dan kinerja audit intern; dan mempromosikan pengakuan terhadap
Kerangka lengkap standar audit intern adalah sebagi berikut : (Miller, critied
by Kell and Boynton, 1992:810).
Tabel 2.1 Kerangka Lengkap Standar Audit Intern
NAMA DOKUMEN PENGESAH KETERANGAN
Statement of
Responsibilities of Internal Auditing
IIA Board of Directors
Membicarakan peran dan tanggung jawab audit intern
Code of Ethics IIA Board of
Directors
Menetapkan standar prilaku professional untuk anggota IIA dan/ atau pemeriksa intern berijazah
Standards for the Professional Practice of Internal Auditing (Standards)
General Standards IIA Board of
Directors
Menetapkan lima standar umum audit intern yang harus diikuti untuk memenuhi standar itu.
Spesific Standards Professional
standards
Committee (PSC)
Menetapkan 25 standar khusus yang harus diikuti untuk memenuhi standar umum.
Guidelines PSC Menetapkan pedoman yang paling
berterima umum untuk memenuhi standar umum dan standar khusus. Statement on Internal
Auditing Standards (SIAS)
PSC Memberi Interpretasi tentang
standar umum, standar khusus dan pedoman yang telah ditetapkan. Sebagai tambahan, SIAS
digunakan untuk menambah atau merubah pedoman yang ada.
Practice Directives (PD) PSC Menentukan kebijakan dan
prosedur lembaga IIA menyusul pengelolaan standar professional. Professional Standards
Bulletins (PSB)
Di Indonesia, standar audit intern belum ditetapkan secara resmi yang berlaku
bagi seluruh perusahaan. Kalaupun ada, yaitu acuan yang dikeluarkan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) berupa standar audit SPI BUMN/D
yang meliputi standar umum, standar audit, standar pelaporan, dan standar tindak
lanjut. (Forum Komunikasi Satuan Pengawasan Intern (FK-SPI) BUMN/D, 1996:57).
Sepertinya Standar Audit SPI BUMN/D tersebut mengadaptasi Standards for
Professional Practice of Internal Auditing yang dikeluarkan oleh Institute of Internal
Auditors (IIA).
2.1.4. Jenis-Jenis Audit Intern
Reeve (1988:11) menyatakan ada berbagai pendapat mengenai jenis audit
intern, terutama antara audit operasional dan audit manajemen. Sebagian pendapat
mengatakan bahwa audit operasional identik dengan audit manajemen dan
beranggapan bahwa audit intern yang berada diluar lingkup bidang audit keuangan
disebut dengan audit operasional. Sementara pendapat lain mengatakan bahwa tidak
semua audit yang berada di luar audit keuangan merupakan audit operasional dan ada
bagian tertentu yang bukan audit operasional dan ada bagian tertentu yang bukan
audit operasional tapi adalah audit manajemen. Audit intern dibagi atas audit
keuangan, audit operasional, dan audit manajemen.
Audit operasional dan audit manajemen berbeda dalam hal luas auditnya.
Audit manajemen sebenarnya merupakan perluasan dari audit operasional, sehingga
lebih banyak dilakukan dalam audit manajemen dibandingkan dengan audit
operasional. Jadi perbedaannya yaitu bahwa audit operasional itu penilaian yang
dilakukan untuk manajemen (evaluation for management), sedangkan audit
manajemen itu penilaian terhadap kegiatan manajemen (evaluation of management).
Berbagai penulis lain yang juga memberi kontribusi tentang jenis audit intern
tersaji berikut ini. Cook dan Winkle (1976:262) menyebutkan ada dua jenis audit
intern, yaitu Internal Financaial Auditing dan Internal Operational Auditing. Audit
keuangan intern terutama berhubungan dengan audit dan penilaian kegiatan akuntansi
atau keuangan suatu perusahaan, sedangkan audit operasional intern merupakan
pengujian dan penilaian terhadap operasi perusahaan dengan tujuan
menginformasikan kepada manajemen apakah operasi telah terselenggara sesuai
dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Termasuk dalam audit operasional adalah
penilaian terhadap efisiensi penggunaan sumber daya manusia dan fisik sebagaimana
juga penilaian terhadap berbagai prosedur operasi, dan harus juga termasuk
rekomendasi terhadap solusi masalah dan tentang metode meningkatkan efisiensi dan
laba. Pendapat yang senada demikian pula oleh Stettler (1978:81), yang membagi
kegiatan audit intern atas audit keuangan dan audit operasional/manajemen.
Ramanathan (1990: 298), tidak sepakat dengan pendapat yang mengatakan
bahwa audit operasional identik dengan audit manajemen. Dengan tegas dia
mengatakan bahwa audit operasional berbeda cakupannya dengan audit manajemen.
Audit operasional hanya penilaian terhadap manajemen tingkat menengah dan bawah
puncak, maka hal ini tidak dapat disebut lagi sebagai audit operasional. Oleh karena
itu, audit operasional dapat disebut dengan audit manajemen, tapi seluruh audit
manajemen bukanlah audit operasional.
Gupta (1982:329) telah membagi audit intern atas traditional concept of
internal auditing, modern concept of internal auditing, dan management auditing.
Audit intern dalam konsep tradisional terutama berhubungan dengan pertanyaan,
apakah harta organisasi dijaga dengan cukup dan dihitung dengan tepat; apakah
akuntansi dan catatan terkait lainnya dapat dipercaya; dan apakah prosedur dan
kebijakan organisasi telah dipatuhi. Pada audit intern dalam konsep modern, tugas
pemeriksa intern terutama adalah untuk memeriksa operasi, oleh karenanya ia
mengatakan bahwa audit intern dalam konsep modern lebih kurang sama artinya
dengan audit operasi. Mengenai audit manajemen dia menjelaskan, untuk memeriksa,
menelaah, dan menilai berbagai kebijakan dan tindakan manajemen berdasarkan
standar tujuan tertentu, sehingga merupakan suatu telaah kritis dan menyeluruh
tentang segala aspek manajemen.
2.1.5. Kedudukan Bagian Audit Intern dalam Perusahaan
Suatu hal yang dapat membentuk independensi bagian (department) audit
intern adalah melalui status organisasi. Woolf (1973:21) menyatakan independensi
departemen audit intern harus ditunjukkan dalam struktur formal organisasi. Status
organisasi adalah tingkat dalam hirarki organisasi tempat bagian audit intern itu
luas, dapat mengeluarkan pertimbangan memadai, dan tindakan yang efektif atas
temuan audit serta rekomendasi audit. Dengan lain perkataan pimpinan bagian audit
intern hendaknya bertanggungjawab pada pejabat yang memiliki pengaruh dan posisi
yang cukup kuat sehingga kegiatan audit intern dapat mencapai ruang lingkup yang
luas, dan pertimbangan, tindakan maupun rekomendasi hasil audit dapat dilakukan
dengan baik.
Status organisasi dan dukungan dari manajemen merupakan faktor penentu
atas nilai jasa yang diberikan oleh bagian audit intern. Idealnya, makin tinggi kepada
siapa pemeriksa intern harus bertanggung jawab akan makin baik, namun ini tidak
seluruhnya benar tergantung dari macam dan kegiatan itu sendiri. Ada yang
bertanggung jawab kepada dewan komisaris, presiden direktur (direktur utama) atau
controller dan sebagainya. Hartono (1979:294) menyatakan secara garis besarnya
pemeriksa intern dapat bertanggung jawab kepada salah satu dari ketiga fungsionaris
dibawah ini :
1. Langsung bertanggung jawab pada dewan komisaris. Hal ini banyak dilakukan
dalam perusahaan-perusahaan bank dan asuransi. Dalam perusahaan ini internal
auditor merupakan penjaga bagi dewan komisaris. Secara teoritis maka seluruh
organisasi termasuk direktur utama dapat diteliti oleh internal auditor. Namun
seperti dikatakan diatas, cara ini hanya terbatas pada perusahaan-perusahaan bank
dan asuransi.
2. Bertanggung jawab pada direktur utama. Cara ini agak jarang dipakai mengingat
waktu untuk mempelajari laporan internal auditor dan kemudian melakukan
tindakan koreksi berdasarkan laporan tersebut.
3. Yang paling sering dilaksanakan adalah bahwa internal auditor bertanggung
jawab pada fungsionaris keuangan tertinggi. Fungsionaris tersebut mungkin
berfungsi sebagai direktur bidang keuangan, bendahara ataupun controller, yang
penting adalah bahwa fungsionaris tersebut adalah yang bertanggung jawab atas
koordinasi pada persoalan-persoalan keuangan dan akuntansi.
Namun menurut PPA-STAN (1984:1) ada pendapat bahwa keadaan yang
paling baik adalah organisasi internal auditor bertanggung jawab kepada direktur
utama. walaupun ini juga mempunyai kelemahan, minimal hendaknya organisasi
pemeriksa intern bertanggung jawab atau melaporkan pekerjaannya kepada pejabat
yang berdasarkan wewenangnya dapat segera memerintahkan perbaikan secara cepat
atau mengambil langkah-langkah berdasrkan pendapat atau saran pemeriksa intern.
Apabila dihubungkan dengan perkembangan konsep audit intern, pada
awalnya kedudukan pemeriksa intern adalah sebagai staf direktur keuangan.
kemudian berkembang menjadi staf presiden direktur. Akhir-akhir ini pemeriksa
intern juga berperan sebagai staf dewan komisaris. (PPA-STAN, 1984:1).
Masing-masing alternatif diatas tentunya berpengaruh terhadap fungsi audit
intern. Hal ini disebabkan karena antara manajemen dan dewan komisaris memiliki
kepentingan yang berbeda dengan kedudukan masing-masing di dalam perusahaan.
saja fungsi audit intern akan diarahkan sesuai dengan kepentingan manajemen
semata. Begitu pula sebaliknya, andai kata bagian audit intern sepenuhnya berada
dibawah wewenang dewan komisaris. Mengingat kondisi tersebut, mungkin alternatif
yang baik adalah alternatif yang terakhir. Pemilihan alternatif terakhir ini
mengundang masalah tentang seberapa jauh tanggung jawab bagian audit intern
kepada manajemen dan seberapa jauh pula kepada dewan komisaris. Untuk itu
terdapat tiga susunan yang dapat dilaksanakan. Pertama, bagian audit intern memiliki
tanggung jawab primer kepada manajemen dan tanggung jawab sekunder kepada
dewan komisaris. Kedua, merupakan kebalikan dari yang pertama, yaitu tanggung
jawab primer kepada dewan komisaris dan tanggung jawab sekunder kepada
manajemen. Ketiga, tanggung jawab primer diberikan baik kepada manajemen
maupun dewan komisaris.
Setiap susunan diatas tentu saja tidak terlepas dari beberapa keuntungan dan
kelemahannya. Akan tetapi yang jelas susunan yang dikemukakan terakhir terlihat
kurang realistis, karena disini bagian audit intern bertanggung jawab secara penuh
kepada dua administrator sekaligus. Namun Brink dan Witt (1982: 28) lebih
cenderung untuk menempatkan bagian audit intern berada dibawah wewenang
manajemen perusahaan dan memiliki tanggung jawab sekunder kepada dewan
komisaris. Dalam hal ini sebaiknya bagian audit intern menyampaikan laporannya
langsung kepada presiden direktur. Apabila presiden direktur tidak punya cukup
direktur yang mempunyai hubungan langsung dengan presiden direktur. (lihat
Gambar 2.1).
Board of directors
Chief executive officer
Senior Vice president,
finance
Treasurer Controller General
Auditor
(Staff vice president)
Subsidiaries and divisions
Sumber : Brink and Witt (1982)
Keterangan : __________ = tanggung jawab primer --- = tanggung jawab sekunder
2.1.6. Anggaran
Sawyer (2005) mendefenisikan Anggaran adalah sebuah pernyataan
hasil-hasil yang diharapkan yang dinyatakan dalam bentuk numerik. Sebagai sebuah
kontrol anggaran menetapkan masukan sumber daya dan hal-hal yang harus dicapai
sebagai keluaran dan hasil. Sawyers (2005) juga menyatakan bahwa :
1. Orang-orang yang bertanggung jawab untuk memenuhi anggaran haruslah
berpartisipasi dalam penyiapannya.
2. Orang-orang yang bertanggung jawab untuk memenuhi target anggaran haruslah
dilengkapi dengan informasi yang memadai yang membandingkan anggaran
dengan kejadian-kejadian aktual dan memberikan alasan-alasan untuk
penyimpangan yang signifikan.
3. Semua anggaran khusus harus cocok dengan keseluruhan anggaran organisasi.
4. Anggaran harus menetapkan tujuan yang dapat diukur. Anggaran akan menjadi
tidak bermakna kecuali bila manajer tahu apa tujuannya.
5. Anggaran harus membantu mempertajam struktur organisasi karena standar
anggaran yang obyektif sulit untuk ditetapkan dalam gabungan sub sistem yang
membingungkan. Oleh karena itu, penganggaran merupakan bentuk disiplin dan
koordinasi.
Winardi (1983:149) menyatakan peranan anggaran pada suatu perusahaan
merupakan alat untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan, fungsi perencanaan,
koordinasi, pengawasan dan juga sebagai pedoman kerja dalam menjalankan
2.2.Penelitian Terdahulu
Sebagai pembanding perlu dikemukakan hasil penelitian sebelumnya yang
mengkaji topik permasalahan yang hampir sama dengan penelitian ini. Studi tentang
audit intern telah memberikan dorongan bagi para peneliti mengadakan penelitian
lebih lanjut. Beberapa penelitian yang menyangkut audit intern antara lain dilakukan
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti No (Tahun
Penelitian)
Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1 2 3 4 6 dan Variabel Dependen
Peranan audit intern telah bergeser menuju seluruh operasi , tidak lagi hanya pada audit yang berhubungan
Hubungan antara audit intern dengan prestasi manajemen
Variabel Independen: Audit Intern
Variabel Dependen: Prestasi Manajemen
Audit Intern dengan prestasi manajerial terdapat hubungan positif dan secara statistik hubungan tersebut signifikan 3 Jonhar (1992) Pengaruh Audit Intern
terhadap profitabilitas perusahaan go public
Variabel Independen: Audit Intern
Variabel Dependen: Profitabilitas
perusahaan Go Public
Lanjutan
Nama Peneliti No (Tahun
Penelitian)
Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1 2 3 4 6
4 Kirjadi (1994) Hubungan berbagai Aspek Pemeriksaan Intern dengan Pencapaian anggaran pada perusahaan tekstil di Daerah Istimewa Yogyakarta
Variabel Independen: Aspek Pemeriksaan Intern
Variabel Dependen : Pencapaian target anggaran perusahaan tekstil di Daerah Istimewa Yogyakarta
Hasil Penelitian Menyimpulkan bahwa hanya penerapan standar audit intern dan pendidikan kepala audit intern yang mempunyai Pengaruh Budaya Variabel Dependen:
menyatakan tidak ada perubahan dalam proses audit internal yang dianggap perlu dalam lingkungan budaya
Penelitian ini merupakan modifikasi atas penelitian yang dilakukan oleh
Kirjadi (1994) tentang hubungan berbagai aspek audit intern dengan pencapaian
anggaran pada perusahaan tekstil di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kekhususan dalam
penelitian ini terletak pada lokasi dan waktu pengamatan yang berbeda. Penelitian ini
yang ada di Sumatera Utara, sedangkan Kirjadi (1994) melakukan penelitian pada
Perusahaan tekstil yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta selama periode Tahun
1992. dimana penulis ingin meneliti dengan adanya perbedaan budaya dari
masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan masyarakat di daerah Sumatera
Utara, apakah mempunyai pengaruh terhadap hasil penelitian dari segi aspek audit
intern pada pencapaian anggaran?
2.3.Kerangka Konseptual
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang memberi kesimpulan bahwa
ada pengaruh audit intern dengan pencapaian target anggaran pada perusahaan tekstil
di Daerah Istimewa Yogyakarata, maka penulis membuat kerangka konseptual atas
Independent dalam audit intern
(X5)
Jumlah staf audit intern (X4)
Pendidikan Kepala Audit
Intern (X3)
Usia Kepala Audit Intern (X1)
Pengalaman Kerja Kepala Audit
Intern (X2)
Pencapaian Anggaran Pada Perusahaan Perkebunan Di Daerah
Sumatera utara (Y)
Penulis akan melakukan penelitian tentang pengaruh audit intern terhadap
pencapaian target anggaran pada perusahaan perkebunan di daerah Sumatera Utara.
Penelitian ini akan diuji dengan menggunakan regresi linier berganda melalui fasilitas
paket program SPSS.
Dimana yang akan diteliti adalah pengaruh dari berbagai aspek audit intern /
X (Independent Variable / Variabel Bebas) terhadap pencapaian anggaran pada
perusahaan perkebunan Kelapa Sawit di daerah Sumatera Utara / Y ( Dependent
Variable / Variabel Tidak Bebas).
Untuk aspek audit intern X (Independent Variable / Variabel Bebas) terdiri
dari :
X1= Usia kepala audit intern
X2= Pengalaman kerja kepala audit intern
X3 = Pendidikan kepala audit intern
X4 = Jumlah staf audit intern
X5 = Pemakaian alat dalam audit intern
X6 = Penerapan standar audit intern
2.4.Hipotesis
Bertitik tolak dari perumusan masalah yang diajukan dan tujuan penelitian
yang dikemukakan, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
terdapat pengaruh berbagai aspek audit intern terhadap pencapaian anggaran pada
perusahaan perkebunan kelapa sawit di Daerah Sumatera Utara secara simultan dan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini akan membahas pengaruh audit intern terhadap pencapaian
target anggaran dan sekaligus menguji hipotesis sehingga penelitian ini menggunakan
tipe explanatory research, maka penelitian ini akan menjelaskan pengaruh antara
variabel aspek audit intern terhadap pencapaian target anggaran.
Adapun rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan rancangan penelitian pengujian hipotesis, yaitu rancangan penelitian
untuk menguji hipotesis dan merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena
dalam bentuk hubungan antar variabel. Tipe hubungan antar dua variabel atau lebih
dapat berupa hubungan korelasional, komparatif dan sebab akibat.
3.2. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini perlu adanya universe sebagai langkah dasar dalam
penentuan populasi. Universe penelitian adalah seluruh perusahaan Perkebunan
kelapa sawit di Indonesia, sedangkan populasi yang akan digunakan adalah seluruh
perusahaan perkebunan kelapa sawit yang tercatat pada Biro Pusat Statistik di Daerah
Sumatera Utara. Penelitian ini tidak menggunakan sampel, namun menggunakan
Perkebunan Kelapa Sawit yang masih aktif dan tercatat di Biro Pusat Statistik di
daerah Sumatera Utara sebanyak 43 perusahaan perkebunan kelapa sawit.
3.3.Variabel Penelitian
3.3.1. Klasifikasi Variabel
Dalam Penelitian ini ada 2 variabel yang digunakan untuk merumuskan
hipotesis yaitu :
a. Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen atau
merupakan variabel bebas, yaitu berbagai aspek audit intern, yang diberi simbol
X. Aspek audit intern tersebut terbagi lagi dalam beberapa variabel yaitu usia
kepala audit intern (X1), pengalaman kerja kepala audit intern(X2), pendidikan
kepala audit intern (X3), jumlah staf audit intern (X4), pemakaian alat dalam
pemeriksaan intern (X5), penerapan standar audit intern (X6) dan Pelaksanaan
audit manajemen (X7)
Dasar pemikiran yang merupakan alasan pertimbangan pemilihan
variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut :
1. Usia kepala audit intern sebagai variabel bebas secara hipotesis mempunyai
hubungan positif dengan pencapaian anggaran, adalah cukup beralasan,
karena usia pemeriksa internal memang merupakan keberadaan yang
sebenarnya dari pemeriksa internal. Namun kaitannya dengan praktik audit
penelitian. Kriteria yang mendukung memasukkan usia pemeriksa internal
akan semakin dewasa jiwanya, hal tersebut akan mempunyai pengaruh
terhadap cara berfikir, berpendirian, berkomunikasi, dan dalam
kepemimpinan. Kedewasaan pemeriksa internal tersebut mempunyai
hubungan positif dengan pencapaian target anggaran, karena tingkat
kedewasaan pemeriksa internal akan menentukan hasil audit yang lebih
sempurna sesuai dengan tujuan dan tanggung jawab audit (Kirjadi, 1994).
2. Pengalaman kerja kepala audit intern dipilih sebagai variabel bebas adalah
semakin lama pengalaman kerja pemeriksa internal maka akan semakin luas
pandangan (wawasan-wawasan) yang berhubungan dengan tugas audit.
Pengalaman kerja tersebut memungkinkan pemeriksa internal lebih terlatih
didalam praktek audit sehingga hasil audit bias lebih berkualitas,
temuan-temuan di dalam menjalankan praktek audit bisa tepat, informasi yang
disampaikan pada manajemen lebih akurat. Dengan informasi yang tepat dan
akurat tersebut maka program-program, penganggaran, operasi dan
pengukuran, pelaporan dan analisis yang merupakan siklus kegiatan
pengendalian manajemen bisa dilaksanakan dengan lebih efektif dan tentunya
mempunyai hubungan positif dengan pencapaian target anggaran
3. Pendidikan kepala audit intern juga secara hipotesis mempunyai hubungan
positif dengan pencapaian target anggaran, hal tersebut karena pemeriksa
internal yang tingkat pendidikannya lebih tinggi, muatan ilmu yang ada pada
diri pemeriksa internal akan lebih banyak, tentunya akan mendukung tugas
audit, apalagi bila tingkat pendidikan tersebut didukung sesuai dengan
bidangnya, maka akan semakin efektiflah pemeriksa internal melaksanakan
tugas audit, hal ini mestinya akan mempunyai hubungan positif dengan
pencapaian target anggaran. (Kirjadi, 1994).
4. Jumlah staf audit intern juga secara hipotesis mempunyai hubungan positif
dengan pencapaian target anggaran, dasarnya adalah semakin banyak jumlah
staff pemeriksa internal maka akan semakin sempurna pembagian tugas audit,
spesialisasi sesuai dengan bidang-bidang audit, pekerjaan audit bisa
diselesaikan tepat waktu, hasil audit juga akan lebih baik dan berkualitas.
Oleh karenanya variabel tersebut layak dimasukkan dalam variabel bebas
dalam penelitian. (Kirjadi,1994).
5. Memasukkan variabel bebas teknologi (alat) yang digunakan oleh pemeriksa
internal dalam audit intern, adalah untuk membedakan audit yang dilakukan
secara manual akan berbeda bila audit intern tersebut menggunakan computer
akan lebih cepat, teliti, tepat dan akurat serta informasi yang dihasilkan pun
demikian. Oleh karenanya logis kalau variabel teknologi (alat) yang
audit intern. Informasi yang tepat, cepat, teliti dan akurat tersebut akan
disajikan oleh pemeriksa intern yang menggunakan teknologi computer dalam
audit intern. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa informasi
yang cepat, tepat, teliti dan akurat secara hipotesis mempunyai hubungan
positif dengan pencapaian target anggaran.
6. Variabel bebas penerapan standar audit intern oleh pemeriksa internal didalam
praktek audit, merupakan aspek utama audit intern mendasarkan
(berpedoman) pada Summary of Standards for Professional Practice of
Internal Auditing, by Institute of Internal Auditor. Standar tersebut rumusan
dari IIA Amerika, namun dalam penelitian menggunakan dasar standar
tersebut sebagai tolak ukur. Karena di Indonesia belum ada rumusan yang
baku sebagai pedoman audit intern dalam melaksanakan praktek audit dan
standar tersebut banyak berhubungan dengan audit operasional. Kaitannya
dengan aspek audit intern, maka penerpan standar tersebut merupakan
pedoman oleh pemeriksa internal di dalam melaksanakan praktek audit.
Kriteria yang digunakan dalam pennelitian adalah semakin sempurna
penerapan standar audit intern oleh pemeriksa internal di dalam praktek audit,
semakin baik pula praktik audit yang dilakukan oleh pemeriksa internal, hal
tersebut akan memberikan hasil audit yang semakin berkualitas. Semakin
berkualitas hasil audit oleh pemeriksa internal, maka akan semakin baik pula
oleh pemeriksa internal lebih korektif, informatif dan lebih akurat, yang
selanjutnya tindakan penyempurnaan pengendalian manajemen akan lebih
tepat mempunyai hubungan positif dengan pencapaian target anggaran.
7. Pelaksanaan Audit manajemen. Audit Manajemen adalah evaluasi fungsi dan
kinerja organisasi dan manajemen terkait dengan ekonomisasi, efisiensi, dan
efektivitas area operasi, aktivitas dan hasil. (O’Leary, 1996:5; Kitindi,
1992:11; Reider, 2002). Variabel Pelaksanaan Audit Manajemen yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat penerapan audit manajemen
pada perusahaan perkebunan kelapa sawit.
b. Variabel Dependen adalah variabel yang variasinya ditentukan oleh variabel
independen, yaitu pencapaian target anggaran yang diberi simbol Y.
Pencapaian target anggaran merupakan variabel tidak bebas, berkaitan dengan
hipotesis mempunyai hubungan H0 dan H1, variabel inilah yang akan diuji dengan
variabel-variabel tidak bebas di atas. Pengukurannya adalah menggunakan rasio
persentase pencapaian hasil sesungguhnya / realisasi dari anggaran (budget) yang
telah ditetapkan oleh manajer suatu unit. Alasannya adalah : (1) mendasarkan
pada pengertian efektifitas adalah kemampuan untuk mencapai hasil yang di
inginkan, (2) mendasarkan pada pengertian efisien adalah penghematan
(irit).(Kirjadi, 1994). Dua pengertian tersebut dipakai sebagai tolak ukur bagi
unit-unit yang ada pada perusahaan sebagai pusat pertanggung jawaban Karena
biaya, pusat laba, dan pusat investasi pada perusahaan perkebunan kelapa sawit
masih belum jelas, oleh karenanya manajer-manajer yang membawahi suatu unit,
merupakan pusat pertanggung jawaban. Unit-unit yang dimaksud adalah : (1) unit
akuntansi dan keuangan sebagai pusat biaya, (2) unit operasional dan produksi
sebagai pusat biaya, (3) unit penjualan sebagai pusat pendapatan, (4) unit
pembelian sebagai pusat biaya, serta unit personalia dan administrasi sebagai
pusat biaya.
3.3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
a. Aspek Audit Intern adalah sudut pandang pemeriksaan internal yang
dilakukan oleh staf audit intern yang berada pada perusahaan itu sendiri.
b. Pencapaian target anggaran adalah persentase realisasi dengan anggaran
(budget) yang telah ditetapkan.
Definisi operasional dan pengukuran variable dapat dilihat pada tabel 3.2
Tabel 3.1 Definisi dan pengukuran variabel yang dilakukan oleh audit intern pihak perusahaan tersebut
Interval
Usia Kepala Audit
Intern (X1)
Umur Kepala Yang membawahi Bagian Audit Intern
Interval
Pengalaman Kerja kepala Audit Intern
(X2)
Masa Kerja dan jabatan yang pernah dijabat oleh Kepala Audit Intern
Interval
Pendidikan kepala Audit Intern (X3)
Pendidikan Formal Kepala Audit Intern
Interval Jumlah Staff Audit
Intern (X4)
Jumlah Keseluruhan pegawai yang berada dibawah bagian Audit Intern
Interval
Pemakaian Alat dalam Audit Intern
(X5)
Penggunaan Perangkat seperti Komputer dalam bagian audit intern
Nominal
Penerapan Standar Audit Intern (X6)
Ukuran bagi operasi suatu audit intern yang memberi pengukuran konsisten tentang kinerja audit
Interval
Pelaksanaan audit manajemen (X7)
Pemeriksaan seluruh
kegiatan perusahaan Interval Dependen Pencapaian
Anggaran (Y)
Persentase realisasi dengan budget / anggaran yang telah ditetapkan.
3.4. Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan perkebunan kelapa sawit daerah
Sumatera Utara, untuk dianalisis apakah terdapat pengaruh audit intern terhadap
pencapaian target anggaran selama periode pengamatan Tahun Anggaran 2006.
3.5. Prosedur Pengambilan Data
Data yang diperlukan untuk penelitian ini bisa dikategorikan menjadi 2 (dua)
kelompok, kelompok pertama data yang berhubungan dengan aspek audit intern.
Kelompok kedua data yang berhubungan dengan pencapaian (realisasi) anggaran dari
rencana yang telah ditetapkan masing-masing unit. Data tersebut diperoleh dari
kuesioner yang dapat dijadikan bukti empiris mengenai variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan
data sebagai berikut :
a. Kuesioner diantar langsung kepada responden.
Responden adalah kepala bagian (pimpinan) pemeriksa intern atau kontroler.
b. Peneliti akan mengambil kembali kuesioner, setelah selesai kuesioner tersebut
dijawab dan paling lama satu minggu setelah kuesioner diserahkan.
Disamping itu peneliti juga akan mencari data dari instansi terkait (sumber
3.6. Model dan Teknis Analisis Data
3.6.1. Pengujian Kualitas Data
3.6.1.1. Pengujian Keandalan (Test of Reliability)
Penerapan test ini untuk mengetahui apakah alat pengumpul data pada
dasarnya menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan atau konsisten alat
tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun
dilakukan pada waktu-waktu yang berbeda.
3.6.2. Pengujian Asumsi Klasik
3.6.2.1. Pengujian Normalitas
Uji normalitas perlu dilakukan untuk menentukan alat statistik yang
dilakukan, Jika data yang diperoleh itu terdistribusi normal dan variansinya sama,
maka pengujian hipotesis dilakukan dengan alat statistik parametrik. Jika data yang
diperoleh itu tidak terdistribusi normal dan/atau variansinya tidak sama, maka
pengujian hipotesis dilakukan dengan alat statistik nonparametrik.
Pengujian normalitas data dilakukan dengan melihat grafik penyebaran data
dan melihat Histogram. Jika data menyebar disekitar garis diagonal, maka data itu
3.6.2.2. Uji Heterokedastisitas
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika varians residual dari suatu pengamatan ke pengamatan
lainnya tetap, maka disebut Homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda, maka
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas. Uji heterokedastisitas dilakukan dengan melihat melihat grafik.
3.6.2.3. Uji Autokorelasi
Pada penelitian ini, uji autokorelasi dilakukan dengan Uji Durbin Watson,
karena uji ini yang umum digunakan. Uji ini hanya digunakan untuk autokorelasi
tingkat pertama (first order autokorelasi) dan mensyaratkan adanya intercept
(konstanta) dalam model regresi. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi
adalah sebagai berikut:
a. Bila nilai Durbin-Watson (DW) terletak antara batas atas atau Upper Bound
(DU) dan 4 – DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada
autokorelasi.
b. Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau Lower Bound (DL), maka
koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positip.
c. Bila nilai DW lebih besar dari pada (4-DL), maka koefisien autokorelasi lebih
d. Bila nilai DW terletak diantara batas atas (DU) dan batas bawah (DL) atau DW
terletak antara (4-DU) dan (4-DL), maka hasilnya tidak dapat
disimpulkan.(Ghozali, 2001).
3.6.2.4. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Menurut Ghozali
(2001), multikolinieritas terjadi apabila nilai korelasi antar variabel bebas di dalam
persamaan regresi di atas 0,7.
3.6.3 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis menggunakan uji statistik berdasarkan model analisis
penelitian ini yaitu regresi linier berganda, pengolahan data menggunakan computer
paket program statistik SPSS. Hipotesis dari penelitian ini dapat ditetapkan sebagai :
H1 : Ada pengaruh yang signifikan dan positif dari berbagai aspek audit intern ter
hadap pencapaian target anggaran pada perusahaan perkebunan di daerah Su
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengujian Validitas dan Realibilitas Data
Berdasarkan hasil uji validitas dan realibilitas data penelitian seluruh item
pertanyaan dinyatakan valid dan reliabel dengan nilai crobach’s alpha sebesar 0.77.
Ringkasan hasil pengujian validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.1
berikut ini.
Tabel 4.1. Ringkasan hasil uji validitas dan reliabilitas
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
4.2. Pengujian Asumsi Klasik
Dalam analisis ini perlu dilihat terlebih dahulu apakah data tersebut bisa
dilakukan pengujian model regresi. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk
menentukan syarat persamaan yang pada model regresi dan dapat diterima secara
ekonometrik. Pengujian asumsi klasik ini terdiri pengujian normalitas,
multikolineariti, autokorelasi, dan pengujian heteroskedastisitas.
4.2.1. Uji Normalitas
Berdasarkan hasil uji normalitas data dengan melihat uji grafik dan dengan
melihat histogram, maka dapat disimpulkan bahwa data mempunyai distribusi
normal. Hal ini dapat diketahui dengan melihat penyebaran data (titik) menyebar
disekitar garis diagonal Hal ini juga didukung dengan histogram dimana kurva
membentuk kurva diatas 0, maka semua data dalam penelitian ini adalah berdistribusi
normal. Grafik uji normalitas dan histogram dapat dilihat pada pada gambar berikut
42
1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Expected Cum Prob
Dependent Variable: Pencapaian Anggaran Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Gambar 4.1. Uji Normalitas Data
4.2.2. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian asumsi heteroskedastisitas menyimpulkan bahwa model regresi tidak
terjadi heteroskedastisitas. Dengan kata lain terjadi kesamaan varian dari residual dari
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Kesimpulan ini diperoleh dengan melihat
penyebaran titik-titik yang menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola
tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y.
43
Regression Standardized Predicted Value
3
Dependent Variable: Pencapaian Anggaran Scatterplot
Gambar 4.2. Uji Heteroskedastisitas
4.2.3. Uji Autokorelasi
Salah satu pengujian yang digunakan untuk menegtahui adanya autokorelasi
adalah dengan memakai uji statistik Watson (DW-Test). Jika nilai
Durbin-Watson terletak antara -2 sampai 2, maka tidak terjadi autokorelasi. Dari hasil
pengujian terlihat bahwa nilai Durbin- Watson untuk variabel usia, pengalaman kerja,
pendidikan formal, jumlah staff, pemakaian alat komputer, standar audit, audit
menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi pada masing-masing variabel karena
nilai Durbin-Watson terletak antara -2 sampai 2.
Tabel 4.2. Hasil Analisis koefisien Determinasi
Model Summaryb
.933a .871 .839 .10603 1.886
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
Predictors: (Constant), Manajemen Audit, Jumlah Staff, Pendidikan Formal, Pemakaian Alat, Usia, Pengalaman Kerja, Norma Pemeriksaan a.
Dependent Variable: Pencapaian Anggaran b.
4.2.4. Uji Multikolinieritas
Pengujian asumsi multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Independent Variable). Uji
multikolinieritas dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi, dengan uji Pearson
Correlation terlihat tidak ada nilai korelasi diatas 0,7. Ini menunjukkan bahwa tidak
Tabel 4.3. Koefisien Korelasi Antar Variabel
Coefficient Correlationsa
4.3. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik dan diperoleh kesimpulan bahwa data
sudah good dan fit sehingga dapat digunakan untuk melakukan pengujian analisa
regresi berganda, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh berbagai aspek audit intern
terhadap pencapaian anggaran pada perusahaan perkebunan kelapa sawit di Daerah
Sumatera Utara. Besarnya hubungan dan sumbangan variabel bebas secara
bersama-sama terhadap variabel pencapaian anggaran dapat diketahui dengan menggunakan
analisis regresi berganda. Analisis ini bertujuan untuk mengungkapkan apakah
hubungan antara variabel itu berupa hubungan prediktif atau tidak, sedangkan
keberartiannya dapat diketahui dengan uji Analisis Varians yaitu uji F. Hasil analisis
1.000 .215 .119 -.219 -.212 -.342 -.650
.215 1.000 .016 -.091 -.318 -.507 -.039
.119 .016 1.000 -.087 -.131 -.233 -.321
-.219 -.091 -.087 1.000 .133 -.057 -.150
-.212 -.318 -.131 .133 1.000 .029 -.163
-.342 -.507 -.233 -.057 .029 1.000 .133
-.650 -.039 -.321 -.150 -.163 .133 1.000
.015 .001 .001 -.001 -.001 -.001 -.019
.001 .001 1.34E-005 .000 .000 .000 .000
.001 1.34E-005 .001 .000 .000 .000 -.003
-.001 .000 .000 .003 .000 -6.04E-005 -.002
-.001 .000 .000 .000 .000 1.19E-005 -.001
-.001 .000 .000 -6.04E-0051.19E-005 .000 .001
-.019 .000 -.003 -.002 -.001 .001 .057
Manajemen Audit
koefisien determinasi dan uji keberartian koefisien korelasinya dapat dilihat pada
tabel berikut
Tabel 4.4. Hasil Analisis Koefisien Determinasi dan Uji Keberartian Koefisien Korelasi
Model Summary(b)
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .933(a) .871 .839 .10603
Menurut Santoso (2001:354) untuk regresi linier berganda lebih dari dua
variabel bebas digunakan Adjusted R² sebagai koefisien determinasi. Angka adjusted
R-Square memberikan nilai 0,839 dimana nilainya diatas 0,5 (tabel 4.4). nilai ini
memberikan pengertian bahwa 83,90% pencapaian anggaran dapat dijelaskan oleh
variabel usia, pengalaman kerja, pendidikan formal, jumlah staff, pemakaian alat
komputer, penerapan standar audit intern dan audit manajemen dan selebihnya
16,10% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa aspek usia kepala audit
intern, pengalaman kerja kepala audit intern, pendidikan kepala audit intern, jumlah
staff audit intern, pemakaian alat komputer dalam audit intern, penerapan standar
audit intern dan audit manajemen secara bersama-sama berhubungan dan
berkontribusi terhadap pencapaian anggaran pada perusahaan perkebunan kelapa