• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pelayanan Agen dalam Pendistribusian Bahan Bakar Minyak Tanah di wilayah Medan Area PT. Pertamina (persero) UPMS-1 Medan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Pelayanan Agen dalam Pendistribusian Bahan Bakar Minyak Tanah di wilayah Medan Area PT. Pertamina (persero) UPMS-1 Medan."

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

MEDAN

ANALISIS PELAYANAN AGEN DALAM

PENDISTRIBUSIAN MINYAK TANAH DI WILAYAH

MEDAN AREA PT. PERTAMINA (PERSERO)

UPMS-I MEDAN

DRAFT SKRIPSI OLEH: DELISMA SARI

030502073 MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan

(2)

Delisma Sari (2008). Analisis Pelayanan Agen dalam Pendistribusian Bahan Bakar Minyak Tanah di wilayah Medan Area PT. Pertamina (persero) UPMS-1 Medan. Pembimbing; Drs. Liasta Ginting, MSi. Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara; Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi. Penguji I dan II; Dra. Lisa Marlina, MSi., dan Dra. Nisrul Irawati, MBA.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pelayanan agen yang terdiri dari variabel reliabilitas (Reability), daya tanggap (Responsiveness), jaminan (Assurance), empati (Empathy), dan bukti fisik (Tangibles) dalam pendistribusian Bahan Bakar Minyak Tanah di wilayah Medan Area PT. Pertamina (Persero) UPMS-I Medan.

Penulis menarik hipotesis pelayanan agen yang terdiri dari variabel reliabilitas (Reability), daya tanggap (Responsiveness), jaminan (Assurance), empati (Empathy), dan bukti fisik (Tangibles) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pendistribusian minyak tanah di Wilayah Medan Area PT. Pertamina (persero) UPMS-1 Medan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi linier berganda, dengan menggunakan uji serentak, uji parsial, dan analisis determinasi. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Penelitian ini menggunakan 47 responden sebagai sampel.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis terbukti dimana pelayanan agen yang terdiri dari variabel reliabilitas (Reability), daya tanggap (Responsiveness), jaminan (Assurance), empati (Empathy), dan bukti fisik (Tangibles) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan dengan nilai Fhitung sebesar 12,643 lebih besar dari Ftabel 2,45. Dari kelima variabel bebas, variabel reliabilitas (Reliability) yang paling dominan mempengaruhi pendistribusian minyak tanah diwilayah Medan Area PT. Pertamina (Persero) UPMS-I Medan. Dengan nilai standardized coefficient sebesar 0,420 yang merupakan variabel bebas dengan nilai signifikansi terkecil sebesar 0,030 diantara variabel bebas lainnya. Berdasarkan Identifikasi determinasi diketahui bahwa nilai R square sebesar 60,7%. Artinya pendistribusian minyak tanah diwilayah Medan Area PT. Pertamina (Persero) UPMS-I Medan dipengaruhu oleh variabel kualitas pelayanan sebesar 60,7% dan 39,3% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

(3)

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan AnugerahNya yang luar biasa dalam kehidupan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pelayanan Agen dalam Pendistribusisan Minyak Tanah di Wilayah Medan Area PT. Pertamina (persero) UPMS-1 Medan”.

Ucapan terima kasih yang tak terhingga untuk Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberikan limpahan kasih sayang dan dukungan baik berupa moril maupun materil terhadap penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi.

Skripsi ini diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk menyelesaikan perkuliahan program Strata-1 pada Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen.

Penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tulisan ini. Penulis berterima kasih kepada :

1. Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Eknomi, Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara dan juga selaku Dosen Wali penulis.

3. Dra. Nisrul Irawaty MBA selaku sekretaris Departemen Manajemen

(4)

6. Dra. Nisrul Irawati MBA selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan saran dan dorongan bagi penulis

7. Trimakasih saya ucapkan buat seluruh Dosen saya dan Staf Fakultas ekonomi khususnya staf Departemen Manajemen

8. Untuk Adik-adikku tersayang Nurhalimah, Nurhabibah, Abdullah, Hasbullah,dan Amarullah terima kasih atas dukungan dan semangatnya.

9. Untuk seluruh staf PT. Pertamina UPMS-1 Medan terima kasih atas bantuannya selama penyusunan skripsi ini.

10. Untuk Amang boru Zubeir dan bouk Dalimah terima kasih atas kasih sayangnya dan juga bantuannya. Buat bang Fajar,Faisal, Iber terima kasih atas saran dan nasehatnya.

11. Untuk Amang boru Alm.Karang dan Alm. Bouk Lokot terima kasih atas semuanya. Untuk bouk Mayam bang Raja, bang Adi, kak Mimi, kak Nova, Tutut dan Bambang terima kasih atas segala kasih sayang dan perhatiannya selama saya jauh dari kedua orang tua.

12. Untuk Wak Roil, Wak Fahmi, Udak Zulhair, Etek dan semua saudara dari Ibundaku terima kasih atas motivasinya.

13. Untuk teman-teman seperjuanganku: Seri, Suar, kak Juve, Nita, Rina, Denok, Wina, Isti, Yuni terima kasih telah menjadi pendengar yang baik dan terima kasih juga atas saran-sarannya.

(5)

16. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga skripsi ini memberi inspirasi dan manfaat bagi pembaca sekalian.

Medan, Juli 2008 Peneliti

(6)

ABSTRAK ……… i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Kerangka Konseptual ... 5

D. Hipotesis ... 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

1. Tujuan Penelitian ... 6

2. Manfaat Penelitian ... 7

F. Metodologi Penelitian ... 7

1. Batasan Operasional ... 7

2. Definisi Operasional ... 8

3. Pengukuran Variabel ... 10

4. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 10

5. Populasi dan Sampel ... 10

6. Jenis Data ... 11

7. Teknik Pengumpulan Data ... 11

(7)

B. Keberhasilan Usaha ... 16

C. Kepemimpinan ... 19

D. Etos Kerja ... 21

E. Inovasi ... 22

F. Keunggulan ... 23

G. Usaha Kecil dan Kewirausahaan ... 25

1. Usaha Kecil ... 25

2. Kewirausahaan ... 27

BAB III GAMBARAN UMUM USAHA WARUNG INTERNET DI JALAN DJAMIN GINTING MEDAN ... 29

A. Gambaran Umum Jl. Djamin Ginting Medan ... 29

B. Responden Penelitian ... 30

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI ... 34

A. Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 34

1.Pengujian Validitas ... 34

2. Pengujian Reliabilitas ... 35

B. Analisis Deskriptif ... 36

1. Karakteristik Responden ... 36

2. Distribusi Jawaban Responden ... 37

C. Analisis Kuantitatif ... 40

1. Analisis Regresi Linear Berganda ... 40

(8)

B. Saran ... 49 DAFTAR PUSTAKA

(9)

Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kecil, Menengah dan Besar di Indonesia

menurut sektor ekonomi Tahun 2004-2006 ... 2

Tabel 1.2 Operasional Variabel ... 9

Tabel 1.3 Instrumen Skala Likert ... 10

Tabel 3.1 Deskripsi Responden ... 31

Tabel 4.1 Validitas Butir Pertanyaan ... 32

Tabel 4.2 Reliability Statistic ... 36

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 36

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 37

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kepemimpinan ... 37

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Etos Kerja ... 38

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Inovasi ... 38

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Keunggulan ... 39

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Keberhasilan Usaha ... 39

Tabel 4.10 Model Analisis Linear Berganda ... 40

Tabel 4.11 ANOVA ... 44

Tabel 4.12 Coefficients ... 45

(10)
(11)

Delisma Sari (2008). Analisis Pelayanan Agen dalam Pendistribusian Bahan Bakar Minyak Tanah di wilayah Medan Area PT. Pertamina (persero) UPMS-1 Medan. Pembimbing; Drs. Liasta Ginting, MSi. Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara; Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi. Penguji I dan II; Dra. Lisa Marlina, MSi., dan Dra. Nisrul Irawati, MBA.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pelayanan agen yang terdiri dari variabel reliabilitas (Reability), daya tanggap (Responsiveness), jaminan (Assurance), empati (Empathy), dan bukti fisik (Tangibles) dalam pendistribusian Bahan Bakar Minyak Tanah di wilayah Medan Area PT. Pertamina (Persero) UPMS-I Medan.

Penulis menarik hipotesis pelayanan agen yang terdiri dari variabel reliabilitas (Reability), daya tanggap (Responsiveness), jaminan (Assurance), empati (Empathy), dan bukti fisik (Tangibles) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pendistribusian minyak tanah di Wilayah Medan Area PT. Pertamina (persero) UPMS-1 Medan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi linier berganda, dengan menggunakan uji serentak, uji parsial, dan analisis determinasi. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Penelitian ini menggunakan 47 responden sebagai sampel.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis terbukti dimana pelayanan agen yang terdiri dari variabel reliabilitas (Reability), daya tanggap (Responsiveness), jaminan (Assurance), empati (Empathy), dan bukti fisik (Tangibles) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan dengan nilai Fhitung sebesar 12,643 lebih besar dari Ftabel 2,45. Dari kelima variabel bebas, variabel reliabilitas (Reliability) yang paling dominan mempengaruhi pendistribusian minyak tanah diwilayah Medan Area PT. Pertamina (Persero) UPMS-I Medan. Dengan nilai standardized coefficient sebesar 0,420 yang merupakan variabel bebas dengan nilai signifikansi terkecil sebesar 0,030 diantara variabel bebas lainnya. Berdasarkan Identifikasi determinasi diketahui bahwa nilai R square sebesar 60,7%. Artinya pendistribusian minyak tanah diwilayah Medan Area PT. Pertamina (Persero) UPMS-I Medan dipengaruhu oleh variabel kualitas pelayanan sebesar 60,7% dan 39,3% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Swastha (2002:176) Marketing (pemasaran) merupakan kegiatan

yang sangat penting dan turut menentukan produk, menciptakan keuntungan bagi

perusahaan karena aktivitas pemasaran yang mengupayakan penyampaian barang

dari tangan produsen ke tangan konsumen (pemakai), secara efektif dan efisien

sehingga mudah dijangkau konsumen saat dibutuhkan

Pada saat ini kegiatan pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting

dalam dunia usaha. Kadang-kadang istilah pemasaran ini diartikan sama dengan

beberapa istilah seperti : penjualan, perdagangan dan distribusi. Salah pengertian

ini timbul karena pihak-pihak yang bersangkutan mempunyai kegiatan dan

kepentingan yang berbeda-beda. Misalnya seorang salesman atau manager

penjualan membicarakan pemasaran, sebenarnya masalah yang dibicarakan adalah

penjualan, seorang manager toko serba ada mengartikannya sebagai perdagangan.

Dalam pendistribusian minyak tanah, agen berupaya memberikan

pelayanan terbaik kepada para pangkalan. Pangkalan mengharapkan untuk

memperoleh pelayanan / service yang maksimal dari para penyedia jasa dengan

menyediakan service yang memuaskan harapan mereka. Oleh karena itu,

manajemen dari PT. Pertamina perlu untuk selalu meningkatkan kualitas

pelayanan kepada konsumen.

Pemakaian saluran distribusi yang tepat bagi perusahaan akan memberikan

manfaat yang besar, sebab pemakaian saluran distribusi yang tepat akan membuat

(13)

lancar dan cepat. Kelancaran saluran distribusi dan pelayanan yang baik, cepat

serta tepat waktu yang diberikan oleh agen menandakan bahwa adanya

peningkatan dalam kualitas pelayanan yang diberikan kepada konsumen

(pangkalan) dan untuk selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan persepsi

masyarakat akan pelayanan yang diberikan oleh agen, sehingga pangkalan akan

merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.

Mengingat pentingnya peranan dari saluran distribusi ini, maka setiap

perusahaan harus berhati-hati dan kreatif dalam menentukan atau memilih saluran

distribusi yang digunakan. Kegiatan yang dilakukan dalam saluran pemasaran

adalah untuk memperlancar arus barang, tanpa harus mengabaikan pemilihan

saluran distribusi yang akan digunakan. Mengingat produk yang dihasilkan

merupakan produk yang sangat dibutuhkan masyarakat, maka perusahaan ini

harus dapat mendistribusikan produknya dalam waktu yang tepat, serta

memberikan pelayanan yang baik dan memuaskan konsumennya, sehingga tidak

mengakibatkan kekecewaan bagi masyarakat. Tujuan akhir dari setiap distribusi

tersebut bukan hanya sampai pada agen, tetapi sampai pada konsumen akhir. Hal

(14)

Sumber : PT. Pertamina (persero) UPMS-1 Medan 2008 Gambar 1.1 Saluran distribusi PT.Pertamina UPMS-1 Medan

Pada Gambar 1.1 dapat kita ketahui saluran distribusi minyak tanah yang

di buat oleh PT. Pertamina yaitu : Minyak diambil agen dari depot/instalasi

(Pertamina), kemudian dari agen didistribusikan kepada pangkalan-pangkalannya,

dari pangkalan langsung dijual pada konsumen akhir atau masyarakat.

Pasokan Bahan Bakar Minyak Tanah pada masyarakat agar dapat berjalan

dengan lancar PT. Pertamina banyak menghadapi tantangan dan permasalahan.

Oleh karna itu sistem pendistribusian yang digunakan harus benar-benar efisien

dan efektif, disatu sisi PT. Pertamina harus menekan biaya operasional dan di sisi

lain pasokan Bahan Bakar Minyak Tanah harus benar-benar terdistribusikan

dengan lancar hingga menjangkau sampai ke pelosok-pelosok desa yang terpencil

tepat pada waktunya. Dalam menghadapi permasalahan dan tantangan tersebut

PT. Pertamina menunjuk agen-agen sebagai perantara untuk lancarnya pasokan

Bahan Bakar Minyak Tanah sampai kepada masyarakat. PT. Pertamina

Agen

(15)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka masalah dalam penelitian

ini adalah “ Apakah Pelayanan Agen berpengaru dalam Pendistribusian

Bahan Bakar Minyak Tanah di wilayah Medan Area PT. Pertamina

(persero) UPMS-1 Medan?

C. Kerangka Konseptual

Dalam literatur pemasaran jasa, pendekatan kualitas jasa pertama kali

diperkenalkan oleh Gronroos lewat konsep service quality dan model kualitas jasa

total. Pendekatan ini didasarkan pada riset mengenai perilaku konsumen dan

pengaruh ekspektasi menyangkut kinerja barang terhadap evaluasi purna

konsumsi. Pendekatan ini memainkan peranan penting dalam memberikan fondasi

bagi sebagian riset kualitas jasa dan perkembangan teori pemasaran jasa.

(Lupiyoadi, 2001:273)

Menurut Tjiptono (2005:273), dalam pengukuran kualitas jasa terdapat

lima dimensi utama yakni sebagai berikut (sesuai urutan derajat kepentingan

relatifnya) faktor reliabilitas (Reability), daya tanggap (Responsiveness), jaminan

(Assurance), empati (Empathy) dan bukti fsik (Tangibles).

Menurut Kotler (2004:508) Pemakaian saluran distribusi yang tepat bagi

perusahaan akan memberikan manfaat yang besar, Pertamina harus berhati-hati

dalam menentukan atau memilih saluran distribusi yang digunakan atas

kelancaran Bahan Bakar Minyak Tanah dengan menggunakan pelayanan agen

dalam menunjang kelancaran distribusi. Keputusan saluran distribusi sering

(16)

mendesain dengan cermat saluran distribusi dengan memperhatikan lingkungan

penjualan pada masa depan disamping kondisi saat ini juga tentunya.

Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, dan penjelasan diatas

maka kerangka konseptual penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

Sumber : Tjiptono (2005:273) dan Philip kotler (2004 : 583) diolah Gambar 1.2 : Kerangka Konseptual penelitian

D. Hipotesis

Menurut Sugiono (2004 : 52) Hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian.

Hipotesis adalah jawaban sementara yang masih harus diuji kebenarannya

secara empiris (dengan fakta yang nyata). Hipotesis membantu penulis dalam

ruang lingkup penelitian yaitu pemilihan data yang relevan serta menghindari

penelitian dari hal yang tidak ada hubungannya dengan masalah yang sudah

dirumuskan sehingga penelitian ini menjadi lebih terpusat dan terfokus.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah : “Pelayanan agen yang terdiri dari

faktor reliablitas(Reability), daya tanggap (Responsiveness), jaminan (Assurance),

empati (Empathy), dan bukti fisik (Tangibles) mempunyai pengaruh yang fositif

dan signifikan terhadap pendistribusian minyak tanah di PT. Pertamina (persero)

UPMS-1 Medan.

Pelayanan Agen : 1. Reliabilitas (Reliability) (X1)

2. Daya Tanggap (Responsiveness) (X2)

3. Jaminan ( Assurance) (X3)

4. Empati (Empathy) (X4)

5. Bukti Fisik (Tangibles) (X5)

(17)

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah diuraikan, maka tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelayanan agen yang terdiri dari

faktor reliablitas(Reability), daya tanggap (Responsiveness), jaminan (Assurance),

empati (Empathy), dan bukti fisik (Tangibles) dalam pendistribusian Bahan

Bakar Minyak Tanah di wilayah UPMS-I Medan.

2. Manfaat Penelitian

a. Untuk peneliti, penelitian ini dapat disajikan sebagai studi komperatif

antara pendidikan dan ilmu pengetahuan yang didapat dari bangku kuliah

dengan keadaan yang sebenarnya baik itu yang ada di dalam suatu

perusahaan maupun yang terjadi di masyarakat luas.

b. Sebagai bahan masukan kepada manajemen perusahaan dalam rangka

meningkatkan peranan saluran distribusi terhadap kelancaran pengiriman

minyak tanah pada UPMS-I Medan.

c. Hasil penelitan ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan informasi

bacaan bagi yang memerlukan dan sebagai bahan informasi yang berguna

bagi perkembangan dibidang ilmiah untuk masa yang akan datang.

F. METODE PENELITIAN

1. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel Independen (X) terdiri dari variabel Reliability(X1),

(18)

b. Variabel Dependen (Y) yaitu Distribusi minyak tanah

2. Definisi Operasional Variabel

Untuk menjelaskan variabel-variabel yang sudah diidentifikasi, maka

diperlukan definisi operasional dari masing-masing variabel tersebut, antara lain :

a. Reliabilitas (reliability)

Adalah kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan

tepat waktu.

b. Daya Tanggap (Responsiveness)

Merupakan kemauan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa

dengan cepat.

c. Jaminan (Assurance)

Yaitu pengetahuan dan kesopanan karyawan dan kemampuan mereka

untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan.

d. Empati (Empathy)

Menunjuk pada syarat untuk peduli, memberi perhatian pribadi kepada

pelanggan.

e. Bukti fisik (Tangibles)

Menunjuk pada fasilitas fisik, peralatan, personil, dan media

komunikasi

f. Distribusi

Merupakan memindahkan barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

Pemindahan itu mengatasi kesenjangan waktu, tempat, dan

kepemilikan yang memisahkan barang dan jasa dari mereka yang akan

(19)

Tabel 1

Operasional Variabel

Variabel Defenisi variabel Indikator Variabel Skala

pengu

2. Kompetensi yang dimiliki

para agen

3. Konsistensi dalam sistem

pembayaran

1. Pelayanan yang sesuai

dengan janji

2. Rasa tanggung jawab agen

3. Agen memiliki sikap yang

sabar

4. Konsultasi antara agen

dan pangkalan

1. Agen bersahabat dengan

pangkalan

2. Pangkalan dilayani dengan

sopan, ramah dan baik

3. Keluhan pangkalan selalu

diperhatikan

(20)

Empati

1. Agen bersedia menerima

feed back dari pangkalan

2. Perbedaan harga antara

industri dan harga

pangkalan

Likert

Bukti fisik Menunjuk pada

fasilitas fisik,

peralatan, personil,

dan media

komunikasi

1. Pasokan yang diberikan

mencukupi kebutuhan

1. Ketepatan waktu dalam

pegiriman barang

2. Pegawasan yang di

lakukan agen

Likert

Sumber : Tjiptono (2005:273) dan Philip Kotler (2004:508) diolah

3. Pengukuran Variabel

Pada proses pengolahan data, untuk menghitung masing-masing variabel

digunakan skala Liket. Skala Liket digunakan untuk mengkur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang penomena sosial. Dengan skala

Liket, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.

(Sugiono, 2003:86). Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat

(21)

Sangat Setuju (SS) diberi skor 5

Setuju (S) diberi skor 4

Kurang Setuju (KS) diberi skor 3

Tidak Setuju (TS) diberi skor 2

Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1

4. Tempat dan waktu Penelitian

a. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. PERTAMINA (Persero) UPMS 1 Medan

yang barada di Jalan Kolonel Yos Sudarso Nomor : 8-10 Medan, Kode Pos :

20114, Fax : (061) 4552415 – 4556659, Telp. (061) 4552422 – 4554666, objek

penelitian adalah analisis keagenan dalam pendistribusian minyak tanah.

b. Waktu penelitian

Perencanaan waktu penelitian yang akan dilakukan penulis mulai dari

bulan Desember 2007 sampai dengan bulan Mei 2008.

5. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua Pangkalan yang berada

diwilayah Medan Area pemasaran PT. Pertamina UPMS-1 Sumatra Utara

sebanyak 47 Pangkalan. Menurut Sugiono (2004:78) apabila populasi dibawah

100 orang maka seluruhnya dapat diambil sebagai sampel yaitu berjumlah 47

(22)

b. Sampel

Sampel yang digunakan adalah sampel jenuh, dimana semua populasi

dijadikan sampel dalam penelitian ini.

6. Jenis Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan penulis untuk menganalisis masalah dan

menguji hipotesis yaitu :

a. Data primer

Data yang diperoleh secara langsung dari responden yang terpilih pada

lokasi penelitian. Data primer diperoleh melalui pemberian daftar

pertanyaan disertai wawancara.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dari berbagai tulisan,

buku, majalah, internet, informasi dari perusahaan untuk mendukung

penelitian ini.

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis untuk memperoleh data

dan informasi yang diperlukan adalah sebagai berikut :

a. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah tanya jawab secara langsung yang dilakukan

dengan pejabat atau kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan

perusahaan.

(23)

Penelitian kepustakaan yaitu sumber data penelitian yang diperoleh

peneliti secara tidak langsung melelui media perantara baik itu dari

buku-buku bacaan maupun tulisan-tulisan lain yang relevan dengan

judul penelitian.

c. Kuesioner

Yaitu menyebarkan daftar pertanyaan kepada pangkalan yang telah

ditetapkan menjadi sampel atau responden penelitian.

8. Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

a. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan untuk menguji apakah

kuisioner layak dilakukan sebagai instrument penelitian. Valid berarti

instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur, dan reliabel berarti instrument yang digunakan

beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan

data yang sama (Sugiono, 2004:109). Untuk melakukan pengujian

validitas dan reliabilitas instrument (kuesioner), peneliti menggunakan

bantuan program software SPSS (Statistic Product and Service

Solution) vaersi 12.0

b. Metode Deskriptif.

Metode analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan

(24)

mengenai pendistribusian PT. Pertamina UPMS-1 Medan yang dilihat

dari kondisi pelayanan agen yang ada berdasarkan hasil jawaban

sampel (pangkalan).

c. Metode Analisis Regresi Berganda

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel bebas

(reliability, responsiveness, assurance, empathy, dan tangibles)

terhadap variabel terikat (distribusi) akan digunakan metode analisis

regresi berganda. Agar hasil yang diperolahlebih terarah, maka

penulismenggunakan bantuan program software SPSS (Statistic

Product and Service Solution) vaersi 12.0

Model Regresi Berganda yang digunakan adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 +

e

Keterangan :

Y = Skor dimensi distribusi

a = Konstanta

b1…b5 = Koefisien Regresi

X1 = Skor dimensi reliabilitas (Reliability)

X2 = Skor dimensi daya tanggap (responsiveness)

X3 = Skor dimensi jaminan (Assurance)

X4 = Skor dimensi empati (Empathy)

X5 = Skor dimensi bukti fisik (Tangibles)

(25)

d. Pengujian Hipotesis

1). Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Uji signifikansi simultan (Uji-F) pada dasarnya menunjukkan apakah

semua variabel bebas (X) yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Y).

H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0

Artinya secara bersam-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dari

variabel bebas (X1,X2,X3,X4,X5) yaitu berupa reliabilitas (Reliability),

daya tanggap (responsiveness), jaminan (Assurance), empati

(Empathy), dan bukti fisik (tangibles) terhadap pendistribusian sebagai

variabel terikat (Y)

H0 : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ b5 ≠ 0

Artinya secara bersam-sama terdapat pengaruh yang positif dari

variabel bebas (X1,X2,X3,X4,X5) yaitu berupa reliabilitas (Reliability),

daya tanggap (responsiveness), jaminan (Assurance), empati

(Empathy), dan bukti fisik (tangibles) terhadap pendistribusian sebagai

variabel terikat (Y)

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 di terima jika F hitung < F tabel pada  = 5 %

H0 di tolak jika F hitung > F tabel pada  = 5 %

2) Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Uji signifikansi parsial (Uji-t) menunjukkan seberapa besar pengaruh

(26)

H0 : b1 =0

Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas (X1,X2,X3,X4,X5) yaitu berupa

reliabilitas (Reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan

(Assurance), empati (Empathy), dan bukti fisik (tangibles) terhadap

pendistribusian sebagai variabel terikat (Y)

H0 : b1 ≠ 0

Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

dari variabel bebas (X1,X2,X3,X4,X5) yaitu berupa reliabilitas

(Reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (Assurance),

empati (Empathy), dan bukti fisik (tangibles) terhadap pendistribusian

sebagai variabel terikat (Y)

Kriteria pengambilan keputusan :

H0 di terima jika

t

hitung <

t

tabel pada  = 5 %

H0 di tolak jika

t

hitung >

t

tabel pada  = 5 %

3) Pengujian Koefisien Determinasi (R²)

Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel

bebas etrhadap variabel terikat. Dengan kata lain koefisien determinan

digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas yang

diteliti (X1,X2,X3,X4,X5) yaitu Reliabilitas (Reliability), Daya tanggap

(Responsiveness), Jaminan (Assurance), Empati (Empathy), Bukti fisik

(Tangibles) terhadap variabel tidak bebas (terikat) yaitu distribusi (Y).

Koefisien determinan berkisar antara nol sampai dengan 1(0 ≤ R² ≤ 1).

(27)

variabel bebas terhadap variabel terikat dan bila R² mendekati satu

menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel bebas terhadap

(28)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Primadha Rina (2007), “ Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap

Brand Image Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan (studi Kasus Pada Pasien Rawat

Jalan Poliklinik Penyakit Dalam)”. Metode penelitian yang digunakan adalah

metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi linier berganda, dengan

menggunakan uji signifikansisimultan (Uji-F), Uji signifikansi parsial (Uji-t), dan

koefisiendeterminasi (R²). selain itu, peneliti juga melakukan uji validitas dan

reliabilitas instrument dengan bantuan program SPSS versi 12.0 sebelum

penelitian dilakukan. Penelitian ini menggunakan 60 responden sebagai sampel

dari 212 populasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan (X) mempunyai

pengaruh yang fositif dan signifikan terhadap barand image (Y) Rumah Sakit Dr.

Pirngadi Medan dengan nilai Fhitung sebesar 12.492 lebih besar dari Ftabel 2.39.

Dari kelima variabel bebas, variabel bukti fisik (tangible) yang paling dominan

mempengaruhi barand image Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan dengan nilai

standardized coefficient sebesar 0.532 yang merupakanvariabel bebas dengan nilai

signifikansi terkecil sebesar 0.000 diantara variabel bebas lainnya. Berdasarkan

identifikasi determinasi diketahui bahwa nilai R square ssebesar 53,6%. Artinya

barand image Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan dipengaruhi oleh variabel kualitas

pelayanan sebesar 53,6% dan 46,4% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang

(29)

B. Pengertian Keagenan

Selama suatu lembaga atau perusahaan itu menawarkan barang atau jasa,

masalah distribusi ini tidak dapat dipisahkan. Kegiatan distribusi selalu dilakukan

meskipun tidak menggunakan suatu lembaga sebagai perantara. Jadi, kegiatan

distribusinya langsung diarahkan oleh produsennya kepada konsumen. Namun

tidak jarang para perantara ini digunakan oleh produsen untuk mendistribusikan

hasil produksinya kepada pembeli akhir.

Pada umumnya, alasan utama untuk menggunakan lembaga perantara

adalah bahwa mereka dapat membantu meningkatkan efisiensi distribusi. Salah

satu lembaga atau individu yang menjalankan kegiatan khusus dibidang distribusi

ini adalah perntara agen. Agen merupakan salah satum perantara yang penting

dalam saluran distribusi, mereka adalah perantara yang berfungsi membantu para

pedagang untuk melaksanaan fungsinya secaran lebih baik dan lebih efisien.

Kotler ( 2001 : 757 ) mengemukakan : “ Agen adalah perantara yang

mewakili penjualan atau pembeli dalam transaksi dan dalam hal ini hubungan

kerja dengan kliennya yang bersifat lebih permanen dari pada broker”

Menurut Swastha ( 2002 : 207 ) menyatakan bahwa’ agen adalah lembaga

yang melaksanakan perdagangan dengan menyediakan jasa-jasa atau fungsi

khusus yang berhubungan dengan penjualan atau distribusi barang, tetapi tidak

mempunyai hak untuk memiliki barang yang diperdagangkan”.

Dan di dalam kamus bahasa Indonesia sendiri definisi agen adalah orang

atau perusahaan perantara yang mengusahakan penjualan bagi perusahaan lain

(30)

Jadi dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa agen adalah satu

lembaga yang ditunjuk sebagai perantara dalam perdagangan dengan

menyediakan jasa- jasa yang berhubungan dengan penjualan atau distribusi

barang/produk perusahaan lain.

1. Jenis-jenis Agen

Menurut Swastha (2002 : 207) menyatakan bahwa : agen dapat dibagi

kedalam dua kelompok, yakni : agen penunjang (facilitating agen) dan agen

pelengkap (supplemental agent).

1. Agen penunjang (facilitating Agent)

Agen penunjang merupakan agen yang mengkhususkan kegiatannya

dalam beberapa aspek pemindahan barang dan jasa. Kegiatan agen

penunjang adalah membantu untuk memindahkan barang-barang

sedemikian rupa sehingga mengadakan hubungan langsung dengan

pembeli dan penjual. Jadi, agen penunjang ini melayani

kebutuhan-kebutuhan dari setiap kelompok secara serempak. Dalam praktek, agen

semacam ini dapat dilakukan sendiri oleh sipengirim barang, atau juga

dilakukan oleh sipenerima barang. Sebagai contoh, ongkos kirim untuk

pengiriman sejumlah barang dapat ditanggung oleh pengirim dan atau

pembeli. Oleh karena itu, agen semacam ini bisa dilakukan atau disewa

oleh produsen untuk keperluan penjualan barang, atau dapat pula disewa

oleh pembeli untuk keperluan pembelian barang.

Mereka dibagi dalam beberapa golongan, yakni : (a) Agen-agen yang

(31)

menunjang dalam pemindahan barang secara fisik, dan, (c) Agen-agen yang

menunjang dalam penyimpanan.

a. Agen pembelian dan penjualan

Sering terjadi bahwa terbatasnya dana menyebabkan seorang pedagang

menyewa agen untuk melaksanakan pembelian atau penjualannya.

Pedagang tersebut dapat memilih dalam empat macam perantara

berikut ini : (1) free lancebroker, (2) agen pabrik, (3) agen penjualan,

(4) agen pembelian. Masing-masing jenis agen tersebut merupakan

sebuah unit usaha yang berdiri sendiri. Mereka bekerja atas dasar

kontrak dan menerima sejumlah komisi atas jasa-jasanya ; tidak ikut

mengambil hak milik atas barang-barang yang mereka jual, dan tidak

dapat bertindak menyaingi pedagang yang mengontraknya. Agen

pembelian merundingkan tentang masalah sumber; sedangkan agen

yang lain merundingkan tentang penjualan.

b. Agen Pengangkutan

Ada dua macam agen yang membantu dalam pemindahan

barang-barang, yakni (a) bulk transportation dan (b) specialty shippers

Bulk transportation agencies (agen pengangkutan borongan).

Termasuk dalam agen pengangkutan besar ini antara lain : uasaha

angkutan dengan truk, kereta api, kapal, pipa, bis dan pesawat udara.

Masing-masing menawarkan jasanya kepada pedagang. Sebagai

contoh, usaha angkutan udara menawarkan kecepatan, tetapi usaha

angkutan truk menawarkan jasa pengangkutan ke setiap tujuan/kota

(32)

jasa pengangkutan dalam jumlah besar dan mudah ditempuh untuk

jarak yang jauh.

Speciality shippers (agen pengangkutan khusus), agen ini

mengutamakan kecepatan, tetapi pada umumnya hanya mengirim

paket-paket kecil saja, misalnya : paket kilat lewat udara, atau kereta

ekspres. Tidak satu pun dari agen-agen ini yang bisa mengirimkan

dalam jumlah besar seperti bahan baku. Jadi speciality shipperatau

angkutan khusus tersebut hanya dipakai bilamana perlu saja, barang

yang dikirim kecil atau mahal.

c. Agen penyimpanan

Dua macam agen yang membantu dalam hal penyimpanan

barang-barang adalah pedagang komisi dan gudang umum.

Pedagang komisi (commission merchant), pedagang komisi

mempunyai kegiatan semacam makelar, hanya bedanya ia ikut

memindahkan barang-barang secara fisik. Pedagang komisi ini sering

terdapat dalam pasar barang-barangn hasil pertanian ;sebelum terjual ia

berhak menyimpan barang-barangnya terlebih dahulu.

Gudang umum (public warehouse), gudang umum adalah agen yang

mengkhususkan kegiatannya dalam hal penyimpanan barang dengan

memperoleh sejumlah bayaran. Keamanan atas barang yang disimpan

menjadi tanggung jawabnya. Ia tidak melakukan penjualan, tetapi

sering menyediakan ruangan atau tempat khusus bagi penjualnya

(perusahaan yang menyimpankan barang-barang). Kadang-kadang

(33)

selalu meminta bayaran tepat pada waktunya. Sehingga barang-barang

tidak dapat dikeluarkan sebelum sewanya dibayar. Bagi pemilik

gudang, barang-barang tersebut dapat dijadikan sebagai jaminan atas

ssewa gudang yang belum diterimanya.

d. Franchise

Selain ketiga macam facilitating agent tersebut, masih ada jenis agen

khusus yangn disebut franchise. Franchise dapat dimasukkan kedalam

golongan agen pembelian dan penjualan, tetapi lebih tepat apabila

dipisahkan karena adanya beberapa pertimbangan khusus. Dalam

bentuk yang sederhana, franchising berarti bahwa seorang penjual

memberikan hak kepada seorang untuk memasarkan

barang-barangnya, tetapi pembeli harus bersedia mengikuti kebijaksanaan

yang ditetapkan oleh penjual dan tidak menjual barang-barang saingan.

Dalam franchising biasanya terdapat adanya kerja sama mengenai soal

harga, periklanan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan lainnya. Jenis

franchising ada dua, yakni : product franchising, dan business

franchising.

2. Agen pelengkap (Supplemental Agent)

Agen pelengkap berfungsi melaksanakan jasa-jasa tambahan dalam

penyaluran barang untuk mengatasi kesulitan atau kekurangan yang ada

pasa lembaga saluran lain. Apabila pedagang atau lembaga lain tidak

dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan

penyaluran barang, maka agen pelengkap dapat menggantikannya. Pada

(34)

a. Agen yang membantu di bidang finansial

Dari waktu ke waktu, setiap perusahaan dapat mengalami kesulitan

dibidang keuangan. Perkembangan perusahaan sangat ditentukan

oleh kondisi keuangannya. Apabila masalah keuangan tersebut

muncul, perusahaan dapat meminta agen untuk membantu

mengatasinya. Agen-agen ini misalnya : bank komersial, bank

tabungan, lembaga-lembaga lain dan pedagang surat-surat

berharga. Mereka memberikan jasa dengan menyediakan dana

kepada perusahaan, sedangkan pedagang surat-surat berharga

menunjukkan kepada perusahaan tentang sumber-sumber dana

yang dapat digunakan untuk menutup investasinya. Pedagang

surat-surat berharga melakukan kegiatannya melalui pasar modal

untuk mengumpulkan modal dengan cara menjualkan

saham-saham atau obligasi perusahaan.

b. Agen yang membantu dalam mengambil keputusan

Untuk mengambil keputusan sering diperlukan adanya beberapa

saran dari pihak lain ; dalam hal ini perusahaan dapat memintanya

kepada agen seperti : biro iklan, lembaga penelitian, arsitek, dokter,

ahli hukum dan konsultan lain. Biro iklan menyediakan jasa

dengan membuat perencanaan dan saran-saran menyangkut

program periklanan perusahaan. Lembaga-lembaga penelitian

dapat memberikan saran kepada perusahaan dengan menganalisa

pasarnya, juga memberikan konsultansi dibidang manajemen.

(35)

sebagainya. Tentu saja, perusahaan dapat menarik pihak-pihak

tersebut sebagai karyawan tetap.

c. Agen yang membantu dalam menyediakan informasi

Kelompok agen yang sering diabaikan dalam pembicaraan tentang

saluran pemasaran adalah media. Media tersebut dapat dikatakan

terpisah dari periklanan walaupun juga melaksanakan fungsi-fungsi

periklanan.fungsi utamanya adalah sebagai agen pengiriman

informasi. Termasuk kedalam kategori ini adalah televisi, radio,

majalah, surat kabar, telegrap, telepon, dan pos. Perusahaan akan

bekerja lebih baik dengan bantuan dari lembaga-lembaga tersebut.

d. Agen khusus

Termasuk agen khusus ini antara lain kontraktor, perusahaan

asuransi, dan perusahaan-perusahaan computer. Kontraktor

melayani pembangunan gedung-gedung yang diperlukan dalam

industri, perusahaan asuransi menyediakan jasa asuransi bagi

resiko-resiko perusahaan. Dalam prosesnya, perushaan asuransi

juga menyediakan dana untuk kebutuhan investasi perusahaan.

Sedangkan perusahaan komputer memberikan saran serta petunjuk

menyangkut berbagai macam informasi kepada manajemen.

Instalasi komputernya dapat disewakan atau dijual kepada

perusahaan. Dewasa ini, computer banyak dipakai dan sangat

penting, misalnya untuk menghitung gaji, skedul produksi,

pengawasan persediaan, pengawasan kualitas, administrasi

(36)

C. Definisi Kualitas Jasa

Menurut Kotler, jasa adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang

ditawarkan oleh salah satu pihak kepihak lain yang secara prinsip Intangible dan

tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksinya bisa dan bisa

juga tidak terikat pada suatu produk fisik. (Lupiyoadi, 2001:5).

Definisi kualitas jasa berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan

keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi

harapan pelanggan. Ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa, yaitu

expected service dan perceived service. Apabila jasa yang diterima atau dirasakan

(perceived service) sesuai yang diharapkan, maka kualitas dipersepsikan baik dan

memuaskan. Jika jasa yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas

jasa dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya jika jasa yang diterima

lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan buruk.

Dengan demikian, baik tidaknya kualitas jasa tergantung pada kemampuan

penyedia jasa dalam memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten.

(Tjiptono,2005).

Menurut Gronroos, dalam (Tjiptono, 2005:260), kualitas total suatu jasa

terdiri atas tiga komponen utama yaitu :

1. Technical quality, yaitu komponen yang berkaitan dengan kualitas

output atau (keluaran) jasa yang diterima pelanggan. Menurut

Parasuraman, et all., technical quality dapat diperinci lagi menjadi :

a. Search quality, yaitu kualitas yang dapat dievaluasi pelanggan

(37)

b. Experience quality, yaitu kualitas yang hanya bisa dievaluasi

pelanggan setelah membeli atau mengkonsumsi jasa.

Contohnya: ketepatan waktu, kecepatan pelayanan, dan

kerapian hasil.

c. Credence quality, yaitu kualitas yang sukar dievaluasi

pelanggan meskipun telah mengkonsumsi suatu jasa.

2. Functional quality, yaitu komponenyang berkaitan dengan kualitas

cara penyampaian suatu jasa.

3. Corporate image, yaitu profil, reputasi, citra umum, dan daya tarik

khusus suatu perusahaan.

D. Definisi jasa pelayanan

Berdasarkan definisi diberikan untuk menjelaskan tentang jasa pelayanan.

Kotler mendefinisikan peleyanan/jasa adalah perbuatan suatu kelompok

menawarkan kepada kelompok/orang lain sesuatu yang pada dasarnya tidak

berwujud, sedangkan produksinya berkaitan atau tidak berkaitan dengan fisik

produk.(sihombing,2003:3)

Menurut zeithaml dan bitner menyatakan jasa pelayanan adalah suatu

kegiatan ekonomi yang outputnya bukan merupakan produk tetapi dikonsumsi

bersamaan dengan waktu produksi dan memberikan nilai tambah ( seperti

kenikmatan, hiburan, santai, sehat) yang bersifat tidak berwujud. Sedangkan jasa

adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan yang pada dasarnya tidak berwujud, yang

biasanya terjadi pada hubungan timbal balik antara konsumen dengan penyedia

(38)

disediakan sebagai sarana untuk mengatasi masalah konsumen. (Sihombing

2003:3)

Parasuraman et. Al mengungkapakan lima factor dominant (lima dimensi)

atau penentu mutu pelayanan jasa ( Lupiyoadi,2001:148), yaitu :

1. Tangible, atau bukti fisik yaitu kemampuan perusahaan dalam

mewujudkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan

kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan

lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang

diberikan oleh pemberi jasa.

2. Reliability atau keandalan yaitu kemampuan perusahaan untuk

memberikan pelayanaan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat

dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang

berarti kecepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan

tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi.

3. Responsiveness atau ketanggapan yaitu sesuatu kemauan untuk

membantu dan memberikan pelayanan yang cepat responsive dan tepat

kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas.

4. Assurance atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan, kesopan

santunan dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk

menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan.

5. Empathy atau empati yaitu memberikan perhatian yang tulus dan

bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan

(39)

E. Pengertian Saluran Distribusi

Persaingan dalam dunia usaha antara sesama perusahaan sudah merupakan

keharusan dan menjadi kebiasaan untuk saling berlomba menampilkan ciri khas

yang terbaik, sehingga manajemen pemasaran dituntut mencurahkan sebahagian

besar waktunya untuk melakukan pemilihan dan pengembangan saluran distribusi

terhadap produk yang dihasilkan perusahaan.

Dalam rangka memperlancar arus barang dari produsen ke konsumen,

maka salah satu faktor penting adalah saluran distribusi (channel of distribution).

Masalah penyaluran distribusi merupakan satu masalah yang sangat penting,

sebab kesalahan dalam pemilihan ini dapat memperlambat bahkan dapat

memacetkan usaha penyaluran barang dari produsen ke konsumen.

Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai saluran distribusi, guna

lebih memudahkan pemahamannya, berikut ini Penulis mengemukakan beberapa

definisi saluran distribusi menurut pendapat beberapa ahli :

Menurut Swastha (2002 : 200) menyatakan bahwa : “ Saluran Distribusi

adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut

dari produsen ke konsumen atau pemakai industri”.

Sedangkan menurut Kotler (2004 : 508) mengemukakan : Saluran

Distribusi adalah sekumpulan organisasi yang saling bergantung yang terlibat

dalam proses yang membuat produk atau jasa siap digunakan atau dikonsumsi

oleh konsumen atau pengguna bisnis.

Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa saluran distribusi

merupakan perantara yang turut serta dalam proses pemindahan barang atau jasa

(40)

mengikuti suatu saluran yang terdiri dari lembaga-lembaga penyaluran. Jadi

jelaslah bahwa kegiatan yang dilakukan saluran distribusi memiliki arti yang

sangat penting bagi perusahaan dalam memperlancar arus barang dari produsen ke

konsumen.

Lembaga-lembaga penyalur ini bekerja secara aktif untuk mengerjakan

perpindahan bukan hanya secara fisik tetapi dalam arti agar barang-barang

tersebut dapat dibeli oleh konsumen. Lembaga-lembaga penyalur ini dapat berupa

agen, grosir, retailer dan sebagainya.

Saluran distribusi yang digunakan sangat menentukan efektifitas

pemasaran yang dijalankan, karena :

1. Saluran distribusi yang dipilih akan langsung mempengaruhi biaya

pemasaran dan mempengruhi harga dari produk yang dipasarkan.

2. Keputusan dalam memilih saluran distribusi akan langsung

mempengaruhi dan melibatkan perusahaan dalam ikatan jangka

panjang dengan perusahaan lain.

3. Saluran distribusi akan menentukan efisiensi dan efektifitas proses

pemindahan barang maupun jasa ke tangan konsumen.

1. Jenis-jenis Saluran Distribusi

Dalam menyalurkan barang dan jasa kepada konsumen, produsen dapat

menggunakan banyak cara. Suatu perusahaan bisa saja langsung menyalurkan

barang–barang atau jasa-jasa ke konsumen walaupun jumlahnya cukup besar,

namun ada juga yang menyalurkan melalui pedagang perantara. Hal ini tergantung

(41)

perantara atau tidak, sebab suatu saluran distribusi yang tepat untuk perusahaan

tertentu belum tentu cocok untuk perusahaan yang lain, demikian sebaliknya.

Mata rantai saluran distribusi yang terpendek timbul bila mana produsen

melakukan sendiri seluruh kegiatan perdagangan produk sampai ketangan pembeli

akhir atau konsumen. Mata rantai saluran distribusi tersebut menjadi panjang bila

mana produsen bekerjasama dengan para pedagang.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan saluran distribusi

yang digunakan oleh perusahaan antara lain:

1. Sifat barang yang dijual

2. Keadaan pasar

3. pedagang-pedagang perantara

Menurut Swastha ( 2002 : 201 ) ada beberapa alternatif jenis saluran yang

dapat digunakan berdasarkan jenis produk atau segmen pasarnya yaitu :

a. Saluran distribusi barang konsumi.

a. Saluran distribusi barang industri.

Adapun penjelasan dari teori tersebut adalah sebagai berikut :

a. Saluran distribusi barang konsumsi

Penjualan barang konsumsi ditujukan untuk pasar konsumen, dimana

umumnya dijual melalui perantara. Hal ini dimaksudkan untuk menekan

biaya pencapaian pasar yang luas dan menyebar, yang tidak mungkin

dapat dicapai produsen satu persatu .

Secara umum dapat dikatakan bahwa hampir seluruh barang konsumsi

(42)

produsen dapat menghemat biaya pemasaran dengan membebankan

sebahagian fungsi pemasarannya kepada perantara.

Menurut Swastha ( 2002 : 201 ) dalam penyaluran barang konsumsi,

ada lima jenis saluran yang dapat digunakan, yaitu :

1. Produsen - Konsumen akhir

2. Produsen - Pengecer – Konsumen akhir .

3. Produsen - Pedagang besar - Pengecer - Konsumen akhir.

4. Produsen - Agen - Pengecer – Konsumen akhir

5. Produsen - Agen - Pedagang besar - Pengecer - Konsumen akhir

Adapun penjelasan dari teori diatas adalah sebagai berikut :

1. Produsen - Konsumen akhir

Bentuk saluran distribusi ini adalah yang paling pendek dan paling

sederhana tanpa menggunakan perantara. Saluran ini disebut saluran

distribusi langsung.saluran distribusi ini jarang dipakai oleh produsen

karena sulit bagi produsen untuk menandatangi langsung langgananya

begitu banyak satu persatu.

2. Produsen - Pengecer - Konsumen akhir

Dalam saluran ini beberapa pengecer besar membeli secara langsung

dari produsen. Ada juga beberapa produsen yang mendirikan toko

pengecer untuk melayani penjualan langsung kepada konsumennya,

tetapi kondisi saluran seperti ini tidak umum dipakai.

(43)

Saluran distribusi semacam ini banyak digunakan oleh produsen, dan

dinamakan saluran distribusi tradisional disini produsen hanya

melanyani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja .

4. Produsen - agen - pengecer - konsumen akhir

Disini produsen memilih agen ( agen penjualan atau agen pabrik )

sebagai penyaluran daripada menggunakan jasa pedagang besar,

banyak produsen menggunakan jasa agen, makelar atau agen perantara

lain untuk mencapai pasaran eceran. Sasaran penjualan terutama

ditujukan pada para pengecer barang.

5. Produsen - agen - pedagang besar - pengecer - konsumen akhir

Untuk mencapai pengecer kecil produsen sering menggunakan agen

sebangai perantara dalam penyaluran kepada pedagang-pedagang besar

yang kemudian menjualnya ke toko-toko kecil dan kemudian

menjualnya ke konsumen akhir .

b. Saluran distribusi barang industri

Saluran distribusi ini ditunjukan untuk segmen pasar industri, yang pada

umumnya hampir tidak menggunakan perantara, tetapi menjual langsung kepada

pembeli barang-barang industri.

Menurut Swastha ( 2002 : 203 ) dalam penyaluran barang industri ini ada

empat jenis saluran yang digunakan, yaitu :

1. Produsen – pemakai industri

2. Produsen – distributor industri – pemakai industri

3. Produsen – agen – pemakai industri

(44)

Adapun penjelasan dari teori diatas adalah :

1. Produsen – pemakai industri

Bentuk ini adalah yang paling pendek, yang disebut dengan saluran

distribusi langsung. Biasanya saluran ini dipakai oleh produsen bila

mana transaksi penjualan kepada pamakai industri relatif cukup besar.

Saluran distribusi ini cocok untuk barang industri.

2. Produsen – distributor industri – pemakai industri

Bila terdapat lebih banyak langganan dari produsen barang industri ,

penggunaan distributor terasa lebih penting. Produsen barang- barang

jenis pelengkapan operasi ( accessory equipment ) kecil, bahan

bangunan, dapat menggunakan distributor untuk mencapai pasarnya.

3. Produsen – agen – pemakai industri

Biasanya saluran distribusi semacam ini dipakai oleh produsen yang

tidak memiliki departemen pemasaran. Juga perusahaan yang ingin

mengenalkan barang baru ingin memasuki daerah pemasaran baru

,lebih suka menggunakan agen .

4. Produsen – agen – distributor industri –pemakaia industri

Saluran distribusi ini dapat digunakan oleh perusahaan dengan

pertimbangan bahwa unit penjualan terlalu kecil untuk dijual secara

langsung, atau mungkin memerlukan penyimpanan kepada para

(45)

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi pemilihan saluran distribusi

Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jenis saluran

distribusi yang akan digunakan oleh produsen dalam penyampaian produknya ke

tangan konsumen. Saluran distribusi yang baik adalah saluran distribusi yang

dapat meningkatkan volume penjualan sehingga kelangsungan hidup perusahaan

dapat dijamin. Produsen harus memperhatikan berbagai macam faktor yang sangat

berpengaruh dalam pemilihan saluran distribusi.

Swasatha menyatakan ( 1998 : 201 ) faktor- faktor tersebut antara lain

menyangkut :

a. Pertimbangan pasar ( market considerations )

b. Pertimbangan barang ( product considerations )

c. Pertimbangan perusahaan ( company considerations )

d. Pertimbangan perantara ( middle considerations )

Adapun penjelasan dari teori di atas adalah :

a. Pertimbangan pasar ( market considerations )

Saluran distribusi sangat dipengaruhi oleh pola pembelian konsumen, oleh

karena itu keadaan pasar ini merupakan faktor penentu dalam pemilihan

saluran .

Beberapa faktor pasar yang harus diperhatikan adalah :

1. Konsumen atau pasar industri, maka pengecer jarang atau bahkan

tidak pernah digunakan dalam saluran ini. Jika pasarnya berupa

konsumen dan pasar industri, perusahaan akan menggunakan lebih dari

(46)

2. Jumlah pembeli potensial

Jika konsumen relatif kecil dalam pasar, maka perusahaan dapat

mengadakan penjualan secara langsung kepada pemakai .

3. Konsentrasi pasar secara geografis

Secara geografis pasar dapat dibagi ke dalam beberapa konsentrasi

yang mempunyai tingkat kepadatan yang tinggi maka perusahaan

dapat menggunakan distributor industri.

4. Jumlah pesanan

Volume penjualan dari sebuah perusahaan akan sangat berpengaruh

terhadap saluran yang dipakai. Jika volume yang dibeli oleh pemakai

industri tidak begitu besar atau relatif kecil, maka perusahaan dapat

menggunakan distribusi industri (untuk barang-barang jenis

perlengkapan operasional).

5. Kebiasaan dalam pembelian

Kebiasaan membeli dari konsumen akhir dan pemakai industri sangat

berpengaruh pula terhadap kebijaksanaan dalam penyaluran. Termasuk

dalam kebijaksanaan membeli ini antara lain :

a. Kemampuan untuk membelanjakan uangnya.

b. Tertariknya pada pembelian dengan kredit.

b. Pertimbangan barang

Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dari segi barang ini antara

(47)

1. Nilai unit

Jika nilai unit dari produk yang dijual relatif rendah maka produsen

cenderung untuk menggunakan saluran distribusi yang panjang. Tetapi

sebaliknya, jika nlai unitnya relatif tinggi maka saluran distribusinya

pendek dan langsung.

2. Besar dan berat barang

Jika ongkos angkut tertentu besar dibandingkan dengan nilai

barangnya sehingga terdapat beban yang beratb bagi perusahaan, maka

bagian beban tersebut dapat dialihkan kepada perantara. Jadi, perantara

ikut menanggung sebagian dari ongkos angkut tersebut.

3. Mudah rusaknya barang

Jika barang yang dijual mudah rusak maka perusahaan tidak perlu

menggunakan perantara. Jika ingin menggunakan maka harus dipilih

perantara yang memiliki fasilitas penyimpanan yang cukup baik.

4. Sifat teknis

Beberapa jenis barang industri seperti instalasi biasanya disalurkan

secara langsung kepada pemakai industri. Dalam hal ini produsen

harus mempunyai penjual yang dapat menerangkan berbagai masalah

teknis penggunaan dan pemeliharaannya. Mereka juga harus dapat

memberikan pelayanan baik sebelum maupun sesudah penjualan.

5. Barang standard dan pesanan

Jika barang yang dijual berupa barang standard maka dipelihara

(48)

barang yang dijual berdasarkan pesanan maka penyalur tidak perlu

memelihara persediaan.

6. Luasnya product line

Jika perusahaan hanya membuat satu macam barang saja, maka

penggunaan pedagang besar sebagai penyalur adalah baik. Tetapi jika

macam barangnya banyak maka perusahaan dapat menjual langsung

kepada para pengecer.

C. Pertimbangan perusahaan

Swastha menyatakan ( 1998 : 212 ) ada beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan , yaitu :

1. Sumber keuangan

2. pengalaman dan kemampuan manajemen

3. pengawasan saluran

4. service yang diberikan penjual

Adapun penjelasan teori diatas adalah :

1. Sumber keuangan

Sebuah perusahaan yang kuat dari segi finansialnya dapat

menggunakan perantara lebih sedikit dibandingkan dengan perusahaan

yang lemah finansialnya. Perusaan yang cukup finansialnya dapat

menangani angkutan penjualan sendiri. Selain itu juga kredit dan

mendirikan gudang sendiri.Bagi perusahaan yang lemah finansialnya

biasanya jasa-jasa seperti ini dilakukan oleh perantara.

(49)

Biasanya, suatu perusahaan yang menjualkan perantara agar

memperoleh pengalaman dibidang baru tersebut.

3. Pengawasan saluran

faktor pengawasan saluran barang-barang menjadi pusat perhatian

produsen dalam saluran distribusi. Perusahaan kadang-kadang memilih

saluran distribusi yang pendek karena ingin mengawasi penyaluran

produknya. Walaupun ongkosnya tinggi. Dengan melakukan

pengawasan atas saluran distribusinya, produsen juga dapat menjaga

kesegaran persediaan produk dan dapat mengawasi harga eceran

produknya.

4. Servis yang diberikan penjual

Sering keputusan-keputusan produsen tentang saluran pemasaran

dipengaruhi oleh jasa-jasa pemasaran yang dapat diberikan kepada

perantara. Apabila produsen bersedia memberikan service yang lebih

baik, maka banyak perantara yang bersedia menjadi penyalurnya.

d. Pertimbangan perantara

Swasta menyatakan( 1998 : 213 ) ada beberapa faktor yang perlu

dipertimbangkan yaitu :

1 . Service yang diberikan oleh perantara

2. Kegunaan perantara

3. Sikap perantara terhadap kebijaksanaan perusahaan

4. Volume perusahaan

(50)

Adapun penjelasan dari teori di atas adalah sebagai berikut :

1. Service yang diberikan oleh perantara

Jika perantara mau memberikan pelayanan yang lebih baik, misalnya

dengan menyediakan fasilitas penyimpanan, maka produsen akan

bersedia menggunakan sebagai penyalur.

2. Kegunaan perantara

Produsen lebihcen derung menggunakan penyalur yang tidak menjual

barang saingan lain tetapi dapat membawa produknya dalan saingan

dan bersedia menjual lebih banyak mecam produk perusahaan dan

selalu mempunyai inisiatif untuk memberikan usul tentang barang

baru.

3. Sikap perantara terhadap kebijaksanaan perusahaan

Kalau perantara bersedia menerima resiko yang dibebankan oleh

produsen maka produsen dapat memilihnya sebagai penyalur. Hal ini

dapat memperingan tanggung jawab produsen dalam menghadapi

berbagai macam resiko.

4. Volume penjualan

Dalam hal ini, produsen cenderung memilih perantara yang dapat

menawarkan produknya dalam volume yang besar untuk jangka waktu

yang lama.

5. Ongkos

Jika ongkos dalam penyaluran barang dapat lebih ringan dengan

menggunakan perantara, maka hal ini dapat dilaksanakan terus dengan

(51)

3. Menentukan Saluran Distribusi

Dalam mempelancar kegiatan arus barang dan jasa dari produsen ke

konsumen, maka salah satu faktor penting yang tidak boleh diabadikan adalah

memiliki secara tepat saluran distribusi (chanel of distribution) yang akan

dipergunakan, yaitu jalan yang dilalui produk dari produsen sampai tiba kepada

konsumen akhir.

Masalah pemilihan saluran distribusi adalah masalah yang sangat penting,

sebab kesalahan dalam pemilihannya dapat memperlambat bahkan dapat

menghambat usaha penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen.

Boone ( 2002 : 88 ) mengatakan bahwa : “ saluran distribusi untuk suatu

barang adalah jalur dimana produk - dan kepemilikan secara hukum - mengalir

dari produsen sampai ke konsumen.” Jadi yang dimaksud dengan saluran

distribusi (channel of distribution) adalah saluran-saluran niaga yang terlibat

dalam proses penyerahan barang dari produsen ke konsumen, dengan kata lain

adalah penyerahan yang dapat menghilagkan jurang pemisah antara produsen dan

konsumen.

Disamping itu pembelian barang yang dilakukan konsumen akan

memberikan kepuasan dan kebanggaan bagi pembeli, dalam rangka memperbesar

volume penjualan saluran distribusi yang dipilih haruslah merupakan jembatan

yang efesien yang menghubungkan antara produsen ke konsumen. Jadi saluran

distribusi yang dipilih harus dapat memberikan kepuasan baik kepada produsen

(52)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Sumber minyak yang pertama sekali ditemukan di Sumatera Utara adalah

sumber yang ditemukan oleh seorang pengusaha perkebunan tembakau Belanda

A.J. Zijlker pada tahun 1080. Sumber minyak tersebut diluar batas

perkebunannya, maka beliau memohon kepada Sultan Langkat selaku penguasa

pada saat itu, agar batas perkebunannya diperluas hingga meliputi daerah Telaga

Said tempat sumber minyak tersebut ditemukan. Sumur yang pertama

menghasilkan minyak di Indonesia adalah sumur yang dibangun atas konsesi

tersebut yaitu Telaga Tunggal tanggal 15 juli 1885.

Kemudian perusahaan minyak Belanda mengambil alih konsesi tersebut

berdasarkan UU Pertambahan Pemerintah Kolonial Belanda No. 214 Tahun 1899

yang kemudian dikenal dengan kontrak 5A dan mengmbangkannya. Tahun-tahun

berikutnya telah ditemukan pula minyak bumi di Pulau Jawa dan Kalimantan

yang pengembangan kegiatannya dilakukan oleh pengusaha-pengusaha minyak

bumi saat itudalam bidang pengolahan dan jaringan pemasaran produknya.

Denagn dibangunnya kilang minyak di Pangkalan Brandan tahu 1892

disusul di daerah Cepu dan Balikpapan tahun 1894, maka pada tahun 1898 di

Pangkalan Susu (SUMUT) telah pula dibangun pelabuhan minyak yang pertama

(53)

Dengan berakhirnya agresi Belanda, maka pada bulan Januari 1951

didirikan perusahaan minyak nasional yang pertama dengan nama perusahaan

Tambang Minyak Negara Republik Indonesia (PTMNRI).

Pada tanggal 22 Juli 1957, Pemerintah memutuskan untuk menyerahkan

lapangan minyak Sumatra Utara kepada Kepala Staf Darat (KASAT) yang

perusahaanya diserahkan kepada PT. Eksploitasi Tambang Minyak Sumatera

Utara (PT. ETMSU). Penyerahan penguasaan bulan Juli 1957 tersebut menjadi

lengka setelah Menteri Perdagangan dan Industri mengeluarakan keputusan

tanggal 15 Oktober 1957 yang mengesahkan pembentukan PT. Eksploitasi

Tambang Minyak Sumatra Utara (PT.ETMSU), dipilih oleh Kolonel DR. H. Ibnu

Sutowo. Untuk menegaskan bahwa minyak adalah milik nasional dan bahwa

perusahaan yang baru dibentuk itu bukan perusahaan daerah dan tidak bersifat

kedaerahan, maka diadakan penggantian nama. Sebuah nama baru kemudian

diusulkan kepusat, sehingga 10 Desember 1957 PT. Eksploitasi Tambang Minyak

Sumatra Utara dirubah menjadi PT. Perusahaan Minyak Nasional (PT. Pertamina)

yang kemudian diubah menjadi PN Permina. Tanggal ini kemudian ditetapkan

sebagai hari lahir perusahaan minyak nasional yang setiap tahun diperingati oleh

Pertamina.

Sejalan dengan itu landasan hukum perusahaan minyak ini pun berubah

yaitu dari UU Pertambangan pemerintah colonial Belanda No. 214 tahun 1899

yang berisikan bahwa pola pengusahaan adalah “Konsesi” dengan dimana hasil

tambang dan penggunaannya adalah merupakan hak peruswahaan milik konsesi

yang akan membayar royalitas kepada pemerintah, menjadi UUD 1945 pasal 33

(54)

Untuk melaksanakan isi yang terkandung dalam pasal 33 UUd 1945 maka

pemerintah mengeluarkan UU No. 19 tahun 1960 tentang pendirian perusahaan

Negara dan UU No. 44/PRP tahun 1960 tentang Pertambangan Minyak dan Gas

Bumi. Berdasarkan dua Undang-Undang inilah sehigga pada tahun 1961 dibentuk

tiga perusahaan Negara yang bergerak dalam bidang minyak dan gas bumi

berdasarkan PP No. 3/1961. ketiga perusahaan tersebut adalah :

a. PN PERTAMIN

b. PN PERTAMINA

c. PN PERMIGAN

Ketiga perusahaan tersebut meliputi eksplorasi, eksploitasi, pemurnihan,

dan pengolahan serta pengangkutan dan penjualan, yang kemudian berdasarkan

kontrak karya tahun 1963, ditetapkan status pemegang hak konsesi beralih

menjadi status kontraktor. Pada saat itulah ditetapkan :

a. PT. Caltex Pacific Indonesia menjadi kontrktor PN PERTAMIN

b. PT. Stanvac menjadi kontraktor PN PERTAMINA

c. PT. Shell Indonesia menjadi kontraktor PN PERMIGAN

Kemudian PN PERTAMIN mengembangkan kegiatannya dibidang

distribusi produk minyak bumi Indonesia, sementara PN PERMINA dibidang

Eksplorasi produksi dan ekspor minyak bumi dan PN PERMIGAN sesudah tahun

1965 dibubarkan dan dilebur ke dalam PN PERTAMINA.

Berdasarkan PP No. 27 tahun 1968 maka dibentuk PN PERTAMINA yang

berkantor pusat di Jakarta dan merupakan integrasi antara PN PERMINA dan PN

PERTAMIN dengan tujuan untuk mempertegas stuktur dan prosedur kerja dalam

(55)

mengingat minyak dan gas bumi merupakan bahan galian strategis dan menjadi

wahana perjuangan pembangunan nasional bangsa Indonesia, maka berdasarkan

Undang-Undang No. 8 tahun 1971 dibentuklah PERTAMINA sekaligus

dinyatakan sebagai pengelola tunggal dibidang pengusahaan minyak dan gas bumi

di Indonesia.

Dalam melaksanakan kegitannya selaku pengelola tunggal di bidang

pengusahaan minyak dan gas bumi di Indonesia saat ini, PERTAMINA memiliki

unit pengolahan (UP), serta unit- unit pembekalan dan pemasaran dalam negeri

(UPMS) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, disamping

perwakilan-perwakilan yang ada di luar negeri seperti :

a. Perwakilan Amerika berkedudukan di los angeles

b. Perwakilan Eropa berkedudukan di London

c. Perwakilan Asia timur berkedudukan di Tokyo

d. Perwakilan asia pacific selatan berkedudukan di singapura

Keempat perwakilan tersebut bertanggung jawab langsung kepada

Direktur Utama.

Pada bulan maret 1966, menteri migas menetapkan lima daerah eksplorasi

dan produksi PN permina, yaitu :

a. Unit I meliputi daerah Sumatra utara dan aceh dengan kantor pusat di

pangkalan brandan.

b. Unit II meliputi daerah lampung, bengkulu, Sumatra selatan dan jambi

dengan kantor pusat di palu.

c. Unit III meliputi daerah jawa barat dan madura dengan kantor pusat di

Gambar

Gambar 1.1 Saluran distribusi PT.Pertamina UPMS-1
Gambar 1.2  : Kerangka Konseptual penelitian
Tabel 1
Validitas tiap Butir PertanyaanTabel 4.1
+4

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan konsumen yang terdiri dari kehandalan ( reliability ), daya tanggap ( responsiveness ), jaminan ( assurance

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel kualitas pelayanan yang terdiri dari bukti fisik, kehandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati,

Hasil penelitian menunjukan kelima variabel yaitu bukti fisik ( tangibles ) , daya tanggap ( responsiveness ) , reliabilitas ( reliability ) , jaminan ( assurance ) ,

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dimensi reliabilitas (reliability) , daya tanggap (responsiveness) , jaminan (assurance) , empati (emphaty) , dan bukti

Apakah dimensi kualitas pelayanan bukti fisik (tangible), kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), empati (empathy) memiliki

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan konsumen yang terdiri dari kehandalan ( reliability ), daya tanggap ( responsiveness ), jaminan ( assurance

Dengan demikian apabila tidak terdapat pengaruh dari variabel kualitas pelayanan yang meliputi responsiveness daya tanggap, assurance jaminan, tangible bukti fisik, empathy empati,

Dari seluruh variabel dimensi kualitas pelayanan yaitu bentuk fisik tangibles, keandalan reliability, daya tanggap responsiveness, jaminan assurance, dan empati empathy, yang mempunyai