• Tidak ada hasil yang ditemukan

Produksi Dan Kualitas Biomassa Murdannia Bracteata Sebagai Dampak Aplikasi Pupuk Daun Magneisum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Produksi Dan Kualitas Biomassa Murdannia Bracteata Sebagai Dampak Aplikasi Pupuk Daun Magneisum"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PRODUKSI DAN KUALITAS BIOMASSA

Murdannia bracteata

SEBAGAI DAMPAK APLIKASI PUPUK DAUN MAGNESIUM

TENTI RAHMAWATI

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Produksi dan Kualitas Biomassa Murdannia bracteata sebagai Dampak Aplikasi Pupuk Daun Magnesium adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Desember 2015

Tenti Rahmawati

(4)

iv

RINGKASAN

TENTI RAHMAWATI. Produksi dan Kualitas Biomassa Murdannia bracteata

sebagai Dampak Aplikasi Pupuk Daun Magneisum. Dibimbing oleh LUKI ABDULLAH dan IWAN PRIHANTORO.

Murdannia bracteata merupakan salah satu jenis hijauan yang belum banyak diteliti. Tanaman M. bracteata memiliki kandungan mineral magnesium yang cukup tinggi. Magnesium merupakan salah satu mineral makro yang dibutuhkan oleh hewan maupun tumbuhan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penambahan pupuk daun magnesium terhadap pertumbuhan, produktivitas, dan kualitas tanaman. Pupuk ini memiliki daya insersi yang baik sehingga dapat segera langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Dengan penambahan pupuk daun pada tanaman, diharapkan proses fotosintesis pada tanaman meningkat dan kandungan magnesium juga meningkat. Magnesium pada tanaman ini diharapkan dapat menjadi sumber mineral organik bagi ternak ruminansia.

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan dan 4 ulangan polibag tanaman. Dosis pupuk daun magneisum yang diberikan adalah 0 ppm, 2000 ppm, 4000 ppm, 8000 ppm, dan 12000 ppm. Penelitian dilakukan di rumah kaca, laboratorium lapang Agrostologi, Fakultas Peternakan IPB. Peubah yang diamati adalah pertumbuhan vegetatif dan generatif, produktivitas tanaman, serta kualitas tanaman yang mencakup kandungan mineral dan klorofil.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk daun magnesium pada M. bracteata tidak memberikan pengaruh yang signifikan (P>0.05) terhadap petumbuhan dan produktivitasnya. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman ini toleransi terhadap toksisitas pupuk magnesium. Pemberian pupuk magnesium mempengaruhi kandungan mineral M. bracteata (P<0.05), khususnya (Ca, Mg, K, dan Zn), namun tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan terhadap serapan mineral dan kandungan klorofilnya (P>0.05). Pemberian pupuk daun magnesium mengakibatkan kenaikan kandungan mineral magnesium, dan menurunkan kandungan mineral kalsium, kalium, dan seng. Hal ini menunjukkan bahwa dalam tubuh tanaman sudah ada gejala keracunan magneisum, namun belum diekspresikan secara fenotipe. Serapan mineral pada setiap tanaman tidak menunjukkan tidak berbeda nyata. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun kandungan mineralnya berbeda, namun jumlah mineral yang diserap setiap tanaman sama. Hal ini juga yang diduga menyebabkan pemberian pupuk daun magnesium tidak memberikan dampak yang berbeda nyata terhadap pertumbuhan, produktivitas, dan kandungan klorofil tanaman. Simpulan dari penelitian ini adalah penambahan pupuk daun magnesium hingga 12000 ppm dapat ditoleransi oleh tanaman sehingga tidak mengganggu pertumbuhan dan produktivitasnya, meskipun dalam tanaman itu sendiri terjadi antagonisme beberapa mineral.

(5)

SUMMARY

TENTI RAHMAWATI. Production and quality of Murdannia bracteata biomass as impact of magnesium foliar fertilizer. Supervised by LUKI ABDULLAH and IWAN PRIHANTORO.

Murdannia bracteata is useful plant that has not been widely studied. M. bracteata plants contain some mineral in high level, such as magnesium. Magnesium is one of the macro minerals needed by animals and plants. The purpose of this study was to evaluate the addition of magnesium foliar fertilizer on growth, productivity, and quality of M. bracteata. This fertilizer has a good insertion so it can be directly used by plants. With the addition of foliar fertilizer on crops, is expected to increase photosynthesis in plants and magnesium content. Magnesium content of this plant can be source of organic mineral for ruminant.

The experimental design was completely randomized design (CRD), with 5 treatments and 4 replications polybag plants. Magnesium foliar fertilizer levels given in this experiment were 0 ppm, 2000 ppm, 4000 ppm, 8000 ppm and 12000 ppm. The study was conducted in a greenhouse, field laboratory Agrostologi, Faculty of Animal Husbandry, Bogor Agricultural University.Variables measured is vegetative and generative growth, productivity, and quality of crops including minerals and chlorophyll content.

The results showed that the magnesium foliar fertilizer on M. bracteata had no significant effect (P> 0.05) on growth and productivity. This indicated that these plants tolerance to the toxic level of magnesium. Magnesium fertilizer application on M. bracteata affected the mineral content (P <0.05), in particular (Ca, Mg, K, and Zn), but did not showed a significant difference to the uptake of minerals and chlorophyll content (P> 0.05). Giving magnesium foliar fertilizer resulted in the increase in the mineral content of magnesium, and reduce the mineral content of calcium, potassium, and zinc. This showed that magnesium inside of plants can interfere the other of minerals, but it had not been expressed in the phenotype of plants. Mineral uptake at each plant wasn’t significantly different. This showed that despite the different mineral content, but the amount of minerals that are absorbed at each plant. It is also thought to cause leaf magnesium fertilizer does not give a significantly different impact on growth, productivity, and the chlorophyll content of plants. The conclusion from this study is the addition of magnesium foliar fertilizer up to 12000 ppm can be tolerated by plants so it does not interfere with the growth and productivity, although the plant itself happens antagonism some minerals.

(6)

vi

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(7)

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains

pada

Program Studi Ilmu Nutrisi dan Pakan

PRODUKSI DAN KUALITAS BIOMASSA

Murdannia bracteata

SEBAGAI DAMPAK APLIKASI PUPUK DAUN MAGNESIUM

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2015

(8)

viii

(9)
(10)
(11)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya tulis ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret hingga Juni 2015 ini ialah Hijauan, dengan judul Produksi dan Kualitas Biomassa Murdannia bracteata

sebagai Dampak Aplikasi Pupuk Daun Magnesium. Sebagian hasil penelitian ini dalam proses publikasi di Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner (JITV) dengan judul Produksi dan Kualitas Biomassa Murdannia bracteata sebagai Dampak Aplikasi Pupuk Daun Magnesium.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof Dr Ir Luki Abdullah dan Bapak Dr Iwan Prihantoro selaku pembimbing yang telah banyak memberikan saran, motivasi, dan arahan hingga terselesaikannya tugas akhir ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada DIKTI yang terlah memberikan kesempatan sebagai penerima Beasiswa Fresh Graduate melalui Program Sinergi (Fastrack) IPB pada tahun 2013. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh

crew agrostologi, Staf pegawai Pascasarjana teman-teman Pascasarjana, dan Nutrisi Empat Tujuh yang telah banyak membantu. Penulis mengucapkan terimakasih yang terdalam kepada Ayahanda Diran dan Ibunda Sri Sayekti yang telah memberikan doa, kasih sayang, semangat, nasehat, bimbingan moral dan materi yang tiada henti kepada penulis. Terima kasih juga kepada mas Debri dan yuk Hana, serta seluruh keluarga yang terus memberikan doa dan semangatnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Desember 2015

(12)
(13)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL xv

DAFTAR GAMBAR xv

DAFTAR LAMPIRAN xvi

1 PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

2 METODE 2

Waktu dan Tempat Penelitian 2

Alat dan Bahan 2

Prosedur Penelitian 4

3 HASIL DAN PEMBAHASAN 7

Pertumbuhan Murdannia bracteata 7

Produktivitas Murdannia bracteata 8

Kualitas Murdannia bracteata 9

4 SIMPULAN 13

Simpulan 13

Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 14

LAMPIRAN 16

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

1 Hasil analisis tanah 3

2 Pertumbuhan vegetatif M. bracteata berdasarkan dosis pemupukan

magnesium 7

3 Pertumbuhan generatif M. bracteata berdasarkan dosis pemupukan

magnesium 8

4 Produksi biomassa segar dan kering M. bracteata berdasarkan dosis

pemupukan magnesium 8

5 Serapan mineral makro daun M. bracteata terhadap dosis pupuk daun

magnesium 12

6 Kandungan klorofil M. bracteata berdasarkan dosis pemupukan

magnesium 13

DAFTAR GAMBAR

1 Bibit M. bracteata (kiri), M. Bracteata yang sudah tumbuh pada umur 8

minggu (kanan) 3

2 Pencampuran pupuk (kiri) dan media yang telah dimasukkan ke dalam

polibag (kanan) 4

3 Serbuk magnesium sulfat (kiri) dan larutan magnesium sulfat (kanan) 5 4 Korelasi penambahan pupuk daun magnesium dengan kandungan

mineral M. bracteata 10

5 Antagonisme kandungan mineral Mg2+ dengan K+ dan Zn2+ 11

6 Mekanisme pengaruh stress Mg2+, Na+, dan K+ dalam sel 11

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil sidik ragam pertambahan panjang tanaman 16 2 Hasil sidik ragam pertambahan jumlah daun 16

3 Hasil sidik ragam lebar daun 16

4 Hasil sidik ragam pertambahan jumlah bunga 16 5 Hasil sidik ragam pertambahan jumlah tunas 16

6 Hasil sidik ragam panjang stolon 16

7 Hasil sidik ragam berat segar 17

8 Hasil sidik ragam berat kering 17

9 Hasil sidik ragam phosphor 17

10 Hasil sidik ragam dan uji lanjut polinomial kalsium 17 11 Hasil sidik ragam dan uji lanjut polinomial magnesium 17 12 Hasil sidik ragam dan uji lanjut polinomial kalium 18

13 Hasil sidik ragam natrium 18

14 Hasil sidik ragam dan uji lanjut polinomial zink 18

15 Hasil sidik ragam klorofil A 18

16 Hasil sidik ragam klorofil B 18

17 Hasil sidik ragam antosianin 19

(15)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Murdannia bracteata merupakan salah satu jenis hijauan yang belum banyak diteliti. Tanaman yang berpeluang sebagai pakan fungsional bagi ternak ruminansia ini termasuk dalam bangsa Commelinales, suku Commelinaceae, marga Murdannia,

jenis M. bracteata (C.B. Clarke) Kuntze ex D.Y. Keunggulan tanaman ini selain sebagai sumber serat kasar yakni dapat digunakan sebagai anti-inflamatori dan tinggi kandungan mineralnya (Wang et al. 2007, Rahmawati 2014). M. bracteata

yang ditanam dengan penambahan pupuk organik 10 ton ha-1 dan naungan 37%

memberikan pengaruh tingginya kandungan mineral kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Kaliun (K), dan Zink (Zn). Kandungan mineral Ca, Mg, K, can Zn secara berturut turut adalah 16847 ppm, 4566 ppm, 29323 ppm, dan 44 ppm. Kandungan mineral tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan hijauan lainnya seperti

Brachiaria humidicola dan Indigofera sp. Mineral yang terkandung dalam tanaman ini berpotensi sebagai sumber magnesium organik bagi ternak.

Magnesium (Mg) merupakan jenis mineral makro yang dibutuhkan oleh ternak ruminansia. Magnesium merupakan mineral yang berkaitan erat dengan kalsium selain fosfor. Sekitar 70% magnesium ditemukan di tulang. Mineral ini berperan dalam aktivator enzim dan kunci dalam proses biokimia sel (McDonald

et al. 2010). Penambahan 10 %BK M. bracteata sebagai sumber magnesium pada ransum sapi potong dapat meningkatkan produksi VFA, kecernaan bahan kering dan bahan organik, serta sintesis protein mikroba (Rais 2015).

Pada tanaman, magnesium juga memiliki beberapa peranan penting, diantaranya sebagai unsur utama penyusun klorofil, berperan dalam metabolisme nitrogen, mengaktifkan enzim yang berkaitan dengan metabolisme karbohidrat, dan sebagai katalisator (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). Oleh karena itu magnesium harus tersedia dalam jumlah yang cukup untuk menunjang beberapa peranan tersebut. Sumber mineral utama pada tanaman berasal dari tanah. Ada beberapa jenis tanah yang kandungan haranya rendah, salah satunya adalah tanah latosol dramaga. Kandungan magnesium pada tanah ini rendah, seperti yang tercantum di Tabel 1. Pemberian pupuk magnesium diberikan ke tanaman dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya adalah melalui daun atau lebih sering dikenal sebagai pupuk daun. Pupuk daun adalah pupuk yang dilarutkan dengan air dan diberikan dengan cara disemprotkan pada permukaan daun (Hanadyo et al. 2013). Cairan pupuk masuk ke dalam daun dengan proses penyerapan ke dalam jaringan kutikula melalui stomata (Aghtape et al. 2011). Pupuk ini memiliki kelebihan yakni hara yang diberikan langsung dapat diserap melalui mulut daun. Namun pemberian pupuk dengan cara seperti ini dosisnya tidak boleh tinggi.

(16)

2

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pertumbuhan, produktivitas, dan kualitas biomassa M. bracteata dengan pemupukan magnesium melalui daun.

2 METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2015. Penanaman

M. bracteta dilakukan di rumah kaca Laboratorium Lapang Agrostologi, analisa berat kering, bahan organik dan analisa mineral di Laboratorium Nutrisi Ternak Perah, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Analisa kandungan klorofil dilakukan di Laboratorium Pascapanen, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Alat dan Bahan Alat

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu budidaya dan analisa kualitas M. bracteata. Materi yang digunakan dalam tahap penanaman adalah tanah latosol dramaga, pupuk organik (petroganik) dengan dosis 10 ton ha-1, pupuk anorganik yang terdiri dari urea 60 kg ha-1, KCl 120 kg ha-1, dan SP36 120 kg ha-1, kapur 15 g/

5 kg tanah, pupuk daun magnesium. Pada penelitian analisa kualitas M. Bracteata, analisa yang dilakukan adalah analisa kandungan klorofil dan analisa kandungan mineral Ca, P, K, Mg, Na, dan Zn. Analisa mineral menggunakan sampel daun kering M. bracteata yang telah digiling kering, bahan bahan kimia, dan alat laboratorium yang digunakan untuk analisa kandungan mineral. Analisa kandungan klorofil daun menggunakan daun segar yang dipetik sebelum tanaman dipanen, bahan bahan kimia, dan alat laboratorium yang digunakan untuk analisa kandungan klorofil.

Bahan

a. Bibit Murdannia bracteata, Tanah Latosol Dramaga

(17)

Gambar 1 Bibit M. bracteata (kiri), M. Bracteata yang sudah tumbuh pada umur 8 minggu (kanan)

Tabel 1 Hasil analisis tanah

Jenis Tanah Nilai

b. Pupuk Organik, Pupuk NPK, dan Pupuk Daun MgSO4.7H2O

Pupuk Organik yang digunakan adalah pupuk petroganik dengan dosis 10 ton ha-1. Jumlah pupuk organik yang digunakan sebanyak 25 g/ polibag 5 kg. Pupuk urea yang digunakan sebanyak 0.15 g/ polibag 5 kg, pupuk KCl 0.3 g/ polibag 5 kg, dan pupuk SP36 sebanyak 0.3 g/ polibag 5 kg, kapur 15 g/ polibag 5 kg. Pupuk daun

MgSO4.7H2O yang digunakan dilarutkan dengan aquades. Jumlah bubuk

(18)

4

Prosedur Penelitian Persiapan Media Tanam

Persiapan media tanam diawali dengan mencampur 5 kg tanah latosol dramaga dengan pupuk organik (Petroganik) 10 ton/ha, sumber nitrogen (urea) 60 kg/ha, sumber phospor (SP36) 120 kg/ha, sumber kalium (KCl) 120 kg/ha, dam kapur 15 g/ 5 kg tanah. Media yang telah tercampur ditimbang 5 kg kemudian dimasukkan ke dalam polibag.

Gambar 2 Pencampuran pupuk (kiri) dan media yang telah dimasukkan ke dalam polibag (kanan)

Penanaman

Bibit M. bracteata ditanam secara langsung pada media yang telah siap. Pada masing-masing perlakuan ditanam bibit tanaman ini sebanyak 4 batang dengan polybag yang berbeda. Setiap bibit mempunyai kisaran bobot 1.7 – 1.9 g, panjang 12-17 cm, dan jumlah daun 3-5 helai.

Pemupukan

Pada penelitian ini dilakukan penambahan pupuk kandang dan pupuk daun MgSO4.7H2O. Pupuk kandang ditambahkan satu kali selama penelitian, yakni

seminggu sebelum tanam, sedangkan pupuk daun disemprotkan ke daun setelah tanaman berumur 21 hari. Pemberian pupuk daun dilakukan setiap minggunya pada jam 07.00 WIB. Pupuk daun yang diberikan dengan dosis sebagai berikut:

P0 : kontrol (kandungan Mg 600 ppm) P1 : P0 + Mg2+ 2000 ppm

P2 : P0 + Mg2+ 4000 ppm P3 : P0 + Mg2+ 8000 ppm

P4 : P0 + Mg2+ 12000 ppm

(19)

Gambar 3 Serbuk magnesium sulfat (kiri) dan larutan magnesium sulfat (kanan)

Penyiangan

Penyiangan atau kegiatan pembersihan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman dilakukan setiap minggu dengan metode pencabutan. Penyiangan ini bertujuan mengurangi tanaman pengganggu agar M. bracteata dapat tumbuh optimal.

Pemanenan dan Persiapan Sampel

Pemanenan M. Bracteata dilakukan umur 2 bulan setelah tanam. Sebelum dilakukan pemotongan tanaman diukur panjang, jumlah daun, jumlah bunga, jumlah tunas, dan lebar daun. Selain itu, pada setiap ulangan perlakuan juga diambil satu helai daun secara acak untuk dianalisis kandungan klorofilnya. Kemudian bagian tanaman di atas 1 cm dipotong menggunakan gunting untuk mendapatkan produksi biomassa tanaman. Produksi biomassa tanaman terdiri dari bagian edible dan non edible. Bagian edible terdiri dari daun, batang, dan bunga, sedangkan bagian non edible terdiri dari stolon dan akar. Pada sat pemanenan juga dilakukan pengukuran stolon. Setiap bagian yang telah dipisahkan, ditimbang berat segarnya dan selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk mendapatkan berat kering tanaman dengan menggunakan oven suhu 60 0C selama 48 jam. Setelah dioven, bagian daun tanaman digiling sampai halus selanjutnya dilakukan analisa mineral M. Bracteata.

Analisa Pertumbuhan Murdannia bracteata

Pengamatan terhadap pertumbuhan meliputi panjang tanaman, jumlah daun, lebar daun, jumlah bunga, dan jumlah tunas setiap minggunya menggunakan meteran, sedangkan pengukuran panjang stolon dilakukan saat pemanenan. Pengukuran dilakukan mulai minggu ke-2 setelah penanaman.

Analisa Produktivitas Murdannia bracteata

Berat segar

(20)

6

Berat kering

M. bracteata yang sudah dipanen selanjutnya diangin-anginkan (kering matahari) untuk menurunkan kadar airnya. Kemudian sampel dimasukkan ke dalam kantong kertas yang sudah diberi kode untuk dimasukkan ke dalam oven 60 0C selama ±48 jam. Setelah 48 jam, sampel didinginkan sampai suhu stabil kemudian ditimbang untuk diperoleh berat keringnya.

Bahan Organik

Analisa bahan organic tanaman M. bracteata hanya dilakukan pada daun. Daun yang telah kering kemudian diblender hingga halus. Analisa ini merujuk pada AOAC (1995). Sampel sebanyak 3-5 g dimasukkan ke dalam cawan porselin yang telah diketahui bobotnya, kemudian diabukan ke dalam tanur bersuhu 600 0C selama 4 jam. Setelah itu cawan didinginkan dalam desikator sampai suhu ruang dan ditimbang.

% = � � �

Analisa Kualitas Murdannia bracteata

Analisa kualitas klorofil Murdannia bracteata

Analisa kualitas klorofil merujuk pada metode Sims dan Gamon (2002). Sampel M. bracteata dianalisis dengan metode spektrofotometri dengan langkah-langkah sebagai berikut: sebanyak 0.0016-0.024 g daun M. bracteata ditimbang dan disimpan sementara dalam cooling box. Cooling box tersebut diisi dengan es, pelarut ekstrak (85% aseton, 15% tris stock buffer), serta 1.5 mL eppie tubes kosong. Sampel bahan dihaluskan di dalam mortar kemudian ditambahkan nitrogen cair yang telah dididihkan hingga setengah volume mortar. Kemudian ditambahkan 1 mL pelarut ekstrak dan diaduk hingga merata. Setelah itu 1.5 mL larutan dimasukkan kedalam eppie tubes dan disimpan dalam cooling box. Sampel yang telah siap disentrifugasi dengan kecepatan 1000 rpm selama 3 menit. Setelah itu dilihat absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer. Sampel dilihat pada absorbansi 537, 663, dan 647 nm. Kadar klorofil dihitung dengan rumus:

Kandungan mineral daun M. bracteata yang dianalisis adalah Ca, P, K, Mg, Na, dan Zn. Pengukuran kadar mineral Ca, Mg, Na, K, dan Zn dilakukan dengan cara pengabuan basah (wet ashing) (Reitz et al. 1960). Sampel yang telah ditimbang 1 g dimasukkan kedalam tabung erlenmeyer dan ditambahkan 5 mL HNO3, lalu

(21)

ditambahkan 0.4 mL H2SO4 98%, labu erlenmeyer dipanaskan kembali. Pada saat

terjadi perubahan warna volume akan berkurang diteteskan larutan HClO4 dan

HNO3 (perbandingan 2:1). Perubahan warna dimulai dari warna coklat menjadi

kuning dan bening. Setelah bening, dipanaskan kembali selama 15 menit, lalu ditambahkan dengan 2 mL aquades dan 0.6 mL HCl pekat dan dipanaskan kembali hingga larut. Setelah didinginkan, ditambahkan dengan aquades hingga 100 mL.

Pengukuran mineral P dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer (UV Visible) 200 RS dengan panjang gelombang 660 nm, sedangkan untuk analisis Ca, Mg, Na, K, dan Zn dibaca konsentrasinya pada spektrofotometer serapan atom (AAS).

Rancangan Percobaan dan Analisis Data

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan 4 ulangan. Data dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA), selanjutnya jika terdapat perbedaan yang nyata dilakukan uji lanjut Polinomial orthogonal (Matjik dan Sumertajaya 2006). Analisis data dilakukan menggunakan program statistik dengan perangkat lunak SPSS 16.0.

3

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan Murdannia bracteata

Pertumbuhan tanaman terdiri atas 2 fase, yakni vegetatif dan generatif. Fase vegetatif tanaman meliputi perkembangan akar, daun, dan batang, sedangkan fase generatif merupakan fase reproduktif tanaman yang meliputi pembentukan dan perkembangan bunga dan tunas. Pertumbuhan tanaman merupakan hasil metabolisme sel-sel hidup yang memerlukan karbohidrat yang dapat diukur secara kuantitatif. Pertumbuhan M. bracteata dengan penambahan magnesium pada level yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2.

Tabel 2 Pertumbuhan vegetatif M. bracteata sebagai dampak aplikasi pupuk daun magnesium pada level yang berbeda

Level

Penambahan pupuk daun magnesium dengan level yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada pertumbuhan vegetatif M. bracteata

(22)

8

pengaruh pertumbuhan vegetatif yang sama terhadap kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan magnesium dengan dosis tersebut tidak mengganggu pertumbuhan M. bracteata. Terganggunya pertumbuhan akibat toksisitas magnesium ditandai dengan terganggunya pertumbuhan tinggi tanaman dan pertumbuhan luas daun meningkat karena terjadi antagonisme antara magnesium dan kalisum (Fitriyatno et al. 2012). Lebar daun tidak memberikan respon yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa daun dapat melakukan proses fotosintesis yang baik tanpa terganggu oleh pemberian pupuk daun magnesium.

Penambahan pupuk daun magnesium dengan level yang berbeda juga tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada pertumbuhan generatif M. bracteata

(P>0.05). Penambahan pupuk daun magnesium hingga 12000 ppm tidak mengganggu pertumbuhan generatif M. bracteata. Hal ini menjukkan bahwa penambahan pupuk daun magnesium hingga level tersebut masih dapat ditoleransi oleh tanaman. Tanaman yang kurang toleran akan menunjukkan respon negatif seperti penurunan pertumbuhan generatif dengan peningkatan dosis magnesium yang diberikan. Penurunan pertumbuhan generatif ini sebagai dampak dari antagonisme mineral Mg dan Zn dalam metabolisme karbohidrat dalam tanaman. Namun, toksisitas magnesium pada tanaman jarang terjadi. Hal ini dikarenakan kelebihan magnesium pada tanaman akan disimpan dalam vakuola (Tang et al.

2015).

Tabel 3 Pertumbuhan generatif M. bracteata sebagai dampak aplikasi pupuk daun magnesium pada level yang berbeda

Level magnesium

Produksi biomassa M. bracteata dibedakan atas berat segar dan berat kering tanaman. Berat segar dan berat kering merupakan salah satu indikator pertumbuhan tanaman karena berat kering merupakan indikator banyaknya bahan organik yang berhasil disintesis oleh tanaman dari bahan anorganik. Rataan berat segar dan berat kering M. bracteata tersaji dalam Tabel 4.

Tabel 4 Produksi biomassa segar dan kering M. bracteata sebagai dampak aplikasi pupuk daun magnesium pada level yang berbeda

Level Magnesium (ppm)

(23)

Penambahan pupuk daun magnesium dengan level yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap produksi biomassa M. bracteata

(P>0.05). Laju pertumbuhan vegetatif dan generatif tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan sehingga produktivitas M. bracteata juga tidak berbeda nyata. Hal ini menujukkan bahwa M. bracteata tahan terhadap stress magnesium. Tanaman yang tidak tahan terhadap stress magnesium akan menunjukkan respon negatif seperti menurunnya produktivitas tanaman karena metabolisme karbohidrat terganggu akibat dari turunnya kandungan mineral Zn dalam tanaman. Peningkatan kandungan magnesium dalam tanaman dapat menurunkan kandungan mineral Zn yang erakibat pada terhambatnya enzim carbonic anhidrase sehingga karbohidrat hanya terkonsentrasi di tajuk (Barker dan Eaton 2015). Berat segar dan berat kering non-edible pada penelitian ini tidak dipengaruhi oleh pemupukan magnesium. Hal ini menunjukkan bahwa metabolisme karhohidrat pada pada tanaman ini tidak terganggu dengan tingginya dosis pupuk daun magnesium yang diberikan. Metabolisme karbohidrat di akar dan di tajuk masih berjalan normal. Terhambatnya metabolisme karbohidrat tentunya akan mengganggu metabolisme sel tanaman untuk bekerja normal sehingga pertumbuhan tanaman menurun dan nantinya akan berdampak pada produktivitas tanaman.

Pada Tabel 4 terlihat pola penurunan bahan kering tanaman. Pemberian pupuk magnesium hingga level 8000 ppm, tanaman masihdapat mempertahankan berat kering 11-12%, namun pada penambahan pupuk magnesium 12000 ppm menurun menjadi 8%. Pemberian dosis magnesium 12000 ppm mengakibatkan tingginya kandungan magnesium dalam tanaman sehingga diduga dapat meningkatnya kadar air tanaman. Magnesium merupakan ion yang mempunyai 2 kation. Kedua kation tersebut mempunyai afinitas yang tinggi untuk berbagai jenis ligand dan dikelilingi oleh 2 lapisan melekul air, yakni lapisan dalam dan luar.

Lapisan dalam terdiri dari 6 molekul air dan membentuk komplek magnesium berbentuk oktahedral [Mg(H2O)6]2+. Lapisan luar terdiri dari 12 molekul air.

(Grzebisz 2015).

Kualitas M. bracteata

Kualitas M. bracteata dilihat dari kandungan mineral, serapan mineral, dan klorofil sebagai dampak dari pemberian magnesium pada level yang berbeda. Kandungan mineral tersaji dalam Gambar 4, serapan mineral dalam Tabel 5, dan kandungan klorofil dalam Tabel 6.

(24)

10

akan membawa ion-ion hara dalam pupuk daun masuk ke tanaman melalui sistem vaskuler (Ratri 2003).

Gambar 4 Korelasi penambahan pupuk daun magnesium dengan kandungan mineral M. bracteata

Mineral mempunyai sifat sinergitik dan antagonistik satu dengan yang lainnya. Peningkatan salah satu jumlah mineral yang terkandung dalam tanaman akan meningkatkan dan menurunkan kandungan mineral lainnya. Penambahan magnesium akan mengakibatkan meningkatnya kandungan magnesium itu sendiri dalam tanaman dan menurunkan mineral kalsium, kalium, dan seng. Hal ini menunjukkan bahwa magnesium yang disemprotkan melalui daun terinsersi ke dalam daun sehingga dapat meningkatkan kandungan magnesium dan menurunkan mineral lainnya (Gambar 5). Pada Gambar 4 juga terlihat bahwa adanya pola antagonisme antara kandungan Mg, K, dan Zn yang hampir sama. Pada kedua grafik tersebut terlihat bahwa pada penyemprotan pupuk daun 2000 dan 4000 ppm terjadi penjenuhan kandungan magnesium sehingga pada kedua level tersebut kandungan magnesium tidak jauh berbeda. Hal ini berakibat pada kandungan kalium dan seng tanaman pada level tersebut tidak memperlihatkan penurunan jumlah yang signifikan. Hal serupa juga terdapat pada penyemprotan magnesium dengan dosis 8000 dan 12000 ppm.

(25)

Gambar 5 Antagonisme kandungan mineral Mg2+ dengan K+ dan Zn2+ Pada gambar 5 terlihat hubungan keeratan antara kandungan mineral magnesium dengan mineral kalium dan seng dengan nilai korelasi secara berturut-turut -0,91 dan -0,83, serta grafik arah negatif. Peningkatan satu satuan kandungan magnesium tanaman dapat menurunkan kandungan kalium sebesar 1,5024 ppm dan mineral seng menurun 0,0007 ppm. Peningkatan penyerapan magnesium yang berdampak pada peningkatan kandungan magnesium tanaman dapat menyebabkan penurunan kandungan mineral lainnya.

Mineral pada tanaman diserap dalam bentuk ion. Konsentrasi magnesium yang tinggi dapat menimbulkan gejala kekurangan kation penting lainnya. Gejala keracunan magnesium erat kaitannya dengan penurunan kandungan kalsium dan kalium (Merhaut 2007). Namun meskipun menunjukkan gejala keracunan, pertumbuhan dan produktivitas M. bracteata tidak menunjukkan respon negatif. Tanaman dapat mempertahankan keseimbangan anion-kation jika ditambahkan beberapa jenis mineral kecuali kalium (Mengel 2007). Hal ini menunjukkan bahwa penambahan Mg2+ dalam tanaman menggantikan posisi kation lainnya sehingga menyebabkan turunnya kandungan kation mineral kalsium, kalium, dan seng. Penyemprotan magnesium pada tanaman mengakibatkan kandungan magnesium dalam tanaman meningkat. Tingginya kandungan magnesium diluar sel mengakibatkan sensor stress magnesium yang ada di plasma membran aktif. Sensor strees magnesium tersebut adalah calcineurin B-like (CBL) 2 dan 3. CBL-2 dan CBL-3 akan berinteraksi dengan calcineurin protein kinase (CPIK) untuk mengatur penyerapan magnesium ke dalam vakuola. Di sekitar vakuola juga terdapat sensor lainnya, diantaranya CBL-10 untuk natrium dan CBL 1 & CBL9 untuk kalium. Ketika kandungan natrium meningkat, CBL-10 akan memberi sinyal kepada membran plasma untuk menyerap kelebihan natrium dan disimpan dalam vakuola dan CIPKs24 akan memberi sinyal untuk mengurangi kandungan natrium dalam membran plasma. Ketika konsentrasi kalium di membran sel turun, sensor CBL-1 & CBL 9 akan memberi sinyal kepada membran plasma untuk meningkatkan penyerapan kalium dalam membran sel (Gao et al. 2015a). Vakuola merupakan organ yang memiliki beberapa fungsi, diantaranya menyimpan nutrisi dan metabolit, degradasi protein, dan pertahanan tanaman (Gao et al. 2015b).

(26)

12

Gambar 6 Mekanisme pengaruh stress Mg2+, Na+, dan K+ dalam sel (Gao et al.

2015a)

Hasil sidik ragam Tabel 5 menunjukkan bahwa penambahan level magnesium memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap serapan mineral daun tanaman (P>0.05). Namun, dari hasil tersebut juga terlihat bahwa setiap mineral memiliki titik optimum penyerapan. Pada tanaman ini, Mineral P, Na, dan Zn optimum pada dosis magnesium 4000 ppm, Ca dan K pada 0 ppm, dan Mg pada 8000 ppm. Magnesium yang disemprotkan pada M.bracteata hanya mampu diserap secara optimum hingga level 8000 ppm. Serapan mineral adalah hasil perkalian antara kandungan mineral tanaman dengan berat kering daun. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah mineral yang diserap oleh semua tanaman dengan level magnesium yang berbeda menunjukkan hasil yang sama. Produksi berat kering tanaman tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antar perlakuan sehingga jumlah mineral yang diserap oleh tanaman menunjukkan hasil yang sama. Hal ini mengakibatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman dari setiap perlakuan tidak menunjukkan beda nyata. Mineral yang digunakan oleh tanaman untuk mendukung proses kimiawi dan biologis dalam tanaman sama. Hal inilah yang mengakibatkan tidak munculnya respon negatif akibat dari stress magnesium. M. bracteata masih dapat tumbuh dan berproduksi normal meskipun ditambah magnesium hingga level 12000 ppm.

Tabel 5 Serapan mineral makro daun M. bracteata sebagai dampak aplikasi pupuk daun magnesium pada level yang berbeda

(27)

Magnesium merupakan mineral inti yang ada di dalam klorofil. Pada tanaman terdapat 2 macam klorofil, yakni klorofil a (C55H72O5N4Mg) yang berwarna hijau

tua dan klorofil b (C55H70O5N4Mg) yang berwarna hijau muda (Wihermanto dan

Handayani 2011). Atom magnesium yang merupakan penentu proses fotosintesis sangat menentukan produktivitas tanaman (Gransee dan Fuhrs 2013). Peningkatan level magnesium dapat meningkatkan proses fotosintesis dalam tamaman yang ditandai dengan meningkatnya kandungan klorofil tanaman (Dordas 2009). Namun pada penelitian ini, penambahan pupuk daun magnesium dengan level yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kandungan klorofil M. bracteata (P>0.05). Hal ini disebabkan mineral magnesium yang diserap oleh tanaman menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata sehingga jumlah magnesium yang digunakan untuk pembentuk klorofil ada tanaman dari setiap perlakuan menujukkan hasil yang tidak berbeda nyata. Magnesium yang digunakan oleh tanaman untuk proses fotosintesis sekitar 20% dari total magnesium yang ada dalam tanaman, sedangkan 80% dibiarkan mobile dalam tanaman (Marschner 2012). Pada tanaman ini, kelebihan magnesium disimpan dalam vakuola.

Tabel 6 Kandungan klorofil M. bracteata sebagai dampak aplikasi pupuk daun magnesium pada level yang berbeda

Level magnesium (ppm)

Klorofil A Klorofil B Antosianin Karoten

--- mg g-1 ---

Pemberian pupuk daun magnesium hingga dosis 12000 ppm meningkatkan kandungan magnesium dan tidak memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan, produktivitas, serta kualitas tanaman. Peningkatan level magnesium mengakibatkan penurunan beberapa kandungan mineral dalam tanaman, seperti kalsium, kalium dan seng.

SARAN

(28)

14

DAFTAR PUSTAKA

Aghtape AA, Ahmad G, Alireza S, Baratali S, Mohammadreza A, Abolfazi T. 2011. Effect of irrigation with wastewater and foliar fertilizer application on some forage characteristic of foxtail millet (Setaria italica). J Plant Physio Biochemist 3(3):34-42.

AOAC. 1995. Official Methods of Analysys. Washington (US): Bejnamin Franklin Station.

Barker AV, Eaton TE. (2015). Zink. Dalam: Handbook of Plant Nutrition 2nd Ed.

Barker AV & Pilbeam DJ, editor. New York (NY): Taylor & Francis Group. Dordas C. 2009. Foliar application of calcium and magnesium improves growth, yield, and essential oil yield of oregano (Origanum vulgare ssp. Hirtum). Ind crop prod 29:559-608.

Fitriyatno, Suparti, Sofyan A. 2012. Uji pupuk organik cair dari limbah pasar terhadap pertumbhan tanaman selada (Lactuca sativa L.) dengan media hidroponik. Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi FKIP UNS.

Gao C, Zhao Q, Jiang L. 2015a. Vacuoles protect plants from high magnesium stress. Proc Natl Acad Sci USA 112(10):2931-2932.

Gao C, Zhuang X, Cui Y, Fu X, He Y, Zhao Q, Zeng Y, Shen J, Lio M, Juang L. 2015b. Dual roles of an Arabidopsis ESCRT component FREE 1 in regulating vacuolar protein transport and autophagic degradation. Proc Natl Acad USA

112(6):1886-1891.

Gransee A, Fuhrs H. 2013. Magnesium mobility in soils as a challenge for soil and plant analysis, magnesium fertilization and root uptake under adverse growth condition. Plant soil 368:5-21.

Grzebisz W. 2015. Magnesium. Dalam: Handbook of Plant Nutrition 2nd Ed.

Barker AV & Pilbeam DJ, editor. New York (NY): Taylor & Francis Group. Hanadyo R, Hadiastono T, Martosudiro M. 2013. Pengaruh pemberian pupuk daun cair terhadap intensitas serangan tobacco mosaic virus (TMV), pertumbuhan, dan produktivitas tanaman tembakau (Nicotina tabacum L.). JHPT 1(2): 28-35.

Marschner H. 2012. Mineral Nutrition of Higher Plants. Third Edition. San Diego (US): Academic, Elsevier.

Matjik AA, Sumertajaya M. 2006. Perancangan Percobaan dengan Aplikasi SAS dan Minitab. Edisi ke-2. Bogor (ID): IPB Pr.

McDonald P, Edwards RA, Greenhalgh JFD, Morgan CA, Sinclair LA, Wilkinson RG. 2010. Animal Nutrition edisi ke-7. New York (US): Longman Scientific and Technical.

Mengel K. 2007. Pottasium. Dalam: Handbook of Plant Nutrition. Barker AV & Pilbeam DJ, editor. New York (US): Taylor & Francis Group.

Merhaut DJ. 2007. Magnesium. Dalam: Handbook of Plant Nutrition. Barker AV & Pilbeam DJ, editor. New York (US): Taylor & Francis Group.

Rahmawati T. 2014. Respon tanaman Murdannia bracteata terhadap aplikasi pupuk organik dan naungan. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Rais H. 2015. Karakteristik fermentasi rumen dan sintesis protein mikroba In-vitro

(29)

Ratri DT. 2003. Pengaruh konsentrasi larutan pupuk kandang sapi sebagai pupuk daun (Glycinemax (L) err.). [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Reitz LL, Smith WH, Plumlee MP. 1960. A Simple, Wet Oxidation Procedure for

Biological Materials. Indiana (US): Purdue University.

Rosmarkam A, Yuwono NW. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta (ID): Kanisius

Sims DA, Gamon JA. 2002. Relationships between leaf pigment content and spectral reflectance across a wide range of species, leaf structures and development stages. Remote Sens Environ. 81:337-354.

Tang RJ, Zhao FG, Garcia VJ, Kleist TJ, Yang L, Zhang HX, Luan S. 2015. Tonoplast CBL CIPK calcium signaling network regulates magnesium homeostasis in Arabidopsis. Proc Natl Acad Sci USA 112:3134–3139. Utami Y. 2015. Produktivitas dan kualitas hijauan Indigofera zollingriana yang

diinokulasi fungi mikoriza arvuskula dengan berbagai level boron. [tesis]. Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor.

Wang GJ, Chen SM, Chen WC, Chang YM, Lee TH. 2007. Selective inducible nitric oxide synthase suppression by new bracteanolides from Murdannia bracteata. J Ethnopharmacol. 112:221-227.

(30)

16

LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil sidik ragam pertambahan panjang tanaman

Sumber JKT db KT F F 0.05 Ket.

Perlakuan 0.755 4 0.189 1.384 3.056 NS

Galat 2.045 15 0.136

Total 2.800 19

Keterangan: NS= tidak berbeda nyata, ** = berbeda nyata

Lampiran 2 Hasil sidik ragam pertambahan jumlah daun

Sumber JKT db KT F F 0.05 Ket.

Perlakuan 69.199 4 17.300 1.850 3.056 NS

Galat 130.944 14 9.353

Total 200.143 18

Keterangan : NS= tidak berbeda nyata, ** = berbeda nyata Lampiran 3 Hasil sidik ragam lebar daun

Sumber JKT db KT F F 0.05 Ket.

Perlakuan 0.017 4 0.004 0.615 3.056 NS

Galat 0.105 15 0.007

Total 0.121 19

Keterangan : NS= tidak berbeda nyata, ** = berbeda nyata

Lampiran 4 Hasil sidik ragam pertambahan jumlah bunga

Sumber JKT db KT F F 0.05 Ket.

Perlakuan 22.630 4 5.657 1.453 3.056 NS

Galat 58.389 15 3.893

Total 81.028 19

Keterangan : NS= tidak berbeda nyata, ** = berbeda nyata

Lampiran 5 Hasil sidik ragam pertambahan jumlah tunas

Sumber JKT db KT F F 0.05 Ket.

Perlakuan 4.119 4 1.030 1.996 3.056 NS

Galat 7.740 15 0.516

Total 11.859 19

Keterangan : NS= tidak berbeda nyata, ** = berbeda nyata Lampiran 6 Hasil sidik ragam panjang stolon

Sumber JKT db KT F F 0.05 Ket.

Perlakuan 3970.007 4 992.502 1.497 3.056 NS Galat 8617.062 13 662.851

Total 12587.069 17

(31)

Lampiran 7 Hasil sidik ragam berat segar

Sumber JKT db KT F F 0.05 Ket.

Perlakuan 9072.083 4 2268.021 1.710 3.056 NS Galat 18573.182 14 1326.656

Total 27645.265 18

Keterangan : NS= tidak berbeda nyata, ** = berbeda nyata Lampiran 8 Hasil sidik ragam berat kering

Sumber JKT db KT F F 0.05 Ket.

Perlakuan 99.833 4 24.958 0.404 3.056 NS

Galat 865.407 14 61.815

Total 965.240 18

Keterangan : NS= tidak berbeda nyata, ** = berbeda nyata Lampiran 9 Hasil sidik ragam phosphor

Sumber JKT db KT F F 0.05 Ket.

Perlakuan 283449.775 4 70862.444 0.850 3.056 NS Galat 1167128.725 14 83366.338

Total 1450578.500 18

Keterangan : NS= tidak berbeda nyata, ** = berbeda nyata

Lampiran 10 Hasil sidik ragam dan uji lanjut polinomial kalsium

Sumber JKT db KT F F 0.05 Ket.

Perlakuan 8.009E7 4 2.002E7 3.609 3.056 ** Linear 94462627.75 1 94462627.75 19.63787 4.543077 ** Kuadratik 13867498.09 1 13867498.09 2.88292 4.543077 NS Kubik 6940617.926 1 6940617.926 1.442888 4.543077 NS Kuartik 3442849,375 1 3442849.375 0.715735 4.543077 NS Galat 8.323E7 15 5548650.723

Total 1.633E8 19

Keterangan : NS= tidak berbeda nyata, ** = berbeda nyata

Lampiran 11 Hasil sidik ragam dan uji lanjut polinomial magnesium

Sumber JKT db KT F F 0.05 Ket.

Perlakuan 6.996E8 4 1.749E8 10.571 3.056 ** Linear 639437984.4 1 639437984.4 47.35089 4.543077 ** Kuadratik 214510612.4 1 214510612.4 15.88468 4.543077 ** Kubik 432447.3084 1 432447.3084 0.032023 4.543077 NS Kuartik 57745553.03 1 57745553,03 4.276104 4.543077 NS Galat 2.482E8 15 1.654E7

Total 9.478E8 19

(32)

18

Lampiran 12 Hasil sidik ragam dan uji lanjut polinomial kalium

Sumber JKT db KT F F 0.05 Ket.

Perlakuan 2.534E9 6.335E8 10.055 3.056 **

Linear 1675759814 1 1675759814 33,6935 4,543077 ** Kuadratik 428133230,7 1 428133230,7 8,608219 4,543077 ** Kubik 23404389,34 1 23404389,34 0,470578 4,543077 NS Kuartik 183395698 1 183395698 3,687428 4,543077 NS Galat 9.450E8 15 6.300E7

Total 3.479E9 19

Keterangan : NS= tidak berbeda nyata, ** = berbeda nyata Lampiran 13 Hasil sidik ragam natrium

Sumber JKT db KT F F 0.05 Ket.

Perlakuan 2208.623 4 552.156 0.420 3.056 NS Galat 18397.769 14 1314.126

Total 20606.392 18

Keterangan : NS= tidak berbeda nyata, ** = berbeda nyata

Lampiran 14 Hasil sidik ragam dan uji lanjut polinomial zink

Sumber JKT db KT F F 0.05 Ket.

Perlakuan 346.504 4 86.626 6.346 3.056 **

Linear 332,0643409 1 332,0643409 21,85893 4,543077 ** Kuadratik 229,8870339 1 229,8870339 15,13286 4,543077 ** Kubik 27,93712408 1 27,93712408 1,839028 4,543077 NS Kuartik 5,727476176 1 5,727476176 0,377025 4,543077 NS Galat 191.092 14 13.649

Total 537.597 18

Keterangan : NS= tidak berbeda nyata, ** = berbeda nyata Lampiran 15 Hasil sidik ragam klorofil A

Sumber JKT db KT F F 0.05 Ket.

Perlakuan 0.038 4 0.010 1.121 3.056 NS

Galat 0.128 15 0.009

Total 0.166 19

Keterangan : NS= tidak berbeda nyata, ** = berbeda nyata Lampiran 16 Hasil sidik ragam klorofil B

Sumber JKT db KT F F 0.05 Ket.

Perlakuan 0.007 4 0.002 1.099 3.056 NS

Galat 0.024 15 0.002

Total 0.031 19

(33)

Lampiran 17 Hasil sidik ragam antosianin

Sumber JKT db KT F F 0.05 Ket.

Perlakuan 0.000 4 0.000 0.128 3.056 NS

Galat 0.002 15 0.000

Total 0.002 19

Keterangan : NS= tidak berbeda nyata, ** = berbeda nyata Lampiran 18 Hasil sidik ragam karoten

Sumber JKT db KT F F 0.05 Ket.

Perlakuan 0.005 4 0.001 2.222 3.056 NS

Galat 0.009 15 0.001

Total 0.014 19

(34)

20

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Tenti Rahmawati dilahirkan di Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur pada tanggal 10 Oktober 1992. Penulis merupakan anak kedua dari Bapak Diran dan Ibu Sri Sayekti. Penulis memulai pendidikan di TK Dharma Wanita (1998), SDN 1 Sukomoro (2004), SMPN 1 Maospati (2007), dan SMAN 1 Maospati (2010). Tahun 2010 penulis lulus dari SMA 1 Maospati dan pada tahun yang sama diterima di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, IPB melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis diterima sebagai mahasiswa Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor pada Program Studi

Ilmu Nutrisi dan Pakan pada tahun 2013 melalui Program Sinergi (Fastrack) IPB dengan Beasiswa Fresh Graduate pada tahun 2013. Semasa perkuliahan, penulis menjadi asisten mata kuliah Formulasi Ransum, Metodologi Percobaan, Pengantar Manajemen Pastura dan Mikrobiologi Nutrisi.

Gambar

Gambar 1  Bibit  M. bracteata (kiri), M. Bracteata yang sudah tumbuh pada umur
Gambar 2  Pencampuran pupuk (kiri) dan media yang telah dimasukkan ke dalam
Tabel 2 Pertumbuhan vegetatif M. bracteata sebagai dampak aplikasi pupuk daun magnesium pada level yang berbeda
Tabel 4 Produksi biomassa segar dan kering M. bracteata sebagai dampak aplikasi pupuk daun magnesium pada level yang berbeda
+4

Referensi

Dokumen terkait

Siswa diberi tugas individu untuk mencari akibat bila seseorang dengan tekanan darah lebih tinggi atau lebih rendah dari normal dan akibat bila seseorang

Penyuluhan hari kedua dengan materi pertama disampaikan oleh Purwadi, S.Pd., M 3G GHQJDQ WHPD ³3ULQVLS-3ULQVLS 3HQGLGLNDQ $QDN 8VLD 'LQL´ 'DODP SHQ\XOXKDQ LQL secara garis

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh Fasilitas kerja dan komunikasi kerja terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.. Sharp Electronics Indonesia

Dari hasil pengujian file polaTest5.txt, dapat dilihat bahwa hasil rasio yang dihasilkan tidak begitu jauh berbeda dengan pengujian file “polaTest2.txt”, hal tersebut

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa implikasi kawin paksa terhadap keluarga di Desa Pandak adalah menimbulkan implikasi- implikasi seperti munculnya dampak sosial,

Untuk hipotesis kelima, hasil perhitungan statistik dapat disimpulkan bahwa konstruk follow-up temuan audit berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

Begitu pula yang telah diatur dalam Pasal 2 UU TPPU, bahwa tindak pidana pencucian uang merupakan hasil dari tindak pidana asal, tidak hanya tindak pidana

5.1 Pelatihan Jaringan Syaraf Tiruan Proses pelatihan di ambil dari 54 data yang sudah direpresentasikan berdasarkan klasifikasi umur, jenis kelamin, tekanan