LAMPIRAN A : Listing Program
1. Form Login
Imports MySql.Data.MySqlClient Public Class formLogin
Dim adapter As MySqlDataAdapter Dim bc As MySqlDataReader
Private Sub Button1_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles Button1.Click = '" & TextBox1.Text & "' and password = '" & TextBox2.Text & "'" cmd.Connection = conn
Private Sub menuUtama_Load(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles MyBase.Load
Private Sub PictureBox1_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles PictureBox1.Click
inputNilai.Show() End Sub
Private Sub PictureBox2_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles PictureBox2.Click
konversi.Show() End Sub
Private Sub PictureBox3_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles PictureBox3.Click
TabControl1.TabPages(0).Focus() Me.Close()
formLogin.Show() End Sub
Private Sub PictureBox4_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles PictureBox4.Click
informasiSistem.Show() End Sub
Private Sub PictureBox5_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles PictureBox5.Click
profil.Show() End Sub
End Class
3. Form Input Nilai Kriteria
Imports MySql.Data.MySqlClient Public Class inputNilai
Dim adapter As MySqlDataAdapter Dim table As DataTable
Private Sub Form1_Load(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles MyBase.Load
54
Private Sub btn_simpan_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles btn_simpan.Click
If TextBox1.Text = "" Or TextBox2.Text = "" Or TextBox3.Text Jalan,fasilitasUmum) values ('" & TextBox1.Text & "','" &
TextBox2.Text & "','" & TextBox3.Text & "','" & TextBox6.Text & "','" & ComboBox1.Text & "','" & ComboBox2.Text & "','" & ComboBox3.Text & "')"
Private Sub Button2_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles btn_batal.Click
Call bersih() End Sub
Private Sub Button3_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles btn_keluar.Click
Me.Close() End Sub
Private Sub btn_hapus_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles btn_hapus.Click
If MsgBox("Anda akan menghapus data ini?", MsgBoxStyle.YesNo, "Anda Yakin?") = MsgBoxResult.Yes Then Try
Call konek()
Dim cmd As New MySqlCommand
cmd.CommandType = CommandType.Text
cmd.CommandText = "Delete FROM tbl_tanah where id = '" & DataGridView1.SelectedCells(0).Value & "'"
cmd.Connection = conn
DAFTAR PUSTAKA
Awang Firdaos. 1997. “ Permintaan dan Penawaran Perumahan” Valuestate, Vol. 007, Jakarta.
Imbar, Radiant Victor dan Hartanto, Benny Setiadi. 2011. Aplikasi Sistem Informasi Sumber Daya Manusia dengan Fitur DSS Menggunakan Metode TOPSIS pada PT. X. Jurnal Informatika 7(2) : hal. 125 – 144. Bandung : Jurusan Sistem Informasi Universitas Kristen Maranatha.
Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta : Andi. Kusumadewi, Sri dan Purnomo, Hari. 2006. Aplikasi Logika Fuzzy untuk Pendukung
Keputusan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Lestari, Sri dan Priyodiprodjo, Widodo. 2011. Implementasi Metode Fuzzy TOPSIS untuk Seleksi Penerimaan Karyawan. Jurnal IJCCS 5(2) : hal. 1 – 7.
Manurung, Pangeran. 2010. Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerima Beasiswa dengan Metode AHP dan TOPSIS (Studi Kasus : FMIPA USU). Skripsi. Medan, Indonesia : Universitas Sumatera Utara.
Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Jakarta : Grasindo.
Perda Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2011 – 2031.
Santoso, Harip. 2004. VB .Net untuk .Net Programmer. Jakarta : PT Elexmedia Komputindo.
Suryadi, Kadarsah dan Rahmadhani. 1998. Sistem Pendukung Keputusan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Simorangkir, Sabrina. 2011. Sistem Pendukung Keputusan Investasi Perumahan dengan Metode Sugeno. Skripsi. Medan, Indonesia : Universitas Sumatera Utara.
BAB 3
ANALISIS DAN PERANCANGAN
3.1 Analisis Sistem
Analisis sistem berisi pembahasan tentang komponen-komponen yang dibutuhkan dalam sistem. Analisis sistem dibagi dalam 2 bagian yaitu analisis kebutuhan data sistem dan analisis komponen sistem.
3.1.1 Analisis Kebutuhan Data Sistem
Perancangan sistem membutuhkan data antara lain : a. Data Tanah
Data Tanah meliputi Id Tanah, Nama Pemilik, Luas Tanah, Nilai Jual Objek Pajak (NJOP), Harga Jual, Jarak dengan Kawasan Lain, Akses Jalan, dan Jarak dengan Fasilitas Umum.
b. Data Kriteria
Data Kriteria terdiri dari Luas Tanah, Nilai Jual Objek Pajak (NJOP), Harga Jual, Jarak dengan Kawasan Lain, Akses Jalan, dan Jaral dengan Fasilitas Umum.
c. Data Bobot Kriteria
19
d. Data Nilai Kriteria
Setiap nilai kriteria akan dikonversikan dengan ketentuan pada tabel 3.1 berikut :
Tabel 3.1 Nilai Kriteria
Kriteria Nilai Bobot
Tabel 3.1 Nilai Kriteria (Lanjutan)
3.1.2 Analisis Komponen Sistem
Sistem yang akan dibuat terdiri dari 3 komponen subsistem antara lain : 1. Subsistem Manajemen Basisdata (Database Management Subsystem) 2. Subsistem Manajemen Basis Model (Model Base Management Subsystem) 3. Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog (Dialog Generation and Management Software Subsystem)
Ketiga komponen subsistem tersebut saling berintegrasi dalam sebuah perangkat lunak.
3.1.2.1 Subsistem Manajemen Basisdata
1. Diagram Aliran Data (Data Flow Diagram)
Diagram Aliran Data / Data Flow Diagram (DFD) digunakan untuk menggambarkan aliran informasi dan transformasi pada saat data bergerak dari input menjadi output (Pangeran, 2010).
Akses Jalan
Banyak 5
Cukup 4
Sedikit 3
Jarak Fasilitas Umum
≤ 2 Km 5
> 2 Km dan ≤ 4 Km 4
> 4 Km dan ≤ 6 Km 3
> 6 Km dan ≤ 8 Km 2
21
Gambar 3.1 Diagram Konteks
Diagram Konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau output. Diagram Konteks pada gambar 3.1 diatas menunjukkan aliran informasi berupa data tanah sebagai input kedalam proses dan menghasilkan output berupa hasil analisis.
Selanjutnya proses pada diagram konteks akan dibagi menjadi beberapa proses yang lebih rinci ke dalam DFD level 1 seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.2.
Gambar 3.2 DFD Level 1
User
Sistem Pendukung
Keputusan Analisis Investasi Tanah
Data Tanah yang di Survei
Proses-proses yang ditunjukkan dalam diagram level 1 diatas dapat diperluas dalam diagram level 2. Diagram level 2 dari proses manajemen data tanah dapat dilihat pada gambar 3.3.
Gambar 3.3 DFD Level 2 Proses Manajemen Data Tanah
2. Kamus Data
23
Tabel 3.2 Kamus Data
No Data Field Tipe Data Keterangan
1
tbl_tanah
id Integer Id dijadikan sebagai
Primary Key
namaPemilik Varchar Nama Pemilik Tanah
luasTanah Integer Luas Tanah
NJOP Integer Nilai Jual Objek
Pajak
Harga_jual Integer Harga Jual Tanah JarakdgnKawasanLain Varchar Jarak tanah dengan
kawan lain
aksesJalan Varchar Akses jalan menuju lokasi tanah
tbl_user id Varchar Id Pengguna
username Varchar Username Pengguna
password Varchar Kata Sandi
3
tbl_bobot bobotLuas Integer
bobotNJOP Integer
bobotHarga Integer
3.1.2.2 Subsistem Manajemen Basis Model
Dalam Perancangan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Analisis Investasi Tanah digunakan model TOPSIS (Top Order Preference by Similarity To Ideal Solution). Adapun langkah-langkah yang digunakan pada metode TOPSIS di tunjukkan pada gambar 3.5 berikut.
Gambar 3.5 Langkah-langkahMetode TOPSIS
Input data nilai kriteria
Membuat matriks keputusan ternormalisasi
Membuat matriks keputusan ternormalisasi
terbobot
Membuat matriks solusi ideal positif dan negatif
Menentukan Separation Measure
Menentukan nilai preferensi untuk setiap
alternatif
25
Berikut penjelasan mengenai gambar 3.5 diatas : a. Input Data Nilai Kriteria
Data kriteria yang diperlukan dalam sistem yang digunakan sebagai input yang akan diolah dengan metode TOPSIS. Bebrapa kriteria tersebut antara lain luas tanah, Nilai Jual Objek Pajak, harga tanah, jarak dengan kawasan lain, akses jalan, dan fasilitas umum. Kriteria-kriteria tersebut akan diberi nilai dan diolah dengan metode TOPSIS.
b. Membuat Matriks Keputusan Ternormalisasi
Setelah nilai kriteria diinput, maka dibuatlah matriks keputusan ternormalisasinya (R).
c. Membuat Matriks Keputusan Ternormalisasi Terbobot
Dari matriks keputusan ternormalisasi (R), dapat ditentukan matriks keputusan ternormalisasi terbobotnya (Y) dengan melakukan perkalian matriks keputusan ternormalisasi dengan bobot preferensi (W).
d. Membuat Matriks Solusi Ideal Positif dan Negatif
Dari matriks keputusan ternormalisasi terbobot (Y), didapatlah solusi ideal positif (A+), yaitu nilai terbesar dari tiap-tiap kriteria diantara alternatif yang ada dan sebaliknya solusi ideal negatif (A-) diperoleh dari nilai terkecil dari tiap-tiap kriteria diantara alternatif yang ada.
e. Menentukan Jarak Antara Nilai Setiap Alternatif dengan Matriks Solusi Ideal Positif dan Negatif. Setelah didapatkan matriks solusi ideal positif dan negatif, maka dapat dihitung jarak antara nilai terbobot setiap alternatif (S).
f. Menentukan Nilai Preferensi untuk Setiap Alternatif
g. Hasil Analisis
Hasil analisis didapat dengan melihat alternatif yang memiliki nilai preferensi paling besar. Dengan kata lain, alternatif tersebut adalah yang terpilih diantara alternatif yang lain.
3.1.2.3 Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog
Perancangan struktur menu sistem bertujuan untuk mengetahui menu yang terlebih dahulu diakses sebelum memasuki sistem yang dirancang (Simorangkir, 2012). Berikut rancangan menu yang akan dibuat dalam sistem :
a. Login User
Untuk masuk kedalam sistem, pengguna terlebih dahulu memasukkan username dan password pada menu login.
b. Menu Utama
Menu utama berisi daftar menu yang bisa diakses dalam sistem.
c. Analisis TOPSIS
Pada menu ini terdapat submenu input nilai kriteria dan submenu analisis. Pada submenu input nilai kriteria, pengguna dapat memasukkan nilai dari tiap-tiap kriteria dan pada submenu analisis dilakukan penghitungan dengan metode TOPSIS.
d. Informasi
Menu informasi berisi penjelasan ringkas mengenai sistem serta profil pembuat sistem.
e. Logout
27
Struktur menu sistem ditunjukkan pada gambar 3.6 berikut :
Gambar 3.6 Struktur Menu Sistem
3.2 Perancangan Sistem
Perancangan sistem pendukung keputusan analisis investasi tanah ini terdiri dari : a. Perancangan Basisdata
b. Perancangan Flowchart
3.2.1 Perancangan Basisdata
Pada sistem ini digunakan basisdata MySQL, dan terdapat dua tabel yaitu tabel data_tanah dan tabel_user. Perancangan basisdata dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini :
1. Tabel tbl_tanah
Tabel ini berisi daftar alternatif tanah yang akan dihitung nilai-nilai kriterianya dengan metode TOPSIS.
Tabel 3.3 Tabel tbl_tanah
Field Tipe Data Panjang Keterangan
id Integer 2 Primary Key
namaPemilik Varchar 30
luasTanah Integer 4
NJOP Integer 6
harga_jual Integer 6
JarakdgnKawasanLain Varchar 40
aksesJalan Varchar 20
JarakFasilitasUmum Varchar 30
2. Tabel tbl_user
Tabel user berisi id, username, dan password yang digunakan untuk masuk kedalam system.
Field Tipe Data Panjang Keterangan
Id Integer 2 Primary Key
username Varchar 20
29
3.2.2 Perancangan Flowchart
Flowchart adalah diagram menggambarkan algoritma dalam suatu program yang
menyatakan arah alur program dalam menyelesaikan masalah (Manurung, 2010). Flowchart sistem dapat dilihat pada gambar 3.7 dibawah ini :
Tidak Mulai
Data Nilai Atribut Tanah
Membuat Matriks Keputusan
Jumlah Data Alternatif Tanah > 2? Tida
k
Membuat Matriks Ternormalisasi
Membuat Matriks Ternormalisasi Terbobot
Membuat Matriks Solusi Ideal Positif dan Negatif
Gambar 3.7 Flowchart Sistem
3.2.3 Perancangan Desain Antarmuka
Antarmuka pemakai (user interface) adalah salah satu aspek penting dalam sistem yang harus diperhatikan. Antarmuka pemakai meliputi aspek-aspek yang menghubungkan manusia dengan komputer misalnya memanajemen proses dan memasukkan data.
Berikut ini adalah rancangan antarmuka sistem pendukung keputusan analisis investasi tanah dengan metode TOPSIS.
1. Tampilan Form Login
Gambar 3.8 Rancangan Form Login
Menghitung Separation Measure
A
Menghitung Nilai Preferensi Untuk Setiap Alternatif
Hasil Keputusan
31
Form login digunakan untuk memasukkan username dan password pengguna sebelum
masuk kedalam sistem. Jika pengguna belum memiliki username dan password, maka tidak dapat masuk ke dalam sistem.
2. Tampilan Form Menu Utama
Setelah pengguna berhasil login, makan akan muncul menu utama dimana terdapat menu-menu lain yang dapat digunakan oleh pengguna.
Gambar 3.9 Rancangan Form Menu Utama
3. Tampilan Form Input Nilai Kriteria
Form ini digunakan untuk memasukkan nilai masing-masing kriteria yaitu luas tanah, NJOP, harga, RUTRK, akses jalan, dan fasilitas umum. Setelah data disimpan, maka akan di tampilkan pada form yang sama.
4. Tampilan Form Analisis
Pada form ini akan ditampilkan hasil analisis perhitungan dengan metode TOPSIS dari nilai masing-masing kriteria yang telah dimasukkan.
Gambar 3.11 Rancangan Form Analisis
5. Tampilan Form Informasi
Form informasi berisi keterangan mengenai sistem yang dibuat dan profil
pembuat sistem.
Penjelasan Sistem Pendukung Keputusan Analisis Investasi
Tanah
BAB 4
IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
4.1 Implementasi
Sistem yang telah dirancang selanjutnya akan diimplementasikan ke dalam bentuk program. Sistem Pendukung Keputusan Analisis Investasi Tanah untuk Perumahan dengan Metode TOPSIS ini akan diterapkan pada bahasa pemrograman Visual BASIC .NET dengan sistem manajemen basisdata MySql. Implementasi yang akan dijelaskan dilakukan pada lingkupan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) dengan spesifikasi sebagai berikut :
1. Processor Intel Atom N455 1.67 GHz 2. RAM 1 GB
3. Operating System Windows 7
4. Graphic Card Intel Graphics Media Accelerator 3150 5. Mouse
6. Keyboard
Berikut ini adalah hasil implementasi interface (antarmuka) yang telah dirancang :
1. Form Login
Form Login digunakan untuk masuk ke dalam sistem. User harus melakukan
input berupa username dan password yang telah terdaftar dalam database.
Gambar 4.1 Form Login
2. Form Menu Utama
Setelah berhasil login ke dalam sistem, makan akan muncul tampilan menu utama seperti pada gambar 4.2. Pada form menu utama terdapat seluruh menu yang akan digunakan dalam melakukan perhitungan metode TOPSIS.
35
3. Form Input Nilai Kriteria
Form ini digunakan untuk memasukkan nilai dari setiap kriteria yaitu luas, Nilai Jual Objek Pajak, Jarak dengan Kawasan Lain, Akses Jalan, dan Jarak dengan Fasilitas Umum. Bila tombol simpan di click, maka data yang telah diisi akan disimpan dalam database. Pada form ini juga terdapat tombol hapus yang digunakan untuk menghapus data tanah yang telah tersimpan, serta tombol keluar untuk menutup form. Form Input Nilai Kriteria dapat dilihat pada gambar 4.3.
Gambar 4.3 Form Input Nilai Kriteria
Gambar 4.4 Subform Jarak dengan Kawasan Lain
Nilai jarak dengan kawasan lain ditentukan dari pembobotan jarak dengan sebelas kawasan lainnya. Untuk jarak dengan kawasan perdagangan dan jasa, kawasan perkantoran, kawasan industri, kawasan pariwisata, kawasan ruang terbuka hijau, kawasan ruang evakuasi bencana, kawasan suaka alam dan cagar budaya, kawasan perlindungan setempat, dan kawasan peruntukan lain, semakin dekat maka bobotnya semakin tinggi. Sebaliknya untuk jarak dengan kawasan rawan bencana, dan kawasan hutan lindung, semakin jauh maka semakin tinggi bobotnya. Bobot tertinggi adalah 5, dan terendah adalah 1. Nilai akhir jarak dengan kawasan lain diperoleh dari akumulasi seluruh bobot yang ada. Berikut contoh perhitungan nilai jarak dengan kawasan lain sesuai data pada gambar 4.4 :
a) Jarak dengan Kawasan Perdagangan dan Jasa “Sangat Dekat”, maka bobotnya adalah 5.
37
c) Jarak dengan Kawasan Industri “Sedang”, maka bobotnya adalah 3. d) Jarak dengan Kawasan Pariwisata “Sangat Dekat”, maka bobotnya
adalah 5.
e) Jarak dengan Kawasan Ruang Terbuka Hijau “Sangat Dekat”, maka bobotnya adalah 5.
f) Jarak dengan Kawasan Ruang Evakuasi Bencana “Jauh”, maka bobotnya adalah 4.
g) Jarak dengan Kawasan Hutan Lindung “Jauh”, maka bobotnya adalah 4.
h) Jarak dengan Kawasan Perlindungan Setempat “Sedang”, maka bobotnya adalah 3.
i) Jarak dengan Kawasan Rawan Bencana “Sangat Jauh”, maka bobotnya adalah 5.
j) Jarak dengan Kawasan Ruang Evakuasi Bencana “Sedang”, maka bobotnya adalah 3.
k) Jarak dengan Kawasan Peruntukan Lain “Sedang”, maka bobotnya adalah 3.
Nilai akhir Jarak dengan Kawasan Lain yang diperoleh adalah 45. Nilai bobot tersebut kemudian diklasifikasikan dengan menggunakan tabel distribusi. Langkah-langkah yang dilakukan adalah :
a) Menentukan Jumlah Kelas
Nilai akhir Jarak dengan Kawasan Lain yang telah didapat akan dikonversikan ke dalam nilai 1 sampai 5. Maka jumlah kelas yang digunakan adalah 5.
b) Menghitung Rentang
Yaitu nilai bobot terbesar dikurangi nilai bobot terkecil. Nilai bobot terbesar adalah 55 dan terkecil adalah 11. Maka rentang nya adalah 44. c) Menentukan Panjang Kelas
Panjang kelas diperoleh dari nilai rentang dibagi dengan jumlah kelas. Maka diperoleh panjang kelas adalah 8.
Tabel Distribusi dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1 Tabel Distribusi Nilai
Nilai Jarak dengan Kawasan
Lain Nilai Konversi
11 – 19 1
20 – 28 2
29 – 37 3
38 – 46 4
47 – 55 5
39
4. Form Perhitungan TOPSIS
Pada form Perhitungan TOPSIS terdapat beberapa sub form yang akan ditampilkan berurutan sesuai dengan urutan dalam langkah-langkah perhitungan TOPSIS.
Gambar 4.6 Form Konversi Nilai Kriteria
Gambar 4.7 Form Matriks Ternormalisasi
Gambar 4.8 Form Bobot Preferensi
41
ditentukan akan digunakan untuk menghasilkan matriks ternormalisasi terbobot.
Gambar 4.9 Form Matriks Ternormalisasi Terbobot
Gambar 4.9 menunjukkan Matriks Ternormalisasi terbobot yang diperoleh dengan mengalikan matriks ternormalisasi dengan matriks bobot preferensi yang sebelumnya ditentukan sesuai dengan keinginan user.
Gambar 4.10 menunjukkan matriks solusi ideal positif dan negatif serta Separation Measure yang ditentukan dengan persamaan 2.3 dan 2.4.
Gambar 4.11 Form Nilai Preferensi
Nilai preferensi dapat dihitung dengan persamaan 2.5 dan diurutkan mulai dari nilai yang terbesar hingga yang terkecil seperti pada gambar 4.11
5. Form Informasi
Form Informasi seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.12 dan 4.13 berisi keterangan mengenai sistem yang dibuat, serta informasi tentang pembuat sistem.
43
Gambar 4.13 Form Profil Perancang
4.2 Pengujian
Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah hasil analisis yang dilakukan sistem sesuai dengan hasil perhitungan TOPSIS yang dilakukan dengan manual.
4.2.1 Pengujian Kinerja Metode TOPSIS
Sebuah perusahaan properti akan membeli lahan yang nantinya akan dijadikan perumahan. Dari hasil survei yang dilakukan, terdapat beberapa alternatif lahan yang akan dibeli. Berikut data lahan yang telah disurvei :
Tabel 4.2 Data Kriteria Tanah
Luas
Tabel 4.3 Matriks Keputusan
Setelah matriks keputusan dibuat, maka selanjutnya dapat dibuat matriks keputusan ternormalisasi (R) dengan menggunakan persamaan 2.1 seperti ditunjukkan pada gambar 4.14.
Gambar 4.14 Matriks Ternormalisasi
Setelah matriks keputusan ternormalisasi didapat, maka dibuatlah matriks keputusan ternormalisasi terbobot (Y) seperti pada gambar 4.16 dengan melakukan perkalian antara matriks ternormalisasi dan matriks bobot preferensi dengan persamaan 2.2. Gambar 4.15 menunjukkan form bobot preferensi.
Luas NJOP Harga Jarak dengan Kawasan Lain
Akses Jalan
Jarak Fasilitas Umum
A1 4 4 4 5 5 5
A2 4 4 3 2 5 5
A3 5 4 5 5 4 4
45
Gambar 4.15 Form Bobot Preferensi
[ ]
[
]
[
]
[
Gambar 4.16 Matriks Ternormalisasi Terbobot
Dari matriks keputusan ternormalisasi terbobot yang ada, dapat ditentukan matriks solusi ideal positif dan matriks solusi ideal negatif serta Separation Measure dengan persamaan 2.3 dan 2.4. seperti pada gambar 4.17.
{ } { }
{ } { }
{ } { }
{ }
{ }
{ } { } { }
{ } { }
47
Separation measure ditentukan dengan persamaan :
√∑( )
√∑( )
√ = 0,8003
√ = 2,0155
√ = 0,5
√ = 0,625
√ = 1,8114
√ = 0,8003
√ = 2,1102
Gambar 4.17 Matriks Solusi Ideal Positif/Negatif dan Separation Measure
Dari separation measure yang telah didapat, dapat dihitung nilai preferensi untuk masing-masing alternatif yang ada dengan persamaan 2.5. Gambar 4.18 menunjukkan hasil perhitungan preferensi.
=
= 0,6935
=
=
=
49
Gambar 4.18 Nilai Preferensi
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan serta evaluasi pada bab-bab sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Metode TOPSIS dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah pengambilan keputusan dalam analisis investasi tanah untuk dijadikan perumahan.
2. Aplikasi sistem pendukung keputusan ini dapat digunakan sebagai alat bantu bagi pengambil keputusan untuk menentukan pilihan terhadap alternatif-alternatif yang ada.
3. Kriteria penilaian yang digunakan sangat menentukan hasil keputusan. Kriteria yang tepat akan menghasilkan keputusan yang benar/valid.
5.2 Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan penulis untuk pengembangan lanjut dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Metode TOPSIS hanya salah satu metode yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Untuk penelitian selanjutnya, dapat digunakan metode lain yang lebih efektif dan efisien.
2. Kriteria yang digunakan sebagai parameter penilaian dapat dikembangkan sehingga didapat hasil yang lebih baik.
3. Sistem ini tidak hanya dapat diimplementasikan ke dalam aplikasi berbasis desktop, tetapi juga dapat dikembangkan dalam bentuk aplikasi berbasis web
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Pendukung Keputusan
Pada awal tahun 1970, konsep sistem pendukung keputusan pertama sekali diperkenalkan oleh Michael S. Scott Morton dengan istilah Mangement Decision System. Istilah tersebut mengacu pada pengertian suatu sistem berbasis komputer yang
dapat membantu pengambilan keputusan dengan memanfaatkan data dan model-model untuk menyelesaikan masalah-masalah yang tidak terstruktur (Turban, 2005). Sistem Pendukung Keputusan dirancang untuk menunjang seluruh tahapan dalam membuat keputusan, mulai dari mengidentifikasi masalah, pemilihan data yang relevan, menentukan metode yang digunakan dalam pembuatan keputusan, hingga mengevaluasi pemilihan alternatif.
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dibangun untuk dapat membantu para pengambil keputusan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi. SPK mampu memberi solusi yang dapat dijadikan pertimbangan oleh sang pengambil keputusan. Namun keputusan akhir tetap berada di tangan pengambil keputusan.
2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan
Peter G. Keen (1980) mendefenisikan SPK sebagai suatu produk dari proses pengembangan dimana pengguna SPK, pembangun SPK, dan SPK saling mempengaruhi satu sama lain, dan menghasilkan evolusi sistem (Manurung, 2010).
Namun defenisi formal mengenai SPK tidak memberikan fokus yang konsisten karena masing-masing defenisi berusaha mempersempit populasi secara berbeda-beda (Turban, 2005).
2.1.2 Nilai Guna dan Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan
Adapun karakteristik dari Sistem Pendukung Keputusan (Turban, 2005) antara lain : 1. SPK dirancang untuk membantu pengambil keputusan dalam memecahkan
masalah yang sifatnya semi terstruktur atau tidak terstruktur dengan menambahkan kebijaksanaan manusia dan informasi komputerisasi.
2. Dalam proses pengolahannya, SPK mengkombinasikan penggunaan model-model analisis dengan teknik pemasukan data konvensional serta fungsi-fungsi pencari atau pemeriksa informasi.
3. SPK dapat dioperasikan dengan mudah oleh orang-orang yang tidak memiliki dasar kemampuan pengoperasian komputer yang tinggi.
4. SPK dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang tinggi sehingga mudah disesuaikan dengan berbagai perubahan lingkungan yang terjadi dan kebutuhan pengguna.
Ada beberapa manfaat yang diperoleh oleh pengguna SPK. Manfaat diperoleh antara lain :
8
2. SPK membantu pengambil keputusan dalam hal penghematan waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
3. SPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan.
Namun demikian, SPK tidak mutlak untuk membuat keputusan akhir. SPK hanya berfungsi sebagai alat bantu bagi pengambil keputusan, karena keputusan final kembali kepada pengambil keputusan.
Jadi secara umum, SPK dibangun untuk memberi beberapa alternatif kepada para pengambil keputusan, dimana alternatif tersebut akan digunakan sebagai pertimbangan untuk membantu dalam menyelesaikan masalah.
2.2 Multiple Criteria Decision Making
Multiple Criteria Decision Making (MCDM)adalah suatu metode pengambilan
keputusan untuk menetapkan alternatif terbaik dari sejumlah alternatif berdasarkan beberapa kriteria tertentu (Kusumadewi, 2007). Kriteria biasanya berupa ukuran-ukuran, aturan-aturan atau standar yang digunakan dalam pengambilan keputusan.
Berdasarkan tujuannya, MCDM dapat dibagi menjadi dua model yaitu : Multi Attribute Decision Making (MADM) dan Multi Objective Decision Making (MODM).
MADM menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif, sedangkan MODM merancang alternatif terbaik.
1. Lengkap, sehingga dapat mencakup seluruh aspek penting dalam persoalan tersebut. Suatu set kriteria disebut lengkap apabila set ini dapat menunjukkan seberapa jauh seluruh tujuan dapat dicapai.
2. Operasional, sehingga dapat digunakan dalam analisis. Sifat operasional ini mencakup beberapa pengertian, antara lain adalah bahwa kumpulan kriteria ini harus mempunyai arti bagi pengambil keputusan, sehingga ia dapat benar-benar menghayati implikasinya terhadap alternatif yang ada. Selain itu, jika tujuan pengambilan keputusan ini harus dapat digunakan sebagai sarana untuk meyakinkan pihak lain, maka kumpulan kriteria ini harus dapat digunakan sebagai sarana untuk memberikan penjelasan atau untuk berkomunikasi. Operasional ini juga mencakup sifat dapat diukur. Pada dasarnya sifat dapat diukur ini adalah untuk:
a) Memperoleh distribusi kemungkinan dari tingkat pencapaian kriteria yang mungkin diperoleh (untuk keputusan dalam ketidakpastian). b) Mengungkapkan preferensi pengambil keputusan atas pencapaian
kriteria.
3. Tidak berlebihan, sehingga menghindarkan perhitungan berulang. Dalam menentukan set kriteria, jangan sampai terdapat kriteria yang pada dasarnya mengandung pengertian yang sama.
4. Minimum, agar lebih mengkomprehensifkan persoalan. Dalam menentukan sejumlah kriteria perlu sedapat mungkin mengusahakan agar jumlah kriterianya sesedikit mungkin. Karena semakin banyak kriteria maka semakin sukar pula untuk dapat menghayati persoalan dengan baik, dan jumlah perhitungan yang diperlukan dalam analisis akan meningkat dengan cepat.
2.2.1 TOPSIS (Technique For Order Preference by Similarity to Ideal Solution)
Metode pengambilan keputusan multi kriteria telah banyak digunakan para pengambil keputusan untuk membantu menyelesaikan masalah. Ada beberapa metode pengambilan keputusan multikriteria, salah satu nya adalah TOPSIS.
10
terpendek dengan solusi ideal positif dan jarak terjauh dengan solusi ideal negatif (Kusumadewi, 2007). TOPSIS banyak digunakan untuk menyelesaikan masalah Multi Criteria Decision Making secara praktis, karena konsepnya yang sederhana dan mudah
dipahami, komputasi yang efisien, dan memiliki kemampuan mengukur kinerja relatif dari alternatif – alternatif keputusan dalam bentuk matematis yang sederhana (Kusumadewi, 2007). Beberapa masalah yang dapat diselesaikan dengan TOPSIS antara lain, keputusan analisis investasi, penyeleksian penerimaan karyawan, analisis kelayakan penerima kredit, dan masalah lainnya.
2.2.1.1 Langkah-Langkah TOPSIS
Berikut langkah-langkah penyelesaian masalah dengan metode TOPSIS : 1. Membuat matriks keputusan
Matriks Keputusan (X) merupakan m alternatif yang dievaluasi berdasarkan i kriteria. Matriks keputusan ditunjukkan pada gambar 2.1.
C1 C2 C3Cn
2. Membuat matriks keputusan ternormalisasi
Elemen-elemen pada matriks keputusan (X) akan dinormalisasikan untuk mendapatkan matriks keputusan ternormalisasi (R) dengan persamaan 2.1 berikut :
dimana : i = 1, 2, 3, . . . ., m; j = 1, 2, 3, . . . ., n;
adalah elemen matriks keputusan ternormalisasi (R). adalah elemen matriks keputusan (X).
3. Membuat matriks keputusan ternormalisasi terbobot
Matriks Keputusan Ternormalisasi Terbobot dihasilkan dengan mengalikan setiap elemen dari matriks keputusan ternormalisasi (R) dengan matriks bobot preferensi (W).
W = ( w1, w2, w3, . . . , wn)
(2.2) dimana : i = 1, 2, 3, . . . , m; dan j = 1, 2, 3, . . . , n.
adalah elemen dari matriks keputusan ternormalisasi terbobot (Y).
wjadalah bobot dari kriteria ke-j.
rijadalah elemen dari matriks keputusan yang ternormalisasi R.
4. Membuat matriks solusi ideal positif dan solusi ideal negatif
Matriks solusi ideal positif (A+) dan solusi ideal negatif (A-) ditentukan dengan persamaan :
{( ) }
= { }
(2.3) {( ) }
= { }
12
dimana : adalah elemen matriks ternormalisasi terbobot adalah elemen solusi ideal positif adalah elemen solusi ideal negatif
5. Menghitung Separation Measure
Separation Measure untuk solusi ideal positif dan solusi ideal negatif dapat dihitung dengan persamaan berikut :
√∑( )
dimana : adalah separation measure untuk solusi ideal positif
adalah elemen matriks ternormalisasi terbobot
adalah elemen matriks solusi ideal positif adalah elemen matriks solusi ideal negatif
6. Menghitung nilai preferensi
Nilai preferensi atau kedekatan relatif dari tiap alternatif terhadap solusi ideal positif dapat dihitung dengan persamaan :
(2.5) dengan i = 1, 2, 3, . . ., m
adalah separation measure solusi ideal positif adalah separation measure solusi ideal negatif
Alternatif dengan nilai preferensi terbesar adalah alternatif yang akan dipilih sebagai hasil keputusan.
2.3 Investasi Tanah
Investasi sering juga diartikan dengan penanaman modal. Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang. Dengan kata lain, kita mengeluarkan sejumlah modal (uang, waktu, tenaga) dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa depan. Jadi pada dasarnya, investasi adalah membeli sesuatu pada saat sekarang dengan harapan bisa dijual kembali di kemudian hari dengan nilai yang lebih tinggi.
Ada beberapa jenis objek investasi, misalnya adalah tanah. Investasi tanah sangat populer sekarang inimengingat tingginya permintaan masyarakat akan hunian(rumah) yang pada umumnya didominasi oleh masyarakat kelas menengah kebawah. Melihat peluang tersebut, para pengusaha di bidang properti berlomba-lomba untuk memenuhi permintaan masyarakat yang tentunya juga akan memberikan keuntungan bagi mereka.
Namun dalam hal ini, pengusaha properti harus cermat dalam memilih lahan atau tanah yang akan mereka jadikan tempat untuk membangun hunian tersebut. Sebab jika salah memilih, masyarakat tidak akan membeli rumah tersebut, sehingga perusahaan akan mengalami kerugian. Untuk itu, perlu diperhatikan beberapa hal dalam memilih tanah yang akan dijadikan lahan untuk membangun perumahan tersebut. Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih tanah untuk dijadikan perumahan, yaitu luas tanah, nilai jual objek pajak, harga jual, kategori dalam Rencana Umum Tata Ruang Kota, akses jalan, dan fasilitas umum.
2.3.1 Perumahan
Ada beberapa pengertian mengenai rumah dan perumahan. Menurut The Dictioonary of Real Estate Appraisal (2002:313) pengertian properti perumahan
14
disediakan untuk tempat kediaman, seperti single family houses, apartemen, rumah susun.
Berdasarkan Undang-Undang No 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman :
a. Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga.
b. Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.
c. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan unian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.
Banyak faktor yang mengindikasikan sebuah rumah dikatakan baik. Salah satunya adalah faktor fasilitas dan sarana umum. Awang Firdaos (1997) menyebutkan bahwa tersedianya fasilitas umum dan fasilitas sosial, diantaranya infrastruktur, sarana pendidikan, kesehatan, keagamaan, sarana transportasi, dan lain-lain, dapat menarik minat investor dan meningkatkan permintaan akan rumah di sebuah kawasan perumahan.
2.3.2 Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) adalah harga rata-rata yang diperoleh dari hasil jual beli yang terjadi secara wajar. Apabila tidak ditemukan terdapat transaksi jual beli, NJOP ditentukan melalui perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis, nilai perolehan baru, atau NJOP pengganti.
Sesuai dengan yang ditetapkan pada Pasal 1 angka 3 UU No. 12 Tahun 1985 jo UU No. 12 Tahun 1994, yang dimaksud dengan :
membandingkannya dengan objek pajak lain yang sejenis yang letaknya berdekatan dan fungsinya sama dan telah diketahui harga jualnya.
b) Nilai perolehan baru adalah suatu pendekatan/metode penentuan nilai jual suatu objek pajak dengan cara menghitung seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh objek tersebut pada saat penilaian dilakukan, yang dikurangi dengan penyusutan berdasarkan kondisi fisik objek tersebut.
c) Nilai jual pengganti adalah suatu pendekatan/metode penentuan nilai jual suatu objek pajak yang berdasarkan pada hasil produksi objek pajak tersebut.
Data NJOP untuk seluruh wilayah di Indonesia telah dipublikasikan dan di atur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 21/PJ/2008 tanggal 19 Mei 2008 tentang Publikasi Nilai Jual Objek Pajak Bumi.
Dengan mengetahui nilai NJOP kita akan mengetahui seberapa besar selisih NJOP dengan harga jual. Semakin jauh harga jual di atas NJOP, maka semakin baik nilai investasi tanah tersebut. Nilai harga jual yang baik adalah di atas NJOP. Namun jika harga jual terlalu jauh atau justru dibawah NJOP, maka ada sesuatu hal yang harus diselidiki. Dalam penelitian ini, nilai NJOP rata-rata yang digunakan adalah Rp.1.000.000/m2 (Satu juta rupiah per meter persegi).
2.3.3 Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)
Rencana Umum Tata Ruang Kota adalah dokumen rencana tata ruang wilayah kota yang dikukuhkan dengan peraturan daerah. Jangka waktu RUTRK adalah 20 tahun, dan ditinjau satu kali dalam 5 tahun. RUTRK memuat beberapa hal berikut :
a) Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kota.
b) Rencana struktur ruang wilayah kota yang meliputi sistem perkotaan di wilayahnya yang terkait dengan kawasan pedesaan dan sistem jaringan prasarana wilayah kota.
c) Rencana pola ruang wilayah kota yang meliputi kawasan lindung kota dan kawasan budi daya kota.
d) Penetapan kawasan strategis kota.
16
f) Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kota yang berisi ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi.
RUTRK menjadi pedoman untuk :
a) Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah. b) Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah.
c) Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kota. d) Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan antarsektor. e) Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi.
f) Penataan ruang kawasan strategis kota.
Dalam RUTRK seluruh wilayah dalam sebuah kota telah dikelompokkan ke dalam beberapa zona dan direncakan untuk difungsikan sesuai fungsi zona nya masing-masing. Sesuai dengan Perda Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan Tahun 2011 – 2031, ruang wilayah Kota Medan dibagi dalam beberapa kawasan sebagai berikut :
1) Kawasan Perumahan
2) Kawasan Perdagangan dan Jasa 3) Kawasan Perkantoran
4) Kawasan Industri 5) Kawasan Pariwisata
6) Kawasan Ruang Terbukan Hijau 7) Kawasan Ruang Evakuasi Bencana 8) Kawasan Hutan Lindung
9) Kawasan Perlindungan Setempat 10)Kawasan Rawan Bencana
Setiap wilayah dalam kota telah direncakan untuk difungsikan sesuai dengan zonanya masing-masing. Dengan kata lain, jika kita sebagai perusahaan properti hendak membangun sebuah perumahan, maka kita harus membeli tanah yang memang digolongkan sebagai kawasan perumahan dalam RUTRK.
2.4 Penelitian Sebelumnya
Sebelumnya, telah dilakukan penelitian yang samaoleh Simorangkir (2012) menggunakan metode Fuzzy Inference Sugeno. Pada penelitian tersebut metode sugeno digunakan untuk menentukan nilai persentase kelayakan sebuah rumah untuk dijadikan investasi. Berbeda dengan penelitian ini yang menggunakan metode TOPSIS untuk menentukan satu pilihan terbaik diantara beberapa beberapa tanah yang akan dijadikan investasi. Berikut beberapa penelitian terdahulu diuraikan pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya
No Judul Peneliti Kelebihan / Kekurangan
1 Sistem Pendukung Keputusan Seleksi
Penerima Beasiswa Dengan Metode
2 Sistem Pendukung Keputusan Investasi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Investasi di bidang properti sangat populer di saat sekarang ini, misalnya adalah investasi tanah. Untuk menentukan keputusan dalam berinvestasi tanah, para penanam modal (investor) akan mempertimbangkan faktor-faktor penting yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya investasi mereka. Faktor-faktor tersebut misalnya harga, posisi yang strategis, fasilitas, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, diperlukan sebuah sistem pendukung keputusan yang dapat membantu para penanam modal untuk mengetahui baik atau tidaknya sebuah objek untuk dijadikan investasi.
Sistem pendukung keputusan membantu mempercepat dan mempermudah proses pengambilan keputusan. Sistem pendukung keputusan membantu pengambil keputusan untuk memililh berbagai alternatif keputusan yang merupakan hasil pengolahan informasi-informasi yang diperoleh atau yang tersedia dengan menggunakan model-model pengambilan keputusan (Suryadi, 1998).
Penelitian sebelumnya yaitu Sistem Pendukung Keputusan Untuk Investasi Perumahan (Simorangkir, 2011), digunakan metode Sugeno dimana masing-masing atribut yaitu faktor-faktor untuk investasi digunakan untuk membuat aturan-aturan (rules) dalam himpunan fuzzy. Maka dalam penelitian ini akan digunakan metode TOPSIS dimana analisis dilakukan berdasarkan nilai-nilai dari setiap atribut pada masing-masing alternatif yang ada, lalu mencari solusi ideal positif dan negatifnya.
Multi Criteria Decision Making dapat digunakan dalam membuat sebuah
keputusan, salah satunya adalah metode Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). Metode TOPSIS didasarkan pada konsep bahwa alternatif
yang terbaik tidak hanya memiliki jarak terpendek dari solusi ideal positif tetapi juga memiliki jarak terpanjang dari solusi ideal negatif (Kusumadewi, 2006).
Metode TOPSIS telah digunakan untuk menyelesesaikan beberapa kasus misalnya seleksi penerimaan beasiswa, penerimaan calon karyawan, penilaian kelayakan calon penerima kredit, dan lain-lain.
Metode TOPSIS memiliki kelebihan dibanding dengan perhitungan yang lain karena pada metode TOPSIS setiap alternatif dinilai tidak hanya berdasarkan kelebihannya, tetapi juga berdasarkan kekurangannya (Kusumadewi, 2006).Maka dari itu penulis akan menggunakan metode TOPSIS dalam pembuatan Sistem Pendukung Keputusan Analisis Investasi Tanah.
1.2 Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah adalah diperlukannya suatu alat bantu untuk pihak investor dalam melakukan analisis terhadap beberapa alternatif yang ada untuk dipilih menjadi investasi.
1.3 Batasan Masalah
Beberapan batasan masalah dalam penelitian ini antara lain : 1. Penelitian dilakukan di daerah Kota Medan.
2. Sistem Pendukung Keputusan ini hanya sebagai alat pertimbangan, namun keputusan tetap pada pihak investor.
3
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat sebuah sistem pendukung keputusan untuk membantu menentukan pilihanyang terbaik dari beberapa tanah yang akan dijadikan investasi dengan menggunakan metode TOPSIS.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah agar pihak investor dapat menentukan pilihan terbaik terhadap tanah yang akan dijadikan investasi dan juga sebagai bahan referensi untuk penelitian lain dikemudian hari.
1.6 Metode Penelitian
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan penelitian ini adalah : 1. Studi Literatur
Melakukan pembelajaran mengenai sistem pendukung keputusan dan metode TOPSIS baik dari buku-buku, jurnal, penelitian terdahulu, maupun dari media Internet.
2. Pengumpulan Data
Pada tahapan ini dilakukan wawancara mengenai data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
3. Analisis Data
Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap data yang diperlukan sistem dan gambaran komponen-komponen sistem baik berupa DFD, flowchart.
Pada tahap ini dilakukan simulasi penghitungan dengan metode TOPSIS sesuai dengan langkah-langkah yang ada, dan perancangan form aplikasi.
5. Implementasi
Pada tahap ini, sistem yang telah dirancang akan diimplementasikan ke dalam bentuk program aplikasi.
6. Pengujian
Pada tahap ini, dilakukan pengujian terhadap program aplikasi yang telah dibuat, dan dilihat apakah hasil yang didapat mampu menyelesaikan masalah yang telah dirumuskan.
1.7 Sistematika Penulisan
Agar mudah untuk dipahami, penulis akan membuat rangkuman dari pembuatan tugas akhir ini sebagai gambaran pokok sebagai berikut :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan secara umum mengenai latar belakang, rumusan masalah, dan batasan-batasan masalah yang digunakan, tujuan, serta manfaat pembuatan tugas akhir ini.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Bab ini berisi dasar-dasar teori mengenai sistem pendukung keputusan, serta teori-teori yang berhubungan dengan metode TOPSIS sebagai metode yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini, dan VB.Net sebagai bahasa pemrograman yang digunakan.
BAB 3 : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
atribut-5
atribut yang digunakan dan perancangan form yang akan diimplementasikan pada sistem.
BAB 4 : IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
Pada Bab ini, sistem yang telah dibuat akan diimplementasikan ke dalam program aplikasi, lalu dilakukan pengujian.
BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN ANALISIS INVESTASI TANAH UNTUK PERUMAHAN DENGAN METODE TOPSIS
ABSTRAK
Para pengambil keputusan, dalam hal ini adalah investor sering mengalami kesulitan dalam menentukan keputusan terbaik. Keputusan yang diambil seringkali dinilai kurang tepat atau tidak objektif, dikarenakan tidak adanya parameter-parameter yang jelas dalam proses pengambilan keputusan. Dalam penelitian ini digunakan salah satu metode MCDM (Multi Criteria Decision Making) yaitu TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution), yang dapat membantu pihak investor dalam menentukan keputusan yang baik dan objektif berdasarkan parameter-parameter penilaian yang ada. Secara umum metode TOPSIS dapat membantu menyelesaikan masalah pengambilan keputusan dengan baik.
DECISION SUPPORT SYSTEM FOR INVESTMENT ANALYSIS OF RESIDENTIAL LAND USING TOPSIS METHOD
ABSTRACT
Decision makers, in this case investors often have difficulty in determining the best decision. The decisions made are often considered invalid or is not objective, because there is no definite parameters in the decision-making process. This study used one of the MCDM (Multi Criteria Decision Making) methods, namely TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution), which can assist investors in determining a good and objective decision based on the definite parameters. Generally, TOPSIS can help to resolve decision-making problems well.
DENGAN METODE TOPSIS
SKRIPSI
GANESHA RODENSI SIPAHUTAR
091402107
PROGRAM STUDI S1 TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN ANALISIS INVESTASI
TANAH UNTUK PERUMAHAN DENGAN
METODE TOPSIS
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh ijazah Sarjana Teknologi Informasi
GANESHA RODENSI SIPAHUTAR
091402107
PROGRAM STUDI S1 TEKNOLOGI INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN ANALISIS
INVESTASI TANAH UNTUK PERUMAHAN DENGAN METODE TOPSIS
Kategori : SKRIPSI
Nama : GANESHA RODENSI SIPAHUTAR
Nomor Induk Mahasiswa : 091402107
Program Studi : SARJANA (S1) TEKNOLOGI INFORMASI
Fakultas : ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI
INFORMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di
Medan, 20 Januari 2014 Komisi Pembimbing :
Pembimbing 2 Pembimbing 1
M. Anggia Muchtar, ST., MM.IT Dr. Erna Budhiarti Nababan, M.IT
NIP 198001102008011010 NIP -
Diketahui/Disetujui oleh
Program Studi S1 Teknologi Informasi Ketua,
PERNYATAAN
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN ANALISIS INVESTASI TANAH UNTUK PERUMAHAN DENGAN METODE TOPSIS
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, 20 Januari 2014
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus karena atas berkat dan anugerahNya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Serta kasih dan kemurahanNya yang senantiasa melingkupi penulis.
Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian tulisan ini :
1. Kedua orang tua yaitu Ibunda Junita Simanjuntak, beserta Ayahanda Juendri Sipahutar, yang senantiasa memberikan dukungan dan motivasi tanpa lelah sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini. Juga kepada adik-adik, Yonanda Perkasih Sipahutar, Indah Kasih Sipahutar, dan Filia Frederica Sipahutar yang menjadi pendorong bagi penulis dalam menyelesaikan tulisan ini.
2. Kepada Ibu Dr. Erna Budhiarti Nababan, M.IT dan Bapak M. Anggia Muchtar, ST, MM.IT selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, saran, dan masukan demi kebaikan penulisan skripsi ini.
3. Ketua dan Sekretaris Jurusan Prof. Dr. Opim Salim, M.Sc dan Drs. Sawaluddin, M.IT.
4. Bapak Dedy Arisandi, ST, M.Kom selaku dosen penasihat akademik saya. 5. Bapak Drs. Sawaluddin, M.IT. dan Bapak Dedy Arisandi, ST, M.Kom selaku
dosen pembanding dan penguji yang telah banyak memberikan, saran dan kritik dalam penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen yang mengajar dan staff tata usaha pada program studi Teknologi Informasi Universitas Sumatera Utara.
7. Teman-teman Teknologi Informasi angkatan 2009, baik yang sudah tamat atau yang sedang menyelesaikan skripsi, Leo, Suando, Tony, Boho, Robet,
Anggreiny, Ranap, dan seluruh rekan kuliah yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN ANALISIS INVESTASI TANAH UNTUK PERUMAHAN DENGAN METODE TOPSIS
ABSTRAK
Para pengambil keputusan, dalam hal ini adalah investor sering mengalami kesulitan dalam menentukan keputusan terbaik. Keputusan yang diambil seringkali dinilai kurang tepat atau tidak objektif, dikarenakan tidak adanya parameter-parameter yang jelas dalam proses pengambilan keputusan. Dalam penelitian ini digunakan salah satu metode MCDM (Multi Criteria Decision Making) yaitu TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution), yang dapat membantu pihak investor dalam menentukan keputusan yang baik dan objektif berdasarkan parameter-parameter penilaian yang ada. Secara umum metode TOPSIS dapat membantu menyelesaikan masalah pengambilan keputusan dengan baik.
DECISION SUPPORT SYSTEM FOR INVESTMENT ANALYSIS OF RESIDENTIAL LAND USING TOPSIS METHOD
ABSTRACT
Decision makers, in this case investors often have difficulty in determining the best decision. The decisions made are often considered invalid or is not objective, because there is no definite parameters in the decision-making process. This study used one of the MCDM (Multi Criteria Decision Making) methods, namely TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution), which can assist investors in determining a good and objective decision based on the definite parameters. Generally, TOPSIS can help to resolve decision-making problems well.
DAFTAR ISI
2.2.1 Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution
(TOPSIS) 9
2.4 Penelitian Sebelumnya 17
Bab 3 Analisis dan Perancangan 18
3.1 Analisis Sistem 18
3.1.1 Analisis Kebutuhan Data Sistem 18
3.1.2 Analisis Komponen Sistem 20
3.1.2.1 Subsistem Manajemen Basisdata 20
3.1.2.2 Subsistem Manajemen Model 24
3.1.2.3 Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog 26
3.2 Perancangan Sistem 27
3.2.1 Perancangan Basisdata 28
3.2.2 Perancangan Flowchart 29
Bab 4 Implementasi dan Pengujian 33
4.1 Implementasi 33
4.2 Pengujian 43
4.2.1 Pengujian Kinerja Metode TOPSIS 43
Bab 5 Kesimpulan dan Saran 50
5.1 Kesimpulan 50
5.2 Saran 50
Daftar Pustaka 51
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya 17
Tabel 3.1 Nilai Kriteria 19
Tabel 3.1 Nilai Kriteria (Lanjutan) 20
Tabel 3.2 Kamus Data 23
Tabel 3.3 Tabel Data Tanah 28
Tabel 3.4 Tabel User 28
Tabel 4.1 Tabel Distribusi Nilai 38
Tabel 4.2 Data Kriteria Tanah 43
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.5 Langkah-langkah Metode TOPSIS 24
Gambar 3.6 Struktur Menu Sistem 27
Gambar 3.7 Flowchart Sistem 30
Gambar 3.8 Rancangan Form Login 30
Gambar 3.9 Rancangan Form Menu Utama 31
Gambar 3.10 Rancangan Form Input Nilai Kriteria 31
Gambar 3.11 Rancangan Form Analisis 32
Gambar 3.12 Rancangan Form Informasi 32
Gambar 4.1 Form Login 34
Gambar 4.2 Form Menu Utama 34
Gambar 4.3 Form Input Nilai Kriteria 35
Gambar 4.4 Subform Jarak dengan Kawasan Lain 36
Gambar 4.5 Subform Jarak dengan Fasilitas Umum 38
Gambar 4.6 Form Konversi Nilai Kriteria 39
Gambar 4.7 Form Matriks Ternormalisasi 40
Gambar 4.8 Form Bobot Preferensi 40
Gambar 4.9 Form Matriks Ternormalisasi Terbobot 41
Gambar 4.10 Form Matriks Solusi Ideal Positif/Negatif 41
Gambar 4.11 Form Nilai Preferensi 42
Gambar 4.12 Form Informasi Sistem 42
Gambar 4.13 Form Profil Perancang 43
Gambar 4.14 Matriks Ternormalisasi 44
Gambar 4.15 Bobot Preferensi 45
Gambar 4.16 Matriks Ternormalisasi Terbobot 46
Gambar 4.17 Matriks Solusi Ideal Positif/Negatif dan Separation Measure 47