• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Penyapu Jalan Di Jalan Gatot Subroto Medan Tentang Sinar Matahari Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Kanker Ganas Kulit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Penyapu Jalan Di Jalan Gatot Subroto Medan Tentang Sinar Matahari Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Kanker Ganas Kulit"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

59

LAMPIRAN I

JUDUL PENELITIAN : TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENYAPU JALAN DI KOTA MEDAN TENTANG SINAR MATAHARI SEBAGAI SALAH SATU FAKTOR RESIKO TERJADINYA KANKER GANAS KULIT.

(2)

60

LAMPIRAN II

INFORMED CONSENT

Saya telah mendapat informasi yang jelas tentang tujuan, prosedur dan pemanfaatan penelitian yang dilakukan oleh Romulus Pandapotan Sianipar, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010. Oleh karena itu, dengan rasa penuh kesadaran dan keikhlasan saya bersedia berpartisipasi untuk mengisi kuesioner ini.Demikian pernyataan ini saya buat untuk digunakan seperlunya.

Nama : ……….

Jenis Kelamin : Laki-Laki/Perempuan

Umur : ……….

Pendidikan terakhir :

Peneliti, Responden,

(3)

61

LAMPIRAN III

KUESIONER PENELITIAN

Gambaran Tingkat Pengetahuan Penyapu Jalan di Jalan Gatot

SubrotoMedan Tentang Sinar Matahari Sebagai Salah Satu Faktor Resiko

Terjadinya Kanker Ganas Kulit

IDENTITAS RESPONDEN

Nama : ……….

Jenis Kelamin : Laki-Laki/Perempuan

Umur : ……….

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar. Pertanyaan

berupa pilihan ganda, pilihlah salah satu jawaban dari keempat pilihan yang

menurut Anda paling benar. Data responden akan dijaga dengan baik dan

tidak akan dipublikasikan identitasnya. Terimakasih atas kerjasama Anda.

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENYAPU JALAN

DI JALAN GATOT SUBROTO MEDAN TENTANG SINAR MATAHARI

SEBAGAI FAKTOR RESIKO TERJADINYA KANKER GANAS KULIT

Pertanyaan pengetahuan

1.Kapan sinar matahari yang baik untuk kesehatan? a.Dibawah jam 10 pagi

b.Diantara jam 10 pagi – 4 sore

(4)

a.Sinar matahari pagi hari untuk menguatkan tulang b.Sinar matahari terik pada siang hari

c.Tidak ada fungsi kesehatan buat manusia

3.Apakah efek buruk yang bisa ditimbulkan jika terkena sinar matahari secara terus menerus?

a. Kulit seperti terbakar,kulit menjadi kecoklatan,penuaan dini b. Gagal ginjal,sesak napas dan kejang-kejang

c. Kencing manis,sakit perut dan kelumpuhan 4.Apakah yang dimaksud dengan kanker ganas kulit?

a.Penyakit pada kulit berupa luka yang tidak sembuh-sembuh. b.Penyakit pada kulit disebabkan tidak menjaga kebersihan kulit.

c.Penyakit pada kulit tubuh yang disebabkan terlalu banyak memakai kosmetik.

5.Menurut anda di usia berapa kanker kulit lebih sering terjadi? a.Dibawah 10 tahun

b.Usia 10-30 tahun c.Diatas usia 30 tahun

6.Apakah kemungkinan penyebab terjadinya kanker kulit? a.Disebabkan virus melalui udara

b.Melalui hubungan seksual

(5)

a.Terdapat luka di kulit yang tidak jelas bentuk dan warnanya b.Kulit menjadi gatal-gatal

c.Kulit menjadi mati rasa

8.Risiko untuk terkena kanker kulit akan meningkat pada orang dengan: a.Pekerja pembantu rumah tangga

b.Pekerja kantor

c.Pekerja lapangan yang tidak menggunakan APD

9.Apakah yang paling efektif dilakukan supaya terhindar dari kanker kulit? a.Mematikan lampu sebelum tidur (menghindari cahaya lampu)

b.Menggunakan krim pelindung (tabir surya) dan memakai pakaian yang melindungi sebelum beraktivitas keluar rumah.

c.Mengurangi konsumsi minuman bersoda 10. Apakah manfaat alat pelindung diri (APD) itu ?

a. Mencegah timbulnya kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja.

b. Mematuhi peraturan di perusahaan agar terhindar dari teguran atasan c. Tidak tahu

11.Apa akibatnya apabila anda tidak menggunakan APD? a. Pekerjaan tidak dapat dilaksanakan dengan baik

b. Bisa menimbulkan kecelakaan dan gangguan kesehatan c. Tidak tahu

12.Manakah jenis alat pelindung diri (APD) ?

a.Pakaian pelindung,topi,sarung tangan,pelindung muka,sepatu b.Cukup pakaian pelindung

(6)

13.Bagaimana pemilihan jenis alat pelindung diri (APD) yang tepat dalam melakukan pekerjaan?

a. APD harus dalam keadaan baik (tidak rusak) dan harus sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan

b. APD yang dalam keadaan baik c. Tidak tahu

14.Untuk melindungi daerah muka dari paparan sinar matahari,pelindung diri yang digunakan adalah?

a.Topi yang berdiameter besar b.Kain lap

c.Tidak tahu

15.Untuk melindungi daerah tangan dan lengan atas dari paparan sinar matahari,hal apakah yang bisa kita lakukan ?

a.Memakai kaos lengan pendek b.Memakai baju sekedarnya c.Memakai baju lengan panjang

16.Apakah kegunaan memakai bedak dingin (krim pelindung) sebelum bekerja keluar rumah?

a.Membuat kita lebih wangi

b.Mengurangi paparan sinar matahari ke kulit c.Membuat kulit menjadi lebih putih

17.Berapa kali efektif nya mengoleskan bedak dingin (sunbblock) selama beraktivitas di luar rumah?

(7)

b.Setiap 2-3 jam sekali

c.Pada awal dan akhir aktivitas saja

18.Kanker kulit sering muncul terutama di daerah? a. wajah

b. Perut c. Paha

19.Ketika mencurigai keberadaan luka yang sudah lama di tubuh kita,hal yang seharusnya dilakukan adalah:

a.Memeriksa ke dokter b.Mengoleskan betadine c.Mengkonsumsi obat herbal

20.Bila tidak segera diobati,kanker kulit dapat menyebabkan: a.Kematian

(8)

Pertanyaan Sikap

1.Saya akan menjaga kebersihan kulit muka saya setelah bekerja dengan teratur a.Setuju

b.Tidak Setuju

2.Saya akan mencari informasi tentang bahaya nya bekerja dibawah sinar matahari

a.Setuju b.Tidak Setuju

3.Saya akan mencari tau bagaimana cara pencegahan supaya terhindar dari kanker kulit

a.Setuju b.Tidak Setuju

4.Saya akan memakai topi berdiameter lebar saat bekerja untuk melindungi kepala dari sinar matahari.

a.Setuju b.Tidak Setuju

5.Saya akan secara rutin memperhatikan keadaan kulit saya selama bekerja sebagai penyapu jalan

a.Setuju b.Tidak Setuju

6.Saya akan berteduh bila cahaya matahari terlalu terik pada saat saya bekerja untuk menghindari risiko terkena kanker kulit

(9)

b.Tidak Setuju

7.Saya akan memakai alat pelindung diri selama bekerja untuk melindungi dari sinar matahari

a.Setuju b.Tidak Setuju

8.Saya akan memperhatikan petunjuk pemakaian pada saat memakai APD(alat pelindung diri)

a.Setuju b.Tidak Setuju

9.Ketidakpatuhan memakai alat pelindung diri saat bekerja bisa menimbulkan keluhan pada kulit seperti rasa terbakar

a.Setuju b.Tidak Setuju

10.Saya akan menggunakan bedak dingin atau krim pelindung saat bekerja diluar ruangan

a.Setuju b.Tidak Setuju

11.Saya akan memakai pakaian yang menutupi keseluruhan kulit dari sinar matahari

a.Setuju b.Tidak Setuju

(10)

a.Setuju b.Tidak Setuju

13.Saya akan mencari informasi mengenai penyakit kanker kulit dan hubungannya dengan sinar matahari

a.Setuju b.Tidak setuju

14.Saya akan rutin memeriksa kesehatan kulit selama bekerja sebagai penyapu jalan

a.Setuju b.Tidak Setuju

15.Saya tidak akan pergi bekerja jika timbul kulit seperti terbakar disekitar wajah akibat efek bekerja sebagai penyapu jalan

a.Setuju b.Tidak Setuju

16.Saya akan memperhatikan tahi lalat atau benjolan di wajah saya dari segi warna dan besarnnya

a.Setuju b.Tidak Setuju

17.Saya akan pergi ke puskesmas bila terdapat tahi lalat yang tiba-tiba muncul yang ukurannya lebih besar dari yang lain pada bagian tubuh saya

(11)

18.Saya akan pergi ke puskesmas bila terdapat luka borok dengan bentuk yang tidak teratur dan semakin membesar

a.Setuju b.Tidak Setuju

19.Saya akan berhenti bekerja sebagai penyapu jalan jika dokter mendiagnosa saya terkena kanker kulit

a.Setuju b.Tidak Setuju

20.Saya akan memeriksakan kesehatan diri saya sekali dalam setahun a.Setuju

(12)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Romulus Pandapotan Sianipar Tempat / Tanggal Lahir : Medan/ 4 Mei 1992

Agama : Kristen Protestant

Alamat : Jl. Pasar 3 Gang Keluarga no 14 F Medan

Telepon : 081260807052

Orang Tua : Ayah : Marsius Sianipar, S.H. : Ibu : Masni Sinta Uli Saragih Riwayat Pendidikan : 1.TK Santa Lusia (1997 – 1998)

2. SD Katolik Budi Murni 6 (1998-2004) 3. SMP Katolik Budi Murni 1 (2004 – 2007) 4. SMA Santo Thomas 1 Medan (2007 – 2010) 7. Fakultas Kedokteran USU (2010 – sekarang)

Riwayat Kepanitiaan :

(13)

Data Induk

Frequencies

Statistics Pengetahuan

N Valid 98

Missing 13

Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid baik 44 39.6 44.9 44.9

cukup 38 34.2 38.8 83.7 kurang 11 9.9 11.2 94.9

buruk 5 4.5 5.1 100.0

Total 98 88.3 100.0 Missing System 13 11.7

Total 111 100.0

Frequencies

Statistics Sikap

N Valid 98

Missing 0

(14)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 75 76.5 76.5 76.5 cukup 20 20.4 20.4 96.9

kurang 2 2.0 2.0 99.0

buruk 1 1.0 1.0 100.0

(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)

,556 ,001 ,217 ,288 ,001 ,000 ,660 ,011 ,660 ,008

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

.499* .609** .599** .496* .519* .657** .516* .621** .516* .547*

,025 ,004 ,005 ,026 ,019 ,002 ,020 ,003 ,020 ,013

(24)

57

DAFTAR PUSTAKA

American Cancer Society. (2012). Melanoma Skin Cancer. Available from: http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003063-pdf.pdf [Accessed 14 April 2013].

Amstrong, B.K., Kricker, A. (1993).Skin Cancer, Center for Disease Control and Prevention (CDC). Avaiable from:

http://www.cdc.gov/cancer/skin/basic_info/ [Diakses 12 April 2013]. Australian Radiation and Protection and Nuclear Safety Agency. (2006).Radiation

Protection Standard for Occupational Exposure to Ultraviolet

Radiation.Australia. Australia: Radiation Protection Series, No. 12.

Australian Institute of Health and Welfare. (2008). Non-melanoma skin cancer.General practice consultations,hospitalisation and

mortality.Canberra: Cancer Series.

Bader,R.S.(2008).Basal cell carcinoma: Follow-up. Department of Dermatology, Hahnemann Hospital.Avaiable from:

http://emedicine.medscape.com/article/276624-followup[Di akses 11 April 2013].

Chen, D., Chiang, C., Huang, T. (2005). Free Radikal-The Body Killer.National Taichung Second Senior High School.

Departemen Kesehatan. (2002) Kanker Penyebab Kematian Keenam Terbesar di Indonesia. Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

(25)

58 Polsky D, Wang S.Q. 2013.Skin Cancer Facts. Skin Cancer Foundation.Available

from: http://www.skincancer.org/skin-cancer-information/skin-cancer-facts [Accessed 14 April 2013].

Rata,K.2008.Tumor Kulit.Dalam Djuanda,A., Hamzah, M., Aisah, S. (Eds.), Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin (pp.229-241).Jakarta, Jakarta: Balai Penerbit

FKUI.

Sherwood, L. (2001). Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Edisi II. Jakarta, Penerbit EGC. Halaman 402-404

WebMD. (n.d.), (2012). Skin Cancer. Avaiable from:

http://www.webmd.com/melanoma-skin-cancer/skin-cancer [Di akses 12 April 2013].

Wolff, K., Johnson,R.A (Eds.). (2009). Fitzpatrick’s Color Atlas & Sypnosis of Clinical Dermatology(6rd edition.)(pp. 274-308).United States: Mc. Graw Hill inc.

World Health Organization.(2011).Exposure to Artifical UV Radition and Skin Cancer. IARC Working Group Report Vol 1.

World Health Organization and International Agency for Research on Cancer. 1992(updated 1997).Solar and Ultraviolet Radiation, dalamIARC

(26)

BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.2 Definisi Operasional

Penyapu jalan adalah orang-orang yang bertugas menyapu dan membersihkan jalan yang ada disepanjang jalan Gatot Subroto Medan.

Pengetahuan pada penelitian ini adalah hal-hal yang diketahui para penyapu jalan tentang definisi kanker ganas kulit, faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kanker ganas kulit, bagaimana terjadinya kanker ganas kulit. Cara pengukuran adalah dengan penyebaran kuesioner yang akan diisi sendiri oleh responden. Hasil ukur adalah penilaian terhadap jawaban responden.

Sikap adalah tanggapan atau respon serta tindakan penyapu jalan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan kanker ganas kulit.

30 Pengetahuan

Penyapu Jalan

Sikap Penyapu Jalan

Sinar Matahari Sebagai Faktor Resiko Terjadinya Kanker Ganas Kulit

(27)

31

3.2.1 Cara Ukur

Cara pengukuran dengan menggunakan kuesioner yang akan divalidasi dan diuji reabilitasnya dengan menggunakan SPSS. Cara pengukuran dengan menggunakan kuisioner yang akan divalidasi dan diuji realibilitasnya dengan menggunakan SPSS. Kuisioner yang digunakan terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan pengetahuan dan sikap mengenai infeksi menular seksual. Apabila jawaban yang diberikan responden benar maka akan diberikan nilai 1 dan apabila jawaban responden salah maka akan diberikan nilai 0. Kuesioner pengetahuan terdiri dari 10 butir pertanyaan, maka dari itu, total skor yang dapat diperoleh adalah 10. Kuesioner sikap juga memiliki 10 pertanyaan, untuk itu, total skor yang dapat diiperoleh adalah 10.

3.2.2. Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner yang terdiri dari pertanyaan yang akan diuji validitas dan realibilitasnya dengan menggunakan program SPSS.

3.2.3. Hasil Pengukuran

Untuk pengetahuan, hasil pengukuran yang diperoleh berupa skor dari tiap

–tiap kuisioner diakumulasikan kemudian dibagi dengan total skor maksimal yang dapat diperoleh, setelah itu dikalikan dengan 100%. Hasil yang didapat kemudian dikelompokkan menjadi 4 tingkatan yaitu:

1. Tingkat pengetahuan baik, apabila nilai yang diperoleh > 75%.

2. Tingkat pengetahuan cukup, apabila nilai yang diperoleh antara 56% - 75%.

3. Tingkat pengetahuan kurang, apabila nilai yang diperoleh antara 40% – 55%.

4. Tingkat pengetahuan buruk, apabila nilai yang diperoleh < 40%.

(28)

32 Untuk sikap, hasil pengukuran yang diperoleh berupa skor dari tiap-tiap kuesioner diakumulasikan kemudian dibagi dengan total skor maksimal yang dapat diperoleh, setelah itu dikalikan dengan 100%. Hasil yang didapat kemudian dikelompokkan menjadi 4 tingkatan yaitu:

1. Tingkat sikap baik, apabila nilai yang diperoleh adalah > 75%. 2. Tingkat sikap cukup, apabila nilai yang diperoleh antara 56% - 75%. 3. Tingkat sikap kurang, apabila nilai yang diperoleh antara 40% - 55%. 4. Tingkat pengetahuan buruk, apabila jawaban responden < 40%.

3.2.4. Skala Pengukuran

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala ordinal

(29)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai pengetahuan dan sikap penyapu jalan di sepanjang jalan Gatot Subroto Medan yang ada di Kecamatan Medan Helvetia, Kecamatan Medan Baru, dan Kecamatan Medan Barat mengenai sinar matahari sebagai faktor resiko terjadinya kanker ganas kulit. Pendekatan yang dilakukan pada desain ini adalah cross sectional study (potong lintang).

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di sepanjang Jalan Gatot Subroto Medan Kecamatan Medan Helvetia, Kecamatan Medan Baru dan Kecamatan Medan Barat.

Penelitian ini berlangsung selama 10 bulan sejak peneliti menentukan judul, menulis proposal hingga seminar hasil yang berlangsung sejak bulan Maret 2013 hingga Desember 2013. Pembagian dan pengumpulan kuisioner dilakukan pada bulan Juli 2013.

4.3. Populasi dan sampel penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh penyapu jalan di Jalan Gatot Subroto yang ada di Kecamatan Medan Helvetia, Kecamatan Medan Baru dan Kecamatan Medan Barat. Populasi penelitian ini tidak diketahui pasti jadi penentuan jumlah sampel dari penelitian secara Non Probability Sampling dan sample yang diambil adalah penyapu jalan yang memenuhi kriteria tertentu sampai diperoleh sejumlah sample. Dalam menentukan besarnya sampel, dilakukan perhitungan sampel dengan menggunakan rumus:

33

(30)

34 n = Z 21-a/2 P(1-P)

d2

= 1,96 2 x 0,5(1-0,5) (0,1)2

= 3,9 x 0,5(0,5) 0.01 = 0.975 0.01 = 98 orang

n = besar sampel

Z1-a/2 = Nilai Z pada derajat kemaknaan ( biasanya 95% = 1,96)

P = Proporsi suatu kasus tertentu terhadap populasi,bila tidak diketahui proporsinya,ditetapkan 50% (0,50)

d = derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan : 10% (0,10), 5% (0,05) atau 1% (0,01)

Dengan tingkat ketepatan relatif 10%, maka jumlah sampel yang diperoleh dengan dari rumus diatas berjumlah sekitar 98 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Consecutive Sampling yang memenuhi kriteria tertentu. Adapun kriteria inklusi dan kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah:

1. Kriteria inklusi

a. Penyapu jalan yang bekerja di sepanjang Jalan Gatot Subroto Medan yang berada di Kecamatan Medan Helvetia, Kecamatan Medan Baru, dan Kecamatan Medan Barat.

(31)

35 b. Bersedia menjadi sampel penelitian dengan menandatangani lembar

persetujuan setelah penjelasan(informed consent). 2. Kriteria eksklusi

a.Sampel yang tidak bersedia menjadi responden. b.Kuesioner yang tidak diisi dengan lengkap.

(32)

36

4.4. Metode Pengumpulan Data

4.4.1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden dimana pengumpulan data dilakukan dengan metode kuisioner yang dibagikan kepada responden untuk diisi.

4.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Pada penelitian ini digunakan kuisioner yang berisi pertanyaan yang berhungan dengan pengetahuan dan sikap mengenai infeksi menular seksual. Kuesioner ini akan diuji validitas dan relibilitasnya dengan menggunakan teknik Bivariate Pearson dan uji Cronbach Alpha dengan menggunakan program

Statistical Product and Service Solution (SPSS).

Sampel yang digunakan dalam uji validitas ini memiliki karakteristik yang hampir sama dengan sampel dalam penelitian. Jumlah sampel dalam uji validitas dan realibilitas ini adalah sebanyak 20 orang. Setelah uji validitas dilakukan, hanya pada soal – soal yang telah dinyatakan valid saja yang diuji reliabilitasnya.

4.4.4. Metode Analisis Data

Data dari setiap responden dimasukkan kedalam komputer oleh peneliti. Analisis data yang diperoleh dilakukan dengan secara deskriptif dengan menggunakan tabel distribusi.

(33)

BAB V

HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran Umum Kecamatan Medan Helvetia

Kecamatan Medan Helvetia dengan batas-batas sebagai berikut : Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Sunggal

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Barat Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Sunggal Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Sunggal

Kecamatan Medan Helvetia terbagi menjadi 7 (tujuh) Kelurahan dan 88 lingkungan dengan status Kelurahan Swasembada. Adapun luas wilayah Kecamatan Medan Helvetia adalah ± 1.156.147 Ha dengan penduduknya berjumlah 163.450 Jiwa (Pemko Medan, 2010).

Penyapu jalan yang bertugas di sepanjang jalan Gatot Subroto bertugas setiap hari senin sampai sabtu mulai jam 7 pagi sampai jam 4 sore. Jalan Gatot Subroto merupakan jalan besar yang menghubungkan Kota Medan dan Kota Binjai. Penyapu jalan mulai bekerja dari jalan Gatot Subroto yang berada di sekitar pusat perbelanjaan Carrefour sampai ke jalan lintas yang menghubungkan Kota Medan dan Kota Binjai, dan ada juga tambahan jalan Seisikambing, jalan Banteng, jalan Gagak Hitam, dan jalan Asrama.

37

(34)

38

5.1.2 Deskripsi Data Penelitian

Data penelitian yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang diambil berdasarkan daftar pertanyaan pengetahuan dan sikap. Data yang diambil dari bulan Agustus- Oktober 2013.

Jumlah responsen keseluruhan yang telah dihitung berdasarkan rumus besar sampel di dapati jumlah besar sampel adalah 98 orang.

5.1.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Distribusi data penelitian berdasarkan jenis kelamin penyapu jalan yang ada di Medan Helvetia secara keseluruhan dapat dilihat pada table 5.1

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin N %

Laki-Laki 42 38

Perempuan 56 62

Jumlah 98 100

Dari tabel diatas terlihat bahwa sebagaian besar responden berjenis kelamin perempuan (62 %). Perbandingan antara laki- laki dan perempuan adalah 1:1,6.

5.1.2.2 Distribusi Responen Berdasarkan Kelompok Umur

Distribusi data penelitian berdasarkan kelompok umur penyapu jalan yang ada di Medan Helvetia secara keseluruhan dapat dilihat pada table 5.2. Pembagian kelompok umur didasarkan pada undang-undang no 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan yang mengatakan usia pekerja produktif diantara umur 15-64 tahun.

(35)

39

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur

Kelompok umur N %

Dari table diatas terlihat bahwa kelompok umur penyapu jalan terbanyak yaitu 35-40 dengan frekuensi sebanyak 32 orang (33%) sedangkan kelompok umur terkecil yaitu tahun dengan frekuensi sebanyak 3 orang (4%).

5.1.2.3 Distribusi Responen Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Distribusi data penelitian berdasarkan tingkat pendidikan penyapu jalan yang ada di Medan Helvetia secara keseluruhan dapat dilihat pada table 5.3

(36)

40

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan N %

Dari table diatas,terlihat bahwa proporsi tingkat pendidikan responden terbanyak yaitu SMP dengan frekuensi sebanyak 40 orang (50%) sedangkan tingkat pendidikan terkecil yaitu SMA dengan frekuensi sebanyak 7 orang (7%).

5.1.2.4 Distribusi Responen Berdasarkan Sumber Informasi

Distribusi data penelitian berdasarkan sumber informasi penyapu jalan yang ada di Medan Helvetia secara keseluruhan dapat dilihat pada table 5.4

(37)

41

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi

Sumber Informasi N %

Dari table diatas, terlihat bahwa proporsi sumber informasi terbanyak yaitu dari institusi dengan frekuensi sebanyak 46 orang (47%) sedangkan sumber informasi terkecil yaitu dari teman dengan frekuensi sebanyak 3 orang (3%).

(38)

42

5.1.3 Hasil Data Penelitian

5.1.3.1 Pengetahuan

Pengelompokkan tingkat pengetahuan dengan menggunakan kuesioner dapat dilihat pada tabel 5.5

5.5 Distribusi Pengelompokkan Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan n %

Baik 44 44.8

Cukup Kurang Buruk

38 11 5

38.7 11.2 5.1

Jumlah 98 100

Dari table diatas, terlihat bahwa tingkat pengetahuan penyapu jalan terbanyak berada pada tingkatan baik dengan frekuensi sebanyak 44 orang (44.8%), diikuti oleh kategori cukup sebanyak 38 orang (38.7), kategori kurang sebanyak 11 orang (11.2%), dan kategori buruk 5 (5.1 %).

(39)

43

Tabel 5.6. Distribusi Pengelompokkan Tingkat Pengetahuan Berdasarkan

Kelompok Usia tingkat pengetahuan buruk sebanyak 2 orang (2%).

Dari responden dengan kelompok usia 26 – 30 tahun, yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 2 orang (2%), tingkat pengetahuan kurang sebanyak 3 orang (3%), dan tingkat pengetahuan buruk sebanyak 1 orang (1%).

Dari responden dengan kelompok usia 31 – 35 tahun, yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 13 orang (13,2%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 9 orang (9,1%), dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 2 orang (2%)

(40)

44 Dari responden dengan kelompok usia 36 – 40 tahun, yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 14 orang (14,2%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 14 orang (14,2%), tingkat pengetahuan kurang sebanyak 1 orang (1%), dan tingkat pengetahuan buruk sebanyak 2 orang (2%).

Dari responden dengan kelompok usia 41 – 45 tahun, yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 10 orang (10,2%), dan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 7 orang (7,1%), dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 1 orang (1%).

Dari responden dengan kelompok usia 46 – 50 tahun, yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 6 orang (6,1%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 3 orang (3%), dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 2 orang (2%).

Dari responden dengan kelompok usia 51 – 55 tahun, yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 1 orang (1%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 2 orang (2%), dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 1 orang (1%).

Dari responden dengan kelompok usia 56 – 60 tahun, yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 1 orang (1%), dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 1 orang (1%).

(41)

45

Tabel 5.9. Distribusi Pengelompokkan Tingkat Pengetahuan Berdasarkan

Tingkat Pendidikan tingkat pengetahuan SD, yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 9 orang (9,1%), pengetahuan cukup sebanyak 17 orang (17,3%), pengetahuan kurang sebanyak 2 orang (2,0%), dan pengetahuan buruk sebanyak 3 orang (3,0%).

Dari responden dengan yang mempunyai tingkat pendidikan SMP, terdapat 25 orang dengan tingkat pengetahuan baik (25,5%), 16 orang dengan tingkat pengetahuan cukup (16,3%), 6 orang dengan tingkat pengetahuan kurang (6,1%), dan 2 orang dengan tingkat pengetahuan buruk (2,0%).

(42)

46 Dari responden yang mempunyai tingkat pendidikan SMA, terdapat 4 orang dengan tingkat pengetahuan baik (4,0%), 2 orang dengan tingkat pengetahuan cukup (2,0%), 1 orang dengan tingkat pengetahuan kurang (1,0%) dan tidak ada responden dengan tingkat pengetahuan buruk.

Dari responden yang mempunyai tingkat pendididkan SMK, terdapat 6 orang dengan tingkat pengetahuan baik (6,1%), 3 orang dengan tingkat pengetahuan cukup (3,0%), dan 2 orang responden dengan tingkat pengetahuan kurang (2,0%) dan tidak ada respon dengan tingkat pengetahuan buruk.

Dari responden yang mempunyai tingkat pendidikan D1, tidak ada responden dengna tingkat pengetahuan baik, cukup , kurang, maupun buruk.

Dari responden yang mempunyai tingkat pendidikan D3, tidak ada responden dengna tingkat pengetahuan baik, cukup , kurang, maupun buruk.

Dari responden yang mempunyai tingkat pendidikan S1, tidak ada responden dengna tingkat pengetahuan baik, cukup , kurang, maupun buruk.

Data lengkap distribusi frekuensi hasil uji tingkat pengetahuan berdasarkan sumber informasi dapat dilihat pada tabel 5.10.

(43)

47

Tabel 5.10. Distribusi Pengelompokkan Tingkat Pengetahuan Berdasarkan

Sumber Informasi sumber informasi dari institusi perusahaan yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 23 orang (23,4%), pengetahuan cukup sebanyak 20 orang (20,4%), dan yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 3 orang (3,0 %)

Dari responden yang mendapat sumber informasi dari media massa elektronik dan cetak memiliki pengetahuan baik sebanyak 2 orang (2,0%), pengetahuan cukup sebanyak 2 orang (2,0%), pengetahuan kurang sebanyak 3 orang (3,0%) dan pengetahuan buruk sebanyak 2 orang (2,0%)

Dari responden yang mendapat sumber informasi dari penyuluhan, yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 16 orang (16,3%), pengetahuan cukup sebanyak 9 orang (9,1%), pengetahuan cukup sebanyak 2 orang (2%), dan pengetahuan buruk sebanyak 1 orang (1%).

(44)

48 Dari responden yang mendapat informasi dari teman, yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 1 orang (1%), pengetahuan sedang sebanyak 1 orang (1%), dan yang pengetahuan kurang sebanyak 1 orang (1%).

Dari responden yang tidak pernah mendapat informasi yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 3 orang (3%), pengetahuan cukup sebanyak 6 orang (6,1%), pengetahuan kurang sebanyak 1 orang (1%), dan yang memiliki pengetahuan buruk sebanyak 1 orang (1%).

5.1.3.1 Sikap

Hasil uji tingkat pengetahuan dengan menggunakan kuesioner dapat dilihat pada tabel 5.6

5.6 Distribusi Pengelompokkan Tingkat Sikap

Dari table diatas,terlihat bahwa tingkat sikap penyapu jalan terbanyak berada pada tingkatan baik dengan frekuensi sebanyak 73 orang (74.4%),diikuti oleh kategori cukup sebanyak 21 orang (21.4), kategori kurang sebanyak 2 orang (2%),dan kategori buruk 2 (2%).

(45)

49

Tabel 5.13. Distribusi Pengelompokkan Sikap Berdasarkan Kelompok Usia

Kelompok

Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa dari responden yang termasuk dalam kelompok usia 15 – 20 tahun, tidak ada responden dengan sikap baik,sikap cukup,sikap kurang maupun sikap buruk.

Dari responden dengan kelompok usia 21 – 25 tahun, yang memiliki sikap cukup sebanyak 2 orang (2,0%), dan tidak ada responden dengan sikap baik,sikap kurang maupun sikap buruk.

(46)

50 Dari responden dengan kelompok usia 26 – 30 tahun, yang memiliki sikap baik sebanyak 5 orang (5,1%), sikap cukup sebanyak 1 orang (1,0%), dan tidak ada responden dengan sikap kurang dan buruk.

Dari responden dengan kelompok usia 31 – 35 tahun yang memiliki sikap baik sebanyak 23 orang (23,4%) dan sikap cukup sebanyak 1 orang (1%).

Dari responden dengan kelompok usia 36 – 40 tahun, yang memiliki sikap baik sebanyak 25 orang (25,5%), sikap cukup sebanyak 5 orang (5,1%) dan yang memiliki sikap buruk sebanyak 1 orang (1,0%).

Dari responden dengan kelompok usia 41 – 45 tahun, yang memiliki sikap baik sebanyak 12 orang (12,2%) dan yang memiliki sikap cukup sebanyak 6 orang (6,1%).

Dari responden dengan kelompok usia 46 – 50 tahun, yang memiliki sikap baik sebanyak 6 orang (6,1%) sikap cukup 3 orang (3,0%), yang memiliki sikap kurang sebanyak 1 orang (1,0%) dan yang memiliki sikap buruk sebanyak 1 orang (1,0%)

Dari responden dengan kelompok usia 51 – 55 tahun, yang memiliki sikap baik sebanyak 1 orang (1,0%) dan sikap cukup sebanyak 2 orang (2,0%) dan yang memiliki sikap kurang sebanyak 1 orang (1%)

Dari responden dengan kelompok usia 56 – 60 tahun, yang memiliki sikap baik sebanyak 1 orang (1,0%) dan sikap cukup sebanyak 1 orang (1,0%).

Dari responden dengan kelompok usia 60-65 tahun, tidak ada yang memiliki sikap baik,cukup,sedang,maupun buruk.

(47)

51 Data lengkap distribusi frekuensi hasil uji sikap berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 5.14.

Tabel 5.14. Distribusi Pengelompokkan Sikap Berdasarkan Tingkat

Pendidikan

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden dengan tingkat pendidikan SD yang memiliki sikap baik sebanyak 21 orang (21,4%), sikap cukup sebanyak 9 orang (9,1%), dan sikap kurang sebanyak 1 orang (1,0%).

Dari responden dengan tingkat pendidikan SMP yang memiliki sikap baik sebanyak 39 orang (39,7%), sikap cukup sebanyak 8 orang (8,1%), sikap kurang sebanyak 1 orang (1,0%), dan sikap buruk sebanyak 1 orang (1,0%)

Dari responden dengan tingkat pendidikan SMA yang memiliki sikap baik sebanyak 5 orang (5,1%), sikap cukup sebanyak 2 orang (2,0%).

(48)

52 Dari responden dengan tingkat pendidikan SMK, yang memiliki sikap baik 8 orang (8,1%), yang memiliki sikap cukup sebanyak orang (2,0%), dan yang memiliki sikap buruk sebanyak 1 orang (1,0%)

Dari responden dengan tingkat pendidikan D1, tidak ada yang memiliki sikap baik, sikap cukup, sikap sedang maupun sikap buruk.

Dari responden dengan tingkat pendidikan D3, tidak ada yang memiliki sikap baik, sikap cukup, sikap sedang maupun sikap buruk.

Dari responden dengan tingkat pendidikan D1, tidak ada yang memiliki sikap baik, sikap cukup, sikap sedang maupun sikap buruk.

Data distribusi frekuensi sikap berdasarkan sumber informasi dapat dilihat pada tabel 5.15.

Tabel 5.15. Distribusi Pengelompokkan Sikap Berdasarkan Sumber

(49)

53 Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa responden yang mendapat sumber informasi melalui institusi yang memiliki sikap baik sebanyak 43 orang (43,8%), sikap cukup sebanyak 3 orang (3,0%).

Dari responden yang mendapat informasi dari media massa yang memiliki sikap baik sebanyak 3 orang (3,0%), sikap cukup sebanyak 5 orang (5,1%), dan sikap buruk sebanyak 1 orang (1,0%)

Dari responden yang mendapat informasi dari penyuluhan kesehatan, yang memiliki sikap baik sebanyak 20 orang (20,4%), sikap cukup sebanyak 7 orang (7,1%), dan sikap buruk sebanyak 1 orang (1,0%).

Dari responden yang mendapat informasi dari teman, yang memiliki sikap cukup sebanyak 2 orang (2,0%) dan yang memiliki sikap kurang sebanyak 1 orang (1,0%).

Dari responden yang tidak pernah mendapat informasi yang memiliki sikap baik sebanyak 7 orang (7,1%), sikap cukup sebanyak 4 orang (4,0%), dan sikap kurang sebanyak 1 orang (1,0%).

5.2 Pembahasan

5.2.1 Tingkat Pengetahuan

Dari hasil analisis data dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan penyapu jalan di jalan Gatot Subroto Medan Kecamatan Medan Helvetia sudah cukup baik.Penelitian ini memperlihatkan bahwa sebagian besar penyapu jalan mengetahui mengenai sinar matatahari serta fungsinya. Pada penelitian ini juga memperlihatkan bahwa sebagian besar responden mengetahui mengenai alat pelindung diri (APD). Namun dari segi pengetahuan mengenai gejala kanker

(50)

54 ganas kulit dan komplikasinya yang dapat ditimbulkannya masih tergolong kurang.

Berdasarkan hasil analisis data distribusi frekuensi hasil uji pengetahuan berdasarkan kelompok usia, didapatkan bahwa proporsi responden terbesar dengan tingkat pengetahuan baik terdapat pada kelompok usia 36 – 40 tahun dengan persentase sebesar 14,2%, sedangkan proporsi terendah tingkat pengetahuan baik terdapat pada kelompok usia 15 – 20 dan 61 - 65 tahun dengan persentase sebesar 0,0 %.

Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lauren(2008) di Turki pada pekerja kebun yang bekerja terkena sinar matahari yang menunjukkan bahwa pengetahuan mengenai risiko terkena sinar matahari tergolong tinggi.

Berdasarkan hasil analisis data distribusi frekuensi hasil uji pengetahuan berdasarkan tingkat pendidikan, dapat dilihat bahwa responden dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan responden dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah. Pada penelitian ini didapat responden dengan tingkat pendidikan SD yang berpengetahuan baik sebesar 9,1% sedangkan responden dengan tingkat pendidikan SMP yang berpengetahuan baik sebesar 25,5%.

Berdasarkan hasil analisis data distribusi frekuensi hasil uji pengetahuan berdasarkan sumber informasi, dapat dilihat bahwa proporsi tingkat pengetahuan baik terbanyak terdapat pada responden yang mendapat sumber informasi dari institusi yaitu dengan persenatase sebesar 23,4%, sedangkan proporsi tingkat pengetahuan baik terendah terdapat pada responden yang mendapat sumber informasi dari teman.

(51)

55

5.2.2 Tingkat Sikap

Dari hasil analisis data dapat dilihat bahwa tingkat sikap penyapu jalan di jalan Gatot Subroto Medan Kecamatan Medan Helvetia sudah cukup baik. Hal ini dikarenakan sebagian responden sudah pernah mendapat penyuluhan mengenai Alat Pelindung Diri (APD) oleh karena itu mempengaruhi sikap penyapu jalan.

Berdasarkan hasil analisis data distribusi frekuensi hasil uji sikap berdasarkan kelompok usia, proporsi sikap baik terbanyak responden terdapat pada kelompok usia 36 – 40 tahun dengan persentase sebesar 25,5% sedangkan proporsi sikap baik terendah responden terdapat pada kelompok usia 15 – 20 tahun dan 61 - 65 dengan persentase sebesar 0%.

Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Jacobs(2005) di Swedia pada polisi lalu lintas yang menunjukkan bahwa sikap mengenai mencegah terkena sinar matahari tergolong tinggi.

Berdasarkan hasil analisis data distribusi frekuensi hasil uji sikap berdasarkan tingkat pendidikan, proporsi sikap baik terbanyak responden terdapat pada tingkat pendidikan SMP yaitu dengan persentase sebesar 39,7%, sedangkan proporsi sikap baik responden terendah terdapat pada tingkat pendidikan D1 dan D3 dan S1 dengan persentase sebesar 0%.

Berdasarkan hasil analisis data distribusi frekuensi hasil uji sikap berdasarakan sumber informasi, proporsi sikap baik terbanyak responden diperoleh dari responden yang mendapat sumber informasi dari institusi dengan persentase sebesar 43,8%. Sedangkan proporsi sikap baik terendah responden diperoleh dari responden yang mendapat sumber informasi dari teman sebesar 0,0 %.

(52)

BAB VI

KESIMPULAN dan SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisa data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dapat diambil kesimpulan:

1. Tingkat pengetahuan penyapu jalan di jalan Gatot Subroto Medan Kecamatan Medan Helvetia, Kecamatan Medan Barat, dan Kecamatan Medan Baru tentang sinar matahari sebagai faktor risiko terjadinya kanker ganas kulit mayoritas berada dalam kategori baik yakni sebesar 44,8%.

2. Sikap penyapu jalan di jalan Gatot Subroto Medan Kecamatan Medan Helvetia, Kecamatan Medan Barat, dan Kecamatan Medan Baru tentang sinar matahari sebagai faktor risiko terjadinya kanker ganas kulit mayoritas berada dalam kategori baik yakni sebesar 74,4%.

6.2. Saran

1. Meskipun tingkat pengetahuan dan cara bersikap penyapu jalan di jalan Gatot Subroto Medan Kecamatan Medan Helvetia terhadap kanker ganas kulit sudah cukup baik, ada baiknya informasi – informasi kanker ganas kulit tetap diberikan kepada penyapu jalan baik melalui sarana penyedia pelayanan kesehatan paling dasar seperti penyuluhan dari instansi mengingat faktor risiko penyapu jalan terkena kanker ganas kulit cukup tinggi.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian selanjutnya oleh peneliti – peneliti lain dengan memperluas variabel – variabel lainnya

56

(53)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Kulit

Sekitar 100 tahun yang lalu Rudolph Virchow seorang ahli patologi, memahami peran kulit sebagai organ pelindung. Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 1,5m2 dengan berat kira-kira 15 persen berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cerminan kesehatan dan kehidupan. Warna kulit berbeda beda, dari kulit yang berwarna terang(fair skin), pirang dan hitam, warna merah muda pada telapak kaki dan tangan bayi, serta warna hitam kecoklatan pada genitalia orang dewasa. Demikian pula kulit bervariasi mengenai lembut, tipis dan tebalnya. Kulit yang elastis dan longgar terdapat pada palpebra dan bibir sedangkan kulit yang tebal dan tegang terdapat di telapak kaki dan tangan dewasa dan kulit yang yang tipis terdapat pada muka, yang lembut pada leher dan badan, dan yang berambut kasar terdapat pada kepala(Rata, 2008).

Gambar 2.1 Lapisan-lapisan Kulit Sumber: Sherwood, 2001

(54)

7 Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu lapisan epidermis atau kutikel, lapisan dermis(korium, kutis vera) dan lapisan subkutis(hipodermis). Lapisan epidermis terdiri dari stratum korneum atau lapisan tandum merupakan lapisan yang paling luar dan terdiri atas beberapa lapis sel-sel gepeng, stratum lusidum terdapat langsung dibawah lapisan korneum, stratum granulosum merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti diantaranya, stratum spinosum dan stratum basale yang merupakan lapisan epidermis yang paling bawah. Lapisan dermis adalah lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal daripada epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastik dan fibrosa padat dengan elemen-elemen seluler dan folikel rambut. Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya(Rata, 2008).

2.2 Fisiologi Kulit

Kulit, yaitu organ terbesar di tubuh, tidak hanya berfungsi sebagai sawar mekanis antara lingkungan eksternal dan jaringan dibawahnya, tetapi secara dinamis juga terlibat dalam mekanisme pertahanan dan berbagai fungsi penting lain. Kulit dapat dengan mudah dilihat dan diraba dan menjamin kelangsungan hidup(Sherwood, 2001).

2.2.1 Fungsi Kulit

Fungsi kulit secara umum adalah:

(55)

8 2.Memiliki fungsi absorbsi yang artinya kulit memiliki sifat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat. Kemampuan absorbsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembapan dan metabolisme.

3.Memiliki fungsi ekskresi yaitu kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa metabolisme dalam tubuh berupa Nacl, urea, asam urat, dan amonia.

4.Sebagai fungsi persepsi sebagaimana kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan rufini. Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan krause yang terletak di dermis. Sedangkan untuk rangsangan rabaan terdapat meissner yang berfungsi pada bagian dermis dan merkel ranvier pada bagian epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan paccini di epidermis.

5.Sebagai fungsi pengatur suhu tubuh(termoregulasi) dimana kulit melakukan peranan ini dengan cara mengeluarkan keringat.

6.Memiliki fungsi pembentukan pigmen dimana sel pembentukan pigmen(melanosit) terletak di lapisan basal. Jumlah melanosit serta besarnya butiran pigmen menentukan warna kulit ras maupun individu. Melanosom dibentuk oleh badan golgi dengan bantuan enzim tirosinase, ion Cu dan oksigen. Pajanan terhadap sinar matahari mempengaruhi produksi melanosom.

7.Sebagai fungsi keratinisasi dimana salah satu sel di epidermis yaitu keratinosit melalui prosesnya memberi perlindungan kulit terhadap infeksi.

(56)

9 2.2.2 Fungsi Dari Melanin dan Melanosit

Epidermis mengandung empat jenis sel, yaitu melanosit, keratinosit,sel Langerhans, dan sel Granstein ditambah limfosit T transien yang tersebar di seluruh epidermis dan dermis. Fungsi Melanosit adalah menghasilkan pigmen coklat melanin, yang jumlahnya menentukan berbagai corak warna coklat dikulit berbagai ras dimana melanin dihasilkan dari oksidasi tirosin. Selain ditentukan secara herediter, kandungan melanin juga dapat ditingkatkan secara singkat oleh pajanan ke berkas sinar ultraviolet dari matahari. Melanin tambahan ini yang penampakan luarnya menyebabkan timbulnya tan atau warna kulit kecoklatan(Sherwood, 2001).

2.3 Kanker Ganas Kulit

Tubuh terdiri dari triliunan sel-sel hidup. Sel-sel tubuh tumbuh secara normal, membelah menjadi sel baru, dan mati secara teratur. Selama tahun-tahun awal kehidupan seseorang, sel-sel normal membelah lebih cepat untuk memungkinkan orang tumbuh dan berkembang. Setelah orang menjadi dewasa, kebanyakan sel membelah hanya untuk menggantikan sel yang rusak atau cedera. Kanker dimulai ketika sel-sel di bagian tubuh mulai tumbuh di luar kendali. Ada berbagai jenis kanker, tetapi semua memulai karena pertumbuhan sel yang abnormal(American Cancer Society, 2012).

(57)

10 Semua sel-sel baru ini akan memiliki DNA yang rusak yang sama seperti sel rusak yang pertama(American Cancer Society, 2012).

Seseorang bisa mewarisi DNA yang rusak, tetapi kebanyakan kerusakan DNA disebabkan karena kesalahan ketika sel normal diproduksi atau karena pengaruh lingkungan,seperti karena asap rokok. Sel kanker bisa pindah ke bagian bagian tubuh lain, dimana sel kanker akan mulai tumbuh dan membentuk tumor baru dan menempati jaringan yang normal. Proses ini disebut metastasis, ini terjadi ketika sel kanker pergi ke aliran darah atau jaringan limpoid tubuh kita(American Cancer Society, 2012).

Tumor kulit dapat dibagi menjadi : 2.3.1 Tumor prakanker

Prakanker berarti mempunyai kecenderungan berkembang menjadi kanker. Mengenali penyakit ini penting karena apabila dapat ditemukan dalam bentuk prakanker serta diobati adekuat akan memberikan penyembuhan yang memuaskan. Istilah ca in situ berarti bahwa kelainan tersebut telah memenuhi syarat sebagai kanker secara histopatologik saja, misalnya penyakit Bowen dan eritoplasia.

Beberapa tumor prakanker antara lain: 1.Keratosis Arsenik

(58)

11

Gambar 2.2 Keratosis arsenik pada telapak tangan Sumber : Wolff, 2009

2.Penyakit Bowen

Merupakan bentuk intraepidermal karsinoma sel skuamosa(Cox, 2006). Bentuknya bisa papula, plak atau hiperkeratonik. Penyakit ini paling sering disebabkan oleh infeksi HPV.

(59)

12 3.Eritroplasia of Queyrat

Merupakan salah satu penyakit Bowen yang langka dan aneh yang mengiritasi di mukosa genitalia(tidak disunat) dan mulut(Jeyakumar, 2006).

Gambar 2.4 Eritroplasia pada daerah langit-langit mulut. Sumber:Wolff, 2009

4.Keratosis aktinik( Keratosis Aktinik)

Berarti pertumbuhan keratotik (menebal,bersisik) yang disebabkan oleh paparan sinar matahari. Keratosis aktinik dapat berkembang menjadi karsinoma sel skuamosa.

(60)

13 2.3.2 Tumor Ganas

Dilihat dari segi histopatologik, maka tumor ganas mempunyai struktur yang tidak teratur dengan diferensiasi sel dalam berbagai tingkatan pada kromatin, nukleus dan sitoplasma. Yang termasuk tumor ganas antara lain:

1. Karsinoma Sel Basal

Karsinoma sel basal (KSB) yang disebut juga basalioma adalah tumor ganas kulit yang paling sering ditemukan terutama pada kulit putih. KSB merupakan kanker yang paling umum pada manusia(Wolff, 2009). Beberapa sinonim dikenal antara lain: basal cell epithelioma(BCE), basalioma, ulkus rodens dan ulkus Jacobs(Rata, 2008).

1.1 Gejala Klinis

Tumor ini umumnya ditemukan di daerah berambut, bersifat invasif, jarang mengalami penyebaran(metastatis). Dapat merusak jaringan di sekitarnya malah dapat sampai ke tulang, serta cenderung untuk residitif lebih-lebih bila pengobatannya tidak adekuat(Rata, 2008). Perlahan-lahan berkembang, biasanya tanpa gejala. Bentuk klinis yang banyak ditemukan ialah:

1.1.1 Bentuk Nodular

(61)

14

Gambar 2.6 Karsinoma sel basal tipe nodular pada bagian hidung Sumber:Wolff, 2009

1.1.2 Bentuk Superfisial

Bentuk ini menyerupai penyakit Bowen, lupus eritematosus, psoriasis, atau dermatomikosis. Ditemukannya di badan serta umumnya multiple. Biasanya terdapat faktor-faktor etiologi berupa faktor terpapar zat arsen atau sindrom nevoid basal sel karsinoma. Warnanya dapat hitam berbintik bintik atau homogen yang kadang-kadang menyerupai melanoma maligna.

(62)

15 1.1.3 Bentuk Kistik

Bentuk ini agak jarang ditemukan. Permukaannya licin, menonjol dipermukaan kulit berupa nodus dan nodulus. Pada perabaan keras, dan mudah digerakkan dari dasarnya. Telangiektasis dapat ditemukan pada tepi tumor.

Gambar 2.8 Karsinoma sel basal tipe kistik Sumber: Wolff, 2009

1.1.4 Bentuk morfea

Secara klinis menyerupai morfea akan tetapi ditemukan tanda-tanda berupa kelainan yang datar, berbatas tegas, tumbuhnya lambat berwarna kekuningan, pada perabaan pinggirnya keras.

(63)

16 1.2 Patogenesis

Tumor ini disangka berasal dari sel epidermal pluripotensial, atau dari epidermis/adneksanya. Faktor predisposisinya ialah faktor lingkungan dan genetik. Faktor lingkungan ialah radiasi, bahan kimia(misalnya Arsen), pekerjaan tertentu yang banyak terkena sinar matahari(misalnya: nelayan, petani) adanya trauma(luka bakar) atau ulkus sikatriks. Faktor genetik ialah misalnya xeroderma pigmentosum, albinism(Rata, 2008). Dari sumber lain dikatakan patogenesisnya didahului dengan kolagen yang sering dijumpai pada kulit yang sedikit pigmennya dan mendapat sinar matahari yang berlebih sehingga nutrisi epidermis terganggu yang mana hal ini merupakan predileksi terjadinya suatu kelainan kulit. Melanin berfungsi sebagai alergi amorf yang dapat menyerap energi dan menghilangkan dalam bentuk panas. Jika energi masuk terlalu besar dapat merusak dan mematikan sel atau mengalami mutasi untuk selanjutnya menjadi sel kanker(Wolff, 2009).

1.3 Tata Laksana

Tujuan terapi pada pasien KSB yaitu untuk mengeradikasi sel tumor dengan kerusakan kosmetik yang minimal. Teknik dengan 3 siklus curettage dan electrodesiccation tidak direkomendasikan untuk lesi di daerah kepala dan

leher.Umumnya, setelah 4-6 minggu penyembuhan akan tampak jaringan parut hipertrofik yang luas dan lesi hipopigmentasi(Bader, 2008).

(64)

17 Metode ini cocok untuk tumor pada kelopak mata, lipatan nasolabialis, canthus, telinga luar, dan pelipis, untuk lesi yang kambuh, dan untuk tujuan kosmetik. Sebagian pasien KSB, umumnya akan mengalami kekambuhan sehingga diperlukan pemantauan untuk mendeteksi lesi baru atau lesi kambuh(Bader, 2008).

2.Karsinoma Sel Skuamosa

Karsinoma sel skuamosa adalah suatu proliferasi ganas dari keratinosit epidermis yang merupakan tipe sel epidermis yang paling banyak dan merupakan salah satu dari kanker kulit yang sering dijumpai setelah basalioma. Faktor predisposisi karsinoma sel skuamosa(KSS) antara lain radiasi sinar ultraviolet, bahan karsinogen,dan arsenic. Nama lain KSS adalah epitelioma sel skuamosa(prickle), karsinoma sel prickle, karsinoma epidermoid dan pavement epithelioma(Wolff, 2009).

Karsinoma sel skuamosa lebih sering dijumpai pada orang kulit putih dan lebih banyak dijumpai pada laki-laki dibanding wanita. Insiden KSS meninggi seiring dengan bertambahnya usia. Banyak faktor yang dapat menyebabkan pertumbuhan KSS pada kulit yaitu faktor sinar matahari, arsen, hidrokarbon, suhu, radiasi kronis. Karsinoma sel skuamosa pada umumnya terjadi pada usia 40-50 tahun dengan lokasi yang tersering adalah pada daerah wajah ,telinga, bibir bawah, punggung, tangan dan tungkai bawah(Wolff, 2009).

2.1 Gejala Klinis

(65)

18 bermetastatis. Sebaliknya tumor ini dapat pula tumbuh cepat, merusak jaringan disekitarnya dan bermetastatis jauh, umumnya melalui saluran getah bening(Rata, 2008). Secara histopatologik ditemukan:

2.1.1 Bentuk intraepidermal

Karsinoma sel skuamosa ini terbatas pada epidermis dan terjadi pada berbagai lesi kulit yang telah ada sebelumnya seperti ditemukan pada keratosis solaris, kornu kutanea, keratosis arsenikal, penyakit bowen, eritroplasia dan epitelioma Jadassohn. Penyakit ini dapat menetap dalam jangka waktu lama ataupun menembus lapisan basal sampai ke dermis dan selanjutnya bermetastatis melalui saluran getah bening(Rata, 2008).

Gambar 2.10 Karsinoma sel skuamosa bentuk intraepidermal Sumber:Wolff, 2009

2.1.2 Bentuk invasif

(66)

19 Permukaannya mula-mula lembut kemudian berkembang menjadi papilomatosa. Ulserasi biasanya timbul didekat pusar dari tumor, dapat terjadi cepat atau lambat, berdiameter 1-2 cm. Permukaan tumor mungkin granular dan mudah berdarah, sedangkan pinggir ulkus biasanya meninggi dan mengeras dan dapat dijumpai krusta(Wolff, 2009).

Gambar 2.11 Karsinoma Sel Skuamosa bentuk invasif pada bibir. Sumber:Wolff , 2009

2.2 Patogenesis

Karsinoma sel skuamosa berasal dari sel epidermis yang mempunyai beberapa tingkat kematangan, dapat intraepidermal, dapat pula bersifat invasif dan bermetastatis jauh.

3. Melanoma Maligna

(67)

20 Melanoma maligna jarang ditemukan,merupakan 1-3% seluruh keganasan. Insiden pada wanita hampir sama dengan laki-laki dengan frekuensi tertinggi ditemukan pada umur 30-60 tahun,jarang pada anak(Rata, 2008).

3.1 Gejala klinis

Bentuk dini sangat sulit dibedakan dengan tumor lainnya. Karena melanoma maligna merupakan penyakit yang fatal bila telah metastatis jauh, maka kemampuan untuk mengenali keganasan dini perlu diperdalam. Lokalisasi dilaporkan terbanyak di ekstremitas bawah, kemudian di daerah badan, kepala/leher, ekstremitas atas dan kuku. Melanoma maligna atas dasar perjalanan penyakit, gambaran klinis dan histogenesis dibagi sebagai berikut:

3.1.1 Bentuk Superfisial

Merupakan yang paling sering ditemukan(54% seluruh kasus). Umumnya kelainan berupa bercak dengan ukuran beberapa mm sampai beberapa cm dengan warna bervariasi(kehitaman, kecoklatan, putih, biru), tak teratur, berbatas tegas dengan sedikit penonjolan dipermukaan kulit(Wolff, 2009).

(68)

21 3.1.2 Bentuk nodular

Melanoma d’emblee ditemukan 32% seluruh kasus. Nodus yang ditemukan biasanya berwarna biru kehitaman serta mempunyai bentuk yang terbatas di epidermal dengan permukaan licin dan nodus yang menonjol di permukaan kulit dengan bentuk yang tidak teratur.

Gambar 2.13 Melanoma maligna bentuk nodula Sumber:Wolff, 2009

3.1.3 Bentuk eksofitik disertai ulserasi Umumnya ditemukan di daerah telapak kaki.

3.2.Tanda-tanda melanoma malignan

Enam tanda melanoma malignan(ABCDE Rule) adalah:

1. Asimetri dalam bentuknya, setengah bagian tidak sama dengan bagian lainnya. 2. Border atau pinggirnya tidak rata

(69)

22 5. Elevasi hampir selalu tampak dan irreguler.

6. Riwayat dari peningkatan ukuran lesi(Wolff, 2009).

3.3. Faktor resiko terjadinya melanoma

Ada yang bisa diubah ada yang tidak bisa diubah. Merokok dan paparan sinar matahari merupakan faktor resiko yang bisa diubah atau dihindari, faktor usia ataupun adanya riwayat keluarga yang terkena melanoma merupakan salah satu faktor yang tidak bisa diubah. Peneliti telah menemukan beberapa faktor resiko yang bisa membuat seseorang lebih beresiko terkena melanoma antara lain: (American Cancer Society, 2012).

3.3.1 Paparan Sinar Ultraviolet

Radiasi Ultraviolet(UV) merupakan faktor risiko utama untuk kebanyakan melanoma. Orang yang mendapatkan banyak paparan cahaya matahari berada pada risiko lebih besar untuk kanker kulit, termasuk melanoma. Sinar UV dibagi menjadi 3, yaitu :

1. Sinar UVA dapat menyebabkan beberapa kerusakan pada DNA dan dengan kerusakan kulit jangka panjang seperti keriput dan eritema.

2. Sinar UVB dapat menyebabkan kerusakan langsung ke DNA, dan merupakan sinar utama yang menyebabkan sunburns dan kanker kulit.

3. Sinar UVC sinar tidak bisa melalui atmosfer dan tidak menyebabkan terjadinya kanker ganas kulit.

3.3.2 Moles

(70)

23 Displastik Nevi: Displastik Nevi(Nevi merupakan kumpulan dari banyak

nevus) juga disebut atipikal nevi, sering terlihat sedikit seperti tahi lalat normal, tetapi juga terlihat sedikit seperti melanoma. Ukuran sering lebih besar dari tahi lalat lainnya dan memiliki bentuk atau warna abnormal. Sejumlah kecil dari displastik nevi dapat berkembang menjadi melanoma. Risiko menderita melanoma seumur hidupnya mungkin lebih tinggi dari 10% bagi orang-orang yang memiliki banyak displastik nevi(kadang-kadang disebut sebagai sindrom nevus displastik). Displastik Nevi sering diturunkan ke anggota keluarga. Seseorang yang memiliki banyak diplastic nevi dan memiliki anggota keluarga yang menderita melanoma mempunyai resiko yang sangat tinggi juga dalam hidupnya untuk terkena melanoma tersebut.

3.3.3 Fair skin,Freckling,Light Hair

Resiko melanoma lebih dari 10 kali lebih tinggi pada orang kulit putih daripada orang Afrika atau Amerika. Rambut berwarna merah atau pirang,mata biru atau hijau atau luka bekas bakar akan meningkatkan resiko terjadinya melanoma.

3.3.4 Riwayat Keluarga

Dikatakan bahwa anda memiliki faktor resiko yang lebih besar untuk menderita melanoma jika satu atau lebih anggota keluarga atau kerabat anda menderita melanoma. Peningkatan resiko ini mungkin dikarenakan gaya hidup keluarga yang sering terpapar sinar matahari.

3.3.5 Immune Suppresion

(71)

24 3.3.6 Usia

Meskipun melanoma lebih sering terjadi pada orang tua,kanker jenis ini juga ditemukan pada orang yang lebih muda. Bahkan,melanoma adalah salah satu kanker yang paling umum pada orang usia kurang dari 30 tahun (terutama pada perempuan muda). Melanoma yang diwariskan dapat terjadi pada usia muda.

3.3.7 Jenis Kelamin

Di Amerika Serikat, pria memiliki tingkat melanoma yang lebih tinggi daripada wanita secara keseluruhan, meskipun ini bervariasi menurut usia. Sebelum usia 40 tahun, resiko lebih tinggi untuk perempuan, setelah usia 40 tahun resikonya lebih tinggi pada pria.

2.4 Sinar Ultraviolet

Sinar UV termasuk gelombang elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang 4nm-400nm(1nm adalah sepersejuta kali 1 milimeter).

Tabel 2.1 Spektrum gelombang elektromagnetik

Panjang gelombang (nm) Nama gelombang elektromagnetik

<0,01 Sinar gamma

0,001 – 4 Sinar X

4 – 400 Sinar ultraviolet

400 – 700 Sinar tampak

700 - 106 Sinar infrared ( inframerah )

106 - 1013 Gelombang komunikasi (TV/radio) (sumber: Pikatan, 1994)

(72)

25 Radiasi UV dari matahari terutama ada di UVA dan sedikit di UVB. Bagi manusia UVB dapat menimbulkan eritema, yaitu memerahnya kulit. Lebih hebat lagi jika dosisnya berlebihan, UVB dapat menimbulkan kanker kulit, katarak dan menurunnya daya tahan tubuh. Tetapi sinar UVB ini sebagian besar dapat dihambat sebelum sampai di permukaaan bumi. Penghambatnya adalah lapisan ozon di stratosfer. Stratosfer adalah bagian atmosfir yang letaknya tepat diatas troposfer, tempat kita semua hidup. Akibatnya UVA yang banyak sampai di permukaan bumi. Terpapar UVA yang terlalu banyak dapat menimbulkan pigmentasi kulit seperti yang terjadi akibat berjemur terlalu lama di bawah sinar matahari. UVA juga dibutuhkan untuk mengolah pro-vitamin D yang ada di dalam kulit kita(Pikatan, 1994).

Tabel 2.2 Atmosfer bumi

Ketinggian (km) Nama Keterangan

0-10 Troposfir Suhu makin kecil jika kita naik

8-16 Tropopause Daerah peralihan

10-50 Stratosfir Suhu makin tinggi jika kita naik

50-80 Mesosfir Suhu kembali turun

(73)

26 2.4.1 Ozon

Menurut Pikatan, S di dalam Ozon di Atmosfir mengatakan Ozon adalah senyawa dari 3 atom oksigen (O3). Bandingkan dengan gas oksigen yang merupakan senyawa 2 atom oksigen (O2). Ozon adalah gas berwarna biru yang daya oksidasinya luar biasa. Secara alamiah ozon ada di mana-mana dalam atmosfer. Di permukaan bumi konsentrasinya sekitar 0,02-0,03 ppm. Oleh sebab itu dalam industri, ozon sering digunakan sebagai penghilang bau dan rasa tengik senyawa hidrokarbon. Ozon juga merupakan disinfektan yang 5000 kali lebih cepat dan lebih disukai daripada klor, karena klor meninggalkan bau dan rasa yang tidak enak. Sifat interaksinya dengan sinar UV merupakan hal terpenting dalam fungsinya sebagai perisai bumi. Ozon mudah menyerap sinar UV, terutama diantara 240-280 nm, dan pecah menjadi 1 atom oksigen (O) dan 1 molekul gas oksigen (O2) :

O3 + UV O + O2

2.4.2 Radikal bebas

2.4.2.1 Definisi Radikal Bebas

(74)

27 2.4.2.2 Reactive Oxygen Species (ROS)

Dalam biokimia, radikal bebas sering disebut juga reaktif oksigen spesies (ROS)karena radikal bebas biologis yang paling signifikan adalah oxygen-centered. Terkena radikal bebas bisa menimbulkan reaksi samping yang tidak

diinginkan yang mengakibatkan kerusakan sel. Banyak sel kanker dianggap sebagai hasil reaksi antara radikal bebas dan DNA, yang mengakibatkan mutasi yang mempengaruhi siklus sel dan berpotensi menyebabkan keganasan. Kerusakan sel oleh radikal bebas telat dikaitkan dengan berbagai penyakit termasuk artritis, arteriosklerosis, penyakit alzheimer dan diabetes. Ada juga penelitian yang menunjukkan bahwa ROS memainkan peran dalam sinyal transduksi sehingga cara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan(Chen, 2005).

2.5 Pencegahan

Berdasarkan American Cancer Society ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk dapat mengurangi resiko terkena melanoma:

2.5.1 Membatasi paparan sinar ultraviolet(UV)

Cara yang paling ampuh untuk menurukan resiko melanoma adalah melindungi diri dari paparan sinar UV. Lindungi diri anda dari sinar matahari ketika berada di luar ruangan bisa dengan membawa tabir surya, memakai topi dan membawa kacamata khusus. Ketika sinar matahari yang terkuat pada jam 10 pagi sampai jam 4 sore.

2.5.2 Lindungi kulit Anda dengan pakaian

(75)

28 Sebuah kain anyaman yang rapat melindungi lebih baik dari pakaian tenunan yang longgar. Kain kering umumnya lebih protektif dari kain yang basah.

2.5.3 Memakai Topi

Usahakan menggunakan topi yang berdiameter setidaknya 2-3 inchi yang bisa menutupi telinga, mata, dahi, hidung dan kulit kepala sehingga bisa mengurangi paparan sinar matahari. Sebuah topi naungan(yang terlihat seperti topi baseball dengan sekitar 7 inchi) juga baik. Sebuah topi bisbol dapat matahari sebelum ada beraktivitas, terutama saat sinar matahari terik(misalnya antara jam 10 pagi sampai 4 sore). Gunakan tabir surya spektrum luas dengan Sun Protection Factor(SPF) 30 atau lebih tinggi untuk perlindungan dari sinar

ultraviolet A dan ultraviolet B(UVB) radiasi (UVA). Oleskan 15 menit sebelum keluar rumah dan dianjurkan untuk melakukannya kembali setiap dua jam. Tabir surya dapat mengurangi paparan terhadap sinar UV dan mengurangi resiko melanoma. Namun tidak ada jaminan, dan jika anda terus terpapar sinar matahari dalam waktu yang cukup lama, anda beresiko terkena kanker kulit bahkan jika anda telah memakai tabir surya.

2.5.5 Memakai Kacamata Hitam

Kacamatan wrap-around dengan serapan UV setidaknya 99 persen memberikan perlindungan terbaik untuk mata dan daerah kulit di sekitar mata.

(76)

29 berarti kacamata memblokir setidaknya 99 persen dari sinar UV. Jika tidak ada label, jangan menganggap kacamata akan memberikan perlindungan apapun.

2.5.6 Hindari Tanning Bed dan Sunlamps

(77)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kanker kulit adalah yang paling umum dari semua kanker pada manusia, dengan insiden 1 juta orang di Amerika Serikat didiagnosis setiap tahun dengan penyakit kanker ganas kulit(Wax, 2012). Setiap tahun sekitar 440.000 orang Australia dirawat karena kanker kulit dan lebih dari 1.850 orang kehilangan hidup mereka karena penyakit ini(Lauren, 2011). Data dari The Cancer Association of South Africa(CANSA )memperlihatkan bahwa pada tahun 2000-2001 kanker yang paling sering terjadi adalah kanker kulit yang terdiri atas karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa, dan melanoma. Insiden kanker kulit di Afrika Selatan nomor dua setelah Australia. Dilaporkan 20.000 kasus baru dan lebih dari 700 kematian yang diakibatkannya setiap tahun(Suriadiredja, 2012). Di Indonesia penyakit kanker saat ini menjadi penyebab kematian keenam berdasarkan data dari survei kesehatan rumah tangga(SKRT)2002. Kepala Bagian Radiologi RSCM FKUI Dokter Soehartati PhD di Jakarta mengatakan bahwa salah satu penyakit kanker yang banyak dialami penduduk Indonesia saat ini adalah kanker kulit dengan persentase 7 persen(Depkes, 2003).

Dari penelitian yang dilaksanakan oleh Cancer Research UK dengan mewawancarai 1848 rumah tangga di Inggris, Skotlandia dan Wales diketahui bahwa persepsi tentang sinar matahari sebagai faktor resiko kanker kulit cukup tinggi. Berjemur tanpa menggunakan tabir surya diduga sebagai faktor resiko tertinggi sekitar 94% dan faktor kulit yang mudah terbakar 92% dan dengan menggunakan sunbeds(Miles, 2005).

DNA adalah bahan kimia di setiap sel kita yang membentuk gen dan berfungsi mengatur sel kita supaya berfungsi dengan normal. Gen yang membantu sel tumbuh dan membelah disebut onkogen. Gen yang memperlambat pembelahan sel atau menyebabkan sel mati pada waktunya disebut supresor tumor gen.

(78)

2 Disebutkan bahwa paparan sinar ultraviolet(UV) bisa menyebabkan kerusakan DNA. Perubahan dalam beberapa gen yang berbeda biasanya dibutuhkan sel untuk menjadi kanker.Kanker dapat disebabkan oleh perubahan DNA yang mengaktifkan onkogen atau mengurangi fungsi dari tumor gen supresor(American Cancer Society, 2012). Banyaknya aktivitas manusia yang terpapar langsung dengan sinar matahari dengan intensitas waktu yang cukup lama ditambah kurangnya informasi dan pengetahuan mengenai sinar matahari sebagai faktor resiko terjadinya kanker kulit serta minimalnya upaya proteksi menyebabkan resiko terjadinya kanker kulit semakin tinggi.

Ada tiga jenis utama dari kanker kulit yang memiliki prevalensi cukup tinggi di Indonesia yaitu:

1. Karsinoma Sel Basal(KSB) 36,67%

Karsinoma sel basal adalah suatu tumor kulit yang bersifat ganas, berasal dari sel-sel basal epidermis. Tumor ini berkembang lambat dan tidak/jarang bermetastasis. Keganasan pada karsinoma ini ialah keganasan lokal(lozalized malignant) yaitu invasi ke tumor ke jaringan dibawah kulit(sub kulit) fasia, otot

dan tulang, umumnya tidak menyebabkan kematian. 2.Karsinoma Sel Skuamosa(KSS) 11,4%

Karsinoma sel skuamosa adalah suatu proliferasi ganas dari keratinosit epidermis yang merupakan salah satu dari kanker kulit yang sering dijumpai setelah basalioma. Faktor predisposisi karsinoma sel skuamosa(KSS) antara lain sinar ultraviolet, bahan karsinogen, arsenic dan lain-lain.

Gambar

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Populasi !rang digunlkan untuk penelitian ini adalah seluruh mahasiswa yang diterima pada tahun ajaran 201 61201 7 baik inasuk ewat jalur bidikmisilPMDK mapun

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra. © Diah Khotimah 2016

Saudara diminta untuk membawa Dokumen Asli yang tercantum dalam Dokumen Kualifikasi asli, termasuk beberapa dokumen kontrak asli yang sesuai dengan paket pekerjaan

[r]

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan Pemilihan Langsung Nomor : BA.11/ Pokja/ ULP- KUA-SU/ KEMENAG-MENTAWAI / I X/ 2016 tanggal 16 September 2016, dengan ini Pokja

Universitas Negeri

Pada hari ini Senin Tanggal Satu bulan Oktober tahun Dua ribu dua belas, Kami yang bertanda tangan dibawah ini Panitia Pengadaan Barang/Jasa Anggaran BPIH Kantor Wilayah

Membantu anda menemukan potensi diri melalui berbagai tips yang disajikan dalam sinetron. Mendapatkan inspirasi mengenai pola gaya hidup yang baik