SKRIPSI
UYAN WURYANI
IDENTIFIKASI RHODAMIN B PADA KERUPUK
SINGKONG DENGAN METODE KROMATOGRAFI
LAPIS TIPIS DAN DENSITOMETRI
(DI PASAR KOTA MALANG)
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
SKRIPSI
UYAN WURYANI
IDENTIFIKASI RHODAMIN B PADA KERUPUK
SINGKONG DENGAN METODE KROMATOGRAFI
LAPIS TIPIS DAN DENSITOMETRI
(DI PASAR KOTA MALANG)
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Lembar Pengesahan
IDENTIFIKASI RHODAMIN B PADA KERUPUK SINGKONG
DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN
DENSITOMETRI
(DI PASAR KOTA MALANG)
SKRIPSI
Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
2013
Oleh:
UYAN WURYANI
09040022
Disetujui oleh:
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Harjana, M.Sc., Apt Sovia Aprina Basuki, S. Farm., M.Si., Apt
iii Lembar Pengujian
IDENTIFIKASI RHODAMIN B PADA KERUPUK SINGKONG DENGAN METODE KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN DENSITOMETRI
(DI PASAR KOTA MALANG)
SKRIPSI
Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji
pada tanggal 10 Juli 2013
Oleh :
UYAN WURYANI
09040022
Tim Penguji
Penguji I Penguji II
Drs. Harjana, M.Sc., Apt Sovia Aprina Basuki, S. Farm, M.Si, Apt
NIDN. 0010114302 NIP UMM. 144.0804.0452
Penguji III Penguji IV
Drs. H. Achmad Inoni, Apt Arina Swastika Maulita, S.Farm., Apt
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Skripsi yang berjudul “Identifikasi Rhodamin B Pada Kerupuk Singkong Dengan Metode
Kromatografi Lapis Tipis dan Densitometri” (Di Pasar Kota Malang) ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Departemen Farmasi,
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadyah Malang.
Pada kesempatan ini perkenankan penulis dengan kerendahan hati
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kemudahan dan kelancaran
selama proses pengerjaan tugas akhir ini.
2. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadyah Malang, Ibu Tri
Lestari Handayani, M. Kep.,Sp.Mat, atas kesempatan yang diberikan untuk
mengikuti program SI.
3. Ketua Program Studi Farmasi Dra. Uswatun Chasanah, Apt, M.Kes. yang
dengan senantiasa memberikan dukungan untuk menjadi lebih baik dalam
menuntuk ilmu.
4. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Air Langga, yang telah memberi
kesempatan untuk menggunakan Densitometri untuk kelancaran skripsi ini.
5. Ketua Program Studi Farmasi Air Langga, yang telah memberi kesempatan
untuk menggunakan Densitometri untuk kelancaran skripsi ini.
6. Bpk. Drs. Harjana, M.Sc., Apt Selaku dosen pembimbing I, yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Ibu Sovia Aprina Basuki, S. Farm, M.Si, Apt. Selaku pembimbing II dan
Selaku kepala laboratorium kimia terpadu II dan sintetis, yang telah
memberikan kesempatan untuk menggunakan fasilitas laboratorium dalam
menyelesaikan skripsi serta memberikan bimbingan dan pengarahan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
8. Bpk. Drs. H. Achmad Inoni, Apt penguji yang telah memberikan pengarahan,
v
9. Ibu Arina Swastika Maulita, S.Farm., Apt Selaku dosen penguji yang telah
memberikan pengarahan, kritik dalam proses penyelaisain skripsi ini.
10.Ika Ratna Hidayati S. Farm.,Apt. Selaku dosen wali yang telah memberikan
bimbingan, nasehat, dukungan dan semangat selama mengikuti Pendidikan
Program Studi Farmasi.
11.Para laboran laboratorium kimia terpadu II: Mbak Susi, Mas Ferdi dsn Mas
Bowo yang selalu memberikan nasehat, motifasi buat anak skripsi kimia.
12.Seluruh staff pengajar Program Studi Farmasi Universitas Muhammadyah
Malang yang telah mendidik sehingga saya dapat menyelesaikan pendidikan
sarjana farmasi.
13.Papa dan mama tercinta, yang selalu menjadi semangat dan motivasi dalam
hidupku. Dengan penuh kasih sayang dan kesabaran selalu memberi semangat,
nasehat, dukungan moral, materi serta doa agar saya dapat menjadi lebih baik.
14.Kakak dan Adikku tersayang Mbak Wahyu, Mas Surya, Nia dan Indra yang
selalu memberikan dukungan, semangat, yang selalu mendengarkan
curhat-curhat dan memberikan nasehat dalam hidup.
15.Teman-teman ku tersayang : Dea, Desi, Radiah, Ogik, Nia, Zari, Yola, Aidah,
Aen, Jharot, kak Jo, kakak Aan,dan kakak Army, Nining, Mega, Evy, mbak
Ety, mbak Eka, Ery, yang selalu memberikan dukungan, semangat dan doa.
16.Teman-teman KKN 74 yang telah memberikan motivasi dan dukungan.
17.Teman-teman seperjuangan farmasi 09 A yang sangat saya sayangi, semoga
persahabatan ini akan tetap abadi untuk selamanya.
18.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu terimakasih atas
dukungan, bantuan, semangat, dan doa yang telah diberikan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca umunya serta semoga dapat memberikan bantuan ilmu pengetahuan
dalam bidang kefarmasian bagi kita semua amin.
Malang 10 juli 2013
Penyusun
RINGKASAN
Kerupuk merupakan makan ringan yang biasanya terbuat dari singkong, dalam pembuatan kerupuk biasanya produsen menambahkan bahan tambahan makanan untuk menarik perhatian konsumen, seperti pewarna. Pewarna yang
masih sering digunakan adalah Rhodamin B. Menurut Peraturan Menkes RI,
Nomor 722/Menkes/Per/88 tentang bahan tambahan makanan yang menyebutkan bahwa ada 10 bahan tambahan makanan yang dilarang diantaranya pewarna
sintetik seperti Rhodamin B karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Berdasarkan data dari Dinkes Kota Malang, diketahui belum pernah dilakukan
penelitian tentang zat warna Rhodamin B, pada kerupuk singkong yang berada di
Pasar Kota Malang yaitu di Pasar Besar, Pasar Sukun, dan Pasar Kedungkandang, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang kandungan
Rhodamin B pada kerupuk tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya zat pewarna
Rhodamin B dalam kerupuk singkong yang berada di pasar Kota Malang dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan Densitometri. Sampling dilakukan dengan pengambilan 2 sampel di setiap pedagang yang berada di kota malang, dimana penelitian dilakukan pada 3 pasar yaitu Pasar Besar, Pasar Sukun, dan Pasar Kedungkandang maka yang dijadikan bahan uji ada 6 sampel dan dilakukan replikasi sebanyak 6 kali, total secara keseluruhan sampel adalah 36 sampel.
Metode yang digunakan adalah Analisis kualitatif yaitu dengan KLT,
Densitometer dan Ekstraksi Benang wool (bulu domba) yang menggunakan
parameter uji nilai Rf, Pola Spectra, λ maks dan MF (Match Factor).
Hasil positif mengandung Rhodamin B ditetapkan berdasarkan data
kesesuaian nilai Rf, λmaks, Pola Spektra, dan Match Factor >900 antara sampel
dengan kontrol positif (Rhodamin B) minimal 3 dari 6 kali replikasi yang dilakukan. Berdasarkan 6 sampel yang diteliti diperoleh hasil bahwa 2 sampel ositif mengandung Rhodamin B yaitu sampel 1 dan 4. Sedangkan sampel 2,3,5,
dan 6 memberikan hasil negatif tidak mengandung Rhodamin B karena memiliki
vii
ABSTRAK
Rhodamin B merupakan zat warna sintetik yang telah dilarang penggunaanya dalam makanan karena dapat menimbulkan gangguan kesehatan
seperti kangker. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi Rhodamin
B dalam kerupuk singkong yang berwarna merah menyolok. Sampel diperoleh
dari masing-masing 2 pedagang yaitu pasar Besar, Pasar Sukun, dan Pasar Kedungkandang Kota Malang. Pengujian masing-masing dilakukan 6 kali replikasi. Metode yang digunakan adalah Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan
Densitometri. Parameter yang digunakan untuk identifikasi Rhodamin B yaitu
nilai Rf, λMaks, Pola Spektra, dan Match Factor. Jika nilai Rf, λMaks, Pola Spektra
sama antara sampel dam pembanding dan nilai Match Factor>900 maka sampel
dikatakan identik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 2 sampel
kerupuk singkong yang positif mengandung Rhodamin B yaitu sampel 1 dan 4
dengan nilai Rf 0.8, λMaks 551nm, pola spektra yang mirip dengan Rhodamin B
dan nilai Match Factor lebih dari 900.
Kata Kunci : Kerupuk Singkong, Rhodamin B, Kromatografi Lapis Tipis,
ABSTRACT
Rhodamine B is one of the synthetic dyes that has ben banned in food because of it is a carsinogen agent. This study aimed to identify Rhodamine B in brightly red cassava crackers. Sampels were taken from two selles in every market, i.e Pasar Besar, Pasar Sukun and Pasar Kedungkandang in Malang. At each sellesr was six time replication sampled. Rhodamine B was tested by Thin
Layer Chromatography-Densitometry. The identification parameters of
Rhodamine B were the value of Rf, λ max, spectra pattern, and the Match Factor
value. If the value of Rf, λ max, the same with reference and Match Factor value
more than 900 so it could be concluded the samples contained Rhodamine B. There results showed that the samples-1 and samples-4 contained Rhodamine B, with Rf 0.8, λ max551 nm, spectra pattern, similar to reference standard and match
factor value more than 900.
ix DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PENGUJIAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
RINGKASAN ... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 2
1.3. Tujuan Penelitian ... 3
1.4. Manfaat Penelitian ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.4. Kerupuk Singkong ... 4
2.5. Bahan Tambahan Pangan ... 4
2.6. Bahan Pewarna Makanan ... 6
2.6.1. Pewarna Alami ... 6
2.6.2. Pewarna Sintetik... 6
2.6.3. Pengaruh Pewarna Sintetik Makanan Terhadap Kesehatan Manusia ... 8
2.7 Rhodamin B ... 9
2.7.1. Definisi RhodaminB ... 9
2.7.2. Tanda-Tanda Dan Gejala Akut Bila Terpapar Rhodamin B... 10
2.8. Metode Pemisahan Pewarna Sintetik Dalam Makanan ... 11
2.8.2. Metode KLT-Densitometri ... 18
2.9. Pasar Kota Malang ... 20
2.9.1. PasarBesar ... 20
2.9.2. Pasar Sukun ... 20
2.9.3. Pasar Kedungkandang ... 21
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 22
3.1. Kerangka Konsep ... 22
3.2. Konsep Teoritis ... 23
BAB IV METODE PENELITIAN ... 25
4.1. Jenis Dan Rancanagan Penelitian ... 25
4.2. Metode Sampling ... 25
4.2.1. Populasi ... 25
4.2.2. Sampel. ... 25
4.3. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 25
4.4. Alat Dan Bahan ... 26
4.4.1. Alat ... 26
4.4.2. Bahan ... 26
4.5. Prosedur Uji Kualitatif ... 26
4.5.1. Persiapan Benang Wool (Bulu Domba) Bebas Lemak ... 26
4.5.2. Persiapan Larutan Sampel ... 26
4.5.3. Larutan Baku Pembanding ... 27
4.5.4. Analisis Dengan Klt-Densitometri ... 27
4.6. Analisis Data ... 27
BAB V HASIL PENELITIAN... 28
5.1. Jumlah Sampel dan Cara Pengambilan Sampel... 28
5.2. Hasil Isolasi Zat Warna dari Sampel ... 28
5.3. Hasil Penentuan Harga Rf dan Wama Noda dengan KLT ... 29
5.4. Hasil Pengukuran Spektra Absorbansi Dengan Densitometri ... 29
5.5. Cara Perhitungan Rf Plat Replikasi 1 ... 31
5.6. Sampel Kontrol Negatif ... 31
BAB VI PEMBAHASAN ... 32
xi
7.1.Kesimpulan ... 35
7.2 Saran ... 35
DAFTARPUSTAKA ... 36
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
ILL BahanPewarna Sintetik Yang Diijinkan Di Indonesia ... 7
11.2.Bahan Pewarna Sintetik Yang Dilarang Di Indonesia ... 8
11.3.Beberapa Penjerap Fase Diam Yang Digunakan Pada KLT ... 14
11.4.Parameter-Parameter Plikasi Yang Direkomendasikan ... 15
V.I. LokasiDanPenamaanPengambilan Sampel ... 28
V.2. Warna Hasil Isolasi Zat Warna Dari Sampel... 28
V.3. Pembanding Harga Rf Sampel Dengan Pembanding Dan Warna Noda ... 29
V.4. Perhitungan Match Factor Dan Amaks Anatar Sampel Dan Pembanding ... 30
V.5. Perhitungan Match Factor Dan Amaks Anatar Sampel Dan Pembanding ... 31
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1.Struktur Rhodamin B (Marmion, 1984) ... 9
2.1. Peta Pasar Besar ... 20
2.2. Peta Pasar Sukun ... 20
2.3. Peta Pasar Kedungkandang ... 21
3.1. Kerangka Konseptual ... 22
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar Riwayat Hidup 3 ... 8
2.Surat Pemyataan... 39
3.Alat Dan Bahan Yang Digunakan Dalam Praktikum ... 40
4.Hasil KLT ...42
5.Cara Perhitungan Rf ... 44
6.Gamabar Pola Spektra Sampel Dan Pembanding ... 45
xv
DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2012. Manual Methods Analysis of Foods. Page 94. Food Savety And Standards Authority of India Ministry of Health and Family Welfare Government of India New Delhi.
Badan Standarisasi Nasional (BSN). SNI 01-2895-1992. Cara Uji Pewarna Tambahan Makanan.
Cahyadi, S,. 2006. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Cetakan. Pertama . PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1988, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 722/Menkes/PerlIX11988 Tentang Bahan Tambahan Makanan, Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1999, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1168/MENKES/PER/X/1999 Tentang Bahan Tambahan Makanan, Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2003, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 942/MENKES/SK/VII/2003 Tentang Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi I Makanan Jajanan, Jakarta.
Dixon, E. A.,G. Renyk. 1982. Isolation, Separation, and Identification of synthetic Food Colors. J. Chem. Educ. 59. pp. 67-69.
Gandjar, Rahman. (2007). Kimia farmasi analisis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta
Gritter, Bobbitt, Schwarting. 1991. Pengantar Kromatografi. Edisi kedua, Penerjemah, Kosasih. Padmawinata. penerbit ITB.
Hamdani. 2012. Manajemen Pemasaran Jasa, Edisi Kedua, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Hidayat, N., & Saati, E.A., 2006, Membuat Pewarna Alami, Penerbit Trubus Agrisarana, Surabaya.
Merck Index. 2006. Chemistry Constant Companion, Now With a new Addition, Ed 14, 1410, 1411, Merck & Co., Inc, Whitehouse, Nj, USA. Page 660.
Nollet, L., M., L. 2004. Handbook of Food Analysis, Second Edition. CRC Press, Llc. Page 2226
Riandini. (2008). Bahan Kimia dalam Makanan dan Minuman. Shakti Adiluhung. Jakarta.
Rohman, A. 2009.Kromatografi Untuk Analisis Obat. Graha Ilmu.Yogyakarta. Hal 246.
Saparinto, Cahyo. (2006). Bahan Tambahan Makanan. Kanisius. Yogyakarta.
Soeprijono,P., Poerwanti, Widayat, Jumaeri, 1974, serat-serat tekstil, Institute Teknologi Tekstil, Bandung, 134-136, cit: Kurnia, D.C.D., 2005, Analisis zat warna pada saos yang beredar di Yogyakarta dengan metode Kromatografi kertas dan spektrofotometri UV-Vis, Skripsi, Fakultas MIPA, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Sri, Sugiyatmi. 2008. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Produsen Kerupuk Terhadap Penggunaan Zat Pewarna Rhodamin B pada Kerupuk yang Diproduksi di Desa Kalitekuk, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak. (online) http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/10/jtptunimus-gdl-s1-2008-srisugiyat-489-2-bab1.pdf. Diakses 8 februari 2013.
Stahl, E., 2005, Analisis Obat secara Kromatografi dan Mikroskopi, Penerbit ITB, Bandung.
Veronica, Margaret, Sihombing. 2008. Analisa Kadar Zat Pewarna Kuning pada
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerupuk merupakan jenis makanan yang banyak disukai oleh anak-anak
hingga dewasa dan harganya terjangkau kalangan ekonomi lemah. Kerupuk
terbuat dari tepung terigu atau tepung beras dan singkong dicampur dengan air
menjadi adonan kemudian ditambahkan bumbu rempah-rempah, dan biasanya
juga para produsen menambahkan bahan makanan untuk menarik perhatian
konsumen seperti antioksidan, antikempal, pengasam, pemanis buatan, pemutih,
penambah gizi, pengawet, pengemulsi, pengeras, penyedap rasa, aroma, pewarna
serta bahan tambahan lain (Saparinto, 2006). Menurut Peraturan Menkes RI,
Nomor 722/Menkes/Per/88 tentang bahan tambahan makanan yang menyebutkan
bahwa ada 10 bahan tambahan makanan yang dilarang yaitu diantaranya pewarna
sintetik seperti Rhodamin B.
Pewarna makanan terdiri dari 2 macam yaitu pewarna alami dan pewarna
sintetik. Beberapa jenis pewarna alami yang dikenal yaitu daun pandan untuk
warna hijau dan kunyit untuk warna kuning (Cahyadi, 2006). Sedangkan zat
pewarna sintetik biasanya digunakan sebagai bahan tambahan pada makanan
misalnya Rhodamin B yang merupakan pewarna yang digunakan untuk pewarna
industri. Produsen dapat menjual bebas zat pewarna industry dipasaran salah
satunya Rhodamin B yang sering kali ditambahkan pada makanan serta minuman,
sedangkan menurut hasil penelitian zat pewarna industry tersebut bersifat racun
dan dapat menghambat pertumbuhan bahkan dalam jangka panjang dapat
menyebabkan kanker (bersifat karsinogenik) (Sugiyatmi, 2008).
Rhodamin B merupakan zat warna sintetik yang umum digunakan sebagai
pewarna tekstil. Menurut peraturan pemerintah RI No.28, tahun 2004, Rhodamin
B merupakan zat warna tambahan yang dilarang penggunaanya dalam
produk-produk pangan. Rhodamin B dapat menyebabakan iritasi saluran pernafasan,
iritasi kulit, iritasi pada mata, iritasi pada saluran pencernaan, keracunan,
gangguan hati dan dapat menyebabkan kanker. Zat warna Rhodamin B walaupun
2
menambahkan zat warna Rhodamin B pada produknya untuk menarik perhatian
konsumen (Judarwanto, 2009). Rhodamin B memiliki LD50sebesar 89,5mg/kg jika
diinjeksikan pada tikus secara intravena (Merck Index, 2006).
Dari hasil Penelitian yang dilakukan Jurusan Teknologi Pangan di Fakultas
Teknologi Industri (FTI) UPN Veteran Jawa Timur bekerjasama dengan Lembaga
Perlindungan Konsumen Surabaya (LPKS) dengan mengambil sampel 11 jenis
kerupuk dari pedagang di kota Sidoarjo, 24 jenis jeli dari supermarket di Sidoarjo,
dan delapan jenis minuman ringan dari pedagang di kota dan pinggiran Kota
Sidoarjo. Hasilnya terbukti bahwa zat pewarna merah dan kuning pada kerupuk
mengandung zat Tartazine dan Rhodamin B dalam dosis 5-9 mg/kg.
Informasi diatas menunjukan bahwa zat pewarna Rhodamin B masih sering
digunakan pada makanan dan setelah melakukan survei di Dinkes Kota Malang,
diketahui bahwa Dinkes Malang belum pernah melakukan penelitian tentang zat
warna Rhodamin B pada Kerupuk Singkong yang berada di Pasar Kota Malang
yaitu di Pasar Besar, Pasar Sukun, dan Pasar Kedungkandang, sehingga peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian tentang kandungan Rhodamin B pada kerupuk
tersebut. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti di pasar tersebut
terlihat banyak pedagang yang menjual kerupuk singkong yang berwarna merah
terang. Makanan ringan kerupuk tersebut diduga menggunakan pewarna tekstil
yaitu Rhodamin B. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilakukan untuk
membuktikan keberadaan zat warna tekstil yaitu Rhodamin B pada makanan
ringan kerupuk singkong, dan untuk membuktikannya penulis akan menggunakan
metode Kromatografi Lapis Tipis dan Densitometri untuk mengidentifikasi suatu
senyawa.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut :
Apakah terdapat zat pewarna sintetik Rhodamin B dalam Makanan Ringan
Kerupuk Singkong yang dijajakan di Pasar Besar, Pasar Sukun, dan Pasar
3
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya zat pewarna sintetik
Rhodamin B dalam makanan ringan kerupuk singkong yang berada di pasar Besar,
Pasar Sukun, dan Pasar Kedungkandang di Kota Malang dengan metode
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan Densitometri.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi tentang adanya zat warna sintetik Rhodamin B yang
berbahaya pada kerupuk singkong yang berada di pasar.
2. Bagi Penulis
a. Memperluas wawasan penulis tentang adanya zat warna sintetik Rhodamin
B pada kerupuk singkong dan efeknya jika dikonsumsi dalam jangka
panjang dapat menyebabkan kanker.
b. Mempertajam berfikir secara kritis, logis, dan analitis.
c. Melatih kemampuan dalam menulis karya ilmiah secara komprehensif.
d. Melatih kemandirian dalam mengembangkan karier ilmiah.
e. Mempersiapkan diri untuk melanjutkan studi, berkarya di masyarakat atau