• Tidak ada hasil yang ditemukan

RESPON TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) TERHADAP APLIKASI IRIGASI TETES DENGAN INTERVAL DAN WAKTU PEMBERIAN AIR YANG BERBEDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RESPON TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) TERHADAP APLIKASI IRIGASI TETES DENGAN INTERVAL DAN WAKTU PEMBERIAN AIR YANG BERBEDA"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

RESPON TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.)TERHADAP

APLIKASI IRIGASI TETES DENGAN INTERVAL DAN WAKTU

PEMBERIAN AIR YANG BERBEDA

Oleh: Bayu Dwi Setiawan ( 03710021 ) agronomy

Dibuat: 2008-02-08 , dengan 3 file(s).

Keywords: Irigasi Tetes, Kentang, Interval, Waktu, Pemberian Air

ABSTRAKSI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon tanaman kentang terhadap aplikasi irigasi tetes dengan interval dan waktu aplikasi pemberian air yang berbeda, dengan mengetahui

pengaruhnya pada pertumbuhan dan komponen hasil tanaman kentang.

Penelitian dilaksanakan di Desa Sapikerep, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, dengan ketinggian tempat kurang lebih 1700 m diatas permukaan laut, dengan jenis tanah Andosol (lempung berpasir). Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus 2007. Metode penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor.dengan faktor yang dicobakan meliputi : Faktor I (Interval pemberian air) yakni: I1 (Interval pemberian air dengan sistem irigasi tetes 2 hari sekali), I2 (Interval pemberian air dengan sistem irigasi tetes 3 hari sekali), I3 ( Interval pemberian air dengan sistem irigasi tetes 4 hari sekali), dan Faktor II (Waktu Pemberian air): W1 (Waktu pemberian air 30 hari setelah tanam), W2 (Waktu pemberian air 35 hari setelah tanam), W3 (Waktu pemberian air 40 hari setelah tanam). Dari faktor-faktor tersebut didapat 9 kombinasi perlakuan, dan masing-masing diulang 3 kali, dan tiap perlakuan 3 sampel tanaman.

Pengamatan mulai dilakukan setelah tanaman berumur 47 hari setelah tanam, (HST), dengan selang waktu pengamtan 7 hari. Adapun variabel yang diamati meliputi 2 macam, yakni

pengamatan non-dekstruktif meliputi : tinggi tanaman (cm), jumlah daun, jumlah batang rumpun, luas daun per tanaman (cm2), dan pengamatan secara dekstruktif meliputi: jumlah umbi per tanaman, Bobot umbi per tanaman (g), bobot tiap umbi (g), serta hasil panen (t/ha)

Berdasarkan analisis ragam menunjukkan adanya interaksi yang nyata antara interval dengan waktu pemberian air terhadap semua variabel dan umur pengamatan. Secara terpisah, baik interval maupun waktu pemberian air menunjukkan pengaruh yang berarti sangat nyata terhadap semua variabel dan umur pengamatan. Diduga kebutuhan air tiap fase pertumbuhan yang

diperlukan dalam proses metabolisme tanaman, seperti fotosintesis, berbeda-beda, sehingga ketersediaannya bagi tanaman sangat ditentukan oleh saat tanaman sangat membutuhkan air dan interval pemberian air.

Berdasarkan uji rata-rata setiap variabel pengamatan, perlakuan interval pemberian air 2 hari sekali dengan waktu pemberian 30 hari setelah tanam memberikan hasil lebih baik untuk semua variabel pertumbuhan. Diduga waktu pemberian 30 HST merupakan awal dari fase pertumbuhan tanaman paling aktif, kebutuhan airnya tinggi, sehingga dengan interval 2 hari sekali, kebutuhan air yang bagi tanaman dan kelembaban tanahnya tercukupi. Pertumbuhan batang paling aktif ± 30 HST sampai 50 HST, membutuhkan air sangat tinggi, bila persediaan tidak mencukupi, pertumbuhan di permukaan akan berkurang (Soelarso, 1997).

(2)

Referensi

Dokumen terkait

Hendriantika (2012) dalam penelitian yang berjudul studi komparatif aktivitas fisik dengan faktor resiko terjadinya penyakit jantung koroner di.. Desa Karangmojo

Hal ini memperlihatkan bahwa Media Televisi hanya berpengaruh sebesar 22,9% dari beberapa variabel pada media promosi dibandingkan dengan faktor lain yang lebih berpengaruh

Dari uji ANOVA didapat F hitung untuk model 2 adalah 261.406 dengan tingkat signifikan 0.000 dimana angka 0.000 < 0.05 dan juga F hitung > F tabel atau 261.406 > 3.11 ,

Oleh karena itu pada penelitian ini dapat diketahui pengaruh yang bermakna pada pemberian loading 500 cc hidroxylethyl starch 130/0,4 (6%) terhadap tekanan darah dan nadi

Model bermain peran mendorong peserta didik untuk turut aktif dalam pemecahan masalah sambil menyimak secara seksama bagaimana orang lain berbicara mengenai masalah

Hasil penelitian Kajian Hukum tentang Rangkap Jabatan Notaris dan PPAT yang tidak satu wilayah kerja adalah berdasar pada UUJN seorang Notaris bisa merangkap jabatan sebagai

If there are any payments that cleared the bank and appear on the bank statement but were not posted in the system by the ‘As of’ bank reconciliation date, enter the total amount

Penelitian dilakukan pada 31 responden yang bekerja sebagai pembimbing praktikum (dosen dan Pranata Laboratorium) di PSIK UR Pengolahan data menunjukkan hasil