UJI DAYA ANTIMIKROBA AIR REBUSAN DAUN BUNGUR
(Lagerstroemia speciosa. Pers)
TERHADAPPERTUMBUHAN BAKTERI
Staphylococcus aureus
SECARA IN VITROSKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi
Disusun Oleh :
Wiwik Lestariningsih
05330055
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama : Wiwik Lestariningsih Nim : 05330055
Jurusan : Pendidikan Biologi
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Uji Daya Antimikroba Air Rebusan Daun Bungur (Lagerstroemia speciosa. Pers) terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus
aureus secara In Vitro
Diajukan Untuk Dipertanggungjawabkan dihadapan Dewan Penguji Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)
pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiya h Malang
Telah diperiksa dan disetujui oleh Dosen Pembimbing pada tanggal 04 Mei 2010
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
LEMBAR PENGESAHAN
Dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhamadiyah Malang dan Diterima untuk Memenuhi
Sebagian dari Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan biologi
Mengesahkan :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang
Malang, 04 Mei 2010
Dekan,
(Drs. H. Fauzan, M. Pd)
Dewan Penguji : Tanda Tangan
1. Drs. Nur Widodo, M. Kes 1.---
2. Drs. Samsun Hadi, M.S 2.---
3. Drs. Sukarsono, M. S i 3.---
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, Wr. Wb
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahma t, taufik, dan hidayahNya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Uji Daya Antimikroba Air Rebusan Daun Bungur (Lagerstroemia
speciosa Pers.) terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus” dapat
terselesaikan dengan baik. Kalimat sholawat selalu teriringi kepada Nabi Muhammad SAW atas bimbingan yang diberikannya kepada pengikut- pengikutnya. Amin.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat bantuan, dukungan, bimbingan serta arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itulah dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada :
1. Ibunda Sunarsih dan Ayahanda Suyanto tersayang, yang telah bekerja keras untuk memberikan semua yang terbaik, dan tiada henti selalu memberikan doa serta semangat sehingga ananda bisa menyelesaikan study. Ananda akan selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk Ibu dan Bapak.
3. Ibu Dra. Sri Wahyuni, M.Kes., selaku Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Biologi dan Ibu Dra. Hj. Siti Zaenab, M.Kes., selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Pendidikan Biologi.
4. Bapak Drs. Nur Widodo, M.Kes. dan Bapak Drs. Samsun Hadi, M.S., selaku Pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu dan penuh kesabaran berkenan membimbing serta mengarahkan dan memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.
5. Semua Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Biologi serta segenap staf karyawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang.
6. Kepala Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran, Mbak Fatmawati, S.Pd dan segenap karyawan yang telah memberikan tempat penelitian dan membantu penulis selama melaksanaan penelitian.
7. Pakdhe, Budhe, Om, Tante, Sepupu dan Keponakan-keponakanku terimakasih selalu bertanya “kapan lulus” (it’s my motivation), doa dan dukungannya.
9. Kepada teman-teman Biologi angkatan 2005 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, aku akan selalu mengenang masa-masa indah saat bersama kalian.... Miss U all....
10.Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Semoga Allah SWT membalas atas segala bantuan dan dukungan yang diberikan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangannya, meskipun demikian penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam mengerjakannya. Segala kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan senang hati. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun orang lain yang memerlukannya.
Malang, 04 Mei 2010 Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
LEMBAR PERSETUJUAN... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
Definisi Operasional... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Tumbuhan Bungur (Lagerstroemia speciosa Pers.)... 9
2.1.1 Taksonomi Tumbuhan Bungur (Lagerstroemia speciosa Pers.) ... 9
2.1.2 Morfologi Tumbuhan Bungur (Lagerstroemia speciosa Pers.)... 10
2.1.3 Nama Lain Tumbuhan Bungur (Lagerstroemia speciosa Pers.) ... 10
2.1.4 Habitat dan Distribusi Tumbuhan Bungur (Lagerstroemia speciosa Pers.)... 10
2.1.6 Kandungan Senyawa Kimia Daun Bungur ... 11
2.2 SejarahPenggunaan Tumbuhan Bungur (Lagerstroemia speciosa Pers.). 13
2.3 Tinjauan Umum Bakteri Staphylococcus aureus... 14
2.3.1 Morfologi Staphylococcus aureus... 14
2.3.2 Taksonomi Staphylococcus aureus... 16
2.3.3 Karakteristik Biakan Staphylococcus aureus... 16
2.3. 4Infeksi Staphylococcus aureus ... 17
2.3. 5 Patologi ... 18
2.3.6 Gejala Klinis ... 20
2.3.7 Pengobatan dan Pencegahan ... 20
2.4 Bahan Antimikroba ... 23
2.4.1 Alkaloid, Saponin, Flavonoid, dan Tanin sebagai Bahan Antimikroba 25 2.4.1.1 Alkaloid ... 25
2.4.1. 2 Saponin... 26
2.4. 1.3 F lavonoid ... 27
2.4.1.4 Tanin ... 27
2.4.2 Mekanisme Kerja Bahan Antimikroba ... 28
2.4.2.1 Penghambatan Sintesis Dinding Sel ... 28
2.4.2.2 Penghambatan Fungsi Membran Sel ... 29
2.4.2.3 Perubahan Molekul Protein... 30
2.4.2.4 Penghambatan Kerja Enzim... 30
2.4.2.5 Penghambatan Sintesis Protein dan Asam Nukleat ... 31
2.4.3 Mekanisme Resistensi terhadap Antimikroba ... 31
2.4. 4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Aktifitas Bahan Antimikroba ... 32
2.4.4.1 Konsentrasi bahan antimikroba ... 32
2.4.4.2 Sifat bahan antimikroba ... 33
2.4.4.3 K ondisi mikroorganisme yang dikenai ... 33
2.4.4.4 Keasaman atau Kebasaan (pH) ... 33
2.4.4.5 Suhu dan Waktu... 34
2.4.4.6 Bahan kimia organik ... 34
2.6 Hipotesis Penelitian... 36
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 37
3.2 Tempa t dan Waktu Penelitian... 37
3.3 Populasi dan Sampel... 37
3.3.1 Populasi Penelitian... 37
3.3.2 Sampel Penelitian... 38
3.3.3 Estimasi Jumlah Pengulangan... 38
3.4 Variabel Penelitian... 38
3.4.1 Variabel bebas... 38
3.4.2 Variabel terikat... 39
3.4.3 Variabel kontrol ... 39
3.4.4 Definisi Operasional Variabel... 39
3.5 Alat dan Bahan... 40
3.6.2.1 Pembuatan medium lempeng NA untuk pengujian... 42
3.6.2.2Pembuatan medium cair untuk pembiakan murni ... 43
3.6.3 Menyiapkan biakan murni ... 43
3.6.3.1 Membiakkan bakteri S.aureus... 43
3.6.3.2Pembuatan Suspensi... 44
3.6.4 Pembuatan Air Rebusan Daun Bungur (Lagerstroemia speciosa Pers.)... 44
3.6.5 Uji Kemampuan Antibakteri... 45
(Lagerstroemia speciosa Pers.)... 48
3.7 Rancangan Penelitian... 49
3.8 Teknik Pengambilan Data ... 49
3.9 Teknik Analisis Data ... 50
3.9.1Uji normalitas... 50
3.9.2Uji homogenitas (Bartlett) ... 52
3.9.3Uji Anava Satu Faktor... 53
3.9.4Uji Duncan’s ... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian... 57
4.1.1 Data Hasil Pengamatan Pengaruh Air Rebusan Daun Bungur terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus... 57
4.2 Analisis Data ... 59
4.3 Pembahasan... 63
4.3.1 Daya Antimikroba Air Rebusan Daun Bungur (Lagerstroemia speciosa Pers.) terhadap Pertumbuhan Staphyilococus aureus... 63
4.3.2 Konsent rsi Air Rebusan Daun Bungur (Lagerstroemia speciosa Pers.) yang Efektif Menghambat Pertumbuhan Staph ylococcus aureus.... 68
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 70
5.2 Saran... 71
DAFTAR PUSTAKA... 72
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Uji normalitas ... 50
Tabel 3.2 Uji homogenitas ... 53
Tabel 3.3 Anava satu arah... 54
Tabel 3.4 Uji Duncan’s ... 55
Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat Air Rebusan Daun Bungur (Lagertroemia speciosa Pres.) terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus. ... 57
Tabel 4.2 Ringkasan Uji Anava Satu Arah ... 60
Tabel 4.3 Ringkasan Analisis Uji Duncan’s taraf 5% ... 61
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tumbuhan Bungur (Lagerstroemia speciosa Pers.) ... 10
Gambar 2.2 Staphylococcus aureus dengan Scan Electron Microscopy ... 15
Gambar 3.1 Pengisian aquades ke dalam tabung reaksi ... 46
Gambar 3.2 Pembuatan konsentrasi 100% dan 50%... 47
Gambar 3.3 Pembuatan konsentrasi 50% dan 25% ... 47
Gambar 3.4 Konsentrasi akhir yang sudah ditentukan... 48
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabel Data Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambat Air Rebusan Daun Bungur (Lagerstroemia speciosa. Pers) terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus
secara In Vitro... 76
Lampiran 2 Tabel Ringkasan Uji Normalitas... 77
Lampiran 3 Tabel Ringkasan Uji Homogenitas ... 79
Lampiran 4 Langkah – langkah Uji Analisis Varian Satu Arah Air Rebusan Daun Bungur (Lagerstroema speciosa. P ers) 84 Lampiran 5 Menghitung Uji Duncan’s... 86
Lampiran 6 Nilai tabel uji normalitas liliefors ... 88
Lampiran 7 Tabel Distribusi Normal Kumulatif (Z)... 89
Lampiran 8 Nilai Tabel Uji Chi-Square untuk Uji Homogenitas (bartlett) 91 Lampiran 9 Nilai Tabel Uji Anava ... 92
Lampiran 10 Nilai Tabel Uji Duncan’s ... 93
Lampiran 11 Foto Hasil Penelitian Uji Pendahuluan ... 95
Lampiran 12 Foto Hasil Penelitian Sesungguhnya ... 96
Lampiran 13 Alat-alat penelitia n ... 98
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2003. Lagerstroemia loudonii T.&B., (0nline)
(http://bebas.ulsm.org/v12/artikel/ttg tanaman obat/depkes/buku3/3-062.pdf). Akses 28/01/2010
Anonymous, 2004. Lgerstroemia speciosa Pers., (Online)
(http://iptek.apji.or.id/artikel/ttg_tanaman_obat/depkes/buku1/1-166.pdf). Akses 28/01/2010
Anonymous, 2000. Zat Antibakterial. http://skripsi.blongsome. Akses 24/08/2009 Anonymous, 2001. Staphylococcus.
(http://pkuweb.ukm.my/-danial/staphylococcus.html). Akses 24/08/2009 Astiti, R. I. A. 2005. Uji Hipoglikemik Dan Bungur (Lag erstroemia speciosa)
Terhadap Kadar Glukosa Darah Kelinci. (Online ),
(http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/j-kim-vol2-no2-astiti%20asih.pdf). Diakses tanggal 18 Januari 2010.
Dalimartha, Setiawan.2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta : Trubus Agriwidya.
Darkuni, M. Noviar. 1997. Daya Antiseptik Bahan Antimikroba dan Prinsip
Pengujiannya. Malang : FPMIPA IKIP Malang.
Dwidjoseputro. 1978. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.
Harborne, J. B. 1987. Metode Fitokimia. Terjemahan oleh Kokasih Padmawinata dan Iwang Soediro. 1987. Bandung : ITB.
Jawetz, Melnick & Adlberg. 1996. Mikrobiologi Kedokteran Edisi 20. Terjemahan oleh Edi Mudihardi, dkk. 2001. Jakarta : Salemba Merdeka. Lidowati, Lucie, dkk. 1995. Penelitian Tanaman Obat Dibeberapa Perguruan
Tinggi Di Indonesia. (Online),
Lukito, H. 1998. Rancangan Percobaan Suatu Pengantar. IKIP: Malang. Pelczar, M. J. dan Chan, E. C. S. Tanpa tahun. Dasar-dasar Mikobiologi 2.
Terjemahan oleh Ratna Sri Hadi Oetomo, dkk.1988. Jakarta : UI Press. Pudjaatmaka, H. A. dkk. 1993. Kamus Kimia Pangan. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Pudjaatmaka, H. A. dan Qodratillah, M. T. 1999. Kamus Kimia. Jakarta : Balai Pustaka.
Robinson, Trevor. 1991. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Terjemahan oleh Kosasih Padmawinata. 1995. Bandung : ITB.
Rubi. 2005. Bungur Gusur Kolesterol, Triglesirida, dan Gula Darah, (Online), (http://cybermed.cbn.net.id/detilhit.asp?kategori=natural&newsno=105-60k. Diakses tanggal 4 September 2009).
Setiabudy Rianto, Kunardi L. 2005. Antimikroba Lain Dalam Farmokologi Dan
Terapi. Jakarta : FK Universitas Indonesia.
Setiawan, Adi. 2008 : Senyawa Golongan Flavonoid Pada Ekstrak Butanol
Kulit Batang Bungur (Lagerstroemia speciosa. Pers).(Online),
http://www.akademik.unsri.ac.id/download/journal/files/udejournal/j-kim-vol2-no2-astiti%20asih.pdf. Diakses tanggal 27 Desember 2009. Smith, Alice Lorrain. 1986. Microbiology and Pathology. New York : The CV
Musby Company.
Steenis, Dr.C.G.G.J Van. 1975. Flora. Jakarta : PT Pradnya Paramita Sudjana, DR, PROF. 1996. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.
Sujana, Arman, Drs. 2007. Kamus Lengkap Biologi. Jakarta : Mega Aksara. Sumastuti, R dan Sonlimar, M. 2002. Efek Sitotoksik Ekstrak Buah dan Daun
Tarigan, Jeneng. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta : Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyrk Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Tim Khasiko. 2002. Kamus Lengkap Biologi. Penerbit KHASIKO Surabaya: Surabaya.
Todar, 2002. Stphylococcus, Unversity of Wisconsnsin-Madison Depatment of Bacteriology. (http://www.bact.wise.edu. Diakses tanggal 1 Maret 2010 Trisnawati, Yenni. 2004. Ekstrak Perekat Lebah (Propolis) dan Potensinya
Sebagai Antimikroba. Skripsi tidak diterbitkan. Malang : Program Studi
Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang.
Volk, W. A. Dan Wheeler, M. F. 1984. Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi kelima. Terjemahan oleh Markham. 1988. Jakarta : Erlangga.
Wijayakusuma, 1992. Tanaman Berkhasiat Obat Di Indonesia. Jakarta : Pustaka kartini.
Winarno, F. G. 1988. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT. Gramedia. Winarsih, Sri. 2003. Bakteriologi Medik. Malang : FK Universitas Brawijaya. Winarsunu, Tulus, Drs. 1996. Statistik Teori Dan Aplikasinya Dalam Penelitian.
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Kemajuan teknologi disegala bidang merupakan suatu peningkatan kesejahteraan masyarakat. Diantara sekian banyak kemajuan teknologi tersebut salah satunya adalah kemajuan dibidang farmasi, terbukti dari banyaknya jenis obat-obatan yang dihasilkan untuk mencegah ataupun menyembuhkan suatu penyakit. Meskipun demikian, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ternyata tidak begitu saja mampu menghilangkan pengobatan tradisional yang dewasa ini juga sama berkembang.
Seiring dengan berkembangnya penggunaan tumbuhan obat dalam kesehatan dengan semboyan back to nature, keingintahuan masyarakat terhadap khasiat dan manfaat tumbuhan obat pun semakin berkembang. Kelebihan penggunaan tumbuhan obat dibandingkan dengan pemakaian ba han kimia adalah tidak adanya efek samping yang berlebihan seperti timbulnya resistensi suatu penyakit akibat penggunaan obat kimia tertentu.
2
Bungur (Lagerstroemia speciosa Pers.) adalah jenis tanaman tahunan dengan tinggi lebih dari 20 m yang dapat tumbuh di tanah gersang maupun tanah subur pada ketinggian di bawah 300 mdpl sampai ketinggian 800 mdpl (Steenis, 1975). Keberadaan potensi obat pada suatu tanaman selalu berkaitan erat dengan senyawa-senyawa yang dikandungnya, begitu juga dengan tanaman bungur.
Bagian tanaman bungur menurut (Rubi, 2005) yang biasa digunakan masyarakat sebagai obat adalah biji untuk obat hipertensi dan eksim, daun sebagai obat hipertensi, diabetes mellitus dan kencing batu serta kulit kayunya untuk mengobati penyakit diare, disentri dan kencing nanah. Selain itu juga disebutkan bahwa daun bungur dapat digunakan untuk mengobati penyakit bisul (Anonim, 2003). Penyakit ini merupakan sala h satu penyakit pada kulit yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus melalui infeksi pada luka. Adapun pemanfaatan daun bungur sebagai obat ini lebih banyak ditemukan untuk mengobati penyakit diabetes mellitus.
3
sabun dan sebagaimana diketahui sabun merupakan salah satu bahan antimikroba maka saponin juga mempunyai sifa t antimikroba. Flavonoid dan tanin merupakan senyawa kimia dalam ke lompok fenol (Harborne, 1987; Robinson, 1995). Menurut Darkuni (1997) fenol merupakan senyawa antiseptis dan termasuk salah satu bahan yang bersifat antimikroba. Sebagai bahan antimikroba, fenol dan turunannya bekerja terutama dengan cara mendenaturasi protein sel dan merusak membran sel sehingga mengakibatkan pertumbuhan suatu sel terganggu (Pelc zar dan Chan, 1988). Flavonoid dan tanin merupakan turunan senyawa fenol maka keduanya pun bersifat antimikroba. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa senyawa-senyawa dalam daun bungur tersebut, alka loid, saponin, flavonoid dan tanin bersifat antimikroba. Untuk membuktikan ada tidaknya daya antimikroba pada daun bungur tersebut maka perlu diadakan pengujian. Dalam pengujian ini diperlukan mikroorganisme yang representatif yang disebut dengan mikroorganisme uji.
Bakteri yang dijadikan sebagai organisme uji menurut Darkuni (1997) harus mempunyai kriteria tertentu diantaranya adalah tidak me ngalami perubahan apapun, resisten terhadap bahan antimikroba, dan mempunyai kelebihan tertentu dibanding dengan bakteri lain sehingga dapat mewakili beberapa bakteri lain. Pengujian daya antimikroba daun bungur ini menggunakan bakteri Staphylococcus aureus karena sifat resistensinya yang tinggi. Meskipun
4
terhadap pengaruh zat kimia maupun pengaruh suhu dibanding dengan bakteri lain.
Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa infus daun bungur dengan konsentrasi 10% dan 20% dapat menurunkan kadar glukosa darah kelinci, hal ini menunjukkan bahwa daun bungur dapat mengendalikan penyakit diabetes mellitus, awal gejala dari penyakit ini adalah timbulnya bisul atau benjolan terasa gatal-gatal yang berisi nanah dan itu disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus. (Putu Pramitasari, 1992). Penelitian lain yang dilakukan oleh Heriyanto (1992), didapatkan juga bahwa ekstrak kulit batang bungur menunjukkan adanya daya antibakteri terhadap Escherichia coli dan Shigella sonnei.
Berdasarkan pada penelitian terdahulu yang telah diuraikan di atas menunjukkan bahwa bagian-bagian tertentu dari tanaman bungur mempunyai banyak manfaat, salah satunya adalah daun bungur yang bermanfaat sebagai antiba kteri atau antimikroba. Oleh karena itu peneliti ingin mengadakan penelitian tentang “Uji Daya Antimikroba Air Rebusan Daun Bungur (Lagerstroemia speciosa Pers.) terhadap Pertumbuhan Bakteri
Staphylococcus aureussecara In Vitro“ .
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang masalah tersebut maka rumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :
5
2. Adakah pengaruh perbedaan konsentrasi air rebusan daun bungur (Lagerstroemia speciosa Pers.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus?
3. Pada konsentrasi berapakah air rebusan daun bungur (Lagerstroemia speciosa Pers.) menunjukkan daya antimikroba paling efektif terhadap per tumbuhan bakteri Staphylococcus aureus?
1.3Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Untuk mengetahui pengaruh air rebusan daun bungur (Lagerstroemia speciosa Pers.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
2 Untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi air rebusan daun bungur (Lagerstroemia speciosa Pers.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
3 Untuk mengetahui konsentrasi paling efektif air rebusan daun bungur (Lagerstroemia speciosa Pers.) yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara teoritis
6
kedokteran serta memberikan informasi ilmiah mengenai kegunaan daun bungur (Lagerstroemia speciosa Pers.).
2. Secara praktis
Peneliti ingin memberikan informasi kepada masyarakat bahwa air rebusan daun bungur dapat dimanfaatkan sebagai bakterisida alternatif untuk mengatasi masalah yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus. 3. Dapat digunakan sebagai dasar penelitian lebih lanjut khususnya mengenai
daya antimikroba bagian-bagian tanaman lainnya yang berasal dari tanaman bungur.
1.5 Batasan Penelitian
Batasan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Air rebusan daun bungur diperoleh dari daun tanaman bungur yang tua yaitu daun yang ter letak pada pangkal tangkai daun dan diambil dari satu pohon. 2. Konsentrasi air rebusan daun bungur yang dipakai adalah konsentrasi 0,78%;
1,56%; 3,125%; 6,25%; 12,5%; 25%; 50% dan 100% (berdasarkan uji pendahuluan , disamping itu penelitian ini merupakan penelitian dasar dalam pengujian daya antimikroba)
3. Pengamatan dilakukan setelah bakteri diinkubasi selama 1 x 24 jam pada suhu 37°C.
7
5. Dalam penelitian ini tidak dipelajari efek samping, reaksi-reaksi kimia dan perubahan fisiologis yang disebabkan oleh air rebusan daun bungur dalam menghambat Staphylococcus aureus.
1.6 Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Air rebusan daun bungur adalah air hasil dari rebusan daun bungur segar yang diperoleh dengan cara merebusnya sampai me ndidih selama 15 menit dengan maksud senyawa-senyawa yang ada di dalam daun ikut terlarut, kemudian menyaringnya dengan kertas saring steril.
2. Staphylococcus aureus adalah merupakan organisme yang biasanya terdapat dibagian tubuh manusia termasuk hidung, tenggorokan, kulit yang berwarna kuning emas yang berkelompok membentuk untaian se perti buah anggur (Todar, 2002).
3. Konsentrasi adalah banyaknya zat yang terlarut dibandingkan dengan jumlah pelarut (Ganiswara, 2001).
4. Antimikroba adalah zat yang terdapat dalam tanaman dan mempunyai kemampuan untuk membunuh bakteri.
8
yang disebut dengan ja ngka sorong, dengan pengukuran awal dari tepi daerah daya hambat hingga tepi daya hambat yang terpanjang lainnya, sedangkan satuan pengukurannya digunakan mm.