• Tidak ada hasil yang ditemukan

TANGGUNG JAWAB BANK TERHADAP NASABAH PENGGUNA ATM YANG KEHILANGAN DANA SIMPANANNYA (STUDI PADA BANK BUKOPIN)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TANGGUNG JAWAB BANK TERHADAP NASABAH PENGGUNA ATM YANG KEHILANGAN DANA SIMPANANNYA (STUDI PADA BANK BUKOPIN)"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

TANGGUNG JAWAB BANK TERHADAP NASABAH PENGGUNA ATM YANG KEHILANGAN DANA SIMPANANNYA

(STUDI PADA BANK BUKOPIN)

Oleh : Ferinda Eka Adlina

Anjungan Tunai Mandiri (ATM) merupakan salah satu bentuk dari kemajuan teknologi dalam perbankan, berupa sebuah alat atau media elektronik yang menyediakan sebuah layanan kepada nasabah penyimpan dana dalam bentuk tabungan dan mengizinkannya untuk melakukan transaksi-transaksi pembayaran, mengambil uang atau mengecek saldo simpanan. Namun dengan adanya kemajuan terknologi ini menimbulkan berbagai masalah yang merugikan nasabah bank, yaitu hilangnya dana simpanan nasabah pengguna ATM. Hilangnya dana simpanan milik nasabah pengguna ATM dapat terjadi akibat kesalahan dari pihak bank dan kesalahan dari pihak nasabah. Rumusan masalah dalam penelitian ini yang pertama adalah bagaimana hak dan kewajiban nasabah penyimpan dana. Kedua, bagaimana tanggung jawab bank terhadap nasabah pengguna ATM yang kehilangan dana simpanannya.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif-terapan, dengan tipe penelitian deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh langsung dari hasil wawancara dengan narasumber, dan data skunder yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan studi pustaka, studi dokumen, dan studi catatan hukum. Pengolahan data dilakukan dengan cara seleksi data, pemeriksaan data, klasifikasi data, dan penyusunan data. Data-data yang diperoleh kemudian di analisis dengan menggunakan cara analisis kualitatif.

(2)

Ferinda Eka Adlina

akibat dari kelalaian pihak nasabah pengguna ATM yaitu memberikan pin ATM kepada orang lain, maka bank tidak mengganti kerugian tersebut.

(3)

TANGGUNG JAWAB BANK TERHADAP NASABAH PENGGUNA ATM YANG KEHILANGAN DANA SIMPANANNYA

( Studi Pada Bank Bukopin )

Oleh

FERINDA EKA ADLINA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA HUKUM

Pada

Bagian Hukum Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap penulis adalah Ferinda Eka Adlina. Penulis dilahirkan di Tanjung Karang, Bandar Lampung pada tanggal 02 Februari 1994, Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Darmanto dan Ibu Riana Turikasari.

Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) Pertiwi Bandar Lampung pada tahun 1999, Sekolah Dasar Negeri 2 Rawa Laut Tanjung Karang Bandar Lampung pada tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) I Tanjung Karang Bandar Lampung pada tahun 2008, kemudian dilanjutkan Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 10 Tanjung Karang Bandar Lampung tahun 2011.

(7)

PERSEMBAHAN

ِمْيِحَرلا ِنَم ْحَرلا ِ هّ ِمْسِب

Semua yang telah kucapai ini adalah atas berkah dan rahmat ALLAH SWT dan junjungan besar Nabi Muhammad SAW dan hasil kerja keras ku selama ini.

Kupersembahkan Karya ku ini Kepada :

Mama dan Papa tercinta, yang selalu mencurahkan kasih sayang dan tidak henti-hentinya mendoakan keberhasilan ku dalam setiap sujudnya.

Adikku dan keluarga besarku yang selalu memberikan dukungan dan doa kepadaku.

(8)

MOTO

“ Kekuatan atau Kekuasaan yang besar menciptakan tanggung jawab yang besar pula ”

( Stan Lee )

“ Setiap amanah memiliki tanggung jawab. Dan tanggung jawab merupakan tanda untuk bisa menanggung amanah yang lebih besar ”

( Unknown )

“ Belajarlah mengambil tanggung jawab, dan bertanggung jawablah atas segala kesalahan ”

(9)

SANWACANA

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT

karena atas Rahmat dan Hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Tanggung Jawab Bank Terhadap Nasabah Pengguna ATM Yang Kehilangan Simpanannya (Studi Pada Bank Bukopin)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Lampung.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini, untuk itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan untuk pengembangan dan kesempurnaan skripsi ini.

Pada penulisan ini skripsi ini penulis mendapatkan bimbingan, arahan serta dukungan dari berbagai pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan baik. Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya terhadap :

1. Bapak Prof. Dr. Heryandi, S.H., M.S., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Lampung.

(10)

3. Ibu Ratna Syamsiar, S.H., M.H., selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan masukan sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

4. Ibu Yennie Agustin MR, S.H., M.H., selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu, memberikan bimbingan, dan masukan sehingga Penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Hamzah, S.H., M.H., selaku Dosen Pembahas I yang telah memberikan kritik dan saran serta masukan dalam penulisan skripsi ini. 6. Ibu Yulia Kusuma Wardani, S.H., L.LM., selaku Dosen Pembahas II yang

telah memberikan kritik dan saran serta masukan dalam penulisan skripsi ini

7. Bapak Ahmad Sofyan, S.H.,M.H., selaku Pembimbing Akademik yang telah membimbing penulis selama ini dalam perkuliahan.

8. Seluruh Dosen Pengajar, Staf dan Karyawan di Fakultas Hukum Universitas Lampung yang penuh dedikasi dalam memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis, serta segala bantuan yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan studi.

9. Papa dan mama tercinta, Darmanto dan Riana Turikasari yang selalu memberikan doa, kesetiaan dan kesabaran yang tiada henti, terima kasih atas cinta dan kasih sayang serta perhatiannya selama ini, semoga kelak dapat membahagiakan serta membanggakan papa dan mama.

(11)

dan mama.

11. Teman-teman seperjuangan Gilang Fardes Pratama, Kurniawan Manulang, Egi Yuzario, Fannyza Fitri Faisal, Ivan Savero, Miranti Dwi Saputri, Fitri Ratna Wulan, Bayu Teguh, terima kasih atas segala bantuan, kebersamaan, dan semangatnya.

12. Teman-teman seperjuangan dalam proses perkuliahan dari semester awal sampai akhir Sefti Octaviani, Tiara Ade Prastika, Tri Aktariani, Rizki Oktavia, Ridho Aulia Husein, Sindu Purnomo, Tara Sabily Tommy Hidayat, Novri Dimas, Dian Rama Nuari, dan Reza Wahyu Saputra terimakasih telah menjadi sahabat yang sangat kompak dan kebersamaannya selama di kampus.

13. Seluruh teman-teman Hukum Perdata 2011 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan kerjasamanya.

14. Seluruh teman-teman Fakultas Hukum Universitas Lampung 2011 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

15. Sahabat-sahabat terbaikku Erwinda, Erika Dian Puspita, Qonita Afriyani, Putri Anny Murti. Terimakasih atas kebersamaannya selama ini, dan juga kasih sayang, semangat dan perhatian yang telah diberikan.

(12)

17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, terima kasih atas semua bantuan dan dukungannya.

Akhir kata, atas bantuan, dukungan serta doa dan semangat dari kalian penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Tak ada manusia yang sempurna, karena kesempurnaan hanya milik Allah.SWT, begitu juga penulis yang hanya mampu mengucapkan mohon maaf apabila ada yang salah dalam penulisan skripsi ini dengan harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan keilmuwan pada umumnya dan ilmu hukum khususnya hukum perdata.

Bandar Lampung, April 2015 Penulis

(13)

DAFTAR ISI

3. Prinsip-prinsip Tanggung Jawab... 27

4. Tanggung Jawab Bank ... 28

5. Bank Bukopin ... 30

(14)

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Tipe Penelitian ... 34

B. Pendekatan Masalah... 35

C. Data dan Sumber Data ... 36

D. Metode Pengumpulan Data ... 37

E. Metode Pengolahan Data ... 38

F. Analisis Data ... 39

IV. PEMBAHASAN A. Hak dan Kewajiban Nasabah Penyimpan Dana 1. Perjanjian Penyimpanan Dana ... 41

2. Hubungan Hukum antara Nasabah dan Bank ... 43

B. Tanggung Jawab Bank Terhadap Nasabah Pengguna ATM Yang Kehilangan Dana Simpanannya 1. Dana Simpanan Nasabah Bank Dalam Bentuk Tabungan ... 51

2. Tanggung Jawab dan Ganti Kerugian ... 54

V. KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 63

(15)

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Semakin pesatnya perkembangan bidang pengetahuan dan teknologi, di era yang modern ini membuat bank semakin berperan penting dalam kehidupan masyarakat, yaitu menjaga keseimbangan dan juga kemajuan dalam bidang perekonomian. Kebutuhan masyarakat yang tinggi terhadap sektor masyarakat dimanfaatkan dengan baik oleh pelaku usaha bisnis perbankan yang khususnya ada di Indonesia. Misalnya dengan memberikan berbagai macam akses yang memudahkan bagi masyarakat dan/atau dikenal dalam dunia perbankan sebagai nasabah. Layanan tersebut berbagai macam jenisnya seperti misalnya jaringan ATM yang luas, layanan Internet Banking, SMS Banking, dan layanan pembayaran lainnya yang ditujukan untuk kemudahan transaksi nasabah dimanapun dan kapanpun mereka berada.

(16)

2

dana di bank bersangkutan. Dalam Pasal 37 b ayat (1) Undang-Undang Perbankan juga ditentukan bahwa bank menjamin simpanan nasabah, artinya bank harus bertanggung jawab bila terjadi kerugian tertentu terhadap simpanan nasabahnya. Sementara itu, untuk hubungan yang lebih khusus seperti bentuk pertanggungjawaban nya diatur lebih lanjut dalam klausula perjanjan yang dibuat oleh nasabah dan pihak bank saat awal mengikatkan diri di bank yang bersangkutan.

Bank menjadi inti sari dari sistem keuangan setiap Negara, karena merupakan salah satu motor penggerak pembangunan seluruh bangsa, dan dapat menunjang pelaksanaan pembangunan nasoional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat. Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi perusahaan, lembaga pemerintah, swasta maupun perorangan menyimpan dananya, melalui kegiatan usaha perbankan.1

Bank menghimpun dana masyarakat melalui berbagai kegiatan usaha bank, yang kemudian dana tersebut disalurkan bank kepada masyarakat guna untuk berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat yang biasa disebut kredit bank. Kredit yang disalurkan oleh bank berupa : kredit usaha, kredit konsumsi, dan kredit serba guna. Hal ini dilakukan untuk membantu masyarakat yang mengalami kekurangan dana serta untuk mensejahterakan masyarakat melalui kegiatan usaha tersebut.

Antara bank dengan masyarakat yang menjadi nasabah bank terdapat hubungan hukum. Hubungan nasabah dengan bank adalah hubungan hukum karena adanya

1

(17)

perjanjian antara kedua belah pihak. Menurut Mariam Darus Badrulzaman, hubungan hukum adalah hubungan yang terhadapnya hukum melekatkan hak pada salah satu pihak dan melekatkan kewajiban pada pihak lainnya. Jika salah satu pihak tidak mengindahkan atau melanggar hubungan tadi maka hukum dapat memaksakan agar hubungan hukum tadi dipenuhi atau dipulihkan kembali.2

Hubungan hukum antara nasabah dan bank terjadi setelah kedua belah pihak menandatangani suatu perjanjian, dalam hal ini perjanjian pembukaan rekening tabungan. Dengan demikian, dapat diketahui hubungan antar bank dengan nasabah berdasarkan perjanjian. Arti perjanjian di sini adalah suatu peristiwa antara dua pihak yang sepakat untuk melaksanakan sesuatu yang menimbulkan hak dan kewajiban bagi kedua pihak tersebut. Perjanjian itu berbentuk suatu rangkaian perkataan yang mengandung janji atau kesanggupan yang diucapkan atau ditulis. Dengan adanya perjanjian ini maka nasabah menyetujui untuk memenuhi syarat dan ketentuan yang ditentukan oleh pihak bank. Selain itu nasabah dan bank harus memenuhi hak dan kewajibannya berdasarkan perjanjian tersebut.

Dengan adanya perjanjian tersebut, maka nasabah percaya terhadap bank untuk menyimpann dananya pada bank dalam bentuk tabungan. Kepercayaan nasabah terhadap bank memiliki beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap bank, yaitu antara lain pelayanan pada bank, fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh bank, serta tingkat kesehatan bank. Bank dituntut untuk dapat bekerja secara profesional serta dibina dan diawasi secara

2

(18)

4

terus–menerus agar dapat berfungsi dengan efisien, sehat, wajar, mampu bersaing dan dapat melindungi dana yang disimpan oleh nasabah dengan baik.

Menghimpun dana, merupakan salah satu kegiatan pokok bank, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Simpanan merupakan dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. Salah satu bentuk simpanan masyarakat yaitu simpanan dalam bentuk tabungan. Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau lainnya yang dipersamakan dengan itu. Selain itu simpanan dapat juga berbentuk giro, deposito,dan sertifikat deposito.

Bank berkedudukan sebagai penerima simpanan dan nasabah penyimpan sebagai pemberi simpanan. Masyarakat penyimpanan dana menyerahkan penguasaan hak milik atas dananya kepada bank. Jumlah dana yang dapat dihimpun oleh suatu bank merupakan pencerminan dari meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap bank. Simpanan nasabah penyimpan merupakan sumber dana bagi bank. Bank yang berfungsi sebagai penghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, sudah sepatutnya bank menjaga serta melindungi dana simpanan nasabah penyimpan dana dan bertanggung jawab sesuai pengaturan perundang-undangan yang berlaku untuk melindungi kepentingan nasabahnya. Hal ini diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/7/PBI/2005 Tanggal 20 Januari 2005 tentang Penyelesaian Pengaduan Nasabah.

(19)

menyediakan sebuah layanan kepada nasabah-nasabah penyimpan dana dalam bentuk tabungan dan mengizinkannya untuk melakukan transaksi-transaksi pembayaran, mengambil uang atau mengecek saldo simpanan. Dengan adanya ATM dapat memudahkan nasabah penyimpan dana dalam bentuk tabungan, untuk melakukan berbagai transaksi. Namun dengan adanya kemajuan terknologi ini menimbulkan berbagai masalah yang merugikan nasabah bank, yaitu hilangnya dana simpanan nasabah pengguna ATM.

Hilangnya dana simpanan nasabah pengguna ATM dapat terjadi akibat dari kelalaian oleh pihak nasabah, yaitu pihak nasabah tersebut memberitahukan pin ATM dan memberikan kartu ATM milik nasabah kepada orang lain untuk melakukan transaksi penarikan melalui ATM. Selain itu hilangnya dana simpanan nasabah pengguna ATM juga dapat terjadi akibat dari adanya kesalahan sistem pada bank, contohnya pada saat nasabah hendak melakukan transaksi penarikan dana simpanan melalui ATM, namun saat itu terjadi kesalahan sistem yang menyebabkan sejumlah dana simpanan yang hendak di tarik oleh nasabah, tidak keluar dari mesin ATM, tetapi transaksi tersebut tercatat oleh sistem pada mesin ATM, sehingga sejumlah dana simpanan yang hendak di tarik oleh nasabah tersebut berkurang dari tabungan nasabah.

(20)

6

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hak dan kewajiban nasabah penyimpan dana serta tanggung jawab bank terhadap nasabah pengguna ATM apabila mengalami kerugian berupa hilangnya dana simpanan miliknya.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini dalam bentuk skripsi yang berjudul : “Tanggung Jawab Bank Terhadap Nasabah Pengguna ATM Yang Kehilangan Dana Simpanannya (Studi Pada Bank Bukopin)

B.Rumusan Masalah Dan Ruang Lingkup

1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan diatas, yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini antara lain.

a. Bagaimana hak dan kewajiban nasabah penyimpan dana ?

b. Bagaimana tanggung jawab bank terhadap nasabah pengguna ATM yang kehilangan dana simpanannya ?

2. Ruang Lingkup

(21)

Undang-Undang, peraturan-peraturan, teori-teori yang berhubungan dengan masalah terkait. Ruang Lingkup lokasi penelitian di Bank Bukopin.

C.Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hal-hal sebagai berikut:

a. Hak-hak dan kewajiban nasabah penyimpan dana

b. Tanggung jawab bank terhadap nasabah pengguna ATM yang kehilangan dana simpanannya.

2. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini memiliki dua kegunaan, yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis, yaitu:

a. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan bagi penulis, serta agar dapat digunakan sebagai bahan kajian mahasiswa fakultas hukum dalam mengembangkan memperluas ilmu pengetahuan dalam bidang hukum perbankan pada khususnya.

b. Kegunaan Praktis

(22)

8

(23)

II.TINJAUAN PUSTAKA

A.Tinjauan Umum Perbankan

1. Dasar-dasar Hukum Perbankan

Secara umum hukum perbankan merupakan hukum yang mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan perbankan. Menurut Muhammad Djumhana, hukum perbankan adalah sebagai kumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan lembaga keuangan bank meliputi aspek, dilihat dari segi esensi, dan eksistensinya. Secara sederhana hukum perbankan adalah hukum positif yang mengatur segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses pelaksanaan kegiatan usaha bank.

(24)

.10

secara umum, diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.

2. Asas-Asas Perbankan

Asas-asas dalam perbankan antara lain, yaitu:1

a. Asas Demokrasi Ekonomi

Di dalam Pasal 2 Undang-Undang Perbankan dikataka bahwa perbankan indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Ini berarti, fungsi dan usahanya perbankan diarahkan untuk melaksanakan prinsip-prinsip yang terkandung dalam demokrasi ekonomi yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

b. Asas kepercayaan

Asas kepercayaan adalah suatu asas yang menyatakan bahwa usaha bank dilandasi oleh hubungan kepercayaan antara bank dengan nasabahnya. Bank terutama bekerja dengan dana dari masyarakat yang menyimpan padanya atas asas kepercayaan, sehingga setiap bank perlu mejaga kesehatan dengan tetap memelihara dan mempertahankan kepercayaan masyarakat padanya. Kemauan masyarakat untuk menyimpan sebagian uangnya dibank, semata-mata dilandasi oleh kepercayaan bahwa uangnya akan dapat diperoleh kembali pada waktu yang diinginkan atau sesuai dengan yang diperjanjikan dan disertai dengan imbalan. Apabila kepercayaan nasabah peyimpan dana terhadap sesuatu bank telah

1

(25)

berkurang, tidak tertutup kemungkinan akan terjadi rush terhadap dana simpanannya.

c. Asas kerahasian bank

Asas kerahasian adalah asas yang mengharuskan dan mewajibkan bank merahasiakan segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan dan lain-lain dari nasabah bank yang menurut kelaziman dunia perbankan wajib dirahasiakan. Kerahasiaan ini adalah unruk kepentingan sendiri, karena bank memerlukan kepercayaan uangnya pada bank atau memanfaatkan jasa bank apabila bank menjamin bahwa tidak akan ada peyalahgunaan pengetahuan bank tentang simpanannya. Dalam Undang-Undang Perbankan rahasia bank meliputi kedaan keuangan nasabah penyimpan dana dan nasabah debitur, seiring dengan perkembangannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 mengalami perubahan dan penambahan dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 sehingga membatasi rahasia bank hanya tentang identitas nasabah bank dan penyimpan dana saja. Dengan demikian bank harus memegang teguh rahasia bank. Rahasia bank tidak dapat dibuka tanpa proses yang sesuai dengan Undang-Undang Perbankan.

d. Asas kehati-hatian

(26)

.12

perbankan tetap tinggi, sehingga ,masyarakat bersedia dan tidak ragu-ragu menyimpan dana dibank serta kepentingan nasabah terlindungi.

3. Pengertian Bank

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.2 Beberapa pengertian bank telah dikemukakan oleh para ahli maupun menurut ketentuan undang-undang, antara lain:

1. Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan Pasal 1 butir 2, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

2. G. M. Verryn Stuart di dalam bukunya Bank Politik mengatakan bahwa bank adalah suatu badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat-alat pembayaran sendiri, dengan uang yang diperolehnya dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar uang berupa uang giral.3

3. O.P. Simonangkir megemukakan bahwa, bank merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang bertujuan untuk memberikan kredit dan jasa-jasa. Adapun pemberian kredit itu dilakukan baik dengan modal sendiri atau

2

Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Perbankan

3

(27)

dengan dana-dana yang dipercaya oleh pihak ketiga maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat pembayaran baru berupa uang giral.

4. Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok Perbankan yang memberikan pengertian Bank sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.

5. Menurut. H. Malayu S.p Hasibuan : “Bank adalah lembaga keuangan berarti Bank adalah badan usaha yang kekayaan terutama dalam bentuk asset keuangan (Financial Assets) serta bermotivasi profit dan juga sosial, jadi bukan

mencari keuntungan saja.”

Berdasarkan pengertian diatas, jelas bahwa suatu bank haruslah didirikan dalam bentuk badan hukum dan tidak boleh berbentuk usaha perorangan. Hal ini terlihat jelas dalam ketentuan Pasal 21 Undang-Undang Perbankan yang menentukan bentuk hukum bank, yaitu perusahaan persero, perusahaan daerah, koperasi, dan perseroan terbatas. Bank dalam menjalankan aktivitasnya harus selalu mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai tentang perbankan. Pasal 5 ayat 1 Undang-Undang Perbankan yang membagi bank dalam dua jenis yaitu, Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.4 Bentuk hukum Bank Umum dapat berupa Perseroan Terbatas, Koperasi, dan Perusahaan Daerah.5

4

Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Perbankan

5

(28)

.14

4. Fungsi dan Tujuan Bank

Fungsi dan tujuan bank dalam kehidupan ekonomi nasional bangsa Indonesia, yaitu :

a. Bank berfungsi sebagai “Financial Intermediary” dengan kegiatan usaha pokok menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat atau pemindahan dana masyarakat dari unit surplus kepada unit defisit atau pemindahan uang dari penabung kepada peminjam. Penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat tersebut bertujuan menunjang sebagian tugas penyelenggaraan Negara

b. Bank bertujuan menunjang pelaksanaan pembagunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.6

5. Kegiatan Usaha Bank

Kegiatan usaha bank meliputi tiga kegiatan, yaitu :

a. Menghimpun dana, merupakan kegiatan pokok bank, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito. Untuk merangsang masyarakat agar giat menabung biasanya diberikan balas jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah.

b. Menyalurkan dana, kegiatan menyalurkan dana berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat yang biasa disebut kredit bank. Kredit yang disalurkan oleh bank berupa : Kredit usaha Kredit Konsumsi Kredit Serba Guna

c. Memberikan jasa bank lainnya, Jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama (Menghimpun dan menyalurkan dana)

6

(29)

Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh bank umum adalah sebagai berikut:7 a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,

deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

b. Memberikan kredit.

c. Menerbitkan surat pengakuan utang.

d. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya.

e. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah.

f. Menempatkan dana pada peminjam atau meminjamkan dana pada bank lain baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan cek atau sarana lainnya.

g. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antarpihak ketiga.

h. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga (safe deposit box).

i. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak; melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek.

j. Membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewjibannya kepada bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya.

7

(30)

.16

k. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah.

l. Menyediakan pembiayaan dan/atau melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah sesuai yang ditetapkan oleh bank indonesia.

6. Hak Dan Kewajiban Bank

Hak-hak bank, antara lain:

a. Mendapatkan provisi terhadap layanan jasa yang diberikan kepada nasabah. b. Menolak pembayaran apabila tidak memenuhi persyaratan yang telah

disepakati bersama.

c. Melelang agunan dalam hal nasabah tidak mampu melunasi kredit yang diberikan kepadanya sesuai dengan akad kredit yang telah ditanda tangani kedua belah pihak.

d. Pemutusan rekening nasabah (klausul ini banyak dalam prakteknya). e. Mendapatkan buku cek, bilyet giro, buku tabungan, kartu kredit dalam hal

terjadi penutupan rekening.

Sedangkan itu bank juga mempunyai kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan, antara lain:

a. Menjamin kerahasiaan identitas nasabah beserta dana yang disimpannya di bank, kecuali ketika peraturan perundang-undangan menentukan lain. b. Membayar bunga simpanan sesuai dengan perjanjian.

c. Menganti kedudukan debitor dalam hal nasabah tidak mampu melaksanakannya kepada pihak ketiga.

(31)

7. ATM (Anjungan Tunai Mandiri)

ATM (bahasa Indonesia: Anjungan Tunai Mandiri atau dalam bahasa Inggris: Automated Teller Machine) adalah sebuah alat elektronik yang mengijinkan

nasabah bank untuk mengambil uang dan mengecek rekening tabungan mereka tanpa perlu dilayani oleh seorang "teller" manusia. ATM merupakan mesin dengan sistem komputer yang diaktifkan dengan kartu magnetik bank yang berkode atau bersandi; melalui mesin tersebut nasabah dapat menabung, mengambil uang tunai, transfer dana antar-rekening, dan transaksi rutin; ATM dipasang secara nasional ataupun internasional sehingga memudahkan nasabah mendapatkan uang tunai dari ATM di negara tempat nasabah berada dengan menggunakan kode atau sandi ATM yang diterbitkan oleh bank yang bensangkutan dan nomor jati diri nasabah. Menggunakan ATM, pelanggan dapat mengakses akun bank mereka untuk membuat penarikan, uang tunai melalui kartu debit, dan memeriksa saldo rekening mereka serta membeli kredit ponsel prabayar. ATM sering ditempatkan di lokasi-lokasi strategis, seperti restoran, pusat perbelanjaan, bandar udara, pasar, dan kantor-kantor bank itu sendiri.

ATM mencakup banyak fungsi yang tidak berkaitan langsung dengan pengelolaan rekening bank sendiri, seperti:

a. Pengakuan deposit mata uang, penerimaan, dan daur ulang b. Membayar tagihan rutin:

1) Utilitas/kebutuhan rumah tangga (televisi kabel, PAM, dsb.) 2) Tagihan telepon

(32)

.18

4) Asuransi 5) Pajak

c. Mencetak rekening koran d. Memperbarui buku tabungan

e. Memuat nilai uang ke Kartu Prabayar f. Membeli:

1) Perangko 2) Tiket undian

3) Tiket transportasi (kereta, pesawat, dsb) 4) Tiket konser

5) Tiket bioskop 6) Pulsa telepon seluler g. Fitur permainan dan promosi h. Pinjaman cepat

i. Donasi ke badan amal

j. Membayar (secara penuh/sebagian) saldo pada kartu kredit terkait dengan akun tertentu saat ini.

k. Mentransfer uang antar rekening terkait, baik dari satu bank maupun dua bank berbeda yang berhubungan satu sama lain/tersedia.

Pemegang Kartu ATM wajib menjaga kerahasiaan PIN (Personal Identification Number) ATM-nya kepada orang lain dan harus menyimpannya dengan hati-hati

(33)

setiap saat. Pemegang Kartu wajib bertanggungjawab penuh atas semua transaksi belanja dan atau penarikan tunai dengan Kartu. Rekening tabungan Pemegang Kartu akan secara otomatis terdebet sejumlah transaksi belanja dan atau penarikan tunai yang sesuai dengan catatan transaksi Bank.8

Selain itu pemegang kartu ATM juga memiliki hak-hak, yaitu Pemegang Kartu ATM berhak menerima catatan atas seluruh transaksi yang telah dilakukan dengan menggunakan Kartu, dan catatan tersebut merupakan bukti yang bersifat final dan mengikat bagi Pemegang Kartu namun demikian tidak menghalangi Bank untuk dari waktu ke waktu melakukan koreksi atas catatan Bank tersebut. Apabila Pemegang Kartu mempersoalkan transaksi tertentu, Pemegang Kartu memahami bahwa Bank dengan pertimbangannya sendiri berhak sepenuhnya baik untuk tidak mengkreditkan ataupun untuk mengkreditkannya kembali terlebih dahulu ke rekening Pemegang Kartu sejumlah dana sesuai dengan transaksi yang dipersoalkan. 9

B.Nasabah Penyimpan Dana

1. Pengertian Nasabah

Menurut Djaslim Saladin dalam bukunya ˝Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran

Bank˝ yang dikutip dari ˝Kamus Perbankan˝ menyatakan bahwa ˝Nasabah adalah

orang atau badan yang mempunyai rekening simpanan atau pinjaman pada bank˝.

Dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/7/PBI/2005 jo Nomor 10/10/PBI/2008 tentang penyelesaian pengaduan nasabah Pasal 1 angka 2 yang dimaksud dengan

8

www.citybank.co.id, diakses pada tanggal 24 Februari 2015.

9

(34)

.20

nasabah adalah Pihak yang menggunakan jasa bank, termasuk pihak yang tidak memiliki rekening namun memanfaatkan jasa bank untuk melakukan transaksi keuangan (walk-in customer). Undang-Undang Perbankan, menjelaskan nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank.

Nasabah dibagi atas 2 yaitu nasabah penyimpan adalah nasabah yang menempatkan dananya di bank dalam bentuk simpaan berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan dan nasabah debitur adalah nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah atau yang dipersamakan dengan nasabah yang bersangkutan.10

2. Nasabah Penyimpan Dana

Nasabah penyimpan merupakan nasabah yang menempatkan dananya di bank dalam bentuk simpaan berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan. Nasabah Penyimpan menempatkan dananya pada bank dalam bentuk simpanan. Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk Giro, Deposito, Sertifikat Deposito, Tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.11

Giro adalah simpanan yang penarikkannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan.12 Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat

10

Lukman Santoso Az, Hak dan Kewajiban Hukum Nasabah Bank,Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2011, hlm 27.

11

Pasal 1 butir 5 Undang-Undang Perbankan

12

(35)

dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.13 Sertifikat Deposito adalah simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti penyimpanannya dapat dipindahtangankan.14 Tabungan adalah simpanan yang penarikkannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau lainnya yang dipersamakan dengan itu.15

Nasabah sebagai penyinpan dana di bank, memiliki hak-hak yang harus diberikan oleh bank. Hak-hak nasabah bank tersebut antara lain:

a. Nasabah berhak mendapatkan perlindungan atas tabungan atau rekening yang disimpan pada suatu bank. berdasarkan Pasal 29 ayat 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen. Berdasarkan prinsip kehati-hatian.

b. Nasabah berhak mendapatkan informasi yang berkaitan denga kemungkinan terjadi resiko kerugian sehubungan dengan transaksi nasabah yang dilakukan melalui bank, berdasarkan Pasal 29 ayat 4.

c. Nasabah berhak mendapatkan ganti kerugian atas dana atau rekening yang hilang atau dicuri dari pihak bank pemegang hak simpanan.

Sedangkan, nasabah juga mempunyai kewajiban sebagai nasabah, antara lain yaitu:

a. Nasabah berkewajiban aktif memberitahukan informasi atas kejanggalan atau kerugian yang dideritanya kepada pihak bank, sehingga dapat diproses lebih lanjut.

13

Pasal 1 butir 7 Undang-Undang Perbankan

14

Pasal 1 butir 8 Undang-Undang Perbankan

15

(36)

.22

b. Nasabah juga berkewajiban memberikan keterangan dalam proses peradilan sebagai saksi apabila terjadi masalah hukum, dalam hal ini adanya kejahatan pencurian rekening dari bank yang bersangkutan.

Karena ada kaitan antara kepentingan nasabah penyimpan dana dan bank, para penyimpan dana perlu mengetahui jumlah simpanannya di bank dari waktu ke waktu. Hal tersebut antara lain dapat diketahui melalui neraca dan perhitungan laba/rugi dari bank tersebut. Kewajiban memenuhi untuk mengumumkan neraca dan perhitungan laba/rugi tahunan tersebut sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Perbankan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Pada hakekatnya Prinsip keterbukaan dalam kegiatan usaha perbankan merupakan salah satu cara untuk memberikan perlindungan kepada nasabah penyimpan dana.16

Dalam dunia perbankan pihak nasabah merupakan unsur yang sangat berperan sekali, mati hidupnya dunia perbankan bersandar kepada kepercayaan dari pihak masyarakat atau nasabah.17 Karena itu pemerintah harus melindungi masyarakat dari tindakan lembaga atau oknum pegawai bank atau pihak ketiga di luar bank yang tidak bertanggung jawab. Besarnya risiko yang dapat terjadi apabila menurunnya kepercayaan masyarakat pada lembaga perbankan, maka perlindungan hukum dalam jasa perbankan perlu mendapatkan perhatian khusus.

Nasabah penyimpan dana merupakan konsumen dari pelayanan jasa perbankan, perlindungan hukum bagi nasabah penyimpan dana merupakan suatu tuntutan yang tidak boleh diabaikan begitu saja. Simpanan nasabah penyimpan merupakan

16

Ratna Syamsiar, Hukum Perbankan, Justice Publisher, Bandar Lampung, 2014, hlm. 75.

17

(37)

sumber dana bagi bank. karena itu, Undang-Undang mengatur agar bank melindungi nasabahnya. Hal ini dilakukan agar nasabah tidak merasa dirugikan akibat dari terjadinya kejahatan perbankan yang semakin marak terjadi.

Berkaitan dengan perlindungan hukum terhadap nasabah bank ini, Marulak Pardede mengemukakan bahwa dalam sistem perbankan Indonesia mengenai perlindungan terhadap nasabah penyimpan dana, dapat melalui 2 cara yaitu:18 a. Perlindungan secara implisit yaitu perlindungan yang dihasikan oleh

pengawasan dan pembinaan bank yang efektif, yang dapat menghidarkan terjadinya kebangkrutan bank. perlindungan ini yang diperoleh melalui:

1) Peraturan perundang-undangan di bidang perbankan

2) Perlindungan yang dihasilkan oleh pengawasan dan pembinaan yang efektif, yang dilakukan oleh indonesia

3) Upaya menjaga kelangsungan usaha bank sebagai sebuah lembaga pada khususnya dan perlindungan terhadap sistem perbankan pada umumnya 4) Memelihara tingkat kesehata bank

5) Melakukan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian

6) Cara pemberian kredit yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah 7) Menyediakan informasi risiko pada nasabah.

b. Perlindungan secara eksplisit, yaitu perlindungan melalui pembentukkan lembaga yang menjamin simpanan masyarakat, sehingga apabila bank mengalami kegagalan, lembaga tersebut yang akan mengganti dana masyarakat yang disimpan pada bank yang gagal tersebut. Perlindungan ini diperoleh dari

18

(38)

.24

pembentukkan lembaga yang menjamin simpanan masyarakat, sebagaimana diatur dalam Keputusan Presiden RI Nomor 26 Tahun 1998 tentang Jaminan Terhadap Kewajiban Bank Umum.

C.Tanggung Jawab Bank

1. Pengertian Tanggung jawab

Dalam bahasa Inggris, kata tanggung jawab digunakan dalam beberapa kata, yaitu liability, responsibility, dan accountability.19 Kamus Bahasa Inggris-Indonesia mengartikan liability adalah pertanggung jawaban, sedangkan responsibility adalah pertanggungan jawab atau tanggung jawab, dan accountability adalah keadaan untuk dipertanggung jawabkan atau keadaan dapat dimintai pertanggung jawab.20 Pengertian tanggung jawab dalam Kamus Umum Bahasa Besar Indonesia adalah keadaan dimana wajib menanggung segala sesuatu, sehingga berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.

Arti tanggung jawab secara keabsahan adalah kewajiban adalah kewajiban menanggung segala sesuatunya. 21 Adapun tanggung jawab secara definisi merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan baik yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. Dalam hukum, setiap tuntutan

19

Wahyu Sasongko, ketentuan-ketentuan Pokok Hukum Perlindungan Konsumen,

Universitas Lampung, Bandar Lampung, 2007, hlm.95.

20Ibid

, hlm. 128.

21

(39)

pertanggung jawaban harus mempunyai dasar, yaitu apa yang menyebabkan seseorang itu harus bertanggung jawab. Secara umum tanggung jawab hukum diartikan sebagai kewajiban untuk melakukan sesuatu atau berprilaku menurut cara tertentu tidak menyimpang dari peraturan yang telah ada.22 Dalam hukum perdata, dasar pertanggung jawaban adalah kesalahan dan resiko yang ada pada setiap peristiwa hukum. Secara teoritis petanggungjawaban terkait hubungan hukum yang timbul antara pihak yang menuntut pertanggung jawaban dengan pihak yang dituntut untuk bertanggung jawab.

2. Jenis Tanggung Jawab

Secara umum berdasarkan jenis hubungan hukum atau peristiwa hukum, pertanggung jawaban dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Pertanggung jawaban atas dasar kesalahan, yang dapat lahir karena terjadinya wanprestas, timbulnya perbuatan melawan hukum, tindakkan kurang hati-hati. b. Pertanggung jawaban atas dasar resiko, yaitu suatu pertanggung jawaban yang

harus dipikul sebagai resiko yang harus diambil oleh seorang pengusaha atas kegiatan usahanya.

Pada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, dalam konteks pertanggungjawaban pelaku usaha diatur beberapa ketentuan : 23 a. Pertanggung jawaban Pidana Korporasi

Subjek hukum tindak pidana Undang-Undang Perlindungan Konsumen adalah pelaku usaha. Pelaku usaha yang termasuk dalam pengertian ini adalah

22

Wahyu Sasongko, Op.cit., hlm.97.

23

(40)

.26

perusahaan, korporasi, BUMN, koperasi, impotir, pedagang, distributor, dan lain-lain. Artinya, bank pemerintah maupun swasta, termasuk Bank Perkreditan termasuk kategori ini.

b. Hak gugat Lembaga Konsumen

Lembaga konsumen, atas nama kepentingan konsumen, dapat mengajukan gugatan atas pelanggaran yang dapat dilakukan pelaku usaha yang merugikan kepentingan konsumen (Pasal 46 ayat (1) huruf c UUPK). Lembaga Konsumen mempunyai hak gugat (legal standing to sue) kepada pelaku usaha, lepas ada atau tidak ada surat kuasa dari konsumen yang dirugikan.

c. Gugatan Kepentingan kelompok

Terhadap sengketa konsumen yang melibatkan konsumen dalam jumlah besar/missal, padahal ini persoalaan menyangkut hal yang sama, konsumen dapat mengajukan gugatan kepentingan kelompok (class action) kepada pelaku usaha (Pasal 46 ayat (1) huruf b UUPK).

d. Beban Pembuktian terbalik

(41)

3. Prinsip-Prinsip Tanggung Jawab

Secara umum, prinsip-prinsip tanggung jawab dalam hukum dapat dibedakan sebagai berikut:24

a. Kesalahan

Prinsip tangung jawab berdasarkan unsur kesalahan adalah prinsip yang cukup namun berlaku dalam hukum pidana dan perdata.dalam Kitab Undang Undang Hukum Perdata, khususnya Pasal 1365, 1366, dan 1367, prinsip ini dipegang secara teguh. 25 Prinsip ini menyatakan bahwa seseorang dapat dimintakan pertanggung jawabannya secara hukum jika ada unsur kesalahan yang telah dilakukannya.

b. Praduga selalu bertanggung jawab

Prinsip ini menyatakan, tergugat selalu dianggap bertanggung jawab (presumption of liability principle), sampai ia dapat membuktikan ia tidak bersalah. Jadi beban

pembuktian ada pada si tergugat.26

c. Praduga selalu tidak bertanggung jawab

Prinsip ini adalah kebalikan dari prinsip kedua. Prinsip praduga untuk tidak selalu bertanggung jawab hanya dikenal dalam lingkup transaksi konsumen yang sangat terbatas, dan pembatasan demikian biasanya secara Common sense dapat dibenarkan.27

24

Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, hlm.92.

25

Shindarta, Hukum Perlindungan Konsumen, Grasindo, Jakarta, 2000,hlm 59-61.

26

Celina Tri Siwi Kristiyanti, Op. Cit., hlm. 95.

27

(42)

.28

d. Tanggung jawab mutlak

Prinsip tanggung jawab mutlak ( strict liability ) merupakan prinsip tanggung jawab yang menetapkan kesalahan tidak sebagai faktor yang menentukan, namun ada pengecualian-pengecualian yang memungkinkan untuk dibebaskan dari tanggung jawab.

e. Pembatasan tanggung jawab

Prinsip tanggung jawab dengan pembatasan ini sering digunakan oleh pelaku usaha sebagai klausul eksonerasi dalam perjanjian standar yang dibuatnya. Prinsip ini apabila dibuat secara sepihak oleh pelaku usaha maka akan sangat merugikan konsumen. Dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen, seharusnya pelaku usaha tidak boleh secara sepihak menentukan klausul yang dapat merugikan konsumen, termasuk dalam membatasi tanggung jawabnya. Jika ada pembatasan mutlak harus berdasarkan pada undang-undang yang jelas.

4. Tanggung Jawab Bank

Nasabah penyimpan dana merupakan kreditor yang mempunyai hak preferen. Hak preferen adalah suatu hak yang diberikan kepada seorang kreditor untuk didahulukan dari kreditor-kreditor yang lain. Artinya bahwa nasabah penyimpan harus didahulukan dalam penerimaan pembayaran dari bank yang sedang mengalami kegagalan atau kesulitan dalam memenuhi kewajibannya.

(43)

Undang-Undang Perbankan menjelaskan bahwa setiap bank wajib menjamin dana masyarakat yang disimpan dalam bank tersebut.

Sesuai ketentuan dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen, nasabah berhak mendapatkan ganti rugi atas dana miliknya yang hilang. Jika kita melihat dari pertanggungjawaban Bank sebagai pihak yang memiliki otoritas maka Bank harus tetap bertanggungjawab karena Bank memiliki otoritas penuh mengawasi para pegawainya sehingga kehilangan dana nasabah dapat dicegah. Bank tetap harus bertanggung jawab dengan memberikan ganti rugi atas kerugian nasabahnya. Sesuai ketentuan dalam Yurisprudensi 558K/Sip/1971 Tanggal 4 Juni 1973, Bank harus mengganti kerugian yang timbul karena kesalahan pegawainya.

Tanggung jawab bank terhadap nasabah khususnya yang mengalami kehilangan dana juga diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 7/6/PBI/2005 Tanggal 20 Januari 2005 tentang “Transparansi Informasi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah”; PBI Nomor 7/7/PBI/2005 Tanggal 20 Januari

2005 tentang “Penyelesaian Pengaduan Nasabah”; dan PBI Nomor 8/5/PBI/2006

Tanggal 30 Januari 2006 tentang “Mediasi Perbankan”.28

Masalah tanggung jawab perdata atas kelalaian atau kesalahan yang terjadi pada bank dapat dihubungkan dengan kepengurusan bank tersebut. Pengurus bank yaitu pihak yang bertindak mewakili badan hukum bank tersebut berdasarkan ketentuan

28

Komang Juniawan, Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Korban Kejahatan

Penggandaan Kartu ATM Pada Bank Swasta Nasional Di Denpasar, Jurnal Magister Hukum

(44)

.30

aggaran dasar perusahaan. Dengan demikian tanggung-jawab pengurus terhadap perbuatannya menjadi dua bentuk yakni tanggung jawab pribadi dan tanggung jawab perusahaan. Tanggung Jawab pribadi ada apabila si pengurus bertindak di luar kewenangan yang telah ditentukan dalam anggaran dasar perusahaa sewaktu pemberian kuasa perwakilan tersebut. tetapi apabila perbuatan pengurus masih dalam pelaksanaan dan wewenang yang tertuang dalam anggaran dasar perusahaan maka itu merupakan tanggung jawab perusahaan.29

D. Bank Bukopin30

Bank Bukopin didirikan pada tanggal 1 Juli 1970, sebelumnya dikenal sebagai Bank Umum Koperasi Indonesia. Pada 1989, perusahaan berganti nama menjadi Bank Bukopin. Selanjutnya, pada 1993 status perusahaan berubah menjadi perseroan terbatas. Bank Bukopin adalah bank swasta kelas menengah di Indonesia dan memfokuskan bisnis intinya pada Usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi (UMKMK).

Bank Bukopin menfokuskan diri pada segmen UMKMK, saat ini telah tumbuh dan berkembang menjadi bank yang masuk ke kelompok bank menengah di Indonesia dari sisi aset. Seiring dengan terbukanya kesempatan dan peningkatan kemampuan melayani kebutuhan masyarakat yang lebih luas, Bank Bukopin telah mengembangkan usahanya ke segmen komersial dan konsumer.

Ketiga segmen ini merupakan pilar bisnis Bank Bukopin, dengan pelayanan secara konvensional maupun syariah, yang didukung oleh sistem pengelolaan

29

Mahesa Jati Kusuma, Hukum Perlindungan Nasabah Bank, Nusa Media, Bandung, 2012, hlm.125.

30

(45)

dana yang optimal, kehandalan teknologi informasi, kompetensi sumber daya manusia dan praktek tata kelola perusahaan yang baik. Landasan ini memungkinkan Bank Bukopin melangkah maju dan menempatkannya sebagai suatu bank yang kredibel.

Berkantor pusat di Gedung Bank Bukopin, Jl MT Haryono Kav 50-51 Jakarta Selatan, operasional Bank Bukopin kini didukung oleh lebih dari 425 outlet yang tersebar di 22 provinsi di seluruh Indonesia yang terhubung secara real time online. Bank Bukopin juga telah membangun jaringan micro-banking yang diberi

nama “Swamitra”, yang kini berjumlah 543 outlet, sebagai wujud program

kemitraan dengan koperasi dan lembaga keuangan mikro.

Dengan struktur permodalan yang semakin kokoh sebagai hasil pelaksanaan Initial Public Offering (IPO) pada bulan Juli 2006, Bank Bukopin terus

(46)

.32

Undang-undang nomor 7 Tahun 1992 Jo. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, merupakan dasar hukum dalam setiap kegiatan perbankan. Antara bank dan nasabah terdapat hubungan hukum yaitu adanya suatu perjanjian. Dalam hal ini hubungan hukum antara Bank Bukopin dengan nasabah penyimpan dana khususnya tabungan yaitu adanya suatu perjanjian penyimpanan dana nasabah oleh bank. Dengan adanya hubungan hukum ini maka timbulah akibat

(47)
(48)

34

III. METODE PENELITIAN

A.Jenis dan Tipe Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian hukum normatif-terapan. Penelitian hukum normatif-terapan adalah penelitian hukum mengenai pemberlakuan atau implementasi ketentuan hukum normatif (kodifikasi, Undang-Undang atau kontrak) secara in action pada setiap peristiwa hukum tertentu yang terjadi dalam masyarakat. 1 Penelitian hukum normatif-terapan mengkaji pelaksanaan atau implementasi ketentuan hukum positif dan kontrak secara faktual pada setiap peristiwa hukum tertentu yang terjadi dalam masyarakat guna mencapai tujuan yang telah ditentukan.

Pengkajian tersebut bertujuan untuk memastikan apakah hasil penerapan pada peristiwa hukum in concreto itu sesuai atau tidak sesuai dengan ketentuan undang-undang atau kontrak. Dengan kata lain, apakah ketentuan undang-udang atau kontrak telah dilaksanakan sebgaimana patutnya atau tidak, sehingga pihak-pihak yang berkepentingan mencapai tujuannya atau tidak.2

1

Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2004, hlm 134.

2ibid.

(49)

Penelitian hukum normatif terapan ini terdapat 2 tahap yaitu: Tahap I kajian mengenai hukum normatif (UU/Kontrak) dan Tahap II kajian mengenai hukum empiris berupa terapan (implementasi) peristiwa hukum tersebut. Sehingga penelitian ini membutuhkan data sekunder dan Data primer

2. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan secara rinci, jelas dan sistematis mengenai tanggung jawab bank terhadap nasabah penyimpan dana yang kehilangan dana simpanannya.

B.Pendekatan masalah

Pendekatan masalah pada penelitian ini adalah pendekatan normatif-terapan dengan melalui tahapan-tahapan berikut:

a. Identifikasi pokok bahasan dan subpokok bahasan berdasarkan rumusan masalah penelitian.

b. Identifikasi ketentuan hukum normatif yang menjadi tolak ukur terapan yang bersumber dari dan lebih sesuai dengan subpokok bahasan.

(50)

36

C. Data dan Sumber Data

Jenis data dapat dilihat dari sumbernya, yaitu data yang diperloeh dilapangan dan data yang diperoleh dari bahan pustaka. Dalam penelitian ini digunakan data primer dan data sekunder yang berupa.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara dengan narasumber yang mengetahui tentang tanggung jawab bank terhadap nasabah penyimpan dana yang kehilangan dana simpanannya serta penyelesaian antara bank dengan nasabah penyimpan dana yang kehilangan dana simpanannya khususnya pada nasabah pengguna ATM. Data Primer ini diperoleh dari hasil wawancara pada Bank Bukopin Cabang Makassar. Wawancara dilakukan dengan Manager Pelayanan Operasi Bank Bukopin Cabang Makassar yaitu bapak Priambodo.

2. Data Skunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi kepustakaan bahan-bahan hukum, jenis data sekunder yang dipergunakan dalam penulisan ini terdiri dari:

a. Bahan hukum primer

Yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, yang terdiri dari berbagai macam peraturan, Undang-Undang dan peraturan lainnya, yang meliputi:

1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

(51)

3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Jo. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia.

4) Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/7/PBI/2005 tentang Penyelesaian Pengaduan Nasabah.

b. Bahan hukum sekunder

Bahan sekunder, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer yang bersumber dari literatur-literatur, makalah, dokumen, serta tulisan ilmiah yang terkait dengan penelitian ini.

c. Bahan hukum tersier

Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Hukum, Artikel, dan Jurnal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dalam skripsi ini.

D.Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan studi pustaka, studi dokumen, dan studi catatan hukum. Pustaka yang dimaksud terdiri dari perUndang-Undangan, Putusan Pengadilan (Jurisprudensi), dan buku karya tulis bidang hukum.3 Untuk

membantu dalam proses penelitian, maka peneliti menggunakan dua macam metode pengumpulan data, yaitu :

3ibid.,

(52)

38

1. Studi kepustakaan

Studi kepustakaan adalah data sekunder yang diperoleh dengan cara membaca, mengutip literatur-literatur, mengkaji Peraturan perUndang-Undangan, dan dokumen- dokumen yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas, yaitu: a. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

b. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.

c. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Jo. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia.

d. Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/7/PBI/2005 tentang Penyelesaian Pengaduan Nasabah.

2. Studi lapangan

Studi lapangan adalah pengumpulan data secara langsung ke lapangan, dengan mempergunakan teknik pengumpulan data melalui Wawancara. Wawancara yang akan dilakukan oleh peneliti adalah jenis wawancara bebas terpimpin. Wawancara bebas terpimpin adalah jenis wawancara dimana pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang diteliti, dan selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung, pewawancara mengikuti suasana interviewer tanpa kehilangan fokus/menyimpang dari topik yang menjadi fokus pembicaraan. Wawancara dilakukan dengan Manager Pelayanan Operasi Bank Bukopin Cabang Makassar yaitu Bapak Priambodo.

E.Metode Pengolahan Data

(53)

1. Seleksi Data, yaitu memilih mana data yang sesuai dengan pokok permasalahan yang akan dibahas.

2. Pemeriksaan Data, yaitu meneliti kembali data yang diperoleh mengenai kelengkapannya serta kejelasan dan kebenaran jawaban.

3. Klasifikasi Data, yaitu pengelompokan data menurut pokok bahasan agar memudahkan dalam mendeskripsikannya.

4. Penyusunan Data, yaitu data disusun menurut aturan yang sistematis sebagai hasil penelitian yang telah disesuaikan dengan jawaban permasalahan yang diajukan.

F. Analisis Data

(54)

63

V. PENUTUP

A.Kesimpulan

1. Nasabah penyimpan dana berhak mendapatkan ganti kerugian atas dana simpanan yang hilang akibat kesalahan dari pihak bank. Jika hilangnya dana simpanan milik nasabah penyimpan dana akibat dari kelalaian pihak nasabah penyimpan dana, maka bank tidak mengganti kerugian. Sedangkan sebagai nasabah khususnya yang menggunakan ATM wajib menjaga kerahasian pin ATM dan memberitahukan kepada pihak bank apabila mengalami kerugian terhadap simpanan.

(55)

B.Saran

(56)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Az, Lukman Santoso. 2011. Hak dan Kewajiban Hukum Nasabah Bank. Yogyakarta. Pustaka Yustisia.

Badrulzaman, Mariam Darus. 2001. Kompilasi Hukum Perikatan. Bandung. Citra Aditya Bakti.

Bako, Ronny Sautma Hotma. 1995. Hubungan Bank dan Nasabah terhadap Produk Tabungan Deposito (Suatu Tinjauan Hukum Terhadap Perlindungan Deposan Di Indonesia). Bandung. Citra Aditya Bakti.

Djumhana, Muhamad. 2006. Hukum Perbankan Di Indonesia. Bandung. PT. Citra Aditya Bakti.

Fuady, Munir. 2002. Perbuatan Melawan Hukum. Bandung. Citra Aditya Bakti. Gazali, Djoni dan Rachmadi Usman. 2010. Hukum Perbankan. Jakarta. Sinar

Grafika.

Hermansyah. 2005. Hukum Perbankan Nasional Indonesia. Jakarta. Kencana. Kasmir. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Edisi Baru). Jakarta. Raja

Grafindo Persada.

Kusuma, Mahesa Jati. 2012. Hukum Perlindungan Nasabah Bank. Bandung. Nusa Media

Kristiyanti, Celina Tri Siwi. 2008. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta. Sinar Grafika.

Muhammad, Abdulkadir. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung. PT. Citra Aditya Bakti.

(57)

Nasabah Korban Kejahatan Perbankan. Jakarta. PT.Prestasi Pustaka.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi kedua, cet1. Jakarta. Balai Pustaka.

Untung, Budi. 2005. Kredit Perbankan di Indonesia. ANDI. Yogyakarta.

Usman,Rachmadi. 2003. Aspek-aspek Hukum Perbankan Indonesia. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sasongko, Wahyu. 2007. ketentuan-ketentuan Pokok Hukum Perlindungan Konsumen. Bandar Lampung. Universitas Lampung.

Sembiring, Sentosa. 2008. Hukum Perbankan. Bandung. CV Mandar Maju. Shindarta. 2000. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta. Grasindo.

Susilo, Y. Sri., Sigit Trindaru dan A. Totok Budi Santoso. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta. Salemba Empat.

Syamsiar, Ratna. 2014. Hukum Perbankan, Bandar Lampung. Justice Publisher.

Jurnal:

Mery Djoanda. 2010. Wujud Ganti Rugi. Jurnal Sasi Vol 16 No.4 Okotober-Desember 2010.

Joice Irma Runtu Thomas. 2013. Pertanggungjawaban Bank Terhadap Hak Nasabah Yang Dirugikan Dalam Pembobolan Rekening Nasabah. Lex et Societatis. Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013. ejournal.unsrat.ac.id.

Komang Juniawan. 2013. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Korban Kejahatan Penggandaan Kartu ATM Pada Bank Swasta Nasional Di Denpasar. Jurnal Magister Hukum Udayana. Volume 3 Nomor 2. http://ojs.unud.ac.id/index.php/jmhu/article/view/5938.

Undang-Undang:

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.

(58)

Website:

http://www.bukopin.co.id http://www.citybank.co.id

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep sifat- sifat bangun ruang melalui penggunaan multimedia interaktif pada siswa kelas V SD Negeri Pilangsari 1

Kusumaningrum (2010), menunjukkan bahwa sistem pelaporan berpengaruh positif dan signifikan terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Penelitian ini dilakukan

Menjalin interaksi dengan pelanggan agar terjadi hubungan yang lebih intim adalah hal yang harus dilakukan karena komunikasi dapat menjadi jembatan penghubung antara apa

Setelah peneliti mengelompokkan kalimat kalimat bahasa Arab tersebut sesuai dengan kelompok umumnya, kemudian peneliti membuat potongan-potongan kertas berbentuk

>> 1) menunjukkan kinerja terbaik yang ditunjukkan dengan waktu operasi yang paling lama yaitu 13 tahun dengan parameter-parameter transmutasi bahan bakar

Mudah sekali. Cari kata tersembunyi di sekitar nama pembuat level, lalu di- blok..Hubungkan kata tersembunyi tersebut ke negara yang memiliki bendera merah putih seperti

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada intensitas cahaya 50%, genotipe toleran Ceneng memiliki kemampuan yang lebih tinggi untuk menghasilkan karakter yang mendukung

dengan pendekatan cross sectional dengan meneliti hubungan antara kehadiran keluarga pasien sebagai sumber daya pribadi dengan kepuasan kerja perawat puskesmas dalam melakukan