ABSTRAK
KARAKTERISASI TANAMAN MANGGIS (Garcinia mangostanaL.) SECARA MORFOLOGIS PADA DUA LOKASI DI WILAYAH
KABUPATEN PESAWARAN
Oleh
ANDRIAN SYATIAKA
Manggis (Garcinia mangostanaL.) merupakan buah yang berasal dari hutan
tropis di kawasan Asia Tenggara. Salah satu sumber plasma nuftah manggis
adalah Indonesia. Buah manggis disebut ‘eksotik’ karena memiliki rasa yang khas, bermanfaat bagi kesehatan, dan memiliki prospek yang baik. Provinsi
Lampung merupakan salah satu daerah penghasil manggis di Indonesia. Namun,
hingga saat ini belum terdapat informasi tentang karakteristik morfologis tanaman
manggis yang tersebar di Provinsi Lampung. Informasi yang tersaji hanya tentang
manggis Saburai yang terdapat di daerah Tanggamus. Identifikasi perlu dilakukan
untuk mendapatkan informasi karakteristik manggis di Provinsi Lampung
khususnya di Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan karakter morfologis tanaman manggis pada dua lokasi di wilayah
Kabupaten Pesawaran dan perbandingannya dengan manggis Saburai.
Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yaitu Gebang Hanura (Kecamatan Gedong
Tataan) dan Kurungan Nyawa (Kecamatan Padang Cermin) di Kabupaten
Pesawaran. Penelitian ini dilakukan dengan mengamati tanaman yang ditentukan
diambil bagian tanaman pada empat arah mata angin (Utara, Timur, Selatan, dan
Barat).
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan karakteristik manggis
pada dua lokasi di wilayah Kabupaten Pesawaran. Berdasarkan uji t, perbedaan
hanya pada bobot daun. Manggis di Kurungan Nyawa memilki bobot daun yang
lebih berat daripada manggis di Gebang Hanura. Perbedaan manggis di Gebang
Hanura dan Kurungan Nyawa dibandingkan dengan manggis Saburai, yaitu pada
tinggi tanaman, bentuk kanopi, lingkar batang, dan ukuran daun. Perbedaan
tersebut dapat disebabkan oleh faktor lingkungan dan umur tanaman sehingga
belum bisa dipastikan apakah terdapat perbedaan genetik pada manggis-manggis
tersebut.
KARAKTERISASI TANAMAN MANGGIS (Garcinia mangostanaL.) SECARA MORFOLOGIS PADA DUA LOKASI DI WILAYAH
KABUPATEN PESAWARAN
Oleh
ANDRIAN SYATIAKA
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PERTANIAN
Pada
Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara pada 15 Juni 1991,
sebagai anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Andi Bakri dan
Ibu Meriani.
Penulis menyelesaikan pendidikan di Taman Kanak-kanak (TK) Kemala
Bhayangkari Kotabumi pada 1997, Sekolah Dasar (SD) Negeri 6 Kelapa Tujuh
Kotabumi pada 2003, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 7 Kotabumi
pada 2006, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Kemala Bhayangkari Kotabumi
pada 2009. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Agroteknologi,
Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada 2009 melalui jalur SNMPTN.
Pada tahun akademik 2011/2012, penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di
Taman Wisata Mekar Sari, Bogor. Pada tahun akademik 2013/2014, penulis
melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Campang Lapan, Kecamatan
Banjit, Kabupaten Way Kanan.
Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah mengikuti organisasi LS-MATA
(Lembaga Studi Mahasiswa Pertanian) dan menjabat sebagai Ketua Bidang
Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Allah SWT
atas segala berkah-Nya sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
Kupersembahkan karya ini kepada:
Ayahku Andi Bakri dan Ibuku Meriani tercinta,
serta adik-adiku Meda Arisya Putri, Suci Syalina,
dan M. Alan Oksya Pamungkas, serta Almamater tercinta
"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan
sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali
bagi orang-orang yang khusyuk
(Q.S Al-Baqarah: 45)
Sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain
(Q.S Alam Nasyrah: 6 - 7)
Jika anak Adam meninggal, maka amalnya terputus
kecuali dari tiga perkara, sedekah jariyah, ilmu yang
bermanfaat, dan anak shaleh yang berdoa kepadanya
SANWACANA
Puji dan syukur saya ucapkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul“Karakterisasi Tanaman
Manggis (Garcinia mangostanaL.) secara Morfologis pada Dua Lokasi di
Wilayah Kabupaten Pesawaran”dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Setyo Widagdo, M.Si., selaku Pembimbing Utama yang telah
memberikan bimbingan, saran, dan motivasi sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi.
2. Ibu Ir. Rugayah, M.P., selaku Pembimbing Kedua yang telah memberikan
bimbingan, nasehat, dan motivasi selama penelitian dan penyusunan skripsi
sehingga dapat terselesaikan.
3. Bapak Ir. Yohanes C. Ginting, M.P., selaku Pembahas yang telah
memberikan pengarahan, kritik, saran, dan nasihat yang bersifat
membangun kepada penulis.
4. Bapak Prof. Dr. Ir. Setyo Dwi Utomo, M.Sc., selaku Ketua Bidang
Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
5. Bapak Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P., selaku Ketua Jurusan
6. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M. S., beserta seluruh staf yang
telah memberikan fasilitas pendukung selama penulis mengikuti pendidikan.
7. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Agroteknologi atas ilmu pengetahuan dan
bimbingan yang telah diberikan selama penulis mengikuti perkuliahan.
8. Kedua orangtuaku tercinta: Papa Andi Bakri dan Mama Meriani, serta
adik-adikku Meda Arisya Putri, Suci Syalina, dan M. Alan Oksya Pamungkas
yang telah memberikan doa dan kasih sayang di setiap waktu, serta motivasi
untuk terus maju.
9. Deciana yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, waktu, tenaga, dan
motivasi untuk terus berjuang.
10. Sahabat seperjuangan Heri, Topan, Hendy, Ricky, Gagat, Doni, Hardy,
Japa, Syarif, Deny, Suhendri, Bang Herleo, Bang parman, Bang Alex, Bang
Solihin, serta seluruh teman di Jurusan Agroteknologi angkatan 2009.
Akhir kata, semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua dan semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.
Bandar Lampung, Januari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv
I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang dan Masalah 1
1.2 Tujuan Penelitian 3
1.3 Kerangka Pemikiran 3
1.4 Hipotesis 5
II. TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1 Tanaman Manggis 6
2.2 Apomiksis Tanaman Manggis 8
III. BAHAN DAN METODE 9
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 9
3.2 Bahan dan Alat 9
3.3 Metode Penelitian 9
3.4 Pelaksanaan Penelitian 11
3.4.1 Pengamatan kondisi lingkungan 11
3.4.2 Pengamatan karakteristik daun 12
3.4.3 Pengamatan batang dan tajuk 14
3.4.4 Perbandingan antara manggis pada dua lokasi
di Kabupaten Pesawaran dengan manggis Saburai ... 16
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 17
4.1 Hasil Penelitian 17
4.1.1 Kondisi lingkungan 17
4.1.2 Karakteristik daun 20
4.1.3 Karakteristik batang dan tajuk 24
4.1.4 Perbandingan manggis pada dua lokasi (Gebang Hanura dan Kurungan Nyawa) di Kabupaten Pesawaran dengan
manggis Saburai... 26
4.2 Pembahasan 28
V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 24
5.1 Kesimpulan 34
5.2 Saran ... 34
PUSTAKA ACUAN LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Titik koordinat tanaman manggis yang diambil sebagai sampel. ... 11
2. Ketinggian tempat lokasi sampel tanaman manggis di Gebang
Hanura dan Kurungan Nyawa. ... 19
3. Hasil uji t bobot daun, panjang daun, lebar daun, dan luas daun
manggis di Gebang Hanura dan Kurungan Nyawa. ... 20
4. Nisbah panjang:lebar daun manggis di Gebang Hanura dan
Kurungan Nyawa. ... 21
5. Bentuk daun tanaman manggis di Gebang Hanura dan Kurungan
Nyawa. ... 21
6. Hasil pengamatan karakteristik daun manggis di Gebang Hanura
dan Kurungan Nyawa. 23
7. Deskripsi manggis di Gebang Hanura, Kurungan Nyawa dan
manggis Saburai. ... 26
8. Hasil pengamatan karakteristik batang dan tajuk manggis di
Gebang Hanura dan Kurungan Nyawa. ... 27
9. Bobot daun manggis (g) di Gebang Hanura dan Kurungan Nyawa .... 38
10. Analisis data bobot daun manggis (g) di Gebang Hanura dan
Kurungan Nyawa. ... 38
11. Luas daun manggis (cm2) di Gebang Hanura dan Kurungan Nyawa . 39
12. Analisis data luas daun manggis (cm2) di Gebang Hanura dan
Kurungan Nyawa. ... 39
13. Panjang daun manggis (cm) di Gebang Hanura dan Kurungan
14. Analisis data panjang daun manggis (cm) di Gebang Hanura dan
Kurungan Nyawa. ... 40
15. Lebar daun manggis (cm) di Gebang Hanura dan Kurungan Nyawa. 41
16. Analisis data lebar daun manggis (cm) di Gebang Hanura dan
Kurungan Nyawa. ... 41
17. Nisbah panjang lebar daun manggis (cm) di Gebang Hanura dan
Kurungan Nyawa. ... 42
18. Bentuk daun tanaman manggis di Gebang Hanura dan Kurungan
Nyawa. ... 43
19. Bentuk ujung daun tanaman manggis di Gebang Hanura dan
Kurungan Nyawa. ... 43
20. Bentuk pangkal daun tanaman manggis di Gebang Hanura dan
Kurungan Nyawa. ... 44
21. Tekstur permukaan atas daun tanaman manggis di Gebang Hanura
dan Kurungan Nyawa. ... 44
22. Tekstur permukaan bawah daun tanaman manggis di Gebang
Hanura dan Kurungan Nyawa. ... 45
23. Tepi daun tanaman manggis di lokasi Gebang Hanura dan
Kurungan Nyawa. ... 45
24. Tampilan tulang daun tanaman manggis di lokasi Gebang Hanura
dan Kurungan Nyawa. ... 46
25. Warna daun muda tanaman manggis di lokasi Gebang Hanura dan
Kurungan Nyawa. ... 46
26. Warna daun tua tanaman manggis di lokasi Gebang Hanura dan
Kurungan Nyawa. ... 47
27. Kerapatan daun tanaman manggis (pasang) di lokasi Gebang
Hanura dan Kurungan Nyawa. ... 47
28. Susunan daun tanaman manggis di lokasi Gebang Hanura dan
Kurungan Nyawa. ... 48
29. Bentuk kanopi tanaman manggis di lokasi Gebang Hanura dan
30. Pola percabangan, kerapatan percabangan, dan karakteristik permukaan batang tanaman manggis di lokasi Gebang Hanura dan
Kurungan Nyawa. ... 49
31. Lebar kanopi, ketinggian cabang pertama, dan lingkar batang
tanaman manggis di lokasi Gebang Hanura dan Kurungan Nyawa. 50
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Lokasi pengambilan sampel tanaman manggis pada dua lokasi di wilayah Kabupaten Pesawaran, yaitu di Gebang Hanura Kecamatan
Padang Cermin dan Kurungan Nyawa Kecamatan Gedong Tataan. 11
2. Bentuk daun manggis. 13
3. Bentuk ujung daun manggis. 13
4. Bentuk pangkal daun manggis. 13
5. Bentuk tepi daun manggis. 14
6. Bentuk kanopi tanaman manggis. 15
7. Pola percabangan tanaman manggis. 15
8. Tumpangsari tanaman manggis dengan kelapa (a), duku (b), pisang (c),
dan kakao (d) di Gebang Hanura. 18
9. Tumpangsari tanaman manggis dengan kakao (a), rambutan (b),
kelapa (c), dan pisang (d) di Kurungan Nyawa. 18
10. Bentuk daun manggis di Gebang Hanura (a) dan bentuk daun manggis
di Kurungan Nyawa (b). 22
11. Bentuk kanopi manggis di Gebang Hanura (a) dan bentuk kanopi
manggis di Kurungan Nyawa (b). 24
12. Pola percabangan manggis di Gebang Hanura (a) dan pola
percabangan manggis di Kurungan Nyawa (b). 25
13. Permukaan batang manggis di Gebang Hanura (a) dan permukaan
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah
Manggis (Garcinia mangostanaL.) merupakan buah yang berasal dari hutan
tropis di kawasan Asia Tenggara. Salah satu sumber plasma nuftah manggis
adalah Indonesia. Buah manggis memiliki rasa yang khas, yaitu perpaduan antara
rasa manis, asam, dan sepet. Rasa tersebut tidak dimiliki oleh buah lain, sehingga
manggis disebut buah‘Eksotik’. Citarasa buahmanggis sangat disukai masyarakat luar negeri, karena mereka menganggap citarasa buah manggis
merupakan perpaduan dari rasa buah nanas, apricot, dan jeruk sehingga mendapat
julukan ‘Queen of fruits’ (Reza, Wijaya, dan Tuherkih 1994).
Gizi yang terkandung dalam 100 gram buah manggis antara lain adalah
63 kalori; 0,6 g protein; 0,6 g lemak; 15,6 g karbohidrat; 8 mg kalsium; 12 mg
fosfor; 0,8mg besi; 0,03 mg vit B1, dan 2 mg vit C (Pusat Kajian Buah-buahan
Tropika, 2007). Kulit manggis juga mengandung senyawa antioksidan berupa
Xanthoneyang berfungsi sebagai anti kanker dan dapat membantu memulihkan
sistem imun tubuh (Ashari, 1995).
Buah manggis memiliki prospek agribisnis yang cukup baik. Hal tersebut terbukti
dari permintaan buah manggis dari dalam maupun luar negeri yang semakin
2
memperlihatkan bahwa tahun 2007-2011 rata-rata pertumbuhan ekspor manggis
sebesar 9%. Permintaan manggis terus meningkat karena masyarakat telah
banyak mengetahui bahwa dalam kulit mnggis mengandung antioksidan berupa
Xhantoneyang berkhasiat sebagai anti kanker. Akan tetapi, permintaan buah
manggis yang terus meningkat tersebut tidak diiringi dengan peningkatan
produksi.
Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah penghasil manggis di Indonesia.
Namun, sebagian besar petani manggis di Lampung masih menanam manggis
secara konvensial dan manggis yang dibudidayakan tidak jelas kualitas
genetiknya. Tanaman manggis bereproduksi secara apomiksis, yaitu
pembentukan biji terjadi tanpa melalui proses fertilisasi (den Nijs dan van Dijk,
1993), sehingga tanaman manggis memiliki genotipe dan fenotipe yang seragam
atau sama dengan tanaman induknya. Namun, kondisi di lapangan menunjukkan
bahwa terdapat keragaman pada tanaman manggis. Hal tersebut dapat disebabkan
oleh faktor lingkungan dan mutasi gen (Fauza, Karmana, Rostini, dan Mariska
2003).
Provinsi Lampung telah memiliki manggis“Saburai”. Manggis tersebut adalah
buah unggulan yang telah mendapatkan sertifikat Prima 3 untuk pengelolaan mutu
buah yang dikeluarkan oleh Otoritas Kompetensi Ketahanan Pangan Daerah
(OKKPD). Hal tersebut berarti manggis Saburai sudah layak untuk diekspor.
Perbedaan manggis lain dengan manggis Saburai tampak dari warna kulit buah.
3
cenderung berwarna coklat. Rasa manggis Saburai pun khas, yaitu memiliki rasa
manis masam dengan daging yang tebal(Yazid, 2012).
Hingga saat ini, belum terdapat informasi tentang karakteristik morfologis
tanaman manggis yang tersebar di Provinsi Lampung. Informasi yang tersaji
hanya tentang manggis Saburai yang terdapat di daerah Tanggamus. Identifikasi
perlu dilakukan untuk mendapatkan informasi karakteristik morfologi tanaman
manggis di Provinsi Lampung khususnya di Kabupaten Pesawaran. Setelah
dilakukan penelitian ini, diharapkan diperoleh manggis yang memiliki karakter
berbeda dengan manggis Saburai. Hal tersebut akan menambah informasi tentang
keragaman plasma nuftah manggis di Provinsi Lampung. Informasi tersebut
dapat berguna untuk mendapatkan tanaman manggis yang layak dijadikan sebagai
tanaman induk untuk sumber perbanyakan bibit tanaman manggis.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
(1) Mengetahui perbedaan karakteristik morfologi tanaman manggis antara dua
lokasi (Gebang Hanura dan Kurungan Nyawa) di wilayah Kabupaten
Pesawaran.
(2) Mengetahui perbedaan karakteristik morfologi antara manggis di wilayah
Kabupaten Pesawaran dibandingkan dengan manggis Saburai.
1.3 Kerangka Pemikiran
Manggis bersifat apomiksis obligat, yaitu biji bukan berasal dari fertilisasi dan
4
hanya satu klon dan sifatnya sama dengan induknya (Cox, 1996). Kenyataan di
lapang menunjukkan adanya keragaman pada tanaman manggis. Faktor
lingkungan merupakan salah satu penyebab dari keragaman manggis di Indonesia.
Verheij (1999) menyatakan bahwa variasi rasa dan ukuran buah terdapat pada
manggis di Asia. Berdasarkan hasil analisis isozim, terdapat variabilitas fenotipe
pada karakter populasi manggis Sumatera Barat. Populasi manggis tersebut
memiliki keragaman genetik, meskipun sempit (Mansyah dkk, 1999). Hasil
penelitian Prabowo (2002) memperlihatkan bahwa manggis di sentra-sentra
produksi di Jawa yaitu Leuwiliang, Purwakarta, Purworejo, dan Trenggalek
memiliki perbedaan bentuk kanopi dan daun.
Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 kabupaten/kota di Provinsi
Lampung. Secara geografis, Kabupaten Pesawaran terletak antara 104°00’00” -105°01’40’’Bujur Timur dan 5°07’00”- 5°04’80’’ Lintang Selatan. Secara umum, Kabupaten Pesawaran memiliki iklim hujan tropis sebagaimana iklim
Provinsi Lampung pada umumnya. Curah hujan per tahun berkisar 2.264 mm
-2.868 mm, dan hari hujan 90 - 176 hari/tahun. Hembusan angin di Kabupaten
Pesawaran bertiup dari Samudra Indonesia dengan kecepatan 5,83 km/jam.
Temperatur udara berkisar antara 26 °C - 29 °C dan suhu rata-ratanya adalah
28°C. Topografi Kabupaten Pesawaran umumnya berbukit dengan ketinggian
dari permukaan laut yang bervariasi.
Manggis bersifat apomiksis tetapi kenyataan di lapang menunjukkan adanya
keragaman yang disebabkan oleh faktor lingkungan. Oleh karena itu perlu
5
Pesawaran. Karakterisasi tersebut bertujuan untuk mendapatkan informasi
morfologis tentang tanaman manggis yang tersebar di Provinsi Lampung.
Hipotesis penelitian ini adalah:
(1) Terdapat keragaman karakteristik morfologi manggis pada dua lokasi di
wilayah Kabupaten Pesawaran.
(2) Karakteristik morfologi tanaman manggis di Kabupaten Pesawaran berbeda
dengan manggis Saburai.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Manggis
Tanaman manggis merupakan tanaman asli daerah tropis dari Asia Tenggara.
Tanaman manggis tumbuh liar di kawasan kepulauan Sunda Besar dan
Semenanjung Malaya. Menurut Rukmana (1995), tanaman manggis mempunyai
susunan taksonomi sebagai berikut:
Divisio :Spermatophyta
Sub-divisio :Angiospermae
Kelas :Dicotyledoneae
Ordo :Guttiferales
Familia :Guttiferae (Clusiaceae)
Genus :Garcinia
Spesies :Garcinia mangostanaL.
Manggis merupakan tanaman tahunan yang masa hidupnya dapat mencapai
puluhan tahun. Pohon manggis dapat mencapai ketinggian 20 meter. Manggis
mempunyai batang tegak, batang pohon jelas, kulit batang coklat, dan memiliki
getah kuning. Daun manggis adalah daun tunggal, dengan posisi berhadapan atau
bersilang berhadapan. Manggis mempunyai bunga betina 1 - 3 di ujung batang,
7
dua daun kelopak terluar berwarna hijau kuning, tepi kelopak berwarna merah,
melengkung, kuat, dan tumpul. Manggis mempunyai empat daun mahkota,
berbentuk telur terbalik, berdaging tebal, berwarna hijau kuning, tepi berwarna
merah atau hampir semua merah. Benang sari manggis bersifat mandul
(staminodia) biasanya dalam tukal (kelopak). Bakal buah manggis memiliki 4 - 8
ruang, kepala putik berjari-jari 5 - 6. Buah manggis berbentuk bola tertekan,
bergaris tengah 3,5 - 7 cm, berwarna ungu tua, dengan kepala putik duduk (tetap),
berkelopak tetap, berdinding buah tebal, berdaging, berwarna ungu, dengan getah
kuning. Manggis memiliki 1 - 3 biji yang diselimuti oleh selaput biji yang tebal
berair, berwarna putih, dan dapat dimakan (termasuk biji yang gagal tumbuh
sempurna). Manggis mempunyai waktu berbunga antara Mei - Januari (Rukmana,
1995).
Manggis merupakan tanaman berkayu dengan ciri memiliki batang bulat, tegak
dan bercabang simodial dengan tinggi hingga 15 meter. Daun manggis adalah
tunggal, berbentuk lonjong, berujung runcing, pangkal tumpul tepi rata, tulang
daun berbentuk menyirip, berukuran panjang 20 - 25 cm lebar 6 - 9 cm, tebal, dan
bertangkai silindris berwarna hijau. Bunga tanaman manggis tunggal, berkelamin
dua, dan terletak di ketiak daun. Buah manggis bersalut lemak, berdiameter 6-8
cm, dengan warna coklat keunguan (Hutapea, 1994).
Manggis merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari hutan tropis
yang teduh di kawasan Asia tenggara, yaitu hutan belantara Kalimantan Timur di
Indonesia atau semenanjung Malaya. Dari Asia Tenggara, tanaman manggis
8
dan Australia Utara (Sudarsono, Gunawan, Wahyuono, Donatus, dan Purnomo,
2002).
2.2 Apomiksis Tanaman Manggis
Manggis merupakan tanaman apomiksis. Apomiksis adalah perbanyakan aseksual
melalui biji, yaitu biji terbentuk bukan merupakan hasil fertilisasi. Apabila tidak
mengalami mutasi, biji dari tanaman apomiksis mengandung embrio yang
mempunyai sifat genetik yang sama dengan induknya. Pada tanaman apomiksis,
gen untuk reproduksi seksual tidak berekspresi. Pada apomiksis fakultatif, sel
nuselar tertentu mengalami reproduksi seksual, sedangkan sel nuselar lain
mengalami reproduksi aseksual. Pada apomiksis obligat kejadian seksual
dihambat (Koltunow, 1993).
Reproduksi apomiksis terdiri daridiplospory, apospory,danadventitious
embriony. Diplosporyadalah pembentukan kantong embrio tidak tereduksi dari
megaspore mother celltanpa meiosis, sel telur berkembang secara partenogenetik
menjadi embrio atau sel lain dari kantung embrio dipecah dan berkembang
menjadi embrio. Aposporymerupakan mekanisme kantung embrio tidak
tereduksi muncul dari sel somatik pada nusellus atau integumen. Pada
adventitious embriony, embrio terbentuk dari sel nusellus atau integumen dengan
9
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada September - Desember 2013 di dua lokasi, yaitu
Gebang Hanura (Kecamatan Gedong Tataan) dan Kurungan Nyawa (Kecamatan
Padang Cermin) di Kabupaten Pesawaran (Gambar 1).
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan untuk pengamatan adalah tanaman manggis yang terdapat
pada lokasi yang memiliki populasi manggis lebih dari 10 tanaman, di wilayah
Gebang Hanura dan Kurungan Nyawa di Kabupaten Pesawaran. Alat-alat yang
digunakan pada penelitian ini adalahGPS,altimeter, meteran, alat tulis, kertas
koran, kantong plastik, gunting stek,styrofoam, kamera, peralatan laboratorium
untuk analisis sampel tanaman, dan Surat Keputusan Menteri Pertanian tentang
deskripsi manggis varietas Saburai.
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengamati tanaman yang ditentukan secara acak.
Pada setiap lokasi, diamati sebanyak lima tanaman, dan dari tiap tanaman diambil
10
11
Tanaman yang dipilih adalah tanaman dengan kriteria kondisi batang serta tajuk
masih dalam kondisi alami.
3.4 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada lima tanaman manggis yang dipilih secara acak dari
kedua lokasi, sehingga terdapat sepuluh tanaman yang diamati sebagai sampel.
Titik koordinat sampel pegamatan disajikan pada Tabel 1. Titik koordinat
ditentukan dengan menggunakan aplikasiGPSdanAltimeteryang terdapat pada
Smartphone.
Tabel 1. Titik koordinat tanaman manggis yang diambil sebagai sampel.
Sampel
Pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap beberapa variabel. Variabel
yang diamati antara lain kondisi lingkungan, karakteristik daun, tajuk, dan batang.
3.4.1 Pengamatan Kondisi Lingkungan
Pengamatan kondisi lingkungan pada penelitian ini meliputi pola pertanaman,
12
3.4.2 Pengamatan Karakteristik Daun
Daun yang diamati pada penelitian ini adalah sepasang daun yang terdapat di
ujung tajuk dari empat arah mata angin yaitu Utara, Timur, Selatan, dan Barat.
Pengamatan karakteristik daun dilakukan di lapangan dan di laboratorium.
Variabel pengamatan daun di lapangan meliputi kerapatan dan susunan daun,
sedangkan pengamatan di laboratorium meliputi bobot daun, luas daun, nisbah
panjang:lebar daun, bentuk daun, bentuk ujung daun, bentuk pangkal daun, tekstur
permukaan atas daun, tekstur permukaan bawah daun, tepi daun, tampilan tulang
daun, warna daun muda, dan warna daun tua
Pengamatan karakteristik daun di lapangan meliputi :
(1) Kerapatan daun dihitung dengan cara menghitung jumlah daun yang terdapat
di ujung tajuk dalam 50 cm panjang tangkai.
(2) Susunan daun dikategorikan berdasarkan ketetapan Pusat Perlindungan
Varietas Tanaman tahun 2007, yaitualternate(skor 1) atauopposite(skor 2).
Metode pengamatan karakteristik daun di laboratorium adalah:
(1) Bobot basah sepasang daun diukur dengan menggunakan timbangan analitik
dengan satuan gram.
(2) Luas daun diukur dengan menggunakan kertasmilimeter block. Luas daun
ditaksir berdasarkan jumlah kotak yang terdapat pada pola daun yang telah
digambar.
(3) Nisbah panjang:lebar daun diukur dengan cara membagi hasil pengukuran
panjang dengan lebar daun. Hasil pengukuran nisbah tersebut untuk
13
(4) Bentuk daun manggis dikategorikan berdasarkan ketetapan Pusat
Perlindungan Varietas Tanaman tahun 2007 (Gambar 2).
Ovate Obovate Elliptic Oblong Lanceolate
(skor 1) (skor 2) (skor 3) (skor 4) (skor 5)
Gambar 2. Bentuk daun manggis
(5) Bentuk ujung daun manggis dikategorikan berdasarkan ketetapan Pusat
Perlindungan Varietas Tanaman tahun 2007 (Gambar 3).
Acute Acuminate Retuse Obtuse
(skor 1) (skor 2) (skor 3) (skor 4)
Gambar 3. Bentuk ujung daun manggis
(6) Bentuk pangkal daun manggis dikategorikan berdasarkan ketetapan Pusat
Perlindungan Varietas Tanaman tahun 2007 (Gambar 4).
Oblique Rounded Cuneate Shortly Attenuate Truncate
(skor 1) (skor 2) (skor 3) (skor 4) (skor 5)
14
(7) Tekstur permukaan atas dan bawah daun dikategorikan berdasarkan ketetapan
Pusat Perlindungan Varietas Tanaman tahun 2007, yaitu mengkilap (skor 1)
atau tidak mengkilap (skor 9).
(8) Tepi daun dikategorikan berdasarkan ketetapan Pusat Perlindungan Varietas
Tanaman tahun 2007 (Gambar 5).
Rata (skor 1) Bergelombang (skor 2)
Gambar 5. Bentuk tepi daun manggis
(9) Tampilan tulang daun dikategorikan berdasarkan ketetapan Pusat
Perlindungan Varietas Tanaman tahun 2007, yaitu menonjol (skor 1), kurang
menonjol (skor 2), atau tidak menonjol (skor 3).
(10) Warna daun muda dikategorikan berdasarkan ketetapan Pusat Perlindungan
Varietas Tanaman tahun 2007, yaitu hijau muda (skor 1), hijau muda
kecoklatan (skor 2), merah bata muda (skor 3), coklat merah (skor 4),
keperak-perakan (skor 5), dan varigata (skor 6).
(11) Warna daun tua dikategorikan berdasarkan ketetapan Pusat Perlindungan
Varietas Tanaman tahun 2007, yaitu berwarna hijau muda (skor 1), hijau
muda (skor 2), hijau tua (skor 3), dan varigata (skor 4).
3.4.3 Pengamatan Batang dan Tajuk
Pengamatan batang dan tajuk dilakukan seluruhnya di lapangan. Variabel yang
15
percabangan, kerapatan percabangan, karakterisitik permukaan batang, lingkar
batang, dan tinggi cabang pertama.
Metode pengamatan karakteristik batang dan tajuk adalah:
(1) Bentuk kanopi tanaman manggis dikategorikan berdasarkan ketetapan Pusat
Perlindungan Varietas Tanaman tahun 2007 (Gambar 6).
Pyramidal Spherical Oblong Elliptical
(skor 1) (skor 2) (skor 3) (skor 4)
Gambar 6. Bentuk kanopi tanaman manggis
(2) Lebar kanopi diukur dengan menggunakan meteran dalam satuan cm.
(3) Pola percabangan tanaman manggis dikategorikan berdasarkan ketetapan
Pusat Perlindungan Varietas Tanaman tahun 2007 (Gambar 7).
Erect Semi-Erect Horizontal Irregular
(skor 1) (skor 2) (skor 3) (skor 4)
Gambar 7. Pola percabangan tanaman manggis
(4) Kerapatan percabangan dihitung dengan cara menghitung jumlah cabang
dimulai dari cabang pertama hingga ketinggian 50 cm di atasnya
(5) Karakteristik permukaan batang dikategorikan berdasarkan ketetapan Pusat
Perlindungan Varietas Tanaman tahun 2007, yaitu berkarakteristik halus
16
(6) Lingkar batang diukur dengan menggunakan meteran pada ketinggian 0,5 m
dari permukaan tanah dengan satuan cm.
(7) Tinggi cabang pertama ditentukan dengan cara mengukur jarak antara tanah
sampai cabang pertama, dengan menggunakan meteran dengan satuan meter.
Data dari pengamatan manggis di Kabupaten Pesawaran selanjutnya dibandingkan
dengan deskripsi manggis Saburai. Perbandingan karakteristik manggis di
Pesawaran dengan manggis Saburai hanya pada bagian vegetatif karena pada saat
dilakukan penelitian, sebagian besar tanaman manggis yang diamati belum
berbuah.
Analisis data dilakukan pada variabel pengamatan bobot daun, panjang daun,
lebar daun, dan luas daun. Masing-masing variabel pengamatan diuji
menggunakan t-hitung dengan selang kepercayaan 5% untuk mengetahui
perbedaan antara manggis di lokasi Gebang Hanura dan Kurungan Nyawa.
Rumus statisistik yang digunakan pada perhitungan ini adalah
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan t-hitung, jika nilai t-hitung lebih
besar dari t-tabel berarti terdapat perbedaan antara manggis di Gebang Hanura dan
Kurungan Nyawa. Apabila nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel berarti tidak
terdapat perbedaan antara manggis di Gebang Hanura dan Kurungan Nyawa.
3.Analisis Data
3. Perbandingan antara manggis pada dua lokasi di Kabupaten Pesawaran
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Simpulan penelitian ini adalah:
(1) Perbedaan antara manggis di Gebang Hanura dengan manggis di Kurungan
Nyawa hanya pada karakter bobot daun. Manggis di Kurungan Nyawa
memiliki bobot daun yang lebih berat daripada manggis di Gebang Hanura
dengan selisih bobot 1,892 g.
(2) Manggis di Gebang Hanura dan Kurungan Nyawa memiliki perbedaan
dibandingkan dengan manggis Saburai, yaitu pada tinggi tanaman, bentuk
kanopi, lingkar batang, dan ukuran daun. Perbedaan tersebut dapat
disebabkan oleh faktor lingkungan dan umur tanaman sehingga belum bisa
dipastikan apakah terdapat perbedaan genetik pada manggis-manggis
tersebut.
5.2 Saran
Saran dari penelitian ini adalah:
(1) Perlu dilakukan karakterisasi terhadap bagian generatif manggis di Provinsi
Lampung.
36
PUSTAKA ACUAN
Ashari, S. 1995.Hortikultura Aspek Budidaya. UI-Press, Jakarta. 485 hal.
Burczyk, J., and D. Prat. 1997.Male reproductive success inPseudotsuga menziesii(Mirb.) Franco: the effects of spatial structure and flowering characteristics.Heredity79: 638 - 647.
Cox JEK. 1976.Garcinia mangostana L.–Mangosteen.In: R.J. Gardner (Ed). Propagation of Tropical fruit Trees. Common Wealth Bureau. Farn Harn Royal. England. p:361 - 367.
Den nijs, A.P.M, and G.E van Dijk. 1993.Apomixis. In :M.D. Hayward, N.O. Bose mark and I.Romagosa (Ed). Plant Breeding Principles and
Prospects.Chapman and Hall. London.
Fauza, H., M, H. Karmana, N. Rostini, dan I. Mariska. 2003. Variabilitas Genetik Manggis Hasil Iradiasi Sinar Gamma melalui Analisis RAPD.Zuriat
14(2):59-67.
Haryanti, S. 2009. The physiology and anatomy response of enceng gondok (Eichornia crassipes) in the various of polluted territorial water. Jurnal
Penelitian Sains dan Teknologi10: 30-40.
Hopkins, W.G. (1995).Introduction to Plant Physiology. John Willey and Sons Inc,Singapore.
Hutapea, J.R. 1994.Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid III. Departemen Kesehatan RI dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 69 hal.
Jumin, H.B. 2010.Dasar-Dasar Agronomi. Rajawali Pers. Jakarta. 243 hal.
Kaltunow A.M. 1993. Apomixis: Embriosacs and embryos formed without meiosis of fertilication in ovules.Plant Cell5: 1425-1437.
Keputusan Menteri Pertanian. 2010.Pelepasan Manggis Saburai Sebagai
Varietas Unggul. Kementerian Pertanian.
36
Prabowo, L. P. 2002.Studi Keragaman Morfologi Antar Lokasi Pertanaman Manggis (Garcinia mangostanaL.) di Empat Sentra Produksi di Pulau Jawa.Skripsi. Fakultas Pertanian Bogor. IPB. Bogor. 25 hal.
Pusat Kajian Hortikultura Tropika. 2013. Volume Ekspor Buah-Buahan 2007-2011. http://pkbt.ipb.ac.id/datastatistik/exim-sayur/expor-impor-buah Diakses pada tanggal 1 september 2013.
Pusat Perlindungan Varietas Tanaman. 2007.Panduan Pengujian Individual,
Kebaruan,Keunikan, Kesragaman, dan Kestabilan Tanaman Manggis.
Kementrian Pertanian Republik Indonesia.
Poincelot P.R. 1979.Horticultures Principles and Practical Aplications.
Departement of Biology Fairfield University, Fairfield Connecticut New Jersey. 652 hal.
Ramulu K.S. 1995.Apomixis, a Clonal Reproduction through Seed: New
Moleculer Genetic Strategis at CPRO-DLO. Yves Savidan, editor.
Apomixis News Letter 8.
Reza, M., Wijaya dan E. Tuherkih. 1994.Pembibitan dan Pembudidayaan
Manggis. Penebar Swadaya. Jakarta. 58 hal.
Rukmana R. 1995. Budidaya Manggis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 56 hal.
Selayang Pandang Pesawaran. 2010. Letak Geografis Kabupaten Pesawaran. http://pesawarankab.go.id/profil/letak-geografis/.Diakses pada tanggal 27 November 2013.
Sudarsono, P.N. Gunawan D. Wahyuono. S. Donatus, I.A. dan Purnomo. 2002.
Tumbuhan Obat II, Yogyakarta : PSOT UGM, Deltomed, Java Plant.
Yazid, M. 2012. Manggis saburai labanya amat manis (1).