• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISASI TANAMAN MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SECARA MORFOLOGIS PADA DUA LOKASI DI WILAYAH KABUPATEN PESAWARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KARAKTERISASI TANAMAN MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SECARA MORFOLOGIS PADA DUA LOKASI DI WILAYAH KABUPATEN PESAWARAN"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

KARAKTERISASI TANAMAN MANGGIS (Garcinia mangostanaL.) SECARA MORFOLOGIS PADA DUA LOKASI DI WILAYAH

KABUPATEN PESAWARAN

Oleh

ANDRIAN SYATIAKA

Manggis (Garcinia mangostanaL.) merupakan buah yang berasal dari hutan

tropis di kawasan Asia Tenggara. Salah satu sumber plasma nuftah manggis

adalah Indonesia. Buah manggis disebut ‘eksotik’ karena memiliki rasa yang khas, bermanfaat bagi kesehatan, dan memiliki prospek yang baik. Provinsi

Lampung merupakan salah satu daerah penghasil manggis di Indonesia. Namun,

hingga saat ini belum terdapat informasi tentang karakteristik morfologis tanaman

manggis yang tersebar di Provinsi Lampung. Informasi yang tersaji hanya tentang

manggis Saburai yang terdapat di daerah Tanggamus. Identifikasi perlu dilakukan

untuk mendapatkan informasi karakteristik manggis di Provinsi Lampung

khususnya di Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

perbedaan karakter morfologis tanaman manggis pada dua lokasi di wilayah

Kabupaten Pesawaran dan perbandingannya dengan manggis Saburai.

Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yaitu Gebang Hanura (Kecamatan Gedong

Tataan) dan Kurungan Nyawa (Kecamatan Padang Cermin) di Kabupaten

Pesawaran. Penelitian ini dilakukan dengan mengamati tanaman yang ditentukan

(2)

diambil bagian tanaman pada empat arah mata angin (Utara, Timur, Selatan, dan

Barat).

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan karakteristik manggis

pada dua lokasi di wilayah Kabupaten Pesawaran. Berdasarkan uji t, perbedaan

hanya pada bobot daun. Manggis di Kurungan Nyawa memilki bobot daun yang

lebih berat daripada manggis di Gebang Hanura. Perbedaan manggis di Gebang

Hanura dan Kurungan Nyawa dibandingkan dengan manggis Saburai, yaitu pada

tinggi tanaman, bentuk kanopi, lingkar batang, dan ukuran daun. Perbedaan

tersebut dapat disebabkan oleh faktor lingkungan dan umur tanaman sehingga

belum bisa dipastikan apakah terdapat perbedaan genetik pada manggis-manggis

tersebut.

(3)

KARAKTERISASI TANAMAN MANGGIS (Garcinia mangostanaL.) SECARA MORFOLOGIS PADA DUA LOKASI DI WILAYAH

KABUPATEN PESAWARAN

Oleh

ANDRIAN SYATIAKA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara pada 15 Juni 1991,

sebagai anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Andi Bakri dan

Ibu Meriani.

Penulis menyelesaikan pendidikan di Taman Kanak-kanak (TK) Kemala

Bhayangkari Kotabumi pada 1997, Sekolah Dasar (SD) Negeri 6 Kelapa Tujuh

Kotabumi pada 2003, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 7 Kotabumi

pada 2006, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Kemala Bhayangkari Kotabumi

pada 2009. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Agroteknologi,

Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada 2009 melalui jalur SNMPTN.

Pada tahun akademik 2011/2012, penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di

Taman Wisata Mekar Sari, Bogor. Pada tahun akademik 2013/2014, penulis

melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Campang Lapan, Kecamatan

Banjit, Kabupaten Way Kanan.

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah mengikuti organisasi LS-MATA

(Lembaga Studi Mahasiswa Pertanian) dan menjabat sebagai Ketua Bidang

(8)

Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Allah SWT

atas segala berkah-Nya sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

Kupersembahkan karya ini kepada:

Ayahku Andi Bakri dan Ibuku Meriani tercinta,

serta adik-adiku Meda Arisya Putri, Suci Syalina,

dan M. Alan Oksya Pamungkas, serta Almamater tercinta

(9)

"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan

sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali

bagi orang-orang yang khusyuk

(Q.S Al-Baqarah: 45)

Sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan),

kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain

(Q.S Alam Nasyrah: 6 - 7)

Jika anak Adam meninggal, maka amalnya terputus

kecuali dari tiga perkara, sedekah jariyah, ilmu yang

bermanfaat, dan anak shaleh yang berdoa kepadanya

(10)

SANWACANA

Puji dan syukur saya ucapkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul“Karakterisasi Tanaman

Manggis (Garcinia mangostanaL.) secara Morfologis pada Dua Lokasi di

Wilayah Kabupaten Pesawaran”dapat diselesaikan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Ir. Setyo Widagdo, M.Si., selaku Pembimbing Utama yang telah

memberikan bimbingan, saran, dan motivasi sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi.

2. Ibu Ir. Rugayah, M.P., selaku Pembimbing Kedua yang telah memberikan

bimbingan, nasehat, dan motivasi selama penelitian dan penyusunan skripsi

sehingga dapat terselesaikan.

3. Bapak Ir. Yohanes C. Ginting, M.P., selaku Pembahas yang telah

memberikan pengarahan, kritik, saran, dan nasihat yang bersifat

membangun kepada penulis.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Setyo Dwi Utomo, M.Sc., selaku Ketua Bidang

Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

5. Bapak Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P., selaku Ketua Jurusan

(11)

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M. S., beserta seluruh staf yang

telah memberikan fasilitas pendukung selama penulis mengikuti pendidikan.

7. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Agroteknologi atas ilmu pengetahuan dan

bimbingan yang telah diberikan selama penulis mengikuti perkuliahan.

8. Kedua orangtuaku tercinta: Papa Andi Bakri dan Mama Meriani, serta

adik-adikku Meda Arisya Putri, Suci Syalina, dan M. Alan Oksya Pamungkas

yang telah memberikan doa dan kasih sayang di setiap waktu, serta motivasi

untuk terus maju.

9. Deciana yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, waktu, tenaga, dan

motivasi untuk terus berjuang.

10. Sahabat seperjuangan Heri, Topan, Hendy, Ricky, Gagat, Doni, Hardy,

Japa, Syarif, Deny, Suhendri, Bang Herleo, Bang parman, Bang Alex, Bang

Solihin, serta seluruh teman di Jurusan Agroteknologi angkatan 2009.

Akhir kata, semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya

kepada kita semua dan semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.

Bandar Lampung, Januari 2015

Penulis

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL iii

DAFTAR GAMBAR iv

I. PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang dan Masalah 1

1.2 Tujuan Penelitian 3

1.3 Kerangka Pemikiran 3

1.4 Hipotesis 5

II. TINJAUAN PUSTAKA 6

2.1 Tanaman Manggis 6

2.2 Apomiksis Tanaman Manggis 8

III. BAHAN DAN METODE 9

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 9

3.2 Bahan dan Alat 9

3.3 Metode Penelitian 9

3.4 Pelaksanaan Penelitian 11

3.4.1 Pengamatan kondisi lingkungan 11

3.4.2 Pengamatan karakteristik daun 12

3.4.3 Pengamatan batang dan tajuk 14

3.4.4 Perbandingan antara manggis pada dua lokasi

di Kabupaten Pesawaran dengan manggis Saburai ... 16

(13)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 17

4.1 Hasil Penelitian 17

4.1.1 Kondisi lingkungan 17

4.1.2 Karakteristik daun 20

4.1.3 Karakteristik batang dan tajuk 24

4.1.4 Perbandingan manggis pada dua lokasi (Gebang Hanura dan Kurungan Nyawa) di Kabupaten Pesawaran dengan

manggis Saburai... 26

4.2 Pembahasan 28

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 24

5.1 Kesimpulan 34

5.2 Saran ... 34

PUSTAKA ACUAN LAMPIRAN

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Titik koordinat tanaman manggis yang diambil sebagai sampel. ... 11

2. Ketinggian tempat lokasi sampel tanaman manggis di Gebang

Hanura dan Kurungan Nyawa. ... 19

3. Hasil uji t bobot daun, panjang daun, lebar daun, dan luas daun

manggis di Gebang Hanura dan Kurungan Nyawa. ... 20

4. Nisbah panjang:lebar daun manggis di Gebang Hanura dan

Kurungan Nyawa. ... 21

5. Bentuk daun tanaman manggis di Gebang Hanura dan Kurungan

Nyawa. ... 21

6. Hasil pengamatan karakteristik daun manggis di Gebang Hanura

dan Kurungan Nyawa. 23

7. Deskripsi manggis di Gebang Hanura, Kurungan Nyawa dan

manggis Saburai. ... 26

8. Hasil pengamatan karakteristik batang dan tajuk manggis di

Gebang Hanura dan Kurungan Nyawa. ... 27

9. Bobot daun manggis (g) di Gebang Hanura dan Kurungan Nyawa .... 38

10. Analisis data bobot daun manggis (g) di Gebang Hanura dan

Kurungan Nyawa. ... 38

11. Luas daun manggis (cm2) di Gebang Hanura dan Kurungan Nyawa . 39

12. Analisis data luas daun manggis (cm2) di Gebang Hanura dan

Kurungan Nyawa. ... 39

13. Panjang daun manggis (cm) di Gebang Hanura dan Kurungan

(15)

14. Analisis data panjang daun manggis (cm) di Gebang Hanura dan

Kurungan Nyawa. ... 40

15. Lebar daun manggis (cm) di Gebang Hanura dan Kurungan Nyawa. 41

16. Analisis data lebar daun manggis (cm) di Gebang Hanura dan

Kurungan Nyawa. ... 41

17. Nisbah panjang lebar daun manggis (cm) di Gebang Hanura dan

Kurungan Nyawa. ... 42

18. Bentuk daun tanaman manggis di Gebang Hanura dan Kurungan

Nyawa. ... 43

19. Bentuk ujung daun tanaman manggis di Gebang Hanura dan

Kurungan Nyawa. ... 43

20. Bentuk pangkal daun tanaman manggis di Gebang Hanura dan

Kurungan Nyawa. ... 44

21. Tekstur permukaan atas daun tanaman manggis di Gebang Hanura

dan Kurungan Nyawa. ... 44

22. Tekstur permukaan bawah daun tanaman manggis di Gebang

Hanura dan Kurungan Nyawa. ... 45

23. Tepi daun tanaman manggis di lokasi Gebang Hanura dan

Kurungan Nyawa. ... 45

24. Tampilan tulang daun tanaman manggis di lokasi Gebang Hanura

dan Kurungan Nyawa. ... 46

25. Warna daun muda tanaman manggis di lokasi Gebang Hanura dan

Kurungan Nyawa. ... 46

26. Warna daun tua tanaman manggis di lokasi Gebang Hanura dan

Kurungan Nyawa. ... 47

27. Kerapatan daun tanaman manggis (pasang) di lokasi Gebang

Hanura dan Kurungan Nyawa. ... 47

28. Susunan daun tanaman manggis di lokasi Gebang Hanura dan

Kurungan Nyawa. ... 48

29. Bentuk kanopi tanaman manggis di lokasi Gebang Hanura dan

(16)

30. Pola percabangan, kerapatan percabangan, dan karakteristik permukaan batang tanaman manggis di lokasi Gebang Hanura dan

Kurungan Nyawa. ... 49

31. Lebar kanopi, ketinggian cabang pertama, dan lingkar batang

tanaman manggis di lokasi Gebang Hanura dan Kurungan Nyawa. 50

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Lokasi pengambilan sampel tanaman manggis pada dua lokasi di wilayah Kabupaten Pesawaran, yaitu di Gebang Hanura Kecamatan

Padang Cermin dan Kurungan Nyawa Kecamatan Gedong Tataan. 11

2. Bentuk daun manggis. 13

3. Bentuk ujung daun manggis. 13

4. Bentuk pangkal daun manggis. 13

5. Bentuk tepi daun manggis. 14

6. Bentuk kanopi tanaman manggis. 15

7. Pola percabangan tanaman manggis. 15

8. Tumpangsari tanaman manggis dengan kelapa (a), duku (b), pisang (c),

dan kakao (d) di Gebang Hanura. 18

9. Tumpangsari tanaman manggis dengan kakao (a), rambutan (b),

kelapa (c), dan pisang (d) di Kurungan Nyawa. 18

10. Bentuk daun manggis di Gebang Hanura (a) dan bentuk daun manggis

di Kurungan Nyawa (b). 22

11. Bentuk kanopi manggis di Gebang Hanura (a) dan bentuk kanopi

manggis di Kurungan Nyawa (b). 24

12. Pola percabangan manggis di Gebang Hanura (a) dan pola

percabangan manggis di Kurungan Nyawa (b). 25

13. Permukaan batang manggis di Gebang Hanura (a) dan permukaan

(18)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Manggis (Garcinia mangostanaL.) merupakan buah yang berasal dari hutan

tropis di kawasan Asia Tenggara. Salah satu sumber plasma nuftah manggis

adalah Indonesia. Buah manggis memiliki rasa yang khas, yaitu perpaduan antara

rasa manis, asam, dan sepet. Rasa tersebut tidak dimiliki oleh buah lain, sehingga

manggis disebut buah‘Eksotik’. Citarasa buahmanggis sangat disukai masyarakat luar negeri, karena mereka menganggap citarasa buah manggis

merupakan perpaduan dari rasa buah nanas, apricot, dan jeruk sehingga mendapat

julukan ‘Queen of fruits’ (Reza, Wijaya, dan Tuherkih 1994).

Gizi yang terkandung dalam 100 gram buah manggis antara lain adalah

63 kalori; 0,6 g protein; 0,6 g lemak; 15,6 g karbohidrat; 8 mg kalsium; 12 mg

fosfor; 0,8mg besi; 0,03 mg vit B1, dan 2 mg vit C (Pusat Kajian Buah-buahan

Tropika, 2007). Kulit manggis juga mengandung senyawa antioksidan berupa

Xanthoneyang berfungsi sebagai anti kanker dan dapat membantu memulihkan

sistem imun tubuh (Ashari, 1995).

Buah manggis memiliki prospek agribisnis yang cukup baik. Hal tersebut terbukti

dari permintaan buah manggis dari dalam maupun luar negeri yang semakin

(19)

2

memperlihatkan bahwa tahun 2007-2011 rata-rata pertumbuhan ekspor manggis

sebesar 9%. Permintaan manggis terus meningkat karena masyarakat telah

banyak mengetahui bahwa dalam kulit mnggis mengandung antioksidan berupa

Xhantoneyang berkhasiat sebagai anti kanker. Akan tetapi, permintaan buah

manggis yang terus meningkat tersebut tidak diiringi dengan peningkatan

produksi.

Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah penghasil manggis di Indonesia.

Namun, sebagian besar petani manggis di Lampung masih menanam manggis

secara konvensial dan manggis yang dibudidayakan tidak jelas kualitas

genetiknya. Tanaman manggis bereproduksi secara apomiksis, yaitu

pembentukan biji terjadi tanpa melalui proses fertilisasi (den Nijs dan van Dijk,

1993), sehingga tanaman manggis memiliki genotipe dan fenotipe yang seragam

atau sama dengan tanaman induknya. Namun, kondisi di lapangan menunjukkan

bahwa terdapat keragaman pada tanaman manggis. Hal tersebut dapat disebabkan

oleh faktor lingkungan dan mutasi gen (Fauza, Karmana, Rostini, dan Mariska

2003).

Provinsi Lampung telah memiliki manggis“Saburai”. Manggis tersebut adalah

buah unggulan yang telah mendapatkan sertifikat Prima 3 untuk pengelolaan mutu

buah yang dikeluarkan oleh Otoritas Kompetensi Ketahanan Pangan Daerah

(OKKPD). Hal tersebut berarti manggis Saburai sudah layak untuk diekspor.

Perbedaan manggis lain dengan manggis Saburai tampak dari warna kulit buah.

(20)

3

cenderung berwarna coklat. Rasa manggis Saburai pun khas, yaitu memiliki rasa

manis masam dengan daging yang tebal(Yazid, 2012).

Hingga saat ini, belum terdapat informasi tentang karakteristik morfologis

tanaman manggis yang tersebar di Provinsi Lampung. Informasi yang tersaji

hanya tentang manggis Saburai yang terdapat di daerah Tanggamus. Identifikasi

perlu dilakukan untuk mendapatkan informasi karakteristik morfologi tanaman

manggis di Provinsi Lampung khususnya di Kabupaten Pesawaran. Setelah

dilakukan penelitian ini, diharapkan diperoleh manggis yang memiliki karakter

berbeda dengan manggis Saburai. Hal tersebut akan menambah informasi tentang

keragaman plasma nuftah manggis di Provinsi Lampung. Informasi tersebut

dapat berguna untuk mendapatkan tanaman manggis yang layak dijadikan sebagai

tanaman induk untuk sumber perbanyakan bibit tanaman manggis.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

(1) Mengetahui perbedaan karakteristik morfologi tanaman manggis antara dua

lokasi (Gebang Hanura dan Kurungan Nyawa) di wilayah Kabupaten

Pesawaran.

(2) Mengetahui perbedaan karakteristik morfologi antara manggis di wilayah

Kabupaten Pesawaran dibandingkan dengan manggis Saburai.

1.3 Kerangka Pemikiran

Manggis bersifat apomiksis obligat, yaitu biji bukan berasal dari fertilisasi dan

(21)

4

hanya satu klon dan sifatnya sama dengan induknya (Cox, 1996). Kenyataan di

lapang menunjukkan adanya keragaman pada tanaman manggis. Faktor

lingkungan merupakan salah satu penyebab dari keragaman manggis di Indonesia.

Verheij (1999) menyatakan bahwa variasi rasa dan ukuran buah terdapat pada

manggis di Asia. Berdasarkan hasil analisis isozim, terdapat variabilitas fenotipe

pada karakter populasi manggis Sumatera Barat. Populasi manggis tersebut

memiliki keragaman genetik, meskipun sempit (Mansyah dkk, 1999). Hasil

penelitian Prabowo (2002) memperlihatkan bahwa manggis di sentra-sentra

produksi di Jawa yaitu Leuwiliang, Purwakarta, Purworejo, dan Trenggalek

memiliki perbedaan bentuk kanopi dan daun.

Kabupaten Pesawaran merupakan salah satu dari 14 kabupaten/kota di Provinsi

Lampung. Secara geografis, Kabupaten Pesawaran terletak antara 104°00’00” -105°01’40’’Bujur Timur dan 5°07’00”- 5°04’80’’ Lintang Selatan. Secara umum, Kabupaten Pesawaran memiliki iklim hujan tropis sebagaimana iklim

Provinsi Lampung pada umumnya. Curah hujan per tahun berkisar 2.264 mm

-2.868 mm, dan hari hujan 90 - 176 hari/tahun. Hembusan angin di Kabupaten

Pesawaran bertiup dari Samudra Indonesia dengan kecepatan 5,83 km/jam.

Temperatur udara berkisar antara 26 °C - 29 °C dan suhu rata-ratanya adalah

28°C. Topografi Kabupaten Pesawaran umumnya berbukit dengan ketinggian

dari permukaan laut yang bervariasi.

Manggis bersifat apomiksis tetapi kenyataan di lapang menunjukkan adanya

keragaman yang disebabkan oleh faktor lingkungan. Oleh karena itu perlu

(22)

5

Pesawaran. Karakterisasi tersebut bertujuan untuk mendapatkan informasi

morfologis tentang tanaman manggis yang tersebar di Provinsi Lampung.

Hipotesis penelitian ini adalah:

(1) Terdapat keragaman karakteristik morfologi manggis pada dua lokasi di

wilayah Kabupaten Pesawaran.

(2) Karakteristik morfologi tanaman manggis di Kabupaten Pesawaran berbeda

dengan manggis Saburai.

(23)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Manggis

Tanaman manggis merupakan tanaman asli daerah tropis dari Asia Tenggara.

Tanaman manggis tumbuh liar di kawasan kepulauan Sunda Besar dan

Semenanjung Malaya. Menurut Rukmana (1995), tanaman manggis mempunyai

susunan taksonomi sebagai berikut:

Divisio :Spermatophyta

Sub-divisio :Angiospermae

Kelas :Dicotyledoneae

Ordo :Guttiferales

Familia :Guttiferae (Clusiaceae)

Genus :Garcinia

Spesies :Garcinia mangostanaL.

Manggis merupakan tanaman tahunan yang masa hidupnya dapat mencapai

puluhan tahun. Pohon manggis dapat mencapai ketinggian 20 meter. Manggis

mempunyai batang tegak, batang pohon jelas, kulit batang coklat, dan memiliki

getah kuning. Daun manggis adalah daun tunggal, dengan posisi berhadapan atau

bersilang berhadapan. Manggis mempunyai bunga betina 1 - 3 di ujung batang,

(24)

7

dua daun kelopak terluar berwarna hijau kuning, tepi kelopak berwarna merah,

melengkung, kuat, dan tumpul. Manggis mempunyai empat daun mahkota,

berbentuk telur terbalik, berdaging tebal, berwarna hijau kuning, tepi berwarna

merah atau hampir semua merah. Benang sari manggis bersifat mandul

(staminodia) biasanya dalam tukal (kelopak). Bakal buah manggis memiliki 4 - 8

ruang, kepala putik berjari-jari 5 - 6. Buah manggis berbentuk bola tertekan,

bergaris tengah 3,5 - 7 cm, berwarna ungu tua, dengan kepala putik duduk (tetap),

berkelopak tetap, berdinding buah tebal, berdaging, berwarna ungu, dengan getah

kuning. Manggis memiliki 1 - 3 biji yang diselimuti oleh selaput biji yang tebal

berair, berwarna putih, dan dapat dimakan (termasuk biji yang gagal tumbuh

sempurna). Manggis mempunyai waktu berbunga antara Mei - Januari (Rukmana,

1995).

Manggis merupakan tanaman berkayu dengan ciri memiliki batang bulat, tegak

dan bercabang simodial dengan tinggi hingga 15 meter. Daun manggis adalah

tunggal, berbentuk lonjong, berujung runcing, pangkal tumpul tepi rata, tulang

daun berbentuk menyirip, berukuran panjang 20 - 25 cm lebar 6 - 9 cm, tebal, dan

bertangkai silindris berwarna hijau. Bunga tanaman manggis tunggal, berkelamin

dua, dan terletak di ketiak daun. Buah manggis bersalut lemak, berdiameter 6-8

cm, dengan warna coklat keunguan (Hutapea, 1994).

Manggis merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari hutan tropis

yang teduh di kawasan Asia tenggara, yaitu hutan belantara Kalimantan Timur di

Indonesia atau semenanjung Malaya. Dari Asia Tenggara, tanaman manggis

(25)

8

dan Australia Utara (Sudarsono, Gunawan, Wahyuono, Donatus, dan Purnomo,

2002).

2.2 Apomiksis Tanaman Manggis

Manggis merupakan tanaman apomiksis. Apomiksis adalah perbanyakan aseksual

melalui biji, yaitu biji terbentuk bukan merupakan hasil fertilisasi. Apabila tidak

mengalami mutasi, biji dari tanaman apomiksis mengandung embrio yang

mempunyai sifat genetik yang sama dengan induknya. Pada tanaman apomiksis,

gen untuk reproduksi seksual tidak berekspresi. Pada apomiksis fakultatif, sel

nuselar tertentu mengalami reproduksi seksual, sedangkan sel nuselar lain

mengalami reproduksi aseksual. Pada apomiksis obligat kejadian seksual

dihambat (Koltunow, 1993).

Reproduksi apomiksis terdiri daridiplospory, apospory,danadventitious

embriony. Diplosporyadalah pembentukan kantong embrio tidak tereduksi dari

megaspore mother celltanpa meiosis, sel telur berkembang secara partenogenetik

menjadi embrio atau sel lain dari kantung embrio dipecah dan berkembang

menjadi embrio. Aposporymerupakan mekanisme kantung embrio tidak

tereduksi muncul dari sel somatik pada nusellus atau integumen. Pada

adventitious embriony, embrio terbentuk dari sel nusellus atau integumen dengan

(26)

9

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada September - Desember 2013 di dua lokasi, yaitu

Gebang Hanura (Kecamatan Gedong Tataan) dan Kurungan Nyawa (Kecamatan

Padang Cermin) di Kabupaten Pesawaran (Gambar 1).

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan untuk pengamatan adalah tanaman manggis yang terdapat

pada lokasi yang memiliki populasi manggis lebih dari 10 tanaman, di wilayah

Gebang Hanura dan Kurungan Nyawa di Kabupaten Pesawaran. Alat-alat yang

digunakan pada penelitian ini adalahGPS,altimeter, meteran, alat tulis, kertas

koran, kantong plastik, gunting stek,styrofoam, kamera, peralatan laboratorium

untuk analisis sampel tanaman, dan Surat Keputusan Menteri Pertanian tentang

deskripsi manggis varietas Saburai.

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengamati tanaman yang ditentukan secara acak.

Pada setiap lokasi, diamati sebanyak lima tanaman, dan dari tiap tanaman diambil

(27)

10

(28)

11

Tanaman yang dipilih adalah tanaman dengan kriteria kondisi batang serta tajuk

masih dalam kondisi alami.

3.4 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada lima tanaman manggis yang dipilih secara acak dari

kedua lokasi, sehingga terdapat sepuluh tanaman yang diamati sebagai sampel.

Titik koordinat sampel pegamatan disajikan pada Tabel 1. Titik koordinat

ditentukan dengan menggunakan aplikasiGPSdanAltimeteryang terdapat pada

Smartphone.

Tabel 1. Titik koordinat tanaman manggis yang diambil sebagai sampel.

Sampel

Pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap beberapa variabel. Variabel

yang diamati antara lain kondisi lingkungan, karakteristik daun, tajuk, dan batang.

3.4.1 Pengamatan Kondisi Lingkungan

Pengamatan kondisi lingkungan pada penelitian ini meliputi pola pertanaman,

(29)

12

3.4.2 Pengamatan Karakteristik Daun

Daun yang diamati pada penelitian ini adalah sepasang daun yang terdapat di

ujung tajuk dari empat arah mata angin yaitu Utara, Timur, Selatan, dan Barat.

Pengamatan karakteristik daun dilakukan di lapangan dan di laboratorium.

Variabel pengamatan daun di lapangan meliputi kerapatan dan susunan daun,

sedangkan pengamatan di laboratorium meliputi bobot daun, luas daun, nisbah

panjang:lebar daun, bentuk daun, bentuk ujung daun, bentuk pangkal daun, tekstur

permukaan atas daun, tekstur permukaan bawah daun, tepi daun, tampilan tulang

daun, warna daun muda, dan warna daun tua

Pengamatan karakteristik daun di lapangan meliputi :

(1) Kerapatan daun dihitung dengan cara menghitung jumlah daun yang terdapat

di ujung tajuk dalam 50 cm panjang tangkai.

(2) Susunan daun dikategorikan berdasarkan ketetapan Pusat Perlindungan

Varietas Tanaman tahun 2007, yaitualternate(skor 1) atauopposite(skor 2).

Metode pengamatan karakteristik daun di laboratorium adalah:

(1) Bobot basah sepasang daun diukur dengan menggunakan timbangan analitik

dengan satuan gram.

(2) Luas daun diukur dengan menggunakan kertasmilimeter block. Luas daun

ditaksir berdasarkan jumlah kotak yang terdapat pada pola daun yang telah

digambar.

(3) Nisbah panjang:lebar daun diukur dengan cara membagi hasil pengukuran

panjang dengan lebar daun. Hasil pengukuran nisbah tersebut untuk

(30)

13

(4) Bentuk daun manggis dikategorikan berdasarkan ketetapan Pusat

Perlindungan Varietas Tanaman tahun 2007 (Gambar 2).

Ovate Obovate Elliptic Oblong Lanceolate

(skor 1) (skor 2) (skor 3) (skor 4) (skor 5)

Gambar 2. Bentuk daun manggis

(5) Bentuk ujung daun manggis dikategorikan berdasarkan ketetapan Pusat

Perlindungan Varietas Tanaman tahun 2007 (Gambar 3).

Acute Acuminate Retuse Obtuse

(skor 1) (skor 2) (skor 3) (skor 4)

Gambar 3. Bentuk ujung daun manggis

(6) Bentuk pangkal daun manggis dikategorikan berdasarkan ketetapan Pusat

Perlindungan Varietas Tanaman tahun 2007 (Gambar 4).

Oblique Rounded Cuneate Shortly Attenuate Truncate

(skor 1) (skor 2) (skor 3) (skor 4) (skor 5)

(31)

14

(7) Tekstur permukaan atas dan bawah daun dikategorikan berdasarkan ketetapan

Pusat Perlindungan Varietas Tanaman tahun 2007, yaitu mengkilap (skor 1)

atau tidak mengkilap (skor 9).

(8) Tepi daun dikategorikan berdasarkan ketetapan Pusat Perlindungan Varietas

Tanaman tahun 2007 (Gambar 5).

Rata (skor 1) Bergelombang (skor 2)

Gambar 5. Bentuk tepi daun manggis

(9) Tampilan tulang daun dikategorikan berdasarkan ketetapan Pusat

Perlindungan Varietas Tanaman tahun 2007, yaitu menonjol (skor 1), kurang

menonjol (skor 2), atau tidak menonjol (skor 3).

(10) Warna daun muda dikategorikan berdasarkan ketetapan Pusat Perlindungan

Varietas Tanaman tahun 2007, yaitu hijau muda (skor 1), hijau muda

kecoklatan (skor 2), merah bata muda (skor 3), coklat merah (skor 4),

keperak-perakan (skor 5), dan varigata (skor 6).

(11) Warna daun tua dikategorikan berdasarkan ketetapan Pusat Perlindungan

Varietas Tanaman tahun 2007, yaitu berwarna hijau muda (skor 1), hijau

muda (skor 2), hijau tua (skor 3), dan varigata (skor 4).

3.4.3 Pengamatan Batang dan Tajuk

Pengamatan batang dan tajuk dilakukan seluruhnya di lapangan. Variabel yang

(32)

15

percabangan, kerapatan percabangan, karakterisitik permukaan batang, lingkar

batang, dan tinggi cabang pertama.

Metode pengamatan karakteristik batang dan tajuk adalah:

(1) Bentuk kanopi tanaman manggis dikategorikan berdasarkan ketetapan Pusat

Perlindungan Varietas Tanaman tahun 2007 (Gambar 6).

Pyramidal Spherical Oblong Elliptical

(skor 1) (skor 2) (skor 3) (skor 4)

Gambar 6. Bentuk kanopi tanaman manggis

(2) Lebar kanopi diukur dengan menggunakan meteran dalam satuan cm.

(3) Pola percabangan tanaman manggis dikategorikan berdasarkan ketetapan

Pusat Perlindungan Varietas Tanaman tahun 2007 (Gambar 7).

Erect Semi-Erect Horizontal Irregular

(skor 1) (skor 2) (skor 3) (skor 4)

Gambar 7. Pola percabangan tanaman manggis

(4) Kerapatan percabangan dihitung dengan cara menghitung jumlah cabang

dimulai dari cabang pertama hingga ketinggian 50 cm di atasnya

(5) Karakteristik permukaan batang dikategorikan berdasarkan ketetapan Pusat

Perlindungan Varietas Tanaman tahun 2007, yaitu berkarakteristik halus

(33)

16

(6) Lingkar batang diukur dengan menggunakan meteran pada ketinggian 0,5 m

dari permukaan tanah dengan satuan cm.

(7) Tinggi cabang pertama ditentukan dengan cara mengukur jarak antara tanah

sampai cabang pertama, dengan menggunakan meteran dengan satuan meter.

Data dari pengamatan manggis di Kabupaten Pesawaran selanjutnya dibandingkan

dengan deskripsi manggis Saburai. Perbandingan karakteristik manggis di

Pesawaran dengan manggis Saburai hanya pada bagian vegetatif karena pada saat

dilakukan penelitian, sebagian besar tanaman manggis yang diamati belum

berbuah.

Analisis data dilakukan pada variabel pengamatan bobot daun, panjang daun,

lebar daun, dan luas daun. Masing-masing variabel pengamatan diuji

menggunakan t-hitung dengan selang kepercayaan 5% untuk mengetahui

perbedaan antara manggis di lokasi Gebang Hanura dan Kurungan Nyawa.

Rumus statisistik yang digunakan pada perhitungan ini adalah

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan t-hitung, jika nilai t-hitung lebih

besar dari t-tabel berarti terdapat perbedaan antara manggis di Gebang Hanura dan

Kurungan Nyawa. Apabila nilai t-hitung lebih kecil dari t-tabel berarti tidak

terdapat perbedaan antara manggis di Gebang Hanura dan Kurungan Nyawa.

3.Analisis Data

3. Perbandingan antara manggis pada dua lokasi di Kabupaten Pesawaran

(34)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Simpulan penelitian ini adalah:

(1) Perbedaan antara manggis di Gebang Hanura dengan manggis di Kurungan

Nyawa hanya pada karakter bobot daun. Manggis di Kurungan Nyawa

memiliki bobot daun yang lebih berat daripada manggis di Gebang Hanura

dengan selisih bobot 1,892 g.

(2) Manggis di Gebang Hanura dan Kurungan Nyawa memiliki perbedaan

dibandingkan dengan manggis Saburai, yaitu pada tinggi tanaman, bentuk

kanopi, lingkar batang, dan ukuran daun. Perbedaan tersebut dapat

disebabkan oleh faktor lingkungan dan umur tanaman sehingga belum bisa

dipastikan apakah terdapat perbedaan genetik pada manggis-manggis

tersebut.

5.2 Saran

Saran dari penelitian ini adalah:

(1) Perlu dilakukan karakterisasi terhadap bagian generatif manggis di Provinsi

Lampung.

(35)

36

PUSTAKA ACUAN

Ashari, S. 1995.Hortikultura Aspek Budidaya. UI-Press, Jakarta. 485 hal.

Burczyk, J., and D. Prat. 1997.Male reproductive success inPseudotsuga menziesii(Mirb.) Franco: the effects of spatial structure and flowering characteristics.Heredity79: 638 - 647.

Cox JEK. 1976.Garcinia mangostana L.Mangosteen.In: R.J. Gardner (Ed). Propagation of Tropical fruit Trees. Common Wealth Bureau. Farn Harn Royal. England. p:361 - 367.

Den nijs, A.P.M, and G.E van Dijk. 1993.Apomixis. In :M.D. Hayward, N.O. Bose mark and I.Romagosa (Ed). Plant Breeding Principles and

Prospects.Chapman and Hall. London.

Fauza, H., M, H. Karmana, N. Rostini, dan I. Mariska. 2003. Variabilitas Genetik Manggis Hasil Iradiasi Sinar Gamma melalui Analisis RAPD.Zuriat

14(2):59-67.

Haryanti, S. 2009. The physiology and anatomy response of enceng gondok (Eichornia crassipes) in the various of polluted territorial water. Jurnal

Penelitian Sains dan Teknologi10: 30-40.

Hopkins, W.G. (1995).Introduction to Plant Physiology. John Willey and Sons Inc,Singapore.

Hutapea, J.R. 1994.Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid III. Departemen Kesehatan RI dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 69 hal.

Jumin, H.B. 2010.Dasar-Dasar Agronomi. Rajawali Pers. Jakarta. 243 hal.

Kaltunow A.M. 1993. Apomixis: Embriosacs and embryos formed without meiosis of fertilication in ovules.Plant Cell5: 1425-1437.

Keputusan Menteri Pertanian. 2010.Pelepasan Manggis Saburai Sebagai

Varietas Unggul. Kementerian Pertanian.

(36)

36

Prabowo, L. P. 2002.Studi Keragaman Morfologi Antar Lokasi Pertanaman Manggis (Garcinia mangostanaL.) di Empat Sentra Produksi di Pulau Jawa.Skripsi. Fakultas Pertanian Bogor. IPB. Bogor. 25 hal.

Pusat Kajian Hortikultura Tropika. 2013. Volume Ekspor Buah-Buahan 2007-2011. http://pkbt.ipb.ac.id/datastatistik/exim-sayur/expor-impor-buah Diakses pada tanggal 1 september 2013.

Pusat Perlindungan Varietas Tanaman. 2007.Panduan Pengujian Individual,

Kebaruan,Keunikan, Kesragaman, dan Kestabilan Tanaman Manggis.

Kementrian Pertanian Republik Indonesia.

Poincelot P.R. 1979.Horticultures Principles and Practical Aplications.

Departement of Biology Fairfield University, Fairfield Connecticut New Jersey. 652 hal.

Ramulu K.S. 1995.Apomixis, a Clonal Reproduction through Seed: New

Moleculer Genetic Strategis at CPRO-DLO. Yves Savidan, editor.

Apomixis News Letter 8.

Reza, M., Wijaya dan E. Tuherkih. 1994.Pembibitan dan Pembudidayaan

Manggis. Penebar Swadaya. Jakarta. 58 hal.

Rukmana R. 1995. Budidaya Manggis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. 56 hal.

Selayang Pandang Pesawaran. 2010. Letak Geografis Kabupaten Pesawaran. http://pesawarankab.go.id/profil/letak-geografis/.Diakses pada tanggal 27 November 2013.

Sudarsono, P.N. Gunawan D. Wahyuono. S. Donatus, I.A. dan Purnomo. 2002.

Tumbuhan Obat II, Yogyakarta : PSOT UGM, Deltomed, Java Plant.

Yazid, M. 2012. Manggis saburai labanya amat manis (1).

Gambar

Gambar 1. Lokasi pengambilan sampel tanaman manggis pada dua lokasi diwilayah Kabupaten Pesawaran, yaitu di Gebang Hanura KecamatanPadang Cermin dan Kurungan Nyawa Kecamatan Gedong Tataan.
Tabel 1. Titik koordinat tanaman manggis yang diambil sebagai sampel.
Gambar 2. Bentuk daun manggis
Gambar 5. Bentuk tepi daun manggis
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis penelitian tindakan dari siklus I sampai siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa mata pelajaran sosiologi

Melalui hasil penelitian terlihat bahwa dari ketiga variabel bebas yang mempengaruhi kepatuhan penggunaan obat asma pada pasien rawat jalan di RSUD Banjar

NAMA PRODI KEGIATAN NAMA MAHASISWA JUMLAH YANG TERLIBAT TANGGAL PELAKSANAAN KEGIATAN TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN F.4.a.5.. JUMLAH

Mariyun, NPM:942012074 Hubungan Gaya Kepemimpinan Demokratis, Etos Kerja dan Kinerja Mengajar Guru SD Negeri Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak, Program

Untuk mendapatkan karyawan yang berprestasi dalam bekerja, perusahaan harus lebih memperhatikan rekrutmen dan penempatan karyawan secara baik dan benar, sesuai dengan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh kualitas layanan, hubungan pemasaran pelanggan, dan kepercayaan merek secara simultan dan parsial terhadap loyalitas

Apabila salah seorang pesero meninggal dunia, perseroan tidak harus dibubarkan, tetapi (para) pesero yang masih ada bersama-sama dengan (para) ahli waris dari