• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PT SEMEN BATURAJA (PERSERO) DI BANDARLAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PT SEMEN BATURAJA (PERSERO) DI BANDARLAMPUNG"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PT SEMEN BATURAJA (PERSERO)

DI BANDARLAMPUNG Oleh

AGUS SYAHRIAL

Bauran pemasaran dilaksanakan oleh perusahaan untuk meningkatkan angka

penjualan dan menumbuhkan kepuasan pelanggan terhadap suatu produk.

Kepuasan pelanggan merupakan perasaan konsumen setelah membandingkan

kinerja (hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapan. Tujuan usaha adalah

mempertahankan pelanggan. Menciptakan dan mempertahankan pelanggan hanya

dapat diwujudkan melalui kualitas. Kualitas sebenarnya diarahkan pada satu tujuan,

yaitu terciptanya kepuasan pelanggan.

Masalah penelitian ini adalah target penjualan semen pada PT Semen Baturaja

(Persero) dari tahun 2008–2012 tidak tercapai. Tidak tercapainya target penjualan

tersebut dapat disebabkan oleh kualitas produk yang dihasilkan dan harga penjualan

yang ditetapkan, selain itu adanya persaingan usaha dengan perusahaan kompetitor.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah bauran pemasaran pada PT

Semen Baturaja (Persero) mempengaruhi kepuasan pelanggan”.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh bauran

pemasaran pada PT Semen Baturaja (Persero) terhadap kepuasan pelanggan.

Hipotesis penelitian ini adalah bahwa “bauran pemasaran berpengaruh terhadap

(3)

dikumpulkan dengan kuisioner dan dokumentasi. Selanjutnya data dianalisis secara

statistik menggunakan rumus Regresi Linier Ganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Bauran pemasaran PT Semen Baturaja

(Persero) yang meliputi produk, harga, distribusi dan promosi berpengaruh

terhadap kepuasan pelanggan dengan nilai pengaruh sebesar 66,2%. Artinya

apabila produk, harga, distribusi dan promosi PT Semen Baturaja (Persero)

mengalami peningkatan maka kepuasan pelanggan juga akan mengalami

peningkatan. (2) Pengujian hipotesis simultan pada taraf signifikan 95%

menunjukkan bahwa Fhitung > FTabel dengan perbandingan 31.296 > 2.53, artinya

pengaruh bauran pemasaran PT Semen Baturaja (Persero) yang terdiri dari produk,

harga, distribusi dan promosi terhadap kepuasan pelanggan adalah signifikan. (3)

Pengujian hipotesis secara parsial dengan Uji T menunjukkan bahwa nilai Thitung

seluruh subvariabel bauran pemasaran yaitu produk (X1) sebesar 6.932, harga (X2)

sebesar 4.266, distribusi (X3) sebesar 5,826 dan promosi (X4) sebesar 4.478. >

(4)
(5)
(6)

DAFTAR ISI

2.1Pemasaran dan Manajemen Pemasaran ... 12

2.1.1 Pengertian Pemasaran ... 12

2.3 Pengertian Perilaku Konsumen ... 23

2.3.1 Tahap-Tahap Perilaku Konsumen ... 23

2.3.2 Model Pengorganisasian Perilaku Konsumen ... 24

2.3.3 Konsep Perilaku Konsumen dalam Strategi Pemasaran ... 26

2.4 Pengertian Kepuasan Pelanggan ... 28

2.5 Pengertian Kualitas ... 29

III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

3.1Metode Penelitian... 31

3.2Sumber Data ... 31

3.3Populasi dan Sampel ... 32

3.4Operasionalisasi Variabel Penelitian... 33

3.5Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.6Uji Persyaratan Instrumen Penelitian ... 35

3.7Model Analisis Data ... 36

(7)

4.1.1 Profil PT Semen Batu Raja (Persero) ... 38

4.1.2 Lokasi Pabrik ... 38

4.1.3 Bahan Baku dan Bahan Penolong... 39

4.1.4 Proses Pembuatan Semen ... 39

4.1.5 Pengendalian Mutu ... 40

4.2Hasil Pengujian Instrumen Penelitian ... 40

4.2.1 Variabel Bauran Pemasaran PT. Semen Batu Raja (Persero).. 41

4.2.2 Variabel Kepuasan Pelanggan ... 42

4.3Analisis Kualitatif ... 42

4.3.1Bauran Pemasaran ... 42

4.3.2 Kepuasan Pelanggan ... 53

4.4Analisis Kuantitatif ... 58

4.4.1Persamaan Regresi Linier Ganda... 59

4.4.2Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-Sama (Uji F)... 60

4.4.3Uji Koefisien Regresi Secara Terpisah (Uji t) ... 61

V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

5.1Kesimpulan ... 63

5.2Saran ... 64

(8)

I. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha yang semakin bersaing akibat perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi mengharuskan perusahaan-perusahaan, baik itu yang

bergerak di bidang industri, perdagangan maupun jasa untuk terus mengoptimalkan

kegiatan usahanya sebagai upaya memenangkan persaingan di dalam pasar, yaitu

perusahaan harus mampu memberikan produk yang maksimal, misalnya dengan

memberikan produk yang berkualitas, harga yang lebih murah dibandingkan pesaing

atau pelayanan yang terbaik.

Upaya yang dilakukan perusahaan tersebut bertujuan agar konsumen merasa puas

dan akan menjadi pelanggan bagi perusahaan, hal ini selain bertujuan untuk

mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan juga sebagai upaya mendapatkan

serta meningkatkan pendapatan dan keuntungan bagi perusahaan, yang dapat

diperoleh melalui kegiatan penjualan produk (barang atau jasa) yang dihasilkan oleh

perusahaan. Untuk memperoleh hal tersebut di atas, maka perusahaan harus berupaya

menciptakan permintaan terhadap produknya melalui kegiatan pemasaran.

Menurut Umar (2008:105), kualitas produk baik barang maupun jasa merupakan

suatu kesatuan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, manufaktur

(9)

para konsumen. Untuk memahami kualitas dapat digunakan trilogi manajerial yang

meliputi perencanaan, perbaikan dan pengendalian.Trilogi yang sama dapat juga

diterapkan pada bidang kualitas.

Umar (2008:106) menyatakan bahwa perencanaan kualitas merupakan aktivitas

pengembangan dari produk dan proses untuk memenuhi keinginan dan menjamin

kepuasan terhadap konsumen, dengantahapan menentukan siapa konsumen,

menentukan kebutuhan atau keinginan konsumen dan mengembangkan proses

sebagai pedoman bagian produksi. Kemudian dilakukan aktivitas pengendalian

kualitas yang dilakukan pada tahap operasi yang meliputi evaluasi performansi

aktual, membandingkan performansi aktual dengan sasaran yang direncanakan dan

mengambil tindakan terhadap penyimpangan.

Tindakan yang dilakukan setelah aktivitas pengendalian kualitas bertujuan untuk

mencapai tingkat yang lebih baik dari sebelumnya. Kualitas memiliki hubungan yang

erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada

pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Ikatan

seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan

pelanggan serta kebutuhan mereka,dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan

kepuasan pelanggan dimana perusahaan memaksimumkan pengalaman pelanggan

yang menyenangkan dan meminimumkan atau meniadakan pengalaman pelanggan

yang kurang menyenangkan,pada gilirannya kepuasan pelanggan dapat menciptakan

kesetiaan atau loyalitas pelanggan pada perusahaan yang memberikan kualitas

(10)

Pada hakekatnya tujuan dalam bisnis adalah untuk menciptakan dan

mempertahankan pelanggan. Menciptakan dan mempertahankan pelanggan hanya

dapat diwujudkan melalui kualitas. Kualitas sebenarnya diarahkan pada satu tujuan,

yaitu terciptanya kepuasan pelanggan. PT Semen Baturaja (Persero) merupakan

perusahaan yang memproduksi dan mendistribusikan produk semen kepada

pelanggannya. PT Semen Baturaja (Persero) juga dituntut untuk meningkatkan

kualitas produk sehingga dapat meningkatkan penjualan semen dan dapat

meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Setiap perusahaan dalam rangka meningkatkan profitabilitas perusahaan dihadapkan

pada persaingan dalam memperoleh pangsa pasar yang maksimal. Berikut adalah

data pangsa pasar (market share) PT Semen Baturaja dan beberapa perusahan

pesaing:

Tabel 1. Pangsa Pasar (Market Share) Semen Batu Raja Tahun 2011-2012

No Nama Perusahaan(Produk) Pangsa Pasar

2011 2012

1 TigaRoda 35% 36%

2 Batu Raja 35% 33%

3 Padang 8% 8%

4 Holcim 12% 11%

5 Perusahaan Lain 10% 12%

Total 100% 100%

Sumber: Kementrian Perindustrian Republik Indonesia Tahun 2013

Tabel di atas menunjukkan perkembangan market share produk Batu Raja yang

dipasarkan tahun 2011 hanya 35% sama dengan market shareprodukTiga Roda,

tetapi tahun 2012 market share semen Batu Raja mengalami penurunan sebesar 2%,

(11)

1%. Perubahan angka perkembangan pangsa pasar tersebut terjadi dapat disebabkan

oleh persaingan harga semen dan ketersediaan produk semen di pasar.

Secara lebih khusus untuk mengetahui target dan realisasi penjualan semen pada PT

Semen Baturaja (Persero) tahun 2008 – 2012 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2.Perkembangan Target dan Realisasi Penjualan Semen Pada PT Semen Baturaja (Persero) Cabang Bandar Lampung Tahun 2008 – 2012

No. Tahun Realisasi Penjualan

(Rp) Target Penjualan (Rp)

Pencapaian (%)

1 2008 1.902.700.000,00 2.214.816.000,00 84,94

2 2009 1.900.560.000,00 2.368.332.000,00 82,91

3 2010 2.105.350.000,00 2.700.268.000,00 82,78

4 2011 2.905.250.000,00 3.105.275.000,00 86,78

5 2012 2.956.715.000,00 3.550.267.000,00 84,55

Rata-Rata 2.354.115.000,00 2.787.791.600,00 84,39 Sumber: PT Semen Baturaja (Persero)Tahun 2013

Berdasarkan data pada Tabel 2 maka diketahui bahwa realisasi penjualan tidak

mencapai target yang telah ditetapkan, pada tahun 2008 realisasi penjualan hanya

mencapai 84,94% dari target yang telah ditetapkan, kemudian pada tahun 2009

realisasi penjualan hanya mencapai 82,91% dari target penjualan, sedangkan pada

tahun 2010 hanya mencapai 82,78% dari target, pada tahun 2011 meningkat realisasi

penjualan menjadi 86,78% dantahun 2013 menurun menjadi 84,55%.

PT Semen Baturaja (Persero ) dalam rangka meningkatkan realisasi penjualan telah

melaksanakan bauran pemasaran yang meliputibauran 7P, yaitu sebagai berikut:

1. Kebijakan produk (product)

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk

diperhatikan, dibeli, dipergunakan atau dikonsumsikan. Istilah produk mencakup

(12)

Produk semen Batu Raja terdiri dari beberapa kemasan, yaitu:

a. Kantong bagor, yaitu jenis kantong semen terdiridari 2 ply (lapisan), dengan

bagian dalam berupa kerta scropt (bagian luar berbahan plastik) seperti

kantong dengan kapasitas 50 kg pemakaian untuk proyek-proyek.

b. Kantong PCC, terdiri dari kertascropt 3 ply dengan kapasitas 50 kg

pemakaian secara umum dan untuk semua mutu beton.

c. Kantong Big Bag, terdiridari 2 ply, lapisan pertama berbahan plastik, lapisan

kedua berbahan seperti karung dengan kapasitas 1 ton pemakaian untuk

proyek-proyek besar, seperti pembangunan jembatan, saluran irigasi.

2. Kebijakan harga (price)

Harga merupakan salah satu unsur bauran pemasaran yang sangat penting dalam

menghasilkan penerimaan penjualan. Harga dapat mempengaruhi jumlah

permintaan dari perusahaan yang bersangkutan, juga dapat mempengaruhi

persaingan perusahaan dan pangsa pasar.

Harga produk semen Batu Raja terdiri dari distributor ke toko adalah Rp52.000.

dari toko ke konsumen Rp53.000s.d.Rp54.000, harga ukuran Big Bag adalah

Rp900.000 s.d. Rp1.000.000 dan untuk ukuran bagor adalah Rp47.000.

3. Kebijakan saluran distribusi (place)

Saluran distribusi merupakan suatu jalur yang dilalui oleh arus barang-barang

dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai pada pemakai.

Distribusi semen Batu Raja menggunakan perantara distributor dengan

(13)

untuk luar kota. Nama-nama distributor semen Batu Raja adalah CV. Sumber

Niaga, PD. Wahana Raharja, CV. Bhakti Bangun Persada, PT Esbe Niaga, PT

Berkat Jaya Anugrah dan PT Intrada Maju Sejahtera.

4. Kebijakan promosi (promotion)

Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk

mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan untuk menciptakan

pertukaran dalam pemasaran.

Promosi semen Batu Raja dilakukan dengan menggunakan berbagai media,

seperti RRI Bandar Lampung, TVRI Lampung, spanduk dan baliho.

5. Kebijakan orang-orang (people)

Orang-orang adalahsemua yang bertindak sekaligus berperan dalam memberikan

pelayanan guna mempengaruhi presepsi para pembeli, yakni karyawan

perusahaan dan pelanggan dalam suatu pelayanan.

Kebijakan orang-orang yang dilakukan semen Batu Raja adalah menerapkan

standarisasi kerja dan peningkatan kinerja. Standarisasi kerja pada PT Semen

Batu Raja berdasarkan TPM (Total Productive Maintance)

6. Kebijakan wujud fisik (physical evidence)

Wujud fisik adalah lingungan fisik perusahaan dimana pelayanan yang diberikan

merupakan interaksi antara perusahaan dan pelanggan, banyak komponen nyata

yang ditunjukan yaitu fasilitas pelayanan komunikasi jasa. Kebijakan wujud fisik

(14)

jasa kepada pelanggan atau konsumen berupa pelayanan purna jual (untuk

komplain produk).

7. Kebijakan proses (process)

Proses merupakan seluruh prosedur, mekanisme dan kebiasaan dimana sebuah

jasa diciptakan dan disampaikan keada pelanggan, termasuk

keputusan-keputusan kebijakan tentang beberapa keterlibatan pelanggan dan

persoalan-persoalan keleluasaan karyawan. Proses semen Batu Raja menggunakan

International Standard Organization (ISO).

Berbagai kebijakan bauran pemasaran tersebut bertujuan untuk meningkatkan angka

penjualan, sebagai indikator kepuasan pelanggan terhadap suatu produk yang

dikonsumsinya. Kepuasan pelanggan yang dimaksud dalam penelitian ini mengacu

pada konsep Kotler (2004:46), yaitu tingkat perasaan seseorang setelah

membandingkan kinerja (hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapan.Tujuan

usaha adalah mempertahankan pelanggan. Menciptakan dan mempertahankan

pelanggan hanya dapat diwujudkan melalui kualitas. Kualitas sebenarnya diarahkan

pada satu tujuan, yaitu terciptanya kepuasan pelanggan.

Tingkat penjualan suatu produk selain ditentukan oleh kualitas produk yang

dihasilkan juga karena persaingan harga antara produk sejenis, persaingan antara

produk sejenis dengan tingkat harga yang berbeda sangat menentukan tingkat

penjualan produk. Saat ini produk-produk semen yang berada di pasar antara lain

(15)

Perkembangan harga produk pesaing PT Semen Baturaja dapat dilihat pada tabel di

bawah ini:

Tabel 3. Harga PT Semen Baturaja (Persero) dan Harga Produk Pesaing Tahun 2008 – 2012 (Dalam Rupiah)

No. Tahun Semen

Baturaja SemenPadang

Semen Holcim

SemenTiga Roda

1. 2008 48.000 44.000 39.000 40.000

2. 2009 49.773 47.000 48.000 48.200

3. 2010 51.500 49.500 50.800 49.000

4. 2011 55.500 53.000 52.000 54.000

5. 2012 58.000 55.500 56.000 57.500

Sumber: Kementrian Perindustrian Republik Indonesia Tahun 2013

Berdasarkan data pada Tabel 3 maka maka diketahui bahwa harga produk semen PT

Semen Baturaja (Persero) dari tahun 2008–2012 relatif lebih tinggi dibandingkan

produk dari tiga pesaingnya yaitu Semen Padang, Semen Cibinong dan Semen Tiga

Roda. Dengan harga yang lebih tinggi dapat menyebabkan tidak tercapai target

penjualan, namun kendala ini dapat diatasi jika kualitas produk yang dihasilkan oleh

perusahaan dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penelitian iniberjudul “Analisis

pengaruh bauran pemasaran terhadap kepuasan pelanggan PTSemen Baturaja

(Persero) di Bandar Lampung”

1.2Perumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini adalah target penjualan semen pada PT Semen Baturaja

(Persero) dari tahun 2008–2012 tidak tercapai. Tidak tercapainya target penjualan

(16)

yang ditetapkan. Masalah lainya adalah persaingan usaha dengan perusahaan

kompetitor. Harga produk semen PT Semen Baturaja (Persero) dari tahun 2008–2012

relatif lebih tinggi dibandingkan produk dari tiga pesaingnya yaitu Semen Padang,

Semen Cibinong dan Semen Tiga Roda. Dengan harga yang lebih tinggi dapat

menyebabkan tidak tercapai target penjualan, namun kendala ini dapat diatasi jika

kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat memberikan kepuasan kepada

pelanggan.Selainitu, berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa terjadi penurun pangsa

pasar (market share) produksemen Tiga Roda sebesar 2%, sementara itu produk

pesaing mengalami peningkatan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam

penelitian ini adalah “Apakah bauran pemasaran pada PT Semen Baturaja (Persero)

mempengaruhi kepuasan pelanggan”.

1.3Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran pada PT

Semen Baturaja (Persero) terhadap kepuasan pelanggan.

1.3.2Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai masukan bagi PT Semen

Baturaja (Persero) dalam mengembangkan bauran pemasaran dan berguna bagi

pihak-pihak yang akan mencari informasi mengenai pengaruh bauran pemasaran

(17)

1.4Kerangka Pikir

Aktivitas perekonomian pada era globalisasi dewasa ini mengalami perkembangan

yang pesat. Hal ini ditandai dengan adanya kegiatan perdagangan dan pemasaran

yang semakin kompetitif dan ketat yang menggunakan sistem dan strategi pemasaran

agar produk-produk yang dihasilkan dapat sampai dan diterima oleh konsumen.

Ketatnya kompetisi antar perusahaan dalam memasarkan produk kepada konsumen

tersebut dapat dipahami, mengingat pada umumnya perusahaan didirikan dengan

tujuan untuk mendapatkan laba atau keuntungan yang sebesar-besarnya, sehingga

akan memungkinkan perusahaan tersebut untuk tetap bertahan dalam bidang

perekonomian. Berhasil tidaknya pencapaian tujuan perusahan tersebut tergantung

pada kemampuan manajemen perusahaan dalam melaksanakan fungsi pemasaran,

produk, keuangan dan personalia. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan

pokok yang dilakukan perusahaan dalam usaha mempertahankan kelangsungan

hidup perusahaan, baik untuk berkembang maupun untuk mendapatkan laba.

Upaya PT Semen Baturaja (Persero) dalam rangka menciptkan kepuasan pelanggan

adalah dengan menerapkan bauran pemasaran, yang terdiri dari kebijakan produk,

kebijakan harga, kebijakan distribusi dan kebijakan promosi. Bauran pemasaran

merupakan kombinasi terbaik dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti

pemasaran, yaitu produk, harga, promosi dan distribusi (Kotler, 2004: 47).

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh bauran pemasaran pada PT

Semen Baturaja (Persero) terhadap kepuasan pelanggan. Untuk lebih jelasnya dapat

(18)

Gambar 1.Paradigma Penelitian

Berdasarkan paradigma penelitian di atas maka dapat digambarkan bagan kerangka

pikir sebagai berikut:

Gambar 2.Kerangka Pikir Penelitian

1.5Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang masih

perlu diuji kebenarannya melalui penelitian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini

adalah bahwa “bauran pemasaran berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan pada

PT Semen Baturaja (Persero) di Bandar Lampung”

BauranPemasaran

Promosi

Produk Harga Distribusi

KepuasanPelanggan PT. Semen Baturaja

(Persero)

Kepuasan Pelanggan (Y) BauranPemasaran (X)

(19)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1Pemasaran dan Manajemen Pemasaran

2.1.1Pengertian Pemasaran

Menurut Stanton dalam Swasta dan Sukotjo (2002: 179), pemasaran adalah suatu

sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk

merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang

dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun

pembeli yang potensial.

Sedangkan Kotler (2004: 8), mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses

sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang

mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan

mempertukarkan produk-produk yang bernilai dengan pihak lain. Dalam

pemasaran barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan, individu dan

kelompok konsumen terlebih dahulu harus mengetahui keunggulan yang dimiliki

barang dan jasa yang ditawarkan tersebut. Hal ini penting agar konsumen tidak

salah dalam mengkonsumsi barang dan jasa yang ada, dan perusahaan yang

berorientasi kepada konsumennya dengan kehandalan produk termasuk mengenai

(20)

Berdasarkan pengertian-pengertian para ahli tersebut pada dasarnya kegiatan

pemasaran menggambarkan:

1) Adanya keinginan dan kebutuhan.

2) Adanya individu dan kelompok yang mempunyai perhatian terhadap

pertukaran.

3) Adanya barang atau jasa yang dipertukarkan.

4) Adanya usaha untuk memperlancarkan arus barang atau jasa yang

dipertukarkan.

Menurut Kotler (2004: 41), kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan

dapat berpedoman pada salah satu konsep pemasaran:

1) Konsep Produksi, merupakan orientasi manajemen yang mengandung asumsi

konsumen menyukai produk yang tersedia dan harga terjangkau. Tugas

pengelolaan manajemen yang utama adalah mencapai produksi yang baik

dengan saluran distribusi yang baik pula.

2) Konsep Produk, merupakan orientasi manajemen yang mengandung asumsi

konsumen akan memilih produk dengan kualitas terbaik serta dengan

terus-menerus meningkatkan kualitas produk tersebut.

3) Konsep Penjualan, merupakan orientasi manajemen yang mengandung asumsi

konsumen umumnya tidak akan membeli produk-produk perusahaan, kecuali

perusahaan melakukan kegiatan promosi dan penjualan yang efektif.

4) Konsep Pemasaran, merupakan orientasi manajemen yang menyatakan kunci

untuk mencapai tujuan organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan

pasar yang menjadi sasaran dan memberikan kepuasan yang lebih efektif dan

(21)

5) Konsep Pemasaran yang bersifat kemasyarakatan, merupakan orientasi

manajemen yang mengandung pedoman tugas organisasi dalam menetapkan

kebutuhan, keinginan pasar yang menjadi sasaran dan menyesuaikan

organisasi terhadap pelayanaan demi kepuasaan bagi pelanggan secara lebih

efektif dan efisien dibandingkan pesaing dengan cara mempertahankan serta

meningkatkan mutu yang dihasilkan.

2.1.2Pengertian Manajemen Pemasaran

Menurut Kotler dalam Winardi (2001: 262), manajemen pemasaran adalah suatu

proses perencanaan dan pelaksanaan pemilihan, penetapan harga, promosi serta

penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang

memuaskan tujuan-tujuan individu dan tujuan-tujuan organisasi.

Menurut Swastha dan Sukotjo (2001: 190), manajemen pemasaran memiliki

empat fungsi, yaitu:

1) Perencanaan

Perencanaan merupakan tahap yang sangat menentukan terhadap

kelangsungan dan sukses organisasi. Proses perencanaan merupakan suatu

proses yang selalu memandang ke depan atau kemungkinan-kemungkinan

yang akan datang.

2) Penganalisaan

Penganalisaan ini perlu dilakukan agar rencana yang sudah dibuat lebih

(22)

3) Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan kegiatan untuk menjalankan rencana yang sudah

ditetapkan.

4) Pengawasan

Pengawasan penting dilakukan agar pelaksanaan yang dilakukan tidak

menyimpang dari apa yang sudah direncanakan sebelumnya.

2.2Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Bauran pemasaran merupakan inti dari pemasaran dalam memasarkan produk dari

produsen sampai ke konsumen akhir. Menurut Kotler (2004: 47), marketing mix

adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai

tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Menurut Swastha dan Sukotjo (2002:

193), marketing mix adalah kombinasi terbaik dari empat variabel atau kegiatan

yang merupakan inti dari sistem pemasaran, yaitu produk, struktur harga, kegiatan

promosi dan sistem distribusi.

Menurut William Stanton dalam Swastha dan Sukotjo (2002: 193), bauran

pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan

inti dari sistem pemasaran perusahaan, yaitu produk, harga, kegiatan promosi dan

saluran distribusi. Perusahaan tidak hanya sekedar memilih kombinasi yang

terbaik saja, tetapi juga harus dapat mengkoordinasikan berbagai macam elemen

dan bauran pemasaran tersebut untuk dapat melaksanakan program pemasaran

secara efektif. Berikut ini empat variabel dalam bauran pemasaran:

(23)

2.2.1Produk

Menurut Kotler (2004: 9), produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan

untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan. Penggolongan produk menurut

tingkat pemakaiannya:

1) Barang Tahan Lama

Barang tahan lama (Durable Goods) adalah barang-barang yang secara normal

dapat dipakai berkali-kali, jadi dapat dipakai untuk jangka waktu yang relatif

lama. Misalnya: pakaian, mesin tulis, kacamata, penggaris dan sebagainya.

2) Barang Tidak Tahan Lama

Barang tidak tahan lama (Non Durable Goods) adalah barang-barang yang

secara normal hanya dapat dipakai satu kali atau beberapa kali saja, artinya

sekali barang itu dipakai akan habis, rusak atau tidak dapat dipakai lagi.

Misalnya: bahan baku, sabun dan sebagainya.

3) Jasa

Jasa adalah kegiatan, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual.

Misalnya: Jasa reparasi, jasa potong rambut, jasa pendidikan dan sebagainya

(Swastha dan Sukotjo , 2002: 194-195).

Penggolongan produk menurut tujuan pemakainya:

1) Barang Konsumsi

Barang konsumsi adalah barang-barang yang dibeli untuk dikonsumsi. Barang

konsumsi dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:

a. Barang Konvenien (Conveniency Goods) yaitu barang yang mudah

(24)

b. Barang Shopping (Shopping Goods) yaitu barang yang harus dibeli dengan

mencari dahulu dan di dalam membelinya harus dipertimbangkan atau

membandingkan mutu, harga, kemasan.

c. Barang Spesial (Speciality Goods) yaitu barang yang mempunyai ciri khas

dan hanya dapat dibeli di tempat tertentu saja, pembeli yang ingin

memperolehnya harus mengeluarkan pengorbanan istimewa. Misalnya:

barang antik, perhiasan dan sebagainya.

2) Barang Industri

Barang industri adalah barang-barang yang harus dibeli untuk diproses lagi

atau untuk kepentingan dalam industri baik secara langsung maupun tidak

langsung dipakai proses produksi. Barang industri dapat dibedakan dalam lima

golongan, yaitu:

a. Bahan Baku

Bahan baku ini merupakan barang pokok membuat barang lain, misalnya:

kapas untuk membuat benang, jerami untuk membuat kertas, minyak bumi

untuk membuat bensin.

b. Komponen dan Barang Setengah Jadi

Merupakan barang-barang yang sudah masuk dalam proses produksi dan

diperlukan untuk melengkapi produk akhir, misalnya: benang untuk

membuat teksil, onderdil mobil.

c. Perlengkapan Operasi

Perlengkapan operasi (Operating Supplies) adalah barang-barang yang

(25)

kegiatan-kegiatan lain di dalam perusahaan, misalnya: minyak pelumas untuk

mesin-mesin.

d. Instansi

Instansi adalah alat produksi utama dalam sebuah pabrik atau perusahaan

yang dapat dipakai untuk jangka waktu lama (temasuk barang tahan lama)

misalnya: mesin penggiling gabah pada perusahaan penggilingan gabah.

e. Peralatan Ekstra

Peralatan ekstra adalah alat-alat yang dipakai untuk membantu instansi,

misalnya: alat angkut dalam pabrik (truk pengangkut barang).

2.2.2Harga

Menurut Swastha dan Sukotjo (2001: 211) harga adalah jumlah uang (ditambah

beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah

kombinasi dari produk dan pelayanannya.

Menetapkan harga adalah mencakup suatu ketetapan yang kompleks dan sulit bagi

perusahaan. Perusahaan harus dapat menetapkan harga yang paling tepat dalam

arti dapat memberikan keuntungan yang terbaik. Perusahaan yang menetapkan

harga salah, maka dapat menyebabkan kegagalan bagi perusahaan.

Menurut Kotler (2004: 147-148), tujuan penetapan harga suatu produk adalah:

1) Penetapan pasar (Market penetration objective), menetapkan harga yang

relatif lebih rendah dengan menetapkan harga jual yang sama atau di bawah

harga jual produk pesaing.

2) Mengeruk uang sebanyak-banyaknya dari golongan pembeli yang bersedia

(26)

menetapkan harga jual yang tinggi kemudian berangsur-angsur

menurunkannya untuk menarik kelompok pasar yang peka terhadap pasar.

3) Mendapatkan tingkat pengembalian investasi yang memuaskan.

4) Mendapatkan uang tunai secepat mungkin (Early cash recovery objective),

merupakan tujuan perusahaan yang berada dalam kesulitan keuangan.

5) Meningkatkan penjualan secara garis produksi, yaitu dengan menetapkan

harga yang lebih rendah bagi barang yang disukai untuk meraih pembeli

sebanyak mungkin.

Dalam menetapkan harga suatu produk, perusahaan harus memperhatikan pada

besarnya biaya produksi, biaya transportasi, biaya administrasi, laba, dan faktor

harga produk pesaing.Sedangkan tujuan penetapan harga menurut Swastha dan

Sukotjo (2002: 215) antara lain adalah:

1) Meningkatkan penjualan

2) Menguasai persaingan

3) Mempertahankan atau memperbaiki pangsa pasar

4) Mencapai laba maksimum

5) Mencapai target pengembalian investasi

Menurut Kotler (2004: 131) untuk menghasilkan harga tertentu ada beberapa

metode penetapan harga. Metode-metode tersebut adalah:

1) Penetapan Harga Mark-Up

Merupakan metode penetapan harga yang paling dasar, produsen

(27)

2) Penetapan Harga Berdasarkan Sasaran Pengembalian

Perusahaan menentukan harga yang akan menghasilkan tingkat pengembalian

atas investasi yang diinginkan.

3) Penetapan Harga Berdasarkan Nilai yang Diyakini

Metode ini melihat pandangan pembeli atas nilai produksi dengan

menggunakan variabel-variabel bukan harga dalam bauran pemasaran untuk

membentuk nilai yang diyakini dalam pemikiran pembeli.

4) Penetapan Harga Nilai

Perusahaan menetapkan harga pada tingkat yang dapat meraih apa yang

dianggap pembeli merupakan nilai produksi tersebut.

5) Penetapan Harga Berdasarkan Harga Yang Berlaku

Perusahaan mendasarkan harganya pada harga pesaing dan kurang

memperhatikan biaya atau permintaan. Perusahaan dapat menggunakan harga

yang sama, lebih tinggi atau lebih rendah dari pesaing utamanya.

6) Penetapan Harga Penawaran Tertutup

Dilakukan jika perusahaan melakukan penawaran atas suatu proyek.

Perusahaan mendasarkan harganya berdasarkan harapannya mengenai

penetapan harga pesaing dan bukan berdasar permintaan perusahaan.

Menurut Winardi (2003: 293), harga adalah suatu nilai barang atau jasa yang

diukur dengan sejumlah uang dimana berdasarkan nilai tersebut seseorang atau

perusahaan bersedia melepaskan barang dan jasa yang dimiliki kepada pihak lain.

Menetapkan harga adalah suatu ketepatan yang mencakup komplek dan sulit bagi

(28)

arti dapat memberikan keuntungan yang terbaik, perusahaan yang menetapkan

harga salah, maka dapat menyebabkan kegagalan bagi perusahaan.

Menurut Tjiptono (2004: 41). tujuan penetapan harga suatu produk adalah:

1) Penetapan pasar (Market penetration objective), menetapkan harga yang

relatif lebih rendah dengan menetapkan harga jual yang sama atau di bawah

harga jual produk pesaing.

2) Mengeruk uang sebanyak-banyaknya dari golongan pembeli yang bersedia

membayar dengan harga tinggi (Market skimming objective) dengan cara

menetapkan harga jual yang tinggi kemudian berangsur-angsur

menurunkannya untuk menarik kelompok pasar yang peka terhadap pasar.

3) Mendapatkan tingkat pengembalian investasi yang memuaskan.

4) Mendapatkan uang tunai secepat mungkin (Early cash recovery objective),

merupakan tujuan perusahaan yang berada dalam kesulitan keuangan.

5) Meningkatkan penjualan secara garis produksi, yaitu dengan menetapkan

harga yang lebih rendah bagi barang yang disukai untuk meraih pembeli

sebanyak mungkin.

2.2.3 Promosi

Promosi adalah bagian penting dari kegiatan pemasaran. Promosi digunakan oleh

perusahaan untuk berkomunikasi dengan konsumen yang bersifat

memberitahukan, membujuk, dan meningkatkan konsumen terhadap produk yang

ditawarkan. Menurut Swastha dan Sukotjo (2002: 222), promosi adalah arus

informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau

(29)

Kegiatan-kegiatan yang ada dalam promosi menurut Swastha dan Sukotjo (2002:

224-225):

1) Periklanan

Promosi yang dilakukan oleh perusahaan untuk memberitahukan,

mengingatkan dan membujuk konsumen melalui surat kabar, spanduk,

majalah, televisi, radio, dan brosur.

2) Personal Selling

Promosi yang dilakukan penjual dengan mengadakan komunikasi secara

individu atau berhadapan langsung dengan konsumen.

3) Promosi

Promosi yang dilakukan oleh perusahaan untuk mendorong pembeli pada

konsumen atau pembelinya secara efektif seperti peragaan, pameran dan

sebagainya.

4) Publikasi

Usaha untuk mempromosikan perusahaan, produknya atau idenya kepada

konsumen dimana perusahaan tidak mengeluarkan biaya sebagai imbalannya,

pemahaman terhadap sasaran promosi dapat membantu di dalam memilih

metode promosi media atau bahasa yang digunakan. Kegiatan promosi tidak

boleh dilakukan sembarangan karena hal ini akan mempengaruhi

kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang.

2.2.4Saluran Distribusi

Dalam upaya mempelancar kegiatan penyampaian barang atau jasa dari produsen

ke konsumen, maka salah satu faktor penting yang tidak dapat diabaikan adalah

(30)

Sukotjo (2001: 290), saluran distribusi adalah saluran yang digunakan oleh

produsen untuk menyalurkan barang atau jasa dari produsen ke konsumen atau

pemakai industri.

2.3Pengertian Perilaku Konsumen

Kotler (2004: 3) mendefinisikan perilaku konsumen adalah proses pengambilan

keputusan dan aktifitas yang secara fisik dilibatkan dalam mengevaluasi,

memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang atau jasa

Perilaku konsumen didefinisikan sebagai studi tentang unit pembelian (buying

units) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan

pembuangan barang, jasa, pengalaman, serta ide-ide. Dengan demikian proses

pertukaran merupakan unsur mendasar dari perilaku konsumen.

2.3.1 Tahap-Tahap Perilaku Konsumen

Definisi tentang perilaku konsumen juga menyatakan bahwa proses pertukaran

melibatkan serangkaian langkah-langkah, dirnulai dengan tahap perolehan atau

akuisisi (acqiusition phase), lalu ke tahap konsumsi (consumtion phase), dan

berakhir dengan tahap disposisi (disposition phase)

1. Tahap Perolehan atau Akuisisi

Tahap perolehan merupakan salah satu faktor yang berkaitan dengan

pencarian dan penyeleksian barang serta jasa adalah simbolisme produk

(product symbolism) yaitu, ingin mencari sebuah produk untuk

mengekspresikan diri kepada orang lain tentang ide-ide terakhir dan arti diri

(31)

2. Tahap Konsumsi

Tahap konsumsi merupakan tahap bagaimana para konsumen sebenarnya

menggunakan produk atau jasa dan pengalaman yang dilalui mereka saat

menggunakan sebuah produk. Pengalaman konsumsi merupakan alasan untuk

melakukan pembelian.

3. Tahap Disposisi

Mengacu pada apa yang dilakukan oleh seorang konsumen ketika telah selesai

menggunakan sebuah produk, hal ini juga menunjukkan tingkat kepuasan

konsumen setelah pembelian barang atau jasa. Ketika konsumen memiliki

harapan yang tidak realistis atas sebuah produk, maka konsumen tidak

mungkin merealisasikan hasil yang telah diantisipasi, dan kemungkinan terjadi

ketidakpuasan.

2.3.2 Model Pengorganisasian Perilaku Konsumen

Model perilaku konsumen ini memiliki lima komponen utama yaitu:

1. Unit pembelian, adalah para konsumen untuk produk, pengalaman dan ide

yang ditawarkan oleh pemasar melalui hubungan pertukaran. Unit pembelian

terdiri dari individu, keluarga atau kelompok yang memutuskan untuk

membeli sebuah produk

2. Proses pertukaran, diimplementasikan dengan penciptaan tujuan segmentasi

dan pemosisian produk yang organisasi atau individu harapkan akan

dipertukarkan dengan konsumen. Segmentasi mengacu pada pembagian pasar

bisnis menjadi bagian konsumen yang homogen dengan kebutuhan dan

(32)

bagaimana mempengaruhi pandangan konsumen tentang karakteristik merek

relatif terhadap penawaran kompetitif, agar terjadi pertukaran dan mencapai

tujuan segmentasi serta positioning.

3. Strategi pemasar, Untuk mengembangkan strategi pemasaran, maka perlu

dilakukan studi analisis lingkungan guna mengantisipasi kemungkinan adanya

dampak dari pengaruh lingkungan, dan kemudian menggunakan riset pasar

untuk mendapatkan informasi tentang masing-masing konsumen berdasarkan

analisis dan riset ini, mereka menciptakan strategi positioning dan segmentasi

serta mengimplementasikannya melalui bauran pemasaran.

4. Pengaruh individu, adalah proses psikologis yang mempengaruhi para

individu dalam memperoleh, mengkonsumsi, serta menerima barang, jasa, dan

pengalaman

5. Pengaruh lingkungan adalah faktor-faktor di luar individu yang

mempengaruhi konsumen individu, unit pengambilan keputusan, dan para

pemasar. Pengaruh individu dan lingkungan mendasarkan pada rangkaian

kesatuan yang bergeser dari fokus mikro ke fokus makro yang lebih luas.

Analisis pasar dimulai pada akhir rangkaian kesatuan individu, di mana proses

psikologis yang paling mendalam terdiri dari persepsi dan proses

pembelajaran. Analisis ini bergeser sepanjang rangkaian kesatuan dari studi

tentang kepribadian, sikap, bujukan, dan akhirnya, pengambilan keputusan

konsumen.

Pada rangkaian kesatuan ini, penekanan berubah dari studi individu ke investigasi

dampak lingkungan dan kelompok terhadap perilaku konsumen. Pada akhir

(33)

mempelajari bagaimana orang-orang dari berbagai negara dan budaya yang

berbeda memperoleh, mengkonsumsi, dan mendisposisi barang, jasa, pengalaman,

serta ide (Swastha dan Sukotjo, 2001).

2.3.3 Konsep Perilaku Konsumen Dalam Strategi Pemasaran

Konsep-konsep perilaku konsumen dapat dipergunakan untuk mengembangkan

strategi pemasaran pada kelima bidang mendasar: analisis lingkungan, riset

pemasaran, segmentasi, pemosisian, dan diferensiasi, serta pengembangan bauran

pemasaran.

1. Analisis Lingkungan

Terdiri dari penilaian kekuatan eksternal perusahaan dan konsumen, dan yang

menciptakan ancaman dan peluang. Dalam organisasi yang besar, analisis

lingkungan dapat dilakukan oleh departemen riset pasar atau kelompok

perencanaan strategik. Sementara pada organisasi yang lebih kecil, CEO dan

anggota staf kunci yang biasanya melakukan tugas ini. Setiap perusahaan, baik

besar atau kecil, harus memantau sejumlah komponen dari lingkungan

eksternal. Hal ini termasuk lingkungan demografi, ekonomi, alam, teknologi,

politik, dan budaya.

2. Riset pasar (market research)

Riset pasar adalah aplikasi riset konsumen yang dirancang untuk memberikan

manajemen informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan,

konsumsi, dan disposisi konsumen atas barang, jasa, dan ide. Jika para peneliti

pasar tidak memiliki perusahaan yang memahami faktor-faktor ini, mereka

(34)

3. Pemosisian Produk dan Diferensiasi Produk

Pemosisian produk (product positioning)adalah langkah dimana sebuah

perusahaan mempengaruhi bagaimana para konsumen memandang

karakteristik merek relatif terhadap penawaran yang kompetitif. Tujuan

pemosisian produk adalah untuk mempengaruhi permintaan dengan

menciptakan sebuah produk yang memiliki karakteristik tertentu (seperti,

atribut merek) dan citra yang jelas yang mendiferensiasikannya dari para

pesaing. Diferensiasi produk (product differentiation) adalah proses

memanipulasi bauran pemasaran untuk menempatkan sebuah merek, sehingga

para konsumen dapat merasakan perbedaan yang berarti antara merek tersebut

dengan pesaingnya.

4. Pengembangan Bauran Pemasaran

Penciptaan bauran pemasaran (marketing mix) meliputi inisiatif dan

koordinasi dari kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan produk,

promosinya, penetapan harganya, dan distribusinya. Fakta-fakta, teori, dan

konsep perilaku konsumen yang secara langsung mempengaruhi

pengem-bangan bauran pemasaran.

5. Pengembangan Produk

Istilah produk yang digunakan cukup luas, yaitu terdiri dari objek fisik, jasa,

tempat (places), dan organisasi. Prinsip-prinsip perilaku konsumen dapat

diaplikasikan pada empat bidang dari proses pengembangan produk baru:

pembangkitan ide (idea generation), pengujian konsep (concept testing),

pengembangan produk (product development), dan pengujian pasar (market

(35)

2.4Pengertian Kepuasan Pelanggan

Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja

(hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapan (Kotler, 2002: 46).

Menurut Umar (2003: 66), kepuasan dapat dibagi menjadi dua macam:

1. Kepuasan fungsional, merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi suatu

produk yang dimanfaatkan.

2. Kepuasan Psikologis, merupakan kepuasan yang diperoleh dari atribut yang

bersifat tidak berwujud dari produk.

Pada hakekatnya tujuan dalam bisnis adalah untuk menciptakan dan

mempertahankan pelanggan. Menciptakan dan mempertahankan pelanggan hanya

dapat diwujudkan melalui kualitas. Kualitas sebenarnya diarahkan pada satu

tujuan, yaitu terciptanya kepuasan pelanggan. Menurut Umar (2003: 65), bahwa

kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan pelanggan setelah membandingkan

antara apa yang dia terima dengan harapannya.

Adanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat (Tjiptono,

2004: 24), diantaranya:

1. Hubungan antara perusahaan dan pelanggan menjadi harmonis.

2. Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas

pelanggan.

3. Membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (mouth to mouth) yang

(36)

Umumnya harapan pelanggan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan

tentang apa yang diterimanya bila ia membeli atau mengkonsumsi suatu produk

(barang atau jasa), sedangkan kinerja yang dirasakan adalah persepsi pelangan

terhadap apa yang ia terima setelah mengkonsumsi produk yang dibeli.

2.5Pengertian Kualitas

Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas

memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin hubungan yang

kuat dengan perusahaan, ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk

memahami dengan seksama pelanggan serta kebutuhan mereka, dengan demikian

perusahan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dimana perusahaan

memaksimumkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan

meminimumkan atau meniadakan pengalaman pelanggan yang kurang

menyenangkan yang pada gilirannya kepuasan pelanggan dapat menciptakan

kesetiaan pelanggan pada perusahaan yang memberi kualitas memuaskan

Menurut Fandy Tjiptono (2004: 51 - 52), ada lima macam perspektif kualitas yang

berkembang. Kelima macam perspektif inilah yang bisa menjelaskan mengapa

kualitas bisa diartikan secara beraneka ragam oleh orang yang berbeda dalam

situasi yang berlainan:

1) Transcendental approach

Dalam pendekatan ini, kualitas dipandang sebagai innate excellence, dimana

kualitas dapat dirasakan atau diketahui, tetapi sulit didefinisikan dan

(37)

2) Product-based aprroach

Pendekatan ini menganggap bahwa kualitas merupakan karakteristik atau

atribut yang dapat dikuantitatifkan dan dapat diukur. Perbedaan dalam kualitas

mencerminkan perbedaan dalam jumlah beberapa unsur atau atribut yang

dimiliki produk. Karena pandangan ini sangat objektif, maka tidak dapat

menjelaskan perbedaan dalam selera, kebutuhan dan preferensi individual.

3) User-based aprroach

Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada

orang yang memandangnya, sehingga produk yang paling memuaskan

preferensi seseorang merupakan produk yang berkualitas paling tinggi.

4) Manufacturing-based approach

Perspektif ini bersifat supply-based, dan terutama memperhatikan

praktik-praktik perekayasaan dan pemanufakturan, serta mendefinisikan kualitas

sebagai kesesuaian/sama dengan persyaratan (conformance to requirement).

5) Value-based approach

Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga. Dengan

mempertimbangkan trade-off antara kinerja dan harga, kualitas didefinisikan

sebagai “affordable excellence”. Kualitas dalam perpsektif ini bersifat relatif,

sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk

yang paling bernilai. Akan tetapi yang paling bernilai adalah barang atau jasa

(38)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1Metode Penelitian

Tipe yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Menurut Arikunto

(2002: 54), penelitian deskriptif merupakan suatu penelitian yang mempelajari

masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam

masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan,

kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang

berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

3.2Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

a. Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara menyebar kuisioner

penelitian, untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan pokok

permasalahan yang diteliti.

b. Data sekunder adalah data yang digunakan untuk mendukung dan mencari

fakta yang sebenarnya. Data sekunder dapat bersumber dari berbagai

(39)

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Toko yang menjadi konsumen Semen

Baturaja di Bandar Lampung, dengan jumlah 116 Toko. Pertimbangnnya adalah

konsumen dari pihak pemilik toko merupakan kelompok konsumen yang secara

kontinyu atau terus menerus melakukan pembelian semen, dibandingkan dengan

konsumen perseorangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Data Toko Konsumen Semen Baturaja di Bandar Lampung

No Lokasi Populasi Toko Sampel Toko

1 Panjang 11 5

2 Tajung Karang 24 8

3 Teluk Betung 11 7

4 Gedong Air 4 2

5 Kemiling 9 2

6 Pasar Tamim 2 1

7 Pasar Tugu 3 1

8 Antasari 8 3

9 Sukabumi 7 2

10 Way Halim 10 6

11 Kota Sepang 3 1

12 Kedaton 12 8

13 Tanjung Senang 4 2

14 Way Kandis 4 2

15 Raja Basa 2 2

16 Sukarame 2 2

Jumlah 116 54

Sumber: PT Semen Baturaja di Bandar Lampung Tahun 2013

Penentuan besarnya sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan

(40)

1

n = Banyaknya unit sampel

N = Banyaknya unit Populasi

d = taraf nyata 0,1

1 = bilangan konstan (Sugiyono, 2005: 68).

Berdasarkan rumus di atas maka besarnya sampel adalah:

1

3.4Operasionalisasi Variabel Penelitian

Operasionalisasi variabel penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Subvariabel Definisi Operasional

Indikator Ukuran Skala

(41)
(42)

3.5Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

1. Kuisioner yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui pengisian kuisioner

terhadap konsumen yang telah ditentukan.

2. Dokumentasi yaitu pengumpulan data melalui dokumentasi bertujuan untuk

mengetahui konsep- konsep yang berkaitan dengan penelitian. Selain itu data

juga diperoleh berbagai jurnal, arsip dan sumber dokumen lain.

3.6Uji Persyaratan Instrumen Penelitian

3.6.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau

ketepatan suatu instrumen. Untuk mengukur tingkat validitas dalam penelitian ini

digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut :

 

r Koefesien korelasi antar variabel X dan Y

N = Jumlah Sampel

(43)

3.6.2 Uji Realibilitas

Realibilitas yaitu untuk mengukur sejauh mana alat ukur yang digunakan dapat

dipercaya dalam penelitian ini, artinya bila alat ukur tersebut diujikan berkali-kali

hasilnya tetap.Uji realibilitas mengguanakan rumus Alpha yaitu :

r = realibilitas instrumen

i = jumlah varians skor tiap item

Kriteria uji, apabila nilai alpha > rtabel maka instrumen atau alat ukur dinyatakan

reliabel atau sebaliknya.

3.7Metode Analisis Data

1. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif digunakan dengan menjelaskan atau mendeskripsikan hasil

perhitungan yang dilakukan dengan berdasar pada teori atau konsep yang

digunakan.

2. Analisis Kuantitatif

Untuk mengetahui pengaruh bauran pemasaran yang terdiri dari produk (X1),

Harga (X2), Distribusi (X3) dan Promosi (X4) terhadap kepuasan pelanggan

(44)

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4

Keterangan:

Y = Kepuasan Pelanggan a = Nilai Konstanta bt = Koefesien Regresi X1 = Produk

X2 = Harga X3 = Distribusi

X4 = Promosi (Sugiyono, 2002: 226)

Pengujian hipotesis simultan dilakukan dengan menggunakan Uji F, yaitu

membandingkan nilai F hitung dengan F tabel pada taraf kepercayaan 95%.

Ketentuan yang dipakai adalah:

a. Jika F hitung > F tabel maka Ho diterima, Hi ditolak. Berarti ada pengaruh

signifikan variabel X1, X2, X3 dan X4, terhadap variabel Y.

b. Jika F hitung < F tabel maka Ho ditolak, Hi diterima. Berarti tidak ada

pengaruh signifikan variabel X1, X2, X3 dan X4, terhadap variabel Y.

Pengujian hipotesis parsial dilakukan dengan menggunakan Uji t, yaitu

membandingkan nilai t hitung dengan t tabel pada taraf kepercayaan 95%.

Ketentuan yang dipakai adalah:

a. Jika t hitung > t tabel maka Ho diterima, Hi ditolak. Berarti ada pengaruh

signifikan variabel X1, X2, X3 dan X4, terhadap variabel Y.

b. Jika t hitung < t tabel maka Ho ditolak, Hi diterima. Berarti tidak ada

(45)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa

bauran pemasaran berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan pada PT. Semen

Baturaja (Persero) di Bandar Lampung. Hal ini didasarkan pada:

1. Bauran pemasaran PT Semen Baturaja (Persero) yang meliputi produk, harga,

distribusi dan promosi berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan dengan nilai

pengaruh (r2) sebesar 66,2%. Artinya apabila produk, harga, distribusi dan

promosi PT Semen Baturaja (Persero) mengalami peningkatan maka kepuasan

pelanggan juga akan mengalami peningkatan.

2. Pengujian hipotesis secara simultan pada taraf signifikan 95% menunjukkan

bahwa Fhitung > FTabel dengan perbandingan 31.296 > 2.53, artinya pengaruh

bauran pemasaran PT. Semen Baturaja (Persero) yang terdiri dari produk, harga,

distribusi dan promosi terhadap kepuasan pelanggan adalah signifikan.

3. Hasil pengujian hipotesis secara parsial dengan uji t pada tingkat kepercayaan

95% menunjukan bahwa :

a. t hitung X1 (Produk) 6.932 > t tabel 1.676 yang berarti Ho ditolak dan Ha

diterima. Hal ini berarti produk berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

(46)

b. t hitung X2 (Harga) 4.266> t tabel 1.676 yang berarti Ho ditolak dan Ha

diterima. Hal ini berarti harga berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

pelanggan PT Semen Baturaja (Persero)

c. t hitung X3 (Distribusi) 5.826> > t tabel 1.676 yang berarti Ho ditolak dan Ha

diterima. Hal ini berarti distribusi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

pelanggan PT Semen Baturaja (Persero) .

d. t hitung X4 (Promosi) 4.478> > t tabel 1.676 yang berarti Ho ditolak dan Ha

diterima. Hal ini berarti promosi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

pelanggan PT Semen Baturaja (Persero) .

Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa Produk sebagai Bauran Pemasaran

adalah bauran yang paling berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan, dengan t

hitung sebesar 6.932 lebih besar dari pada t hitung harga, distribusi dan promosi.

5.2Saran

Saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Melihat hasil Uji Regresi Linier Berganda, bauran pemasaran produk, harga,

distribusi dan promosi berperan dalam mempengaruhi keputusan pembelian

secara keseluruhan sebesar 66.2%. Sebaiknya PT Semen Baturaja (Persero)

dapat mempertahankan keempat bauran pemasaran tersebut yaitu produk,

harga, distribusi dan promosi.

2. Bauran pemasaran pada harga, PT Semen Baturaja (Persero) sebaiknya sangat

memperhatikan dalam menetapkan harga, karena dalam penelitian ini harga

merupakan bauran pemasaran yang memiliki pengaruh paling kecil terhadap

(47)

survey harga kepada pelanggan di Bandar Lampung agar dapat mengetahui

apakah harga saat ini dapat bersaing terhadap kompetitor-kompetitor yang ada

dan memiliki daya beli konsumen yang tepat, sehingga nantinya akan dapat

lebih meningkatkan kepuasan pelanggan PT Semen Baturaja (Persero). Salah

satu kebijakan yang dapat di ambil oleh PT Semen Baturaja (Persero) adalah

dengan menstabilkan harga Semen PT Semen Baturaja (persero) sama dengan

harga semen-semen pesaingnya ataupun dengan kebijakan menurunkan harga

dengan tujuan meningkatkan kepuasan pelanggan untuk mencapai target

penjualan yang diinginkan.

3. Pada produk, dalam penelitian ini bauran produk merupakan bauran yang paling

berpengaruh di antara harga, distribusi dan promosi terhadap kepuasan

pelanggan. Sebaiknya PT Semen Baturaja (Persero) dapat mempertahankan dan

meningkatkan kualitas serta mutu produk, mengingat saat ini semakin

banyaknya kompetitor-kompetitor yang melakukan inovasi-inovasi dalam

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.

Ferdinand, Augusti. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang

Kotler, Philip. 2004. Manajemen Pemasaran; Analisis Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Penerbit Erlangga Jakarta

Riduan, M. 2004. Metode Penelitian Statistik. Rineka Cipta. Jogjakarta.

Sugiono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, Penerbit Alfabeta Bandung

Swasta D.H, Basu. dan Ibnu Sukotjo 2002, Pengantar Bisnis Modern-Pengantar

Ekonomi Perusahaan Modern. Penerbit Liberty Yogyakarta

Tjiptono, Fandi, 2004, Manajemen Jasa, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Tjiptono, Fandi, 2004, Strategi Pemasaran, Edisi II, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Umar, Husein. 2003. Studi Kelayakan Bisnis, Teknik Menganalisa Kelayakan

Rencana Bisnis Secara Komprehensif, PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta.

Winardi. 2001, Kreativitas dan Teknik-Teknik Kreatif dalam Bidang Manajemen. Penerbit Citra Aditya. Bandung

Gambar

Tabel 1. Pangsa Pasar (Market Share) Semen Batu Raja Tahun 2011-2012
Tabel 2.Perkembangan Target dan Realisasi Penjualan Semen Pada PT Semen Baturaja (Persero) Cabang Bandar Lampung Tahun 2008 – 2012
Gambar 2.Kerangka Pikir Penelitian
Tabel 4. Data Toko Konsumen Semen Baturaja di Bandar Lampung
+2

Referensi

Dokumen terkait

Istilah teknik dapat diartikan sebagai alat. Jadi teknik evaluasi berarti alat yang digunakan dalam rangka melakukan kegiatan evaluasi. Dalam hal evaluasi, sekolah diberikan

Hasil pengujian menunjukkan bahwa kegunaan produk berpengaruh positif terhadap nilai pelanggan pada produk Nutrisari di Surabaya, dan atribut produk berpengaruh positif terhadap

kontrol udara panas dalam inkubator tersebut dilakukan oleh exhaust fan yang dikendalikan kecepatan putarnya menggunakan metode PWM (Pulse Width Modullation) melalui

Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa analisis data adalah suatu upaya untuk mensistematika data, menganalisis data, hingga menarik kesimpulan, dan tahap-tahap

Berdasarkan analisis data kuantitatif secara umum dapat disimpulkan bahwa areal tutupan dominan pohon buah di hutan tembawang ampar memiliki keanekaragaman jenis vegetasi (flora)

Penelitian yang dilakukan di perusahaan ini dilakukan untuk menentukan waktu standar dan output standar dalam setiap kegiatan kerja oleh karyawan dalam mengerjakan suatu

KESIMPULAN Berdasarkan data dan pembahasan dalam penelitian yang dilaksanakan melalui pendampingan In dan On guru-guru perwakilan MPMP Jenjang SMA/SMK 14 Kabupaten/Kota Dinas

Untuk mengetahui pengaruh dividen, kebijakan utang, likuiditas, dan reputasi auditor terhadap nilai perusahaan dalam sektor properti, real estate, dan konstruksi bangunan