Penduduk Usia Lanjut dan
Pembangunan Ekonomi
Meningkatnya Usia Harapan Hidup Meningkatnya Usia Harapan Hidup
• Salah satu indikator
keberhasian pembangunan = Tantangan Pembangunan Jumlah Penduduk Lansia terus Meningkat Jumlah Penduduk Lansia terus Meningkat
• Diperkirakan mulai
tahun 2010 akan terjadi ledakan jumlah penduduk lanjut usia Berdampak pada berbagai Aspek Kehidupan Berdampak pada berbagai Aspek Kehidupan
• Sosial, ekonomi,
kesehatan (karena alamiah maupun penyakit) Pemberdayaan Lansia Pemberdayaan Lansia • Menerapkan Pola Hidup Sehat Sejak Dini Pe n g e rt ia n
Lansia adalah penduduk
yang telah mencapai
Badan kesehatan dunia WHO bahwa penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2020 mendatang sudah mencapai angka 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang, balitanya tinggal 6,9% yang
menyebabkan jumlah penduduk lansia terbesar di dunia
Provinsi dengan usia harapan hidup
yang lebih tinggi juga mempunyai
jumlah penduduk lanjut usia yang
lebih banyak. Suatu wilayah disebut
berstruktur tua jika persentase
lanjut usianya lebih dari 7 persen
Provinsi dengan usia harapan hidup
yang lebih tinggi juga mempunyai
jumlah penduduk lanjut usia yang
lebih banyak. Suatu wilayah disebut
berstruktur tua jika persentase
lanjut usianya lebih dari 7 persen
60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 90-94 95+ 0
500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 3,000,000 3,500,000
Penduduk Lansia Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin (Sensus Penduduk 2010)
Jenis Kelamin Laki-laki Jenis Kelamin Perempuan SUMBAR; 9.02%
LAMPUNG; 8.04%
JATENG; 10.78%
DIY; 14.47%
JATIM; 11.61%
BALI; 10.91%
NTB; 8.07% NTT; 8.34%
SULUT; 9.44%
SULSEL; 9.31%
Permasalahan Penduduk Usia
Lanjut
PENDIDIKAN
Indikator
Pendidikan tertinggi yang ditamatkan
Angka buta huruf lanjut usia
Sebagian besar penduduk
lanjut usia tidak/belum
pernah sekolah dan tidak
tamat SD. Jika
dibandingkan antar jenis
kelamin, pendidikan
tertinggi yang ditamatkan
lanjut usia perempuan
secara umum lebih rendah
dibandingkan lanjut usia
laki-laki.
Jika dibandingkan antar jenis kelamin, angka buta huruf lanjut usia perempuan jauh lebih tinggi dibandingkan
laki-laki, yaitu 17,32 persen berbanding 42,07 persen. Tidak berbeda dengan angka
buta huruf penduduk secara keseluruhan, angka buta huruf
lanjut usia juga lebih besar di pedesaan dibandingkan di
Permasalahan Penduduk Usia
Lanjut
KESEHATAN
ada kecenderungan angka kesakitan lanjut usia mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun
Lansia yang sakit-sakitan
Beban Keluarga Beban
Masyarakat
Beban
Pemerintah
Permasalahan Penduduk Usia
Lanjut
EKONOMI
Masih cukup tinggi meskipun
kesenjangan antar jenis kelamin masih cukup tinggi
Masih cukup tinggi meskipun
kesenjangan antar jenis kelamin masih cukup tinggi
TPAK lansia laki-laki mencapai 72,26%, sedangkan
perempuan 37,83% (tahun 2007)
TPAK lansia laki-laki mencapai 72,26%, sedangkan perempuan 37,83% (tahun 2007)
TPA
K
TPA
K
ALASAN LANSIAMASIH BEKERJA: ekonomi yang tidak mencukupi, karena ingin tetap aktif dan mandiri
ALASAN LANSIA MASIH BEKERJA: ekonomi yang tidak mencukupi, karena ingin tetap aktif dan mandiri
ALASAN LANSIA TIDAK
BEKERJA: kesehatan
yang memburuk, karena norma setempat, sarana dan prasarana fisik untuk lansia bekerja kurang
memadai, lansia ingin menikmati pensiun
ALASAN LANSIA TIDAK
BEKERJA: kesehatan
yang memburuk, karena norma setempat, sarana dan prasarana fisik untuk lansia bekerja kurang
STATUS SOSIAL-EKONOMI GOLONGAN
PENDUDUK TUA
Terdapat suatu kekhawatiran di antara para pakar bahwa golongan penduduk lansia, utamanya yang
berada di belahan Berkembang, akan semakin memburuk kondisi hidupnya di masa-masa
men-datang.
Terdapat suatu kekhawatiran di antara para pakar bahwa golongan penduduk lansia, utamanya yang
berada di belahan Berkembang, akan semakin memburuk kondisi hidupnya di masa-masa
men-datang.
Penjelasan teoritik tentang kekhawtiran ini sebenarnya bertolak dari suatu keyakinan bahwa proses modernisasi --yang notabene
menjadi fenomena global-- cenderung membawa akibat menurunnya kondisi para penduduk tua (Cowgill and Holmes,
1972; Cowgill, 1974, 1980 dan 1986).
Penjelasan teoritik tentang kekhawtiran ini sebenarnya bertolak dari suatu keyakinan bahwa proses modernisasi --yang notabene
menjadi fenomena global-- cenderung membawa akibat menurunnya kondisi para penduduk tua (Cowgill and Holmes,
1972; Cowgill, 1974, 1980 dan 1986).
Rincian tentang kaitan antara modernisasi –yang dicirikan ke dalam bentuk teknologi kesehatan, teknologi ekonomi, urbanisasi, dan pendidikan-- dan penurunan status golongan
lansia ini disajikan pada gambar berikut:
Rincian tentang kaitan antara modernisasi –yang dicirikan ke dalam bentuk teknologi kesehatan, teknologi ekonomi, urbanisasi, dan pendidikan-- dan penurunan status golongan
Teknologi
Kesehatan Umur Panjang
Penuaan Penduduk
Kompetisi Generasi
Teknologi Ekonomi
Penduduk
Perkotaan Baru Pelopor Muda Pekerjaan dr Usia Usang
Pengunduran Diri
Etos Kerja
Ketergantungan
Pernikahan Neolokal
Status Inversi
Segregasi Perumahan
Jarak Sosial Segregasi
Sosial
Status yang lebih rendah dari usia
Kultus Muda
Keaksaraan, Pendidikan Massa,
Pelatihan teknis
Anak lebih berpendidikan dari
orang tua
Inversi Status Intelektual dan Segregasi Moral
Aspek Menonjol dari Modernisasi Variabel Intervensi
Urbanisasi
Migrasi
Mobilitas Sosial
Pendidikan
Sumber: Cowgill 1980:72
Di dunia berkembang, daya tarik model Cowgill ini utamanya
menyangkut dua isu berikut: dampak
modernisasi terhadap struktur organisasi dan terhadap pemberian perawatan golongan tua.
Sementara itu, di
masyarakat Barat, isu utama terfokus pada pemahaman tentang
struktur keluarga—yang disebut-sebut sangat individualistis—dalam kaitannya dengan
pemberian perawatan golongan lansia.
Berbagai kritik yang
berasal dari
berbagai kubu ini
setidaknya dapat
menguak secara
jernih
permasalahan
IMPLIKASI KEBIJAKAN DI ABAD
PENDUDUK TUA
Martin (1990a) Mengatakan bahwa status sosial-ekonomi lansia tidak sepenuhnya ditentukan oleh bentuk kebersamaan tempat tinggal dengan keluarga dekat (coresidence Alt offsprings). Karena
itu, kehidupan golongan penduduk lansia sangat relevan dipahami dari dan/atau terkait-erat dengan berbagai kharakteristik
sosial-ekonomi yang melekat pada diri golongan lansia itu sendiri.
Lansia merupakan dua kesatuan fakta—sosial dan biologi.
Sebagai suatu fakta sosial, lansia merupakan suatu
proses penarikan diriseseorang dari berbagai status
dalam suatu struktur masyarakat. Secara fisik,