• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LATIHAN DOUBLE LEG SPEED HOP DAN KNEE TUCK JUMP TERHADAP KEMAMPUAN TENDANGAN JARAK JAUH PADA SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA BINTANG UTARA PRATAMA BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LATIHAN DOUBLE LEG SPEED HOP DAN KNEE TUCK JUMP TERHADAP KEMAMPUAN TENDANGAN JARAK JAUH PADA SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA BINTANG UTARA PRATAMA BANDAR LAMPUNG"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

SEKOLAH SEPAKBOLA BINTANG UTARA PRATAMA BANDAR LAMPUNG

Oleh

Tommy Indra Kesuma

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan double leg speed hopdan knee tuck jump terhadap kemampuan tendangan jarak jauh pada siswa Sekolah Sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung.

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain penelitian pretest, ordinal pairing, treatment, posttest. Sampel sebanyak 30 siswa yang dibagi dalam 3 kelompok. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa Sekolah Sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung sebanyak 30 siswa dari total samplingsehingga penelitian ini disebut penelitian populasi.Teknik pengambilan data untuk tes hasil tendangan bola lambung jauh menggunakan tes kemampuan tendangan lambung.Teknik analisis data menggunakan analisis varians (Anava).

Hasil analisis data menunjukan bahwa latihan double leg speed hop dapat meningkatkan kemampuan tendangan jarak jauh secara signifikan ( 3.48 > 3.32.) begitu pula latihan knee tuck jump menujukan peningkatan secara signifikan ( 4.64 > 3.32.). Perbedaan pengaruh menunjukan bahwa latihan knee tuck jump lebih baik dari pada double leg speed hop dengan nilai( 1.16 < 3.32).

Kesimpulannya, perbedaan pengaruh menunjukkan bahwa kelompok latihan knee tuck jump lebih baik daripada kelompok latihan double leg speed hop terhadap kemampuan tendangan jarak jauh.

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Bandar Lampung pada tanggal 25 Mei 1992, sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara bapak Suhartono dan ibu Darsinah.

Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) di TK Swasta Sejahtera 1 Bandar Lampung selesai pada tahun 1998, Sekolah Dasar (SD) di SD Swasta Sejahtera 1 Bandar Lampung selesai pada tahun 2004, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 8 Bandar Lampung selesai pada tahun 2007, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 9 Bandar Lampung pada tahun 2010.

(7)
(8)

viii

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, kupersembahkan karya kecilku ini kepada:

Ibu dan Papahku tercinta yang telah mendidikku sejak kecil dan tiada pernah lelah memberi semangat dan mendoakan anak-anaknya;

Mas Joko Surono dan Mbak Tina, Mas Rio dan Mbak Nori serta Calya Nathaniela Kesuma yang telah mendukung dan memberiku motivasi.

teman FKIP Unila, Prodi Penjas khususnya, Teman-teman di SSB Bintang Utara Pratama Bandar Lampung, juga Rekan-rekan Wasit Kota Bandar Lampung terima kasih atas semua bantuannya.

Para pendidikku yang ku hormati, terima kasih atas ilmu yang telah diberikan

(9)

vii

Suatu hari, kita hanya akan menjadi memori

bagi sebagian orang. Sebab itu,

lakukanlah yang terbaik untuk

menjadi orang baik

(Tommy Indra Kesuma)

Jika kamu lelah berbuat baik, maka lelah itu akan hilang

dan kebaikan itu akan abadi. Jika kamu senang

berbuat dosa, maka senang itu akan hilang

dan dosa itu akan abadi

(10)

xi

SANWACANA

Assalammualaikum. Wr. Wb

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi yang penulis susun ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP Unila. Dengan JudulPengaruhLatihan Double Leg Speed HopdanKnee Tuck Jump Terhadap Kemampuan Tendangan Jarak Jauh Pada Siswa Sekolah Sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung”

Dalam Penulisan skripsi ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

(11)

xi

penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or. selaku dosen Pembimbing Kedua atas kesediannya untuk memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Suranto, M.Kes. selaku Pembahas atas kesediannya untuk memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd. selaku Pembimbing Akademik.

7. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan saat penulis menyelesaikan perkuliahan.

8. Pengurus dan Pelatih serta rekan-rekan di Sekolah Sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung yang telah membantu dan memberi izin penulis melakukan penelitian.

9. Teman-teman seperjuangan KKN / PPL FKIP Unila Ali, Komang, Wanti, Iga, Milla, Aini, Novia, Riwanti, juga Warga Pekon Biha, Pesisir Selatan terutama Bapak dan Ibu Zamintur, Ahmad, Intan, Indra, Mak Ngah dan Dewan Guru SMAN 1 Pesisir Selatan.

(12)

xi

Teguh Iman , Rudi Saputra , Burhan Cak Umar, Mukhroni terkhusus untuk Almarhum Ade Sapaldo yang selalu meluangkan waktu untuk membantu dan juga tempat saya berkeluh kesah dalam segala hal.

11. Teman-teman saya Ani, Desna, I Wayan, Rohima, Made, Wayan, Aditya, Habib, Ega, Ardona, Arif Cuy, Hamid, dan semua teman-teman Penjas Unila 2010 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu terima kasih atas bantuan doa dan motivasinya, juga Mas Ali, Fahmy Firman, Dimas Pratama, Imam, Abi, Itqoh terima kasih atas motivasi dan doanya.

12. Kakak tingkat Penjas, Adik tingkat Penjas, juga rekan-rekan di Prodi PKn, Prodi PGSD 2011 terkhusus tim “Chang-E”, terima kasih atas segala doa, saran, dukungan dan juga motivasi yang selalu kalian berikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua, aamiin.

Wassalammualaikum, Wr. Wb.

Bandar Lampung, November 2014 Penulis

(13)

xii A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Batasan Masalah... 5

E. Tujuan Penelitian... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Permainan Sepakbola... 8

B. Teknik Dasar Sepakbola ... 10

C. Teknik Dasar Tendangan Dalam Sepakbola ... 10

D. Tendangan Jarak Jauh Dalam Sepakbola... 13

E. Daya Ledak Otot Tungkai ... 15

F. Bentuk Latihan Daya Ledak Otot Tungkai... 18

G. Latihan Pliometrik ... 18

1. LatihanDouble Leg Speed Hop... 19

2. LatihanKnee Tuck Jump... 20

H. Komponen Kondisi Fisik ... 22

I. Prinsip-Prinsip Dasar Latihan……….. 23

J. Komponen dari Latihan... 25

K. Penelitian yang Relevan ... 27

L. Kerangka Pemikiran ... 29

M. Hipotesis………. 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 32

(14)

xiii

C. Variabel Penelitian ... 33

D. Definisi Operasional Variabel ... 34

E. Populasi dan Sampel ... 38

1.Populasi……….. 38

2. Sampel ……… 38

F. Teknik Pengumpulan Data ... 39

G. ProsedurPenelitian……….. 39

H. Instrumen Penelitian ... 42

1. Uji Validitas Instrumen……… 43

2. Uji Reliabilitas………. 44

I. Teknik Analisis Data ... 47

a. UjiNormalitas……….. 47

b. UjiHomogenitas………... 48

c. Uji Hipotesis………. 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 53

1. Deskripsi Data ... 53

2. Analisis Data... 58

a. Uji Prasyarat……….. 58

1. Uji Normalitas……… 58

2. Uji Homogenitas……… 59

b. Uji Hipotesis ... 60

1. Hipotesis 1... 61

2. Hipotesis 2... 62

3. Hipotesis 3... 62

B. Pembahasan... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 67

B. Saran... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69

(15)

xiv

Tabel Halaman

1. Nilai Validitas Instrumen ... 44

2. Kriteria Reliabilitas ... 45

3. Nilai Koefisien Reliabilitas... 45

4. Kriteria Skor Penilaian Tendangan Jarak Jauh ... 47

5. Rumus Anava Tunggal………... 51

6. Hasil Data Kemampuan Tendangan Jarak Jauh Dengan PemberianTreatmentLatihanDouble Leg Speed Hop, TreatmentLatihanKnee Tuck Jump, dan Kelompok Kontrol………... 54

7. Hasil Uji Normalitas……….. 59

8. Hasil Uji Homogenitas………... 60

9 Hasil Pengukuran Tes Kemampuan Tendangan Jarak Jauh ... 60

(16)
(17)

xvi

1. Program LatihanDouble Leg Speed Hop………. 71

2. Program LatihanKnee Tuck Jump……… 75

3. Validitas Instrumen………... 79

4. Uji Validitas ... 80

5. Uji reliabilitas... 81

6. Data Tes Awal... 83

7. Pembagian Kelompok ... 84

8. Data Tes Awal dan Tes Akhir KelompokDouble Leg Speed Hop, Knee Tuck Jump, Kontrol ... 85

9. Uji Normalitas Tes Awal Kelompok 1………. 86

10. Uji Normalitas Tes Awal Kelompok 2……….. 87

11. Uji Normalitas Tes Awal Kelompok Kontrol (K 0)……….. 88

12. Uji Normalitas Tes Akhir Kelompok 1………. 89

13. Uji Normalitas Tes Akhir Kelompok 2………. 90

14. Uji Normalitas Tes Akhir Kelompok Kontrol ( K 0)……… 91

15. Uji Homogenitas Tes Awal K 1 dan K 2……….. 92

21. Analisis Data Statistik... 98

22. Penghitung Analisis Data Varians ... 99

23. Tabel Ringkasan Anava Satu Jalur ... 101

24. Pengujian Hipotesis 1 ... 102

25. Pengujian Hipotesis 2 ... 103

26. Pengujian Hipotesis 3 ... 104

27. Tabel F ... 105

28. Tabel r Product Moment ... 107

29. Tabel Z ... 108

30. Tabel Uji Normalitas... 109

31. Tabel Nilai F Untuk Homogenitas... 110

32. Instrumen Penelitian ... 111

33. Foto-Foto... 114

(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Lapangan Sepakbola ... 9

2. Kaki Bagian Kiri ... 11

3. Tahapan-tahapan Menendang Bola Dengan Kaki Bagian Kanan ... 13

4. Bagian Kaki Yang Digunakan Untuk Menendang ... 14

5. Tendangan Bola Jarak Jauh ... 15

6. LatihanDouble Leg Speed Hop... 21

7. LatihanKnee Tuck Jump... 22

8. Desain Penelitian……… 32

9. Pengaruh sudut elevasi pada jarak horizontal dan vertikal……… 37

10 Diagram Lapangan Tes Tendangan Jauh (long pass)……… 44

11. Hasil Tes Awal dan Akhir LatihanDouble Leg Speed Hop... 52

12. Hasil Tes Awal dan Akhir Latihan Knee Tuck Jump ... 53

13. Hasil Tes Awal dan Akhir Kelompok Kontrol ... 54

14. Perbandingan Hasil Rata-rata Beda Kelompok ... 55

15. Peneliti dan pelatih memberikan pengarahan sebelum tes…………... 114

16. Para siswa SSB BUP melakukan pemanasan sebelum tes…………... 114

17. Pengambilan tes awal tendangan lambung jauh……….. 115

18. Peneliti mengukur jarak tes awal tendangan lambung jauh…………. 115

19. Pemberiantreatmentlatihanknee tuck jump………. 116

20. Pemberiantreatmentlatihandouble leg speed hop………. 116

21.Tes akhir tendangan jarak jauh kelompokknee tuck jump………..... 117

22.Tes akhir tendangan jarak jauh kelompokdouble leg speed hop…... 117

23. Tes akhir tendangan jarak jauh kelompokkontrol………... 118

(19)
(20)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sepakbola merupakan cabang olahraga yang telah memasyarakat dan popular dimuka bumi ini, sehingga tidak asing lagi bila seorang pemain sepakbola modern sekarang ini selain postur tubuh yang atletis dan bermental yang baik dituntut menguasai teknik, taktik, dan strategi yang benar dan konsisten atas dasar koordinasi kaki untuk tetap menguasai bola dalam upaya mendukung tercapainya tujuan dalam permainan sepakbola yaitu memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke dalam gawang lawan.

(21)

Faktor penting dan berpengaruh serta dibutuhkan oleh pemain sepakbola adalah teknik dasar bermain sepakbola yang harus dikuasai oleh para pemain dengan baik, penguasaan teknik dasar merupakan suatu syarat yang harus dimiliki oleh setiap para pemain, agar pemain dapat menjalankan tugasnya bermain sepakbola dengan baik. Sukatamsi (1984:34) menyatakan teknik dasar permainan sepakbola ada beberapa macam yaitu menendang bola, menggiring bola, mengontrol bola, menyundul bola, merebut bola, lemparan ke dalam, gerak tipu dan teknik khusus penjaga gawang. Gerakan yang paling dominan dalam permainan sepakbola adalah menendang. Pemain yang memiliki teknik menendang dengan baik, akan mampu bermain secara efisien. Tujuan menendang bola adalah untuk mengumpan (passing), menembak ke gawang (shooting at the goal), dan menyapu (menjauhkan bola dari gawang sendiri) dan untuk menggagalkan serangan lawan (sweeping).

Dalam menendang bola selain faktor teknik, diperlukan kondisi fisik yang baik untuk menendang bola, komponen kondisi fisik menurut M.Sajoto (1990:16) antara lain adalah kekuatan, daya tahan, daya ledak, kecepatan, daya lentur, kelincahan, koordinasi, ketepatan, reaksi dan keseimbangan. Faktor fisik mempunyai peranan yang sangat utama, hal ini berarti keberadaan fisik yang baik merupakan modal utama bagi pemain dalam meraih prestasi. Dukungan fisik yang baik akan meningkatkan prestasi seorang pemain bila program yang diberikan sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan.

(22)

3

kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimal yang dikerahkan dalam waktu sependek-pendeknya. Ada dua komponen yang sangat penting di dalam daya ledak, yaitu kekuatan otot dan kecepatan otot, maka daya ledak dapat dimanipulasi atau ditingkatkan dengan meningkatkan kekuatan otot tanpa mengabaikan kecepatan otot atau sebaliknya dapat meningkatkan kecepatan otot tanpa mengabaikan kekuatan otot. Jadi, daya ledak otot tungkai adalah kemampuan otot tungkai untuk mengerahkan kekuatan yang maksimal dengan kontraksi yang sangat cepat untuk dapat mengatasi beban yang diberikan.

Plyometricsmerupakan salah satu bentuk latihan untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai. Plyometrics berasal dari bahasa Yunani “plio” dan “metric” yang masing-masing berarti “lebih banyak” dan “ukuran”. Plyometrics mengacu pada latihan-latihan yang ditandai dengan kontraksi-kontraksi otot yang kuat sebagai respon terhadap pembebanan yang cepat dan dinamis atau peregangan otot yang terlibat. Plyometrics adalah latihan yang bertujuan menghubungkan gerakan kecepatan dan kekuatan untuk menghasilkan gerakan-gerakan eksplosif.

(23)

jarak jauh yang belum tepat menjadi hal yang perlu diperbaiki. Usaha untuk meningkatkan hasil yang baik dalam teknik menendang dibutuhkan latihan yang tepat, terutama untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai pada kemampuan menendang bola jarak jauh.

Terkait dengan hal di atas, maka ditawarkan suatu bentuk latihan dengan gerakan pelatihan yang lebih variatif untuk melatih komponen kondisi fisik terutama daya ledak otot tungkai dengan latihan double leg speed hop dan knee tuck jump. Latihan double leg speed hop dan knee tuck jump merupakan gerakan plyometrics yang dirancang untuk menggerakkan otot pinggul, tungkai dan otot-otot khusus.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Latihan Double Leg Speed Hop danKnee Tuck Jump Terhadap Kemampuan Tendangan Jarak Jauh Pada Siswa Sekolah Sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya kemampuan teknik dasar tendangan jarak jauh siswa Sekolah Sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung.

(24)

5

3. Masih lemahnya aspek kondisi fisik, terutama daya ledak otot tungkai yang mana memegang peranan penting terhadap keberhasilan menendang jarak jauh.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah latihan double leg speed hop berpengaruh terhadap kemampuan tendangan jarak jauh pada siswa Sekolah Sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung?

2. Apakah latihan knee tuck jump berpengaruh terhadap kemampuan tendangan jarak jauh pada siswa Sekolah Sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung?

3. Manakah yang lebih baik antara latihan double leg speed hop, dan latihan knee tuck jump terhadap kemampuan tendangan jarak jauh pada siswa Sekolah Sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung?

D. Batasan Masalah

(25)

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui pengaruh latihan double leg speed hop terhadap kemampuan tendangan jarak jauh pada siswa Sekolah Sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung.

2. Untuk mengetahui pengaruh latihan knee tuck jumpterhadap kemampuan tendangan jarak jauh pada siswa Sekolah Sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung.

3. Untuk mengetahui mana yang lebih baik antara latihan double leg speed hop dan knee tuck jump terhadap kemampuan tendangan jarak jauh pada siswa Sekolah Sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah: 1. Penulis

Menambah pengetahuan dalam penerapan model latihan dalam meningkatkan tendangan jarak jauh yang efektif.

2. Siswa SSB Bintang Utara Pratama / Pemain Sepakbola

Menemukan cara meningkatkan kemampuan tendangan jarak jauh yang efektif.

3. Guru Penjaskes / Pelatih Sepakbola

(26)

7

(27)

A. Permainan Sepakbola

Feri Kurniawan (2012:76) sepakbola adalah permainan bola yang sangat populer dimainkan oleh dua tim, yang masing masing beranggotakan sebelas orang . Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan menggunakan tungkai kecuali penjaga gawang yang boleh menggunakan lengannya di daerah hukumannya. Seperti dikemukakan Joseph A. Luxbacher (2004:2) ” kiper diperbolehkan untuk mengontrol bola dengan tanganya di dalam daerah pinalti, pemain lainnya tidak diperbolehkan mengguakan tangan atau lengan untuk mengontrol bola, tetapi menggunakan kaki, tungkai atau kepala”.

Permainan sepakbola dimainkan di lapangan berumput dan rata serta bentuk lapangannya adalah empat persegi panjang. Pada kedua garis lebar lapangan di tengah-tengahnya, masing-masing didirikan sebuah gawang yang saling berhadap-hadapan. Bola yang digunakan dalam permainan yaitu pada bagian luarnya terbuat dari kulit dan bagian dalamnya terbuat dari karet yang berisi udara.

(28)

9

lawannya sebanyak mungkin dan berusaha menggagalkan serangan lawan untuk menjaga atau melindungi gawangnya agar tidak kemasukan bola.

Gambar 1 Lapangan Sepakbola

Permainan sepakbola dilakukan dalam dua babak, antara babak pertama dan kedua diberi waktu istirahat, dan setelah waktu istirahat dilakukan pertukaran tempat. Kesebelasan yang dinyatakan menang adalah kesebelasan yang sampai akhir pertandingan lebih banyak memasukkan bola ke gawang lawannya.

(29)

B. Teknik Dasar Sepakbola

Untuk bermain bola dengan baik pemain dibekali dengan teknik dasar yang baik. Pemain yang memiliki teknik dasar yang baik, pemain tersebut cenderung dapat bermain sepakbola dengan baik. Penguasaan teknik dasar merupakan suatu syarat yang harus dimiliki oleh para pemain. Keberhasilan suatu tim dalam setiap pertandingan ditentukan oleh penguasaan teknik dasar, karena dengan penguasaan teknik dasar yang baik akan tercipta permainan yang bermutu atau baik pula.

Menurut Sucipto dkk, (2000:17) beberapa teknik dasar yang perlu dimiliki pemain sepakbola adalah menendang (kicking), menghentikan (stoping), menggiring (dribbling), menyundul (heading), merampas (tackling), melempar ke dalam (throw-in), dan menjaga gawang (goal keeping).

C. Teknik Dasar Tendangan Dalam Sepakbola

Dalam permainan sepakbola, menendang merupakan teknik yang paling banyak digunakan. Menurut Sukatamsi, (1984:44) seorang pemain yang tidak menguasai teknik menendang dengan baik, maka pemain tersebut tidak akan menjadi pemain yang baik dan kesebelasan yang baik adalah suatu kesebelasan yang semua pemainnya menguasai teknik menendang dengan baik.

(30)

11

kemenangan, (c) untuk membersihkan atau menyapu bola di daerah pertahanan langsung ke depan, biasa dilakukan pemain belakang, (d) untuk melakukan bermacam-macam tendangan, khususnya tendangan bebas, tendangan sudut, tendangan hukuman.

Berdasarkan gambar kaki yang digunakan untuk menendang bola, terdapat macam-macam tendangan, yaitu: (a) tendangan kaki bagian dalam, (b) tendangan kura-kura kaki bagian dalam, (c) tendangan kura-kura kaki bagian luar, (d) tendangan kura-kura kaki penuh, (e) tendangan ujung kaki, (f) tendangan dengan tumit. (lihat gambar 2).

(31)

Urutan menendang bola dengan kaki bagian dalam depan menurut Sukatamsi, (1984:117) lebih lanjut dapat digunakan sebagai berikut :

a. Letakkan kaki tumpu: (1) kaki tumpu diletakkan di belakang

samping bola kurang lebih 25 cm–30 cm, (2) arah kaki tumpu membuat sudut kurang lebih 400 dengan garis lurus arah bola (garis di belakang bola).

b. Kaki yang menendang: (1) kaki yang menendang bola di angkat ke belakang kemudian di ayunkan ke depan kearah sasaran, (2) hingga kura-kura kaki bagian dalam tepat mengenai tengah-tengah di bawah bola, (3) gerakan kaki yang menendang dilanjutkan ke depan (gerak lanjut ke depan).

c. Sikap badan: (1) pada waktu kaki yang menendang bola diayunkan ke belakang, badan condong ke depan, (2) pada waktu menendang bola karena posisi kaki tumpu berada di samping belakang bola, sikap badan condong ke depan, (3) kedua tangan terbuka ke samping badan untuk menjaga keseimbangan.

d. Pandangan mata pada waktu menendang bola, mata melihat pada bola dan kearah sasaran.

(32)

13

Gambar 3

Tahap-tahapan menendang bola dengan kaki sebelah kanan Sumber: Sukatamsi, (1984: 118)

D. Tendangan Jarak Jauh Dalam Sepakbola

Menurut A. Sarumpaet, (1992:20) menendang merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari suatu tempat ke tempat lain yang menggunakan kaki atau bagian kaki. Menendang bola dapat dilakukan dalam keadaan bola diam, menggelinding maupun melayang di udara. Masalah tendangan sendiri dalam permainan sepakbola itu sendiri sangat vital, karena tendangan adalah bagian yang terpenting, seorang pemain sepakbola yang dapat menendang dengan baik maka akan menjadi pemain yang baik pula.

(33)

bermacam-macam cara yaitu: 1) tendangan dengan kaki bagian dalam (inside foot), 2) tendangan dengan kura-kura kaki (instep foot), 3) tendangan dengan

kura kaki bagian dalam (inside-instep foot), 4) tendangan dengan kura-kura kaki bagian luar (out side foot).

Pada penelitian ini akan diteliti khusus mengenai tendangan bola dengan menggunakan kaki kura-kura bagian dalam (inside instep foot). Cara melakukan teknik menendang bola dengan kaki kura-kura bagian dalam (inside instep foot) adalah awalan sedikit serong kaki tumpu diletakkan disamping belakang bola menghadap serong kaki tumpu dengan diletakkan disamping belakang bola, jari-jari kaki menghadap serong dengan lutut sedikit ditekuk. Kaki sayap diayunkan dari belakang ke depan membentuk suatu lengkungan. Persentuhan kaki pada bola dengan punggung kaki sebelah dalam. Bola disepak pada bagian bawah titik pusatnya, sedang badan sedikit condong ke belakang.

Gambar 4

(34)

15

Dalam penelitian ini yang akan digunakan adalah teknik menendang bola dengan menggunakan kura kaki bagian dalam. Tendangan dengan kura-kura kaki bagian dalam depan sering digunakan dalam permainan sepakbola, karena bola yang ditendang akan dapat lebih terarah menuju sasaran. Kegunaan tendangan dengan kura-kura bagian dalam adalah untuk operan jarak jauh, operan lambung, memasukkan bola ke mulut gawang dengan tendangan melengkung.

Gambar 5

Tendangan Bola Jarak Jauh

E. Daya Ledak Otot Tungkai

Menurut M. Sajoto, (1990 : 17) daya ledak adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimal yang dikerahkan dalam waktu sependek-pendeknya. Daya ledak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah daya ledak otot tungkai yaitu kemampuan otot tungkai dalam mengatasi tahanan atau beban dalam suatu gerakan utuh dengan kecepatan yang tinggi.

(35)

dikaitkan pada bagian bawah tubuh dengan perantara gelang panggul, meliputi: 1) tulang pangkal paha (coxea), 2) tulang paha (femur), 3) tulang kering (tibia), 4) tulang betis (fibula), 5), tempurung lutut (patella), 6) tulang pergelangan kaki (tarsalia), 7) tulang telapak kaki (meta tarsalia), 8) ruas jari-jari kaki (phalange)

Otot-otot pembentuk tungkai yang terlibat pada pelaksanaan menendang bola adalah otot anggota gerak bawah. Syaifuddin, (2006:101) otot-otot anggota gerak bawah terdiri dari beberapa kelompok, yaitu: 1) otot tulang kering, 2) muskulus ekstensor talangus longus, 3) otot kedang jempol, 4) otot tendo

achilles, (5)muskulus falangus longus, (6) otot tulang betis belakang, (7) otot

kedang jari bersama.

Syaifuddin, (2006:100) otot-otot tungkai penggerak atas, mempunyai selaput pembungkus yang sangat kuat disebutfisia lata. Otot-otot tungkai atas dibagi menjadi tiga golongan yaitu: 1) yaitu otot abductor, meliputi: a) muskulus abductor maldanus sebelah dalam, b) muskulus abductor brevis sebelah tengah, c)muskulus abductor longussebelah luar, ketiga otot ini menjadi satu yang disebut muskulus abductor femoralis, dengan fungsi menyelenggarakan gerakanabduksitulangfemur. 2) otot ekstensor, meliputi: a)muskulus rektus femoris, b) muskulus vastus lateralis eksternal, c) muskulus vastus medialis

internal, d)muskulus vastus intermedial, dan e) ototfleksor femoris, meliputi:

(36)

17

eksorotasi femur, memutar keluar saat lutut fleksi, serta membantu gerakan

fleksi femurdan membengkokkan ke luar.

Dalam permainan sepakbola kekuatan (strength) merupakan unsur yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian khusus dalam melaksanakan program latihan. Maksudnya kekuatan latihan ini hendaknya dilakukan dan mendapat porsi latihan yang lebih banyak dibanding unsur yang lain. Kekuatan adalah dasar yang paling penting dalam melatih ketrampilan gerak. Menurut M. Sajoto, (1990:16) mengatakan bahwa kekuatan (strenght) adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja.

Istilah daya eksplosive sama dengan daya ledak atau power. Daya ledak menurut M. Sajoto, (1990:17) adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimal yang dikerahkan dalam waktu sependek-pendeknya. Dalam hal ini dinyatakan bahwa daya otot = kekuatan (force) X kecepatan (velocity).

(37)

Mengingat sangat perlunya daya ledak dalam permainan sepakbola, maka para pelatih dan anak latih harus mampu mengembangkan secara kontinyu, sistematis dan cermat.

F. Bentuk Latihan Daya Ledak Otot Tungkai

Menurut Harsono, (1988:101) latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian bertambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya.

Gerakan-gerakan pada permainan sepakbola terdapat gerakan lari, loncat, menendang, menghentakkan, dan, menangkap bola bagi penjaga gawang. Semua gerakan tesebut terangkai dalam suatu pola gerak yang diperlukan pemain dalam menjalankan tugasnya di lapangan. Meninjau kembali bahwa latihanplyometrics adalah cara yang paling efektif untuk meningkatkan daya ledak otot.

Latihan daya ledak otot tungkai pada dasarnya dapat dilakukan dengan berbagai materi latihan plyometrics. Salah satu latihan plyometrics tersebut adalah double leg speed hop dan knee tuck jump, di mana keduanya sama bertujuan untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai.

G. Latihan Pliometrik

(38)

19

yang berarti memperbesar atau meningkatkan,dari akar kata bahasa Yunani

plio” dan “metric”. Masing-masing berarti lebih banyak dan ukuran. Menurut Radcliffe, (2002:2)plyometrics mengacu pada latihan-latihan yang

ditandai dengan kontraksi-kontraksi otot yang kuat sebagai respon terhadap pembebanan yang cepat dan dinamis atau peregangan otot-otot yang terlibat. Kecepatan otot pada saat memanjang dan memendek tersebut

berpengaruh pada tenaga yang dihasilkan. Latihan untuk meningkatkan power dapat dilakukan dengan menggunakan plyometric, prinsip metode plyometricadalah otot selalu berkontraksi baik saat memanjang (Eccentric)

maupun saat memendek (Concentric). Dari definisi di atas dapat dikatakan bahwa latihan Plyometrics adalah bentuk latihan Eksplosive Power dengan karakteristik menggunakan kontraksi otot yang sangat kuat dan cepat, yaitu

otot selalu berkontraksi baik saat memanjang (Eccentric) maupun saat memendek (Concentric) dalam waktu cepat, sehingga selama bekerja otot tidak ada waktu relaksasi.

1. LatihanDouble Leg Speed Hop

(39)

Gambar 6

LatihanDouble Leg Speed Hop Sumber : Radcliffe (2002:42)

Keterangan gambar:

1. Posisi awal ke dua kaki rapat, badan agak membungkuk. 2. Lutut sedikit di tekuk ke bawah untuk melakukan loncatan.

3.Lakukan loncatan dengan ayunan lengan untuk membantu angkatan maksimal.

4. Lutut di angkat setinggi mungkin dengan melipat kaki berada di bawah pantat.

5. Kaki lentur saat akan mendarat.

6.Lompat dengan lepas keatas lagi dengan gerakan sama setelah mendarat.

2. LatihanKnee Tuck Jump

(40)

21

selebar bahu dan telapak tangan menghadap ke bawah setinggi dada, kemudian meloncat ke atas dengan cepat dan gerakkan lutut ke atas ke arah dada dan usahakan menyentuh telapak tangan dan selanjutnya mendarat dengan kedua kaki. Otot-otot yang dikembangkan adalah fleksor pinggul dan paha, gastrocnemius, gluteals, quadriceps,dan hamstrings.

Gambar 7

LatihanKnee Tuck Jump Sumber: Radcliffe (2002:56) Keterangan gambar:

1. Berdiri tegak dengan ke dua tangan di depan dada. 2. Lutut sedikit dilipat sedikit ke bawah.

3. Hentakkan ke dua kaki serentak ke atas, angkat lutut setinggi mungkin ke atas sampai menyentuh telapak tangan.

4. Kaki rilek saat akan mendarat.

(41)

H. Komponen Kondisi Fisik

Tendangan yang baik harus didukung dengan kekuatan otot gerak kaki yang baik. Untuk mendapat hasil tendangan yang jauh, keras, dan akurat selain menguasai teknik tendangan juga diperlukan faktor pendukung yang lain, yaitu faktor kondisi fisik. Kondisi fisik adalah suatu kesatuan yang utuh dari komponen- komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja baik peningkatan maupun pemeliharaan. Adapun komponen kondisi fisik menurut M.Sajoto, (1990:16) adalah :

1) Kekuatan (strength) adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja.

2) Daya tahan (endurance), dalam hal ini dikenal dua macam daya tahan, yaitu: Daya tahan umum (general endurance) adalah kemampuan

seseorang dalam mempergunakan sistem jantung, paru-paru dan peredaran darah secara efektif dan efisien untuk menjalankan kerja terus-menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot dengan intensitas tinggi dalam waktu cukup lama. Daya tahan otot (local endurance) adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan ototnya untuk berkontraksi secara terus-menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu.

(42)

23

4) Kecepatan (speed) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan

gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu sesingkat- singkatnya.

5) Daya lentur (flexibility) adalah efektifitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas.

6) Kelincahan (agility) adalah kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu.

7) Koordinasi (coordination) adalah kemampuan seseorang mengintregasikan bermacam-macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif.

8) Keseimbangan (balance) adalah kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf otot.

9) Ketepatan (accuracy) adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerakan-gerakan bebas terhadap sasaran.

10) Reaksi (reaction) adalah kemampuan seseorang untuk bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera, syaraf, ataufeelinglainnya.

I. Prinsip-Prinsip Dasar Latihan

Program latihan hendaknya menerapkan prinsip-prinsip dasar latihan guna mencapai kinerja fisik yang maksimal bagi seseorang. Prinsip-prinsip dasar latihan yang secara umum harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

(43)

Pendapat Fox (1993: 687) dalam Arif Cahyanto (2014) dikemukakan bahwa intensitas kerja harus bertambah secara bertahap melebihi ketentuan program latihan merupakan kapasitas kebugaran yang bertambah baik. Bompa (1994: 29) dalam Arif Cahyanto (2014) bahwa pemberian beban latihan yang melebihi kebiasaan kegiatan sehari-hari secara teratur. Hal itu bertujuan agar sistem fisiologis dapat menyesuaikan dengan tuntutan fungsi yang dibutuhkan untuk tingkat kemampuan tinggi.

b. Prinsip kekhususan (the principles of specificity).

Bompa, (1994: 32) dalam Arif Cahyanto (2014) latihan harus bersifat khusus sesuai dengan kebutuhan olahraga dan pertandingan yang akan dilakukan. Perubahan anatomis dan fisiologis dikaitkan dengan kebutuhan olahraga dan pertandingan tersebut.

c. Prinsip individual (the principles of individuality).

Bompa (1994: 35) dalam Arif Cahyanto (2014) menjelaskan bahwa latihan harus memperhatikan dan memperlakukan seseorang sesuai dengan tingkatan kemampuan, potensi, karakteristik belajar dan kekhususan olahraga. Seluruh konsep latihan harus direncanakan sesuai dengan karakteristik fisiologis dan psikologis seseorang, sehingga tujuan latihan dapat ditingkatkan secara wajar.

(44)

25

Bompa, (1994: 44) dalam Arif Cahyanto (2014) seseorang yang melakukan latihan, pemberian beban harus ditingkatkan secara bertahap, teratur dan ajeg hingga mencapai beban maksimum.

e. Prinsip Kembali Asal (the principles of reversibility).

Djoko P.I, (2000: 11) dalam Arif Cahyanto (2014) bahwa kebugaran yang telah dicapai seseorang akan berangsurangsur menurun bahkan bisa hilang sama sekali, jika latihan tidak dikerjakan secara teratur dengan takaran yang tepat.

f. Prinsip mengenal sumber energi utama (the principles of predominant energi system).

J. Komponen Dari Latihan

Komponen-komponen dari latihan meliputi:

1. Intensitas Latihan

(45)

2. Volume Latihan

Volume latihan adalah latihan yang diberikan dalam satu set latihan, jumlah repetisi, waktu interval istirahat selama 2-3 menit bila beban di bawah 85%, dan 3-5 % bila beban lebih besar dari 85%. Bompa menyatakan di dalam penentuan volume atau beban latihan untuk menggunakan sistem step sype approach atau tangga, dimana setiap garis vertical menunjukkan perubahan (penambahan beban) sedangkan garis horizontal adalah tahap adaptasi terhadap beban yang baru dinaikkan.

3. Durasi

Durasi adalah lamanya waktu latihan yang diperlukan dalam satu set latihan. Waktu latihan sebaiknya adalah pendek tetapi berisi dan padat dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Selain itu setiap latihan juga harus dilakukan dengan usaha yang sebaik-baiknya dan dengan kualitas atau mutu yang tinggi.

4. Frekuensi Latihan

(46)

27

5. Ritme

Ritme adalah irama dari suatu latihan. Ritme juga merupakan sifat irama latihan yang berhubungan dengan tinggi rendahnya tempo dan berat ringannya suatu latihan dalam satu set latihan.

Tujuan utama dalam latihan adalah memperbaiki tingkat keterampilan maupun unjuk kerja atlet. Menurut Bompa (1983:6) tujuan latihan adalah: a. Untuk mencapai dan memperluas perkembangan fisik secara menyeluruh. b. Untuk menjamin dan memperbaiki perkembangan fisik khususnya

sebagai suatu kebutuhan yang telah ditentukan dalam praktek olahraga. c. Untuk memoles dan menyempurnakan teknik olahraga yang

dipilih.

d. Memperbaiki dan menyempurnakan strategi yang penting yang dapat diperoleh dari belajar taktik lawan.

e. Menanamkan kualitas kemauan .

f. Menjamin dan mengamankan persiapan tim secara otomatis. g. Untuk mempertahankan keadaan sehat setiap atlet.

h. Untuk mencegah cidera.

i. Untuk menambah pengetahuan atlet.

K. Penelitian yang Relevan

(47)

sebagai landasan pada penyusunan kerangka berfikir. Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:

1. Penelitian yang dilakukan oleh I Putu Adhi Parthayasa tahun 2013 dalam

jurnal yang berjudul “Pengaruh Pelatihan Double Leg Speed Hop dan Knee Tuck Jump terhadap Daya Ledak Otot Tungkai”. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen sungguhan dengan rancangan the randomized pretest posttest control groups design. Berdasarkan kesimpulan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara kedua pelatihan dan pelatihanknee tuck jump mempunyai pengaruh yang lebih baik dari pelatihan double leg speed hop.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Novi Rosnita (2012) dengan judul

“Perbedaan Pengaruh Latihan Knee Tuck Jump dan Double Leg Speed Hop Terhadap Power Otot Tungkai Pada Siswa Putri Ektrakurikuler SMK Negeri 7 Pekanbaru”. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yaitu bahwa ada perbedaan pengaruh antara latihanknee tuck jumpdandouble leg speed hop.

(48)

29

Jauh Gaya Jongkok Siswa Putra Kelas VIII SMP 4 Tambang Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar.

L. Kerangka Pemikiran

Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah penting. Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti.

Adapun skematika dari kerangka pemikiran penelitian ini adalah :

LatihanDouble Leg Speed HopDan LatihanKnee Tuck Jump

Tes Awal

Pengelompokan kelompok eksperimen I, kelompok eksperimen II, dan kelompok

kontrol

Pelatihan lModelKnee Tuck Jump

Pelatihan Model latihanDouble Leg Speed Hop

Tes Akhir

KEMAMPUAN TENDANGAN JARAKJAUH

(49)

M. Hipotesis

Suharsimi Arikunto, (2010:110) menyatakan hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Dalam penelitian ini hasil hipotesis adalah :

H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara latihan double leg speed hop

terhadap kemampuan tendangan jarak jauh pada siswa Sekolah Sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung.

H1: Ada pengaruh yang signifikan antara latihan double leg speed hop

terhadap kemampuan tendangan jarak jauh pada siswa Sekolah Sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung.

H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara latihan knee tuck jump

terhadap kemampuan tendangan jarak jauh pada siswa Sekolah Sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung.

H2: Ada pengaruh yang signifikan antara latihan knee tuck jump terhadap

kemampuan tendangan jarak jauh pada siswa Sekolah Sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung.

H0 : Latihanknee tuck jumplebih baik dibandingkan latihan double leg speed

hop terhadap kemampuan tendangan jarak jauh pada siswa Sekolah Sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung.

H3 : Latihan double leg speed hop lebih baik dibandingkan latihan knee tuck

(50)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metodologi penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan yang hidup dan berguna bagi masyarakat, maupun bagi peneliti sendiri. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode eksperimen. Menurut Arikunto, (2010 : 9) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan Pre-test dan Post-test. Gambaran metode eksperimen komparatif sebagai berikut :

KE 1 Treatment A Posttest S Pretest OP KE 2 Treatment B Posttest K0 Tanpa Treatment Posttest

(51)

Keterangan :

S = Sampel

Pretest = Tes awal tendangan bola jarak jauh OP =Ordinal Pairing

KE 1 = Kelompok 1 KE 2 = Kelompok 2 K0 = Kelompok Kontrol

Treatment A = Menendang bola dengan model latihandouble leg speed hop Treatment B = Menendang bola dengan model latihanknee tuck jump Posttest = Tes akhir tendangan bola jarak jauh.

Pembagian kelompok eksperimen didasarkan prestasi keterampilan menendang bola pada tes awal dirangking, kemudian subyek yang memiliki kemampuan setara dipasang-pasangkan ke dalam kelompok 1, kelompok 2, dan kelompok kontrol . Adapun pembagian kelompok dalam penelitian ini dengan caraordinal pairing.

C. Variabel Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian ini, maka variabel yang diteliti meliputi : 1. Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain atau yang diselidiki pengaruhnya. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu : X1 : latihandouble leg speed hop

X2 : latihanknee tuck jump 2. Variabel terikat

Variabel terikat adalah segala bentuk peristiwa atau gejala yang muncul sebagai akibat dari variabel bebas. Yang menjadi variabel terikat pada penelitian ini yaitu:

(52)

33

Dalam melaksanakantreatmentsampel dibagi menjadi tiga kelompok yaitu :

1. Kelompok eksperimen 1 diberi perlakuan menendang bola dengan model latihandouble leg speed hop

2. Kelompok eksperimen 2 diberi perlakuan menendang bola dengan model latihanknee tuck jump

3. Kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan

D. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut.

Pengaruh latihan double leg speed hop dan latihan knee tuck jump untuk meningkatkan kemampuan tendangan lambung jauh dalam menyamakan persepsi mengenai variabel-variabel yang diukur dalam penelitian ini, maka perlu dipaparkan dalam definisi operasional sebagai berikut :

1. Pengaruh

(53)

2. Latihan

Menurut Menurut Harsono, (1988:101) latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang, dengan kian hari kian bertambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya. Yang dimaksud latihan ini adalah latihan Pliometrik Double Leg Speed Hop dan Knee Tuck Jump Terhadap Kemampuan Tendangan Jarak Jauh.

3. Double Leg Speed Hop

Menurut Radcliffe (2002:42) double leg speed hop adalah pelatihan yang dilakukan dengan cara posisi badan berdiri dengan setengah jongkok, kedua kaki diregangkan selebar bahu, kemudian meloncat ke atas depan dengan cepat hingga posisi kaki di bawah pantat dan selanjutnya mendarat dengan kedua kaki. Latihandouble leg speed hop ini melibatkan otot-otot gluteals, hamstrings, quadriceps dan gastrocnemius

4. Knee Tuck Jump

(54)

35

fleksor pinggul dan paha, gastrocnemius, gluteals, quadriceps,dan hamstring.

5. Tendangan Jarak Jauh

Pengertian tendangan dalam penelitian ini adalah memindahkan bola dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan punggung kaki bagian dalam melalui passing melambung sejauh-jauhnya. Tendangan jarak jauh menurut Sucipto, (2000:21) pada umumnya menendang dengan punggung kaki bagian dalam digunakan untuk mengumpan jarak jauh (long pass). Analisis gerak menendang dengan punggung kaki bagian dalam. Pengukuran dimulai dari titik tendang sampai bola jatuh menyentuh permukaan lapangan. Bola menyusur tanah dianggap tidak sah sehingga tendangan bola harus lambung atau melayang dengan memperhatikan sudut elevasi 450

(55)

besar perbedaan antara dua sudut itu, makin besar pula perbedaan titik-titik tertinggi dari lintasan gerakannya. Pada lintasan E sudut elevasi adalah 450, ialah sudut dimana komponen vertikal sama dengan komponen horizontal. Dengan sudut elevasi 450 akan dihasilkan waktu maksimal di udara dan kecepatan horizontal maksimal. Oleh karenanya, secara teoritis merupakan sudut optimal untuk menghasilkan jarak horizontal terbesar”.

Gambar 9

Pengaruh sudut elevasi pada jarak horizontal dan vertikal

6. SSB Bintang Utara Pratama

SSB Bintang Utara Pratama adalah sebuah SSB yang berada di Jalan P. Emir M. Noor Gg. Camar No. 52 RT. 16 Kelurahan Pengajaran, Kecamatan Teluk Betung Utara, Kota Bandar Lampung dimana siswa SSB Bintang Utara Pratama adalah pemain yang rutin berlatih di SSB Bintang Utara Pratama dan terdaftar dalam SSB Bintang Utara Pratama

A

C B

D

E

(56)

37

tersebut. Populasi yang ada di dalam SSB Bintang Utara Pratama berjumlah 30 anak yang diantaranya berusia 13-20 tahun.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sudjana, (2005:6) Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan lengkap dan jelas, yang dipelajari sifat-sifatnya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Sepak Bola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung sebanyak 30 orang.

2. Sampel

(57)

F. Teknik Pengumpulan Data

Suharsimi Arikunto (2010: 192) metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengambilan data dilaksanakan dengan tes dan pengukuran. Nurhasan (1989:13) tes dan pengukuran merupakan bagian yang integral dalam proses penilaian hasil belajar siswa, dengan melalui tes dan pengukuran kita akan memperoleh data yang objektif. Tes adalah alat ukur yang dapat digunakan untuk memperoleh data yang objektif, sedangkan pengukuran adalah proses pengumpulan data atau informasi dari suatu objek tertentu dan dalam proses pengukuran diperlukan suatu alat ukur.

Dalam hal ini perlu diingat bahwa kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambilan data atau alat pengukurannya. Kalau alat pengambilan datanya cukup variabel dan valid, maka datanya juga akan valid. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes dan pengukuran. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan menendang jarak jauh (long pass test).

G. Prosedur Penelitian

Sebelum melakukan penelitian dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : a. Mengurus surat izin penelitian

(58)

39

d. Membagi kelompok dengan urutan rangking dengan menggunakan teknikordinal pairingberdasarkan hasilpretest

e. Menyusun dan mengkoordinasikan jadwal latihan, hari, tanggal, maupun waktu dengan pihak SSB Bintang Utara Pratama.

Prosedur penelitian pengaruh latihan double leg speed hop dan knee tuck jump terhadap kemampuan tendangan jarak jauh pada siswa SSB Bintang Utara Pratama dilakukan dalam 18 kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuan kurang lebih 120 menit. Dari 18 kali pertemuan tersebut pada pertemuan pertama didahului pre test / tes awal, 16 pertemuan berikutnya diberikan program latihan dan pada akhir pertemuan diadakanpost test/ tes akhir. Adapun kegiatan latihan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Tes Awal (Pre Test)

Tes awal (pre test) dilakukan sebelum pemberiantreatmentlatihandouble leg speed hop dan knee tuck jump kepada siswa SSB Bintang Utara Pratama. Tujuan dari pre test adalah untuk mengetahui kemampuan awal dari masing-masing siswa sebelum pemberiantreatment.

2. Program Latihan

Penelitian ini berlangsung selama enam minggu atau 18 kali pertemuan. Adapun rentang waktu yang dibutuhkan untuk melihat hasil eksperimen (pengaruh dari suatu latihan), yaitu 4-6 minggu untuk hasil yang maksimal, Menurut Willmore dan Costill (1994:311) dinyatakan bahwa, “Research indicate that after training is terminated, an athlete can retain

(59)

pernyataan tersebut adalah“hasil penelitian membuktikan bahwa kekuatan dan power dapat meningkat dengan melakukan latihan selama enam minggu atau lebih”. Latihan dilakukan tiga kali dalam seminggu untuk

melihat hasil dari pengaruh latihan menggunakan latihan double leg speed hopdanknee tuck jumpterhadap kemampuan tendangan jarak jauh.

Pembebanan latihan menggunakan sistem step sype approach atau tangga, dimana setiap garis vertikal menunjukkan perubahan (penambahan beban) sedangkan garis horizontal adalah tahap adaptasi terhadap beban yang baru dinaikkan. Setiap bentuk latihan dilakukan dalam tiga set, dengan repetisi 10-15 kali, dan istirahat diantara setiap set antara satu sampai dua menit. Sistematika latihan adalah suatu susunan atau urutan dari suatu program latihan. Adapun urutan latihan dibagi sebagai berikut :

a. Pemanasan

Pemanasan bertujuan untuk mempersiapkan kondisi tubuh agar dapat bekerja sesuai fungsinya, yaitu meningkatkan dan menyesuaikan suhu tubuh terhadap kondisi latihan yang akan dilakukan, memperluas persendian untuk menghindari cedera pada waktu latihan serta untuk meningkatkan kontraksi dan fungsional otot pada saat latihan. Bentuk latihan pemanasan meliputi : peregangan statis , jogging keliling lapangan kurang lebih 10 menit, lalu perenggangan dinamis.

b. Kegiatan Inti

(60)

41

menggunakan latihan knee tuck jump. Latihan berpedoman pada program latihan yang telah disusun peneliti, seperti yang sudah terlampir.

c. Pendinginan

Tujuan dari penenangan adalah mengembalikan kondisi tubuh pada kondisi semula. Pada pendinginan ini sampel melakukan gerakan santai diselingi dengan menarik nafas yang dalam. Pelaksanaan pendinginan dengan perenggangan statis, evaluasi dan ditutup dengan doa.

3. Tes Akhir (Post Test)

Setelah dilakukan program latihan /treatmentselama 16 kali pertemuan kemudian diadakan tes akhir yang pelaksanaanya sama seperti tes awal.

H. Instrumen Penelitian

(61)

1. Uji Validitas Instrumen

Menurut Arikunto (2010 : 168) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Validitas tes adalah suatu alat ukur yang dikatakan valid apabila dapat mengukur atau apa yang seharusnya diukur. Setelah data didapat dan ditabulasikan maka pengujian validitas konstruksi (Construct) dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item instrumen. Dalam penelitian ini pengujian validitas item instrumen menggunakan rumuskorelasi product momentadalah :



rxy : Koefesien korelasi

n : Jumlah sampel X : Skor variabel X Y : Skor variabel Y

∑X : Jumlah skor variabel X

∑Y : Jumlah skor variabel Y

∑X2 :Jumlah kuadrat skor variabel X

Y2 : Jumlah kuadrat skor variabel Y

Dengan kriteria pengujian apabila rxy > 0,05 maka instrumen dinyatakan

(62)

43

valid. Berdasarkan uji validitas yang dilakukan, didapat data validitas untuk setiap item instrumen dalam lampiran 3.

Tabel 1. Nilai Validitas Instrumen

NO ITEM r hitung r tabel KETERANGAN

1 0.40

0.4

VALID

2 0.52 VALID

3 0.92 VALID

4 0.94 VALID

2. Uji Reliabilitas

Untuk mencari koefisien reliabilitas menggunakan rumus Alpha yang dirumuskan sebagai berikut:

r

4

=

1

Keterangan:

r4 = Koefisien reliabilitas alat evaluasi

= Banyaknya butir soal

= Jumlah varians skor tiap rintangan

= Varians skor total

(63)

Tabel 2. Kriteria Reliabilitas

Tabel 3. Nilai Koefisien Reliabilitas

NO ITEM RINTANGAN

TOTAL KETERANGAN

1 2 3 4

JUMLAH 144 260.5 282 294 980.5

RELIABEL JUMLAH

KUADRAT 698 2316.25 2789.5 3054 8857.8 VARIAN 0.226667 1.808056 4.623333 5.76 12.418 VARIAN

TOTAL 26.35805556 26.358 KOEFISIEN

RELIABILITAS 0.71

Setelah dilakukan perhitungan didapatkan reliabilitas yang telah diujicobakan sebesar 0,71 atau reliabilitas tinggi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.

Petunjuk pelaksanaan tes sebagai berikut :

a.Tujuan tes ini untuk mengukur tendangan jarak jauh.

b.Alat yang dipergunakan :

(64)

45

c. Tata cara pelaksanaan tes :

1.) Tester berdiri di garis batas tendangan atau starting line (garis gawang)

2.) Tester mengambil awalan untuk menendang bola maksimal tiga meter,dengan menghadap sasaran yang telah ditentukan,

3.) Tester melakukan tendangan terhadap target atau jarak yang sudah ditentukan,

4.) Tester diberikan empat kali kesempatan menendang

5.) Tester diperbolehkan menggunakan kaki sesuai dengan pilihan kaki terkuat, kaki kanan maupun kaki kiri.

d. Penilaian :

Skor yang diperoleh tester adalah hasil tendangan diambil dari jarak awal bola ditendang dan melewati rintangan hingga pertama jatuhnya bola ke tanah. Hasil yang diambil berdasarkan pada total skor yang dikumpulkan oleh tester.

e. Tes tersebut dinyatakan gagal jika:

1. Bola yang ditendang keluar batas yang telah ditentukan 2. Bola yang ditendang tidak melambung atau datar.

Gambar 10

(65)

Tabel 4. Kriteria Skor Penilaian Tendangan Jarak Jauh terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah data diolah dan dianalisis supaya memberikan informasi tentang apa yang menjadi tujuan dari penelitian ini dengan menggunakan teknik Analisis Varians (Anava).

Uji Prasyarat :

a. Uji Normalitas, menggunakan Liliefors

Uji normalitas adalah uji untuk melihat apakah data penelitian yang diperoleh mempunyai distribusi atau sebaran normal atau tidak. Untuk menggunakan uji normalitas ini adalah menggunakan uji liliefors. Langkah pengujiannya mengikuti prosedur Sudjana, (2005 : 266) yaitu:

PengamatanX1,X2,…,Xndijadikan bilangan baku

(66)

47

X: Row skor

: Rata-rata

Untuk tiap bilangan baku ini dapat menggunakan daftar distribusi normal buku. Kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z≤ Zi).

Selanjutnya dihitung Z1, Z2,…, Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi

kalau proporsi ini dinyatakan dengan S(Zi) maka :

Hitung selisih F(Zi) – S(Zi) kemudian tentukan harga mutlak. Ambil harga

paling besar diantara harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini dengan Lo. Setelah harga Lo, nilai hasil perhitungan tersebut

dibandingkan dengan nilai kritis Lo untuk uji liliefors dengan taraf signifikan 0,05. bila harga Lo lebih kecil (<) dari L tabel maka data yang

akan diolah tersebut berdistribusi normal sedangkan bila Lolebih besar (>)

dari L tabel maka data tersebut tidak berdistribusi normal.

Lo< L tabel : normal

Lo> L tabel : tidak normal

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh informasi apakah kelompok sample memiliki varian yang homogen atau tidak.

(67)

Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dengan rumus Dk pembilang: n-1 (untuk varian terbesar)

Dk penyebut : n-1 (untuk varian terkecil) Taraf signifikan (0,05) maka dicari pada tabel F Didapat dari tabel F

Dengan kriteria pengujian

Jika : F hitungF tabel tidak homogen F hitung≤ F tabel berarti homogen

Pengukuran homogenitas ini bila F hitung lebih kecil (<) dari F tabel maka data tersebut mempunyai varians yang homogen. Tetapi sebaliknya bila F hitung lebih besar (>) dari F tabel maka kedua kelompok mempunyai varians yang berbeda.

c. Uji Hipotesis

Data yang dianalisis adalah data dari hasil tes awal dan akhir. Menghitung hasil tes awal dan akhir model latihan double leg speed hop dan knee tuck jumpterhadap kemampuan tendangan jarak jauh pada siswa Sekolah Sepak Bola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung menggunakan teknik analisis data uji F. Adapun syarat dalam menggunakan uji F adalah.

Untuk menguji perbedaan mean terhadap dua kelompok, yang satu memperoleh perlakuan, yang lain tidak. Dengan menggunakan t-test (uji-t),

Terkecil Varians

Terbesar Varians

(68)

49

kita memeriksa efektivitas perlakuan. Dengan t-test hanya dapat dilihat perbedaanmeandua kelompok.

Apabila misalnya kita memiliki tiga sampel, yaitu sampel K1, Sampel K2, dan sampel K0 maka pengujian perbedaan mean tidak dapat dilakukan sekaligus, tetapi berpasangan dua-dua secara berpasangan.

a. Pertama, menguji perbedaan mean sampel K1 dengan K2 b. Kedua, menguji perbedaan mean sampel K1 dengan K0 c. Ketiga, menguji perbedaan mean sampel K2 dengan K0

Untuk dapat membandingkan ketiga mean sekaligus, harus digunakan teknik lain, yaitu F-tes, atau analisi varians, catatan :

a. T-tes diajukan oleh Gossett, diambil huruf paling belakang huruf t. b. F-tes diajukan oleh Fisher, diambil huruf paling depan huruf F

(69)

Tabel 5. Rumus Anava Tunggal

Keterangan :

= jumlah subyek dalam kelompok k = banyak kelompok

N = jumlah subyek seluruhnya

1. Menghitung Jumlah Kuadrat Total( )dengan rumus :

=∑ X2T

(Σ )

2. Menghitung Jumlah Kuadrat Kelompok ( ) dengan rumus :

= Σ(Σ ) (Σ )

3. Menghitung Jumlah Kuadrat Dalam( ) dengan rumus :

=

4. Menghitung Jumlah Derajat Kebebasan Total ( ) dengan rumus :

= 1

5. Menghitung Jumlah Derajat Kebebasan Kelompok ( ) dengan rumus :

= 1

(70)

51

=

7. Menghitung Jumlah Mean Kelompok ( ) dengan rumus :

= ÷

8. Menghintung Jumlah Mean Kuadrat Dalam ( ) dengan rumus :

= ÷

9. Mencari FHitungdengan rumus :

= dengan = lawan

10. Mencari FTabel masing-masing kelompok dengan menggunakan α =

0,05

11. Menyusul Tabel Ringkasan Anava Satu Jalur untuk dasar penarikan kesimpulan analisis.

12. Uji hipotesis dengan menggunakan rumus :

=

Pengujian taraf signifikan perbedaan antara kelompok eksperimen model latihan double leg speed hop dan latihan knee tuck jump adalah apabila < berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

kelompok model latihandouble leg speed hopdan latihanknee tuck jumpdan kelompok kontrol, sebaliknya bila > berarti terdapat

(71)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa :

1. Model latihandouble leg speed hop memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Kemampuan Tendangan Jarak Jauh Pada Siswa Sekolah Sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung.

2. Model Latihan Knee Tuck Jump memberikan pengaruh yang signifikan Terhadap Kemampuan Tendangan Jarak Jauh Pada Siswa Sekolah Sepakbola Bintang Utara Pratama Bandar Lampung.

3. Model Latihan Knee Tuck Jump lebih baik dari pada Model latihan double leg speed hop dan kelompok kontrol.

B. Saran

(72)

67

2. Pada Program Studi Penjaskes diharapkan dapat dijadikan salah satu acuan dalam program dan pembelajaran dalam mata kuliah sepakbola untuk meningkatkan kemampuan bermain sepakbola.

(73)

A. Sarumpaet dkk, 1992.Permainan Besar. Jakarta: Depdikbud

Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta

Bompa O Tudor, 1983. Power Training For Sport. Mosaic Press: Oakville New York London

Cahyanto, Arif, 2014. Pengaruh Circuit Training Terhadap Peningkatan Kebugaran Jasmani Dan VO2Max Pada Siswa Ekstrakulikuler Sepakbola Di SMP Negeri 2 Batanghari. Bandar Lampung: Universitas Lampung

Depdikbud, 1989,Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Kurniawan, Feri, 2012. Buku Pintar Pengetahuan Olahraga. Jakarta: Laskar Aksara

Harsono, 1988.Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: Depdikbud

H. Syaifuddin, 2006. Anatomi Fisiologi. Jakarta : Kedokteran EGC

A. Luxbacher, Joseph,2004.Sepak Bola. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. M. Gultom, Anggiat, 2014. Pengaruh Bermain Lempar Tangkap Bola Dan

Menggambar Terhadap Motorik Anak Pada Usia Dini TK Dharma Wanita Persatuan Kecamatan Sukoharjo Pringsewu. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

M. Sajoto, 1990. Peningkatan & Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta: Dahara Prize

(74)

69

Sucipto dkk, 2000. Sepakbola. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Direktorat Jendral Pendidikan dan Kebudayaan

Sudjana. 2005.Metode Statistika. Tarsito: Bandung.

Sukatamsi, 1984. Teknik Dasar Bermain Sepakbola. Solo: Tiga Serangkai

Sulistianta, Heru. 2013. Biomekanika Olahraga. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Unila, 2010. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung : Universitas Lampung

Jurnal:

Parthayasa, I Putu Adhi. 2013.Pengaruh Pelatihan Double Leg Speed Hop dan Knee Tuck Jump Terhadap Daya Ledak Otot Tungkai Pada Siswa Putra Kelas VII SMP N 1 Mengwi Tahun Pelajaran 2012/2013. Singaraja. Universitas Pendidikan Ganesha, Diakses pada tanggal 26 Mei 2014 pada pukul 11.30

Rosnita, Novi. 2012. Perbedaan Pengaruh LatihanKnee Tuck JumpdanDouble Leg Speed HopTerhadap Power Otot Tungkai Pada Siswa Putri

Ektrakurikuler SMK Negeri 7 Pekanbaru. Pekanbaru.Universitas Riau, Diakses pada tanggal 26 Mei 2014 pada pukul 11.30

Gambar

Gambar 1Lapangan Sepakbola
Gambar 2Kaki Bagian Kiri
Gambar 3Tahap-tahapan menendang bola dengan kaki sebelah kanan
Gambar 4Bagian kaki yang digunakan menendang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini senada dengan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan, yakni dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah SMA Santo Fransiskus Asisi Pontianak kelas

yang Mempengaruhi Pengungkapan Manajemen Risiko Varibael independen : Struktur kepemilikan publik, Tingkat Leverage, Tingkat Profitabilitas, Jenis Industri dan Ukuran

Pengembangan pertanian di lahan kering iklim kering diutamakan untuk memanfaatkan potensi sumber daya air yang tersedia dengan teknologi yang sederhana dan murah,

Pengendalian hama cabuk lilin yang menyerang tanaman pinus muda agar dilakukan pada. waktu serangan hama masih ringan / mulai terjadi serangan agar dapat sembuh

 Berdasarkan hasil perbandingan simpangan antar tingkat pada bangunan A (menggunakan balok honey comb dan kolom komposit) dan bangunan B (menggunakan balok IWF dan

Frekuensi pribadi pada modus getar yang sama dihubungkan untuk membentuk garis yang menyajikan perubahan frekuensi pribadi pada beberapa kecepatan putar tertentu, sehingga

TARIKH / MASA KURSUS KOD KURSUS PROGRAM PENSYARAH JUMLAH. CALON

Traffic Surveillance by Counting and Classification of Vehicles from video using Image Processing yang Penelitian ini membahas tentang algoritma pada pengamatan video