• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS IV SD N 1 BUMI AGUNG KEC. TEGINENENG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS IV SD N 1 BUMI AGUNG KEC. TEGINENENG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

ii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT

TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA

KELAS IV SD N 1 BUMI AGUNG KEC. TEGINENENG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN

2013/2014

Oleh Tasniwati

(Skripsi)

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU S1 DALAM JABATAN PGSD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)

(2)

i ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT

TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA

KELAS IV SD N 1 BUMI AGUNG KEC. TEGINENENG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN

2013/2014 Oleh TASNIWATI

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn siswa kelas IV SD N 1 Bumi Agung Kec. Tegineneng Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014, yang diketahui dari hasil observasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar PKn melalui penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD).

Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas yang bersifat daur siklus berulang. Masing-masing siklus dilaksanakan melalui 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan tes, dengan menggunakan lembar observasi serta soal-soal tes yang dianalisis menggunakan teknik analisis kuantitatif dan kualitatif. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 19 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa menggunakan data kuantitatif yaitu tes tertulis dan untuk mengukur aktivitas guru di kelas digunakan data kualitatif yaitu lembar observasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya presentase ketuntasan belajar siswa dari siklus I pertemuan I sebesar 68,42% naik pada pertemuan II menjadi 73,68% hal ini menunjukkan adanya peningkatan presentase siklus I pada pertemuan I ke pertemuan II sebesar 5,26%. Begitu pula pada siklus II pertemuan I dan Pertemuan II terjadi peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa yakni sebagai berikut: Siklus I pertemuan I presentase ketuntasan belajar siswa sebesar 89,47% meningkat pada siklus II pertemuan ke II menjadi 94,73%, hal ini menunjukkan adanya peningkatan presentase ketuntasan belajar siswa siklus II pada pertemuan I dan pertemuan II sebesar 5,26%.

(3)
(4)
(5)
(6)

x DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MENYETUJUI ... iii

HALAMAN MENGESAHKAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN ... v

RIWAYAT HIDUP ... vi

MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

SANWACANA ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 3

1.3Batasan Masalah... 3

1.4Rumusan Masalah ... 4

1.5Tujuan Penelitian ... 4

1.6Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS 2.1 Proses Belajar ... 6

2.2 Pengertian Belajar ... 6

2.3 Pengertian Hasil Belajar ... 7

2.4 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ... 8

2.5 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ... 9

2.6 Paradigma Baru PKn ... 10

2.7 Materi PKn PTK ... 12

2.8 Pembelajaran Kooperatif Tipe (STAD) ... 12

2.9 Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif ... 13

(7)

xi

2.11 Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 14

2.12 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 15

2.13 Kerangka Berpikir ... 18

2.16 Hipotesis Tindakan... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1Subjek Penelitian ... 20

3.2Objek Penelitian ... 20

3.3Waktu Penelitian ... 20

3.4Tempat Penelitian... 21

3.5Metode Penelitian Tindakan Kelas ... 21

3.6Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas... 22

3.7Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.7.1Instrumen Penelitian... 27

3.7.2Kisi-kisi Instrumen ... 28

3.8Pengumpulan Data ... 29

3.9 Analisis Data ... 31

3.9.1 Analisis Kualitatif ... 31

3.9.2 Analisis Kuantitatif ... 32

3.10 Indikator Keberhasilan ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Awal ... 34

4.2Penetapan Kelas dan Waktu Penelitian ... 34

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ... 35

4.4 Hasil Penelitian ... 36

4.5 Pembahasan ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 53

5.2 Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembentukan

kepribadian seorang anak khususnya peserta didik di sekolah, demikian halnya

dengan pendidikan sekolah dasar yang sangat memegang peranan penting dalam

menumbuhkembangkan potensi dalam diri peserta didik.

Pendidikan dijadikan sebagai prasarana yang memegang peranan penting dalam

mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran. Suatu pembelajaran sangat

mengharapkan agar peserta didiknya dapat mencapai kompetensi dasar yang telah

ditetapkan sebelumnya. Salah satu upaya meningkatkan kualitas ilmu

pengetahuan dan teknologi yaitu dengan mengadakan perbaikan praktik

pendidikan, diantaranya penyempurnaan kurikulum, pengadaan fasilitas serta

perbaikan praktik pembelajaran.

Pada dasarnya pendidikan tidak hanya bertujuan menghasilkan peserta didik yang

pintar tetapi juga harus memiliki akhlak serta kepribadian yang luhur, terlebih

untuk peserta didik pada usia sekolah dasar (SD) yang merupakan bekal mereka

untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.

Terdapat dua mata pelajaran yang sangat berperan penting dalam meningkatkan

pembentukan karakter dan penanaman moral yang baik bagi peserta didik yaitu

(9)

2

pelajaran ini merupakan pelajaran yang mudah dipahami, karena setiap materi

yang diajarkan hampir semuanya dekat dengan pola kehidupan sehari-hari peserta

didik.

Namun pada kenyataannya masih banyak peserta didik yang tingkat

keberhasilannya dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

masih rendah, dibandingkan mata pelajaran yang lain. Hal ini dikarenakan proses

pembelajaran yang kurang menarik dan membosankan menurut peserta didik,

untuk itu guru perlu memperbaiki strategi pembelajaran di kelas saat proses

pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) berlangsung.

Untuk mengatasi masalah tersebut, dalam hal ini penulis menerapkan

pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn). Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD ini

diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang menyangkut

pembentukan karakter, penanaman moral, serta dekat dengan pola kehidupan

sehari-hari.

Dengan kata lain, maksud dari penerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD

pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yakni karena mata

pelajaran ini sangat berkaitan langsung dengan pola kehidupan bermasyarakat dan

siswa harus bisa berinteraksi dengan baik dengan orang-orang disekitarnya agar

(10)

Untuk memecahkan masalah di atas, maka penulis bermaksud melakukan

penelitian tindakan kelas yang berjudul: “Peningkatan Hasil Belajar Mata

Pelajaran PKn Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Pada Siswa Kelas IV Semester Ganjil SD N 1 Bumi Agung Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran

2013/2014”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah

penelitian sebagai berikut:

1. Masih rendahnya hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran PKn di SD

N 1 Bumi Agung Kecamatan Tegineneng Kabupaten pesawaran Tahun

Pelajaran 2013/2014.

2. Kemampuan siswa saat mengerjakan soal PKn pada umumnya masih perlu

ditingkatkan.

3. Siswa menganggap mata pelajaran PKn sebagai pelajaran yang sulit untuk

dipahami.

1.3Batasan Masalah

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dibatasi pada masalah:

“Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran PKn melalui Penerapan Pembelajaran

Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada Siswa Kelas IV Semester Ganjil SD Negeri 1 Bumi Agung Kecamatan Tegineneng Kabupaten

(11)

4

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dalam penelitian ini perlu dirumuskan

permasalahan yang akan diteliti serta pemecahan masalahnya. Adapun rumusan

masalahnya sebagai berikut:

Apakah penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri 1 Bumi Agung?

1.5Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mendeskripsikan peningkatkan hasil belajar mata pelajaran PKn melalui

penerapan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada siswa kelas IV Semester Ganjil SD N 1 Bumi Agung Kecamatan

Tegineneng Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2013/2014.

1.6Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Siswa

a) Dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) diharapkan bisa melatih siswa untuk lebih aktif dalam berkomunikasi tentang pelajaran dengan teman-temannya yang

lain.

b) Membantu meningkatkan kreatifitas belajar siswa dalam pembelajaran.

(12)

d) Menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan

dengan adanya pembagian kelompok.

2. Guru

a) Sebagai masukan bagi guru agar dapat mengetahui kelemahan-kelemahan

siswa dalam proses pembelajaran sehingga guru dapat menerapkan strategi

pembelajaran yang lebih baik lagi.

b) Guru mendapatkan kesempatan untuk berperan aktif dalam pengembangan

proses pembelajaran sehingga lebih dapat memotivasi siswa untuk

meningkatkan hasil belajar.

c) Sebagai referensi bagi guru mengetahui sejauhmana hasil pembelajaran

siswa khususnya dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

3. Pihak sekolah

Sebagai masukan bagi pihak sekolah untuk dijadikan bahan untuk lebih

meningkatkan kualitas hasil belajar siswa terhadap kemajuan pendidikan.

4. Peneliti

Sebagai masukan bagi peneliti untuk mengetahui sejauhmana hasil belajar

siswa pada mata pelajaran PKn siswa kelas IV semester ganjil SD Negeri 1

Bumi Agung Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran

(13)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Proses Belajar

Proses belajar mengajar merupakan aktivitas antara guru dengan siswa di dalam

kelas. Dalam proses itu terdapat proses pembelajaran yang berlangsung akibat

penyatuan materi, media, guru, siswa, dan konteks belajar. Proses belajar

mengajar yang baik adalah proses belajar yang dapat mengena pada sasaran

melalui kegiatan yang tersusun secara sistematis. Sangatlah diperlukan keaktifan

guru dan siswa untuk menciptakan proses belajar mengajar.

Oleh sebab itu, perencanaan pembelajaran merupakan kegiatan yang harus

dilakukan oleh seorang guru. Dalam menetapkan hal-hal apa saja yang harus

dilakukan agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Perencanaan

pembelajaran yang mendidik perlu mengikuti prosedur yang tepat agar rencana

pembelajaran yang disusun sesuai dengan aturan yang berlaku dan sesuai dengan

teori belajar.

2.2Pengertian Belajar

Di bawah ini adalah definisi belajar menurut beberapa ahli, yakni sebagai berikut:

(14)

baru dari pelajran yang sedang dibahas dengan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh pembelajar sehingga pengetahuannya dikembangkan.

Menurut Sagala (2010:37) belajar adalah suatu proses perubahan perilaku dan

pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu. Belajar akan

membawa kepada perubahan tingkah laku, kecakapan baru, dan merupakan hasil

usaha yang disengaja.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses yang

terjadi melalui aktivitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri

individu yang belajar. Perubahan tingkah laku tersebut terjadi karena adanya

respon dari stimulus yang diterima saat proses belajar berlangsung.

2.3 Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil dari siswa setelah melakukan serangkaian kegiatan yang

kemudian dievaluasi dengan pemberian tugas/ujian. Hasil belajar siswa yang

dimaksud dalam penelitian ini ialah berupa nilai. Berikut ini definisi hasil belajar

menurut beberapa ahli, yakni sebagai berikut:

Menurut Sardiman A.M (2010:22) hasil belajar adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu dalam belajar. Sedangkan menurut Suwarjo (2008:33) hasil belajar bukan suatu pengusaan latihan, melainkan perubahan tingkah laku.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:9) hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandnag dari dua sisi yaitu sisi guru dan sisi siswa. Dari sisi guru, hasil belajar adalah saat terselesaikannya bahan pelajaran. Sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat belum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud dari jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Agar dapat dipahami bahwa hasil belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang

(15)

8

keuletan kerja, baik secara individu maupun kelompok dalam bidang kegiatan

tertentu. Biasanya penilaian atau hasil belajar dinyatakan dalam bentuk angka,

huruf, atau kalimat.

Dapat dipahami bahwa penilaian dalam arti kompleks mencakup segala aspek

psikologis siswa, sedangkan dalam arti sempit sebagai bentuk untuk mengukur

keberhasilan siswa yang terformat dalam bentuk evaluasi.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu

kemampuan-kemampuan yang diperoleh setelah seseorang menerima pengalaman

belajarnya berupa keterampilan, pengetahuan, dan sikap. Hasil belajar yaitu

perubahan yang terjadi pada individu yang belajar, bukan hanya perubahan

mengenai pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan, kebiasaan, pengertian,

penguasaan, dan penghargaan dalam diri seseorang yang belajar.

2.4Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Menurut Ruminiati (2007:1.15) pendidikan kewarganegaraan (PKn) yaitu salah

satu pelajaran yang berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat dan

cendrung pada pendidikan afektif.

Menurut Henry (2006:6) pendidikan kewarganegaraan merupakan wahana untuk

mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada

budaya bangsa Indonesia, yang diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari,

baik sebagai individu, anggota masyarakat maupun makhluk Tuhan Yang Maha

Esa, yang membekali siswa dengan budi pekerti, pengetahuan dan kemampuan

dasar berkenaan dengan hubungan warga negara dengan negara serta pendidikan

(16)

Menurut Ittidah (2007: 1.37) Pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan

pendidikan untuk memberikan bekal awal dalam bela Negara yang dilandasi oleh

rasa cinta kepada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, berkeyakinan atas

kebenaran idiologi pancasila dan UUD 1945 serta kerelaan berkorban untuk

kepentingan bangsa dan Negara.

PKn merupakan salah satu pelajaran yang berkaitan langsung dengan kehidupan

masyarakat. Sikap seseorang khususnya anak-anak banyak dipengaruhi oleh

lingkungan, baik itu lingkungan keluarga maupun lingkungan teman bermainnya.

Belajar secara kelompok dalam model pembelajaran ini merupakan miniatur

masyarakat yang diterapkan dalam kehidupan di kelas yang akan melatih siswa

mengembangkan dan melatih mereka menjadi anggota masyarakat yang baik.

Jadi kesimpulan di atas bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah unsur sadar

untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan menumbuhkan sikap

serta wawasan kebangsaan, cinta tanah air yang berdasarkan nilai-nilai pancasila

dan konstitusi Negara.

2.5Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Mata pelajaran PKn Bertujuan untuk membentuk watak dan karakteristik warga

Negara yang baik, terampil, dan berkarakter, yang setia pada bangsa dan Negara

Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berfikir sesuai dengan

amanat pancasila dan UUD 1945. Sedangkan tujuan mata pelajaran Pendidikan

kewarganegaraan secara tegas adalah untuk memberikan kompetensi-kompetensi

(17)

10

a) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan.

b)Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

c) Berkembang secara positif karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat

hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

d)Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi, informasi, dan

komunikasi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan PKn SD adalah

menjadikan warga negara yang baik, yaitu warga negara yang tahu, mau, dan

sadar akan hak dan kewajibannya, cerdas, bertakwa baik, serta mampu

mengetahui kemajuan IPTEK.

2.6Paradigma Baru PKn

Paradigma berarti suatu model atau kerangka berfikir yang digunakan dalam

proses pendidikan kewarganegaraan di Indonesia. Sejalan dengan dinamika

perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara yang ditandai oleh semakin

terbukanya persaingan antar bangsa yang semakin ketat, maka bangsa Indonesia

mulai memasuki era reformasi di berbagai bidang menuju kehidupan masyarakat

yang lebih demokratis.

Dalam masa transisi atau proses perjalanan bangsa menuju masyarakat madani,

(18)

perlu penyesuaian diri sejalan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang

sedang berubah. Proses pembangunan karakter yang sejak proklamasi

kemerdekaan RI telah mendapat prioritas, perlu direvitalisasi agar sesuai dengan

arah dan pesan konstitusi Negara RI. Pada hakikatnya, proses pembentukan

karakter bangsa diharapkan mengarah pada penciptaan suatu masyarakat

Indonesia yang menempatkan demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara sebagai titik sentral. Dalam proses itulah, pembangunan karakter

bangsa kembali dirasakan sebagai kebutuhan yang sangat mendesak dan tentunya

memerlukan pola pemikiran dan paradigm baru.

Tugas PKn paradigma baru yaitu mengembangkan pendidikan demokrasi

mengemban tiga fungsi pokok, yakni mengembangkan kecerdasan warga Negara,

membina tanggung jawab warga Negara, dan mendorong partisipasi warga

Negara.

Kecerdasan warga Negara yang dikembangkan untuk membentuk warga Negara

yang baik bukan hanya dalam dimensi rasional melainkan juga dalam dimensi

spiritual, emosional, dan sosial sehingga paradigm baru PKn bercirikan

multidimensional. Untuk mengembangkan masyarakat yang demokratis melalui

pendidikan kewarganegaraan diperlukan strategi dan pendekatan pembelajaran

khusus yang sesuai dengan paradigm baru PKn. Model pembelajaran yang dapat

digunakan salah satunya adalah penerapan pembelajaran melalui kooperatif tipe

(19)

12

2.7Materi PKn PTK

Standar kompetensi pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan.

2. Memahami sistem pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi.

2.8Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division

(STAD)

Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dalam seting pembelajaran

kooperatif tipe STAD dapat mengubah pembelajaran dari teacher center menjadi

student centered. Pada intinya konsep dari model pembelajaran tipe STAD adalah Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan

bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.

Menurut Baharuddin dan Nur (2008:128) pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah strategi yang digunakan untuk proses belajar dimana siswa akan lebih mudah menemukan secara komprehensif konsep-konsep yang sulit jika mereka mendiskusikan dengan siswa lainnya tentang problem yang dihadapi.

Menurut Kunandar (2009:364) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing terdiri atas 4 atau 5 anggota kelompok. Tiap anggota kelompok mempunyai anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuannya. Tiap anggota kelompok menggunakan lembar kerja akademik, kemudian saling membantu untuk menguasai baha ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar sesame anggota kelompok. Tiap kelompok diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar, dan kepada kelompok yang meraih prestasi atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan.

Selanjutnya menurut Iskandar (2009:128) mengemukakan bahwa pembelajaran

kooperatif tipe STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang

dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas. Terdapat lima komponen

utama yaitu : prestasi kelas, kerja tim, kuis, memberikan evaluasi, dan

(20)

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif

tipe STAD ini adalah model yang menekankan pada aktivitas dan interaksi siswa

untuk saling memotivasi dan membatu dalam menguasai materi pelajaran untuk

mencapai hasil yang maksimal melalui kerja tim atau kelompok.

2.9Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Nur Asma (2006:12) menjelaskan tujuan pembelajaran kooperatif tipe

STAD adalah sebagai berikut:

1) Pencapaian Hasil Belajar

Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam

tugas-tugas akademik. Para pengembang model ini telah membuktikan bahwa

model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan penilaian

siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan

hasil belajar.

2) Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu

Efek penting yang kedua dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD ialah

penerimaan luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, tingkat

sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif tipe

STAD memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan

kondisi untuk bekerja saling bergantungan satu sama lain atau tugas-tugas

bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, serta

(21)

14

3) Pengembangan Keterampilan Sosial

Tujuan penting ketiga ialah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan

kerja sama dan kolaborasi. Keterampilan ini sangat penting untuk dimiliki

siswa di dalam masyarakat, banyak kerja orang dewasa dilakukan dalam

organisasi yang saling bergantung satu sama lain dalam masyarakat, meskipun

beragam budayanya.

2.10 Manfaat Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Menurut Ibrahim (dalam Setianingsih, 2007:24) menjelaskan manfaat pembelajaran kooperatif tipe STAD, antara lain sebagai berikut:

a) Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas. b) Rasa percaya diri lebih tinggi.

c) Memperbaiki kehadiran. d) Angka putus sekolah rendah.

e) Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar. f) Konflik antar pribadi berkurang.

g) Sikap apatis berkurang.

h) Pemahaman yang lebih mendalam. i) Motivasi belajar lebih besar.

j) Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil. k) Hasil belajar lebih tinggi.

l) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi.

Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif ini menekankan pada kerja sama dalam kelompok. Hal ini dilandasi

oleh pemikiran bahwa siswa lebih mudah menemukan dan memahami suatu

konsep jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya.

2.11 Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Suatu strategi pambelajaran mempunyai keunggulan dan kelemahan. Demikian

pula dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran kooperatif tipe

(22)

Menurut Slavin (1995:17) keunggulannya sebagai berikut:

1. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.

2. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama. 3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan

kelompok.

4. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.

(http://yankcute.blogspot.com) diakses tanggal 05 Desember 2012.

Selain keunggulan tersebut pembelajaran kooperatif tipe STAD juga memiliki kelemahan, menurut Dess (1991:411) diantaranya sebagai berikut:

1) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum.

2) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak maumenggunakan pembelajaran kooperatif.

3) Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif.

4) Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan keunggulan dari model STAD adalah

dengan menggunakan model ini akan meningkatkan norma-norma sosial yang

dimiliki siswa, membantu siswa dalam memecahkan masalah secara bersama

dalam mencapai tujuan pembelajaran, melatih siswa menjadi tutor sebaya serta

meningkatkan kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapat.

2.12 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Langkah langkah model Pembelajaran STAD dalam Chotimah (2007) antara lain: 1. Guru membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen. 2. Guru menyajikan pelajaran.

3. Guru memberi tugas pada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok

4. d. Peserta didik yang bisa mengerjakan tugas/soal menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya sehingga semua anggota dalam kelompok itu mengerti. 5. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat

menjawab

6. kuis/pertanyaan peserta didik tidak boleh saling membantu.

(23)

16

8. Guru memberikan evaluasi. 9. Penutup.

Slavin (dalam Nur Asma, 1998: 24) menguraikan langkah-langkah mengantar siswa kepada STAD adalah sebagai berikut:

1. Bagilah siswa ke dalam kelompok masing-masing terdiri dari empat atau lima anggota. Pastikan bahwa kelompok yang terbentuk itu berimbang dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin dan asal suku.

2. Bagikan lembar kerja siswa (LKS) dan kuis pendek untuk pelajaran yang anda rencanakan untuk diajarkan.

3. Pada saat anda menjelaskan STAD kepada kelas anda, bacakan tugas-tugas yang harus dikerjakan tim.

4. Bila tiba saatnya memberikan kuis, bagikan kuis atau bentuk evaluasi yang lain, dan berikan waktu yang cukup untuk menyelesaikan tes itu.

5. Pengakuan kepada prestasi tim, segera setelah anda menghitung poin untuk siswa dan menhitung skor tim.

Menurut Nur Asma (2006:51) kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD ini memiliki 5 tahap:

1)Penyajian kelas

Pada tahap ini digunakan waktu 20-45 menit untuk penyajian materi oleh guru.

Sebelum menyajikan materi pelajaran guru dapat menjelaskan tujuan pelajaran,

memberi motivasi untuk berkooperatif, menggali pengetahuan siswa. Dalam

penyajian materi dapat menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi,

dan lain-lain. Pada tahap ini guru memulai materi dengan menyampaikan

indikator, dilanjutkan dengan apresiasi dan penyajian materi tentang

pemerintahan dan sistem pemerintahan.

2)Kegiatan belajar kelompok

Siswa belajar dalam kelompok menyelesaikan LKS yang diberikan tentang

pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan.

3)Pemeriksaan terhadap hasil kegiatan kelompok

Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok ke depan kelas dan meminta

(24)

4)Siswa mengerjakan soal-soal tes secara individu

Melakukan evaluasi secara individu untuk mengetahui sejauh mana

keberhasilan belajar yang di capai.

5)Pemeriksaan hasil tes

Pemeriksaan hasil tes dilakukan oleh guru. Pada tahap ini juga diadakan

perhitungan skor perkembangan individu. Perhitungan skor individu

dimaksudkan agar siswa terpacu untuk memperoleh prestasi terbaik sesuai

dengan kemampuannya.

Di bawah ini merupakan Perhitungan skor individu, dapat dilihat pada tabel 1 berikut:

Tabel 1. Kriteria Pemberian Skor Peningkatan STAD

Kriteria Nilai Perkembangan

Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar 5 poin 10 poin hingga 1 poin di bawah skor dasar 10 poin skor dasar hingga 10 poin di atas skor dasar 20 poin Lebih dari 10 poin di atas skor dasar 30 poin Pekerjaan sempurna tanpa memperhatikan skor dasar 30 poin (Sumber : Slavin, 1995 dalam Parlan, 2006:17)

Tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Jika siswa memperoleh nilai lebih dari 10 poin di bawah skor dasar, maka siswa tersebut akan memperoleh poin perkembangan individu 5 poin. 2. Jika siswa memperoleh nilai 10 sampai 1 poin di bawah skor dasar, maka

siswa tersebut akan memperoleh poin perkembangan individu 10 poin. 3. Jika siswa memperoleh nilai skor dasar sampai 20 poin di atas skor dasar,

maka siswa tersebut akan memperoleh poin perkembangan individu 20 poin.

4. Jika siswa memperoleh nilai lebih dari 10 poin di atas skor dasar, maka siswa tersebut akan memperoleh poin perkembangan individu 30 poin. 5. Jika siswa melakukan pekerjaan yang sempurna, maka siswa tersebut akan

memperoleh poin perkembangan individu 30 poin.

Untuk pemberian penghargaan kelompok yang memperoleh poin tertinggi

ditentukan oleh rumus:

(25)

18

Kriteria yang digunakan untuk menentukan pemberian penghargaan kelompok

adalah:

1. Kelompok yang memperoleh rata-rata 15, sebagai kelompok baik. 2. Kelompok yang memperoleh rata-rata 20, sebagai kelompok hebat. 3. Kelompok yang memperoleh rata-rata 25, sebagai kelompok super.

Penghargaan kelompok berdasarkan dengan skor rata-rata kelompok dengan

kualifikasi: super, hebat, baik.

2.13 Kerangka Berpikir

Upaya yang diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas melalui

penelitian tindakan kelas ini, karena hasil belajar siswa masih rendah dalam mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Hal ini merupakan masalah yang harus

dipecahkan, untuk itu guru mengupayakan membantu siswa agar dapat

meningkatkan hasil belajar yang lebih baik lagi sesuai dengan tujuan

pembelajaran.

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan hasil

belajar siswa kelas IV semester genap SD N 1 Bumi Agung. Hasil belajar siswa

dilihat dari hasil tes melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD

dengan menggunakan kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah

yaitu dengan nilai ketuntasan 60.

Dalam pembelajaran ini siswa lebih banyak berperan selama kegiatan

berlangsung. Melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan

lebih mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn siswa

(26)
[image:26.595.113.540.128.431.2]

Berdasarkan paparan di atas, maka kerangka penelitian tindakan kelas ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1 Kerangka Berpikir

2.14 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

“penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar

siswa kelas IV semester genap SD Negeri 1 Bumi Agung Kecamatan Tegineneng

Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2013/2014”.

Keadaan awal

Model pembelajaran masih berorientasi pada guru sehingga hasil belajar siswa masih rendah.

Evaluasi awal

tindakan

1. penjelasan tentang penerapan

pembelajaran

kooperatif tipe STAD 2. penerapan

pembelajaran

kooperatif tipe STAD 3. refleksi dari hasil

siklus mengenai penerapan

Hasil akhir

Peningkatan hasil belajar siswa di lihat dari hasil siklus pembelajaran

(27)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terfokus pada

situasi kelas, atau disebut dengan Classroom Action Research. Wardhani (2008:1.14) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan

untuk memperbaiki kinerja guru sehingga, hasil belajar siswa meningkat.

3.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV semester ganjil SD

Negeri 1 Bumi Agung Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran Tahun

Pelajaran 2012/2013.

3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian tindakan kelas ini adalah tentang penerapan pembelajaran

kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) yang akan diterapkan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Penerapan pembelajaran kooperatif tipe

STAD ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

(28)

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran

2013/2014, selama 3 bulan, mulai bulan Juli sampai bulan September 2013.

3.4 Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Bumi Agung

Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SD. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas

ini dilaksanakan sebanyak dua siklus. Siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan dan

siklus ke II terdiri dari 2 kali pertemuan dialokasikan waktu sebanyak 2 x 35

menit.

3.5 Metode Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Wardhani, dkk. (2008:1.14) penelitian tindakan kelas adalah penelitian

yang dilakukan oleh guru dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan

tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai seorang guru, sehingga hasil belajar

siswa menjadi meningkat. Sesuai dengan jenis penelitian yang akan dilakukan

adalah suatu bentuk proses pengkajian berdaur siklus yang terdiri dari empat

tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan, yaitu 1) perencanaan

(planning), 2) pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), 4) refleksi

(reflecting).

Pendapat yang tidak jauh berbeda diungkapkan oleh Kesumah, dkk. (2009:26)

bahwa ada empat langkah utama dalam PTK yaitu, perencanaan, pelaksanaan,

(29)

22

mungkin guru akan menemukan masalah baru atau masalah lama yang belum

tuntas dipecahkan, maka dilanjutkan dengan siklus ke 2 dengan langkah-langkah

yang sama.

Adapun siklus dari PTK ini adalah sebagai berikut:

Pelaksanaan

Perencanaan SIKLUS 1 Pengamatan/Observasi

Refleksi

Pelaksanaan

Perencanaan SIKLUS II Pengamatan/observasi

Refleksi

[image:29.595.111.555.197.463.2]

Hasil

Gambar 2

Tahapan Pelaksanaan PTK Sumber: Alur siklus PTK (Kesumah, dkk., 2009:44)

3.6 Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Elfanany (2013:60) secara keseluruhan langkah-langkah yang dilakukan

dalam tindakan pembelajaran di kelas terdiri dari 4 (empat) tahapan kegiatan yang

terus berulang dan meningkat. Maka prosedur pelaksanaan penelitian ini

diwujudkan dalam bentuk tahapan-tahapan siklus yang berkesinambungan dan

berkelanjutan, dimana untuk setiap siklus terdiri dari 4 (empat) tahapan langkah

(30)

1) Siklus I

1. Tahap perencanaan

Pada tahap perencanaan ditetapkan hal-hal sebagai berikut:

a. Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah;

b. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar;

c. Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator pembelajaran;

d. Memilih bahan/materi pelajaran yang sesuai;

e. Menyusun skenario pembelajaran seperti: rencana pelaksanaan pembelajaran, silabus, bahan ajar, dan bentuk aktivitas lainnya dengan menggunalan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

f. Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat bantu yang dibutuhkan;

g. Menyiapkan instrument penelitian yang terdiri dari Lembar Kerja Siswa (LKS)/kegiatan siswa, dan lembar jawaban.

h. Membuat lembar observasi untuk siswa dan guru peneliti. i. Membuat alat evaluasi pembelajaran.

(Elfanany Burhan, 2013: 61-62)

2. Tahap pelaksanaan tindakan

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari proses perencanaan, adapun

prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

a. Guru membuka pelajaran dengan terlebih dahulu melakukan apersepsi untuk menyiapkan mental dan membangkitkan motivasi belajar siswa melalui tanya jawab mengenai permasalahan yang berhubungan dengan materi ajar yang akan disajikan. Hal ini dilakukan untuk menimbulkan minat siswa dalam proses pembelajran, serta memberitahukan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pembelajaran;

b. Menginformasikan kepada siswa mengenai model pembelajaran kooperatif tipeStudent Teams Achievement Division(STAD);

c. Siswa membentuk kelompok kecil ke dalam lima kelompok yang beranggotakan 4 orang yang dibentuk secara acak sesuai arahan guru; d. Siswa mendengarkan secara aktif penjelasan materi pelajaran secara

global dari guru tentang sistem pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan;

e. Siswa mengamati gambar mengenai struktur pemerintahan desa dan kecamatan yang telah disiapkan oleh guru dan dibagikan kepada setiap kelompok;

f. Siswa menerima materi untuk menemukan informasi.

g. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru seputar materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.

(31)

24

3. Tahap pengamatan atau observasi

Pada tahap ini diadakan observasi yang berkaitan dengan pelaksanaan yang

dilakukan menggunakan lembar observasi. Kegiatan ini dilakukan dengan

tujuan untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam tentang data dan

minat siswa. Data hasil observasi tersebut digunakan untuk mengetahui

kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan penelitian antara lain sebagai

berikut:

a. Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipeStudent Teams Achievement Division(STAD) yang dilakukan guru; b. Mencatat setiap perubahan hasil belajar yang terjadi pada siswa saat

pembelajaran berlangsung dengan penerapan kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan lembar observasi yang telah disediakan;

c. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi pada guru saat penerapan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division(STAD) dengan lembar observasi yang telah dipersiapkan. (Elfanany Burhan, 2013: 63)

4. Tahap refleksi

Refleksi adalah kegiatan menganalisis dan membuat kesimpulan

berdasarkan pelaksanaan, perbaikan pembelajaran dan hasil pengamatan

oleh observer. Hasil observasi dianalisis untuk memperoleh gambaran

bagaimana dampak dari tindakan yang telah dilakukan, hal apa saja yang

perlu diperbaiki dan apa saja yang harus menjadi perhatian pada tindakan

berikutnya, adapun tahap-tahap refleksi sebagai berikut:

a. Menganalisis temuan lainnya saat pelaksanaan pembelajaran;

b. Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas kelemahan-kelemahan atau kekurangan yang masih terjadi pada saat pembelajaran serta memberikan saran dan masukan untuk memperbaikinya pada siklus berikutnya;

c. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).

(32)

2) Siklus II

Meliputi tahapan langkah-langkah seperti pada siklus I, tetapi berbeda bentuk

dan sifat tindakan yang dilakukan. Bahkan boleh dikata, siklus II ini

merupakan perbaikan dan peningkatan dari siklus I dengan tetap mengacu pada

hasil tindakan dan perbaikan pembelajaran yang ingin dicapai sebagai berikut:

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus II juga terdiri dari:

1. Tahap perencanaan

Pada tahap perencanaan akan ditetapkan hal-hal sebagai berikut:

a. Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I dan belum teratasi berikut penetapan alternative pemecahannya;

b. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar;

c. Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator pembelajaran sebagai kelanjutan sekaligus perbaikan dari rencana pada siklus sebelumnya

d. Memilih bahan/materi pelajaran yang sesuai;

e. Menyusun skenario pembelajaran seperti: rencana pelaksanaan pembelajaran, silabus, bahan ajar, dan bentuk aktivitas lainnya dengan menggunalan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

f. Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat bantu yang dibutuhkan;

g. Menyiapkan instrument penelitian yang terdiri dari Lembar Kerja Siswa (LKS)/kegiatan siswa, dan lembar jawaban.

h. Membuat lembar observasi untuk siswa dan guru peneliti. i. Membuat alat evaluasi pembelajaran.

(Elfanany Burhan, 2013: 61-62)

2. Tahap pelaksanaan tindakan

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari proses perencanaan, adapun

prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut:

a. Guru membuka pelajaran dengan terlebih dahulu melakukan apersepsi untuk menyiapkan mental dan membangkitkan motivasi belajar siswa melalui tanya jawab mengenai pemahaman siswa tentang materi ajar yang telah dipelajari sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk menimbulkan minat siswa dalam proses pembelajran, serta memberitahukan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pembelajaran;

b. Menginformasikan kepada siswa mengenai model pembelajaran kooperatif tipeStudent Teams Achievement Division(STAD);

(33)

26

d. Siswa mendengarkan secara aktif penjelasan materi pelajaran secara global dari guru tentang sistem pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi;

e. Siswa mengamati gambar mengenai struktur pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi yang telah disiapkan oleh guru dan dibagikan kepada setiap kelompok;

f. Siswa menerima materi tentang sistem pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi untuk menemukan informasi.

g. Siswa terlibat aktif melakukan tanya jawab dengan guru seputar materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Dalam kesempatan ini antar anggota kelompok tidak boleh saling membantu.

h. Pada akhir kegiatan pembelajaran, siswa mengerjakan tugas kelompok yang diberikan oleh guru untuk dikerjakan di kelas bersama kelompoknya masing-masing dalam bentuk lembar kerja siswa.

i. Setelah itu sampai akhir jam pelajaran, siswa secara individual mengerjakan soal Post tes yang diberikan oleh guru.

(Elfanany Burhan, 2013: 62-63)

3. Tahap pengamatan atau observasi

Pada tahap ini diadakan observasi yang berkaitan dengan pelaksanaan yang

dilakukan menggunakan lembar observasi. Kegiatan ini dilakukan dengan

tujuan untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam tentang data dan

minat siswa. Data hasil observasi tersebut digunakan untuk mengetahui

kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan penelitian antara lain sebagai

berikut:

1. Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipeStudent Teams Achievement Division(STAD) yang dilakukan guru; 2. Mencatat setiap perubahan hasil belajar yang terjadi pada siswa saat

pembelajaran berlangsung dengan penerapan kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan lembar observasi yang telah disediakan;

3. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi pada guru saat penerapan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division(STAD) dengan lembar observasi yang telah dipersiapkan.

(Elfanany Burhan, 2013: 63)

4. Tahap refleksi

Refleksi adalah kegiatan menganalisis dan membuat kesimpulan

(34)

oleh observer. Hasil observasi dianalisis untuk memperoleh gambaran

bagaimana dampak dari tindakan yang telah dilakukan, hal apa saja yang

perlu diperbaiki dan apa saja yang harus menjadi perhatian pada tindakan

berikutnya, adapun tahap-tahap refleksi sebagai berikut:

1. Menganalisis temuan lainnya saat pelaksanaan pembelajaran;

2. Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas kelemahan-kelemahan atau kekurangan yang masih terjadi pada saat pembelajaran serta memberikan saran dan masukan untuk memperbaikinya pada siklus berikutnya;

3. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD);

4. Melakukan refleksi terhadap hasil belajar siswa. (Elfanany Burhan, 2013: 63)

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah sebagai

berikut:

3.7.1 Instrumen Penelitian

Sukardi (2003:75) menyatakan bahwa instrumen adalah merupakan alat atau

fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sukardi bahwa instrument adalah alat untuk

memperoleh data yang diperlukan ketika peneliti menginjak pada hubungan

informasi di lapangan.

Instrumen penelitian tersebut digunakan untuk menggali seluruh data yang

diperlukan untuk memecahkan suatu masalah dalam kegiatan penelitian dengan

menggunakan berbagai metode penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan

(35)

28

mengimplementasikan pembelajaran kooperatif tipe STAD, lembar observasi

kegiatan siswa yaitu tes soal pilihan ganda.

3.7.2 Kisi-kisi Instrumen

Menurut Arikunto (2010:205) kisi-kisi adalah sebuah tabel yang menunjukkan hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dalam kolom. Kisi-kisi penyusun instrumen menunjukkan kaitan antara variabel yang diteliti dengan instrumen dengan sumber data dari mana data akan diambil. Ada Kisi-kisi khusus sebelum penulis merancang sebuah instrumen yaitu:

Kisi-kisi khusus yaitu kisi-kisi yang dibuat untuk menggambarkan butir-butir

yang akan disusun semua instrumen.

Berdasarkan kutipan dan uraian di atas, rancangan kisi-kisi instrumen yang dibuat

[image:35.595.117.509.438.647.2]

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Kisi-kisi Khusus Soal Siklus I Variabel Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Pemahaman belajar 1. Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan 1.1 Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan.

1. Menjelaskan hakikat pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan.

2. Menjelaskan susunan lembaga-lembaga pemerintah desa dan pemerintah

kecamatan. 3. Menjelaskan

(36)
[image:36.595.113.532.109.338.2]

Tabel 3. Kisi-kisi Khusus Soal Siklus II Variabel Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Pemahaman belajar 2. Memahami sistem pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi. 2.1 Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi. 1. Menjelaskan pemerintahan kabupaten/kota. 2. Menyebutkan kewenangan pemerintahan kabupaten/kota. 3. Menjelaskan pemerintahan provinsi. 4. Menyebutkan kewenangan pemerintahan provinsi.

5. Memahami tugas, wewenang, hak, dan kewajiban DPRD.

3.8 Pengumpulan Data

Langkah awal dalam penelitian ini adalah mengadakan survey yang akan

dijadikan objek penelitian. Langkah selanjutnya pengumpulan data, dalam proses

pengumpulan data ini penulis menggunakan beberapa metode yaitu:

1. Metode Observasi

Menurut Arikunto (2010:199) Observasi adalah pengumpulan data melalui

pengamatan terhadap objek penelitian secara sistematis dengan menggunakan

seluruh alat indra, agar diperoleh gambaran yang konkrit dari kondisi lapangan.

Menurut Kunandar (2009:143) observasi adalah kegiatan pengamatan

(pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai

(37)

30

Sementara itu Hadi (1986:119) menyatakan bahwa observasi bukanlah

semata-mata pengasemata-matan dengan semata-mata kepala, tetapi semua bentuk pengumpulan data

yang diarahkan ke suatu tujuan tertentu dan dilakukan dengan sistematis.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka metode observasi dapat diartikan sebagai

metode pengumpulan data dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis

gejala-gejala yang diselidiki. Menurut Hopkins (1993) dalam (Wardhani : 2.23)

ada lima prinsip dasar observasi tetapi, prinsip dasar yang dipakai adalah

observasi partisipas/perencanaan bersama yaitu observasi yang dilaksanakan

dimana peneliti terlibat langsung mengikuti aktifitas objek yang diteliti.

Lembar observasi, digunakan untuk mengamati kinerja guru pada saat

pembelajaran berlangsung. Hal ini dilaksanakan dan diamati oleh pengamat

sebagai observer.

2. Metode Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu pengumpulan data dengan mencari data tertulis

sebagai bukti fisik penelitian. Pendapat Arikunto (2010:201) dari asal katanya

dokumen artinya barang-barang tertulis, didalam pelaksanaannya peneliti

menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,

peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.

Metode dokumentasi digunakan sebagai metode pendukung untuk memperoleh

data mengenai denah lokasi, struktur organisasi, keadaan guru dan siswa serta

data hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn.

(38)

3. Tes Tertulis

Tes tertulis yang dilakukan untuk mengukur hasil belajar PKn siswa untuk

mengetahui sejauh mana siswa dapat menguasai pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada saat pembelajaran

PKn dengan menggunakan soal pilihan ganda, 10 soal terlampir pada setiap siklus

I di akhir pertemuan ke 1 dan 2 begitupun pada siklus ke II.

3.9 Analisis Data

Dalam penelitian ini, analisis data yang dipergunakan adalah analisis data

kualitatif melalui observasi dan analisis data kuantitatif melalui tes tertulis yaitu

menjawab soal-soal yang menyangkut materi pembelajaran yang diberikan.

3.9.1 Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif akan digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan

dinamika proses dengan memberikan pemaknaan secara kontekstual dan

mendalam sesuai dengan permasalahan penelitian, yaitu data tentang kinerja guru

serta pendapat siswa dan guru tentang penerapan pembelajaran kooperatif tipe

STAD.

Data yang tergolong kualitatif diperoleh melalui lembar observasi. Lembar

observer bertujuan untuk menjaring data tentang kinerja guru selama proses

pembelajaran berlangsung dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe

Student Teams Achievement Division(STAD).

Rumus analisis kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung yakni sebagai berikut:

(39)

32

Keterangan:

86 - 100% = Baik sekali 71 - 85% = Baik 56–70% = Cukup 41–55% = Kurang

Adaptasi dari Departemen Pendidikan Nasional dalam

(www.sdncisarua.scg.ad.guru...guru.../256-penilaian-kinerja-guru)

3.9.2 Analisis Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengidentifikasikan berbagai dinamika

kemajuan kualitas hasil belajar siswa dengan penguasaan materi yang diberikan

guru. Data yang tergolong kuantitatif diperoleh melalui hasil tes pada setiap akhir

siklus. Hal ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa selama

diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran PKn.

A. Analisis data hasil belajar

N =

x

100

Keterangan: N = Nilai siswa

β =Skor perolehan (jumlah benar) JS = Skor maksimal

(Sumber: Sanusi, 1996:80)

B. Analisis nilai rata-rata siswa

Nilai rata-rata siswa diperoleh dengan menggunakan rumus:

X =

x

100 %

Keterangan:

X = Nilai rata-rata siswa

∑ N= Jumlah nilai seluruh siswa

(40)

3.10 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari

adanya peningkatan rata-rata nilai siswa setiap siklusnya dan Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) untuk mata pelajaran PKn kelas IV semester ganjil di SD Negeri

1 Bumi Agung adalah 60. Seorang siswa dianggap tuntas belajar jika siswa

tersebut telah mendapatkan nilai sekurang-kurangnya 60 dan suatu kelas dianggap

(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas IV

mata pelajaran PKn SD Negeri 1 Bumi Agung Kecamatan Tegineneng Kabupaten

Pesawaran dapat disimpulkan:

1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD

memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini

dapat dilihat dari semakin meningkatnya presentase ketuntasan belajar siswa

dari siklus I pertemuan I sebesar 68,42% naik pada pertemuan II menjadi

73,68% hal ini menunjukkan adanya peningkatan presentase siklus I pada

pertemuan I ke pertemuan II sebesar 5,26%.

Begitu pula pada siklus II pertemuan I dan Pertemuan II terjadi peningkatan

nilai rata-rata hasil belajar siswa yakni sebagai berikut: Siklus I pertemuan I

presentase ketuntasan belajar siswa sebesar 89,47% meningkat pada siklus II

pertemuan ke II menjadi 94,73%, hal ini menunjukkan adanya peningkatan

presentase ketuntasan belajar siswa siklus II pada pertemuan I dan pertemuan

II sebesar 5,26%.

2. Aktivitas guru dalam proses pembelajaran PKn di kelas IV SD Negeri 1 Bumi

Agung melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD meningkat. Hal

(42)

Rata-rata aktivitas guru siklus I (sedang dan Baik), namun pada siklus II mengalami

peningkatan (Baik).

5.2 Saran

1. Kepada siswa, untuk senantiasa aktif dalam proses pembelajaran agar dapat

memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan dan memperoleh prestasi belajar

yang baik.

2. Kepada orang tua siswa, agar selalu membimbing dan memotivasi

putra-putrinya untuk lebih rajin lagi baik dalam pembelajaran di sekolah maupun di

luar sekolah sehingga kelas dapat menjadi anak yang berguna bagi orang tua,

bangsa, dan negara.

3. Kepada guru, untuk senantiasa menggunakan model-model pembelajaran yang

bervariasi seperti model pembelajaran tipe STAD yang digunakan dalam

proses pembelajaran, hal ini dimaksudkan untuk menciptakan proses

pembelajaran yang menyenangkan di dalam kelas. Sehingga siswa lebih

antusias dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas.

4. Kepada sekolah, untuk dapat melengkapi sarana dan prasarana yang belum ada

sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung baik agar prestasi belajar

(43)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Baruddin dan Nur, Esa. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ar-Ruzz Media.

Chotimah. (2007). Dalam (http://ras-eko.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-stad.html) di akses tanggal 05 Desember 2012.

Dess. (1991). Dalam (http://yankcute.blogspot.com/2010/02/keunggulan-dan-kekurangan pembelajaran.html) 05 Desember 2012.

Dimyati, Mudjiono. (2006). Balajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Elfanany, Burhan. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Araska.

Hadi, Sutrisno. (1986). Metodologi Research 2. Yogyakarta: UGM Press.

Harsanto, Radno. (2007). Pengelolaan Kelas Yang Dinamis. Yogyakarta: Anggota IKAPI.

Henry. (2006). Teori Belajar dan Pembelajaran PKn. Jakarta: Ar-Ruzzmedia.

Iskandar. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press.

Ittihad, Zainul Amin. (2007). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Kesumah, Wijaya, dkk. (2009). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Malta Pritindo.

Kunandar. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rajawali Pers.

Nur, Asma. (1998). (http://mbegedut.blogspot.com/2010/10/pembelajaran-kooperatif-tipe-stad.html) diakses tanggal 05 Desember 2012.

(44)

Parlan, (2006). Dalam

(http://ras-eko.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-stad.html) diakses tanggal 05 Desember 2012.

Ruminiati. (2007). Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta: Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sardiman AM. (2010). Intranksi dan Motivasi dalam Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Wali Pers.

Sanusi, A. Effendi. (1996). Penilaian Pengajaran Bahasa dan Sastra. Bandar Lampung: Gunung pesagi.

Setianingsih, Hesti. (2007). Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Pembelajaran PKn. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Slavin. (1995). Dalam (http://yankcute.blogspot.com) diakses tanggal 05 Desember 2012

Sudjana, D. (2001). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipasif. Bandung: Falah Production.

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Tindakan. Jakarta: Bumi Aksara.

Suwarjo. (2008). Pembelajaran Kooperatif dalam Apresiasi Prosa Fiksi. Malang: Surya Pena Gemilang.

(45)
(46)

F

F

A

A

K

K

U

U

L

L

T

T

A

A

S

S

K

K

E

E

G

G

U

U

R

R

U

U

A

A

N

N

D

D

A

A

N

N

I

I

L

L

M

M

U

U

P

P

E

E

N

N

D

D

I

I

D

D

I

I

K

K

A

A

N

N

Alamat : Jl. Prof. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung kode pos. 35145 telp.(0721) 704 624

LEMBAR PERSETUJUAN UNTUK PENELITIAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Judul Skripsi : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

(STAD) PADA SISWA KELAS IV SD N 1 BUMI AGUNG KEC. TEGINENENG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Nama Mahasiswa : TASNIWATI

NPM : 1113109045

Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi : S1- Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Disetujui oleh:

Dosen Pembahas Dosen Pembimbing,

(47)

SURAT PERNYATAAN

Kesediaan Teman Sejawat Sebagai Observer

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Remsi Sitorus, S.Pd. NIP : 19600705 198303 2 010

Jabatan : Guru

Tempat Mengajar : SD Negeri 1 Bumi Agung

Alamat Sekolah : Jl. Raya Simpang Metro No. 104 Bumi Agung Kec. Tegineneng Kab. Pesawaran

Dengan ini menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam pelaksanaan PTK atas nama:

Nama : Tasniwati

NPM : 1113109045

Unit Kerja : SD Negeri 1 Bumi Agung

Alamat Sekolah : Jl. Raya Simpang Metro No. 104 Bumi Agung Kec. Tegineneng Kab. Pesawaran

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan sebenar-benarnya, agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bumi Agung, September 2013

Teman Sejawat,

Remsi Sitorus, S.Pd.

(48)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Tasniwati

NPM : 1113109045

Unit Kerja : SDN 1 Bumi Agung

Dengan ini menyatakan bahwa:

Nama : Remsi Sitorus, S.Pd. NIP : 19600705 198303 2 010 Jabatan : Guru SDN 1 Bumi Agung Unit Kerja : SD Negeri 1 Bumi Agung

Alamat Sekolah : Jl. Raya Simpang Metro No. 104 Bumi Agung Kec. Tegineneng Kab. Pesawaran

Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran, yang merupakan tugas Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan sebenar-benarnya, agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bumi Agung, September 2013

Kepala Sekolah, Peneliti,

Nurseha, S.Pd. Tasniwati

(49)

PEMERINTAH KABUPATEN PESAWARAN

U

UPPTTDDIINNAASSPPEENNDDIIDDIIKKAANNKKEECCAAMMAATTAANNTTEEGGIINNEENNEENNGG

S

S

D

D

N

N

E

E

G

G

E

E

R

R

I

I

1

1

B

B

U

U

M

M

I

I

A

A

G

G

U

U

N

N

G

G

Alamat : Jl. Raya Simpang Metro No. 104 Bumi Agung Kec. Tegineneng Kabupaten Pesawaran Kode Pos.35363

SURAT KETERANGAN PENELITIAN Nomor :

Saya yang bertanda tangan di bawah: Nama : Nurseha, S.Pd.

NIP : 19580916 199103 2 001 Jabatan : Kepala Sekolah

Instansi : SD Negeri 1 Bumi Agung, Kec. Tegineneng, Kab. Pesawaran

Menerangkan bahwa: Nama : Tasniwati NPM : 1113109045

Jabatan : Mahasiswa S-1 PGSD dalam Jabatan Universitas Lampung

Telah melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas di kelas IV SD Negeri 1 Bumi Agung,

Kecamatan Tegineneng, Kabupaten Pesawaran dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar

Mata Pelajaran PKn Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Pada Siswa Kelas IV SD N 1 Bumi Agung Kec.

Tegineneng Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2013/2014”, pada bulan September

2013.

Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sesungguhnya dan sebenar-benarnya, agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Dikeluarkan di : Bumi Agung Pada tanggal : 16 September 2013

Kepala SDN 1 Bumi Agung

Nurseha, S.Pd.

(50)
(51)

PEMETAAN (ANALISIS) SK dan KD SIKLUS 1

Nama Sekolah : SD Negeri 1 Bumi Agung

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas/Semester : IV (Empat) / I (Ganjil)

Standar Kompetensi : 1. Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan.

Kompetensi Dasar TK Ranah KD Indikator (IPK) TK Ranah IPK Materi Ajar Ruang Lingkup

KKM Alokasi

Waktu

Nilai Karakter

1 2 3 4 5 6 7 8 1.1Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan

C3 1. Menyebutkan

hakikat pemerintahan desa dan

pemerintahan kecamatan.

2. Menjelaskan susunan

lembaga-lembaga pemerintah desa dan pemerintah

kecamatan.

3. mengurutkan

perangkat desa dan sumber keuangan desa C1 C2 C3 1. Desa 2. Kecamatan

√ 60 4 x 35

menit

1. Semangat

kebangsaan 2. Cinta tanah

(52)

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas/Semester : IV (Empat) / I (Ganjil)

Standar Kompetensi : 1. Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan.

Kompetensi Dasar Pokok Pembe-lajaran Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa Indikator Pencapaian Kompetensi

Penilaian Alokasi

Waktu Sumber/ Bahan/ Alat Jenis Tagihan Bentuk Instrumen Contoh Instrumen 1.1Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan 1. Desa 2. Kelurahan 3. Kecamatam 1. Semangat kebangsaan 2. Cinta tanah

air 1. Menjelaskan hakikat pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan. 2. Menjelaskan susunan lembaga-lembaga pemerintah desa dan pemerintah kecamatan. 3. Menjelaskan

perangkat desa dan sumber keuangan desa Tugas kelompok 1. Tes tertulis 2. Unjuk kerja

1. Soal-soal uji kompetensi dalam bentuk uraian/esai 2. Melakukan kegiatan diskusi membuat struktur desa dan kecamatan

4 x 35 menit

(53)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Kooperatif Tipe

Student Teams Achievement Devision

(STAD)

SIKLUS 1

Nama Sekolah : SD Negeri 1 Bumi Agung

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas : IV (Empat)

Semester : I (Satu)

Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (2x Pertemuan)

Standar Kompetensi

1. Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan.

Kompetensi Dasar

1.1 Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan.

Indikator :

1. Menjelaskan hakikat pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan.

2. Menjelaskan susunan lembaga-lembaga pemerintah desa dan pemerintah kecamatan. 3. Menjelaskan perangkat desa dan sumber keuangan desa

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai proses pembelajaran, siswa dapat:

 Menjelaskan hakikat pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan.

 Menjelaskan lembaga-lembaga penyelenggara pemerintahan desa dan kecamatan.  Siswa dapat menyebutkan perangkat desa. ( NK. Semangat kebangsaan dan Cinta

tanah air : yaitu Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. )

 Siswa dapat menjelaskan sumber keuangan desa.  Karakter siswa yang diharapkan:

Semangat kebangsaan, cinta tanah air

(54)

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, disebut bahwa Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kewenangan desa adalah:

1. Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa

2. Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa, yakni urusan pemerintahan yang secara langsung dapat meningkatkan pelayanan masyarakat.

3. Tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota

4. Urusan pemerintahan lainnya yang diserahkan kepada desa.

Pemerintahan Desa

Desa memiliki pemerintahan sendiri. Pemerintahan Desa terdiri atas Pemerintah Desa (yang meliputi Kepala Desa dan Perangkat Desa) dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

Kepala Desa

Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.

1. Urusan pemerintahan antara lain: peraturan kehidupan masyarakat sesuai dengan kewenangan desa, seperti pembuatan peraturan desa, pembentukan lembaga kemasyarakatan, pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMD) dan kerja sama antar desa.

2. Urusan pembangunan antara lain: pemerdayaan masyarakat dalam menyediakan sarana dan prasarana desa, seperti jalan, jembatan desa, irigasi desa, dan pasar desa. 3. Urusan kemasyarakatan antara lain: pemerdayaan masyarakat melalui pembinaan

kehidupan sosial budaya masyarakat seperti bidang kesehatan, pendidikan, dan adat istiadat.

Masa jabatan Kepala Desa

Gambar

Gambar 1 Kerangka Berpikir
Gambar 2Tahapan Pelaksanaan PTK
Tabel 2. Kisi-kisi Khusus Soal Siklus I
Tabel 3. Kisi-kisi Khusus Soal Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Psoriasis adalah suatu penyakit inflamasi kulit kronis yang di mediasi oleh sistem imunitas sel T dan dikarakteristikkan sebagai perubahan pada pertumbuhan dan

[r]

Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Tidak Langsung serta Pendekatan Gabungan Langsung dan Tidak Langsung dalam Rangka Meningkatkan Kemampuan berpikir Matematika

Nilai daya dukung dan penurunan berdasarkan program Metode Elemen Hingga sebesar 285,46 ton dan 11,42 mm nilai ini tidak jauh berbeda dengan secara analitis.. Kata Kunci :

tidak), logika fuzzy menggantikan kebenaran boolean dengan tingkat.. kebenaran.Logika Fuzzy memungkinkan nilai keanggotaan antara 0 dan

Letak kawasan mangrove yang tepat dimuara sungai deli, dekat dengan pemukiman, dan adanya pengalihan fungsi sebagian lahan mangrove menjadi tambak dapat menyebabkan menurunnya

Penerapan Fuzzy Analytical Hierarchy Process pada Sistem Penilaian Pegawai di Rumah Sakit Onkologi Surabaya.. Tugas Akhir Jurusan Sistem Informasi Institut Teknologi

Sistem Opt i ca l Ac c e s Ne two r k ( OAN ) ini diperkirakan menjadi sistem jaringan akses masa depan sebab dengan digunakannya serat optik sebagai media transmisinya,