ii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT
TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA
KELAS IV SD N 1 BUMI AGUNG KEC. TEGINENENG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN
2013/2014
Oleh Tasniwati
(Skripsi)
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU S1 DALAM JABATAN PGSD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
i ABSTRAK
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT
TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA
KELAS IV SD N 1 BUMI AGUNG KEC. TEGINENENG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN
2013/2014 Oleh TASNIWATI
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn siswa kelas IV SD N 1 Bumi Agung Kec. Tegineneng Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014, yang diketahui dari hasil observasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar PKn melalui penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD).
Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas yang bersifat daur siklus berulang. Masing-masing siklus dilaksanakan melalui 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan tes, dengan menggunakan lembar observasi serta soal-soal tes yang dianalisis menggunakan teknik analisis kuantitatif dan kualitatif. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 19 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa menggunakan data kuantitatif yaitu tes tertulis dan untuk mengukur aktivitas guru di kelas digunakan data kualitatif yaitu lembar observasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya presentase ketuntasan belajar siswa dari siklus I pertemuan I sebesar 68,42% naik pada pertemuan II menjadi 73,68% hal ini menunjukkan adanya peningkatan presentase siklus I pada pertemuan I ke pertemuan II sebesar 5,26%. Begitu pula pada siklus II pertemuan I dan Pertemuan II terjadi peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa yakni sebagai berikut: Siklus I pertemuan I presentase ketuntasan belajar siswa sebesar 89,47% meningkat pada siklus II pertemuan ke II menjadi 94,73%, hal ini menunjukkan adanya peningkatan presentase ketuntasan belajar siswa siklus II pada pertemuan I dan pertemuan II sebesar 5,26%.
x DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN MENYETUJUI ... iii
HALAMAN MENGESAHKAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN ... v
RIWAYAT HIDUP ... vi
MOTTO ... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii
SANWACANA ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Identifikasi Masalah ... 3
1.3Batasan Masalah... 3
1.4Rumusan Masalah ... 4
1.5Tujuan Penelitian ... 4
1.6Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS 2.1 Proses Belajar ... 6
2.2 Pengertian Belajar ... 6
2.3 Pengertian Hasil Belajar ... 7
2.4 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ... 8
2.5 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ... 9
2.6 Paradigma Baru PKn ... 10
2.7 Materi PKn PTK ... 12
2.8 Pembelajaran Kooperatif Tipe (STAD) ... 12
2.9 Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif ... 13
xi
2.11 Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 14
2.12 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 15
2.13 Kerangka Berpikir ... 18
2.16 Hipotesis Tindakan... 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1Subjek Penelitian ... 20
3.2Objek Penelitian ... 20
3.3Waktu Penelitian ... 20
3.4Tempat Penelitian... 21
3.5Metode Penelitian Tindakan Kelas ... 21
3.6Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas... 22
3.7Teknik Pengumpulan Data ... 27
3.7.1Instrumen Penelitian... 27
3.7.2Kisi-kisi Instrumen ... 28
3.8Pengumpulan Data ... 29
3.9 Analisis Data ... 31
3.9.1 Analisis Kualitatif ... 31
3.9.2 Analisis Kuantitatif ... 32
3.10 Indikator Keberhasilan ... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Awal ... 34
4.2Penetapan Kelas dan Waktu Penelitian ... 34
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ... 35
4.4 Hasil Penelitian ... 36
4.5 Pembahasan ... 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 53
5.2 Saran ... 54
DAFTAR PUSTAKA ... 55
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembentukan
kepribadian seorang anak khususnya peserta didik di sekolah, demikian halnya
dengan pendidikan sekolah dasar yang sangat memegang peranan penting dalam
menumbuhkembangkan potensi dalam diri peserta didik.
Pendidikan dijadikan sebagai prasarana yang memegang peranan penting dalam
mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran. Suatu pembelajaran sangat
mengharapkan agar peserta didiknya dapat mencapai kompetensi dasar yang telah
ditetapkan sebelumnya. Salah satu upaya meningkatkan kualitas ilmu
pengetahuan dan teknologi yaitu dengan mengadakan perbaikan praktik
pendidikan, diantaranya penyempurnaan kurikulum, pengadaan fasilitas serta
perbaikan praktik pembelajaran.
Pada dasarnya pendidikan tidak hanya bertujuan menghasilkan peserta didik yang
pintar tetapi juga harus memiliki akhlak serta kepribadian yang luhur, terlebih
untuk peserta didik pada usia sekolah dasar (SD) yang merupakan bekal mereka
untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
Terdapat dua mata pelajaran yang sangat berperan penting dalam meningkatkan
pembentukan karakter dan penanaman moral yang baik bagi peserta didik yaitu
2
pelajaran ini merupakan pelajaran yang mudah dipahami, karena setiap materi
yang diajarkan hampir semuanya dekat dengan pola kehidupan sehari-hari peserta
didik.
Namun pada kenyataannya masih banyak peserta didik yang tingkat
keberhasilannya dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
masih rendah, dibandingkan mata pelajaran yang lain. Hal ini dikarenakan proses
pembelajaran yang kurang menarik dan membosankan menurut peserta didik,
untuk itu guru perlu memperbaiki strategi pembelajaran di kelas saat proses
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) berlangsung.
Untuk mengatasi masalah tersebut, dalam hal ini penulis menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn). Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD ini
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang menyangkut
pembentukan karakter, penanaman moral, serta dekat dengan pola kehidupan
sehari-hari.
Dengan kata lain, maksud dari penerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD
pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yakni karena mata
pelajaran ini sangat berkaitan langsung dengan pola kehidupan bermasyarakat dan
siswa harus bisa berinteraksi dengan baik dengan orang-orang disekitarnya agar
Untuk memecahkan masalah di atas, maka penulis bermaksud melakukan
penelitian tindakan kelas yang berjudul: “Peningkatan Hasil Belajar Mata
Pelajaran PKn Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Pada Siswa Kelas IV Semester Ganjil SD N 1 Bumi Agung Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran
2013/2014”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah
penelitian sebagai berikut:
1. Masih rendahnya hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran PKn di SD
N 1 Bumi Agung Kecamatan Tegineneng Kabupaten pesawaran Tahun
Pelajaran 2013/2014.
2. Kemampuan siswa saat mengerjakan soal PKn pada umumnya masih perlu
ditingkatkan.
3. Siswa menganggap mata pelajaran PKn sebagai pelajaran yang sulit untuk
dipahami.
1.3Batasan Masalah
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dibatasi pada masalah:
“Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran PKn melalui Penerapan Pembelajaran
Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada Siswa Kelas IV Semester Ganjil SD Negeri 1 Bumi Agung Kecamatan Tegineneng Kabupaten
4
1.4Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dalam penelitian ini perlu dirumuskan
permasalahan yang akan diteliti serta pemecahan masalahnya. Adapun rumusan
masalahnya sebagai berikut:
Apakah penerapan pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas IV SD Negeri 1 Bumi Agung?
1.5Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mendeskripsikan peningkatkan hasil belajar mata pelajaran PKn melalui
penerapan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada siswa kelas IV Semester Ganjil SD N 1 Bumi Agung Kecamatan
Tegineneng Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2013/2014.
1.6Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1. Siswa
a) Dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) diharapkan bisa melatih siswa untuk lebih aktif dalam berkomunikasi tentang pelajaran dengan teman-temannya yang
lain.
b) Membantu meningkatkan kreatifitas belajar siswa dalam pembelajaran.
d) Menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan
dengan adanya pembagian kelompok.
2. Guru
a) Sebagai masukan bagi guru agar dapat mengetahui kelemahan-kelemahan
siswa dalam proses pembelajaran sehingga guru dapat menerapkan strategi
pembelajaran yang lebih baik lagi.
b) Guru mendapatkan kesempatan untuk berperan aktif dalam pengembangan
proses pembelajaran sehingga lebih dapat memotivasi siswa untuk
meningkatkan hasil belajar.
c) Sebagai referensi bagi guru mengetahui sejauhmana hasil pembelajaran
siswa khususnya dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).
3. Pihak sekolah
Sebagai masukan bagi pihak sekolah untuk dijadikan bahan untuk lebih
meningkatkan kualitas hasil belajar siswa terhadap kemajuan pendidikan.
4. Peneliti
Sebagai masukan bagi peneliti untuk mengetahui sejauhmana hasil belajar
siswa pada mata pelajaran PKn siswa kelas IV semester ganjil SD Negeri 1
Bumi Agung Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Proses Belajar
Proses belajar mengajar merupakan aktivitas antara guru dengan siswa di dalam
kelas. Dalam proses itu terdapat proses pembelajaran yang berlangsung akibat
penyatuan materi, media, guru, siswa, dan konteks belajar. Proses belajar
mengajar yang baik adalah proses belajar yang dapat mengena pada sasaran
melalui kegiatan yang tersusun secara sistematis. Sangatlah diperlukan keaktifan
guru dan siswa untuk menciptakan proses belajar mengajar.
Oleh sebab itu, perencanaan pembelajaran merupakan kegiatan yang harus
dilakukan oleh seorang guru. Dalam menetapkan hal-hal apa saja yang harus
dilakukan agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Perencanaan
pembelajaran yang mendidik perlu mengikuti prosedur yang tepat agar rencana
pembelajaran yang disusun sesuai dengan aturan yang berlaku dan sesuai dengan
teori belajar.
2.2Pengertian Belajar
Di bawah ini adalah definisi belajar menurut beberapa ahli, yakni sebagai berikut:
baru dari pelajran yang sedang dibahas dengan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh pembelajar sehingga pengetahuannya dikembangkan.
Menurut Sagala (2010:37) belajar adalah suatu proses perubahan perilaku dan
pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu. Belajar akan
membawa kepada perubahan tingkah laku, kecakapan baru, dan merupakan hasil
usaha yang disengaja.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses yang
terjadi melalui aktivitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri
individu yang belajar. Perubahan tingkah laku tersebut terjadi karena adanya
respon dari stimulus yang diterima saat proses belajar berlangsung.
2.3 Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil dari siswa setelah melakukan serangkaian kegiatan yang
kemudian dievaluasi dengan pemberian tugas/ujian. Hasil belajar siswa yang
dimaksud dalam penelitian ini ialah berupa nilai. Berikut ini definisi hasil belajar
menurut beberapa ahli, yakni sebagai berikut:
Menurut Sardiman A.M (2010:22) hasil belajar adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu dalam belajar. Sedangkan menurut Suwarjo (2008:33) hasil belajar bukan suatu pengusaan latihan, melainkan perubahan tingkah laku.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:9) hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandnag dari dua sisi yaitu sisi guru dan sisi siswa. Dari sisi guru, hasil belajar adalah saat terselesaikannya bahan pelajaran. Sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat belum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud dari jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Agar dapat dipahami bahwa hasil belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang
8
keuletan kerja, baik secara individu maupun kelompok dalam bidang kegiatan
tertentu. Biasanya penilaian atau hasil belajar dinyatakan dalam bentuk angka,
huruf, atau kalimat.
Dapat dipahami bahwa penilaian dalam arti kompleks mencakup segala aspek
psikologis siswa, sedangkan dalam arti sempit sebagai bentuk untuk mengukur
keberhasilan siswa yang terformat dalam bentuk evaluasi.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu
kemampuan-kemampuan yang diperoleh setelah seseorang menerima pengalaman
belajarnya berupa keterampilan, pengetahuan, dan sikap. Hasil belajar yaitu
perubahan yang terjadi pada individu yang belajar, bukan hanya perubahan
mengenai pengetahuan, tetapi juga membentuk kecakapan, kebiasaan, pengertian,
penguasaan, dan penghargaan dalam diri seseorang yang belajar.
2.4Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Menurut Ruminiati (2007:1.15) pendidikan kewarganegaraan (PKn) yaitu salah
satu pelajaran yang berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat dan
cendrung pada pendidikan afektif.
Menurut Henry (2006:6) pendidikan kewarganegaraan merupakan wahana untuk
mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada
budaya bangsa Indonesia, yang diwujudkan dalam bentuk perilaku sehari-hari,
baik sebagai individu, anggota masyarakat maupun makhluk Tuhan Yang Maha
Esa, yang membekali siswa dengan budi pekerti, pengetahuan dan kemampuan
dasar berkenaan dengan hubungan warga negara dengan negara serta pendidikan
Menurut Ittidah (2007: 1.37) Pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan
pendidikan untuk memberikan bekal awal dalam bela Negara yang dilandasi oleh
rasa cinta kepada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, berkeyakinan atas
kebenaran idiologi pancasila dan UUD 1945 serta kerelaan berkorban untuk
kepentingan bangsa dan Negara.
PKn merupakan salah satu pelajaran yang berkaitan langsung dengan kehidupan
masyarakat. Sikap seseorang khususnya anak-anak banyak dipengaruhi oleh
lingkungan, baik itu lingkungan keluarga maupun lingkungan teman bermainnya.
Belajar secara kelompok dalam model pembelajaran ini merupakan miniatur
masyarakat yang diterapkan dalam kehidupan di kelas yang akan melatih siswa
mengembangkan dan melatih mereka menjadi anggota masyarakat yang baik.
Jadi kesimpulan di atas bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah unsur sadar
untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan menumbuhkan sikap
serta wawasan kebangsaan, cinta tanah air yang berdasarkan nilai-nilai pancasila
dan konstitusi Negara.
2.5Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Mata pelajaran PKn Bertujuan untuk membentuk watak dan karakteristik warga
Negara yang baik, terampil, dan berkarakter, yang setia pada bangsa dan Negara
Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berfikir sesuai dengan
amanat pancasila dan UUD 1945. Sedangkan tujuan mata pelajaran Pendidikan
kewarganegaraan secara tegas adalah untuk memberikan kompetensi-kompetensi
10
a) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan.
b)Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
c) Berkembang secara positif karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat
hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
d)Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi, informasi, dan
komunikasi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan PKn SD adalah
menjadikan warga negara yang baik, yaitu warga negara yang tahu, mau, dan
sadar akan hak dan kewajibannya, cerdas, bertakwa baik, serta mampu
mengetahui kemajuan IPTEK.
2.6Paradigma Baru PKn
Paradigma berarti suatu model atau kerangka berfikir yang digunakan dalam
proses pendidikan kewarganegaraan di Indonesia. Sejalan dengan dinamika
perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara yang ditandai oleh semakin
terbukanya persaingan antar bangsa yang semakin ketat, maka bangsa Indonesia
mulai memasuki era reformasi di berbagai bidang menuju kehidupan masyarakat
yang lebih demokratis.
Dalam masa transisi atau proses perjalanan bangsa menuju masyarakat madani,
perlu penyesuaian diri sejalan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang
sedang berubah. Proses pembangunan karakter yang sejak proklamasi
kemerdekaan RI telah mendapat prioritas, perlu direvitalisasi agar sesuai dengan
arah dan pesan konstitusi Negara RI. Pada hakikatnya, proses pembentukan
karakter bangsa diharapkan mengarah pada penciptaan suatu masyarakat
Indonesia yang menempatkan demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara sebagai titik sentral. Dalam proses itulah, pembangunan karakter
bangsa kembali dirasakan sebagai kebutuhan yang sangat mendesak dan tentunya
memerlukan pola pemikiran dan paradigm baru.
Tugas PKn paradigma baru yaitu mengembangkan pendidikan demokrasi
mengemban tiga fungsi pokok, yakni mengembangkan kecerdasan warga Negara,
membina tanggung jawab warga Negara, dan mendorong partisipasi warga
Negara.
Kecerdasan warga Negara yang dikembangkan untuk membentuk warga Negara
yang baik bukan hanya dalam dimensi rasional melainkan juga dalam dimensi
spiritual, emosional, dan sosial sehingga paradigm baru PKn bercirikan
multidimensional. Untuk mengembangkan masyarakat yang demokratis melalui
pendidikan kewarganegaraan diperlukan strategi dan pendekatan pembelajaran
khusus yang sesuai dengan paradigm baru PKn. Model pembelajaran yang dapat
digunakan salah satunya adalah penerapan pembelajaran melalui kooperatif tipe
12
2.7Materi PKn PTK
Standar kompetensi pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan.
2. Memahami sistem pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi.
2.8Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division
(STAD)
Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dalam seting pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat mengubah pembelajaran dari teacher center menjadi
student centered. Pada intinya konsep dari model pembelajaran tipe STAD adalah Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan
bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.
Menurut Baharuddin dan Nur (2008:128) pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah strategi yang digunakan untuk proses belajar dimana siswa akan lebih mudah menemukan secara komprehensif konsep-konsep yang sulit jika mereka mendiskusikan dengan siswa lainnya tentang problem yang dihadapi.
Menurut Kunandar (2009:364) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing terdiri atas 4 atau 5 anggota kelompok. Tiap anggota kelompok mempunyai anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuannya. Tiap anggota kelompok menggunakan lembar kerja akademik, kemudian saling membantu untuk menguasai baha ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar sesame anggota kelompok. Tiap kelompok diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar, dan kepada kelompok yang meraih prestasi atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan.
Selanjutnya menurut Iskandar (2009:128) mengemukakan bahwa pembelajaran
kooperatif tipe STAD merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang
dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas. Terdapat lima komponen
utama yaitu : prestasi kelas, kerja tim, kuis, memberikan evaluasi, dan
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif
tipe STAD ini adalah model yang menekankan pada aktivitas dan interaksi siswa
untuk saling memotivasi dan membatu dalam menguasai materi pelajaran untuk
mencapai hasil yang maksimal melalui kerja tim atau kelompok.
2.9Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Nur Asma (2006:12) menjelaskan tujuan pembelajaran kooperatif tipe
STAD adalah sebagai berikut:
1) Pencapaian Hasil Belajar
Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam
tugas-tugas akademik. Para pengembang model ini telah membuktikan bahwa
model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan penilaian
siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan
hasil belajar.
2) Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu
Efek penting yang kedua dari model pembelajaran kooperatif tipe STAD ialah
penerimaan luas terhadap orang yang berbeda menurut ras, budaya, tingkat
sosial, kemampuan, maupun ketidakmampuan. Pembelajaran kooperatif tipe
STAD memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan
kondisi untuk bekerja saling bergantungan satu sama lain atau tugas-tugas
bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, serta
14
3) Pengembangan Keterampilan Sosial
Tujuan penting ketiga ialah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan
kerja sama dan kolaborasi. Keterampilan ini sangat penting untuk dimiliki
siswa di dalam masyarakat, banyak kerja orang dewasa dilakukan dalam
organisasi yang saling bergantung satu sama lain dalam masyarakat, meskipun
beragam budayanya.
2.10 Manfaat Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Menurut Ibrahim (dalam Setianingsih, 2007:24) menjelaskan manfaat pembelajaran kooperatif tipe STAD, antara lain sebagai berikut:
a) Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas. b) Rasa percaya diri lebih tinggi.
c) Memperbaiki kehadiran. d) Angka putus sekolah rendah.
e) Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar. f) Konflik antar pribadi berkurang.
g) Sikap apatis berkurang.
h) Pemahaman yang lebih mendalam. i) Motivasi belajar lebih besar.
j) Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil. k) Hasil belajar lebih tinggi.
l) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi.
Berdasarkan uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif ini menekankan pada kerja sama dalam kelompok. Hal ini dilandasi
oleh pemikiran bahwa siswa lebih mudah menemukan dan memahami suatu
konsep jika mereka saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya.
2.11 Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Suatu strategi pambelajaran mempunyai keunggulan dan kelemahan. Demikian
pula dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran kooperatif tipe
Menurut Slavin (1995:17) keunggulannya sebagai berikut:
1. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok.
2. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama. 3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan
kelompok.
4. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.
(http://yankcute.blogspot.com) diakses tanggal 05 Desember 2012.
Selain keunggulan tersebut pembelajaran kooperatif tipe STAD juga memiliki kelemahan, menurut Dess (1991:411) diantaranya sebagai berikut:
1) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum.
2) Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak maumenggunakan pembelajaran kooperatif.
3) Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan pembelajaran kooperatif.
4) Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan keunggulan dari model STAD adalah
dengan menggunakan model ini akan meningkatkan norma-norma sosial yang
dimiliki siswa, membantu siswa dalam memecahkan masalah secara bersama
dalam mencapai tujuan pembelajaran, melatih siswa menjadi tutor sebaya serta
meningkatkan kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapat.
2.12 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Langkah langkah model Pembelajaran STAD dalam Chotimah (2007) antara lain: 1. Guru membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen. 2. Guru menyajikan pelajaran.
3. Guru memberi tugas pada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok
4. d. Peserta didik yang bisa mengerjakan tugas/soal menjelaskan kepada anggota kelompok lainnya sehingga semua anggota dalam kelompok itu mengerti. 5. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat
menjawab
6. kuis/pertanyaan peserta didik tidak boleh saling membantu.
16
8. Guru memberikan evaluasi. 9. Penutup.
Slavin (dalam Nur Asma, 1998: 24) menguraikan langkah-langkah mengantar siswa kepada STAD adalah sebagai berikut:
1. Bagilah siswa ke dalam kelompok masing-masing terdiri dari empat atau lima anggota. Pastikan bahwa kelompok yang terbentuk itu berimbang dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin dan asal suku.
2. Bagikan lembar kerja siswa (LKS) dan kuis pendek untuk pelajaran yang anda rencanakan untuk diajarkan.
3. Pada saat anda menjelaskan STAD kepada kelas anda, bacakan tugas-tugas yang harus dikerjakan tim.
4. Bila tiba saatnya memberikan kuis, bagikan kuis atau bentuk evaluasi yang lain, dan berikan waktu yang cukup untuk menyelesaikan tes itu.
5. Pengakuan kepada prestasi tim, segera setelah anda menghitung poin untuk siswa dan menhitung skor tim.
Menurut Nur Asma (2006:51) kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD ini memiliki 5 tahap:
1)Penyajian kelas
Pada tahap ini digunakan waktu 20-45 menit untuk penyajian materi oleh guru.
Sebelum menyajikan materi pelajaran guru dapat menjelaskan tujuan pelajaran,
memberi motivasi untuk berkooperatif, menggali pengetahuan siswa. Dalam
penyajian materi dapat menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi,
dan lain-lain. Pada tahap ini guru memulai materi dengan menyampaikan
indikator, dilanjutkan dengan apresiasi dan penyajian materi tentang
pemerintahan dan sistem pemerintahan.
2)Kegiatan belajar kelompok
Siswa belajar dalam kelompok menyelesaikan LKS yang diberikan tentang
pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan.
3)Pemeriksaan terhadap hasil kegiatan kelompok
Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok ke depan kelas dan meminta
4)Siswa mengerjakan soal-soal tes secara individu
Melakukan evaluasi secara individu untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan belajar yang di capai.
5)Pemeriksaan hasil tes
Pemeriksaan hasil tes dilakukan oleh guru. Pada tahap ini juga diadakan
perhitungan skor perkembangan individu. Perhitungan skor individu
dimaksudkan agar siswa terpacu untuk memperoleh prestasi terbaik sesuai
dengan kemampuannya.
Di bawah ini merupakan Perhitungan skor individu, dapat dilihat pada tabel 1 berikut:
Tabel 1. Kriteria Pemberian Skor Peningkatan STAD
Kriteria Nilai Perkembangan
Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar 5 poin 10 poin hingga 1 poin di bawah skor dasar 10 poin skor dasar hingga 10 poin di atas skor dasar 20 poin Lebih dari 10 poin di atas skor dasar 30 poin Pekerjaan sempurna tanpa memperhatikan skor dasar 30 poin (Sumber : Slavin, 1995 dalam Parlan, 2006:17)
Tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Jika siswa memperoleh nilai lebih dari 10 poin di bawah skor dasar, maka siswa tersebut akan memperoleh poin perkembangan individu 5 poin. 2. Jika siswa memperoleh nilai 10 sampai 1 poin di bawah skor dasar, maka
siswa tersebut akan memperoleh poin perkembangan individu 10 poin. 3. Jika siswa memperoleh nilai skor dasar sampai 20 poin di atas skor dasar,
maka siswa tersebut akan memperoleh poin perkembangan individu 20 poin.
4. Jika siswa memperoleh nilai lebih dari 10 poin di atas skor dasar, maka siswa tersebut akan memperoleh poin perkembangan individu 30 poin. 5. Jika siswa melakukan pekerjaan yang sempurna, maka siswa tersebut akan
memperoleh poin perkembangan individu 30 poin.
Untuk pemberian penghargaan kelompok yang memperoleh poin tertinggi
ditentukan oleh rumus:
18
Kriteria yang digunakan untuk menentukan pemberian penghargaan kelompok
adalah:
1. Kelompok yang memperoleh rata-rata 15, sebagai kelompok baik. 2. Kelompok yang memperoleh rata-rata 20, sebagai kelompok hebat. 3. Kelompok yang memperoleh rata-rata 25, sebagai kelompok super.
Penghargaan kelompok berdasarkan dengan skor rata-rata kelompok dengan
kualifikasi: super, hebat, baik.
2.13 Kerangka Berpikir
Upaya yang diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas melalui
penelitian tindakan kelas ini, karena hasil belajar siswa masih rendah dalam mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Hal ini merupakan masalah yang harus
dipecahkan, untuk itu guru mengupayakan membantu siswa agar dapat
meningkatkan hasil belajar yang lebih baik lagi sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan hasil
belajar siswa kelas IV semester genap SD N 1 Bumi Agung. Hasil belajar siswa
dilihat dari hasil tes melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD
dengan menggunakan kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah
yaitu dengan nilai ketuntasan 60.
Dalam pembelajaran ini siswa lebih banyak berperan selama kegiatan
berlangsung. Melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan
lebih mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn siswa
Berdasarkan paparan di atas, maka kerangka penelitian tindakan kelas ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1 Kerangka Berpikir
2.14 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
“penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas IV semester genap SD Negeri 1 Bumi Agung Kecamatan Tegineneng
Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2013/2014”.
Keadaan awal
Model pembelajaran masih berorientasi pada guru sehingga hasil belajar siswa masih rendah.
Evaluasi awal
tindakan
1. penjelasan tentang penerapan
pembelajaran
kooperatif tipe STAD 2. penerapan
pembelajaran
kooperatif tipe STAD 3. refleksi dari hasil
siklus mengenai penerapan
Hasil akhir
Peningkatan hasil belajar siswa di lihat dari hasil siklus pembelajaran
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terfokus pada
situasi kelas, atau disebut dengan Classroom Action Research. Wardhani (2008:1.14) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang
dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan
untuk memperbaiki kinerja guru sehingga, hasil belajar siswa meningkat.
3.1 Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV semester ganjil SD
Negeri 1 Bumi Agung Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran Tahun
Pelajaran 2012/2013.
3.2 Objek Penelitian
Objek penelitian tindakan kelas ini adalah tentang penerapan pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) yang akan diterapkan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Penerapan pembelajaran kooperatif tipe
STAD ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran
2013/2014, selama 3 bulan, mulai bulan Juli sampai bulan September 2013.
3.4 Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Bumi Agung
Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SD. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas
ini dilaksanakan sebanyak dua siklus. Siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan dan
siklus ke II terdiri dari 2 kali pertemuan dialokasikan waktu sebanyak 2 x 35
menit.
3.5 Metode Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Wardhani, dkk. (2008:1.14) penelitian tindakan kelas adalah penelitian
yang dilakukan oleh guru dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan
tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai seorang guru, sehingga hasil belajar
siswa menjadi meningkat. Sesuai dengan jenis penelitian yang akan dilakukan
adalah suatu bentuk proses pengkajian berdaur siklus yang terdiri dari empat
tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan, yaitu 1) perencanaan
(planning), 2) pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), 4) refleksi
(reflecting).
Pendapat yang tidak jauh berbeda diungkapkan oleh Kesumah, dkk. (2009:26)
bahwa ada empat langkah utama dalam PTK yaitu, perencanaan, pelaksanaan,
22
mungkin guru akan menemukan masalah baru atau masalah lama yang belum
tuntas dipecahkan, maka dilanjutkan dengan siklus ke 2 dengan langkah-langkah
yang sama.
Adapun siklus dari PTK ini adalah sebagai berikut:
Pelaksanaan
Perencanaan SIKLUS 1 Pengamatan/Observasi
Refleksi
Pelaksanaan
Perencanaan SIKLUS II Pengamatan/observasi
Refleksi
[image:29.595.111.555.197.463.2]Hasil
Gambar 2
Tahapan Pelaksanaan PTK Sumber: Alur siklus PTK (Kesumah, dkk., 2009:44)
3.6 Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Elfanany (2013:60) secara keseluruhan langkah-langkah yang dilakukan
dalam tindakan pembelajaran di kelas terdiri dari 4 (empat) tahapan kegiatan yang
terus berulang dan meningkat. Maka prosedur pelaksanaan penelitian ini
diwujudkan dalam bentuk tahapan-tahapan siklus yang berkesinambungan dan
berkelanjutan, dimana untuk setiap siklus terdiri dari 4 (empat) tahapan langkah
1) Siklus I
1. Tahap perencanaan
Pada tahap perencanaan ditetapkan hal-hal sebagai berikut:
a. Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah;
b. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar;
c. Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator pembelajaran;
d. Memilih bahan/materi pelajaran yang sesuai;
e. Menyusun skenario pembelajaran seperti: rencana pelaksanaan pembelajaran, silabus, bahan ajar, dan bentuk aktivitas lainnya dengan menggunalan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
f. Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat bantu yang dibutuhkan;
g. Menyiapkan instrument penelitian yang terdiri dari Lembar Kerja Siswa (LKS)/kegiatan siswa, dan lembar jawaban.
h. Membuat lembar observasi untuk siswa dan guru peneliti. i. Membuat alat evaluasi pembelajaran.
(Elfanany Burhan, 2013: 61-62)
2. Tahap pelaksanaan tindakan
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari proses perencanaan, adapun
prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
a. Guru membuka pelajaran dengan terlebih dahulu melakukan apersepsi untuk menyiapkan mental dan membangkitkan motivasi belajar siswa melalui tanya jawab mengenai permasalahan yang berhubungan dengan materi ajar yang akan disajikan. Hal ini dilakukan untuk menimbulkan minat siswa dalam proses pembelajran, serta memberitahukan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pembelajaran;
b. Menginformasikan kepada siswa mengenai model pembelajaran kooperatif tipeStudent Teams Achievement Division(STAD);
c. Siswa membentuk kelompok kecil ke dalam lima kelompok yang beranggotakan 4 orang yang dibentuk secara acak sesuai arahan guru; d. Siswa mendengarkan secara aktif penjelasan materi pelajaran secara
global dari guru tentang sistem pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan;
e. Siswa mengamati gambar mengenai struktur pemerintahan desa dan kecamatan yang telah disiapkan oleh guru dan dibagikan kepada setiap kelompok;
f. Siswa menerima materi untuk menemukan informasi.
g. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru seputar materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.
24
3. Tahap pengamatan atau observasi
Pada tahap ini diadakan observasi yang berkaitan dengan pelaksanaan yang
dilakukan menggunakan lembar observasi. Kegiatan ini dilakukan dengan
tujuan untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam tentang data dan
minat siswa. Data hasil observasi tersebut digunakan untuk mengetahui
kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan penelitian antara lain sebagai
berikut:
a. Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipeStudent Teams Achievement Division(STAD) yang dilakukan guru; b. Mencatat setiap perubahan hasil belajar yang terjadi pada siswa saat
pembelajaran berlangsung dengan penerapan kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan lembar observasi yang telah disediakan;
c. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi pada guru saat penerapan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division(STAD) dengan lembar observasi yang telah dipersiapkan. (Elfanany Burhan, 2013: 63)
4. Tahap refleksi
Refleksi adalah kegiatan menganalisis dan membuat kesimpulan
berdasarkan pelaksanaan, perbaikan pembelajaran dan hasil pengamatan
oleh observer. Hasil observasi dianalisis untuk memperoleh gambaran
bagaimana dampak dari tindakan yang telah dilakukan, hal apa saja yang
perlu diperbaiki dan apa saja yang harus menjadi perhatian pada tindakan
berikutnya, adapun tahap-tahap refleksi sebagai berikut:
a. Menganalisis temuan lainnya saat pelaksanaan pembelajaran;
b. Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas kelemahan-kelemahan atau kekurangan yang masih terjadi pada saat pembelajaran serta memberikan saran dan masukan untuk memperbaikinya pada siklus berikutnya;
c. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD).
2) Siklus II
Meliputi tahapan langkah-langkah seperti pada siklus I, tetapi berbeda bentuk
dan sifat tindakan yang dilakukan. Bahkan boleh dikata, siklus II ini
merupakan perbaikan dan peningkatan dari siklus I dengan tetap mengacu pada
hasil tindakan dan perbaikan pembelajaran yang ingin dicapai sebagai berikut:
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus II juga terdiri dari:
1. Tahap perencanaan
Pada tahap perencanaan akan ditetapkan hal-hal sebagai berikut:
a. Identifikasi masalah yang muncul pada siklus I dan belum teratasi berikut penetapan alternative pemecahannya;
b. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar;
c. Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator pembelajaran sebagai kelanjutan sekaligus perbaikan dari rencana pada siklus sebelumnya
d. Memilih bahan/materi pelajaran yang sesuai;
e. Menyusun skenario pembelajaran seperti: rencana pelaksanaan pembelajaran, silabus, bahan ajar, dan bentuk aktivitas lainnya dengan menggunalan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
f. Mempersiapkan sumber, bahan, dan alat bantu yang dibutuhkan;
g. Menyiapkan instrument penelitian yang terdiri dari Lembar Kerja Siswa (LKS)/kegiatan siswa, dan lembar jawaban.
h. Membuat lembar observasi untuk siswa dan guru peneliti. i. Membuat alat evaluasi pembelajaran.
(Elfanany Burhan, 2013: 61-62)
2. Tahap pelaksanaan tindakan
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari proses perencanaan, adapun
prosedur pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
a. Guru membuka pelajaran dengan terlebih dahulu melakukan apersepsi untuk menyiapkan mental dan membangkitkan motivasi belajar siswa melalui tanya jawab mengenai pemahaman siswa tentang materi ajar yang telah dipelajari sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk menimbulkan minat siswa dalam proses pembelajran, serta memberitahukan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pembelajaran;
b. Menginformasikan kepada siswa mengenai model pembelajaran kooperatif tipeStudent Teams Achievement Division(STAD);
26
d. Siswa mendengarkan secara aktif penjelasan materi pelajaran secara global dari guru tentang sistem pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi;
e. Siswa mengamati gambar mengenai struktur pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi yang telah disiapkan oleh guru dan dibagikan kepada setiap kelompok;
f. Siswa menerima materi tentang sistem pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi untuk menemukan informasi.
g. Siswa terlibat aktif melakukan tanya jawab dengan guru seputar materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Dalam kesempatan ini antar anggota kelompok tidak boleh saling membantu.
h. Pada akhir kegiatan pembelajaran, siswa mengerjakan tugas kelompok yang diberikan oleh guru untuk dikerjakan di kelas bersama kelompoknya masing-masing dalam bentuk lembar kerja siswa.
i. Setelah itu sampai akhir jam pelajaran, siswa secara individual mengerjakan soal Post tes yang diberikan oleh guru.
(Elfanany Burhan, 2013: 62-63)
3. Tahap pengamatan atau observasi
Pada tahap ini diadakan observasi yang berkaitan dengan pelaksanaan yang
dilakukan menggunakan lembar observasi. Kegiatan ini dilakukan dengan
tujuan untuk memperoleh informasi yang lebih mendalam tentang data dan
minat siswa. Data hasil observasi tersebut digunakan untuk mengetahui
kekurangan dan kelebihan dari pelaksanaan penelitian antara lain sebagai
berikut:
1. Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipeStudent Teams Achievement Division(STAD) yang dilakukan guru; 2. Mencatat setiap perubahan hasil belajar yang terjadi pada siswa saat
pembelajaran berlangsung dengan penerapan kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan lembar observasi yang telah disediakan;
3. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi pada guru saat penerapan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division(STAD) dengan lembar observasi yang telah dipersiapkan.
(Elfanany Burhan, 2013: 63)
4. Tahap refleksi
Refleksi adalah kegiatan menganalisis dan membuat kesimpulan
oleh observer. Hasil observasi dianalisis untuk memperoleh gambaran
bagaimana dampak dari tindakan yang telah dilakukan, hal apa saja yang
perlu diperbaiki dan apa saja yang harus menjadi perhatian pada tindakan
berikutnya, adapun tahap-tahap refleksi sebagai berikut:
1. Menganalisis temuan lainnya saat pelaksanaan pembelajaran;
2. Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas kelemahan-kelemahan atau kekurangan yang masih terjadi pada saat pembelajaran serta memberikan saran dan masukan untuk memperbaikinya pada siklus berikutnya;
3. Menganalisis kelemahan dan keberhasilan guru saat menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD);
4. Melakukan refleksi terhadap hasil belajar siswa. (Elfanany Burhan, 2013: 63)
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah sebagai
berikut:
3.7.1 Instrumen Penelitian
Sukardi (2003:75) menyatakan bahwa instrumen adalah merupakan alat atau
fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sukardi bahwa instrument adalah alat untuk
memperoleh data yang diperlukan ketika peneliti menginjak pada hubungan
informasi di lapangan.
Instrumen penelitian tersebut digunakan untuk menggali seluruh data yang
diperlukan untuk memecahkan suatu masalah dalam kegiatan penelitian dengan
menggunakan berbagai metode penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan
28
mengimplementasikan pembelajaran kooperatif tipe STAD, lembar observasi
kegiatan siswa yaitu tes soal pilihan ganda.
3.7.2 Kisi-kisi Instrumen
Menurut Arikunto (2010:205) kisi-kisi adalah sebuah tabel yang menunjukkan hubungan antara hal-hal yang disebutkan dalam baris dengan hal-hal yang disebutkan dalam kolom. Kisi-kisi penyusun instrumen menunjukkan kaitan antara variabel yang diteliti dengan instrumen dengan sumber data dari mana data akan diambil. Ada Kisi-kisi khusus sebelum penulis merancang sebuah instrumen yaitu:
Kisi-kisi khusus yaitu kisi-kisi yang dibuat untuk menggambarkan butir-butir
yang akan disusun semua instrumen.
Berdasarkan kutipan dan uraian di atas, rancangan kisi-kisi instrumen yang dibuat
[image:35.595.117.509.438.647.2]dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Kisi-kisi Khusus Soal Siklus I Variabel Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Pemahaman belajar 1. Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan 1.1 Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan.
1. Menjelaskan hakikat pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan.
2. Menjelaskan susunan lembaga-lembaga pemerintah desa dan pemerintah
kecamatan. 3. Menjelaskan
Tabel 3. Kisi-kisi Khusus Soal Siklus II Variabel Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Pemahaman belajar 2. Memahami sistem pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi. 2.1 Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan kabupaten, kota, dan provinsi. 1. Menjelaskan pemerintahan kabupaten/kota. 2. Menyebutkan kewenangan pemerintahan kabupaten/kota. 3. Menjelaskan pemerintahan provinsi. 4. Menyebutkan kewenangan pemerintahan provinsi.
5. Memahami tugas, wewenang, hak, dan kewajiban DPRD.
3.8 Pengumpulan Data
Langkah awal dalam penelitian ini adalah mengadakan survey yang akan
dijadikan objek penelitian. Langkah selanjutnya pengumpulan data, dalam proses
pengumpulan data ini penulis menggunakan beberapa metode yaitu:
1. Metode Observasi
Menurut Arikunto (2010:199) Observasi adalah pengumpulan data melalui
pengamatan terhadap objek penelitian secara sistematis dengan menggunakan
seluruh alat indra, agar diperoleh gambaran yang konkrit dari kondisi lapangan.
Menurut Kunandar (2009:143) observasi adalah kegiatan pengamatan
(pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai
30
Sementara itu Hadi (1986:119) menyatakan bahwa observasi bukanlah
semata-mata pengasemata-matan dengan semata-mata kepala, tetapi semua bentuk pengumpulan data
yang diarahkan ke suatu tujuan tertentu dan dilakukan dengan sistematis.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka metode observasi dapat diartikan sebagai
metode pengumpulan data dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis
gejala-gejala yang diselidiki. Menurut Hopkins (1993) dalam (Wardhani : 2.23)
ada lima prinsip dasar observasi tetapi, prinsip dasar yang dipakai adalah
observasi partisipas/perencanaan bersama yaitu observasi yang dilaksanakan
dimana peneliti terlibat langsung mengikuti aktifitas objek yang diteliti.
Lembar observasi, digunakan untuk mengamati kinerja guru pada saat
pembelajaran berlangsung. Hal ini dilaksanakan dan diamati oleh pengamat
sebagai observer.
2. Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu pengumpulan data dengan mencari data tertulis
sebagai bukti fisik penelitian. Pendapat Arikunto (2010:201) dari asal katanya
dokumen artinya barang-barang tertulis, didalam pelaksanaannya peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.
Metode dokumentasi digunakan sebagai metode pendukung untuk memperoleh
data mengenai denah lokasi, struktur organisasi, keadaan guru dan siswa serta
data hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn.
3. Tes Tertulis
Tes tertulis yang dilakukan untuk mengukur hasil belajar PKn siswa untuk
mengetahui sejauh mana siswa dapat menguasai pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada saat pembelajaran
PKn dengan menggunakan soal pilihan ganda, 10 soal terlampir pada setiap siklus
I di akhir pertemuan ke 1 dan 2 begitupun pada siklus ke II.
3.9 Analisis Data
Dalam penelitian ini, analisis data yang dipergunakan adalah analisis data
kualitatif melalui observasi dan analisis data kuantitatif melalui tes tertulis yaitu
menjawab soal-soal yang menyangkut materi pembelajaran yang diberikan.
3.9.1 Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif akan digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan
dinamika proses dengan memberikan pemaknaan secara kontekstual dan
mendalam sesuai dengan permasalahan penelitian, yaitu data tentang kinerja guru
serta pendapat siswa dan guru tentang penerapan pembelajaran kooperatif tipe
STAD.
Data yang tergolong kualitatif diperoleh melalui lembar observasi. Lembar
observer bertujuan untuk menjaring data tentang kinerja guru selama proses
pembelajaran berlangsung dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement Division(STAD).
Rumus analisis kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung yakni sebagai berikut:
32
Keterangan:
86 - 100% = Baik sekali 71 - 85% = Baik 56–70% = Cukup 41–55% = Kurang
Adaptasi dari Departemen Pendidikan Nasional dalam
(www.sdncisarua.scg.ad.guru...guru.../256-penilaian-kinerja-guru)
3.9.2 Analisis Kuantitatif
Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengidentifikasikan berbagai dinamika
kemajuan kualitas hasil belajar siswa dengan penguasaan materi yang diberikan
guru. Data yang tergolong kuantitatif diperoleh melalui hasil tes pada setiap akhir
siklus. Hal ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa selama
diterapkannya pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran PKn.
A. Analisis data hasil belajar
N =
x
100Keterangan: N = Nilai siswa
β =Skor perolehan (jumlah benar) JS = Skor maksimal
(Sumber: Sanusi, 1996:80)
B. Analisis nilai rata-rata siswa
Nilai rata-rata siswa diperoleh dengan menggunakan rumus:
X =
x
100 %Keterangan:
X = Nilai rata-rata siswa
∑ N= Jumlah nilai seluruh siswa
3.10 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari
adanya peningkatan rata-rata nilai siswa setiap siklusnya dan Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) untuk mata pelajaran PKn kelas IV semester ganjil di SD Negeri
1 Bumi Agung adalah 60. Seorang siswa dianggap tuntas belajar jika siswa
tersebut telah mendapatkan nilai sekurang-kurangnya 60 dan suatu kelas dianggap
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas IV
mata pelajaran PKn SD Negeri 1 Bumi Agung Kecamatan Tegineneng Kabupaten
Pesawaran dapat disimpulkan:
1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD
memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini
dapat dilihat dari semakin meningkatnya presentase ketuntasan belajar siswa
dari siklus I pertemuan I sebesar 68,42% naik pada pertemuan II menjadi
73,68% hal ini menunjukkan adanya peningkatan presentase siklus I pada
pertemuan I ke pertemuan II sebesar 5,26%.
Begitu pula pada siklus II pertemuan I dan Pertemuan II terjadi peningkatan
nilai rata-rata hasil belajar siswa yakni sebagai berikut: Siklus I pertemuan I
presentase ketuntasan belajar siswa sebesar 89,47% meningkat pada siklus II
pertemuan ke II menjadi 94,73%, hal ini menunjukkan adanya peningkatan
presentase ketuntasan belajar siswa siklus II pada pertemuan I dan pertemuan
II sebesar 5,26%.
2. Aktivitas guru dalam proses pembelajaran PKn di kelas IV SD Negeri 1 Bumi
Agung melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD meningkat. Hal
Rata-rata aktivitas guru siklus I (sedang dan Baik), namun pada siklus II mengalami
peningkatan (Baik).
5.2 Saran
1. Kepada siswa, untuk senantiasa aktif dalam proses pembelajaran agar dapat
memperkaya diri dengan ilmu pengetahuan dan memperoleh prestasi belajar
yang baik.
2. Kepada orang tua siswa, agar selalu membimbing dan memotivasi
putra-putrinya untuk lebih rajin lagi baik dalam pembelajaran di sekolah maupun di
luar sekolah sehingga kelas dapat menjadi anak yang berguna bagi orang tua,
bangsa, dan negara.
3. Kepada guru, untuk senantiasa menggunakan model-model pembelajaran yang
bervariasi seperti model pembelajaran tipe STAD yang digunakan dalam
proses pembelajaran, hal ini dimaksudkan untuk menciptakan proses
pembelajaran yang menyenangkan di dalam kelas. Sehingga siswa lebih
antusias dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas.
4. Kepada sekolah, untuk dapat melengkapi sarana dan prasarana yang belum ada
sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung baik agar prestasi belajar
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Baruddin dan Nur, Esa. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ar-Ruzz Media.
Chotimah. (2007). Dalam (http://ras-eko.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-stad.html) di akses tanggal 05 Desember 2012.
Dess. (1991). Dalam (http://yankcute.blogspot.com/2010/02/keunggulan-dan-kekurangan pembelajaran.html) 05 Desember 2012.
Dimyati, Mudjiono. (2006). Balajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Elfanany, Burhan. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Araska.
Hadi, Sutrisno. (1986). Metodologi Research 2. Yogyakarta: UGM Press.
Harsanto, Radno. (2007). Pengelolaan Kelas Yang Dinamis. Yogyakarta: Anggota IKAPI.
Henry. (2006). Teori Belajar dan Pembelajaran PKn. Jakarta: Ar-Ruzzmedia.
Iskandar. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press.
Ittihad, Zainul Amin. (2007). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Kesumah, Wijaya, dkk. (2009). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Malta Pritindo.
Kunandar. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rajawali Pers.
Nur, Asma. (1998). (http://mbegedut.blogspot.com/2010/10/pembelajaran-kooperatif-tipe-stad.html) diakses tanggal 05 Desember 2012.
Parlan, (2006). Dalam
(http://ras-eko.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-stad.html) diakses tanggal 05 Desember 2012.
Ruminiati. (2007). Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta: Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sardiman AM. (2010). Intranksi dan Motivasi dalam Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Wali Pers.
Sanusi, A. Effendi. (1996). Penilaian Pengajaran Bahasa dan Sastra. Bandar Lampung: Gunung pesagi.
Setianingsih, Hesti. (2007). Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Pembelajaran PKn. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Slavin. (1995). Dalam (http://yankcute.blogspot.com) diakses tanggal 05 Desember 2012
Sudjana, D. (2001). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipasif. Bandung: Falah Production.
Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Tindakan. Jakarta: Bumi Aksara.
Suwarjo. (2008). Pembelajaran Kooperatif dalam Apresiasi Prosa Fiksi. Malang: Surya Pena Gemilang.
F
F
A
A
K
K
U
U
L
L
T
T
A
A
S
S
K
K
E
E
G
G
U
U
R
R
U
U
A
A
N
N
D
D
A
A
N
N
I
I
L
L
M
M
U
U
P
P
E
E
N
N
D
D
I
I
D
D
I
I
K
K
A
A
N
N
Alamat : Jl. Prof. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung kode pos. 35145 telp.(0721) 704 624LEMBAR PERSETUJUAN UNTUK PENELITIAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Judul Skripsi : PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION
(STAD) PADA SISWA KELAS IV SD N 1 BUMI AGUNG KEC. TEGINENENG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Nama Mahasiswa : TASNIWATI
NPM : 1113109045
Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi : S1- Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Disetujui oleh:
Dosen Pembahas Dosen Pembimbing,
SURAT PERNYATAAN
Kesediaan Teman Sejawat Sebagai Observer
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Remsi Sitorus, S.Pd. NIP : 19600705 198303 2 010
Jabatan : Guru
Tempat Mengajar : SD Negeri 1 Bumi Agung
Alamat Sekolah : Jl. Raya Simpang Metro No. 104 Bumi Agung Kec. Tegineneng Kab. Pesawaran
Dengan ini menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam pelaksanaan PTK atas nama:
Nama : Tasniwati
NPM : 1113109045
Unit Kerja : SD Negeri 1 Bumi Agung
Alamat Sekolah : Jl. Raya Simpang Metro No. 104 Bumi Agung Kec. Tegineneng Kab. Pesawaran
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan sebenar-benarnya, agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Bumi Agung, September 2013
Teman Sejawat,
Remsi Sitorus, S.Pd.
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Tasniwati
NPM : 1113109045
Unit Kerja : SDN 1 Bumi Agung
Dengan ini menyatakan bahwa:
Nama : Remsi Sitorus, S.Pd. NIP : 19600705 198303 2 010 Jabatan : Guru SDN 1 Bumi Agung Unit Kerja : SD Negeri 1 Bumi Agung
Alamat Sekolah : Jl. Raya Simpang Metro No. 104 Bumi Agung Kec. Tegineneng Kab. Pesawaran
Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran, yang merupakan tugas Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan sebenar-benarnya, agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Bumi Agung, September 2013
Kepala Sekolah, Peneliti,
Nurseha, S.Pd. Tasniwati
PEMERINTAH KABUPATEN PESAWARAN
U
UPPTTDDIINNAASSPPEENNDDIIDDIIKKAANNKKEECCAAMMAATTAANNTTEEGGIINNEENNEENNGG
S
S
D
D
N
N
E
E
G
G
E
E
R
R
I
I
1
1
B
B
U
U
M
M
I
I
A
A
G
G
U
U
N
N
G
G
Alamat : Jl. Raya Simpang Metro No. 104 Bumi Agung Kec. Tegineneng Kabupaten Pesawaran Kode Pos.35363SURAT KETERANGAN PENELITIAN Nomor :
Saya yang bertanda tangan di bawah: Nama : Nurseha, S.Pd.
NIP : 19580916 199103 2 001 Jabatan : Kepala Sekolah
Instansi : SD Negeri 1 Bumi Agung, Kec. Tegineneng, Kab. Pesawaran
Menerangkan bahwa: Nama : Tasniwati NPM : 1113109045
Jabatan : Mahasiswa S-1 PGSD dalam Jabatan Universitas Lampung
Telah melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas di kelas IV SD Negeri 1 Bumi Agung,
Kecamatan Tegineneng, Kabupaten Pesawaran dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar
Mata Pelajaran PKn Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Pada Siswa Kelas IV SD N 1 Bumi Agung Kec.
Tegineneng Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2013/2014”, pada bulan September
2013.
Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sesungguhnya dan sebenar-benarnya, agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Dikeluarkan di : Bumi Agung Pada tanggal : 16 September 2013
Kepala SDN 1 Bumi Agung
Nurseha, S.Pd.
PEMETAAN (ANALISIS) SK dan KD SIKLUS 1
Nama Sekolah : SD Negeri 1 Bumi Agung
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : IV (Empat) / I (Ganjil)
Standar Kompetensi : 1. Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan.
Kompetensi Dasar TK Ranah KD Indikator (IPK) TK Ranah IPK Materi Ajar Ruang Lingkup
KKM Alokasi
Waktu
Nilai Karakter
1 2 3 4 5 6 7 8 1.1Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan
C3 1. Menyebutkan
hakikat pemerintahan desa dan
pemerintahan kecamatan.
2. Menjelaskan susunan
lembaga-lembaga pemerintah desa dan pemerintah
kecamatan.
3. mengurutkan
perangkat desa dan sumber keuangan desa C1 C2 C3 1. Desa 2. Kecamatan
√ 60 4 x 35
menit
1. Semangat
kebangsaan 2. Cinta tanah
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : IV (Empat) / I (Ganjil)
Standar Kompetensi : 1. Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan.
Kompetensi Dasar Pokok Pembe-lajaran Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian Alokasi
Waktu Sumber/ Bahan/ Alat Jenis Tagihan Bentuk Instrumen Contoh Instrumen 1.1Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan 1. Desa 2. Kelurahan 3. Kecamatam 1. Semangat kebangsaan 2. Cinta tanah
air 1. Menjelaskan hakikat pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan. 2. Menjelaskan susunan lembaga-lembaga pemerintah desa dan pemerintah kecamatan. 3. Menjelaskan
perangkat desa dan sumber keuangan desa Tugas kelompok 1. Tes tertulis 2. Unjuk kerja
1. Soal-soal uji kompetensi dalam bentuk uraian/esai 2. Melakukan kegiatan diskusi membuat struktur desa dan kecamatan
4 x 35 menit
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kooperatif Tipe
Student Teams Achievement Devision
(STAD)
SIKLUS 1
Nama Sekolah : SD Negeri 1 Bumi Agung
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas : IV (Empat)
Semester : I (Satu)
Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (2x Pertemuan)
Standar Kompetensi
1. Memahami sistem pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan.
Kompetensi Dasar
1.1 Mengenal lembaga-lembaga dalam susunan pemerintahan desa dan pemerintah kecamatan.
Indikator :
1. Menjelaskan hakikat pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan.
2. Menjelaskan susunan lembaga-lembaga pemerintah desa dan pemerintah kecamatan. 3. Menjelaskan perangkat desa dan sumber keuangan desa
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai proses pembelajaran, siswa dapat:
Menjelaskan hakikat pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan.
Menjelaskan lembaga-lembaga penyelenggara pemerintahan desa dan kecamatan. Siswa dapat menyebutkan perangkat desa. ( NK. Semangat kebangsaan dan Cinta
tanah air : yaitu Cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. )
Siswa dapat menjelaskan sumber keuangan desa. Karakter siswa yang diharapkan:
Semangat kebangsaan, cinta tanah air
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, disebut bahwa Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kewenangan desa adalah:
1. Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa
2. Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa, yakni urusan pemerintahan yang secara langsung dapat meningkatkan pelayanan masyarakat.
3. Tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota
4. Urusan pemerintahan lainnya yang diserahkan kepada desa.
Pemerintahan Desa
Desa memiliki pemerintahan sendiri. Pemerintahan Desa terdiri atas Pemerintah Desa (yang meliputi Kepala Desa dan Perangkat Desa) dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Kepala Desa
Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.
1. Urusan pemerintahan antara lain: peraturan kehidupan masyarakat sesuai dengan kewenangan desa, seperti pembuatan peraturan desa, pembentukan lembaga kemasyarakatan, pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMD) dan kerja sama antar desa.
2. Urusan pembangunan antara lain: pemerdayaan masyarakat dalam menyediakan sarana dan prasarana desa, seperti jalan, jembatan desa, irigasi desa, dan pasar desa. 3. Urusan kemasyarakatan antara lain: pemerdayaan masyarakat melalui pembinaan
kehidupan sosial budaya masyarakat seperti bidang kesehatan, pendidikan, dan adat istiadat.
Masa jabatan Kepala Desa