• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LATIHAN BENCH PRESS DAN FULL OVER TERHADAP HASIL OVER HEAD PASS BOLA BASKET PADA SISWI EKSTRAKURIKULER DI SMA PERSADA BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LATIHAN BENCH PRESS DAN FULL OVER TERHADAP HASIL OVER HEAD PASS BOLA BASKET PADA SISWI EKSTRAKURIKULER DI SMA PERSADA BANDAR LAMPUNG"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

PADA SISWI EKSTRAKURIKULER

DI SMA PERSADA KEMILING

BANDAR LAMPUNG 2012/2013

Oleh

M. ROBBI ARMAICA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDlKAN

pada

Program Studi Pendidikan Jasmani dan Rekreasi Jurusan Ilmu Pendidikan SosialFakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENGARUH LATIHAN BENCH PRESS DAN FULL OVER TERHADAP HASIL OVER HEAD PASS BOLA BASKET PADA SISWI EKSTRAKURIKULER DI SMA PERSADA

BANDAR LAMPUNG

Oleh:

MUHAMMAD ROBBI ARMAICA

Tujuan yang ingindicapaidalampenelitianiniadalahmengetahuipengaruhprogram latihanbench press dan full over terhadap hasil over head pass bola basket pada siswa kelas X di SMAPersada Bandar Lampung.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimendengan populasi adalah siswi ekstrakulikulerkelas X di SMA Persada Bandar Lampung yang berjumlah 24orang.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sreatifieldrandom sampling.

Hasil penelitian menunjukkan: pertama, t hitung = 13,140> t tabel = 2,131 artinya terdapat pengaruh

yang signifikan pada program latihan bench presssebesar 133 %. Kedua,t hitung = 27,843> t tabel =

2,131terdapat pengaruh yang signifikan pada program latihan full oversebesar 115,15 %. Ketiga,

dilihat dari hasil t hitungbench press= 13,140 <t hitungfull over = 27,843, artinya t hitung = 13,140 >t tabel=2,31.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa. Program latihanbench press lebih baik

dibandingkan dengan program latihan full overdalam hasil over head pass bola basket pada siswi kelas X di SMAPersadaBandar Lampung.

(3)
(4)
(5)
(6)

Halaman

H. Pengaruh Bench Press Terhadap Otot ... 18

I. Pengaruh Jenis Bench Press Terhadap Otot-otot Yang Dibentuk ... 19

J. Otot Lengan ... 23

K. Permainan Bola Basket ... 25

L. Pengertian Bola Basket ... 27

M. Over Head Pass Dalam Keterampilan Melempar Bola Basket ... 28

N. Kerangka Pikiran ... 28

D. Teknik Pengumpulan Data... 34

(7)

b. Uji Homogenitas ... 48

3. Pengujian Hipotesis ... 49

a. Uji t Pengaruh ... 49

B. Pembahasan ... 50

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

A. Kesimpulan ... 55

B. Saran... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 57

(8)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara

keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani,

keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial,

penalaran,stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan

pengenalanlingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan

kesehatan terpilih yangdirencanakan secara sistematis dalam rangka mencapai

tujuan pendidikannasional.

Proses pembelajaran pendidikan jasmani mengajarkan berbagai keterampilan

gerak dasar, teknik dan strategi permainan / olahraga, internalisasi nilai-nilai

(sportifitas, jujur kerjasama, dan lain-lain) dari pembiasaan pola hidup sehat.

Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang

bersifat kajian teoritis. Namun melibatkan unsur fisik mental, intelektual,

emosional dan sosial sehingga aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan

pengajaran. Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh

berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang

menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan dan memeliharan

(9)

PadamatapelajaranPendidikanJasmani, cabang olahraga permainan merupakan

cabang olahraga yang paling banyak di minati oleh siswa, baik cabang

olahraga permainan bola besar maupun permainan bola kecil. Permainan bola

besar meliputi cabang olahraga sepakbola, bolabasket, bolatangan dan

bolavoli, dll.

Permainan bola basket merupakan suatu bentuk permainan yang dapat

meningkatkan kebugaran jasmani yang bertujuan untuk meningkatkan

kemampuan fisik seseorang, dalam melakukan aktifitas sehari-hari tanpa

menimbulkan kelelahan yang berarti. Dalam pencapaian tujuan pendidikan

jasmani tersebut, pembelajaran dapat dilakukan dalam kegiatan intrakulikuler

maupun melalui kegiatan ekstrakulikuler yang dapat diperoleh melalui

permainan bola basket.Bola basket merupakan olahraga permainan yang

menggunakan bola besar, dimainkan dengan tangan.Permainan bola basket

juga merupakan salah satu cabang olahraga yang ada dalam program

pendidikan jasmani yang dilaksanakan di sekolah.

Pengenalandanpembinaan olahraga basket di sekolah-sekolah dilakukan

melalui proses belajar mengajar di lapangan, baik buruknya pembinaan dan

pengembangan olahraga bola basket di sekolah-sekolah tergantung pada

mekanisme proses belajar mengajarnya.Pembinaan olahraga bola basket di

sekolah maka unsur-unsur yang diajarkan adalah teknik dasar, taktik dan juga

memperbaiki unsur kondisi fisik. Faktor-faktor tersebut menunjang dalam

pencapaian kecakapan siswa bermain bola basket. Salah satu teknik

(10)

Over head pass adalah mengumpan bola keseorang rekan melewati kepala

pemain bertahan. Caranya dengan meletakkan kedua tangan dikedua sisi bola,

dengan posisi di belakang kepala.

Berdasarkan hasil penelitian penulis di SMA PERSADABandar Lampung

pada saat mengajarkan gerak dasarover head passdari 24 Siswi

ekstrakurikuler terdapat 16 Siswi yang sudah menguasai teknik dasar, 8siswi

yang belum menguasaiover head pass.Banyak diantara Siswi tersebut

melakukan penyesuaian gerak akibat posisi awalan dan cara menempatkan

bola pada saat posisi mengoper yang tidak sesuai dengan tehnik yang

benar.Posisiawalpadasaatmelakukangerakanover head passseharusnya bola di

belakangkepala. Lalu gerakkan lengan kearah sasaran atau dinding yang ada

sudah di beri tanda untuk melakukan gerak maju yang cepat dengan

melecutkan pergelangan tangan lalu melepaskan bola. Selanjutnya,

memastikan untuk melakukan gerak lanjut lemparan dengan mengarahkan

lengan dan tangan ke sasaran setelah melepaskan bola. Jika perlu melangkah

maju kesasaran dengan salah satu kaki ketika mengumpan bola untuk

memperkuat lemparan.Penyesuain gerak yang mereka lakukan dalam belajar

gerak dasarover head passyaitumerekameletakkan bola di depankepala.

Akibat dari penyesuaian gerak yang

dilakukanitukekuatanmenjaditidakmaksimaldantidakmengenaisasaranlempara

n.

Kesalahantehnikover head pass yang dilakukanparasiswiini, jikatidak cepat

(11)

Sebaiknya siswa belajar gerak dasar terlebihdahuludan melatih kekuatan otot

lengan dengan menambah latihan menggunakan beban, dengan tujuan untuk

meningkatkankemampuantehnik dalam belajar gerak dasarmelempar.Karena

dengan latihan gerak dasar yang benar mulai dari awalan, memegang bola,

posisi bola dibelakang kepala, dan pelepasan bola sampaikesasaran. Banyak

Siswi dalam melakukangerakandasarover head passinitidak sampai kesasaran

yang disebabkan dari awalan yang kurang baik, hal ini diduga karena kekuatan

tangan mereka tidak kuat untuk melakukan tehnikinidengan baik.

Berdasarkan permasalahan, penulis tertarik untuk meneliti salah satu bentuk

latihan otot lenganuntukmeningkatkanlemparanover head passdalam bola

basketyang meliputi gerakan tungkai, tubuh dan lengan yang kuat,

keseimbangan, posisi tangan, pengaturan siku, serta irama lemparan yang

baik.

Dari data tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian tentang “pengaruh

bench press dan full overterhadap hasil over headpasspada

Siswiekstrakurikuler bola basketSMA PERSADA Bandar Lampung”.

B. Identifikasi Masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat diidentifikasi masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.Sebagian Siswi ekstrakurikulerbelum mampu menguasai teknik awalan

over head pass dalam keterampilan bola basket, sehingga hasil tidak

(12)

2.Sebagian Siswi ekstrakulikulerbelum mampu mengatur ketepatan

memegang bola pada saat melempar sehingga belum akuratke sasaran.

3.Sebagian Siswi ekstrakulikulerbelum mampu mengatur sikap pelepasan

bola pada saat melakukan over head pass.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, untuk memudahkan

penelitian perlu pembatasan yang berdasarkan tujuan dari penelitian ini,

adapun pembatasan masalah ini adalah hanya pada masalah belum mampunya

Siswiekstrakurikulermenguasai tehnik over head pass yang benar dan masih

kurangnya kekuatan otot lengan dalam melakukan lemparan bola basket pada

SiswiekstrakurikulerSMA PERSADA Bandar Lampung tahun ajaran

2012/2013.

D. RumusanMasalah

Berdasarkanbatasanmasalah,

makasebagairumusanmasalahdalampenelitianiniadalahsebagaiberikut :

1. Apakahadapengaruh yang signifikandarilatihanBench

Pressterhadaphasilover head passpadasiswiekstrakulikuler bola basket

SMA PERSADA Bandar Lampung tahun ajaran 2012/2013?

2. Apakahadapengaruh yangsignifikandarilatihanfull

overterhadaphasilover head passpadasiswiekstrakulikulerSMA

PERSADA Bandar Lampung tahun ajaran 2012/2013?

3. Manakah yang memberikanpengaruhlebihbesarantaralatihanBench

(13)

passpadasiswiekstrakulikulerbola basket SMA PERSADA Bandar

Lampung tahun ajaran 2012/2013.

E. TujuanPenelitian

Adapuntujuandaripenelitianiniadalahsebagaiberikut :

1. Untukmengetahuiseberapabesarpengaruhlatihanbench pressterhadap hasil

over head passsiswiekstrakulikuler bola basket SMA PERSADA Bandar

Lampung tahun ajaran 2012/2013

2. Untukmengetahuiseberapa besar pengaruh program latihan full over

terhadaphasilover head passsiswiekstrakulikuler bola basket PERSADA

Bandar Lampung tahun ajaran 2012/2013

3. Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan program latihanfull over

terhadap hasilover head passsiswiekstrakulikuler bola basket SMA

PERSADA Bandar Lampung tahun ajaran 2012/2013.

F. ManfaatPenelitian

Hasilpenelitianinidapatbergunasebagaiwawasandanmasukanbagi:

1. Bagi guru pendidikanjasmani, merupakaninovasidaripembelajaran yang

dapatmeningkatkan rasa

percayadirikarenamampumengembangkanpengetahuan,

pemahamandanperalatanpembelajaran.

2. Bagi para pelatih bola basket, diharapkan dapat meningkatkan pencapaian

prestasi yang baik untuk para peserta didik.

3. Bagi para siswa dengan penelitian ini diharapkan adanya peningkatan

kemampuan over head pass bola basket.

(14)
(15)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Latihan.

Bompa (48:1999) mengatakan bahwa latihan merupaka aktivitas

olahraga yang sistematis dalam waktu yang lama, ditingkatkan secara

progresif dan individual yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi

psikologis dan fisiologis manusia untuk mencapai sasaran yang di

tentukan

Latihan adalah suatu proses yang sangat kompleks yang melibatkan

variabel-variabel internal dan eksternal, antara lain motivasi dan

ambisi atlet, kuantitas dan kualitas latihan, volume dan intensitas

latihan, pengalaman bertanding, dan lain-lan, sehingga dimaksudkan

untuk proses yang sistematis dari berlatih, atau bekerja secara berulang-ulang, dengan kian hari menambah jumlah beban latihan atau

pekerjaannya memperbaiki penguasan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu, terinci, dan rutin. Secara singkat

dapat dinyatakan bahwa latihan adalah digunakan untuk menyiapkan

(16)

Zafar sidik (107:2006) mengemukakan bahwa tujuan latihan secara

umum yaitu untuk mengembangkan kondisi fisik, meningkatkan

kemampuan komponen-komponen biomotorik khusus yang diperlukan

cabang olahraga, menanamkan karakteristik psikologi yang khusus

untuk cabang olahraga yang bersangkutan, melatih dan

mengembangkan keterampilan teknik spesifik cabang olahraga serta

mengajarkan pengetahuan teoritis mengenai teori dan metodologi

latihan untuk cabang olahraga yang bersangkutan.

Proses latihan merupakan sebuah prinsip yang mendasari terjadinya

sebab akibat atau aksi reaksi dari sebuah proses yang dilakukan secara

positif dan optimal bila diberikan dengan prinsip-prinsip latihan yang

benar.

Dalam proses latihan terdapat kegiatan ekstrakurikuler maupun

interakulikurel oleh karena itunya Ahmad Rifai (1998:78) adalah

kegiatan yang dilakukan siswasekolah atau universitas, diluar jam

belajar kurikulum standar. Kegiatan-kegiatan ini ada pada setiap

jenjang pendidikan dari sekolah dasar sampai universitas.Kegiatan

ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan

kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar

bidang akademik. Kegiatan ini diadakan secara swadaya dari pihak

sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri untuk merintis kegiatan di luar

(17)

Kegiatan dari ekstrakurikuler ini sendiri dapat berbentuk kegiatan pada

seni, olahraga, pengembangan kepribadian, dan kegiatan lain yang

bertujuan positif untuk kemajuan dari siswa-siswi itu sendiri.

a. Hukum dan Prinsip-prinsip latihan

Zafar sidik (108:2006) mengemukakan bahwa sistem latihan

dipengaruhi oleh tiga hukum fisiologik, yaitu : Hukum Overload,

Hukum Kekhususan (Specificity), dan Hukum Reversibilitas

(Reversibility). Prinsip-prinsip lainnya disebutkan oleh para pelatih

sebagai aspek-aspek yang terkandung dalam tiga prinsip tersebut.

1. Hukum Overload (Law of Overload)

Harsono (2009:103) Hukum ini adalah yang banyak memperbaiki

dalam kebugaran seorang atlet, sehingga membutuhkan suatu

peningkatan beban latihan yang akan menantang keadaan

kebugaran atlet.

Hasrono juga mengemukakan bahwa Beban latihan berfungsi

sebagai suatu stimulus dan mendatangkan suatu respon dari tubuh

atlet. Apabila beban latihan lebih berat daripada beban normal pada

tubuh maka tubuh akan mengalami kelelahan sehingga tingkat

kebugaran akan menjadi lebih rendah dari tingkat kebugaran

normal. Hal ini akan membutuhkan masa pemulihan yang lebih

(18)

ketika pembebanan berakhir, maka pemulihan berlangsung. Jika

pembebanan optimal

(tidakterlalu ringan dan juga tidak terlalu berat) maka setelah

pemilihan penuh tingkat kebugaran akan meningkat lebih tinggi

daripada tingkat sebelumnya.

a. Prinsip Individualisasi

Reaksi masing-masing atlet terhadap suatu rangsangan latihan

terjadi dengan cara yang berbeda. Perbedaan tersebut karena

usia dan jenis kelamin. Perencanaan latihan dibuat berdasarkan

perbedaan individu atas kemampuan (abilities), kebutuhan

(needs), dan potensi (potential). Tidak ada program latihan

yang dapat disalin secara utuh dari satu individu untuk individu

yang lain.Program latihan yang efektif hanya cocok untuk

individu yang telah direncanakan.(Aglo Saxon 1977:107)

b. Prinsip multilateral

Zafar sidik (96:2006) mengatakan bahwa Pengembangan

menyeluruh ini berkaitan dengan keterampilan gerak secara

umum (general motor ability) dan pengembangan kebugaran

sebagai tujuan utama yang terjadi pada bagian awal dari

(19)

2. Hukum Kekhususan (Law of Specificity)

Haerdy Jackson ( 15:2003 ) mengatakan bahwaHukum kekhususan

adalah bahwa beban latihan yang alami menentukan efek latihan.

Latihan harus secara khusus untuk efek yang diinginkan.Metode

latihan yang diterapkan harus sesuai dengan kebutuhan

latihan.Beban latihan menjadi spesifik ketika itu memiliki rasio

latihan (beban terhadap latihan) dan struktur pembebanan

(intensitas terhadap beban latihan) yang tepat.

a. Prinsip Spesialisasi

Harsono (2009:105) mengatakan bahwa Prinsip ini melatih

kapasitas dan teknik yang dibutuhkan untuk aktivitas khusus

atau nomor khusus. Contoh dalam atletik, seorang pelempar

membutuhkan latihan kekuatan khusus dan juga teknik khusus

pada masiing-masing nomor lempar.Seorang perenang

membutuhkan kecepatan dan daya tahan kecepatan serta daya

tahan kekuatan sesuai dengan nomornya, begitu pula teknik

yang dibutuhkannya. Semuanya itu harus dilakukan secara

khusus setelah melewati fase latihan yang menyeluruh

(multilateral).

b. Prinsip model latihan

Model ini dimanfaatkan untuk mengembangkan pola-pola

(20)

kompetisi. Pola yang paling sulit membutuhkan waktu yang

cukup lama (tahunan) agar menjadi sempurna. Hal ini tentunya

harus diawali dengan kemampuan pelatih dalam menganalisa

setiap kompetisi. Contoh dalam olahraga permainan,

bagaimana pola-pola permainan itu harus berjalan sesuai

dengan kebutuhan setiap kompetisi (saat menghadapi lawan

berat atau lawan yang lebih ringan), bagaimana pola

pertahanan dan penyerangan yang baik dan harmonis.

(Harsono 1988:111)

3. Hukum Reversibilitas (Law of Reversibility)

Subgio DKK (78:2004) Hukum ini adalah bahwa tingkat

kebugaran akan menurun jika pembebanan latihan tidak

dilanjutkan (continued). Ada istilah bahwa “if youdon’t use it, you

lose it“.

a. Prinsip Meningkatkan Tuntutan

Dalam pembebanan latihan, tuntutan ini adalah bahwa beban

latihan harus berkelanjutan jika kebugaran umum dan khusus

atlet terus ditingkatkan, beban latihan harus ditingkatkan secara

regular (progressive overload).Rasio latihan adalah kritis.

Seorang pelatih harus menentukan berapa lama pemulihan

dibutuhkan dalam suatu sesi dan antar sesi. Subgio DKK

(21)

b. Prinsip Melanjutkan Tuntutan Beban

Zafar Sidik (94:2006) Prinsip ini mengungkapkan bahwa atlet

jangan terlalu lama berhenti berlatih. Ketika pemuncakan

sedang berlangsung dan beban latihan dikurangi maka hasilnya

akan menurunkan kondisi.

B. Latihan beban

a. Pengertian

Menurut Nurhasan (28:1986) mengatakan bahwa latihanbeban

merupakan salah satu bentuk pola latihan yang berpengaruh pada

latihan kekuatan, daya tahan serta melatih otot untuk membakar kalori

lebih banyak.Semakin banyak otot yang dilatih maka semakin

banyakjuga energi yang dibutuhkan sehingga dapat memaksimalkan

pembakaran lemak dalam tubuh.

Latihan beban dengan teknik yang tepat, baik dan terkendali bisa

meningkatkan kekuatan otot untuk semua gerakan sendi serta

meningkatkan fleksibilitas otot dan mengurangi kemungkinan

terjadinya cedera. (Yudan Roesgijanto, konsultan fitnes).

Imam sodikun (28:1992) bola basket adalah salah satu cabang olahraga

yang membutuhkan kekuatan otot dan tenaga yang maksimal. Dengan

gaya permainan bola basket yang memerlukan banyak energi seperti

berlari serta kekuatan otot yang kuat seperti melompat, mendrible, dan

(22)

C. Tujuan dan manfaat latihan beban

Manfaat dan tujuan pembebanan latihan memaksimalkan kemampuan

dalam melatih otot dengan beberapa metode latihan beban,

penggunaan beban sebagai alat bantu untuk meningkatkan kontraksi

otot dapat termasuk dalam latihan beban. Otot yang menerima beban

akan mengalami tekanan hingga mencapai titik kelelahan tertentu.

Dalam pendapatnya Husein Argasasmita DKK (160:2007) mengatakan

bahwa latihan beban sendiri dapat digolongkan berdasarkan beban

yang digunakan seperti :

1. Beban tubuh : menggunakan tubuh sendiri sebagai beban baik

secara sebagian maupun beban tubuh secara keseluruhan.

2. Beban bebas : menggunakan pemberat bebas seperti bench press

ataupun full over.

Beban latihan dapat dilihat dari berbagai perspektif baik dari sisi beban

sebagai kombinasi dari fungsi volume, intensitas, dapat ditinjau dari

sisi indicator latihannya. Gerakan kompon adalah gerakan yang dalam

proses pelaksanaannya melibatkan 2 macam atau lebih otot. Gerakan

ini memungkinkan kita untuk mengangkat beban lebih berat karena

banyaknya otot yang terlibat. Tujuan latihan untuk menambah masa

otot, membantu mencegah kelelahan dan dengan pembentukan tubuh

tidak saja mengalami pengerasan otot dan penambah kekuatan, tetapi

(23)

Gerakan isolasi adalah gerakan yang dalam proses pelaksanaannya

hanya melibatkan 1 macam otot saja. Gerakan ini tidak memungkinkan

kita untuk mengangkat beban maksimal, namun gerakan isolasi ini

memungkinkan kita memaksimalkan proses pembentukan otot agar

terlihat lebih sempurna dengan lebih memfokuskan latihan pada

kesempurnaan gerak, bukan pada berat beban. Tujuan latihan hanya

ingin memperbaiki kualitas otot tanpa menambah masa otot, maka

melakukan latihan yang termasuk dalam jenis gerakan/latihan isolasi

ini.

D. Unsur-unsur beban

Husein Argasasmita DKK (30:2007) mengatakan bahwa setiap latihan

memiliki indicator latihan yaitu, fisik, teknik,taktik, mental. Keempat

unsur latihan ini merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Harmonisasi daari keempat indicator tersebut akan memberikan

kontribusi yang besar terhadap prestasi dan kemampuan. Keempat

indikator ini dapat diimplementasikan pada beban latihan dengan

indicator dan karakteristik yang berbeda, dengan kebutuhan yang

berbeda sesuai cabang olahraga.

E. Indikator beban

Zafar sidik (98:2006) mengemukakan bahwa untuk menentukan beban

latihan tersebut tepat atau tidak, berat atau ringan, dapat dilihat dari

tiga indicator yaitu:

(24)

Volume menunjukkan jumlah pembebanan dengan satuan kilo

meter, meter, kilogram, dan waktu dalam menit atau detik.

- Intensitas

Intensitas latihan menunjuk pada persentase beban dari

kemampuan maksimalnya, misal mengangkat beban dengan 90%

dari kemampuan maksimal.

- Pemulihan

Waktu dan bentuk kegiatan yang diperlukan untuk melakukan pulih

asal setelah melakukan pembebanan, baik dalam seri, set, maupun

antar sesi.

F. Latihan beban otot lengan

Subagio DKK (42:2004) mengemukakan bahwa pengembangan

kekuatan otot muskuler tergantung dari beberapa faktor, meliputi

tingkatan perkembangan dan pengalaman, dengan menggunakan

sarana dan prasarana yang tersedia. Terdapat beberapa jenis latihan

dalam pengembangan kekuatan otot muskuler.

Jenis latihan yang pertama adalah latihan yang menggunakan beban

tubuh seperti bench press dan full over (cable valey) adalah salah satu

cara yang baik untuk memulai latihan kekuatan otot lengan.

G. Pengertian Bench Press

Menurut Harsono (58:2009) bench press adalah latihan dada.Namun,

tanpa teknik dan sikap tubuh yang baik saat melakukan latihan ini,

maka bisa-bisa latihan bench press anda tidak akan membentuk otot

(25)

melakukan latihan ini dengan salah. Dalam hal ini juga Harsono

(58:2009) beberapa tips latihan berikut yang bisa anda ikuti untuk

meminimalisir kesalahan dan resiko terjadinya cedera.

a. Rapatkan kaki dengan lantai

Kaki memiliki peran yang sangat penting untuk keseimbangan

tubuh dalam kondisi apa pun, baik saat latihan, berdiri, berjalan,

berlari, dan sebagainya. Saat melakukan bench press, koordinasi

dan kekuatan harus diperhatikan, salah satunya dengan merapatkan

kaki anda dengan lantai.

b. Rapatkan badan ke bench

Rapatkanlah seluruh bagian tubuh, mulai dari punggung, pantat,

dan bahu sekuat mungkin untuk mencapai stabilitas dan

keseimbangan tubuh anda.

c. Terapkan Full Range of Motion

Full range of motionini harus anda terapkan pada tiap latihan

kecuali untuk latihan perut. Saat anda menurunkan beban, anda

tidak menurunkannya hingga meneyentuh dada. Dengan begitu

otot dada malah akan kurang terlibat dalam latihan yang tujuannya

untuk melatih dada ini. Jadi lakukan gerakan ini secara penuh.

d. Jaga Agar Pergelangan Tangan Tetap Lurus

Luruskan lengan dan tangan anda untuk mengurangi tekanan pada

(26)

e. Tahan Nafas

Segera setelah anda menghembuskan nafas, maka tekanan dalam

rongga dada akan turun. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan

resiko cedera, tapi juga akan menurunkan kekuatan anda. Ambil

nafas pada puncak latihan ini, yaitu saat lengan anda terkunci.

Gambar 1. Posisi pada saat melakukan bench press

f. Fokus pada Dada

Dari 3 otot utama yang terlibat, yaitu dada, bahu dan tricep, maka

otot dada-lah yang paling kuat. Banyak orang terlalu menekan

bahu dan lengan saat melakukan bench press. Cobalah untuk

menekan dada tiap repestisi yang anda lakukan agar otot dada

benar-benar dilatih melalui latihan ini.

Latihan dada dengan bench press tidak akan membentuk dada

dengan baik jika latihan ini tidak melibatkan otot dada dengan

maksimal. Oleh karena itu, lakukan gerakan ini dengan teknik yang

benar, sikap tubuh yang baik dan berat yang tepat.

H. Pengaruh Bench Press Terhadap Otot

Menurut Hall Wissel (24:1997) bench press digunakan untuk melatih

otot tubuh bagian atas terutama otot dada.Namun, saat kita pergi ke

(27)

press yang berbeda mempengaruhi hasil latihan kita? Untuk menjawab

pertanyaan tersebut, kita akan melihatnya dari pengaruh jenis bench

press yang kita gunakan terhadap berbagai otot dada. Pada latihan

dengan menggunakanbench press, otot utama yang menjadi tujuan

adalah pectoralis major. Otot pectoralis major sendiri terdiri atas dua

origo; yaitu: pars clavicularis(otot pectoralis major bagian atas) pars

ternocostalis (otot pectoralis major bagian bawah). Otot-otot sekunder

yang ikut terlibat pada latihan dengan menggunakan bench press

antara lain:

a. Otot triceps brachi: berperan dalam melakukan gerak ekstensi sendi

siku dan bahu.

b. Otot deltoids: berperan dalam melakukan gerak fleksi, menggerakkan

lengan mendekati dada.

c. Otot latissimus dorsi: berperan sebagai adductor untuk mendorong

lengan mendekati garis tengah tubuh.

I. PengaruhJenis Bench Press Terhadap Otot-otot Yang Dibentuk

Menurut Imam Hidayat (62:1992) mengemukakan bahwa ada beberapa

otot yang perlu mendapatkan latihan melalui latihan dengan alat bench

press, yaitu :

a. Pars Clavicularis

Alat yang terbaik untuk digunakan adalah incline bench press meski

flat bench press juga dapat memberikan hasil yang baik dengan sedikit

(28)

menggunakan incline bench press, sebaiknya menggunakan narrow

grip (pegangan sempit) karena penggunaan wide grip (pegangan lebar)

akan terlalu membebani otot anterior deltoid dan mengakibatkan

trauma otot. jika menggunakan flat bench press, gunakan wide grip

dengan siku mengarah ke luar dan turunkan beban ke bagian atas otot

pectoralis major.

b. Pars Sternocostalis

Alat yang terbaik untuk digunakan adalah flat bench press dengan

menggunakan wide grip.dalam menggunakan wide grip, jangan sampai

terlalu lebar karena akan memberi beban berlebihan terhadap bahu.

c. TricepsBrachi

Alat yang terbaik untuk digunakan adalah flatbench press dengan

menggunakan narrow grip.anda juga bisa mendapatkan hasil yang

hampir serupa dengan menggunakan decline bench press. yang perlu

diingat, jangan sampai pegangan anda terlalu sempit karena bisa

menyebabkan cedera pergelangan tangan permanen.

d. Anterior Deltoid

Alat yang terbaik untuk digunakan adalahincline bench press dengan

menggunakan wide grip.

e. LatissimusDorsi

Alat yang terbaik untuk digunakan adalah decline bench press dengan

menggunakan wide grip.

(29)

Menurut John R Wooden (45:1979) Full Over adalah Jenis alat fitnes

ini sangat populer karena tidak hanya digunakan pada fitnes center

namun juga banyak dimiliki di rumah orang yang benar - benar rutin

berolahraga. full over digunakan untuk melatih otot bagian dada bila

digunakan dengan posisi berdiri dan berbaring. selain itu, dengan

menambahkan beban dengan berat tertentu juga dapat digunakan untuk

melatih otot bagian lengan, paha, serta panggul.

Gambar 2.Posisi pada saat melakukan full over

Jenis full overdari tipe cable pulleys ini bermacam - macam. mulai dari

yang model sederhana sampai dengan model yang memiliki beberapa

fungsi sekaligus. dalam hal ini john r woodenada beberapa tips latihan

berikut yang bisa anda ikuti untuk meminimalisir kesalahan dan resiko

terjadinya cedera.

1. Buka kaki dengan posisikan salah satu kaki di dipan dilantai

(30)

dalam kondisi apa pun, baik saat latihan, berdiri, berjalan, berlari, dan

sebagainya. saat melakukan full over, koordinasi dan kekuatan harus

diperhatikan, salah satunya dengan membuka dan meletakkan salah satu

kaki anda di diapan di lantai.

2. Tarik cable valey dengan bertumpu pada kedua tangan

Tarik cable valey kedepan dengan mencondongkan badan yang bertumpu

pada dua tangan yang menarik cable valey. posisikan tariak cable valey

bertumpu pada kedua tangan dan bahu sekuat mungkin untuk mencapai

stabilitas dan keseimbangan tubuh anda.

3. Terapkan Full over of Motion

Full over of motionini harus anda terapkan pada tiap latihan kecuali untuk

latihan otot lengan saat anda menarik cable valey, anda tidak

menurunkannya hingga meneyentuh condong ke depan. dengan begitu otot

lengan malah akan terlibat dalam latihan yang tujuannya untuk melatih

otot lengan. jadi lakukan gerakan ini secara penuh.

4. Jaga Agar Pergelangan Tangan Tetap Lurus

Luruskan lengan dan tangan anda untuk mengurangi tekanan pada

ligamen-ligamen di pergelangan tangan.

5. Tahan Nafas

Segera setelah anda menghembuskan nafas, maka tekanan dalam rongga

(31)

tapi juga akan menurunkan kekuatan anda. ambil nafas pada puncak

latihan pada saat lengan anda terkunci.

6. Fokus pada lengan

Dari 3 otot utama yang terlibat yaitu otot bisep, trisep, dan otot lengan

bahwa, banyak orang terlalu menekan bahu dan lengan saat melakukan full

over. Cobalah untuk menarik cable valey pada tiap repestisi yang.anda

lakukan agar otot lengan benar-benar dilatih melalui latihan ini.

Menurut Brittenham Greg (47:1996) latihan otot lengan ini dilakukan

dengan full over, maka tidak akan membentuk lengan dengan baik jika

latihan ini tidak melibatkan kedua lengan dengan maksimal. Oleh karena

itu, lakukan gerakan ini dengan teknik yang benar, sikap tubuh yang baik

dan berat yang tepat.Jenis latihan yang kedua untuk melatih kekuatan otot

lengan adalah latihan beban bebas dengan menggunakan peralatan yang

sederhana seperti barble dan dumble, bentuk latihannya ialah latihan

dumble bicep curl dengan cara memegang dumble pada masing-masing

tangan dengan telapak tangan menghadap kearah tubuh, lalu angkat

(32)

posisi semula dan ulangi gerakan untuk repetisi berikutnya.

Gambar 3. Gerakan dumble biceps curl

J. Otot lengan

Otot sendiri merupakan sel-sel otot yang bentuknya panjang dan ramping,

tiap-tiap mempunyai serabut otot dan beberapa otot ini dikumpulkan menjadi

sebuah alat tubuh (Hermawan, 22:2002).

Gambar 4. Jenis-jenis otot pada lengan

Otot yang banyak digunakan dalam permainan bola basket salah satunya

(33)

posisi ini sangat dibutuhkan kekuatan dari otot lengan untuk bisa mencapai

jarak yang maksimal. Hermawan (22:2002) mengemukakan bahwa otot

lengan memiliki banyak bagian otot (muscular) dan bagian yamg terpenting

dalam melakukan over head pass bola basket yaitu, terdiri dari biceps,

triceps, dan otot lengan bawah.:

a. Bisep (Biceps)

Dalam melakukan banyak aktivitas mengangkat otot bisep yang paling

sering bekerja, dan melambangkan kekuatan. Bisep perlu dilatih dengan

sedemikian rupa agar dapat seimbang dengan trisep. Melatih otot ini

membantu menguatkan gerakan menarik ‘pulling’ yang dibutuhkan saat

mengangkat bola dan menjga kestabilan posisi bola untuk tidak berubah

pada saat melakukan over head pass bola basket.

b. Trisep (Triceps)

Berperan untuk membantu latihan lain yang berupa gerakan “pushing”

atau mendorong seperti dalam latihan otot dada dan otot bahu. Gerakan

“pushing” ini pun penting bagi olah raga, gerakan meluruskan tangan

secara eksplosif yang memerlukan bantuan kekuatan trisep terlihat

dalam olah raga bola basket saat melakukan shoting, mengoper,

mendrible bola dalam bola basket.

c. Otot lengan Bawah

Otot lengan bawah berfungsi untuk mebantu mengokohkan genggam

Tapi untuk pembentukan ototnya kurang optimal, maka otot ini pun

perlu dilatih secara khusus. Dalam olahraga seperti bola basket,

(34)

melakukan over head pass agar bola tetap digenggam supaya tidak lepas

dan pada saaat pelepasan bola otot lengan bawah sangat berperan.

K. Permainan bola basket

Menurut Cooper Jhon M dan Sindetop (58:1975) lapangan bola basket adalah

berbentuk empat persegi panjang. Bagian-bagian lapangan bola basket

adalah lapangan utama, daerah tembakan hukuman, papan pantul, penyangga

dan keranjang.Untuk kelengkapan permianan, ukuran bola basket pun

ditentukan.

a. Lapangan Bola Basket: 28 meter x 15 meter. Ukuran inidihitung dari

batas garis sebelah dalam. Di bagian tengah lapangan, terdapat

lingkaran dengan jari 1,80 meter. Untuk ukuran lingkaran,

jari-jarinya diukur dari sebelah luar garis lingkaran.

b. Garis Tembakan Hukuman :Garis tembakan ini berada di daerah

bersyarat.

c. Papan Pantul :Papan pantul terbuat dari kayu atau bahan lain yang

sifatnya sama, tebal papan ini 3 cm. Ukuran papan pantul 1,80 meter x

1,20 meter. Di tengah papan pantul terdapat garis bingkai empat

persegi panjang dengan ukuran 0,59 meter x 0,45 meter.

d. Tiang Penyangga :Tiang penyangga atau simpei terbuat dari besi

dengan garis tengah 20 mm. Simpei berdiri dengan ketinggian dari atas

lantai 3,03 meter.

e. Bola Basket :Bola basket terbuat dari karet dan dilapisi bahan sintetis.

(35)

s.d. 650 gram. Ketentuan standar bola dan ketika berisi udara adalah

bila dipantulkan lantai yang keras dari tempat ketinggian 1,80

meter-bola akan memantul setinggi antara 1,20 meter s.d. 1,40 meter.

Gambar 5 : lapangan bola basket dan ukurannya

L. Pengertian Bola Basket

Bola Basket adalah sebuah tim olahraga di mana dua tim yang

masing-masing lima pemain, yang terdiri dari posisi point guard, shooting guard,

small forward , power forward, center.Permainan bola basket sendiri terdiri

dari suatu gabungan beberapa gerakan yang kompleks. Hal ini berarti

gerakanya terdiri dari gabungan unsur gerak yang terkoordinasi dengan baik

(Imam Sodikun.1992:35).

(36)

dapat dengan mudah mengombinasikan gerakannya dan dapat mengembangkan dalam berbagai macam gerakan. Adapun teknik dasar dalam permainan bola basket dapat dibagi sebagai berikut : (a) Passing (teknik melempar dan menangkap bola) seperti chest pass, bounce pass,over head pass; (b)

Dribling(teknik menggiring bola); (c) Shooting(teknik menembak); (d)Ball handling (penguasaan bola); (d) Rebounding (teknik merayah bola); (e) Intercept

(teknik memotong arah passing bola); (f) Steals (teknik merebut bola); (g) Foot work (teknik pergerakan kaki) (Perbasi jakarta , 48:2006).

Apabila kelima teknik dasar tersebut telah dimiliki dengan baik oleh seorang pemain, maka ia sudah dapat bermain dengan baik, selanjutnya untuk meningkatkan prestasi tinggal memperbanyak ulangan latihan yang cukup, sehingga dapat menjadi gerakan yang otomatis. Pengangkatan prestasi ini adalah tugas guru atau pelatih yang akan mengantarkan kepada prestasi yang maksimal (Imam Sodikun, 1992:48).

M. Over head pass dalam keterampilan melempar bola basket

Over head pass adalah mengumpan bola keseorang rekan melewati kepala

pemain bertahan. Caranya dengan meletakkan kedua tangan dikedua sisi bola,

dengan posisi di belakang kepala. Lalu gerakkan lenganmu kearah sasaran

seorang rekan atau dinding olah raga dan melakukan gerak maju yang cepat

dengan melecutkan pergelangan tangan lalu melepaskan bola.

(PERBASI 59:2005)

Oleh karena itu untuk memastikan melakukan gerak lanjut lemparan dengan

(37)

perlu melangkahlah maju kesasaran dengan salah satu kaki ketika mengumpan

bola untuk memperkuat lemparan.

Gambar 6. Rangkaian gerakan saat melakukan over head pass

N. Kerangka Berpikir

Di dalam latihan banyak melibatkan variable yang kompleks baik internal

maupun eksternal, antara lain motivasi dan ambisi, kualitas dan kuantitas

latihan, volume dan intensitas latihan, serta pengalaman dilapangan Latihan

sendiri merupakan faktor terpenting dalam meningkatkan kemampuan fisik

dan teknik karena didalamnya terdapat prinsip serta asas latihan yang akan

diterapkan dalam latihan. Bola basket sendiri terdiri dari suatu gabungan

beberapa gerakan yang kompleks.

Hal ini berarti gerakanya terdiri dari gabungan unsur gerak yang terkoordinasi

dengan baik. Oleh karena itu penguasaan gerak yang baik harus dilakukan

sehingga dapat bermain dengan baik. Jika setiap unsur gerak dapat dikuasai,

(38)

dapat mengembangkan dalam berbagai macam gerakan membutuhkan aspek

kekuatan otot bahu, lengan, dan fleksibilitas pergelangan tangan serta

koordinasi gerak tubuh yang harmonis.

Tujuan utama belajar keterampilan gerak adalah untuk meningkatkan

keterampilan gerak yaitu perubahan perilaku yang bersifat psikomotor dan

perubahan penguasaan keterampilan gerak suatu cabang olahraga. Selain

perubahan yang bersifat kognitif dan afektif. Untuk dapat bermain bola basket

dengan baik terlebih dahulu menguasai beberapa gerak dasar (a) Passing

(teknik melempar dan menangkap bola); (b) Dribling (teknik menggiring bola); (c) Shooting (teknik menembak); (d) Ball handling (penguasaan bola); (d)

Rebounding (teknik merayah bola); (e) Intercept (teknik memotong arah passing

bola); (f) Steals (teknik merebut bola); (g) Foot work (teknik pergerakan kaki), bila siswa dapat melakukan shooting dengan baik dengan cara latihan beban

otot lengan yang dapat menambahkan tenaga atau power terhadap hasil

tembakan ke ring, maka dengan demikian kemampuan tersebut dapat

berpengaruh pada kemampuan melempar pada tehnik over head pass bola

basket Siswi SMA PERSADA Bandar Lampung.

O. Hipotesis

Menurut Arikonto Suharsimi, 67:1998 mengatakan bahwa hipotesis adalah

alat yang sangat besar kegunaanya dalam penelitian ilmiah, karena dapat

menjadi penuntun kearah proses penelitian untuk menjelaskan permasalahan

yang harus dicari pemecahannya. Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis

(39)

Ho : Tidak ada Pengaruh Latihan beban otot lengan untuk meningkatkan

keterampilan over head pass dalam keterampilan lemparan bola basket

pada siswi ekstrakulikuler bola basket SMA PERSADA Bandar

Lampung.

H1 : Ada Pengaruh yang signifikan antara latihan bench press dan full

over terhadap hasil over head pass pada siswi ekstrakulikuler bola basket

SMA PERSADA Bandar Lampung.

H2 : Adanya perbedaan yang signifikan antara latian bench pressdan

full over terhadap hasil over head pass dalam lemparansiswi

(40)

III. METODE PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti

aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan

yang hidup dan berguna bagi masyarakat, maupun bagi peneliti sendiri.

(Arikunto 46: 1998)

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

Mengenai metode eksperimen ini, Arikunto (148: 1998 ) menjelaskan sebagai

berikut : “ dalam arti yang luas, bereksperimen ialah mengadakan kegiatan

percobaanuntuk melihat sesuatu hasil.” Dalam penelitian ini penulis mengadakan

percobaanterhadap sekelompok subjek yang akan dites kemampuan awalnya

(pre-test ) dalam melakukan shooting bola basket.

Dari penjelasan diatas langkah selanjutnya adalah memperoleh nilai hasil tes

awal, dilakukan ordinal pairing guna membagi populasi menjadi 2 kelompok

kelompok eksperimen. kemudian kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan

cara latihan beban otot lengan. Dilakukan selama 18 kali pertemuan, Setelah 18

kali pertemuan diberi perlakuan dan kelas eksperimen dites kemampuan akhir

(41)

Gambaran metode eksperiment :

Gambar 7. Rencana Penelitian

Keterangan :

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah gejala yang bervariasi yang menjadi obyek penelitian,

Suharsimi Arikunto (41: 1998), sedangkan Sujana (133 : 2006 ) menyatakan

variabel adalah pengelompokan yang logis dari dua atribut atau lebih dalam

penelitian ini terdapat variabel-variabel yang merupakan faktor-faktor yang akan

diteliti. Adapun variabel-variabel tersebut adalah:

1. Variabel Bebas ( X ) yaitu latihan beban otot lengan.

X1 : latihan bench Press

X2 : latihan full over

2. Variabel terikat ( Y ) yaitu hasil over head pass bola basket.

(42)

C. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi menurut Arikunto (1998 : 102) adalah “keseluruhan subyek

penelitian. Apabila seseorang yang ingin meneliti semua elemen yang ada

dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi,

artinya populasi penelitian ini adalah siswi ekstrakulikuler bola basket SMA

PERSADA Bandar Lampung sebanyak 24 orang.

b. Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (1997: 108) Sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti. Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil

semua. Sebaliknya jika subjeknya lebih besar dari 100 dapat diambil antara

10-15% atau 20-25%. Karena Siswi tidak lebih dari 100 orang, sehingga

penelitian ini merupakan penelitian populasi, dan sampel penelitian ini adalah

siswi ekstrakulikuler bola basket SMA PERSADA Bandar Lampung

sebanyak 24 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan tes. Untuk penilaian hasil diperoleh melalui tes steinhoefer

basketballtest yaitu sampel melemparkan bola ke sasaran sebanyak 8 kali

lemparan, sehingga sampel bisa mengambil bola cadangan dalam kotak yang

(43)

dari situ testee harus melemparkan bola ke sasaran. Untuk penilaian kualitas

gerak menggunakan format penilaian.

E. Instrumen Penelitian

Tes yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian yaitu menggunakan

Steinhoefer Basketball Test dengan tujuan untuk mengetahui dan menguji jarak

dari berbagai komponen teknik over head pass bola basket, validitas test berkisar

0,93 obyektivitas tes 0,98. Oleh karena itu penilaian kualitas gerak siswi

ekstrakulikuler bola basket SMA PERSADA Bandar Lampung dalam melakukan

lemparan bola basket, sehingga menghasilkan format penilaian keterampilan

gerak dasar over head pass.

a. Steinhoefer Basketball Test

Fasilitas dan alatnya adalah sebagai berikut :

a) lapangan bola basket b) bola basket

c) sasaran d) meteran e) peluit

f) alat tulis untuk mencatat g) formulir pencatat hasil

Test freiwuerfe dilakukan dengan cara bola dipegang sampel dan berada di

belakang garis T2, kemudian testee melemparkan bola basket sebanyak 8 kali

lemparan, sampel bisa mengambil bola cadangan dalam kotak yang

disediakan, testee hanya di perkenankan memegang bola selam 5 detik, lewat

(44)

Penilaian :

Setiap bola yang dilemparkan tepat sasaran diberi nilai 2, jika bola tidak

sampai sasaran diberi nilai 1. Bagi sampel yang melanggar peraturan 5 detik

dan menginjak garis T2 dengan hasil lemparannya tepat sasaran diberi nilai 0.

Nilai sampel adalah jumlah nilai yang di peroleh dalam 8 kali pelaksanaan,

nilai ini kemudian di rubah kedalam T-Score.

b. Tes Jarak Over Head Pass

Terdapat beberapa aspek penilaian dalam menentukan baik atau buruknya

gerak dasar over head pass bola basket, yaitu tahap persiapan, tahap gerakan,

dan akhir gerakan ( PERBASI.48:2005 ). Dalam ketiga aspek tersebut terdiri dari

beberapa kriteria penelitian pada setiap tahapnya.

F. Program Latihan

Harsono ( 2009:41 ) menjelaskan bahwa latihan kondisi fisik atau disebut tahap

persiapan umum berlangsung 2 sampai 2,5 bulan. Namun menurut Bompa

(1983:95 ) bisa saja tahap persiapan ini berlangsung antara 3-6 bulan, tergantung

dengan karakteristik cabang olahraganya, kondisi fisik dari atlet, waktu latihan

yang tersedia dan tipe program latihan yang direncanakan. Bompa juga

menambahkan bahwa untuk cabang olahraga perorangan lamanya bisa 1-2 kali

lama tahap pertandingan, namun untuk cabang olahraga beregu bisa lebih pendek

tetapi tidak kurang dari 2 atau 3 bulan.

Berdasarkan para ahli serta aspek penunjang yang dibutuhkan dalam

(45)

latihan atau treatment akan diberikan selama 1 bulan 2 minggu sebanyak 3 kali

pertemuan dalam seminggu, sehingga dalam 1 bulan 2 minggu latihan yang

diberikan sebanyak 18 kali pertemuan.

G. Beban Latihan

Persamaan beban latihan antara Bench press dan Full over adalah sebagai

berikut :

Tabel 1. Metode Latihan Kekuatan

Bench press Full over

Repetisi 8 x 8 x

Set 3x 3x

Interval istirahat 2 menit 2 menit Intensitas Sedang Sedang Beban 1 – 10 Kg 1 – 10 Kg Frekuensi 3x per minggu 3x per minggu Lama Latihan 8 minggu 8 minggu Metode Latihan Kekuatan (Modifikasi Harre, 1982)

1. Repetisi

Repetisi adalah banyaknya ulangan latihan yang dilakuan dalam satu set.

Dalam penelitian ini bnyaknya repetisi dalam satu set adalah 8 kali, seperti

yang disarankan oleh Ratal Wirjasantosa (1984:85) bahwa ulangan atau

repetisi berkisar antara 8-10 kali dengan semakin sedikit ulangan untuk

rangkaian yang lebih berat dan lebih banyak ulangan untuk latihan-latihan

(46)

2. Set

Set adalah beberapa repetisi dan suatu bentuk latihan kemudian disususul

dengan istirahat, kemudian mengulangi lagi repetisi seperti semula. Jumlah set

dalam penelitian ini adalah 3 set pernyataan Oliver Jon (2007:60) yang

menyaranan 3 sampai 6 set, terutama untuk latihan-latihan yang berat.

3. Interval istirahat

Interval istirahat adalah waktu istirahat pada setiap set. Waktu istirahat pada

setiap set dalam peneitian ini adalah 2 menit. Diambil dari pernyataan

Woorden John R (1979:23), waktu istirahat 2-3 menit pada setiap set bagian

penting dari perembangan kekuatan.

4. Intensitas

Intensitas adalah kualitas atau tingkat kesulitan beban latihan. Tingat

intensitas dalam penelitian ini adalah ”sedang”.

5. Berat beban

Dalam mengunakan beban yang tepat, menurut Delorme dan Watkins

(1992:48) menggambarkan bahwa program latihan kekuatan tangan terdiri

dari 1 - 3 set dengan beban 1 – 10 kg. Apabila pelaksanaan 6 set maka

dibutuhkan beban yang tinggi yang akan membutuhkan banyak waktu. Pada

program latihan yang disusun oleh Delorme dan watkins ini, frekwensi

latihan minggu 2-3 kali yang merupakan batas maksimal yang dapat ditolelir.

Selanjutnya para pelatih telah sepakat, bahwa latihan 3 kali/minggu akan

meningkatkan kekuatan tanpa ada resiko yang kronis. Perlu ditekankan,

(47)

hal yang harus dihindari. Lebih jelas lagi, istirahat disini bukan hanya

dibutuhkan perhari tapi juga antara set yang satu dengan set yang lainnya. Jika

frekwensi latihan diperhatikan, maka pencapaian kekuatan yang signifikan

dapat diharapkan terjadi setelah 8 minggu, atau lebih lama dari itu.

6. Frekuensi

Frekuensi adalah jumlah latihan yang dilakukan per minggunya. Frekuensi

dalam penelitian ini sebanyak 3 kali per minggu. ”latihan 2 – 3 kali perminggu

dapat memberikan hasil optimal” (Oliver Jon (2007:60)

7. Lama latihan

Lama latihan atau panjang latihan lamanya treatmen atau perlakuan yang

diberikan pada siswa dalam bentuk latihan kekuatan . Latihan ini dilakukan

selama 6 minggu. Sesuai dengan pernyataan Woorden John R (1979:53)

latihan kekuatan dilakukan sama 4-10 minggu dapat memberikan hasil yang

optimal.

H. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan di analisis dengan

menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif

dipergunakan untuk menjelaskan, menggambarkan, dan menafsirkan hasil

penelitian dengan menggunakan susunan kata dan kalimat sebagai jawaban

atas permasalahan yang di teliti yaitu pengaruh latihan beban otot lengan

(48)

Teknik analisis data selain uji t, penulis akan menggunakan rata-rata dan

standar deviasi. Tujuan atau kegunaannya adalah untuk melihat seberapa jauh

hasil perlakuan yang mampu melampaui di atas rata dan di bawah

rata-rata dalam persentase.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji untuk melihat apakah data penelitian yang diperoleh

mempunyai distribusi atau sebaran normal atau tidak. Untuk pengujian

normalitas ini adalah menggunakan uji liliefors.

Langkah pengujiannya mengikuti produser Sudjana (1992 : 466) yaitu :

a. Pengamatan X1, X2, …, Xn dijadikan bilangan baku

b. Untuk tiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi

normal baku. Kemudian di hitung peluang F (Zi) = P (Z ≤ Zi)

c. Selanjutnya dihitung Z1, Z2, …, Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z1

kalau proporsi ini dinyatakan dengan S (Zi) maka

(49)

e. Ambil harga paling besar di antara harga mutlak selisih tersebut.Sebutlah

harga terbesar ini dengan L0. Setelah harga L0, nilai hasil perhitungan

tersebut dibandingkan dengan nilai kritis L0 untuk uji Liliefors dengan

taraf signifikan 0,05. bila harga L0 lebih kecil (<) dari L tabel maka data

yang akan di olah tersebut berdistribusi normal sedangkan bila L0 lebih

besar (>) dari L tabel maka datar tersebut tidak berdistribusi normal.

L0< Ltabel : normal

L0> Ltabel : normal

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh informasi apakah kedua

kelompok sample memiliki varian yang homogen atau tidak. Menurut

Sudjana (2002 : 250) untuk pengujian homogenitas digunakan rumus sebagai

berikut :

F =

Terkecil Varians

Terbesar Varians

Membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel dengan rumus

dk pembilang : n-1 (untuk varians terbesar)

dk penyebut : n-1 (untuk varian terkecil)

Taraf signifikan (0,05) maka dicari pada tabel F

Didapat dari tabel F

Dengan kriteria pengujian

(50)

Fhitung≥ Ftabel≤ berarti homogen

Pengujian homogenitas ini bila F lebih kecil (<) dari Ftabel maka data tersebut

mempunyai varians yang homogen. Tapi sebaliknya bila Fhitung (>) dari Ftabel

maka kedua kelompok mempunyai varian yang berbeda.

3. Uji t-tes

Berdasarkan kenormalan atau tidaknya serta homogen atau tidaknya varians

antar kedua kelompok sampel maka analisis yang digunakan dapat

dikemukakan beberapa alternatif :

a. Data berdistribusi normal dan kedua kelompok mempunyai varians yang

homogen (σ1 = σ2) maka uji t-tes yang dipergunakan untuk menguji

hipotesis penelitian seperti yang dikemukakan oleh Soedjana (1992 : 239)

sebagai berikut :

thitung =

S2 : Simpangan baku kelompok eksperimen 2

n1 : Jumlah sampel kelompok eksperimen 1

(51)

b. Salah satu data berdistribusi normal dan data yang lain tidak berdistribusi

normal (σ≠ σ) kedua kelompok sampel yang mempunyai varians yang

homogen atau tidak homogen maka rumus yang digunakan menurut

Sudjana (1992 : 241) dalam Surisman (1996):

thitung =

S2 : Simpangan baku kelompok eksperimen 2

n1 : Jumlah sampel kelompok eksperimen 1

n2 : Jumlah sampel kelompok eksperimen 2

c. Bila kedua data berdistribusi tidak normal, kedua kelompok sampel

homogen atau tidak, maka rumus yang digunakan seperti yang

dikemukakan Sanafiah Faisal (1982 hal 371) adalah :

Z =

Pengujian taraf signifikan perbedaan antara kelompok eksperimen 1 dan

(52)

perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen 1 dan kelompok

eksperimen 2 sebaliknya bila Zhitung> dari Ztabel berarti terdapat perbedaan yang

(53)
(54)

PROGRAM LATIHAN KEMAMPUAN OVER HEAD PASS SISWI EKSTRAKULIKULER BOLA BASKET DI SMA PERSADA

BANDAR LAMPUNG

MINGGU

KE

HARI DAN TANGGAL

LATIHAN BENCH PRESS LATIHAN FULL OVER

Minggu,12 Mei 2013

Tes Awal

A. Pendahuluan

1. Berbaris dan berdoa

2. Pemanasan

B. Inti

1. penjelasan maksud

dan tujuan

2. pelaksanaan tes awal

over head pass

C. Penutup

1.Pelemasan

Tes Awal

A. Pendahuluan

1. Berbaris dan berdoa

2. Pemanasan

B. Inti

1. penjelasan maksud dan tujuan

2. pelaksanaan tes awal

over head pass C.Penutup

1. Berbaris dan berdoa

2. Pemanasan

B.Inti

1. Pengarahan tentang

bench press

2. Latihan bench press ( 1 kilogram)

3. Latihan over head

(55)
(56)

Jumat ,21 Juni 2013

1.pelemasan 1.pelemasan

Minggu, 24 Juni 2013

Tes Akhir

A. Pendahuluan

1. Berbaris dan berdoa

2. Pemanasan .

B. Inti

1. penjelasan maksud

dan tujuan tes akhir 2. pelaksanaan tes akhir

over head pass.

C.Penutup 1.pelemasan

Tes Akhir

A. Pendahuluan

1. Berbaris dan berdoa

2. Pemanasan .

B. Inti

1. penjelasan maksud dan

tujuan tes akhir 2. pelaksanaan tes akhir

over head pass.

(57)

PENGARUH LATIHAN BENCH PRESS DAN FULL OVER TERHADAP HASIL OVER HEAD PASS PADA SISWI EKSTRAKULIKULER BOLA

BASKET SMAPERSADA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(Proposal Penelitian)

Oleh :

(58)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(59)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan

bahwa :

1. Latihan bench press memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil

over head pass bola basket pada siswi ekstrakulikuler di SMA Persada

Bandar Lampung.

2. Latihan full over memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil over

head pass bola basket pada siswi ekstrakulikuler di SMA Persada Bandar

Lampung.

3. Latihan bench press merupakan latihan yang memberikan pengaruh lebih

signifikan dibandingkan latihan full over terhadap hasil over head pass bola

basket pada siswi ekstrakulikuler di SMA Persada Bandar Lampung.

B. SARAN

1. Bagi guru pendidikan jasmani, merupakan inovasi dari pembelajaran yang

dapat meningkatkan rasa percaya diri karena mampu mengembangkan

pengetahuan, pemahaman dan peralatan pembelajaran.

2. Bagi para pelatih bola basket, diharapkan dapat meningkatkan pencapaian

(60)

3. Bagi para siswa dengan penelitian ini diharapkan adanya peningkatan

kemampuan over head pass bola basket.

(61)

DAFTAR PUSTAKA

Ali Nur. (2006). Belajar Gerak (makalah).Yogyakarta: Menpora

Anonimus. 2008. Format Penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Arikunto Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian.Jakarta: PT Rineka Cipta

Bompa. 1999. Latihan Kondisi Fisik. Jakarta:PT. Rineka Cipta.

Cooper Jhon M. dan Sindetop. 1975. The Theory and Science of Basketball.

Philadelpia : Lea and Febinger.

Delorme dan Watkins.1992.Improvment Of Training Load.New York: Akilalpia

FIBA.2000.Peraturan Permainan Bola Basket Internasional.

Greg, Brittenham.1996.Bola Basket.Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Harsono.2009. latihan kondisi fisik.Jakarta: PT Rineka Cipta.

Hermawan. 2002. Olahraga dan Otot.Bandung:Pustaka Indonesia.

Hidayat, Imam.1992. Klasifikasi Otot. Jakarta : Gramedia

Husein, Argasasmita DKK.2007.Teori Kepelatihan Dasar.Jakarta: Kementrian Negara Pemuda Dan Olahraga.

Imam Sodikun, 1992. Olahraga Pilihan Bola Basket. Jakarta: PPLPTK Dirjen Dikti Depdikbud.

Jackson, Hardy.2003. Hukum Kekhususan.Jakarta: PT Rineka Cipta.

Tim penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia.1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia.jakarta:balai pustaka

Lutan Rusli dan Agung Suherman. (2000). Perencanaan Pembelajaran Penjaskes.Jakarta: Depdikbud

Muhajir. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan kesehatan. Jakarta: Erlangga.

(62)

Oliver, Jon. 2007. Dasar-dasar bola basket. Bandung: Pakar Raya. Perbasi, 2005. Peraturan Permainan Bola Basket. Jakarta : PB PERBASI.

Ratal, Wirjasantosa.1984.Supervisi Pendidikan Olahraga.Jakarta: UNIVERSITAS INDONESIA.

Saxon, Anglo.1977. Prosedur Latihan.Bandung: PT Cipta Perkasa

Subagio DKK. 2004. Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Materi Pokok, Universitas Terbuka.

Sudjana. 2006. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Sukmadinata Syaodih Nana.2003. ”Landasan Psikologi Proses Pendidikan”, PT

Remaja Rosdakarya. Bandung.

Sukintaka, 1982. Permainan dan Metodik. Jakarta: Percetakan Negara RI.

Unila, 2008. Pedoman Penulisan Karya IlmiahUniversitas Lampung. Bandar Lampung : Universitas Lampung.

Wooden, john R, 1979. Praktikal Modern Basket Ball. Los Angeles California.

Wissel, Hall.1997. Bola Basket Program Pemahiran Teknik dan Taktik. Jakarta: Rajagrafindo.

Gambar

Gambar 1. Posisi pada saat melakukan bench press
Gambar 2.Posisi pada saat melakukan full over
Gambar 3. Gerakan dumble biceps curl
Gambar 5 : lapangan bola basket dan ukurannya
+4

Referensi

Dokumen terkait

Selain memiliki aktivitas antioksidan yang cukup tinggi, senyawa fenolik dalam temu mangga yaitu yang terdapat pada fraksi 4 (f4) dan fraksi 7 (f7) ekstrak etanol, mampu

halus hingga mendidih lalu masukkan wortel, kemudian setelah layu masukkan gula.. Aduk hingga

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pendidikan karakter yang terdapat dalam cerita anak berjudul Kecil Jadi Kawan, Besar Jadi

Salam Mempelaja ri kosakata pilihan pada ayat yang dihafal Materi tambahan menyesuaikan kemampuan peserta, tidak harus disampaikan dalam satu semester: 1...

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap hasil

SEGMEN BERITA REPORTER B Ibnu Hajar, Hijaukan Gunung Kidul Dengan

(&#34;Bank&#34;) dan entitas anaknya tanggal 30 September 2017 dan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal tersebut yang disusun oleh manajemen Bank sesuai

[r]