• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA : Perencanaan dan Pembuatan Kunci Jarak Jauh Berkode Dengan Menggunakan Minimum System 8088.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA : Perencanaan dan Pembuatan Kunci Jarak Jauh Berkode Dengan Menggunakan Minimum System 8088."

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

iii ABSTRAKSI

Seiring dengan kemajuan teknologi, maka telah menimbulkan dampak yang cukup besar bagi kehidupan masyarakat. Teknologi tersebut telah menuntun manusia ke dalam era teknologi tepat guna, sehingga pemanfaatan waktu yang efisien sangatlah dibutuhkan. Hal ini menyebabkan manusia mengejar segala sesuatu yang memberikan kemudahan dan pelayanan yang memuaskan. Komputer merupakan salah satu dari bentuk teknologi tersebut. Komputer memegang peranan yang sangat besar dan penting dalam berbagai kehidupan manusia. Komputer itu sendiri dapat membantu mempermudah dan mempercepat kinerja seseorang dalam melakukan tugasnya.Hanya saja diperlukan pengembangan lebih lanjut untuk menggunakan teknologi tersebut.

Selama ini pelaksanaan tugas atau pekerjaan yang sifatnya rutin dan sistem pengamanan tempat penyimpanan barang berharga seperti safe deposit dikendalikan secara manual dengan unsur manusia sebagai pelaksananya. Padahal manusia memiliki sifat lupa bahkan cenderung malas untuk melakukan suatu pekerjaan yang sifatnya rutin. Apalagi jika harus mengendalikan peralatan-peralatan yang berada diluar jangkauan manusia misalnya yang berada dalam ruang gas beracun.

(2)

iv

(3)

v DAFTAR ISI

halaman

ABSTRAKSI ………. iii

DAFTAR ISI ……….. iv

BAB I. PENDAHULUAN ………...………..……….. 1

1.1. Latar Belakang ……….……….. 1

1.2. Tujuan ……….. 2

1.3. Ruang Lingkup ……….. 2

1.4. Metodologi Penelitian ……….. 3

1.5. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ……… 4

BAB II. LANDASAN TEORI ………..……… 6

2.1. Sistem Prosesor Utama ……….……….. 6

2.2. Pemancar ………...……….. 16

2.3. Penerima ……….……… 22

2.4. Catu Daya ……….. 25

2.5. Penggunaan Bahasa Assembler ……….. 26

BAB III. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM …. 30 3.1. Perancangan dan Pembuatan Perangkat Keras ……… 30

3.2. Komputer PC dan Perangkat Lunak ……… 32

3.2. Pembuatan Program ………..……… 33

(4)

vi

4.1. Saran ……… 39

DAFTAR PUSTAKA ……… 40

(5)

viii

1.5. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ………... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1. Sistem Prosesor Utama ………..……….. 6

2.2. Pemancar ……… ... ……… 16

2.3. Penerima ………. ..………... 22

2.4. Catu Daya ……… 25

2.5. Penggunaan Bahasa Assembler ……….. 26

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM ... 30

3.1. Perencanaan dan Pembuatan Perangkat Keras ……… 30

(6)

3.3. Pembuatan Program …………... 33

BAB IV PENGUJIAN SISTEM ... 38

4.1. Pendahuluan ………. 38

4.2. Pengujian Sistem Pengendali ……… 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 44

5.1. Kesimpulan ……… 44

(7)

1

I. PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang Permasalahan

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang elektronika dimana komputer semakin menunjukkan kemajuan yang pesat. Sehingga dapat dengan mudah dimanfaatkan untuk mengatur suatu sistem kerja dari suatu peralatan secara otomatis. Kemajuan yang telah dicapai tersebut menjanjikan harapan dan jaminan kualitas hidup yang lebih baik di masa depan.

Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut adalah merupakan sifat manusia untuk senantiasa mencari cara - cara yang dapat memudahkan dan mempercepat pelaksanaan tugas-tugas yang harus dikerjakannya, terutama tugas-tugas yang bersifat rutin. Dewasa ini era komputerisasi semakin dominan dimana banyak peralatan yang dihubungkan dengan komputer, Dimana mempunyai tujuan untuk mempermudah manusia dalam melaksanakan suatu tugas. Salah satunya yaitu membentuk suatu sistem pengaman menggunakan kunci jarak jauh berkode dengan minimum system 8088.

(8)

1.2. Permasalahan

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah : “Bagaimana merancang dan membuat suatu sistem pengaman menggunakan kunci jarak jauh berkode dengan minimum system 8088. “

1.3. Tujuan Penelitian

Pembuatan alat ini disebabkan untuk mempermudah manusia dalam melakukan kegiatan sehari-hari yang sifatnya rutin. Selain itu dapat diaplikasikan untuk mengendalikan peralatan-peralatan yang berada diluar jangkauan manusia misalnya yang berada dalam ruangan berisi gas beracun. Kemungkinan aplikasi lain adalah untuk mengamankan tempat-tempat penyimpanan barang berharga yang hanya boleh dibuka oleh orang-orang tertentu seperti lemari besi ( safe deposit ). Karena dibandingkan dengan kunci dengan nomor kode mekanik kunci ini lebih aman , karena nomor kodenya yang terdiri dari 4 digit dapat diubah setiap kali dianggap perlu, setiap digit kode dapat bervariasi dari 1 sampai 9, sehingga seluruhnya ada 94 = 6561. Sehingga tak perlu khawatir karena rahasia kodenya dijaga dengan baik. Selain itu juga dapat bekerja lebih cepat dibandingkan dengan kunci nomer kode mekanik.

(9)

3

minimum system 8088 yang dapat membantu mempermudah manusia dalam melakukan kegiatan sehari-hari yang sifatnya rutin. “

1.5. Ruang Lingkup dan Batasan Permasalahan

Dalam pembatasan teori, penekanan diarahkan kepada teori-teori yang berkenaan langsung dengan perencanaan dan pembuatan sistem, sehingga isi buku menjadi ringkas tapi padat dan terarah. Sedangkan dalam Perencanaannya dibatasi untuk pembuatan sistem yang membahas mengenai cara kerja dari sistem pendukung yang meliputi bagian pemancar yang berfungsi sebagai anak kunci dan sebuah penerima, dan sebagai medium pengiriman sinyal digunakan sinar infra merah. Medium lain dapat juga dipertimbangkan seperti gelombang radio, tetapi gelombang radio dapat mengganggu pesawat radio dan televisi yang berada disekitar pemancar dan juga frekuensi pemancar harus selalu tepat sama dengan penalaan penerima. Karena jika frekwensi pemancar atau penalaan penerima bergeser kunci jarak jauh tidak dapat berfungsi lagi. Walaupun sinar inframerah memiliki kelemahan, yaitu lintasan berkasnya tidak boleh terhalang oleh benda yang tidak tembus cahaya intramerah. Selain itu, berkas sinar inframerah yang dikirim pemancar juga harus mengenai lubang kunci penerima. Tetapi problem terakhir ini dapat diatasi dengan relatif mudah dan sedikit latihan.

(10)

1.6. Metodologi Penelitian

Penelitian terhadap kelayakan perancangan dan pembuatan perangkat keras maupun perangkat lunak dilakukan melalui studi kepustakaan dari berbagai macam buku literatur. Dengan cara ini didapatkan konsep-konsep yang bersifat teori, data, dan informasi dari buku-buku literatur yang ada yang sangat mendukung dituangkannya ide yang menjadi suatu karya yang layak dan mampu untuk diwujudkan.

Penelitian yang berdasarkan pada teori, data-data dan informasi yang ada menjadi pedoman bagi peneliti untuk melakukan perancangan dan pembuatan perangkat keras yang dikehendaki. Setelah perangkat keras selesai dibuat, dilakukan pengujian terhadapnya dengan menggunakan program-program terbatas, kemudian setelah perangkat keras bekerja dengan baik, dibuat program atau perangkat lunak yang digunakan untuk mengendalikan operasi perangkat keras sesuai dengan permasalahan yang dikehendaki.

(11)

5

1.7. Sistematika Laporan Penelitian

Dalam penyusunan Penelitian ini, sistematika pembuatan Laporan Penelitian diatur dalam 6 bab dan terdiri dari beberapa Sub Bab.

Adapun Sistematika Laporan Penelitian dapat diuraikan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini dijelaskan tentang latar belakang permasalahan. Permasalahan, tujuan gagasan, pembatasan masalah sehingga pembahasan masalah tetap relevan dalam batasan tertentu, metedologi penelitian yang menjelaskan awal perencanaan hingga terwujudnya gagasan dari peneliti, serta sistematika pembahasan penelitian sebagai ringkasan materi masing-masing bab.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini dijelaskan berbagai komponen penting, sarana pendukung yang digunakan serta teorema yang mendukung peneliti dalam perencanaan dan desain sistem perangkat keras maupun perangkat lunak sehingga bekerja sesuai dengan yang diharapkan.

BAB III : ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

Pada bab ini membahas mengenai penganalisaan masalah yang terwujud sehingga timbul gagasan dari peneliti, dan pemecahan dari permasalahan yang timbul.

(12)

Dalam bab ini dibahas mengenai perencanaan sistem dan pembuatan perangkat keras juga perangkat lunak secara keseluruhan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

BAB V : PENGUJIAN SISTEM

Pada bab ini membahas mengenai spesifikasi dan pengujian perangkat keras serta cara kerja dari perangkat lunak yang dibuat.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

(13)

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Sistem Prosesor Utama

Dalam desain model - model I/O yang akan dibuat, sistem prosesor utama

merupakan rangkaian yang utama dalam proyek mikroprosesor. Sistem prosesor

utama ini disebut juga minimum sistem. Sistem prosesor utama ini terdiri dari :

* Prosesor Intel 8088

* Rangkaian Memori

* Rangkaian Clock 8284

* PPI dan Latch

2.1.1 Prosesor Intel 8088

Mikroprosesor 8088 merupakan modifikasi dari 8086. Bedanya, 8088 hanya

memiliki lebar data 8 bit, sehingga disebut mikroprosesor 8 bit, sedangkan 8086

mempunyai lebar data 16 bit namun mempunyai kemampuan yang sama dengan

8088. Kedua mikroprosesor tersebut memiliki lebar alamat 20 bit sehingga lokasi

memori yang dapat dihubungkan adalah 2 20 = 1 Mbyte.

Seperti disebutkan diatas,8088 dapat berhubungan dengan 2 20 (1.048.576 = 1

Mbyte) lokasi memori, yaitu dari lokasi 00000H sampai FFFFFH. Masing-masing

lokasi berisi data 8 bit ( 1 byte). Jika mikroprosessor (µp) berhubungan dengan

(14)

melalui segmen register (cara segmentasi). Contohnya, alamat absolut awal suatu

program adalah 60000H. Karena bahasa mesin ( dalam bentuk kode heksadesimal )

program bersifat instruction fetch, maka penulisan / penunjukkan lokasi awal

program melibatkan register CS dan IP.

Misalnya pada program itu isi register CS = 52B9H (base addres). Untuk

menunjukkan lokasi memori 60000H, IP harus berisi D470H ( logical, effective,

atau offset address). Cara penulisannya adalah CS:IP (base:effective address) atau

52B9:D470.

Jika dua program menggunakan alamat absolut yang sama untuk menyimpan

data yang berbeda, kedua program tersebut akan bertabrakkan sehingga tidak dapat

bekerja sesuai dengan yang diharapkan.

Pengambilan dan pengerjaan (eksekusi) instruksi hanya melibatkan register

dan alamat offset yang disimpan di register IP. Alamat absolut pada operasi stack

ditunjukkan dengan gabungan isi SS dan SP (SS:SP). Pada operasi data secara

default, digunakan alternate segment ( CS, ES, dan SS) untuk pengolahan data,

diperlukan cara-cara khusus yang disebut segment override.

2.1.2. Register Internal 8088

Mikroprosesor 8088 mempunyai 4 golongan register, yaitu :

1. Flag Register

Flag register 8088 terdiri atas 16 bit data. Letak masing-masing bit

(15)

8

D15 ……. D0

X X X X O D I T S Z X A X P X C

O = Overflow T = Trap A = Auxiliary Carry

D = Direction S = Sign P = Parity

I = Interrup Z = Zero C = Carry

X = Tidak terpakai

Gambar 2.1. Flag Register

2. General Purpose

Ada 8 register dalam kelompok ini : AX, BX, CX, DX, SI, DI, BP dan SP.

Adapun kegunaan khusus dari register-register tersebut adalah sebagai berikut :

Register AX

Nama lain dari register ini adalah akumulator. Register ini senantiasa

dipakai untuk operasi perkalian dan pembagian, dan mungkin adalah register

yang paling efisien untuk operasi aritmetika, logika, dan pemindahan data.

Register BX

Sifat khusus register BX adalah kemampuan untuk menunjuk lokasi memori

(16)

penunjukkan lokasi memori melalui register BX adalah relatif terhadap register

DS.

Register CX

Kegunaan khusus register CX adalah sebagai pencacah untuk program yang

melakukan looping.

Register DX

Register ini adalah satu-satunya register yang dapat mencatat lokasi I/O

untuk transfer data ke dan dari lokasi I/O. Disamping kemampuan ini, register

DX juga dipakai untuk proses perkalian dan pembagian 32 bit.

Register SI

Kemampuan register ini hampir sama dengan register BX, namun melalui

perintah khusus register ini dapat berbuat lebih banyak dibandingkan dengan

register BX.

Register DI

Kegunaan register ini hampir sama dengan kegunaan register SI.

Register BP

Kegunaan register ini hampir sama dengan kegunaan register BX, SI dan DI.

Namun tidak seperti BX, SI dan DI yang menunjukkan lokasi memori relatif

terhadap DS (Data Segment), penunjukkan register BP adalah relatif terhadap

(17)

10

Register SP

Register ini digunakan pada operasi stack. Operasi stack dapat kita

bayangkan sebagai tumpukkan piring. Piring ( dalam µP adalah data ) terakhir

diletakkan ditempat paling atas. Jika hendak mengambil piring (data), maka

harus mengambil piring (data) yang paling atas, yaitu piring (data) terakhir yang

ditumpuk. Piring (data) ditumpuk (PUSH) paling akhir, akan diambil (POP)

pertama kali (Last In, First Out).

3. Instruction Pointer

Register IP

Isi register ini menunjukkan alamat perintah yang akan dikerjakan (Execute)

oleh µP (mikroprosesor).

4. Segment Register

Terdapat empat buah segment register, yaitu CS, DS, ES, dan SS, yaitu :

Register CS

Bersama dengan IP, yaitu CS:IP, menunjukkan lokasi perintah yang akan

dikerjakan oleh µP.

Register DS

Menunjukkan alamat awal segment data. Cara penunjukkan lokasi data

(18)

Register ES

Seperti tersirat pada namanya, extra segment, kegunaan khusus register ini

tidak ada. Dengan cara-cara tertentu register ini dapat digunakan untuk

sembarang tujuan.

Register SS

Bersama dengan SP, yaitu SS:SP, register ini menunjuk data yang akan

diambil pada operasi stack.

2.1.3. Rangakaian Memori

Seperti yang telah di ketahui, memori pada komputer terdiri atas dua

macam yaitu RAM dan ROM. RAM ( Random Acces Memory ) adalah jenis

memori yang mampu menyimpan data selama daya dalam keadaan hidup. Jika daya

dimatikan, data yang disimpan dalam RAM akan hilang, jadi RAM merupakan

tempat menyimpan memori sementara. Kita dapat membaca maupun menulis data

ke RAM.

ROM ( Read Only Memory), merupakan memori yang hanya dapat

dibaca saja. Berbeda dengan RAM, memori pada ROM tetap tersimpan walaupun

daya dimatikan. ROM terbagi menjadi tiga macam, yaitu PROM, EPROM, dan

EEPROM.

PROM ( Programmable Read Only Memory ) adalah jenis ROM yang

hanya dapat diisi sekali saja. Hal ini tentunya tidak menguntungkan apabila salah

(19)

12

EPROM ( Erasable Programmable Read Only Memory) adalah jenis ROM yang

dapat diisi atau dihapus datanya. Dengan menggunakan EPROM ini tidak perlu

terlalu khawatir, jika data yang dimasukkan ternyata salah, karena dapat

menghapusnya dan mengisinya kembali. Untuk menghapus data pada EPROM ini

digunakan sinar ultra violet. Jenis ketiga dari ROM adalah EEPROM (Electrically

Erasable Programmable Read Only Memory). EEPROM ini tidak berbeda jauh

dengan EPROM, hanya cara penghapusannya berbeda. Pada EPROM,

penghapusan dilakukan dengan bantuan sinar violet, sedangkan pada EEPROM

dipakai tegangan. Untuk menghapus data, EEPROM ini mempunyai lebih banyak

kemudahan dibandingkan dengan EPROM. Salah satu contoh adalah kita tidak

perlu mengeluarkan IC tersebut untuk dihapus, kita cukup memberikan tegangan.

Namun kendala EEPROM adalah harganya yang masih tinggi. Dilihat dari segi

biaya inilah kita lebih cenderung untuk memilih EPROM.

Rangkaian memori yang digunakan dalam minimum sisterm ini terdiri dari dua

yaitu :

EPROM IC2764 dengan alamat FE000h sampai FFFFFh

RAM IC6116 dengan alamat 00000h sampai 007FFh

2.1.4. Programmable Input/Output 8255

Transfer data secara parallel merupakan transfer data yang paling relatif

lebih mudah dan lebih cepat dibandingkan transfer data secara serial. Transfer data

(20)

a. Simple I/O

Contoh transfer data kelompok ini adalah jika akan

mengeluarkan data ke peraga LED ( 0=LED mati, 1 = LED hidup), atau

untuk memasukkan data dari thermostat sederhana, yang senantiasa ada

dan siap digunakan. LED atau thermostat tidak memerlukan sinyal-sinyal

khusus yang menandakan telah terjadi transfer data.

b. Simple Strobe I/O

Ada kalanya data valid pada rangkaian luar hanya ada pada

saat itu juga. Contohnya adalah data keyboard. Data hanya ada jika

keyboard ditekan. Pada saat ditekan, keyboard mengeluarkan sinyal

strobe yang menandakan adanya data valid di rangkaian output. Dengan

adanya sinyal strobe ini, mikroprosesor dipersilahkan untuk mengambil

data valid yang tersedia.

c. Single Handshake I/O

Contoh transfer data jenis ini adalah printer paralel.

Mikroprosesor mengeluarkan sinyal strobe ke printer, jika siap printer

akan mengeluarkan sinyal pengakuan (acknowledge) telah menerima data

dari mikroprosesor. Sehingga percakapan mikroprosesor dan printer

memberikan suatu protokol jabat tangan (handshake).

d. Double Handshake Data Transfer

Jika koordinasi antara mikroprosesor dan rangkaian periferal

(21)

14

antara mikroprosesor dan periferal dapat diibaratkan sebagai percakapan

antara pengirim dan penerima. Pertama, pengirim mengatakan “Anda siap

?” (ditandai STB low) dan penerima menerima dengan menjawab “Saya

siap” (sinyal ACK low ). Selanjutnya, pengirim mengatakan “Inilah data

untuk anda” yang ditandadengan sinyal STB high. Akhirnya penerima

menutup pembicaraan ( sinyal ACK low) seraya mengatakan “Data anda

telah saya terima, terima kasih saya siap menerima data yang lain”.

PI/O 8255 dapat di program untuk 3 mode: mode 0, mode

1, dan mode 2. Mode 0 dapat disamakan dengan simple I/O, mode 1

sebagai single handshake, dan mode 2 sebagai double handshake protocol.

PI/O 8255 terdiri atas 3 port, yaitu port A, port B dan port C,

yang dapat diprogram untuk input dan output. Untuk menggunakannya,

terlebih dahulu kita harus menginisialisasikan (memprogram) port-port itu

sebagai output atau sebagai input dan mengirimkannya ke register

(22)
(23)

16

2.1.5. PPI , Latch dan Buffer

Yang termasuk disini adalah sebagai berikut :

Penyangga

Untuk memisahkan antara alamat dan data miroprosesor dibutuhkan

penyangga IC 7473 ( untuk bus alamat ) dan IC74245 ( untuk bus data ).

Kontrol

Semua sinyal kontrol dirancang menggunakan decoder IC74LS138.

Sinyal kontrol untuk memory adalah MEMW, MEMR, CS, sedangkan sinyal

kontrol untuk PPI adalah CS, IOR, IOW. Semua sinyal kontrol adalah ‘Active

Low’.

Interface

Komunikasi antara sistem prosesor dan modul I/O dapat dilakukan

melalui rangkaian interface PPI IC8255. Total port yang tersedia adalah 24.

Konektor

Untuk memudahkan hubungan antara sistem prosesor utama dan

modul I/O dipasang pin-pin konektor melalui header (26 pins) dan konektor XT

(62 pins).

2.2. Pemancar

Pemancar ini harus selalu dimiliki atau dibawa oleh sang pemilik, yang

berfungsi sebagai anak kunci.Adapun prinsip kerja dari pemancar ini dapat dilihat

(24)

Penjelasan blok diagram diatas adalah sebagai berikut :

a. Keypad 4x4

Keypad pemancar terdiri atas 16 tombol yang diberi nomor 0-15 dan disusun

dalam bentuk deretan 4x4. Yang fungsinya sama dengan keyboard atau remote,

yaitu untuk mengentrikan data yang akan dikirimkan dan diterjemahkan oleh

enkoder keyboard.

b. Enkoder Keyboard

Keluaran Keypad diterjemahkan oleh sebuah enkoder keyboard menjadi biner

yang sesuai dengan nomer yang ditekan. Jika ditekan tombol 7 misalnya, keluaran

enkoder keyboard akan sama dengan 0111 (11 desimal). Yang kemudian diberikan

ke pencacah mundur.

c. Pencacah Mundur

Keluaran enkoder diberikan ke sebuah pencacah yang menghitung turun

( pencacah mundur). Begitu pencacah menerima data masukan dari enkoder

(25)

18

keyboard, keluaran borrow dari pencacah ini akan mengeluarkan logika 1. Sinyal

logika 1 ini mengaktifkan sebuah pembangkit pulsa clock, pulsa-pulsa clock yang

dihasilkan oleh pembangkit pulsa diberikan ke masukkan clock pada pencacah

mundur. Karena itu pencacah ini akan mulai menghitung mundur, dimulai dari data

masukan yang diterima dari enkoder keyboard. Pada saat hitungan mundur

mencapai 0000, keluaran borrow pencacah akan berubah menjadi logika 0.

d. Pembangkit Pulsa Clock

Berfungsi untuk menghasilkan pulsa-pulsa clock yang aktif jika pencacah

mundur menghasilkan logika 1,dan akan berhenti jika keluaran borrow pencacah

mundur menjadi logika 0.

e. Penguat

Pulsa-pulsa clock yang dihasilkan oleh pembangkit pulsa clock juga

diberikan pada sebuah penguat yang pada gilirannya dipakai untuk mengaktifkan

LED inframerah.

f. LED Inframerah

LED inframerah akan memancarkan pulsa-pulsa intramerah yang jumlahnya

(26)

Sedangkan cara kerja masing masing rangkaian dapat dijelaskan

sebagai berikut :

Jika salah satu tombol keypad ditekan, kolom dan baris dimana tombol itu berada

akan menjadi rendah. Jadi misalnya kita menekan tombol 6, kolom X2 dan baris

Y2 akan menjadi rendah, sehingga X4X3X2X1 akan sama dengan 1011 dan

Y4Y3Y2Y1 sama dengan 1101. Penekanan tombol ini dideteksi oleh enkoder

keyboard 74C922 (IC1, 16 key enkoder) dan diterjemahkan menjadi kode biner.

Untuk penekanan tombol 6, keluaran DCBA dari enkoder akan sama dengan 1011.

Kondensator C2 yang dihubungkan ke pena 5 IC1 diperlukan untuk

melengkapi rangkaian osilator internal IC ini. Osilator ini diperlukan untuk

melakukan penelusuran masukan X1…X4 dan Y1…Y4 guna mendeteksi tombol

keypad yang ditekan. Kondensator C3 pada pena 6 IC1 diperlukan untuk meredam

getaran mekanik (key bounce) yang dapat timbul pada saat sebuah tombol

ditekan. Sebuah register internal didalam IC1 mengingat nomor tombol terakhir

yang ditekan juga setelah tombol ini dilepaskan. Setelah enkoder mendeteksi

tombol yang ditekan, keluaran Data Available (DA) dari IC1 akan menjadi tinggi.

Keluaran tinggi pada data available menyatakan bahwa data masukkan telah

diterima oleh enkoder. Setelah tombol dilepaskan, keluaran data available akan

menjadi rendah.

Keluaran IC1 diberikan kemasukkan data paralel P0…P3 kepencacah 40193

(IC2). IC 40193 (atau 74C193) ini adalah sebuah pencacah maju/mundur 4 bit,

yang untuk pemancar kunci berkode jarak jauh dengan minimum sistem ini

(27)

20

kedalam pencacah pada saat masukkan parallel load (PL, pena 11) dibuat rendah,

dan akan disimpan ketika parallel load menjadi tinggi kembali.

Mekanisme yang membuat masukkan parallel load pada IC2 menjadi

rendah, dibentuk oleh resistor R1 dan kondensator C1. Untuk keadaan tetap,

masukkan Parallel load tentu saja akan tinggi, yaitu sama denga Vcc 9 volt.

Setelah enkoder IC1 menerima data masukkan, keluaran data available IC ini akan

menjadi tinggi, dan setelah tombol yang ditekan dilepaskan, keluaran data

pencacah. Hal ini akan menyebabkan keluaran terminal countdown atau keluaran

borrow (TCD, pena 13 ) menjadi tinggi. Sinyal tinggi pada keluaran terminal

countdown ini mengaktifkan pembangkit pulsa clock.

Sebagai pembangkit pulsa clock digunakan sebuah IC 555 (IC3) yang

dirangkai sebagai multivibrator tak stabil. Frekuensi osilasi rangkaian ini ditentukan

oleh aliran R2-R3-C3, dan dapat dihitung dengan rumus f=1/T. Periode T ini

besarnya adalah :

T = 0,693 [C3(R2+R3) +C3R3]

Dengan nilai komponen sesuai dengan gambar, diperoleh f = 424 Hz.

Frekuensi osilasi yang sesungguhnya tergantung pada ketelitian resistor dan

(28)

Keluaran TCD dari pencacah dihubungkan dengan pena 4 IC 555. Karena

itu, begitu TCD menjadi tinggi, yaitu sesaat setelah data pada masukkan P0-P3

dimuat ke dalam pencacah, IC 555 akan mulai berosilasi. Keluaran IC 555 (pena 3)

diberikan kemasukkan clock CPD (masukkan clock untuk mencacah mundur,pena

4) pada IC2. Dengan demikian, pencacah akan mulai menghitung turun dimulai dari

data masukkan yang telah diterimanya tadi. Masukkan clock CPU ( masukkan clock

untuk mencacah maju, pena 5 ) yang tidak digunakan, harus dihubungkan dengan

Vcc. Pada saat hitungan mencapai 0000, keluaran TCD akan berubah menjadi

rendah. Sinyal rendah pada TCD ini akan menghentikan ( mereset ) IC 555.

Keluaran IC 555 juga diberikan ke penguat Darlington yang dibentuk oleh

transistor Q1 dan Q2. Jika transistor-transistor ini aktif, LED-LED inframerah

D1…D3 akan menyala dan memancarkan sinar inframerah. Jadi, LED-LED ini akan

memancarkan pulsa-pulsa sinar inframerah yang jumlahnya sama dengan jumlah

pulsa yang dikeluarkan oleh IC 555.

Penguat tiga buah LED dimaksudkan untuk memperoleh pancaran cahaya

yang lebih kuat. Pemasangan kondensator C5 mempunyai tujuan yang sama.

Selama transistor-transistor Q1 dan Q2 tidak aktif, kondensator C5 akan diisi oleh

Vcc. Begitu Q1 dan Q2 aktif, muatan yang tertimbun dalam C5 akan dikosongkan

lewat D1…D3, sehingga memperbesar arus yang mengalir melalui LED-LED ini.

Pemancar ini mendapat daya dari sebuah baterai 9 V. Dengan demikian

alat ini dapat dibawa dengan mudah dan dipegang dengan tangan pada waktu

(29)

22

2.3. Penerima

Penerima adalah merupakan alat yang ditempatkan dibalik pintu yang

dikunci. Yang prinsip kerjanya dapat dijelasakan berdasarkan bentuk diagram

sebagai berikut ini :

Sensor Penguat Pembentuk Sinyal Pencacah Maju

Timer1

Timer2

Minimum Sistem Dekoder 1 ke 16

Pengendali beban

Output

Gambar 2.4. Diagram Blok Penerima Kunci Berkode Dengan Minimum

(30)

a. Sensor

Pulsa-pulsa inframerah yang dikirim oleh pemancar diterima oleh sebuah

sensor yang terdapat pada penerima. Sensor ini ( fotodioda ) mengubah pulsa-pulsa

sinar inframerah menjadi pulsa-pulsa listrik negatif.

b. Penguat

Pulsa-pulsa sinar inframerah yang menjadi pulsa-pulsa listrik negatif ini

diteruskan ke masukkan inverting penguat operasi yaitu IC TL092, keluaran

op-amp ini akan berupa sebuah pulsa positif.

c. Pembentuk Sinyal

Pulsa keluaran op-amp diteruskan ke pemicu Schmitt IC 40106 untuk

diperbaiki bentuknya.

d. Pencacah Maju

Keluaran rangkaian pembentuk sinyal diberikan ke pencacah naik , dengan

demikian pencacah itu menghitung jumlah pulsa yang diterima sensor. Keluaran

rangkaian pembentuk sinyal tersebut juga digunakan untuk memicu dua buah

pewaktu satu tembakan (one shottimer).

e. Timer 1

Timer 1 yaitu sebuah IC 555 yang dirangkai sebagai multivibrator

monostabil. Keluaran pewaktu satu digunakan untuk me-reset pencacah maju,

begitu pencacah selesai menghitung pulsa untuk satu digit yang diterima oleh

(31)

24

f. Timer 2

Keluaran pewaktu 2 digunakan untuk untuk mengaktifkan rangkaian

dekoder 1-ke-16 setelah keluaran pencacah maju menjadi stabil. Jika keluaran

pencacah maju sudah stabil maka akan diberikan ke masukkan dekoder.

g. Dekoder 1 ke 16

Masukkan dari pencacah maju ini akan mengaktifkan nomor keluaran yang

sesuai dengan data masukan, atau sama dengan jumlah pulsa yang diterima oleh

sensor. Nomor keluaran dekoder yang diaktifkan dapat digunakan untuk membuka

/ menutup pintu atau mengendalikan peralatan lainnya. Jika digunakan untuk

peralatan lainnya, keluaran dekoder yang digunakan perlu diberikan pengendali

beban.

h. Minimum Sistem

Minimum sistem yang merupakan prosesor utamanya. Dari rangkaian

minimum sistem ini output akan aktif sesuai dengan program yang telah dibuat dan

di simpan dalam EPROM. Jika data yang dikirimkan oleh pemancar sama dengan

data yang ada dalam program, mekanik pembuka pintu akan diaktifkan sehingga

pintu akan dibuka, dan jika kedua data tidak sama dengan dekode yang telah

ditentukan sehingga yang diaktifkan adalah rangkaian alarm.

i. Pengendali beban

Yaitu rangkaian yang mengendalikan relay untuk peralatan yang

(32)

j. Output

Yaitu rangkaian output yang terdiri dari pembuka pintu, penutup pintu,

alarm, dan lampu.

2.4. Catu Daya

Agar SPU dan modul I/O dapat bekerja, diperlukan rangkaian/sistem catu

daya., yang dapat menghasilkan tegangan catu +5 VDC dan +9VDC. Tegangan

sekunder transformator Tr1 sebesar 12V IC-IC regulator mendisipikasikan panas

cukup besar. Karena itu, IC-IC ini harus diberikan keping pendingin (hink sink)

secukupnya. Kondensator C1 dan C2 diperlukan untuk mencegah agar regulator

tegangan tidak berisolasi sendiri. Sedangkan kondensator C3 dan C4 diperlukan

untuk mengurangi derau (noise) frekuensi tinggi pada keluaran rangkaian catu daya.

Trafo, berfungsi menurunkan tegangan tinggi AC, 220V atau 110V,

menjadi tegangan rendah AC, misal: 3V, 6V, 12V.

Diode bridge, merupakan komponen penyearah. Berfungsi mengubah

tegangan AC dari trafo, menjadi tegangan DC.

Kapasitor, berfungsi menghaluskan tegangan DC yang dihasilkan oleh

Diode bridge.

Pengatur tegangan. Karena mikroprosesor dan komponen-komponen lain

pada SPU membutuhkan supply tegangan 5 VDC, maka digunakan LM7805

yang mampu menghasilkan output 5 VDC yang stabil dan untuk 9 VDC

(33)

26

Penguat arus. Arus output yang dihasilkan IC 7805 kurang memadai untuk

memenuhi kebutuhan SPU dan modul I/O. Untuk itu perlu ditambah penguat

arus yaitu transistor TIP 2955.

Tegangan sekunder transformator Tr1 sebesar 12V IC-IC regulator

mendisipikasikan panas cukup besar. Karena itu, IC-IC ini harus diberikan

keping pendingin (hink sink) secukupnya. Kondensator C1 dan C2 diperlukan

untuk mencegah agar regulator tegangan tidak berisolasi sendiri. Sedangkan

kondensator C3 dan C4 diperlukan untuk mengurangi derau (noise) frekuensi

tinggi pada keluaran rangkaian catu daya.

2.5. Penggunaan Bahasa Assembler

Bekerja dengan program DEBUG memang jauh lebih sederhana

dibandingkan jika kita memakai program assembler. Namun, untuk program yang

panjang dan rumit, bekerja dengan DEBUG sangatlah tidak memadai.

Ada dua tahap dalam pemakaian Turbo Assembler, yaitu :

1. Assembling.

Text editor

Text editor dapat dilakukan dengan menggunakan SideKick

bagian Notepad, Norton Editor, WordStar bagian Non Document

serta word processor lain yang mempunyai fasilitas pembuataan

ASCII file seperti Word Perpect, SPRINT dan lain-lain. Bila

ternyata tidak memiliki software-software diatas dapat juga

(34)

Pascal untuk dimanfaatkan sebagai text editor, namun yang perlu

diperhatikan, bila menggunakan editor Turbo c atau Turbo Pascal.

Extension file yang disimpan harus selalu diakhiri dengan .ASM

bukan .PAS atau .C.

Compiler

Yang dimaksud dengan Compiler adalah suatu program

yang menterjemahkan Program Assembler dalam ASCII file

(berextension .ASM) ke bentuk file object (berextension .OBJ). Dan

yang dimaksud dengan linker adalah suatu program yang

menterjemahkan program object ke bentuk program exsekusi

(berextension .COM atau .EXE).

Untuk lebih jelas mengenai hal ini, dapat dilihat pada

gambar di bawah ini :

FILE .ASM FILE .OBJ FILE .EXE

FILE .COM

Gambar 2.5. Langkah Pembuatan File Exsekusi

Pada gambar 2.5. ada 2 macam garis, yaitu garis yang

terputus-putus dan garis yang lurus yang masing-masing

(35)

28

dipakai saat ini. Yaitu Microsoft Macro Assembler ( garis lurus) dan

Turbo assembler ( Garis terputus-putus).

Yang kemudian akan dibuat menjadi .COM file atau .EXE file.

Caranya :

Ketik : TASM a: namafile a:

Nama file (terletak di drive A dan harus berekstensi.asm,

program turbo assembler terletak di drive c). File .OBJ akan

disimpan di drive A (huruf a: kedua).

Misalnya :

CS:IP. Program berekstensi. COM mempunyai banyak keterbatasan.

(36)

= 100. Alamat sebelumnya CS:00 hingga CS:IP digunakan untuk PSP

(Program Segment Prefix), yaitu bagian program yang mengatur kerja file

.COM. Alur kerja PSP ditentukan oleh versi DOS yang kita gunakan.

Keterbatasan lain adalah program ini hanya mempu menempati 1 segment

saja, dengan demikian panjang maksimal program adalah 64 Kbyte.

Keterbatasan ketiga adalah kemampuan program yang hanya menempati satu

segment saja membuat kita tidak terlalu bebas menggunakan seluruh

kemampuan PC untuk proyek-proyek percobaan.

Program berekstensi. EXE dapat beroperasi di lebih dari 1 segment,

dengan demikian dapat memanfaatkan seluruh kemampuan µP 8088.

Menjalankan Linker

Dalam paket Turbo Assembler akan ditemukan sebuah file yang

bernama TLINK.EXE yang berfungsi untuk mengubah format object file

ke .COM file atau .EXE file.

Tata penulisan file ini adalah :

TLINK (/T) [.OBJ FILE ] [(.COM)/.EXE FILE]

Contoh :

TLINK CETAK.OBJ CETAK.EXE

Perintah diatas berfungsi untuk mengubah format dari .OBJ file ke

.EXE file

TLINK/T CETAK.OBJ CETAK.COM

Perintah diatas berfungsi untuk mengubah format dari .OBJ file ke

(37)

30 BAB III

PERENCANAAN DAN PEMBUATAN SISTEM

3.1. Perencanaan dan pembuatan Perangkat Keras

Dalam pembuatan kunci jarak jauh dengan menggunakan minimum sistem

8088, digunakan metode pemodelan. Sebab pemodelan lebih mendekati bentuk

sistem yang sebenarnya.

Perencanaan perangkat keras adalah dengan menghubungkan beberapa

peralatan mekanik ke minimum sistem melalui Programable Peripheral Interface

8255 ( PPI 8255 ). Rangkaian ini akan mengaktifkan dan menonaktifkan peralatan

yang terhubung dengan menggunakan sistem pemancar dan penerima.

Minimum sistem menggunakan IC 8255 dan beberapa chip lain sebagai

pendukung interface. Peralatan elektronik lainnya menggunakan rangkaian relay

untuk mengontrol sistem mekanik, dimana relay tersebut digunakan untuk

penggerak sitem pintu, mematikan, menyalakan lampu, dan alarm yang berfungsi

apabila terjadi kesalahan dalam kode yang diinputkan melalui pemancar. Perintah

yang tersimpan dalam EPROM mengendalikan peralatan mekanik melalui PPI 8255

rangkaian kontrol, sesuai dengan yang telah diinputkan oleh pemancar dan akhirnya

akan diterima oleh sistem penerima.

Dalam pembuatan perangkat keras sebagai pengendali sistem, dibuat sesuai

(38)

Pemancar Penerima Interface Minimum

Sistem

Alarm Modul Output

Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem Kunci Berkode Dengan Minimum Sistem

Penjelasan blok diagram diatas adalah sebagai berikut :

a. Pemancar

Peralatan ini merupakan perangkat kerja yang berfungsi untuk

menginputkan kode yang berfungsi sebagai password ke penerima untuk

mengaktif sistem kerja mekanik. Sepertinya yang dilihat pada Bab II dan

gambar 2.3

b. Penerima

Peralatan ini merupakan perangkat kerja yang berfungsi untuk menerima

kode yang dikirimkan oleh pemancar , dan cara kerjanya dapat dilihat pada

Bab II dan gambar 2.4.

c. Interface

Peralatan interface merupakan jalur input/output yang merupakan sarana

penghubung antara sistem mekanik yang dibuat dengan minimum sistem.

(39)

32

d. Minimum Sistem

Minimum sistem digunakan sebagai pusat kendali keseluruhan sistem

sekaligus sebagai tempat pemrosesan data baik yang berupa input maupun

output. Hasil dari pemrosesan data dapat dilihat dari input yaitu berupa me

non-aktifkan dan mengaktifkan pintu, lampu , dan sebagai sistem pengaman

berupa alarm. Yang penjelasannya dapat dilihat di Bab II dan gambar

rangkaian pada lampiran.

e. Model Output

Merupakan output dari rangkaian mekanik yang dibuat sebagai keluaran

dari program, dan pendukung piranti kerja lainnya. Yaitu pembuka dan

penutup pintu, mematikan, dan menyalakan lampu.

f. Alarm

Merupakan rangkaian yang mendeteksi keadaan sistem dari model, dan

outputnya merupakan informasi yang diteruskan ke rangkaian interface.

Apabila kode yang di sampaikan kepada penerima tak sesuai dengan

password yang ada, maka alarm akan berbunyi. Cara kerja bisa dilihat pada

Bab II.

3.2. Komputer PC dan Perangkat Lunak

Komputer yang digunakan yaitu IBM PC compatible yang dalam hal ini

komputer dalam sistem hanya sebagai media untuk membuat perangkat lunak

(40)

menggunakan komputer dan EPROM Emulatar yang dihubungkan dengan

minimum sistem. Untuk perangkat lunaknya menggunakan bahasa pemograman

Assembler. Selain itu yang terpenting adalah menentukan letak port yang dihubungkan dengan input maupun output, sehingga baik rangkaian dan program

akan berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.

3.3. Pembuatan Program

Prosedur dibawah ini digunakan untuk membuat program yang digunakan

untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

Langkah – langkah yang perlu dikerjakan adalah :

1. Mempertimbangkan dan menjabarkan kembali permasalahan, definisi

permasalahan harus dijabarkan secara tepat dalam bentuk detail. Informasi

yang diperlukan seperti skema rangkaian dan gambaran proses harus jelas.

Sehingga output dari input program sesuai dengan tujuan dari dibuatnya

rangkaian kunci berkode dengan minimum sistem tersebut.

2. Menentukan port-port yang digunakan termasuk identifier yang dipakai oleh

input/output.

3. Melakukan uji coba program sebelum program dapat kita fungsikan dengan

tujuan sebenarnya.

(41)

34

Adapun prosedur dari program yang di buat adalah sebagai berikut :

1. Input pasword

Jika A = B, maka pintu akan terbuka

Jika A≠ B, maka alarm akan berbunyi

Untuk pasword input sebanyak 4 digit yaitu antara 1 sampai dengan 9

2. Tombol 10 pada keypad pemancar berfungsi untuk memasukkan kode ke

pengunci data ( mirip tombol enter pada keypad komputer )

3. Tombol 11 pada keypad pemancar berfungsi untuk menutup pintu dan mereset

penerima.

4. Tombol 12 sampai dengan tombol 15 berfungsi untuk mengendalikan piranti

lain, dipakai untuk menyalakan dan mematikan lampu.

Tombol 12 digunakan untuk menyalakan lampu A

Tombol 13 digunakan untuk mematikan lampu A

Tombol 14 digunakan untuk menyalakan lampu B

Tombol 15 digunakan untuk mematikan lampu B

Karena yang digunakan adalah IC 8255 pada mode 0 ( untuk A dan B )

dengan konfigurasi sebagai berikut :

Port A : input

(42)

Port B : output

Port C Lower : input

Data yang dikirimkan ke control word Ic 8255 adalah sebagai berikut :

D7 D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0

1 0 0 1 0 0 0 1

Jadi data control word-nya adalah : 10010001b atau 91h

Adapun flowcart dari program untuk mengaktifkan kunci jarak jauh dengan

minimum sistem 8088 yang dibuat adalah sebagai berikut :

(43)

36

Gambar 3.2. Flowcart Program Kunci Berkode Jarak Jauh dengan Minimum Sistem 8088

Adapun penjelasan dari flowcart di atas adalah sebagai berikut :

Tombol-tombol yang ditekan pada remote dibaca oleh program. Tombol

tersebut adalah tombol 1 sampai dengan tombol 15.

Pendeteksian yang dilakukan oleh program sesuai dengan flowchart yang

ada, yaitu :

1. Bila tombol yang ditekan adalah tombol 1 sampai dengan tombol 9, maka

program akan menyimpan informasi yang bersesuaian dengan tombol yang

(44)

Setiap kali ada tambahan penekanan tombol, semakin panjang informasi atau

password yang disimpan.

2. Bila tombol 10 ditekan, maka program akan membandingkan password yang

diinputkan lewat remote dengan password referensi yang tersimpan didalam

program.

Jika hasil pembanding benar, maka pintu terbuka tetapi jika hasil pembanding

tidak benar maka alarm akan berbunyi dan pintu tetap tertutup.

3. Bila tombol 11 ditekan maka pintu akan menutup dan reset alarm.

4. Bila tombol 12 sampai dengan 15 ditekan, maka piranti –piranti lain akan

diaktifkan atau di nonaktifkan/

Berikut adalah fungsi tiap-tiap tombol :

Tombol 12 digunakan untuk menyalakan lampu A

Tombol 13 digunakan untuk mematikan lampu A

Tombol 14 digunakan untuk menyalakan lampu B

(45)

38

BAB IV

PENGUJIAN SISTEM

4.1 Pendahuluan

Sebelum alat digunakan sepenuhnya untuk mengendalikan pelaksanan kontrol

pintu atau keamanan, perlu dilakukan pengujian terlebih dahulu untuk memastikan

alat tersebut bekerja sesuai dengan sistem yang direncanakan.

Dari hasil pengujian alat secara hardware, untuk lebih memusatkan sinar

inframerah yang diterima fotodioda diperlukan lensa berdiameter 90 mm. Dan dari

hasil uji coba diketahui bahwa kunci berkode dapat bekerja dengan baik sampai

jarak 6 meter. Jarak operasi yang agak terbatas ini dapat ditingkatkan antara lain

dengan cara memasang reflektor pada sensor, agar sinar inframerah yang

dipancarkan menjadi lebih terarah dan membentuk suatu berkas yang tajam.

Untuk pengujian software dilakukan dengan menjalankan program

pengendali yang dibuat dengan menggunakan bahasa Assembler yang kemudian

disimpan dalam EPROM. Model I/O akan bekerja apabila mendapatkan input yang

telah dikirimkan oleh pemancar. Dan semua itu bekerja bedasarkan dengan program

(46)

4.2 Pengujian Sistem Pengendali

Sistem yang dihubungkan dengan modul mekanik di uji dengan program

yang sebelumnya dibuat dalam bahasa pemograman Assembler melalui personal

komputer atau PC.

Dari pengujian yang diharapkan adalah sebagai berikut :

1. Bila fotodioda penerima tidak menerima sinyal input dari pemancar,

maka sensor akan diset ke nol.

2. Bila fotodioda penerima menerima sinyal input dari pemancar, maka

sensor akan di set sesuai dengan kode input yang diterima.

3. Fungsi dari tiap - tiap tombol pemancar adalah sebagai berikut :

0 = tidak digunakan.

1…9 = Mengirim kode pembuka pintu ( 4 digit )

10 = Memasukan kode pengunci data ( mirip dengan

tombol enter pada keyboard komputer )

11 = Menutup pintu dan me-reset penerima.

12 … 15 = mengendalikan piranti lain.

4. Pembuka pintu akan bekerja isi pengunci data sama dengan data yang

ditentukan, keluaran A = B pada semua komparator akan tinggi

sehingga akan mengaktifkan transistor Q1 Akibatnya relay K1 akan

(47)

40

5. Penutup pintu akan bekerja apabila pemancar memberi sinyal yang

mengaktifkan transistor Q5,menyebabkan relay K3 bekerja untuk

mengaktifkan mekanik penutup pintu sekaligus me- reset penerima.

6. Peralatan mekanik alarm bekerja apabila terjadi kesalahan dalam

menginputkan kode pasword yang terdiri dari 4 digit.

7. Peralatan mekanik lainnya ( mematikan dan menyalakan lampu ) akan

bekerja apabila sensor penerima telah mendapatkan sinyal input dari

pemancar. Dan bisa dikembangkan lebih lanjut dengan sistem timer (

lampu akan menyala dan mati pada jam-jam tertentu sesuai dengan

apa yang kita inginkan).

Adapun langkah-langkah pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

A. Pemancar

• Yang pertama dilakukan adalah menguji fungsi-fungsi

tombol keypad yang berfungsi atau tidak, jika keypad

berfungsi maka penekanan tombol keypad akan diterima oleh

IC74C922 ( 16 key enkoder) untuk diterjemahkan menjadi

kode biner berupa sinyal aktif hight atau aktif low.

Misalnya penekanan pada keypad 7, maka outputnya adalah

sama dengan 0111 dimana :

Low Hight

(48)

• Data dari IC74C922 diterima oleh sebuah pencacah mundur

yaitu IC40193 dengan bentuk output yang menggambarkan

jumlah sinyal yang dikirimkan ke led infra red untuk

dipancarkan.

Output yang dihasilkan oleh pencacah mundur dan yang

diterima oleh infra red untuk dipancarkan dapat

digambarkan berdasarkan gambar data yang didapat dari

osiloscope adalah sebagai berikut:

CH1 = IC 40193

CH2 = Infra Red

(49)

42

• Sebagai Multivibrator tak stabil digunakan IC 555 dan

dikuatkan juga oleh penguat Darlington yang dibentuk oleh

transistor.

Adapun bentuk sinyal reset dari multivibrator tak stabil dapat

digambarkan berdasarkan gambar data yang didapat dari

osiloscope adalah sebagai berikut :

(50)

B. Penerima

• Sinyal yang diterima pada titik A sama dengan sinyal yang

dipancarkan oleh pemancar, dapat digambarkan berdasarkan

gambar data yang didapat dari osiloscope adalah sebagai

berikut:

Gambar 4.3. Sinyal Yang di terima Pada Titik A

• Karena pengaruh pada kapasitor / penguat, maka sinyal yang

(51)

44

berdasarkan gambar data yang didapat dari osiloscope adalah

sebagai berikut:

Gambar 4.4. Sinyal Pada Rangkaian Pembentuk Sinyal

• Pada pencacah maju sinyal tersebut dihitung sesuai dengan pulsa

yang diterima sensor.

• Pada rangkaian multivibrator monostabil keluaran pewaktu 1

mereset pencacah maju dan keluaran pewaktu 2 mengaktifkan

rangkaian dekoder 1 ke 16 sehingga dapat mengaktifkan nomer

keluaran sesuai data masukkan. Peranan minimum sistem adalah

sebagai prosesor utam yang mengatur dan mengontrol semua

(52)

Adapun keuntungan dan kelemahan dari pengujian alat tersebut adalah

sebagai berikut :

a. Keuntungan :

Dapat mengetahui kinerja dari perangkat lunak dan keras sehingga

mengetahui segala kekurangannya

b. Kelemahan :

• Tidak ditemukan letak kesalahan dari fungsi keypad , misalnya jika

ditekan tombol 7 sinyal yang tampak pada osiloscope sebanyak 8

sinyal.

• Keypad nomer 0 tidak berfungsi.

• Kesulitan dalam mencari kecocokan antara led pemancar dan

fotodioda penerima.

• Jarak tempuh yang diharapkan maksimal 6 meter dan minimal

sedekat dekatnya. Hanya dapat mencapai jarak yang minimal.

• CMOS 40193 terlalu sensitif sehingga mudah rusak.

• Perangkat keras tidak dapat berfungsi pada saat listrik padam karena

(53)

46

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat dibuat antara lain :

1. Penggunaan kunci berkode dengan minimum sistem ini lebih aman

dibandingkan dengan kunci yang menggunakan sistem mekanik. Karena kode

dapat diubah setiap waktu dan rahasia kode terjaga dengan baik.

2. Penggunaan medium berupa sinar infra merah walaupun punya kelemahan ,

yaitu lintasan berkasnya tidak boleh terhalang oleh benda yang tidak tembus

cahaya infra merah. Tapi lebih baik dari pada menggunakan medium lain, karena

tidak mengganggu gelombang frekuensi yang lain.

3. Assembler digunakan untuk membuat perangkat lunak dari hardware.

Penggunaan bahasa pemograman Assembler karena lebih sederhana dari pada

dengan program debug, selain itu bahasa Assembler merupakan bahasa

pemograman yang dapat dimengerti oleh perangkat keras yang ada. Selain itu

untuk program yang panjang dan rumit, bahasa pemograman Assembler lebih

(54)

5. 2. Saran

Dalam peningkatan dan perbaikan alat perlu di perhatikan :

1. Penyederhanaan desain perangkat keras sehingga penggunaannya lebih

maksimal dan lebih murah.

2. Menggunakan UPS untuk menjaga apabila terjadi pemadaman listrik

perangkat keras yaitu kunci berkode jarak jauh masih dapat bekerja sesuai

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Arianto Widyatmo, Haryono Eduard, dan Fendy.1994. Belajar Sendiri

Mikroprosesor-Mikrokontroler Melalui Komputer PC.Jakarta. PT Elex

Media Komputindo Anggota IKAPI.

Fairchild Semiconduktor Corp. 1980. CMOS Databook. California.

Jain, R. P. 1991. Modern Digital Electronics. New Delhi. Tata McGraw-Hill

Publishing Company.

Tocci, Ronald J. 1991. DigitalSystems,Principles and Applications. 5/e.

Englewood Cliffs. New Jersey. Prentice Hall Inc.

Ediman Lukito 1991 Dasar-dasar Pemograman Dengan Assembler 8088.

Gambar

Gambar 2.1. Flag  Register
Gambar  2.2      Control  Word
Gambar  2.3. Diagram Blok Pemancar Kunci Berkode dengan Minimum
Gambar 2.4.  Diagram Blok Penerima Kunci Berkode Dengan Minimum
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil perhitungan PEI ini dapat dilihat bahwa ternyata antropometri pengguna sepeda memiliki rentang ukuran yang cukup besar.Dapat dimengerti apabila pengguna

F test results in Table 6 indicate that the independent variable land, seeds, NPK Fertilizer, manure, Gandasil Fertilizer, pesticides, labor and GAP adoption rate

Menurut Mubyarto, Ekonomi Pancasila berbeda dengan Sistim Ekonomi Kapitalis maupun Komunis (Marxist) karena dijiwai oleh ideologi Pancasila, yaitu sistim ekonomi berdasarkan azas

Pengembangan lembar kerja siswa (LKS) praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada pokok bahasan sistem koloid melalui pembuatan dan pengujian sabun.. Universitas Pendidikan Indonesia

Pe- nelitian ini dilaksanakan di Laboratorium kesahalan 5% didapatkan nilai signifikansi faktor usia ibu hamil 0,016<0,05, faktor paritas 0,103>0,05, faktor jarak

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara

Analisis Pengaruh Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF) Dan Tingkat Inflasi Terhadap Total Pembiayaan Yang Diberikan Oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

Uji moderasi digunakan untuk mengetahui hipotesis-3 yang menyatakan bahwa gender memoderasi hubungan antara Person Job Fit dan task performance dan hipotesis-4 yang