• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI KOREA SELATAN DALAM EKSPOR PRODUK KOSMETIK KE JEPANG PADA TAHUN 2011-2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI KOREA SELATAN DALAM EKSPOR PRODUK KOSMETIK KE JEPANG PADA TAHUN 2011-2012"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI KOREA SELATAN DALAM EKSPOR PRODUK

KOSMETIK KE JEPANG PADA TAHUN 2011-2012

(STRATEGY EXPORT SOUTH KOREA IN COSMETIC PRODUCTS TO JAPAN

2011-2012)

SKRIPSI

Disusun Oleh :

Annisaa Fauziyyah Islami

20130510215

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

i

HALAMAN JUDUL

STRATEGI KOREA SELATAN DALAM EKSPOR PRODUK

KOSMETIK KE JEPANG PADA TAHUN 2011-2012

(Strategy Export South Korea in Cosmetics Product to Japan 2011-2012)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Studi pada Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :

Annisaa Fauziyyah Islami

20130510215

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(3)
(4)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik sarjana baik di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ataupun di Perguruan Tinggi lain.

Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah di tulis Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Yogyakarta, Mei 2017

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul “Strategi Korea

Selatan Dalam Ekspor Produk Kosmetik ke Jepang Tahunn 2011-2012”

dapat diselesaikan dengan baik. Maksud dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana Ilmu Hubungan Internasional pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan kepada Ibu Ratih Herningtyas, S.IP., M.A. selaku yang telah dengan sabar, tekun, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga kepada penulis selama menyusun skripsi.

Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

(6)

v

3. Ibu Dr. Nur Azizah, M.Si selaku Ketua Program Studi Hubungan Internasional.

4. Bapak Sugito, S.IP., M.Si. selaku Dosen Penguji I pada ujian proposal yang telah menguji dan memberikan beberapa masukkan yang bermanfaat.

5. Ibu Dian Azmawati, S.IP., M.A. Dosen Penguji II pada ujian proposal yang telah menguji dan memberikan beberapa masukkan yang bermanfaat.

6. Bapak Dr. Surwandono, S.Sos., MSi. selaku Dosen Penguji I yang telah menguji pada Ujian Pendadaran serta memberikan banyak sekali masukan yang sangat membantu dalam proses penulisan skripsi ini.

7. Bapak Sugeng Riyanto, S.IP., M.Si Dosen Penguji I yang telah

menguji pada Ujian Pendadaran serta

memberikan masukan yang sangat membantu dalam proses penulisan skripsi ini.

8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat.

(7)

vi

10.Kepada seluruh teman-teman yang telah menemani baik suka ataupun duka selama 4 tahun ini yang tidak bisa disebutkan satu-persatu semoga kebaikan kalian akan dibalas dengan kebaikan yang lainnya.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas dukungan untuk penyelesaian skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Yogyakarta, 27 April 2017

(8)

vii

MOTTO

(9)

Father-viii

HALAMAN PERSEMBAHAN

(10)

ix

1. Konsep Kebijakan Politik Luar Negeri ... 7

2. Konsep Soft Power ... 13

3. Konsep Branding ... 17

D. Hipotesa ... 20

E. Batasan Penelitian ... 20

F. Metodelogi Penelitian ... 21

G. Sistematika Penulisan ... 22

BAB II ... 24

Perkembangan Ekonomi dan Industri Korea Selatan dan Kompetisi Pasar Kosmetik di Dunia ... 24

A. Perkembangan Ekonomi dan Indsutri Korea Selatan ... 24

(11)

x

BAB III ... 60

Korean Wave sebagai Media Korea Selatan dalam Ekspor Produk Kosmetik ke Jepang ... 60

A. Korean Waves sebagai Pembentuk Citra Korea Selatan ... 60

B. Korean Wave sebagai Sarana Mempengaruhi Pikiran, Tindakan, dan Selera Masyarakat Jepang ... 70

C. Korean Wave sebagai Sarana Branding produk Kosmetik ... 82

BAB IV ... 91

Kesimpulan ... 91

(12)

xi

Daftar Grafik

Grafik 2. 1 Grafik Pertumbuhan Ekonomi Korea Selatan ... 25

Grafik 2. 2 Pertumbuhan Eksport Korea Selatan dalam Persen 2002-2014 ... 32

Grafik 2. 3 Negara dengan Ekspor Tertinggi di Dunia tahun 2013 ... 34

Grafik 2. 4 Diagram Fluktuasi Pertumbuhan Pasar Kosmetik, Penjualan Retail dan GDP sejak 2006 ... 35

Grafik 2. 5 Pertumbuhan Import dan Ekspor Kosmetik Korea Selatan ... 40

Grafik 2. 6 Pasar Industri Kecantikan Dunia Tahun 2010 ... 45

Grafik 2. 7 Ekspor Kosmetik berdasarkan Negara... 48

Grafik 2. 8Pangsa Produk Kosmetik di Jepang ... 54

Grafik 2. 9 Perkembangan Penggunaan Bahan Alami/Organik di Jepang ... 56

Grafik 2. 10 Perkembangan Pasar Kosmetik Alami/Organik di Jepang ... 57

Grafik 3. 1 Orang Jepang yang Menyukai Korea Selatan secara keseluruhan dari tahun 1991, 1999, 2010 ... 69

Grafik 3. 2 Orang Jepang yang menonton Film Korea Selatan Tahun 2010 ... 71

Grafik 3. 3 Orang Jepang yang menonton Drama Korea Selatan Tahun 2010 ... 72

Grafik 3. 4 Orang Jepang yang Tertarik dengan Korea Selatan berdasarkan Umur 2010 ... 74

Grafik 3. 5 PDB langsung film dan industri TV pada Tahun 2011 ... 75

Grafik 3. 6 Ekspor program TV berdasarkan Negara dalam Persen Tahun 2011. 76 Grafik 3. 7 Pendapatan dari Audiovisual Neraca Pembayaran Korea Selatan 2000-2011 dalam USD ... 77

(13)

xii

Daftar Gambar

Gambar 2. 1 Produk Ekspor Utama Korea Selatan pada Tahun 2010 ... 33

Gambar 2. 2 Bedak Pertama yang diproduksi Masal pada Tahun 1910 ... 38

Gambar 2. 3 Kemasan Brand Kosmetik Korea Selatan ... 44

Gambar 2. 4 Harga Produk Essence SK II di Website Online Jepang…………...53

Gambar 2. 5 Produk Essence Missha di Website Online Jepang ... 53

Gambar 2. 6 Produk Inovasi Kosmetik Jepang All in One dari Dr Ci Labo..……58

Gambar 3. 1 Jumlah Penonton K-pop di Youtube pada Tahun 2011 ... 73

Gambar 3. 2 Cuplikan Song Hye Kyo Menggunakan Produk Kosmetik Korea Leneige ... 83

Gambar 3. 3 Boyband TVXQ menjadi model produk Missha... 85

Gambar 3. 4 Salah Satu Produk Kosmetik yang Menampilkan Boyband JYJ ... 87

(14)

xiii

Daftar Tabel

(15)
(16)

xiv

STRATEGI KOREA SELATAN DALAM EKSPOR PRODUK KOSMETIK KE JEPANG TAHUN 2011-2012

(Strategy Export South Korea in Cosmetics Product to Japan 2011-2012)

ANNISAA FAUZIYYAH ISLAMI 20130510215

Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial Politik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta cosmetic export product to Japan. The method of this research is library research and collected data from libraries, books, journals, articles, print media, electronic media, and websites.

Results of this study are showed that South Korea used the Korean Wave as a strategy to Increased exports of cosmetics to Japan. South Korean used Korean Wave as a foreign policy strategy for South Korea to create the positive image to Japan. Seeing South Korea and Japan has a bad history and makes a bad image of South Korea in the Japanese. And South Korea used Korean Wave too as soft power to get benefit economics in Japan. After South Korea has a positive image in Japan, the Japanese began to consume South Korea product, like cosmetics. The culture of Korea has similarity with the Japan culture, it's easy for Japanese society to accepted South Korea's culture. And the producer of cosmetic used Korean Wave Idol as an ambassador for promoting their cosmetic products, to get in to Japan cosmetics market and increase the sales of the product.

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Korea Selatan merupakan satu negara yang terletak dikawasan Asia Timur. Kondisi Korea yang strategis dikawasan Asia Timur tidak berarti Korea memiliki tingkat perekonomian yang maju seperti sekarang ini. Pada awal kemerdekaannya struktur industri Korea Selatan sangat terpuruk. Kondisi ekonomi Korea Selatan pada saat belum merdeka belum memiliki struktur ekonomi sendiri, pada saat itu sistem ekonomi Korea masih menjadi bagian dari struktur ekonomi Jepang, dan Korea Selatan dijadikan negara boneka oleh Jepang pada saat penjajahan sehingga semua struktur ekonominya dikendalikan oleh Jepang dan di eksploitasi oleh Jepang. Walaupun Korea sudah merdeka dari Jepang namun tidak membuat ekonomi Korea Selatan semakin membaik, justru membuat perekonomian Korea Selatan semakin memburuk.

(18)

2

yang maju di dunia. Kesuksesan Korea Selatan melakukan pembangunan negaranya secara mudah dapat dilihat dari peningkatan indikator Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita dari tahun 1960 sampai 2012, PDB perkapita Korea Selatan mengalami kenaikan sekitar 14,6 kali lipat (Marsus, 2014). Ini merupakan suatu kenaikan terbesar yang pernah dicapai dalam pembangunan ekonomi suatu yang mengalami perkembangan ekonomi yang cukup pesat.

Pertumbuhan ekonomi Korea Selatan pada tahun 1950 hanya mencapai 4.8% namun pembangunan ekonomi pada lima tahun pertama oleh Park Chung Hee menunjukan peningkatan sebesar 3.7% dari 4.8% menjadi 8,5% (Yoon & Maseod, Politik Ekonomi Masyarakat Korea, 2003). Pembangunan lima tahun pertama oleh Park Chung Hee ini cukup membawa keberhasilan yang cukup besar, terutama dalam kemajuan industri ekspor yang sangat menonjol dari Korea Selatan. Hingga pada tahun 1972 pemerintah Korea Selatan memutuskan struktur peridustrian Korea Selatan berorientasi ke arah ekspor.

(19)

kebijakan-3

kebijakan yang diterapkan oleh Park Chung Hee yang memfokuskan pada perekonomian modern.

Pendukung peningkatan ekspor Korea Selatan yang lain adalah dengan merencanakan pembangunan infrastruktur negara terutama dalam bidang transportasi. Korea Selatan banyak mengembangkan alat transportasi karena untuk menjamin kegiatan jual-beli atau transportasi public. Selain alat transportasi Korea Selatan juga mengembangkan terknologi dan ilmu pengetahuan. Menurut Kementerian Kebudayaan dan Parawisata dalam Rosanti (2015) Korea Selatan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi Korea Selatan mendirikan Institut Pengetahuan dan Teknologi Korea (Korea Institute of Science and Technology) dan Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi masing-masing pada 1996 dan 1997 untuk mendukung perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan di Korea Selatan. Pemerintah Korea Selatan juga mengalokasikan dana sebesar 3% dari PDB untuk dana penelitian (Hadi, 2013).

Korea Selatan juga memiliki sumber daya manusia yang memadai. Sumber daya masyarakat Korea Selatan memiliki semangat kerja yang tinggi hingga loyalitas para pekerja sangat mendukung perekonomiannya meningkat. Para pekerja Korea umumnya bekerja beberapa jam lebih panjang dari negara maju lainnya, bahkan ada kecenderungan terus meningkat. “Tahun 2007,

(20)

4

OECD.” (Aruman, 2012). Dengan Korea Selatan yang memiliki kecepatan

internet tercepat di dunia membuat Korea Selatan mudah memasarkan produk Korea Selatan ke dunia internasional.

Tidak hanya idustri berat dan ringan yang mendapat peningkatan ekspor, turut berkembang pula industri kosmetik Korea Selatan. Industri kosmetik yang berkembang ini tidak lepas dari kesadaran masyarakat Korea Selatan terhadap perawatan kulit dan kecantikan. Kecantikan merupakan satu hal pokok yang sangat penting bagi masyarakat Korea Selatan, terutama wanita. Karena itulah mengapa kosmetik menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat dan permintaan kosmetik di pasar Korea Selatan itu sendiri terus meningkat dari tahun ke tahun.

Korea Selatan ini sudah lama terobsesi dengan perawatan kulit. Dalam pengembangannya kosmetik Korea Selatan tidak main-main. Korea Selatan dapat mengembangkan bahan alami menjadi produk kosmetik atau perawatan tubuh yang memiliki kualitas sangat baik. Peningkatan permintaan dipasar ini tidak lepas dari para konsumen wanita di Korea Selatan rela menghabiskan uang mereka dua kali lebih banyak untuk membeli produk kecantikan, riasan, atau perawatan tubuh. Begitu pula dengan para pria Korea Selatan, mereka menghabiskan uang lebih banyak untuk perawatan kulit ketimbang pria-pria dari negara lainnya (Arthur, 2016).

(21)

5

baru. Produk kosmetik muncul dengan cepat sebagai mesin ekspor baru Korea Selatan. Salah satu perusahaan kecantikan, Amore Pacific, menyatakan sejak 2006 pasar kosmetik Korea telah menunjukkan peningkatan yang stabil dengan pertumbuhan rata-rata 10.4% per tahun (Direkorat Jendral Pengembangan Ekspor Nasional, 2013).

Di tahun 2011 nilai penjualan kosmetik di pasar domestik mencapai KRW 8.9 trilliun, dan di tahun 2011 tingkat penjualan ditafsir akan mencapai titik tertinggi, yakni KRW 9,7 triliun dengan pertumbuhan sebesar 9.1% (Direkorat Jendral Pengembangan Ekspor Nasional, 2013). Dan jumlah eksport tertinggi 25 persen dari produk kecantikan buatan Korea yang diekspor ke China, diikuti oleh Hong Kong (19 persen) dan Jepang (12 persen) (Yoon L. J., 2014).

(22)

6

Jepang sebagai salah satu pemain terbesar dalam industri kosmetik dunia. Produk kosmetik Jepang ini sendiri menawarkan keunggulan dan kualitas yang tidak dimiliki produk dari negara lain. Keunggulan tersebut berkaitan dengan khasiat serta keamanan produk. Proses pembuatan itu mencakup uji coba produk untuk memastikan keamanan dan ketahanannya sebelum sampai ke tangan konsumen (Ngantung, 2016). Banyak produk jepang yang telah mendunia baik dari segi kualitas maupun hasil yang diberikan oleh produk Jepang. Bahkan banyak wisatawan asing berdatangan ke Jepang untuk mendapatkan produk kosmetik yang mereka inginkan dari department store dan drugstore Jepang (Anibee). Dan beberapa kosmetik yang telah mendunia antaralain SK-II, Shiseido, Kose, Koji, Hadalabo, Shu Emura, Kanebo, Kao dan Pola yang produknya sudah terjamin kualitas produknya yang tidak kalah dengan Korea.

(23)

7

Melihat peningkatan ekspor yang terjadi ke Jepang, terlihat bahwa produk kosmetik Korea Selatan dapat diterima di Jepang. Kualitas produk yang dihasilkan baik Jepang dan Korea Selatan sama-sama meliliki kualitas yang tinggi, sehingga produk Korea Selatan yang tidak berbeda jauh dengan Jepang menyebabkan adanya konsumen tersendiri di Jepang.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah disebutkan diatas, maka yang dapat dijadikan sebagai rumusan masalahnya adalah “Bagaimana strategi

Korea Selatan dalam upaya peningkatan ekspor produk kosmetik ke Jepang

tahun 2011-2012?”

C. Landasan Teoritik

Dalam penulisan ini, penulis mencoba mengangkat beberapa teori yang dianggap relevan. Dan sebagai kerangka dasar pemikiran dalam penulisan ini, penulis menggunakan beberapa konsep, yaitu Konsep Kebijakan Politik Luar Negeri, Soft Power, dan Konsep Branding.

1. Konsep Kebijakan Politik Luar Negeri

(24)

8

politik luar negeri merupakan pola perilaku suatu negara dalam berhubungan dengan negara lain.

Plano dan Olton dalam Yanyan (Yanyan Mochamad Yani, 2010) mengungkapkan bahwa Kebijakan luar negeri merupakan strategi atau rencana tindakan yang dibuat oleh para pembuat keputusan negara dalam menghadapi negara lain atau unit politik internasional lainnya, dan dikendalikan untuk mencapai tujuan nasional spesifik yang dituangkan dalam terminologi kepentingan nasional. Sehingga dapat dikatakan bahwa kebijakan luar negeri berorientasi pada tujuan nasional yang mampu mempengaruhi suatu masyarakat dalam jangka waktu tertentu entah melalui respon secara resmi maupun tidak resmi.

Sedangkan menurut K. J. Holsti, kebijakan luar negeri adalah tindakan atau gagasan yang dirancang oleh pembuat kebijakan untuk memecahkan masalah atau mempromosikan suatu perubahan dalam lingkungan, yaitu dalam kebijakan sikap atau tindakan dari negara lain. Kebijakan luar negeri dijalankan oleh pemerintah suatu negara bertujuan untuk mencapai kepentingan nasional masyarakat yang diperintahnya meskipun kepentingan nasional suatu bangsa pada waktu itu ditentutakan oleh siapa yang berkuasa pada waktu itu (Mas‟oed, 1994).

(25)

9

lingkungannya. Adapun dengan segala kegiatan dan langkah-langkah yang diambil dalam ranah kebijaksanaan luar negerinya tidak lepas dari apa yang menjadi kepentingan nasionalnya. Negara yang menjadi actor yang menjalankan politik luar negeri, dan aktor-aktor non-negara juga memainkan peran penting dalam hubungan Internasional.

Korea Selatan telah melalukan usaha yang besar untuk mempertahankan dan menyelamatkan rakyatnya, serta meningkatkan martabatnya di dunia Internasional. Perkembangan politik luar negeri Korea Selatan ini cukup berkembang pesat selama 20 tahun terakhir ini. Setelah tahun 1970 politik luar negeri Korea Selatan mulai berkembang dengan ikut berkembangannya perekonomian nasional Korea Selatan.

Politik luar negeri Korea Selatan yang dijalankan sangat membantu perkembangan ekonominya. Hubungan baik dengan Negara lain digunakan meminjam modal asing untuk membangun industri dalam negeri dan meningkatkan jumlah ekspor. Hubungan politik luar negeri Korea Selatan yang dibangun Korea Selatan tidak lepas dari kepentingan nasional Korea Selatan untuk mengembalikan stabilitas politik di dunia internasional dan ekonomi nasional negaranya pasca krisis dan perang korea yang dialaminya.

(26)

10

dengan GDP yang turun drastis hingga 7% (Penh, 2010). Dikutip dari Hallyu (The Korean Wave): Transnational Flows of South Korean Popular Culture dalam koran online merdeka, Di akhir 90-an pemerintah Korea melaksanakan kebijakan dan membuat organisasi yang mendukung ekspor dan penyebaran budaya pop. Serta menjadikan perluasan kebudayaan dan perekonomian sebagai tujuan nasional (Lestari, 2012). Pemerintah Korea Selatan menggunakan kebudayaannya sebagai strategi politik luar negeri untuk membangun citra Korea Selatan yang baik di Jepang dan memperlancar hubungan ekonomi antara kedua negara yang sempat teputus (Yanti, 2012).

Langkah pertama pemerintah Korea Selatan melakukan hubungan normalisasi dengan Jepang pada tahun 1998 pada masa pemerintahan Kim Dae Jung, dikarenakan hubungan sejarah yang buruk antara Jepang dan Korea Selatan membuat hubungan ekonomi Korea Selatan dan Jepang sempat terputus. Pada tahun 1998 Presiden Kim Dae Jung berkunjung ke Tokyo kemudian mengumumkan hubungan baru yang berorientasi pada masa depan dengan menerapkan konstitusi perdamaian dan bantuan pembangunan luar negeri (Oktavia, 2016).

(27)

11

sektor film saja namun pada sektor lainnya (Yanti, 2012, p. 27). Pemerintah dan organisasi pemerintahan sebagai platform ide, mentoring, menghubungkan antara investor dan industri kebudayaan. Pemerintah juga ikut aktif dalam penyebaran kebudayaan Korea Selatan melalui media penyiaran yang yang di kelola oleh pemerintah dan banyak yang di ekspor ke Jepang.

Selain itu pemerintah Korea Selatan mengadakan menyelenggarakan “Korea-Japan Social Studies Teachers Exchange

Program” pada tahun 2000 kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan

pertukaran guru‐guru tingkat SMP dan SMU agar mereka bisa membangun pemahaman yang lebih baik dan seimbang tentang sejarah dan budaya kedua negara (Yanti, 2012, p. 52). Presepsi yang buruk dari masyarakat Jepang terhadap Korea Selatan dikarenakan masyarakat Jepang tidak mengetahui apapun tentang Korea Selatan. Mereka tidak pernah belajar sesuatu tentang Korea, dan hanya mengetahui sedikit cerita tentang Korea seperti peperangan di Semenanjung Korea. Sekolah dan sistem pendidikan di Jepang juga tidak mengajarkan bagaimana Korea Selatan sekarang ini.

Selain program pertukaran, pemerintah Korea Selatan juga mempromosikan pendidikan bahasa Korea di Jepang dengan mengadakan

(28)

12

Jepang. Dengan didirikan pusat studi ini diharapkan pemerintah mengembangkan studi Korea Selatan di Jepang mengenai politik, diplomasi, ekonomi, sector bisnis, dan masyarakat Korea kontemporer melalui pelaksanaan seminar‐seminar rutin dan diskusi tentang isu‐isu terkait. Pemerintah juga banyak menyelenggarakan pameran dan pertunjukan budaya Korea Selatan di Jepang seperti Concerts of Korean and Japanese Court Music diselenggarakan oleh Korea Selatan dan juga Korea Selatan banyak menggelar pertunjukan konser music dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman dan persahabatan antara masyarakat kedua negara.

Dengan seiring budaya Korea Selatan mulai menyebar dan mulai di cintai dan di gemari membuat adanya citra yang baik untuk Korea Selatan. Dan diharapkan citra yang baik mampu mememperkuat hubungan antara Korea Selatan dan Jepang baik ekonomi, bisnis, atau investasi ke Korea Selatan. Adanya ekspor budaya ke Jepang ini membantu mempromosikan produk Korea Selatan yang sebelumnya tidak dikenal menjadi digemari dan bahkan dicintai oleh masyarakat dunia. Selain itu memberi dampak pada sektor industri baru seperti fashion, elektronik, hingga kosmetik.

(29)

13

dapat memajukan perekonomian Korea Selatan dan membawa perubahan dalam perindustrian eskpor dan kehidupan masyarakatnya.

2. Konsep Soft Power

Power adalah hal yang penting di dunia Internasional. Dengan adanya power sebuah Negara maka akan mendapatkan hasil dari yang mereka inginkan. Joseph Nye menjelaskan power sebagai “the ability to

influence the behaviour of others to get the outcomes one want”. Lebih

lanjut, Nye menjelaskan bahwa power tidak hanya berupa perintah dan paksaan. Power dapat berubah bahkan hilang ketika konteksnya berubah, pada masa sebelumnya sumber daya internasional lebih mudah untuk di nilai, dulu kekuatan besar dalam dunia politik internasional adalah “perang”. Namun beberapa abad kemudian kekuatan besar tersebut

berganti tidak hanya perang namun menjadi ke teknologi.

Power lebih dikenal dengan adanya perintah dan paksaan dari suatu

pihak ke pihak lain, agar pihak pertama mendapatkan hasil yang

diinginkannya. Adanya perintah dan paksaan untuk mendapatkan hasil yang

diinginkan disebut dengan hard power. Hard power berkaitan erat dengan

“inducements (“carrots”) or threats (“sticks)”. Dalam militer dan ekonomi

digunakan untuk mendapatkan posisi yang mereka inginkan.

Joseph Nye menjelaskan bahwa ada cara lain untuk mempraktekan

power selain dengan memerintah, memberi imbalan, dan memaksa, yaitu

dengan memikat (attraction). Dengan „menebarkan pesona‟, kita dapat

(30)

14

dengan pendapat kita. Jika pihak lain setuju, maka kita dapat mendapatkan

apa yang kita inginkan tanpa harus memerintah ataupun memaksanya.

Kemampuan untuk memikat pihak lain ini disebut Soft Power oleh Nye.

Nye mendefinisikan soft power sebagai “the ability to get what you

want through attraction rather than through coercion or payments”. Soft

power berdasarkan pada kemampuan membentuk preferensi orang lain.

Dalam membuat keputusan, kita harus membuat peraturan yang ramah dan

menarik sehingga masyarakat mau membantu kita untuk mencapai tujuan

bersama.

Soft power tidak hanya berupa kemampuan untuk berargumentasi

sehingga orang lain setuju dengan pendapat kita, tetapi juga kemampuan

untuk menarik (to attract). Ketertarikan dapat membuat seseorang meniru

orang lain. Jika kita memengaruhi orang lain tanpa ada ancaman atau syarat

pertukaran di dalamnya, maka kita sedang menggunakan soft power. Soft

power bekerja dengan alat yang berbeda (bukan kekuatan atau uang) untuk

menghasilkan kerja sama, yaitu daya tarik dalam nilai yang dianut bersama

dan keadilan, serta kewajiban untuk berkontribusi dalam pencapaian suatu

nilai-nilai.

Sumber utama dari soft power suatu Negara ada tiga hal antaralain,

Pertama adalah Budaya, nilai politik dan juga kebijakan luar negeri. Di

samping itu, dalam memahami implementasi soft power perlu juga

memperhatikan aktor yang terlibat dalam pengimplementasianya. Menurut

(31)

15

sebagai “referees” dan “receivers” soft power. “Referees” soft power

dipahami sebagai pihak yang menjadi sumber rujukan legitimasi dan

kredibilitas soft power. Sedangkan “receivers” soft power adalah target yang

dituju sebagai sasaran penerima soft power.

Terciptanya Korean Wave sebagai soft power Korea Selatan tidak

terlepas dari unsur-unsur pembentuknya, yaitu seperti sumber soft power,

aktor yang terlibat dalam hal ini referees adalah pemerintah, media (televisi,

internet), industri produk budaya (industri drama televisi, musik, film,

animasi, games), industri produk komersial.

Pemerintah Korea Selatan sebagai referees, terlibat dalam upaya

mendukung promosi budaya populer melalui kebijakan-kebijakannya.

Sedangkan media berperan sebagai sarana dalam menyebarluaskan dan

menikmati produk budaya seperti drama, film, animasi, K-Pop dan online

games. Industri drama televisi, film, musik, animasi dan games merupakan

pihak yang terlibat dalam produksi kreatif budaya populer Korea Selatan

tersebut. Dan receivers merupakan penerima kebudayaan tersebut yaitu,

publik negara-negara di Eropa dan Amerika, Asia termasuk Jepang, serta

agenda setting dan attraction yang disertai dengan faktor-faktor pendukung

daya tarik soft power.

Dari sisi budaya yang paling berperan adalah budaya popular yang

terkenal dari negara tersebut. Dalam hal ini terlihat bahwa Korea Selatan

(32)

16

Korea Selatan menggunakan Korean Waves agar mendapatkan keuntungan

untuk negaranya.

Korean Wave terbentuk sebagai soft power Korea Selatan karena

sumber budaya populer tersebut telah diekspor ke berbagai Negara termasuk

Jepang dalam berbagai bentuk produk antara lain drama televisi, film, musik

K-Pop, animasi dan games. Budaya populer seperti ini diciptakan untuk dapat

dinikmati oleh masyarakat luas dari berbagai kalangan dan generasi.

Dengan berkembangnya Korean Waves ini memberi keuntungan

ekonomi bagi Korea Selatan melalui Korean Wave tercapai, tidak hanya

melalui keuntungan yang diperoleh dari ekspor produk budaya namun juga

ketika kepopuleran Korean Wave di negara-negara lain dimanfaatkan sebagai

alat promosi dalam memasarkan produk bernilai ekonomi lainnya seperti

pariwisata, produk budaya dan produk komersial ke berbagai negara.

Korean Wave juga pemasaran produk komersial lain ke pasar

internasional meningkat. Kepopuleran produk budaya dalam Korean Wave,

seperti drama televisi membiasakan publik dengan gaya hidup ala Korea yang

digambarkan dalam drama tersebut. Pembiasaan ini dapat mendorong

konsumsi publik terhadap produk-produk yang digunakan dalam

penggambaran gaya hidup ala Korea, misalnya gadget dengan teknologi

terkini atau pakaian dan kosmetik untuk mendapatkan penampilan ala Korea.

Peningkatan ekspor produk komersial ini terjadi di berbagai sektor

produksi termasuk kosmetik buatan korea mengalami kenaikan. Penjualan

(33)

17

wajah selebritis Korea juga mendapat sambutan hangat dari pasar Jepang,

yang memiliki jumlah fans yang cukup banyak.

3. Konsep Branding

Branding berasal dari bahasa skandinavian kuno “Brandr” yang berarti membakar. Dan branding merupakan upaya aktif membangun sebuah brand. Branding adalah bagian yang sangat mendasar dari kegiatan pemasaran yang sangat penting untuk dimengerti dan dipahami secara keseluruhan (Martikasari, 2012). Branding adalah kumpulan kegiatan komunikasi yang dilakukan perusahaan dalam rangka proses membangun dan membesarkan brand (Maulana, 2010). Branding bertujuan lebih kepada membuat sebuah hubungan emosional dengan konsumen. Proses yang digunakan pada konsep branding ini adalah emotional branding. Dalam buku Marc Gobe emotional adalah bagaimana suatu merk dapat mengunggah perasaan dan emosi konsumen agar suatu produk tersebut dapat hidup di masyarakat dan membentuk hubungan mendalam dan tahan lama di masyarakat. Jadi menurut Marc Gobe emotional branding ini adalah sebuah alat untuk menciptakan dialog pribadi dengan konsumen, dan konsep yang terbesar dalam branding ini sebenarnya berkaitan dengan emosi dan pikiran para konsumen.

(34)

18

Objektifitas dari suatu strategi branding ini antara lain Dapat menghubungkan dengan target pemasaran yang lebih personal, dapat memotivasi pembeli, hingga menciptakan kesetiaan pelanggan.

Sedangkan Empat pilar dari emotional Branding dalam buku Marc Gobe adalah :

1. Hubungan dengan konsumen 2. Pengalaman panca indra 3. Imajinasi

4. Visi

(35)

19

Dengan menggunakan ekspor budaya dijadikan para produsen kosmetik ini dengan memakai bintang Korean Waves menjadi model produk kosmetik. Begitu mereka mendengar produk kosmetik korea seperti Etude House, Innisfree, Face Shop, Nature Republic, dan Skin Food maka mereka tidak segan dan ragu untuk segera membeli produk tersebut demi loyalitas dan kesetiaan mereka terhadap idolanya. Dalam hal ini, Branding Korea adalah para bintang budaya Korea Selatan. Dan dengan adanya ekspor budaya Korea Selatan secara tidak langsung telah membantu memasarkan produk-produk kosmetik Korea ke Jepang.

Para selebriti wanita cantik mengiklankan kosmetik dan secara alami juga meningkatkan penjualan. Namun, selama beberapa tahun terakhir, bintang pria telah mulai memamerkan kulit sempurna mereka dalam iklan kosmetik. Mereka memilih model tepat sebab penggemar wanita mengembara dari satu toko ke toko untuk membeli masker wajah yang menampilkan wajah bintang favorit mereka. Saat ini, sebagian besar model kosmetik adalah penyanyi pria, lebih khusus lagi, bintang idola. Semakin banyak penggemar wanitanya maka seorang idola akan mendapatkan kesempatan yang lebih tinggi untuk menjadi model iklan.

(36)

20

Korea Selatan ini telah menjadi hal yang sangat mendunia dengan para penggemarnya yang tidak sedikit jumlahnya, yang selalu terlihat pada konser Idola yang hampir diselenggarakan di Stadion atau Dome yang sangat besar untuk menampung para penggermarnya.

D. Hipotesa

Berdasarkan kerangka teoritik dan penerapan teori pada kasus dapat dilihat bahwa, strategi Korea Selatan dalam upaya peningkatan ekspor produk kosmetik ke Jepang adalah menggunakan Korean Wave sebagai :

1. Sarana pencitraan yang baik untuk Korea Selatan.

2. Sarana mempengaruhi pikiran, tindakan, dan selera masyarakat Jepang.

3. Sebagai branding dari produk kosmetik Korea Selatan.

E. Batasan Penelitian

(37)

21

Pada penelitian kali ini penulis meneliti tentang strategi Korea Selatan yang dapat mengekspor produknya ke Jepang. hingga mempengaruhi ekspor produk Korea dibidang kosmetik. Dilihat dari latar belakang sejarah yang dimiliki kedua Negara tersebut memiliki latar belakang masalah yang tidak baik, menyebabkan hubungan perekonomian antara Jepang dan Korea Selatan terhambat.

Adapun batasan waktu dari tahun 2011 ini dimana banyaknya idola Korea Selatan Korea yang memasuki industri musik di Jepang. Pada tahun 2011-2012 ini juga berkembangnya Korean Waves di Jepang dan tahun 2012 merupakan puncak dari kenaikan yang tajam dari ekspor kosmetik.

F. Metodelogi Penelitian

Metode penelitian adalah cara ilmiah yang dilakukan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu . Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah library research dengan memanfaatkan data-datan sekunder yang dikumpulkan data-datanya dari perpustakaan, buku, jurnal, artikel, media cetak, media elektronik dan website. Untuk melengkapi data, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dan unit analisa yang digunakan penulisis adalah antara Negara Korea Selatan dan Jepang.

Tahap penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut :

1. Tahap persiapan

(38)

22

masalah yang diteliti, melakukan pencarian data melalui media internet, mengumpulkan teoriteori yang menunjang penelitian.

2. Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, data yang telah dikumpulkan dijadikan sebagai data mentah. Kemudian penulis melakukan studi media elektronik (internet) untuk menguji keakuratan. Setelah tahapan pengujian selesai, hasilnya dijadikan data utama.

3. Tahap pengolahan data

Pada tahap ini, penulis menyusun dan mengolah data utama, kemudian mengklasifikasikannya bedasarkan strategi yang digunakan Korea Selatan dalam upaya peningkatan ekspor industri Kosmetik di Jepang.

G. Sistematika Penulisan

Penulisan ini disusun dalam empat bab yang saling berubungan dengan sistematika penulisan, sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

(39)

23

Bab II : Perkembangan Ekonomi dan Industri Korea Selatan

dan Kompetisi Pasar Kosmetik di Dunia

Pada bagian ini akan dibahas perkembangan ekonomi dan industri Korea Selatan, kemudian dibagian kedua akan membahas pertumbuhan kosmetik Korea Selatan. Dan bagian ketiga akan membahas Jepang sebagai pasar potensial dan pesaing dalam industri kosmetik dunia.

BAB III : Korean Wave sebagai Strategi Korea Selatan Dalam

Ekspor Produk Kosmetik ke Jepang

Bab ini akan berisi tentang pengujian hipotesis yang sebelumnya telah dibuat oleh penulis yang telah dibuat dan memberikan hasil dengan pembahasan yang dapat dikaitkan dengan teori yang berlaku.

BAB IV : Penutup

(40)

24

BAB II

PERKEMBANGAN EKONOMI DAN INDUSTRI KOREA SELATAN

DAN KOMPETISI PASAR KOSMETIK DI DUNIA

Pada bab ini akan membicarakan bagaimana perkembangan perekonomian dan industri Korea Selatan secara singkat. Selain itu pada bab ini juga akan membahas sedikit faktor pendukung perkembangan ekonomi dan industri Korea Selatan hingga memiliki mesin industri ekspor baru seperti industri kosmetik. Selanjutnya akan membahas bagaimana industri kosmetik Jepang sebagai kompetitor Korea Selatan baik di pasar Asia atau global.

A. Perkembangan Ekonomi dan Indsutri Korea Selatan

Korea Selatan merupakan salah satu negara republik dengan ekonomi tersukses di Asia. Selama beberapa dekade terakhir ini Korea Selatan muncul sebagai negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang signifikan dengan ekonomi industri dengan teknologi yang tinggi. Suksesnya perkembangan ekonomi Korea Selatan tidak lepas dari jasa presiden Park Chung Hee yang mengubah orientasi pasar Korea Selatan yang berbasis import menjadi ekspor.

(41)

25

Namun Korea Selatan kini berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi yang mengaggumkan terhitung sejak awal tahun 1960-an Negara tersebut memperoleh pertumbuhan 10% setiap tahunnya, keberhasilan tersebut dikembangkan berdasarkan kebijakan pemerintah yang kuat (Warsito, 2007, p. 2).

Grafik 2. 1

Grafik Pertumbuhan Ekonomi Korea Selatan dalam Persen 1997-2015

Sumber : World Bank. (2016). South Korea: Economic Growth. Diakses Januari 13,

2017, dari Theglobaleconomy.com:

http://www.theglobaleconomy.com/South-Korea/Growth_of_exports/

(42)

26

cadangan modal secara cepat. Dan ketiga adanya sumber daya manusia yang terdidik dan bersemangat tinggi.

Sumber daya manusia yang dimiliki Korea Selatan cukup memadai, dan memiliki etos kerja dan semangat kolektif sehingga sumber dayanya menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonominya. Para pekerja Korea Selatan umumnya bekerja beberapa jam lebih panjang dari negara maju lainnya. Berdasarkan laporan tahun 2008 Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), rata-rata pekerja Korea bekerja 2.261 jam per tahun atau 200 jam (Aruman, 2012).

Pemerintah Korea Selatan percaya bahwa masa depan bangsa terletak pada budidaya sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi, pemerintah juga mendirikan Kementerian Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Ministry of Education, Science and Technology - MEST) pada 29 Februari 2008, dan Komisi Ilmu pengetahuan & Teknologi Nasional (National Science & Technology Commission - NSTC) didirikan pada April 2011 (Kementerian Budaya, 2012) untuk mendukung perkembangan industri dan teknologi.

(43)

27

19,2% tahap pembuatan, dan 45.6% tahap industri pelayanan (Yoon & Maseod, Politik Ekonomi Masyarakat Korea, 2003, p. 137).

Pada tahun 1970 Korea Selatan mulai mendirikan industri berat, salah satunya adalah industri mobil yang diawalai pada pembuatan jalan raya Korea Selatan. Pembangunan jalan raya yang dimulai sejak tahun 1967. Pembangunan jalan raya pertama antara ibukota Seoul dan kota pelabuhan Busan sepanjang 480 km memakan waktu selama 4 tahun, pada tahun 2007 menghasilkan jalan raya secara keseluruhan mencapai 3.000 km (Yoon & Maseod, Politik Ekonomi Masyarakat Korea, 2003, p. 141). Perkembangan industri mobil ini mengantarkan Korea Selatan ke jenis industri yang lain seperti pabrik besi dan baja, kalang minyak, dan hingga industri petro kimia (Yoon & Maseod, Politik Ekonomi Masyarakat Korea, 2003, p. 142).

Sebagai contoh pabrik baja milik pemerintah ialah Pohang Steel Mill (POSCO) yang dibangun pada tahun 1973 di bawah bantuan Jepang. POSCO cepat muncul sebagai produsen global dengan teknologi modern dan sangat hemat biaya (Kim, 1991). Tujuan utama didirikan POSCO adalah untuk memberikan produk murah yang berkualitas tinggi. Pendirian pabrik baja ini sangat berkontribusi terhadap perkembangan selanjutnya industri lainnya, seperti pembuatan kapal, konstruksi, mobil, dan mesin.

(44)

28

microwave, rekaman video recorder, stereo set, dan jam tangan digital (Kim, 1991). Pada tahun 1970 samsung mulai memproduksi barang-barang elektronik. Pada awal berdirinya Samsung sebagai perusahaan perdagangan ikan kering, sayur dan buah. Lalu pada 1970-an atas saran pemerintah, Samsung mulai memproduksi alat elektroniknya (Koreachobo, 2017). Tahun 1970 merupakan titik awal dari perkembangan usaha Samsung hingga menjadi salah satu perusahaan terbaik yang pernah Korea Selatan miliki.

Pada awal tahun 1980 Korea Selatan mulai muncul sebagai negara pembuat kapal yang dapat bersaing dengan negara Eropa Utara. Dengan bertambah banyaknya barang-barang perdagangan membutuhkan kapal pengangkut, sehingga Korea Selatan mulai focus untuk mengembangkan industri perkapalan. Penguasaan Korea Selatan dalam industri perkapalan sangat luar biasa dibandingkan dengan industri telpon genggam dan barang elektronik, pada tahun 2006 penguasaan teknologi perkapalan ini mencapai 91,2% (Yoon & Maseod, Politik Ekonomi Masyarakat Korea, 2003). Pada tahun 1980 mulai berkembang industri ringan juga berkembang seperti tekstil, garmen, dan kayu lapis, yang telah dirintis sejak tahun 1960.

Tabel 2. 1

Pendapatan GNP berdasarkan Sektor tahun 1954-1986 dalam Persen

(45)

29

1967-1971 28,0 21,8 6,3 43,9

1972-1976 24,5 26,7 5,8 43,0

1977-1981 18,3 30,0 9,2 42,6

1982-1986 13,5 30,2 10,9 45,4

Sumber :Economic Planning Board, Major Statistics of the Korean Economy. Kim, K. S. (1991, November). The Korean Miracle (1962-1980) Revisited Myths and Realities in Strategy and Develompment. dari The Hellen Kellogg Institue for

International Studies: https://kellogg.nd.edu/publications/workingpapers/WPS/166.pdf

Perkembangan industri elektronik dan industri berat ini di dukung pemerintah dengan memperkenalkan konsep universitas riset (research universities) beserta pusat penelitian (research center) yang secara aktif melakukan penelitian-penelitian dan mendirikan Korea Technology Transfer

Center (KTTC) yang didirikan pada 2000 untuk membantu pengembangan tekonologi dan industri (Setiyo, 2016).

Hasil-hasil riset yang didapatkan kemudian diterapkan oleh industri-industri besar Korea Selatan (Chaebol). Pemerintah negara Korea Selatan juga memberikan insentif pada kelompok industri besar (Chaebol) agar bisa berkembang dengan lebih cepat. Di era inilah mulai terlihat kemajuan industri besar Korea Selatan yang di kemudian berkembang menjadi perusahaan multinasional.

(46)

30

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata membuat rencana 5 tahun awal disebut 'rencana promosi siaran video' (D. Shim, 2006) dalam (Tuk, 2012). Dimulai dari perguruan tinggi mulai didorong untuk membuat program yang mendidik, berbakat dan hiburan baru (Tuk, 2012). Pemerintah mulai mendukung Korean Film Council dan lembaga ini berfungsi untuk mendanai film Korea dan mempromosikan pada kegiatan ekspor.

Konten dari industri budaya antara lain Animasi, musik, film, dan game online. Konten Animasi meliputi cartoon, dan motion picture. Sedangkan Boardcasting yang meliputi film dan drama. Industri musik, drama, dan game online ini menjadi global dan mampu membantu perekonomian untuk Korea Selatan.

Tabel 2. 2

Pendapatan Korea Selatan Industri Budaya Tahun 2012

Industri Total revenue Exports Jobs

₩213.5 billion ₩2.2 billion 4,714 jobs

Cartoon ₩183.2 billion ₩4.7 billion 209,964 jobs (cartoon and publishing combined) Character ₩1,882.9 billion ₩111.6 billio

n

26,560 jobs Gaming ₩2,412.5 billion ₩662.5 billio

(47)

31

Publishing ₩5,284.6 billion ₩65 billion 209,964 jobs (cartoo combined) Sumber : Pinem, W. D., & Ikhsan, M. (2012). Korean Wave dan Peningkatan Perekonomian Korea Selatan. Diakses Januari 2, 2017, dari Seni Berpikir Ilmu dan Teknologi: https://www.seniberpikir.com/korean-wave-dan-peningkatan-perekonomian-korea-selatan/

Diantara konten industri kebudayaan Korea Selatan, industri game online, film dan musik ini menjadi global. Banyak keuntungan ekonomi yang didapat dari industri musik dan film. Keuntungan ekonomi dari industri musik dan film tidak hanya didapat dari penjualan album dan hak cipta, namun didapat dari konser dan penjualan album secara online. Sebagai contoh salah satu boyband Big Bang yang melakukan konser di 12 negara dan 24 kota mendapatkan penghasilan Rp 720.000 miliar untuk konser dunia pada tahun 2012, pendapatan itu belum terrmasuk penjualan album dan official merchandise (Citra, 2013).

Awal tahun 2000 perekonomian Korea Selatan mulai menguat dan mengalami pertumbuhan ekonomi lebih dari 4% setiap tahunnya seiring dengan perkembangan industri budaya Korea Selatan. Pada awalnya negara tersebut hanya bergantung pada ekspor dari industri makanan dan manufaktur,

hingga terjadi krisis 1997 hingga akhirnya Pemerintah Korea Selatan kemudian

mencoba untuk mengekspor produk budaya bersamaan dengan produk

manufaktur dan makanan, kemudian produk kebudayaan Korea Selatan

(48)

32

Pada tahun 2009 ekspor Korea Selatan mengalami penurunan yang signifikan. Sebagian besar sektor ekonomi mengalami penurunan, terutama pada sektor manufaktur menurun 25,6%, dan penjualan barang-barang konsumsi menurun 3,1%. Pada ekspor mobil dan semikonduktor, yang menjadi dua pilar penting dari Korea Selatan menyusut 55,9% dan 46,9%, sedangkan ekspor secara keseluruhan turun rekor 33,8% pada bulan Januari dan 18,3% pada bulan Februari 2009 (Chang, 2009, pp. 87-90). Seperti pada krisis tahun 1997 fluktuasi mata uang Korea Selatan tahun 2009 menurun drastis hingga 34% terhadap dolar (Kim Kyeong Won, 2009, pp. 13-21).

Grafik 2. 2

Pertumbuhan Eksport Korea Selatan dalam Persen 2002-2014

Sumber : World Bank. (2016). South Korea: Growth of exports. Diakses Januari 13, 2017, dari Theglobaleconomy.com:

http://www.theglobaleconomy.com/South-Korea/Growth_of_exports/

(49)

33

Gambar 2. 1

Produk Ekspor Utama Korea Selatan pada Tahun 2010

Sumber : Kementerian Pengerahuan Ekonomi dalam Kementerian Budaya, O. P. (2012). Korea Dulu dan Sekarang. Diakses Januari 2, 2017, dari Korea.net:

www.korea.net/koreanet/fileDownload?fileUrl=/content/PDF/general/2012_facts

(50)

34

Grafik 2. 3

Negara dengan Ekspor Tertinggi di Dunia tahun 2013

Sumber : World Bank. (2016). South Korea: Growth of exports. Diakses Januari 13, 2017, dari Theglobaleconomy.com:

http://www.theglobaleconomy.com/rankings/share_world_exports/

Kesuksesan industri ekspor Korea Selatan tidak lepas adanya intervensi negara bisa membuktikan berperan dalam menjaga perekonomian. Misalnya, ekspor mengalami kesulitan, pemerintah bisa memperkenalkan langkah-langkah kebijakan untuk merangsang permintaan ekspor. Kebijakan tersebut meliputi nilai tukar devaluasi, subsidi ekspor, atau sistem insentif ekspor lainnya. Jika sektor ekspor mulai kehilangan daya saing di pasar internasional, pemerintah meresor untuk kebijakan fiskal atau moneter untuk memberikan insentif khusus atau bahkan untuk kontrol langsung atas sektor-sektor atau perusahaan tertentu hingga saat ini (Kim, 1991).

(51)

35

merk-merk mobil Amerika lainnya. Korea Selatan juga mulai focus pada barang-barang konsumsi, salah satunya adalah kosmetik sebagai mesin industri ekspor baru.

Industri kosmetik Korea Selatan mulai menguat sejak tahun 2006, dan akan di prediksi pasar kosmetik akan terus menguat. Menguatnya pasar kosmetik ini tidak lepas dari permintaan konsumen yang terus meningkat, dan tiga perusahaan kosmetik besar Korea Selatan yaitu Amore Pacific Corp, Lg Household&Health Care Ltd, dan Coreana mulai memfokuskan diri dalam mengembangkan inovasi kosmetik murah dengan kualitas premium untuk memperluas pasar.

Grafik 2. 4

Diagram Fluktuasi Pertumbuhan Pasar Kosmetik, Penjualan Retail danGDP sejak 2006

Sumber : Koo, K. C. (2012, April 05). Cosmetics: High-tech meets emotion. Diakses Januari 15, 2017, dari The Korea Herald:

http://www.koreaherald.com/view.php?ud=20120410001252

(52)

36

nilai konsumsinya mencapai $495.4 juta di tahun 2011 (sumber data: Euromonitor International 2012) dimana penjualan pasar kosmetik pria ini mendominasi 21% pasar internasional (Direkorat Jendral Pengembangan Ekspor Nasional, 2013).

Pertumbuhan produk kosmetik Korea Selatan ini mulai menguat dan mengalami banyak permintaan tidak hanya dari dalam negeri, namun dari luar negeri. Pasar luar negeri mulai menguat karena pasar domestic yang mulai menguat. Para konsumen Korea Selatan ini selalu melihat apa yang terbaru dan yang sedang trend sehingga produk yang terbaru cepat menyebar luas hingga keluar Korea Selatan. Memalui internet trend produk kosmetik di Korea Selatan cepat menyebar luas hingga dapat meningkatkan ekspor Korea Selatan.

Dengan banyaknya pesaing di dalam negeri 3 perusahaan kosmetik terbesar di Korea Selatan mulai memperluas pasarnya agar mendapatkan keuntungan tidak hanya dalam negeri namun dapat menguasai pasar global. Saat ini kosmetik salah satu barang konsumsi Korea Selatan yang sukses menjadi mesin ekspor baru yang seiringan dengan suksesnya industri budaya Korea Selatan.

(53)

37

film dan musik tersebut memunculkan industri kosmetik sebagai mesin ekspor baru untuk Korea Selatan. Korea Selatan juga memulai mengekspor produk kosmetiknya agar dapat bersaing dan menguasai pasar global dan Asia.

B. Pertumbuhan Industri Kosmetik Korea Selatan

Industri kosmetik Korea Selatan yang menjadi mesin ekspor baru korea Selatan tidak lepas dari para wanita Korea Selatan menggap bahwa produk kecantikan merupakan kebutuhan primer. Korea Selatan ini sudah lama terobsesi dengan perawatan kulit. Sejarah kecantikan Korea Selatan sudah dimulai sejak Goryeo (918-1392). Dimulai dari masa Goryeo hingga dinasti

Joseon memiliki standart kecantikan yang berbeda. Pada masa Goryeo

memiliki standart kecantikan dengan riasan muka yang bercahaya tanpa perona pipi dan memiliki alis seperti daun willow sedangkan masa Jeoseon memiliki standart kecantikan yang mewah dengan tata rambut yang mewah dan banyak pakaian aksesoris (Gowman, 2013).

(54)

38

Gambar 2. 2

Bedak Pertama yang diproduksi Masal pada Tahun 1910

Sumber :Eun, C. J. (2008, Januari 7). The changing face of Korean makeup. Diakses Januari 15, 2017, dari Korea Joong Ang Daily:

http://mengnews.joins.com/view.aspx?aId=2884756

Namun kepopuleran bakgabun mulai meredup dan produksinya mulai menurun dan industri kosmetik Korea Selatan juga menurun. Dan pasar kosmetik Korea Selatan pada tahun 1920 tidak berkembang karena merek Jepang mendominasi pasar, industri kosmetik Korea Selatan mulai hidup kembali lagi setelah pembebasan dari kekuasaan kolonial Jepang (Young, Tracing history of cosmetics, 2013).

(55)

39

Sekitar tahun 1961, ketika pemerintah melarang penjualan produk asing di Korea Selatan, Industri kosmetik Korea mulai berkembang. Dari pertengahan hingga akhir abad 20 perkembangan industri Korea Selatan di pengaruhi contoh trend fashion dan kecantikan Barat. Pada tahun 1960-1970

eyeliner, mascara, lipstick hingga pomades untuk pria mulai di produksi dan berkembang di masyarakat (Young, Tracing history of cosmetics, 2013).

Pasar industri kosmetik Korea Selatanpun terus meningkat, permintaan dipasar tidak lepas dari para konsumen wanita di Korea Selatan rela menghabiskan uang mereka dua kali lebih banyak untuk membeli produk kecantikan, riasan, atau perawatan tubuh. Pasar domestic dalam negeri Korea Selatan ini sendiri mulai naik sejak tahun 2006 sebesar 10,4% setiap tahunnya. Pada tahun 2011 ditafsir akan mencapai titik tertinggi yakni KRW 9,7 Triliun dengan pertumbuhan 9.1% (Direkorat Jendral Pengembangan Ekspor Nasional, 2013).

Seperti yang dikatakan Menteri Makanan dan Keselamatan Obat bahwa

“Korean cosmetics exports have surged, exceeding imports for the first time

since 2012, amid Hallyu (the Korean wave), the craze for Korean popular

entertainment which had started to spread throughout Asia including China

(56)

40

Grafik 2. 5

Pertumbuhan Import dan Ekspor Kosmetik Korea Selatan

Sumber : Korea Health Industri Development Institute. Seaon, P. Y. (2015, Oktober 15). Does the Rise of the Korean Wave Lead to Cosmetics Export? Diakses Januari 20, 2017 , dari Journal of Asian Finance, Economics and Business :

http://www.jafeb.org/journal/article.php?code=35786

Dari grafik diatas terlihat bahwa ekspor kosmetik Korea Selatan mulai naik seiring dengan banyaknya permintaan di luar pasar domestic Korea Selatan. Dan sebelum pasar kosmetik meningkat pesat seperti sekarang ini sempat beberapa produk dari Amerika Serikat dan Jepang memasuki pasar dalam negeri namun mulai menurun seiring menguatnya pasar kosmetik dalam negeri.

(57)

41

Perkembangan internet dan handphone sangat cepat maka bisnis belanja online akan terus tumbuh di Korea dan dunia.

Melihat peningkatan yang terjadi pada pasar kosmetik membuat pemerintah dan perusahaan swasta mendirikan Korea Cosmetic Industri Institute untuk membantu para pengusaha dalam persaingan pasar industri global. Lembaga ini memberikan informasi tentang impor dan ekspor kosmetik. Serta memberi informasi tentang keamanan kosmetik dan data bagaimana karakteristik kulit setiap negara, serta mendukung penelitian dan pengembangan dalam produk kosmetik. Sehingga para pengusaha kosmetik Korea Selatan mampu mengembangkan dan memasarkan produk dengan tepat sasaran.

Standart kecantikan wanita Asia kini sudah berubah, tidak hanya Jepang namun standart kecantikan Korea Selatan telah menjadi standart kecantikan global. Melihat Korea Selatan ini sudah lama terobsesi dengan perawatan kulit, dan produk kecantikan merupakan hal yang primer, hingga akhirnya industri kosmetik Korea Selatan mulai mengekspor produknya.

(58)

42

Sebagai contoh perluasan pasar yang dilakukan produsen Korea Selatan pada tahun 2006 adalah salah satu produk kosmetik yaitu Missha membuka

franchise pertama di China, kemudian tahun 2008 juga membuka tokonya di Lotte Mall China. Dan pada akhirnya tahun 2010 Missha membuka franchise

di China (Net, 2013). Dan merk Sulwhasoo juga membuka toko pertama di Beijing pada tahun 2011 di Parkson department store dengan tujuan menjadi salah satu merek premium terkemuka Asia (Daily, 2011).

Selain mulai memperluas pasar ke China, para produsen kosmetik Korea Selatan melakukan perluasan pasar ke Jepang. Pada tahun 2009 brand Missha juga membuka franchise di bandara airport Jepang (Net, 2013). Kemudian pada tahun 2012 juga membuka toko di Stasiun Shinjuku Tokyo, kemudian disusul salah satu brand dari Amore Pacific yaitu Etude House juga membuka toko di Stasiun Shinjuku Tokyo pada tahun 2011 (Ilbo, 2012).

(59)

43

Beberapa inovasi produk yang menjadi andalan dari produk kosmetik Korea Selatan ialah BB Cream, Sheet Maks, lendir siput, perawatan kulit yang difermentasi, Cushion compacts, Exfoliator bubuk, dan masker tidur (Pratiwi, 2016). BB Cream adalah cream yang dirancang untuk menggabungkan manfaat perawatan kulit dengan cakupan yang halus. Pada awalnya BB cream ini digunakan sebagai penyembuhan pasca operasi. Namun untuk kebutuhan kecantikan, tentu saja kandungan di dalamnya sudah diformulasikan menjadi lebih ringan dengan banyaknya vitamin-vitamin untuk memenuhi kebutuhan kulit.

BB cream dan Cushion compacts atau yang lebih dikenal dengan BB cushion produk ini yang paling populer dan dijual dimana-mana perusahaan luar Korea Selatan pun banyak mulai memproduksi BB cream dan BB cushion. Perusahaan pelopor dari produk BB chusion ini ialah Amore Pacific yang mulai meniliti tentang BB chusion ini sejak tahun 2007 (Seoul, 2016). BB chusion ini sendiri adalah BB/CC cream atau foundation dalam bentuk compact (seperti powder compact, lengkap dengan kaca) sehingga memudahkan para penggunanya.

(60)

44

Tidak ada hentinya produsen kosmetik Korea Selatan menyediakan inovasi baru. Selain itu kosmetik korea dapat bersaing karena memiliki harga yang terjangkau dengan beragam manfaat yang diberikan. Dalam pengemasan produknya Korea Selatan memiliki konsep yang cantik dan lucu yang indentik dengan perempuan.

Gambar 2. 3

Contoh Kemasan Brand Kosmetik Korea Selatan

Sumber : Kim, E. (2016, April 28). Four Unique Korean Beauty Products to Try. Diakses Januari 15, 2017, dari Theknockturnal.com:

https://theknockturnal.com/four-unique-korean-beauty-products-try/

(61)

45

C. Jepang sebagai Pasar Potensial dan Pesaing dalam Industri Kosmetik

Sebelum standart kecantikan Korea Selatan menjadi global, standart kecantikan dan kosmetik Jepang telah mendominasi pasar global. Standart kecantikan Jepang tidak jauh berbeda dengan Korea Selatan dan China, dengan melihat adanya latar belakang budaya yang tidak jauh berbeda.

Industri kosmetik Jepang telah berkembang terlebih dahulu sebelum pasar Korea Selatan. Industri kosmetik Korea Selatan mulai berkembang baru 10 tahun terakhir ini. Tekonologi industri kosmetik Jepang telah berkembang pesat terlebih dahulu dari Korea Selatan. Terlihat dimana Jepang sebagai produsen kosmetik terbesar kedua setelah Amerika. Pasar kosmetik dan perawatan kulit Jepang memiliki pangsa 30% dari pasar Asia Pasifik dan sepertiga dari pasar global (Service, 2015).

Grafik 2. 6

Pasar Industri Kecantikan Dunia Tahun 2010

(62)

46

Dari table diatas menunjukan bahwa Jepang merupakan penguasa pasar kosmetik kedua setelah Amerika. Ekspor industri Kosmetik Jepang termasuk pada produk Kesehatan dan Kecantikan yang menyumbang nilai ekspor ($ 5,6 miliar pada 2010) atau 1,1% dari total ekspor Jepang. Walaupun industri Kesehatan dan Kecantikan kecil namun mewakili 2,2% ekspor produk kecantikan dan kesehatan dunia. Hampir 5 perusahaan kosmetik Jepang seperti Shiseido, Kao, Kanebo, Pola, Kose menguasai 60% penjualan domestik. Dan tidak hanya menguasai pasar domestik perusahaan Shisedo yang merupakan salah satu perusahaan kosmetik tertua didunia dapat menjadi perusahaan dengan perawatan kulit yang mewah di 12 negara.

Para wanita Jepang sangat aktif mengkonsumsi kosmetik, sekitar 80% wanita Jepang dari umur 15-64 tahun menggunakan kosmetik (Bank, 2013). Berdasarkan hasil penelitian Life Media Research bank sebesar 90% wanita Jepang menyukai make-up. Kosmetik termasuk kebutuhan sehari-hari bagi wanita Jepang. Wanita Jepang hanya berani keluar sekitar rumah tanpa make up, sementara tempat umum seperti kantor, sekolah merupakan tempat dimana wanita Jepang wajib memakai make-up (Husna, 2014). Para wanita Jepang memakai produk kosmetik make up dan skin care untuk mencegah kulit dari sinar matahari dan masalah kulit lainnya. Sehingga kosmetik merupakan hal yang sangat penting bagi wanita Jepang untuk terlihat cantik.

(63)

47

pendapatannya untuk membeli skin care dan make up. Skin care dan Make up menempati posisi sama dengan kebutuhan sehari-hari seperti makan di luar, pakaian, dan telpon (Husna, 2014, p. 8).

Skin care merupakan salah satu cara untuk merawat kulit. Yang menjadi pilihan utama para wanita Jepang ini adalah pemutih kulit dan anti penuaan. Kedua skin care ini sangat laris di Jepang dikarenakan wanita Jepang ingin memiliki kulit putih tanpa masalah kulit, kulit putih merupakan kulit yang bernilai tinggi, pendapat ini tidak lepas dari latar belakang sejarah kulit putih merupakan kulit para bangsawan.

Melihat standart kecantikan dan jenis kulit Korea Selatan yang tidak berbeda jauh dengan Jepang yaitu ingin memiliki kulit putih dan awet muda membuat produsen kosmetik Korea Selatan memanfaatkan pasar Jepang ini untuk menjual dan memperluas pasarnya ke Jepang.

Namun ada beberapa hambatan yang di hadapi Korea Selatan untuk memasuki pasar Jepang, untuk barang konsumsi seperti kosmetik pemerintah Jepang memberikan pajak konsumsi 8% dikenakan pada berbagai barang dan jasa. Selain itu produk kosmetik yang ingin memasuki pasar Jepang harus lolos standar teknis yang unik, seperti persyaratan pengalaman pada perusahaan, peraturan yang standarisasinya harus setara dengan produk lokal yang dihasilkan (Council, 2015).

(64)

48

(Yeomans, Japan to "Streamline" regulation on cosmetic import, 2015). Proses kesalahan terjemahan ini terjadi pada proses standarisasi dan banyak terjadi pada sektor pemerintahan, dan sangat merugikan terutama pada produk perawatan pribadi. Tidak hanya itu para produsen perawatan pribadi internasional juga megnalami beberapa kesulitan dengan iklan televisi untuk produknya (Yeomans, Japan to "Streamline" regulation on cosmetic import, 2015).

Meskipun Jepang sebagai kompetitor dari kosmetik Korea Selatan namun Jepang merupakan pasar yang potensial dalam penjualan kosmetik. Terlihat bahwa Jepang merupakan negara terbesar ketiga dalam tujuan ekspor Korea Selatan.

Grafik 2. 7

Ekspor Kosmetik berdasarkan Negara

(65)

49

Pemerintah Korea Selatan menyatakan bahwa Jepang sebagai pasar yang potensial untuk Korea Selatan sejak normalisasi hubungan diplomatik pada tahun 1965. Jepang menjadi mitra dagang terbesar kedua bagi Korea Selatan dan pemerintah Korea Selatan menyatakan bahwa perdagangan antara Jepang harus ditingkatkan pada sektor peralatan elektronik, perangkat telekomunikasi, kontainer berat, dan sektor obat-obatan/ alat kesehatan (Japan-Korea Free Trade Agreement, 2003).

Jepang sebagai pasar potensial untuk industri obat-obatan dan alat kesehatan karena permintaan terhadap produk perawatan kulit, produk organik atau alami, produk kosmetik mewah, alat-alat kesehatan/kecantikan dan produk-produk kosmetik unik dan bermerek sangat tinggi permintaannya di pasar Jepang, terutama permintaan pada perawatan pribadi dan kulit untuk pria. Sehingga pemerintah Korea Selatan membuka jalan dengan melakukan Japan-Korea Free Trade Agreement untuk memperluas dan meningkatkan pedagangan pada sektor obat-obatan/alat kesehatan dan sektor lainnya (Japan-Korea Free Trade Agreement, 2003). Dengan di bukanya FTA ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kosmetik Korea Selatan mengalami peningkatan terutama pada wilayah Asia (Seaon, 2015).

(66)

50

Korea Selatan juga menggelar total sembilan pertemuan ahli untuk mempelajari kelayakan produk kesehatan dan kosmetik (Japan-Korea Free Trade Agreement, 2003).

Pemerintah Korea Selatan membantu industri kosmetik dengan mendirikan Korea Cosmetic Industri Institute untuk membantu para pengusaha dalam persaingan pasar industri kosmetik. Lembaga ini memberikan informasi tentang impor dan ekspor kosmetik disetiap negara. Serta memberi informasi tentang keamanan kosmetik, data karakteristik kulit setiap negara, serta mendukung penelitian dan pengembangan dalam produk kosmetik. Sehingga para pengusaha kosmetik Korea Selatan mampu mengembangkan dan memasarkan produk dengan tepat sasaran.

Pemerintah Korea Selatan membantu menghasilkan produk yang murah dan berkualitas agar produk kosmetik Korea Selatan dengan mudah masuk ke Jepang. Pemerintah Korea Selatan memfasilitasi untuk menyerukan penguatan kerjasama industri, transfer teknologi, mematenkan produk kosmetik, dan membantu standarisasi teknologi dan produk kosmetik, pendirian laboratorium, dan mendirikan lembaga pendidikan dan penelitian tentang kosmetik agar mampu menghasilkan produk yang murah namun berkualitas tinggi ( Foundation of Korea Cosmetic Industry Institute, 2013).

(67)

51

berusaha untuk membentuk “Komite Bersama Bea Cukai Kerjasama” untuk memfasilitasi kerjasama bilateral untuk harmonisasi prosedur kepabeanan, bantuan verifikasi, dan pertukaran informasi yang relevan antara Korea Selatan dan Jepang, selain itu pemerintah Korea Selatan juga mengusulkan untuk mendirikan sebuah "Bea Expert Group" di bawah Komite Bersama untuk membahas dan membuat rekomendasi tentang konflik teknis atau perselisihan antara pedagang dan pihak pabean atau antara pihak pabean di kedua negara untuk beberapa sektor seperti peralatan elektronik, perangkat telekomunikasi, kontainer berat, dan sektor obat-obatan/kosmetik dan alat kesehatan (Japan-Korea Free Trade Agreement, 2003).

Kini produk kosmetik Korea Selatan mampu di terima dipasar Jepang dikarenakan peran pemerintah untuk mendanai dan memfasilitasi penelitian dan teknologi hingga membuat produk kosmetik Korea Selatan memiliki harga yang murah namun dengan kualitas yang tinggi, dan juga untuk membantu pengendalian bea dan cukai oleh pemerintah hingga harga kosmetik Korea Selatan lebih murah di bandingkan dengan kosmetik Jepang namun memiliki kualitas yang sama. Sehingga produk kosmetik Korea Selatan dengan mudah memasuki pasar Jepang karena peran pemerintah dalam industri kosmetik dan membuka jalan untuk industri kosmetik masuk ke Jepang.

(68)

52

produk untuk remaja tetapi juga produk yang menarik bagi orang-orang dari semua kelompok umur." (Ilbo, 2012).

Produk kosmetik Korea Selatan dapat di terima dipasar Jepang dikarenakan harga kosmetik Korea Selatan lebih murah di bandingkan dengan kosmetik Jepang namun memiliki kualitas yang sama. Produsen Kosmetik Korea Selatan memanfaatkan selisih harga dengan produk kosmetik Jepang. Perwakilan brand kosmetik Missha Kim Doo-Kyum mengatakan, "Produk Missha menawarkan tidak hanya murah produk untuk remaja tetapi juga produk yang menarik bagi orang-orang dari semua kelompok umur." (Ilbo, 2012).

Dikutip dari artikel Korean Cosmetics Take Japan by Storm seorang wanita 39 tahun di Shinjuku Station yang di wawancara ketika pembukaan franchise Missha berkata, "Beberapa waktu yang lalu, saya mulai membeli kosmetik Korea karena mereka lebih murah dibandingkan merek Jepang dan kualitas mereka sama baiknya." Harga jual produk kosmetik Jepang cenderung lebih mahal karena Jepang lebih fokus pada kemasan dan produsen kosmetik

Jepang lebih sedikit dibandingkan Korea Selatan. Sehingga harga sangat bersaing

dalam positioning produk. Salah satu contoh harga perawatan pemutih kulit SK-II

Gambar

Grafik Pertumbuhan Ekonomi Korea Selatan dalam Persen 1997-2015
Tabel 2. 2
Grafik 2. 2
Gambar 2. 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia , (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), Cet... http://rodhihartono.blogspot.com/2012/02/

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: (1) Strategi Korea Selatan dalam mengembangkan perekonomiannya sehingga mampu berkembang dengan pesat hingga

Apakah dengan penerapan model pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan pemahaman nilai – nilai moral dalam pembelajaran bahasa jawa siswa kelas IV SD Negeri 02

Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakefektifan penyelesaian sengketa DSB WTO dalam sengketa Anti Dumping kertas antara Indonesia dengan Korea Selatan adalah putusan panel DSB

kesepakatan ini adalah untuk membangun ASEAN-Korea Free Trade Area (AKFTA) demi memperkuat dan meningkatkan kerjasama ekonomi, perdagangan dan investasi antara negara

Persaingan pasar sepatu kulit Korea Selatan didominasi oleh tiga ekspotir utama dimana Cina menduduki posisi pertama dengan nilai impor sebesar US$ 262.739