TUGAS AKHIR
Nama : Rendy Firman Agustinus NIM : 06.41010.0023
Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi
SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA
PT Gajah Mas adalah salah satu perusahaan di Surabaya yang bergerak di bidang pengangkutan dengan jenis muatan adalah bahan baku kertas. Jasa pengangkutan pada PT Gajah Mas adalah jasa persewaan kendaraan beserta sopir yang digunakan untuk melakukan pengiriman muatan, dengan pelanggan yang menggunakan jasa PT Gajah Mas adalah pabrik-pabrik kertas di Indonesia khususnya di pulau Jawa untuk melakukan pengiriman bahan baku pabrik.
Transaksi-transaksi yang dilakukan oleh perusahaan ini dicatat dan ditangani secara manual, mulai dari proses penerimaan order hingga penugasan kendaraan. Dengan jumlah transaksi yang semakin meningkat pada perusahaan, sedangkan tanpa adanya proses perhitungan dalam pengambilan keputusan untuk menentukan kendaraan yang akan ditugaskan, maka belum tentu kendaraan yang ditugaskan tersebut adalah kendaraan yang tepat untuk melaksanakan order.
Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam menentukan kendaraan yang akan ditugaskan, perlu dibuatkan sebuah sistem pendukung keputusan yang menghasilkan prioritas kendaraan yang akan ditugaskan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Prioritas kendaraan inilah yang digunakan pihak manajemen perusahaan dalam membuat keputusan untuk menentukan kendaraan yang akan ditugaskan. Sehingga dengan adanya sistem pendukung keputusan ini dapat membantu pihak manajemen perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam menentukan kendaraan.
Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, AHP, Transportasi, Penugasan.
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 3
1.3. Batasan Masalah... 3
1.4. Tujuan Pembahasan ... 4
1.5. Sistematika Penulisan... 4
BAB II LANDASAN TEORI ... 6
2.1. Konsep Jasa Transportasi (Angkutan) ... 6
2.2. Jasa Angkutan PT Gajah Mas ... 7
2.3. System Development Life Cycle (SDLC) ... 7
2.4. Pengambilan Keputusan ... 13
2.5. Sistem Pendukung Keputusan ... 14
2.6. Analytical Hierarchy Process ... 16
2.6.1. Perhitungan Bobot Elemen ... 19
2.6.2. Perhitungan Konsistensi (Consistency) ... 22
2.7. Kriteria AHP untuk Penentuan Prioritas Penugasan Kendaraan.. 23
3.2. Perencanaan Sistem ... 27
3.3. Analisis Sistem ... 28
3.4. Desain Sistem ... 29
3.4.1. Sistem Flow ... 29
3.4.2. Data Flow Diagram (DFD) ... 31
3.4.3. Entity Relational Diagram (ERD) ... 41
3.4.4. Struktur Basis Data ... 42
3.4.5. Desain Input Output ... 45
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 51
4.1. Kebutuhan Sistem ... 51
4.1.1. Kebutuhan Perangkat Keras ... 51
4.1.2. Kebutuhan Perangkat Lunak ... 51
4.2. Implementasi Sistem ... 52
4.2.1. Form Utama ... 52
4.2.2. Form Master Sopir ... 52
4.2.3. Form Master Kendaraan ... 53
4.2.4. Form Master Pelanggan ... 54
4.2.5. Form Pembobotan Kriteria ... 55
4.2.6. Form Penerimaan Order ... 56
4.2.7. Form Penugasan Kendaraan ... 56
4.2.8. Form Konfirmasi Pengiriman ... 60
4.2.9. Laporan Transaksi ... 61
4.3.1 Uji Coba Form Master Sopir ... 62
4.3.2. Uji Coba Form Master Kendaraan ... 63
4.3.3. Uji Coba Form Master Pelanggan ... 63
4.3.4. Uji Coba Form Pembobotan Kriteria ... 64
4.3.5. Uji Coba Form Penerimaan Order... 64
4.3.6. Uji Coba Form Penugasan Kendaraan ... 64
4.3.7. Uji Coba Form Konfirmasi Pengiriman ... 65
4.3.8. Uji Coba Perhitungan AHP ... 65
4.4. Evaluasi Aplikasi ... 71
BAB V PENUTUP ... 72
5.1 Kesimpulan ... 72
5.2 Saran ... 72
DAFTAR PUSTAKA ... 73
BIODATA PENULIS ... 74
1.1 Latar Belakang Masalah
PT Gajah Mas merupakan perusahaan di Surabaya yang bergerak di bidang pengangkutan dengan jenis muatan berupa bahan baku pabrik kertas. Jasa pengangkutan pada PT Gajah Mas adalah persewaan kendaraan beserta sopir yang bertugas untuk melakukan pengambilan dan pengiriman muatan. Kendaraan yang disewakan oleh PT Gajah Mas meliputi colt diesel, engkel, tronton, dan wing box, dengan total kendaraan mencapai 60 unit.
Proses bisnis pada PT Gajah Mas dimulai dengan adanya permintaan dari pelanggan. Permintaan tersebut mencakup data lokasi pengambilan dan pengiriman muatan, tanggal keberangkatan, dan jenis kendaraan yang dibutuhkan. Berdasarkan permintaan dari pelanggan tersebut, manajer melakukan penentuan sopir dan kendaraan yang akan bertugas untuk melaksanakan order tersebut. Kemudian, sopir kendaraan yang terpilih akan melakukan proses pengiriman dan akan memberikan laporan setelah proses pengiriman selesai dilaksanakan.
Proses penentuan kendaraan menjadi proses yang sangat penting, untuk meminimalkan biaya dan menghindari kerugian bagi perusahaan. Selama ini proses penentuan kendaraan dilakukan berdasarkan pada kemampuan manajer tanpa adanya proses perhitungan khusus. Sedangkan tanpa adanya manajer, maka penentuan kendaraan tidak dapat dilaksanakan dan proses selanjutnya tidak akan berjalan khususnya pengiriman muatan. Oleh karena itu perlu untuk dibuatkan sebuah proses perhitungan yang dapat membantu manajemen perusahaan dalam
proses penentuan kendaraan yang akan bertugas, di mana proses tersebut memanfaatkan kemampuan manajer dalam menghasilkan prioritas penugasan kendaraan.
Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan adalah metode Analytical Hierarchy Process (AHP). AHP adalah suatu metode pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah penentuan pilihan yang sifatnya multiobjective diantara beberapa kriteria kuantitatif dan kualitatif sekaligus (Permadi, 1992:5). Pada masalah penentuan prioritas penugasan kendaraan di PT Gajah Mas dapat digunakan metode AHP. Kriteria-kriteria yang digunakan dengan tujuan untuk menentukan prioritas penugasan kendaraan adalah giliran sopir dalam menerima order untuk pemerataan penerimaan order setiap sopir, pengalaman sopir dalam menempuh rute pengiriman agar proses pengiriman dapat berjalan dengan lancar, serta lokasi kendaraan saat ini agar biaya dapat diminimalisasi. Hal-hal yang menjadi kriteria tersebut beserta dengan alternatif kendaraan yang ada akan diberikan nilai pembobotan, dimana bobot tersebut akan dihitung dengan menggunakan metode AHP.
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai latar belakang permasalahan di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut yaitu bagaimana merancang dan membangun sistem pendukung keputusan untuk menentukan prioritas penugasan kendaraan pada PT Gajah Mas dengan menggunakan metode AHP.
1.3 Batasan Masalah
Dalam sistem ini, agar tidak menyimpang dari tujuan yang akan dicapai maka pembahasan masalah dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:
1. Kriteria yang digunakan dalam metode AHP adalah kriteria waktu tunggu kendaraan, kriteria pengalaman sopir kendaraan, dan kriteria biaya ambil. 2. Pembobotan untuk kriteria yang digunakan dalam AHP diberikan
berdasarkan kebijakan manajemen.
3. Sistem yang akan dibangun tidak menangani transaksi pembayaran dan penagihan order kepada pelanggan.
4. Sistem yang akan dibangun tidak menangani transaksi penggajian sopir. 5. Setiap kendaraan memiliki satu sopir yang menjadi penanggung jawab atas
kendaraan tersebut.
1.4 Tujuan Pembahasan
Sesuai dengan permasalahan yang ada maka tujuan dari dibangunnya sistem ini adalah menghasilkan rancang bangun sistem pendukung keputusan untuk menentukan prioritas penugasan kendaraan pada PT Gajah Mas dengan metode AHP.
1.5 Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang penulis dalam mengangkat judul ”Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan untuk Menentukan Prioritas Penugasan Kendaraan pada PT Gajah Mas Surabaya dengan Metode AHP”.
BAB II : LANDASAN TEORI
Menjelaskan tentang landasan teori yang digunakan oleh penulis dalam perancangan sistem. Landasan teori yang digunakan adalah: Konsep Jasa Transportasi, Software Development Life Cycle, Pengambilan Keputusan, Sistem Pendukung Keputusan, Analytical Hierarchy Process.
BAB III : PERANCANGAN SISTEM
BAB IV : IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Membahas mengenai implementasi yang dilakukan beserta penjelasan masing-masing form pada aplikasi. Mengevaluasi hasil implementasi dengan mengacu pada tujuan awal proyek.
BAB V : PENUTUP
2.1. Konsep Jasa Transportasi (Angkutan)
Jasa memiliki arti perbuatan yang berguna dan bernilai bagi orang lain, negara, atau instansi. Sedangkan transportasi adalah pengangkutan atau pemindahan barang dan/atau manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Jadi dapat disimpulkan bahwa jasa transportasi adalah perbuatan yang melayani kebutuhan orang lain dalam melakukan pemindahan barang dan/atau manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Transportasi memiliki keterkaitan dengan ekonomi, dimana keduanya dapat saling mempengaruhi. Salah satu contoh manfaat transportasi dalam perekonomian adalah pengiriman bahan baku industri.
Berdasarkan media atau tempat alat transportasi bergerak, transportasi dibagi menjadi 3, yaitu transportasi darat, transportasi laut, dan transportasi udara. Sedangkan berdasarkan jenis layanan yang diberikan jasa transportasi dibagi menjadi:
1. Door to door
Jenis layanan ini melakukan penjemputan penumpang dan pengantaran penumpang ke tempat tujuan sesuai dengan permintaan.
2. Point to point
Jenis layanan ini memberikan jasa angkutan penumpang dari satu tempat ke tempat lain berdasarkan rute/jurusan yang dilayani.
3. Door to point – Point to door
Jenis layanan ini memberikan jasa penjemputan penumpang dan pengantaran penumpang ke tempat tujuan sesuai dengan jurusan yang dilayani, atau sebaliknya.
2.2. Jasa Angkutan PT Gajah Mas
Jasa angkutan pada PT Gajah Mas adalah jasa persewaan kendaraan beserta sopir untuk melakukan proses pengiriman muatan dari lokasi pengambilan muatan hingga lokasi tujuan sesuai dengan permintaan. Mayoritas pelanggan dari PT Gajah Mas adalah pabrik kertas yang melakukan pengiriman untuk bahan baku pabrik kertas. PT Gajah Mas memiliki total kendaraan mencapai 60 unit yang terdiri dari jenis colt diesel, engkel, tronton, dan wingbox. Di mana setiap kendaraan tersebut memiliki satu sopir penanggung jawab.
Setiap sopir beserta kendaraannya akan bertugas untuk melakukan pengambilan muatan kemudian mengirimkan muatan tersebut ke lokasi tujuan. Setelah sampai tujuan, muatan di bongkar dan sopir akan memberikan konfirmasi kepada manajemen PT Gajah Mas untuk proses selanjutnya. Sopir beserta kendaraan yang telah menyelesaikan pengiriman akan menunggu order berikutnya di lokasi akhir pengiriman atau menunggu perintah untuk kembali ke garasi.
2.3. System Development Life Cycle (SDLC)
pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut.
Dalam rekayasa perangkat lunak, konsep SDLC mendasari berbagai jenis metodologi pengembangan perangkat lunak. Metodologi-metodologi ini membentuk suatu kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian pembuatan sistem informasi, yaitu proses pengembangan perangkat lunak.
Tiap bagian dari pengembangan sistem dibagi menjadi beberapa tahapan kerja, tiap tahapan tersebut memiliki karakteristik tersendiri. Tahapan utama SDL terdiri dari :
1. Perencanaan Sistem
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menentukan dan mendefinisikan sistem informasi apa yang akan dikembangkan, termasuk didalamnya menentukan sasaran kenapa sistem informasi dibuat dan kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi sistem informasi untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Analisis Sistem
3. Desain Sistem
Tahap desain bertujuan untuk memnuhi kebutuhan kepada sistem dan memberikan gambaran yang jelas dan lengkap mengenai rancang bangun sistem.
4. Implementasi Sistem
Tahap impelementasi merupakan tahap meletakkan sistem supaya siap untuk dioperasikan. Pada tahap ini juga termasuk kegiatan kegiatan menulis kode program. Dalam tahap ini dilakukan pelatihan kepada user. Disamping itu diperlukan rencana yang matang tentang perubahan dari sistem yang lama ke sistem yang baru, sehingga perubahan tersebut dapat berlangsung dengan baik.
5. Perawatan Sistem
Diperlukan adanya kegiatan tambahan setelah sistem yang baru dijalankan, seperti merawat dan menjaga agar sistem tetap berjalan sesuai dengan apa yang dikehendaki. Perlu juga diperhatikan akibat adanya kebijaksanaan yang baru yaitu perubahan-perubahan prosedur, agar sistem tetap menjalankan fungsinya sehingga pengembangan sistem diperlukan.
1. Flowchart
Flowchart adalah bagan yang menunjukkan alir di dalam program atau prosedur sistem secara logika. Flowchart digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi. Simbol-simbol umum yang digunakan pada flowchart antara lain :
a. Simbol Dokumen
Simbol ini digunakan untuk menunjukkan dokumen input dan output baik untuk proses manual, mekanik, atau komputer. Simbol ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Simbol dokumen b. Simbol Kegiatan Manual
Simbol ini berfungsi untuk menunjukkan pekerjaan yang masih dilakukan secara manual. Simbol ini dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2 Simbol kegiatan manual c. Simbol Proses Komputerisasi
Simbol ini digunakan untuk menunjukkan kegiatan dari operasi program komputer. Simbol ini dapat dilihat pada Gambar 2.3.
d. Simbol Disket
Simbol ini digunakan untuk menunjukkan input output menggunakan disket. Simbol ini dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Simbol disket e. Simbol Penghubung
Simbol ini digunakan untuk menunjukkan hubungan di halaman yang sama. Simbol ini dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5 Simbol penghubung
Simbol ini digunakan untuk menunjukkan hubungan di halaman lain. Simbol ini dapat dilihat pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6 Penghubung halaman lain f. Terminator
Simbol ini digunakan untuk menandakan awal/akhir dari suatu sistem. Simbol ini dapat dilihat pada Gambar 2.7.
Gambar 2.7 Simbol terminator g. Decision
Gambar 2.8 Simbol decision h. Flow Line
Simbol ini digunakan untuk menggambarkan arah proses pengolahan data. Simbol ini dapat dilihat pada Gambar 2.9.
Gambar 2.9 Simbol flow line 2. Data Flow Diagram (DFD)
DFD digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan. DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur. Beberapa simbol yang digunakan di DFD adalah :
a. Entitas
Entitas adalah elemen-elemen yang menunjukkan data yang dimasukkan kedalam sistem dan menerima keluaran dari sistem. Simbol ini dapat dilihat pada Gambar 2.10.
b. Aliran Data
Tanda panah ini berfungsi untuk menunjukkan aliran data diantara proses, penyimpanan, dan entitas. Simbol ini dapat dilihat pada Gambar 2.11.
Gambar 2.11 Simbol aliran data c. Proses
Proses adalah kegiatan pemrosesan suatu informasi input menjadi output, suatu proses harus memiliki input dan output. Simbol ini dapat dilihat pada Gambar 2.12.
Gambar 2.12 Simbol proses d. Penyimpanan Data
Digunakan utuk menyimpan data hasil proses maupun menyediakan data yang akan diproses. Simbol ini dapat dilihat pada Gambar 2.13.
Gambar 2.13 Simbol penyimpanan data
2.4. Pengambilan Keputusan
Adapun pengertian dari pengambilan keputusan yaitu dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Menurut S.P Siagian, pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
[Identitas Konsumen]
4
Membuat Nota Konsumen
b. Menurut James A.F. Stoner, pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah. c. Menurut George R. Terry, pengambilan keputusan adalah pemilihan
alternatif perilaku tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
Dari pengertian pengambil keputusan diatas dapat disimpulkan bahwa pengambil keputusan adalah suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindak lanjuti sebagai suatu cara pemecahan masalah.
2.5. Sistem Pendukung Keputusan
Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) ditandai dengan sistem interaktif berbasis komputer yang membantu mengambil keputusan memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur. Pada dasarnya SPK dirancang untuk mendukung seluruh tahap pengambilan keputusan mulai dari mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan, sampai mengevaluasi pemilihan alternatif. Suatu SPK memiliki tiga subsistem utama yaitu subsistem manajemen basis data, subsistem manajemen basis model dan subsistem perangkat lunak penyelenggara dialog.
1. Subsistem Manajemen Basis Data
Kemampuan yang dibutuhkan dari manajemen basis data antara lain: a. Kemampuan untuk mengkombinasikan berbagai variasi data melalui
b. Kemampuan untuk menambahkan sumber data secara mudah dan cepat.
c. Kemampuan untuk menggambarkan struktur data logical sesuai dengan pengertian pemakai sehingga pemakai mengetahui apa yang tersedia dan dapat menentukan kebutuhan penambahan dan pengurangan.
d. Kemampuan untuk menangani data secara personil sehingga pemakai dapat mencoba berbagai alternatif pertimbangan personil.
e. Kemampuan untuk mengelola berbagai variasi data. 2. Subsistem Manajemen Basis Model
Kemampuan yang dimiliki subsistem basis model meliputi:
a. Kemampuan untuk menciptakan model-model baru secara cepat dan mudah.
b. Kemampuan untuk mengakses dan mengintegrasikan model-model keputusan.
c. Kemampuan untuk mengelola basis model dengan fungsi manajemen yang analog dan manajemen basis data (seperti mekanisme untuk menyimpan, membuat dialog, menghubungkan dan mengakses model). 3. Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog
Kombinasi dari kemampuan-kemampuan di atas terdiri dari apa yang disebut gaya dialog, misalnya meliputi pendekatan Tanya dan jawab, bahasa perintah, menu dan mengisi tempat kosong. Kemampuan yang haris dimiliki oleh SPK untuk mendukung dialog pemakai/sistem meliputi: a. Kemampuan untuk menangani berbagai variasi gaya dialog.
b. Kemampuan untuk mengakomodasi tindakan pemakai dengan berbagai peralatan masukan.
c. Kemampuan untuk menampilkan data dengan berbagai variasi format dan peralatan keluaran.
d. Kemampuan untuk memberikan dukungan yang fleksibel untuk mengetahui basis pengetahuan pemakai.
2.6. Analytical Hierarchy Process
Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah suatu bentuk metode pengambil keputusan yang pada dasarnya berusaha menutupi semua kekurangan dari metode sebelumnya. Peralatan utama dari metode AHP adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya adalah persepsi manusia. Dengan hirarki, suatu yang komplek dan tidak terstruktur dipecahkan ke dalam kelompok dan kemudian kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki.
Kelebihan AHP dibandingkan dengan yang lainnya adalah:
2. Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas pengambil keputusan.
Selain itu, AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang multi objektif dan multi kriteria yang berdasar pada perbandingan preferensi dari setiap elemen dalam hirarki. Jadi, model ini merupakan suatu model pengambilan keputusan yang komprehensif. Pada dasarnya langkah-langkah dalam metode AHP meliputi:
1. Mendefinisikan masalah atau persoalan dan menentukan solusi yang diinginkan.
2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan subtujuan-subtujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif-alternatif pada tingkatan kriteria yang paling bawah.
3. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relative atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan atau criteria yang setingkat diatasnya. Perbandingan dilakukan berdasarkan judgment dari pengambilan keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya.
5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten maka pengambilan data diulangi.
6. Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.
7. Menghitung vector eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai vector eigen merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintesis judgment dalam penentuan priorotas elemen-elemen pada tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan.
8. Memeriksa konsistensi hirarki, jika nilainya lebih dari 10 persen maka penilaian data judgment harus diperbaiki.
Secara naluri, manusia mengestimasi besaran sederhana melalui inderanya. Proses yang paling mudah adalah membandingkan dua hal dengan keakuratan perbandingan tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu Saaty menetapkan skala kuantitatif 1 sampai dengan 9 untuk menilai perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen terhadap elemen lainnya. Tabel 2.1 adalah tabel skala kuantitatif yang dimaksud:
Tabel 2.1 Skala penilaian perbandingan berpasangan Identitas Kepentingan Keterangan Penjelasan
1
Kedua elemen sama pentingnya.
Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuan.
3
Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya.
Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen dibandingkan elemen lainnya.
5
Elemen yang satu jelas lebih penting daripada elemen yang lainnya.
Pengalaman dan penilaian sangat menyokong satu elemen dibandingkan elemen lainnya.
7
Satu elemen sangat jelas lebih penting daripada elemen lainnya.
Satu elemen yang kuat disokong dan domain terlihat dalam praktek.
9 Satu elemen mutlak
penting daripada elemen
lainnya. elemen lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan. 2,4,6,8
Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan.
Nilai ini diberikan bila ada dua kompromi diantasa dua pilihan.
Kebalikan/Reciprocal Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka dibanding dengan aktivitas j, maka j mempunyai nilai kebalikannnya dibanding dengan i.
2.6.1. Perhitungan Bobot Elemen
Pada dasarnya formulasi matematis pada model AHP dilakukan dengan menggunakan suatu matriks. Misalkan, dalam suatu sub sistem operasi terdapat n elemen operasi, yaitu elemen-elemen operasi A1, A2, …, An, maka hasil
perbandingan secara berpasangan elemen-elemen operasi tersebut akan membentuk matriks perbandingan. Perbandingan berpasangan dimulai dari tingkat hirarki paling tinggi, dimana suatu kriteria digunakan sebagai dasar pembuatan perbandingan. Selanjutnya perhatikan elemen yang akan dibandingkan pada Gambar 2.14.
Gambar 2.14 Matriks berpasangan
Matriks An x n merupakan matriks resiprokal. Dan diasumsikan terdapat n elemen,
yaitu w1, w2, …, wn yang akan dinilai secara perbandingan. Nilai (judgment)
perbandingan secara berpasangan antara (wi, wj) dapat direpresentasikan seperti
��
��= �(�,�) ;�,�= 1, 2, … ,� ...(2.1)
dengan: wi = bobot elemen ke-i
wj = bobot elemen ke-j
a(i, j) = nilai matriks pada indeks elemen ke i, j
Dalam hal ini matriks perbandingan adalah matriks A dengan unsur-unsurnya adalah aij, dengan i,j = 1, 2, ..., n. Unsur-unsur matrik tersebut diperoleh
dengan membandingkan satu elemen operasi lainnya untuk tingkat hirarki yang sama. Jika vector pembobotan elemen-elemen operasi A1, A2, ..., An tersebut
dinyatakan sebagai vector W, dengan W = (W1, W2, ..., Wn), maka intensitas
kepentingan elemen operasi A1 dibandingkan A2 dapat pula dinyatakan sebagai
perbandingan bobot elemen operasi A1 terhadap A2 yakni W1/W2 yang sama
dengan a12, sehingga matrik perbandingan dapat dinyatakan pada Gambar 2.15.
A1 A2 .... An
A1 w1/w1 w1/w2 .... w1/wn
A2 w2/w1 w2/w2 .... w2/wn
. . . . .
. . . . .
. . . . .
An wn/w1 wn/w2 .... wn/wn
Gambar 2.15 Matriks perbandingan preferensi
Bila matrik dikalikan dengan vector kolom W = (W1, W2, ..., Wn) maka
diperoleh hubungan:
[ A-nI ]W = 0 ...(2.3) dengan: I = matrik identitas.
Persamaan (2.3) dapat menghasilkan solusi yang tidak nol bila (jika dan hanya jika) n merupakan eigenvalue dari A dan W adalah eigenvector-nya.
Setelah eigenvalue matriks perbandingan A tersebut diperoleh, misalnya
λ1, λ2, ..., λn, dan berdasarkan matriks A yang mempunyai keunikan yaitu aii = 1
Disini semua eigenvalue bernilai nol, kecuali satu yang bernilai nol, yaitu eigenvalue maksimum. Kemudian jika penilain yang dilakukan konsisten akan diperoleh eigenvalue maksimum dari A yang bernilai n.
Untuk mendapatkan W, dilakukan dengan mensubstitusikan harga eigenvalue maksimum pada persamaan:
��= ������ ...(2.5)
Selanjutnya persamaan (2.5) dapat diubah menjadi:
[ � − ������ ] �= 0 ...(2.6)
Untuk memperoleh harga nol, maka yang perlu diset adalah:
� − ������ = 0 ...(2.7)
Berdasarkan persamaan (2.7) dapat diperoleh harga �����. Dengan memasukkan harga ����� ke persamaan (2.6) dan ditambah dengan persamaan ∑� ��2
�=1 = 1 maka akan diperoleh bobot masing-masing elemen operasi (Wi,
2.6.2. Penghitungan Konsistensi (Consistency)
Pada dasarnya kemantapan yang sempurna dalam suatu penilaian sulit didapatkan, maka nilai dari kemantapan dapat diketahui dengan menghitung dua persamaan sebagai berikut:
1. Indeks Konsistensi (Consistency Index)
Rumus Indeks Kemantapan ditunjukkan pada rumus (2.8), yaitu: ��=�����−�
�−1 ...(2.8) dengan: λmaks = eigenvalue maksimum
n = ukuran matriks
Untuk mendapatkan nilai λ ditunjukkan pada rumus (2.9), yaitu:
�=∑��=1�1�.��
�1 ...(2.9) dengan: λ = eigenvalue
a1i = nilai perbandingan dari elemen ke-1 dengan elemen ke-i pi = nilai prioritas dari elemen ke-i
Nilai λmaks adalah hasil penjumlahan daripada elemen kolom pertama
dikalikan dengan prioritas kedua dan jumlah elemen kolom ke-n dikalikan dengan prioritas ke-n yang telah dinormalisir.
2. Rasio Konsistensi (Consistency Ratio)
Rumus Rasio Kemantapan ditunjukkan pada rumus (2.10), yaitu:
�� =��
�� ...(2.10) dengan: CI = indeks konsistensi
RI = indeks random
Tabel 2.2 Nilai indeks random
Ukuran Matrik 1,2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kemantapan Acak 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49
2.7. Kriteria AHP untuk Penentuan Prioritas Penugasan Kendaraan Pada penggunaan metode AHP terdapat struktur hirarki yang terdiri dari tujuan utama, dilanjutkan dengan kriteria-kriteria, dan pada tingkatan paling bawah adalah alternatif. Dalam perhitungan AHP untuk menentukan prioritas penugasan kendaraan, kriteria yang digunakan ada 3, yaitu:
1. Waktu tunggu
Kriteria waktu tunggu adalah kriteria yang digunakan dengan tujuan adanya pemerataan penerimaan order setiap sopir kendaraan, agar tidak terjadi kesenjangan antar sopir dalam penerimaan order. Nilai setiap alternatif berhubungan dengan kriteria waktu tunggu diperoleh dengan memperhitungkan selisih waktu antara tanggal bongkar terakhir setiap alternatif dengan tanggal keberangkatan order yang terbaru.
2. Pengalaman
3. Biaya ambil
3.1. Uraian Permasalahan
Di dalam jasa angkutan pada PT Gajah Mas, penentuan kendaraan yang akan melaksanakan order dilakukan oleh manajer dengan berdasarkan pengalaman yang telah dimiliki tanpa adanya perhitungan data. Proses penentuan kendaraan tersebut merupakan salah satu proses yang penting karena proses tersebut mempengaruhi proses yang akan dilakukan selanjutnya, selain itu penentuan kendaraan yang tepat akan mempengaruhi kinerja perusahaan dalam proses pengiriman dan keuangan. Sedangkan tanpa adanya manajer untuk menentukan kendaraan yang akan bertugas maka akan menghambat transaksi jasa angkutan pada PT Gajah Mas.
Oleh karena itu akan dibuatkan sebuah sistem pendukung keputusan yang berfungsi untuk membantu manajemen PT Gajah Mas dalam proses penugasan kendaraan. Sehingga proses penentuan kendaraan yang akan bertugas tidak hanya bergantung kepada manajer untuk melakukan pemilihan kendaraan yang tepat. Sistem pendukung keputusan tersebut dibuat dengan menggunakan metode AHP dalam melakukan proses perhitungan hingga menghasilkan prioritas penugasan kendaraan.
Untuk dapat menghasilkan sistem pendukung keputusan yang sesuai dengan kebutuhan pada PT Gajah Mas, maka langkah pertama yang dilakukan adalah dengan mempelajari alur kerja atau proses bisnis jasa angkutan pada PT
Gajah Mas. Secara umum, alur kerja dalam pemrosesan order jasa angkutan pada PT Gajah Mas dapat digambarkan pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Dokumen flow jasa angkutan
manajer. Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk melaksanakan order akan dipersiapkan dan diberikan kepada sopir kendaraan yang telah ditentukan. Kendaraan akan mengambil muatan di tempat yang telah ditentukan dan mengirim muatan tersebut hingga ke tempat tujuan. Setelah muatan sampai di lokasi akhir, sopir yang melakukan pengiriman akan menerima surat jalan yang telah di-ACC oleh penerima muatan. Surat jalan tersebut adalah sebagai bukti proses pengiriman muatan yang telah selesai dilaksanakan.
3.2. Perencanaan Sistem
Gambar 3.2 Struktur AHP penentuan prioritas kendaraan
Pada Gambar 3.2 dapat dilihat bahwa untuk menghasilkan prioritas penugasan kendaraan digunakan 3 kriteria yaitu kriteria waktu tunggu, kriteria pengalaman, dan kriteria biaya ambil. Kriteria-kriteria tersebut digunakan dengan tujuan untuk memaksimalkan ketepatan dalam penentuan kendaraan, dengan tujuan masing-masing kriteria seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelummnya
3.3. Analisis Sistem
Pada proses penentuan prioritas kendaraan akan dilakukan perhitungan untuk memperoleh prioritas kendaraan yang akan bertugas dengan menggunakan metode AHP. Untuk itu pada proses ini membutuhkan adanya inputan yang berupa nilai bobot untuk kriteria yang dilakukan oleh manajer dan juga nilai bobot untuk setiap alternatif yang diambil dari data transaksi. Dari nilai bobot kriteria dan alternatif akan dilakukan perhitungan dan akan dihasilkan prioritas penugasan kendaraan. Dimana prioritas tersebut dapat membantu manajer untuk menentukan kendaraan yang akan bertugas pada proses berikutnya yaitu penugasan kendaraan.
Proses yang terakhir adalah proses konfirmasi pengiriman. Pada proses ini akan menerima inputan berupa konfirmasi dari sopir bahwa proses pengiriman telah dilaksanakan. Data yang dibutuhkan untuk konfirmasi pengiriman adalah data surat jalan yang meliputi tanggal bongkar dan kondisi bongkar, serta biaya perjalanan. Data-data tersebut yang nantinya akan digunakan sebagai nilai bobot alternatif untuk perhitungan AHP berikutnya.
3.4. Desain Sistem 3.4.1. Sistem Flow
Alur yang terdapat pada sistem yang baru tidak banyak berbeda dengan sistem yang telah berjalan di perusahaan, yaitu dimulai dengan proses penerimaan order dari pelanggan, dilanjutkan penugasan kendaraan oleh manajer, dan konfirmasi pengiriman dari sopir yang bertugas. Untuk setiap proses tersebut akan dicatat dan disimpan secara komputerisasi. Dan pada sistem baru sebelum terjadi proses penugasan kendaraan akan dilakukan terlebih dahulu penentuan prioritas kendaraan. Prioritas kendaraan diperoleh dari hasil perhitungan menggunakan metode AHP. Perhitungan AHP dilakukan dengan menggunakan data-data transaksi yang telah dilakukan, beserta dengan pembobotan kriteria, untuk menghasilkan prioritas kendaraan. Prioritas kendaraan yang dihasilkan dari proses tersebut akan membantu manajer untuk menentukan kendaraan yang tepat untuk melakukan pengiriman sesuai order pelanggan.
3.4.2. Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram (DFD) digunakan untuk menggambarkan secara logik sistem yang akan dibangun.
1. DFD Level Konteks
Gambar 3.4 DFD level konteks 2. DFD Level 1
Sistem pendukung keputusan yang dibangun dapat dibagi menjadi 2 proses yaitu maintenance data master, dan transaksi jasa angkutan. Hal itu digambarkan dengan DFD Level 1 pada Gambar 3.5.
3. DFD Level 2
a. Proses Maintenance data master
Proses maintenance data master berfungsi untuk melakukan maintenance terhadap data-data master seperti data sopir, data kendaraan, data bobot dan data pelanggan. Secara detil proses maintenance data master digambarkan pada Gambar 3.6.
Gambar 3.6 DFD level 2 maintenance data master b. Proses Transaksi jasa angkutan
Gambar 3.7 DFD level 2 transaksi jasa angkutan
Gambar 3.8 Langkah-langkah penentuan prioritas penugasan kendaraan Langkah-langkah dalam proses penentuan prioritas penugasan kendaraan dengan menggunakan metode AHP adalah :
1) Menghitung eigen vector kriteria.
Waktu Pengalaman Biaya
Waktu 1 x y
Pengalaman 1/x 1 z
Biaya 1/y 1/z 1
TOTAL a b c
Gambar 3.9 Matriks perbandingan kriteria
Kemudian dilanjutkan menormalisasi matriks dengan membagi setiap sel dengan total setiap kolom, seperti pada Gambar 3.10.
Waktu Pengalaman Biaya Waktu 1 / a x / b y / c Pengalaman 1/x / a 1 / b z / c
Biaya 1/y / a 1/z / b 1 / c
TOTAL 1 1 1
Gambar 3.10 Normalisasi matriks perbandingan kriteria
Selanjutnya untuk menghitung eigen vector kriteria dengan cara menjumlahkan tiap baris matriks dan membagi dengan banyak kolom, seperti pada Gambar 3.11.
Eigen Vector Waktu (1 / a + x / b + y / c) / 3 Pengalaman (1/x / a + 1 / b + z / c) / 3
Biaya (1/y / a + 1/z / b + 1 / c) /3
TOTAL 1
Gambar 3.11 Perhitungan eigen vector kriteria
Eigen vector yang diperoleh tersebut sudah dipastikan konsisten dengan melakukan pengecekkan konsistensi terlebih dahulu.
Alternatif kendaraan diperoleh dengan melakukan pencarian terhadap data kendaraan yang tidak sedang bertugas. Pencarian data kendaraan disesuaikan dengan order dari pelangan, yaitu jenis kendaraan yang dibutuhkan. Dari hasil pencarian data tersebut akan diperoleh daftar kendaraan yang akan menjadi alternatif dalam menentukan prioritas kendaraan. Dari daftar alternatif kendaraan yang telah diperoleh, akan dihitung nilai setiap alternatif untuk setiap kriteria. Nilai tersebut diperoleh berdasarkan data transaksi yang telah dilakukan. Untuk kriteria waktu akan dihitung dari selisih waktu antara tanggal bongkar order sebelumnya dengan tanggal berangkat order yang baru. Sedangkan untuk kriteria pengalaman diperoleh dengan menghitung banyaknya order yang pernah dilakukan oleh sopir kendaraan sesuai dengan rute pada order yang baru. Dan untuk biaya diperoleh berdasarkan data transaksi yang telah dilakukan sesuai dengan rute pada order yang baru. Khusus untuk kriteria biaya, nilai yang diperoleh akan diinvers dengan cara total biaya dikurangi biaya tiap alternatif kendaraan, kemudian nilai tersebut yang akan digunakan sebagai nilai untuk kriteria biaya. Daftar alternatif dan nilainya dapat dilihat pada Gambar 3.12.
Nilai Waktu Nilai Pengalaman Nilai Biaya Nilai Invers Biaya
Kendaraan1 w1 p1 b1 ∑ b - b1
Kendaraan2 w2 p2 b2 ∑ b - b2
. . . . .
Kendaraann wn pn bn ∑ b - bn
TOTAL ∑w ∑p ∑b ∑ib
3) Membuat matriks perbandingan alternatif untuk setiap kriteria.
Dari nilai yang telah diperoleh tersebut akan dibuat matriks perbandingan untuk setiap kriteria. Perbandingan dilakukan dengan cara membandingkan nilai tiap alternatif untuk setiap alternatif yang bersangkutan. Matriks perbandingan alternatif untuk kriteria waktu dapat dilihat pada Gambar 3.13.
Kendaraan1 Kendaraan2 . Kendaraann Kendaraan1 w1/w1 w1/w2 . w1/wn Kendaraan2 w2/w1 w2/w2 . w2/wn
. . . . .
Kendaraann wn/w1 wn/w2 . wn/wn
TOTAL ∑w1 ∑w2 . ∑wn
Gambar 3.13 Matriks perbandingan alternatif untuk kriteria waktu
Berikut pada Gambar 3.14 adalah matriks perbandingan alternatif untuk kriteria pengalaman.
Kendaraan1 Kendaraan2 . Kendaraann Kendaraan1 p1/p1 p1/p2 . p1/pn Kendaraan2 p2/p1 p2/p2 . p2/pn
. . . . .
Kendaraann pn/p1 pn/p2 . pn/pn
TOTAL ∑ p1 ∑ p2 . ∑ pn
Kendaraan1 Kendaraan2 . Kendaraann Kendaraan1 ib1/ib1 ib1/ib2 . ib1/ibn Kendaraan2 ib2/ib1 ib2/ib2 . ib2/ibn
. . . . .
Kendaraann ibn/ib1 ibn/ib2 . ibn/ibn
TOTAL ∑ib1 ∑ib2 . ∑ibn
Gambar 3.15 Matriks perbandingan alternatif untuk kriteria biaya 4) Menghitung eigen vector alternatif untuk setiap kriteria.
Setelah diperoleh matriks perbandingan alternatif untuk setiap kriteria, maka proses selanjutnya adalah dengan menghitung eigen vector alternatif. Perhitungan eigen vector alternatif dilakukan untuk setiap kriteria. Untuk mencari eigen vector alternatif untuk kriteria waktu, pertama dilakukan normalisasi terhadap matriks perbandingan, yaitu dengan membagi tiap sel dengan total tiap kolom, seperti pada Gambar 3.16.
Kendaraan1 Kendaraan2 . Kendaraann Kendaraan1 w1/w1 / ∑w1 w1/w2 / ∑w2 . w1/wn / ∑wn Kendaraan2 w2/w1 / ∑w1 w2/w2 / ∑w2 . w2/wn / ∑wn
. . . . .
Kendaraann wn/w1 / ∑w1 wn/w2 / ∑w2 . wn/wn / ∑wn
TOTAL 1 1 . 1
Eigen Vector Waktu
Gambar 3.17 Perhitungan eigen vector alternatif untuk kriteria waktu
Perhitungan eigen vector juga dilakukan untuk kriteria pengalaman dan biaya, dengan cara yang sama.
5) Menghitung nilai prioritas alternatif.
Setelah diperoleh eigen vector alternatif untuk setiap kriteria, maka dilanjutkan dengan tahap akhir yaitu menghitung nilai prioritas setiap alternatif dengan mengalikan eigen vector alternatif dengan eigen vector kriteria, seperti pada Gambar 3.18.
EV
Waktu evWaktu Pengalaman evPengalaman
Biaya evBiaya
Gambar 3.18 Perhitungan nilai prioritas
Sehingga dari hasil perkalian matriks tersebut akan diperoleh nilai prioritas untuk setiap alternatif, seperti pada Gambar 3.19.
Nilai Prioritas
Kendaraan1 n1
Kendaraan2 n2
. .
Kendaraann nn
Dari Gambar 3.19 tersebut dapat dilihat nilai prioritas setiap alternatif. Nilai prioritas itulah yang digunakan untuk membantu manajemen dalam menentukan kendaraan yang akan ditugaskan untuk melaksanakan order. Dimana nilai tertinggi berarti alternatif tersebut memiliki efisiensi dan efektifitas tertinggi.
3.4.3. Entity Relational Diagram (ERD)
ERD ini akan menjelaskan tentang sistem database yang akan dipakai untuk sistem pendukung keputusan ini. ERD digambarkan dalam bentuk CDM pada Gambar 3.20 dan PDM pada Gambar 3.21.
Gambar 3.20 CDM
Gambar 3.21 PDM
3.4.4. Struktur Basis Data
Dari PDM yang sudah terbentuk, dapat disusun struktur basis data yang nantinya akan digunakan untuk menyimpan data yang diperlukan yaitu:
1. Tabel Sopir
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data sopir yang terdaftar pada PT Gajah Mas Surabaya. Struktur tabel sopir dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Tabel sopir
Nama Field Tipe Ukuran Status Tabel FK
IdSopir varchar 20 PK
NamaLengkap varchar 50
Panggilan varchar 20
JenisKelamin char 1
TanggalLahir date
Alamat varchar 200
Telepon varchar 50
IDLOKASI = IDLOKASIASAL IDLOKASI = IDLOKASIKIRIM
2. Tabel Kendaraan
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan semua data kendaraan yang dimiliki oleh PT Gajah Mas Surabaya. Struktur tabel kendaraan dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Tabel kendaraan
Nama Field Tipe Ukuran Status Tabel FK
IdKendaraan varchar 20 PK
Nopol varchar 50
Merk varchar 50
JenisKendaraan varchar 50
Warna varchar 50
NomorRangka varchar 50
NomorMesin varchar 50
KecepatanRata integer 4
KonsumsiBBM integer 4
3. Tabel Sopir Kendaraan
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data histori sopir yang bertanggung jawab atas kendaraan yang terdaftar pada PT Gajah Mas Surabaya. Struktur tabel sopir kendaraan dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Tabel sopir kendaraan
Nama Field Tipe Ukuran Status Tabel FK IdSopirKendaraan varchar 20 PK
WaktuCatat datetime
IdKendaraan varchar 20 FK Kendaraan
IdSopir varchar 20 FK Sopir
4. Tabel Lokasi
Tabel 3.4 Tabel lokasi
Nama Field Tipe Ukuran Status Tabel FK
IdLokasi varchar 20 PK
NamaLokasi varchar 50
5. Tabel Pelanggan
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan semua data pelanggan yang terdaftar PT Gajah Mas Surabaya. Struktur tabel pelanggan dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Tabel pelanggan
Nama Field Tipe Ukuran Status Tabel FK
IdPelanggan varchar 20 PK
NamaInstansi varchar 50
Alamat varchar 200
Telepon varchar 50
NamaCP varchar 50
6. Tabel Bobot
Tabel ini berfungsi untuk menyimpan data bobot penilaian kriteria yang digunakan untuk perhitungan AHP. Struktur tabel bobot dapat dilihat pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Tabel bobot
Nama Field Tipe Ukuran Status Tabel FK
IdBobot varchar 20 PK
WaktuCatat datetime BobotWaktuPengalaman integer 4 BobotWaktuBiaya integer 4 BobotPengalamanBiaya integer 4
7. Tabel Transaksi
penugasan kendaraan dan konfirmasi penugasan. Struktur tabel transaksi dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Tabel transaksi
Nama Field Tipe Ukuran Status Tabel FK
IdTransaksi varchar 20 PK
IdPelanggan varchar 20 FK Pelanggan
TanggalBerangkat date
IdLokasiAmbil varchar 20 FK Lokasi
IdLokasiKirim varchar 20 FK Lokasi
PermintaanJenisKendaraan varchar 50
NomorDO varchar 50
IdBobot varchar 20 FK Bobot
IdSopirKendaraan varchar 20 FK SopirKendaraan
IdLokasiAsal varchar 20 FK Lokasi
NomorSJ varchar 50
TanggalSJ date
TanggalBongkar date
KondisiBongkar bit 1
BiayaAmbil integer 8
BiayaKirim integer 8
Kembali bit 1
3.4.5. Desain Input Output 1. Desain Form Utama
Gambar 3.22 Desain form utama 2. Desain Form Sopir
Form ini digunakan untuk melakukan maintenance data sopir, seperti menambah data sopir baru atau mengubah data sopir yang sudah ada. Tampilan form sopir dapat dilihat pada Gambar 3.23.
3. Desain Form Kendaraan
Form ini digunakan untuk melakukan maintenance data kendaraan, seperti menambah data kendaraan baru atau mengubah data kendaraan yang sudah ada. Pada master kendaraan juga terdapat data sopir yang bertanggung jawab terhadap kendaraan tersebut. Tampilan form kendaraan dapat dilihat pada Gambar 3.24.
Gambar 3.24 Desain form kendaraan
4. Desain Form Pelanggan
Gambar 3.25 Desain form pelanggan 5. Desain Form Pembobotan Kriteria
Form ini digunakan bagi manajer untuk menginputkan bobot penilaian antar kriteria yang ada. Tampilan form pembobotan kriteria dapat dilihat pada Gambar 3.26.
6. Desain Form Penerimaan Order
Form ini digunakan untuk mencatat order yang diterima dari pelanggan. Tampilan form penerimaan order dapat dilihat pada Gambar 3.27.
Gambar 3.27 Desain form penerimaan order 7. Desain Form Penugasan Kendaraan
Gambar 3.28 Desain form penugasan kendaraan 8. Desain Form Konfirmasi Pengiriman
Form ini digunakan untuk mencatat data order yang telah selesai dilaksanakan berdasarkan konfirmasi dari sopir. Tampilan form konfirmasi penugasan dapat dilihat pada Gambar 3.29.
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kebutuhan sistem, implementasi dan evaluasi sistem pendukung keputusan penentuan prioritas penugasan kendaraan dengan menggunakan metode AHP pada PT Gajah Mas Surabaya.
4.1. Kebutuhan Sistem
4.1.1. Kebutuhan Perangkat Keras
Adapun perangkat keras yang digunakan untuk menjalankan aplikasi ini memiliki persyaratan minimal sebagai berikut :
1. Intel Pentium 4 CPU 2.00 GHz 2. Memory 512 MB RAM
3. VGA Card On Board 4. Harddisk minimal 10 GB
5. Monitor dengan resolusi 1024 x 768 6. Mouse dan keyboard
4.1.2. Kebutuhan Perangkat Lunak
Sedangkan persyaratan minimal perangkat lunak yang dibutuhkan adalah : 1. Microsoft Windows 7 Home Basic
2. Microsoft .NET Framework 4.0 3. Microsoft Visual Studio 2010 4. Microsoft SQL Server 2008
4.2. Implementasi Sistem 4.2.1. Form Utama
Form utama adalah form yang pertama kali muncul ketika aplikasi dijalankan. Pada form ini terdapat menu yang merupakan navigasi untuk mengakses form-form berikutnya. Navigasi menu terdapat di bagian sebelah kiri. Navigasi menu terbagi menjadi 4 bagian yaitu Utility, Master, Transaksi, dan Report. Tampilan dari Form Utama dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Form utama 4.2.2. Form Master Sopir
dengan memilih data pada tabel tersebut. Tampilan dari Form Master Sopir dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Form master sopir 4.2.3. Form Master Kendaraan
Gambar 4.3 Form master kendaraan 4.2.4. Form Master Pelanggan
Gambar 4.4 Form master pelanggan 4.2.5. Form Pembobotan Kriteria
Form pembobotan kriteria berfungsi untuk memberikan pembobotan terhadap kriteria yang akan digunakan dalam proses perhitungan AHP. Pembobotan dilakukan secara berpasangan untuk setiap kriteria yang ada. Kemudian dari pembobotan berpasangan tersebut akan dibuat matriks perbandingan yang akan dihitung untuk menentukan eigen vector kriteria. Tampilan dari Form Pembobotan Kriteria dapat dilihat pada Gambar 4.5.
4.2.6. Form Penerimaan Order
Form penerimaan order merupakan salah satu form transaksi yang berfungsi untuk menginputkan data order yang diterima oleh perusahaan. Pada form ini data yang diinputkan adalah pelanggan yang memberikan order beserta data order yaitu berupa lokasi ambil, lokasi kirim, tanggal keberangkatan, serta jenis kendaraan yang dibutuhkan. Data yang telah tersimpan akan terlihat pada tabel di sebelah kiri, dan apabila akan dilakukan perubahan data atau menghapus data dapat dilakukan dengan memilih data pada tabel tersebut. Tampilan dari Form Penerimaan Order dapat dilihat pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6 Form penerimaan order 4.2.7. Form Penugasan Kendaraan
Gambar 4.7 Form penugasan kendaraan
Gambar 4.8 Subform penugasan kendaraan
Kemudian tersedia tombol Matriks Perbandingan yang berfungsi untuk membuat matriks perbandingan alternatif untuk setiap kriteria yang bersangkutan, seperti pada Gambar 4.9.
Kemudian dengan menekan tombol Normalisasi, matriks perbandingan yang dibuat akan dinormalisasi, seperti pada Gambar 4.10.
Gambar 4.10 Normalisasi matriks perbandingan
Gambar 4.11 Prioritas kendaraan
Dari daftar prioritas kendaraan tersebut akan dilakukan pemilihan kendaraan yang akan bertugas dengan menekan tombol Pilih Kendaraan.
4.2.8. Form Konfirmasi Pengiriman
Gambar 4.12 Form konfirmasi pengiriman 4.2.9. Laporan Transaksi
Laporan transaksi digunakan untuk menampilkan informasi secara terinci data order transaksi yang terjadi. Data transaksi yang ditampilkan dapat berdasarkan periode (bulan dan tahun) atau berdasarkan pelanggan. Untuk menampilkan data transaksi berdasarkan kriteria yang diinginkan dapat dilakukan dengan memilih pada kotak pilihan periode atau pelanggan yang tersedia. Tampilan Laporan Transaksi dapat dilihat pada Gambar 4.13.
4.2.10.Laporan Histori Perjalanan
Laporan histori perjalanan digunakan untuk menampilkan daftar rute yang pernah ditempuh oleh tiap kendaraan dalam melaksanakan order. Data histori yang ditampilan dapat berdasarkan periode (bulan dan tahun) atau berdasarkan kendaraan. Untuk menampilkan data histori berdasarkan kriteria yang diinginkan dapat dilakukan dengan memilih pada kotak pilihan periode atau kendaraan yang tersedia. Tampilan Laporan Histori Perjalanan dapat dilihat pada Gambar 4.14.
Gambar 4.14 Laporan histori perjalanan 4.3. Uji Coba Aplikasi
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi yang ada pada aplikasi berjalan dengan baik atau tidak. Adapun pengujian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
4.3.1. Uji Coba Form Master Sopir
Tabel 4.1 Hasil uji coba form master sopir
diharapkan Status 1 Menghindari
kekosongan data
4.3.2. Uji Coba Form Master Kendaraan
Hasil uji coba yang dilakukan pada form master kendaraan dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil uji coba form master kendaraan Test
Case Tujuan
Input / Perlakuan
Output yang
diharapkan Status 3 Menghindari
kekosongan data
4.3.3. Uji Coba Form Master Pelanggan
Hasil uji coba yang dilakukan pada form master pelanggan dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil uji coba form master pelanggan Test
Case Tujuan
Input / Perlakuan
Output yang
diharapkan Status 5 Menghindari
4.3.4. Uji Coba Form Pembobotan Kriteria
Hasil uji coba yang dilakukan pada form pembobotan kriteria dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4 Hasil uji coba form pembobotan sopir Test
Case Tujuan
Input / Perlakuan
Output yang
diharapkan Status 7 Memastikan
sesuai Sukses
8 Melakukan
9 Memastikan data konsisten sebelum
4.3.5. Uji Coba Form Penerimaan Order
Hasil uji coba yang dilakukan pada form penerimaan order dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil uji coba form penerimaan order Test
Case Tujuan
Input / Perlakuan
Output yang
diharapkan Status 10 Menghindari
kekosongan data 11 Memastikan
penyimpanan data
4.3.6. Uji Coba Form Penugasan Kendaraan
Tabel 4.6 Hasil uji coba form penugasan kendaraan
diharapkan Status 12 Memastikan
alternatif
permintaan Sukses
13 Memastikan kesesuaian
sesuai Sukses
14 Melakukan
prioritas alternatif Sukses
4.3.7. Uji Coba Form Konfirmasi Pengiriman
Hasil uji coba yang dilakukan pada form konfirmasi pengiriman dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil uji coba form konfirmasi pengiriman Test
Case Tujuan
Input / Perlakuan
Output yang
diharapkan Status 16 Menghindari
kekosongan data
17 Memastikan penyimpanan data
4.3.8. Uji Coba Perhitungan AHP
Tabel 4.8 Data permintaan pelanggan Pelanggan Lokasi
Ambil
Indonesia, PT Gresik Banyuwangi 3 Mei 2013 Gandengan Langkah-langkah yang dilakukan untuk memproses data permintaan pengiriman dari pelanggan hingga diperoleh prioritas kendaraan yang akan ditugaskan adalah :
1. Langkah pertama adalah dengan memberikan pembobotan terhadap kriteria-kriteria yang digunakan secara berpasangan. Untuk pembobotan kriteria-kriteria diberi nilai dengan rentang antara 1 sampai 9 sesuai dengan Tabel 2.1. Dalam contoh kasus ini pembobotan kriteria yang digunakan adalah kriteria waktu jelas lebih penting (bernilai 5) dibandingkan kriteria pengalaman, kriteria waktu sedikit tidak lebih penting (bernilai 1/3) dibandingkan kriteria biaya, dan kriteria pengalaman sangat jelas / mutlak tidak lebih penting (bernilai 1/8) dibandingkan kriteria biaya. Hasil dari pembobotan kriteria tersebut akan dibuat menjadi matriks perbandingan untuk setiap kriteria secara berpasangan. Matriks perbandingan kriteria dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Matriks perbandingan kriteria
Waktu Tunggu Pengalaman Biaya
Waktu Tunggu 1 5 0,3333
Pengalaman 0,2 1 0,125
Biaya 3 8 1
TOTAL 4,2 14 1,4583
Normalisasi dilakukan dengan cara membagi tiap sel dengan total tiap kolom. Perhitungan normalisasi dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Normalisasi matriks kriteria
Waktu Tunggu Pengalaman Biaya
Waktu Tunggu 1 / 4,2 = 0,2381 5 / 14 = 0,3571 0,3333 / 1.4583 = 0,2286 Pengalaman 0,2 / 4,2 = 0,0476 1 / 14 = 0,0714 0,125 / 1,4583 = 0,0857 Biaya 3 / 4,2 = 0,7143 8 / 14 = 0,5714 1 / 1,4583 = 0,6857
TOTAL 1 0,9999 1
Selanjutnya total tiap baris dari matriks yang telah dinormalisasi dibagi dengan 3 (sesuai dengan jumlah kriteria yang digunakan), dengan begitu akan diperoleh eigen vector kriteria. Perhitungan eigen vector kriteria dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Perhitungan eigen vector kriteria
Eigen Vector
Waktu Tunggu (0,2381 + 0,3571 + 0,2286) / 3 = 0,2746 Pengalaman (0,0476 + 0,0714 + 0,0857) / 3 = 0,0683 Biaya (0,7143 + 0,5714 + 0,6857) / 3 = 0,6571
TOTAL 1
3. Setelah eigen vector kriteria diperoleh maka akan dilakukan uji konsistensi terlebih dahulu. Untuk melakukan uji konsistensi akan dihitung λmaks dengan
menjumlahkan perkalian antara eigen vector (Tabel 4.11) dengan total nilai pada matriks perbandingan (Tabel 4.9), dengan perhitungan seperti berikut :
�����= (0,2746 × 4,2) + (0,0683 × 14) + (0,6571 × 1,4583) = 3,0672
Setelah λmaks didapat, maka CI dicari dengan rumus (2.8), seperti berikut :
��=�����− �
� −1 =
3,0672−3
3−1 = 0,0336
Kemudian menghitung CR menggunakan rumus (2.9), dimana RI yang digunakan adalah 0,58 sesuai Tabel 2.2, seperti berikut :
�� =��
��=
0,0336
Dengan CR yang diperoleh adalah 0,058 yang masih lebih kecil daripada 10%, maka ketidak konsistenan dapat diterima dan dapat dilanjutkan ke proses selanjutnya.
4. Setelah eigen vector kriteria dipastikan konsisten, maka akan dilanjutkan dengan melakukan pencarian alternatif kendaraan sesuai dengan permintaan pengiriman dari pelanggan. Pencarian alternatif disertai dengan menghitung nilai alternatif untuk setiap kriteria. Berdasarkan permintaan pelanggan pada Tabel 4.8 maka akan diperoleh alternatif kendaraan dan nilainya, yang dapat dilihat pada Tabel 4.12. Khusus untuk kriteria biaya, dari nilai yang diperoleh akan dilakukan invers terlebih dahulu dengan cara mengurangi total biaya dengan biaya tiap alternatif.
Tabel 4.12 Alternatif kendaraan dan nilai alternatif
Alternatif Waktu (hari) Pengalaman Biaya (Rp) Invers Biaya (Rp)
L 7130 U 28 2 236.000 8.235.992 - 236.000 = 7.999.992 L 8083 XW 99 1 999.999 8.235.992 - 999.999 = 7.235.993 L 8065 J 62 1 999.999 8.235.992 - 999.999 = 7.235.993 L 8062 GH 57 1 999.999 8.235.992 - 999.999 = 7.235.993 L 8007 HA 51 1 999.999 8.235.992 - 999.999 = 7.235.993 L 9429 X 48 1 999.999 8.235.992 - 999.999 = 7.235.993 L 8063 HH 46 1 999.999 8.235.992 - 999.999 = 7.235.993 L 7530 U 32 1 999.999 8.235.992 - 999.999 = 7.235.993 L 8001 JQ 18 1 999.999 8.235.992 - 999.999 = 7.235.993
TOTAL 441 10 8.235.992 65.887.936
Tabel 4.13 Matriks perbandingan alternatif untuk kriteria waktu
Selanjutnya matriks perbandingan alternatif tersebut akan dinormalisasi dengan cara membagi tiap sel dengan total tiap kolom. Proses perhitungan normalisasi dapat dilihat pada Tabel 4.14.
Tabel 4.14 Normalisasi matriks alternatif L
Tabel 4.15 Eigen vector alternatif untuk kriteria waktu
Untuk kriteria pengalaman dan biaya akan dilakukan perhitungan yang sama sampai diperoleh eigen vector alternatif untuk kriteria pengalaman dan biaya. 6. Kemudian dari eigen vector kriteria dan eigen vector alternatif yang telah
diperoleh akan dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai prioritas tiap alternatif. Nilai prioritas diperoleh dengan mengalikan matriks eigen vector kriteria dengan eigen vector alternatif. Nilai prioritas untuk setiap alternatif dapat dilihat pada Tabel 4.16.
Tabel 4.16 Perhitungan nilai prioritas
Alternatif Nilai Prioritas
L 7130 U (0,0635 × 0,2746) + (1 × 0,0683) + (0,1214 × 0,6571) = 0,1655
4.4. Evaluasi Aplikasi
Setelah melakukan implementasi dan uji coba terhadap sistem, tahap selanjutnya adalah melakukan evaluasi terhadap sistem. Tujuan evaluasi ini adalah untuk mengetahui apakah aplikasi yang telah dibuat ini sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Tujuan awal yang diharapkan adalah membuat sistem pendukung keputusan untuk menentukan prioritas penugasan kendaraan pada PT Gajah Mas dengan metode AHP.
5.1 Kesimpulan
Dari penjelasan aplikasi Sistem Pendukung Keputusan untuk menentukan prioritas kendaraan pada PT. Gajah Mas Surabaya dapat ditarik kesimpulan yaitu aplikasi dapat menghasilkan prioritas penugasan kendaraan pada PT Gajah Mas dengan metode AHP, sehingga dapat membantu pihak manajemen perusahaan dalam membuat keputusan untuk menentukan kendaraan yang akan ditugaskan.
5.2 Saran
Untuk kemungkinan pengembangan lebih lanjut dari Sistem Pendukung Keputusan untuk menentukan prioritas kendaraan pada PT. Gajah Mas Surabaya dimasa mendatang, dapat diberikan saran-saran yang berguna untuk pemikiran maupun implementasi yang akan dilakukan, yaitu :
1. Perlu adanya manajemen terhadap kendaraan yang dimiliki perusahaan, yang meliputi perawatan dan penyusutan nilai kendaraan, sehingga manajemen perusahaan dapat memperkirakan kelayakan kendaraan. 2. Melihat potensi dan perlunya sistem akuntansi, aplikasi ini perlu
dikembangkan dengan sistem akuntansi tersebut sehingga dapat dihasilkan laporan akuntansi yang berguna untuk manajemen keuangan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Zaenal. 2006. Dasar-dasar Penulisan Karya Ilmiah (Edisi Revisi). PT. Grasindo. Jakarta.
Farroq, Waqqas. Analytical Hierarchy Process for College Selection. http://waqqasfarooq.com/waqqasfarooq/index.php?option=com_content &view=article&id=46&Itemid=59 (diakses tanggal 14 Februari 2013).
Haas, Rainer dan Oliver Meixner. 2001. An Illustrated Guide to the Analytic Hierarchy Process. University of Natural Resources and Applied Life Sciences. Vienna.
Henry C. Lucas Jr. 1993. Analisis Desain dan Implementasi Sistem Informasi. Erlangga. Jakarta.
Kurniawan, Jeffry. 2013. Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Prioritas Pemberangkatan Armada Angkut Dengan Metode AHP. STIKOM Surabaya. Surabaya.
Permadi, B., 1992, AHP, Pusat Antar Universitas – Studi Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Prasetyo, Didik Dwi. 2006. Pemrograman Aplikasi Database dengan Visual Basic .NET 2005 dan MS Access. PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta.
Rickyanto, Isak. 2003. Membuat Aplikasi Windows Dengan Visual Basic .NET. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Subakti, Irfan. 2002. Sistem Pendukung Keputusan. ITS Surabaya. Surabaya. Santoso, Harip. 2004. VB.NET untuk .NET Programmer. PT Elex Media
Komputindo kelompok Gramedia. Jakarta.