• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKP : Pembuatan Logo dan Kemasan Produk UKM Dengan Metode Cetak Sablon di Unit Pelaksana Teknis Industri Makanan Minuman dan Kemasan Disperindag Provinsi Jawa Timur.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LKP : Pembuatan Logo dan Kemasan Produk UKM Dengan Metode Cetak Sablon di Unit Pelaksana Teknis Industri Makanan Minuman dan Kemasan Disperindag Provinsi Jawa Timur."

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

i

Cetak Sablon di Unit Pelaksana Teknis Industri Makanan

Minuman dan Kemasan Disperindag Provinsi Jawa Timur.

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana Desain Komunikasi Visual

Oleh :

Nama : Tonny Aries Wijaya

Nim : 11420100018

Program Studi : S1 Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM

(2)

vi

KATA PENGANTAR... iii

ABSTRAK... v

DAFTAR ISI………... vi

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah... 4

1.4 Tujuan... 5

1.5 Manfaat ... 5

1.5.1 Manfaat Teoritis ... 5

1.5.2 Manfaat Praktis ... 6

1.6 Pelaksanaan ... 6

1.7 Sistematika Penulisan... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 9

(3)

vii

2.2 Logo... 13

2.3 Tahapan Desain Logo... 16

2.4 Kriteria Logo... 20

2.5 Tagline……... 21

2.6 Desain Kemasan... 22

2.6.1 Desain Kemasan dan Masyarakat... 23

2.6.2 Tujuan Desain Kemasan………... 23

2.7 Tipografi...25

2.8 Teori Warna... 28

2.9 Cetak Sablon... 28

2.9.1 Alat Sablon………... 33

2.9.2 Menyablon Plastik.………... 39

BAB III METODE PERANCANGAN... 41

3.1 Metodologi... 41

3.2 Teknik Pengumpulan Data... 42

3.2.1 Creative Brief... 42

3.2.2 Studi Pustaka... 43

3.2.3 Observasi... 43

(4)

viii

4.1 Profil Umum Perusahaan... 46

4.2 Latar... 46

4.3 Jasa yang ditawarkan UPTI mamin dan kemasan... 48

4.4 Proses produksi di UPTI Mamin dan kemasan... 49

4.5 Visi dan Misi... 50

4.6 Struktur Organisasi…... 50

BAB V IMPLEMENTASI KARYA... 54

5.1 Desain Logo dan Kemasan Plastik Tahu Sayur Ada Rasa……...54

5.2 Desain Logo dan Kemasan Plastik Satria Tahu Sayur………...55

5.3 Desain Logo dan Kemasan Plastik Tahu Sayur Naya…...57

5.4 Desain Logo dan Kemasan Plastik Aneka Camilan Mira...57

5.4 Desain Logo dan Kemasan Dus KUB – IK Anggrek...59

BAB VI PENUTUP ... 61

6.1 Kesimpulan ... 61

6.2 Saran ... 62

(5)

ix

2.1 Skema Teori Warna Primer Brewster... 23

2.2 Skema Teori Warna Sekunder... 30

2.3 Skema Teori Warna Tersier... 30

2.3 Skema Teori Warna Netral... 31

3.1 Bagan Skema Pengerjaan………... 42

4.1 UPTI MAMIN dan Kemasan Disperindag (Via Satelit)... 47

4.2 Foto Kantor UPTI MAMIN dan Kemasan Disperindag... 48

4.3 Struktur Organisasi UPTI MAMIN dan Kemasan Disperindag... 52

4.4 Struktur Organisasi Pembinaan dan Pengembangan... 53

4.5 Struktur Organisasi Pelayanan Teknis………... 53

5.1 Desain Logo dan Kemasan Plastik Tahu Sayur Ada Rasa……... 54

5.2 Desain Logo dan Kemasan Plastik Satria Tahu Sayur... 55

5.3 Desain Logo dan Kemasan Plastik Naya………... 57

5.4 Desain Logo dan Kemasan Plastik Aneka Camilan Mira... 58

(6)

1 1.1Latar Belakang Masalah

Di Indonesia persaingan produk impor dan produk dari Usaha Kecil Menengah sangatlah keras dan ketat. Dalam dunia usaha persaingan yang keras dan ketat itu adalah hal yang biasa atau lumrah. Pelaku usaha ataupun produsen makanan dan minuman bersaingan dengan produk impor melalui produk unggulan yang telah mereka olah. Bagi para pelaku usaha khususnya UKM, ada banyak masalah di sektor industri makanan dan minuman di Indonesia. Masalah-masalah tersebut misalnya modal yang terbatas, kualitas produk yang tidak memenuhi standar, atau pemasarannya yang buruk. Faktor-faktor tersebut sering dianggap menjadi hal yang paling menentukan keberhasilan suatu usaha.

(7)

Yang menjadi masalah adalah masih banyak industri makanan dan minuman yang kurang sadar akan pentingnya kemasan sebagai salah satu unsur dari tarik terhadap para konsumen. Kebanyakan para pelaku UKM makanan dan minuman saat ini hanya mengemas produknya seadanya atau “apa adanya”.

Dalam upaya meningkatkan daya saing bagi para pelaku bisnis UKM di Indonesia, maka kerja praktik ini bertujuan untuk membuat logo dan kemasan produk UKM di UPT Industri Makanan Minuman dan Kemasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur. Melaksanakan tugas Dinas dalam pelayanan teknis, pembinaan, alih teknologi, pengembangan desain, penyediaan sarana usaha industry, ketatausahaan dan pelayanan masyarakat merupakan tugas UPT Industri Makanan Minuman dan Kemasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur. Dari permasalahan tersebut kerja praktik sendiri diharapkan dapat membantuk UPT Industri Makanan Minuman dan Kemasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur dalam membuat atau mengerjakan desain logo dan kemasan produk agar dapat menambah minat konsumen dan nilai jual produk UKM.

(8)

memudahkan pemasaran, karena logo salah satu media promosi untuk mengenalkan suatu brand atau produk dari bisnis UKM agar mudah diingat para konsumen dan calon konsumen. Temtunya dalam pembuatan logo tidak bisa asal-asalan dalam membuatnya, logo yang kreatif dan sesuai dengan identitas suatu merek atau produk dapat membantu konsumen mengingat dan memberikan perbedaan dari kompetitor.

Selain logo Kemasan menjadi salah satu tolak ukur layak atau tidaknya suatu produk itu dijual di pasaran. Kemasan merupakan media promosi yang bisa di andalkan dalam mempromosikan suatu produk. Oleh karena itu diharapkan agar para Industri makanan dan minuman sadar dalam hal tersebut. Sehingga produk yang dihasilkan oleh produsen makanan dan minuman di Indonesia mampu bersaing dengan produk - produk impor dari Negara lain.

Untuk perihal mencetak, media cetak di UPT Industri Makanan Minuman dan Kemasan menyediakan dua metode cetak yaitu cetak offset dan sablon.Untuk bahan media cetaknya ada beberapa pilihan yaitu duplek, karton, plastik (fleksibel), sticker, dll. Dalam pembuatan laporan kerja praktik ini menggunakan teknik cetak sablon sebagai outputnya. Cetak Sablon (screen printing) adalah teknik percetakan yang menggunanakan “anyaman mesh” yang mendukung stensil tinta-blok. Teknik cetak

(9)

Keuntungan dari sablon warna tidak cepat pudar, tapi tergantung tinta yang digunakan.

Berdasarkan laporan kerja praktik ini mengangkat tentang pembuatan logo dan kemasan produk makanan dan minuman yang dihasilkan UKM di Indonesia agar terlihat menarik, mampu bersaing dengan produk luar, dan menambah nilai jual produk yang selama ini belum dimaksimalkan dalam segi visual kemasan. Judul yang diangkat dari laporan kerja praktik ini adalah “Pembuatan Logo dan Kemasan Produk UKM dengan Metode Cetak Sablon di UPTI Mamin dan Kemasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasaikan uraian di latar belakang, maka permasalahan dapat dirumuskan adalah bagaimana membuat logo dan kemasan produk UKM dengan menggunakan metode cetak Sablon di UPTI Mamin dan Kemasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur?

1.3Batasan Masalah

Agar pembahasan dalam laporan ini terfokus dan tidak terlalu meluas, maka diperlukan batasan masalah mengenai permasalahan, yaitu sebagai berikut:

1. Pembuatan desain logo produk UKM.

(10)

1.4Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan laporan kerja praktik ini adalah membuat desain logo dan kemasan produk UKM dengan menggunakan metode cetak sablon di UPTI Mamin dan Kemasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur.

1.5 Manfaat

1.5.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari perancangan ini adalah untuk menambah pengetahuan akan pentingnya sebuah desain kemasan dalam meningkatkan nilai jual suatu produk.

Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi masyarakat serta mahasiswa yang ingin mengetahi tentang pembuatan logo dan kemasan produk makanan dan minuman, khususnya dalam pembuatan logo dan kemasan produk UKM di UPTI Mamin dan Kemasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provisi Jawa Timur.

(11)

1.5.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diaplikasikan pada produk – produk UKM terkait. Selain itu, diharapkan dapat memberikan masukan kepada UPTI Mamin dan Kemasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur dalam upaya pengenalan kepada UKM akan pentingnya sebuah desain logo dan kemasan pada suatu produk.

1.6Pelaksanaan a) Detail Perusahaan

Nama perusahaan :UNIT PELAKSANAAN TEKNIS INDUSTRI MAKANAN MINUMAN & KEMASAN DINAS

PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

PROVINSI JAWATIMUR

Jasa : Desain Kemasan Produk Makanan dan Minuman Alamat : Jl. Raya Trosobo Km 20 Taman Sidoarjo 61259

Phone : ( 031 ) - 7884056

Fax : ( 031 ) - 7884056

e-mail : uptimamin@gmail.com

Website : -

b) Periode

(12)

Waktu : 07.15 – 16.00 WIB

1.7Sistematika Penulisan

Agar para pembaca dapat memahami dengan mudah persoalan dan pembahasanya, maka penulisan dari laporan kerja praktek ini akan dibuat dengan sistematika yang nantinya terdiri dari beberapa bab yang di dalamnya terdapat penjabaran masalah, yakni :

Pada bab pertama ini akan membahas tentang perumusan dan penjelasan masalah umum, sehingga nantinya akan diperoleh suatu gambaran umum mengenai seluruh penelitian yang dilakukan oleh penulis. Didalam bab ini akan menyangkut beberapa masalah yang nantinya akan meliputi tentang : Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Pembatasan Masalah, Tujuan, Kontribusi, dan dilanjutkan oleh Sistematika Penulisan Kerja Praktek.

Pada bab kedua ini akan membahas tentang teori penunjang yang diharapkan menjelaskan secara singkat mengenai landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi oleh penulis

Pada bab ketiga ini akan membahas mengenai metode pelaksanaan kerja praktek, mulai dari teknik hingga progres kerja.

(13)

missi UPTI Mamin dan Kemasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur, struktur organisasi UPTI Mamin dan Kemasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur, serta jasa yang ditawarkan oleh UPTI Mamin dan Kemasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur.

Pada bab kelima ini akan membahas implementasi karya, dimana hasil perancangan selama melaksanakan kerja praktek di UPTI Mamin dan Kemasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur berdasarkan permasalahan dan metode perancangan yang telah dikerjakan.

(14)

9 2.1 Desain

2.1.1 Definisi Desain

Desain merupakan sebuah rancangan atau aransemen dari elemen formal karya seni, sebuah ekspresi seniman dalam berkarya yang mengkomposisikan berbagai elemen dan unsur yang mendukung. Desain juga merupakan aktivitas menata unsur-unsur karya seni yang memerlukan pedoman azas-azas desain seperti unity, balance, rhythm dan proporsi. Desain juga mempunyai beberapa komponen visual seperti garis, warna, bentuk, tekstur, value. Desain pada saat-saat tertentu memang telah dianggap sebuah karya seni yang telah selesai, hal ini tergantung pada persoalan konsep penciptanya sendiri. Ini semua juga terkait dengan desain grafis dimana sebuah rancangan maupun karya desain yang menggunakan media, untuk kepentingan dalam mengkomunikasikan informasi tertentu dalam bentuk visual, hal ini berguna untuk kepentingan promosi, dekorasi, iklan dalam sebuah perusahaan (Susanto, 2011: 102).

Menurut Suyanto (2007 : 112) “Desain merupakan totalitas keistimewaan

(15)

produk baru karena sasaran konsumen yang dituju tidak sedikit yang mempersoalkan masalah desain suatu produk agar memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

2.1.2 Unsur Desain

Dalam sebuah desain terdapat beberapa unsur atau elemen yang diperlukan, diantaranya:

a. Titik

Titik merupakan salah satu unsur visual yang dimensi memanjang dan melebarnya dianggap tidak berarti.Titik merupakan bagian kecil dari garis, karena pada dasrnya suatu garis dibentuk oleh adanya hubungan titik-titik yang sangat dekat.

b. Garis

Garis dikenal sebagai goresan atau coretan, dan batas limitsuatu bidang atau warna.Ciri khas dari garis adalah terdapatnya arah serta dimensi memanjang.Garis memiliki fungsi tertentu yang pada dasrnya digunakan untuk mengarahkan gerakan mata.Garis terdiri dari empat macam, yakni garis vertical, horizontal, diagonal, dan garis yang berbentuk gelombang.

c. Bidang

(16)

d. Ruang

Ruang lebih mengarah pada perwujudan tiga dimensi sehingga ruang dapat dibagi dua, yaitu ruang nyata dan semu.

e. Warna

Warna merupakan elemen desain yang sangat berpengaruh terhadap desain, karena akan membuat suatu komposisi desain tampak lebih menarik.

f. Tekstur

Tekstur adalah nilai raba dari suatu permukaan. Pengertian lain menyebutkan bahwa tekstur merupakan gambaran dari suatu permukaan benda. Dalam penerapannya tekstur dapat berpengaruh terhadap unsure visual lainnya, yaitu kejelasan titik, kualitas garis, keluasan bidang dan ruang, serta intensitas warna.

2.1.3 Prinsip Desain

Prinsip dasar desain merupakan prinsip keseimbangan, prinsip titik focus, prinsip irama, dan prinsip kesatuan.Prinsip – prinsip ini harus di ketahui untuk menghasilkan desain grafik yang baik untuk tampilan multimedia.

1. Prinsip keseimbangan

Keseimbangan ini perlu sekali dalam pembuatan komposisi. Ada 2 macam bentuk keseimbangan, yaitu :

(17)

b. Keseimbangan asimetris (mempunyai keseimbangan yang tersembunyi dan tidak terbagi sama.

2. Prinsip titik focus

Pusat perhatan, di dalam bentuk desain tersebut harus ada sesuatu yang menjadi pusat perhatian (Point Of Interest).

3. Prinsip irama

Irama adalah suatu gerak yang teratur, yang berhubungan, sehingga akan selalu ada pengulangan – pengulangan yang teratur. Gerak-gerak itu akan mengakibatkan suatu arah kemudian menjadi irama. Dalam hal ini irama tidak di bentuk terbatas dari garis saja, namun semua unsur – unsure seni lukis bisa membentuk irama.

4. Prinsip kesatuan

Kesatuan dalam hal ini adalah suatu bentuk yang unsur-unsurnya mempunyai saling hubungan.

Bentuk yang kita maksud dapat di capai dengan cara sbb : a. Di dalam bentuk tersebut harus ada kontras, berlaku untuk semua unsur (goresan, irama, warna, teksture, dsb)

b. Peralihan di harapkan di dalam bentuk itu juga ada peralihan dari unsur – unsur bentuknya supaya tidak tampak kaku.

(18)

2.2 Logo

Asal kata logo dari bahasa Yunani logos, yang berarti kata, pikiran, pembicaraan akal budi. Pada awalnya yang lebih dulu populer adalah istilah logotype, bukan logo. Logo adalah penyingkatan dari logotype. Istilah logo baru muncul tahun 1937 dan kini istilah logo lebih populer daripada logotype. Logo bisa menggunakan elemen apa saja: tulisan, logo gram, gambar, ilustrasi dan lain-lain (Surianto Rustan, 2009:13)

Brand atau merek tidak dapat dipisahkan dari logo, karena logo merupakan elemen utama dalam membentuk identitas sebuah perusahaan. Logo bukanlah hanya sekedar pelengkap atau formalitas dari sebuah perusahaan, karena logo mengisyaratkan kepribadian perusahaan. Penggunaan logo sebagai identitas telah muncul sejak tahun sebelum masehi, pada jaman kekaisaran Romawi dan mengalami beberap fase perkembangan hingga saat ini.

Logo memiliki berbagai macam elemen dan bentuk yang kesemuanya itu memiliki kesatuan yang membentuk identitas. Secara umum, BIRD (Board of International Research in Design) dalam Design Dictionary menyebutkan bahwa

(19)

mengenai logo, terdapat beberap istilah tentang logo yang saling terkait antara satu dengan lainnya :

1. Entitas atau Entity, adalah objek sebenarnya yang dimaksudkan. Contohnya Negara Republik Indonesia adalah sebuah entitas yang oleh bendera merah putih. Entitas dapat berupa apa saja, baik itu objek fisik maupun non-fisik, seperti barang dan jasa, organisasi (perusahaan, lembaga, partai), manusia (pribadi maupun kelompok), tempat (daerah, kota, Negara), konsep (ide, gagasan), pengalaman, dan peristiwa.

2. Logotype, berasal dari bahasa Yunani “logos” yang berarti kata, pikiran, pembicaraan, akal budi. Istilah ini muncul sekitar tahun 1810-1840, yang diartikan sebagai tulisan nama entitas yang didesain secara khusus dengan menggunakan teknik lettering atau memakai jenis huruf tertentu. Karena brand merupakan sebuah persaingan, maka desainer membuatnya semakin unik dan berbeda satu sama lain. Mereka mengolah huruf tersebut, menambahkan elemen gambar, bahkan tulisan dan gambar berbaur menjadi satu. Dan semua itu masih banyak yang menyebutnya dengan istilah logotype.

Fungsi dari logotype ini adalah :

a. Identitas diri. Untuk membedakannya dengan identitas milik orang lain.

b. Tanda kepemilikan. Untuk membedakan miliknya dengan milik orang lain.

(20)

d. Mencegah peniruan/ pembajakan.

3. Logo adalah singkatan dari logotype. Istilah ini baru muncul tahun 1937 dan sampai saat ini istilah ini lebih popular dibandingkan logotype. Logo dapat menggunakan elemen apa pun, seperti teks, logogram, gambar, ilustrasi dan lain-lain. 4. Logogram berbeda dengan logotype orang beranggapan logogram adalah elemen gambar pada logo. Kemungkinan besar istilah logogram telah mengalami perubahan makna karena kemiripan kata dengan logotype. Sebenarnya logogram adalah sebuah simbol tulisan yang mewakili sebuah kata atau makna. Fungsi dari logogram sering juga disebut ideogram (simbol yang mewakili sebuah ide atau maksud).

5. Signature berasal dari bahasa latin signare, yang berartik to mark, sign. Selain berarti tanda tangan, signature secara umum juga berarti karakteristik/ identitas/ tanda/ ciri khusus yang diterapkan pada sebuah objek. Logo merupakan signature dari sebuah entitas. Namun signature tidak terbatas hanya bersifat visual, karena signature dapat juga berupa audio/ suara/ musik.

6. Mark memiliki pengertian yang sangat luas dan sangat umum digunakan yang tidak hanya eksklusif di area desain grafis saja yang menggunakannya. Pada intinya mark berarti tanda atau lambang atau sign. Sebagian orang menyebut elemen gambar pada logo sebagai mark.

(21)

mengalami perluasan makna, karena sebagaian orang mengatakan hanya elemen tulisannya saja yang disebut wordmark (untuk logo yang memiliki berbagai elemen lain).

2.3 Tahapan Desain Logo

Pesatnya perkembangan teknologi menimbulkan dampak yag signifikan pda dunia desain, baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Sebagai contoh dampak positif perkembangan teknologi, desain dimudahkan dalam prosesnya karena teknologi saat ini dapat membantu proses riset hingga finishing sehingga menghemat waktu pengerjaan sebuah desain. Sedangkan dampak negatif perkembangan teknologi, banyak pihak yang menganggap dirinya seorang desainer hanya karena dapat menjalankan software yang berhubungan dengan desain seperti photoshop. Padahal dalam prakteknya, desain tidak hanya sekedar visual semata karena desain juga mengandung atribut non-fisik seperti emosi, kepribadian, budaya dan lain-lain. Dalam bukunya yang berjudul “Mendesain Logo” (Surianto Rustan, 2009:2)

menjelaskan bahwa : Mendesain logo yang efektif sebagai suatu identitas perusahaan bukanlah perkara yang mudah yang dapat diselesaikan dalam hitungan jam atau hari. Merasa punya bakat dan taste yang baik saja tidaklah cukup. Diperlukan sejumlah tahapan pekerjaan dan pengetahuan pendukung.

(22)

sebuah perusahaan. Selain mengenal seluk beluk perusahaan, perancangan sebuah logo juga tidak lepas dari proses pemahaman simbol, yakni karakteristik bentuk, tipografi, pengetahuan tentang gestalt, kencenderungan optis mata manusia, karakteristik warna, pengetahuan tentang media, pengetahuan di bidang produksi cetak dan masih banyak lagi pengetahuan tambahan yang diperlukan.

Terdapat beberapa tahapan yang biasa digunakan oleh desainer untuk mendesain sebuah logo. Tahapan-tahapan ini dilakukan untuk memperoleh sebuah desain logo yang benar-benar menggambarkan entitas dari perusahaan yang bersangkutan. Tahapan desain logo sebagai berikut :

1. Riset & Analisa

Tahapan pertama ini dimaksudkan untuk mencari fakta-fakta tentang entitas, termasuk pesaingnya. Contohnya apabila entitas adalah berupa perusahaan, maka yang diriset pertama kali adalah sektor industri, visi, misi, struktur perusahaan, analisis pasar, target group, keunggulan dan kelemahan (analisa S.W.O.T) dan lain-lain. Kemudian setelah itu, memberikan pertanyaan pada perusahaan tentang alas an dan tujuan pembuatan logo. Sebagai contoh pertanyaannya : “Apakah logo ini dibuat untuk logo grup atau anak perusahaan?” atau “Apakah perusahaan hasil merger atau

akuisi?”. Setelah memberikan pertanyaan tersebut, kemudian mengadakan

(23)

mengantisipasi kemiripan bentuk. Karena logo yang mirip dengan logo lain, walaupun tidak sengaja akan mempertaruhkan reputasi klien dan desainernya sendiri. 2. Thumbnails

Hasil creative brief kemudian digunakan untuk membuat thumbnails yang merupakan visual brainstroming atau cara pengembangan ide melalui visual berupa sketsa-sketsa kasar pensil atau bolpoin yang dilakukan secara manual. Sangat di anjurkan untuk tidak menggunakan komputer pada tahap ini. Gregory Thomas dalan bukunya yang berjudul How to Design Logos,Symbols and Icons menggunakan bahwa : "Desainer penulis seringkali membiarkan teknologi mengontrol mereka dari sejak tahap awal menentukan strategi desain. Menurut saya ini adalah suatu kesalahan. Seorang desainer profesional mengerti bahwa strategi desain tidak akan berubah. Apapun software komputer yang digunakan. Karenanya dalam tahap awal membuat logo, seseorang harus konsentrasi menghadapi sendiri tantangan desain itu (bukan menggunakan komputer)."

3. Komputer

(24)

4. Review

Setelah terkumpulnya alternatif desain yang telah di-edit dan dirapikan, tahap selanjutnya adalah mengajukan kepada klien untuk memilih logo yang diinginkan. Pada tahap ini, keikutsertaan klien harus intens bahkan sejak tahap awal, klien harus terus aktif menyediakan data yang diperlukan. Desainer jangan terlalu berharap dalam pengajuan pertama akan langsung terpilih satu kandidat logo. Besar kemungkinan diperlukan paket alternatif kedua, ketiga dan seterusnya. Bila beberapa kandidat logo telah terpilih, akan dipersempit lagi hingga hanya satu logo yang menjadi andalan. Logo ini selanjutnya akan melalui proses finishing sehingga menghasilkan logo yang lebih matang dan layak untuk dipublikasikan.

5. Pendaftaran Merek

Logo yang telah selesai kemudian didaftarkan ke Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektial (Dirjen HAKI), Departemen Hukum dan HAM untuk mendapat perlindungan hak dari penggunaan secara tidak sah oleh pihak lain. Proses registrasi ini sebaiknya dimulai sejak saat pengajuan nama merek.

6. Sistem Identitas

Dalam tahap ini desainer menentukan atribut lainnya seperti logo turunan,sistem warna, sistem tipografi, sistem penerapan logo pada berbagai media, dan lain-lain. 7. Produksi

(25)

2.4 Kriteria Logo

Mengutip dari buku Mendesain Logo karya Surianto Rustan, logo yang baik secara umum harus mencakup beberapa hal sebagai berikut :

1. Original dan Destinctive, atau memiliki nilai kekhasan, keunikan dan daya pembeda yang jelas.

2. Legible, atau memiliki tingkat keterbacaan yang cukup tinggi, meskipun diaplikasikan dalam berbagai ukuran dan media yang berbeda-beda.Simpel atau sederhana,dengan pengertian mudah ditangkap dan di mengerti dalam waktu relatif singkat

3. Memorable, atau cukup mudah untuk di ingat, karena keunikannya, bahkan dalam waktu yang cukup lama.

4. Easily assosiated with the company, dimana logo yang baik akan mudah dihubungkan atau diasosiasikan dengan jenis usaha dan citra suatu perusahaan, institusi maupun organisasi.

(26)

dan ukuran. Kriteria ini dapat digunakan sebagai acuan dasar, menjadi semacam check-list dalam mendesain logo. Namun kriteria ini tidak bersifat kaku, bahkan tidak tertutup kemungkinan untuk berubah di masa depan seiring dengan perkembangan kreativitas dalam dunia desain grafis dan bidang-bidang yang terkait dengannya, seperti teknologi, komunikasi dan lain-lain.

2.5 Tagline

(27)

brand image di benak publik, dan bukan hanya sebagai tambahan / pemanis atau "latah", seperti "Kami memang beda", "Kami peduli" atau "Nomor satu di dunia". Berdasarkan sifatnya tagline dibagi menjadi 5 kategori.

1. Descriptive. Menerangkan produknya/ servicenya/ janji brand. Contoh : HIT Anti nyamuk generasi baru.

2. Specific. Memposisikan dirinya sebagai yang terunggul di bidangnya. Contoh : FROZZ Permen dingin menyegarkan.

3. Superlative. Memposisikan dirinya sebagai yang paling unggul. Contoh : BAYGON Jaminan Mutu.

4. Imperative. Menggambarkan suatu aksi, biasa diawali dengan kata kerja. Contoh : Santai, ada SANKEN.

5. Provocative. Mengajak/ menantang/ memancing logika atau emosi, seringkali berupa kalimat tanya. Contoh : Oli anda TOP ONE juga kan?

2.6 Desain Kemasan

(28)

produk di pasar. Desain kemasan berlaku sebagai pemasaran produk dengan mengkomunikasikan kepribadian atau fungsi produk konsumsi secara unik.

Desain kemasan harus berfungsi sebagai sarana estetika untuk berkomunikasi dengan semua orang dari berbagai latar belakang, minat dan pekerjaan yang berbeda, karena itu, pengetahuan tentang antropologi, sosiologi, psikologi, etnografi, dapat memberi manfaat dalam proses desain dan pilihan desain yang tepat. Khususnya, pengetahuan terhadap keragaman sosial dan budaya, perilaku manusia secara nonbiologis, dan selera kebudayaan serta perbedaan budaya dapat membantu memahami bagaimana elemen visual dapat mengkomunikasikan dengan baik suatu produk.

2.6.1 Desain Kemasan dan Masyarakat

Sebagai bagian material yang cepat dibuang, desain kemasan banyak menampilkan nilai budaya pasar. Oleh karena keberadaan desain kemasan utamanya adalah di pasar (supermarket, penjualan grosir, atau department store,), dimana orang-orang dengan latar belakang budaya dan nilai berkumpul, desain kemasan harus mampu menarik perhatian konsumen dengan segera. Hal ini dicapai dengan menerapkan elemen visual dan desain yang menarik target konsumen. Desain kemasan yang benar-benar efektif membuat konsumen “melihat” diri sendiri dan keinginan diri sendiri lewat elemen-elemen desain pada kemasan.

2.6.2 Tujuan Desain Kemasan

(29)

mengkomunikasikan nilai-nilai kelas konsumen yang lebih luas. Tujuan desain dibatasi oleh latar belakang pemasaran yang relevan dan tujuan strategis untuk sebuah merek. Idealnya, tenaga pemasaran atau produsen menyediakan informasi dan poin-poin yang spesifik dan detai untuk mengukur tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam desain kemasan dengan tepat.

Umumnya, tujuan desain kemasan adalah khusus untuk masing-masing produk atau merek tertentu. Desain kemasan diarahkan untuk:

a. Menampilkan atribut unik sebuah produk;

b. Memperkuat penampilan estetika dan nilai produk;

c. Mempertahankan keseragaman dalam kesatuan merek produk; d. Memperkuat perbedaan antara ragam produk dan lini produk;

e. Mengembangkan bentuk kemasan berbeda yang sesuai dengan kategori; f. Menggunakan material baru dan mengembangkan struktur inovatif untuk

(30)

2.7 Tipografi

Dalam desain kemasan, tipografi adalah medium utama untuk mengkomunikasikan nama, fungsi dan fakta produk bagi konsumen luas. Pemilihan tipografi, tata letak, dan penerapan huruf dan kata-kata mempengaruhi bagaimana cetakan dibaca. Akhirnya tipografi pada desain kemasan menjadi salah satu elemen paling penting dari ekspresi visual produk (Klumchuk dan Krasovec:2006).

Tipografi diturunkan dari kata-kata Yunani typos (“impresi”) dan graphein (“menulis”). Tipografi adalah penggunaan bentuk huruf untuk mengkomunikasikan

secara visual suatu bahasa lisan. Oleh karena huruf dibentuk oleh budaya asal huruf, penggunaan huruf sebagai sarana tipografi adalah bagian dari bahasa visual suatu budaya. Seperti yang dikatakan desainer huruf Eric Gill, dalam bukunya An Essay on

Typography, ia menyatakan, “Huruf adalah benda, bukan penggambaran benda

-benda.”

Bentuk tipografi bisa berupa huruf atau karakter individual, kata, bentuk, atau simbol-simbol. Kemudahan untuk dibaca, mudah dikenali, waku bacaan,(berapa lama waktu yang diperlukan seseorang untuk membacanya), ukuran, bentukm dan gaya, semuanya merupakan karakteristik tipografi yang mempengaruhi komunikasi. Secara khusus, baik mekanika cara pembacaan (misalnya, dari kiri ke kanan dan sebaliknya) maupun persepsi individual mempunyai pengaruh penting pada komunikasi tipografi.

(31)

kini membuat maknanya makin meluas. Kini Tipografi dimaknai sebagai: segala disiplin yang berkenaan dengan huruf. Pada prakteknya, saat ini Tipografi telah jauh berolaborasi dengan bidang-bidang lain, seperti multimedia dan animasi, web dan online media lainnya, sinematofrafi, interior, arsitektur, desain produk dan lain-lain.

Pendifinisian umum, tipografi adalah ilmu yang berkaitan dengan aksara cetak. Dan tipografi dalam pengertian yang lebih bersifat ilmiah adalah seni dan tekhnik dalam merancang maupun menata aksara dalam kaitannya untuk menyusun publikasi visual baik cetak maupun non cetak.

Tipografi sebagai salah satu elemen desain juga mempengaruhi dan dipengaruhi oleh elemen desain yang lain serta dapat mempengaruhi keberhasilan suatu karya desain secara keseluruhan. Penggunaan tipografi dalam desain komunikasi visual disebut dengan desain tipografi. (http://dgi-indonesia.com)

Berdasarkan fungsinya, huruf dapat dipilah menjadi dua jenis, yaitu Huruf text (text type) dan huruf judul (display type). Huruf dapat digolongkan menjadi tujuh gaya atau style, yaitu:

1. Huruf Klasik (Classical Typefaces)

Huruf yang memiliki kait (serif) lengkung ini juga disebut Old Style Roman, memiliki bentuk yang cukup menarik, kemudahan membaca (redibility) cukup tinggi, salah satu contohnya adalah Garamond, memiliki kait (serif) sudut lengkung, dan tebal-tipis yang kontras.

(32)

Hampir sama dengan huruf Old Style Roman, hanya berbeda pada ujung kaitnya yang runcing dan memiliki sedikit perbedaan tebal-tipis pada tubuh huruf, font yang termasuk jensi transis adalah Baskerville dan Century.

3. Huruf Modern Roman

Memilii ketebalan huruf sangat kontras bagian yang vertical tebal, garis-garis horizontal dan serifnya sangat tipis sehingga untuk text berukuran kecil sulit di baca bahkan sering tidak terbaca.

4. Huruf San Serif

Salah satu ciri huruf ini adalah memiliki bagian-bagian tubuh yang sma tebalnya. Contoh huruf sana serifn yang populer antara lain Arial, Helvetica, Futura, dan Gill Sans.Sering digunakan untuk buku dan majalah karena memiliki citra dinamis dan simpel.

5. Huruf Berkait Balok

Huruf Egyptian memiliki kait berbentuk balok yang ketebalanya hampir sama dengan ketebalan tubuh huruf sehingga terkesan elegan, jantan dan kaku. 6. Huruf Tulis

(33)

2.8 Teori warna

Warna merupakan satu hal yang sangat penting dalam menentukan respons dari orang. Warna adalah hal yang pertama dilihat oleh seseorang. Setiap warna memberikan kesan dan identitas tertentu, walaupun hal ini tergantung pada latar belakang pengamatnya, Warna adalah salah satu inspirasi paling berharga yang paling mudah didapati (Nugroho, 2008:1-2).

Warna merupakan unsur penting dalam obyek desain. Karena warna memiliki kekuatan yang mampu mempengaruhi citra orang yang melihatnya. Masing-masing warna mampu memberikan respon secara psikologis (Supriyono, 2010). Warna diyakini mempunyai dampak psikologis terhadap manusia. Dampak tersebut dapat dipandang dari berbagai macam aspek, baik aspek panca indera, aspek budaya dan lain-lain.

Drew (2008) mengatakan bahwa warna harus diletakkan sesuai kontennya untuk memahami implikasi yang terkait dengan maknanya. Warna dapat dipisah-pisahkan dan digunakan secara terpisah untuk untuk menyampaikan pesan dan emosi yang cepat, tanggapan asosiatif, dan/atau perilaku yang dipelajari.

(34)

Menurut Brewster dalam teorinya, warna dapat disederhanakan menjadi 4 kelompok yaitu warna primer, sekunder, warna tersier dan warna netral.

1. Warna Primer

Merupakan warna dasar yang tidak merupakan campuran dari warna-warna

lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah merah, biru,

dan kuning.

Gambar 2.1 Skema Teori Warna Primer Brewster Sumber: (wikipedia.org) Teori Warna Brewster

2. Warna Sekunder

Merupakan hasil pencampuran warna-warna primer dengan proporsi 1:1.

Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran warna merah dengan

kuning, hijau adalah campuran biru dan kuning, dan ungu adalah campuran

(35)

Gambar 2.2 Skema Teori Warna Sekunder Brewster Sumber: (wikipedia.org) Teori Warna Brewster

3. Warna Tersier

Merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna

sekunder. Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari pencampuran

warna kuning dan jingga. Warna coklat merupakan campuran dari ketiga

warna merah, kuning dan biru.

(36)

4. Warna Netral

Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi 1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras di alam. Biasanya hasil campuran yang tepat akan menuju hitam.

Gambar 2.4 Skema teori warna netral Brewster Sumber: (wikipedia.org) teori warna Brewster

2.7.1 Rasa Terhadap Warna a. Warna Kontras

(37)

b. Warna Panas

Warna panas adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari merahhingga kuning. Warna ini menjadi symbol riang, semangat, marah, dan sebagainya. Warna panas mengesankan jarak yang dekat.

c. Warna Dingin

Warna dingin adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari hijau hingga ungu. Warna ini menjadi symbol kelembutan, sejuk, nyaman, dan sebagainya. Warna sejuk mengesankan jarak yang jauh.

2.9 Cetak Sablon

Menurut (Nusantara: 2003), Cetak sablon merupakan bagian dari ilmu grafika terapan yang bersifat praktis. Jika diuraikan secara verbal, cetak sablon dapat diartikan sebagai kegiatan cetak-mencetak grafis dengan menggunakan kain gasa, biasa disebut screen, pada bidang yang menjadi sasaran cetak. Gambar yang tercetak pada objek cetak akan sesuai dengan model atau klise yang terdapat pada screen. Karenanya, model pada screen. Karenanya, model pada screen ini merupakan acuan cetak untuk menyablon objek-objek selanjutnya. Dengan sablon, pekerjaan cetak-mencetak (printing) menjadi lebih cepat dan mudah.

(38)

telah dikembangkan teknik cetak sablon denga menggunakan mesin (Nusantara, 2003: 1).

Sablon hasil cetaknya sangat relatif. Artinya, kualitas hasil cetak sablon tergantung dari individu yang melakukannya. Jika yang melakukan sudah berpengalaman dan terlatih, tentu hasil cetaknya akan berkualitas. Kelemahannya, kecepatan cetak sablon tidak bisa menyamai kapasitan kecepatan mesin.

Cetak sablon aplikasinya dapat diterapkan pada berbagai bidang, dengan syarat permukaan bidang tersebut rata. Karena itu, cetak sablon dapat dilakukan di hampir semua jenis benda padat, seperti kertas, plastik, mika, kain, aluminium, seng, kaca, gelas, dan porselen dengan berbagai macam ukuran.

Kelebihan cetak sablon lainnya adalah modal yang diperlukan tidak besar, sehingga usaha sablon dapat dikategorikan sebagai bisnis ‘rumahan’ dengan modal yang relatif kecil. Berbeda halnya dengan cetak offset yang harganya relatif mahal. Perkembangan cetak sablon dewasa ini memang terbilang pesat. Setidaknya, eksitensi cetak sablon yang sejatinya sangat sederhana ini tetap mampu memenuhi tuntutan kebutuhan industri dalam arti luas. Kondisi ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di mancanegara.

2.9.1 Alat sablon

1. Kain Gasa (Screen)

(39)

Lubang pori-pori pada kain screen ini berfungsi menyaring dan menentukan jumlah tinta yang keluar.

Berdasarkan tingkatan tipisnya tinta sablon yang akan tercetak kerapatan lubang pori-pori kain screen secara umum dibagi menjadi 3 macam sebagai berikut:

a. Screen Kasar (48 T-90T)

Screen kasar memiliki pori-pori cukup besar, sehingga mampu

menyalurkan tinta dalam jumlah cukup banyak. Sreen kasar memiliki nomor kerapatan 48 T-90 T (T = thick, ketebalan benang-benang screen). Screen jenis ini cocok untuk segala macam pekerjaan cetak

sablon. Semakin besar nomor kerapatan screen, kerapatan lubang pori-porinya semakin tinggi, dan permukaan screen-nya semain halus.Screen ini umumnya digunakan untuk menyablon bahan atau benda-benda yang cukup banyak merapat cat, seperti berbagai jenis kain tekstil. Bahan tekstil bersifat mudah menyerap cairan, seperti air, minyak, dan tinta. Karena itu, agar kualitas cetak sablon pada bahan tekstil sempurna gunakan screen kasar.

(40)

ukuran screen yang tepat, tinta sablon akan menutup pola gambar dengan sempurna dan warna gambar akan lebih teraang

b. Screen Sedang (120 T-150 T)

Screen sedang memiliki tingkat kerapatan lubang pori-pori agak

rapat. Screen ini biasanya digunakan untuk menyablon bahan atau benda-benda yang tidak terlalu menyerap cat, seperti berbagai jenis kertas dan kulit imitasi. Untuk menyablon benda-benda berkarakter demikian, gunakan screen dengan nomor kerapatan 120-150 T.

c. Screen Halus (165 T-200 T)

Screen halus memiliki lubang pori-pori yang sangat kecil, tingkat

kerapatan lubang pori-porinya cukup tinggi sehingga, screen ini hanya dapat menyalurkan tinta dalam jumlah sedikit. Di pasaran, screen halus tersedia dengan nomor kerapatan 165-200 S (S= small, benang-benang screen tipis). Screen jenis ini cocok untuk menyablon objek gambar

(41)

2. Bingkai Saring (Screen Frames)

Bingkai saring atau bingkai screen (screen frames) digunakan untuk merentangkan kain screen umumnya berbentuk kotak atau empat persegi panjang datar. Namun, ada juga bingkai screen yang berbentuk lengkung, bundar, setengar lingkaran, atau variasi bentuk lainnya. Bentuk ini disesuaikan dengan kontur benda yang akan menjadi sasaran cetak sablon. Untuk mencetak benda datar seperti kertas, gunakan screen datar (flat). Untuk mencetak benda yang permukaannya melengkung seperti gelas atau drum, gunakan screen melengkung.

Bingkai screen hendaknya terbuat dari bahan yang kokoh dan tahan terhadap berbagai reaksi zat kimia. Bahan bingkai screen yang mudah berubah bentuk, mengambang, atau susut akibat pengaruh bahan kimia, sebaiknya tidak digunakan karena akan mempengaruhi kualitas hasil sebaiknya tidak digunakan karena akan mempengaruhi kualitas hasil cetakan. Bingkai screen umumnya terbuat dari bahan alumunium dan kayu yang kuat Kedua jenis bingkai ini banyak tersedia di pasaran, terutama toko-toko yang menyediakan alat dan perlengkapan sablon (printing).

(42)

dan sodium hipochlorit. Periksalah sambungan bingkai secara cermat, yakni ada tidaknya rongga di bagian sambungan bingkai tersebut. Rongga pada bingkai akan memudahkan larutan kimia masuk dan merusak bingkai. Akibatnya, umur bingkai tidak bertahan lama.

Bingkai kayu tahan terhadap soda api (kaustik) dan sodium hipochlorit. Namun, jika mutu bahan kayu yang digunakan buruk, kualitas hasil cetakan juga akan buruk. Misalnya, kayu yang digunakan mudah mengembang, susut, atau melengkung akibat interaksi bahan kimia, praktis ketegangan permkaan bingkai screen juga akan berubah. Akibatnya, hasil cetakan tidak akurat, atau bahkan rusak.

3. Catok (Penjepit Screen)

Penjepit screen atau catok digunakan sebagai alat pemegang screen. Catok menyelaraskan fungsi kerja antara screen dan meja cetak. Catok juga berperan menjaga kestabilan bingkai screen agar tidak berubah posisinya saat proses pencetakan, terutama saat melakukan penyusunan warna.

(43)

Pada catok terdapat engsel yang berfungsi menghubungkan catok dengan meja cetak, dan membantu bingkai screen agar dapat digerakkan naik turun secara stabil selama proses pencetakan.

4. Rakel (Squeegee)

Rakel merupakan alat bantu penyapu tinta atau cat sablon untuk digunakan

pada screen. Dengan rakel, proses pemindahan tinta dari atas screen ke permukaan benda atau objek yang akan disablon dapat dilakukan.

Rakel umumnya terbuat dari bahan sintetik seperti polyurethane atau

polyvinyl. Bahan ini cukup kuat dan tahan kelembapan udara, suhu, dan

macam-macam bahan kimia sablon. Karenanya, bahan sintetik ini relatif lebih awet daripada bahan lain seperti karet alam. Rakel yang terbuat dari karet alam, meskipun cukup baik, tidak tahan lama. Pasalnya, rakel karet alam mudah rusak akibat bereaksi dengan bahan pelarut kimia.

Secara Umum, jenis rakel terbagi dua jenis sebagai berikut:

d. Rakel Lunak

Rakel lunak digunakan untuk mencetak bahan yang membutuhkan

(44)

e. Rakel Keras

Rakel keras cocok digunakan untuk mencetak desain gambar yang

membutuhkan detai sangat halus. Menyablon dengan menggunakan rakel keras dapat mencetak nada lengkap atau raster, yakni titik-titik pembentuk gambar yang hanya akan terlihat dengan menggunakan kaca pembesar. 5. Pelapis (Coater)

Coater adalah alat yang terbuat dari alumunium yang digunakan untuk

melapisi screen dengan larutan afdruk. Bentuknya menyerupai mangkuk persegi, memiliki dua sisi pinggir dengan ketebalan yang berbeda, dan bagian tengahnya cekung ke dalam yang berfungsi sebagai tempat larutan untuk melapisi screen.Coater digunakan untuk keperluan proses pembuatan film atau afdruk (exposing) model gambar pada screen.

6. Meja Cetak

Meja cetak atau meja sablon digunakan sebagai alas atau dasar dari benda yang akan disablon. Benda yang akan disablon diletakkan di atas penampang meja sablon, sehingga meja sablon harus dibuat kokoh dan kuat agar tidak mudah goyah. Jika meja sablon goyah saat digunakan, kualitas cetakan yang dihasilkan tidak akan sempurna.

2.9.2 Menyablon Plastik

(45)

benar-benar tidak boleh menempel antara cetakan yang satu dan cetakan cetak yang lain (Nusantara, 2003:77).

Pada umumnya, tinta plastik tidak dapat langsung digunakan. Biasanya tinta yang masih baru akan mudah kering saat digunakan. Biasanya, tinta yang masih baru akan mudah kering saat digunakan. Kondisi tinta akan selalu menutupi model gambar pada screen, sehingga proses sablon menjadi sangat terhambat. Selain itu, tinta yang masih baru juga sangat encer sehingga sulit digunakan.

(46)

41 3.1 Metodologi

Dalam laporan ini, penulis mengemukakan beberapa kegiatan yang dilakukan terkait dengan Pembuatan Logo dan Kemasan produk UKM Dengan Metode Cetak Sablon yang dilaksanakan di UPTI Makanan Minuman dan Kemasan Disperindag Provinsi Jawa Timur. Penulis berusaha menganalisis dan mempelajari setiap kegiatan yang dilakukan dalam pembuatan Desain Logo dan Kemasan Produk di UPTI Makanan Minuman dan Kemasan Disperindag Provinsi Jawa Timur yang terkait dengan Metode Cetak Sablon, karena di UPTI Makanan Minuman dan Kemasan Disperindag Provinsi Jawa Timur hampir disetiap harinya mendapat orderan desain dari para pebisnis UKM. Dimana kegiatan pembuatan desain logo dan kemasan produk agar para pebisnis UKM produknya lebih disukai para konsumen dan mampu bersaing dengan produk luar negeri.

(47)

perancangan desain logo dan kemasan yang menarik, dan sesuai dengan identitas produk dari masing-masing UKM.

Gambar 3.1 Bagan Skema Pengerjaan

Sumber: Hasil Olahan Penulis

3.2 Teknik Pengumpulan Data 3.2.1 Creative Brief

Creative brief merupakan deskripsi dari desain yang dibutuhkan, menjelaskan

tentang detail berbagai informasi penting, tentang desain yang diinginkan klien, perusahaan klien, dan yang membedakan dengan competitor. Deskripsi yang detail dan jujur sangatlah penting, karena semakin baik dan detail briefnya, semakin bagus desain yang akan dihasilkan. Tanpa brief desain, proyek yang dijalankan akan merugikan kedua belah pihak baik desainer maupun klien.

Creative Brief

Studi Pustaka Hasil Analisis Data

Observasi

(48)

3.2.2 Studi Pustaka

Studi kepustakaan dilakukan dengan cara mencari referensi dalam pustaka yang berkaitan dengan objek penelitian. Studi pustaka ini penting untuk mendukung data penelitian yang akan diimplementasikan kedalam perancangan rebranding. 3.2.3 Observasi

Metode ini merupakan bahan pertimbangan pembuatan desain Logo dan Kemasan Produk UKM, sehingga desainnya berbeda, mempunyai ciri khas sendiri dan mampu bersaing dengan produk lokal yang sudah terkenal maupun produk impor.

Observasi (pengamatan) adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu obyek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati.

(49)

Observasi dilakukan dengan cara melihat refensi di internet, minimarket, supermarket dan tempat yang menjual berbagai produk makanan dan minuman yang desainnya menarik. Berdasarkan analisis yang diperoleh dari hasil observasi berupa refensi dari internet, minimarket supermarket dan tempat yang menjual berbagai produk makanan dan minuman yang desainnya menarik akan dapat ditentukan nantinya seperti apa desain logo dan kemasan yang dapat menarik konsumen atau calon konsumen.

3.2.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data ini menggunakan teknik analisis kualitatif. Menurut Moleong (2007:248), analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan bekerja menggunakan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa langkah awal dari analisis data adalaha mengumpulkan data yang ada, menyusun secara sistematis, kemudian mempresentasikan hasil penelitian kepada orang lain.

Setelah melakukan creative brief, studi pustakan dan observasi, penulis mengambil beberapa data yang dibutuhkan untuk menunjang pembuatan konsep desain logo dan kemasan produk, diantaranya:

(50)

2. Desain logo dan kemasan menarik menurut klien, taste seringkali menjadi penentu akhir dari sebuah proyek desain.

3.3 Konsep

Dalam hal ini konsep dibutuhkan untuk menentukan desain seperti apa yang ditampilkan sesuai dengan karakter atau identitas dari masing-masing UKM. Konsep diperoleh dari data creative brief, hasil observasi dan data-data yang sudah diperoleh.

(51)

46

4.1 Profil Umum Perusahaan

Nama Perusahaan : UPTI MAMIN dan Kemasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur

Alamat : JL. Raya Trosobo KM.20 Taman Sidoarjo Telepon : (031) 7884056

Email : uptimamin@gmail.com

Website : www.uptimamin-kemasan.com

Slogan : -

4.2 Latar

Jawa Timur memiliki potensi besar dalam menghasilkan produk Industri Makanan Minuman baik dalam skala besar, menengah maupun kecil yang rata-rata setiap tahun jumlahnya mengalami kenaikan sekitar 3,6 %.

(52)

Dalam upaya meningkatkan daya saing Industri Makanan Minuman dan Kemasan Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah membentuk UPT Industri.

Makanan Minuman dan Kemasan melalui Peraturan Gubernur No: 133 Tahun 2008 Perihal Organisasi dan Tata Kerja UPT Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Peraturan Pemerinah No: 41 Tahun 2007 Perihal Organisasi Perangkat Daerah.

Dengan berdirinya UPT Industri Makanan Minuman dan Kemasan akan membuka kesempatan bagi setiap Perusahaan yang berskala Besar, Menengah dan Kecil yang bergerak di bidang Makanan, Minuman dan Kemasan untuk mendapatkan pelayanan dan konsultasi yang dibutuhkan.

1. Foto UPT I MAMIN dan Kemasan Desperindag Provinsi Jawa Timur Via Foto Satelit

Gambar 4.1 UPTI MAMIN dan Kemasan Disperindag Provinsi Jawa Timur (Via Satelit)

(53)

Gambar yang ditandai dengan lingkaran merah diatas adalah kantor UPT I MAMIN dan Kemasan via satelit Google yaitu JL. Raya Trosobo KM.20 Taman Sidoarjo.

2. Foto Kantor UPTI MAMIN dan Kemasan Desperindag Provinsi Jawa Timur

Gambar 4.2 Foto Kantor UPT I MAMIN dan Kemasan Desperindag Provinsi Jawa Timur (Depan)

Sumber: (uptimamin.blogspot.com)

4.3 Jasa yang ditawarkan UPT I MAMIN dan Kemasan Berikut ini adalah jasa yang ditawarkan:

1. Pelayanan Desain dan Merek Kemasan: Desain Kemasan, Pembuatan Desain Merek,Pembuatan Desain Logo, Label/Etiket

(54)

3. Pelayanan Pelatihan Kemasan: Seminar Training Pengemasan, Workshop Pengemasan, Pelatihan teknologi makanan, minuman

4.4 Proses produksi di UPT I MAMIN dan Kemasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur

Proses produksi berada di bawah naungan divisi Pelayanan Teknis. Di dalam Pelayanan Teknis terdapat tiga bagian yaitu desain, flexible dan kemasan. Bagian desain bertugas memberi pelayanan desain dan merk produk kepada industri kecil makanan dan minuman, seperti konsultasi dan pembuatan desain kemasan produk, pembuatan desain logo serta pembuatan label.

Bagian kemasan flexible melayani jasa produksi pengemasan dan produksi kemasan yang berupa kemasan sachet, standing pack, sealer plastic, sealer aluminium serta vacuum pack. Sedangkan di bagian kemasan karton, melayani pengemasan produk dan produk kemasan berupa kemasan kertas, kemasan kardus dan box. Setelah melalui proses tersebut, maka jadilah kemasan produk sesuai dengan kesepakatan awal dengan produsen.

(55)

4.5 Visi dan Misi UPT I MAMIN dan Kemasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur

1. Visi

Jawa Timur sebagai pusat industri makanan, minuman dan kemasan terkemuka, berdaya saing global dan berperan sebagai motor penggerak utama perekonomian dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.

2. Misi

a. Meningkatkan pelayanan publik;

b. Meningkatkan pembinaan dibidang industri makanan, minuman dan kemasan;

c. Meningkatkan pengembangan teknologi di bidang industri makanan, minuman dan kemasan;

d. Meningkatkan kegiatan pelayanan teknis dibidang industri makanan, minuman dan kemasan.

4.6 Struktur Organisasi UPTI MAMIN dan Kemasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur

(56)

organisasi memiliki tugas yang berbeda berikut penjelasan lebih lengkap mengenai tugas dan peran dari masing – masing struktur organisasi:

Tugas SUB Bagian Tata Usaha:

a. Melaksanakan pengelolaan surat menyurat, rumah tangga, kehumasan dan kearsipan;

b. Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian; c. Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan;

d. Melaksanakan pengelolaan perlengkapan dan peralatan kantor; e. Melaksanakan pelayanan masyarakat;

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPT; Tugas SUB Bagian Tata Usaha:

a. Melaksanakan kegiatan pelayanan dibidang industri makanan, minuman dan kemasan;

b. Melaksanakan bimbingan teknologi industri makanan minuman dan desain kemasan;

c. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPT ;

d. Melaksanakan penyusunan rencana kegiatan pelayanan di bidang industri makanan, minuman dan kemasan;

Tugas SUB Bagian Tata Usaha:

(57)

b. Melaksanakan pembinaan di bidang industri makanan minuman dan kemasan ;

c. Melaksanakan pengembangan teknologi di bidang industri makanan minuman dan kemasan;

d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPT.

(58)

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN

Gambar 4.4 Struktur Organisasi Pembinaan dan Pengembangan UPTI MAMIN dan Kemasan Desperindag Provinsi Jawa Timur

PELAYANAN TEKNIS

(59)

54

5.1 Desain Logo dan Kemasan Plastik Tahu Sayur Ada Rasa

Gambar 5.1 Desain Logo dan Kemasan Plastik “Tahu Sayur Ada Rasa”

Sumber: Hasil Olahan Kerja Praktik Penulis

(60)

klien yaitu dengan memasukkan unsur tahu, sayur dan dipadukan dengan nama produk dari UKM itu sendiri. Untuk warna logo hanya menggunakan sedikit sedikit warna yaitu warna kuning dan hijau. Warna kuning adalah warna cerah dan mampu menarik perhatian, sedangkan warna hijau berkaitan dengan segar, alam dan keamanan, yang dimaksud dari arti hijau adalah produk dari Ada Rasa itu produk yang segar dan aman untuk dikonsumsi. Ukuran plastik menggunakan ukuran 25 cm x 15 cm dan ukuran desainnya 13 cm x 12 cm. Untuk teknik cetak kemasan plastik ini menggunakan metode cetak sablon.

5.2 Desain Logo dan Kemasan Plastik Satria Tahu Sayur

Gambar 5.2 Desain Logo dan Kemasan Plastik “Satria Tahu Sayur”

(61)

Gambar di atas merupakan logo dan kemasan plastik dari produk Satria Tahu Sayur. Produk ini merupakan produk tahu sayur, desain logo di atas menggunakan logotype yang dikombinasikan dengan tahu dan sayur yang ada di atas huruf “i”,

(62)

5.3 Desain Logo dan Kemasan Plastik Tahu Sayur Naya

Gambar 5.3 Desain Logo dan Kemasan Plastik “Tahu Sayur Naya”

Sumber: Hasil Olahan Kerja Praktik Penulis

(63)

5.4 Desain Logo dan Kemasan Plastik Aneka Camilan Mira

Gambar 5.4 Desain Logo dan Kemasan Plastik “Aneka Cemilan Mira”

Sumber: Hasil Olahan Kerja Praktik Penulis

(64)

memberi kesan energi dan identik warna kekanak-kanakan. Produk dari aneka camilan Mira didesain agar anak-anak suka dan orang tua juga suka. Desainnya menggunakan ukuran 35 cm x 8 cm. Untuk teknik cetak kemasan plastik ini menggunakan metode cetak sablon.

5.5 Desain Logo dan Kemasan Dus KUB – IK Anggrek

Gambar 5.5 Desain Logo dan Kemasan Dus “KUB - IK Anggrek”

Sumber: Hasil Olahan Kerja Praktik Penulis

(65)
(66)

61

Kerja Praktik ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana membuat desain logo dan kemasan produk UKM di UPT Industri Makanan Minuman dan Kemasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur.

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembuatan desain logo dan kemasan produk UKM di UPT Industri Makanan Minuman dan Kemasan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur:

1. Gagasan dalam pembuatan desain logo dan kemasan di UPT Industri Makanan Minuman dan Kemasan Dinas Perndustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur adalah wujud dari upaya untuk meningkatkan daya saing pelaku UKM khusunya Industri makanan minuman dan kemasan di Indonesia dengan produk dari luar negeri.

(67)

6.1 Saran

Berdasarkan penjelasan perancangan pada bab-bab sebelumnya, maka saran yang dapat diberikan adalah:

1. Perlunya client brief yang jelas agar mempermudah pengerjaan desain.

2. Desain harus selalu dikembangkan dan terus mengikuti perkembangan zaman, agar mampu bersaing dengan produk luar negeri.

(68)

63

Klimchuck, M.R., & Krasovec, S.A. 2006. Desain Kemasan. Jakarta: Erlangga.

Moleong, Lexy. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Remaja Rosdakarya

Nugroho, Eko. 2008. Pengenalan Teori Warna. Yogyakarta: ANDI.

Nusantara, Guntur. 2003. Panduan Praktis Cetak Sablon. Jakarta: PT. Kawan Pustaka.

Rustan, Surianto. 2009 . Mendesain Logo. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Supriyono, Rakhmat. 2010. Desain Komunikasi Visual - Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta: ANDI.

Susanto, Mikke. 2011. Diksi Seni Rupa. Yogyakarta : Kanisius.

Suyanto, M. 2007. Marketing Strategi Top Brand Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset.

Internet:

Gambar

Gambar 2.1 Skema Teori Warna Primer Brewster   Sumber: (wikipedia.org) Teori Warna Brewster
Gambar 2.2 Skema Teori Warna Sekunder Brewster  Sumber: (wikipedia.org) Teori Warna Brewster
Gambar 2.4 Skema teori warna netral Brewster  Sumber: (wikipedia.org) teori warna Brewster
gambar yang hanya akan terlihat dengan menggunakan kaca pembesar.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. diperlukan pelatihan dan pendidikan pada petani untuk mengubah pola pikir usaha tani menjadi lebih baik di

SEGMENTER SEGMENTER • Adalah: • Suatu masyarakat yang terbagi-bagi ke dalam berbagai kelompok berdasarkan garis keturunan tunggal, tetapi memiliki struktur kelembagaan

Sertifikasi Laik Fungsi Bangunan terhadap Dampak Yang Dirasakan Dengan Adanya Kewajiban Sertifikasi Laik Fungsi Bangunan, dari hasil analisis menggunakan program SPSS

Demikian kiranya filsafat iluminasi berkembang di dalam khazanah pemikiran Islam, yang kemudian akan dikembangkan lagi dengan prinsip-prinsip khas filsafat

Artikel ini berisi tentang pendapat hukum tentang Badan Pengawas Pemilihan Umum Sebagai Badan Peradilan Khusus yang mana sampai sekarang, sengketa hasil pemungutan

Pada penderita dari anamnesa dan pemeriksaan fisik didapatkan keluhan pandangan mata merah dan pedih pada mata sebelah kanan sejak 1 bulan yang lalu, pasien merasa silau

Berdasarkan masalah diatas salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam bidang studi fisika dan agar membuat siswa berminat

Berdasarkan paparan di atas dapat kita ketahui bahwa, perompakan tidak hanya terjadi di laut lepas namun juga laut territorial dari suatu negara pantai yang akan diuraikan