• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN Sistem Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum (Studi Kasus di Universitas Nusantara PGRI Kediri)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN Sistem Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum (Studi Kasus di Universitas Nusantara PGRI Kediri)"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan konteks penelitian dari Bab I pada pembahasan sebelumnya dan agar didapat data yang objektif serta komperhensif maka pendekatan penelitian yang paling cocok digunakan adalah kualitatif. Pendekatan ini digunakan karena objek atau permasalahan yang diteliti dan keadaan informan sangatlah beragam (komplek). Keberagaman ini ditinjau dari segi perbedaan latar belakang dosen dan mahasiswa yang berbeda organisasi keagamaannya, tingkat senioritas, dan latar belakang pendidikannya. Dengan kata lain karena keadaan permasalahan yang diteliti lebih bersifat fleksibel, maka untuk pengungkapan keadaan sosial tersebut dengan lebih mendalam yang paling cocok adalah pendekatan kualitatif. Sebagaimana menurut Hamidi tentang tujuan dari penggunaan penelitian kualitatif adalah untuk menanyakan atau mengetahui tentang makna (berupa konsep) yang ada di balik cerita secara detail para informan dan dari keadaan nyata latar-sosial di lokasi penelitian.170 Dengan demikian pendekatan kualitatif dalam penelitian ini dipilih untuk penemuan data secara holistik, detail, terperinci, dan lebih mendalam untuk penyelidikan dibalik perilaku dan kata-kata informan.

170

(2)

Penelitian kualitatif merupakan pendekatan penelitian yang digunakan oleh kaum fenomenologis, di mana kaum fenomenologis berusaha memandang suatu kasus (permasalahan, keunikan, dan

kelebihan) dari sudut pandang orang yang „bertingkah laku‟ itu sendiri.

Hat tersebut dilakukan untuk diperoleh pemahaman terhadap perilaku manusia dari kerangka berpikir orang yang melakukannya itu sendiri. Dengan kata lain kaum fenomenologis dalam pencarian pemahaman tersebut lebih cenderung digunakan pendekatan kualitatif dengan kegiatan pengamatan peran serta, wawancara terbuka yang mendalam, dan penggunaan dokumen pribadi. Metode ini digunakan agar dihasilkan data-data yang dimungkinkan peneliti bisa memahami kasus seperti apa yang dilihat (dipahami) oleh subjek penelitian.171 Artinya pendekatan ini digunakan supaya penelitian dapat dilakukan dengan cara penyentuhan aspek fenomena (fakta) sosialnya yang sangat luas (juga menyentuh aspek psikologis informan), sangat luwes, lebih manusiawi, dan penelitian ini tidak dapat diprediksi hasilnya secara statistik atau matematis yang kaku. Lebih spesifik penelitian ini adalah tentang pengungkapan kejadian yang terbentuk secara alami (natural) tanpa diintervensi, tanpa dibuat-buat, dan tanpa formalitas yang kaku.

Sebagaimana menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy J. Moleong dinyatakan bahwa pendekatan kualitatif adalah “suatu proses

171

Robert Bogdan & Steven J. Taylor. ”Kualitatif (Dasar-Dasar Penelitian)”, dalam Kualitatif, ed.

A. Khozin Afandi. (Surabaya: Usaha Nasional, 1993), Vol. 1, 45; Idem, ”Pengantar Metode

Penelitian Kualitatif: Suatu Pendekatan Fenomenologis Terhadap Imu-ilmu Sosial”, dalam

(3)

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.”172 Pemahaman yang sama juga disampaikan oleh Nana Sudjana dan Ibrahim tentang penelitian dengan penggunaaan pendekatan tersebut memandang sebuah kenyataan sebagai sesuatu yang berdimensi banyak, merupakan kesatuan, bisa berubah, dan tidak mungkin disusun rancangan penelitian yang terperinci serta sudah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu rancangan penelitian berkembang selama proses penelitian berlangsung di lapangan. Ini berarti pendekatan penelitian kualitatif disebut juga dengan pendekatan naturalistik.173 Dengan demikian dapat diartikan „strategi‟ pelaksanaan secara teknis penggalian data dalam penelitian ini tergantung dari fenomena atau kenyataan yang terjadi di lapangan (lokasi penelitian). Oleh karena itu penelitian ini lebih cenderung pada penggambaran realitas sebuah peristiwa secara terperinci, mendalam, dan menyeluruh di lokasi penelitian.

Lebih spesifik alasan penggunaan metode kualitatif adalah untuk penemuan dalam pemahaman apa yang tersembunyi di balik fenomena yang kadang merupakan suatu yang sulit untuk diketahui atau dipahami.174 Hal sepaham juga disampaikan oleh Anies Baswedan dalam „kata

pengantar‟ buku karya Haris Herdiansyah disampaikan tentang penelitian

172

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), 4.

173

Nana Sudjana & Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010), 7.

174

Anselm Strauss & Juliet Corbin, “Dasar-dasar Penelitian Kualitatif: Prosedur, Teknik, dan Teori

(4)

kualitatif adalah penelitian berkenaan dengan perasaan, psikologi (kejiwaan), dan segala sesuatu yang berkaitan dengan manusia. Berhubung manusia adalah mahkluk kompleks dan dinamis maka cara pandangnya pun seharusnya juga demikian. Tatanan sosial manusia bukan diasumsikan seperti sekumpulan robot yang bekerja dan beraktivitas secara kaku sesuai dengan program yang ditentukan dan tidak melampaui angka-angkanya. Oleh karena itu penelitian sosial dapat dilakukan dalam bentuk penelitian kualitatif, namun sekiranya tetap diperhatikan kaidah-kaidah ketika pelekasanaan penelitian sehingga bisa dihasilkan produk yang pantas untuk disebut ilmiah.175

Dari semua pemaparan di atas maka disimpulkan pendekatan kualitatif digunakan untuk penyentuhan aspek sosial yang sangat luas

„kasus‟nya (termasuk dalam bidang pendidikan). Dengan kata lian penelitian kualitatif tidak hanya pada penyajian dari sesuatu yang nampak, sesuatu yang bisa diangkakan, dan sesuatu yang bisa diadakan secara konkrit. Namun lebih dari itu, kualitatif adalah penggalian sesuatu dibalik semua itu dengan pertanyaan “mengapa sikapnya seperti itu?” atau

“bagaimana itu bisa terjadi?” hingga pertanyaan-pertanyaan lain tentang penyelidikan sesuatu secara detail dan mendalam. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan cara pengembangan teori pendidikan (sosial) tentang sistem Pembelajaran PAI di Perguruan Tinggi Umum yang didasarkan pada keadaan nyata (empiris) yang berada di UNP Kediri.

175

(5)

Yang kemudian ditindak lanjuti dengan pencocokan antara fenomena nyata di lokasi penelitian dengan teori-teori serta undang-undang atau norma yang berlaku secara deskriptif.

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kasus (case-studies) dengan pendekatan non-eksperimen yang juga dinamakan dengan penelitian deskriptif.176 Karena penelitian kualitatif paradigmanya naturalistik maka teknik utama atau yang pokok adalah studi (kasus) lapangan, yang mana kebenaran didefinisikan bersifat inclutable.177 Jenis penelitian studi kasus sangat unggul digunakan bila pertanyaan dalam penelitian berkenaan dengan how serta why dan bila peneliti hanya punya sedikit kesempatan atau peluang dalam pengontrolan peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bilamana fokus penelitian berada pada fenomena kontemporer (kekinian) dalam kehidupan nyata.178 Selain itu studi kasus berguna terutama dalam upaya pemahaman terhadap suatu problem atau situasi tertentu dengan amat mendalam, sehingga kasus dapat diidentifikasi dengan data atau informasi yang kaya.179 Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan prinsip untuk pemerkayaan data atau informasi yang relevan dengan fokus penelitian dengan cara penggalian

176

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 121.

177

Taufik Abdullah & M. Rusli Karim, Metodologi Penelitian Agama, Suatu Pengantar

(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2004), 113.

178Robert K. Yin, “Studi Kasus: Desain dan Metode,” dalam

Case Study Research: Design and Methods, ed. M. Djauzi Mudzakir (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), 1.

179Michael Quinn Patton, “Metode Evaluasi Kualitatif,” dalam

(6)

sumber data secara mendalam dan menyeluruh sampai pada titik ujung atau puncak data.

Dari pernyataan tersebut serta realitas di lapangan maka jenis penelitian yang cocok digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, yakni penyelidikan yang mendalam terhadap suatu individu, kelompok atau institusi (atau penelitian yang secara empiris dilakukan penginvestigasian fenomena dalam kehidupan nyata).180 Yang mana ciri-ciri studi kasus adalah adanya sebuah sistem yang terbatas yaitu adanya batasan waktu, batasan sesuatu yang dibahas, dan tempat.181 Sebagaimana menurut Abdul Aziz S.R studi kasus merupakan suatu studi yang bersifat komperhensif, inten, rinci, dan mendalam yang diarahkan sebagai upaya penelahaan masalah-masalah atau fenomena yang bersifat kekinian.182 Oleh karena itu hasil dari penelitian ini pun bersifat terbatas, yang sulit untuk dijadikan kesimpulan yang bersifat umum.183

Sedangkan bentuk-bentuk studi kasus ada tiga yaitu studi kasus intrinsik, studi kasus instrumental, dan studi kasus kolektif. Dengan demikian maka bentuk studi kasus yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus intrinsik karena untuk pemahamahan secara lebih baik dan mendalam tentang kasus (keunikan, kelebihan, permasalahan, dan ketidak sesuaian) tertentu. Hal ini dilakukan karena ingin diketahui secara

180

Imron Arifin, Penelitian Kualitatif dalam Ilmu-ilmu Sosial dan Keagamaan (Malang: Kalimasada Press, 1996), 53.

181

Herdiansyah, Metodologi Penelitian, 76.

182Abdul Aziz S.R, “Memahami Fenomena Sosial Melalui Studi Kasus,” dalam

Analisis Data Penelitian Kualitatif, ed. Burhan Bungin (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), 20.

183

(7)

intrinsik suatu kejadian, keteraturan, dan kekhususan kasus pada lokasi. Dengan kata lain studi kasus ini dilakukan bukan didasarkan atau dipengaruhi (diintervensi) pada faktor eksternal lainnya.184 Selain itu penelitian studi kasus cenderung dalam penelitian yang jumlah unitnya kecil tetapi berkenanan dengan kondisi-kondisi yang besar jumlahnya, juga adanya pengaruh subjektifitas yang sangat besar karena pemahaman peneliti terhadap pemaknaan kasus dan data-data yang diperoleh.185

Menurut Agus Salim tentang studi kasus dideskripsikan sebagai sebuah pendekatan terhadap kasus tertentu yang kemudian dipelajari, diterangkan, dan diintrepretasikan dalam konteksnya yang natural tanpa adanya intervensi dari pihak luar. Suatu studi kasus bisa diartikan sebagai metode atau strategi dalam penelitian, sehingga bisa dihasilkan suatu penelitian sebuah kasus tertentu. Salah satu syarat sesuatu dijadikan kasus yaitu dipenuhinya dua hal di antaranya spesifik dan memiliki batasan (brounded system). Dari pemaparan di atas maka penelitian ini digunakan jenis studi kasus tunggal dengan multi level analysis yaitu studi kasus tentang penyorotan perilaku individu atau kelompok individu dengan berbagai tingkatan masalah penting.186 Oleh karean itu dapat disimpulkan tekanan utama dalam studi kasus adalah penggalian tentang mengapa

184

Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kulaitatif, 79.

185

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), 80-81.

186

(8)

individu melakukan apa yang dia lakukan serta bagaimana tingkah lakunya dalam kondisi dan pengaruhnya terhadap lingkungannya.187

Secara aplikatif studi kasus ini adalah pengkajian secara terperinci serta mendalam dari suatu „kasus‟ tentang pelaksanaan sistem pembelajaran PAI di UNP Kediri. Dengan kata lain peneliti sebagai instrumen kunci bertugas pada penyorotan perilaku kelompok dosen, kelompok mahasiswa, dan kelompok pengelola kampus UNP Kediri yang punya keterkaitakan dengan sistem pembelajaran PAI. Lebih konkrit penelitian ini telah dilakukan pendalaman terhadap beberapa sub-sub kasus dari kasus utama yang terlebih dahulu telah ditemukan. Sub-sub kasus tersebut ditemukan seiring dengan perkembangan (pertumbuhan) dan dinamika data-data yang diperoleh di lokasi. Oleh karena itu sub-sub kasus tersebut digunakan untuk pengembangan teori atau gagasan yang telah ada.

B. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif kehadiran peneliti diharuskan berbaur dan menyatu dengan subjek penelitian (informan) sehingga kehadiran peneliti tidak dapat diwakilkan oleh angket atau tes. Selama penelitian berlangsung dilakukan pengamatan dan wawancara dengan mendalam untuk pengeksplorasian fokus penelitian. Dengan demikian peneliti membangun keakraban dan tidak menjaga jarak dengan subjek penelitian.188 Walaupun

187

Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan, 199.

188

(9)

demikian kehadiran peneliti tidak menjadi penyebab adanya gangguan atau perubahan situasi fisik dan psikologis di lokasi penelitian, sehingga untuk diperkecilnya pengaruh kedatangan peneliti tersebut maka peneliti harus menyatu secara fisik dan psikologis dengan informan. Oleh karena itu kehadiran peneliti di lokasi penelitian terutama saat observasi dan wawancara berperan dalam penciptaan suasana yang nyaman, reflektif, aman, dan luwes untuk diperoleh informasi atau data yang benar-benar valid dan berasal dari

„kebenaran‟ dalam diri informan (bukan dibuat-buat atau dirancang terlebih dahulu oleh informan).

Sesuai dengan ciri pendekatan kualitatif maka kehadiran peneliti di lapangan adalah sangat diperlukan dan mutlak untuk hadir di lapangan, karena peneliti bertindak sebagai instrumen aktif dalam pengumpulan data. Sebagaimana yang disampaikan oleh Lexy J. Moleong tentang karakteristik pendekatan kualitatif meliputi latar yang alami, manusia sebagai alat (instrumen), penggunaaan metode kualitatif, penggunaan analisis data secara induktif, deskriptif, lebih dipentingkan proses dari pada hasil (proses atau cara perilaku yang dilakukan informan bukan hasil yang diraih dari perilaku oleh informan), adanya batas objek penelitian (tema) yang ditentukan oleh fokus penelitian, adanya kriteria khusus untuk pengujian keabsahan data, desain bersifat sementara, dan hasil penelitian dirundingkan serta disepakati bersama.189

189

(10)

Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai pengamat penuh, artinya peneliti hanya bertindak dalam pengamatan fenomena atau tingkah laku informan yang berada dalam kelas maupun ruang kelas. Dan kehadiran peneliti di lokasi penelitian diketahui statusnya sebagai peneliti oleh subjek penelitian, sehingga bisa dikatakan penelitian ini bersifat terbuka. Dengan kata lain sebelum penggalian data atau pengajuan pertanyaan-pertanyaan kepada informan dengan penggunaan metode obeservasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi terlebih dahulu dijelaskan oleh peneliti kepada informan bahwa pertanyaan atau izian yang diajukan adalah berkaitan dengan kepentingan penelitian. Sedang masalah yang tidak kalah pentingnya adalah kehadiran peneliti di lapangan dilakukan berasaskan pada kepatuhan terhadap segala aturan dan tata tertib pihak Kampus UNP Kediri agar tidak menggangu aktivitas akademik kampus dan juga sebagai bentuk penghormatan tata aturan yang berlaku.

(11)

informan. Hal tersebut menjadi penyebab dibutuhkan waktu lama untuk penungguan waktu yang tepat dan cocok.

Sedang intensitas kehadiran peneliti di lokasi penelitian dari bulan 19 Desember 2012 – 09 Februari 2013 hampir satu hingga tiga hari dalam tiap pekan hadir di lokasi penelitian guna studi pendahuluan (penelitian pendahuluan/pra penelitian). Kemudian dilanjutkan tanggal 25 Februari – 16 Maret untuk meminta izin pengadaan penelitian kepada wakil rektor I UNP Kediri yang ditindaklanjuti dengan penyebaran surat izin (disposisi) dari wakil Rektor I kepada seluruh dekan dan kaprodi di UNP Kediri sambil dilakukan penggalian beberapa data. Sedang pada tanggal 9 April hingga 3 Juni pengumpulan data-data yang berkenanan dengan fokus penelitian.

Agar lebih terstruktur dan terperincinya maka menurut Burhan Bungin dalam penelitian kualitatif harus ada penyiapan schedule penelitian dan penganggaran frekuensi kehadiran peneliti dalam pengumpulan data di lokasi penelitian untuk keterkendalian penelitian.190 Schedule penggalian data penelitian yang telah peneliti lakukan adalah sebagai berikut ini:

Tabel 3.1 Jadual Penggalian Data di UNP Kediri

No. Objek Subjek Target Waktu

(12)

UNP Kota Kediri

Dekan Fakultas Peternakan, Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan, Dekan Fakultas Teknik, Dekan FKIP, dan

1. Fakultas Peternakan: Kaprodi Peternakan.

2. Fakultas Ilmu Kesehatan: Kaprodi Akademi Kebidanan

dan Kaprodi Akademi

Keperawatan.

3. Fakultas Teknik: Kaprodi Teknik Mesin, Kaprodi Teknik Elektro, Kaprodi Teknik Industri, Kaprodi Sistem Informasi, dan Kaprodi Teknik Informatika.

4. FKIP: Kaprodi PG-PAUD,

Kaprodi PGSD, Kaprodi

Bimbingan dan Konseling, Kaprodi PBSI, Kaprodi Biologi, Kaprodi Matematika, Kaprodi

5. Fakultas Ekonomi: Kaprodi Akuntasi, Kaprodi Manajemen.

(13)

C. Lokasi Penelitian

Uraian tentang lokasi penelitian diisi dengan identifikasi karakteristik lokasi, yang juga ada penguraian tentang letak geografis, peta lokasi, struktur organisasi, program (visi dan misi), dan suasana sehari-hari di lokasi penelitian.191 Untuk lebih detailnya maka dijabarakan sebagi berikut:

1. Identifikasi Lokasi Penelitian

a. Suasana Sehari-hari

Di saat masa kegiatan pembelajaran aktif suasana atau keadaan lingkungan UNP Kediri dimiliki kondisi sosio-abiotik yang penuh dengan aktivitas pegawai, mahasiswa, dan pengelola kampus. Hal ini terutama pada sore hari sekitar jam 3 sore hingga jam 8 malam. Karena kegiatan perkuliahan diadakan sejak pagi yaitu pada jam tujuh pagi hingga jam delapan malam, maka bisa dikatakan pada kurun waktu tersebut terjadi aktivitas perkuliahan. Dengan banyak tersedianya fasilitas seperti foto copy, masjid, kantin, tempat fitnes, lapangan bola basket, peralatan serta ruang latihan judo, berbagai kantor organisasi internal bagi mahasiswa, studio musik, perpustakaan, hotspot area, dan kantor Unit Kegiatan Mahasiswa maka banyak aktivitas mahasiswa yang menyebar dengan berbagai aktivitas yang dilakukan. Walaupun sering kali juga didapati mahasiswa yang sekedar dudukan-dudukan sendiri ataupun

191

(14)

ramai untuk mengobrol di tempat duduk depan kelas saat pergantian jam kuliah.192

Dengan melihat kondisi bangungan fisik yang berjumlah cukup lengkap dan memadai tersebut, maka akses mahasiswa dalam kegiatan yang berhubungan dengan proses pembelajaran maupun untuk sarana edutainment sangat tarjangkau dan mudah. Hal ini nampak pada saat pergantian jam kuliah maupun saat pembelajaran berlangsung (baik atas arahan atau dipandu oleh pendidik maupun tidak). Sedangkan aktivitas lain yang perlu dipaparkan adalah aktivitas satuan petugas keamanan (satpam) yang dilakukan secara bergiliran secara berjadwal (shift) salah satu tugasnya adalah pengaturan lalu lintas atau hilir mudik kendaraan yang masuk ke pintu gerbang, aktivitas pegawai Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) di ruang BAAK yang dilakukan secara terjadwal (shift) dari pagi hingga malam, aktivitas pegawai Badan Administrasi Umum (BAU), dan aktivitas hilir mudik mahasiswa, pegawai, serta dosen di halaman kampus.193

b. Letak Geografis

Lokasi kampus UNP Kediri terdiri dari 5 lokasi yang diberi nama kampus I, kampus II, kampus III, kampus IV, dan kampus V.194

192

Observasi, di Kampus UNP Kediri, 11 Desember 2012, 09, 11, 25, 27, Februari, 14 Maret, 09, 23 April, 03, 8, 15 Mei, 2013.

193

Ibid,.

194

(15)

Kampus I (satu) UNP Kediri sebagai kampus utama atau kampus induk terletak di Kelurahan Mojoroto Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Universitas yang mempunyai nama populer “Kampus Biru” ini berada di pinggir jalan raya sehingga akses kendaraan umum seperti Bis dan angkutan kota tersedia dengan mudah. Secara antropologis perguruan tinggi ini terletak lingkungan yang padat penduduk. Di belakang, samping kiri, dan kanan kampus adalah perumahan warga yang padat terdapat gang-gang untuk akses warga ke pemukiman tersebut. UNP Kediri terletak di barat sungai Brantas yang identik dengan pusat pendidikan di Kota Kediri. Sedangkan secara administratif UNP Kediri berbatasan dengan Sungai Brantas di sebalah Timurnya (berjarak kurang dari 1 Km), sedang di sebelah Barat dan Utara berbatasan dengan Kelurahan Ngampel, dan di sebelah selatan berbatasan Kelurahan Sekartaji.

Secara umum UNP Kediri bisa digambarkan sebagai kampus strategis dan kondusif untuk proses perkuliahan. Banyaknya fasilitas fotocopy, warnet, warung, PKL, dan kostan di sekitar kampus merupakan faktor pendukung kemapanan UNP. Untuk lebih jelasnya maka perlu dipaparkan denah lokasi kampus Induk atau Kampus I (satu) UNP Kediri bukan dalam skala sebenarnya sebagai berikut:195

195“Lokasi Kampus Univ.Nusantara PGRI Kediri,”,

(16)
(17)

2. Profil UNP Kediri

Secara umum berdasarkan hasil evaluasi Dikti ditunjukkan bahwa profil UNP Kediri sebagaimana berikut:

Perguruan Tinggi : Universitas Nusantara PGRI Kediri Tanggal Berdiri : 12-10-2006

Email : rektor@unpkediri.ac.id Website : http://www.unpkediri.ac.id

Kode Nama Program Studi Jenjang

(18)

3. Sejarah UNP Kediri

Secara Umum sejarah UNP Kota Kediri dapat terdeskripsikan secara utuh berdasarkan dari sumber terpercaya sebagaimana berikut: a) Berdirinya Universitas Nusantara PGRI Kediri diawali dengan adanya

perguruan Tinggi yang didirikan oleh yayasan yang dibentuk oleh PGRI Daerah VIII Jawa Timur. Tepatnya pada pertengahan tahun 1976 PGRI Cabang Kotamadya dan Kabupaten Kediri membentuk yayasan yaitu Sub Yayasan PGRI Cabang Kotamadya dan Kabupaten

196“Profil Perguruan Tinggi,”

http:// evaluasi.dikti.go.id/epsbed/detilpt/071072, diakses tanggal 03 Mei 2012.

2 54231 Peternakan S-1

3 55201 Teknik Informatika S-1

4 57201 Sistem Informasi S-1

5 61201 Manajemen S-1

6 62201 Akuntansi S-1

7 84202 Pendidikan Matematika S-1

8 84205 Pendidikan Biologi S-1

9 85201 Pendidikan Jasmani, Kesehatan Dan Rekreas S-1

10 86201 Bimbingan Dan Konseling S-1

11 86206 Pendidikan Guru Sekolah Dasar S-1 12 86207 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini S-1

13 87201 Pendidikan Sejarah S-1

14 87203 Pendidikan Ekonomi S-1

15 87205 Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan S-1 16 88201 Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia S-1

17 88203 Pendidikan Bahasa Inggris S-1

18 14401 Keperawatan D-3

19 20401 Teknik Elektronika D-3

20 21401 Teknik Mesin D-3

21 26401 Teknik Industri D-3

(19)

Kediri. Sebagai tindak lanjut mewujudkan lembaga tersebut kemudian dibentuk panitia pelaksana untuk menyiapkan semua persyaratan pendirian perguruan tinggi. Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan oleh Kopertis VII Surabaya terhadap IKIP PGRI Jawa Timur di Kediri dianggap telah memenuhi persyaratan minimal, sehingga dapat memberikan status “Terdaftar” dengan Surat Keputusan Koordinator Kopertis Wilayah VII nomor 87A/I/1976 tanggal 17 Mei 1976.

b) Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Menteri P dan K Republik Indonesia nomor 0428/O/1983 tanggal 7 Oktober 1983, Program Studi yang ada pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial ditambah Studi PMP-KN.

c) Perluasan Fakultas, Penambahan Program Studi serta peningkatan program dimulai pada tahun akademik 1983/1984. Dengan izin operasional dari Kopertis Wilayah VII Nomor 155/O/1984 tanggal 29 Mei 1984, IKIP PGRI Jawa timur di Kediri diizinkan membuka Program Sarjana dengan Fakultas dan Program Studi yang cukup banyak.

(20)

Februari 1985 sekaligus mendapatkan status “Terdaftar”. Bersamaan dengan perubahan Status, IKIP PGRI Kediri mengusulkan Fakultas dan Program Studi baru yaitu di Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial bertambah Program Pendidikan Dunia Usaha dan Akuntansi, di Fakultas Pendidikan Matematika dan IPA bertambah Program Studi Biologi dan Fakultas Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan dengan Program Studi Pendidikan Olah Raga jenjang D-III dan S-1.

e) Dengan semakin ditingkatkan kualitas program pendidikan maka sejak tahun 1990, berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud RI nomor 0124/O/1990 tanggal 9 Maret 1990, semua Program Studi di IKIP PGRI Kediri mendapatkan Status “Diakui”.

f) Pada tahun 1998, YPLP PT-PGRI Kediri mendirikan STT (Sekolah Tinggi Teknik) PGRI Kediri berdasarkan Surat Keputusan Mendiknas RI nomor 09/D/O/1998 tanggal 11 Februari 1998 tentang Pemberian Status Terdaftar kepada 3 (tiga) Program Studi untuk jenjang Pendidikan Program S-I dan D-III yaitu Program Studi Teknik Mesin, Teknik Elektro dan Teknik Industri.

(21)

h) Dinamika masyarakat yang terus berkembang memunculkan wacana perubahan IKIP PGRI Kediri menjadi Universitas. Wacana yang berkembang itu kemudian dirumuskan secara konkret dan dituangkan ke dalam RIP (Rencana Induk Pengembangan) pada tahun 2005 IKIP PGRI Kediri akan berubah menjadi Universitas, sebagai tindak lanjut dan implementasi Rencana Induk Pengembangan pada tahun 1993 YPLP PT-PGRI Kediri mendirikan STIE (Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi) Kediri berdasarkan Surat Keputusan Mendiknas RI nomor 28/D/O/1998 tanggal 20 April 1993 tentang Pemberin Status Terdaftarnya kepada Program Studi untuk Jenjang Program S-I dan D-III, yaitu program studi Managemen dan Akuntansi.

i) Selanjutnya pada tahun 2003, YPLP PT-PGRI Kediri mendirikan AKPER PGRI Kediri berdasarkan Surat Keputusan Mendiknas RI nomor 140/D/O/2003 tanggal 05 September 2003 tentang Pemberian Ijin Penyelenggaraan Program Studi dan Pendirian AKPER PGRI Kediri dengan Program Studi Keperawatan untuk jenjang Program Diploma III.

(22)

nomor 241/D/O/2006 seluruh Lembaga Pendidikan Tinggi di bawah naungan PPLP PT-PGRI Kediri yaitu : IKIP PGRI Kediri, STIE Kediri, STT PGRI Kediri, AKPER PGRI Kediri bergabung menjadi Universitas Nusantara PGRI Kediri, diikuti dengan Penambahan Fakultas dan Program Studi Baru, yaitu Fakultas Teknik dengan Program Studi Teknik Informatika dan Sistem Infromasi dan Fakultas Peternakan dengan Program Studi Produksi Ternak dan Sosial Ekonomi Peternakan.

k) Universitas Nusantara PGRI Kediri adalah Lembaga Pendidikan Tinggi di bawah naungan PPLP PT-PGRI Kediri yang berdiri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Republik Nasional Republik Indonesia nomor 24 / D / O / 2006 tanggal 12 Oktober 2006 tentang Pemberian Ijin Penyelenggaraan Program Studi Baru dan penggabungan beberapa Perguruan Tinggi menjadi Universitas Nusantara PGRI Kediri.197

4. Visi dan Misi UNP Kediri

Visi dan Misi UNP Kediri adalah sebagai berikut:

a) Visi Perguruan Tinggi adalah Universitas Nusantara PGRI Kediri yang unggul sebagai pusat pengembangan sumberdaya manusia seutuhnya yang mempunyai keunggulan kompetitif dan bermartabat. b) Misi Perguruan Tinggi adalah menyelenggarakan pendidikan

akademik dan profesional dalam bidang ilmu pengetahuan dan

197

(23)

teknologi guna mewujudkan lembaga yang handal dan mampu menghasilkan sumberdaya manusia seutuhnya.198

5. Struktur Organisasi UNP Kediri

Keadaan susunan struktur organisasi yang berada di UNP Kediri sudah cukup baik, hal ini ditandai dengan manajemen pembagian bidang pada tugas-tugas tertentu secara detail. Berikut ini adalah daftar nama pimpinan dan tenaga administrasi UNP Kediri:

Rektorium

Rektor : Drs. H. Samari, SE, MM

Sekretaris Rektor : Drs. Hj. Diani Nurhayati, M.Pd

Pembantu Rektor I : Drs. Ichsanuddin, MM

Pembantu Rektor II : Drs. M. Anas, SE, MM Pembantu Rektor III : Drs. Setyo Harmono, M.Pd

Pimpinan Fakultas

Dekan FKIP : Dr. Sulistiono, M.Si

Sekretaris FKIP : Drs. Setya Adi Sancaya, M.Pd Dekan Fakultas Ekonomi : Dra. Sri Aliami, SE. MM Sekretaris Fakultas Ekonomi : Dra. Puji Astuti, MM Dekan Fakultas Teknik : Rini Indriati, S.Kom

Sekretari Fakultas Teknik : Ari Permata Deny, ST, MM Dekan Fakultas Peternakan : Drs. Triyo Wulyono

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan : ST. Aizah, S.Kep. NS. M.Kes Sekretaris Fakultas Ilmu Kesehatan : Norma R, S.Kep. NS

Direktur Akademi Kebidanan : Garlin yunta Sanggi Ratri, S. Kep

198

(24)

Pimpinan Program Studi

Ka. Prodi Bimbingan Konseling : Dra. Endang Ragil WP. M.Pd Sekr. Prodi Bimbingan Konseling : Vivi Rahmawati, S.Pd

Ka. Prodi Pendidikan Ekonomi : Tjetjep Jusup Afandi, S.Pd. SE. MM Sekr. Prodi Pendidikan Ekonomi : Linawati, S.Pd

Ka. Prodi PPKn : Agus Widodo, S.Pd. M.Pd

Ka. Prodi Pendidikan Sejarah : Drs. Heru Budiono, M.Pd Ka. Prodi Pendidikan Matematika : Drs. Samijo, M.Pd

Sekr. Prodi Pendidikan Matematika : Veni Rita Viantika, S.Pd. M.Pd Ka. Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia: Drs. H. Moch. Muarifin, M.Pd Ka. Prodi Pendidikan Bahasa Inggris : Dewi Kencanawati, S.Pd, M.Pd Ka. Prodi Pendidikan Biologi : Dra. Dwi Ari Budi Retnani, M.Pd Sekr. Prodi Pendidikan Biologi : Nur Solichin. S.Pd

Ka. Prodi PenJasKesRek : Drs. Sugito, M.Pd

Sekr. Prodi PenJasKesRek : Slamet Junaidi, S.Pd, M.Pd

Ka. Prodi PG PAUD : Drs. Kuntjoyo, M.Pd

Sekr. Prodi PG PAUD : Drs. Hanggara B. U. S.PSi, M.Pd

Ka. Prodi PGSD : Dra. Endang Sri Mujiwati, M.Pd

Sekr. Prodi PGSD : Drs. Bambang Soenarko, M.Pd

Ka. Prodi Akuntansi : Dra. Puji Astuti, MM Ka. Prodi Manajemen : Drs. Ec. Subagyo, MM Ka. Prodi Peternakan : Dr. Fitriani, MP

Ka. Prodi Teknik Mesin : Helmi Jauhari, ST Ka. Prodi Teknik Informasi : Danil Swanjaya, S.Kom Sekr. Prodi Teknik Informasi : Agustono Hariadi, S.ST Ka. Prodi Sistem Informasi : M. Rizal Arif, ST. M.Kom Ka. Prodi Keperawatan : Dhian Ika P, S. Km

(25)

Pimpinan Biro dan Unit

Ka. Biro Administrasi Umum (BAU) : Suhardi, SE, M.Pd Ka. Biro Adminsitrasi Akademik

dan Kemahasiswaa (BAAK) : Drs. Darsono

Ka. Perpustakaan : Drs. Andri Pitoyo, M.Pd

Ketua Unit PPL : Aa Nurfarudianto, S.Pd, M.Pd

Ketua Penjaminan Mutu dan

Perencanaan : Drs. Agus Budianto, M.Pd

Ka. Lembaga Pengembangan&

Peningkatan Mutu Tenaga Pend. : Dr. Atrup, M.Pd, MM

Ka. Biro Kemahasiswaan : Drs. Sigit Widiatmoko, M.Pd Ka. Lembaga Pengabdian pada

Masyarakat : Suatman, SH, M.Pd

Laboran

Ka. Laboratorium Biologi : Dra. Budhi Utami, M.Pd Ka. Laboratorium Olah Raga : Ruruh Andayani, M.Pd

Ka. Laboratorium Keperawatan : Diana Nugrahani, A. Md, Kep

Ketua PUSKOM : Bagus Fadzerie, S.Kom199

6. Organisasi Kemahasiswaan UNP Kediri

UNP Kota Kediri memiliki organisasi kemahasiswaan sebagaimana berikut ini diantaranya adalah Himaprodi Penjaskesrek, Himaprodi Pendidikan Bahasa Inggris (English Student Association), Himaprodi Pendidikan Biologi, Himaprodi PAUD, Himaprodi Pendidikan

199

(26)

Ekonomi dan Akuntansi,Himaprodi PPKn, Himaprodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Himaprodi Pendidikan Sejarah, BEM Fakultas Ekonomi,200 Himaprodi Akuntansi, dan Himaprodi Ekonomi.201

7. Karakteristik Lokasi Penelitian

Keunggalan UNP Kediri dibandingkan dengan perguruan tinggi lain di lingkungan Kota Kediri adalah penyelenggaraan sistem informasi monitoring akademik (SIMA) yaitu pengadaan KRS secara online.202 UNP Kediri juga merupakan Universitas satu-satunya yang punya prodi terbanyak dan terlengkap di Karisidenan Kediri dan Karisedenan Madiun.203 Selain itu perguruan tinggi ini punya beberapa peralatan media pembelajaran yang mendukung untuk mengadakan pembelajaran modern dan berteknologi seperti LCD hampir di setiap kelas dan beberapa laboratorium yang disesuikan dengan bidang studi mahasiswa.204

Dari semua pemaparan di atas mulai pada pembahasan suasana sehari hari hingga karakteristik lokasi penelitian maka dapat disimpulkan terdapat kemenarikan, keunikan, dan kesesuaian antara objek penelititan (tema) dengan lokasi penelitian. Dengan dipilihnya UNP Kediri sebagai lokasi penelitian telah ditemukan hal-hal yang bermakna dan hal-hal yang baru.

200

http:// www. unpkediri.ac.id/?p=list&inis=penelitian, diakses tanggal 09 Pebruari 2013.

201

http:// www.unpkediri.ac.id/?p=pages&inis=himpunanMahasiswa&page=2, diakses tanggal 09 Pebruari 2013.

202

cloud.baak.unpkediri.ac.id:81/public.php?service=files&token=d3b349c0b300440323a807c77 246fb4a670aa65f&file=/Siakad/manual-krs-sima.zip, diakses tanggal 03 Mei 2013.

203

Penjelasan Samari dalam Acara Sholawat dan Rebana UNP Kediri di Dhoho TV (siaran langsung) pada tanggal 06 Juli 2013 Pukul 19.35 WIB.

204

(27)

Oleh karena itu, atas dasar analisa lokasi penelitian, karakter perguruan tinggi serta kemenarikan dan keunikan, maka diasumsikan UNP Kediri memang tepat untuk dilakukan penelitian sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian yang sudah ditetapkan.

D. Sumber Data

Dalam beberapa karya tulis tentang metodologi penelitian banyak dalam referensi disebutkan informan adalah sebagai subjek penelitian. Hal ini karena yang menjadi pelaku pemberi informasi atau data (baik itu orang ataupun benda) adalah salah satunya informan.205 Sedang sumber data adalah pesan atau pembahasan apa yang disampaikan oleh subjek penelitian atau sesuatu benda dan peristiwa yang diperoleh dari hasil pengamatan. Berbeda dengan sumber data, maka untuk informan dan responden punya definisi tersendiri. Informan adalah seseorang yang mampu dan berkapasitas dimintai peneliti untuk memberi uraian, cerita secara detail tentang di luar dirinya terutama tentang individu lain, situasi, kondisi atau peristiwa di lokasi penelitian. Sedang responden adalah individu yang hanya diminta bercerita tentang apa yang diketahui dan dialami oleh dirinya sendiri dalam menjawab pertanyaan peneliti.206 Berdasarkan dari penjelasan di atas maka dalam pemilihan informan dilakukan dengan cara penetapan kriteria-kriteria yang layak untuk dijadikan subjek penelitian. Hal tersebut dilakukan supaya data yang dikumpulkan sesuai dengan kasus atau objek penelitian yang telah

205

Hamidi, Metode Penelitian, 74.

206

(28)

ditetapkan sebelumnya berdasarkan studi atau penelitian pendahuluan (pra penelitian).

Data yang berasal dari penelitian kualitatif berbentuk deskriptif, berupa perkataan lisan atau tulisan serta tentang tingkah laku manusia yang dapat diamati. Data kualitatif berwujud uraian terperinci, kutipan langsung, dan dokumentasi kasus.207 Maka bentuk dari “sumber data kualitatif adalah

sumber data yang disuguhkan dalam bentuk dua parameter „abstrak‟.

Misalnya: banyak-sedikit, tinggi-rendah, tua-muda, panas-dingin, situasi aman-tidak aman, laba-nirlaba.”208 Dapat diartikan data tersebut dikumpulkan sebagai suatu cerita tentang apa yang telah dilakukan oleh informan, bukti dokumen apa yang telah dilakukan oleh informan, dan apa yang telah diceritakan oleh informan.

Sedang teknik penjaringan data dalam penelitian ini adalah dengan teknik purposive sampling, yaitu pemilihan informan yang dianggap punya pengetahuan tentang informasi dan masalah secara mendalam, serta dapat dipercaya atau punya kapasitas dan kapabilitas untuk menjadi pusat data yang kokoh.209 Cara pemilihan sampel purposif (didasarkan pada tujuan) digunakan agar hasil penelitian punya daya transferability, yaitu kemampuan untuk ditransfer pada lembaga pendidikan tinggi lain yang memiliki banyak kesamaan (ciri-ciri utama), bukan untuk digeneralisasi seperti pada penelitian

207

Ariesto Hadi Sutopo & Adrianus Arief, Terampil Mengolah Data Kualitatif dengan NVIVO

(Jakarta: Kencana, 2010), 4.

208

Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006), 45.

209

(29)

kuantitatif.210 Teknik ini dilakukan dengan cermat dan relevan dengan desain penelitian serta pada setiap sampel terdapat wakil-wakil dari segala lapisan informan sehingga sampel ini bisa dikatakan representatif karena kepemilikan ciri-ciri yang esensial dari informan. Oleh karena itu dalam pengambilan sampel ditekankan lebih cermat dalam penentuan syarat-syarat bagi sampel agar sesuai dengan tujuan penelitian.211 Pengambilan data yang dilakukan

dinyatakan sudah cukup apabila „topik‟ data sudah memiliki nilai kemantapan

(kejenuhan/tuntas) atau katagori jawaban sumber data selalu sama dipandang atau ditelaah dari sudut dan metode manapun serta data yang dikuatkan oleh pernyataan-pernyataan beberapa informan yang dianggap punya kapabilitas dan kapasitas secara formal di kampus untuk menjawab fokus penelitian serta rumusan-rumusan masalah penelitian.

Dalam penelitian ini digunakan dua teknik sampling yaitu purposif sampling dan snowball sampling. Snowball sampling adalah teknik diraihnya

data dengan cara pencarian informan data ditindak lanjuti dengan pengguliran informan menjadi lebih banyak. Seperti halnya efek bola salju yang menggelinding dari puncak gunung yang bersalju sehingga semakin lama sekamin besar ukurannya.212 Teknik snowball atau bola salju dipilih karena untuk penyelidikan hubungan antara manusia dalam suatu kelompok, serta penyelidikan bagaimana cara-cara informasi tersebar di kalangan tertentu.213 Sedang purposif sampling adalah cara dalam pemilihan informan sebagai

210

Putra & Lisnawati, Penelitian Kualitatif, 28.

211

S. Nasution, Metode Research: Penitian Ilmiah (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), 98-99.

212

Hamidi, Metode Penelitian, 82-83.

213

(30)

kelompok terbaik yang mampu sebagai pemberi informasi secara mapan atau mantap serta cukup dengan pertimbangan yang mendalam dan ada pelibatan intuisi (kepekaaan) dari peneliti. Oleh karena itu diupayakan hasil dari penelitian ini bisa di‟generalisasi‟kan pada tempat/lokasi penelitian lain yang memiliki ciri khas, permasalahan, dan keunikan sama dengan lokasi yang telah atau sedang diteliti.214

Sedangkan tentang jenis data dalam penelitian ini, didefinisikan oleh Riduwan bahwa data sebagai bahan mentah yang perlu diolah sehingga dihasilkan informasi yang berfungsi sebagai penunjuk fakta. Oleh karena itu jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif, yaitu data yang berhubungan dengan kategorisasi dan karakteristik berupa pernyataan atau kata-kata. Data seperti ini diperoleh dari hasil wawancara sehingga bersifat subjektif karena data tersebut bisa ditafsirkan lain oleh orang yang berbeda.215 Oleh sebab itu karena penelitian kualitatif yang cenderung subjektif maka pada kasus tertentu tidak boleh dicantumkan nama atau identitas informan jika pencantuman tersebut bisa menjadi penyebab informan dirugikan. Sebagai gantinya, nama informan dinyatakan dalam bentuk kode atau nama samaran.216

Sumber data yang akan digali dalam penelitian ini adalah berupa kata-kata dan tindakan dari informan yang dianggap perlu dan sesuai dengan tujuan penelitian, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen.217

214

Hamidi, Metode Penelitian, 88.

215

Riduwan, Metode & Teknik Menyusun Tesis (Bandung: Alfabeta, 2010), 106.

216

Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Tesis, 8.

217

(31)

Sedangkan untuk teknik penjaringan data dilakukan dengan pencatatan hasil dari pengamatan dan wawancara kepada informan yang merupakan hasil kegiatan penglihatan, pendengaran, dan dilanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan, serta pembambilan foto atau film yang dianggap perlu. Pengamatan dilakukan terutama saat informan sedang dalam proses penerapan pembelajaran PAI di UNP Kediri. Diantara informan dan subyek penelitian yang akan digali informasinya tersebut adalah dosen (pendidik), mahasiswa (peserta didik), serta pengambil kebijakan (pengelola) kampus yaitu Rektor, Pembantu Rektor, kaprodi beserta staf-stafnya yang lain.

Karena jumlah mahasiswa dan Dosen di UNP sangat banyak maka peneliti perlu untuk pengambilan sampel informan, pengambilan sampel ini bertujuan untuk didapat informasi sebanyak mungkin, bukan untuk dilakukan rampatan (generalisasi). Pengambilan sampel ini dikenakan pada situasi, subjek (informan), dan waktu.218 Untuk didapatkan data yang meyakinkan dan terpercaya (kredibel) maka dilakukan pengecekan kembali kepada informan yang lain (triangulasi) tentang segala pernyataan yang dianggap janggal atau kurang memuaskan dari salah satu informan. Bila data atau informasi dari subjek penelitian dinyatakan belum cukup maka dilakukan perpanjangan penelitian agar diperoleh data yang holistik, penyentuhan hingga ke akar permasalahan, dan data benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Dan untuk sumber data tertulis, digali dari buku-buku di perpustkaan STAIN Kediri, perpustakaan UNP Kota Kediri, atau

218

(32)

perpustakaan lain yang dipandang memenuhi syarat untuk pendukungan terkumpulnya sumber data. Selain itu sumber data tertulis juga dicari di internet atau alamat website yang sangat relevan dengan penelitian dan dapat dipertanggungjawabkan.

E. Prosedur Pengumpulan Data

Beberapa prinsip pengumpulan data studi kasus adalah yang mencakup penggunaan: 1. Berbagai sumber bukti (multi sumber): adanya kesatuan rangkaian fakta (beberapa temuan yang sama atau saling menguatkan), 2. Data dasar: data-data bukti formal yang berlainan dari laporan akhir studi kasus, 3. Serangkaian bukti: keterkaitan yang eksplisit antara pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, data yang terkumpul, dan kesimpulan-kesimpulan yang ditarik. Prinsip-prinsip tersebut sangat penting untuk pengerjaan studi kasus yang berkualitas tinggi dan berguna dalam penanggulangan persoalan validitas konstruk dan reliabilitas atau dapat diandalkan (pemeriksaan keabsahan data).219 Dengan demikian dapat disimpulkan penggunaan multi sumber sangat penting untuk penciptaan kesatuan, suatu proses triangulasi, dan pembukaan terhadap cakrawala fenomena, historis, dan fakta yang lebih luas.

Karena penggunaan wawancara dan observasi dilakukan secara sistematis maupun kondisional (luwes) maka jenis penyimpanan (rekaman) yang dilakukan adalah catatan lapangan, catatan wawancara, dan catatan hasil dokumentasi. Jenis rekaman ini digunakan agar informan merasa nyaman,

219Yin, “Studi Kasus,” 101

(33)

terbuka, dan tidak merasa tertekan (terbebani) dibandingkan apabila digunakan rekaman elektronik. Lebih spesifik dikhawatirkan jika digunakan jenis rekaman audio atau video terlalu berlebihan menjadi penyebab data yang dihasilkan tidak outentik dan penggalian data emik kurang mendekati sempurna. Data outentik misalnya berasal dari endapan perasaan dan gejolak jiwanya dalam peresponan terhadap fenomana yang dihadapi oleh informan. Oleh karena itu dalam kondisi tertentu sesuai dengan permintaan informan penggalian data dilakukan di lokasi-lokasi yang dikehendaki oleh informan walaupun di luar lingkungan kampus dan di waktu pagi ataupun malam hari.

(34)

informan salah satu caranya adalah pengkonfrontiran antara peneliti dengan informan serta kenyataan di lapangan pada waktu yang tidak lama dari dilaporkannya hasil penelitian ini pada akademik Pascasarjana STAIN Kediri. Pengembangan daftar pertanyaan dan wawancara dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan subjek-subjek kemanusiaan dalam upaya pemertahanan hak-hak individual.220 Dengan kata lain pertanyaan yang diajukan tidak harus disesuaikan apa adanya dengan pedoman wawancara namun disesuaikan dengan kondisi psikologis informan dan tentu dikembangan berdasar informasi-informasi penting yang dianggap baru serta berbeda dibandingkan informasi sebelumnya. Lebih spesifik pengumpulan data dilakukan dengan cara pendekatan emosional terutama pada mahasiswa, hal ini karena supaya informan bisa memberikan informasi dengan tegas (tanpa beban) dan apa adanya tanpa ada interfensi, pengaruh dari lingkungan, pengaruh dari alat rekam audio/video, dan pemersempitan kesenjangan antara peneliti dengan informan. Sedangkan untuk dosen dan pengelola UNP Kediri dilakukan dengan pendekatan personal, yaitu saling pengertian, pemahaman, dan pengenalan. Untuk metode yang digunakan dalam pemerolehan data yang lebih lengkap serta terpercaya dari pengelola UNP, Dosen, dan mahasiswa yang menjadi informan maka digunakan beberapa teknik pengumpulan data di antaranya adalah sebagai berikut:

220Strauss&JCorbin, “Dasar

(35)

1. Metode Observasi Partisipan

Observasi partisipan dilakukan guna diperoleh informasi (eksplorasi) tentang tingkah laku manusia seperti yang terjadi dalam kenyataan. Dengan observasi tersebut diperolah gambaran yang lebih jelas (sesungguhnya) tentang kejadian sosial yang sukar diperoleh dengan metode lain. Dalam proses observasi partisipan diusahakan secara wajar dan yang sebenaranya, tidak dengan sengaja dilakukan pemengaruhan, pengaturan, dan pemanipulasiaan tingkah laku informan. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa ilmu pengetahuan pada awalnya dimulai dengan observasi dan harus selalu kembali pada observasi untuk diketahui kebenaran ilmu.221 Dapat disimpulkan observasi dilakukan untuk penggalian gejala sosial (perilaku) melihat manusia sebagai makhluk yang bertingkah laku dan berperasaan. Tidak hanya pengamatan terhadap benda-benda saja, namun pengamatan terhadap bagaimana manusia dalam penggunaan benda-benda tersebut.

Metode ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung dengan ikut berpartisipasi secara langsung dan peneliti bersifat pasif (hanya sebagai pengamat murni) dalam penggalian data di lapangan terhadap apa yang telah dilakukan informan atas sebagai aktivitas (perilaku) pembelajaran yang berkaitan dengan sistem Pembelajaran PAI di UNP Kediri. Dengan kata lain walaupun peneliti ikut masuk di dalam kelas untuk pengamatan pembelajaran namun peneliti tidak berpartisipasi secara

221

(36)

aktif (ikut serta dalam memengaruhi upaya mewujudkan tujuan pembelajaran atau tujuan intruksional) di dalamnya. Dalam konteks ini maka dilakukan penerjunan langsung ke dalam masyarakat lokasi penelitian dengan sebisa mungkin tidak mempengaruhi kondisi sosial, mental, dan ruang fisik lokasi penelitian. Oleh karena itu untuk ketelitian data hasil observasi maka peneliti bergabung bersama mahasiswa UNP duduk di dalam kelas ikut serta pada proses pembelajaran yang telah disampaikan oleh Dosen.

2. Metode Wawancara Mendalam

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab sepihak (dua orang), dikerjakan secara sistematik, dan pelandasan pada tujuan penyelidikan. Tujuan dilakukan wawancara mendalam adalah pengumpulan data atau informasi yang berupa keadaan, gagasan, sikap atau tanggapan, dan keterangan penting lainnya dari satu pihak tertentu yang berhubungan dengan tujuan penelitian.222 Dalam wawancara selalu ada dua pihak, yang masing-masing punya kedudukan yang berbeda. Pihak yang satu berkedudukan sebagi pengejar informasi (information hunter) sedang pihak lain sebagai pemberi informasi (Information Supplyer) yang disebut informan.223 Oleh karena itu wawancara mendalam yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara tak terstruktur, artinya pertanyaan dari wawancara ini tidak disusun secara baku sesuai dengan standar proses

222

Arief Subiyantoro& FX. Suwarto, Metode dan Teknik Penelitian Sosial (Yogyakarta: Andi, 2007), 97.

223

(37)

dengan disertakan pilihan-pilihan yang telah disediakan oleh pihak yang bertanya. Namun wawancara ini dilakukan berdasarkan prinsip fleksibilitas, dengan percakapan secara informal, dan dilalui pemahaman

secara mendalam terhadap mengapa seseorang memilih „cara‟ atau

memilih „suatu hal‟.224

Dalam wawancara mendalam untuk penggalian data tentang objek penelitian digunakan teknik wawancara mendalam yang dilakukan di tempat terbuka (umum), dilakukan di ruangan pribadi, dilakukan secara luwes atau apa adanya secara reflek serta spontan, dan kedudukan peneliti tidak hanya sebagai pendengar aktif saja namun terjadi dialog interktif sehingga diharapkan mendapatkan informasi secara mendalam serta tingkat kevalidannya sangat tinggi. Sedangkan alat yang diperlukan dalam wawancara digunakan alat tulis berupa bulpen, kertas, laptop untuk pengetikan, dan dalam kondisi yang dimungkian penggunaan alat perekam untuk mempermudah penyimpanan data sekaligus sebagai bukti empiris. Dan ketika kondisi psikologis informan tidak dimungkinkan untuk wawancara di lokasi penelitian maka dilakukan wawancara di luar lokasi penelitian yang dipandang sesuai untuk kegiatan wawancara (ditentukan oleh informan). Oleh karena itu bisa dikatakan bahwa metode wawancara mendalam sangat efektif untuk membantu peneliti dalam penganalisaan hasil data yang diperoleh dengan metode observasi mendalam dan dokumentasi.

224

(38)

3. Metode Dokumentasi

Dalam dokumen studi kasus seperti disinggung dalam protokol studi kasus oleh beberapa peneliti di dunia telah disarankan cara-cara untuk penggunaan metode dokumentasi secara efektif yaitu pemberian penjelasan atau deksripsi tambahan mengenai waktu pengambilan, kepada siapa diambilnya dokumen, dan apa nama spesifik dokumennya sebagai keterangan dokumen yang digunakan dalam penelitian. Tujuannya adalah sebagai pemermudah dalam penyimpanan dan penemuan kembali, agar dapat diperiksa dan dibagikan pengalaman tentang data dasarnya kepada peneliti lain di kemudian hari. Selain itu dokumen seperti ini bila relevan dengan wawancara tertentu, maka bisa dibuat sebagai tambahan dalam catatan hasil wawancara untuk dikombinasikan antara keduanya.225

Subjek penelitian dari dokumentasi adalah buku, majalah, pertaruan, notulen, catatan harian, dokumen resmi, bahkan benda-benda yang bernilai sejarah.226 Selain itu dalam penelitian ini dokumen bisa berupa surat-surat, pengumuman, peraturan, hasil evaluasi, dan dokumen pribadi lain yang relevan dengan tujuan penelitian dari pihak berwenang UNP Kota Kediri. Dokumentasi juga dilakukan dengan cara pengambilan foto-foto yang dinilai relevan dengan topik penelitian. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa penggalian data dengan metode dokumentasi bisa dilakukan dari berbagai sumber termasuk sumber nonformal sebagai data utama dan bukti empiris dari data lain yang diperoleh dengan metode lain.

225Yin, “Studi Kasus,” 125

-126.

226

(39)

4. Metode penelusuran Online

Dikemukakan oleh Burhan Bungin tentang keabsahan dan validitas data (informasi) yang didapat secara online seharusnya tidak diragukan lagi, namun dengan syarat peneliti tetap mampu memilih sumber-sumber data online mana yang kredibel dan dikenal oleh kalangan banyak. Secara teknis penggunaan metode ini mensyaratkan peneliti memiliki pemahaman teknis terhadap teknologi informasi (komputer). Namun demikian yang menjadi catatan adalah metode penelusuran ini adalah metode sekunder yang dapat digunakan dalam penelitian kualitatif. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa metode ini hanya berperan dalam pembantuan kepada peneliti untuk penyediaan bahan-bahan sekunder yang dapat dimanfaatkan dalam bentuk sekunder. 227

5. Instumen Pengumpulan Data

Karena pendekatan penelitian ini adalah kualitatif maka data yang diunggah adalah berkenaan dengan kualitas seperti baik, sedang, kurang, dan lain-lain. Maka instrumen penelitian sebagai alat pengumpul data harus betul-betul dirancang dan dibuat dengan sungguh-sungguh supaya dihasilkan data empiris sebagaimana fakta atau keadaan nyata lapangan. Karena data yang salah atau tidak menggambarkan data secara empiris bisa menyesatkan peneliti, sehingga dapat mempengaruhi dalam pengambilan kesimpulan penelitian.228 Instrumen pengumpulan data yang

227

Bungin, Penelitian Kualitatif, 124-127.

228

(40)

digunakan adalah pedoman wawancara yang dikembangkan secara mendalam sesuai dengan pernyataan-pernyataan informan yang dipandang masih relevan dengan topik penelitian, pedoman dokumentasi yang fleksibel, dan pedoman observasi partisipan yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Dengan kata lain walaupun ada pedoman wawancara, pedoman dokumentasi, dan pedoman observasi namun informan diberi kebebasan untuk melakukan atau mengatakan sesuatu dengan bebas senyampang tersebut bisa menjadi data pendukung atau bahkan data utama dalam penelitian. Selain itu insturmen penggalian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa alat tulis, kamera, dan laptop untuk mencatat data (dalam kondisi tertentu).

Karena penelitian kualitatif adalah penelitian yang salah satunya dicirikan dengan adanya penggalian emik, yaitu pandangan, prespektif, penghayatan terhadap subjek yang diteliti terhadap realitas (kenyataan). Maka peneliti tidak cukup sekedar pada tindakan pengamatan „semata‟, tetapi juga dilakukan pengamatan terlibat atau peran serta serta tinggal pada beberapa waktu yang memadai dalam latar penelitian. Selain itu untuk penggalian emik peneliti juga harus dilakukan dengan cara wawancara yang mendalam.229 Hal ini agar peneliti bisa menemukan makna, alasan, dan pandangan secara personal (intim) dari informan tentang mengapa ia melakukan tingkah laku seperti itu. Sebagaimana menurut penjelasan Noeng Mohadjir tentang moral valaue dalam fenomenologi disebut dengan emik, sehingga dalam logika

229

(41)

interpretatif diperlukan alur pikir rasional empirik dan penggunaan interpretasi atas fakta yang ada yaitu dengan penggunaan etik, emik, dan noetik. Kriteria kebenaran yang dimiliki emik berada dalam wilayah pribadi masing-masing, bersifat intrinsik, dan pengalaman personal. Sedang teori kebenaran noetik adalah didasarkan pada kebenaran moral graas root, teori sadar kolektif, bawah sadar kolektif, dan tak sadar kolektif.230

Secara umum penggalian data ini dilakukan dengan cara formal maupun luwes senyampang hal tersebut bisa menimbulkan kenyamanan bagi informan dengan tidak mengganggu kesibukan informan. Cara ini dilakukan agar bisa ditemukan data emik secara mendalam, sehingga informan mengungkapakan segala endapan psikologis yang dimungkinkan tersimpan. Dengankata lain penggalian emik sangat penting sebagai penguat atau pemerkokoh data yang didapat dari informan sekaligus untuk dasar dilakukan triangulasi. Informasi sekecil apapun baik dari hasil observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi dari lokasi penelitian sangat berarti bagi penelitian sebagai bahan dalam memperkaya data-data yang dimiliki oleh peneliti. Hal ini karena diharapkan dalam pelaksanaan anilisis data tidak mengalami hambatan keterbatasan data. Selain itu dengan data yang kaya juga bisa sebagai pembantu peneliti dalam pencarian keabsahan data sebagai salah satu teknik triangulasi sehingga konsekuensinya waktu yang diperlukan untuk pengumpulan data cukup lama.

230

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian: Paradigma Positivisme Objektif, Phenomenologi Interpretatif, Logika Bahasa Platonis-Chomskyist-Hegelian&Hermeneutik, Paradigma Studi Islam, Matematik Recursion-, Set-Theory&Structural Equation Modelling, dan Mixed

(42)

Dalam penggalian data di penelitian ini terdapat bebarapa kendala dan hambatan-hambatan di antaranya susahnya informan untuk diajak ketemu ada yang memberikan alasan dan ada yang tanpa alasan jelas. Misalnya Taufiqurroham sebagai Dosen PAI memberikan tanggapan telepon dari peneliti berupa SMS kepada peneliti yang isinya ““Utk konsultasi skripsi smpean,bisa brkomunikasi dg p.abdullah/bu lilik.utk saat ni sy blm bsa

memastikn kpn plag k kdr,soaly anak sy msih drawat di RS Sby.mksih.”231

dan Lilik sebagai Dosen PAI saat ditelpon memberi jawaban salam kemudian

berkata “Lewat sms saja tidak terdengar,” kemudian di mengirim sms yang

berisi “Ya sy masih rapat di kemenag.”232

Namun setelah itu tidak ada tindak lanjut di mana sms dan telepon dari peneliti tidak dijawab olehnya. Kendala lain adalah ketidak tertariknya dosen PAI ketika peneliti meminta ikut serta dalam jam kuliah sebagai metode observasi dalam penggalian data.

F. Analisis Data

Analisis data adalah pencarian dan penataan secara sistematis catatan hasil dari observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk peningkatan pemahaman tentang kasus yang diteliti dan disajikan sebagai temuan bagi orang lain. Guna peningkatan pemahaman tersebut maka analis dilanjutkan dengan pencarian makna.233 Oleh karena itu dilakukan proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis terhadap transkip-transkip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan yang berupa dokumen.

231

SMS Pak Taufiqurrohman, Dosen PAI Prodi Manajemen UNP Kediri, tanggal 5 mei 2013, pukul 14:44:31.

232

SMS Lilik Maryuningsih, Dosen PAI UNP Kediri, 10 Mei 2013 Pukul 10:09:22 WIB.

233

(43)

Kemuidan dilanjutkan dengan proses reduksi agar penyajian temuan yang dilakukan bisa sistematis dan mudah dipahami oleh pembaca.

Analisis data dilakukan dengan memperkaya informasi dari berbagai sumber dan metode, pencarian hubungan data, pembandingan, penemuan pola atas dasar data aslinya. Kemudian hasil dari analisis data tersebut dipaparkan mengenai situasi yang diteliti dengan bentuk uraian naratif.234 Analisis yang digunakan dalam penelitian ini didominasi oleh analisis induktif, yaitu pola, tema, dan pengkatagorian analisis datang dari data bukan diputuskan utamanya ke pengumpunalan data analisis.235 Secara skematis prosedur analisis data kualitatif dibagi dalam lima pentahapan seperti gambar berikut:236

Gambar 3.2 Prosedur analisis data kualitatif

Dari gambar di atas untuk penunjang keberhasilan dalam pelaksanaan analisis data yang sesuai dengan prosedur maka dari awal pengumpulan data diperlukan sebuah memo atau catatan pribadi peneliti untuk penyimpanan

234

Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan, 180.

235Patton, “Metode Evaluasi Kualitatif,” 261. 236

Sutopo & Arief, Terampil Mengolah Data, 9.

(44)

catatan peristiwa di lapangan. Catatan dan memo digunakan untuk pemermudah dalam penyaringan (reduksi) data, pengelompokan data, usaha untuk menjawab kecurigaan awal, pemberian makna, dan pengambilan keputusan bahwa data yang dipaparkan sesuai dengan apa yang tergambar di lapangan.

Sedang menurut Miles dan Huberman ada tiga pengklasifikasian kegiatan dalam analisis data penelitian kualitatif yaitu pereduksian data, penentuan model data (penyajian data secara naratif), dan penarikan kesimpulan (verifikasi) data. Jika diuraikan dalam bentuk gambar maka penyajian ketiga tahapan kegiatan analisis data tersebut dapat dijelaskan sebagaimana berikut:237

Gambar 3.3 Komponen Analisis Data Model Interaktif

Dari gambar di atas maka dapat disimpulkan posisi dari peneliti kualitatif adalah sebagai perintis, lebih bersifat longgar, dan mampu memahami apa yang sedang berlangsung pada waktu diadakan analisis data.

237

Matthew B. Miles & A. Michael Huberman, “Analisis Data Kualitatif: Buku sumber tentang Metode-metode Baru,” dalam Qualitative Data Analysis, ed. Tjetjep Rohendi Rohidi (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1992), 19-20.

Pengumpulan Data

Reduksi Data

Penarikan/verivikasi kesimpulan data

(45)

Maka dapat dikatakan peneliti berkesempatan dalam pengembangan metode-metode yang dapat dijabarkan lebih umum.238 Oleh karena itu analisisnya lebih ditekankan pada ketajaman dan kepekaan peneliti dalam penilaian dan pemaknaan terhadap data yang didapat di lapangan.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan analisis data pada penelitian kualitatif dilakukan selama dan setelah pengumpulan data dengan digunakan teknik analisis tema (objek penelitian). Analisisnya diperlukan kegiatan reduksi data, yaitu proses pemilihan dan pemusatan perhatian penelitian melalui seleksi yang ketat terhadap fokus yang dikaji. Setelah data di lapangan telah selesai dikumpulkan, maka semuanya dianalisis lebih lanjut secara intensif yang dikaji oleh peneliti dengan penggunaan logika, etika, dan estetika.

G. Pengecekan Keabsahan Temuan

Pengecekan keabsahan data lebih merujuk pada masalah kualitas data dan ketepatan metode yang digunakan dalam penelitian ilmu-ilmu sosial (termasuk di dalamnya ilmu pendidikan) yang berkaitan dengan studi aktivitas manusia. Sebagaimana menurut Lincoln dan Guba yang dikutip oleh Emzir dikemukakan ada empat kriteria tentang penilaian terhadap penelitian kualitatif di antaranya kredibilitas (credibility) yaitu hasilnya dapat dipercaya dari prespektif partisipan, karena satu-satunya penilai yang sah terhadap kredibilitas hasil penilitan adalah partisipan. Kedua adalah transferabilitas (Transferability) yaitu tingkat kemampuan hasil penelitian kualitatif dapat

238

(46)

digeneraliasisikan atau ditransfer kepada konteks serta seting yang lain. Dan terakhir kalinya dependabilitas (Dependability) yaitu kemampuan memperoleh hasil yang sama jika dilakukan pengamatan yang sama untuk yang kedua kalinya. Dependabilitas lebih ditekankan pada peneliti tepat dalam memperhitungkan konteks yang berubah-ubah dalam penelitian yang dilakukan. Konfirmabilitas (confimability) yaitu kemampuan hasil penelitian dapat dikonfimasikan oleh orang lain.239

Banyak penelitian kualitatif yang diragukan kebenaran dari hasil penelitiannya, utamanya karena terdapat persoalan dalam pengujian keabsahan hasil penelitian. Keraguan tersebut disebabkan oleh beberapa hal yaitu subjektivitas peneliti menjadi hal yang dominan dalam penelitian kualitatif, alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasinya terlebih jika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa kontrol (observasi partisipasi), dan sumber data kualitatif yang kurang credible akan mempengaruhi hasil akurasi penelitian.240 Untuk terhindar dari keraguan tersebut maka perlu diteliti kredibilitasnya dengan penggunaan teknik-teknik perpanjangan kehadiran peneliti di lokasi penelitian, ketekunan observasi serta wawancara yang diperdalam, dan triangulasi metode.

Dalam penelitian kualitatif karena instrumen utamanya adalah manusia yaitu peneliti itu sendiri maka pemeriksaan keabsahannya adalah keabsahan data bukan keabsahan instrumen seperti pada penelitian kuantitatif. Uji kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

239

Emzir, Analisis Data Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), 78-81.

240

(47)

1) Perpanjangan pengamatan; untuk pembersihan bias dari peneliti dan penglihatan data lebih luas.

2) Peningkatan ketekuan pengamatan; penggalian data lebih mendalam dan pemfokusan terhadap data yang hendak digali.

3) Triangulasi; pengecekan kembali data dengan cara penggalian mendalam ke berbagai sumber, penggantian metode, dan penggalian data di waktu dan suasana yang berbeda.

4) Pengecekan teman sejawat; setelah dipaparkan oleh peneliti hasil temuan sementaranya dan metode penelitiannya kemudian dia meminta masukan dari teman sejawat yang tidak ikut serta dalam penelitian. Ini adalah cara untuk menjaga konstistensi dan kejujuran.

5) Analisis kasus negatif; pencarian dan penemuan kasus-kasus negatif yang tidak sesuia bahkan bertentangan dengan apa yang sudah ditemukan sebagai bahan perbandingan.

6) Kecukupan referensial; pengunakan berbagai alat seperti perekam suara atau perekam gambar untuk melengkapi catatan tertulis.241

Dari pembahasan di atas maka dapat disimpulkan agar hasil dari penelitian ini memiliki tingkat kepercayaan dan validitas (kesahihan) yang tinggi, maka pengecekan data untuk pencapain kredibilitas penelitian sebagai upaya penjaminan mutu hasil dari penelitian, perlu dilakukan penelurusan keabsahan data ditentukan dengan penggunaan kriteria kredibilitas (derajat kepercayaan). Penentuan kredibelitas data dimaksudkan untuk pembuktian

241

(48)

apa yang dikumpulkan sesuai dengan kenyataan yang ada dalam latar penelitian. Namun demikian menurut Trianto bagaimanapun juga dalam penelitian studi kasus sumber data tidak banyak dan cakupan wilayahnya sempit, tetapi penelitian dilakukan lebih intensif dan mendalam. Oleh karena itu hasil dari penelitian studi kasus tidak bisa digeneralisir, dengan kata lain hanya berlaku bagi kasus itu sendiri.242

H. Tahap-tahap Penelitian

Penelitian ini menggunakan beberapa model pentahapan milik Moelong243, serta Djam‟an Satori dan Aan Komariah244 yang penulis elaborasikan menjadi satu yaitu sebagai berikut:

1. Langkah paling awal adalah penelaahan paradigma yang dipakai dalam penelitian; penentuan pendekatan penelitian, penetapan topik, dan pengidentifikasian beberapa bakal calon lokasi penelitian yang dipandang cocok.

2. Penelahaan isu-isu empirik/fenomena dengan cara penelitian pendahuluan (studi pendahuluan); dilakukan observasi dan wawancara seperlunya kepada mahasiswa, dosen, dan pembuat kebijakan yaitu Pembantu Rektor I UNP Kediri. Penelitian pendahuluan ini dilakukan untuk penggalian dan penemuan kasus atau fenomena-fenomena yang unik, memiliki kelebihan, atau memiliki ketidak sesuaian (masalah).

242

Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan, 262.

243

Moleong, Metodologi Penelitian Kulaitatif, 84-103.

244Djam‟an Satori &

(49)

3. Penetapan fokus penelitian; menilai kasus pokok bagaimana yang paling unggul dan layak untuk diteliti di UNP.

4. Tahap sebelum lapangan (sebelum penelitian yang lebih mendalam); penyusunan proposal yang meliputi kegiatan pengkajian teori melalui bahan-bahan tertulis di buku maupun elektronik (internet), penentuan teknik pengumpulan data, pemilihan informan, serta penyiapan instrumen pedoman penelitian. Kemudian menghubungi lokasi penelitian dengan menyertakan surat izin dari kampus disertai proposal tesis, dan ditindak lanjuti dengan pengembangan desain.

5. Tahap pekerjaan lapangan (penelitian sebenarnya); pengurusan izin penelitian di lokasi penelitian kepada pejabat berwenang lokasi penelitian, menemui gate keeper, ditindak lanjuti dengan pengumpulan data/informasi yang terkait dengan fokus penelitian, melakukan pencatatan data dengan berbagai instrumen pengumpulan data, dan berbaur dengan lingkungan lokasi penelitian sambil mengumpulkan data atau catatan di lapangan. 6. Tahap analisis data; meliputi analisis data, reduksi data, pengkatagorian

data, pengecekan keabsahan data, dan pemberian makna.

7. Pemaparan hasil temuan penelitian; pendeskripsian, pembahasan, dan penyimpulan hasil penelitian yang meliputi pemaparan implikasi dan pemberian rekomendasi.

Gambar

Tabel 3.1 Jadual Penggalian Data di UNP Kediri
Gambar 3.1 Peta Lokasi UNP Kediri
Gambar 3.2 Prosedur analisis data kualitatif
Gambar 3.3 Komponen Analisis Data Model Interaktif

Referensi

Dokumen terkait

Peserta lelang yang diundang agar dapat membawa dukumen asli atau dokumen yang dilegalisir oleh pihak yang berwenang dan copy 1 (satu) rangkap sesuai dengan

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan remaja yang berlokasi di Desa Boro Wetan, Kecamatan Banyu Urip, Kabupaten Purworejo tentang bahaya merokok berada

Dengan Hormat disampaikan bahwa sebagai proses kelanjutan dari proses evaluasi kualifikasi pengadaan barang jasa pada pekerjaan Supervisi Pembangunan/Peningkatan Jalan Desa

Penulis memilih judul penulisan ilmiah ini dengan alasan pada saat ini penggolongan darah manusia merupakan satu hal yang sangat penting untuk memecahkan masalah-masalah yang ada

[r]

Dari data pengukuran di atas dapat dilakukan analisa perbandingan karakteristik Mesin Toyota Tipe 7K 1800 cc dengan sistem injeksi elektronik (EFI) dan sistem

meningkatnya arus lalu lintas yang melewati transportasi air tersebut dan. kapasitas sarana transportasi air yang sedikit, maka diperlukan

- Penghilangan redundancy spatial ( spatial / intraframe compression ) dilakukan dengan mengambil keuntungan dari fakta bahwa mata manusia tidak terlalu dapat membedakan