• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1. MENELITI MATERI VISUAL: MENUJU METODOLOGI VISUAL YANG KRITIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB 1. MENELITI MATERI VISUAL: MENUJU METODOLOGI VISUAL YANG KRITIS"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1. MENELITI MATERI VISUAL: MENUJU METODOLOGI VISUAL YANG KRITIS

Budaya adalah hal yang krusial dalam perubahan dan konflik social karena budaya adalah inti dari kehidupan social manusia yang terbentuk dari berbagai macam ide. Stuart Hall berkata bahwa kebudayaan berhubungan denganproduksi dan pertukaran nilai antara individu atau grup dalam masyarakat.

Argumen ini bisa diartikan dengan beragai cara. Cara manusia berperilaku adalah tergantung dari bagaimana mengartikan suatu “arti” oleh setiap individu.

Banyak penulis mengatakan bahwa visual adalah inti dari terbentuknya kehidupan social kontemporer di barat. Dalam hal ini visual dan visualitas berbeda. Vision adalah kemampuan mata manusia melihat sesuatu secara fisiologi. Visual adalah cara manusia dalam melihat atau memandang sesuatu. Konotasi yg sesuai dengan visual adalah scopic regime.

Menurut beberapa penulis, indera penglihatan adalah yg paling utama dari indera lainnya. Martin jay Menggunakan istilah Ocularcentrisme untuk menggambarkan sentralitas visual untuk kehidupan kontemporer barat.. Nicholas mirzoef mengatakan bahwa postmedernitas adalah okularsentris juga, karena kita lebih banyak berinteraksi dengan pengalaman yang visual.

Kebudayaan Visual.

Pertama, visual tidak sama dengan bahasa, dan mode visual berbeda dengan mode tertulis. Misalnya lukisan abstrak, walaupun ada deskripsi tertulis yang menjelaskan tentang lukisan tersebut, orang mungkin mengartikannya berbeda, Karen gambar berkata lebih dari kata-kata. Kedua, dari gambar pada halaman 6, kita harus melihat dengan teliti dan hati-hati, pada gambar, dan berfikir bagaimana mereka menawarkan visi khusus dari kategori social.

Ketiga, Cara memandang sangat penting. Seperti yang dikatakan John

Berger, gambar dapat mempengaruhi seseorang, tapi hal itu tergantung dari bagaimana cara pandang orang tersebut terhadap gambar.

Keempat, kebudayaan dapat mempengarui cara pandang seseorang terhadap gambar. Misalnya suatu lukisan mempengaruhi seseorang tergantung cara pandangnya, seperti yang di katakana Berger, dan cara pandang seseorang itu dipengaruhi oleh kebudayaan yang telah ditanamkan pelukis, atau kebudayaan yang tertanam dalam diri seseorang yang

melihatnya.

Kelima, tidak semua orang dapat merespon dan memahami cara pandang terhadap gambar sesuai yang diharapkan(pelukis).

(2)

1. Hadapi gambar dengan serius—sangat penting untuk melihat suatu gambar dengan teliti, karena suatu gambar konteksnya tidak mungkin berkurang dan tiap gambar memiliki pengaruhnya masing-masing. 2. Pikirkan tentang kondisi social dan pengaruh dari objek visual 3. Sadari bagaimana cara pandangmu terhadap gambar.

Menuju beberapa alat metodologis: tempat dan modalitas

Intepretasi dari citra visual dapat diterima jika memenuhi tiga situs dimana arti dari sbuah gambar dibuat:

1. Situs produksi gambar 2. Situs gambar itu sendiri

3. Situs dimana hal itu dilihat oleh berbagai audiens/penonton. Modaliti adalah perbedaan dari berbagai aspek ketiga situs diatas. Tiga sugesti modality yang dapat mengkontribusi pemahaman dari sebuah gambar adalah sebagai berikut:

1. Teknologi 2. Komposisi 3. Sosial

Situs 1. Produksi

Berdasarkan modalitas teknologi—misalnya sebuah foto, secara teknologi, gambar yang dihasilkan dapat memperlihatkan kenyataan dan kejujuran gambar itu sendiri. Namun tidak semua sadar akan keterusterangan

teknologi. Jadi teknologi dalam produksi gambar visual membutuhkan kehati-hatian dan kesadaran yang tinggi.

Berdasarkan modalitas komposisi—genre adalah cara bagaimana mengklasifikasi gambar visual ke beberapa kategori. Suatu gambar

mendeskripsikan suatu genre tertentu. Maka genre ini sangat dibutuhkan dalam produksi.

Berdasarkan modalitas Sosial—Identitas produksi suatu gambar visual, misalnya, sangat penting untuk mengenalkan gambar tersebut, sebagai ciri khasnya, ke masyarakat dan bagaimana identitas tersebut mempengaruhi kehidupan social.

Situs 2. Gambar

Modalitas teknologi—teknologi yang digunakan mempengaruhi hasil gambar itu sendiri. Misalnya, pemilihan film yang bagus oleh fotografer

(3)

Modalitas Komposisi—modalitas komposisi dari gambar itu sendiri dapat menghasilkan uraian yang meyakinkan akan cara pandang sebuah gambar. Modalitas Sosial—Dimana gambar itu dibuat juga mempengaruhi hasil gambar. Misalnya, sang fotografer terbiasa berada di lingkup social tertentu dan hasil gambar yang diambil, dari emosi objek, sangat mencerminkan keadaan social sekitar.

Situs 3. Penonton

Modalitas Teknologi—Teknologi dapat memancing reaksi orang-orang yang melihat gambar. Misalnya, televisi, menampilkan gambar dengan grafis 3D. Maka teknologi berperan penting dalam pengaruh dan pengartian suatu gambar.

Modalitas Komposisi— Penonton memiliki intepretasi sendiri terhadap suatu gambar. Misalnya, gambar seorang kakek yang kotor dengan nafsu birahi, seseorang dapat mengintepretasikannya berdasarkan apa yang dilihatnya. Kakek tersebut dan penampilannya bukanlah satu-satunya penilaian audiens dalam hal ini.

Modalitas Sosial—audiens akan menghargai atau mengelu-elukan gambar tergantung pada efek social gambar tersebut. Misalnya, sebuah patung dielu-elukan penonton karena patung tersebut adalah bagian dari film terkenal.

Memilih Metode

Sebelum memilih kita harus melakukan dua persiapan membaca:

1. Sangat penting untuk mengetahui semua aspek dari gambar yang akan diteliti.

2. Kita harus memperkenalkan isu teoritis dari judul yang diangkat, sebelum disumbatkan kedalam analisis materi visual.

Menemukan, mereferensi dan mereproduksi gambar

Menemukan gambar—bisa mencari inspirasi lewat media apapun seperti internet dan majalah.

Memberikan Referensi—

1. Referensi harus di jelaskan sejelas mungkin.

2. Harus mempertimbangkan format yang tepat untuk menjelaskan gambar anda.

(4)

 Citra visual tidak pernah salah, selalu dibentuk melalui berbagai praktek, teknologi dan pengetahuan.

 Pendekatan kritis kepada gambar visual dibutuhkan: yang berfikir tentang suatu egensi gambar,menyadari praktek social dan efek dari pandangan oleh berbagai audiens, termasuk kritik akademik.

 Arti dari gambar atau himpunan suatu gambar disusun dalam 3 situs: Situs Produksi, Situs gambar itu sendiri, dan situs audiens.

 Ada 3 modalitas dalam setiap situs, yaitu: teknologi, komposisi dan social.

 Debat teoritis tentang bagaimana menginterpretasikan sebuah

gambar, dapat diartikan sebagai debat atas situs dan modalitas mana yang lebih penting untuk memahami gambar.

 Debat ini memberikan efek terhadap metodologi yang, tepatnya, dibawa untuk menanggung gambar tertentu.

 Menyadari adanya ketentuan anda untuk mereproduksi gambar, sesuai yang anda pilih, untuk didiskusikan.

BAB 2. PENGENALAN KOMPOSISI INTERPRETASI

Istilah ‘Good Eye’ atau ‘mata yang baik’ adalah cara bagaimana memandang lukisan yang, secara metodologi, tidak eksplisit tetapi menghasilkan cara spesifik untuk menggambarkan suatu lukisan. Good Eye memperhatikan tingkat seni yang tinggi dan tidak menghiraukan eksplisit metologi atau teori. Ini termasuk Visual Connnoisseurship (Keahlian Visual dalam meneliti ahli seni).

Komposisi interpretasi melihat gambar dengan “apa mereka” bukan “untuk apa mereka”. Maka ‘Good Eye’ lebih ke situs dari gambar itu sendiri untuk memahami signifikannya, dan memperhatikan komposisi modalitasnya.

Produksi Gambar: Teknologi

Taylor berkata, satu-satunya alasan untuk perhatian lebih kepada teknologi produksi gambar adalah ketika pengetahuan tentang teknik membantu menggambarkan karakteristik tertentu dari suatu pekerjaan.

The Image itself: Its compositionality

Komposisi interpretasi sangat memperhatikan komposisional dari gambar itu sendiri. Hal ini, berdasarkan ‘Good Eye’, dibagi menjadi 3 komposisi:

1. Konten—Yang pertanya ditanyakan orang ketika melihat suatu gambar adalah kontennya.

2. Warna—salah satu komposisional gambar yang krusial. Ada 3 cara menggambarkan warna dari lukisan:

(5)

 Saturation—mengacu kepada kemurnian warna sesuai dengan penampilannya dalam warna spectrum.

 Value—mengacu kepada kecerahan atau kegelapan suatu warna.

Warna bisa digunakan untuk penekanan kepada suatu elemen dalam lukisan atau gambar.

Warna juga dapat digunakan untuk memberikan efek jarak dalam lukisan, terutama pada lukisan pemandangan. Hal ini disebut Perspektif Atmosfer.

3. Organisasi Spasial

Melibatkan pandangan geometris dalam hal penempatan volume, garis, dan sebagainya pada suatu ruang.

Logika figurasi—bagaimana suatu gambar memperlihatkan posisi tertentu kepada pemandang/penonton.

Focalizer gambar—memfokuskan pandangan pada gagasan tertentu dari suatu gambar.

4. Light

Memperlihatkan bahwa cahaya erat hubungannya dengan spasial dan warna dari gambar. Cahaya juga bisa menyoroti elemen tertentu dari suatu gambar.

5. Konten Ekspresif

Taylor mendeskripsikan hal ini bahwa Ekspresif konten adalah suatu efek kombinasi dari subjek dan bentuk visual.

2 asumsi terkait dengan kesenian yang luar biasa :

1. Genius—Individu yang diberikan anugerah yang mengagumkan, yang dapat mengangkat keadaan diatas spesifisitasnya, untuk menyentuh apa yang, kelihatannya, menjadi dasar kecemasan dari kehidupan manusia.

2. Art—Dapat berbicara langsung terhadap kemanusiaan pada setiap orang.

Komposisi intepretasi dari gambar yang bergerak Mise-en-scene dan Montage

Mise-en-scene

(6)

Ada 3 aspek dalam penyusunan adegan (framing scene) yang diperhatikan oleh Monaco:

1. Rasio layar (screen ratio)

2. Bagaimana susunan/bingkaian layar bekerja 3. Screen plane—dalam hal ini dibagi tiga bagian:

 Frame plane—bagaimana suatu bentuk di distribusikan di layar  Geographical Plane—Bagaimana bentuk di distribusikan ke

daalam ruang 3 dimensi

 Depth Plane—Bagaimana kedalaman yang nampak dari suatu gambar dapat diketahui.

Jarak pengambilan gambar (dalam Mise-en-scene)---Hal ini mengacu kepada seberapa banyak gambar yang ditampilkan dalam suatu

pengambilan gambar.

Fokus – Deep Focus (fokus dalam) adalah ketika semua, latar depan,tengah dan latar belakang dari suatu pengambilan gambar, sama fokusnya.

Shallow focus (Fokus dangkal)—ketika salah satu latar dari suatu pengambilan gambar, lebih focus dari latar lainnya.

Sudut atau Angle—sudut pengambilan gambar juga merupakan aspek penting.

Sudut pandang kamera—salah satu aspek yang efeknya besar terhadap pengambilan gambar.

Beberapa perihal dalam pergerakan kamera saat pengambilan gambar: 1. Pan—ketika kamera bergerak di sepanjang garis horizontal

2. Tilts (kemiringan)—Ketika kamera bergerak di sepanjang garis vertical 3. Roll

4. Tracking Shot—jika garis yang diikuti horizontal 5. Crane Shot—jika garis yang diikuti vertical 6. Zoom shot

Montage

Istilah lain dari montage adalah editing.

Continuity cutting(pemotongan yang berlanjut)—gambar yang telah diambil diedit, untuk memperjelas peningkatan cerita dan mempertahankan

kerealistisan dari suatu narasi.

Pemotongan gambar sangat penting dalam montage, untuk presentasi yang bagus.

(7)

Sound atau suara sangat krusial dalam pergerakan gambar. Tiga jenis suara dalam pergerakan gambar yaitu: suara lingkungan, music dan suara

pembicara atau narrator.

Interpretasi Komposisi: sebuah penilaian

Interpretasi komposisi sangat memperhatikan produksi gambar, terutama dalam segi teknologi. Namun perhatian khusus terhadap gambar itu sendiri dalam modalitas komposisinya.

Berdasarkan analisis komposisi, kunci dari komponen suatu gambar adalah konten, warna, organisasi spasial, cahaya dan konten ekspresif. Pergerakan gambar dapat dideskripsikan dalam istilah mise-en-scene, montage, sound dan struktur naratif.

Metode ini menuntut perhatian terhadap suatu gambar.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang proses berpikir kreatif siswa tipe sekuensial abstrak dan acak abstrak pada pemecahan masalah biologi dapat

Karena algoritma DFS selalu mengunjungi simpul pada level terdalam (level m), maka pemakaian memori dapat diukur dengan menggunakan jumlah simpul anak rata-rata

Pada skenario 11 simulasi dilakukan untuk menemukan bukti forensik berupa private message atau direct message (bentuk gambar) dari pengguna aplikasi media sosial

Tahapan penetapan Kebutuhan di Kantor Wilayah dan Kantor Pertanahan dilakukan melalui penyampaian hasil penyusunan Kebutuhan JF Penata Kadastral dalam bentuk surat

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Model Tudassipulung Pencapaian Akademik Prestasi Toleransi dan penerimaan keragaman suku, agama.. Dengan model pembelajaran tudassipulung, secara teori, model

Ketika yang melakukan perpanjangan masa peminjaman buku adalah pengunjung pihak dalam (mahasiswa FPK Unair), maka petugas ruang baca akan mencatat data perpanjangan masa

Telah dilakukan survei serologis pada bulan Juni 2010 untuk mengetahui prevalensi antibodi terhadap toxoplasmosis pada ayam buras di Propinsi Bali.. Sebanyak 349