ANALISIS LAHAN KRITIS DI KECAMTAN
ONANRUNGGU KABUPATEN SAMOSIR
TAHUN 2014 -2015
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperolah
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
MELDA WINDA L PANJAITAN
NIM. 3123331034
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
Melda Winda L. Panjaitan. NIM 3123331034. Analisis Lahan Kritis
Di Kecamatan Onanrunggu Kabupaten Samosir Tahun 2014-2015. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan, 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pertambahan luas lahan kritis di Kecamatan Onanrunggu pada tahun 2014 dan 2015, (2) faktor penyebab terjadinya lahan kritis (kemiringan lereng, tanah, erosi, vegetasi penutup lahan di kecamatan Onanrunggu.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lahan kritis yang ada di Kecamatan Onanrunggu dengan luas 6.089 hektar. Sampelnya adalah bagian dari populasi yang dapat mewakili populasi. Sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik overlay ( tumpang tindih ) peta kemiringan lereng, jenis tanah, dan penggunaan lahan.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesempatan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul
Analisis Lahan Kritis di Kecamatan Onanrungu Kabupaten Samosir Tahun
2014-2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk memenuhi persyaratan sebagai tugas
akhir studi Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Medan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan,
Namun berkat dukungan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan. Oleh karena itu, Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tulus
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri
Medan dan seluruh Stafnya.
2. Ibu Dra. Nurmala Brutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Medan.
3. Bapak Drs. Ali Nurman, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Dr. Sugiharto, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik Penulis
Selama Perkuliahan.
5. Bapak Drs. Kamarlin Pinem, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
6. Bapak/Ibu Dosen di Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan yang telah memberikan pembelajaran yang
berharga kepada penulis selama perkuliahan.
7. Bapak Kepala BAPPEDA Kabupaten Samosir dan seluruh stafnya.
8. Bapak Kepala BPS Kabupaten Samosir dan seluruh stafnya.
9. Bapak Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Samosir dan seluruh stafnya.
10.Bapak Camat Kecamatan Onanrunggu dan seluruh stafnya.
11.Seluruh Kepala Desa di Kecamatan Onanrunggu yang telah membantu penulis
dalam memperoleh data.
12.Teristimewa penulis ucapkan kepada ayahanda Busmin Panjaitan dan ibunda
tercinta Manuria E. Pakpahan serta abang Henri Samosir, dan adik Samuel
Panjaitan dan Rio Panjaitan yang telah menemani penulis selama melakukan
penelitian dan senantiasa memberikan dukungan, semangat, dan doa untuk
penulis selama kuliah.
13.Bapak Hayat Siagian yang telah mendukung dan memberikan motivasi kepada
penulis selama kuliah.
14.Fauzi Sitinjak yang telah menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
serta memberikan dukungan dan arahan kepada penulis serta motivasi, doa
untuk penulis selama kuliah.
15.Nuri Nikmatin, S.Pd yang telah memberikan nasehat dan dukungan bagi
penulis selama kuliah dan dalam menyelesaikan skripsi.
16.Sahabat pengukir kenangan Hans Patra Siagian, Gita Rotua Pakpahan.
17.Teman seperjuangan dan sepenanggungan selama perkuliahan Anisa
Anggiansyah Ritonga, Hilda Syahrani Pasaribu, Julinar Veronika, Jhon Edy
Tarigan, Kristina Lukia Tambun, Nora Shanty Sinaga, Reski Cetrin Turnip,
Suci Rahmadayani, Teguh Al Fajar, Wahyu Arif Nasution, Romelin
Hutabarat, Sinta Simatupang, Sartika Hutasoit, Sonita Sinaga, Rosenni
Naibaho, Rika Meri Samosir, Sofi Novita Tambunan, Riski Aprina dan
seluruh keluarga besar AB ekstensi 2012 semoga pertemanan kita tidak pernah
terhapus oleh tempat, masa, maupun waktu.
18.Terima kasih buat orang yang telah mencintai, menyayangi, serta mendoakan
penulis.
Akhir kata, harapan penulis semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi
pembaca terkhusus untuk Jurusan Pendidikan Geografi.
Medan, September 2016 Penulis,
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULI SAN ... vi
ABSTRAK ... vii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 35
A. Lokasi Penelitian ... 35
B. Populasi dan Sampel ... 35
C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 36
D. Tehnik Pengumpulan Data ... 40
BAB IV DESKRIPSI WILAYAH ... 47
A. Keadaan Fisik ... 47
B. Keadaan Non fisik ... 55
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 67
A. Hasil ... 67
B. Pembahasan ... 76
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 82
A. Kesimpulan ... 82
B. Saran ... 83
DAFTAR PUSTAKA ... 84
DAFTAR TABEL
No Uraian Hal
1. Klasifikasi Kemiringan Lereng ... 13
2. Klasifikasi Kedalaman Efektif Tanah ... 16
3. Kriteria Kesuburan Tanah ... 17
4. Klasifikasi Tekstur Tanah ... 18
5. Klasifikasi Erosi ... 19
6. Perbandingan Penelitian Terdahulu ... 30
7. Sumber Data Primer dan Sekunder ... 40
8. Luas Wilayah Per desa Kecamatan Onanrunggu ... 48
9. Luas Kemiringan Lereng Kecamatan Onanrunggu ... 50
10. Sifat-Sifat Tanah di Kecamatan Onanrunggu Kab. Samosir ... 52
11. Penggunaan Lahan di Kecamatan Onanrunggu ... 53
12. Persentase Luas Lahan Sawah Kecamatan Onanrunggu ... 54
13. Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Onanrunggu ... 56
14. Jumlah Penduduk Menurut Umur di Kecamatan Onanrunggu ... 57
15. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 59
16. Komposisi Penduduk Menurut Suku Bangsa ... 60
17. Sarana Pendidikan Kecamatan Onanrunggu ... 61
18. Sarana Kesehatan Kecamatan Onanrunggu ... 62
19. Sarana Ibadah Kecamatan Onanrunggu ... 63
20. Panjang Jalan Menurut Jenisnya ... 64
21. Jenis Alat Transportasi di Kecamatan Onanrunggu ... 64
22. Jumlah Lahan Kritis di Kecamatan Onanrunggu ... 68
23. Pengelompokan Jenis Lahan Kritis Tahun 2015 ... 71
24. Luas Kemiringan Lereng di Kecamatan Onanrunggu ... 72
25. Tekstur Tanah Kecamatan Onanrunggu ... 73
26. Tingkat Erosi Kecamatan Onanrunggu ... 74
DAFTAR GAMBAR
No Uraian Hal
1. SkemaKerangkaBerfikir ... 34
2. Diagram Alir ... 47
3. Lahan Semi Kritis ... 69
4. LahanPotensialKritis ... 70
5. LahanKritis ... 70
1
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Lahan merupakan sumberdaya yang sangat penting untuk memenuhi
segala kebutuhan hidup, sehingga dalam pengelolaannya harus sesuai dengan
kemampuannya agar tidak menurunkan produktivitas lahan. Dalam penggunaan
lahan sering tidak memperhatikan kelestarian lahan terutama pada lahan – lahan
yang mempunyai keterbatasan - keterbatasaan baik keterbatasan fisik maupun
kimia. Lahan tidak terlindung dari pukulan air hujan secara langsung, akibat
berberkurangnya bahan organik, aliran permukaan lebih besar daripada yang
meresap ke dalam tanah dan sebagainya maka tanah akan berkurang
produktivitasnya. Dengan adanya kondisi ini apabila berlangsung terus menerus
sangat dikhawatirkan akan terjadi lahan kritis yang akan mengakibatkan
penurunan kesuburan tanah dan produktivitas tanah.
Lahan kritis merupakan kondisi lahan yang terjadi karena tidak sesuainya
kemampuan lahan dengan penggunaan lahannya, sehingga mengakibatkan
kerusakan lahan secara fisik, khemis, maupun biologis Untuk menanggulangi
adanya lahan kritis perlu dilakukan rehabilitasi lahan. Rehabilitasi lahan adalah
usaha yang sungguh-sungguh dalam memulihkan kondisi lahan baik secara fisik,
kimia maupun organik agar lahan kembali dapat produktif (Sitanala
2
lahan. Masalah tersebut dapat menyebabkan terjadinya pengeksploitasian lahan
pertanian yang terus menerus tanpa memperhatikan kaidah-kaidah konservasi,
sehingga menyebabkan penurunan produktifitas lahan baik sifatnya sementara
maupun tetap yang pada gilirannya akan berdampak pada perubahan
ekosistem yang menyebabkan terjadinya lahan kritis.
Lahan Kritis merupakan lahan yang telah mengalami kerusakan
secara fisik, kimia, dan biologis. Lahan tersebut mengalami kemerosotan
kesuburannya baik secara fisik maupun kimia dan biologi. Sehingga lahan
tersebut tidak dapat berfungsi secara baik sesuai dengan peruntukannya
sebagai media produksi maupun sebagai media tata air. Lahan kritis memiliki
kondisi lingkungan yang sangat beragam tergantung pada penyebab kerusakan
lahan. Secara umum dapat dikatakan bahwa kondisi lahan kritis menyebabkan
tanaman tidak cukup mendapatkan air dan unsur hara, kondisi fisik tanah
yang tidak memungkinkan akar berkembang dan proses infiltrasi air hujan.
Lahan kritis ditandai oleh rusaknya struktur tanah, menurunnya kualitas dan
kuantitas bahan organik, defisiensi hara dan terganggunya siklus hidrologi,
perlu direhabilitasi dan ditingkatkan produktivitasnya agar lahan dapat kembali
berfungsi sebagai suatu ekosistem yang baik atau menghasilkan sesuatu yang
bersifat ekonomis bagi manusia (Jamulya, 2012).
Pada hakikatnya lahan kritis merupakan lahan yang sudah tidak berfungsi
sebagai media pengatur tata air dan unsur produksi pertanian yang baik dicirikan
oleh keadaan penutup vegetasi <25%, topografi dengan kemiringan >15%, atau
ditandai dengan adanya gejala erosi lembar ( sheet erosion ) dan erosi parit (gully
3
adalah lahan yang tidak produktif akibat penggunaan lahan yang tidak sesuai
dengan kemampuannya. Pendayagunaan lahan atau tanah yang kurang tetap akan
menyebabkan lahan atau tanah tersebut menjadi rusak (kritis) dan kehilangan
fungsinya. Hilangnya fungsi produksi dari sumber daya tanah dapat terus menerus
diperbaharui, karena diperlukan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk
pembentukan tanah tersebut.
Secara morfologi Kecamatan Onanrunggu memiliki morfologi
perbukitan dan pegunungan, sehingga proses-proses pengikisan permukaan tanah
oleh air hujan mengakibatkan erosi dan longsor berjalan intensif. Penduduk di
Kecamatan Onanrunggu sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani
dengan mengolah lahan di lereng perbukitan. Cara pemanfaatan lahan untuk
kegiatan pertanian masih belum menerapkan kaidah konservasi tanah dan air.
Penggunaan lahan di Kecamatan Onan Runggu seluas 462.900 Ha, yang terbagi
menjadi lahan persawahan dengan luas 94.500 Ha, dan lahan kering seluas
105.900 Ha dan Bangunan pekarangan seluas 11.700 Ha dan penggunaan lahan
lainnya seluas 250.800 Ha. (Kecamatan Onan Runggu dalam Angka Tahun 2014)
yang tersebar di desa-desa yang ada di Kecamatan Onanrunggu. Salah satu
penyebab terjadinya lahan kritis adalah dipengaruhi oleh erosi dan air hujan.
Laju erosi akan menjadi lebih berbahaya apabila didukung oleh hilangnya
tutupan tanah, lahan berlereng dan panjang ketebalan olahan tanah sehingga
terangkutnya bahan organik yang ada di atas permukaan tanah oleh aliran
4
Terjadi pertambahan luas lahan kritis di kecamatan Onanrunggu seluas
56,01 Ha selama 1 tahun, dengan luas 175,68 Ha (pada tahun 2014) dan 231,69
Ha (pada tahun 2015) (Sumber, Badan Pusat Statistika Kabupaten Samosir. BPS
2015). Kecamatan Onanrunggu Kabupaten Samosir yang mempunyai luas 6089Ha.
Kecamatan Onanrunggu berada pada ketinggian 904-1355 meter di atas permukaan
laut (mdpl). Kondisi seperti ini harus segera dilakukan upaya- upaya untuk
menekan semakin meluasnya lahan kritis baik kritis secara fisik maupun secara
kimia dengan jalan merehabilitasi maupun pencegahan perlakuan-perlakuan
penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan lahannya. Berdasarkan
latar belakang dan permasalahan di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang
Analisis Lahan Kritis Di Kecamatan Onanrunggu Kabupaten Samosir.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, permasalahan lahan kritis di
Kecamatan Onanrunggu diantaranya adalah : 1) Penggunaan lahan kurang
memperhatikan kelestarian lahan terutama pada lahan–lahan yang mempunyai
keterbatasan-keterbatasaan baik keterbatasan fisik maupun kimia sehingga
memicu terjadinya lahan kritis. 2) Adanya pendayagunaan lahan atau tanah yang
kurang tepat menyebabkan lahan atau tanah tersebut menjadi rusak (kritis) dan
kehilangan fungsinya. 3) Terjadinya lahan kritis dipengaruhi oleh erosi dan air
hujan. 4) Laju erosi akan menjadi lebih berbahaya apabila didukung oleh
hilangnya tutupan tanah, lahan berlereng dan panjang ketebalan olahan tanah
sehingga terangkutnya bahan organik yang ada di atas permukaan tanah oleh
5
5) Terjadi pertambahan luas lahan kritis di kecamatan Onanrunggu seluas 56,01
Ha selama 1 tahun, dengan luas 175,68 Ha (pada tahun 2014) menjadi 231,69 Ha
(pada tahun 2015).
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka masalah yang akan diteliti
adalah :
1. Pertambahan luas lahan kritis di Kecamatan Onanrunggu tahun 2014
-2015
2. Faktor penyebab terjadinya lahan kritis (kemiringan lereng, tanah, erosi,
vegetasi penutup lahan) di Kecamatan Onanrunggu
D. Rumusan Masalah
Sebagai rumusan masalah dalam penenlitian ini, berdasarkan identifkasi
masalah dan pembatasan masalah adalah sebagai berikut :
1. Berapakah pertambahan luas lahan kritis di Kecamatan Onanrunggu
pada tahun 2014 dan 2015?
2. Apakah faktor penyebab terjadinya lahan kritis (kemiringan lereng,
6
E.Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui:
1. Pertambahan luas lahan kritis di Kecamatan Onanrunggu pada tahun 2014 dan
2015.
2. Faktor penyebab terjadinya lahan kritis (kemiringan lereng, tanah, erosi,
vegetasi penutup lahan) di kecamatan Onanrunggu.
F. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis mampu berguna untuk Geografi UNIMED dalam hal
pengembangan ilmu pengetahuan mengenai penggunaan lahan dengan lahan
kritis.
2. Memberikan informasi yang berguna dalam mempertimbangkan
pengembangan wilayah dan sebagai arahan bagi tata guna lahan di daerah
Kecamatan Onanrunggu
3. Penelitian ini mampu menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi peneliti
maupun pembaca mengenai masalah yang diteliti dalam penelitian ini.
4. Penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi peneliti lain yang
akan melakukan penelitian yang berhubungan masalah yang akan dikaji
82
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
1. Kecamatan Onanrunggu mengalami pertambahan luas lahan kritis selama 1
tahun sebesar 56,01 Ha yaitu dengan jumlah luas lahan 175,68 Ha pada
tahun 2014 bertambah menjadi 231,69 Ha pada tahun 2015.
2. Terjadinya lahan kritis di Kecamatan Onanrunggu disebabkan oleh faktor (a)
kemiringan lereng, hal ini dikarenakan 31,13% wilayah Kecamatan
Onanrunggu berada pada kemiringan lereng >40%. (b) tanah, jenis tanah di
Kecamatan Onanrunggu menurut Soil Taxonony Tanah (USDA) ada 3 (tiga)
ordo yaitu : (1) Ultisol (2) Inceptisol (3) Entisol. Dimana secara umum
tingkat kesuburan tanahnya sangat rendah, dengan PH berkisar masam
sampai agak masam. Tekstur dan kedalaman tanah ordo Entisol dan sebagian
Inceptisol sangat dangkal (<30 cm) sehingga tingkat bahaya erosinya
termasuk dalam kriteria sedang sampai sangat berat.(c) erosi, pada lahan
kritis di Kecamatan Onanrunggu faktor erosi tidak mempengaruhi
pertambahan luas lahan kritis karena berdasarkan hasil observasi vegetasi
penutup lahan di Kecamatan Onanrunggu masih tergolong baik dan belum
pernah terjadi erosi. (d) Vegetasi penutup lahan, vegetasi penutup lahan di
83
Bangunan pekarangan seluas 11.700 Ha(2,52%) dan penggunaan lahan
lainnya seluas 250.800 Ha (54,18%).
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas dapat diberikan beberapa saran antara lain :
1. Penggunaan lahan di Kecamatan Onanrunggu perlu diperhatikan dan dijaga
kelestariannya dan perlu adanya arahan penggunaan lahan bagi lahan
pertanian yang ada pada daerah penelitian untuk memaksimalkan produksi
lahan, dengan kondisi tersebut diharapkan Pemerintah setempat dapat
mengoptimalkan penggunaan lahan kritis dengan meningkatkan sifat fisik
kimia tanah pada lahan kritis.
2. Upaya untuk mereklamasi atau mengelola lahan-lahan kritis harus
dipertimbangkan dahulu tingkat kerusakan yang terjadi pada lahan tersebut.
Reklamasi lahan-lahan kritis dapat dilakukan dengan penanaman tanaman
penghijauan, yaitu secara teknis lahan kritis tidak dapat diolah untuk tujuan
usaha pertanian tanaman semusim dan harus dikelola dengan melakukan
84
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Edisi ke-2. Bogor: IPB Press.
Barus, dkk.2011. Laporan Akhir Penyusunan Kriteria Lahan Kritis. Bogor: Pusat Pengkajian Pengembangan Wilayah (P4W) Institut Pertanian Bogor.
Buhtari, 1997. Kajian Geomorfologi Untuk Evaluasi Lahan Kritis.Skripsi. Universitas Gadjah Mada : Fakultas Geografi.
Kartasapoetra,dkk.2005. Teknologi Konservasi tanah dan Air. Jakarta: Bina Aksara.
Nurcahyo, Sidik. 2008. Analisis Lahan Kritis di Kecamatan Musuk Kabupaten
Boyolali. Skripsi. Universitas Gadjah Mada : Fakultas Geografi.
Sartohadi, dkk. 2012. Pengantar Geografi Tanah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Siregar, yusnawiyah, 2008. Identifikasi pemanfaatan lahan kritis. Skripsi. Universitas Gadjah Mada : Fakultas Geografi.
Siswanto.2006. Evaluasi Sumber Daya Lahan. Surabaya: UPN Press.
Suharjo, 2003.Rehabilitas Lahan Kritis berbasis Masyarakat Daerah Kecamatan
Jenar Kabupaten Sragen. Skripsi. Universitas Gadjah Mada : Fakultas
Geografi.
Sukoco, Mas dkk. 1991. Evaluasi Sumberdaya Lahan Dasar Perpetaan Tematik. Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Yogya.
Tim Fakultas Geografi UGM, 1988. Inventarisasi Luas dan Tingkat lahan Kritis
Jawa Tengah Bagian Utara. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Treman ,I Wayan.20 Pemetaan Lahan Kritis Di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Skripsi. Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Yogya.
Yusuf, kasmat.2003. Tanah Dan Lahan. Surabaya: UPN Press.
Suripin. 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah Air Dan Air. Yogyakarta : ANDI
Awaludin. 2011. Pembuatan peta satuan lahan. http://Blogsot.com. Diakses tanggal 14 juni 2015. Dari (http://awaluddinzaenuri. Blogspot.com/2011/09/pembuatan-peta-satuan-lahan_19.html).
85
Lembaga Penelitian Tanah. 1975. Beberapa Data Dan Masalah Percobaan
Konservasi Tanah Untuk Pencegahan Erosi. Bogor.
Buckman, H. O dan N. C Brady. 1982. Ilmu Tanah. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Setiawan, A. I. 2003. Penghijauan Lahan Kritis. PenebarSwadaya, Jakarta.
Susanto, R. 2005. Dasar–dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Kanisius,
Yogyakarta.
Tan K.H. 1982. Kimia Tanah. Gajah Mada University Press, Yokyakarta.
Utomo, W.H. 1989. Konservasi Tanah di Indonesia. Rajawali Press, Jakarta.
Poerwowidodo, T. 1998. Tanah dan Lingkungan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Jakarta.
Abdullah, T.S. 1993. Survei Tanah dan Evaluasi Lahan. Penebar Swadaya, jakarta.
Guslim. 1996. Klimatologi Pertanian. Cetakan ke IX, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara Medan.
Rosmarkam. A. N.W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius, Jakarta.