PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS
GAMES TOURNAMENT DENGAN NUMBERED HEADS TOGETHER PADA MATERI KOLOID
Oleh: Devi Ratna Sari NIM 4123131014
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES
TOURNAMENT DENGAN NUMBERED HEADS TOGETHER PADA MATERI KOLOID
Devi Ratna Sari (NIM 4123131014) ABSTRAK
Materi koloid merupakan materi pelajaran kimia yang diberikan di kelas XI IPA SMA pada semester genap. Materi ini berisi banyak hafalan dan sebagian siswa menganggap materi ini sulit. Pada penelitian ini digunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan Numbered Heads Together (NHT) pada materi Koloid.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan dan hasil belajar kimia siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan NHT pada materi Koloid di SMA Swasta Cerdas Murni Kelas XI T.A. 2015/2016. Dalam penelitian ini dilakukan pretes baik pada kedua kelas eksperimen. Selanjutnya dilakukan pembelajaran pada kelas eksperimen 1 menggunakan model TGT dan kelas eksperimen 2 menggunakan model NHT. Untuk mengetahui hasil belajar setelah perlakuan, maka diberikan postes pada kedua kelas eksperimen. Selanjutnya dilakukan analisis data pretes dan postes, pembahasan, dan penarikan kesimpulan. Rata-rata pretes kelas eksperimen 1 dan 2 secara berurut adalah 29,23 dan 51,12, sedangkan rata-rata postes kelas eksperimen 1dan 2 adalah 77,44 dan 72,82. Berdasarkan uji homogenitas dan normalitas, bahwa kedua sampel memenuhi kriteria uji homogenitas dan normalitas. Hasil analisis uji t diperoleh thitung (1,716) > ttabel (1,668) pada taraf signifikan (α) 0,05. Artinya hipotesis alternatif (Ha) diterima, yang berbunyi ada perbedaan hasil belajar kimia siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan NHT pada materi koloid. Dengan demikian hasil belajar kimia siswa pada kelas eksperimen 1 menggunakan model TGT berbeda secara signifikan dengan hasil belajar kimia siswa pada kelas eksperimen 2 menggunakan model NHT.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas kasih karunia-Nya buat penulis
sehingga penelitian dan penulisan skripsi ini dapat dirampungkan. Walaupun
banyak kendala yang dihadapi selama pelaksanaan penelitian dan penulisan
skripsi ini, namun berkat anugrah Allah SWT dan bantuan dari berbagai pihak,
sehingga semua kendala yang dihadapai dapat dilalui dengan sempurna.Oleh
karena itu, pada kesempatan inipenulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepadaBapak Drs. Amser Simanjuntak, M.Pd yang dengan sabar
dan tulus memberikan nasehat, motivasi, arahan dan bimbingan kepada penulis
selama penelitian dan penulisan skripsi ini. Ucapan yang sama juga penulis
sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si, Bapak Drs. Marudut
Sinaga, M.Si, dan Bapak Dr. Saronom Silaban, M.Pd selaku Tim Penguji yang
telah banyak memberikan saran dan masukan selama proses penulisan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada:
1. Dra. Nurmalis, M.Si selaku dosen pembimbing akademik.
2. Ibrahim Arbi, S.Ag, S.Pd.I., selaku Kepala SMA Swasta Cerdas Murni.
3. Erlina, S.Pd selaku guru kimia SMA Swasta Cerdas Murni.
4. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, atas ilmu yang diberikan
selama menempuh studi ini.
5. Teman-teman satu angkatan (2012), khususnya Kimia Dik C 2012.
6. Buat Ayahanda (alm Amrizal Chaniago) dan Ibunda tercinta (Irna), kakak
(Sisca Wulandari), abang (Andi Pratama), serta adik (Rini Amelia) atas
cinta kasihnya, materil, dan moril buat penulis.
Medan, 15 Juni 2016
Penulis,
v
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi v
Daftar Tabel viii
Daftar Gambar ix
Daftar Lampiran x
Daftar Singkatan xi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1.Latar Belakang Masalah 1
1.2.Identifikasi Masalah 3
1.3.Batasan Masalah 3
1.4.Rumusan Masalah 4
1.5.Tujuan Penelitian 4
1.6.Manfaat Penelitian 4
1.7.Definisi Operasional 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar 6
2.1.1. Pengertian Belajar 6
2.1.2. Teori Belajar 7
2.1.3. Pengertian Hasil Belajar 8
2.1.4. Teknik Penilaian Hasil Belajar 9
2.2. Strategi Pembelajaran 10
2.3. Model Pembelajaran 10
2.3.1. Model Pembelajaran Kooperatif 11
2.3.2. Unsur-unsur dalam Model Pembelajaran Kooperatif 12
2.3.3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT 13
vi
2.3.5. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran TGT 16
2.3.6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT 18
2.3.7. Langkah-langkah Model Pembelajaran NHT 18
2.3.8. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran NHT 19
2.4. Media Pembelajaran 20
2.4.1. Media Power Point 21
2.4.2. Manfaat Microsoft Power Point dalam Pendidikan 21
2.5. Materi Koloid dalam KTSP 2006 22
2.5.1. Sistem Dispersi 22
2.5.2. Pengelompokkan Sistem Koloid 23
2.5.3. Sifat-Sifat Koloid 24
2.5.4. Pembuatan Koloid 26
2.6. Kerangka Pemikiran 27
2.7. Hipotesis 27
BAB III METODE PENELITIAN 28
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 28
3.2. Populasi dan Sampel 28
3.3. Variabel dan Instrumen Penelitian 28
3.4. Rancangan Penelitian 31
3.5. Teknik Pengumpulan Data 32
3.6. Teknik Analisis Data 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 37
4.1. Hasil dan Pembahasan Data Instrumen Penelitian 37
4.1.1. Validitas Tes 37
4.1.2. Reliabilitas Tes 37
4.1.3. Tingkat Kesukaran Tes 37
4.1.4. Daya Beda Tes 38
4.1.5. Distruktor 38
4.2. Pembahasan Data Hasil Penelitian 38
4.2.1. Uji Normalitas 38
vii
4.2.3. Uji Hipotesis 39
4.2.4. Persentase (%) Peningkatan Hasil Belajar 39
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 42
5.1. Kesimpulan 42
5.2. Saran 42
DAFTAR PUSTAKA 44
LAMPIRAN 47
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Perbandingan Umum Sistem Dispersi Suspensi, 23
Koloid dan Larutan
Tabel 2.2. Pengelompokkan Sistem Koloid 24
Tabel 3.1. Tabel Penolong Uji Normalitas 35
Tabel 4.1. Tabel Penolong Uji Normalitas 38
Tabel 4.2. Tabel Uji Homogenitas 39
Tabel 4.3. Tabel Uji Hipotesis 39
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Skema Pembuatan Koloid 26
Gambar 3.1. Rancangan penelitian 32
Gambar 3.2. Skema penelitian 34
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus Pembelajaran 47
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 50
Lampiran 3 Soal-Soal Sebelum Validasi 65
Lampiran 4 Kisi-Kisi Instrumen Setelah Validasi 71
Lampiran 5 Soal-Soal Setelah Validasi 73
Lampiran 6 Kunci Jawaban Instrumen Soal 76
Lampiran 7 Kumpulan Soal Turnamen 77
Lampiran 8 Kunci Jawaban Soal Turnamen 78
Lampiran 9 Media Power Point Koloid 81
Lampiran 10 Tabel Perhitungan Uji Validitas Soal 86
Lampiran 11 Perhitungan Validitas Tes 88
Lampiran 12 Tabel Perhitungan Reliabelitas Tes 90
Lampiran 13 Perhitungan Reliabelitas Tes 92
Lampiran 14 Tabel Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 93
Lampiran 15 Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes 95
Lampiran 16 Tabel Perhitungan Daya Beda Tes 97
Lampiran 17 Perhitungan Daya Beda Tes 99
Lampiran 18 Tabel Perhitungan Distruktor 101
Lampiran 19 Perhitungan Distruktor 105
Lampiran 20 Nilai Pretes dan Postes Siswa Kelas Eksperimen 1 dan 2 106
Lampiran 21 Perhitungan Rata-Rata, Simpangan Baku dan Varians 107
Lampiran 22 Perhitungan Uji Normalitas 109
Lampiran 23 Perhitungan Uji Homogenitas 113
Lampiran 24 Pengujian Hipotesis Hasil Belajar 115
xi
DAFTAR SINGKATAN
IPTEK = Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
KBM = Kegiatan Belajar Mengajar
KKM = Kriteria Ketuntasan Minimum
KTSP = Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
LT = Learning Together
MM = Make a Match
NHT = Numbered Heads Together
PAN = Penilaian Acuan Norma
PAP = Penilaian Acuan Patokan
TGT = Teams Games Tournament
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Ilmu kimia merupakan salah satu pelajaran IPA yang diajarkan di SMA.
Ilmu kimia pada hakekatnya merupakan pengetahuan yang berdasar pada fakta
dan produk hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli. Ilmu kimia tidaklah
statis namun berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK). Namun sebagian siswa SMA masih menganggap pelajaran
kimia sebagai pelajaran yang sulit. Menurut Arifin (1995), kesulitan siswa dalam
mempelajari ilmu kimia bersumber pada kesulitan dalam memahami istilah,
konsep kimia dan angka.
Hasil observasi di kelas XI IPA 1 SMA Swasta Cerdas Murni, dalam
kegiatan belajar mengajar (KBM), interaksi guru dengan siswa hanya berjalan
satu arah, yakni dari guru saja. Hal ini merupakan salah satu penyebab kurangnya
minat siswa dalam mengikuti pembelajaran kimia. Selain itu, hasil belajar kimia
siswa masih rendah. Hal itu dapat dilihat dari prestasi kognitif siswa pada materi
koloid tahun pelajaran 2014/2015, masih ada beberapa siswa yang belum
mencapai kriteria ketuntasan yaitu kira-kira 50%, sedangkan nilai kriteria
ketuntasan minimum (KKM) adalah 75.
Hasil wawancara dengan salah satu guru mata pelajaran kimia, pada tanggal
28 Januari 2016, model pembelajaran yang digunakan dalam KBM yaitu model
konvensional atau ceramah dan pemberian tugas. Model ceramah ini kurang
efektif dalam memicu keaktifan siswa, selain itu juga menyebabkan kebosanan
dan kejenuhan pada diri siswa.
Materi koloid merupakan materi pelajaran kimia yang diberikan di kelas XI
IPA SMA pada semester genap. Materi ini berisi materi yang sifatnya hafalan.
Penyajian materi koloid dengan melibatkan siswa aktif bermain bersama dalam
kelompoknya diharapkan mampu memberi kontribusi dalam meningkatkan hasil
2
Menurut Wiyono (2000), pemilihan dan penggunaan model yang tepat
dalam menyajikan suatu materi dapat membantu siswa dalam mengetahui serta
memahami segala sesuatu yang dijelaskan guru, sehingga melalui tes dapat
diketahui peningkatan prestasi belajar siswa. Melalui pembelajaran yang tepat,
siswa diharapkan mampu memahami dan menguasai materi ajar sehingga dapat
berguna dalam kehidupan nyata. Salah satu indikator keberhasilan proses belajar
mengajar dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapai siswa.
Pada penelitian ini akan digunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament (TGT) dan Numbered Heads Together (NHT) yang
masing-masing diberikan untuk kelas yang berbeda. TGT untuk kelas eksperimen
1 dan NHT untuk kelas eksperimen 2.
TGT merupakan bagian dari pembelajaran cooperative learning. Slavin
(2009), mengutarakan TGT sama dengan pembelajaran kooperatif yang lain
kecuali salah satu hal yaitu TGT menggunakan turnamen akademik dan
menggunakan kuis-kuis serta sistem skor kemajuan individu di mana para siswa
berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja
akademiknya setara dengan mereka.
NHT merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang
menggunakan teknik penomoran. Dalam pembelajarannya menggunakan beberapa
langkah yaitu penomoran, pengajuan pertanyaan, kegiatan berpikir bersama atau
berdiskusi, selanjutnya pemberian jawaban oleh siswa sesuai dengan nomor yang
dipanggil oleh guru. Dan proses akhir dalam pembelajaran adalah pembahasan
hasil diskusi oleh guru bersama-sama dengan siswa (Nurhadi, 2004).
Beberapa penelitian sebelumnya mengenai model pembelajaran NHT dan
TGT telah dilakukan oleh Purnamasari dkk. (2013). Dari hasil penelitian tersebut,
Purnamasari menyatakan bahwa prestasi belajar siswa kelas XI SMA Negeri
Kebakkramat tahun pelajaran 2011/2012 menggunakan model NHT lebih baik
daripada model MM pada materi koloid diukur dari aspek kognitif. Rata-rata
prestasi kognitif pada kelas yang menggunakan model NHT adalah 63,3333 dan
kelas yang menggunakan model MM adalah 57,7778. Kemudian Manurung dkk.,
3
maupun sedang ketika diajar dengan menggunakan model NHT akan memiliki
prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan
memori rendah dan sedang yang diajar dengan model LT.
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TGT sebelumnya
telah dilakukan juga oleh Harjani (2011) dalam tesisnya mengatakan bahwa
prestasi kognitif yang diberikan dengan TGT lebih tinggi dibandingkan dengan
TPS. Rata-rata prestasi kognitif siswa yang diajar dengan TGT sebesar 77,88,
sedangkan rata-rata prestasi kognitif siswa yang diajar dengan TPS sebesar 72,11.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Hasil Belajar Kimia Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Dengan Numbered Heads
Together Pada Materi Koloid”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi
masalah-masalah yang terjadi pada pembelajaran kimia di SMA Swasta Cerdas Murni
antara lain:
1. Hasil belajar kimia siswa masih rendah;
2. Proses pembelajaran hanya satu arah saja (berpusat pada guru saja);
3. Model pembelajaran yang digunakan masih menggunakan model
konvensional; dan
4. Siswa mudah merasa jenuh dan bosan dalam mengikuti pembelajaran.
1.3. Batasan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran TGT dan
NHT; dan
4
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar kimia siswa menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan NHT pada materi koloid ?
2. Bagaimana hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan melalui model
pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan NHT pada materi koloid?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia siswa menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan NHT pada materi koloid; dan
2. Untuk mendeskripsikan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan melalui
model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan NHT pada materi koloid.
1.6. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan keilmuan
dalam bidang pendidikan khususnya tentang penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TGT dengan NHT terhadap hasil belajar siswa pada materi
koloid; dan
2. Secara praktis, penelitian ini bermanfaat bagi:
a. Siswa, siswa dapat lebih mengerti materi kimia yang diajarkan dengan
model yang digunakan dalam penelitian ini;
b. Guru, guru dapat mengetahui model pembelajaran yang efektif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa;
c. Sekolah dan masyarakat, dapat digunakan sebagai sumber informasi
untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model
5
1.7. Defenisi Operasional
Defenisi operasional dalam penelitian ini yaitu:
1. TGT adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang mudah
diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan
status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur
permainan;
2. NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran yang menekankan pada
struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola
interaksi siswa dalam memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan
akademik; dan
3. Hasil belajar yang dinilai dalam penelitian ini adalah hasil belajar kimia
42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian dan pengujian hipotesis maka dapat ditarik
kesimpulan:
1. Terdapat perbedaan hasil belajar kimia siswa menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dengan Numbered
Heads Together pada materi Koloid.
2. Hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan model TGT lebih baik
dibandingkan menggunakan model NHT pada materi koloid. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa perolehan nilai postes
pada kelas eksperimen 1 yang mencapai nilai KKM sebanyak 20 siswa,
sedangkan pada kelas eksperimen 2 sebanyak 14 siswa.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka dapat diajukan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Bagi siswa
a. Apabila guru sudah mengumumkan akan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT atau NHT pada suatu pembelajaran,
siswa sebaiknya harus menyesuaikan dengan baik, dengan menata meja
dan kursi sebelum pembelajaran dimulai dan berkumpul dengan
kelompoknya sesuai dengan kelompok masing-masing tanpa disuruh
guru. Karena apabila menunggu perintah guru akan menyita banyak
waktu.
b. Ketika di dalam kelas siswa harus aktif melakukan diskusi baik dengan
siswa lain atau guru untuk lebih mempermudah menangkap materi yang
diberikan guru. Untuk itu membekali dulu dari rumah dengan belajar
43
2. Bagi guru
a. Bila mau menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT atau
NHT maka sebelum kegiatan belajar mengajar guru harus mengatur
pembagian kelompok, pengelompokkan dilakukan oleh guru agar
diperoleh anggota yang heterogen.
b. Setelah diadakan penelitian ternyata aktivitas belajar sangat
mempengaruhi prestasi belajar. Jadi perlu dilakukan aktivitas belajar
seperti diskusi, presentasi, permainan, dan lain-lain.
3. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk
meneliti penelitian yang sejenis.
44
DAFTAR PUSTAKA
Achsin, A. 1986. Media pendidikan dalam kegiatan belajar mengajar. IKIP Ujung Pandang, Ujung Pandang.
Arifin, M. 1995. Pengembangan program pengajaran bidang studi kimia. Erlangga, Jakarta.
Aunnurahman. 2009. Belajar dan pembelajaran. Alfabeta, Bandung.
Bloom, B. 1956. Taxonomy of objective: Cognitive domain. David Mc. Kay, New York.
Brady, J. 2010. Kimia universitas asas & struktur jilid satu. Binarupa Aksara, Tangerang.
Dimyati. 2009. Belajar dan pembelajaran. Rineka Cipta, Jakarta.
Ekawati, E., Sugiharto, dan Susilowati, E. 2013. Efektivitas model pembelajaran TGT yang dilengkapi dengan media power point dan destinasi terhadap prestasi belajar. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 2: 80-83.
Fajri, L., Martini, S., dan Nugroho, A. 2012. Upaya peningkatan proses dan hasil belajar kimia materi koloid melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT dilengkapi dengan teka-teki silang bagi siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 2 Boyolali pada semester genap tahun ajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 1: 89-94.
Gagne, R.M. 1984. Kondisi belajar dan teori pembelajaran. Depdikbud Dirjrn Pendidikan Tinggi, Jakarta.
Harjani, T. 2011. Pembelajaran kimia dengan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share dan teams games tournament ditinjau dari aktivitas belajar dan kemampuan memori (Studi kasus kompetensi hidrokarbon pada siswa kelas X semester 2 SMA Muhammadiyah Surakarta tahun pelajaran 2010/2011). Tesis. FMIPA. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Joniansyah. 2012. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT terhadap hasil belajar. Artikel Penelitian. FIP Universitas Tanjung Pura, Pontianak.
Lie, A. 2010. Cooperative learning. Grasindo, Jakarta.
45
Manurung, I.W., Mulyani, B., Saputro, S. 2013. Pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together dan Learning Together dengan melihat kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi tata nama senyawa kimia kelas X SMA Negeri 2 Karanganyar tahun 2012/2013, Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 2: 24-29.
Megasari, D., Haryono, dan Nanik, D.N. 2012. Penerapan model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) dilengkapi LKS untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar materi minyak bumi pada siswa kelas x-4 SMA Batik 1 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 1: 26-33.
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 : pertanyaan dan jawaban. Grasindo, Jakarta.
Purba, M. 2007. Kimia untuk SMA kelas XI. Erlangga, Jakarta.
Purnamasari, M., Sukardjo, J.S., dan Nugroho, A. 2013. Studi komparasi pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan Make A Match (MM) pada materi koloid terhadap hasil belajar kimia siswa kelas XI SMA Negeri Kebakkramat. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 2: 67-72.
Qonitah, F., Mulyani, B., dan Susilowati, E. 2013. Pengaruh penggunaan pembelajaran kooperatif TGT dengan pemakaian word square dan cross word terhadap prestasi belajar ditinjau dari kemampuan memori siswa. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), 2: 125-130.
Sadiman. 2011. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sanjaya, W. 2006. Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan. Prenada Media Group, Jakarta.
Santoso, P. 2004. Pengembangan media. Erlangga, Jakarta.
Silitonga, P.M. 2011. Statistik teori dan aplikasi dalam penelitian. FMIPA UNIMED, Medan.
Skinner, B.F. 2009. The behavior of organism: an experimental analysis. Skinner foundation, Cambridge.
Slavin, R.E. 2009. Cooperative learning teori riset dan praktik. Nusa Media, Bandung.
46
Sudjana, N., dan Rivai, A. 1991. Media pengajaran. Sinar Baru, Bandung.
Sukardi, D. 2000. Pengantar pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah. Rineka Cipta, Jakarta.
Sukriyah. 2011. Perbedaan peningkatan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dan NHT (Numbered Heads Together). Skripsi, FMIPA. Universitas Negeri Medan, Medan.
Sunardi. 2006. Bank soal kimia SMA untuk kelas X, XI dan XII. M2S, Bandung.
Suprijono, A. 2009. Cooperative learning teori & aplikasi PAIKE. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Trianto. 2010. Mendesainkan model pembelajaran inovatif progresif. Kencana Jakarta.
Wiyono, B.B. 2000. Gaya kepemimpinan kepala sekolah dan semangat kerja guru dalam melaksanakan tugas jabatan kepala sekolah dasar. Jurnal Filsafat, Teori dan Praktik Kependidikan. IKIP Malang, Malang.
Wordpress. 2010. Tabel Distribusi Chi Square (X2).
(http://junaidichaniago.wordpress.com). Diakses tanggal 6 Mei 2016.
Wordpress. 2010. Tabel Distribusi F. (http://junaidichaniago.wordpress.com). Diakses tanggal 6 Mei 2016.