IMPLEMENTASI PASAL 41 UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF TERKAIT PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM YANG BERASAL DARI TANAH WAKAF DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
DAN HUKUM POSITIF
(Studi Kasus Proyek Pengadaan Tanah Untuk Jalan Bebas Hambatan Pandaan - Malang di Kabupaten Malang)
SKRIPSI
Oleh :
AHMAD DARKO AMIRIL MU’MININ 201110020311057/201210110311085
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS AGAMA ISLAM & FAKULTAS HUKUM
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi ini dengan judul “Implementasi Pasal 41 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Terkait Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Yang Berasal Dari Tanah Wakaf (Studi Kasus Proyek Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Pandaan – Malang di Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Malang)” secara akurat dan tepat waktu. Skripsi ini dibuat untuk menambah wawasan pengetahuan pada pendidikan tinggi dan juga sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Syari’ah, Program Study Ahwal Syakhsyiyyah, Fakultas Agama Islam dan Sarjana Hukum, Program Study Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Malang.
Implementasi juga merupakan tindak lanjut dari permasalahan yang terjadi di lapangan dan fiqih juga merupakan suatu peyelesaian masalah yang bersumber dari kenyataan yang telah atau sedang terjadi, untuk itu penulis juga melakukan observasi guna mencari kasus yang ada di lapangan terkait tanah wakaf yang digunakan sebagai tanah yang diadakan dalam suatu rencana proyek pembangunan dalam hal ini adalah Proyek Pengadaan Tanah Jalan Bebas Hambatan Pandaan-Malang yang penulis fokuskan pada wilayah hukum Kabupaten Malang sebagai wilayah administrasi Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Malang.
Terselesaikannya Tugas Akhir/Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Drs. Fauzan, M.Pd. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang yang dengan tanda tangan dan izin dari beliau, saya dapat resmi menjadi sarjana dan menyelesaikan jenjang strata satu saya.
2. Bapak Drs. Faridi, M.Si. selaku Dekan Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Malang dan Bapak Dr. Sulardi, S.H., M.Si., M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Malang yang dengan surat tugas bimbingan skripsi yang dikeluarkan dan pengesahan tugas akhir skripsi ini sehingga skripsi ini dapat dimulai dan akhirnya diselesaikan oleh penulis.
Program Studi Ilmu Hukum yang bersedia untuk mendengarkan usulan dari mulai penelitian ini belum dilaksanakan, motivasi yang diberikan hingga skripsi ini berhasil saya selesaikan.
4. Bapak Drs. M. Syarif, M.Ag. dan Bayu Dwiwiddy Djatmiko, S.H., M.Si., M.Hum. selaku pembimbing I dan II dalam Tugas Akhir/Skripsi ini. 5. Para Dosen yang telah memberikan ilmu pada saat perkuliahan yang
sebenarnya kalianlah inti dari perkuliahan saya dan tujuan sebenarnya saya berkuliah di Universitas Muhammadiyah Malang.
6. Para Guru yang dengan sabar mendidik dan mengajarku dari kecil hingga masuk Universitas maka mustahil kiranya saya dapat berkuliyah apabila tidak melalui tahapan dan bekal ilmu yang diberikan pada tiap jenjang pendidikan, yaitu TK Mardhi Lestari, SDN Kedungwaru Lor 02, MTs Ma’ahid Kudus, MA dan Ponpes Muhammadiyah Kudus, sehingga dapat terpenuhilah syarat saya untuk mejadi mahasiswa.
7. Sahabat-sahabatku Muhammad Yunus, Ainul Ruslan, Dhimas Reza Rifai, Agustian Dikarvianingrum Mulyaningsih, Wahyuni Mansyur dan banyak lagi yang tidak akan cukup jika ditulis dilembar tebatas ini yang sudah seperti keluargaku sendiri senasib sepenanggungan, tempat berbagi makanan disaat lapar, tempat menumpang disaat kos sudah habis masa sewa, terimakasih untuk kalian sehingga Malang tidak terasa sepi.
8. Keluarga Jama’ah Es Teler Syari’ah B 2011 dan Keluarga AMT-SH. 9. LSO Alif dan LSO Forsifa atas ilmu yang diberikan sehingga tetap
kemampuan kepenulisan sehingga Skripsi ini dapat tersusun dengan rapi dan indah.
10. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Komisariat Tamaddun Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang atas pengalamannya dan semangatnya dan sampai kapanpun saya adalah kader IMM.
11. Dan semua pihak yang berjasa dalam penyelesaian skripsi maupun selama saya menempuh studi di UMM, yang tidak akan cukup jika saya tulis di lembar yang terbatas ini.
Semoga semuanya mendapat balasan yang baik dari Allah SWT dan berdampak positif terhadap saya pada khususnya dan orang banyak pada umumnya.
Malang, 18 Juli 2016 Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
MOTTO ... iv
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vi
LEMBAR PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan Penulisan ... 9
D. Manfaat Penulisan ... 9
E. Metode Penulisan ... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 16
A. PenelitianTerdahulu ... 16
B. Kajian Teori... 17
1. Pengadaan Tanah ... 17
1) Pengertian Pengadaan Tanah ... 17
2) Macam-Macam Pengadaan Tanah ... 18
3) Dasar Hukum Pengadaan Tanah ... 20
2. Wakaf ... 23
1) Pengertian Wakaf ... 23
2) Macam-Macam Wakaf ... 28
3) Rukun dan Syarat Wakaf ... 31
4) Dasar Hukum Wakaf ... 32
BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36
A. Gambaran Lokasi Penelitian ... 36
B. Implementasi Pasal 41 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Terkait Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Yang Berasal Dari Tanah Wakaf ... 42
1. Ditinjau Dari Perspektif Hukum Islam ... 42
C. Kasus Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Yang Berasal Dari Tanah Wakaf dalam Proyek Pengadaan Tanah Untuk Jalan Bebas Hambatan Pandaan - Malang di
Kabupaten Malang ... 63
BAB IV PENUTUP ... 73
A. Kesimpulan ... 73
B. Saran ... 74
DAFTAR PUSTAKA ... 75
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Wilayah Hukum Kabupaten Malang ... 37
Tabel 2 : Potensi tanah Kabupaten Malang... 39
Tabel 3 : Jumlah tanah terdaftar Kabupaten Malang ... 39
Tabel 4 : Penggunaan tanah Kabupaten Malang ... 40
[image:12.595.144.498.319.575.2]Tabel 5 : Data dari BPN tahun 2012 s/d 2014 yang diolah ... 64
DAFTAR GAMBAR
[image:13.595.152.450.278.573.2]DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Tugas Nomor : E.6/011/FAI-UMM/I/2016. 2. Berita Acara Seminar Proposal.
3. Tanda Terima dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Malang. 4. Surat Balasan dari BPN Nomor : 2845/024-35.07.100/XII/2015. 5. Data dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Malang.
6. Data Tanah Wakaf Proyek Pengadaan Tanah Untuk Jalan Bebas Hambatan Pandaan-Malang di Desa Bedali.
7. Data Tanah Wakaf Proyek Pengadaan Tanah Untuk Jalan Bebas Hambatan Pandaan-Malang di Desa Sidodadi.
8. Data Tanah Wakaf Proyek Pengadaan Tanah Untuk Jalan Bebas Hambatan Pandaan-Malang di Desa Baturetno.
9. Data Tanah Wakaf Proyek Pengadaan Tanah Untuk Jalan Bebas Hambatan Pandaan-Malang di Desa Tirtomoyo.
10. Data Tanah Wakaf Proyek Pengadaan Tanah Untuk Jalan Bebas Hambatan Pandaan-Malang di Desa Asrikaton.
11. Hasil Wawancara.
12. Berita Acara dan Kartu Kendali Bimbingan Skripsi.
DAFTAR PUSTAKA
Buku dan Kitab :
A. Faizal Haq & H.A. Saiful Anam. 1993. Hukum Wakaf dan Perwakafan di Indonesia. Garoeda Buana Indah. Pasuruan.
Abdul Manan. 2006. Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia. Prenata Media Group. Jakarta.
Abdullah Bassam. 2000. Taudhuh al-Ahkam Syarah ‘Umdatul Ahkam. Daar al Mughni li an Nasyri wa at Tawzi’. Riyadh.
Abdurrahman. 1991. Masalah Pencabutan Hak-Hak Atas Tanah dan Pembebasan Tanah di Indonesia, Edisi Revisi. Citra Aditiya Bakti. Bandung.
Abdurrahman. 1994. Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Kedudukan Tanah Wakaf di Negara Kita. Citra Aditya Bakti. Bandung.
Adijani Al-Alabij. 2002. Perwakafan Tanah di Indonesia Dalam Teori dan Praktek, Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Adrian Sutedi. 2008. Implementasi Prinsip Kepentingan Umum Dalam Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan. Sinar Grafika. Jakarta.
Ahmad Azhar Basyir. 1977. Hukum Islam tentang Wakaf, Ijarah dan Syirkah. Al Maarif. Bandung.
Al-Bukhari. “Shahih Al-Bukhari”. Darul Fiqr, Beirut.
Asaf A.A. Fyzee. 1996. Pokok-pokok Hukum Islam II. Tinta Mas. Jakarta.
Emzir. 2010. “Metode Penelitian Kualitatif Analisa Data”. Rajawali Press. Jakarta.
Harun Nasution & TIM Syarif Hidayatullah. 1992. Ensiklopedia Islam. Djambatan. Jakarta.
Hasan Bisri. 2004. “Pilar-Pilar Penelitian Hukum Islam dan Pranata Sosial”. PT. Raja Grafika Persada. Jakarta.
Kementerian Agama Republik Indonesia. 2010. Pedoman Pemberdayaan Tanah Wakaf produktif Strategis di Indonesia. Jakarta.
Maria S.W. Sumardjono. 2008. Tanah dalam Perpektif Hak Ekonomi Sosial dan Budaya. Kompas, Jakarta.
Muh. Syarif Sukandar. 2000. “Terjemahan Kitab Bulughul Maram”.Al-Ma’arif. Bandung.
Muhamad Daud Ali. 1998. Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf. UI Press. Jakarta.
Muhammad Bin Shalih Al-‘Utsaimin. 2009. Panduan Wakaf Hibah dan Wasiat Menurut al-Qur’an dan as-Sunnah. Pustaka Imam Asy-syaafi’i. Jakarta.
Muhammad Bin Shalih Al-‘Utsaimin. 2009. Panduan Wakaf Hibah dan Wasiat Menurut al-Qur’an dan as-Sunnah. Pustaka Imam Asy-syaafi’i. Jakarta.
Naziroeddin Rachmat. 1994. Harta Wakaf, Pengertian dan Perkembangan dan Sejarahnya di dalam Masyarakat Islam Dulu dan Sekarang. Bulan Bintang. Jakarta.
Nur Chozin. 1995. Penguasaan dan Pengalihan Manfaat Wakaf Syuyu’.
(tergabung). Mimbar Hukum, No. 18 Tahun VI. Majalah Al-Hikmah. Jakarta. Oloan Sitorus dan Dayat Limbong. 2004. Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum. Mitra Kebijakan Tanah. Yogyakarta.
Rachmat Djatmika. 1983. Pandangan Islam tentang Infaq, Shadaqah, Zakat dan Wakaf sebagai Komponendalam. Pembangunan. Al Maarif. Bandung.
Sugiyono. 2010. “Metode Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”. Citra Aditya Bakti. Bandung.
Sulaiman Rasyid. 1954. Fiqih Islam. Widjaya. Jakarta. Supardi. 2012. “Hukum Agraria”. Sinar Grafika. Jakarta.
Suparman Usman. 1994. “Hukum Perwakafan di Indonesia”, Darul Ulum Press. Serang.
Dasar dan Sumber Hukum : Al-Qur’an
Undang-Undang Pokok Agraria.
Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf.
UU No. 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
PP No. 71 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
Perpres Nomor 36 Tahun 2005 Keppres Nomor 55 Tahun 1993
Internet :
Ahmad Zain An Najah. 2012. “Hukum Menjual dan Menyewakan Aset Wakaf”. http://www.ahmadzain.com diakses pada 26 April 2016, Jam 23:30 WIB. Eko Widianto. “Terhambat Pembebasan Lahan, Tol Pandaan-Malang Tuntas 2017”. http://www.tempo.co. Edisi 27 Februari 2015, diakses pada 22 Mei 2015, jam 07.10 WIB.
Nidia Zuraya. “Tanah WakafjadiHambatanPembebasanLahanTolSoroja”. http://www.republika.co.id. Edisi 11 Oktober 2015, diakses pada 01 Februari 2016, jam 10.44 WIB.
Google. “Peta Kabupaten Malang”.https://www.google.co.id/maps/place/Malang. pada 02/10/16. Jam 3.48 WIB.
Republika. “Jalan TOL Pandaan-Malang”. http//:www.republika.co.id. pada 02/10/16. Jam 3.50 WIB.
Arsip :
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tanah mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia,
sebagian besar kehidupan manusia bergantung pada tanah. Tanah dinilai sebagai
suatu harta yang mempunyai sifat permanen dan dapat dicadangkan untuk
kehidupan pada masa mendatang. Dewasa ini ketersediaan tanah-tanah Negara
yang bebas yang sama sekali tidak dimiliki atau diduduki orang atau pihak-pihak
berkepentingan lainnya adalah sangat terbatas.1
Maka dari itu pemerintah melakukan upaya yang disebut pengadaan tanah
agar kebutuhan tanah baik untuk kepentingan umum maupun swasta yang telah
direncanakan dalam Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) dapat terlaksana.
Pengadaan tanah merupakan perbuatan pemerintah untuk memperoleh
tanah untuk berbagai kepentingan pembangunan, khususnya bagi kepentingan
umum. Pada prinsipnya pengadaan tanah dilakukan dengan cara musyawarah
antara pihak yang memerlukan tanah dan pemegang hak atas tanah yang tanahnya
diperlukan untuk kegiatan pembangunan.2
Dalam proses pengadaan tanah juga dikenal istilah pembebasan tanah,
yaitu proses dimana tanah yang akan menjadi obyek pengadaan tanah terlebih
dahulu dibebaskan, atau dicabut hak atas tanahnya dari pemilik atau yang
menguasai sebelumnya.
1 Oloan Sitorus dan Dayat Limbong. 2004. Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum.
Mitra Kebijakan Tanah. Yogyakarta. Halaman 1.
2 Maria S.W. Sumardjono. 2008. Tanah dalam Perpektif Hak Ekonomi Sosial dan
2
Masalah pembebasan tanah sangat rawan dalam penanganannya, karena di
dalamnya menyangkut hajat hidup orang banyak, apabila dilihat dari kebutuhan
pemerintah akan tanah untuk keperluan pembangunan, dapatlah dimengerti bahwa
tanah negara yang tersedia sangatlah terbatas, oleh karena itu satu-satunya cara
yang dapat ditempuh adalah dengan membebaskan tanah milik masyarakat, baik
yang telah di kuasai dengan hak berdasarkan Hukum Adat maupun hak-hak
lainnya menurut UUPA.3
Dalam pengadaan tanah tidak menutup kemungkinan tanah yang akan
digunakan bagi pembangunan untuk kepentingan umum tersebut berstatus sebagai
tanah wakaf. Dalam UU No. 2 Tahun 2012 tidak diatur secara khusus berkenaan
dengan wakaf hanya pada penjelasan Pasal 40 yang membahas tentang pihak
yang berhak menerima ganti kerugian dalam huruf c disebutkan nadzir, untuk
tanah wakaf.4 Dalam Pasal 17 ayat (2) huruf c Perpres No. 71 Tahun 2012 juga
disebutkan, “nadzir, untuk tanah wakaf”.5 Dalam pasal 20 peraturan yang sama
disebutkan :
(1) Nadzir untuk tanah wakaf sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) huruf c merupakan pihak yang menerima harta benda wakaf dari wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya.
(2) Pe1aksanaan ganti kerugian terhadap tanah wakaf dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang wakaf.6
3 Adrian Sutedi. 2008. Implementasi Prinsip Kepentingan Umum Dalam Pengadaan
Tanah Untuk Pembangunan. Sinar Grafika. Jakarta. Halaman 45.
4 Penjelasan Pasal 40 UU No. 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
5 Pasal 17 ayat (2) huruf c. PP No. 71 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Pengadaan Tanah
Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
6 Pasal 20 PP No. 71 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan Pengadaan Tanah Bagi
3
Wakaf merupakan tuntunan yang ada pada syari’at Islam. Dasar
hukumnya terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits, ayat-ayat yang menjadi dasar
hukum wakaf adalah :
“Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan”7
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. dan apa
saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya”8
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia kehendaki. dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”9
4
Dalam hadits tidak pernah disebutkan secara langsung mengenai wakaf
akan tetapi dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah yang menjelaskan
tentang shodaqoh jariyah hadits tersebut berbunyi :
“Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasullah SAW bersabda : ‘apabila anak Adam meninggal dunia maka putuslah amalnya, kecuali tiga perkara ; shodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang
mendoakannya’.” (HR. Muslim)10
Wakaf adalah akad lazim (harus dilaksanakan yang tidak boleh
dibatalkan). Yakni akad yang bersifat tetap tidak boleh diubah dan tidak boleh
dibatalkan. Sebab ia termasuk salah satu sedekah yang dikeluarkan karena Allah
Ta’ala, sehingga ia tidak boleh diambil kembali seperti halnya sedekah.11
Dalam Pasal 40 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf
disebutkan, “Harta benda wakaf yang sudah diwakafkan dilarang untuk: (a)
dijadikan jaminan; (b) disita; (c) dihibahkan; (d) dijual; (e) diwariskan; (f) dituak
atau dialihkan dalam bentuk pengalihan hak lainnya.”12
Dalam hal ini penulis akan terfokus pada Pasal 40 huruf (f) yang
membahas tentang pengalihan hak terhadap tanah wakaf yang aturan
pengecualiannya diatur dalam Pasal 41 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004
Tentang Wakaf. Isi dari ketentuan Pasal 41 UU No. 41 Tahun 2004 adalah :
10 Muh. Syarif Sukandar. 2000. “Terjemahan Kitab Bulughul Maram”. Bandung.
Al-Ma’arif. Hadits Nomor 886. Halaman 340.
11 Muhammad Bin Shalih Al-‘Utsaimin. 2009. Panduan Wakaf Hibah dan Wasiat
Menurut al-Qur’an dan as-Sunnah. Pustaka Imam Asy-syaafi’i. Jakarta. Halaman 84.
5
(1) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf f dikecualikan apabila harta benda wakaf yang telah diwakafkan digunakan untuk kepentingan umum sesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR) berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak bertentangan dengan syariah.
(2) Palaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dilakukan setelah memperoleh izin tertulis dari Menteri atas persetujuan Badan Wakaf Indonesia.
(3) Harta benda wakaf yang telah diubah statusnya karena ketentuan pengecualian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib ditukar dengan harta benda yang manfaat dan nilai tukar sekurang-kurangnya sama dengan harta benda wakaf semula.
(4) Ketentuan mengenai perubahan status harta benda wakaf sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.13
Contoh kasus berkenaan dengan pengadaan tanah yang berasal dari tanah
wakaf yang menjadi permasalahan fakta di lapangan adalah permasalahan yang
menghambat proses pembangunan Tol Soreang-Pasirkoja (Soroja).
Menurut Plt Sekda Jabar, Iwa Karniwa, hambatan pertama adalah soal
pembebasan lahan. Namun, realisasinya terus tumbuh menjadi 94,85 persen dari
sebelumnya hanya 90 persen saat Ground breaking pada 10 September 2015.
Permasalahan pembebasan lahan ini, kata dia, berada pada persoalan tanah wakaf.
Karena itu, pihaknya melakukan pendataan. Nantinya data ini akan
dikoordinasikan dengan Kanwil Kemenag Jabar. "Saya sudah minta agar data
tanah wakaf ini sudah ada pada Senin mendatang," ujar Iwa kepada wartawan di
Gedung Sate, akhir pekan lalu.14
13 Pasal 41 UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf.
14 Nidia Zuraya. “Tanah Wakaf jadi Hambatan Pembebasan Lahan Tol Soroja”.
6
Contoh kasus di atas membuktikan bahwa dalam upaya pemerintah
melakukan pengadaan tanah demi memenuhi kebutuhan akan tanah yang akan
digunakan untuk pembangunan terutama untuk kepentingan umum juga akan
berhadapan dengan tanah yang berstatus tanah wakaf. Hal tersebut juga
kemungkinan terjadi di Proyek Pengadaan Tanah untuk Jalan Bebas Hambatan
Pandaan – Malang di Kabupaten Malang.
Melihat pada permasalahan tersebut di atas penulis ingin melihat dari
sudut pandang Hukum Islam dan Hukum Positif. Penulis juga ingin mengetahui
kasus pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum yang berasal
dari tanah wakaf yang ada di Proyek Pengadaan Tanah untuk Jalan Bebas
Hambatan Pandaan - Malang di Kabupaten Malang, untuk itu penulis mengambil
judul “Implementasi Pasal 41 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004
Tentang Wakaf Terkait Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum yang Berasal dari Tanah Wakaf Ditinjau dari
Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif (Studi Kasus Proyek Pengadaan
Tanah untuk Jalan Bebas Hambatan Pandaan - Malang di Kabupaten
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat dibuat
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana implementasi Pasal 41 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004
Tentang Wakaf terkait pengadaan tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan umum yang berasal dari tanah wakaf ditinjau dari perspektif
Hukum Islam dan Hukum Positif ?
2. Bagaimana kasus pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan
umum yang berasal dari tanah wakaf dalam Proyek Pengadaan Tanah
untuk Jalan Bebas Hambatan Pandaan - Malang di Kabupaten Malang ?
C. Tujuan Penulisan
Bardasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis mempunyai tujuan
yang ingin dicapai. Tujuan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui implementasi Pasal 41 Undang-Undang Nomor 41
Tahun 2004 Tentang Wakaf terkait pengadaan tanah bagi pembangunan
untuk kepentingan umum yang berasal dari tanah wakaf ditinjau dari
perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif.
2. Untuk mengetahui kasus pengadaan tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan umum yang berasal dari tanah wakaf dalam Proyek
Pengadaan Tanah untuk Jalan Bebas Hambatan Pandaan - Malang di
8
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Penulisan ini diharapkan dapat menjadi tambahan keilmuan dalam bidang
hukum pertanahan dan perwakafan khususnya dalam permasalahan pengadaan
tanah untuk kepentingan umum oleh pemerintah yang berasal dari tanah yang
berstatus tanah wakaf.
Penelitian juga diharapkan menjadi bahan referensi serta bahan studi
lanjutan bagi perkembangan hukum pertanahan dan hukum wakaf khususnya
berkaitan dengan pengadaan tanah untuk kepentingan umum yang berasal dari
tanah wakaf.
2. Manfaat Praktis
1) Bagi Penulis
Penelitian ini bisa memberikan tambahan keilmuan dan memperkaya
wawasan di bidang hukum pertanahan dan perwakafan khususnya tentang
pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum yang
berasal dari tanah wakaf.
Juga sebagai persyaratan akademis guna memperoleh gelar
kesarjanaan Strata 1 (S1) di bidang syari’ah dan ilmu hukum konsentrasi
hukum islam.
2) Bagi Masyarakat
Memberikan pengetahuan dan wawasan kepada masyarakat tentang
pelaksanaan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan
9
3) Bagi Pemerintah
Memberikan sumbangsih terhadap pelaksanaan pengadaan tanah yang
dilakukan oleh pemerintah yang berasal dari tanah wakaf agar sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
E. Metode Penulisan
1. Metode Pendekatan :
Metode penelitian menggunakan pendekatan Yuridis Sosiologis yaitu
dengan melihat penerapan hukum di dalam praktek pada lembaga terkait.
Aturan hukum yang digunakan penulis diantaranya UU No. 2 Tahun 2012
Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum,
Perpres No. 71 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi
Pembangunan untuk Kepentingan Umum, UU No. 41 Tahun 2004 Tentang
Wakaf, PP No. 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan UU No. 41 Tahun 2004
Tentang Wakaf dan Undang-Undang Pokok Agraria.
Berangkat dari aturan perundang-undangan yang ada, penulis akan
mengaitkan dengan fakta-fakta yang ada di Lapangan yaitu Wilayah Hukum
Kabupaten Malang sebagai wilayah administrasi dari Badan Pertanahan
Nasional Kabupaten Malang dalam implementasi pengadaan tanah bagi
pembangunan untuk kepentingan umum yang berasal dari tanah wakaf
menurut hukum Islam dan kasus pengadaan tanah bagi pembangunan untuk
kepentingan umum yang berasal dari tanah wakaf dalam Proyek Pengadaan
10
2. Alasan Pemilihan Lokasi Penelitian :
Penulis dalam hal ini akan mengambil lokasi penelitian di Wilayah
Hukum Kabupaten Malang sebagai wilayah administrasi dari Badan
Pertanahan Nasional Kabupaten Malang yang beralamat di Jl. Terusan Kawi
No 10 Sukun, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Penulis juga melakukan
observasi di Desa Sidodadi, Desa Bedali, Desa Baturetno, Desa Asrikaton
dan Desa Tirtomoyo.
Alasan penulis memilih lokasi di Badan Pertanahan Nasional
Kabupaten Malang adalah karena Badan Pertanahan Nasional memiliki
informasi tentang data-data pertanahan maupun praktisi yang dapat dijadikan
responden untuk diwawancara dan observasi di beberapa desa yang
merupakan desa yang terkena dampak Proyek Pengadaan Tanah untuk Jalan
Bebas Hambatan Pandaan - Malang di Kabupaten Malang dan data yang
diperoleh dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Malang.
3. Sumber Data :
1) Data Primer :
Data primer adalah data yang diperoleh oleh penulis langsung dari
lokasi penelitian, dimana nantinya sumber ini akan dijadikan sumber
utama dalam penulisan penelitian ini. Data primer penelitian ini didapat
dari lokasi penelitian yang dilakukan mulai November 2015 s/d Juni 2016
di wilayah hukum Kabupaten Malang. Data primer terkait tinjauan
pelaksanaan pengadaan tanah untuk kepentingan umum yang berasal dari
11
a. Data tertulis dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Malang
dari tahun 2012 s/d 2014 dan data pendukung dari lokasi observasi
di beberapa desa yang terdampak proyek di Kabupaten Malang.
b. Hasil wawancara dari pihak-pihak terkait di Badan Pertanahan
Nasional Kabupaten Malang untuk mengetahui kasus dan
perspektif Hukum Positif. Serta pendapat dari beberapa ulama
untuk diminta pendapat terkait permasalahan dalam perspektif
Hukum Islam.
2) Data Sekunder :
Data sekunder merupakan data yang penulis dapat dari buku,
kitab-kitab, penelitian-penelitian sebelumnya dan jurnal-jurnal ilmiah yang
membahas tentang pengadaan tanah, tanah wakaf, data dari internet,
media cetak atau elektronik maupun sumber lain yang mendukung yang
dapat digunakan dalam penelitian ini, yang dapat peneliti gunakan sebagai
12
4. Teknik Pengumpulan Data :
Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.15 Pengumpulan data
yang digunakan penulis antara lain melalui observasi, wawancara dan studi
dokumen. Observasi dilakukan di Wilayah Hukum Kabupaten Malang
sebagai wilayah administrasi dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten
Malang, wawancara kepada responden dan studi dokumen dari lapangan.
1) Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan
maknanya dalam suatu topik tertentu.16 Tehnik wawancara digunakan
untuk mencari berbagai informasi yang terkait dengan penelitian ini.
Adapun pihak-pihak yang nantinya akan menjadi informan terkait dengan
penelitian ini adalah :
a. Bapak Kamdani, A.Ptnh. (Kepala sub seksi pendaftaran tanah
Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Malang).
b. Ibu Titik Mega Hardiati, A.Ptnh. (Kepala sub seksi pengadaan
tanah instansi pemerintah (PTIP) Badan Pertanahan Nasional
Kabupaten Malang).
c. Ustad Nadhif, S.Sy., M.PdI. (Direktur Pondok Pesantren
Muhammadiyah Kudus).
15 Sugiyono. 2010. “Metode Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”.
Bandung. Halaman 3.
13
d. Bapak Drs. Suali (Kabag haji dan umroh Kemenag Kabupaten
Demak).
e. Ustad Muzaidi, Lc. (Wakil direktur Pondok Pesantren Al-Muttaqin
Soan Jepara).
Hasil dari wawancara ini kemudian oleh penulis tidak dengan
begitu saja diterima, tapi akan dilakukan pengecekan melalui pengamatan.
2) Observasi
Metode pengumpulan data dengan cara observasi pada dasarnya
adalah dengan melakukan pengamatan yang terfokus terhadap kejadian
suatu hal, dengan ikut berperan serta di dalam masyarakat.17 Dalam hal ini
penulis akan melakukan pengamatan dan pendataan terhadap tanah wakaf
yang terdampak Proyek Pengadaan Tanah untuk Jalan Bebas Hambatan
Pandaan - Malang di Wilayah Hukum Kabupaten Malang. Yang penulis
lakukan di Desa Bedali, Desa Sidodadi, Desa Baturetno, Desa Tirtomoyo
dan Desa Asrikaton.
3) Studi Dokumen
Studi dokumen yaitu melakukan tambahan pemahaman atau
informasi terhadap penelitian melalui data-data yang bersumber dari data
tertulis atau data gambar.18 Dalam hal ini penulis akan mencari di
Lapangan data-data yang diperlukan terkait penelitian ini.
17 Emzir. 2010. “Metode Penelitian Kualitatif Analisa Data”. Jakarta. Rajawali Press.
Halaman 3,
14
5. Teknik Analisa Data :
Setelah melakukan pengumpulan data-data yang diperlukan dalam
penelitian ini, maka selanjutnya penulis akan melakukan analisa terhadap
data-data yang didapat tersebut dengan menggunakan metode deskriptif
kualitatif. Isaac dan Michael mengatakan yang dimaksud metode deskriptif
adalah mendeskripsikan situasi atau kawasan secara sistematis, factual dan
actual.19 Dalam hal ini penulis akan menganalisa data yang didapat melalui
wawancara, observasi dan studi dokumen kemudian akan dianalisa sesuai
dengan teori-teori yang ada dan mendeskripsikan apa yang penulis temui
dalam data yang sudah didapat dalam hasil penelitian.
19 Hasan Bisri. 2004. “Pilar-Pilar Penelitian Hukum Islam dan Pranata Sosial”. Jakarta.
15
F. Sistematika Penulisan
BAB I : Berisi Pendahuluan, yang memuat latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode
penelitian, sistematika penulisan.
BAB II : Berisi Tinjauan Pustaka yang di dalamnya memuat penelitian
terdahulu dan kajian teori. Adapun kajian teori berisi tentang
pengertian dan teori-teori tentang pengadaan tanah serta
pengertian dan teori-teori tentang wakaf.
BAB III : Berisi Hasil Penelitian dan Pembahasan yang membahas tentang
penelitian lapangan mulai dari cara memperoleh data, kendala
penelitian, data-data dari lapangan maupun hasil wawancara
kepada responden.
BAB IV : Berisi Penutup yang di dalamnya memuat kesimpulan yang berisi
tentang jawaban dari rumusan masalah dan saran tentang harapan