• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PEMERINTAH INDONESIA DALAM MEMPERTAHANKAN CULTURAL HERITAGE PASCA KLAIM MALAYSIA TAHUN 2006 - 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA PEMERINTAH INDONESIA DALAM MEMPERTAHANKAN CULTURAL HERITAGE PASCA KLAIM MALAYSIA TAHUN 2006 - 2009"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Dalam setiap Negara selalu mempunyai budaya yang menjadikan ciri khas

dari setiap negaranya. Keanekaragaman budaya dari suatu Negara menjadikan Negara

itu mempunyai keunikan yang berbeda dengan Negara lainnya. Begitu juga

Indonesia, Indonesia memiliki banyak keanekaragaman budaya. Hal ini menjadikan

Indonesia dikenal di dunia internasional sebagai Negara yang kaya akan budaya dan

suku yang beragam, dan bagi Indonesia kebudayaan juga dapat digunakan untuk

menarik atau sebagai pemikat untuk mendatangkan wisatawan asing.

Dalam realitas suatu hubungan, baik hubungan nasional dan internasional

memiliki keterkaitan satu dengan yang lainya. Keterkaitan tersebut memberikan

konstribusi yang sangat kuat bagi hubungan pihak-pihak yang bersangkutan. Setiap

Negara harus bisa menjaga dan melestarikan budaya. Begitu juga Indonesia yang

harus memperhatikan pelestarian kebudayaannya dan melindungi dengan baik agar

budaya tidak terancam hilang satu persatu.

Hubungan Indonesia dan Malaysia mengalami perenggangan yang disebabkan

oleh klaim Budaya Indonesia oleh Malaysia. Permasalahan Malaysia dan Indonesia

sudah ada pada tahun 1960-an. Adanya slogan politik yaitu “Ganyang Malaysia”

yang muncul saat perseteruan antara Malaysia dan Indonesia. Istilah Dwikora adalah

(2)

presiden Soekarno pada tanggal 3 Mei 1964 dalam rangka mengganyang Malaysia.

Berikut adalah isi Dwi Komando Rakyat:

1. Perhebat ketahanan revolusi Indonesia

2. Bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Sarawak dan Sabah,

untuk menghancurkan Malaysia

Aksi tersebut dilakukan Soekarno karena Malaysia dianggap sudah tidak

menghormati Indonesia melalui aksi demonstrasi anti Indonesia pada tanggal 17

September 1963 di Kuala Lumpur dengan cara menyerbu gedung KBRI (Kedutaan

Besar Republik Indonesia), merobek-robek foto Soekarno, membawa lambang

Negara Garuda Pancasila ke hadapan Tuanku Abdul Rahman Perdana Menteri

Malaysia saat itu dan memaksanya untuk menginjak Garuda. Sejak saat itulah

kemarahan Soekarno atas Malaysia mencapai puncaknya yang pada akhirnya

memunculkan komando Dwikora.1

Pada kepemimpinan Soekarno, hubungan Malaysaia dan Malaysia tidak baik,

dikarenakan Presiden RI Sokerno memutuskan hubungan diplomatik dengan

Malaysia. Setelah itu keadaan Indonesia dan Malaysia menjadi baik kembali setelah

Soeharto menjadi Presiden ke-2. Pada tanggal 11 Agustus 1966, Indonesia

melaksanakan persetujuan normalisasi hubungan dengan Malaysia yang pernah putus

sejak tanggal 17 September 1963. Persetujuan normalisasi ini merupakan hasil

1

(3)

Persetujuan Bangkok tanggal 29 Mei sampai tanggal 1 Juni 1966.2 Namun pada tahun 2002 terjadi kembali klaim yang dilakukan Malaysia tentang Sipadan-Ligitan yang

menyebabkan Indonesia kehilangan wilayah itu, dan adanya pengklaiman beberapa

budaya Indonesia yang membuat hubungan kedua Negara ini semakin renggang.

Konflik budaya dimulai pada pertengahan bulan Oktober 2007 yang bermula

ketika ada beberapa pemuda dari Malaysia menyanyikan sebuah lagu yang berjudul

“Rasa Sayange” dalam acara pembukaan forum pertukaran pemuda Jepang-Asean di

Tokyo dan lagu ini dijadikan jingle dalam salah satu iklan pariwisata Malaysia.

Kedua, adanya alat musik Malaysia yang disebut dengan “Malay Bamboo” yang

sangat mirip dengan “Alat Musik Angklung” asal Jawa Barat. Ketiga adalah masalah

dunia seni dan budaya Indonesia, yaitu adanya Tarian Malaysia yang dinamakan

“Barong Dance” yang sama dengan tarian “Reog Ponorogo” yang berasal dari

Ponorogo, Jawa Timur. Keempat, Malaysia juga mengklaim beberapa motif batik dari

Indonesia yang salah satunya adalah motif batik parang dari Yogyakarta, dan yang

terakhir adalah adanya iklan Malaysia Truly Asia yang menampilkan Tarian Pendet

dari Bali yang digunakan sebagai iklan Malaysia di Discovery Channel. 3

Seperti diketahui bahwa kesenian-kesenian diatas merupakan kesenian yang

berasal dari Indonesia. Untuk itu harus diakui bahwa sejarah saja tidak cukup untuk

menjadikan kesenian Indonesia adalah kebudayaan dari Indonesia. Perlu adanya

2

http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Berakhirnya_Masa_Orde_Baru_dan_Lahirnya_Reformasi_ diakses tanggal 21 April 2012

3

(4)

pengakuan dari dunia internasional yang menetapkan bahwa kesenian tersebut berasal

dari Indonesia. Ini salah satu hal yang dimanfaatkan Negara Malaysia untuk

menjadikan beberapa kesenian yang berasal dari Indonesia sebagai kesenian yang

berasal dari Malaysia, yaitu karena kurang pedulinya perhatian dari pemerintah dan

masyarakat Indonesia.

Melihat beberapa kesenian yang diklaim oleh Malaysia, Indonesia baru

tergugah untuk peduli dan berusaha mempertahankan kebudayaan yang sudah

dimiliki. Indonesia juga mengesahkan sebagian kesenian secara resmi ke UNESCO,

Beberapa contoh kesenian budaya yang didaftarkan ke UNESCO adalah, Keris,

Wayang, Kerajinan Batik, Alat Musik Angklung, Reog Ponorogo, Tari Pendet, Lagu

Daerah Rasa Sayange.

Dengan cara ini Indonesia tetap bisa mempertahankan kebudayaannya sebagai

kesenian asli Indonesia. Hal ini tidak lepas dari usaha pemerintah yang diwakili oleh

Departemen Luar Negeri, Departemen Budaya dan Pariwisata yang sudah berusaha

keras untuk mempertahankan kebudayaan yang dimiliki Indonesia, dan dukungan

dari masyarakat Indonesia sendiri yang secara tidak langsung juga membantu.4

Dengan munculnya permasalahan seperti ini penulis berkeinginan

menjelaskan bagaimana upaya pemerintah Indonesia dalam mempertahankan

kesenian budaya dengan diplomasi yang sudah di lakukan dengan seoptimal mungkin

sehingga warisan budaya Indonesia terselamatkan dari klaim Negara lain, dan yang

4

(5)

menarik adalah masalah klaim budaya ini sering terjadi antara Indonesia dan

Malaysia.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana Upaya Pemerintah Indonesia Dalam Mempertahankan Curtural

Heritage Pasca Klaim Malaysia Tahun 2006 – 2009

1.3. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja yang telah dilakukan

Indonesia Dalam Mempertahankan Curtural Heritage Pasca Klaim Malaysia Tahun

2006 – 2009

1.4. MANFAAT PENELITIAN

1.4.1. Manfaat Teoritis

Karya tulis ini akan sangat berguna bagi pengembangan pengetahuan dan

wawasan di bidang ilmu Hubungan Internasional, terutama tentang Bagaimana Upaya

Pemerintah Indonesia Dalam Mempertahankan Curtural Heritage Pasca Klaim

Malaysia Tahun 2006 – 2009

1.4.2. Dari segi praktis

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi guna menambah

informasi dan masukan dalam memecahkan masalah penelitian berikutnya terutama

(6)

yang muncul dalam masyarakat terutama mengenai Indonesia dalam

mempertahankan Culture Heritage.

1.5. PENELITIAN TERDAHULU

Sebagai dasar untuk melengkapi tinjauan pustaka, maka disajikan peneliti

terdahulu yang berkaitan dengan judul skripsi ini, yang bertujuan untuk membedakan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Penelitian yang terdahulu yang terkait

adalah Pertama, penelitian yang berjudul Diplomasi Pemerintah Indonesia Dalam

Memperoleh Pengakuan Batik dari UNESCO, oleh Putra Riski Adi SIP, Mahasiswa

FISIP/Ilmu Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang. Melalui

tulisannya dijelaskan bahwa batik merupakan bagian dari identitas nasional bangsa

Indonesia. Dalam hal ini batik tidak hanya dapat dipandang dari segi budaya dan

ekonomi saja, tapi dapat dilihat dari segi sosial dan politik. Dalam konsep diplomasi

budaya. keberadaan batik sebagai identitas nasional bangsa Indonesia dapat menjadi

alat pertukaran nilai kebangsaan masyarakat Indonesia di hadapan masyarakat dunia

lainnya. Batik sebagai budaya asli Indonesia sangat rentan dengan masalah klaim

budaya.

Dalam diplomasi ini di ajukan pengakuan secara hukum di dunia Internasional

yaitu UNESCO, dimana secara garis besarnya adalah usaha-usaha Indonesia terhadap

(7)

batik. Dengan di sahkan batik dari UNESCO ini negara lain tidak berhak untuk

menggunakan nama batik sebagai kebudayaan asli mereka.5

Kedua, penelitian yang berjudul Wayang sebagai Diplomasi Kebudayaan

Indonesia, oleh Roy.S.L., Dalam tulisannya Diplomasi diartikan tidak sekedar

sebagai perundingan, melainkan semua upaya hubungan luar negeri. Sedangkan yang

disebut dengan kebudayaan, secara makro atau dalam pengertian umum berarti segala

hasil dan upaya budidaya manusiaterhadap lingkungan.

Diplomasi kebudayaan sesungguhnya adalah merupakan satu-satunya jenis

diplomasi yang dimiliki manusia, baik itu diplomasi ekonomi, diplomasi militer, dan

lain-lain termasuk sebagai hasil budaya. Secara keseluruhan, diplomasi kebudayaan

dapat diartikan sebagai usaha suatu negara untuk memperjuangkan kepentingan

nasionalnya melalui dimensi kebudayaan, baik secara mikro seperti pendidikan, ilmu

pengetahuan, olahraga dan kesenian.

UNESCO menetapkan Wayang sebagai warisan adikarya budaya lisan atau

yang bersifat non bendawi dalam peradaban manusia milik bangsa-bangsa. Secara

tidak langsung ini juga membuktikan bahwa wayang juga adalah kesenian Indonesia.

Pengakuan UNESCO terhadap Wayang Indonesia ini dapat juga di artikan bahwa

Wayang merupakan karya monumental Indonesia untuk dunia, dan tidak ada lagi

negara lain yang dapat mengakui Wayang sebagai kesenian mereka.6

5

Putra Riski Adi, 2011, Diplomasi Pemerintah Indonesia Dalam Memperoleh Pengakuan Batik dari UNESCO

6

(8)

Penelitian diatas adalah langkah-langkah diplomasi yang telah di ambil oleh

pemerintah indonesia yang keduanya menggunakan konsep diplomasi kebudayaan

yaitu melakukan pengajuan pengakuan secara dunia Internasional agar tidak ada lagi

negara lain yang mengakui budaya milik negara Indonesia. Disini yang membedakan

penelitian diatas dengan penelitian penulis adalah, pertama, penulis menggunakan diplomasi kebudayaan yang mengarah pada eksibisi, dengan melakukan pameran

kebudayaan sebagai salah satu upaya pemerintah Indonesia untuk mempertahankan

kebudayaan Indonesia yang bertujuan untuk mendapatkan pengakuan di dunia

internasional. Kedua, Perbedaan Penelitian ini juga lebih luas yaitu membahas beberapa kesenian budayayang berbeda dari penelitian terdahulu dimana hanya

membahas masalah batik saja.

1.6. LANDASAN KONSEP

1.6.1. Diplomasi Kebudayaan

Diplomasi Kebudayaan dapat di artikan sebagai usaha suatu negara untuk

memperjuangkan kepentingan nasionalnya melalui dimensi kebudayaan, baik secara

mikro seperti pendidikan, ilmu pengetahuan, olaraga dan kesenian, ataupun cara

makro sesuai dengan ciri-ciri khas yang utama, misalnya propaganda dan lain-lain,

yang dalam pengertian konvesional dapat dianggap sebagai bukan politik, ekonomi

atau pun militer.7

Isi Diplomasi Kebudayaan adalah segala hal yang secara makro maupun

mikro dianggap sebagai pendayagunaan aspek budaya (dalam politik luar negeri),

7

(9)

antara lain kesenian, pariwisata, olahraga , tradisi, teknologi sampai dengan

pertukaran ahli dan lainnya sebagainya.8

Seacara makro, diplomasi kebudayaan adalah usaha-usaha suatu Negara

dalam upaya memperjuangkan kepentingan nasionalnya melalui dimensi kebudayaan,

termasuk didalamnya adalah pemanfaatan bidang-bidang ideologi, teknologi, polotik,

ekonomi, militer, sosial dan lain-lain dalam percaturan masyarakat internasional.

Ada bentuk konsep diplomasi kebudayaan menurut tujuan, bentuk dan

sarananya, yaitu

Eksibisi atau pameran dapat dilakukan untuk menampilkan konsep-konsep atau karya kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi maupun nilai-nilai sosial atau

idieologi dari suatu bangsa kepada bangsa lain. Eksibisi ini merupakan bentuk

diplomasi kebudayaan paling konvensional mengingat gaya diplomasi modern adalah

diplomasi secara terbuka, artinya bahwa diplomasi modern secara konvesional

menganut dasar yang eksibisionistik dan trasnparan. Eksibisionistik artinya bahwa, setiap bangsa dianggap mempunyai keinginan, bahkan nyaris merupakan keharusan

untuk selalu pamer tentang “keunggulan-keunggulan” tertentu yang dimilikinya.

Eksibisi dapat dilakukan di luar negeri maupun didalam negeri, baik secara sendirian(satu negara) maupun secara multinasional, dan itu membuktikan bahwa

melalui pamerandapat diperoleh manfaat pengakuan yang kemudian dikaitkan dengan

kepentingan nasiona, baik melalui perdagangan, pariwisata, pendidikan maupun yang

8

(10)

lainnya,9 misalnya berlangsungnya Diplomasi Kuliner dan Budaya Indonesia di Sri Langka. Kegiatan ini merupakan wujud diplomasi untuk memperkenalkan Budaya

Indonesia kepada masyarakat Sri Langka terhadap kuliner dan kesenian Indonesia,

yang bertujuan untuk semakin memperkuat citra positif kuliner dan budaya Indonesia

di luar negeri.10

Tujuan diplomasi kebudayaan adalah untuk mencari pengakuan, penyesuaian,

bujukan, ancaman, hegemoni atau subversi. Secara teoretik tujuan diplomasi

kebudayaan adalah untuk memenuhi kepentingan nasional. Sedangkan kepentingan

nasional itu sendiri dapat diartikan sebagai yang bertumpu sama sekali dengan yang

legal-formal pemerintah, maupun juga yangberlangsungpada masyarakat luas, baik

orang per orang maupun kelompok.11

Politik kebudayaan berkenaan dengan segala usaha atau tindakan yang

bermaksud mempengaruhi, mengatur atau langsung menetapkan perkembangan

kebudayaan di dalam kehidupan bangsa dan negara. Kebudayaan dapat dikatakan

berkenaan dengan seluruh aspek kehidupan manusia bahkan juga jiwa manusia itu

sendiri, sehingga umumnya mencakup ilmu dan teknologi, hukum dan politik,

kesenian, bahkan agama sebagai institusi, dan lain sebagainya, tanpa melepaskannya

dari pengertian yang luas.12

9

Tulus Warsito dan Wahyuni Kartika Sari,2007:21. Diplomasi Kebudayaan,Ombak Yogyakarta

10

TB Massa Djafar,dkk. http://unas.ac.id/viewberita.do.id, diakses tgl 07 september 2009

11

Tulus Warsito dan Wahyuni Kartika Sari,2007:29-30. Diplomasi Kebudayaan,Ombak Yogyakarta 12

(11)

1.6.2.Konsep Luar negeri

Konsep Luar Negeri juga berperan untuk menjelaskan hubungan suatu negara

dengan kejadian dan situasi diluar negaranya, yaitu, pertama, Kebijakan Luar Negeri sebagai sekumpulan orientasi (a cluster of orientation) merupakan pedoman bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi kondisi-kondisi eksternal yang menuntut

pembuatan keputusan dan tindakan berdasarkan orientasi tersebut. Kedua, politik luar negeri sebagai perangkat komitmen dan rencana untuk bertindak (as a set of commitments to and plan for action). Dalam hal ini kebijakan luar negeri berupa rencana dan komitmen kongkrit yang dikembangkan oleh pembuat keputusan untuk

membina dan mempertahankan situasi lingkungan eksternal yang konsisten dengan

orientasi kebijakan luar negeri. Ketiga, Kebijakan luar negeri sebagai bentuk perilaku atau aksi (as a form of behaviour). Pada tingkat ini kebijakan luar negeri berada ditingkat yang lebih empiris, yaitu berupa langkah-langkah nyata yang berhubungan

dengan kejadian serta situasi di lingkungan eksternal. Jadi kebijakan luar negeri dapat

dibedakan sebagai sekumpulan orientasi, sekumpulan komitmen dan rencana aksi,

dan sebagai bentuk perilaku. Setiap negara menghubungkan negaranya kepada

peristiwa dan situasi dengan bentuk kebijakan luar negeri.13

Pelaksanaan kebijakan politik luar negeri dari sarana dan taktis dalam

perumusan kebijakan luar negeri adalah keputusan yang mengambil langkah-langkah

yang diperlukan. Keberhasilan yang dicapai dalam melaksanakan rencana-rencana

13

(12)

yang disusun secara teliti adalah suatu ujian yang penting bagi keampuhan kebijakan

luar negeri suatu negara. Dimana perencanaan merupakan bagian dari pendekatan

strategis perumusan kebijakan politik menyangkut penggunaan sarana taktis dan

terampil. Dari segi taktis adalah melaksanakan perundingan antara negara dapat

digolongkan dalam tiga kategori: tindakan penegasan, tindakan negatif, dan tindakan

dan tindakan yang mendahului. Suatu tindakan terbuka yang menegsakan kedudukan

negara dapat ditempatkan dalam kategori pertama dan kebanyakan perundingan

antara negara-negara adalah demikian sifatnya.14

1.7. METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan suatu cara yang utama dan sistematis yang

diperlukan untuk mengerjakan suatu penelitian dalam suatu hal dengan usaha untuk

mencapai dan mendukung keberhasilan dalam suatu penelitian.

Menurut Koenjoroningrat, metodologi adalah cara jalan sehubungan dengan

upaya ilmiah, maka metode ini menyangkut masalah kerja untuk dapat memahami

obyek yang menjadi sasaran, dari suatu pengetahuan yang bersangkutan.15

1.7.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model kajian

kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode deskriptif. Kajian kepustakaan adalah pembacaan kritis dan mendalam terhadap buku-buku, literatur

14

Padmo Wahjono dan Nazarruddin Sjamsuddin.1988:653-654. Pengantar Ilmu Politik,Rajawali Pers,Jakarta.S

15

(13)

yang berkaitan dengan permasalahan. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

semata-mata berusaha memberikan gambaran atau mendeskripsikan keadaan obyek

atau permasalahan.

Penelitian deskriptif juga bisa didefinisikan sebagai suatu bentuk pemaparan

dan penganalisaan data yang diperoleh oleh peneliti berdasarkan landasan teori dalam

rangka mencapai sebuah kesimpulan.16

1.7.2. Teknik Pengumpulan Data

Oleh karena penelitian ini adalah penelitian pustaka, maka penelitian

mengumpulkan bahan-bahan kepustakaan yang berkaitan dengan judul yang dibahas

peneliti. Data-data yang terkumpul kemudian dianalisa berdasarkan tema

pembahasan.

1.7.3. Teknik Analisa Data

Analisa data merupakan proses yang di tempuh setelah dantum-dantum yang

diperlukan ditemukan dalam penelitian. Analisa data dalam penelitian ini

menggunakan pendekatan deskriptif analitik yaitu suatu pendekatan yang berisi

pemaparan dengan menggambarkan dantum-dantum kemudian data-data yang

diperoleh tersebut dianalisis.

Menurut Bogdan dan Taylor, metode kualitatif sebagai prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

16

(14)

orang dan perilaku yang dapat diamati17

1.7.4. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup yang akan dibahas dalam metode penelitian ini yaitu sebagai

berikut:

1.7.4.1.Batasan Waktu

Batasan waktu yang digunakan agar peneliti terfokus pada rentang waktu penelitian

agar tidak terlalu jauh dari bahasan yang diteliti. Dalam penelitian ini, penulis akan

membatasi rentang waktu penelitian pada batasan waktu didasarkan masa

pemerintahan tahun 2006 hingga 2009, karena kasus ini terjadi pada kurun waktu itu.

1.7.4.2. Batasan Materi

Dalam penelitian ini, penulis akan membatasi materi penelitian hanya pada Upaya

pemerintah Indonesia.

17

(15)

1.8.STRUKTUR PENULISAN

Sistematika Penulisan

BAB JUDUL PEMBAHASAN

I

1.6.2. Konsep Kebijakan Luar negeri

(16)

III UPAYA INDONESIA

3.1.1. Upaya Penyelesaian Masalah

Klaim Batik dan Promosi

Internasional

3.1.2. Upaya Penyelesaian Masalah

Klaim Tari Pendet dan Promosi

Internasional

3.1.3. Upaya Penyelesaian Masalah

Klaim Reog Ponorogo dan

Pameran

3.1.4. Pengakuan Lagu Rasa Sayange

3.1.5. Upaya Penyelesaian Masalah

Klaim Alat Musik Angklung dan

Promosi Internasional

3.2. Analisa Peneliti Terhadap Masalah

Klaim Budaya Indonesi

3.2.1. Efektifitas Pemerintah dalam

menangani masalah klaim

kesenian Budaya

3.2.1.1. Efektifitas Dalam Penanganan

Batik

3.2.1.2. Efektifitas Dalam Penanganan

Tari Pendet

3.2.1.3. Efektifitas Dalam Penanganan

Reog Ponorogo

3.2.1.4. Efektifitas Dalam Penanganan

(17)

IV PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

3.2.1.5. Efektifitas Dalam Penanganan

Alat musik Angklung

3.2.2. Peran Negara dan Organisasi

Internasional dalam penyelesaian

masalah Kesenian Budaya

Indonesia

3.2.2.1. Peran Negara

(Pemerintah, Seniman,

Masyarakat)

3.2.2.2. Peran Organisasi

Internasional

(UNESCO)

3.2.3. Rumusan Upaya Pemerintah

Indonesia

4.1. Kesimpulan

(18)

SKRIPSI

UPAYA PEMERINTAH INDONESIA DALAM MEMPERTAHANKAN

CULTURAL HERITAGE PASCA KLAIM MALAYSIA TAHUN 2006 - 2009

Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Memperoleh gelar Sarjana Strata – 1

Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

Oleh :

FARIYANA

Nim : 05260153

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(19)
(20)
(21)
(22)
(23)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirobbil’alamin, Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang

Maha Esa yang telah melimpahkan segala anugerah-NYA sehingga dapat

menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Upaya Pemerintah Indonesia Dalam

Mempertahankan Curtural Heritage Pasca Klaim Malaysia Tahun 2006 – 2009”

sebagai syarat untuk memperoleh gelar S.Ip di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

FISIP-UMM.

Dengan ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak

yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung. Karena tanpa adanya

bimbingan, bantuan, dan kerjasama dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan

berjalan dengan baik. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis dengan setulus

hati ingin mengucapkan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Allah SWT atas segala limpahan rahmat, nikmat, anugerah tidak

ternilai yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik.

2. Nabi Besar Muhammad SAW sebagai petunjuk jalan yang mulia,

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

3. Bapak Dr. H. Muhadjir Effendy, M.AP selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Malang.

4. Bapak Dr. Wahyudi, M.Si selaku Dekan FISIP Universitas

Muhammadiyah Malang.

5. Bapak Tonny Dian Effendi, S.Sos., M.Si selaku ketua jurusan Ilmu

Hubungan Internasional, dan dosen pembimbing I yang telah

(24)

ilmu pengetahuan yang penulis butuhkan dalam menyelesaikan skripsi

ini.

6. Bapak Victory Pradhitama S.Sos., M.Si selaku dosen pembimbing II

yang memberikan banyak bantuan dan arahan kepada penulis.

7. Seluruh dosen di jurusan Ilmu Hubungan Internasional yang telah

memberikan bekal ilmu yang bermanfaat dan semua staff FISIP yang

telah banyak membantu

8. Kepada kedua orang tua penulis, Bapak dan Ibu tercinta, adik

tersayang yang telah memberikan doa, perhatian, semangat, serta

dukungan bagi penulis.

9. Dodow, Titin, Lia, dan segenap teman-teman jurusan HI-UMM,

terutama kelas C_2005.

10.Semua sahabat-sahabatku tercinta dan semua teman-teman di kos,

terima kasih banyak.

11.Rico Dwi C_Riri, yang telah banyak membantu terima kasih banyak .

12.Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,

yang telah memberikan bantuan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya

kepada semua pihak yang telah memberikan segala bantuan dan dukungan

moril dalam rangka menyelesaikan laporan skripsi ini

Penulis berusaha mencapai hasil yang semaksimal mungkin, akan

tetapi mengingat keterbatasan kemampuan pengetahuan dan pengalaman yang

penulis miliki, maka penulis menyadari bahwa hasilnya kurang sempurna.

Oleh karena itu Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi

penyusunan yang lebih baik. Dan semoga hasil yang sederhana ini dapat

(25)
(26)

DAFTAR ISI

Hal.

Lembar Cover ... i

Lembar Persetujuan Skripsi ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Lembar Pernyataan Orisinalita ... iv

Berita Acara Bimbingan ... v

Lembar Persembahan ... vi

Abstraksi ... vii

Kata Pengantar ... ix

Daftar Isi ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 5

1.4.2. Segi Praktis ... 6

1.5. Penelitian Terdahulu ... 6

1.6. Landasan Konsep ... 8

1.6.1. Konsep Diplomasi Kebudayaan ... 8

1.6.2. Konsep Luar negeri ... 11

1.7. Metode Penelitian ... 12

1.7.1. Jenis Penelitian ... 12

1.7.2. Teknik Pengumpulan Data ... 13

1.7.3. Teknik Analisa Data ... 13

(27)

1.7.4.1. Batasan Waktu ... 14

1.7.4.2. Batasan Materi ... 14

1.8. Stuktur Penulisan ... 15

BAB II MACAM-MACAM KESENIAN BUDAYA INDONESIA YANG DIKLAIM MALAYSIA 2.1. Batik ... 18

2.2. Tari Pendet ... 22

2.3. Reog ponorogo ... 28

2.4. Lagu Rasa Sayange ... 30

2.5. Alat Musik Angklung ... 33

BAB III UPAYA INDONESIA UNTUK MEMPERTAHANKAN KESENIAN BUDAYA INDONESIA 3.1. Upaya Indonesia Untuk mempertahankan Kesenian Budaya Indonesi ... 39

3.1.1. Upaya Penyelesaian Masalah Klaim Batik dan Promosi Internasional ... 39

3.1.2. Upaya penyelesaian Masalah Klaim Tari pendet dan promosi Internasional ... 45

3.1.3. Upaya Penyelesaian Masalah Klaim Reog Ponorogo Dan Pameran ... 50

3.1.4. Pengakuan Lagu Rasa Sayange ... 53

3.1.5. Upaya Penyelesaian Masalah Klaim Alat Musik Angklung dan promosi Internasional ... 58

3.2. Analisa Peneliti Terhadap Masalah Klaim Budaya Indonesia ... 63

3.2.1. Efektifitas Pemerintah Dalam Menangani Masalah Klaim kesenian Budaya ... 63

(28)

3.2.1.2. Efektifitas Dalam Penanganan Tari pendet ... 64

3.2.1.3. Efektifitas Dalam penanganan reog Ponorogo .... 64

3.2.1.4. Efektifitas Dalam Penanganan Lagu rasa sayang 65

3.2.1.5. Efektifitas Dalam Penanganan Alat Musik

Angklung ... 66

3.2.2. Peran negara dan organisasi Internasinal Dalam

Penyelesaian Masalah Kesenian Budaya

Indonesia ... 67

3.2.2.1. Peran Negara

(Pemerintah, Seniman, Masyarakat) ... 67

3.2.2.2. Peran Organisasi Internasional

(UNESCO) ... 69

3.2.3. Rumusan Upaya Pemerintah Indonesia ... 72

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan ... 76

4.2. Saran ... 77

4.3. Saran Untuk Penelitian Lanjutan ... 79

DAFTAR PUSTAKA

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Sutrisno, Hadi, Prof, Drs, MA. Metode Riset I. Yogyakarta: Andi Ofset. Hal. 72. Sanafiah, Faisal, 1989. Format-format Penelitian Sosial. Hal. 20.

Lexy J. Moleong. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Hal. 5.

Riski Adi, Putra: 2011, Diplomasi Indonesia Dalam memperjuangkan Batik Sebagai Budaya Asli Indonesia, UMM

Roy.S.L., Diplomasi (jakarta Rajawali press,1991)

Warsito, Tulus dan Wahyuni Kartika Sari,2007:3. Diplomasi Kebudayaan, Ombak Yogyakarta

Ganjar Kurnia. 2003. Deskripsi kesenian Jawa Barat. Dinas Kebudayaan & Pariwisata Jawa Barat, Bandung.

Ismid Hadad,Editor.1982:98-99. Kebudayaan Politik dan Keadilan Sosial, Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Jakarta

R.Anak Agung Banyu Perwita dan R.Yanyan Mochamad Yani.2006:53. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, Remaja Rosdakarya,Bandung.

Padmo Wahjono dan Nazarruddin Sjamsuddin.1988:653-654. Pengantar Ilmu Politik, Rajawali Pers,Jakarta.S

Internet:

Sisi-lain-dibalik-dwikora-ganyang-malaysia-soekarno-1964,

http://politik.kompasiana.com/2010/12/30/ diakses tanggal 21 April 2012

Berakhirnya_Masa_Orde_Baru_dan_Lahirnya_Reformasi

http://www.crayonpedia.org/mw/BSE: _ diakses tanggal 21 April 2012

Beberapa kebudayaan yang diklaim Malaysia, di:

(30)

Unesco, di: http://unesco.org/culture/ieh/IRL/00170 di akses tanggal 1mei 2010

Diplomasi Kuliner dan Budaya di Srilangka, di:

TB Massa Djafar,dkk. http://unas.ac.id/viewberita.do.id, diakses tgl 07 september 2009

Pesona Batik, di:

http://pesonabatik.site40.net/sejarah_Batik.html diakses 21 Agustus 2011

Seni budaya cermin besar Tari Pendet, di:

http:/budayaindonesia.com/2009/08/23/seni-budaya-cermin-besar-tari-pendet/ diakses 23 Agustus 2009

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, di:

http://reogponorogo.com, , 1978-9diakses 3 Agustus 2011

Reog Ponorogo, Kota Reog, di:

http://reogponorogo_kotareog.com diakses 21 September 2011

Kompas: Reog Malaysia Produk Ponorogo, di:

http://www.kompas.com di akses 13 Oktober 2011

Rasa Sayange, di:

http://rasasayange.com/Rasa-Sayange.html diakses 7 Mei 2011

Antara News: "The Governor of Maluku Insists that the Song 'Rasa Sayange' Belongs to Indonesia" , di:

http://www.antaranews.com di akses 28 November 2011

Alat Musik Angklung oleh Pemerintah Malaysia, di:

http://www.budaya-indonesia.com diakses 21 September 2011

Teknik Membatik, di:

(31)

Soal batik, di:

http://www.kompas.com/lipsus112009/kpkread/2009/10/02/12534766/Soal.B atik, 2 Oktober 2009, diakses 17 Januari 2012

Unesco tetapkan batik sebagai warisanbudaya indonesia, di:

http://www.indosiar.com/fokus,unesco-tetapkan-batik-warisan-budaya-indonesia_82099.html diakses 28 desember 2011

Batik Indonesia, Batik Malaysia dan Hari Batik, di:

http://www.kompas.com/ Batik.Indonesia..Batik.Malaysia.dan.Hari.Batik.htm diakses 3 Februari 2012

Batik Indonesia diharapkan lebih dihargai dunia, di:

http://nasional.kompas.com/read/2009/09/11/02182741/batik.indonesia.dihara pkan.lebih.dihargai.dunia diakses 22 Januari 2012

Pameran batik dua keluarga presiden, di:

http://nasional.kompas.com/read/2009/07/10/21255642/pameran.batik.dua.kel uarga.presiden diakses 22 Januari 2012

Indonesia Akan Pamerkan Batik Ibu Obama,di:

NewYork,kompas.com

http://www.kompas.com/Indonesia.Akan.Pamerkan.Batik.Ibu.Obama.htm diakses 22Januari 2012

Batik Pesisir Utara Dipamerkan di Museum KAA, di:

http://tribunjabar.co.id/Artikel. diakses 15 September 2012

Masalah Tari Pendet, di:

http://www.kompas.com/lipsus052009/antasariread/2009/09/11/06482925/RI. Sesalkan.Aksi..quot.Sweeping.quot. diakses 22 Januari 2012

Klaim Tari Pendet, di:

(32)

Presiden Terima Laporan Klaim Malaysia, di:

http://indosiar.com/fokus ,presiden-sudah-terima-laporan-klaim-malaysia_81859.html diakses 28 Desember 2011

Malaysia Klaim tari Pendet Bali, di:

http://www.republikaonline.com/berita/Malaysia_klaim_tari_pendet_bali diakses on 21 Oktober 2012

Isu Tidak Mempengaruhi Kunjungan Wisataan Malaysia, di:

http://www.kompas.com/lipsus052009/antasariread/2009/09/07/12405453/Isu

.Pendet.Tak.Pengaruhi.Kunjungan.Wisatawan.Malaysia diakses 22 Januari

2012

Departemen Budaya Pariwisata menampilkan Pendet Dalam Pameran Kebudayaan di Malaysia,

http://www.pameranbudaya.com/depbudpar-akan-tampilkan-pendet-pada-pameran-kebudayaan-di-malaysia.html diakses 22 Januasi 2012

Pemerintah Ponorogo Patenkan Reog di Tingkat Dunia, di:

http://nasional.kompas.com/read/2009/08/02/18083213/pemkab.ponorogo.ber usaha.patekan.reog.di.tingkat.dunia diakses 22 Januari 2012

Sejarah Reog Ponorogo, di:

http://www.scribd.com/doc/60973936/Sejarah-Reog-Ponorogo diakses 22

Januari 2012

Protes Keras atas Reog Ponorogo, di:

http://www.kompas.com/function.simplexml-load-file.htm diakses 22 Januari 2012

Reog Ponorogo dalam acara turut melepas matahari dan Tahun Baru 2009, di:

http://nasional.kompas.com/read/2008/12/31/13453624/reog.ponorogo.turut. melepas.matahari.2008 diakses 22 Januari 2012

(33)

http://nasional.kompas.com/read/2008/01/10/16393649/function.simplexml-load-file diakses 22 Januari 2012

Reog Kendang Tulung Agung Terdaftar di Haki, di:

http://nasional.kompas.com/read/2009/10/22/20323064/reog.kendang.tulunga gung.terdaftar.di.haki diakses 22 Januari 2012

Malaysia Akan Terus Gunakan Rasa Sayange Bagi Kampanye Pariwisata, di:

http://antaranews.com/ Malaysia Akan Terus Gunakan 'Rasa Sayange' Bagi Kampanye Pariwisata.htm diakses 14 Agustus 2011

Penelusuran Sejarah Lagu Rasa Sayange, di:

http://antaranews.com diakses 14 Agustus 2011

Batik Menyusul Angklung, di:

http://www.kompas.com/lipsus052009/antasariread/2009/10/17/15135184/Set elah.Batik.Semoga.Angklung.Menyusul diakses 22 Januari 2012

Unesco Akui Angklung Milik Resmi Indonesia, di:

http://www.kompas.com/unesco-resmi-akui-angklung-milik.html diakses

5Januari 2012

Alat Musik Angklung di Klaim Malaysia, di :

http://www.budaya.indonesia.org/iaci/Alat_Musik_Angklung_oleh_Pemerinta h_Malaysia di akses 21 September 2011

Perajin Angklung Minim Regenerasi, di:

http://www.kompas.com/Perajin.Angklung..Minim.Regenerasi.htm diakses 3 Februari 2012

Bambu.Menembus.Dunia, di:

http://www.kompas.com/dengan..htm di akses 3 Februari 2012

Indonesia di Acara Mahasiswa Asean, di:

(34)

PBB-Unesco, di :http:// www.unesco.org/new/en/education diakses 3 Februari 2012

Budaya Generasi

http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/speech/2098928-genggam-budaya-dalam-diri-generasi diakses 22 Januari 2012

Indonesia melakukan Promosi Melalui Negara-Negara ASEAN, di:

http://kompas.com/read/2011/01/17/12530153/jero.wacik.asean diakses 28 Januari 2012

ASEAN Saling Berkunjung Ke Tempat Wisata, di:

http://kompas.com/read/2009/01/08/07563178/jero.wacik.ajak.asean.saling.be rkunjung.ke.tempat.wisata diakses 28 Januari 2012

Warisan Dunia, di:

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah membuktikan pengaruh pemberian ekstrak jintan hitam dengan dosis 500 mg/hari terhadap kadar hemoglobin tikus Sprague Dawley yang telah

Pertama : Untuk melaksanakan tugasnya sebagai Penanggung Jawab Ruang Bersalin/Nifas UPT BLUD Puskesmas Pemenang Kedua : Surat keputusan ini dapat berubah sesuai kebijakan

daya termal kecil, sensitif terhadap rendah, rendahnya kekuatan mekanik suhu rendah, sangat sensitif terhadap polusi, bahan logam mulia yang mahal, dan dengan

Pompa perpindahan positif dimana energi ditransmisikan dari mesin penggerak ke cairan dengan menggunakan elemen yang berputar di dalam rumah (casing).Pompa rotari

Penelitian ini mampu mengajarkan kepada peserta didik bahwa salah satu abentuk dari keadilan Hak Asasi Manusia adalah kesetaraan gender yang diwujudkan dalam

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa (1) lokasi kandang unggas berpengaruh dengan tingkat serangan wabah flu burung, (2) keberlanjutan usaha unggas dipengaruhi oleh tingkat

Dari lampiran 6 .a dapat diketahui bahwa acara Easy Rhythm mempunyai mean yang terendah sebesar 1,65 yang menunjukkan bahpa acara ini paling disukai oleh

Adapun alasan penulis menggunakan model pendekatan penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan pembakuan nama rupabumi secara tertib administrasi di Kota