BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Dalam setiap Negara selalu mempunyai budaya yang menjadikan ciri khas
dari setiap negaranya. Keanekaragaman budaya dari suatu Negara menjadikan Negara
itu mempunyai keunikan yang berbeda dengan Negara lainnya. Begitu juga
Indonesia, Indonesia memiliki banyak keanekaragaman budaya. Hal ini menjadikan
Indonesia dikenal di dunia internasional sebagai Negara yang kaya akan budaya dan
suku yang beragam, dan bagi Indonesia kebudayaan juga dapat digunakan untuk
menarik atau sebagai pemikat untuk mendatangkan wisatawan asing.
Dalam realitas suatu hubungan, baik hubungan nasional dan internasional
memiliki keterkaitan satu dengan yang lainya. Keterkaitan tersebut memberikan
konstribusi yang sangat kuat bagi hubungan pihak-pihak yang bersangkutan. Setiap
Negara harus bisa menjaga dan melestarikan budaya. Begitu juga Indonesia yang
harus memperhatikan pelestarian kebudayaannya dan melindungi dengan baik agar
budaya tidak terancam hilang satu persatu.
Hubungan Indonesia dan Malaysia mengalami perenggangan yang disebabkan
oleh klaim Budaya Indonesia oleh Malaysia. Permasalahan Malaysia dan Indonesia
sudah ada pada tahun 1960-an. Adanya slogan politik yaitu “Ganyang Malaysia”
yang muncul saat perseteruan antara Malaysia dan Indonesia. Istilah Dwikora adalah
presiden Soekarno pada tanggal 3 Mei 1964 dalam rangka mengganyang Malaysia.
Berikut adalah isi Dwi Komando Rakyat:
1. Perhebat ketahanan revolusi Indonesia
2. Bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Sarawak dan Sabah,
untuk menghancurkan Malaysia
Aksi tersebut dilakukan Soekarno karena Malaysia dianggap sudah tidak
menghormati Indonesia melalui aksi demonstrasi anti Indonesia pada tanggal 17
September 1963 di Kuala Lumpur dengan cara menyerbu gedung KBRI (Kedutaan
Besar Republik Indonesia), merobek-robek foto Soekarno, membawa lambang
Negara Garuda Pancasila ke hadapan Tuanku Abdul Rahman Perdana Menteri
Malaysia saat itu dan memaksanya untuk menginjak Garuda. Sejak saat itulah
kemarahan Soekarno atas Malaysia mencapai puncaknya yang pada akhirnya
memunculkan komando Dwikora.1
Pada kepemimpinan Soekarno, hubungan Malaysaia dan Malaysia tidak baik,
dikarenakan Presiden RI Sokerno memutuskan hubungan diplomatik dengan
Malaysia. Setelah itu keadaan Indonesia dan Malaysia menjadi baik kembali setelah
Soeharto menjadi Presiden ke-2. Pada tanggal 11 Agustus 1966, Indonesia
melaksanakan persetujuan normalisasi hubungan dengan Malaysia yang pernah putus
sejak tanggal 17 September 1963. Persetujuan normalisasi ini merupakan hasil
1
Persetujuan Bangkok tanggal 29 Mei sampai tanggal 1 Juni 1966.2 Namun pada tahun 2002 terjadi kembali klaim yang dilakukan Malaysia tentang Sipadan-Ligitan yang
menyebabkan Indonesia kehilangan wilayah itu, dan adanya pengklaiman beberapa
budaya Indonesia yang membuat hubungan kedua Negara ini semakin renggang.
Konflik budaya dimulai pada pertengahan bulan Oktober 2007 yang bermula
ketika ada beberapa pemuda dari Malaysia menyanyikan sebuah lagu yang berjudul
“Rasa Sayange” dalam acara pembukaan forum pertukaran pemuda Jepang-Asean di
Tokyo dan lagu ini dijadikan jingle dalam salah satu iklan pariwisata Malaysia.
Kedua, adanya alat musik Malaysia yang disebut dengan “Malay Bamboo” yang
sangat mirip dengan “Alat Musik Angklung” asal Jawa Barat. Ketiga adalah masalah
dunia seni dan budaya Indonesia, yaitu adanya Tarian Malaysia yang dinamakan
“Barong Dance” yang sama dengan tarian “Reog Ponorogo” yang berasal dari
Ponorogo, Jawa Timur. Keempat, Malaysia juga mengklaim beberapa motif batik dari
Indonesia yang salah satunya adalah motif batik parang dari Yogyakarta, dan yang
terakhir adalah adanya iklan Malaysia Truly Asia yang menampilkan Tarian Pendet
dari Bali yang digunakan sebagai iklan Malaysia di Discovery Channel. 3
Seperti diketahui bahwa kesenian-kesenian diatas merupakan kesenian yang
berasal dari Indonesia. Untuk itu harus diakui bahwa sejarah saja tidak cukup untuk
menjadikan kesenian Indonesia adalah kebudayaan dari Indonesia. Perlu adanya
2
http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Berakhirnya_Masa_Orde_Baru_dan_Lahirnya_Reformasi_ diakses tanggal 21 April 2012
3
pengakuan dari dunia internasional yang menetapkan bahwa kesenian tersebut berasal
dari Indonesia. Ini salah satu hal yang dimanfaatkan Negara Malaysia untuk
menjadikan beberapa kesenian yang berasal dari Indonesia sebagai kesenian yang
berasal dari Malaysia, yaitu karena kurang pedulinya perhatian dari pemerintah dan
masyarakat Indonesia.
Melihat beberapa kesenian yang diklaim oleh Malaysia, Indonesia baru
tergugah untuk peduli dan berusaha mempertahankan kebudayaan yang sudah
dimiliki. Indonesia juga mengesahkan sebagian kesenian secara resmi ke UNESCO,
Beberapa contoh kesenian budaya yang didaftarkan ke UNESCO adalah, Keris,
Wayang, Kerajinan Batik, Alat Musik Angklung, Reog Ponorogo, Tari Pendet, Lagu
Daerah Rasa Sayange.
Dengan cara ini Indonesia tetap bisa mempertahankan kebudayaannya sebagai
kesenian asli Indonesia. Hal ini tidak lepas dari usaha pemerintah yang diwakili oleh
Departemen Luar Negeri, Departemen Budaya dan Pariwisata yang sudah berusaha
keras untuk mempertahankan kebudayaan yang dimiliki Indonesia, dan dukungan
dari masyarakat Indonesia sendiri yang secara tidak langsung juga membantu.4
Dengan munculnya permasalahan seperti ini penulis berkeinginan
menjelaskan bagaimana upaya pemerintah Indonesia dalam mempertahankan
kesenian budaya dengan diplomasi yang sudah di lakukan dengan seoptimal mungkin
sehingga warisan budaya Indonesia terselamatkan dari klaim Negara lain, dan yang
4
menarik adalah masalah klaim budaya ini sering terjadi antara Indonesia dan
Malaysia.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana Upaya Pemerintah Indonesia Dalam Mempertahankan Curtural
Heritage Pasca Klaim Malaysia Tahun 2006 – 2009
1.3. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja yang telah dilakukan
Indonesia Dalam Mempertahankan Curtural Heritage Pasca Klaim Malaysia Tahun
2006 – 2009
1.4. MANFAAT PENELITIAN
1.4.1. Manfaat Teoritis
Karya tulis ini akan sangat berguna bagi pengembangan pengetahuan dan
wawasan di bidang ilmu Hubungan Internasional, terutama tentang Bagaimana Upaya
Pemerintah Indonesia Dalam Mempertahankan Curtural Heritage Pasca Klaim
Malaysia Tahun 2006 – 2009
1.4.2. Dari segi praktis
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi guna menambah
informasi dan masukan dalam memecahkan masalah penelitian berikutnya terutama
yang muncul dalam masyarakat terutama mengenai Indonesia dalam
mempertahankan Culture Heritage.
1.5. PENELITIAN TERDAHULU
Sebagai dasar untuk melengkapi tinjauan pustaka, maka disajikan peneliti
terdahulu yang berkaitan dengan judul skripsi ini, yang bertujuan untuk membedakan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Penelitian yang terdahulu yang terkait
adalah Pertama, penelitian yang berjudul Diplomasi Pemerintah Indonesia Dalam
Memperoleh Pengakuan Batik dari UNESCO, oleh Putra Riski Adi SIP, Mahasiswa
FISIP/Ilmu Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang. Melalui
tulisannya dijelaskan bahwa batik merupakan bagian dari identitas nasional bangsa
Indonesia. Dalam hal ini batik tidak hanya dapat dipandang dari segi budaya dan
ekonomi saja, tapi dapat dilihat dari segi sosial dan politik. Dalam konsep diplomasi
budaya. keberadaan batik sebagai identitas nasional bangsa Indonesia dapat menjadi
alat pertukaran nilai kebangsaan masyarakat Indonesia di hadapan masyarakat dunia
lainnya. Batik sebagai budaya asli Indonesia sangat rentan dengan masalah klaim
budaya.
Dalam diplomasi ini di ajukan pengakuan secara hukum di dunia Internasional
yaitu UNESCO, dimana secara garis besarnya adalah usaha-usaha Indonesia terhadap
batik. Dengan di sahkan batik dari UNESCO ini negara lain tidak berhak untuk
menggunakan nama batik sebagai kebudayaan asli mereka.5
Kedua, penelitian yang berjudul Wayang sebagai Diplomasi Kebudayaan
Indonesia, oleh Roy.S.L., Dalam tulisannya Diplomasi diartikan tidak sekedar
sebagai perundingan, melainkan semua upaya hubungan luar negeri. Sedangkan yang
disebut dengan kebudayaan, secara makro atau dalam pengertian umum berarti segala
hasil dan upaya budidaya manusiaterhadap lingkungan.
Diplomasi kebudayaan sesungguhnya adalah merupakan satu-satunya jenis
diplomasi yang dimiliki manusia, baik itu diplomasi ekonomi, diplomasi militer, dan
lain-lain termasuk sebagai hasil budaya. Secara keseluruhan, diplomasi kebudayaan
dapat diartikan sebagai usaha suatu negara untuk memperjuangkan kepentingan
nasionalnya melalui dimensi kebudayaan, baik secara mikro seperti pendidikan, ilmu
pengetahuan, olahraga dan kesenian.
UNESCO menetapkan Wayang sebagai warisan adikarya budaya lisan atau
yang bersifat non bendawi dalam peradaban manusia milik bangsa-bangsa. Secara
tidak langsung ini juga membuktikan bahwa wayang juga adalah kesenian Indonesia.
Pengakuan UNESCO terhadap Wayang Indonesia ini dapat juga di artikan bahwa
Wayang merupakan karya monumental Indonesia untuk dunia, dan tidak ada lagi
negara lain yang dapat mengakui Wayang sebagai kesenian mereka.6
5
Putra Riski Adi, 2011, Diplomasi Pemerintah Indonesia Dalam Memperoleh Pengakuan Batik dari UNESCO
6
Penelitian diatas adalah langkah-langkah diplomasi yang telah di ambil oleh
pemerintah indonesia yang keduanya menggunakan konsep diplomasi kebudayaan
yaitu melakukan pengajuan pengakuan secara dunia Internasional agar tidak ada lagi
negara lain yang mengakui budaya milik negara Indonesia. Disini yang membedakan
penelitian diatas dengan penelitian penulis adalah, pertama, penulis menggunakan diplomasi kebudayaan yang mengarah pada eksibisi, dengan melakukan pameran
kebudayaan sebagai salah satu upaya pemerintah Indonesia untuk mempertahankan
kebudayaan Indonesia yang bertujuan untuk mendapatkan pengakuan di dunia
internasional. Kedua, Perbedaan Penelitian ini juga lebih luas yaitu membahas beberapa kesenian budayayang berbeda dari penelitian terdahulu dimana hanya
membahas masalah batik saja.
1.6. LANDASAN KONSEP
1.6.1. Diplomasi Kebudayaan
Diplomasi Kebudayaan dapat di artikan sebagai usaha suatu negara untuk
memperjuangkan kepentingan nasionalnya melalui dimensi kebudayaan, baik secara
mikro seperti pendidikan, ilmu pengetahuan, olaraga dan kesenian, ataupun cara
makro sesuai dengan ciri-ciri khas yang utama, misalnya propaganda dan lain-lain,
yang dalam pengertian konvesional dapat dianggap sebagai bukan politik, ekonomi
atau pun militer.7
Isi Diplomasi Kebudayaan adalah segala hal yang secara makro maupun
mikro dianggap sebagai pendayagunaan aspek budaya (dalam politik luar negeri),
7
antara lain kesenian, pariwisata, olahraga , tradisi, teknologi sampai dengan
pertukaran ahli dan lainnya sebagainya.8
Seacara makro, diplomasi kebudayaan adalah usaha-usaha suatu Negara
dalam upaya memperjuangkan kepentingan nasionalnya melalui dimensi kebudayaan,
termasuk didalamnya adalah pemanfaatan bidang-bidang ideologi, teknologi, polotik,
ekonomi, militer, sosial dan lain-lain dalam percaturan masyarakat internasional.
Ada bentuk konsep diplomasi kebudayaan menurut tujuan, bentuk dan
sarananya, yaitu
Eksibisi atau pameran dapat dilakukan untuk menampilkan konsep-konsep atau karya kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi maupun nilai-nilai sosial atau
idieologi dari suatu bangsa kepada bangsa lain. Eksibisi ini merupakan bentuk
diplomasi kebudayaan paling konvensional mengingat gaya diplomasi modern adalah
diplomasi secara terbuka, artinya bahwa diplomasi modern secara konvesional
menganut dasar yang eksibisionistik dan trasnparan. Eksibisionistik artinya bahwa, setiap bangsa dianggap mempunyai keinginan, bahkan nyaris merupakan keharusan
untuk selalu pamer tentang “keunggulan-keunggulan” tertentu yang dimilikinya.
Eksibisi dapat dilakukan di luar negeri maupun didalam negeri, baik secara sendirian(satu negara) maupun secara multinasional, dan itu membuktikan bahwa
melalui pamerandapat diperoleh manfaat pengakuan yang kemudian dikaitkan dengan
kepentingan nasiona, baik melalui perdagangan, pariwisata, pendidikan maupun yang
8
lainnya,9 misalnya berlangsungnya Diplomasi Kuliner dan Budaya Indonesia di Sri Langka. Kegiatan ini merupakan wujud diplomasi untuk memperkenalkan Budaya
Indonesia kepada masyarakat Sri Langka terhadap kuliner dan kesenian Indonesia,
yang bertujuan untuk semakin memperkuat citra positif kuliner dan budaya Indonesia
di luar negeri.10
Tujuan diplomasi kebudayaan adalah untuk mencari pengakuan, penyesuaian,
bujukan, ancaman, hegemoni atau subversi. Secara teoretik tujuan diplomasi
kebudayaan adalah untuk memenuhi kepentingan nasional. Sedangkan kepentingan
nasional itu sendiri dapat diartikan sebagai yang bertumpu sama sekali dengan yang
legal-formal pemerintah, maupun juga yangberlangsungpada masyarakat luas, baik
orang per orang maupun kelompok.11
Politik kebudayaan berkenaan dengan segala usaha atau tindakan yang
bermaksud mempengaruhi, mengatur atau langsung menetapkan perkembangan
kebudayaan di dalam kehidupan bangsa dan negara. Kebudayaan dapat dikatakan
berkenaan dengan seluruh aspek kehidupan manusia bahkan juga jiwa manusia itu
sendiri, sehingga umumnya mencakup ilmu dan teknologi, hukum dan politik,
kesenian, bahkan agama sebagai institusi, dan lain sebagainya, tanpa melepaskannya
dari pengertian yang luas.12
9
Tulus Warsito dan Wahyuni Kartika Sari,2007:21. Diplomasi Kebudayaan,Ombak Yogyakarta
10
TB Massa Djafar,dkk. http://unas.ac.id/viewberita.do.id, diakses tgl 07 september 2009
11
Tulus Warsito dan Wahyuni Kartika Sari,2007:29-30. Diplomasi Kebudayaan,Ombak Yogyakarta 12
1.6.2.Konsep Luar negeri
Konsep Luar Negeri juga berperan untuk menjelaskan hubungan suatu negara
dengan kejadian dan situasi diluar negaranya, yaitu, pertama, Kebijakan Luar Negeri sebagai sekumpulan orientasi (a cluster of orientation) merupakan pedoman bagi para pembuat keputusan untuk menghadapi kondisi-kondisi eksternal yang menuntut
pembuatan keputusan dan tindakan berdasarkan orientasi tersebut. Kedua, politik luar negeri sebagai perangkat komitmen dan rencana untuk bertindak (as a set of commitments to and plan for action). Dalam hal ini kebijakan luar negeri berupa rencana dan komitmen kongkrit yang dikembangkan oleh pembuat keputusan untuk
membina dan mempertahankan situasi lingkungan eksternal yang konsisten dengan
orientasi kebijakan luar negeri. Ketiga, Kebijakan luar negeri sebagai bentuk perilaku atau aksi (as a form of behaviour). Pada tingkat ini kebijakan luar negeri berada ditingkat yang lebih empiris, yaitu berupa langkah-langkah nyata yang berhubungan
dengan kejadian serta situasi di lingkungan eksternal. Jadi kebijakan luar negeri dapat
dibedakan sebagai sekumpulan orientasi, sekumpulan komitmen dan rencana aksi,
dan sebagai bentuk perilaku. Setiap negara menghubungkan negaranya kepada
peristiwa dan situasi dengan bentuk kebijakan luar negeri.13
Pelaksanaan kebijakan politik luar negeri dari sarana dan taktis dalam
perumusan kebijakan luar negeri adalah keputusan yang mengambil langkah-langkah
yang diperlukan. Keberhasilan yang dicapai dalam melaksanakan rencana-rencana
13
yang disusun secara teliti adalah suatu ujian yang penting bagi keampuhan kebijakan
luar negeri suatu negara. Dimana perencanaan merupakan bagian dari pendekatan
strategis perumusan kebijakan politik menyangkut penggunaan sarana taktis dan
terampil. Dari segi taktis adalah melaksanakan perundingan antara negara dapat
digolongkan dalam tiga kategori: tindakan penegasan, tindakan negatif, dan tindakan
dan tindakan yang mendahului. Suatu tindakan terbuka yang menegsakan kedudukan
negara dapat ditempatkan dalam kategori pertama dan kebanyakan perundingan
antara negara-negara adalah demikian sifatnya.14
1.7. METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian merupakan suatu cara yang utama dan sistematis yang
diperlukan untuk mengerjakan suatu penelitian dalam suatu hal dengan usaha untuk
mencapai dan mendukung keberhasilan dalam suatu penelitian.
Menurut Koenjoroningrat, metodologi adalah cara jalan sehubungan dengan
upaya ilmiah, maka metode ini menyangkut masalah kerja untuk dapat memahami
obyek yang menjadi sasaran, dari suatu pengetahuan yang bersangkutan.15
1.7.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model kajian
kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode deskriptif. Kajian kepustakaan adalah pembacaan kritis dan mendalam terhadap buku-buku, literatur
14
Padmo Wahjono dan Nazarruddin Sjamsuddin.1988:653-654. Pengantar Ilmu Politik,Rajawali Pers,Jakarta.S
15
yang berkaitan dengan permasalahan. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
semata-mata berusaha memberikan gambaran atau mendeskripsikan keadaan obyek
atau permasalahan.
Penelitian deskriptif juga bisa didefinisikan sebagai suatu bentuk pemaparan
dan penganalisaan data yang diperoleh oleh peneliti berdasarkan landasan teori dalam
rangka mencapai sebuah kesimpulan.16
1.7.2. Teknik Pengumpulan Data
Oleh karena penelitian ini adalah penelitian pustaka, maka penelitian
mengumpulkan bahan-bahan kepustakaan yang berkaitan dengan judul yang dibahas
peneliti. Data-data yang terkumpul kemudian dianalisa berdasarkan tema
pembahasan.
1.7.3. Teknik Analisa Data
Analisa data merupakan proses yang di tempuh setelah dantum-dantum yang
diperlukan ditemukan dalam penelitian. Analisa data dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan deskriptif analitik yaitu suatu pendekatan yang berisi
pemaparan dengan menggambarkan dantum-dantum kemudian data-data yang
diperoleh tersebut dianalisis.
Menurut Bogdan dan Taylor, metode kualitatif sebagai prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
16
orang dan perilaku yang dapat diamati17
1.7.4. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang Lingkup yang akan dibahas dalam metode penelitian ini yaitu sebagai
berikut:
1.7.4.1.Batasan Waktu
Batasan waktu yang digunakan agar peneliti terfokus pada rentang waktu penelitian
agar tidak terlalu jauh dari bahasan yang diteliti. Dalam penelitian ini, penulis akan
membatasi rentang waktu penelitian pada batasan waktu didasarkan masa
pemerintahan tahun 2006 hingga 2009, karena kasus ini terjadi pada kurun waktu itu.
1.7.4.2. Batasan Materi
Dalam penelitian ini, penulis akan membatasi materi penelitian hanya pada Upaya
pemerintah Indonesia.
17
1.8.STRUKTUR PENULISAN
Sistematika Penulisan
BAB JUDUL PEMBAHASAN
I
1.6.2. Konsep Kebijakan Luar negeri
III UPAYA INDONESIA
3.1.1. Upaya Penyelesaian Masalah
Klaim Batik dan Promosi
Internasional
3.1.2. Upaya Penyelesaian Masalah
Klaim Tari Pendet dan Promosi
Internasional
3.1.3. Upaya Penyelesaian Masalah
Klaim Reog Ponorogo dan
Pameran
3.1.4. Pengakuan Lagu Rasa Sayange
3.1.5. Upaya Penyelesaian Masalah
Klaim Alat Musik Angklung dan
Promosi Internasional
3.2. Analisa Peneliti Terhadap Masalah
Klaim Budaya Indonesi
3.2.1. Efektifitas Pemerintah dalam
menangani masalah klaim
kesenian Budaya
3.2.1.1. Efektifitas Dalam Penanganan
Batik
3.2.1.2. Efektifitas Dalam Penanganan
Tari Pendet
3.2.1.3. Efektifitas Dalam Penanganan
Reog Ponorogo
3.2.1.4. Efektifitas Dalam Penanganan
IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
3.2.1.5. Efektifitas Dalam Penanganan
Alat musik Angklung
3.2.2. Peran Negara dan Organisasi
Internasional dalam penyelesaian
masalah Kesenian Budaya
Indonesia
3.2.2.1. Peran Negara
(Pemerintah, Seniman,
Masyarakat)
3.2.2.2. Peran Organisasi
Internasional
(UNESCO)
3.2.3. Rumusan Upaya Pemerintah
Indonesia
4.1. Kesimpulan
SKRIPSI
UPAYA PEMERINTAH INDONESIA DALAM MEMPERTAHANKAN
CULTURAL HERITAGE PASCA KLAIM MALAYSIA TAHUN 2006 - 2009
Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Memperoleh gelar Sarjana Strata – 1
Jurusan Ilmu Hubungan Internasional
Oleh :
FARIYANA
Nim : 05260153
JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirobbil’alamin, Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa yang telah melimpahkan segala anugerah-NYA sehingga dapat
menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Upaya Pemerintah Indonesia Dalam
Mempertahankan Curtural Heritage Pasca Klaim Malaysia Tahun 2006 – 2009”
sebagai syarat untuk memperoleh gelar S.Ip di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional
FISIP-UMM.
Dengan ini, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung. Karena tanpa adanya
bimbingan, bantuan, dan kerjasama dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan
berjalan dengan baik. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis dengan setulus
hati ingin mengucapkan rasa terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Allah SWT atas segala limpahan rahmat, nikmat, anugerah tidak
ternilai yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik.
2. Nabi Besar Muhammad SAW sebagai petunjuk jalan yang mulia,
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
3. Bapak Dr. H. Muhadjir Effendy, M.AP selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Malang.
4. Bapak Dr. Wahyudi, M.Si selaku Dekan FISIP Universitas
Muhammadiyah Malang.
5. Bapak Tonny Dian Effendi, S.Sos., M.Si selaku ketua jurusan Ilmu
Hubungan Internasional, dan dosen pembimbing I yang telah
ilmu pengetahuan yang penulis butuhkan dalam menyelesaikan skripsi
ini.
6. Bapak Victory Pradhitama S.Sos., M.Si selaku dosen pembimbing II
yang memberikan banyak bantuan dan arahan kepada penulis.
7. Seluruh dosen di jurusan Ilmu Hubungan Internasional yang telah
memberikan bekal ilmu yang bermanfaat dan semua staff FISIP yang
telah banyak membantu
8. Kepada kedua orang tua penulis, Bapak dan Ibu tercinta, adik
tersayang yang telah memberikan doa, perhatian, semangat, serta
dukungan bagi penulis.
9. Dodow, Titin, Lia, dan segenap teman-teman jurusan HI-UMM,
terutama kelas C_2005.
10.Semua sahabat-sahabatku tercinta dan semua teman-teman di kos,
terima kasih banyak.
11.Rico Dwi C_Riri, yang telah banyak membantu terima kasih banyak .
12.Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,
yang telah memberikan bantuan sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada semua pihak yang telah memberikan segala bantuan dan dukungan
moril dalam rangka menyelesaikan laporan skripsi ini
Penulis berusaha mencapai hasil yang semaksimal mungkin, akan
tetapi mengingat keterbatasan kemampuan pengetahuan dan pengalaman yang
penulis miliki, maka penulis menyadari bahwa hasilnya kurang sempurna.
Oleh karena itu Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi
penyusunan yang lebih baik. Dan semoga hasil yang sederhana ini dapat
DAFTAR ISI
Hal.
Lembar Cover ... i
Lembar Persetujuan Skripsi ... ii
Lembar Pengesahan ... iii
Lembar Pernyataan Orisinalita ... iv
Berita Acara Bimbingan ... v
Lembar Persembahan ... vi
Abstraksi ... vii
Kata Pengantar ... ix
Daftar Isi ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 5
1.3. Tujuan Penelitian ... 5
1.4. Manfaat Penelitian ... 5
1.4.1 Manfaat Teoritis ... 5
1.4.2. Segi Praktis ... 6
1.5. Penelitian Terdahulu ... 6
1.6. Landasan Konsep ... 8
1.6.1. Konsep Diplomasi Kebudayaan ... 8
1.6.2. Konsep Luar negeri ... 11
1.7. Metode Penelitian ... 12
1.7.1. Jenis Penelitian ... 12
1.7.2. Teknik Pengumpulan Data ... 13
1.7.3. Teknik Analisa Data ... 13
1.7.4.1. Batasan Waktu ... 14
1.7.4.2. Batasan Materi ... 14
1.8. Stuktur Penulisan ... 15
BAB II MACAM-MACAM KESENIAN BUDAYA INDONESIA YANG DIKLAIM MALAYSIA 2.1. Batik ... 18
2.2. Tari Pendet ... 22
2.3. Reog ponorogo ... 28
2.4. Lagu Rasa Sayange ... 30
2.5. Alat Musik Angklung ... 33
BAB III UPAYA INDONESIA UNTUK MEMPERTAHANKAN KESENIAN BUDAYA INDONESIA 3.1. Upaya Indonesia Untuk mempertahankan Kesenian Budaya Indonesi ... 39
3.1.1. Upaya Penyelesaian Masalah Klaim Batik dan Promosi Internasional ... 39
3.1.2. Upaya penyelesaian Masalah Klaim Tari pendet dan promosi Internasional ... 45
3.1.3. Upaya Penyelesaian Masalah Klaim Reog Ponorogo Dan Pameran ... 50
3.1.4. Pengakuan Lagu Rasa Sayange ... 53
3.1.5. Upaya Penyelesaian Masalah Klaim Alat Musik Angklung dan promosi Internasional ... 58
3.2. Analisa Peneliti Terhadap Masalah Klaim Budaya Indonesia ... 63
3.2.1. Efektifitas Pemerintah Dalam Menangani Masalah Klaim kesenian Budaya ... 63
3.2.1.2. Efektifitas Dalam Penanganan Tari pendet ... 64
3.2.1.3. Efektifitas Dalam penanganan reog Ponorogo .... 64
3.2.1.4. Efektifitas Dalam Penanganan Lagu rasa sayang 65
3.2.1.5. Efektifitas Dalam Penanganan Alat Musik
Angklung ... 66
3.2.2. Peran negara dan organisasi Internasinal Dalam
Penyelesaian Masalah Kesenian Budaya
Indonesia ... 67
3.2.2.1. Peran Negara
(Pemerintah, Seniman, Masyarakat) ... 67
3.2.2.2. Peran Organisasi Internasional
(UNESCO) ... 69
3.2.3. Rumusan Upaya Pemerintah Indonesia ... 72
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan ... 76
4.2. Saran ... 77
4.3. Saran Untuk Penelitian Lanjutan ... 79
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Sutrisno, Hadi, Prof, Drs, MA. Metode Riset I. Yogyakarta: Andi Ofset. Hal. 72. Sanafiah, Faisal, 1989. Format-format Penelitian Sosial. Hal. 20.
Lexy J. Moleong. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Hal. 5.
Riski Adi, Putra: 2011, Diplomasi Indonesia Dalam memperjuangkan Batik Sebagai Budaya Asli Indonesia, UMM
Roy.S.L., Diplomasi (jakarta Rajawali press,1991)
Warsito, Tulus dan Wahyuni Kartika Sari,2007:3. Diplomasi Kebudayaan, Ombak Yogyakarta
Ganjar Kurnia. 2003. Deskripsi kesenian Jawa Barat. Dinas Kebudayaan & Pariwisata Jawa Barat, Bandung.
Ismid Hadad,Editor.1982:98-99. Kebudayaan Politik dan Keadilan Sosial, Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Jakarta
R.Anak Agung Banyu Perwita dan R.Yanyan Mochamad Yani.2006:53. Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, Remaja Rosdakarya,Bandung.
Padmo Wahjono dan Nazarruddin Sjamsuddin.1988:653-654. Pengantar Ilmu Politik, Rajawali Pers,Jakarta.S
Internet:
Sisi-lain-dibalik-dwikora-ganyang-malaysia-soekarno-1964,
http://politik.kompasiana.com/2010/12/30/ diakses tanggal 21 April 2012
Berakhirnya_Masa_Orde_Baru_dan_Lahirnya_Reformasi
http://www.crayonpedia.org/mw/BSE: _ diakses tanggal 21 April 2012
Beberapa kebudayaan yang diklaim Malaysia, di:
Unesco, di: http://unesco.org/culture/ieh/IRL/00170 di akses tanggal 1mei 2010
Diplomasi Kuliner dan Budaya di Srilangka, di:
TB Massa Djafar,dkk. http://unas.ac.id/viewberita.do.id, diakses tgl 07 september 2009
Pesona Batik, di:
http://pesonabatik.site40.net/sejarah_Batik.html diakses 21 Agustus 2011
Seni budaya cermin besar Tari Pendet, di:
http:/budayaindonesia.com/2009/08/23/seni-budaya-cermin-besar-tari-pendet/ diakses 23 Agustus 2009
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, di:
http://reogponorogo.com, , 1978-9diakses 3 Agustus 2011
Reog Ponorogo, Kota Reog, di:
http://reogponorogo_kotareog.com diakses 21 September 2011
Kompas: Reog Malaysia Produk Ponorogo, di:
http://www.kompas.com di akses 13 Oktober 2011
Rasa Sayange, di:
http://rasasayange.com/Rasa-Sayange.html diakses 7 Mei 2011
Antara News: "The Governor of Maluku Insists that the Song 'Rasa Sayange' Belongs to Indonesia" , di:
http://www.antaranews.com di akses 28 November 2011
Alat Musik Angklung oleh Pemerintah Malaysia, di:
http://www.budaya-indonesia.com diakses 21 September 2011
Teknik Membatik, di:
Soal batik, di:
http://www.kompas.com/lipsus112009/kpkread/2009/10/02/12534766/Soal.B atik, 2 Oktober 2009, diakses 17 Januari 2012
Unesco tetapkan batik sebagai warisanbudaya indonesia, di:
http://www.indosiar.com/fokus,unesco-tetapkan-batik-warisan-budaya-indonesia_82099.html diakses 28 desember 2011
Batik Indonesia, Batik Malaysia dan Hari Batik, di:
http://www.kompas.com/ Batik.Indonesia..Batik.Malaysia.dan.Hari.Batik.htm diakses 3 Februari 2012
Batik Indonesia diharapkan lebih dihargai dunia, di:
http://nasional.kompas.com/read/2009/09/11/02182741/batik.indonesia.dihara pkan.lebih.dihargai.dunia diakses 22 Januari 2012
Pameran batik dua keluarga presiden, di:
http://nasional.kompas.com/read/2009/07/10/21255642/pameran.batik.dua.kel uarga.presiden diakses 22 Januari 2012
Indonesia Akan Pamerkan Batik Ibu Obama,di:
NewYork,kompas.com
http://www.kompas.com/Indonesia.Akan.Pamerkan.Batik.Ibu.Obama.htm diakses 22Januari 2012
Batik Pesisir Utara Dipamerkan di Museum KAA, di:
http://tribunjabar.co.id/Artikel. diakses 15 September 2012
Masalah Tari Pendet, di:
http://www.kompas.com/lipsus052009/antasariread/2009/09/11/06482925/RI. Sesalkan.Aksi..quot.Sweeping.quot. diakses 22 Januari 2012
Klaim Tari Pendet, di:
Presiden Terima Laporan Klaim Malaysia, di:
http://indosiar.com/fokus ,presiden-sudah-terima-laporan-klaim-malaysia_81859.html diakses 28 Desember 2011
Malaysia Klaim tari Pendet Bali, di:
http://www.republikaonline.com/berita/Malaysia_klaim_tari_pendet_bali diakses on 21 Oktober 2012
Isu Tidak Mempengaruhi Kunjungan Wisataan Malaysia, di:
http://www.kompas.com/lipsus052009/antasariread/2009/09/07/12405453/Isu
.Pendet.Tak.Pengaruhi.Kunjungan.Wisatawan.Malaysia diakses 22 Januari
2012
Departemen Budaya Pariwisata menampilkan Pendet Dalam Pameran Kebudayaan di Malaysia,
http://www.pameranbudaya.com/depbudpar-akan-tampilkan-pendet-pada-pameran-kebudayaan-di-malaysia.html diakses 22 Januasi 2012
Pemerintah Ponorogo Patenkan Reog di Tingkat Dunia, di:
http://nasional.kompas.com/read/2009/08/02/18083213/pemkab.ponorogo.ber usaha.patekan.reog.di.tingkat.dunia diakses 22 Januari 2012
Sejarah Reog Ponorogo, di:
http://www.scribd.com/doc/60973936/Sejarah-Reog-Ponorogo diakses 22
Januari 2012
Protes Keras atas Reog Ponorogo, di:
http://www.kompas.com/function.simplexml-load-file.htm diakses 22 Januari 2012
Reog Ponorogo dalam acara turut melepas matahari dan Tahun Baru 2009, di:
http://nasional.kompas.com/read/2008/12/31/13453624/reog.ponorogo.turut. melepas.matahari.2008 diakses 22 Januari 2012
http://nasional.kompas.com/read/2008/01/10/16393649/function.simplexml-load-file diakses 22 Januari 2012
Reog Kendang Tulung Agung Terdaftar di Haki, di:
http://nasional.kompas.com/read/2009/10/22/20323064/reog.kendang.tulunga gung.terdaftar.di.haki diakses 22 Januari 2012
Malaysia Akan Terus Gunakan Rasa Sayange Bagi Kampanye Pariwisata, di:
http://antaranews.com/ Malaysia Akan Terus Gunakan 'Rasa Sayange' Bagi Kampanye Pariwisata.htm diakses 14 Agustus 2011
Penelusuran Sejarah Lagu Rasa Sayange, di:
http://antaranews.com diakses 14 Agustus 2011
Batik Menyusul Angklung, di:
http://www.kompas.com/lipsus052009/antasariread/2009/10/17/15135184/Set elah.Batik.Semoga.Angklung.Menyusul diakses 22 Januari 2012
Unesco Akui Angklung Milik Resmi Indonesia, di:
http://www.kompas.com/unesco-resmi-akui-angklung-milik.html diakses
5Januari 2012
Alat Musik Angklung di Klaim Malaysia, di :
http://www.budaya.indonesia.org/iaci/Alat_Musik_Angklung_oleh_Pemerinta h_Malaysia di akses 21 September 2011
Perajin Angklung Minim Regenerasi, di:
http://www.kompas.com/Perajin.Angklung..Minim.Regenerasi.htm diakses 3 Februari 2012
Bambu.Menembus.Dunia, di:
http://www.kompas.com/dengan..htm di akses 3 Februari 2012
Indonesia di Acara Mahasiswa Asean, di:
PBB-Unesco, di :http:// www.unesco.org/new/en/education diakses 3 Februari 2012
Budaya Generasi
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/speech/2098928-genggam-budaya-dalam-diri-generasi diakses 22 Januari 2012
Indonesia melakukan Promosi Melalui Negara-Negara ASEAN, di:
http://kompas.com/read/2011/01/17/12530153/jero.wacik.asean diakses 28 Januari 2012
ASEAN Saling Berkunjung Ke Tempat Wisata, di:
http://kompas.com/read/2009/01/08/07563178/jero.wacik.ajak.asean.saling.be rkunjung.ke.tempat.wisata diakses 28 Januari 2012
Warisan Dunia, di: