• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA KEMITRAAN BISNIS WARALABA SURABI CIMOET INDONESIA (Studi pada bisnis waralaba jajanan khas Bandung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "POLA KEMITRAAN BISNIS WARALABA SURABI CIMOET INDONESIA (Studi pada bisnis waralaba jajanan khas Bandung)"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

POLA KEMITRAAN BISNIS WARALABA SURABI CIMOET INDONESIA

(Studi pada bisnis waralaba jajanan khas Bandung) SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Sosiologi

Disusun Oleh: Retno Ayu Purboningrum

201010310311070

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian skripsi sebagai tugas akhir dengan

lancar tanpa gangguan.

Skripsi ini berjudul “Pola Kemitraan Bisnis Waralaba Surabi Cimoet Indonesia” (Studi

pada bisnis waralaba jajanan khas Bandung). Skripsi ini dibuat sebagai syarat kelulusan studi

pada Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah

Malang.Dalam penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai

pihak. Rasa syukur dan terima kasih penulis haturkan kepada :

1. Bapak Dr. Muhadjir Effendy, M.AP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Muhammad Hayat, MA selaku ketua Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Bapak Drs. Sulismadi M.Si selaku Pembimbing I yang telah memberi pengarahan,

nasihat serta motivasi kepada penulis pada saat penyusun skripsi.

5. Ibu Dra. Su’adah, M.Si selaku Pembimbing II yang telah memberi pengarahan kepada

penulis pada saat penyusunan skripsi.

6. Ibu Luluk Dwi Kumalasari, S.Sos.,M.Si selaku dosen wali yang telah banyak membantu

dan memberi pengarahan yang baik kepada penulis.

7. Kedua orang tuaku (Bapak Dewanto dan Ibu Endang Sunarsih) serta kakakku Dian Eko

Prasetyo yang selalu memberi semangat dan do’a dalam menempuh kuliah dan

(4)

8. Para informan yang sudah membantu memberikan informasinya untuk dapat

menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman – teman Sosiologi A dan B angkatan 2010yang selama ini telah menjadi teman

setia disaat suka dan duka selama kuliah serta semangat dan do’anya khususnya untuk

Geng Cabe (Yuni, Isna, Fitri, Titik, Ali,Kakim, Dean)

10.Sahabat tercinta Susi Wulandari, terimakasih banyak atas bantuan, dukungan, motivasi,

dan do’anya

11.Mas Chamim Tohari, terimakasih atas motivasi dan doa untuk menyelesaikan

penyusunan skripsi ini

12.Alvino Rengga Sanianta, Mbak Dewi, Heri , terimakasih atas bantuan , motivasi dan doa

kalian untukku

Serta pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu

Penulis yakin bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini.

Oleh karena itu penulis perlu adanya saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi

ini.

Malang, 15 Juli 2014

(5)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ... i

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar pernyataan... iii

Berita Acara Bimbingan Skripsi ... iv

Kata Pengantar ... v

Motto ... vii

Persembahan ... viii

Daftar Isi ... ix

Daftar Gambar ... xiii

Daftar Bagan ... xiv

Daftar Tabel ... xv

Lampiran ... xvi

Abstraksi ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

(6)

1. Manfaat Teoritis ... 4

2. Manfaat Praktis ... 5

E. Definisi Konsep ... 5

1. Pola Kemitraan... 5

2. Bisnis... 6

3. Waralaba ... 9

4. Waralaba Surabi Cimoet Indonesia ... 9

F. Metode Penelitian ... 9

1. Jenis Penelitian dan Pendekatan ... 9

2. Lokasi Penelitian ... 10

3. Subjek Penelitian ... 12

4. Teknik Penentuan Informan ... 12

5. Sumber Data... 13

6. Teknik Pengumpulan Data ... 14

7. Teknik Analisis Data... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka ... 20

1. Penelitian Sebelumnya ... 22

2. Pola Kemitraan... 24

3. Bisnis Waralaba ... 30

(7)

BAB III DESKRIPSI WILAYAH

A. Geografis Kota Batu ... 36

B. Profil Surabi Cimoet Indonesia ... 39

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISA DATA A. Penyajian Data ... …….50

1. Syarat dan ketentuan dalam kemitraan ... 53

1.1Syarat Menjalin Kemitraan ... 55

1.2Ketentuan JenisDalamMenjalinKemitraan ... 56

2. Tujuan Kemitraan ... 60

3. ManfaatKemitraan ... 60

3.1Surabi Cimoet Indonesia dengan Desain Gerobak. ... 61

3.2Surabi Cimoet Indonesia denganToko 29. ... 63

3.3Surabi Cimoet Indonesia dengan TokoArtha Shop. ... 65

3.4Surabi Cimoet Indonesia dengan Prima Rasa. ... 67

4. Sistem Kemitraan 4.1 Surabi Cimoet Indonesia dengan Desain Gerobak. ... 68

4.2 Surabi Cimoet Indonesia dengan Toko Artha Shop. ... 70

4.3 Surabi Cimoet Indonesia dengan Toko 29. ... 71

4.4 SurabiCimoet Indonesia dengan Prima Rasa. ... 72

5. Pihak-pihak yang menggunakan nama atau brand Surabi Cimoet Indonesia...73

(8)

1.1Jenis atau SumberDaya. ... 76

1.2Pola Kemitraan BisnisWaralaba SurabiCimoet Indonesia. ... 78

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 85

(9)
(10)

DAFTAR LAMPIRAN

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2012. Pengantar Bisnis. Bandung: Alfabeta

Daniel, Moehar. 2005. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Jakarta : PT Bumi

Aksara

Hafsah, Jafar Mohammad. 2000. Kemitraan Usaha. Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan

Haryanto, Sindung. 2011. Sosiologi Ekonomi. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media )

Idrus Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta: Penerbit

Erlangga

Lexy. J. Moleong. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Nawawi, H Hadari.1991. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah

Mada University Press

Rais, El Heppy. 2012. Kamus Ilmiah Populer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sigit, Soehardi. 2001. Metodologi Penelitian Sosial-Bisnis-Manajemen.

Yogyakarta: Pena Persada Offset

Sukirno, Sadono. 2006. Pengantar Bisnis. Jakarta: Kencana

Sumarni Murti & Wahyuni Salamah. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis.

Yogyakarta: ANDI OFFSET

Susilo, Rachmad K. Dwi. 2008. 20 Tokoh Sosiologi Modern: Biografi para

Peletak Sosiologi Modern. Jogjakarta:Ar-Ruzz Media

(12)

Usman, Husaini dkk. 2009. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT Bumi

Aksara

Wie Kian Thee. 1992. Dialog Kemitraan dan Keterkaitan Antara Usaha Besar

dan Kecil dalam Sektor Industri Pengolahan. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama

Zuriah , Nurul. 2009. Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan . Jakarta : PT

Bumi Aksara

NON BUKU

Drpriyono.blogspot.com/2012/03/jenis-jenis-penelitian

http://fasya18.blogspot.com/2013/01/subjek-penelitian.html

http://hendrausahakecil.blogspot.com/

http://kamusbisnis.com/arti/usaha-besar/

http://lipsus.kompas.com

http://lipsus.kontan.co.id/

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan bisnis waralaba di Indonesia beberapa tahun terakhir

dirasakan semakin pesat. Pertumbuhan usaha waralaba di Indonesia diperkirakan

semakin pesat di masa mendatang dan sanggup mencapai 10-15 persen per tahun.

Calon pewaralaba harus semakin selektif dan tidak gegabah menaruh investasi,

sebelum benar-benar tahu peluang dan risiko jenis waralaba yang akan dimasuki.

Tahun 1991 lalu, hanya ada 35 usaha waralaba (pelaku) di Indonesia, 29 di

antaranya waralaba milik asing, dan enam milik lokal. Namun sekarang, terdapat

260 waralaba asing dan 750 waralaba lokal yang terdata di Asosiasi Franchise

Indonesia (AFI). Omzet mereka tahun 2007 lalu, sesuai data AFI, sangat banyak,

yakni 81 triliun.1 Ketua Umum Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) Anang

Sukandar, memperkirakan omzet sektor waralaba bakal tumbuh 8%-10% dari

omzet tahun ini. Walau belum final, ia yakin, omzet industri waralaba tahun 2012

bisa mencapai Rp 160 triliun. Setiap tahun, bisnis waralaba memang selalu

tumbuh. Dari sisi omzet, tiap tahun nilainya terus naik. Pada 2008, misalnya,

omzet waralaba masih sekitar Rp 81,1 triliun. Selang dua tahun, omzet sudah

mencapai Rp 114,6 triliiun. Tren tersebut terus berlangsung hingga tahun 2011

yang menyentuh angka Rp 120 triliun.2

Waralaba merupakan bentuk hubungan kemitraan antara pemilik waralaba

atau pewaralaba (franchisor) dengan penerima waralaba (franchisee) dalam

1

http://lipsus.kompas.com Diakses tanggal 03/01/2014

2

(14)

2

mengadakan persetujuan jual beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha

(waralaba). Kerjasama ini biasanya didukung dengan pemilihan tempat, rencana

bangunan, pembelian peralatan, pola arus kerja, pemilihan karyawan, konsultasi,

standardisasi, pengendalian, kualitas, riset dan sumber-sumber permodalan.

Salah satu waralaba di bidang makanan yang ada di Indonesia adalah

Surabi Cimoet Indonesia. Waralaba tersebut merupakan waralaba local berasal dari

Kota Batu, Jawa Timur. Waralaba Surabi Cimoet Indonesia merupakan usaha yang

bergerak di bidang penjualan produk makanan atau jajanan berasal dari Kota

Bandung yaitu Surabi. Waralaba Surabi Cimoet Indonesia ini didirikan di Kota

Batu, Jawa Timur. Waralaba ini didirikan tahun 2009 oleh Susi dan Fita. Bisnis ini

mengembangkan ide pembuatan surabi dengan inovasi-inovasi kreatif yaitu ukuran

surabi kecil dan imut serta dengan topping bermacam-macam rasa. Bisnis waralaba

ini sudah memiliki 10 outlet baik itu di Malang maupun di luar jawa. Bisnis ini

memang kecil tetapi bisnis tersebut mampu mendirikan 10 outlet baik itu di

Malang maupun di luar jawa. Dari 10 outlet tersebut dengan mengacu pada konsep

franchisee format bisnis yaitu menggunakan merk dagang dari Surabi Cimoet

Indonesia untuk melakukan penjualan dan mendapatkan keuntungan. Muncullah

kerjasama atau kemitraan yang dijalankan oleh Surabi Cimoet dengan pihak-pihak

yang bisa mendukung produksi maupun untuk penjualan di outlet Surabi Cimoet

Indonesia. Mulai dari penyediaan alat-alat untuk produksi surabi. Dibutuhkan alat

produksi dari pihak yang menyediakan alat tersebut. Karena tanpa alat tersebut

tentu produksi surabi tidak berjalan dengan baik. Dan paling utama yaitu bahan

baku dari pembuatan surabi tersebut yaitu tepung dan mayo serta topping-topping

untuk inovasi dari waralaba tersebut. Serta pihak-pihak yang penting untuk bisnis

(15)

3

bisnis waralaba ini semakin berkembang dan bisa memiliki otlet atau jaringan

franchisee yang semakin banyak.

Bisnis waralaba Surabi Cimoet Indonesia tentu diperlukaan kemitraan

untuk mengembangkan usaha tersebut. Kemitraan tersebut bisa dilihat pada aspek

penyediaan bahan baku untuk produksi Surabi Cimoet Indonesia, penyediaan

untuk keperluan outlet yang didirikan serta tentang pemasaran produk tersebut.

Waralaba ini membutuhkan kerjasama atau kemitraan dengan pihak lain untuk

menyediakan perlengkapan guna mendukung operasional dari waralaba Surabi

Cimoet Indonesia ini. Kemitraan yang dibangun tentu membutuhkan sikap yang

baik di kedua belah pihak tanpa merugikan salah satu pihak. Kemitraan yang

dibangun pada dasarnya untuk mengembangkan usaha kedua belah pihak tetapi

kembali lagi bahwa hubungan tersebut haruslah didasari dengan tujuan yang sama

yaitu memperoleh keuntungan tanpa merugikan pihak manapun itu.

Kemitraan adalah suatu sikap menjalankan bisnis yang diberi ciri dengan

hubungan jangka panjang, suatu kerjasama bertingkat tinggi, saling percaya,

dimana pemasok dan pelanggan berniaga satu sama lain untuk mencapai tujuan

bisnis bersama. Selama ini istilah kemitraan ini telah dikenal dengan sejumlah

nama, diantaranya strategi kerjasama dengan pelanggan (strategic customer

alliance), strategi kerjasama dengan pemasok (strategic supplier alliance) dan

pemanfaatan sumber daya kemitraan (partnership sourcing).3

Penelitian ini lebih memfokuskan pada hubungan kemitraan yang terjalin

antara bisnis waralaba Surabi Cimoet Indonesia dengan pihak-pihak lain yang

mendukung kegiatan produksi bisnis waralaba tersebut. Dukungan dari berbagai

3

(16)

4

pihak tersebut dirasa penting karena sebuah bisnis belum tentu bisa berdiri tanpa

bantuan atau kerjasama dengan pihak lain. Sehingga peneliti mengangap hal yang

menarik untuk diteliti adalah pihak-pihak lain (kemitraan) dibalik kesuksesan

waralaba Surabi Cimoet Indonesia. Apalagi sekarang ini marak sekali muncul

waralaba-waralaba local meskipun makanan yang disajikan mengadopsi makanan

luar negeri. Oleh karena itu latar belakang diatas, maka peneliti mengambil judul

“Pola Kemitraan oleh Bisnis Waralaba Makanan Khas Bandung”. Waralaba yang

dimaksud adalah Surabi Cimoet Indonesia yang terletak di Kota Batu.

A. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah :

Bagaimana pola kemitraan bisnis waralaba Surabi Cimoet Indonesia di Kota

Batu?

B.TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk:

Untuk mengetahui dan mendiskripsikan pola kemitraan bisnis waralaba

Surabi Cimoet Indonesia di Kota Batu.

C.MANFAAT PENELITIAN

Dengan diadakannya penelitian terhadap masalah ini diharapakan nantinya

dapat memberikan hasil manfaat antara lain :

A.Secara Teoritis

1. Menerapkan Teori Sosiologi yaitu Teori Pertukaran Sosial oleh Peter M.

(17)

5

2. Merupakan salah satu upaya di dalam memberikan sumbangan pemikiran

terhadap konsep, teori serta memberikan pemahaman lebih mendalam

tentang pola kemitraan bisnis waralaba

B. Secara Praktis

1. Bagi peneliti untuk menerpakan ilmu yang telah didapatkan selama kuliah

dan sebagai prasyarat gunna memperoleh gelar sarjana S1 Sosiologi di

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Sebagai bahan informasi dalam menambah pengetahuan bagi peneliti

selanjutnya yang ingin mendalami mengenai pola kemitraan oleh bisnis

waralaba.

3. Sebagai pengetahuan umum bagi masyarakat yang ingin mengetahui tentang

pola kemitraan oleh bisnis waralaba jajanan khas Bandung Surabi Cimoet

Indonesia di Kota Batu.

D.DEFINISI KONSEP

Konsep adalah suatu batasan yang umum dipakai, yang berguna sebagai

upaya penyeragaman penulisan dalam membaca. Dengan tujuan untuk

merumuskan masing-masing variabel antara lain :

1. Pola Kemitraan

Menurut Kamus Ilmiah Populer mitra merupakan kawan kerja, pasangan

kerja. 4Dalam Kamus Ilmiah Populer, kemitraan merupakan perihal hubungan

kerja. Sedangkan kemitraan merupakan kerja sama usaha antara perusahaan

besar / menengah yang bergerak di sector produksi barang-barang maupun di

4

(18)

6

sector jasa-jasa dengan industry kecil berdasarkan azas (1) saling membutuhkan,

(2) saling memperkuat, dan (3) saling menguntungkan. Sistem keterkaitan dan

kemitraan akan menghasilkan nilai tambah (ekonomi dan sosial) yang akan

memperkuat struktur industry dan ekonomi nasional. Thee Kian Wie

mengatakan bahwa proses hubungan keterkaitan yang berkembang sampai saat

ini memberikan indikasi terbentuknya empat macam pola hubungan kemitraan

yaitu Pola Dagang, Pola Vendor, Pola Subkontrak serta Pola Pembinaan. 5

Untuk mengembangkan suatu kemitraan antara pengusaha kecil dengan

pengusaha besar, hal yang harus diperhatikan sebagai prasyarat utama bagi

calon pelaku yang akan bermitra adalah kesiapan masing-masing baik dalam

aspek manajerial usaha maupun kemampuan mengembangkan usaha. Artinya

baik pihak pengusaha kecil maupun pengusaha besar, masing- masing harus

mempunyai kemampuan daya saing yang kuat dalam bidang yang ditekuninya

meskipun pada skala usaha yang berbeda.6

2. Bisnis

Kamus Ilmiah Populer mendefinisikan bisnis merupakan usaha dagang,

usaha komersil dalam dunia perdagangan.7 Sedangkan Kamus Besar Bahasa

Indonesia mendefinisikan bisnis merupakan usaha komersial di dunia

perdagangan. Melihat pada asal katanya bisnis berasal dari bahasa Inggris yang

berarti: Perusahaan, urusan atau Usaha. Hughes dan Kapoor menyatakan bisnis

ialah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan

menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi

5

Wie Kian Thee. 1992. Dialog Kemitraan dan Keterkaitan Antara Usaha Besar dan Kecil dalam Sektor Industri Pengolahan. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama) hlm 2-4

6

Hafsah, Jafar Mohammad. 2000. Kemitraan Usaha. (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan) hlm 88

7

(19)

7

kebutuhan masyarakat. Secara umum kegiatan ini ada di dalam masyarkat, dan

ada dalam industry.8

Usaha memiliki tiga jenis yaitu usaha kecil , usaha menengah dan usaha

besar. Ketiga usaha tersebut memiliki kriteria sendiri dalam kegiatan usahanya.

Misalnya Indonesia mendefinisikan usaha kecil sebagai perusahaan yang

mempunyai pekerja kurang dari 20 orang atau nilai asset yang kurang dari Rp

200 juta. Usaha yang terlalu kecil dengan jumlah pekerja yang kurang dari 5

orang dikatakan sebagai kecil level mikro.9

Usaha menengah adalah kegiatan ekonomi yang memiliki kekayaan

bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar daripada kekayaan bersih dan

hasil penjualan tahunan usaha kecil.10 Ciri-ciri usaha menengah yaitu pada

umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih

teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain,

bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi; Telah melakukan

manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan teratur,

sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk

oleh perbankan; Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi

perburuhan, telah ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dll; Sudah memiliki

segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat,

NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll; Sudah akses kepada sumber-sumber

8

Alma, Buchari. 2012. Pengantar Bisnis. (Bandung: Alfabeta) hlmn 20-21

9

Sukirno, Sadono. 2006. Pengantar Bisnis. (Jakarta: Kencana) hlmn 365

10

(20)

8

pendanaan perbankan; Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia

yang terlatih dan terdidik.11

Usaha besar adalah usaha bersifat produktif yang memenuhi kriteria

kekayaan usaha bersih di atas Rp10.000.000.000,00, (sepuluh milyar rupiah)

tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha serta dapat menerima kredit

dari bank di atas Rp.5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

Menurut Badan Pusat Statistik, usaha besar adalah usaha dengan jumlah

pegawai/karyawan di atas 100 orang.12 Bisnis Besar memilih manajer bukan

pemiliknya sendiri, daerah operasionalnya regional atau nasional, organisasinya

kompleks, pemilik tidak kenal karyawan, jarang yang gagal mempunyai

manajemen spesialis.13 Kriteria jumlah karyawan berdasarkan jumlah tenaga

kerja atau jumlah karyawan merupakan suatu tolak ukur yang digunakan oleh

Badan Pusat Statistik (BPS) untuk menilai usaha kecil atau besar, sebagai

berikut :14

Tabel 1 Kriteria Usaha Menurut Jumlah Karyawan Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha

(21)

9

3. Waralaba

Kamus Ilmiah Populer mendefinisikan waralaba merupakan kerjasama

dalam bidang usaha dengan bagi hasil sesuai dengan kesepakatan, hak kelola,

hak pemasaran. Sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan

waralaba sebagai kerjasama di bidang usaha dengan bagi hasil sesuai dengan

kesepakatan. Secara bebas dan sederhana, waralaba didefiniskan sebagai hak

istimewa (privilege) yang terjalin dan atau diberikan oleh pemberi waralaba

(franchisor) kepada penerima waralaba (franchisee) dengan sejumlah kewajiban

atau pembayaran.15

4. Waralaba Surabi Cimoet Indonesia

Waralaba ini berdiri di Kota Batu sejak tahun 2009. Waralaba ini

menggabungkan ide-ide kreatif dan inovatif yaitu bisnis membuat dan menjual

makanan khas Kota Bandung yaitu Surabi. Ide inovatif dan kreatif yaitu dilihat

dari bentuk surabi yang kecil dan imut serta diberi berbagai topping sehingga

disebut Surabi Cimoet.

E.Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian dan Pendekatan

Jenis penelitian yang digunakan adalah Kualitatif. Penelitian ini

menggunakan pendekatan Deskriptif Kualitatif yaitu mengumpulkan data

supaya dapat menguji hipotesis yang diajukan atau untuk menjawab pertanyaan

15

(22)

10

mengenai keadaan/status dari subyek yang sedang dipelajari penelitian

deskriptif hanya melaporkan keadaan yang sesungguhnya ada.16

Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah

yang diselidiki dengan menggambarkan/ melukiskan keadaan subyek/obyek

penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang

berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Usaha

mendiskripsikan fakta-fakta itu pada tahap permulaan tertuju pada usaha

mengemukakan gejala-gejala secara lengkap di dalam aspek yang diselidiki,

agar jelas keadaan atau kondisinya. Oleh karena itu pada tahap ini metode

deskriptif tidak lebih daripada penelitian yang bersifat penemuan fakta-fakta

seadanya (fact finding). Penemuan gejala-gejala itu juga tidak sekedar

menunjukkan distribusinya, akan tetapi termasuk usaha mengemukakan

hubungannya satu dengan yang lain di dalam aspek-aspek yang diselidiki itu.17

Pendekatan deskriptif digunakan pada penelitian dikarenakan penelitian

bertujuan untuk mendeskripsikan kejadian yang akan diteliti supaya peneliti

bisa menjelaskan tentang kejadian tersebut. Peneliti mencoba mendiskripsikan

tentang pola kemitraan oleh bisnis waralaba jajanan khas Bandung yaitu Surabi

Cimoet Indonesia di Kota Bandung. Artinya bagaimana kantor pusat atau

pemilik dari brand Surabi Cimoet tersebut melakukan kemitraan dengan

beberapa pihak yang menyediakan bahan baku untuk produksi Surabi Cimoet

serta menyediakan outlet untuk berjualan para mitra dari Surabi Cimoet

Indonesia.

16

Sigit, Soehardi. 2001. Metodologi Penelitian Sosial-Bisnis-Manajemen. (Yogyakarta: Pena Persada Offset) Hlm 183

17

(23)

11

Penelitian eksplanatif ini dilakukan untuk menemukan penjelasan

tentang mengapa suatu kejadian atau gejala terjadi. Hasil akhir dari penelitian

ini adalah gambaran mengenai hubungan sebab akibat.18

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat untuk melaksanakan penelitian.

Lokasi yang dipilih untuk melakukan penelitian adalah Surabi Cimoet Indonesia

. Kantor pusat Surabi Cimoet Indonesia ini terletak di Jl. Panglima Sudirman 82

Kota Batu, Jawa Timur. Alasan pemilihan lokasi di Surabi Cimoet ini

dikarenakan waralaba ini mengusung bisnis makanan ringan atau jajanan khas

dari Bandung yaitu Surabi. Dengan ide-ide kreatif dan inovatif bisnis ini

menjadikan jajanan khas Kota Bandung menjadi semakin banyak variasi dalam

segi rasa, bentuk serta outlet yang di desain dengan konsep yang imut

menjadikan waralaba tersebut dilirik dan di jadikan bisnis waralaba beberapa

orang dengan membeli nama dari Surabi Cimoet untuk memperoleh

keuntungan. Meskipun bisnis ini kecil tetapi mampu menarik para franchisor

untuk bergabung dengan waralaba Surabi Cimoet Indonesia .Selain itu juga

bisnis ini sudah memiliki 10 outlet baik itu di pulau jawa maupun di luar jawa.

Dibalik kesuksesan tersebut pasti terdapat pihak-pihak yang mendukung

produksi Surabi Cimoet sehingga waralaba ini mampu dilirik orang lain.

18

(24)

12

3. Subyek Penelitian

Informan yang digunakan pada penelitian ini adalah pemilik Surabi

Cimoet Indonesia yaitu Ibu Sosiati Setia Manaransyah, SH, M.Kn . Beliau

merupakan satu-satunya pemilik waralaba Surabi Cimoet Indonesia. Serta

informan yang sudah di tunjuk oleh Ibu Susi untuk digunakan sebagai subyek

penelitian guna memperoleh data yang dibutuhkan oleh peneliti.

4. Teknik Penentuan Informan

Untuk penelitian dengan pendekatan kualitatif, biasanya tidak pernah

menggunakan sampel (cuplikan) sebagai subyek penelitiannya karena dalam

penelitian kualitatif, jumlah subyek yang menjadi informannya biasanya relative

lebih sedikit dibandingkan dengan peneltian kuantitatif. Peneliti menggunakan

teknik snowball. Maksud dari teknik snowball ini adalah dari jumlah subjek

yang sedikit, semakin lama berkembang menjadi banyak. Dengan teknik ini,

jumlah informan yang akan menjadi subjeknya akan terus bertambah dengan

kebutuhan dan terpenuhinya informasi. Karena biasanya peneliti memiliki

subjek yang terbatas. Dengan jumlah yang terbatas itu peneliti akan bertanya

kepada subjek yang terdahulu (yang sedang diwawancara) tentang siapa saja

yang dapat dimintai informasi terkait dengan tema yang ditelitinya.19 Penelitian

ini menggunakan key informan yaitu pemilik Surabi Cimoet yaitu Ibu Sosiati

Setia Manaransyah, SH, M.Kn. Beliau di tunjuk sebagai key informan karena

merupakan pemilik waralaba Surabi Cimoet. Beliau paham betul dengan usaha

19

(25)

13

yang didirikannya serta mengerti siapa saja informan yang bisa memberikan

informasi kepada penelitian terkait dengan penelitian yang dilakukan.

5. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan sumber data atau sumber informasi yang

menjadi perhatian atau kunci informasi untuk memperoleh data yang

diperlukan. Adapun sumber data dalam penelitian ini terdapat dua sumber yaitu

:

a. Data Primer

Sumber data primer yang diperoleh secara langsung dari obyek yang

diteliti dengan cara mengadakan wawancara langsung dan observasi langsung

di lokasi penelitian, yakni konsumen remaja yang termasuk dalam criteria

penentuan informan.

b. Data Sekunder

Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh dari data-data lain di

luar data primer, yakni literature yang terkait dengan Pola Kemitraan oleh

Bisnis Waralaba serta dokumentasi yang ada di Surabi Cimoet serta di

mitra-mitra yang bekerjasama dengan waralaba tersebut.

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

(26)

14

a. Wawancara

Wawancara adalah hal yang sangat penting dalam mengumpulkan

data. Ada empat jenis wawancara dalam penelitian kualitatif : tersusun

(structured), semi tersusun (semi-structured), informal dan retrospective

(melihat masa lalu). Empat jenis wawancara ini satu sama lain tidak

terpisah, tetapi sebagai titik berat atau tekanan saja.20

Dalam wawancara alat yang digunakan adalah alat pemandu

(interview guide). Metode ini dapat juga dikatakan sebagai wawancara

semistruktural (survey semistruktural), karena alat bantu tidak komplet

seperti pada kuesioner. Panduan atau pertanyaan pada kuesioner tersusun

sedemikian rupa menurut penggolongan data yang diperlukan. Berbeda

dengan percakapan, wawancara lebih didominasi oeh pewawancara.

Artinya responden lebih banyak pasif, atau menjawab setiap pertanyaan

yang diajukan.21

Peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur karena jenis

wawancara inilah yang lebih sesuai dalam penelitian kualitatif sebab jenis

wawancara tidak terstruktur ini memberi peluang kepada peneliti untuk

mengembangkan pertanyaan-pertanyaan penelitian. Meski disebut

wawancara tidak terstruktur, bukan berarti dialog yang ada lepas begitu

saja dari konteks. Inilah hal utama yang harus diperhatikan peneliti yang

menggunakan jenis wawancara ini. Peneliti sejak awal harus memiliki

20

Sigit, Soehardi . 2001. Pengantar Metodologi Penelitian Sosial-Bisnis-Manajemen. Yogyakarta : Yogyakarta: Pena Persada Offset. Hal 191-192

21

(27)

15

focus pembicaraan yang ingin ditanyakan sehingga seluruh wawancara

yang dilakukan diarahkan pada focus yang telah ditentukan.22 Disini

pewawancara bersikap bebas dalam melakukan tanya jawab tanpa terikat

dengan pedoman wawancara. Pedoman wawancara hanya berupa garis

besar apa yang akan ditanyakan.23

a. Observasi

Teknik Observasi ada dua yaitu teknik observasi langsung dan

observasi tidak langsung. Teknik observasi langsung adalah cara

mengumpulkan data yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan

gejala-gejala yang tampak pada obyek penelitian yang pelaksanaannya

langsung pada tempat di mana suatu peristiwa, keadaan atau situasi

sedang terjadi. Sedangkan observasi tidak langsung adalah cara

mengumpulkan data yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan

gejala-gejala yang tampak pada obyek penelitian yang pelaksanaannya

tidak langsung di tempat atau pada saat peristiwa.24

Penelitian ini menggunakan observasi nonpartisipan yaitu observer

tidak ikut dalam kehidupan orang yang diobservasi dan secara terpisah

berkedudukan selaku pengamat.25 Alasan menggunakan observasi

nonpartisipan dikarenakan peneliti hanya sebagai pengamat saja tanpa

22

Idrus Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. (Yogyakarta: Penerbit Erlangga) Hlm 107-108

23

Sumarni Murti & Wahyuni Salamah. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis. (Yogyakarta: ANDI OFFSET) Hlm 89

24

Nawawi, H Hadari. 1991.Metode Penelitian Bidang Sosial. (Yogyakarta: Gajah Mada University Press) Hlm 94-95

25

(28)

16

harus terlibat dengan obyek penelitian. Selain itu juga peneliti hanya ingin

mengetahui pola kemitraan yang dijalankan oleh waralaba Surabi Cimoet

kemudian dari hasil observasi tersebut peneliti mencatat hal-hal yang

memang dirasa perlu.

b. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara

mengambil alih, mencatat data, gambar-gambar, peta dan sebagainya.

Metode ini digunakan untuk menambah kelengkapan data, mengetahui

keaslian data. Dengan teknik dokumentasi non tertulis ini seperti (foto,

rekaman, dan sebagainya).

7. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data

ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan

tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

Data yang terkumpul banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan dan

komentar peneliti, gambar, foto dokumen berupa laporan, biografi, artikel, dan

sebagainya. Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah mengatur,

mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan

mengkatagorikannya.26

26

(29)

17

Peneliti menggunakan Model Penelitian Kualitatif versi Miles dan

Huberman. Analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yang secara bersamaan,

yaitu reduksi data penyajian data, serta penarikan kesimpulan atau verifikasi.

1. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang

muncul dari catatan –catatan lapangan. Reduksi dilakukan sejak

pengumpulan data, dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode,

menelusuri tema, membuat gugus-gugus, menulis memo, dan lain

sebagainya, dengan maksud menyisihkan data/ informasi yang tidak

relevan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengategorisasikan, mengarahkan, membuang data yang

tidak perlu, dan mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga

akhirnya data yang terkumpul dapat diverifikasi.

2. Penyajian data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif.

3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan kegiatan diakhir penelitian

kualitatif. Peneliti harus sampai pada kesimpulan dan melakukan verifikasi,

baik dari segi makna maupun kebenaran kesimpulan yang disepakati oleh

(30)

18

Skema 1 Teknik Analisis Data

Pada gambar tersebut tampak adanya ketiga kegiatan yang saling terkait

dan merupakan rangkaian yang tidak berdiri sendiri. Penyajian data selain berasal

dari hasil reduksi, perlu juga dilihat kembali dalam proses pengumpulan data untuk

memastikan bahwa tidak ada data penting yang tertinggal. Demikian pula jika

dalam verifikasi ternyata ada data kesimpulan yang masih meragukan dan belum

disepakati kebenaran maknanya, maka kembali ke proses pengumpulan data.

Tindakan memvalidasi data sangat penting dalam penarikan kesimpulan.27

4. Validasi Data

Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi untuk menguji validasi

data yang telah didapat. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data

yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi yang

digunakan adalah triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek

balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat

27

(31)

19

yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan: (1)

membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara ; (2)

membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang

dikatakannya secara pribadi; (3) membandingkan apa yang dikatakan

orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu;

(4) membandingkan ke orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan

menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan; (5) membandingkan

hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.28

28

Usman, Husaini dkk. 2009. Metodologi Penelitian Sosial. (Jakarta: PT Bumi Aksara) Hlm 85-88

28

Gambar

Tabel 1  Kriteria Usaha Menurut Jumlah Karyawan

Referensi

Dokumen terkait

Bahasa Inggris dasar memerlukan penerapan metode pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat menumbuhkan minat belajar siswa dan mempermudah dalam memahami materi

Setiap instansi tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan instansi, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga pada PT Anugrah

2) Koefisien regresi X1 ( customer relationship marketing ) sebesar 0,308 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 pada variabel customer relationship marketing akan

Wajib retribusi pemeriksaan alat pemadam kebakaran adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran

Penyakit yang menyertai pada kejang demam yaitu tonsilo faringitis akut, diare tanpa tanda dehidrasi, ISPA, infeksi saluran kemih, demam dengue.. Penyakit tonsilo

Apa yang terjadi pada silinder jika S1 ditekan hanya sesaat saja.. silinder maju maksimal, lalu kembali c.silinder maju sebentar,

Berdasarkan hasil analisis komposisi asam lemak yang terkandung dalam CBS yang digunakan dalam pembuatan cokelat batangan (Tabel 2) menunjukkan dominasi kandungan asam

Pada penambahan minyak ikan sebanyak 1% dengan lama penyimpanan selama 0 hari (M1L0) memiliki nilai sensori yang baik dibandingkan perlakuan penambahan minyak