• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Telaah Fisika Sekolah Menengah 1 I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas Telaah Fisika Sekolah Menengah 1 I"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

by:

Marlina 1 6 10 1 21 22 00 1 1 Mahmudah 1 6 10 1 21 32 00 0 5 Miftahul Jannah 1 6 10 1 21 22 00 1 3

Program Studi Pendidikan Fisika

Telaah Fisika Sekolah Menengah I

Impuls

dan

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan segala

rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Shalawat

serta salam kita limpahkan kepada junjungan Nabi Agung, Nabi Muhammad

SAW yang kita tunggu-tunggu syafaatnya nanti di hari akhir. Kami ucapkan

terima kasih kepada Ibu Misbah, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah

Telaah Fisika Sekolah Menengah 1 yang telah memberikan banyak ilmu

dan pengarahan.

Akhir kata kami mohon maaf apabila ada banyak kesalahan pada

penulisan kata-kata serta kalimat. Oleh karena itu, kami meminta kritik dan saran

untuk lebih membangun dan menambah ilmu. Selanjutnya kami berharap dari

makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Aamiin.

Banjarmasin, Desember 2017

(3)

iii

DAFTAR ISI

Halaman Sampul...

KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI...

BAB I ANALISIS MATERI MOMENTUM DAN IMPULS...

(4)

1 BAB I

ANALISIS MATERI AJAR IMPULS DAN MOMENTUM LINEAR

A. KOMPETENSI INTI

KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR

3.10 Menerapkan konsep momentum dan impuls, serta hukum kekekalan

momentum dalam kehidupan sehari-hari

4.10 Menyajikan hasil pengujian dan penerapan hukum kekekalan momentum,

misalnya bola jatuh bebas ke lantai dan roket sederhana

C. INDIKATOR PENCAPAIAN

3.10.1 Menerapkan prinsip impuls dan momentum dalam persoalan fisika.

3.10.2 Mengidentifikasi contoh penerapan konsep momentum impuls dalam

kehidupan sehari-hari

3.10.3 Menganalisis hukum kekekalan momentum dalam persoalan fisika.

(5)

2

4.10.1 Menganalisis peristiwa bola jatuh bebas ke lantai menggunakan hukum

kekekalan momentum

4.10.2 Mengolah, menganalisis data sampai menyimpulkan hasil percobaan

(6)

3 BAB II

MATERI PEMBELAJARAN

A. MATERI ESENSIAL

- Konsep

Momentum:

 Momentum adalah besaran vector yang searah dengan kecepatan benda. Energi kinetic juga merupakan besaran yang bergantung pada

massa dan kecepatan, namun energi kinetik adalah besaran skalar

sehingga tidak dapat memberikan gambaran arah gerak benda

 Momentum sebuah pertikel atau benda dapat dipandang sebagai ukuran kesulitan mendiamkan sebuah pertikel atau benda tersebut.

Impuls:

Impuls adalah peristiwa gaya yang bekerja pada benda dalam waktu

hanya sesaat. Semakin singkat waktu sentuh, maka gaya yang

dihasilkan akan semakin besar. Gaya seperti ini disebut dengan gaya

implusif.

 Gaya implusif mengawali suatu pecepatan dan menyebabkan bola yang ditendang bergerak cepat dan semakin cepat.

- Prinsip

Momentum:

 Momentum yang dimiliki suatu benda didefinisikan sebagai hasil kali massa benda dengan kecepatannya, � = ��, dimana � momentum

(�� �/ ), � massa benda (��) dan � kecepatan benda (�/ )

Impuls:

 Impuls adalah hasil kali antara gaya yang bekerja (vektor) dengan selang waktu singkat, � = �⃑⃑ . ∆� = �⃑⃑ � − � , dimana � impuls

(� ), gaya yang bekerja pada benda (�) dan ∆ interval waktu

(7)

4

- Hukum

 Bunyi Hukum Kekekalan Momentum “Pada peristiwa tumbukan, jumlah momentum benda-benda sebelum dan sesudah tumbukan

adalah tetap, asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda-benda itu”

(8)

5

(9)

6 1. KONSEP MOMENTUM IMPULS

a. Konsep impuls

Apa yang menyebabkan suatu benda diam menjadi bergerak? Anda telah

mengetahuinya , yaitu gaya. Bola yang diam akan bergerak ketika gaya

tendangan anda bekerja pada bola. Gaya tendangan anda pada bola termasuk

gaya kontak yang bekerja hanya dalam waktu yang singkat. Gaya seperti itu

disebut gaya impulsif. Jadi, gaya impulsif mengawani suatu percepatan dan

meyebabkan bola bergerak cepat dan semakin cepat.

Gaya impulsif mulai dari nilai nol pada saat t1, bertambah nilainya secara

cepat kesuatu nilai puncak dan turun drastis secara cepat ke nol pada saat t2.

Variasi gaya impulsif terhadap waktu ditunjukkan ole grafik F-t pada gambar 1.

Semakin lama gaya impulsif bekerja, semakin cepat bola bergerak. Jika gaya

impulsifyang berubah terhadap waktu kita dekati dengan suatu gaya rata-rata

konstan , kecepatan bola sesaat sesudah anda tendang(dikerjakan gaya impuls)

adala sebanding dengan hasil kali gaya impulsif rata-rata dan selang waktu

Seorang ahli pemasaran mungkin akan mengatakan :‘‘ini lah momentum yang tepat untuk meluncurkan produk baru.’’ Namun.seperti pengertian besaran usaha, besaran momentum dalam fisika juga memiliki artis khas , yang berbeda

dengan pengertian dalam keseharian. Dalam fisika, momentun didefinisikan

sebagai ukuran kesukaran untuk memberhentikan gerak suatu benda.

(10)

7

Jika dua benda bergerak dengan kecepatan sama, manakah yang lebih

sukar anda hentikan, benda yang bermassa besar atau kecil? Jika dua benda

bermassa sama bergerak mendekati anda, manakah yang lebih sukar anda

hentikan , benda dengan kecepatan tinggi atau rendah? Dari jawaban anda

terhadap dua pertanyaan tersebut, momentum dirumuskan sebagai hasil kali

antara massa dengan kecepatan.

Rumus Momentum

� = �� (2)

Apakah momentum termasuk besaran sklar atau vektor? Momentum diperoleh

dari hasil kali besaran skalar massa dengan besaran vektor kesepatan sehingga

momentum termasuk besaran vektor. Arah momentum searah dengan ara

kecepatan. Untuk momentum satu dimensi, arah momentum cukup ditampilkan

dengan tanda positif atau negatif. Misalnya, mobil A bermassa 600kg bergerak

ketimur dengan kecepatan 15m/s dan mobil B bermassa 1.000kg bergerak

kebarat dengan kecepatan 10 m/s. Jika arah kecepatan ketimur ditetapkan

sebagai arah posistif, momentum mobil A dan B masing-masing sebagai berikut.

Momentum mobil A, PA = mA vA = (600kg)(+15 m/s) = +900kgm/s

Momentum mobil B , PB=mbvb = (1000kg)(-10m/s) = -10000kgm/s

c. Hubungan Impuls dan Momentum

1) Menurunkan Hubungan Impuls dan Momentum

Hubungan kuantitatif antara impuls dan momentum diturunkan seperti

penjabaran berikut. Misalnya, bola pada gambar datang kearah anda

dengan kecepatan awal vaw sesaat sebelum anda tendang. Sesaat sesudah

anda tendang(impuls bekerja), kecepatan akhir bola vak. Sesuai dengan

hukum II Newton, persamaannya adalah sebagai berikut.

F=ma

Percepatan rata-rata a=�

� =

��− ��

� sehingga persamaannya menjadi

seperti berikut.

F= m ( ��− ��

� )

(11)

8

Persamaan diatas dapat kita nyatakan dengan kalimat berikut.

Impuls yang dikerjakan pada suatu benda sama dengan perubahan

momentum yang dialami benda tersebut, yaitu beda antara momentum

akhir dengan momentum awalnya.

Pernyataan tersebut dikenal sebagai teorema impuls-momentum

2) Hukum II Newton dalam Bentuk Momentum

Perhatikan ulang persamaan (3), I= Δp. Berdasarkan persamaan

tersebut, Newton menurunkan hukum keduanya dalam bentuk

momentum sebagai berikut.

massa benda tetap. Persamaan (4) menjadi seperti berikut

F=�

Bentuk akhir tersebut sesuai dengan hukum II Newton yang telah dikenal

dalam dinamika.

Di sinilah letak kejeniusan Newton yang meramalkan bahwa

massa benda tidak selalu konstan. Dalam bukunya yang berjudul

philosophiae Naturalis principia mathematica, ia menyatakan hukum

keduanya yang sesuai dengan persamaan (4) yang berbunyi : gaya F

yang diberikan pada suatu benda sama dengan laju perubahan

momentum (Δp

(12)

9

Hukum II Newton yang dinyatakan oleh F=ma hanya berlaku

khusus untuk massa benda konstan. Sementara itu, hukum II Newton

yang dinyatakan oleh F =��

� berlaku umum, baik untuk massa benda tetap

maupun berubah.

Aplikasi hukum II Newton untuk massa benda berubah. Seperti

telah dibahas bahwa untuk massa benda berubah seperti dalam kasus

peluncuran roket dan pesawat jet, hukum II Newton haruslah dinyatakan

dalam bentuk momentum, seperti pada persamaan (4) F=Δp

Δt = �

� .

Persamaan tersebut dapat diartikan bahwa apabila massa suatu sistem

berubah, maka momentumnya juga berubah, perubahan momentum akan

menyebabkan perubahan gaya.

Mengapa terjadi gaya dorong pada roket? Anda telah

mempelajari prinsip peluncuran roket, yang kita pahami berdasarkan

pasangan aksi-reaksi(hukum III Newton). Anda juga melakukan kegiatan

sehubungan dengan prinsip tersebut. Kemuadian,menjadi pertanyaan

adalah bagaimana prinsip munculnya gaya dorong pada roket itu.

Dalam kegiatan ini kita menganalogikan terjadinya gaya dorong

vertikal keatas pada roket dengan gaya dorong keatas pada balon. Ketika

jepitan jari anda pada mulut balon anda bebaskan. Udara dalam balon

keluar dengan cepat melalui mulut balon. Perubahan massa udara dalam

balon persatuan waktu (�

� ) menyebabkan perubahan momentum udara

dalam balon persatuan waktu(�

� = Δp

Δt). Sesuai dengan hukum II Newton

bentuk momentum, perubahan momentum udara dalam balon per satuan

waktu Δp

Δt menyebabkan balon mengerjakan gaya vertikal kebawah pada

udara dalam balon. Sesuai dengan hukum III Newton, muncul reaksi ,

yaitu udara dalam balon mengerjakan gaya pada balon dengan besar

yang sama. Tetapi aranya berlawanan sehingga gaya yang dikerjakan

udara dalam balon pada balon bearah vertikal keatas. Gaya vertikal

keatas yang bekerja pada balon inila yang kita sebut sebagai gaya dorong

pada balon sehingga balon dapat bergerak naik. Perhatikan aksi-reaksi

(13)

10

dengan udara disekitar balon. Jadi seandainya kita melakukan percobaan

tersebut dalam ruang vakum(hampa udara) balon tetap akan bergerak

vertikal ke atas.

2. HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM

Suatu tumbukan selalu melibatkan sedikitnya dua benda. Misalnya, bola

biliar A dan bola biliar B. Sesaat sebelum tumbukan, bola A bergerak mendatar

ke kanan dengan momentum � � dan bola B bergerak mendatar ke kiri dengan

momentum � � . Momentum sistem partikel sebelum tumbukan tentu saja

sama dengan jumlah momentum bola A dan bola B sebelum tumbukan.

� = � � + � � (6)

Sebuah bola A dan B kontak (saling bersentuhan), bola B mengerjakan

gaya pada bola A, diberi lambang . Sebagai reaksi, bola A mengerjakan gaya

pada bola B, diberi lambang . Kedua gaya ini sama besar, tetapi berlawanan

arah. Untuk sistem dengan gaya yang terlibat saat interaksi hanyalah gaya

dalam, maka menurut Hukum III Newton, resultan semua gaya tersebut sama

dengan nol sehingga untuk sistem interaksi dua bola biliar selama berlangsung

tumbukan, resultan gaya pada sistem oleh gaya-gaya dalam adalah sebagai

berikut.

∑ = + = − + =

Sesuai dengan Hukum II Newton bentuk momentum ∑ =∆�

momentum sistem adalah sebagai berikut.

∆� = ∑ ∆ =

Nilai ∆� = �′− � = sehingga � = �′ dan persamaan tersebut dikenal dengan Hukum Kekekalan Momentum Linear “Dalam peristiwa tumbukan

sentral, momentum total sistem sesaat sebelum tumbukan sama dengan

momentum total sistem sesaat sesudah tumbukan, asalkan tidak ada gaya luar

yang bekerja pada sistem.”. Formulasi hukum kekekalan momentum linear

dapat dinyatakan oleh persamaan berikut.

� = � ℎ

� + � = � ′+ � ′

(14)

11

Sistem yang dimaksud adalah sekumpulan benda (minimal dua benda)

yang saling berinteraksi. Jika pada suatu sistem interaksi benda-benda hanya

bekerja gaya dalam, resultan gaya pada sistem adalah nol dan berlaku hokum

kekekalan momentum linear. Jika pada sistem interaksi bekerja gaya luar

(gaya-gaya yang diberikan oleh benda lain di luar sistem) dan resultannya tidak nol,

momentul total sistem tidak kekal. Mislanya, jika dalam kasus tumbukan, dua

buah bola biliar yang terletak di atas permukaan kasar dengan gaya geseknya

cukup signifikan (tidak dapat diabaikan), permukaan kasar (benda diluar sistem)

memberikan gaya luar berupa gaya gesekan pada setiap bola. Untuk sistem

seperti itu, hukum kekekalan momentum linear tidak berlaku.

3. JENIS-JENIS TUMBUKAN

Untuk sistem dua benda tumbukan, momentum linear sistem adalah tetap

asalkan pada sistem tidak bekerja gaya luar. Akan tetapi, seperti Anda lihat pada

Contoh 10.4 bahwa energi kinetik sistem dapat berkurang karena sebagian energi

kinetik diubah ke bentuk energi kalor dan energi bunyi pada saat terjadi tumbukan.

Jadi, pada peristiwa tumbukan saat tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem,

hukum kekekalan momentum linear selalu berlaku, tetapi hukum kekekalan energi

kinetik umumnya tidak berlaku.

Berdasarkan berlaku atau tidaknya hukum kekekalan energi mekanik

(khususnya energi kinetik), tumbukan dibagi atas dua jenis: tumbukan lenting

sempurna dan tumbukan tidak lenting. Tumbukan lenting sempurna, jika pada

peristiwa tumbukan tersebut energi kinetik sistem adalah tetap (berlaku hukum

kekekalan energi kinetik). Tumbukan tidak lenting, jika pada peristiwa tumbukan

tersebut terjadi pengurangan energi kinetik sistem (tidak berlaku hukum kekekalan

energi kinetik). Tumbukan tidak lenting disebut tumbukan tidak lenting sama

sekali jika sesaat sesudah tumbukan, kedua benda saling menempel (bergabung

sehingga kedua benda dianggap sebagai satu benda) dan keduanya bergerak bersama

dengan kecepatan yang sama. Mari kita bahas dahulu jenis tumbukan lenting

sempurna.

a. Tumbukan Lenting Sempurna

Seorang pemain biliar memukul bola putih secara perlahan tanpa

(15)

12

menumbuk bola merah. Sesaat sesudah tumbukan, kita amati bola putih menjadi

diam dan bola merah bergerak dengan kecepatan hampir sama dengan kecepatan

datangnya bola putih.

Peristiwa tumbukan antara bola putih (diberi indeks 1) dan bola merah

(diberi indeks 2) dapat kita lukiskan pada Gambar 10.18. asalkan gaya luar yang

bekerja pada sistem dapat kita abaikan, maka kekekalan momentum berlaku

pada tumbukan tersebut. Bola merah diam sebelum tumbukan dan bola putih

(bola 1) diam sesudah, sedangkan massa kedua bola sama, maka kecepatan bola

2 sesudah tumbukan pastilah sama dengan kecepatan bola 1 sebelum tumbukan,

yaitu �. Dalam kasus tumbukan tersebut seakan-akan momentum bola 1

dialihkan seluruhnya ke momentum bola 2. Bagaimana dengan energi kinetik

bola 1, �� , ternyata juga sama dengan energi kinetik sesudah tumbukan,

yaitu energi kinetik bola 2, �� . Jadi, dalam kasus tumbukan ini seakan-akan

energi kinetik bola 1 juga dialiihkan seluruhnya ke energi kinetik bola 2.

(a) (b)

Gambar 1. (a) Sebelum Tumbukan, (b) Sesudah tumbukan

Dalam peristiwa tumbukan dua bola biliar seperti ditunjukan pada

Gambar 1, selain momentum sistem tetap, energi kinetik sistem juga tetap. Jenis

tumbukan saat berlaku kekekalan momentum dan kekekalan energi kinetik, kita

sebut tumbukan lenting sempurna. Perhatikan dua benda bermassa � dan �

yang sedang bergerak saling mendekat dengan kecepatan � dan � sepanjang

suatu garis lurus, seperti ditunjukan pada Gambar 10.21a. Keduanya

bertumbukan lenting sempurna dan kecepatan masing-masing sesudah

tumbukan adalah � ́ dan � ́. perhatikan, kecepatan dapat positif atau negatif

bergantung pada apakah benda-benda bergerak ke kanan atau ke kiri. Hukum

kekekalan momentum memberikan persamaan berikut.

(16)

13

Persamaan (*) memberikan hubungan antara kedua kecepatan � ́ dan � ́ yang

tidak diketahui (diandaikan kecepatan sebelum tumbukan � dan � diketahui).

Untuk menentukan kecepatan yang tidak diketahui ini, kita memerlukan satu

persamaan lagi yang menghubungkan � ́ dan � ́. Untuk tumbukan lenting

sempurna berlaku hukum kekekalan energi kinetik, yaitu energi kinetik sistem

sesaat sebelum dan sesudah tumbukan sama besar. � + � = � ́ + � ́

� � + � � = � � ́ + � � ́ (9)

Persamaan (8) dan (9) cukup untuk menentukan kecepatan � ́ dan � ́. Namun,

bentuk kuadratik pada persamaan (9) memberikan kesulitan aljabar dalam

perhitungan. Jika Anda olah persamaan (8) dan (9) kemudian Anda gabung,

akan Anda peroleh persamaan berikut (silahkan buktikan sendiri sebagai

latihan).

b. Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali

Segumpal tanah liat yang masih lembek (atau dapat kita ganti dengan

segumpal plastisin) kita lemparkan dalam arah mendatar menuju ke sebuah bola

biliar yang diam di atas lantai licin. kita amati gumpalan plastisin menumbuk

sentral bola biliar dan keduanya kemudian bergerak bersama dengan kecepatan

sama . Hal tersebut merupakan contoh dari tumbukan tidak lenting sama sekali.

Seperti telah kita nyatakan sebelumnya bahwa pada jenis tumbukan tidak

lenting sama sekali, sesaat setelah tumbukan kedua benda bersatu dan bergerak

bersama dengan kecepatan yang sama. Contoh khas dari tumbukan tidak lenting

sama sekali adalah pada ayunan balistik dengan ciri peluru tertanam dalam balok

sasaran dan keduanya kemudian mengalami suatu gerak ayunan.

Suatu aplikasi praktis dari tumbukan tidak lenting sama sekali digunakan

(17)

14

mata bertambah dan mengarah kepada kebutaan karena tekanan tersebut

merusak sel-sel retina. Dokter mata menggunakan suatu alat yang disebut

tonometer untuk mengukur tekanan di dalam mata. Alat tersebut melepaskan

suatu tiupan terhadap permukaan luar mata dan mengukur kelajuan udara setelah

dipantulkan oleh mata. Pada tekanan normal, mata agak seperti spons dan pulsa

dipantulkan pada kelajuan rendah. Begitu tekanan didalam mata meningkat,

permukaan luar mata menjadi lebih kaku dan kelajuan pantulan pulsa

meningkat. Jadi, kelajuan pantulan tiupan digunakan untuk mengukur tekanan di

dalam mata.

Pada tumbukan tidak lenting sama sekali kedua benda bersatu sesudah

tumbukan, maka berlaku hubungan kecepatan sesudah tumbukan sebagai

berikut.

� ˊ = � ˊ = �ˊ (11)

Dengan demikian, soal-soal tentang tumbukan tidak lenting sama sekali

dapat diselesaikan dengan menggunakan pasangan

Persamaan (9) dan persamaan (10). Untuk mempersingkat

penyelesaiannya, kita dapat menggabungkan keduanya untuk mendapatkan

persamaan berikut.

� � + � � = � + � �ˊ (12)

4. KOEFISIEN RESTITUSI

Tumbukan lenting sempurna dan tumbukan tidak lenting sama sekali adalah

dua kasus yang ekstrem. Pada umunya, sebagian besar tumbukan berada di antara

dua ekstrem tersebut. Tumbukan itu disebut tumbukan lenting sebagian. Misalnya

bola tenis atau bola kasti yang dilepas pada ketinggian ℎ diatas lantai akan terpental

setinggi ℎ dengan ℎ selalu lebih kecil daripada ℎ . Untuk menjelaskan jenis

tumbukan lenting sebagian, anda perlu mengenal dahulu koefisien restitusi.

Sewaktu membahas tumbukan lenting sempurna, diperoleh persamaan:

∆�′ = −∆�

−∆�∆� =

Rasio −∆ ′

∆ inilah yang didefinisikan sebagai koefisien restitusi (diberi lambang e).

(18)

15

sesudah tumbukan dengan kecepatan relative sesaat sebelum tumbukan, untuk

tumbukan satu dimensi.

= −∆�∆� = −′ �� − �′− �′

Nilai koefisien restitusi adalah terbatas, yaitu antara nol dan satu (0 ≤ e ≤ 1). Untuk tumbukan lenting sempurna:

= −∆�∆� =

Untuk tumbukan tidak lenting sama sekali:

= −∆�∆� = −′ �� − � =′ − �′

Seperti yang telah disebutkan bahwa sebagian besar tumbukan adalah

tumbukan lenting sebagian, yaitu tumbukan yang berada di antara dua keadaan

ekstrem tumbukan lenting sempurna dan tumbukan tidak lenting sama sekali.

Jelaslah bahwa pada tumbukan lenting sebagian, besar koefisien restitusi adalah 0 <

(19)

16

1. Sebuah bola bermassa 0,1 kg mula-mula diam, kemudian setelah dipukul dengan

tongkat dan kecepatan bola menjadi 20 m/s. Hitunglah besarnya impuls dari

gaya pemukul tersebut!

Jawab :

Diketahui:

m = 0,1 kg

� = 0 m/s (karena bola mula-mula dalam keadaan diam) � = 20 m/s

Ditanya: Impuls (I)

Jawab: I = p2– p1 = m (� –� ) = 0,1 (20 – 0) = 2 Ns

Jadi impuls dari gaya pemukul tersebut adalah 2 Ns.

2. Sebuah bola dengan massa 50 gram dilemparkan mendatar dengan kecepatan 6

m/s ke kanan, bola mengenai dinding dan dipantulkan dengan kecepatan 4 m/s

ke kiri. Hitunglah besar impuls yang dikerjakan dinding pada

Dengan ketentuan arah kanan (+), dan arah kiri (-), maka: � = -4 m/s

Ditanya: Impuls (I)

Jawab:

I = p2– p1 = m (� –� ) = 0,05 (-4 – 6)

I = 0,05 (-10) = -0,5 Ns (tanda negatif menunjukan bahwa bola bergerak ke kiri)

Jadi besar impuls yang dikerjakan dinding pada bola adalah 0,5Ns ke arah kiri

3. Perhatikan gambar berikut!

Bola pertama bergerak ke kanan dengan kecepatan 30 m/s menuju bola kedua

yang sedang bergerak ke kiri dengan kecepatan 10 m/s sehingga terjadi

tumbukan lenting sempurna. Jika

(20)

17

masing bola bermassa 1 kg, maka hitunglah kecepatan bola pertama dan kedua

setelah bertumbukan!

Pada tumbukan lenting sempurna koefisien restitusinya adalah e = 1.

=− �� − �,− � ,

= − �− −,− � ,

= − � ,− � ,

= −� ,+ � , (Persamaan 2)

Dengan mensubstitusikan persamaan 1 ke dalam persamaan 2, diperoleh:

= −� ,+ � ,

4. Sebuah bola jatuh bebas dari ketinggian 4 m diatas

lantai. Jika koefisien restitusi = ½, maka tinggi

(21)

18

Jawab:

Diketahui:

e = ½

h1 = 4 m

Ditanya: ketinggian setelah tumbukan pertama (h2)

Jawab:

Koefisien restitusi untuk kasus tumbukan lenting sebagian:

= √ℎ

= √ℎ

( ) = ℎ

= ℎ

ℎ = = �

Jadi ketinggian bola setelah tumbukan pertama adalah 1 m.

5. Sebuah bola jatuh dari ketinggian 1 m. Jika bola

memantul kembali dengan ketinggian 0,8 meter,

hitunglah tinggi pantulan berikutnya!

(22)

19

1. Suatu benda memiliki energi, tetapi tidak memiliki momentum (momentum nol)

Jawab: Bisa benar bias salah, tergantung energy yang dimaksud. Jika energy kinetic, maka

nol. Jika energy potensial maka bernilai mgh.

2. Momentum adalah besaran vector.

Jawab: Benar, momentum merupakan besaran vektor karena momentum diperoleh dari

hasil kali besaran skalar massa dengan besaran vektor kecepatan. (Kanginan, 2013:412)

3. Suatu benda memiliki momentum tetapi tidak memiliki energi kinetik (nol).

Jawab: Salah, momentum adalah perkalian antara massa dan kecepatan. Jika benda tidak

memiliki energi kinetik maka kecepatannya nol, dan momentum juga nol

4. Pada peristiwa tumbukan tidak elastik (lenting sebagian) antara dua kelereng, jumlah

energi kinetik kedua kelereng berubah

Jawab: Benar, jumlah energi kinetik kedua kelereng pasti berubah, yaitu berkurang

karena sebagian hilang dalam bentuk kalor dan bunyi.

5. Bus yang bergerak berlawanan arah bertabrakan lalu berimpitan sesaat setelah tabrakan

lebih berbahaya daripada bus yang bertabrakan kemudian saling terpental.

Jawab: Salah. akan besar jika waktu kontak semakin singkat dan perubahan momentum

semakin besar. Waktu kontak pada kondisi kedua bus saling terpental lebih singkat

daripada keduanya bertabrakan lalu berimpitan sesaat setelah tabrakan.

= �

Kesimpulan: bus yang bergerak berlawanan arah, tabrakan kemudian saling terpental

lebih berbahaya.

6. Momentum anak yang sedang bergerak dengan sepatu roda lebih besar daripada

momentum truk berat yang sedang diam.

Jawab: Benar. Momentum adalah massa dikali dengan kecepatan. Jadi jelas dalam hal ini

momentum truk nol karena truk dalam keadaan diam.

7. Impuls termasuk besaran Skalar

Jawab: Salah. Impuls merupakan hasil kali antara besaran vektor gaya dengan

besaran skalar selang waktu ∆ sehingga impuls termasuk besaran vektor.

� = ∆

(23)

20

8. Sebuah benda ringan dan sebuah benda berat mempunyai kecepatan yang sama dan

momentum yang sama

Jawab: Salah, meskipun kecepatan kedua benda tersebut sama tetapi benda ringan dan

benda berat jelas mempunyai massa yang berbeda, sehingga momentumnya juga

berbeda.

9. Gaya Implusif ketika memukul tembok secara langsung lebih kecil daripada memukul

tembok tetapi ada bantal yang disandarkan pada tembok

Jawab: Salah. Selang waktu kontak antara tangan dan bantal berlangsung lebih lama dari

pada antara tangan dengan tembok, maka gaya implusif yang dikerjakan bantal pada

tangan lebih kecil daripada gaya implusif yang dikerjakan lantai pada tangan. (Kanginan,

2013:420)

= �

10. Pada saat tumbukan lenting sempurna, energy kinetik sistem adalah tetap.

Jawab: Benar, pada saat tumbukan lenting sempurna kecepatan saat suatu benda

menumbuk benda lain sama dengan kecepatan saat benda terpental kembali ke jarak

yang sama

11. Pada tumbukan tidak lenting, berlaku Hukum Kekekalan Energi Kinetik

Jawab: Salah, pada peristiwa tumbukan tidak lenting, terjadi pengurangan energi kinetik

(24)

21 Kelompok :

______________________________________________________________

Nama :

______________________________________________________________

A. Kompetensi Inti

4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

B. Standar Kompetensi

4.3 Menyajikan hasil pengujian dan penerapan hukum kekekalan momentum,

misalnya bola jatuh bebas ke lantai

C. Indikator

4.3.1 Menganalisis peristiwa bola jatuh bebas ke lantai menggunakan hukum

kekekalan momentum

4.3.2 Mengolah, menganalisis data sampai menyimpulkan hasil percobaan

momentum impuls

D. Tujuan Percobaan

1. Mengetahui pengaruh massa benda terhadap momentum

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh massa benda terhadap momentum?

E. Rumusan Hipotesis

________________________________________________________________

________________________________________________________________

_______________________________________________________________

F. Identifikasi Variabel

Variabel Manipulasi :

(25)

22

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk percobaan di mejamu.

2. Letakkan kelereng bermassa 10 gram pada salah satu ujung pada lintasan.

3. Kemudian kelereng disentil sampai jarak 30 cm

4. Hitunglah waktu yang diperlukan kelereng untuk sampai pada jarak 30 cm

menggunakan stopwatch.

5. Hentikan stopwatch pada saat kelereng berhenti.

6. Catat waktu pada tabel yang sudah disediakan.

7. Ulangi percobaan hingga 3 kali percobaan untuk massa yang berbeda.

I. Rancangan Percobaan

Gambar 1. Rancangan percobaan Momentum Impuls

(26)

23 K. Grafik Hubungan antara kecepatan dan momentum

L. Kesimpulan

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________

________________________________________________________________ m

(27)

24 DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajuddin. 2016. Fisika Dasar I. Bandung: ITB.

Satriawan, Mirza. 2007. Fisika Dasar. Bandung: ITB.

Adrianto, Rosyid. 2005. Fisika untuk Universitas Jilid I. Surabaya: UNAIR

Gambar

Gambar 1. (a) Sebelum Tumbukan,  (b) Sesudah tumbukan
Tabel 1. Hasil Pengamatan

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan model dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas selama dua siklus dengan dua kali pertemuan (KBM) setiap siklusnya. Data aktivitas diperoleh dari

Proses Spinning di Departemen Nylon Filament Yarn dimulai di lantai empat dimana terdapat Ruang pemuaian ( Shikomi Room ), di ruang tersebut Final Dryer Chip

Data input-output proses produksi ditabulasi dan dianalisis untuk memperoleh harga pokok produksi benih, daun dan minyak serai wangi organik. Analisis harga pokok

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh variabel rasio perputaran modal bersih terhadap Net Profit Margin Industri Farmasi pada

Bunun için; klepto anahtar üreteç ve anahtar ele geçirme algoritmalarn gerçeklenmi³ ve bir önceki bölümde standart (atak barndr- mayan) RSA anahtar üretiminde oldu§u gibi 150

[r]

Hasil perencanaan produksi multitujuan yang dilakukan adalah menghasilkan keuntungan yang lebih besar dari target keuntungan hingga 4 kali lipat, biaya produksi

Beberpa merozoit berkembang menjadi gametocyt, dan gametocyt yang masak mengisi sebagian besar erytrocyt yang membesar (10um). Sedangkan mikrogametocyt terlihat lebih kecil dan