Beyond The 4P’s: A new Paradigm Emerges
“Pemasaran Tradisional Mengabaikan Kekuatan Transformasi Pelanggan Saat ini”
Oleh: Yoram Wind
Kuis untuk mengidentifikasi
mental models
menurut sudut pandang kita. Beri nilai dengan skala 1-10, 10 untuk sangat setuju, dan 1 untuk sangat tidak setuju. Kesuksesan strategi pemasaran meliputi:1. Mengontrol
brand strategy:
2. Fokus terhadapheavy-users:
3. Memiliki CRM yang efektif: 4. Fokus terhadap4P’s:
5. Memahami3C’s:
6. Memahami
consumer purchase funnel:
7. Mempusatkan strategi pada
benefit-based positioning
yang didukung olehfeatures
produk:
8. Strategi dasarmelakukan survei dan
focused group interviews (FGIs):
9. Dasar pengalokasian sumber daya pada hasil dari
marketing mix modeling
(MMM):
10.Fokus terhadap sebuah strategi yang optimal
,
sebagai cerminan pada kampanye iklan:Jika nilai kita di atas 50, artinya kita masih menggunakan
traditional mental
models.
Artikel ini mendiskusikan tentang kebutuhan mengubah
mental models
saat ini dan tujuan untuk sebuah sudut pandang baru untuk strategi pemasaran.Mengubah Mental Models saat ini
Alasan mengapa 10 pernyataan mengenai pemasaran tradisional tidak valid lagi:
1. Mengontrol
brand strategy.
Ketika
brand
danbranding strategy
menjadi hal yang penting dan dilihat sebagai kunci CMO’s, hal tersebut penting untuk dicatat bahwa persepsi pelanggan, kecenderungan/preferensi, percakapan dan perilaku terhadap merek tersebut menentukan nilai produk tersebut, mengakibatkan perusahaan hanya memilikicontrol
yang rendah terhadap mereknya, karena pelanggan yang lebih berperan dalam mengkontrol merek tersebut.2. Fokus terhadap
heavy-users.
3. Memiliki CRM yang efektif.
Ketika memiliki CRM yang efektif adalah keharusan, hal tersebut dapat meningkatkan kekuasaan pelanggan. Untuk dapat mengikat pelanggan dengan lebih efektif, perusahaan sebaiknya mengembangkan
platform
CRM, dimana pelanggan lebih dapat mengatur hubungannya dengan perusahaan, dan perusahaan lain. Contohnya, America Airline’s, yang memiliki sitem dalam memfasilitasi hubungannya dengan seluruhairlines
, sehingga dapat memantau perkembangan para pelanggannya.4. Fokus terhadap
4P’s.
Pada saat
product, price, place,
danpromotion
masih menjadi komponen penting dalammarketing mix,
perusahaan mengabaikan komponen lainnya (sepertisegmenting, targeting, positioning,
dancustomer relationship)
dan hal penting lainnya seperti memberikan penawaran kepada pelanggan potensial. Perusahaan juga mengabaikan kebutuhan untuk mengembangkanplatforms
untuk mengikat kekuasaan dan pelanggan yang skeptik.5. Memahami
3C’s.
Ketika perusahaan membangun strategi yang berdasarkan pada 3C’s, perusahaan mengabaikan
stakeholders
lainnya, seperti pemerintah, pemasok, pedagang eceran, partner dan aliansi, dan konsultan yang memiliki pengaruh besar terhadap strategi bisnis. Model 3C juga mengabaikan pentingnya mengikat pelanggan sebagai sumber dari inovasi dan sebagai duta perusahaan. Yang paling kritis, 3C mengabaikanthe firm embedded
dan dapat membuat sebuah ekosistem, seperti perusahaan Apple, Google, Nike, dan Amazon.6. Memahami
consumer purchase funnel.
Ketika memahami para pelanggan menjadi sangat penting, konsep alur pembelian pelanggan adalah kuno karena hal tersebut gagal untuk mengenali kekuasaan dan pelanggan yang skeptik, yang menjadi hal utama, dan mengubah perilaku para pelanggan yang tidak sejalur dan lebih rumit yang dikemas dalam “Consumer Decision Journey,” oleh
McKinsey Quarterly.
Ketika kegunaan suatu produk didukung oleh
features
dianggap relevan untuk sebuahpositioning,
kita tidak dapat mengabaikan implikasi dari kemampuan pelanggan dalam membandingkanfeature
produk tersebut dan harga untuk seluaruh produk dan jasa. Hal tersebut mengubah keadaan pengecer danpositioning.
Saat ini pelanggan lebih emosional, dan mengidentifikasi produk dari merek produk tersebut.8. Strategi dasarmelakukan survei dan
focused group interviews (FGIs).
Sejarahnya, survei pelanggan dan
focus group
merupakan alat ukur dalam pemasaran, namun banyak terdapat kelemahan, salah satunya adalah hasil yang bias, sehingga cara baru untuk mengukur wawasan pelanggan adalah denganface of market research.
Yang menjadi kuncinya adalahBig Data
dan analisis, termasukdata mining
dantext mining.
9. Dasar pengalokasian sumber daya pada hasil dari
marketing mix modeling
(MMM).
Meskipun
marketing mix modeling
sangat unggul, dan sangat terpercaya, kita harus dapat mengenali keterbatasannya: hasil dari MMM berdasarkan data historis, MMM tidak mencakup seluruh hal terpenting bagi pelanggan dan tidak ada interaksi, terbatas untukconventional metrics,
MMM tidak mencakup kesuluruhanrange
dari kekuatan pelanggan dalam memilih merek, dan yang paling penting, tidak seperti sebuah percobaan, MMM tidak mengidentifikasi hubungan sebab-akibat.10.Fokus terhadap sebuah strategi yang optimal
,
sebagai cerminan pada kampanye iklan.Ketika fokus masih menjadi hal yang penting, meningkatnya kerumitan dan kecepatan dalam perubahan lingkungan, sebanding dengan ketidakpastian perilaku pera pelanggan, memiliki sebuah gagasan, strategi optimal adalah mitos. Pilihan lain adalah beradaptasi dengan ‘adaptive experimentation’ sebuah pendekatan yang menganjurkan disain dan implementasi dari inovasi, pengukuran
outcomes,
dengan pembelajaran dan mengembangkan keputusan-keputusan setiap waktu.Munculnya sebuah model baru dalam
Marketing strategy
meliputi campuran beberapa hal yang sudah lama, namum prinsip yang universal: terpusat pada pelanggan dan membutuhkan sebuah ‘portfolio perspective’
yang memfasilitasi rancangan dan implementasi strategi untuk bermacam-macam segmen; modifikasi beberapa konsep terdahulu untuk menyesuaikan dengan perubahan; dan beberapa aturan baru berasal darimental models
baru. Mengikuti enam paradigmamarketing
baru harus mencakup berkembangan lingkungan saat ini.1.
The age of platforms
(usia platforms).Kesuksesan pemasaran dalam mengikat pelanggan, ditentukan oleh pembentukan
platforms
setidaknya diempat area:Platforms
untuk mengikat konsumen sebagai pembantudesigner
dan pembantuproducer
untuk membuat produk dan jasa yangcustomized.
Kesuksesan dari Build a Bear, Nike dan Dell, dengan mengikat pelanggan dalam merancang produk yangcostumized.
Karena ‘customerization’
sedang menjadi tren saat ini, untuk produk maupun jasa.Platforms
yang memperbolehkan pelanggan untukmanage
hubunganya dengan perusahaan kita, dan perusahaan lainnya.Customer-Managed
Relationship
(CMR)platforms
berbeda denganCustomer Relationship
Management
(CRM). CMR memperbolehkan pelanggan untukmanage
hubungannya dengan perusahaan dan perusahaan lain yang memiliki keterkaitan.Platforms
untuk mengikat pelanggan sebagai penjual dan juga pembela produk. Sebagai contoh diapers.com yang membentuk sebuahplatform
dan sistem yang intensif untuk mendorong pelanggannya merekrut pelanggan lainnya. Dan jaringan sosial seperti facebook menyediakan sebuahplatform
yang mana dapat digunakan sebuah merek untuk meningkatkanfollowers
.Platform
yang memperbolehkan pelanggan untuk menentukan harga dan nilai yang perusahaan tawarkan. Contohnya sepert Priceline.com, contoh lainnya adalah restoran. Ada restoran yang memperbolehkan para pelanggannya untuk menetukan sendiri harga yang dibayarkan untuk makanan yang mereka dapatkan atau untuk sebotolwine.
Yang mengejutkan, justru beberapa pelanggan membayar lebih dari harga yang biasanya.2.
Bridging silos
(menjembatanisilos).
dimanapun. Hal tersebut yang menjadi penting bagi pelanggan, tidak hanya media tradisional, PR dan media digital baru, tapi juga kekuatan penjualan,
call
centre,
produk dan disain kemasan dan disain toko. Memenuhi permintaan tersebut adalah sebuah jembatan internal dan eksternalsilos.
Tangtangan dan perubahan
mental models
tidak mudah. Merubah berbagai aturan organisasi (seperti budaya dan nilai, proses, struktur, bonus dan insentif) untuk memfasilitasi berbagaisilos.
Kunci dari tangtangan ini adalah menentukan model mana yang sebaiknya diikuti. Fungsi baru dari perusahaan atau fungsi lama, atau memilih agen iklan yang baru.
3.
On-demand marketing
(pemasaran berdasarkan permintaan).Hal yang paling banyak ditemukan dalam mempelajari kekuatan pelanggan adalah, bahwa para pelanggan tertarik pada produk dan jasa yang
customized.
Permintaan meningkat ‘on-demand’
pemasaran dan periklanan selalu relevan dan tepat waktu. Menggunakan teknologi adalah hal yang mungkin untuk mengubah cara pemasaran dan periklanan, agar sampai dengan baik kepada pelanggan.4.
Open innovation
(inovasi terbuka).Adanya inovasi dalam perusahaan merupakan keharusan. Dalam perikalanan, Victors & Spoils adalah contoh yang baik sebagai agen perikalanan baru yang mengembangkan jaringan lebih dari 7000. Faktanya, strategi pemasaran akan lebih bermanfaat jika perusahaan membuka inovasi selebar-lebarnya.
5.
Adaptive experimentation
(percobaan yang adaptif)Satu-satunya jalan untuk mengerti hubungan sebab-akibat antara aksi dan
outcomes
adalah mengadopsi pendekatanexperimentation
yang adaptif. Keuntungan dariexperimentation
yang adaptif antaralain:Belajar mengenai hubungan sebab-akibat anatar strategi dan
outcomes.
Mendorong manajemen untuk melakukan percobaan dengan pilihan-pilhan yang inovatif.Kekuatan dalam pengukuran
outcomes.
Membentuk budaya inovasi dengan mengganggap kegagalan adalah hal yang wajar.
Keunggulan bersaing: percobaan yang lebih rumit, strategi yang digunakan memiliki kesulitan yang tinggi,
6.
Expanding objectives beyond the firm
(memperluas objek perusahaan).Para manajer menyadari bahwa bisnis harus lebih proaktif dalam mengahadapi tangtangan masyarakat. Contohnya adalah Unilever.
PERUSAHAAN DAN PRODUK YANG BERHASIL DENGAN MENTAL
MODELS DI INDUSTRINYA
Digital Transportation Retail Products/Brands/
Services
Twitter Google car Apple stores Viagra
You tube Tata Motors Costco Sayaka Endoscope
Capsule
Google NetJets Walmart Cirque du Soleli
Samsung Toyota Prius Starbucks Post-it
iPhone Southwest Airlines Home Depot XNA Creators Club
iPad Groupon FedEx
Facebook Games eBay Hopper
Napster Microsoft Xbox Priceline.com Google Glasses MIT’s Media Lab
laptop Wii Build-a-Bear Quicken
TiVa Zynga Prosper Loans
Nike CNN ATM
Langkah Selanjutnya
Yang menjadi persoalan adalah bagaimana untuk mengubah model sebelumnya kepada
mental models of Marketing.
Berdasarkan penelitian dan pengalaman penulis, bahwa proses perubahan akan berhasil jika mengikuti tahapan:1. Identifikasi
mental models
saat ini. 2. Tolak model tersebut.3. Bandingkan model tersebut. 4. Pilih sebuah perubahan model. 5. Rubah proses yang biasanya.
Penutup
Pengalaman inovasi dapat kita ambil setiap hari dari Google, Twitter, yang memiliki inovasi tinggi baik perusahaan maupun individu, sehingga melahirkan paradigm baru dalam pemasaran.
Kesimpulan ibu:
Lebih ke arah