UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM DIPLOMA III
SISTEM PENGAWASAN GAJI DAN UPAH PEGAWAI BADAN PENGAWASAN OBAT MAKANAN (BPOM) MEDAN
TUGAS AKHIR
OLEH: HENRICO SIRAIT
102101117
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
NAMA : HENRICO SIRAIT
NIM : 102101117
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN
JUDUL : SISTEM PENGAWASAN GAJI DAN UPAH PEGAWAI BADAN PENGAWASAN OBAT MAKANAN (BPOM) MEDAN
Tanggal : ,2013 Dosen Pembimbing Tugas Akhir
Magdalena Linda L. Sibarani, SE, M.Si NIP.19700815 199803 2 001
Tanggal : ,2013 Ketua Program Studi DIII Keuangan
NIP. 19741123 200012 2 001 Dr.Yeni Absah, SE, M.Si
Tanggal : ,2013 Dekan Fakultas Ekonomi
NIP. 19560407 198002 1 001
PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR
NAMA : HENRICO SIRAIT
NIM : 102101117
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN
JUDUL : SISTEM PENGAWASAN GAJI DAN UPAH PEGAWAI BADAN PENGAWASAN OBAT MAKANAN (BPOM) MEDAN
Medan, Oktober 2013 Menyetujui,
Magdalena Linda L. Sibarani, SE, M.Si NIP.19700815 199803 2 001
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yesus yang telah memberikan berkat sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “Sistem Pengawasan Gaji dan Upah Pegawai Badan Pengawasan Obat Makanan (BPOM) Medan” yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Fakultas Ekonomi jurusan Keuangan Program Diploma III Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan moril maupun materil dari banyak pihak. Maka dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan dan bimbingan yang diberikan dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr Azhar Maksum,M.Ec, Ac,Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Fahmi N.Nasution,SE.M.Ac,Ak, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Dr. Yeni Absah,SE,M.Si, selaku Ketua Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Pimpinan dan seluruh pegawai Badan Pengawasan Obat Makanan (BPOM) Medan yang memberikan data dan keterangan.
6. Terisimewa untuk kedua orang tua penulis
7. Teman-teman seperjuangan D III Keuangan Albert, Rio, dan Ephi
8. Yang terkasih orang yang setia menyayangiku, menerima apa adanya. Selalu memberikan doa, nasehat dan motivasi.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan para pembaca untuk memberikan saran maupun kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini. Akhirnya penulis berharap semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi penulis maupun bagi pihak lain yang membacanya.
Medan, Oktober 2013 Penulis
DAFTAR ISI
BAB II : PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Berdirinya Perusahaan ... 5
B. Struktur organisasi ... 11
D. Prosedur Perhitungan Gaji dan Upah ... 29
E. Sistem Pengawasan Intern Gaji dan Upah ... 33
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 38
B. Saran ... 39 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia usaha di era globalisasi ini semakin pesat. Hal ini dilihat dari banyaknya perusahaan yang berdiri, dimana perusahaan – perusahaan tersebut mempunyai tujuan tertentu. Diantaranya pertumbuhan yang berkesinambungan dalam meningkatkan kelangsungan hidup perusahaan.
Menurut Malayu (2005:210) perusahaan (business) adalah suatu organisasi di mana sumber daya (input), seperti bahan baku dan tenaga kerja diproses untuk menghasilkan barang dan jasa (output) bagi pelanggan. Setiap perusahaan mempunyai cara tertentu untuk memperoleh laba yang maksimum. Laba (profit) adalah selisih antara jumlah yang diterima dari pelanggan atas barang atau jasa yang dihasilkan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk membeli sumber daya alam dalam menghasilkan barang atau jasa tersebut.
Operasional suatu perusahaan baru dapat berjalan apabila ada tenaga kerja. Oleh karena itu, seorang pemimpin yang bijaksana harus membina hubungan yang baik dengan pegawai agar diantara pemimpin dan pegawai ada rasa saling menghormati kepentingan kedua belah pihak. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan, insentif, gaji dan tunjangan – tunjangan kesejahteraan kepada para pegawai sehingga dapat memotivasi dan merangsang semangat kerja pegawai.
Maka dalam hal ini, gaji dan upah sangat besar sekali pengaruhnya karena dapat mempengaruhi sifat tingkah laku tenaga kerja dalam melaksanakan beban yang menjadi tanggung jawab. Masalah ini tidak saja menyangkut berapa jumlah uang yang diterima, melainkan menyangkut beban pekerjaan maupun berkaitan dengan moral dan tanggung jawab organisasi terhadap kehidupan pegawai dan keluarganya. Karena itu, tidak menutupi kemungkinan bila perusahaan tidak dapat memenuhinya, maka pegawai sanggup melakukan kegiatan yang merugikan perusahaan. Misalnya, melakukan demo untuk menuntut kenaikan gaji, mogok kerja, dan mengadakan kegiatan- kegiatan yang tidak sesuai dengan ketentuan perusahaan.
mengantisipasinya perusahaan memerlukan sistem pengawasan intern gaji dan upah agar dapat tercipta hubungan yang harmonis antara karyawan dengan pimpinannya.
Salah satu faktor yang mempengaruhi berhasilnya BPOM Medan dapat kita lihat dari faktor staf dan pegawai pelaksana kegiatan operasional dan administrasinya. Tujuan dari lembaga Pengawasan Obat dan Makanan tersebut yaitu mengawasi peredaran obat-obatan dan makanan di Indonesia. Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SisPOM) yang efektif dan efisien yang mampu mendeteksi, mencegah dan mengawasi produk-produk dengan tujuan melindungi keamanan, keselamatan dan kesehatan konsumennya baik di dalam maupun di luar negeri.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik pembahasan gaji dan upah. Disini penulis menyusun skripsi minor ini dengan judul “Sistem Pengawasan Gaji dan Upah Pegawai BPOM Medan”.
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana sistem pengawasan gaji dan upah pada BPOM Medan
b. Untuk mengetahui sistem penggajian dan pengupahan yang sebenarnya. c. Memberikan informasi mengenai perbedaan yang ada antara praktek yang
dilakukan perusahaan dengan teori yang peneliti terima saat menjalani perkuliahan.
D. Manfaat Penelitian
a. Bagi penulis, berguna untuk mengetahui perbedaan yang ada antara praktek yang dilakukan oleh perusahaan dengan teori bangku perkuliahan dan melaluibuku – buku perpustakaan.
b. Bagi Lembaga, dapat memberikan masukan kepada BPOM Medan.
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdirinya BPOM
Berdirinya Badan Pengawas Obat dan Makanan di Indonesia yang pada masa penjajahan Belanda dikenal dengan apoteker yang berperan dalam pelayanan kesehatan di bidang kefarmasian yang membantu pemerintah dalam melindungi masyarakat dalam pengawasan obat yang beredar di masyarakat. Sejarah terbentuknya Badan Pengawas Obat dan Makanan dibagi atas 5 periode yakni:
1.Periode Zaman Penjajahan sampai Perang Kemerdekaan
Tonggak sejarah kefarmasian di Indonesia pada umumnya diawali dengan pendidikan asisten apoteker semasa pemerintahan Hindia Belanda. Pendidikan asisten apoteker semula dilakukan di tempat kerja yaitu di apotik oleh apoteker yang mengelola dan memimpin sebuah apotek. Setelah calon apoteker bekerja dalam jangka waktu tertentu di apotek dan dianggap memenuhi syarat, maka diadakan ujian pengakuan yang diselenggarakan oleh pemerintah Hindia Belanda.
de opleleiding van apotheker-bedienden onder den naam van apothekers- assistenschool".
Peraturan ujian asisten apoteker dan persyaratan ijin kerja diatur dalam Surat Keputusan Kepala DVG No. 8512/ F tanggal 16 Maret 1933 yang kemudian diubah dengan Surat Keputusan No. 27817/ F tanggal 8 September 1936 dan No. 11161/ F tanggal 6 April 1939. Dalam peraturan tersebut, antara lain dinyatakan bahwa persyaratan untuk menempuh ujian apoteker harus berijasah MULO bagian B, memiliki Surat Keterangan bahwa calon telah melakukan pekerjaan kefarmasian secara terus menerus selama 20 bulan di bawah pengawasan seorang apoteker di Indonesia yang memimpin sebuah apotek, atau telah mengikuti pendidikan asisten apoteker di Jakarta.
Pada masa pendudukan Jepang mulai dirintis Pendidikan Tinggi Farmasi di Indonesia dan diresmikan pada tanggal 1 April 1943 dengan nama Yakugaku sebagai bagian dari Jakarta Ika Daigaku. Pada tahun 1944 Yakugaku diubah menjadi Yaku Daigaku.
2.Periode Setelah Perang Kemerdekaan sampai dengan tahun 1958
Dengan adanya undang-undang ini, maka pemerintah dapat melarang kota-kota tertentu untuk mendirikan apotek baru karena jumlahnya sudah dianggap cukup memadai. Izin pembukaan apotek hanya diberikan untuk daerah-daerah yang belum ada atau belum memadai jumlah apoteknya. Undang-undang No. 3 ini kemudian diikuti dengan dikeluarkannya Undang-undang No. 4 tahun 1953 tentang apotek darurat, yang membenarkan seorang asisten apoteker untuk memimpin sebuah apotek. Undang-undang tentang apotek darurat ini sebenarnya harus berakhir pada tahun 1958 karena klausula yang termaktub dalam undang-undang tersebut yang menyatakan bahwa undang-undang- undang-undang tersebut tidak berlaku lagi 5 tahun setelah apoteker pertama dihasikan oleh Perguruan Tinggi Farmasi di Indonesia. Akan tetapi, karena lulusan apoteker ternyata sangat sedikit, undang-undang ini diperpanjang sampai tahun 1963 dan perpanjangan tersebut berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 770/ Ph/ 63/ b tanggal 29 Oktober 1983.
3.Periode tahun 1958 sampai dengan 1967
tidak memenuhi standar.
Pada periode ini pula ada hal penting yang patut dicatat dalam sejarah kefarmasian Indonesia, yakni berakhirnya apotek-dokter dan apotek darurat. Dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 33148/ Kab/ 176 tanggal 8 Juni 1962, antara lain:
a) Tidak dikeluarkannya lagi izin baru untuk pembukaan apotek-dokter
b) Semua izin apotek-dokter dinyatakan tidak berlaku lagi sejak tanggal 1 Januari 1963
Sedangkan berakhirnya apotek darurat ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 770/ Ph/ 63/ b tanggal 29 Oktober 1963 yang isinya antara lain:
a) Tidak lagi dikeluarkan izin baru untuk pembukaan apotek darurat
b) Semua izin apotek darurat ibukota daerah Tingkat I dinyatakan tidak berlaku lagi sejak tanggal 1 Februari 1964
c) Semua izin apotek darurat di ibukota daerah Tingkat II dan kota-kota lainnya dinyatakan tidak berlaku sejak tanggal 1 Mei 1964
4.Periode Orde Baru
Pada masa orde baru stabilitas politik, ekonomi dan keamanan telah semakin mantap sehingga pembangunan di segala bidang telah dapat dilaksanakan dengan lebih terarah dan terencana. Pembangunan kesehatan sebagai bagian integral Pembangunan Nasional, dilaksanakan secara bertahap baik pemenuhan sarana pelayanan kesehatan maupun mutu pelayanan yang semakin baik serta jangkauan yang semakin luas. Hasil-hasil pembangunan kesehatan yang telah dicapai selama orde baru ini dapat diukur dengan indikator-indikator penting, antara lain kematian, umur harapan hidup dan tingkat kecerdasan yang semakin menunjukkan perbaikan dan kemajuan yang sangat berarti.
Pada periode Orde Baru ini pula, pengaturan, pengendalian dan pengawasan di bidang kefarmasian telah dapat ditata dan dilaksanakan dengan baik. Sehingga pada tahun 1975, institusi pengawasan farmasi dikembangkan dengan adanya perubahan Direktorat Jenderal Farmasi menjadi Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Berbagai peraturan perundang-undangan telah dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan sebagai basis dan kerangka landasan untuk melanjutkan pembangunan di masa-masa mendatang. Terhadap distribusi obat telah dilakukan penyempurnaan, terutama penataan kembali fungsi apotek melalui Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1980
5.Periode tahun 2000
Obat dan Makanan bertanggung jawab kepada Departemen Kesehatan namun sekarang setelah terjadinya perubahan maka Badan Pengawasan Obat dan Makanan bertanggung jawab kepada Presiden. Badan Pengawasan Obat dan Makanan sekarang merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen. Berdasarkan Keputusan Presiden No. 103 tahun 2000 dan telah mengalami perubahan melalui Keputusan Presiden No. 166 tahun 2003.
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mempunyai Visi dan Misi dalam melaksanakan tugas pokoknya yaitu:
Visi Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Medan
Menjadi Institusi Pengawas Obat dan Makanan yang Inovatif, Kredibel dan Diakui Secara Internasional Untuk Melindungi Masyarakat.
Misi Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Medan
a) Melakukan Pengawasan Pre-Market dan Post-Market Berstandar Internasional.
b) Menerapkan Sistem Manajemen Mutu Secara Konsisten.
c) Mengoptimalkan Kemitraan dengan Pemangku Kepentingan di Berbagai Lini.
d) Memberdayakan Masyarakat Agar Mampu Melindungi Diri dari Obat dan Makanan yang Berisiko Terhadap Kesehatan.
e) Membangun Organisasi Pembelajar (Learning Organization).
a) Kepastian perlindungan kepada konsumen masyarakat terhadap produksi, peredaran dan penggunaan sediaan farmasi dan makanan yang tidak memenuhi persyaratan mutu, keamanan, khasiat.
b)Memperkokoh perekonomian nasional dengan meningkatkan daya saing industri farmasi dan makanan yang berbasis pada keunggulan.
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi diperlukan perusahaan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan / keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah ditetapkan sebelumnya.
C. URAIAN PEKERJAAN
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Medan menyusun suatu struktur organisasi dengan menguraikan beberapa tugas tiap-tiap bagian.
1. Balai Pengawas obat dan makanan
Unit pelaksana Teknis di lingkungan Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Medan dipimpin oleh seorang Kepala Balai. Yang mempunyai tugas melaksanan kebijakan di bidang pengawasn produk terapetik,narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain, obat tradisional, kosmetik, produk komplimen, keamanan pangan dan bahan berbahaya.
2. Sub Bagian Tata Usaha
Tugas sub bagian tata usaha adalah :
Memberikan pelayanan teknis dan administrasi di lingkungan Balai Besar. 3. Seksi Pengujian Produk Terapetik, Narkotika, Obat Tradisional, Kosmetik,
dan Produk Komplimen.
Tugas Seksi Pengujian Produk Terapetik, Narkotika, Obat Tradisional, Kosmetik,dan Produk Komplimen adalah :
Menyusun rencana dan program serta evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium, pengujian dan penilaian mutu di bidang produk terapetik,narkotika, obat tradisonal, kosmetik, dan produk komplimen.
4. Seksi Bidang Pengujian Pangan dan Bahan Berbahaya
Melakukan penyusunan rencana dan program serta evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium, pengujian dan penilaian mutu di bidang pangan dan bahan berbahaya.
5. Seksi Pengujian Mikrobiologi
Tugas dari Seksi Pengujian Mikrobiologi adalah :
Melakukan penyusunan rencana dan program serta evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan pemeriksaan secara laboratorium, pengujian dan penilaian mutu secara mikrobiologi.
6. Seksi Pemeriksaan dan Penyidikan Tugas dari Seksi Pemeriksaan adalah :
Melakukan pemeriksaan setempat,pengambilan contoh untuk pengujian, pemeriksaan sarana produksi dan distribusi produk terapetik,narkotika,psikotropika dan zat adiktif lain, obat tradisional, kosmetik, produk komplemen, pangan, dan bahan berbahaya.
Tugas dari Seksi Penyidikan adalah :
Melakukan penyidikan terhadap kasus pelanggaran hukum dibidang terapetik,narkotika,psikotropika dan zat adiktif lain, obat tradisional, kosmetik, produk komplemen, pangan, dan bahan berbahaya.
7. Seksi Sertifikasi dan Layanan Informasi Konsumen Tugas dari Seksi Serifikasi adalah :
Melakukan sertifikasi produk, sarana produk, dan distribusi tertentu. Tugas dari Seksi Layanan Informasi Konsumen adalah :
8. Satuan Kerja di Pelabuhan / Perbatasan
Pengawasan obat dan makanan di pelabuhan dan perbatasan dilakukan pleh Satuan Kerja Balai Pengawas Obat dan Makanan yang bertanggung jawab kepada Kepala Balai Pengawas Obat dan Makanan melalui Seksi Pemeriksaan dan Penyidikan.
D. Kinerja Usaha Terkini
Setiap perusahaan tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan. Butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu juga pada Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Medan terus berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh pemerintah dapat terwujud. Tidak mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras, disiplin, dan loyalitas dalam bekerja untuk mencapainya.
Untuk mencapai hasil yang maksimal diperlukan kinerja yang bermutu dan tepat. kinerja usaha terkini yang dijalankan BPOM adalah menyelenggarakan program razia makanan buka puasa,razia makanan tahun baru dan razia makanan dalam bentuk parcel. Serta yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini sesuai dengan perintah Presiden adalah pengawasan jajanan kantin sekolah dan diluar sekolah
BAB III PEMBAHASAN
Setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya sudah pasti membutuhkan karyawan untuk menjalankan kegiatan operasi. Begitu juga dengan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Medan. Karyawan yang bekerja akan mendapat balas jasa atau kompensasi. Menurut Hasibuan (2000:117) Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan alas jasa yang diberikan kepada perusahaan.
Salah satu cara untuk meningkatkan rangsangan kerja pegawai yaitu dengan memberi imbalan dalam bentuk uang atau barang. Balas jasa yang bisa diterima disebut sebagai gaji dan upah. Pembayaran gaji dan upah merupakan masalah yang dapat mempengaruhi hubungan antara tenaga kerja dengan pimpinan. Oleh karena itu jumlah gaji dan upah yang diberikan harus berdasarkan peraturan yang dapat diterima semua pegawai. Untuk itu didalam bab ini penulis mencoba membahas yang menjadi topik penelitian yaitu bagaimana pelaksanaan pengawasan gaji dan upah pegawai pada Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan Medan.
A. Pengertian Gaji dan Upah
Penggajian dapat diartikan sebagai proses pembayaran upah kepada seseorang atau individu untuk pengganti hasil kerja atau jasa yang telah dilakukan.
Sering sekali gaji dan upah dianggap mempunyai pengertian yang sama oleh masyarakat. Anggapan ini terjadi mungkin disebabkan karena gaji dan upah sama-sama merupakan balas jasa yang diberikan kepada karyawannya. Pada kenyataannya kedua istilah tersebut mempunyai perbedaan.
Menurut Purwono (2003:2) gaji merupakan pembayaran yang dibayarkan kepada pemimpin, pengawas, pegawai tata usaha atau lainnya. Sedangkan upah adalah balas jasa yang dibayarkan kepada pegawai ataupun pekerja berdasarkan atas hasil kerja ataupun ukuran lainnya yang bersifat borongan.
Menurut penulis, istilah gaji biasanya digunakan untuk pembayaran kepada pegawai yang diberi tugas-tugas adminstratif dan para pemimpinnya. Staf BPOM bertugas mengawasi, serta melakukan penelitian dan pelayanan kepada masyarakat. Jumlah gaji yang dibayar biasanya secara berkala dan tetap, sedangkan imbalan diberikan kepada buruh-buruh yang melakukan pekerjaan kasar dan lebih banyak mengandalkan kekuatan fisik biasanya disebut upah ..
Dari defenisi gaji dan upah diatas maka dapat disimpulkan bahwa gaji merupakan pengganti jasa tenaga kerja dengan tugas yang sifatnya lebih konstan. Ditetapkan dengan multi perhitungan yang lebih panjang misalnya bulanan, triwulan bahkan tahunan. Sedangkan upah adalah pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan berdasarkan jumlah pekerjaan yang telah diselesaikan.
B. Unsur-unsur Gaji dan Upah
Karyawan adalah aset perusahaan, oleh karena itu harus diperhatikan sebaik-baiknya tenaga dan keahlian yang diberikan karyawan harus sesuai dengan imbalan atau penilaian. Perusahaan membeli jasa para karyawan maka dapat menjamin kesejahteraan dan kelangsungan hidup keluarganya dengan pemberian berupa gaji, upah dan tanggungan-tanggungan lainnya. Selain penting bagi karyawan, gaji dan upah penting pula bagi perusahaan karena merupakan komponen biaya yang besar dan membutuhkan tenaga ekstra untuk menghindari terjadinya penyelewengan.
Sifat gaji pada umumnya menurut Hartadi (1999; 11) adalah : 1. Berlaku secara nasional
2. Dikeluarkan oleh pemerintah pusat 3. Biasanya ditinjau 5 tahun sekali
4. Ada sistem kenaikan dengan jumlah perincian dari pusat pemerintahan 5. Dasar pemberian adalah golongan/ tingkat pekerjaan.
6. Diikuti dengan sistem tunjangan.
1.
2.
a.
b.
3.
a.
b.
c.
d.
4.
5.
6.
7.
8. Tunjanga
9.
Adapun unsur-unsur gaji dan upah pada Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Medan adalah sebagai berikut :
1. Gaji pokok
2. Tunjangan istri/ suami
Tunjangan istri/ suami adalah tunjangan yang diberikan kepada PNS/ CPNS yang beristri / bersuami yang sah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3. Tunjangan Anak
Tunjangan Anak adalah tunjangan yang diberikan kepada PNS/ CPNS yang mempunyai anak (anak kandung, anak tiri dan anak angkat) yang belum berusia 21 tahun dan tidak atau belum pernah menikah dan tidak mempunyai penghasilan sendiri.
4. Tunjangan Jabatan
Tunjangan jabatan adalah tunjangan yang diberikan kepada pegawai negeri sipil yang menjabat dengan jabatan tertentu menurut ketentuan yang berlaku.
Adapun persentase tunjangan yang diperoleh karyawan pada golongan IIIA-IVD adalah sebagai berikut :
Tunjangan Jabatan Sturktural adalah tunjangan yang berdasarkan pada sektariat daerah, dinas daerah dan lembaga teknis lainnya.
6. Tunjangan Jabatan Fungsional
Tunjangan Jabatan Fungsional adalah tunjangan jabatan yang diberikan kepada pegawai negeri sipil yang menjabat jabatan fungsional sebagaimana yang diatur dalam keputusan menteri yang membidangi pendayagunaan aparatur Negara.
7. Tunjangan Beras
Tunjangan beras adalah tunjangan pangan yang diberikan kepada pegawai negeri sipil dalam bentuk natura (beras).
8. Lembur
Lembur adalah upah yang dibayarkan kepada karyawan yang melebihi jam kerja biasa yang telah ditetapkan sebelumnya,
9. Perlengkapan dan sarana lain-lain, upah ini diterima karyawan secara tidak langsung sebab diterima dalam bentuk jasa perusahaan seperti pelayanan kesehatan,hiburan, perumahan,tranportasi yang diterima tidak dalam bentuk uang.
10.Insentif
C. Prosedur Pencatatan Gaji dan Upah
Sebelum membahas masalah prosedur pencatatan gaji dan upah, ada baiknya terlebih dahulu dikemukakan pengertian prosedur itu sendiri.
Menurut Mulyadi (2009:5) prosedur adalah suatu kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu department atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.
Menurut Baridwan (2009:30) prosedur adalah suatu urutan-urutan pekerjaan kerani (clerical), biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sedang terjadi.
Dari beberapa defenisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur merupakan suatu urutan yang tersusun yang biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian department atau lebih, serta disusun untuk menjamin penanganan secara seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.
Secara umum, prosedur pencatatan gaji dan upah menurut Mulyadi (2001:385).yaitu:
1. Prosedur pencatatan waktu hadir
Pencatatan waktu hadir karyawan ini diselenggarakan untuk menentukan gaji dan upah karyawan.
2. Prosedur pencatat waktu kerja
Dalam perusahaan manufaktur yang produksinya berdasarkan pesanan, pencatat waktu kerja diperlukan bagi karyawan yang berkerja di fungsi produksi untuk keperluan distribusi biaya dan upah karyawan kepada produk atau pesanan yang menikmati jasa karyawan tersebut. Jika misalnya seorang karyawan pabrik hadir ke perusahaan selama 7 jam dalam suatu hari kerja, jumlah jam hadir tersebut dirinci menjadi waktu kerja dalam tiap-tiap pesanan yang dikerjakan. Dengan demikian waktu kerja ini dipakai sebagai dasar pembebanan biaya tenaga kerja langsung kepada produk yang diproduksi.
3. Prosedur pembuatan daftar gaji
Dalam prosedur ini fungsi pembuat daftar gaji dan upah membuat daftar gaji dan upah karyawan. Data yang dipakai sebagai dasar pembuatan daftar gaji adalah surat-surat keputusan mengenai pengankatan karyawan baru, kenaikan pangkat, penurunan pangkat, pemberhentian karyawan, daftar gaji bulan sebelumnya dan daftar hadir.
4. Prosedur distribusi biaya gaji
5. Prosedur pembayaran gaji
Prosedur pembayaran gaji dan upah melibatkan fungsi akuntansi dan fungsi keuangan. Fungsi akuntansi membuat perintah pengeluaran kas kepada fungsi keuangan untuk menulis cek guna pembayaran gaji dan upah. Fungsi keuangan kemudian menguangkan cek tersebut ke bank dan memasukan uang ke amplop gaji dan upah. Jika jumlah karyawan perusahaan banyak Pembagian amplop dan upah dapat dilakukan dengan membagikan cek gaji dan upah kepada karyawan.
Prosedur Pencatatan Gaji dan Upah pada Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM ) Medan sebagai berikut:
a. Prosedur pencatatan waktu Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Medan.
Dalam prosedur pencatatan waktu, pekerjaan mencatat waktu pada dasarnya dapat dipisahkan menjadi dua bagian yaitu pencatatan waktu hadir dan pencatatan waktu kerja. Adapun formulir yang digunakan dalam prosedur pencatatan waktu adalah:
mungkin lebih dari satu lembar. pegawai diminta untuk menandatangani daftar itu setiap hari
2). Catatan waktu kerja, catatan waktu kerja dapat dikumpulkan oleh petugasnya dari buku catatan mandor dan daftar hadir, job card atau job ticket
3). Kombinasi catatan waktu hadir dan waktu kerja, catatan waktu hadir dan waktu kerja dapat dibuat dalam bentuk satu lembar untuk tiap karyawan setiap hari. Lembar tersebut menunjukkan waktu yang digunakan pegawai untuk mengerjakan job pada hari itu dan juga disediakan kolom untuk mencatat jam datang dan jam pulang.
b. Prosedur penggajian dan pengupahan pada Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Prosedur ini menggunakan formulir dan laporan sebagai berikut:
1). Daftar gaji dan chek register, daftar gaji merupakan daftar yang menunjukkan perhitungan gaji dan upah masing-masing pegawai selama periode tertentu. Daftar gaji ini merupakan buku jurnal gaji. Dalam daftar gaji, setiap baris digunakan untuk satu pegawai, menunjukkan nama, nomor, kartu hadir jam kerja biasa dan lembur, tarif upah/gaji, jumlah gaji biasa dan lembur, tunjangan-tunjangan, potongan-potongan dan jumlah gaji bersih.
digunakan amplop gaji. Baik cek gaji maupun amplop gaji harus menunjukkan nama pegawai dan jumlah gaji bersihnya.
3). Paystub atau employee’s earning statement (laporan gaji pegawai), merupakan formulir yang berisi data gaji kotor dan potongan-potongan, serta gaji bersih. Laporan ini diserahkan pada karyawan bersama gaji dan upahnya.
4). Empoyee’s record (Catatan gaji pegawai), merupakan catatan yang
menunjukkan kumpulan gaji dan upah karyawan selama periode tertentu. Catatan ini dibuat terinci seperti daftar gaji dan upah untuk setiap pegawai.
Pada Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Medan, prosedur pencatatan gaji dan upah bagian – bagian yang terlibat dalam pencatatan tersebut sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh PP No.22 Tahun 2013 sebagai berikut:
1. Bagian Umum a. Data Karyawan
b. Pegawai Pencatatan gaji dan upah
Perusahaan memberlakukan kartu jam kerja setiap harinya yang bertujuan untuk mencegah penyelewengan pencatatan kehadiran karyawan. Perusahaan juga menggunakan sistem komputerisasi dalam menghitung gaji dan upah karyawan serta jumlah hari dari tiap karyawan. 2. Kepala Bagian Masing – masing Unit
Kepala bagian masing – masing unit mencek kehadiran para pegawai sebagai bahan pertimbangan perhitungan gaji dan kenaikan golongan ( promosi ).
3. Bagian keuangan a. Kasir
Kasir bertugas menyerahkan gaji kepada pegawai yang telah diterima setelah terlebih dahulu diperiksa kendalanya dan disetujui kepada bagian keuangan. Setiap karyawan harus membubuhkan tanda tangan ketika dia menerima pembayaran gaji. Tanda terima gaji tersebut kemudian dikirimkan kasir ke bagian pembukuan akuntansi.
b. Bagian pembukuan
Bagian ini bertugas menandatangani semua bukti-bukti dari pembayaran gaji yang dilakukan kasir kemudian membukukan pembayaran tersebut ke dalam buku besar gaji dan upah.
c. Internal Auditor
menyeluruh. Dalam hal pengawasan gaji dan upah ini auditor akan mengawasi apakah prosedur – prosedur pencatatan dan pendistribusian gaji telah dijalankan sebagaiman yang telah ditentukan, mengevaluasi sistem pengawasan intern gaji dan upah yang sedang dijalankan.
Menurut penulis, prosedur pencatatan gaji yang ada pada Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Medan sudah sesuai dengan prosedur pencatatan. gaji yang dijalankan oleh bagian-bagian yang terpisah sehingga tidak terjadinya penyelewengan. Sedangkan menurut teori hanya menjelaskan departemen-departemennya. Oleh karena itu prosedur yang dijalankan oleh Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Medan sudah sesuai.
D. Prosedur Perhitungan Gaji dan Upah
Besarnya gaji dan upah dalam sebuah perusahaan tidak selalu sama untuk setiap karyawan dan dapat berubah – ubah di masa yang akan datang, tergantung pada tingkat gaji dan upah dan jam kerja masing – masing karyawan. Terjadinya perbedaan tingkat gaji dan upah antar karyawan disebabkan oleh tingkat jabatan dan kedudukan di perusahaan. Besarnya gaji dan upah antar suatu perusahan dengan perusahaan lain juga berbeda – beda.
Ada beberapa cara menghitung gaji dan upah. Sistem manapun yang dipakai perusahaan adalah untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu keuntungan maksimal melalui efisiensi dan efektivitas kerja dengan pengorbanan yang tepat.
1. Sistem menurut upah waktu
Dibedakan atas uah pekerjaan, upah perminggu, dan upah perbulan. 2. Sistem upah menurut kesatuan hasil
Jumlah hasil produksi akan diperhitungkan sebagai jumlah upah yang akan diterima karyawan dan biasanya diterapkan dalam perusahaan yang memproduksi barang – barang yang sama dan hasil pekerjaan yang dapat diukur, dan upah yang diterimanya tergantung dari kegiatan kerja.
3. Sistem borongan
Sistem borongan adalah suatu cara pengupahan yang penetapan besarnya jasa didasarkan atas volume pekerjaan dan lama mengerjakannya.
Sistem keuangan yang baik memerlukan prosedur yang memastikan bahwa para karyawan mampu melaksanakan tugas yang diembannya, karena itu para karyawan bagian keuangan harus mendapat latihan yang memadai dan diawasi dalam melaksanakan tugasnya.
Ketentuan jam kerja pada Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan sebagai berikut:
1. Hari kerja
BPOM memberikan 5 hari jam kerja dalam 1 minggu bagi pegawai dimulai dari hari Senin sampai Jumat.
a. Senin – Kamis
b. Jumat
Pukul: 08.00- 12.15 kerja Pukul: 12.15- 12.45 Istirahat Pukul: 12.45- 16.00 kerja 2. Hari Libur
Hari Sabtu, Minggu dan hari besar lainnya merupakan hari libur, namun pada hari tersebut terkadang digunakan untuk pertemuan khusus dengan pihak tertentu.
3. Cuti
Pada Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan cuti memiliki dua bagian yaitu cuti tahunan selama 2 minggu dan cuti melahirkan selama 2 bulan.
Pada Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) metode perhitungan gaji dan upah yang dibayarkan kepada pegawainya didasarkan oleh penggolongan:
1. Pegawai Staff
Yang termasuk pegawai staff pada perusahaan ini adalah pegawai yang mempunyai keahlian, dinilai dari pendidikan atau lamanya masa kerja atau pengalaman kerja.
2. Pegawai Nonstaff
a. Karyawan bulanan
Adalah karyawan yang sudah merupakan pekerja tetap pada perusahaan ini. Gaji dan upah karyawan bulanan yang dibenarkan, jumlahnya tetap sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan perusahaan.
b. Karyawan harian tetap
Adalah karyawan yang sudah merupakan pekerja tetap pada perusahaan. Dalam perusahaan sistem penggajian dan pengupahan melibatkan personalia dan umum,serta departemen keuangan dan departemen akuntansi. Bagian akuntansi bertanggung jawab atas pencatatan biaya tenaga kerja dan distribiusi biaya tenaga kerja. Untuk kepentingan penyediaan informasi guna pengawasan tenaga kerja.
Jadi, sistem perhitungan gaji dan upah pegawai Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Medan dijabarkan sebagai berikut:
Gaji pokok xxx
Tunjangan- tunjangan tetap xxx
Upah lembur xxx
Pendapatan kotor Potongan – potongan:
Pajak Penghasilan xxx Potongan Beras xxx
Jamsostek xxx
Pengurangan lainnya xxx
Pendapatan bersih xxx
Sebagaiman telah diuraikan diatas bahwa kegunaan pokok dari pengawasan intern gaji dan upah adalah untuk mengawasi jumlah gaji dan upah yang diterima pegawai, orang yang menerima gaji dan upah tersebut adalah memang pegawai Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Medan.
E. Sistem Pengawasan Intern Gaji dan Upah
Istilah Internal Control diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai kontrol intern atau sering juga ditulis sebagai pengawasan intern atau pengendalian intern. Secara umum pengawasan intern bertujuan untuk meminimumkan kesalahan- kesalahan yang terjadi dalam perusahaan. Sebelum membahas lebih lanjut penulis memberikan beberapa pengertian dari pengawasan intern.
Menurut Hermanto (2001:110) “Sistem Pengendalian Intern adalah suatu tipe pengawasan yang dirancang dengan diintegrasikan kedalam sistem pembagian pendelegasian tugas, tanggung jawab, wewenang dalam struktur organisasi perusahaan”.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002: 341) dalam buku Standard Profesi Akuntan Publik menyatakan bahwa: “Pengawasan Intern adalah kebijakan dan prosedur untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa tujuan satuan yang spesifik akan dicapai”.
semua cara – cara dan alat – alat yang dikoordinasikan terutama yang menyangkut dan berhubungan langsung dengan gaji dan upah.
Untuk terlaksananya pengawasan intern gaji dan upah dengan baik maka perlu diadakan pemisahan tugas dan fungsi dimana suatu kegiatan mulai dari awal sampai dengan selesai tidak boleh dikerjakan oleh satu orang, hal ini penting untuk menghindari tugas rangkap yang dapat memungkinkan terjadinya penyelewengan. Penerimaan pegawai tidak boleh dilakukan oleh bagian yang membutuhkan.
Adapun bagian-bagian yang berhubungan dengan pengawasan intern gaji dan upah menurut Baridwan (2002 : 125) adalah:
1.Mandor
Tugas seorang mandor dalam pengawasan gaji dan upah untuk mencapai atau melunasi jam kerja dari setiap pekerja setiap hari.
2.Bagian Gaji dan Upah
Fungsi atau tugas bagian gaji dan upah dalam pengawasan gaji dan upah untuk seluruh karyawan, membuat formulir dan laporan tentang gaji dan upah dan menyusun statistik gaji dan upah.
3.Bagian Personalia
Tugas bagian personalia dalam pengawasan gaji dan upah meneliti kebenaran nama – nama yang tertera dalam daftar gaji dan upah, daftar tarif gaji dan daftar potongannya.
4.Auditor
Tugas auditor dalam pengawasan gaji dan upah adalah mengawasi pelaksanaan prosedur pembayaran gaji dan upah.
5.Kasir
Tugas kasir dalam pengawasan gaji dan upah adalah untuk melakukan pembayaran gaji dan upah kepada setiap pekerja.
Demi terciptanya sistem informasi atas gaji dan upah serta pengawasan intern gaji dan upah yang baik pada Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Medan, dilakukan pembayaran gaji dan upah yang pelaksanaanya melibatkan beberapa bagian antara lain :
1. Bagian Personalia
Tugas bagian personalia dalam pengawasan gaji dan upah pegawai Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan ( BPOM) Medan adalah meneliti kebenaran nama – nama yang tertera dalam daftar gaji dan upah, daftar tarif gaji dan daftar potongannya, agar tidak terjadi kesalahan.
2. Bagian Pengawasan waktu
3. Bagian Administrasi dan Keuangan
Bagian ini bertugas untuk menandatangani daftara gaji dan upah, dan kartu gaji dan upah yang diterima dari bagian pendistribusian biaya dan mengirimkannya kepada kasir di bagian pembukuan.
4. Kasir
Kasir membuat kwitansi pembayaran dan mengirimkan kepada bagian pembukuan.
5. Bagian Pembukuan
Daftar gaji dan upah yang diterima dari bagian pendistribusian biaya dibukukan dalam buku besar dengan jurnal:
Gaji dan upah xxx
Hutang gaji dan upah xxx
Ketika kwitansi diterima dari kasir sebagai bukti bahwa gaji dan upah telah dibayarkan maka bagian pembukuan akan menjurnal:
Hutang gaji dan upah xxx
Kas xxx
6. Internal Auditor
Bertugas mengawasi jalannya prosedur pengawasan internal Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Medan secara menyeluruh.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, sistem pengawasan gaji dan upah yang dilaksanakan pada Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Medan, maka penulis mengambil kesimpulan dan mencoba memberikan saran yang mungkin nanti berguna bagi BPOM pada khususnya serta bagi pembaca pada umumnya yaitu :
1. Struktur organisasi yang terdapat di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Medan mempunyai fungsi pemisahan secara tepat. Sistem tersebut mampu menjaga keamanan harta, mampu membuat operasi BPOM menjadi lebih efisien serta dapat membantu menjaga dipatuhinya kebijaksanaan yang telah ditetapkan.
2. Unsur-unsur gaji dan upah pada Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Medan telah dipenuhi dengan baik ditandai dengan pemberian kesejahteraan para pegawai dengan memberikan tunjangan-tunjangan dan bantuan-bantuan lainnya.
4. Prosedur perhitungan gaji dan upah telah dilaksanakan dengan sebaik mungkin, walaupun terdapat jumlah pegawai yang banyak tetap harus melaksanakan perhitungan gaji dan upah dengan baik. Yang dituangkan dalam daftar gaji dan upah.
5. Sistem pengawasan intern gaji dan upah telah dilaksanakan dengan baik dan ditandai dengan adanya pengawasan yang cermat atas gaji dan upah mulai dari perhitungan sampai pembayaran kepada masing-masing pegawai serta tidak terlalu berbelit-belit untuk menciptakan suatu efisiensi kerja.
B. Saran
Dari kesimpulan diatas, maka di sini penulis memberikan saran-saran kepada Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Medan. Adapun saran yang akan diberikan penulis adalah:
1. Sebaiknya perhatian terhadap internal control agar dapat lebih ditingkatkan, mengingat perkembangan zaman yang semakin maju diiringi kebutuhan yang semakin tinggi.
2. Dalam rangka untuk meningkatkan kecakapan dan efisien kerja, maka perlu diadakan job training bagi para pegawai.
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki, 2002, Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode, Edisi Kelima, Badan Penerbit FE-UGM, Yogyakarta
Baridwan, Zaki, 2004, Intermediate Acounting, Edisi Delapan, Badan Penerbit FE-UGM Yogyakarta
Hadi, Purwono, 2003, Sistem Personalia, Edisi Kedua, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta
Hartadi, Bambang, 1999, Sistem Pengendalian Dalam Hubungan dengan Manajemen & Audit, Edisi ketiga, Penerbit BPFE, Yogyakarta
Hasibuan, Malayu SP, 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, STIE YKPN, Yogyakarta
Hasibuan, Malayu, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, Penerbit Bumi Aksara Jakarta.
Hermanto, 2001, Sistem Akuntansi Survei dan Teknis Analisa, Edisi Pertama, Penerbit BPFE,UGM, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standar Profesional Akuntan Publik, Cetakan Kedua Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.