• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 1 Hubungan pengetahuan dan sikap remaja mengenai seks pranikah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bab 1 Hubungan pengetahuan dan sikap remaja mengenai seks pranikah"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang

Masa remaja adalah suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan dan tidak menetap. Karena pada usia ini proses menjadi dewasa berlangsung. Masa remaja merupakan masa yang penuh dengan gejolak, pada masa ini remaja mempunyai rasa ingin tahu yang besar dan mulai mencari jati dirinya serta mulai mencari kebebasan.

Berdasarkan penelitian diberbagai Kota di Indonesia, sekitar 20%-30% remaja mengaku pernah melakukan hubungan seks. Pakar seks yang juga spesialis obstetric dan ginekologi Dr.Boyke Dian Nugraha di Jakarta mengungkapkan, dari tahun ketahun remaja yang melakukan hubungan seks bebas makin meningkat sekitar 5% pada tahun 1980-an menjadi, 20% pada tahun 2000. Tingginya angka hubungan seks pra nikah dikalangan remaja erat kaitannya dengan meningkatnya jumlah aborsi saat ini tercatat sekitar 2,3 juta, dan 15-20% diantaranya remaja.(Majalah Gemari.2001.Waspadai Seks bebas Kalangan Remaja. www.bkkbn.go.id di akses 9 Juli 2015)

Survey yang dilakukan oleh moeliono tahun 2005 pada remaja dari 4kota di Bandung, Jakarta, medan, dan Surabaya, menunjukkan remaja melakukan hubungan seks pertama kalinya dirumah. Jika 72% remaja pria memang senang melakukan hubungan seks, 47% remaja wanita merasa menyesal. Penelitian ini dilakukan terhadap 474 remaja berusia 15-24 tahun

(2)

dengan presentase 50% aktif secara seksual dan 50% lagi belum pernah melakukan hubungan seksual.

Dalam era globalisasi ini banyak diantara mereka yang tidak sadar bahwa beberapa pengalaman yang tampaknya menyenangkan justru dapat menjerumuskan. Remaja merupakan individu yang sedang mengalami masa peralihan, yang dari segi kematangan biologisnya, organ seksual mulai berangsur-angsur memperhatikan karakteristik seks sekunder sampai mencapai kematangan seks. Dari segi perkembangan kejiwaan, jiwa sedang berkembang dari sifat anak-anak menjadi dewasa. Sedangkan segi social ekonomi remaja adalah individu yang beralih dari ketergantungan, menjadi relative bebas (WHO,1974) selain itu, masa remaja adalah masa yang rawan oleh pengaruh-pengaruh negative, seperti seks bebas, narkoba, criminal, dan pemerkosaan yang dapat membahayakan mereka karena bisa terjangkit penyakit kelamin terutama AIDS yang sudah menggejala keseluruh dunia. Selain itu juga bisa menyebabkan terjadinya kehamilan usia muda, pengguguran kandungan, terputusnya sekolah, perceraian, serta penyalagunaan obat. (Willis;20015: 1-4)

(3)

Pengetahuan remaja tentang seksualitas remaja perlu diberikan melalui pendidikan seks berupa perubahan sistem dan fungsi organ repsroduksinya agar remaja tidak bingung dengan perubahan yang terjadi dalam dirinya serta mampu menyesuaikan diri dengan perbuatan tersebut.

Peranan orang tua merupakan cara orang tua membimbing dan memberikan pemahaman tentang perilaku seks yang bertanggung jawab kepada anaknya sehingga anak tidak terjerumus kedalam perilaku seks bebas.

Lingkungan pergaulan merupakan lingkungan disekitar remaja yang mendukung dan mempengaruhi perilaku seksual remaja dalam hal ini teman sebaya.

Lingkungan pergaulan merupakan lingkungan disekitar remaja yang mendukung dan mempengaruhi perilaku seksual remaja dalam hal ini teman sebaya.

Media merupaka sumber informasi berupa gambar porno, siaran televisi yang berisi adegan yang berbau pornografi serta video berisi adegan porno yang dapat merangsang terjadinya perilaku seks bebas pada remaja.

(4)

ini merupakan panduan bagi remaja dalam proses mengembangkan citra diri yang realistis, percaya diri, mampu menerima perubahan, memahami peran jender untuk menjadi lebih mandiri, memiliki perilaku hidup yang sehat untuk masa depannya.

Melihat kenyataan diatas penulis ingin mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja mengenai Seks Pranikah (Suatu study Penelitian di Universitas Cokroaminoto Palopo) Tahun 2015 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada hubungan antara pengetahuan remaja putri mengenai seks pranikah di Universitas Cokroaminoto Palopo

2. Apakah ada hubungan antara sikap remaja putrid mengenai seks pranikah di Universitas Cokroaminoto Palopo

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap remaja mengenai seks pranikah di Universitas Cokroaminoto Palopo

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan remaja tentang pranikah di Universitas Cokroaminoto Palopo Tahun 2015

(5)

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Sebagai bahan informasi tambahan tentang Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja mengenai Seks Pranikah di Universitas Cokroaminoto Palopo tahun 2015.

2. Bagi peneliti

Penelitian ini bagi peneliti dapat dijadikan saran belajar dalam rangka menambah pengetahuan untuk menerapkan teori yang telah peneliti dapatkan selama masa perkuliahan dan juga untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja mengenai Seks Pranikah

3. Bagi institusi

a. Bagi Universitas Cokroaminoto Palopo

Dapat memberikan informasi mengenai pengetahuan tentang seks pranikah dan sikap mahasiswa tersebut sehingga dapat menjadi bahan masukan bagi Kampus tentang pentingnya pengetahuan seks pranikah pada remaja yang berpengaruh pada sikap mereka.

b. Bagi Pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

Implikasi Yuridis terhadap istri dari perkawinan kedua/ketiga/keempat Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pria yang tidak dicatatkan ditinjau dari Undang- Undang Nomor 1 Tahun 1974

den#an baik, seper n baik, seperti pemelih ti pemeliharaan dan perem araan dan perema1aan a1aan alat alat medis alat alat medis, in house , in house trainin# atau seminar dan

This study investigates different factors that may influence purchase intention of counterfeit products, including brand familiarity, anticipated regrets, and perceived quality

Analisis kedua untuk mengetahui model pemilihan moda oleh siswa antara sepeda motor dan bus sekolah di Kota Malang menggunakan metode Stated Preference (SP). Hasil Studi

Terbatasnya jumlah lahan yang diperlukan untuk menanam batang bawah merupakan faktor utama yang menyebabkan UBT tidak dapat dalam memenuhi seluruh permintaan bibit karet yang

Berdasarkan data yang diperoleh bahwa padat tebar ikan kerapu macan Epinephelus fuscoguttatus 150, 200, 250 dan 300 ekor/m 3 tidak memberikan pengaruh pada

Pemerintah mempunyai kebijakan publik yang jelas dalam pelayanan kesehatan untuk kelas atas. • Pemerintah memahami

tapi ada juga yang rutinitasnya selalu dengan para pelanggannya seperti contact center dan customer visit merupakan elemenn pelayanan yang diharapkan bisa memberikan kenyamanan