• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bahasa Indonesia (Ejaan Yang Disempurnakan)"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH BAHASA INDONESIA

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)

Diajukan Sebagai Perbaikan Nilai Ujian Tengah Semester Gasal Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Nama : Magdalena Iriani Kehi

NIM : 2013220030

Fakultas : MIPA

Prodi : Matematika

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Mahaesa atas segala rahmat dan bimbingan-Nya, sehingga makalah “Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)” ini dapat penulis selesaikan.

Makalah “Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)” secara umum berisikan tentang pengertian, sejarah perkembangan, kaidah-kaidah penulisan, maupun permasalah ejaan bahasa Indonesia yang dilengkapi dengan latihan dan pembahasannya. Penulis membuat makalah ini selain bertujuan sebagai perbaikan nilai Ujian Tengah Semester Gasal, juga sebagai bahan pembelajaran agar lebih memahami tentang kaidah penulisan dalam ketatabahasaan.

Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dosen pembimbing Bahasa Indonesia Dra. Sri Utami, M.Pd. yang telah memberikan pengajaran serta masukan yang sangat membantu penulisan makalah ini

2. Semua pihak yang telah membantu sehingga selesainya penulisan makalah ini

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam memahami tentang Ejaan Yang Disempurnakan dan mampu menggunakannya dengan baik dan benar.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i Kata Pengantar ... ii Daftar Isi ... iii Bab 1 Pendahuluan

1.1Latar Belakang ... 1 1.2Rumusan Masalah ... 1 1.3 Tujuan ... 2 Bab 2 Landasan Teori

1.1 Ejaan Bahasa Indonesia ... 4 1.2 Problematika EYD ... 13 1.3 Soal Latihan dan Pembahasan EYD ... 16 Bab 3 Penutup

1.1 Simpulan ... 25 1.2 Saran ... 25

(4)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan, karena selain digunakan sebagai alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara tulisan. Di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi ini, masyarakat dituntut secara aktif untuk dapat mengawasi dan memahami informasi dari segala aspek kehidupan sosial. Sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai media penyampaian informasi secara baik dan tepat. Selain itu, dengan penyampaian berita atau materi secara tertulis, diharapkan masyarakat dapat menggunakan media tersebut secara baik dan tepat pula. Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika berbahasa, disinilah peran aturan baku tersebut di gunakan, dalam hal ini kita selaku warga negara yang baik hendaknya selalu memperhatikan rambu-rambu ketatabahasaan Indonesia yang baik dan benar.

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah submateri dalam ketatabahasaan Indonesia yang memilik peran yang cukup besar dalam mengatur etika berbahasa secara tertulis sehingga diharapkan informasi tersebut dapat di sampaikan dan di pahami secara komprehensif dan terarah. Dalam prakteknya diharapkan aturan tersebut dapat digunakan dalam keseharian masyarakat sehingga proses penggunaan tata bahasa Indonesia dapat digunakan secara baik dan benar.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan ejaan ? 2. Apa saja fungsi ejaan ?

3. Bagaimana sejarah perkembangan ejaan bahasa Indonesia hingga terbentuk Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) ?

(5)

1.3 Tujuan

a. Tujuan Khusus

Sebagai perbaikan nilai Ujian Tengah Semester gasal mata kuliah Bahasa Indonesia

b. Tujuan Umum

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan ejaan 2. Mengetahui fungsi-fungsi ejaan

3. Mengetahui sejarah perkembangan ejaan bahasa Indonesia

4. Mengetahui dan memahami kaidah penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar

(6)

BAB 2

LANDASAN TEORI

Pengertian ejaan dapat dilihat dari dua segi, yaitu segi khusus dan segi umum. Secara khusus, ejaan diartikan sebagai pelambangan bunyi-bunyi bahasa dengan huruf, baik huruf demi huruf maupun huruf yang telah disusun menjadi kata, frase, atau kalimat. Sedangkan secara umum, ejaan diartikan sebagi keseluruhan ketentuan yang mengatur perlambangan bunyi bahasa, termasuk pemisahan dan penggabungan, serta penggunaan tanda baca. Mengenai ketentuan-ketentuan tersebut akan dijelaskan pada pembahasan berikut.

Dasar penyusunan kaidah ejaan adalah kesepakatan para ahli bahasa yang didasarkan pada sifat-sifat bahasa tertentu. Kesepakatan itu dibuat kemudian diresmikan oleh pemerintah. Setelah itu para pemakai diharapkan menaati kaidah yang telah disepakati tersebut. Fungsi-fungsi ejaan, sebagai berikut :

1. sebagai kaidah penulisan 2. landasan pembakuan tatabahasa

3. landasan pembakuan kosakata dan peristilahan, dan

4. alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia.

Berdasarkan bentuk lambangnya, ejaan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :

a. Ejaan ideografis, yaitu ejaan yang tiap lambangnya menyatakan satu ide. Contoh : huruf kanji-Jepang, huruf Cina, dan huruf Romawi kuno

b. Ejaan silabis, yaitu ejaan yang tiap lambangnya menyatakan satu silaba/suku kata. Contoh : huruf jawa, huruf hiragana, dan katakana dari bahasa Jepang

c. Ejaan fenomis, yaitu ejaan yang tiap lambangnya menyatakan satu bunyi bahasa. Contoh : bahasa Latin, bahasa Arab.

Sejarah perkembangan bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi tiga tahap, yaitu : 1. Tahap bahasa Melayu Kuno

(7)

huruf Dewanagari/huruf Pallawa. Bukti-buktinya bisa dilihat pada prasasti Talang Tuwo. Kedukan Bukit, Ligor, dan Gandasuli peninggalan kerajaan Sriwijaya pada abad VII-VIII.

2. Tahap bahasa Mlayu Pertengahan

Bukti-bukti peninggalan bahasa Melayu pertengahan bisa dilihat pada beberapa karya sastra peninggalan kerajaan Melayu, dan Kerajaan Aceh. Contoh : “Hikayat Hang Tuah”, dan lain-lain. Bahasa Melayu pertengahan ini memiliki ciri-ciri, yaitu menggunakan huruf Arab-Melayu, dan banyak terdapat unsur-unsur bahasa Arab. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari waktu penyebaran agama islam pada saat itu.

3. Tahap bahasa Melayu Modern

Tahap bahasa Melayu modern ini ditandai dengan penggunaan huruf Latin. Bhasa Melayu Modern ini mengalami perpecahan karena perbedaan wilayah dan sejarah sosial-budayanya. Yang berkembang di Malaysia disebut bahasa Melayu Malaysia, sedangkan yang berkembang di Indonesia akhirnya disebut bahasa Indonesia.

1.1Ejaan Bahasa Indonesia

1. Ejaan van Ophuysen

Sebelum tahun 1901, bahasa Melayu ditulis dengan menggunakan huruf Arab-Melayu. Karena huruf Arab-Melayu kurang efektif maka diganti dengan huruf Latin. Penggunaan huruf Latin ini pun belum beragam antara daerah satu dengan lainnya. Banyak sekali penulis mempunyai aturan sendiri dalam menuliskan konsonan, vokal, kata, kalimat, dan tanda baca.

Bertolak dari kenyataan diatas, pemerintah Hindia-Belanda menugaskan Charles Adrian van Ophuysen dengan dibantu Engku Nawawi gelar Soetan Ma’moer dan Mcehammad Taib Sutan Ibrahim untuk meyeragamkan penulisan huruf Latin. Hasilnya pembakuan ejaan tersebut disahkan pemerintah Belanda dalam karangannya: “Kitab Logat Melayu”.

(8)

1) Huruf y ditulis dengan j. Contoh :

sayang sajang yakin jakin saya saja yaitu jakin

2) Huruf u ditulis dengan oe Contoh :

umum oemoem

surat soerat pukul poekoel subur soeboer

3) Huruf k pada akhir kata atau suku kata ditulis dengan tanda [‘]. Contoh :

rakyat ra’yat bapak bapa’ saksi sa’si rusak rusa’ 4) Huruf j ditulis dengan dj.

Contoh :

(9)

laju ladju 5) Huruf c ditulis dengan tj.

Contoh :

cara tjara arca artja racun ratjun

6) Gabungan konsonan kh ditulis dengan ch Contoh :

Ketika ejaan van Ophuysen digunakan dalam beberapa tahun, tampak banyak kekurangannya. Kekurangannnya adalah terlalu bertumpu pada konsep bahasa Belanda dan kurang memperhatikan kodrat bahasa Melayu itu sendiri.

Gagasan penyempurnaan ejaan van Ophyusen ada sejak Kongres Bahasa Indonesia I di Solo tahun 1936. Ejaan yang baru dibentuk ini disebut Ejaan Soewandi (sesuai dengan nama Menteri Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan pada waktu itu, yaitu Mr. Soewandi). Ejaan ini juga dikenal dengan nama Ejaan Republik.

Ada beberapa perubahan yang dilakukan Ejaan ini terhadap Ejaan van Ophyusen. Perubahan-perubahan ini antar lain :

1) Gabungan huruf oe menjadi u. Contoh :

oemoer umur koeboer kubur

2) Bunyi hamzah [‘] diganti menjadi k. Contoh :

(10)

3) Kata ulang boleh ditandai dengan angka 2. Contoh :

rata-rata rata2 ibu-ibu ibu2

4) Huruf e/taling/dan e/pepet/tidak dibedakan. Contoh :

ekor ekor senang senang

5) Tanda trema [“] dihilangkan dalam Ejaan Republik\. Contoh :

mulai mulai ditandai ditandai

6) Bunti e/pepet/sebagai pelancar kata, khususnya kata-kata yang diangap baru dihilangkan.

Ejaan Soewandi pun tampak banyak kekurangan. Disamping itu karena konsep penyempurnaan ejaan dalam Ejaan Soewandi sangat sederhana maka oleh Prof. Dr. Prijono hanya disebut “transkripsi” atau alih tulis saja.

Ide penyempurnaan Ejaan Soewandi ini diawali pada Kongres Bahasa Indonesia II Medan tahun 1945. Prof. Dr. Prijono mengemukakan prasaran “Dasar -Dasar Ejaan Bahasa Indonesia dengan huruf Latin” dan diterima oleh Prof. Dr. Prijono. Namun, karena pada saat itu dia diangkat menjadi menteri PP & K, maka tugas ketua kemudian diserahkan pada E. Katoppo. Akhirnya disebut juga Ejaan

Prijono-Katoppo.

(11)

Contoh :

1) Gabungan konsonan dj diubah menjadi j. 2) Gabungan konsonan tj diubah menjadi c. 3) Gabungan konsonan ng diubah menjadi n. 4) Gabungan konsonan nj diubah menjadi n. 5) Gabungan konsonan sj diubah menjadi s.

Kecuali contoh-contoh di atas, perubahan lainnya adalah gabungan vokal ai, au, dan oi atau yang lazim disebut diftong dituliskan berdasarkan pelafalannya, yaitu ay, aw, dan oy.

Contoh :

satai satay gulai gulay harimau harimau kalau kalau amboi amboy

Masalah lainnya, huruf j (jang) diubah menjadi y (yang) sebagaimana dalam Ejaan Yang Disempurnakan.

Ejaan ini gagal dimasyarakatkan karena untuk pembaharuan ejaan membutuhkan dana yang banyak dan pemerintah masih belum mampu.

4. Ejaan Melindo

Dalam bulan desember 1959, diadakan pertemuan antara Panitia Pelaksana Kerjasama Bahasa Melayu-Belanda Indonesia, antara Komisi Bahasa Indonesia yang diketuai oleh Dr. Slamet Muljana dan Jutawan Komisi Rumi Persekutuan Tanah Melayu yang diketuai oleh Syed Nasir bin Ismail untuk membahas penyempurnaan ejaan. Ejaan yang berhasil dirumuskan diberi nama: Ejaan Melayu Indonesia atau dikenal Ejaan Melind. Ejaan ini diresmikan pada 17 April 1959 dan pemakaiannya selambat-lambatnya

bulan Januari 1962.

(12)

Pada dasarnya ejaan ini hampir sama dengan Ejaan Pembaharuan. Ejaan ini juga menerapkan satu fonem satu tanda, yaitu berusaha menyederhanakan ejaan dengan pmenggunakan sistem fonemis. Perubahan di antaranya :p

tj (tjinta) c (cinta) nj (njonja) nc (nconca)

5. Ejaan Baru (Ejaan LBK)

Pada tanggal 7 Mei 1966, Lembaga Bahasa dan Kesusasatraan (LBK) membentuk suatu panitia yang kan menyusun ejaan baru bahasa Indonesia. Alasan LBK dalam mengganti ejaan Soewandi dilatarbelakangi :

a) Sudah terjadi kemajuan/perkembangan yang sangat pesat ilmu pengetahuan dan teknologi

b) Ejaan Soewandi kurang dapat mencerminkan kodrat bahasa Indonesia c) Bahasa Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting di Asia Tenggara d) Kondifikasi huruf dan tanda baca di seluruh Indonesia perlu segera dilakukan e) Pentingnya pengajaran membaca dan menulis permulaan yang mudah

Panitia ejaan itu diberi nama “Panitia Crash Program Ejaan Bahasa Indonesia LBK” dan diketuai oleh Anton M. Moeliono. Tugas ini diselesaikan pada bulan Agustus 1966 dan disahkan dengan SK. Menteri P & , tanggal 19 September 1956. Ejaan ini tetap menggunakan prinsip satu fonem satu tanda.

Dalam perkembangan selanjutnya pada bulan September 1966 diadakan lagi pertemuan antara beberapa pakar bahasa Indonesia dan Malaysia untuk membahas penyempurnaan ejaan kedua negara. Konsep ejaan yang dibawa ke Malaysia menjadi “Ejaan Baru Bahasa Indonesia”.

Konsep ejaan yang dihasilkan disusun berdasarkan beberapa pertimbangan antara lain :

1) Pertimbangan teknis, yaitu pertimbangan yang menghendaki agar setiap fonem dilambangkan dengan satu huruf

(13)

3) Pertimbangan ilmiah, yaitu pertimbangan yang menghendaki agar perlambangan itu mencerminkan studi yang mendalam mengenai realitas bahasa dan masyarakat pemakainya

Perubahan yang terjadi dalam Ejaan Baru antara lain : 1) Gabungan konsonan dj diubah menjadi j.

Contoh :

remadja remaja djalan jalan perdjalanan perjalanan wadjah wajah

2) Gabungan konsonan tj diubah menjadi c. Contoh :

tjakap cakap batja baca pantjing pancing tjukup cukup

3) Gabungan konsonan nj diubah menjadi ny. Contoh :

njala nyala bunji bunyi punja punya

4) Gabungan konsonan sj diubah menjadi sy. Contoh :

sjarat syarat sjukur syukur sjair syair

masjarakat masyarakat

5) Gabungan kosonan ch diubah menjadi kh. Contoh :

(14)

6) Huruf (e) taling dan e (pepet), penulisannya tidak dibedakan dan hanya ditulis dengan e tanpa penanda.

Contoh :

segar segar tekad tekad sehat sehat goreng goreng

7) Huruf asing f, v, dan z dimasukkan ke dalam sistem ejaan bahasa Indonesia.

Contoh : fasih maaf vakum zaman lezat

Kendala pemasyarakatan ejaan ini berupa biaya yang besar. Di smping itu banyak anggota masyarakat yang masih apriori terhadap ejaan ini. Ejaan ini dianggap sebagai warisan bekas musuh kita (yaitu Malaysia pada waktu itu).

6. Ejaan Yang Disempurnakan

Bahasa Indonesia berkembang sejalan dengan perkembangan zaman. Ejaan Soewandi susah tidak dapat mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Pembaruan dan pembentukan ejaan yang baru merupakan kebutuhan yang mendesak saat itu. Ejaan yang baru dibentuk ini didasarkan pada konsep Ejaan Bru Bahasa Indonesia dengan berbagai penyempurnaan, terutama dari segi kepraktisannya. Karena ejaan itu merupakan penyempurnaan ejaan Soewandi maka ejaan itu disebut “Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)”.

(15)

EYD pada dasarnya tidak disusun dengan tiba-tiba. Bhan-bahannya telah dipersiapkan dan dirintis sebelumnya. Ejaan ini merupakan hasil penyempurnaan dari beberapa ejaan sebelumnya terutama Ejaan Republik yang dipadukan dengan konsep-konsep Ejaan Pembaharuan, Ejaan Melindo, dan Ejaan Baru.

Ada beberapa perubahan yang terdapat dalam EYD. Beberapa perubahan itu

sj (sjarat, sjukur) sy (syarat, syukur) ch (achir, chawatir) kh (akhir, khawatir)

j (supaja, jakin) y (supaya, yakin)

3) Huruf q dan x yang lazim digunakan dengan bidang ilmu pengetahuan, contoh pada kata Furqan dan xenon.

4) Penulisan di- sebagai awalan dibedakan dengan di yang merupakan kata depan. Sebagai awalan di ditulis serangkai dengan unsur-unsur penyertanya, sedangkan sebagai kata depan di ditulis terpisah dengan kata dasar yang mengikutinya.

Awalan Kata Depan

di- di

dicuci di kantor

ditembak di samping

dilatarbelakangi di depan

(16)

Contoh :

Anak-anak, bukan anak2

Bermain-main, bukan bermain2

Tersenyum-senyum, bukan tersenyum2

Hal-hal yang dibicarakan dalam Ejaan Yang Disempurnakan meliputi : a. Pemakaian huruf

b. Penulisan huruf,

c. Penulisan unsur serapan, d. Penulisan tanda baca.

1.2Problematika EYD

1. Penulisan nama diri

Ketentuan penulisan nama diri sebenarnya telah dijelaskan dalam EYD. Dalam kaidah itu dinyatakan bahwa nama orang, badan hukum, dan nama diri lain yang sudah lazim disesuaikan dengan EYD, kecuali jika ada pertimbangan khusus.

Ketentuan ini mewajibkan bahwa sejak berlakunya EYD maka semua nama diri harus ditulis sesuai ejaan tersebut. Karena itu semua anak yang lahir, nama badan usaha, dan sejenisnya yang diresmikan penamaanya sesudah EYD, penulisannya harus sesuai dengan EYD. Namun, di pihak lain ketentuan ini memberikan kelonggaran kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk mempertahankan penulisan nama tertentu, terutama yang ditetapkan sebelum adanya EYD dengan pertimbangan-pertimbangan khusus. Beberapa pertimbangan penulisan itu antara lain :

a) Pertimbangan kesejarahan Contoh :

(17)

b) Pertimbangan kesinambungan identitas pribadi Contoh :

Koentjaranigrat

Mantan Presiden Soeharto Dokter Soetomo

c) Pertimbangan nama atau merk dagang (trade mark) Contoh :

Coca-cola Djarum Super Jamu “Iboe”

Ketentuan di atas pun masih ada perkecualiannya. Perkecualian itu adalah bila pemiliknya sudah meninggal dan namnya akan diabadikan hendaknya memperhatikan dua hal, yaitu:

1) Jika digunakan untuk keperluan sejarah, termasuk dalam kepustakaan, ejaan nama diri itu perlu ditulis seperti ejaan semula, contoh : Chairil Anwar, Tjoet Nja’dien, Soekarno, dan lain-lain

2) Jika digunakan untuk kepentingan umum dan dilihat oleh masyarakat umum, seperti nama taman, nama jalan, atau nama bangunan hendaknya ditulis sesuai dengan ejaan yang berlaku. Contoh : Taman Khairil Anwar, Jalan A. Yani, Bandara Soekarno-Hatta.

2. Pelafalan

Pelafalan sering menimbulkan masalah. Pelafalan bisa beragam dapat disebabkan oleh interferensi atau cambur kode. Pelafalan yang baku hendaknya dikembalikan pada bunyi-bunyi bahasa yang ada dalam EYD. Contoh :

Tidak Baku Baku

nisab [nisab] [nisab]

Allah [Alloh] [Allah]

(18)

Ramadan [Romadon] [Ramadan]

salat [solat] [salat]

Jumat [Jum’at] [Jumat]

diharapkan [diharapkan] [diharapkan]

semakin [semangkin] [semakin]

energi [enerji/enerkhi] [energi]

pascasarjana [paskasarjana] [pascasarjana]

senin [senen] [senin]

3. Penulisan Jeruk Bali, Jeruk bali, jeruk Bali, ataukah jeruk bali ?

Penulisan nama-nama geografi seperti : Inggris, Bali, dan Samarinda dengan huruf pertama huruf kapital memang benar. Di samping itu, penulisan nama geografi ini tidak digunakan sebagai nama jenis, huruf pertamanya tetap ditulis dengan huruf kapital.

Contoh :

Amerika Serikat

Asia Tenggara

Gunung Kelud

Sungai Brantas

Jalan Sukarjo

Namun, jika nama-nama geografi itu telah digunakan sebagai nama jenis, penulisannya dengan huruf pertama kapital menjadi tidak tepat kareana tidak sesuai dengan kaidah. Dalam hal ini huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama nama geografi yang dipakai sebagai nama jenis. Karena itu huruf pertama nama geografis digunakan sebagai nama jenis ditulis dengan huruf kapital tetapi ditulis dengan menggunakan huruf kecil biasa.

Contoh :

jeruk bali, bukan Jeruk bali atau jeruk Bali

kunci inggris, bukan Kunci inggris atau kunci Inggris

(19)

1.3Soal dan Pembahasan EYD

1. Kalimat manakah yang penulisannya mengikuti kaidah EYD ?

(A)Buku Analis Kimia yang ditulis oleh DR. Sugiantoro, Ph.D. dan dicetak pemerintah Indonesia diperuntukkan mahasiswa Perguruan Tinggi yang sedang menempuh matakuliah Analis Kimia.

(B)Buku Analis Kimia yang ditulis oleh Dr. Sugiantoro, P.Hd. dan dicetak Pemerintah Indonesia diperuntukkan mahasiswa Perguruan Tinggi yang sedang menempuh matakuliah Analis Kimia.

(C)Buku Analis Kimia yang ditulis oleh DR. Sugiantoro, Ph.D. dan dicetak Pemerintah Indonesia diperuntukkan mahasiswa perguruan tinggi yang sedang menempuh matakuliah Analis Kimia.

(D)Buku Analis Kimia yang ditulis oleh Dr. Sugiantoro, P.Hd. dan dicetak pemerintah Indonesia diperuntukkan mahasiswa perguruan tinggi yang sedang menempuh matakuliah Analis Kimia.

(E)Buku Analis Kimia yang sedang ditulis oleh Dr. Sugiantoro, Ph.D. dan dicetak Pemerintah Indonesia diperuntukkan mahasiswa perguruan tinggi yang sedang menempuh matakuliah Analis Kimia.

Pembahasan :

Perhatikan beberapa kaidah penulisan berikut :

~ Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua kat ulang sempurna) di dalam judul buku, majalh, surat kabar, dan makalah, kecuali kata tugas seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal.

~ Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.

~ Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan yang digunakan dengan nama diri. Misalnya :

- doktor disingkat Dr.

(20)

~ Jika yang dimaksudkan ialah nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan dokumen resmi pemerintah dari negara tertentu, misalnya Indonesia \, huruf awal kata itu ditulis dengan huruf kapital.

Contoh : Pemberian gaji bulan ke 13 sudah disetujui Pemerintah

Jawaban : E

2. Judul: Kerikil Tajam Dan Yang Terempas Dan Yang Terputus. Perbaikan penulisan judul yang tepat sesuai EYD adalah... (A)Kerikil Tajam dan Yang Terempas dan Yang Putus (B)Kerikil tajam dan yang terempas dan yang putus (C)Kerikil Tajam dan yang Terempas dan yang Putus (D)Kerikil Tajam dan Yang Terempas dan Yang Putus (E)Kerikil Tajam dan yang Terempas dan yang putus

Pembahasan :

Penulisan judul yang benar adalah huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada semua kata, kecuali pada kata seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal. Perbaikan penulisan judul yang tepat sesuai EYD adalah: Kerikil Tajam dan yang Terempas dan yang Putus.

Jawaban : C

3. Kalimat yang penulisannya mengikuti EYD adalah...

(A) Sepuluh tahun yang lalu Keluarga Satrio tinggal di jalan RE Martadinata, No. 5. (B) Sebagian besar dari kita beranggapan bahwa kebudayaan Timur Iebih halus jika dibandingkan dengan kebudayaan di Barat.

(C) la mengakui ke dalaman wawasan tokoh masyarakat kampung Naga itu.

(D) Pengusaha besar itu menghadiahi atlit-atlit berprestasi internasional dengan beasiswa untuk belajar keluar negeri.

(E) Beberapa tokoh anti rasisme dari beberapa negara sepakat untuk menanda tangani suatu kesepahaman.

(21)

Kalimat yang penulisannya mengikuti Ejaan yang Disempurnakan adalah sebagian besar dari kita beranggapan bahwa kebudayaan Timur lebih halus jika dibandingkan dengan kebudayaan Barat.

~ Kalimat A tidak mengikuti EYD karena menggunakan huruf k kapital pada kata keluarga dan huruf n kapital pada no.

~ Kalimat C tidak mengikuti EYD karena imbuhan ke-an tidak ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Seharusnya kedalaman.

~ Kalimat D tidak mengikuti EYD karena menggunakan kata atlit untuk mengungkap-kan kata atlet.

~ Kalimat E tidak mengikuti EYD (anti rasisme dan menanda tangani) karena gabungan kata tidak dirangkai, seharusnya penulisan gabungan kata tersebut dirangkai karena mendapatkan awalan dan akhiran.

Jawaban: B

4. Tanda baca titik (.) digunakan secara tepat pada kalimat...

(A)Kartu namanya sekarang bertuliskan Drs. Zaenudin, SS (B)Rani membeli pensil seharga Rp. 500,00

(C)Kami menerima surat a.n. Muhammad Faqih. (D)“Siapa itu”. tanya ayah.

(E)Acara Kunjungan Menteri Pendidikan Nasional.

Pembahasan :

~ Kalimat A, Drs. Zaenudin, SS seharusnya ditulis Drs. Zaenudin, S.S

~ Kalimat B, Rp. 500,00 seharusnya ditulis Rp 500,00

~ Kalimat D, “Siapa itu”. tanya ayah. seharusnya “Siapa itu ?” tanya ayah.

~ Kalimat E, Acara Kunjungan Menteri Pendidikan Nasional. seharusnya pada akhir kalimat tidak perlu diberikan tanda titik (.) karena merupkan judul dalam

sebuah karangan

(22)

5. Penulisan judul karya ilmiah yang tepat adalah....

(A)Jamur sebagai Warisan Budaya Dunia. (B)Jamur Sebagai Warisan Budaya Dunia (C)Jamur sebagai warisan budaya dunia (D)Jamur sebagai warisan budaya Dunia (E)Jamur sebagai Warisan Budaya Dunia

Pembahasan :

Kata-kata yang tergolong sebagai partikel, yaitu konjungsi (kata penghubung), preposisi (kata depan), dan interjeksi (seruan perasaan), ditulis dengan huruf kecil pada judul karangan, kecuali ia terletak di awal judul. Contoh:

pun; per; demi; si; ala; dari; daripada; di; ke; pada; kepada; terhadap; dan; atau; untuk; yang; dalam; dengan; jika; maka; tapi; meskipun; kendati; walau; kalau; karena; bila; tentang; sebagai; secara; seperti; ialah; agar; supaya; hingga; sejak; ah; oh; deh; dong; kok

Jadi, penulisan yang benar adalah: Jamur sebagai Warisan Budaya Dunia (tanpa tanda titik)

Jawaban : E

6. Penulisan huruf kapital di bawah ini yang benar adalah....

(A)Gedung ini diresmikan oleh Gubernur. (B)Siapa nama Saudara ?

(C)Tahun depan Pak Bakir akan naik Haji. (D)Kami sedang belajar Bahasa Indonesia.

(E)Nina ke pasar untuk membeli pisang Ambon kesukaannya.

Pembahasan :

(23)

diresmikan oleh Gubernur” seharusnya ditulis “Gedung itu diresmikan oleh gubernur”.

~ Kalimat C, “Tahun depan Pak Bakir akan naik Haji” seharusnya ditulis “Tahun depan Pak Bakir akan naik haji”.

~ Kalimat D, “Kami sedang belajar Bahasa Indonesia” seharusnya ditulis “Kami sedang belajar bahasa Indonesia”.

~ Kalimat E, huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama nama geografi yang dipakai sebagai nama jenis. “Nina ke pasar untuk membeli pisang Ambon kesukaannya” seharusnya ditulis “Nina ke pasar untuk membeli pisang ambon kesukaannya”.

Jawaban : B

7. Sekitar 1980-an ada workshop tari, di universitas California Los Angeles AS. Penulisan kalimat di atas yang benar adalah....

(A)Sekitar 1980-an, ada workshop tari, di Universitas California, Los Angeles, AS. (B)Sekitar 1980 an, ada workshop tari, di Universitas California, Los Angeles, AS. (C)Sekitar 1980-an, ada workshop tari di Universitas California, Los Angeles, AS. (D)Sekitar 1980an, ada workshop tari, di Universitas California, Los Angeles, AS. (E)Sekitar 1980-an ada workshop tari, di Universitas California, Los Angeles AS.

Pembahasan :

~ Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.

~ Tanda hubung (-) dipakai untuk merangkai angka dengan –an

Jawaban : C

(24)

diksi maupun frase yang mengungkapkan pikiran. Dalam kutipan di atas, terdapat kesalahan tata tulis. Kesalahan yang dimaksud adalah sebagai berikut, kecuali...

(A) Kesalahan penulisan diantaranya

(B) Kesalahan penulisan tanda titik koma (;) (C) Kesalahan pemilihan kata maupun

(D) Kesalahan penggunaan tanda koma (,) sebelum kata hubung dan (E) Kesalahan penulisan kata ketrampilan

Pembahasan :

~ Kalimat A, penulisan kata "diantaranya" seharusnya ditulis "di antaranya" (ada spasi) karena kata depan di apabila digunakan untuk menunjukkan tempat maka harus dipisahkan dengan spasi. Contoh : di depan, di belakang, di pasar, di rumah, dll.

~ Kalimat B, penggunaan tanda titik koma (;) setelah kata “diperhatikan” tidak sesuai dengan kaidah penulisan tanda baca

~ Kalimat C, kata "maupun" tidak bisa berdiri sendiri karena kata "maupun" sebenarnya punya pasangan yaitu kata "baik" jadi seharusnya dalam kalimat ditulis "baik...maupun..."

~ Kalimat E, kata "ketrampilan" seharusnya ditulis "keterampilan"

Jawaban : D

9. Penurunan cukai impor beras menjadi Rp.450,- per kilogram per 1 Januari 2008 dimaksudkan agar Bulog dapat mengendalikan harga beras. Kalimat tersebut akan benar ejaannya apabila....

(A)Rp.450,- ditulis Rp 450,00 (B)Per kilogram ditulis perkilogram

(C)Per 1 Januari 2008 ditulis per-1 Januari 2008 (D)Impor ditulis import

(25)

Pembahasan :

Ejaan kalimat penurunan cukai impor beras menjadi Rp.450,- per kilogram per 1 Januari 2008 dimaksudkan agar Bulog dapat mengendalikan harga beras akan menjadi benar jika Rp.450,- ditulis Rp 450,00. Penulisan Rp 450,00 benar karena tanda titik tidak digunakan untuk mengikuti singkatan nama mata uang. Bilangan sen juga harus ditulis menggunakan angka dan tidak boleh ditulis dengan tanda hubung (-).

Jawaban: A

10. Penulisan kalimat dengan EYD di bawah ini benar, kecuali....

(A)Berapa orang camat yang hadir dalam rapat itu ? (B)Pemberian gaji bulan 13 sudah disetujui Pemerintah

(C)Di bengkel para montir sering menggunakan kunci Inggris karena sangat membantu dalam sarana kerja mereka

(D)Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana (E)Harga kain itu Rp 50. 000,00 per helai

Pembahasan :

Penulisan yang tidak sesuai dengan kaidah penulisan yaitu “Di bengkel para montir sering menggunakan kunci Inggris karena sangat membantu dalam sarana kerja mereka”. Kata kunci Inggris seharusnya ditulis kunci inggris.

Jawaban : C

11. Pemakaian tanda garis miring (/) berikut ini sesuai dengan EYD, kecuali.... (A)Tahun akademik 2011/2012 akan segera kita masuki.

(B)Acara akan berlangsung dari pukul 13.00 s/d 14.30 (C)Nomor surat keterangan tersebut 21 PFL/XI/2008 (D)Honornya Rp850.000,00/minggu

(E)Jalan Kamboja X/4

Pembahasan :

Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim atau tahun ajaran. Kalimat A, C, D, dan E adalah benar. Sedangkan, kalimat B “Acara akan berlansung dari pukul 13.00 s/d 14.30”, tidak sesuai dengan kaidah penulisan yaitu

(26)

13.00 14.30”. Hal ini sesuai dengan aturan tanda pisah (-) yang dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat dengan arti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’

Jawaban : B

12.Cermati judul karangan berikut!

Judul karangan : hasil percobaan masyarakat desa dalam, membudidayakan lele dumbo Penulisan judul karangan tersebut yang sesuai dengan EYD adalah…

(A)hasil Percobaaan Masyarakat desa dalam Membudi-dayakan lele Dumbo (B)Hasil Percobaaan Masyarakat Desa dalam Membudi-dayakan Lele Dumbo (C)hasil Percobaaan Masyarakat Desa Dalam Membudi-dayakan Lele Dumbo (D)hasil Percobaaan Masyarakat Desa dalam Membudi-dayakan Lele Dumbo (E)Hasil Percobaaan Masyarakat desa dalam Membudi-dayakan Lele Dumbo

Pembahasan :

Judul yang sesuai dengan EYD yaitu “Hasil Percobaan Masyarakat Desa dalam Membudi-dayakan Lele Dumbo”

Jawaban : B

13.Penulisan kalimat seru yang benar adalah....

(A)Wah saya senang menjadi anggota koperasi sekolah! (B)Asyik, saya menjadi anggota koperasi sekolah! (C)Aduh, ramai sekali di warung koperasi!

(D)Hai saya membeli buku di warung koperasi! (E)Saya dilatik menjadi anggota koperasi hari ini!

Pembahasan :

Pemakaian tanda seru di akhir kalimat dapat menciptakan efek “hangat dan bersahabat.” Tanda baca seru (!) jamaknya digunakan pada:

~ kalimat perintah

~ kalimat atau ungkapan berupa seruan

Jawaban yang tepat: Asyik, saya menjadi anggota koperasi sekolah!

Jawaban : B

(27)

Perbaikan penggunaan huruf kapital pada paragraf tersebut adalah.... kalimat tidak di tengah kalimat (kecuali sesuai syarat tertentu yaitu seri, kecewa, dalam)

15.Bacalah paragraf berikut dengan saksama!

Sampai akhir bulan juni, badan meteorologi dan geofisika mencatat hujan di bawah normal telah terjadi di sebagian besar pulau jawa. Oleh sebab itu, disarankan masyarakat mengantisipasi kemungkinan terjadinya kelangkaan air di sebagian pulau jawa tersebut.

Perbaikan yang tepat untuk penulisan yang tercetak miring pada paragraf tersebut adalah....

(A)Bulan juni, badan Meteorologi dan Geofisika, pulau jawa (B)Bulan Juni, Badan meterologi dan geofisika, Pulau jawa (C)bulan Juni, Badan meterologi dan geofisika, pulau Jawa (D)bulan Juni, Badan Meteorologi dan Geofisika, Pulau Jawa (E)bulan Juni, Badan Meteorologi Dan Geofisika, Pulau Jawa

Pembahasan :

~ huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahu, bulan, hari, dan hari raya. Jadi penulisan bulan juni yang tepat adalah bulan Juni

~ huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi, kecuali kata tugas, seperti dan, oleh, atau, dan untuk. Jadi penulisan badan meteorologi dan geofisika yang tepat adalah Badan Meteorologi dan Geofisika

~ huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama geografi yang diikuti nama diri geografi. Jadi penulisan pulau jawa yang tepat adalah Pulau Jawa

(28)

BAB 3

PENUTUP

1.1Kesimpulan

Berdasarkan pada uraian pada bab terdahulu maka dapat ditarik beberapa kesimpulan berikut :

1. Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah perlambangan bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan dan penulisannya dalam suatu bahasa

2. Sebelum terbentunya Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) ejaan telah mengalami beberapa kali perubahan mulai dari Ejaan van Ophuysen, Ejaan Soewandi, Ejaan Pembaharuan, Ejaan Melindo, dan Ejaan Baru (Ejaan LBK)

3. Walaupun sudah ada EYD tetapi ada beberapa problematika/masalah yang terjadi dikarenakan pertimbangan-pertimbangan dalam penulisan seperti penulisan nama diri, pelafalan, dan penulisan nama jenis yang disertai nama geografis darimana jenis tersebut berasal

1.2Saran

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Sartono, Wahyu Widayat dan Sri Utami. 1999. Dasar-Dasar Bahasa Indonesia. Surabaya: Karya Surya.

Monica (Ed). 2008. Latihan dan Pembahasan UASBN Bahasa Indonesia SD. Jakarta: PT Kawan Pustaka

Pedoman Umum EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) dan Pembentukan Istilah.

DuniaSoal.com. 2012. Prediksi Soal dan Pembahasan SNMPTN 2012-Bahasa Indonesia No 36-40. http://duniasoal.com/prediksi-soal-dan-pembahasan-snmptn-2012-bahasa-indonesia-no-36-40.html

Ayudya. 2013. Soal dan Pembahasan UN Bahasa Indonesia SMA.

http://ayudyarumsari.blogspot.com/2013/02/soal-dan-pembahasan-un-bahasa-indonesia.html

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan tentang pengaruh kemampuan guru dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terhadap

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Melakukan analisis makro karakteristik biofisik DAS Bau-Bau, (2) Melakukan analisis tingkat degradasi kawasan hutan pada hulu

(8) Kawasan perikanan budidaya air laut sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf c diarahkan pada wilayah perairan laut di kawasan pesisir pantai utara, meliputi

Sebagai bagian dari proses pembangunan dan pelayanan terhadap masyarakat, maka untuk menunjang semakin maksimalnya kegiatan pengelolaan persampahan, Pemerintah Kabupaten

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mutia Zuhara dan Utia Azizah bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS) pada pokok bahasan larutan elektrolit

Pada penggunaan MPL, siswa yang mempunyai kecerdasan emosi tinggi memiliki prestasi belajar akuntansi yang sama baiknya dengan siswa yang mempunyai kecerdasan

Selain itu terdapat sekelompok arus yang berada di lapisan dasar (kolom 3 hingga kolom 6) di kedalaman lebih dari 10 meter menunjukkan arah arusnya dominan bergerak ke