• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Komunikasi Terapeutik Bidan Dengan Kepuasan Ibu Hamil Mendapatkan Pelayanan Antenatal Care Di Rumah Bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Komunikasi Terapeutik Bidan Dengan Kepuasan Ibu Hamil Mendapatkan Pelayanan Antenatal Care Di Rumah Bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK BIDAN DENGAN

KEPUASAN IBU HAMIL MENDAPATKAN PELAYANAN

ANTENATAL CARE DI RUMAH BERSALIN ELLY

KELAMBIR LIMA PASAR IV

TANJUNG GUSTA

MEDAN

HABIBAH AL HAKIM

145102048

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS

KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)
(4)

Nama Program : D-IV Bidan Pendidik USU Nama : Habibah Al Hakim

Judul Penelitian : Hubungan Komunikasi Terapeutik Bidan Dengan Kepuasan Ibu Hamil Mendapatkan Pelayanan Antenatal Care di Rumah Bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan Tahun 2015

Abstrak

Latar Belakang : Komunikasi terapeutik yang dimaksud diharapkan dapat meredam pemunculan faktor psikososial yang berdampak negatif terhadap kehamilannya. Oleh karena itu, bidan diharapkan dapat membantu ibu sejak awal kehamilannya untuk mengorganisasikan perasaan, fikiran, kekuatannya untuk menerima, dan memelihara kehamilannya sehingga akhirnya dapat melahirkan dengan lancar. Dalam proses komunikasi terapeutik, bidan lebih memfokuskan terhadap fase-fase kritis yang akan dilalui oleh ibu hamil.

Tujuan penelitian: untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik bidan dengan kepuasan ibu hamil mendapatkan pelayanan antental care di Rumah Bersalin Elly Kelambir Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan. .

Metodologi: Penelitian analisis korelasi. Analisa yang digunakan adalah uji koefisien

korelasi product moment. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional. Jumlah

sampel pada penelitian ini adalah 40 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total populasi. Waktu penelitian dilakukan pada bulan November-Juli. Penelitian ini dilakukan di rumah Bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan.

Hasil: hasil penelitian dari 40 responden didapatkan komunikasi terapeutik yang dilakukan bidan mayoritas baik yaitu 28 orang (2,5%), ibu hamil yang menyatakan puas terhadap pelayanan antenatal care sebanyak 29 orang (72,5%). hasil penelitian dengan menggunakan uji korelasi product moment diperoleh nilai r = 0,516 dan p = 0,001.

Kesimpulan: dari penelitian ini adalah ada hubungan yang kuat antara komunikasi terapeutik bidan dengan kepuasan ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal care di Rumah Bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan Tahun 2015.

(5)

1

Correlation Terapeutic Communication of a Midwife with The Statisfaction of Pregnant Mom in Getting Antenatal Care Service

Abstract

Background: Terapeutic communication which is expected could be hold in physicosocial factor appearance which have negative effect to pregnancy. Therefore a midwife expected can could help a mom since first of pregnancy to organize feeling, mind, strength for receiving and taking dark her pregnancy so it can eventually give birth very smooth at the last. In terapeutic communication process, a midwife have more focus to crisis phases that will be through by a pregnant mom. Research purpose: to know correlation terapeutic communication of a midwife with the statisfaction of pregnant mom in getting antenatal care service in maternity hospital Elly Kelambir Five Market IV Tanjung Gusta Medan year 2015.

Methodology: Type of this research is correlation analyze. Type of analysis which used is coefisien correlation product moment. Design of the research which used is cross sectional. Total sample of this research is 40 person. Sample taking has done by using total of population. Time of research is done on November-July. This research is done at maternity hospital Elly Kelambir Five Market IV Tanjung Gusta Medan.

Result: From research result 40 repondence, obtained therapeutic communication is done well that the majority of midwifes is 28 orang (2,5%), pregnant mom who said they are satisfied with the services as antenatal care 29 orang (72,5%). by using statistic test coefisien correlasion product moment the result is r = 0,516 and p = 0,001 can be obtained there is a strong correlation between terapeutic communication of a midwife with the statisfaction of pregnant mom in getting antenatal care service in maternity hospital Elly Kelambir Five Market IV Tanjung Gusta Medan year 2015.

Conclusion: From research result there is a strong correlation between terapeutic communication of a midwife with the statisfaction of pregnant mom in getting antenatal care service in maternity hospital Elly Kelambir Five Market IV Tanjung Gusta Medan year 2015.

(6)

i

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun karya tulis ilmiah yang berjudul “ Hubungan Komunikasi Terapeutik Bidan Dengan Kepuasan Ibu Hamil Mendapatkan Pelayanan Antenatal Care Di Rumah Bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan. Diajukan dengan tujuan untuk memenuhi persyaratan dalam rangka menyelesaikan pendidikan D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyusun karya tulis ilmiah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan, baik isi maupun susunan bahasanya masih banyak mengalami hambatan dan kesulitan. Namun berkat bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak akhirnya karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku dekan keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku ketua pelaksana program studi D-IV Bidan Pendeidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

(7)

ii

4. Bapak Ikhasanuddin Harahap, S.Kp, MNs dan Ibu Hj. Juliani, SST, MARS selaku penguji yang telah banyak memeberikan saran dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

5. Seluruh staf pengajar program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

6. Penghargaan yang sebesar-besarnya serta ucapan terima kasih kepada ayahanda tercinta H. R. Slamet Widayat dan kepada ibunda tercinta Hj. Adelina Perangin-angin yang telah memberikan perhatian, dukungan, serta memberikan doa demi keberhasilan ananda.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis berharap kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyusunan karya tulis ilmiah ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Juli 2015

Penulis

(8)

iii

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR SKEMA ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

1. Tujuan Umum ... 4

2. Tujuan Khusus... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

1. Bagi Rumah Bersalin Elly ... 5

2. Bagi Bidan ... 5

3. Bagi Ibu Hamil ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Pelayanan Kesehatan ... 6

1. Definisi Kepuasan ... 6

2. Dimensi Mengukur Kepuasan ... 6

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja ... 7

B. Konsep Pelayanan Antenatal Care ... 8

1. Definisi Pelayanan Antenatal Care ... 8

2. Tujuan Asuhan Antenatal ... 9

(9)

iv

4. Pelayanan Antenatal Care dengan Standar 7 T ... 10

C. Komunikasi Terapeutik ... 13

1. Definisi Komunikasi Terapeutik ... 13

2. Tujuan Komunikasi Terapeutik ... 13

3. Manfaat Komunikasi Terapeutik ... 14

4. Teknik Komunikasi Terapeutik ... 15

5. Fase-fase/Langkah Komunikasi Terapeutik bidan ke klien ... 17

6. Dimensi Tindakan dalam Komunikasi Terapeutik... 21

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep ... 22

B. Hipotesis ... 22

C. Definisi Operasional ... 23

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.Desain Penelitian ... 24

B.Populasi dan Sampel ... 24

C.Tempat Penelitian ... 24

D.Waktu Penelitian ... 24

E. Pertimbangan Etik Penelitian ... 25

F. Instrumen Penelitian ... 25

G.Uji Validitas dan Reliabilitas ... 27

H.Pengumpulan Data ... 28

I. Analisa Data ... 29

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Peneilitian ... 30

(10)

v

B. Pembahasan ... 33 1. Komunikasi Terapeutik Bidan ... 34 2. Kepuasan Ibu Hamil Mendapatkan Pelayanan Antenatl Care ... 34 3. Hubungan Komunikasi Terapeutik Bidan Dengan Kepuasan Ibu

hamil mendapatkan Pelayanan Antenatal Care ... 35 C. Keterbatasan Penelitian ... 37 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

(11)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 23 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Di Rumah Bersalin

Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan Tahun 2015 .... 30 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Komunikasi Terapeutik Bidan Di Rumah

Bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan Tahun 2015 ... 31 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Kepuasan Ibu Hamil Mendapatkan Pelayanan

Antenatal Care Di Rumah Bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan Tahun 2015 ... 32 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Hubungan Komunikasi Terapeutik Bidan

(12)

vii

(13)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 2 : Lembar Pengamatan

Lampiran 3 : Lembar Kuesioner

Lampiran 4 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 5 : Master Tabel Penelitian

Lampiran 6 : Hasil Out Put Data Penelitian

Lampiran 7 : Surat izin Data Penelitian dari FKep USU Lampran 8 : Balasan Surat izin Data Penelitian

(14)

Nama Program : D-IV Bidan Pendidik USU Nama : Habibah Al Hakim

Judul Penelitian : Hubungan Komunikasi Terapeutik Bidan Dengan Kepuasan Ibu Hamil Mendapatkan Pelayanan Antenatal Care di Rumah Bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan Tahun 2015

Abstrak

Latar Belakang : Komunikasi terapeutik yang dimaksud diharapkan dapat meredam pemunculan faktor psikososial yang berdampak negatif terhadap kehamilannya. Oleh karena itu, bidan diharapkan dapat membantu ibu sejak awal kehamilannya untuk mengorganisasikan perasaan, fikiran, kekuatannya untuk menerima, dan memelihara kehamilannya sehingga akhirnya dapat melahirkan dengan lancar. Dalam proses komunikasi terapeutik, bidan lebih memfokuskan terhadap fase-fase kritis yang akan dilalui oleh ibu hamil.

Tujuan penelitian: untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik bidan dengan kepuasan ibu hamil mendapatkan pelayanan antental care di Rumah Bersalin Elly Kelambir Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan. .

Metodologi: Penelitian analisis korelasi. Analisa yang digunakan adalah uji koefisien

korelasi product moment. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional. Jumlah

sampel pada penelitian ini adalah 40 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total populasi. Waktu penelitian dilakukan pada bulan November-Juli. Penelitian ini dilakukan di rumah Bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan.

Hasil: hasil penelitian dari 40 responden didapatkan komunikasi terapeutik yang dilakukan bidan mayoritas baik yaitu 28 orang (2,5%), ibu hamil yang menyatakan puas terhadap pelayanan antenatal care sebanyak 29 orang (72,5%). hasil penelitian dengan menggunakan uji korelasi product moment diperoleh nilai r = 0,516 dan p = 0,001.

Kesimpulan: dari penelitian ini adalah ada hubungan yang kuat antara komunikasi terapeutik bidan dengan kepuasan ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal care di Rumah Bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan Tahun 2015.

(15)

1

Correlation Terapeutic Communication of a Midwife with The Statisfaction of Pregnant Mom in Getting Antenatal Care Service

Abstract

Background: Terapeutic communication which is expected could be hold in physicosocial factor appearance which have negative effect to pregnancy. Therefore a midwife expected can could help a mom since first of pregnancy to organize feeling, mind, strength for receiving and taking dark her pregnancy so it can eventually give birth very smooth at the last. In terapeutic communication process, a midwife have more focus to crisis phases that will be through by a pregnant mom. Research purpose: to know correlation terapeutic communication of a midwife with the statisfaction of pregnant mom in getting antenatal care service in maternity hospital Elly Kelambir Five Market IV Tanjung Gusta Medan year 2015.

Methodology: Type of this research is correlation analyze. Type of analysis which used is coefisien correlation product moment. Design of the research which used is cross sectional. Total sample of this research is 40 person. Sample taking has done by using total of population. Time of research is done on November-July. This research is done at maternity hospital Elly Kelambir Five Market IV Tanjung Gusta Medan.

Result: From research result 40 repondence, obtained therapeutic communication is done well that the majority of midwifes is 28 orang (2,5%), pregnant mom who said they are satisfied with the services as antenatal care 29 orang (72,5%). by using statistic test coefisien correlasion product moment the result is r = 0,516 and p = 0,001 can be obtained there is a strong correlation between terapeutic communication of a midwife with the statisfaction of pregnant mom in getting antenatal care service in maternity hospital Elly Kelambir Five Market IV Tanjung Gusta Medan year 2015.

Conclusion: From research result there is a strong correlation between terapeutic communication of a midwife with the statisfaction of pregnant mom in getting antenatal care service in maternity hospital Elly Kelambir Five Market IV Tanjung Gusta Medan year 2015.

(16)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

WHO memperkirakan bahwa sekitar 15 % dari seluruh wanita yang hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya serta dapat mengancam jiwanya. Menurut WHO wanita hamil di Indonesia yang berjumlah 5.600.000, sebagian besar akan mengalami suatu komplikasi atau masalah yang bisa menjadi fakta. Maka untuk bisa efektif dalam meningkatkan keselamatan ibu dan bayi baru lahir, asuhan pelayanan antenatal harus lebih difokuskan pada intervensi yang telah terbukti bermanfaat menurunkan angka kesakitan, kematian ibu dan bayi baru lahir ( Pusdiknakes dalam Indah, 2003).

Hasil-hasil penelitian yang dikaji oleh WHO menunjukkan bahwa pendekatan resiko dilakukan bila terdapat prediksi buruk karena tidak bisa membedakan ibu yang akan mengalami komplikasi dan yang tidak. Hasil studi di kasango Zaire tahun 2010 membuktikan bahwa 71 % ibu mengalami partus macet tidak terprediksi sebelumnya dan 90 % ibu yang diidentifikasi sebagai ibu beresiko tinggi tidak pernah mengalami komplikasi. Ibu yang digolongkan dalam kelompok resiko tinggi pernah mengalami komplikasi, walaupun mereka memakai sumber daya yang cukup mahal dan jarang didapat. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian pelayanan asuhan khusus pada ibu yang tergolong dalam kategori resiko tinggi terbukti tidak dapat mengurangi komplikasi yang terjadi (Dewi, 2011).

(17)

2 memeriksakan kehamilan dengan petugas kesehatan pada trimester 1 (K1 TM1) atau K1 ideal adalah 72,3%. Adapun cakupan pemeriksaan kehamilan dengan pola 1-1-2 (K4) adalah 61,4%. cakupan K1 dan K4 provinsi Sumatera Utara masih jauh dibawah angka cakupan nasional yaitu, ibu hamil yang kontak pertama tanpa memandang usia kehamilan sebesar 88%, K1 ideal 71,7% dan K4 51,5% (Balitbangkes dalam Indah, 2011).

Kunjungan Antenatal Care dilakukan minimal empat kali selama kehamilan. Kunjungan trimester I sebelum Usia kehamilan 14 minggu. Kunjungan Trimester II usia kehamilan 14-28 minggu. Kunjungan trimester III dilakukan dua kali usia kehamilan 28-36 minggu dan lebih dari 36 minggu ( Ika dkk, 2010).

Oleh karena itu pelayanan asuhan antenatal care merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Ibu hamil dianjurkan mengunjungi dokter atau bidan sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/ asuhan antenatal ( Ai dkk, 2009).

Bidan senantiasa berhubungan dengan ibu yang sedang hamil, diharapkan mampu melakukan tindakan pemeriksaan, penyuluhan, dan segala bentuk kontak langsung dengan ibu hamil melalui berbagai metode termasuk mengadakan komunikasi terapeutik.

(18)

komunikasi terapeutik, bidan lebih memfokuskan terhadap fase-fase kritis yang akan dilalui oleh ibu hamil (Dalami, 2009).

Selain itu, pada jurnal Usmalya Juana Rifsa yang berjudul Teknik komunikasi terapeutik dokter sebagai upaya memotivasi pasien kanker payudara di RSUD Arifin Achmad provinsi riau. Teknik komunikasi terapeutik yang dilakukan oleh dokter bedah onkologi RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau meliputi teknik mendengarkan, bertanya, membagi persepsi, mengklarifikasi, memberi informasi, mengubah cara pandang, dan meredam kekhawatiran pasien dengan humor (Usmalya, 2013)

Pada jurnal Rhona Sandra yang berjudul hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien di ruang instalasi rawat inap non bedah (penyakit dalam pria dan wanita) RSUP Dr. M. Djamil padang tahun 2013 Lebih dari separuh (62,3%) pasien menyatakan komunikasi terapeutik perawat tidak dilakukan oleh perawat di IRNA Non Bedah (Penyakit Dalam Pria dan Wanita) RSUP Dr. M. Djamil Padang, Lebih dari separuh (57,1%) pasien menyatakan tidak puas terhadap komunikasi terapeutik perawat di IRNA Non Bedah (Penyakit Dalam Pria dan Wanita) RSUP Dr. M. Djamil Padang (Rhona, 2013).

Pada jurnal M. Lukman Hakim dan kukuh sinduwiatmo yang berjudul “Pengaruh Komunikasi Terapeutik Bidan Terhadap Kepuasan Pasien Bersalin Di Rumah Sakit Bhayangkara Pusdik Brimob Watukosek Gempol Pasuruan. hasil penelitiannya adalah kepuasan pasien dipengaruhi komunikasi terapeutik yang diberikan bidan sebesar 79,4%, sedangkan 20,6% dipengaruhi variabel lain (Lukman, 2013).

(19)

4 komunikasi dan pelayanan yang diberikan bidan masih sangat tidak sesuai yang diharapkan oleh ibu hamil yang datang memeriksakan kehamilan.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik ingin meneliti lebih lanjut tentang “ Hubungan komunikasi terapeutik bidan dengan kepuasan ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal care di rumah bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang, maka dapat dibuat rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah terdapat hubungan komunikasi terapeutik bidan dengan kepuasan ibu hamil mendapatkan pelayanan

antenatal care di rumah bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta

Medan”.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan komunikasi terapeutik bidan dengan kepuasan ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal care di rumah bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui komunikasi terapeutik yang dilakukan bidan terhadap ibu hamil yang memeriksa kehamilannya di rumah bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan.

b. Untuk mengetahui kepuasan ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal

care di rumah bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta

(20)

c. Untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik bidan dengan kepuasan ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal care di rumah bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Rumah Bersalin Elly

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan sekaligus sebagai bahan perencanaan peningkatan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu.

2. Bagi Bidan

a. Diharapkan lebih meningkatkan pelayanan yang baik dan bermutu kepada ibu hamil, ini dapat dilakukan dengan cara memberikan informasi secara jelas, benar, dan lengkap pada ibu hamil.

b. Diharapkan Bidan terutama bidan mendengarkan dengan penuh perhatian atas keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil.

c. Diharapkan Bidan lebih meningkatkan komunikasi yang baik sesuai yang diharapkan oleh ibu hamil.

3. Bagi Masyarakat Khususnya Ibu Hamil

(21)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kepuasan Pelayanan Kesehatan 1. Definisi Kepuasan

Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi/kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya (Handi, 2009).

Secara umum, pengertian kepuasan konsumen atau ketidakpuasan konsumen merupakan perbedaan antara harapan dan kinerja yang dirasakan. Dapat dikatakan bahwa kepuasan konsumen berarti kinerja suatu barang/jasa sekurang-kurangnya sama dengan yang diharapkan.

Pelanggan akan merasa puas jika pelayanan yang diterima minimal sama atau lebih dari yang diharapkan. Dengan demikian, mereka akan menggunakan kembali jasa pelayanan yang pernah diterima. Hal ini merupakan cara pemasaran yang paling murah tetapi efektif. Akan tetapi, sebaliknya jika pelayanan yang diterima pasien dirasa masih dibawah harapan, pelanggan akan merasa tidak puas (Asmuji, 2012). 2. Dimensi Mengukur Kepuasan

Dimensi untuk mengukur kepuasan terbagi atas : a. Tangible ( Nyata/berwujud)

Tangible merupakan wujud fisik yang ditampilkan oleh pihak organisasi pelayanan keperawatan. Wujud fisik tersebut antara lain gedung, ruang perawatan, fasilitas, peralatan dan tampilan perawatnya.

b. Reliability (Keandalan)

(22)

konsisten. keandalan mempunyai dua aspek penting, yaitu kemampuan memberikan pelayanan seperti yang dijanjikan dan seberapa jauh mampu memberikan pelayanan yang tepat dan akurat.

c. Responsiveness (Ketanggapan)

Dimensi ketanggapan adalah kesediaan/kemauan untuk membantu pelanggan dengan memberikan pelayanan yang cepat artinya, pemberi pelayanan harus responsif terhadap kebutuhan pelanggan.

d. Assurance (Jaminan Kepastian)

Dimensi jaminan kepastian adalah kegiatan untuk menjamin kepastian terhadap pelayanan yang diberikan kepada pelanggan. Guna menjamin kepastian tersebut seorang perawat harus dibekali pengetahuan, sikap, untuk memberikan rasa percaya dan keyakinan atas pelayanan yang diberikan kepada pelanggan.

e. Empathy (Perhatian)

Dimensi empati adalah membina hubungan dan memberikan pelayanan serta perhatian secara individual kepada pelanggannya. Dimensi empati ini dalam pelayanan keperawatan dapat diaplikasikan dalam bentuk mendengarkan keluhan pasien, menyapa pasien, dan perhatian-perhatian lainnya (Supranto, 2011).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja

Setiap individu mempunyai tingkat ukuran kepuasan dalam bekerja yang berbeda-beda. Kepuasan individu dipengaruhi oleh bebberapa hal (Asmuji, 2012 ) :

a.Pemenuhan kebutuhan

(23)

8 b.Ketidakcocokan

Kepuasan berasal dari persepsi terhadap suatu pekerjaan yang memungkinkan individu terpenuhi nilai-nilai kerjanya yang penting.

c. Pencapaian Nilai

Kepuasan berasal dari persepsi terhadap suatu pekerjaan yang memungkinkan individu terpenuhinya nilai-nilai kerja yang penting.

B. Konsep pelayanan Antenatal Care 1. Definisi Pelayanan Antenatal Care

Pelayanan kebidanan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas, berfokus pada pelayanan kesehatan perempuan, bayi baru lahir dan anak balita (Nurmawati, 2010).

Antenatal care merupakan pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untuk

memonitor, mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil normal atau bermasalah. Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial dalam keluarga, memantau perubahan-perubahan fisikyang normal yang dialami oleh ibu serta tumbuh kembang janin, juga mendeteksi kondisi yang tidak normal (Ai, dkk, 2009)

(24)

2. Tujuan Asuhan Antenatal

Tujuan utama asuhan antenatal adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara-cara sebagai berikut :

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, serta sosial ibu dan bayi.

3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan.

4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, ibu dan bayi dapat melewati proses kelahiran dengan selamat.

5) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi (Dewi, 2011)

3. Standar Asuhan kehamilan

Terdapat 6 standar dalam pelayanan antenatal seperti sebagai berikut (Ika, dkk, 2010) :

1) Standar 3 : Identifikasi ibu hamil

Melakukan kunjungan rumah dan penyuluhan masyarakat secara teratur untuk menjelaskan tujuan pemeriksaan kehamilan kepada ibu, suami, keluarga maupun masyarakat.

2) Standar 4 : Pemeriksaan dan pemantauan antenatal

(25)

10 3) Standar 5 : Palpasi Abdominal

Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.

4) Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada kehamilan

Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan, atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5) Sandar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada kehamilan

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda-tanda serta gejala preeklamsi lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.

6) Standar 8 : Persiapan Persalinan

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang bersih, dan aman serta suasana yang menyenangkan, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk , bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat.

4. Pelayanan Antenatal Care Dengan Standar 7 T 1) Ukur Tinggi badan/berat badan

(26)

kehamilan, karena merupakan hal yang penting mengetahui BMI wanita hamil.

Total pertambahan berat badan pada kehamilan yang normal 11,5-16 kg. Adapun tinggi badan menentukan ukuran panggul ibu. ukuran normal tinggi badan yang baik untuk ibu hamil antara lain yaitu > 145 cm, tinggi badan diperiksa sekali pada saat ibu hamil datang pertama kali kunjungan, dilakukan untuk mendeteksi adaya resiko apabila tinggi badan < 145 cm 2) Ukur tekanan darah

Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan nilai dasar selama masa kehamilan, tekanan darah yang adekuat perlu untuk mempertahankan fungsi plasenta, tetapi tekanan darah sistolik 140 mmHg atau diastolik 90 mmHg pada saat awal pemeriksaan dapat mengindikasi potensi hipertensi

3) Pengukuran tinggi fundus uteri

Apabila usia kehamilan dibawah 24 minggu pengukuran dilakukan dengan jari, tetapi apabila kehamilan diatas 24 minggu memakai pengukuran mc donald yaitu dengan cara mengukur tinggi fundus memakai cm dari atas simfisis ke fundus uteri kemudian ditentukan sesuai rumusnya.

4) Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toksoid) lengkap

(27)

12 5) Pemberian tablet FE minimal 90 tablet selama kehamilan

Pemberian tablet zat besi pada ibu hamil (Fe) adalah mencegah defesiensi zat besi pada ibu hamil, bukan menaikkan kadar hemoglobin. Wanita hamil perlu menyerap zat besi rata-rata 60 mg/hari, kebutuhannya meningkat secara signifikan pada trimester II karena absorbsi usus yang tinggi. Fe yang diberikan satu tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang, diberikan sebanyak 90 tablet semasa kehamilan.

Tablet zat besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi karena akan mengganggu penyerapan. Jika ditemukan/ diduga anemia berikan 2-3 tablet zat besi/ hari. Selain itu untuk memastikannya dilakukan pemeriksaan darah hemoglobin untuk mengetahui kadar Hb yang dilakukan 2 kali selama masa kehamilan yaitu pada saat kunjungan awal dan pada saat usia kehamilan 28 minggu atau lebih sering jika ada tanda-tanda anemia.

6) Tes terhadap penyakit menular seksual (PMS)

Menganjurkan untuk pemeriksaan Infeksi Menular Seksual (IMS) lain pada kecurigaan adanya resiko IMS.

7) Temu wicara/konseling

(28)

C. Komunikasi Terapeutik

1. Definisi Komunikasi Terapeutik

Komunikasi terapeutik berarti suatu proses penyampaian pesan kepada klien untuk mendukung upaya penyembuhan. Seorang bidan bila merawat kliennya terlebih dahulu menyampaikan ide dan pikirannya, sehingga orang yang dirawatnya itu memahami apa yang dilakukan olehnya. Dengan demikian diharapkan klien tersebut, sesuai dengan kemampuannya mendukung tindakan yang dilakukan oleh bidan tersebut terhadapnya (Tyastuti, 2010).

Tingkat pengetahuan klien dapat dilihat dari responden yang diberikannya terhadap pesan-pesan yang diberikan bidan kepadanya. Semua interaksi yang dilakukan ditujukan dalam upaya penyembuhan penyakit yang diderita oleh klien (Terapeutik). Komunikasi terapeutik biasanya dilakukan dengan lisan (dialog antara bidan dan klien) atau dengan gerak ( gerak tangan, ekspresi wajah, dan sebagainya).

Melalui komunikasi ini, bidan dapat menyampaikan ide dan pikirannya kepada klien, dan kemudian ia dapat mengetahui pikiran dan perasaan klien terhadap penyakit yang diderita dan juga sikap perilaku klien terhadap dirinya sendiri. Dengan demikian segala tindakan bidan disepakati oleh klien, dan klien itu sendiri akan membantu segala upaya penyembuhan yang dilakukan terhadapnya. Bila dilakukan tindakan terhadap klien tanpa diberi penjelasan terlebih dahulu, atau pendapat klien tidak diminta atau sebaliknya klien menyembunyikan perasaannya, maka upaya penyembuhan akan kurang berhasil (Dalami, 2009).

2. Tujuan Komunikasi Terapeutik

(29)

14 a. Kesadaran diri terhadap nilai yang dianutnya

Bidan harus mampu menjelaskan tentang dirinya sendiri, keyakinanya, dan apa yang menurutnya penting dalam kehidupannya, setelah itu barulah ia akan mampu menolong orang lain dan menjawab pertanyaan tentang hal-hal tersebut.

b. Ekspolarasi perasaan

Bidan perlu terbuka dan sadar terhadap perasaannya, serta mengontrolnya agar ia dapat menggunakan dirinya secara terapeutik

c. Kemampuan untuk menganalisis perasaanya sendiri

Bidan secara bertahap belajar mengenali dan mengatasi berbagai perasaan yang dialaminya, seperti rasa malu, marah, kecewa, dan putus asa.

d. Kemampuan menjadi model peran

Bidan mampu mempunyai pola dan gaya hidup sehat, termasuk kemampuannya dalam menjaga kesehatan agar dapat menjadi contoh bagi orang lain terutama kliennya.

e. Altruistik

Bidan merasakan kepuasan karena mampu menolong orang lain dengan cara manusiawi.

f. Rasa tanggung jawab etik dan moral

Tiap keputusan yang dibuat selalu memperhatikan prinsip-prinsip yang menjunjung tinggi kesehatan dan kesejahteraan manusia.

3. Manfaat Komunikasi Terapeutik

Manfaat komunikasi terapeutik adalah (Uripni, 2003) :

(30)

b. Mengidentifikasi, mengungkap perasaan, mengkaji masalah dan mengevaluasi tindakan yang dilakukan oleh bidan

4. Teknik Komunikasi Terapeutik

Dalam menanggapi pesan yang disampaikan klien, perawat menggunakan teknik komunikasi terapeutik. Teknik komunikasi terapeutik terbagi atas :

a. Listening (Mendengarkan)

Menerima informasi secara aktif dan memperhatikan respon klien.cara jadi pendengar yang efektif terbagi atas :

1) Fokus pada pemahan apa yang dikatakan seseorang 2) Pelihara kontak mata

3) Melihat sekitar, sering berubah posisi menunjukkan tidak mendengarkan

4) Posisi pada level yang sama

5) Duduk bila mungkin sikap kalem saat klien berfikir untuk menjawab, jangan bicara sebelum orang lain bicara

6) Respon baik (Verbal dan nonverbal). b. Broad Opening (Pertanyaan terbuka)

Yaitu suatu teknik untuk membuka pembicaraan c. Restating (Mengulang)

Mengulang pokok pikiran yang diungkapkan klien d. Clarification (klarifikasi)

Perawat berusaha menjelaskan kembali kata ide yang tidak jelas dikatakan klien.

e. Thema Identification (Identifikasi Tema)

(31)

16 f. Slinece ( Diam)

Memberi kesempatan berfikir dan memotifasi klien untuk berbicara. g. Refleksion ( refleksi)

Mengembalikan pertanyaan, ide, perasaan dan isinya agar pasien menyadari dan dapat mengambil keputusan

h. Focusing ( memfokuskan)

Membantu klien berbicara sesuai topik yang dipilih. i. Membagi persepsi

Menanyakan kepada klien untuk menguji pengertian perawat tentang yang ia fikir dan rasakan.

j. Informing

Memberi informasi yang fakta untuk pendidikan kesehatan. k. Sugesting (saran)

Memberikan alternatif ide untuk pemecahan masalah. l. Humor

Meningkatkan kesadaran, dan menyegarkan suasana. m. Menyatakan hasil observasi

Perawat menguraikan kesan nonverbal kepada klien. n. Meringkas

Membantu mengingat topik yang telah dibahas sebelum meneruskan. o. Memberi penghargaan (memberi pujian kepada klien)

p. Menganjurkan meneruskan pembicaraan

(32)

5. Fase-fase/ langkah komunikasi terapeutik bidan ke klien a. Perkenalan

Fase ini dimulai pada saat pertemuan dengan klien. Hal utama yang perlu dikaji adalah alasan klien meminta pertolongan yang akan mempengaruhi terbinanya hubungan perawat dengan klien. hal-hal yang perlu dilakukan pada fase perkenalan :

1) Memberi salam 2) Memperkenalkan diri 3) Menanyakan nama klien 4) Menyepakati pertemuan

Kesepakatan tentang pertemuan terkait dengan kesediaan klien untuk bercakap-cakap

5) Menghadapi kontrak ( memperkenal diri kepada klien) 6) Memulai percakapan awal

Menanyakan keluhan utama atau alasan datang 7) Menyepakati masalah klien

Setelah pengkajian, jika mungkin pada akhir wawancara sepakati masalah atau kebutuhan klien.

8) Mengakhiri perkenalan b. Orientasi

(33)

18 c. Fase kerja

Pada fase kerja, bidan dan klien mendorong perkembangan kesadaran diri dengan menghubungkan persepsi, pikiran, perasaan dan perbuatan klien. Perawat membantu klien mengatasi kecemasan, meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab diri sendiri. Fase kerja terdiri atas :

1. Mendengarkan dengan penuh perhatian

Dalam hal ini, bidan berusaha mengerti klien dengan cara mendengarkan masalah yang disampaikan klien

2. Menunjukkan penerimaan

Menerima adalah mendukung informasi dengan tingkah laku yang menunjukkan ketertarikan

3. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan

Tujuan bidan bertanya untuk mendapatkan informasi.pertanyaan sebaiknya berkaitan dengan topik yang dibicarakan.

4. Mengulang ucapan klien dengan kata-kata sendiri Melalui pengulangan kembali kata-kata klien 5. Mengklarifikasi

Berusaha menjelaskan dalam kata-kata mengenai ide atau pikiran yang tidak jelas dikatakan oleh klien.

6. Memfokuskan

(34)

7. Menyatakan hasil observasi

Bidan harus memberikan umpan balik kepada klien dengan menyatakan hasil pengamatannya.

8. Menawarkan informasi

Memberi tambahan informasi merupakan tindakan penyuluhan kesehatan untuk klien.

9. Diam

Diam akan memberi kesempatan kepada bidan dan klien untuk mengorganisasikan pikirannya.

10.Meringkas

Pengulangan ide utama yang telah dikomunikasikan secara singkat 11.Memberikan penghargaan

Penghargaan jangan sampai menjadi beban untuk klien, dalam arti jangan sampai klien berusaha keras dan melakukan segalanya untuk mendapatkan pujian

12.Menawarkan diri

Menyediakan diri anda tanpa respon bersyarat atau respon yang diharapkan

13.Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan

Memberi kesempatan kepada klien untuk berinisiatif dalam menentukan topik pembicaraan

(35)

20 Memberi kesempatan klien untuk mengungkapkan ide dan perasaannya

17.Berhadapan

18.Mempertahankan kontak mata 19.Sentuhan

d. Fase terminasi

Terminasi adalah fase yang sulit dan penting dari hubungan terapeutik. Rasa percaya dan hubungan akrab sudah terbina dan berada tingkat optimal. Apapun alasan terminasi, tugas perawat pada fase ini adalah menghadapi realitas perpisahan yang dapat diingkari. Klien dan perawat bersama-sama meninjau kembali proses keperawatan uang telah dilalui. Fase terminasi terbagi atas 2 yaitu :

1) Terminasi sementara

Terminasi sementara adalah setiap akhir dari pertemuan perawat dengan klien. Sehingga perawat masih akan bertemu lagi dengan klien Isi percakapan :

(a) Evaluasi

“coba ibu sebutkan hal-hal yang sudah kita bicarakan” (b) Tindak lanjut

“ Bagaiman kalau ibu lakukan diruangan ?” (c) Kontrak yang akan datang

“ kapan kita bertemu lagi ? “ 2) Terminasi akhir

(36)

“Coba ibu sebutkan kemampuan yang sudah didapat selama dirawat disini ?”

(b) Tindak lanjut

“Apa rencana yang akan ibu lakukan dirumah ?” (c) Kontrak yang akan datang

“Bagaimana perasaan ibu berpisah dengan saya/ meninggalkan tempat ini?”

6. Dimensi tindakan dalam komunikasi terapeutik

Dimensi tindakan tidak dapat dipisahkan dengan dimensi respon. Dimensi repon terdiri atas :

a. Konfrontasi

Merupakan ekspresi perasaan perawat tentang prilaku klien yang tidak sesuai.

b. Kesegaran

Berfokus pada saat ini, sensitiv terhadap perasaan klien dan keinginan membantu segera.

c. Keterbukaan

Pengalamn diri untuk tukar pengalaman ini diharapkan kerjasama.

d. Emotional Catharsis

Meminta klien untuk bicara tentang hal yang mengganggu dirinya. e. Bermain Peran

(37)

22

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian ini berdasarkan atas hubungan antara komunikasi terapeutik bidan dengan kepuasan ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal care yaitu sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Skema 3.1 Kerangka Konsep

B. Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif yaitu Ada hubungan yang kuat antara komunikasi terapeutik bidan dengan kepuasan ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal care.

Komunikasi Terapeutik Bidan

Kepuasan ibu hamil mendapatkan pelayanan

(38)

C. Definisi Operasional

(39)

24

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah analisis korelasi. Analisis korelasi adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui derajat/keeratan hubungan. Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah cross sectional. (Notoadmodjo, 2010).

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan karakteristik sifat yang dimiliki objek/ subjek itu sendiri. Populasi dalam penelitian ini adalah 40 orang ibu yang memeriksakan kehamilannya.

2. Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah total populasi, cara pengambilan sampel ini adalah mengambil semua anggota populasi menjadi sampel. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 orang yang diambil dari seluruh jumlah populasi (Sugiyono, 2013)

C. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Rumah Bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan dikarenakan sampel memenuhi kriteria yang ada.

D. Waktu Penelitian

(40)

E. Pertimbangan Etik Penelitian

Pertimbangan etik yang dilakukan dalam penelitian ini, antara lain : 1. Beneficence (Menguntungkan responden)

Yaitu tidak mencelakakan/menyakiti responden (freedom from harm) dengan tidak memaksa dan menekan pasien untuk ikut dalam penelitian dan tidak menimbulkan situsi yang merugikan responden dengan memberikan waktu yang tepat untuk pasien mengisi kuesioner (freedom from exploitation).

2. Respect from human dignity (Menghargai martabat manusia)

Yaitu hak untuk bebas menentukan apakah calon responden akan ikut berpartisipasi dalam penelitian atau tidak (the right to self determination) dengan membuat informed consent sehingga calon responden tidak merasa terpaksa untuk dijadikan responden dalam penelitian ini, dan hak untuk mendapatkan informasi mengenai penelitian (the right to full disclosure) dengan memberitahukan calon responden maksud dan tujuan penelitian. 3. Justice (keadilan)

Yaitu hak untuk mendapatkan perlakuan yang adil (the right to fair

treatment) dengan memberikan kesempatan kepada semua pasien untuk

menjadi responden, dan menjaga kerahasiaan informasi yang diberikan responden (the right to privacy), dimana pada kuesioner tidak dicantumkan nama responden, namun hanya memberikan nomor responden.

F. Instrumen Penelitian

(41)

26 Kuesioner pertama berupa pertanyaan tentang komunikasi terapeutik yang dilakukan bidan kepada ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya yang berbentuk lembar pengamatan atau observasi yang berisi 15 pertanyaan yang memiliki hasil ukur apabila dikatakan :

Baik : nilai 12-15 Cukup : nilai 9-11 Kurang : nilai ≤ 8

Kuesioner kedua berupa pertanyaan untuk kepuasan ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal care dimana kuesioner dengan skala likert ini berisi 15 pertanyaan tertutup yang terdiri dari pilihan jawaban : sangat puas, puas, netral, tidak puas, sangat tidak puas. Untuk pertanyaan Sangat Puas (SP)= 5, Puas (P) = 4, Netral (N) = 3, Tidak puas (TP) = 2, Sangat tidak puas (STP) = 1. Jadi total skor terendah 20 dan tertinggi skornya 100.

Skor terbesar : 75 Skor terkecil : 15

1. Menentukan nilai rentang ( R ) Rentang = 75-15

= 60

2. Menentukan nilai panjang kelas (i) Panjang kelas ( i ) = Rentang (R) Banyak kelas

= 60/5 = 12 a. Apabila Sangat Puas : nilai 64-75 b. Apabila Puas : nilai 52-63

(42)

d. Apabila Tidak Puas : nilai 28-39

e. Apabila Sangat Tidak Puas : nilai 15-27

G. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan analisa butir adalah skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total, selanjutnya dihitung dengan rumus

Rumus

( ) ( )( )

Setelah dilakukan uji validitas pada 20 responden, dan dilakukan penghitungan dengan SPSS versi 20. Dari 20 item yang tidak valid adalah pertanyaan nomor 1, 10, 11, 13, dan 14. Item yang dinyatakan valid adalah item dengan hasil lebih dari r tabel pada tingkat kepercayaan 95 %, yaitu lebih dari 0,444. Selanjutnya pertanyaan

yang tidak valid akan dihilangkan. 2. Reliabilitas

Hasil uji reliabilitas menunjukkan reliabilitas instrumen dengan rumus

cronbach alpha Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan

beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. (Sugiyono, 2013). Untuk menguji reliabilitas dapat dilakukan dengan cronbach

(43)

28

r : Relabilitas instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan

2

6

α : Jumlah variabel butir

2 1

α : Varian total

Dari hasil uji validitas diatas ternyata nilai r Alpha 0,878 ≥ r table 0,444. Jika r alpha ≥ r tabel maka dikatakan butir soal itu reliable.

H. Pengumpulan Data

Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya :

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori.

3. Data Entry

(44)

4. Tabulating

Memasukkan hasil pengolahan data kedalam tabel untuk mempermudah dalam menganalisis data (Notoadmodjo, 2010).

I. Analisa Data

Analisa data yang digunakan dalam penelitain ini adalah : 1. Analisa Univariat

Analisa univariat adalah pengelompokkan data tersebut Untuk semua variabel akan ditampilkan distribusi frekuensi

2. Analisa Bivariat

Analisa yang dilakukan untuk menegetahui derajat/keeratan hubungan dua variabel. Untuk mengetahui lebih tepat besar derajat/ derajat hubungan dua variabel digunakan Koefisien Korelasi Pearson Product Moment. Koefisien korelasi disimbolkan dengan r (huruf r kecil). Koefisien korelasi (r) dapat diperoleh dari formula sebagai berikut ( Priyo, 2001) :

N ( ∑ XY)-(∑X ∑Y) r =

V [ N∑X2-(∑X)2] [ N∑Y2 – (∑Y)2]

Menurut Colton, kekuatan hubungan dua variable dapat dibagi menjadi 4 yaitu :

r = 0,00-0,25 tidak ada hubungan / hubungan lemah r = 0,26-0,50 Hubungan Sedang

r = 0,51-0,75 Hubungan Kuat

(45)

30

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil Penelitian tentang hubungan komunikasi terapeutik bidan dengan kepuasan ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal care di rumah bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan tahun 2015 dengan jumlah 40 responden adalah sebagai berikut :

1. Analisa Univariat

Analisa univariat ini bertujuan untuk mengidentifikasi data demografi responden berdasarkan umur, pekerjaan, pendidikan dan paritas. Berikut ini akan dijabarkan hasil identifikasi data demografi responden :

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Karekteristik Responden di Rumah Bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan Tahun 2015

(46)

Paritas (jumlah anak)

Hasil penelitian pada tabel 5.1 karekteristik umur dapat ditentukan melalui rumus nilai rentang dan nilai panjang kelas, setelah dihitung didapatkan mayoritas umur responden yaitu 19-28 sebanyak 30 orang (75%), pekerjaan ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 24 orang (60%), berpendidikan SMA sebanyak 18 orang (45%) , paritas responden yaitu 3 anak sebanyak 13 orang (32,5%) dan minoritas umur responden yaitu 29-38 sebanyak 10 orang (25%), pekerjaan karyawan swasta sebanyak 3 orang (7,5%), berpendidikan SD dan SMP sebanyak 11 orang (27,5%), paritas (jumlah anak) responden yaitu 4 anak sebanyak 4 orang (10%).

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Komunikasi Terapeutik Bidan di Rumah Bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan Tahun 2015

Komunikasi

(47)

32

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Kepuasan Responden Mendapatkan Pelayanan Antenatal

Care di Rumah Bersalin Elly Kelambir Lima pasar IV Tanjung Gusta Medan

Tahun 2015

Hasil penelitian pada tabel 5.3 menunjukkan bahwa mayoritas kepuasan ibu hamil yang menyatakan puas terhadap pelayanan antenatal care sebanyak 29 orang (72,5%) dan minoritas menyatakan sangat puas terhadap pelayanan antenatal care sebanyak 1 orang (2,5%) dengan mean 2,23, standar deviasi 0,480, minimal 1 dan maksimal 3.

2. Analisa Bivariat

(48)

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Hubungan Komunikasi Terapeutik Bidan dengan Kepuasan ibu hamil mendapatkan pelayanan Antenal Care di Rumah Bersalin Elly kelambir lima pasar IV Tanjung Gusta Medan Tahun 2015

Variabel yang dikorelasi Komunikasi Terapeutik

Bidan

Kepuasan Ibu Hamil Mendapatkan Pelayanan

Antenatal Care

Komunikasi Terapeutik Bidan - 0,516 (0,001)

Kepuasan Ibu hamil mendapatkan pelayanan

antenatal care

0,516 (0,001) -

Hasil penelitian pada tabel 5.4 diperoleh nilai r = 0,516 dan nilai p = 0,001. Dari hasil tersebut hubungan komunikasi terapeutik bidan dengan kepuasan ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal care menunjukkan hubungan kuat dengan nilai (r = 0,516) dan berdampak positif artinya semakin baik komunikasi terapeutik yang dilakukan bidan semakin puas ibu hamil mendapatkan pelayanan tersebut. Hasil uji statistik didapatkan ada hubungan yang kuat antara komunikasi terapeutik bidan dengan kepuasan ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal care.

B. Pembahasan

(49)

34 dijadikan tolak ukur dalam melakukan pembahasan dan sebagai hasil akhir dapat dijabarkan berikut ini.

1. Komunikasi Terapeutik Bidan

Dari hasil penelitian diketahui bahwa 70% bidan melakukan komunikasi terapeutik dengan baik. Terbukti dari 15 pertanyaan yang diberikan kepada 40 responden sebagian besar pertanyaan yang paling banyak dilakukan bidan saat berkomunikasi dengan ibu hamil yaitu pertanyaan nomor 4 yaitu menanyakan pertanyaan yang berkaitan dengan keluhan klien.

Menurut analisa peneliti, pelayanan bidan dalam bentuk komunikasi terapeutik ini sudah baik, sebab bidan melakukan langkah-langkah komunikasi terapeutik dengan benar. Bidan begitu memahami masalah klien dan fokus mendengarkan masalah klien sampai klien selesai menceritakan masalahnya tersebut.

Menurut Tyastuti (2010) yang mengatakan Komunikasi terapeutik berarti suatu proses penyampaian pesan kepada klien untuk mendukung upaya penyembuhan. Seorang bidan bila merawat kliennya terlebih dahulu menyampaikan ide dan pikirannya, sehingga orang yang dirawatnya itu memahami apa yang dilakukan olehnya. Dalam membangun komunikasi terapeutik, bidan sendiri sebenarnya bukanlah konselor profesional yang memahami benar secara mendalam mengenai psikologi manusia dengan segala pernik-perniknya, akan tetapi bidan sebagai bagian dari tenaga paramedis memiliki tugas mulia, yakni merawat pasien yang sekaligus menjadi klien, untuk itulah maka bidan harus memiliki keterampilan konseling.

2. Kepuasan Ibu Hamil Mendapatkan Pelayanan Antenatal Care

(50)

puas, yang paling banyak dijawab puas oleh responden adalah item nomor 10 yaitu berhadapan langsung saat anda menceritakan keluhan. Saat bidan berhadapan langsung dengan klien saat klien menceritakan keluhannya, bidan terlihat fokus kepada klien tersebut.

Menurut analisa peneliti, kepuasaan ibu hamil tergantung dari pelayanan komunikasi yang diberikan bidan kepada kliennya. Klien merasa puas terhadap komunikasi terapeutik bidan tersebut, sebab bidan begitu memahami keadaan klien sehingga klien merasa tenang dan nyaman sehingga timbul rasa puas yang dirasakan klien saat komunikasi berlangsung.

Menurut Handi (2009) Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi/kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya.

Menurut Asmuji (2012) pelanggan akan merasa puas jika pelayanan yang diterima minimal sama atau lebih dari yang diharapkan. Dengan demikian, mereka akan menggunakan kembali jasa pelayanan yang pernah diterima. Hal ini merupakan cara pemasaran yang paling murah tetapi efektif. Akan tetapi, sebaliknya jika pelayanan yang diterima pasien dirasa masih dibawah harapan, pelanggan akan merasa tidak puas.

3. Hubungan Komunikasi Terapeutik Bidan dengan Kepuasan Ibu Hamil Mendapatkan Pelayanan Antenatal Care

(51)

36 nilai r = 0,516 hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara komunikasi terapeutik bidan dengan kepuasan ibu hamil mendapatkan pelayanan

Hasil penelitian ini juga sama dengan penelitian Sadra Rhona (2013) tentang hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien di ruang instalasi rawat inap non bedah RSUP Dr.M.Djamil Padang tahun 2013, bahwa Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 48 responden dengan komunikasi terapeutik tidak dilakukan perawat, 38 orang (79,2%) pasien menyatakan tidak puas dengan komunikasi terapeutik perawat. Sementara itu dari 29 responden dengan komunikasi terapeutik dilakukan perawat, 23 orang (79,3%) pasien menyatakan puas, dan memiliki kesimpulan ada hubungan yang bermakna antara komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien.

Hubungan komunikasi terapeutik bidan dengan kepuasan ibu hamil mendapatkan pelayanan Antenatal care semakin menguatkan teori yang dijelaskan sebelumnya. Menurut Tyastuti (2010) Komunikasi terapeutik berarti suatu proses penyampaian pesan kepada klien untuk mendukung upaya penyembuhan. Seorang bidan bila merawat kliennya terlebih dahulu menyampaikan ide dan pikirannya, sehingga orang yang dirawatnya itu memahami apa yang dilakukan olehnya.

Menurut Asmuji (2012) Pelanggan akan merasa puas jika pelayanan yang diterima minimal sama atau lebih dari yang diharapkan. Dengan demikian, mereka akan menggunakan kembali jasa pelayanan yang pernah diterima. Hal ini merupakan cara pemasaran yang paling murah tetapi efektif. Akan tetapi, sebaliknya jika pelayanan yang diterima pasien dirasa masih dibawah harapan, pelanggan akan merasa tidak puas.

(52)

segala bentuk kontak langsung dengan ibu hamil melalui berbagai metode termasuk mengadakan komunikasi terapeutik. Komunikasi terapeutik yang dimaksud diharapkan dapat meredam pemunculan faktor psikososial yang berdampak negatif terhadap kehamilannya.

C. Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti merasakan masih banyak keterbatasan yang dihadapi saat dilakukannya penelitian. Keterbatasan itu terdiri atas :

a. Pada saat meneliti, terlihat bahwa tidak ada keseriusan responden dalam menjawab kuesioner, sebab responden terlihat terburu-buru dalam mengisi kuesioner setelah komunikasi terapeutik dengan bidan berlangsung.

(53)

38

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan pada bab V maka dalam penelitian dapat diambil kesimpulan :

1. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa komunikasi terapeutik yang dilakukan bidan mayoritas baik yaitu sebanyak 70 % dan minoritas komunikasi terapeutik yang dilakukan bidan yaitu kurang sebanyak 2,5 % dengan mean 1,33, standart deviasi 0,526, minimal 1 dan maksimal 3.

2. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa kepuasan ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal care mayoritas responden menjawab puas sebanyak 72,5 % dan minoritas menjawab sangat puas sebanyak 2,5 % dengan mean 2,23, standar deviasi 0,480, minimal 1 dan maksimal 3.

3. Dari hasil penelitian, dengan memakai uji statistik Koefisien Korelasi Pearson Product Moment didapatkan nilai r = 0,516 dan p = 0,001, dari hasil uji statistik dengan nilai r = 0,516 dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang kuat antara komunikasi terapeutik bidan dengan kepuasan ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal care di Rumah Bersalin Elly Kelambir Lima Pasar IV Tanjung Gusta Medan Tahun 2015.

B. Saran

Adapun saran-saran yang disampaikan peneliti adalah sebagai berikut : 4. Bagi Rumah Bersalin Elly

(54)

5. Bagi Bidan

d. Diharapkan lebih meningkatkan pelayanan yang baik dan bermutu kepada ibu hamil, ini dapat dilakukan dengan cara memberikan informasi secara jelas, benar, dan lengkap pada ibu hamil.

e. Diharapkan Bidan terutama bidan mendengarkan dengan penuh perhatian atas keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil.

f. Diharapkan Bidan lebih meningkatkan komunikasi yang baik sesuai yang diharapkan oleh ibu hamil.

6. Bagi Masyarakat Khususnya Ibu Hamil

(55)

40

DAFTAR PUSTAKA

Asmuji. (2012). Manajemen Keperawatan , Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.

Balitbangkes. (2011). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil Memeriksakan

Kehamilan Trisemester III. Diambil 26 November 2014, Dari http://Indahsukria. Wordpress.com/2013/ancante-natal-care

Dalami. (2009). Komunikasi dan Konseling dalam Praktik Kebidanan. Jakarta : CV Trans Info Media.

Dewi. (2011). Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika. Handi. (2009). 10 prinsip kepuasan pelanggan . Jakarta : PT. Elex Media

Lukman, H. (2012). Pengaruh Komunikasi Terapeutik Bidan terhadap Kepuasan

Pasien bersalin, 2 (1), 1-106.

Nurmawati. (2010). Mutu Pelayanan Kebidanan. Jakarta : CV. Trans Info Media. Priyo, S. (2001). Modul Analisis Data. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia

Pusdiknakes. (2013). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu Hamil Memeriksakan

Kehamilan Trisemester III. Diambil 26 November 2014, Dari http:// Indahsukria. Wordpress.com/2013/ancante-natal-care/

Rhona. (2013). Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Kepuasan Pasien

di Ruang Instalasi Rawat Inap non Bedah, 3 (1), 68-73.

Rita, I. (2009). Komunikasi dan Konseling dalam Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Rahmawati, I. (2010). Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta : Nuha Medika. Rukiyah, A.Y. (2009). Asuhan Kebidanan 1 (Kehamilan). Jakarta: CV. Trans Info

(56)

Soekidjo, N.(2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Supranto, J. (2011). Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Jakarta: Rineka Cipta.

Syafrudin. (2009). Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan dalam

Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media.

Tyastuti, A. (2010). Komunikasi dan Konseling dalam Pelayanan Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.

Uripni. (2003). Komunikasi Kebidanan. Jakarta: EGC.

Usmalya. (2013). Teknik Komunikasi Terapeutik Dokter sebagai Upaya Memotivasi

Pasien Kanker Payudara, 1 (1), 1-13.

(57)

42

LEMBAR PENGAMATAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK BIDAN

No Aspek yang Dinilai Dilakukan

Ya Tidak A Perkenalan Orientasi

1 Menjelaskan tujuan pembicaraan/tindakan yang akan dilakukan

B Kerja

(Langkah-langkah tindakan)

2 Mendengarkan dengan penuh perhatian 3 Menunjukkan penerimaan

4 Menyakan pertanyaan yang berkaitan

5 Mengulang ucapan klien dengan menggunakan kata-kata sendiri

6 Memfokuskan

7 Menyatakan hasil observasi 8 Menawarkan informasi

9 Memberi kesempatan kepada klien untuk memulai pembicaraan

10 Berhadapan

11 Mempertahankan kontak mata 12 Mempertahankan sikap terbuka 13 Tetap rileks

14 Sentuhan C Terminasi

(58)

43

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK BIDAN DENGAN KEPUASAN IBU HAMIL MENDAPATKAN PELAYANAN ANTENATAL CARE DI

RUMAH BERSALIN ELLY KELAMBIR LIMA PASAR IV

TANJUNG GUSTA MEDAN

No.Responden :

Berilah jawaban pada pertanyaan dibawah ini dengan tanda (√) pada kolom yang tersedia sesuai pendapat ibu dengan jawaban yang jujur

Ket :

SP : Sangat Puas TP : Tidak Puas

P : Puas STP : Sangat Tidak Puas

N : Netral

A. Kepuasan Ibu Hamil Mendapatkan Pelayanan Antenatal Care

No Pertanyaan SP P N TP STP

1 Menanyakan tujuan anda datang berkunjung

2 Perhatian terhadap keluhan anda dan keluarga

3 Menerima setiap keluhan yang anda ceritakan

4 Menanyakan pertanyaan yang berkaitan dengan keluhan anda

5 Mengulang kembali penjelasan keluhan yang anda ceritakan

(59)

44

7 Menjelaskan hasil pemeriksaan terhadap masalah yang anda rasakan

8 Menawarkan informasi untuk menyelesaikan masalah anda

9 Kesempatan untuk memulai pembicaraan diberikan kepada anda

10 Berhadapan langsung saat anda menceritakan keluhan

11 Pandangan mata bidan tertuju kepada anda 12 Bidan menganjurkan untuk terbuka dan

tidak malu dalam menceritakan keluhan 13 Bersikap tenang dalam menyampaikan

informasi

14 Menyentuh tubuh anda saat komunikasi berlangsung

(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)

50

RIWAYAT HIDUP

Nama : Habibah Al Hakim

Tempat / Tanggal Lahir : Medan, 1 November 1993

Agama : Islam

Alamat : Jl. Tanjung Permai XIV Blok M No. 15 Tj. Gusta Medan

Riwayat Pendidikan : Tahun 1999-2005 :

SD Kartika I-1 Medan, Lulus Berijazah. Tahun 2006-2008 :

Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Medan. Tahun 2009-2011 :

Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Medan. Tahun 2012-2014 :

Gambar

Tabel 5.1
Tabel 5.2
Tabel 5.4

Referensi

Dokumen terkait

Modal Sendiri mempunyai pengaruh yang kecil terhadap perolehan Sisa Hasil Usaha pada Koperasi Keluarga Pegawai ITB Kota Bandung. Modal Sendiri mempengaruhi perolehan Sisa Hasil

Peralatan operasi ini baru di luncurkan pada tahun 2009 dan Rumah Sakit Khusus Mata Sumatera Medan yang menggunakannya pertama kali di Indonesia, namun kunjungan ulang pasien

Bersumber pada hasil-hasil penelitian terdahulu, ditemukan sejumlah faktor yang memengaruhi intensi terhadap kunjungan ibu balita ke posyandu, beberapa faktor tersebut adalah

At first, research advances on radiation transfer modeling on multi-scale remote sensing data are presented: after a general overview of remote sensing radiation transfer

Siswa di SMA kelas X ini mengalami perubahan yang luar biasa dari seluruh aspek perkembangan manusia baik keterampilan, pengetahuan, maupun sikap, yaitu perubahan transisi dari

These findings have resulted in a search for plant functional types (PFTs) that are user-defined groups of species with similar response to environmental resources and disturbance

Terkait dengan telah diberlakukannya Permen PAN dan RB No 16 tahun 2009 mulai 1 Januari 2013 tentang Kenaikan Jabatan Fungsional Guru yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas

The forest LAI measured from hemispherical photographs (Supk- har site) was found to vary from 2.26, 3.42, and 6.63 in March, Ju- ly and October respectively. Forest LAI was