• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Cuci Tangan Perawat, PPDS, dan Staf Unit Perinatologi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan Tahun 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Cuci Tangan Perawat, PPDS, dan Staf Unit Perinatologi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan Tahun 2013"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Cuci Tangan Perawat, PPDS,

Dan Staf Unit Perinatologi Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam

Malik, Medan Tahun 2013

Oleh :

YUNESH S. REVINDRAN

100100281

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Cuci Tangan Perawat,

PPDS, Dan Staf Unit Perinatologi Di Rumah Sakit Umum Pusat

Haji Adam Malik, Medan Tahun 2013

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan

Sarjana Kedokteran

Oleh :

YUNESH S. REVINDRAN

100100281

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Halaman Persetujuan Hasil Penelitian dengan Judul:

Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Cuci Tangan Perawat, PPDS, Dan Staf Unit Perinatologi Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan

Tahun 2013

Yang dipersiapkan oleh: YUNESH S. REVINDRAN

100100281

Hasil Penelitian ini telah diperiksa dan disetujui untuk Disampaikan pada Seminar Hasil Penelitian

Medan, Desember 2013 Disetujui,

Dosen Pembimbing

(4)
(5)

ABSTRAK

Masyarakat yang menerima pelayanan medis dan kesehatan, baik di rumah sakit atau klinik, akan berisiko terinfeksi kecuali kalau dilakukan kewaspadaan untuk mencegah terjadinya infeksi. Selain itu, petugas kesehatan yang melayani mereka dan staf penunjang (seperti staf cleaning service dan staf laboratorium) semuanya juga berisiko. Infeksi nasokomial di rumah sakit merupakan masalah yang penting di seluruh dunia dan banyak kejadian terus meningkat (alvarado 2000). Misalnya, tingkat infeksi nosokomial beberapa negara Eropa dan America berkisar dari 1% dan 40% di Asia, America Latin dan Africa (Lynch dkk 1997). Penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, untuk mengetahui gambaran kemampuan dan perilaku cuci tangan perawat, PPDS, dan staf bukan medis Unit Perinatologi Di RSUP. H. Adam Medan.Dalam penelitian ini digunakan metode total sampling yaitu 37 orang yang merangkumi 25 orang perawat, 8 orang PPDS, dan 4 orang bukan medis yang menjadi sampel dalam penelitian ini yang akan dilakukan pengamatan melalui CCTV dan diberi kuesioner sebanyak 11 soalan untuk diisi sebagai alat ukur.Hasil analisis statistik berdasarkan tingkat kemampuan mencuci tangan staf sebanyak 26 responden (70.3%) dari 37 responden memiliki kemampuan baik, dengan responden laki-laki sebanyak 5 responden dan perempuan sebanyak 32 responden. Hasil statistik pada perilaku mencuci tangan menunjukkan sebanyak 33 responden (89.2%) dari 37 orang responden memiliki perilaku baik , dengan responden laki-laki sebanyak 5 responden dan perempuan sebanyak 32 orang. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan kemampuan dan staf unit perinatologi di RSUP HAM Medan tentang prinsip mencuci tangan adalah dalam tingkat yang baik.

(6)

ABSTRACT

People who receive medical and health care , both in hospitals or clinics , will be conducted at risk unless precautions to prevent infection . In addition , health care workers who serve them and support staff ( such as cleaning service staff and laboratory staff ) are all too risky . Nasokomial infections in hospitals is an important issue in the whole world and many incidents continues to increase ( alvarado 2000) . For example , the rate of nosocomial infection several European countries and America ranged from 1 % and 40 % in Asia , Latin America and Africa ( Lynch et al 1997). This study is an observational study with cross sectional analytic , and the ability to describe the hand-washing behavior of nurses , PPDS , and non medical staff at the department of Perinatology Unit H. Adam Malik, Medan. This research was conducted in Perinatology Unit at the Hospital of H. Adam Malik, Medan, North Sumatra. This is because the hospital is a referral hospital for the city of Medan and jugak for North Sumatra . The population in this study is that every person staff ( nurses, PPDS, and non medical staff ) in the Perinatology Unit In Hospital of H. Adam Malik, this study used Medan.Dalam total sampling method that is 37 people who consists 25 nurses , 8 PPDS , and 4 non medical sampled in this study which will be conducted through CCTV surveillance and given a questionnaire to fill out as many as 11 questions as a statistical analysis tool based measurement.The ability level staff hand washing by 26 respondents ( 70.3 % ) out of 37 respondents have good ability, with male respondents 5 and female respondents 32 respondents . The statistics on hand washing showed a total of 33 respondents ( 89.2 % ) of the 37 respondents have good behavior , with male respondents 5 and female respondents 32 people . The conclusion of this study demonstrate the ability and behavior of the staff in the department of perinatology unit from the H. Adam Malik hospital have a good rate of hand washing.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dalam rangka memenuhi kewajiban untuk diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Rasa hormat, cinta dan terima kasih yang dalam saya persembahkan kepada kedua orang tua saya, doa dan dukungannya selama ini kepada saya selama menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Saya mengucapkan terima kasih kepada dr. Pertin Sianturi, Sp.A(K) selaku dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah ini yang telah menyediakan waktu, tenaga, pemikiran dan kesabarannya sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik. Dalam penelitian Karya Tulis Ilmiah ini, saya juga mendapatkan bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dosen penguji seminar proposal dan hasil penelitian dr. M. Fahdy, SpOG dan dr. Rina Yunita, SpMK.

2. Dekan Fakultas Kedokteran USU dan seluruh staf pengajar FK USU. 3. Pimpinan RSUP Haji Adam Malik yang telah memberikan peluang kepada

saya untuk melaksanakan penelitian di Unit Perinatologi RSUP Haji Adam malik, Medan.

4. Ushananthini, Anuosha, Jhanani, Thiagu, Kanaga dan Dariel yang sudah sangat membantu baik moral atau materi, memberikan masukan serta motivasi demi selesainya Karya Tulis Ilmiah ini.

(8)

6. Semua staf di Unit Perinatologi, Departemen Anak, Rumah Sakit Haji Adam Malik yang sudi menjadi responden pada penelitian ini.

7. Orang tua saya yang memberi semangat kepada saya sepanjang pelaksanaan penelitian saya, saya ucapkan ribuan terima kasih.

Saya menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun bahasanya. “Tak ada gading yang tak retak”. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini di masa yang akan datang. Akhirnya peneliti mengharapkan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat membawa manfaat terutama bagi peneliti sendiri dan para pembaca sekalian.

Medan, December 2013

(9)

DAFTAR ISI

BAB 1

PENDAHULUAN...1

1.1. Latar Belakang………..1

1.2. Rumusan Masalah……….3

1.3. Tujuan Penelitian………..3

1.4. Manfaat Penelitian………...3

2.2.2 Tabel Panduan Penggunaan Air Bersih CDC 2000………...7

2.3. Bahan Antiseptik atau Bahan Mikroba………..…...7

2.4. Jenis- jenis Cuci Tangan & Cara Cuci Tangan………...8

2.4.1 Gambar Cuci Tangan RSUP HAM………...9

2.4.1 A) Teknik Mencuci Tangan Biasa………10

2.4.1 B) Teknik Mencuci Tangan Aseptik……….…10

2.4.1 C) Teknik Mencuci Tangan Steril……….10

2.5. Anjuran Untuk Petugas Kesehatan………..………12

2.5.1 Cuci Tangan Sebaiknya Di Lakukan Sebelum……….……12

2.5.2 Cuci Tangan Sebaiknya Di Lakukan Setelah………...12

2.5.3 Gambar 5 moments for Hand Hygiene……….13

2.6. Tujuan Cuci Tangan………13

2.7. Indikasi Cuci Tangan………..14

2.8. Keuntungan Mencuci Tangan……….14

(10)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL…..……….17

3.1. Kerangka Konsep Penelitian………... ..17

3.2. Definisi Operasional……….………..17

BAB 4 METODE PENELITIAN……….……….…………..20

4.1. Jenis Penelitian……….……….20

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian…………..………..…………...20

4.2.1 Waktu Penelitian………...………20

4.2.2 Tempat Penelitian………..21

4.3..Populasi dan Sampel Penelitian………...21

4.3.1 Populasi Penelitian………...……… 21

4.3.2 Sampel Penelitian………...21

4.4. Teknik Pengumplan Data……….………...22

4.5. Olahan Data dan Analisa Data………...………22

Hasil uji validitas dan reabilitas………..……...23

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..………...24

5.1 Hasil penelitian………..………..24

5.1.1 Deskripsi lokasi penelitian………..……….24

5.2.1 Deskripsi Karakteristik Responden………..………24

5.2.2 Destribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, dan pekerjaan………..………..25

5.2.3 Tingkat kemampuan staf………..………26

(11)

5.2.5 Distribusi frekuensi jawapan responden pada variable kemampuan…...….27

5.2.6 Disrtibusi frekuensi tingkat kemampuan berdasarkan usia, jenis kelamin dan pekerjaan………..………..28

5.2.7 Perilaku………..………..30

5.2.8 perilaku staf unit perinatologi...30

5.2.9 Disrtibusi frekuensi hasil pengamatan responden pada variable perilaku…31 5.2.10 Disrtibusi frekuensi perilaku berdasarkan usia, jenis kelamin dan pekerjaan………..……….32

5.3 Pembahasan...33

5.3.1 Tingkat Kemampuan...33

5.3.2 Perilaku...34

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan...37

6.2 Saran...37

DAFTAR TABEL 2.2.2 Panduan Penggunaan Air Bersih (CDC)...7

4.6 Data Uji Validitas dan Reabilitas...23

5.2.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden...25

5.2.4 Tingkat Kemampuan Staf Unit Perinatologi RSUP HAM...26

5.2.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden...27

5.2.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Kemampuan...28

5.2.8 Perilaku Staf Unit Perinatologi RSUP HAM...30

5.2.9 Distribusi Frekuensi hasil Pengamatan Responden...31

(12)

DAFTAR Gambar

2.2.1 Gambar jenis-jenis mikroorganisme yang ditemukan pada tangan...6 2.4.1 Gambar cuci tangan RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2013...9 2.5.3 Gambar 5 Moments For Hand Hygiene...13

DAFTAR LAMPIRAN

1 Daftar Pustaka

2 Persetujuan Komisi Etik tentang pelaksanaan penelitian bidang kesehatan. 3 Surat Izin Survei Awal Penelitian FK USU.

4 Surat Izin Studi Pendahuluan di Instalasi Rindu (B) RSUP H. Adam Malik.

5 Surat Izin Penelitian di Instalasi Rindu (B) RSUP H. Adam Malik. 6 Surat Izin Penelitian ke PPIRS RSUP H. Adam Malik.

7 Lembar penjelasan

8 Surat persetujuan (Informed Consent) 9 Kuesioner penelitian

10 Lembar Pengamatan (Checklist)

11 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 12 Data Masukan

(13)

ABSTRAK

Masyarakat yang menerima pelayanan medis dan kesehatan, baik di rumah sakit atau klinik, akan berisiko terinfeksi kecuali kalau dilakukan kewaspadaan untuk mencegah terjadinya infeksi. Selain itu, petugas kesehatan yang melayani mereka dan staf penunjang (seperti staf cleaning service dan staf laboratorium) semuanya juga berisiko. Infeksi nasokomial di rumah sakit merupakan masalah yang penting di seluruh dunia dan banyak kejadian terus meningkat (alvarado 2000). Misalnya, tingkat infeksi nosokomial beberapa negara Eropa dan America berkisar dari 1% dan 40% di Asia, America Latin dan Africa (Lynch dkk 1997). Penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, untuk mengetahui gambaran kemampuan dan perilaku cuci tangan perawat, PPDS, dan staf bukan medis Unit Perinatologi Di RSUP. H. Adam Medan.Dalam penelitian ini digunakan metode total sampling yaitu 37 orang yang merangkumi 25 orang perawat, 8 orang PPDS, dan 4 orang bukan medis yang menjadi sampel dalam penelitian ini yang akan dilakukan pengamatan melalui CCTV dan diberi kuesioner sebanyak 11 soalan untuk diisi sebagai alat ukur.Hasil analisis statistik berdasarkan tingkat kemampuan mencuci tangan staf sebanyak 26 responden (70.3%) dari 37 responden memiliki kemampuan baik, dengan responden laki-laki sebanyak 5 responden dan perempuan sebanyak 32 responden. Hasil statistik pada perilaku mencuci tangan menunjukkan sebanyak 33 responden (89.2%) dari 37 orang responden memiliki perilaku baik , dengan responden laki-laki sebanyak 5 responden dan perempuan sebanyak 32 orang. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan kemampuan dan staf unit perinatologi di RSUP HAM Medan tentang prinsip mencuci tangan adalah dalam tingkat yang baik.

(14)

ABSTRACT

People who receive medical and health care , both in hospitals or clinics , will be conducted at risk unless precautions to prevent infection . In addition , health care workers who serve them and support staff ( such as cleaning service staff and laboratory staff ) are all too risky . Nasokomial infections in hospitals is an important issue in the whole world and many incidents continues to increase ( alvarado 2000) . For example , the rate of nosocomial infection several European countries and America ranged from 1 % and 40 % in Asia , Latin America and Africa ( Lynch et al 1997). This study is an observational study with cross sectional analytic , and the ability to describe the hand-washing behavior of nurses , PPDS , and non medical staff at the department of Perinatology Unit H. Adam Malik, Medan. This research was conducted in Perinatology Unit at the Hospital of H. Adam Malik, Medan, North Sumatra. This is because the hospital is a referral hospital for the city of Medan and jugak for North Sumatra . The population in this study is that every person staff ( nurses, PPDS, and non medical staff ) in the Perinatology Unit In Hospital of H. Adam Malik, this study used Medan.Dalam total sampling method that is 37 people who consists 25 nurses , 8 PPDS , and 4 non medical sampled in this study which will be conducted through CCTV surveillance and given a questionnaire to fill out as many as 11 questions as a statistical analysis tool based measurement.The ability level staff hand washing by 26 respondents ( 70.3 % ) out of 37 respondents have good ability, with male respondents 5 and female respondents 32 respondents . The statistics on hand washing showed a total of 33 respondents ( 89.2 % ) of the 37 respondents have good behavior , with male respondents 5 and female respondents 32 people . The conclusion of this study demonstrate the ability and behavior of the staff in the department of perinatology unit from the H. Adam Malik hospital have a good rate of hand washing.

(15)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Masyarakat yang menerima pelayanan medis dan kesehatan, baik di rumah sakit atau klinik, akan berisiko terinfeksi kecuali kalau dilakukan kewaspadaan untuk mencegah terjadinya infeksi. Selain itu, petugas kesehatan yang melayani mereka dan staf penunjang (seperti staf cleaning service dan staf laboratorium) semuanya juga berisiko. Infeksi nasokomial di rumah sakit merupakan masalah yang penting di seluruh dunia dan banyak kejadian terus meningkat (alvarado 2000). Misalnya, tingkat infeksi nosokomial beberapa negara Eropa dan America berkisar dari 1% dan 40% di Asia, America Latin dan Africa (Lynch dkk 1997).

Menjaga kesehatan dan kebersihan tangan secara bermakna mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit, serta meminimalisasi kontaminasi silang (misalnya dari petugas kesehatan ke pasien). Pengetahuan para medis akan kebersihan dan kesehatan tangan sudah baik, tetapi pedoman terbaik untuk pelaksanaannya masih terus berkembang. Misalnya, pilihan sabun atau antiseptik atau penggunaan penggosok tangan berbasis alkohol bergantung pada besarnya risiko kontak dengan pasien (misalnya tindakan medis rutin versus pembedahan) atau tersedianya bahan (Larson 1995).

Kegagalan melakukan kebersihan dan kesehatan tangan yang tepat dianggap sebagai sebab utama infeksi nosokomial yang menular di pelayanan kesehatan dan penyebaran mikroorganisme multiresisten dan telah diakui sebagai kontributor yang penting terhadap timbulnya wabah (Boyce dan Pittet 2002).

(16)

terhadap patogen ini meningkatkan risiko mereka terhadap infeksi yang serius dan kemungkinan kematian (Gershon dan Vlavov 1992).

Infeksi nosokomial merupakan infeksi akibat transmisi organisme pathogen ke pasien yang sebelumnya tidak terinfeksi yang berasal dari lingkungan rumah sakit. Sampai saat ini infeksi nosokomial masih merupakan problem serius yang dihadapi oleh rumah sakit di seluruh dunia terutama di Negara berkembang. Di Amerika ada sekitar 20.000 kematian setiap tahun akibat infeksi nasokomial dan menghabiskan lebih dari 4.5 miliar dollar pertahun (smeltzer 2001). Sedangkan di asia tenggara infeksi nosokomial sebanyak 10.0%. Data kejadian infeksi nosokomial di Malaysia sebesar 12.7%, Taiwan 13.8%. (Marwoto 2007).

Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan kebijakan pencegahan infeksi nosokomial di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya. Kebijakan itu tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 270/Menkes/III/2007 tentang Pedoman Manajerial Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan. Selain itu Keputusan Menkes Nomor 381/Menkes/III/2007 mengenai Pedoman Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan. Saat ini angka kejadian infeksi nosokomial telah dijadikan salah satu tolok ukur mutu pelayanan rumah sakit. Izin operasional sebuah rumah sakit bisa dicabut karena tingginya angka kejadian infeksi nosokomial (Darmadi, 2008).

(17)

1.2.Perumusan Masalah

Atas dasar latar belakang di atas, saya membuat judul penelitian dengan judul Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Cuci Tangan Perawat, PPDS, dan Staf Unit Perinatologi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUPHAM) Medan. Penelitian ini belum pernah dilakukan dan ini diharapkan dapat membantu staf dan manajemen rumah sakit untuk memberikan ketegasan dan edukasi kepada staf supaya mematuhi prosedur cuci tangan baik waktu maupun tempat.

1.3.Tujuan Penelitian

- Untuk mengetahui gambaran tentang sikap dan perilaku cuci tangan dengan cara yang betul dan tingkat pengetahuan tentang cuci tangan oleh perawat, PPDS, dan staf unit Perinatologi di RSUP. H. Adam Malik, Medan.

1.4.Manfaat Penelitian Bagi Rumah Sakit :

1. Mengetahui gambaran pola kepekaan dan kesadaran mencuci tangan.

2. Memberikan masukan bagi rumah sakit untuk meningkatkan pemeliharaan kesadaran untuk cuci tangan.

3. Menjadi masukan bagi rumah sakit untuk menyaran rencana tindak lanjut rumah sakit.

1.4.1 Bagi Pasien :

1. Membantu mengurangi angka kesakitan dan kematian akibat infeksi. 2. Membantu mengurangi lama rawatan dan biaya perawatan.

1.4.2 Bagi Peneliti :

(18)

2. Menambah pengetahuan peneliti mengenai teknik-teknik mencuci tangan dan cara- cara yang betul ketika berada di lapangan kerja.

1.4.3 Untuk Peneliti Lain

Dapat dipakai sebagai sumber informasi dan rujukan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh saya.

1.5. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di unit Perinatologi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan.

(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. SEJARAH

Pada awal tahun (1818–1865) Dr IGNAZ SEMMELWEIS menganjurkan mencuci tangan sebagai langkah untuk mencegah childbed fever. Beliau mempercayai bahwa kasus tersebut dipicu oleh perilaku dokter sendiri. dimana tingkat kematian lima kali lebih tinggi bagi ibu yang melahirkan di rumah sakit daripada ibu yang melahirkan di rumah sakit. Analisis Semmelweis dari wabah demam nifas di rumah sakit vast Allgemeine Krankenhaus di Vienna mengungkapkan bahwa desinfektan tangan dapat mencegah penularan infeksi dari mayat bayi lahir yang sudah meninggal hingga ke ibu yang sedang melahirkan. Oleh karena itu, pada tanggal 15 Mei 1847, beliau meminta semua mahasiswa kedokteran untuk mencuci tangan mereka dengan diklorinasi kapur sebelum membantu dalam melahirkan bayi, yang kemudian memberikan hasil dramatis iaitu kematian pasca bersalin jatuh lima kali lipat (ISPC 2007).

2.2. Definisi

(20)

Tabel 2.2.1 Panduan Penggunaan Air Bersih (Disinfeksi) (CDC 2000)

penggunaan filtrasi Dianjurkan Alternatif Konsentrasi

Klorin

Cuci tangan adalah menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme sementara. Cuci tangan dengan sabun air sama efektifnya dengan cuci tangan menggunakan sabun anti microba (Pereira, Lee dan Wade 1990). Cairan Organik, seperti gliserol, propilen glikol atau sorbitol, ketika ditambah penggosok dan pelumas tangan akan melunakkan kulit dan membantu mencegah kerusakan kulit ( pecah, pengeringan, iritasi, dan dermatitis) disebabkan karena sering mencuci tangan dengan sabun dan air (Prawirohardjo, 2004).

2.3. Bahan Antiseptik atau bahan antimikroba

(21)

kerentanan organisme terhadap antiseptik. Antiseptik yang paling sering digunakan adalah klorheksidin glukonat, yang terdapat dalam (Hibitane, Hibiscrub, dan Wescodyne) yang tersedia di rumah sakit seluruh dunia (Larson dkk 2001).

2.4. Jenis-jenis cuci tangan & cara cuci tangan

(22)
(23)

2.4.1 a) Teknik mencuci tangan biasa

Teknik mencuci tangan biasa adalah membersihkan tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir atau yang disiramkan, biasanya digunakan sebelum dan sesudah melakukan tindakan yang tidak mempunyai resiko penularan penyakit. Peralatan yang dibutuhkan untuk mencuci tangan biasa adalah setiap wastafel dilengkapi dengan peralatan cuci tangan sesuai standard rumah sakit (misalnya kran air bertangkai panjang untuk mengalirkan air bersih, tempat sampah injak tertutup yang dilapisi kantung sampah medis atau kantung plastik berwarna kuning untuk sampah yang terkontaminasi atau terinfeksi), alat pengering seperti tisu, lap tangan (hand towel), sarung tangan (gloves), sabun cair atau cairan pembersih tangan yang berfungsi sebagai antiseptik, lotion tangan, serta di bawah wastefel terdapat alas kaki dari bahan handuk. Basahi kedua tangan dengan air, teteskan sabun cair secukupnya di atas telapak tangan atau gosoklah kedua telapak tangan dan kedua punggung tangan apabila menggunakan sabun padat.

6 langkah selanjutnya yaitu :

1. Telapak dengan telapak kemudian gosoklah kedua telapak tangan secara bergantian, sehingga kedua telapak tangan kena sabun.

2. Telapak kanan diatas punggung tangan kiri dan telapak kiri diatas punggung tangan kanan, kemudian gosok kedua punggung tangan secara bergantian dan, gosok diantara jari jemari tangan secara bergantian sehingga kena sabun. 3. Telapak dengan telapak dan jari saling terkait, kemudian gosok kedua telapak

tangan dan diantara jari jemari secara bergantian sehingga kena sabun. 4. Letakkan punggung jari pada telapak satunya dengan jari saling mengunci

kemudian gosok punggung jari yang saling mengunci pada telapak satunya, secara bergantian.

5. Jempol kanan digosok memutar oleh telapak kiri dan sebaliknya kemudian, gosok jempol, dan jari jari tangan lainnya, secara memutar bergantian di kedua tangan.

(24)

sehingga busa sabun masuk kedalam sela sela kuku, secara bergantian dikedua tangan.Setelah selesai siramlah kedua tangan dengan air yang mengalir, dengan kran air atau dengan air mengalir menggunakan gayung. Setelah selesai keringkan kedua tangan dengan kain kering dan bersih.

(WHO, 2005) 2.4.1 b) Teknik mencuci tangan aseptik

Mencuci tangan aseptik yaitu cuci tangan yang dilakukan sebelum tindakan aseptik pada pasien dengan menggunakan antiseptik. Mencuci tangan dengan larutan disinfektan, khususnya bagi petugas yang berhubungan dengan pasien yang mempunyai penyakit menular atau sebelum melakukan tindakan bedah aseptik dengan antiseptik dan sikat steril. Prosedur mencuci tangan aseptik sama dengan persiapan dan prosedur pada cuci tangan higienis atau cuci tangan biasa, hanya saja bahan deterjen atau sabun diganti dengan antiseptik dan setelah mencuci tangan tidak boleh menyentuh bahan yang tidak steril.

2.4.1 c) Teknik mencuci tangan steril

(25)

2.5. Anjuran untuk petugas kesehatan pada saat ini adalah:

 Jika kulit rusak atau diperlukan cuci tangan yang sering, sabun lembut (tanpa bahan antiseptik) dapat digunakan untuk menghilangkan kotoran dan debu.  Apabila dikehendaki efek antimikroba (misalnya sebelum suatu tindakan

invasive atau kontak dengan pasien yang rentan seperti pasien AIDS atau bayi baru lahir) penggosok tangan berbasis alkohol tanpa air harus digunakan.  Di area beresiko tinggi, seperti ruang bedah dan ICU atau unit transplantasi,

langkah-langkah penggosokan tangan dengan menggunakan sikat lunak atau spon dalam waktu singkat (setidaknya 2 menit ) dapat menggantikan penggosokan keras dengan sifat kasar selama 6-10 menit.

 Untuk petugas yang sering mencuci tangannya ( 30 kali atau lebih pershift ), pelumas tangan dank rim harus disediakan agar dapat mengurangi iritasi kulit. Kesehatan dan kebersihan tangan dapat dilakukan dengan kegiatan cuci tangan rutin ( dengan atau tanpa bahan antiseptik ) ataupun penggosok tangan antiseptik dan penggosok tangan bedah dengan mempergunakan bahan dasar alkohol tanpa air. Tujuan dan cara melakukannya masing-masing agak berbeda.

(BOYCE JM, 2002) 2.5.1 Cuci tangan sebaiknya dilakukan sebelum:

 Memeriksa ( kontak langsung ) dengan pasien.

 Memakai sarung tangan bedah steril atau DTT sebelum pembedahan atau sarung tangan pemeriksaan untuk tindakan rutin, seperti pemeriksaan panggul.

2.5.2 Cuci tangan sebaiknya dilakukan setelah:

 Situasi tertentu di mana kedua tangan dapat terkontaminasi, seperti - memegang instrument yang kotor dan alat lainnya.

- menyentuh selaput lender, darah, atau cairan tubuh lainnya (sekresi atau ekskresi).

- kontak yang lama dan intensif dengan pasien.  Melepaskan sarung tangan.

(26)

2.5.3. Gambar : 5 moments for Hand Hygiene.

(WHO 2009) 1. Sebelum kontak dengan pasien.

2. Sebelum tindakan asepsis.

3. Setelah terkena cairan tubuh pasien. 4. Setelah kontak dengan pasien.

5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.

2.6. Tujuan cuci tangan

Menurut Susiati (2008), tujuan dilakukannya cuci tangan yaitu untuk : a) Membuang mikroorganisme yang ada di tangan.

b) Mencegah infeksi silang (cross infection). c) Menjaga kondisi steril.

(27)

2.7. Indikasi cuci tangan

Indikasi untuk mencuci tangan menurut Depkes RI. (1993) adalah :

a) Sebelum melakukan prosedur invasif misalnya, menyuntik, pemasangan kateter dan pemasangan alat bantu pernafasan.

b) Sebelum melakukan asuhan keperawatan langsung. c) Sebelum dan sesudah merawat setiap jenis luka.

d) Setelah tindakan tertentu, tangan diduga tercemar dengan mikroorganisme khususnya pada tindakan yang memungkinkan kontak dengan darah, selaput lendir, cairan tubuh, sekresi atau ekresi.

e) Setelah menyentuh benda yang kemungkinan terkontaminasi dengan

mikroorganisme virulen atau secara epidemiologis merupakan mikroorganisme penting. Benda ini termasuk pengukur urin atau alat penampung sekresi.

f) Setelah melakukan asuhan keperawatan langsung pada pasien yang terinfeksi atau kemungkinan kolonisasi mikroorganisme yang bermakna secara klinis atau epidemiologis.

g) Setiap kontak dengan pasien-pasien di unit resiko tinggi.

h) Setelah melakukan asuhan langsung maupun tidak langsung pada pasien yang tidak infeksius.

2.8. Keuntungan mencuci tangan

Menurut Puruhito (1995), cuci tangan akan memberikan keuntungan sebagai berikut:

a) Dapat mengurangi infeksi nosokomial.

b) Jumlah kuman yang terbasmi lebih banyak sehingga tangan lebih bersih dibandingkan dengan tidak mencuci tangan.

(28)

2.9. Prosedur kerja mencuci tangan steril adalah sebagai berikut:

1. Terlebih dahulu memeriksa adanya luka terpotong pada tangan dan jari, kemudian melepaskan semua perhiasan misalnya cincin atau jam tangan. 2. Menggunakan pakaian bedah sebagai proteksi perawat yaitu: penutup sepatu,

penutup kepala atau topi, masker wajah, pastikan masker menutup hidung dan mulut anda dengan kencang. Selain itu juga memakai pelindung mata.

3. Menyalakan air dengan menggunakan lutut atau control dengan kaki dan sesuaikan air untuk suhu yang nyaman.

4. Membasahi tangan dan lengan bawah secara bebas, mempertahankankan tangan atas berada setinggi siku selama seluruh prosedur.

5. Menuangkan sejumlah sabun (2 sampai 5 ml) ke tangan dan menggosok tangan serta lengan sampai dengan 5 cm di atas siku.

6. Membersihkan kuku di bawah air mengalir dengan pengikir. Membuang pengikir setelah selesai digunakan.

7. Membasahi sikat dan menggunakan sabun antimikrobial. Menyikat ujung jari, tangan, dan lengan.

a. Menyikat kuku tangan sebanyak 15 kali gerakan.

b. Dengan gerakan sirkular, menyikat telapak tangan dan permukaan anterior jari 10 kali gerakan.

c. Menyikat sisi ibu jari 10 kali gerakan dan bagian posterior ibu jari 10 gerakan.

d. Menyikat samping dan belakang tiap jari 10. Kali gerakan tiap area, kemudian sikat punggung tangan sebanyak 10 kali gerakan.

e. Seluruh penyikatan harus selesai sedikitnya 2 sampai 3 menit sebagaimana dikutip), kemudian bilas sikat secara seksama.

(29)

9. Dengan tangan fleksi, mencuci keseluruhan dari ujung jari sampai siku satu kali gerakan, biarkan air mengalir pada siku.

10. Mengulangi langkah 8 sampai 10 untuk lengan yang lain.

11. Mempertahankan lengan tetap fleksi, buang sikat kedua dan mematikan air dengan pedal kaki.

12. Kemudian mengeringkan dengan handuk steril untuk satu tangan secara seksama, menggerakan dari jari ke siku dan mengeringkan dengan gerakan melingkar.

13. Mengulangi metode pengeringan untuk tangan yang lain dengan menggunakan area handuk yang lain atau handuk steril baru.

14. Mempertahankan tangan lebih tinggi dari siku dan jauh dari tubuh anda. 15. Perawat memasuki ruang steril dan melindungi tangan dari kontak dengan

objek apa pun.

(30)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

Gambar 3.1

Gambaran 3.1 Kerangka konsep gambaran kemampuan dan perilaku cuci tangan staf unit Perinatologi RSUP H. Adam Malik Medan.

3.2 Definisi Operasional

1) Staf perawat, PPDS, dan staf bukan medis laki-laki atau perempuan yang ada di unit Perinatologi RSUP Haji Adam Malik adalah :-

(A) Perawat adalah pegawai tetap atau pegawai honor yang memiliki SK penempatan di unit Perinatologi.

(B) PPDS adalah ( Dokter Peserta Program Spesialisasi ) ilmu kesehatan anak yang sedang menjalani stase Perinatologi.

(C) Staf bukan medis adalah staf yang bertanggung jawab atas kebersihan lingkungan di unit Perinatologi dan jugak penyediaan makanan bagi pasien yang rawat inap di unit Perinatologi.

Staf yang ada di unit Perinatologi RSUP

HAM,Medan.

Kemampuan mengenai cuci tangan.

(31)

2) A. Cuci tangan: adalah aktivitas penting yang dilakukan untuk mengurangi penularan mikroorganisme / mencegah infeksi dengan menggunakan sabun antiseptik atau bahan antimikroba dan air yang mengalir mengikut langkah cuci tangan menurut WHO 2004 iaitu :-

1. Telapak dengan telapak kemudian gosoklah kedua telapak tangan secara bergantian, sehingga kedua telapak tangan kena sabun.

2. Telapak kanan diatas punggung tangan kiri dan telapak kiri diatas punggung tangan kanan, kemudian gosok kedua punggung tangan secara bergantian, dan gosok diantara jari tangan secara bergantian sehingga kena sabun.

3. Telapak dengan telapak dan jari saling terkait, kemudian gosok kedua telapak tangan dan diantara jari dengan jari secara bergantian sehingga kena sabun. 4. Letakkan punggung jari pada telapak satunya dengan jari saling mengunci

kemudian gosok punggung jari yang saling mengunci pada telapak satunya, secara bergantian.

5. Jempol kanan digosok memutar oleh telapak kiri dan sebaliknya kemudian, gosok jempol, dan jari jari tangan lainnya, secara memutar bergantian di kedua tangan.

(32)

3) Sabun Antiseptik : Adalah sabun kimia yang disediakan di rumah sakit dengan bahan kandungan klorheksidin glukonat (2-4%) digunakan pada permukaan kulit dengan tujuan membunuh dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme.

4) Ruangan rawat: Ruang Unit Perinatologi Instalasi Rindu B di RSUP. H. Adam Malik, Medan.

5) Perilaku: Apakah tindakan atau aktivitas mencuci tangan staf ( Perawat dan PPDS ) dilakukan atau tidak dilakukan.

6) Pengetahuan: Adalah segala sesuatu yang diketahui sampel peneliti tentang cuci tangan dan hasilnya yang akan diketahui dengan tanggapan dari sampel terhadap cuci tangan yang akan dinilai dengan menggunakan angket.

7) Cara Ukur : Metode Angket dan hasil dari observasi.

8) Alat Ukur: Kuesioner, diajukan sebanyak 11 pertanyaan dengan 3 pilihan jawaban:

 Jawaban yang benar diberi skor 2

 Jawaban yang tidak pasti diberi skor 1

 Jawaban yang salah diberi skor 0

9) Sikap adalah tanggapan atau reaksi yang diketahui sampel penelitian tentang cuci tangan dan berdasarkan pertanyaan yang diberikan responden menggunakan skala pengukuran Pratomo (1966) maka dapat dibahagi menjadi tiga kategori yaitu:

 Pengetahuan baik apabila jawaban responden benar lebih dari 75% dari nilai tertinggi.

 Pengetahuan sedang apabila jawaban responden benar antara 40% sampai 75% dari nilai tertinggi.

 Pengetahuan kurang apabila jawaban responden benar kurang dari 40% dari nilai tertinggi.

10) Dengan demikian, penilaian terhadap pengetahuan responden berdasarkan sistem skoring, yaitu:

(33)

Skor dibawah 7(<7) : Kurang 11) Skala pengukuran : Ordinal

BAB 4

METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan studi observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, untuk mengetahui gambaran kemampuan dan perilaku cuci tangan perawat, PPDS, dan staf bukan medis Unit Perinatologi Di RSUP. H. Adam Malik, Medan.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

(34)

4.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Unit Perinatologi Di RSUP. H. Adam Malik, Medan Sumatera Utara. Ini adalah karena rumah sakit ini merupakan rumah sakit rujukan bagi kota Medan dan jugak untuk wilayah Sumatera Utara.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah setiap orang staf ( perawat, PPDS, dan staf bukan medis ) yang ada di Unit Perinatologi Di RSUP. H. Adam Malik, Medan. 4.3.2 Sampel Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan metode total sampling, pengambilan sampel didasarkan pada sebagai berikut:

1. Kriteria inklusi :

a. Setiap orang staf perawat, PPDS dan staf bukan medis yang ada di Unit Perinatologi Di RSUP. H. Adam Malik, Medan.

b. Bersedia menandatangani surat persetujuan penelitian. c. Bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. 2. Kriteria Eksklusi :

a. Setiap sampel tidak masuk kerja selama periode pengumpulan data. b. Questioner tidak lengkap diisi.

Total sample pada penelitian ini adalah

(35)

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dari penelitian ini berupa data primer, yaitu data yang langsung diambil dari sampel penelitian yang memenuhi criteria inklusi dan eksklusi yang berada di Unit Perinatologi RSUP H.Adam Malik Medan. Sampel penelitian akan dipantau di CCTV yang ada di unit Perinatologi dan dilakukan pengamatan (checklist) dan sampel penelitian akan diberikan kuestioner sebagai alat ukur penelitian untuk diisi. Setelah sampel penelitian mengisi kuestioner dengan lengkap, peneliti menerima kembali kuestioner tersebut. Kemudian, dilanjutkan dengan pengumpulan data dari selurul sampel penelitian. Setelah seluruh data terkumpul, maka dilanjutkan ke tahap pengolahan dan analisa data.

4.5 Pengolahan dan Analisa Data

(36)

Cara Menampilkan Data Hasil Uji Validitas dan Realibilitas (Pada Laporan Hasil Penelitian Pada BAB 4)

(37)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan dinamakan rumah sakit kelas A pada tahun 1990 sesuai dengan Menkes No. 335/Menkes/SK/VII/1990. Namun, nama rumah sakit ini mengalami perubahan yang pada mulanya bernama Rumah Sakit Umum Kelas A di Medan menjadi Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik. Pada tahun 1991 pula ia dijadikan sebagai Rumah Sakit Pendidikan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.502/Menkes/IX/1991 tanggal 6 September 1991 dan secara resmi pusat pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dipindahkan ke RSUP H. Adam Malik pada tanggal 11 Januari 1993.

5.2.1 Deskripsi Karakteristik Responden

(38)

Tabel Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Karakteristik Jumlah

N : Frekuensi: %

Usia 11-20 0 0

21-30 13 35.1

31-40 11 29.7

41-50 13 35.1

jumlah 37 100

Jenis Kelamin Laki-laki 5 13.5

perempuan 32 86.5

jumlah 37 100

Jenis Pekerjaan Perawat 25 67.6

PPDS 8 21.6

Bukan medis 4 10.8

jumlah 37 100

(39)

5.2.5. Tingkat Kemampuan

Tingkat kemampuan staf perawat, PPDS, dan bukan medis unit perinatologi RSUP HAM Medan tentang cuci tangan yang telah diuji dengan menggunakan kuesioner seperti pada table 5.2.6

Tabel 5.2.6 Tingkat kemampuan staf unit Perinatologi RSUP HAM Medan

Kategori f %

Baik 26 70.3

Sedang Kurang Jumlah

8 3 37

21.6 8.1 100.0

Tingkat kemampuan staf perawat, PPDS, dan bukan medis RSUP HAM Medan terbanyak pada katergori kurang yaitu 3 orang (8.1%) diikuti kategori sedang sebanyak 8 orang (21.6%) dan kategori baik sebanyak 26 orang (70.3%).

(40)

Tabel 5.2.7 Distribusi frekuensi jawaban responden pada variabel pengetahuan

1. Mengetahui langkah cuci tangan di

rumah sakit?

29 78.4 6 16.2 2 5.4

2 Cuci tangan hanya perlu dilakukan

oleh tenaga medis sahaja?

23 62.2 6 16.2 8 21.6

3 Tujuan melakukan cuci tangan di

rumah sakit ini?

12 32.4 4 10.8 2

1

56.8

4 Wajip mencuci tangan apabila

masuk waktu kerja?

32 86.5 1 2.7 4 10.8

5 Berapa langkah dalam mencuci

tangan?

31 83.8 4 1.8 2 5.4

6 Langkah pertama mencuci tangan? 27 73.0 0 0 1

0

27.0

7 Langkah posisi pertama tangan

apabila mencuci tangan?

30 81.1 0 0 7 18.9

8 Posisi terakhir tangan apabila

mencuci tangan adalah?

32 86.5 1 2.7 4 10.8

9 Berapa lama proses mencuci tangan

dengan air mengalir?

28 75.5 3 8.1 6 16.2

10 Terdapat berapa saat (moment)

membersihkan tangan?

31 83.8 4 10.8 2 5.4

11 Siapakah mencipta (founder)

dalam langkah cuci tangan?

(41)

Berdasarkan tabel di atas pada pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan benar adalah pada nomor 4 dan 8 yaitu sebesar 32 orang (86.5%). Sedangkan yang paling banyak menjawab salah adalah pada pertanyaan nomor 2 yaitu sebesar 8 orang (21.6%).

Distribusi frekuensi hasil uji tingkat kemampuan berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 5.2.8

Tabel Distribusi Frekuensi Tingkat Kemampuan

(42)
(43)

5.2.11 Perilaku

Perilaku staf perawat, PPDS, dan bukan medis unit Perinatologi RSUP HAM Medan tentang cuci tangan yang telah dilakukan dengan pengamatan (checklist) dapat dilihat pada tabel 5.7.

Tabel 5.2.12 Perilaku staf perawat, PPDS dan bukan medis unit Perinatologi RSUP HAM Medan

Kategori f %

Baik 33 89.2

Sedang Kurang Jumlah

4 0 37

10.8 0 100.0

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa sebanyak 33 orang (89.2%) staf perawat, PPDS, dan bukan medis unit Perinatologi RSUP HAM Medan memiliki perilaku dalam kategori baik, 4 orang (10.8%) dalam kategori sedang dan 0 orang (0%) dalam kategori kurang tentang perilaku cuci tangan

(44)

Tabel 5.2.13 Distribusi frekuensi hasil pengamatan (checklist) responden

1.(a) Gosok tangan dengan posisi telapak tangan pada telapak tangan.

37 100 0 0

1.(b) Telapak kanan di atas punggung tangan kiri dengan jari-jari saling menjalin dan sebaliknya.

36 97.3 1 2.7

1.(c) Telapak pada telapak dengan jari-jari saling menjalin.

36 97.3 1 2.7

1.(d) Punggung jari-jari pada telapak tangan berlawanan dengan jari-jari saling mengunci.

36 97.3 1 2.7

1.(e) Gosok memutar dengan ibu jari tangan kanan mengunci pada telapak kiri dan sebaliknya.

36 97.3 1 2.7

1.(f) Gosok memutar, ke arah belakang dan ke arah depan dengan jari-jari tangan kanan mengunci pada telapak tangan kiri dan sebaliknya,

(45)

Dari tabel diatas terlihat bahwa dari hasil pengamatan yang paling banyak dilakuka adalah tindakan nomor 1 dan 1.(a) yaitu sebesar 37 orang (100%). Tindakan yang paling sedikit dilakukan adalah tindakan nomor 2(c), 2(d), 2(e) dan yaitu sebesar 31 orang (83.8%).

Distribusi frekuensi hasil pengamatan perilaku berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 5.2.14.

Distribusi frekuensi hasil uji sikap berdasarkan sex dapat dilihat pada tabel 5.2.15. Tabel 5.2.14 Distribusi frekuensi perilaku

(46)

11-20 dan 31-40 tahun yaitu sebanyak 1 orang (25.0%). Presentase berdasarkan jumlah masing-masing populasi.

(47)

5.3 Pembahasan

5.3.1. Tingkat Kemampuan

Menurut Robbin (2007:57) kemampuan berarti kapasitas seseorang individu unutk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. lebih lanjut Robbin menyatakan bahwa kemampuan (ability) adalah sebuah penilaian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang. Kemampuan merupakan informasi dan keterampilan yang diperoleh dari pengalaman atau pendidikan. Dalam penelitian ini tingkat kemampuan responden tentang mencuci tangan diukur dengan menggunakan kuesioner.

Tingkat kemampuan staf perawat, PPDS, dan bukan medis RSUP HAM Medan berada pada kategori baik, di mana pada pertanyaan mengenai pengertian mencuci tangan, 6 langkah dalam mencuci tangan dan juga 5 moment. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Rosita (2012), yaitu berdasarkan kemampuan dan ilmu yang dimiliki staf di rumah sakit akan menyebabkan pengurangan infeksi nasokomial di rumah sakit.

(48)

populasi yang berusia 41-50 tahun( 35.1%) berbanding populasi yang berusia 31-40 tahun (29.7%).

Kemampuan seseorang mungkin dipengaruhi oleh jenis kelamin. Dari tabel distribusi frekuensi tingkat kemampuan berdasarkan jenis kelamin (tabel 5.2.9), dapat dikatakan tingkat kemampuan perempuan sebanyak 32 orang (86.5%) lebih mendominasi daripada laki-laki sebanyak 5 orang (13.5%). Hal ini mungkin dikarenakan jumlah responden perempuan di unit perinatologi lebih banyak dibandingkan dengan jumlah responden laki-laki.

5.3.2. Perilaku

Berdasarkan hasil analisis dapat dilihat bahwa tingkat perilaku staf perawat, PPDS, dan bukan medis unit perinatologi RSUP HAM Medan tentang mencuci tangan berada dalam kategori baik dengan jumlah 33 orang (89.2%) daripada 37 orang (100%). Ini mungkin disebabkan oleh anggota pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) rumah sakit HAM Medan telah memainkan peran penting dengan sentiasa mengingatkan staf untuk sentiasa mencuci tangan dan semua kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi diawasi oleh satu atau lebih individu. Individu tersebut memiliki kualifikasi yang cukup dalam bidang pencegahan dan pengendalian infeksi yang didapat dari pendidikan, pelatihan, pengalaman, atau sertifikasi. Selain itu, program pencegahan dan pengendalian infeksi berdasarkan atas pengetahuan ilmiah terkini, pedoman praktik yang diterima, undang-undang dan peraturan yang berlaku, serta standar-standar untuk sanitasi dan kebersihan. dapat membantu dalam perilaku staf yang buruk. Hal ini sesuai karena perilaku staf memainkan peran penting dalam pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit (Soegiri, 2013).

(49)

untuk tindakan 2(c) selepas terkena cairan tubuh pasien, tindakan 2(d) selepas kontak dengan pasien dan tindakan 2(e) selepas kontak dengan lingkungan sekitar pasien. Perilaku baik responden terhadap mencuci tangan adalah bergantung pada sikap staf medis . Dimana menurut Gibson (1997), menjelaskan sikap sebagai perasaan positif atau negatif atau keadaan mental yang selalu disiapkan, dipelajari dan diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh khusus pada respon seseorang terhadap orang, obyek ataupun keadaan. Sikap lebih merupakan determinan perilaku sebab, sikap berkaitan dengan persepsi, kepribadian dan motivasi. Selain itu, Setianingsih ( 2003), menjelaskan bahwa staf medis adalah fungsi yang unik membantu individu yang sakit atau sehat dengan penampilan kegiatan yang berhubungan dengan keehatan atau penyembuhan sampai individu yang bersangkutan mampu merawat kesehatannya sendiri. Kekuatan dalam kemampuan dan perilaku sama ada yang baik, sedang atau kurang benarnya suatu hal yang akan menentukan sistem kepercayaan seseorang sehingga akan berpengaruh dalam penentuan kemampuan seseorang.

Berdasarkan hasil analisis data distribusi frekuensi perilaku berdasarkan usia (tabel 5.2.14), dapat dilihat bahwa seiring dengan pertambahan usia, perilaku responden tentang mencuci tangan turut meningkat. Ditemukan bahwa proposi responden yang memiliki sikap sedang paling baik pada usia 41-50 tahun (39.4%), dibandingkan dengan usia 21-30 dan 31-40 tahun ( 30.3%).Widianti et al. (2007) mengatakan bahwa pengalaman merupakan factor dapat mempengaruhi kemampuan seseorang (Ngudi, Muryani, Nuraini dan Ritianawati, 2010). Semakin meningkat usia seseorang maka semakin matang fungsi inderanya dan semakin banyak pula pengalaman yang didapatkan. Pengalaman yang telah diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain yang ada di lingkungann sekitar dapat memperluas kemampuan seseorang.

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi perilaku berdasarkan jenis kelamin

(table 5.2.15),perilaku responden perempuan paling banyak yaitu 86.5% , , sedangkan responden laki-laki 13.5%. Perbedaan tersebut dapat disebabkan oleh

(50)
(51)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa :

Berdasarkan penelitian ini, Seramai 37 responden mempunyai tingkat kemampuan yang baik dapat dilihat bahwa staf unit perinatologi RSUP HAM Medan mengenai prinsip mencuci tangan. Kelompok ini merupakan kelompok terbesar dari jumlah sampel sebanyak 33/37 orang% dengan persentase 89.2%.

Sisanya, hanya seramai 4 orang responden dengan persentase 10.8% mempunyai tingkat kemampuan yang kurang mengenai prinsip penting dalam mencuci tangan dari total sampel dalam penelitian ini.

6.2. Saran

1. Kemampuan mayoritas staf di unit perinatologi RSUP HAM berada dalam kategori baik maka, anggota pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit (PPI) rumah sakit HAM perlu terus menjalankan program-program pendidikan, pelatihan, supaya sentiasa mengingatkan staf untuk menjalankan prinsip mencuci tangan dengan betul..

2. Anggota pencegahan dan pengendalian infeksi rumah sakit (PPIRS) HAM jugak harus sentiasa lengkapkan informasi yang lama dengan yang baru tentang pengetahuan mencuci tangan ilmiah terkini, pedoman praktik yang diterima, undang-undang dan peraturan yang berlaku.

(52)

Cara Menampilkan Data Hasil Uji Validitas dan Realibilitas (Pada Laporan Hasil Penelitian Pada BAB 4)

(53)

DAFTAR PUSTAKA

Pittet D, Mourouga P, Perneger TV. 1999; Compliance with handwashing in a teaching hospital. Ann Intern Med. 130. p.126-130.

Pittet D, Boyce JM. 2001. Hand hygiene and patient care: Pursuing the Semmelweis legacy. Lancet Infect Dis.;1. p.9-20.

WHO 2005. Who Guidelines On Hand Hygiene In Health Care (ADVANCED DRAFT) p.15-23.

Centers For Disease Control And Prevention available from:

www.cuci tangan/CDC Features - Wash Your Hands.htm (Accesed 20 April 2013)

Julie L, David W 51. 2002; Guideline for Hand Hygiene in Health-Care Settings CDC. p.4- 21

Boyce JM, Pittet D 52, 2002 et al. Guideline for Hand Hygiene in Health-Care Settings: Recommendations of the Healthcare Infection Control Practices Advisory Committee and the HICPAC/SHEA/APIC/IDSA Hand Hygiene Task Force. Morbid Mortal Wkly Rep.p.1-45.

WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care (Advanced Draft): A Summary. World Health Organization; 2005. [Available online at http://www.who.int/patientsafety/events/05/HH_en.pdf] (Accesed 16 May

2013)

(54)

'Based on the 'My 5 moments for Hand Hygiene', URL:

http://www.who.int/gpsc/5may/background/5moments/en/index.html © World Health

Organization 2009. ( Accesed 21 May 2013)

(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)

LAMPIRAN 1:

LEMBAR PENJELASAN

Assalammualaikum Wr. Wb. Salam Sejahtera,

Saya Yunesh S. Revindran, mahasiswa semester VI Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Cuci Tangan Perawat, PPDS, Dan Staf Unit Perinatologi Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan ”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan perawat, PPDS dan staf bukan medis tentang mencuci tangan dengan cara yang betul.

Saya mengharapkan keikutsertaan dan kerjasama dari Saudara/i untuk memberikan jawaban yang sebenar-benarnya dalam penelitian ini. Jawaban yang saudara/i berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian ini dan tidak akan disalahgunakan untuk maksud-maksud lain. Identitas Saudara/i akan dirahsiakan dan tidak akan dipublikasikan.

Keikutsertaan Saudara/i dalam penelitian ini amat saya harapkan. Partisipasi Saudara/i bersifat bebas dan tanpa paksaan. Saudara/i berhak untuk menolak berpatisipasi tanpa dikenakan sanksi apapun.

Demikian penjelasan ini saya sampaikan. Atas partisipasi dan kesediaan

Saudara/i, saya ucapkan terima kasih.

(63)

LAMPIRAN 2 LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama :

Umur : Jenis Kelamin :

Setelah membaca dan mendapat penjelasan serta memahami sepenuhnya tentang penelitian,

Judul Penelitian : Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Cuci Tangan Perawat, PPDS, Dan Staf Unit Perinatologi Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan.

Nama Peneliti : Yunesh S. Revindran

Instansi Penelitian : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi subjek penelitian dengan sukarela dan tanpa paksaan.

Medan, 2013

( )

(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)

.001 .000 .000 .026 .006 .013 .005 .000 .000 .004 .000

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p10 .550* .919** .589** .333 .474* .383 .437 .943** .919** 1 .506* .787**

.012 .000 .006 .151 .035 .096 .054 .000 .000 .023 .000

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

p11 .753** .620** .796** .617** .655** .581** .648** .501* .620** .506* 1 .797**

.000 .004 .000 .004 .002 .007 .002 .024 .004 .023 .000

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

tota

l

.887** .888** .924** .791** .803** .792** .810** .793** .888** .787** .797** 1

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

(71)

Statistics

usia sex pekerjaan

N Valid 37 37 37

Missing 0 0 0

Frequency Table Kemampuan

usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 21-30 13 35.1 35.1 35.1

31-40 11 29.7 29.7 64.9

41-50 13 35.1 35.1 100.0

Total 37 100.0 100.0

sex

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid laki-laki 5 13.5 13.5 13.5

perempuan 32 86.5 86.5 100.0

Total 37 100.0 100.0

pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid perawat 25 67.6 67.6 67.6

PPDS 8 21.6 21.6 89.2

non medis 4 10.8 10.8 100.0

(72)

kategori

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid baik 26 70.3 70.3 70.3

sedang 8 21.6 21.6 91.9

kurang 3 8.1 8.1 100.0

(73)

Frequency Table

p1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

(74)

Valid salah 4 10.8 10.8 10.8

tidak pasti 1 2.7 2.7 13.5

betul 32 86.5 86.5 100.0

Total 37 100.0 100.0

p5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

(75)

Valid salah 4 10.8 10.8 10.8

tidak pasti 1 2.7 2.7 13.5

betul 32 86.5 86.5 100.0

Total 37 100.0 100.0

p9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(76)
(77)

Frequency Table Perilaku

usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 21-30 13 35.1 35.1 35.1

31-40 11 29.7 29.7 64.9

41-50 13 35.1 35.1 100.0

Total 37 100.0 100.0

sex

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid laki-laki 5 13.5 13.5 13.5

perempuan 32 86.5 86.5 100.0

Total 37 100.0 100.0

pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid perawat 25 67.6 67.6 67.6

PPDS 8 21.6 21.6 89.2

non medis 4 10.8 10.8 100.0

Total 37 100.0 100.0

(78)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 9-12 33 89.2 89.2 89.2

5-8 4 10.8 10.8 100.0

Total 37 100.0 100.0

usia * kategori Crosstabulation

kategori

Total baik kurang

usia 21-30 Count 10 3 13

% within kategori 33.3% 42.9% 35.1%

31-40 Count 9 2 11

% within kategori 30.0% 28.6% 29.7%

41-50 Count 11 2 13

% within kategori 36.7% 28.6% 35.1%

Total Count 30 7 37

(79)

sex * kategori Crosstabulation

kategori

Total baik kurang

sex laki-laki Count 4 1 5

% within kategori 13.3% 14.3% 13.5%

perempuan Count 26 6 32

% within kategori 86.7% 85.7% 86.5%

Total Count 30 7 37

% within kategori 100.0% 100.0% 100.0%

pekerjaan * kategori Crosstabulation

kategori

Total baik kurang

pekerjaan perawat Count 22 3 25

% within kategori 73.3% 42.9% 67.6%

PPDS Count 8 0 8

% within kategori 26.7% .0% 21.6%

non medis Count 0 4 4

% within kategori .0% 57.1% 10.8%

Total Count 30 7 37

(80)

Gambar

Tabel 2.2.1 Panduan Penggunaan Air Bersih (Disinfeksi) (CDC 2000)
Gambar 3.1 Gambaran 3.1 Kerangka konsep gambaran kemampuan dan perilaku cuci tangan
Tabel Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Tabel 5.2.6 Tingkat kemampuan staf unit Perinatologi RSUP HAM Medan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ketentuan membawa semua berkas / dokumen asli atau salinan yang telah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang sebagaimana yang telah dicantumkan dalam dokumen Penawaran

Dalam institusi layanan kesehatan terjadi kelompok interaksi, baik antara kelompok staf dengan staf, staf dengan pasen, staf dengan keluarga dan pengunjung, staf dengan

The roles of the WHO CC of AFRIMS are: (i) to provide training in laboratory biosafety and laboratory diagnostics of endemic, emerging or re- emerging diseases of epidemic potential

Sehubungan dengan hal itu dilakukan penelitian lapangan implementasi pendidika karakter pada santri pondok pesantren al- falah salatiga, dengan rumusan masalah

Kajian ini sangat penting untuk memberikan pendedahan serta pengetahuan kepada masyarakat Islam, khususnya wanita Islam dalam penjagaan aurat yang sebenarnya

memungkinkan untuk menerapkan rekayasa teknis sesuai dengan fungsi kawasan dalam rencana tata ruang dan peraturan zonasi yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga.. Tesis Perbedaan Tingkat

Hasil penelitian ini menunjukkan besarnya nilai p value 0,002 lebih kecil dari 0,05 sehingga terdapat hubungan antara screen time dengan perkembangan sosial anak