CAMPUR KODE PADA LIRIK LAGU POP
INDONESIA
(KAJIAN SOSIOLINGUISTIK)
SKRIPSI
OLEH
AYU LUMONGGA PASARIBU
080701014
DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan
tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila pernyataan yang saya
perbuat ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi berupa pembatalan gelar
kesarjanaan yang saya peroleh.
Medan, Juli 2012
Penulis
ABSTRAK
CAMPUR KODE PADA LIRIK LAGU POP INDONESIA (KAJIAN SOSIOLINGUISTIK)
Oleh
Ayu Lumongga Pasaribu NIM 080701014
PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih
dan karunianya-Nya yang tiada henti-hentinya kepada penulis dalam mengerjakan
skripsi ini dari awal hingga selesainya penulisan skripsi ini.
Selama dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak, baik berupa bantuan moril maupun bantuan materi. Untuk itu, penulis
mengucapkan terima kasih dengan setulus hati kepada:
1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A., selaku dekan Fakultas Ilmu Budaya,
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Ikhwanuddin Nasution, M.Si., selaku ketua Departemen
Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera utara dan
sebagai dosen pembimbing akademik terima kasih atas perhatian ddan
kebaikan Bapak selama penulis menjalani perkuliahan.
3. Bapak Drs. Haris Sutan Lubis, selaku Sekretaris Departemen Sastra
Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Dardanila, M.Hum., selaku pembimbing I dan bapak Drs. Amhar
kudadiri, M.Hum., selaku pembimbing II. Terimakasih atas kesabaran dan
kesediaan ibu dan bapak yang senantiasa meluangkan waktu untuk
membimbing penulis serta memberikan sumbangan pemikiran dalam
proses penyelesaian skripsi ini.
dengan ilmu pengetahuan baik dalam bidang linguistik, sastra maupun
bidang-bidang ilmu lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu.
6. Kak Tika yang telah penulis dalam hal administrasi di Departemen Sastra
Indonesia, Fakultas Imu Budaya, Universitas Sumatera Utara.
7. Kedua orang tua saya yang tersayang, ayahanda R. Pasaribu, ibunda D.Br.
Simbolon yang telah memberikan saya dukungan moral, material, kasih
sayang yang tiada habisnya dan doa yang tidak pernah berhenti. Kiranya
kasih dan karunia Tuhan yang senantiasa melindungi dan memberkati
ayahanda dan ibunda.
8. Kepada saudara-saudara saya bang Tommy, bang Doli, bang Dame, kak
Rina, bang Bintang dan Copu terimakasih atas doa dan dorongannya yang
diberikan kepada penulis selama perkuliahan dan membantu dalam
menyelesaikan skripsi ini.
9. Kepada bang Ion Oktrida terimakasih atas dorongan dan motivasi yang
diberikan kepada penulis serta kesabarannya dalam mengingatkan penulis
untuk menyelesaikan skripsi ini.
10.Buat teman-teman stambuk 2008, khususnya sahabat saya Tina cibu, Ida
Bintangi, Ceribel chibi, Febry Benjos, Paidun Xaver Udang, Irwan De
Javu, dan Chalie Nie Chilabant, terimakasih atas semangat dan selalu
11.Senior stambuk 2005 kak Rapi, Kak Vina, kak Intan, kak Eni dan kak
Lilis yang selalu setia mengingatkan untuk serius kuliah.
12.Kepada Yenni, Jese, Ahmad, Juni, Oliver, Freddy, bang Jumantri, Adek
Thohap dan Elmut yang selalu menghibur penulis didalam kesedihan saat
menulis skripsi ini.
13.Kepada senior stambuk 2007 bang Naek, bang cardo, bang Reza
terimakasih atas dukungan dan motivasinya.
14.Kepada teman-teman satu kos penulis terimakasih atas bantuan moral
maupun materi dan tak pernah bosan memberi motivasi dan semangat
kepada penulis.
Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut
membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu. Semoga berkat Tuhan melimpah bagi kita semua.
Medan, Juli 2012
Ayu Lumongga Pasaribu
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 4
1.3.2 Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep ... 6
2.1.1 Sosiolinguistik ... 6
2.1.2 Penutur Bahasa Indonesia ... 7
2.1.3 Lagu Pop Indonesia ... 8
2.2 Landasan Teori ... 8
2.2.1 Bilingualisme ... 8
2.2.2 Campur Kode ... 10
2.3 Tinjauan Pustaka ... 13
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 16
3.1.1 Lokasi Penelitian ... 16
3.2 Populasi dan Sampel ... 16
3.2.1 Populasi ... 16
3.2.1 Sampel ... 17
3.3 Metode Penelitian ... 19
3.3.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data ... 19
3.3.2 Metode dan Teknik Analisis Data ... 20
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Bentuk-Bentuk Campur Kode ... 23
4.1.1 Penyisipan Unsur-Unsur yang Berwujud Kata ... 26
4.1.2 Penyisipan Unsur-Unsur yang Berwujud Frase ... 33
4.1.3 Penyisispan Unsur-Unsur yang Berwujud Bentuk Baster ... 39
4.1.4 Penyisispan Unsur-Unsur yang Berwujud Klausa ... 40
4.1.5 Penyisispan Unsur-Unsur yang Berwujud Pengulangan Bentuk Kata ... 43
4.2 Faktor-faktor terbentuknya Campur Kode Pada Lirik Lagu Pop Indonesia ... 44
BAB V SIMPULSN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 53
5.2 Saran ... 54
DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAK
CAMPUR KODE PADA LIRIK LAGU POP INDONESIA (KAJIAN SOSIOLINGUISTIK)
Oleh
Ayu Lumongga Pasaribu NIM 080701014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Masalah
1.1.1 Latar Belakang
Kajian mengenai bahasa merupakan suatu kajian yang tidak akan pernah habis
untuk dibicarakan karena bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia.
Bahasa merupakan perwujudan tingkah laku manusia baik lisan maupun tulisan
sehingga orang dapat mendengar, mengerti, serta merasakan apa yang dimaksud.
Sudah sewajarnya bahasa dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini yang secara rutin
dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk menjalin hubungan antara sesama.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bangsa Indonesia mengalami
kontak dengan beberapa bangsa asing yang membawa bahasa dan kebudayaannya
masing-masing. Menyadari kenyataan tersebut, semakin disadari bahwa pentingnya
mempelajari bahasa asing yang dirasakan berguna bagi bermacam bidang kehidupan
seperti dunia hiburan.
Dunia hiburan yang ada di Indonesia tidak terlepas dari musik dan lagu. Salah
satu aliran musik yang berkembang di Indoneisa adalah musik Pop. Musik Pop
adalah musik populer yang didengar luas oleh masyarakat dan bersifat komersial.
Musik Populer pertama kali berkembang di Amerika Serikat pada tahun 1920.
Semakin berkembangnya bahasa Internasional mempengaruhi para Musisi Indonesia
menciptakan lagu yang bercampur dengan bahasa asing atau yang disebut dengan
Bilingualisme. Secara sosiolinguistik, Mackey (dalam Chaer dan Agustina 2004:84)
menyatakan bahwa bilingualisme diartikan sebagai penggunaan dua bahasa oleh
seorang penutur dalam pergaulannya dengan orang lain secara bergantian.
Di masa orde lama banyak ditemukan orang-orang yang memiliki latar
belakang pendidikan Belanda bercampur kode dalam komunikasi mereka dengan
menggunakan bahasa Indonesia dan Belanda. Dewasa ini campur kode dilakukan
dalam penggunaan bahasa Indonesia yang dicampur dengan bahasa Inggris bahkan
semakin berkembang.
Kajian tentang campur kode sudah lama menjadi perhatian para peneliti.
Campur kode merupakan peristiwa yang lazim terjadi dalam masyarakat yang
bilingual atau kedwibahasa bahkan yang multilingual. Campur kode merupakan
penggunaan lebih dari satu bahasa atau kode yang sering ditemukan dalam situasi
informal. Dalam situasi yang formal jarang terdapat campur kode.
Penelitian mengenai campur kode telah banyak dilakukan oleh para peneliti
sebelumnya, diantaranya Tarihoran (2000) dalam skripsinya yang berjudul Analisis
Campur Kode pada Majalah Tempo. Tarihoran membahas bentuk-bentuk campur
kode dalam Majalah Tempo dan latar belakang penutur menggunakan campur kode.
Dikemukakan bahwa bentuk-bentuk campur kode yang terdapat dalam majalah
Tempo berupa penyisipan unsur-unsur kebahasaan yang berbentuk kata, frase, dan
menentukan di dalam melakukan campur kode tersebut. Peranan di sini artinya siapa
yang menggunakan bahasa itu, sedangkan fungsi kebahasaan berarti apa yang hendak
dicapai penutur dengan tuturannya.
Dalam penelitian ini, objek yang digunakan peneliti adalah kumpulan lirik
lagu pop Indonesia yang dirilis dari tahun 2007 sampai tahun 2011 yang memiliki
campur kode dari beberapa penyanyi dan musisi yang memiliki aliran musik pop.
Campur kode yang terdapat pada lirik lagu tersebut adalah antara bahasa Indonesia
dengan bahasa inggris. Peneliti tertarik untuk meneliti campur kode antara bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris yang banyak terdapat pada lirik lagu pop Indonesia
karena semakin berkembangnya penggunaan bahasa asing dalam lirik lagu pop
Indonesia yang mana masyarakat Indonesia pada umumya lebih menyukai aliran
musik pop jika dibandingkan dengan musik yang lainnya.
Dalam penelitian ini penulis melihat peristiwa campur kode yang terjadi pada
lirik lagu Pop Indonesia. Penggunaan dua bahasa atau lebih secara bergantian dengan
memasukkan unsur-unsur bahasa yang satu ke bahasa yang lain secara konsisten yang
disebut dengan campur kode. Campur kode sebagai salah satu fenomena yang terjadi
pada pembelajaran tidak mungkin dihindarkan. Chaer dan Agustina (1995:164-165)
mengemukakan bahwa penggunaan serpihan-serpihan dari bahasa lain yang bisa
berupa kata, frase, dan dalam berbahasa Indonesia menyelipkan bahasa daerahnya,
bisa dikatakan telah melakukan campur kode. Peristiwa campur kode ini secara
bahasa lain di luar bahasa ibunya baik secara sempurna maupun tidak. Peristiwa ini
lazim terdapat pada masyarakat yang bilingual.
1.1.2 Masalah
Dalam perkembangan ilmu linguistik, penelitian tentang campur kode sudah
sering ditemukan baik itu yang berhubungan dengan bahasa daerah maupun bahasa
asing yang terdapat pada anak-anak maupun orang dewasa. Oleh karena itu penulis
merasa perlu meneliti campur kode yang terdapat pada lirik lagu pop Indonesia.
Adapun masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana bentuk campur kode pada lirik lagu Pop Indonesia?
2. Bagaimana faktor terjadinya campur kode pada lirik lagu Pop Indonesia?
1.2 Batasan Masalah
Suatu penelitian harus dibatasi supaya penelitian terarah dan tujuan penelitian
tercapai. Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah campur
kode pada lirik lagu Pop Indonesia yang dirilis dari tahun 2007 sampai dengan 2011.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Penelitian campur kode pada lirik lagu Pop Indonesia yang dirilis dari tahun
2007 sampai dengan 2011 bertujuan untuk:
1. Menjelaskan bentuk campur kode yang terdapat pada lirik lagu Pop
2. Mengungkapkan penyebab terjadinya campur kode yang terdapat pada
lirik lagu Pop Indonesia yang dirilis dari tahun 2007 samapi 2011.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai pengetahuan baru bagi masyarakat khususnya bagi mahasiswa
jurusan sastra agar semakin berminat menggali kembali peristiwa
kebahasaan yang terjadi di sekitar kita.
2. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang campur kode
pada lirik lagu Pop Indonesia
3. Sebagai perbandingan penelitian campur kode pada
BAB II
KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep
Konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas dasar
generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian keadaan kelompok atau individu
tertentu (Singarimbun,1989:32)
2.1.1. Sosiolinguistik
Sosiolinguistik merupakan ilmu antardisiplin antara sosiologi dan linguistik,
dua bidang ilmu empiris yang mempunyai kaitan sangat erat. Sosiologi adalah kajian
yang objektif dan ilmiah mengenai manusia di dalam masyarakat, mengenai
lembaga-lembaga dan proses sosial yang ada dimasyarakat. Sosiologi berusaha mengetahui
bagaimana masyarakat itu terjadi, berlangsung dan tetap ada. Sedangkan linguistik
adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa sebagai objek kajiannya. Dengan
demikian secara mudah dikatakan bahwa sosiolinguistik adalah bidang ilmu
antardisiplin yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa
itu di dalam masyarakat (Chaer dan Agustina 2004:2).
Sosiolinguitik juga menyangkut individu sebab unsur yang sering terlihat
melibatkan individu sebagai akibat dari fungsi individu sebagai mahluk sosial. Hal
ini merupakan peluang dari linguistik yang bersifat sosial untuk melibatkan diri
dengan pengaruh masyarakat terhadap bahasa dan pengaruh bahasa pada fungsi dan
perkembangan masyarakat sebagai akibat timbal balik dari unsur-unsur sosial dalam
Sosiolinguistik adalah studi atau pembahasan dari bahasa sehubungan dengan
penutur bahasa itu sebagai anggota masyarakat (Nababan 1986:2). Dengan kata lain
bahwa sosiolinguistik mempelajari dan membahas aspek-aspek kemasyarakatan
bahasa khususnya perbedaan-perbedaan (variasi) yang terdapat dalam bahasa yang
berkaitan dengan faktor-faktor kemasyarakatan (sosial).
Sebagai objek dalam sosiolinguistik, bahasa tidak dilihat atau didekati sebagai
bahasa sebagaimana yang dilakukan oleh linguistik umum, melainkan dilihat atau
didekati sebagai sarana interaksi atau komunikasi di dalam masyarakat manusia.
Setiap kegiatan kemasyarakatan manusia mulai dari upacara pemberian nama bayi
yang baru lahir sampai upacara pemakaman jenazah tentu tidak akan terlepas dari
penggunaan bahasa. Oleh karena itu, bagaimanapun rumusan mengenai
sosiolinguistik yang diberikan para pakar tidak akan terlepas dari persoalan hubungan
bahasa dengan kegiatan-kegiatan atau aspek-aspek kemasyarakatan.
2.1.2 Penutur Bahasa Indonesia
Penutur adalah orang yang bertutur; orang yang berbicara; orang yang
mengucap atau mengucapkan (KBBI 2005:1231). Penutur bahasa Indonesia adalah
orang yang memiliki kemampuan mengucapkan, menggunakan, dan berbicara dengan
2.1.3 Lagu Pop Indonesia
Lagu merupakan wacana lisan bila dilihat berdasarkan medianya, tetapi lagu
juga merupakan wacana tertulis bila dilihat berdasarkan teks lagunya. Lagu
merupakan suatu hasil dari kebudayaan. Lagu (lirik) menggunakan bahasa untuk
menyampaikan maksud atau tujuan seorang penyanyi kepada pendengar. Bahasa
yang digunakan pada lagu haruslah sederhana, mudah dipahami dan efektif.
Penggunaan bahasa Indonesia dalam lirik-lirik lagu mempunyai kekhasan tersendiri
sebab lirik-lirik pada lagu mempunyai peranan penting terutama dalam kehidupan
sehari-hari. Lagu pada dasarnya ungkapan perasaan atau luapan hati dari penyanyi itu
tersendiri selain itu lagu juga dapat memberikan pesan penting bagi masyarakat luas.
Lagu Pop adalah lagu populer yang didengar luas oleh masyarakat dan
bersifat komersial. Perkembangan lagu Pop di Indonesia dimulai oleh band Koes Plus
yang hingga saat ini banyak dikembangkan oleh band-band atau penyanyi Indonesia
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Bilingualisme
Istilah bilingualisme dalam bahasa Indonesia disebut juga kedwibahasaan.
Dari istilahnya secara harfiah sudah dapat dipahami yaitu berkaitan dengan
penggunaan dua bahasa sedangkan bilingual atau dwibahasawan berkaitan dengan
orang yang berbicara dalam dua bahasa. Menurut KBBI bilingual dapat diartikan
bilingualisme adalah pemakaian dua bahasa atau lebih oleh penutur bahasa atau oleh
suatu masyarakat bahasa. Bilingulisme menyertakan kemampuan dan psikologis
penutur dan melibatkan konsep sosialnya.
Dipandang dari ilmu Sosiolinguistik, Mackey 1962: 12, Fishman 1975:73
(dalam Chaer dan Agustina 2004:84) bilingualisme diartikan sebagai penggunaan dua
bahasa oleh seorang penutur dalam pergaulannya dengan orang lain secara
bergantian.
Nababan (1984:27) mengemukakan pendapatnya tentang bilingualisme dan
bilingualitas yakni:
“Kalau kita melihat seseorang memakai dua bahasa dalam pergaulan dengan
orang lain, dia berdwibahasa dalam arti dia melaksanakan kedwibahasaan
yang kita akan sebut bilingualisme. Jadi, bilingualisme adalah kebiasaan
menggunakan dua bahasa dalam interaksi dengan orang lain. Jika kita
berpikir tentang kesanggupan atau kemampuan seseorang berdwibahasa, yaitu
memakai dua bahasa, kita akan sebut ini bilingualitas (dari bahasa Inggris
bilinguality).”
Bloomfield (dalam Chaer dan Agustina, 2004:85) mengatakan bahwa
bilingualisme adalah kemampuan seorang penutur untuk menggunakan dua bahasa
dengan sama baiknya. Jadi, menurut Bloomfield seseorang disebut bilingual apabila
dapat menggunakan bahasa pertama (B1) dan bahasa kedua (B2) dengan derajat yang
2.2.2 Campur Kode
Campur kode merupakan peristiwa yang lazim terjadi dalam masyarakat yang
bilingual atau berdwibahasa, bahkan yang multilingual. Nababan (1984 : 32)
mengatakan bahwa campur kode adalah suatu keadaan berbahasa lain apabila orang
mencampur dua atau lebih bahasa dalam suatu tindak bahasa (speech act atau
discourse) tanpa ada sesuatu dalam situasi berbahasa lain yang menuntut adanya
pencampuran bahasa tersebut.
Istilah campur kode juga dibedakan dengan alih kode. Berbicara mengenai
alih kode dan campur kode , Hudson (1996) mengemukakan pendapatnya tentang
kedua hal tersebut yaitu:
“alih kode dibatasi pada pertukaran bahasa yang sesuai untuk menyampaikan
suatu maksud tertentu, dimana situasinya berubah yang disebabkan oleh
pergantian bahasa yang dimilikinya secara tepat. Pada kasus-kasus yang lain
dimana seorang bilingual yang fasih berbicara kepada bilingual yang fasih
lainnya dan mengganti bahasa tanpa menggantikannya secara keseluruhan.
Jenis pergantian ini disebut campur kode”.
Menurut Chaer dan Agustina (2004 : 114) kesamaan yang ada antara alih
kode dan campur kode adalah digunakannya dua bahasa atau lebih, atau dua varian
dari sebuah bahasa dalam suatu masyarakat tutur. Ada banyak pendapat mengenai
alih kode dan campur kode. Namun, yang jelas kalau dalam alih kode setiap bahasa
atau ragam bahasa yang digunakan itu masih memiliki fungsi otonomi
dalam campur kode ada sebuah kode utama atau kode dasar yang digunakan dan
memiliki fungsi dan keotonomiannya, sedangkan kode-kode lain yang terlibat dalam
peristiwa tutur itu hanyalah berupa serpihan-serpihan (pieces) saja tanpa fungsi atau
keotonomian sebagai sebuah kode.
Thelander dan Fasol (dalam Chaer dan Agustina, 2004 : 115) memberikan
pendapat mengenai campur kode. Thelander menjelaskan bahwa apabila di dalam
suatu peristiwa tutur, klausa maupun frase-frase yang digunakan terdiri dari klausa
dan frase campuran (hybrid clauses, hybrid pharases) dan masing-masing klausa atau
frase itu tidak lagi mendukung fungsi sendiri-sendiri, peristiwa yang terjadi adalah
campur kode. Sementara Fasold menjelaskan kalau seseorang menggunakan satu kata
atau frase satu bahasa dan dia memasukkan kata tersebut dalam bahasa lain yang
digunakannya dalam komunikasi, maka ia telah melakukan campur kode.
Berdasarkan unsur-unsur kebahasaan yang terlibat di dalamnya, Suwito
(1985:78) membedakan campur kode menjadi beberapa macam, yaitu:
1.Penyisipan unsur-unsur yang berwujud kata
Pengertian kata adalah satuan bebas yang paling kecil atau dengan kata lain,
setiap satu satuan bebas merupakan kata. Kata dapat dibagi atas empat bagian yaitu :
1. Kata benda atau nomina
2. Kata kerja atau verba
3. Kata sifat atau adjektiva
2.Penyisipan unsur-unsur yang berwujud frase
Frase adalah satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak
melampaui batas fungsi unsur klausa. Berdasarkan jenis atau kategori frase dibagi
menjadi:
1. Frase nominal
2. Frase verbal
3. Frase adjektival
4. Frase preposisi
3. Penyisipan unsur-unsur yang berwujud bentuk baster
Penyisipan unsur-unsur yang berwujud baster artinya penyisipan bentuk
baster atau kata campuran menjadi serpihan dari kata yang dimasukinya.
4. Penyisipan unsur-unsur yang berwujud pengulangan kata
Penyisipan unsur yang berwujud perulangan kata maksudnya penyisipan
perulangan kata ke dalam bahasa inti atau bahasa utama dari suatu kalimat.
5. Penyisipan unsur-unsur yang berwujud ungkapan atau idiom
Penyisipan unsur-unsur yang berwujud ungkapan atau idiom yaitu penyisipan
kiasan dari suatu bahasa menjadi serpihan dari bahasa inti yang dimasukinya.
6. Penyisipan unsur-unsur yang berwujud klausa
Klausa adalah satuan gramatik yang terdiri dari subjek dan predikat baik
Konsep campur kode yang dipakai dalam penelitian ini pada dasarnya
mengacu pada konsep Hudson yang memberikan perbedaan antara alih kode dan
campur kode, kemudian pendapat Chaer dan Agustina yang juga memberikan
pendapat tentang perbedaan antara alih kode dan campur kode. Dalam penelitian
mengenai bentuk-bentuk campur kode, peneliti mengambil pendapat Suwito yang
memberikan lima jenis bentuk-bentuk campur kode.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya campur kode menurut
Khan (2005) adalah karena kesantaian dan faktor kebiasaan. Sedangkan menurut
Priyanto (2006) campur kode disebabkan oleh faktor-faktor sosial, keterbatasan
kemampuan linguistik dan alasan-alasan yang bersifat afektif.
Dari kedua pendapat di atas , maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya campur kode adalah (1) kesantaian atau situasi
informal, (2) kebiasaan, (3) faktor sosial, (4) keterbatasan kemampuan linguistik, dan
(5) alasan-alasan yang bersifat afektif.
2.3 Tinjauan Pustaka
Penelitian campur kode sudah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya, di
antaranya Tarihoran (2000) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis campur Kode
dalam Majalah Tempo”. Dalam skripsi tersebut Tarihoran membahas bentuk-bentuk
campur kode dalam majalah Tempo dan latar belakang penutur menggunakan campur
frase, dan klausa. Peneliti juga berpendapat bahwa peranan dan fungsi kebahasaan
sangat menentukan di dalam melakukan campur kode tersebut. Peranan yang
dimaksud siapa yang menggunakan bahasa itu, sedangkan fungsi kebahasaan berarti
apa yang hendak dicapai penutur dengan tuturannya.
Khan (2005) dalam penelitiannya yang berjudul “Alih kode dan Campur Kode
dalam Masyarakat Bilingual” membahas tentang batasan alih kode dan campur kode
serta faktor-faktor penyebab dan tujuan melakukan alih kode dan campur kode. Ia
mengemukakan bahwa alih kode dan campur kode terjadi dalam masyarakat bilingual
maupun multilingual. Faktor terjadinya alih kode disebabkan oleh pribadi pembicara,
kedudukan, hadirnya orang ketiga dan pokok pembiacaraan atau topik sedangkan
campur kode terjadi tanpa adanya sesuatu dalam situasi berbahasa yang menuntut
adanya percampuran bahasa, tetapi juga disebabkan oleh faktor kesantaian,
kebiasaan, atau tidak adanya panduan yang tepat.
Rapi (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Campur Kode Penutur
Bahasa Indonesia oleh Anak Usia 6-10 Tahun di SD Chandra Kusuma Deli Serdang”
membahas tentang bentuk-bentuk campur kode yang digunakan anak usia 6-10 tahun
di SD Chandra Kusuma Deli Serdang dan faktor-faktor tejadinya campur kode. Ia
mengatakan campur kode dapat terjadi dalam komunikasi anak yang ada di sekolah
khususnya dalam proses pemerolehan bahasa kedua maupun ketiga, campur kode
yang terdapat pada usia anak 6-10 tahun yaitu unsur-unsur berwujud kata, penyisipan
unsur-unsur berwujud bentuk frase, penyisipan unsur-unsur berwujud bentuk baster,
pengulangan kata dan penyisipan unsur-unsur berwujud ungkapan atau idiom. Selain
itu Rapi juga mengungkapkan faktor terjadinya campur kode selain karena faktor
kebiasaan dan sosial campur kode juga dapat terjadi karena faktor yang berhubungan
dengan perasaan.
Selanjutnya, Priyanto (2006) dalam tulisannya yang berjudul “Pemilihan
Kode pada Anak” meneliti peristiwa ahli kode dan campur kode yang terjadi pada
seorang anak perempuan yang berusia empat tahun lima bulan, Dalam penelitiannya
ia mengemukakan bahwa anak yang masih mengembangkan bilingualnya juga dapat
melakukan alih kode dan campur kode. Dalam kondisi seperti ini, alih kode dan
campur kode yang terjadi selain disebabkan oleh faktor-faktor sosial juga disebabkan
keterbatasan kemampuan linguistik dan alasan-alasan yang bersifat efektif. Artinya
alih kode dan campur kode tidak hanya dikuasai penutur dewasa yang memiliki
kemampuan berbahasa tingkat tinggi.
Para peneliti sebelumnya membahas campur kode yang terdapat dalam situasi
informal akibat faktor kebiasaan yang tidak bertujuan untuk menghibur. Namun pada
penelitian ini peneliti meneliti campur kode yang terdapat pada lirik lagu pop
Indonesia selain disebabkan oleh faktor kebiasaan disebabkan juga karena adanya
kecenderungan dalam masyarakat menggunakan bahasa asing dalam berinteraksi
yang memicu para musisi menciptakan lagu bercampur dengan bahasa asing dengan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Lokasi dan waktu Penelitian
3.1.1 Lokasi Penelitian
Lokasi adalah letak atau tempat (KBBI 2005:680). Yang menjadi lokasi
penelitian adalah perpustakaan Universitas Sumatera Utara.
3.1.2 Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian selama dua minggu yang dimulai dari selasa 22
November 2011 sampai dengan senin 5 Desember 2011.
3.2Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah sekelompok orang, benda, atau hal yang menjadi sumber
pengambilan sampel; suatu kumpulan yang memenuhi syarat tertentu yang berkaitan
dengan masalah penelitian (KBBI 2005 : 889).
Berdasarkan pendapat di atas maka yang menjadi populasi dalam penelitian
3.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari pemakai bahasa yang mewakili dari satu
populasi (Sudaryanto 1993:157). Sebuah sampel dari populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Dalam penelitian ini peneliti
mengambil sampel sebanyak dua puluh dua lirik lagu pop Indonesia dari beberapa
band dan penyanyi yaitu:
1. 6 Starz
Judul lagu : Pretty women
2. 7 Icons
Judul lagu : Playboy
3. T2
Judul lagu : Ok
4. Ussy Suliswaty
Judul lagu : Lovely
5. Ratu
Judul lagu : Dear Diary
6. Indra Bekti
Judul lagu : Miss Chatting
7. Nidji
Judul lagu : Lost in Love
9. The Changcuters
Judul lagu : Main Serong
10.The Changcuters
Judul lagu : Only Love
11.Smash
Judul lagu : Senyum dan Semangat
12.Duo Maia
Judul lagu : Yang Penting Happy
13.Zivilia
Judul lagu : Just Friend
14.Arnet
Judul lagu : Wanita Tukang Selingkuh
15.The Changcuters
Judul lagu : Semarak Disco Party
16.Saikoji
Judul lagu : Followback
17.T2
Judul lagu : Lebay
18.Mika Tambayong
Judul lagu : Baby
19.7 Icons
20.Gita Gutawa
Judul lagu : Come On
21.Andien
Judul lagu : Moving On
22.Cherrybelle
Judul lagu : Friend Forever
3.3 Metode Penelitian
Metodologi berasal dari kata metode yang artinya cara yang tepat untuk
melakukan sesuatu; logos yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi metodologi
artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk
mencapai tujuan (Narbuko, 1991:1). Metodologi ini merupakan sesuatu yang sangat
penting karena berhasil tidaknya dan tinggi rendahnya hasil penelitian sangat
ditentukan oleh ketetapan peneliti dalam memilih metodologi yang digunakan.
3.3.1 Metode dan Teknik pengumpulan Data
Dalam sebuah penelitian diperlukan sejumlah data sebagai bahan penelitian.
Dalam penelitian ini adapun data yang dipergunakan adalah data tulis yang diperoleh
dari dua puluh dua lirik lagu pop Indonesia yang dirilis dari tahun 2007 sampai
dengan tahun 2011 yang bersumber dari hasil penelusuran internet.
untuk mengetahui data yang berupa campur kode dan teknik yang digunakan adalah
teknik catat. Data yang dianggap relevan dicatat dan kemudian dikelompokkan
berdasarkan jenis kata, frase dan klausa. Hal ini dilakukan untuk memudahkan
identifikasi terhadap data penelitian.
3.3.2 Metode dan Teknik Analisis data
Data yang telah terkumpul kemudian akan dianalisis dengan teknik atau
metode yang sesuai. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode padan yaitu
alat penentunya di luar atau terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang
bersangkutan. Metode padan dapat dilakukan dengan metode pilah. Campur kode
yang terdapat pada lirik lagu pop Indonesia akan diketahui berkat daya pilah yang
digunakan peneliti.
Sebagai contoh, penulis mengutip lirik lagu yang berjudul ‘Beraksi’ oleh
BERAKSI
Ketika siapa saja sendirian
Berdiam diri tak ada hiburan
Jika kau merasakan kesepian
Datang kemari kita senang-senang
Semua berdiri, waktunya beraksi
Penindasan kekerasaan gak jaman
Kami datang membawa perdamaian
Ciptakan suasana tak terlupakan
Lantangkan suaramu dan teriakkan
Alunan distorsi, kotak pun beraksi
Yang ada disana, yang ada disini
Semua ikut bernyanyi
Hey, yang datang disini
Jangan bikin keki
Bikin suasana happy
Beraksi.., Beraksi..
Hey.., yang ada disini
Semua happy
Hey, yang ada disana yang ada disini
Semua ikut bernyanyi
Hey yang datang disini
Jangan bikin keki, bikin suasana happy
Beraksi.. beraksi.
Data:
(1) Jangan bikin keki, bikin suasana happy
(1a) Jangan bikin keki, bikin suasana senang
Campur kode yang terdapat pada lirik lagu diatas merupakan campur kode
yang merupakan penyisipan unsur-unsur yang berupa kata dengan bahasa pertama
(B1) yaitu bahasa Indonesia. Kata happy memiliki padanan kata dalam bahasa
Indonesia, dimana kata tersebut telah mewakili kata ‘senang’ dalam bahasa
Indonesia. Dalam hal ini bahasa Indonesia sebagai bahasa dasar dan bahasa Inggris
sebagai bahasa yang dipadankan. Dengan metode padan dari contoh di atas dapat
dilihat bahwa campur kode anatara bahasa Indonesia (B1) dan bahasa Inggris (B2)
dapat dipadankan dalam satu kalimat. Dengan teknik pilah maka setiap kata yang
dipadankan dapat dipilah dari bahasa pertamanya.
Daya pilah sebagai pembeda referen digunakan untuk membagi satuan lingual
oleh kata itu harus diketahui lebih dahulu. Untuk mengetahui perbedaan referen itu,
daya pilah yang bersifat mental yang dimiliki oleh setiap peneliti harus digunakan.
Dengan daya pilah itu, dapat diketahui bahwa referen itu ada yang berupa kata benda,
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Bentuk-Bentuk Campur Kode
Campur kode yang diteliti pada lirik lagu pop Indonesia berupa unsur-unsur
yang berasal dari bahasa asing (outtercode mixing), yaitu campur kode antara bahasa
Indonesia dengan bahasa Inggris. Dalam penelitian ini terdapat klasifikasi campur
kode yang ditemukan dapat dilihat pada tabel di bawah ini dan data-data campur kode
yang ditemukan pada lirik lagu pop Indonesia:
Klasifikasi data yang merupakan campur kode:
No Jenis Campur Kode Jumlah
Campur kode bentuk baster
Data campur kode bahasa inggris:
Data
No Bahasa Inggris No Arti dalam Bahasa Indonesia
18
Singing all day long
Dancing all night long
No more mellow say no to galau
No more tears say no to fear
‘Tidak lagi lembut katakan tidak
pada galau’
‘Tidak lagi air mata katakan tidak
38
Cause I’m moving on
Baby
Jealous
Cause you are my best friend
forever
‘kerena aku bangkit ’
‘Sayang’
‘Cemburu’
‘Karena kau adalah temanku
selamanya’
‘Jangan menangis’
‘Jangan bersedih’
Berdasarkan tabel klasifikasi dan data yang diperoleh dalam penelitian,
4.1.1 Penyisipan Unsur-Unsur yang Berwujud Kata
Dalam penyisipan ini, sebuah kata dari bahasa lain menyisip ke dalam bahasa
inti, yaitu bahasa Indonesia. Jenis kata yang ditemukan dalam lirik lagu pop
Indonesia yaitu kata benda atau nomina, kata kerja atau verba, dan kata sifat atau
adjektiva. Kata adalah deretan huruf yang diapit oleh dua spasi dan mempunyai satu
arti(chaer,2003:53).
1. Campur Kode Kata Benda
Campur kode yang berupa kata benda yang terdapat pada lirik lagu pop
Indonesia adalah sebagai berikut:
(1) Baby babeaku suka kamu
‘sayang babe aku suka kamu’
(2) Hei boys
‘hei anak laki-laki’
Pada data (1) dan (2) terdapat campur kode yang berupa kata
baby dan boys yang berasal dari bahasa Inggris, yang berarti sayang dan anak
laki-laki. Contoh lain campur kode kata benda pada lirik lagu pop Indonesia
adalah:
(3) Hei ladies jangan mau dibilang lemah
‘Hei wanita jangan mau dibilang lemah’
(4) Follower pada gak pandang bulu
Pada data (3) terdapat campur kode kata benda berupa kata
ladies yang berarti wanita. Kata ladies pada lirik lagu di atas sudah mewakili
makna kata wanita dalam bahasa Indonesia. Begitu juga halnya pada data (4)
kata follower telah mewakili makna pada pengikut.
(5) Pilih friend yang keren, tentuin alamat twitter
‘Pilih teman yang keren, tentuin alamat twitter’
Pada data (5) terdapat campur kode kata kerja yaitu friend yang
berasal dari bahasa Inggris yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia
yaitu teman. Kata friend telah mewakili makna teman dalam bahasa
Indonesia.
2. Campur Kode Kata Kerja
Kata kerja atau verba merupakan unsur yang paling dominan menyisip
dalam campur kode yang terdapat pada lirik lagu pop Indonesia. Hal ini
ditandai dengan banyak data campur kode yang mengandung unsur kata kerja
atau verba. Campur kode yang berupa kata kerja pada lirik lagu pop Indonesia
adalah sebagai berikut:
(6) Perlu skill sejati agar tak jadi berantakan
‘Perlu keterampilan sejati agar tak jadi berantakan’
Pada data (6) terdapat campur kode kata kerja yaitu skill yang
di dalam bahasa Indonesia memiliki arti keterampilan. Kata skill telah
‘Kritik sambil cari perhatian’
Data (7) terdapat campur kode kata kerja yaitu campur kode
kata benda yang berasal dari bahasa Inggris yaitu attention memiliki arti
dalam bahasa Indonesia perhatian. Contoh lain dari campur kode kata
kerja adalah sebagai berikut:
(8) Stop!
‘Berhenti!’
(9) Follow kanan kiri sambil mention sana sini
‘Ikuti kanan kiri sambil mention sana sini’
Data (8) dan (9) terdapat campur kode berbahasa Inggris yang
berupa kata kerja. Data (8) berupa kata stop yang dalam bahasa Indonesia
adalah berhent, data (8) kata follow dalam bahasa Indonesia berarti ikuti.
Kata yang ada masing-masing mewakili kata dalam bahasa yang disisipi.
(10) Follow kanan kiri sambil mention sana sini
‘Follow kanan kiri sambil sebutkan sana sini’
(11) Di dunia online busy
‘Di dunia online sibuk’
(12) Posting sekali langsung global
‘kirim sekali langsung global’
(13) Makan shopping nguping ngiler
Pada data (10), (11), (12) dan (13) terdapat campur kode
berbahasa ingris yang berupa kata kerja. Pada data (10) terdapat kata
mention yang di dalam bahasa Indonesia bermakna mengikuti data (11)
terdapat kata busy di dalam bahasa Indonesia adalah minimal. Pada data
(12) berupa kata posting dalam bahasa Indonesia adalah perhatian dan data
(13) terdapat kata shopping di mana memiliki arti dalam bahasa Indonesia
belanja. Dari semua contoh data campur kode yang berupa bahasa Inggris
telah mewakili makna ke dalam bahasa Indonesia dalam penyusunan
kalimat pada lirik lagu pop Indonesia. Contoh lain campur kode pada lirik
lagu pop Indonesia sebagai berikut:
(14) Please deh jangan lebay
‘Mohon deh jangan lebay’
Data di atas merupakan campur kode berupa bahasa inggris. Pada
data (14) terdapat kata please yang sepadan maknanya dengan mohon
dalam bahasa Indonesia.
(15) Update status berita kondisi
‘Perbaharui status berita kondisi’
Pada data (15) terdapat campur kode berupa kata kerja yaitu
update dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai memperbaharui. Bahasa
pertama (bahasa Indonesia) yaitu memperbaharui disisip oleh bahasa kedua
(16) Wow, ini trend zaman sekarang
‘Wow, ini kecenderungan zaman sekarang’
Pada data diatas terdapat campur kode berupa kata kerja yang
merupakan penyisipan dari bahasa Inggris yaitu trend kedalam bahasa
Indonesia yaitu kecenderungan. Kedua kata tersebut memiliki makna yang
sama.
3. Campur Kode Kata Sifat
Selain kata kerja atau kata benda, kata sifat juga ditemukan dalam campur
kode yang terdapat pada irik lagu pop Indonesia.Penyisipan kata sifat tersebut
dapat dilihat pada data berikut ini:
(17) Hei si cowok handsome aku mengagumimu sejak dari dulu
Kau bilang aku pria paling handsome
‘Hei si cowok tampan aku mengagumimu sejak dari dulu’
‘Kau bilang aku pria paling tampan’
Pada data diatas hanya terdapat satu campur kode kata sifat
tetapi digunakan pada lirik lagu yang berbeda oleh dua penyanyi. Data (18)
yaitu handsome memiliki arti tampan dalam bahasa Indonesia. Kata
handsome sudah mewakili makna tampan dalam bahasa Indonesia walau
penerapannya menggunakan bahasa Inggris.
(18) Sixpack dikit ya (belok) ampe di sebelah kayak bego
Pada data (20) terdapat campur kode kata sifat. Menggunakan
bahasa Inggris yaitu sixpack yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia
kekar.Kata sixpack memiliki padanan dalam bahasa Indonesia yaitu kekar.
(19) Yang penting kita bisa happy
‘Yang penting kita bias senang’
Data (19) terdapat campur kode kata sifat yang disisp oleh
bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia yaitu happy memiliki arti senang
dalam bahasa Indonesia.
(20) Ditinggal sebentar kamu jealous
‘Ditinggal sebentar kamu cemburu’
Pada data (20) terdapat campur kode berupa kata sifat yaitu
jealous memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu cemburu.
(21) Twitter jadi panas full tensi
‘Twitter jadi panas penuh tensi’
Data (21) terdapat campur kode kata sifat dari bahasa pertama
yaitu bahasa Indonesia dan bahasa kedua yaitu bahasa Inggris yaitu full memiliki
arti dalam bahasa Indonesia penuh.
4. Campur Kode Kata Seru atau Interjeksi
Kata seru atau interjeksi merupakan jenis kata yang paling sedikit menyisip
dalam campur kode pada lirik lagu pop Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada
(22) Bilang saja ok
‘Bilang saja iya’
Pada data (22) terdapat campur kode berupa kata seru atau
interjeksi yaitu ok dalam bahasa Indonesia memiliki arti iya. Bahasa
Indonesia sebagai bahasa pertama disisip dengan bahasa Inggris sebagai
bahasa kedua.
(23) Kita akan menjadi satu come on
‘Kita akan menjadi satu ayo’
Pada data (23) terdapat campur kode kata seru atau interjeksi
yaitu come on dalam bahasa Indonesia berarti ayo pergi. Kata come on
memiliki padanan yang sama dalam bahasa Indonesia yaitu ayo, sehingga
telah mewakili maknanya ke dalam bahasa Indonesia.
4.1.2 Penyisipan Unsur-Unsur yang Berwujud Frase
Chaer (1994:222) frase adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata
yang bersifat nonpredikatif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi
salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat. Penyisipan unsur-unsur atau campur
kode yang berupa frase pada lirik lagu pop Indonesia berupa frase nominal dan
1. Campur Kode Frase Nominal
Frase nominal adalah frase yang memiliki distribusi yang sama dengan kata
nominal. Bentuk lirik lagu pop Indonesia yang mengandung frase nominal adalah
sebagai berikut:
(1) Dear diary kuingin cerita kepadamu
‘Kepada buku harian kuingin cerita kepadamu’
Frase dear diary yang terdapat pada data (1) yang berasal dari
bahasa inggris memiliki arti kepada buku harian dalam bahasa Indonesia.
Frase dear diary yang terdapat pada lirik lagu pop Indonesia sudah
mewakili makna dari untuk buku harian dengan kata lain kedua frase
tersebut baik dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia adalah frase
yang memiliki makna yang sepadan.
(2) Ternyata kau anggap aku just friend
‘Ternyata kau anggap aku hanya teman’
Pada data (2) terdapat campur kode frase nominal yang berasal
dari bahasa Inggris yaitu just friend memiliki arti dalam bahasa
Indonesia yaitu hanya teman.
(3) Pacarku miss chatting
‘Pacarku nona chatting’
Data (10) terdapat penyisipan unsur-unsur berupa frase
chatting yang memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia yaitu
nona chatting.
2. Campur Kode Frase Adjektiva
Frase adjektiva adalah frase yang memiliki distribusi yang sama dengan kata
adjektiva atau kata sifat. Bentuk lirik lagu pop Indonesia yang memiliki frase
adjektiva adalah sebagai berikut:
(4) Aku akan jadi pretty womenmu yang selalu setia menemanimu
‘Aku akan jadi wanita cantikmu yang selalu setia menemanimu’
Pada data (4) terdapat campur kode frase adjektiva yaitu pretty
women yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu wanita cantik.
Kata pretty women dan wanita cantik merupakan kata yang sepadan
memiliki arti yang sama yaitu frase nominal. Contoh lain frase nominal
pada lirik lagu pop Indonesia adalah sebagai berikut:
(5) Aku bahagia hidup berdampingan denganmu my lovely
‘Aku bahagia hidup berdampingan denganmu sayangku’
Pada data (5) tedapat kata dalam bahasa Inggris yaitu my lovely
merupakan frase adjektiva yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia
adalah sayangku. Dalam penggunaannya pada lirik lagu pop Indonesia
pencipta lagu menggunakan bahasa Inggris sebab frase my lovely
memiliki makna yang sama dengan sayangku. Dengan kata lain kata my
lovely telah mewakili kata sayangku walau menggunakan dwi bahasa.
‘Hanya cinta hanyalah cinta’
Campur kode frase adjektiva yaitu only love yang terdapat pada
data (6) memiliki arti dalam bahasa Indonesia yaitu hanya cinta. Only
love yang berasal dari bahasa Inggris dapat menggantikan hanya cinta
dalam bahasa Indonesia karena memiliki makna yang sama yang
keduanya dapat saling mengisi dalam lirik lagu tersebut.
(7) Jadi trending topic asik
‘Jadi topik terkenal asik’
Pada data (7) juga terdapat campur kode berupa frase adjektiva
yaitu trending topic yang dalam bahasa Indonesia memiliki arti topik
terkenal.
(8) Lost in love, lost in love jalanku tanpa dirimu
‘Kehilangan cinta, kehilangan cinta jalanku tanpa dirimu’
Pada data (8) terdapat campur kode frase adjektival yaitu lost
in love memiliki arti dalam bahasa Indonesia adalah kehilangan cinta.
Bahasa pertama dapat disisip dengan bahasa kedua yaitu kehilangan cinta
dengan lost in love.
(9) Ma...ma..main serong berbahaya but is so fun
‘Ma…ma..main serong berbahaya tapi menyenangkan’
Pada lirik lagu tersebut bahasa pertama (bahasa Indoesia) yaitu tapi
menyenangkan disisip dengan bahasa kedua (bahasa Inggris) yaitu but is
so fun. Contoh lain dari campur kode frase verbal adalah sebagai berikut:
3. Campur Kode Frase Verbal
Frase verba merupakan frase yang mempunyai distribusi yang sama dengan
kata verba. Bentuk campur kode yang terdapat pada irik lagu pop Indonesia
adalah sebagai berikut:
(10) Ikuti irama semarak disco party
‘Ikuti irama semarak pesta disko’
Pada data (10) terdapat campur kode frase verbal yaitu disco
party dari bahasa inggris dalam bahasa Indonesia memiliki arti pesta
disko. Contoh lain dari cmpur kode frase verbal sebagai berikut:
(11) Aku minta follow back minta follow back
‘Aku minta konfirmasi minta konfirmasi’
Pada data (11) terdapat campur kode frase verbal yaitu
followback, dalam bahasa Indonesia memiliki arti konfirmasi. Frase
verbal followback telah mewakili makna dari konfirmasi dalam bahasa
(12) Let’s go, let let’s go ogah sama playboy
‘Ayo pergi, ayo pergi ogah sama playboy’
Data (12) terdapat campur kode frase verbal yaitu let’s go
dalam bahasa Indonesia ayo pergi. Kedua kata tersebut memiliki padanan
yang sama atau makna yang sama.
(13) Don’t cry
‘Jangan menangis’
Pada data (13) merupakan campur kode frase verbal berasal
dari bahasa Inggris yaitu don’t cry yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia
yaitu jangan menangis. Bahasa pertama yaitu bahasa Indonesia disisip oleh
bahasa kedua yaitu bahasa Inggris.
(14) Don’t be shy
‘Jangan bersedih’
Data (14) merupakan campur kode frase verbal yang berasal
dari bahasa Inggris yaitu don’t be shy memiliki arti dalam bahasa Indonesia
yaitu jangan bersedih.
(15) Berharap mention reply sekali keracunan susah direm
Pada data diatas yaitu (15) juga terdapat campur kode frase
verbal yaitu mention reply dalam bahasa Indonesia adalah jawaban.
Mention reply sudah mewakili makna balasan dalam bahasa Indonesia.
4.1.3 Penyisipan Unsur-Unsur Berwujud Bentuk Baster
Pada data yang diperoleh dari lirik lagu pop Indonesia hanya terdapat
satu campur kode yang berupa bentuk baster. Dalam penyisipan ini,
bentuk baster dalam bahasa inggris dimasukkan dalam kalimat bahasa
Indonesia dalam kirik lagu tersebut. Adapun bentuk baster yang terdapat
pada lirik lagu pop Indonesia yaitu awalan diikuti kata (awalan + kata)
dapat dilihat pada contoh berikut:
(1) Sempat ngerasa sedih karena sering di-bully
‘Sempat ngerasa sedih karena sering digertak’
Pada data (1) terdapat campur kode berupa bentuk baster yaitu
awalan + kata yaitu di-bully yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia
yaitu digertak. Kata bully (gertak) dalam bahasa Inggris diawali dengan
awalan di menjadi di-bully (digertak).
4.1.4 Penyisipan Unsur-Unsur yang Berwujud Klausa
Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata
berkonstruksi predikatif. Artinya, di dalam konstruksi itu ada komponen
berfungsi sebagai subjek, sebagai objek, dan sebagai keterangan (Chaer
2007:231). Penyisipan unsur-unsur yang berwujud klausa pada lirik lagu pop
Indonesia hanya ditemukan campur kode klausa nominal dan campur kode
klausa verbal. Adapun penyisipan unsur-unsur yang berwujud klausa adalah
sebagai berikut:
1. Campur Kode Klausa Nominal
Penyisipan klausa nominal dapat dilihat pada contoh data sebagai berikut:
(1) Cause you are my friend forever
‘karena kau adalah temanku selamanya’
Pada data (1) terdapat campur kode klausa nominal yaitu cause
you are my friend forever yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia
yaitu karena kau adalah temanku selamanya. Pada data tersebut
bahasa pertama (bahasa Indonesia) disisip oleh bahasa kedua (bahasa
Inggris).
(2) No more tears say no to fear
‘Tidak lagi air mata katakan tidak pada rasa takut’
Pada data (2) terdapat campur kode klausa verbal yaitu no
more tears say no to fear yang memiliki arti dalam bahasa Indonesia
2. Campur Kode Klausa Verbal
Campur kode klausa verbal merupakan campur kode klausa yang memiliki
unsur predikatif. Adapun contoh campur kode nominal verbal adalah sebagai
berikut:
(3) Senyumanku tak akan pernah luntur lagi, singing all day long
‘Senyumanku tak akan pernah luntur lagi, bernyanyi sepanjang hari’
Pada data (3) terdapat campur kode klausa verbal yaitu singing
all day long yang memiliki arti dalmam bahasa Indonesia bernyanyi
sepanjang hari.
(4) Semangatku tak akan pernah patah lagi, dancing all night long
‘Semangatku tak akan pernah patah lagi, menari sepanjang malam’
Data (4) juga merupakan campur kode klausa verbal
yaitu dancing all night long yang memiliki arti dalam bahasa
Indonesia yaitu menari sepanjang malam. Pada contoh data tersebut
terdapat penyisipan unsur bahasa Inggirs kedalam bahasa Indonesia.
Contoh lain dari campur kode klausa verbal adalah sebagai berikut:.
(5) Aku tak akan berhenti melangkah cause I’m moving on
Pada data (5) terdapat campur kode klausa verbal yaitu cause
I’m moving on berasal dari bahasa Inggris memiliki arti dalam bahasa
Indonesia yaitu karena aku bangkit.
3. Campur Kode Klausa Adjektiva
Penyisipan campur kode klausa dapat dilihat pada contoh data di bawah ini:
(6) No more mellow say no to galau
‘Tidak lagi lembut katakan tidak pada galau’
Data (6) merupakan campur kode klausa adjektiva yaitu no
more mellow say no to galau yang memiliki arti dalam bahasa
Indonesia tidak lagi lembut katakan tidak pada galau. Pada
contoh diatas terdapat penyisipan bahasa Inggris ke dalam bahasa
Indonesia.
(7) You are beautiful, beautiful, beautiful kamu dari hatimu
‘Kamu cantik, cantik, cantik dari hatimu
Data (7) terdapat campur kode klausa adjektiva berasal dari
bahasa Inggris yaitu you are beautiful memiliki arti dalam bahasa
(8) Betapa berartinya kau, your my lovely
‘Betapa berartinya kau, kau adalah sayangku’
Data (5) merupakan campur kode klausa adjektiva yaitu your
mylovely yang didalam bahasa Indonesia memiliki arti kau adalahsayangku.
Dalam lirik lagu menggunakan bahasa inggris yang sudah mewakili
maknanya didalam bahasa Indonesia. Dengan kata your my lovely dan kau
adalah sayangku merupakan makna yang sepadan yaitu sama-sama frase
nomina dan memiliki makna yang sama.
4.1.5 Penyisipan Unsur-Unsur yang Berwujud Pengulangan Kata
Penyisipan unsur-unsur yang berwujud pengulangan kata maksudnya
penyisipan pengulangan kata ke dalam bahasa inti atau bahasa utama
kedalam suatu kalimat. Dalam penyisipan pengulangan kata dalam bahasa
Inggris di masukkan ke dalam kalimat bahasa Indonesia. Adapun contoh
sebagai berikut:
(1) Aku gak kuat sama playboy plaboy
(1a) Aku gak kuat sama lelaki pemain-lelaki pemain
Pada data (1) terdapat campur kode berupa
pengulangan kata yaitu playboy playboy dalam bahasa
Indonesia yaitu sebagai bahasa pertama disisip dengan bahasa Inggris
sebagai bahasa kedua.
4.2 Faktor Penyebab Terjadinya Campur Kode pada Lirik Lagu Pop
Indonesia
Faktor-faktor penyebab terjadinya campur kode pada lirik lagu pop Indonesia
adalah sebagai berikut:
1. Faktor kesantaian atau situasi formal
Campur kode dapat terjadi pada situasi informal yang dipengaruhi oleh,
tempat, waktu, topik pembicaraan, dan ragam bahasa yang sedang
digunakan.
2. Faktor kebiasaan
Faktor kebiasaan maksudnya pembicara memiliki kebiasaan menggunakan
bahasa tertentu yang dianggap lebih baik, atau pembicara, tidak terbiasa
menggunakan bahasa tertentu sejak lama.
3. Faktor sosial
Faktor sosial dapat menyebabkan terjadinya campur kode. Hal ini dapat
dilihat dari status sosial pembicara.
4. Faktor keterbatasan kemampuan linguistik
Faktor keterbatasan kemampuan linguistik maksudnya pembicara
tidak menemukan ungkapan atau padanan yang tepat dalam bahasa yang
sedang digunakan.
5. Alasan alasan yang bersifat efektif
Faktor-faktor pernyebab terjadinya campur kode dalam penelitian ini adalah:
1. Faktor Kesantaian atau Situasi Informal
Data 1
Bernyanyi walau bukan dangdut asli
yang penting goyangnya
asyik-asyik
Berjoget walau bukan dangdut asli
yang penting kita bisa happy
Pada contoh kutipan lirik lagu di atas telah terjadi campur
kode. Penyanyi atau pencipta lagu dalam lirik lagunya memasukkan
kata happy yang berasal dari bahasa Inggris yang artinya dalam bahasa
Indonesia senang. Faktor penyanyi atau pencipta lagu melakukan
campur kode adalah faktor kesantaian atau situasi informal. Penyanyi
mengajak pendengar atau penikmat musik melalui lirik lagunya agar
merasa santai dan terhibur. Situasi informal dapat dilihat dari tempat
2. Faktor Kebiasaan
Data 2
Aku bahagia
Hidup berdampingan denganmu
my lovely
Sungguh bahagia
Betapa berartinya kau
you’re my lovely
Pada data di atas telah terjadi campur kode. Faktor yang
menyebabkan terjadinya campur kode adalah faktor kebiasaan. Hal ini
dapat dilihat dari lirik lagu yang memasukkan unsur bahasa Inggris
kedalam bahasa Indonesia yaitu my lovely dan you’re my
lovely.merupakan kata panggilan sayang terhadap pacarnya. Kata
panggilan atau sapaan tersebut telah terbiasa diucapkan sehingga
penyebab terjadinya campur kode adalah faktor kebiasaan.
Data 3
Baby babe
aku sayang kamu
Pada kutipan lirik lagu di atas telah terjadi campur kode.
Bahasa yang digunakan adalaha bahasa Indonesia yang dicampur
dengan unsure bahasa inggris. Campur kode terjadi karena faktor
kebiasaan. Kutipan lirik lagu diatas menceritakan seseorang yang
menyayangi pacarnya terbiasa memanggil pacarnya dengan sebutan
baby.
3. Faktor Sosial
Data 4
Gak, gak, gak level
Gak, gak, gak level
Aku gak level
Sama cowok gampangan
Data 4 pada kutipan lirik lagu di atas terjadi campur kode yaitu
penyisipan bahasa inggris ke dalam bahasa Indonesia yaitu gak level.
Dalam liriknya pencipta lagu memasukkan kata gak level.karena factor
sosial. Hal ini terlihat dari tema atau penggambaran pada lirik lagu,
menggunakan kata level jelas bahwa terdapat status sosial mengenai
Data 5
Hey jangan diam saja
Hey yuk kita berdansa
Ikuti irama semarak disco party
Langkahkan kakimu
Berdansa samapai pagi.
Peristiwa campur kode pada lirik lagu di atas terjadi dengan
menyisipkan unsur bahasa inggris kedalam bahasa Indonesia yaitu
disco party. Faktor yang menyebabkan terjadinya campur kode adalah
faktor sosial. Lirik lagu diatas menceritakan tentang pesta dansa atau
disco party, dimana kata party sering digunakan oleh masyarakat yang
memiliki status sosial golongan atas untuk sebutan pesta yang sering
diadakan.
4. Faktor Keterbatasan Kemampuan Linguistik
Data 6
Gak, gak, gak kuat
Gak, gak ,gak kuat
Gak, gak, gak kuat
Pada data di atas telah terjadi campur kode yaitu penyisipan
unsur-unsur bahasa Inggris kedalam bahasa Indonesia yaitu playboy.
Pada kutipan lirik lagu tersebut terjadi campur kode karena faktor
keterbatasan kemampuan linguistik untuk menemukan ungkapan atau
padanan yang tepat dalam bahasa Indonesia. Kata playboy yang artinya
pria yang gemar memiliki pacar lebih dari satu tidak memiliki kata
yang sesuai atau padanan yang tepat dalam bahasa Indonesia sehingga
digunakan kata playboy yang berasal dari bahasa Inggris.
Data 7
Lihat yang muda (belok)
Sixpack dikit ya (belok)
Sampe yang di sebelah
kayak bego
Pada kutipan lirik lagu di atas terjadi campur kode karena
faktor keterbatasan kemampuan linguistik. Bahasa yang digunakan
adalah bahasa Indonesia yang dicampur dengan unsur yang berasal
dari bahasa inggris yaitu kata sixpack untuk menyebutkan badan pria
5. Alasan-Alasan yang Bersifat Efektif
Data 8
Bersama pelangi ku menari
Menyambut bebasnya hari ini
Tiada lagi yang mampu menghalangi
Aku tak akan berhenti melangkah
Cause I’m moving on
Pada data di atas terjadi campur kode yang menggunakan
bahasa Indonesia dicampur dengan unsur dari bahassa Inggris yaitu
cause I’m moving on. Faktor yang menyebabkan terjadinya campur
kode adalah faktor untuk lebih menegaskan sesuatu. Hal ini dapat
dilihat dari kata moving on yang artinya bangkit atau melangkah maju.
Data 9
Di dunia online atleast
Pilih id yang keren
Tentuin twitter address
Pada kutipan lirik lagu di atas telah terjadi campur kode.
menyebabkan terjadinya campur kode adalah adanya kebiasaan atau
kecenderungan di dalam masyarakat yang dipengaruhi oleh kemajuan
teknologi. Hal ini tampak dengan adanya kata twitter address. Twitter
merupakan salah satu jejaring sosial yang banyak dipakai oleh
masyarakat luas.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan analisis terhadap campur kode pada lirik lagu pop Indonesia
yang telah diuraikan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Bentuk-bentuk campur kode yang terdapat pada lirik lagu pop Indonesia
adalah campur kode kata benda, campur kode kata verba, campur kode kata
sifat, campur kode kata seru atau interjeksi, campur kode frase nominal,
campur kode frase verbal, campur kode frase adjektiva, campur kode klausa
nominal, campur kode klausa verbal,campur kode klausa adjektiva, campur
kode bentuk baster dan campur kode bentuk pengulangan kata. Campur kode
yang paling dominan yang terdapat pada lirik lagu pop Indonesia yaitu
campur kode kata verba, campur kode kata sifat dan campur kode frase
adjektiva.
2. Faktor terjadinya campur kode dalam lirik lagu pop Indonesia antara lain yaitu
karena adanya faktor kesantaian atau situasi informal, Faktor kebiasaan, faktor
sosial, faktor keterbatasan kemampuan lingustik dan factor alasan-alasan yang
bersifat efektif seperti untuk menegaskan sesuatu dan adanya kecenderungan
5.2 Saran
Hasil penelitian ini belumlah sempurna dan memungkinkan ada penelitian
lebih lanjut terhadap topik yang sama serta versi lirik lagu yang sama pula sehingga
penelitian ini lebih lengkap. Hendaknya untuk penelitan selanjutnya lebih banyak
yang dikaji dan bervariasi sehingga penelitian tidak monoton. Penelitian ini juga
diharapkan dapat dijadikan salah satu alternatif contoh bahan bagi pembaca dalam
DAFTAR PUSTAKA
Alwi Hasan, dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesa. Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional Balai Pusaka.
Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta : Rineka Cipta.
Chaer Abdul, Leony Agustina, 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta :
Rineka Cipta
Hasan Kailani. 2001. Butir-Butir Linguistik Umum dan Sosiolinguistik. Riau : Unri
Press
Hudson, R.A. 1996. Sosiolinguistik. London : Cambridge University Press
Khan. 2005. “Alih Kode dan Campur Kode dalam Masyarakat Bilingual”. (Skripsi).
Fakultas Sastra USU Medan.
Mahsun, 2005. Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi Metode dan Tekniknya.
Jakarta: Raja Grafindo Persada
Nababan P. W. J. 1984. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia
Narbuko. 1991. Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara
Nurhayati, Yuni, 2006. “CampurKode pada Novel Muara Kasih karya Muthmainnah
”. (Skripsi). Fakultas Sastra USU Medan
Priyanto. 2006. “Pemilhan Kode pada Anak.” (Skripsi). Fakultas Sastra USU Medan
Purba Antilan. 1996. Kompetensi Komunikatif Bahasa Indonesia Ancangan
Sosiolinguistik. Medan : Unimed Press
Rahardi, Kunjana. 2010. Kajian Sosiolinguistik. Bogor: Ghalia Indonesia
Rahardi, Kunjana. 2010. Sosiolinguistik, Kode dan Ahli Kode. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Sihotang, Rapi, 2009. “Campur Kode Penutur Bahasa Indonesia oleh Anak Usia 6-10
Tahun di SD Chandra Kusuma Deli Serdang” (Skripsi). Fakultas Sastra USU
Medan
Singarimbun. 1989. Metode dan Proses Penelitian. Yogyakarta: Pustaka LP3ES
Sudaryanto, 1993. Metode Dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian
Wahana Kebudayaan Secara Linguistik. Jogjakarta : Duta Wacana University
Press
Sumarsono, Paina Partana, 2002. Sosiolinguistik. Jogyakarta: Sabda
Tarihoran, M. Sofiyan. 2000. “Analisis Campur Kode dalam Majalah Tempo.”
(Skripsi). Fakultas Sastra USU Medan.
Umar Azhar, Delvi. 1994. Sosiolinguitik dan Psikolinguistik. Medan : Pustaka
Widyasarana
Web :